Download docx - Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Transcript
Page 1: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

A. Judul

Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cadassari

Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta).

B. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam berbagai

bidang kehidupan, yaitu sebagai imu yang mendukung perkembangan

pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu matematika selalu dituntut untuk mengimbangi dan

melayani perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang

secara pesat. Matematika sebagai dasar ilmu-ilmu dasar dituntut peranannya

semakin besar.

Pelajaran matematika terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih

guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi

siswa serta berpadu pada perkembangan ilu pengetahuan dan teknologi. Upaya

peningkatan siswa Sekolah Dasar merupakan tugas guru dan berjangka panjang

karena menyangkut masalah pendidikan siswa. Meningkatkan pendidikan siswa

harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah.

Peneliti sebagai guru di SD Negeri 1 Cadassari perlu meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas belajar matematika siswa Sekolah Dasar. Oleh karena itu

1

Page 2: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

sebagai guru merasa tertantang untuk berusaha mencari ide guna mencari

bagaimana meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

Dari hasil pengamatan peneliti sehari-hari masih menemukan sebagian

besar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cadassari, nilai pembelajaran matematikanya

kurang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh guru kurang mengkondisikan siswa,

guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat, dan penggunaan alat peraga

kurang optimal sehingga pemahaman dan konsep tentang materi pelajaran

matematika belum begitu dikuasai dengan baik oleh siswa.

Upaya peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa

kelas IV SD Negeri 1 Cadassari dapat tercapai apabila proses belajar mengajar

dikelas berlangusng dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut

dapat terlaksana apabila guru dalam mengajar melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi

berprestasi dan hasil belajar siswa.

Sehubungan dengan masalah diatas, seorang guru hendaknya memiliki

dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam

menjembatani masalah tersebut. Akhir-akhir ini makin banyak perhatian terhadap

pengajaran Tutor Sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan,

yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa dapat mencapai

prestasi belajar secara optimal.

Pengajaran Tutor Sebaya ini dapat dipandang sebagai reaksi terhadap

pengajaran klasikal dengan kelas yang terlampau besar dan padat sehingga guru

atau tenaga pengajar tak dapat memberikan bantuan individual, bahkan sering

2

Page 3: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

tidak mengenal para siswa seorang demi seorang. Selain itu para pendidik

mengetahui bahwa para siswa menunjukkan perbedaan dalam cara-cara belajar.

Pengajaran klasikal yang menggunakan proses belajar-mengajar yang sama bagi

semua siswa tidak akan sesuai bagi kebutuhan dan kepribadian setiap siswa. Maka

karena itu perlu dicari sistem pengajaran yang membuka kemungkinan

memberikan pengajaran bagi sejumlah besar siswa dan di samping itu memberi

kesempatan bagi pengajaran Tutor Sebaya.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul “

Penerapan Model Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Pada

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar”. (Penelitian Tindakan Kelas pada

Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cadassari Kecamatan tegalwaru Kabupaten

Purwakarta).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan penerapan pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cadassari ?

2. Apakah dengan penerapan pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cadassari ?

3. Apakah dengan penerapan pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan

guru dalam mengajar ?

3

Page 4: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Cadassari Kec. Tegalwaru

kab. Purwakarta bertujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

pendekatan Tutor Sebaya.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

Tutor sebaya.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dengan

menggunakan pendekatan Tutor Sebaya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dari berbagai pihak yang terkait dengan pendidikan.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan landasan dalam

pembelajaran model pendekatan tutor sebaya untuk meningkatkan hasil

belajar matematika pada siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1. Dapat dijadikan sebagai bahan upaya untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, sehingga dapat mengubah perolehan peringkat prestasi belajar yang

lebih baik.

4

Page 5: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

2. Pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membeosankan bagi siswa.

3. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

4. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

b. Bagi Guru

1. Guru dapat mengembangkan kemampuan merencanakan metode atau

strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar dan

kebutuhan siswa.

2. Guru memperoleh pengalaman sehingga dapat memperluas wawasan

tentang model-model pembelajaran inovatif.

3. Membantu guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.

c. Bagi Sekolah

Memberikan perkembangan demi proses perbaikan pembelajaran terutama

model pendekatan tutor sebaya untuk meningkatkan prestasi hasil belajar

matematika.

d. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman langsung menerapkan model pembelajaran tutor

sebaya sehingga dapat dijadikan bekal untuk mengajar.

F. Klarifikasi Konsep

1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang

lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya

disekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan

5

Page 6: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami dan dengan teman

sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya untuk bertanya

ataupun minta bantuan.

Jadi, guru dapat menugaskan siswa yang lebih pandai untuk memberikan

penjelasan kepada siswa yang kurang pandai (tutor sebaya). Demikian juga,

anjurkan siswa yang kurang pandai untuk bertanya kepada atau meminta

penjelasan dari siswa pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini

untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari

guru yang akibatnya tergantung kepada guru.

Tutor dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan dan yang dijelaskan

dapat membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami dengan cara hasil

pekerjaannya.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah penguasaaan atau keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan

oleh guru. Hasil dalam penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh oleh

siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang

diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan. Hasil

belajar biasanya dapat direfleksikan melalui hasil evaluasi baik melalui ujian,

tugas, maupun latihan.

6

Page 7: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

G. Kajian Teoritis

1. Pengertian Belajar

Menurut W.S. Winkel belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai-

nilai sikap.

Sedangkan Nasution menyatakan belajar merupakan aktivitas yang

menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun

potensial; perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena

usaha.

Gagne dan Berliner menyatakan belajar merupakan proses dimana suatu

organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Slavin

menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan

karena pengalaman. Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu

dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan ( Anni, 2006:2).

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi karena didahului oleh proses

pengalaman dan perubahan tersebut bersifat relatif permanen.

2. Hasil Belajar

7

Page 8: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2005 : 895).

Menurut Anni (2006 : 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Sedangkan

pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2007 : 102-103) adalah realisasi

atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan piotensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun

keterampilan motorik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

tingkat penguasaan terhadap suatu hal setelah mengalami proses dan aktifitas

belajar dan dinyatakan dengan nilai yang meliputi keterampilan, pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dapat diukur berupa

penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dari kegiatan

proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dideskripsikan dengan kriteria

ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar didasarkan pada beberapa pertimbangan,

diantaranya : input peserta didik, kompleksitas masing-masing kompetensi dasar

setiap mata pelajaran dan daya dukung (Depdikbud, 2007 : 11). Berdasarkan

pertimbangan tersebut ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65% dan

ketuntasan belajar klasikal adalah 75%.

3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

8

Page 9: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Menurut Gagne, Brings, dan Wager (Winataputra, 2008 : 19),

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran pada siswa. Sedangkan menurut UU Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 butir 20 (Winataputra, 2008 : 20)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam

agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan

siswa (Suyitno, 2006 : 1).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, untuk menguasai dan mencipta

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini

dan pembelajaran yang membuat siswa belajar dan menjadi bermakna.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan

hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

9

Page 10: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan di sekolah,

pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang dirancang untuk

menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan

siswa belajar matematika sekolah. Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa

unsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah guru sebagai salah satu

perancang proses, proses yang sengaja dirancang selanjutnya disebut

pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar dan matematika sekolah

dasar sebagai objek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi

dalam pelajaran.

Diberikannya mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (BSNP, 2006).

10

Page 11: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

4. Model Pembelajaran Pendekatan Tutor Sebaya

Model pembelajaran pendekatan tutor sebaya merupakan strategi belajar

dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pendekatan tutor sebaya, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2002 : 30-34) ada lima unsur

yang harus diterapkan dalam model pendekatan tutor sebaya, kelima unsur

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Saling Ketergantungan Positif

Saling ketergantungan positif berarti keberhasilan kelompok ditentukan

oleh usaha belajar setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang

efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota

kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai

tujuan mereka.

b. Tanggungjawab Perorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pendekatan

tutor sebaya, setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang

terbaik. Guru yang efektif dalam model pendekatan tutor sebaya membiat

persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota

11

Page 12: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

kelompok harus melaksanakan tanggungjawabnya sendiri agar tugas selanjutnya

dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Tata Muka

Tatap muka berarti memberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk

sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisis kekurangan

masing-masing.

d. Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan kemampuan mereka. Keterampilan

berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun proses

ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk

memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan

emosional para siswa.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Evaluasi kelompok berarti siswa dalam satu kelompok bersama-sama

mengevaluasi proses belajar kelompok. Format evaluasi dapat bermacam-macm,

tergantung pada tingkat pendidikan siswa. Hal-hal yang perlu dievaluasi misalnya

kerjasama, partisipasi setiap anggota, komunikasi antar anggota, dan lain

12

Page 13: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

sebagainya. Hal ini akan mendorong setiap kelompok untuk meningkatkan

efektifitas belajar kelompoknya.

Model pendekatan tutor sebaya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi

belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku dan

jenis kelamin yang berbeda.

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. (Ibrahim,

2000 : 6-7)

Tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan

pembelajaran Tutor Sebaya adalah :

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran pendekatan tutor sebaya bertujuan untuk meningkatkan

kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa

model pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Pembelajaran pendekatan tutor sebaya memberi peluang kepada siswa

yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu

sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan

kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

13

Page 14: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Pembelajaran pendekatan tutor sebaya untuk mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerjasama dan kolaborasi (Ibrahim, 200 : 7-9). Keterampilan sosial

yang dimaksud antara lain adalah berbagi tugas, aktif bertanya, saling

bekerjasama, menjelaskan ide atau pendapat, mengemukakan pendapat dan

sebagainya.

Terdapat enam langkah utama dalam pendekatan tutor sebaya yaitu

sebagai berikut :

Tabel 1 : Langkah-langkah Model Pendekatan Tutor Sebaya

Langkah Kegiatan Guru

Langkah 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar

Langkah 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi pada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan

Langkah 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi

secara efisien

Langkah 4 Guru membimbing kelompok-

14

Page 15: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Langkah Kegiatan Guru

Membimbing kelompok bekerja

dan belajar

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka

Langkah 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Langkah 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

(Ibrahim, 2000 : 10)

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan

motivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti oleh penyajian informasi,

seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa

dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada

saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama. Langkah terakhir

pembelajaran pendekatan tutor sebaya meliputi presentasi hasil akhir kerja

kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah dipelajari dan memberi

penghargaan terhadap usaha-usaha maupun individu (Ibrahim, 2000 : 11).

5. Simetri Lipat dan Pencerminan

15

Page 16: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

1. Simetri Lipat

a. Pengertian Simetri Lipat

Jika sebuah benda dilipat melalui sumbu simetrinya yang kedua

bagiannya dapat secara tepat saling menutupinya, benda tersebut dikatakan

memiliki simetri lipat. Perhatikan gambar berikut !

Bangun-bangun tersebut mempunyai simetri lipat. Garis tempat melipat

ditunjukkan dengan garis putus-putus. Garis tersebut disebut garis simetris atau

sumbu simetri. Dalam kehidupan sehari-haripun, banyak sekali benda-benda yang

simetris seperti serangga, huruf, bunga dan yang lainnya.

b. Mengenal Simetri Lipat dan Menentukan Sumbu Simetri Bangun-bangun

Datar.

Simetri lipat disebut juga simetri sumbu karena tempat melipatnya

berupa sumbu (garis).

Sumbu simetri

16

Page 17: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Simetri lipat disebut juga simetri cermin karena sumbu simetrinya

seolah-olah sebagai cermin sehingga setengah bagian bangun yang satu

merupakan bayangan dari setengah bagian yang lainnya.

A E D

B F C

EF sebagai simetri cermin sehingga EDCF merupakan bayangan dari

AEFB. Selanjutnya perhatikan gambar berikut !

Bangun persegi merupakan contoh banngun yang memiliki simetri lipat.

Sumbu-sumbu simetrinya ditunjukkan dengan garis putus-putus.

Dengan demikian bangun persegi memiliki 4 simetri lipat.

c. Pencerminan

a. Membuat Bangun dan mengamati Hasil Pencerminan.

Perhatikan contoh pencerminan dengan menggunakan papan berpaku.

Cara kerja sebagai berikut :

17

Page 18: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

1. Siapkan papan berpaku.

2. Buat bangun segitiga menggunakan karet gelang pada papan berpaku.

3. Perhatikan bayangan karet gelang pada cermin.

b. Membuat Hasil Pencerminan Suatu Bangun Pada Kertas Berpetak

Contoh :

1. Cermin Tegak

. . . . . A. . . . . . . . . A1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B1

2. Cermin Datar

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. . . . A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . A1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B1. .

Dari gambar-gambat tersebut dapat disimpulkan bahwa penentuan hasil

pencerminan dapat dilakukan dengan cara menghitung titiknya yaitu :

Contoh untuk cermin tegak :

1. Menghitung jarak titik A ke cermin

18

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 19: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

2. Menghitung jarak cermin ke titik A1 yang merupakan bayangan titik A

3. Menghitung jarak titik B ke cermin

4. Menghitung jarak cermin ke titk B1 yang merupakan bayangan titik B

5. Menghubungkan titk A1 dengan titik B1 sehingga membentuk A1B1

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau yang dikenal dengan Classroom Action Reasearch. Penelitian ini berkaitan

dengan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas.

Penelitian tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk

memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan

melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat

dari kegiatan tugas sehari-hari (Kasbolah, 1998/1999 : 12).

Susilo (2007 : 16) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat

mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan

proses dalam pembelajaran. Beberapa alasan PTK penting untuk guru: (1) agar

guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya; (2) dapat

meningkatkan kinerja guru; (3) guru mampu memperbaiki proses pembelajaran

melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dalam kelasnya; (4)

guru tidak perlu meninggalkan kelasnya dalam melaksanakan PTK; (5) guru

dituntut untuk kreatif dan inovatif terhadap bahan ajar yang dipakainya.

19

Page 20: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Ciri-ciri PTK adalah: (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh

guru; (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian sekaligus

sebagai praktisi yang melakukan refleksi; (4) bertujuan untuk memperbaiki proses

pembelajaran; (5) dilaksanakan dalam rangkaian beberapa siklus (basuki W,

2003 : 11).

Penelititian Tindakan Kelas pada hakekatnya bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan profesionalisme guru dalam upaya memperbaiki praktek

pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan

tersebut. Hal ini dilakukan karena tuntutan masyarakat terhadap masalah

pendidikan dewasa ini begitu tinggi sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus.

Model siklus yang digunakan berbentuk spiral seperti yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Taggart dalam Kasbolah (1998/1999:14), yaitu “Momen-momen

dalam bentuk spiral yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi”. Kemudian pada siklus kedua dan seterusnya, jenis kegiatan yang

dilakukan peneliti pada dasarnya sama. Untuk lebih jelasnya rangkaian ini dapat

di lihat pada gambar berikut:

20

Page 21: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Gambar 3.1

Alur Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Stephen Kemmis dan

Mc. Taggart (Kasbolah, 1998:114)

Keterangan :

0 = Perenungan 5 = Tindakan dan Observasi II1 = Perencanaan 6 = Refleksi II2 = Tindakan dan Observasi I 7 = Rencana Terevisi II3 = Refleksi I 8 = Tindakan dan Observasi III4 = Rencana Terevisi 9 = Refleksi III

21

Page 22: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terbagi beberapa

tahap, yaitu:

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pada identifikasi masalah pra PTK maka disusunlah rencana

tindakan yang mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan

pelaksanaan PTK mulai dari materi, rencana pembelajaran, strategi pembelajaran,

instrumen observasi yanng dipersiapkan secara matang untuk mengantisipasi

segala kendala yang mungkin timbul dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah

dibuat dan dilaksanakan di dalam kelas, dan merupakan realisasi dari semua teori-

teori pendidikan dan pengajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Langkah-

langkah yang dilakukan peneliti mengacu kepada kurikulum yang berlaku.

3. Observasi

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data

yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana

yang sudah dibuat dan dampaknya terhadap proses pembelajaran yang

dikumpulkan denganalat bantu penelitian yang dikembangkan oleh peneliti.

4. Refleksi Tindakan

Data yang diperoleh pada saat pengamatan tindakan diolah, dianalisis

pada tahap ini, yang kemudian ditafsirkan agar refleksi dan evaluasi yang

dilakukan lebih tajam. Proses refleksi memegang peranan yang amat penting

dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian, dengan suatu refleksi yang

22

Page 23: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

tajam akan dapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat dan akan

memberikan umpan balik yang akurat pula.

Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reasearch), yang

dilaksanakan di SD Negeri 1 Cadassari Desa Tegalwaru Kecamatan Tegalwaru

Kabupaten Purwakarta ini bersifat perbaikan pembelajaran dengan maksud yaitu

perbaikan dalam pembelajaran Matematika Sekolah Dasar di Kelas IV dengan

pokok bahasan simetri lipat dan pencerminan. Karena bersifat perbaikan,

pelaksanaan pembelajarannya tidak hannya cukup satu kali saja, melainkan

diperlukan berulang-ulang dari siklus ang satu ke siklus berikutnya, sehingga hasil

pembelajaran tersebut dapat optimal.

I. Instrumen dan Pengolahan Data

1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data antara

lain sebagai berikut :

a. Observasi

Purwanto (2006:149) mengatakan bahwa observasi adalah metode atau

cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung. Cara atau metode tersebut pada umumnya ditandai oleh pengamatan

tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-

pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati.

23

Page 24: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

Observasi digunakan untuk mengungkap sikap atau perilaku siswa dalam

pembelajaran, sikap guru, serta interaksi antar siswa dengan guru dan siswa

dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui observasi di dapat

gambaran baik secara umum maupun khusus berkenaan dengan aspek-aspek

pembelajaran yanng dikembangkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak yakni pewawancara dan yang diwawancarai.

c. Tes (Evaluasi Akhir Pelajaran)

Instrumen ini digunakan untuk menjaring validitas dan reabilitas data

mengenai peningkatan hasil belajar siswa meliputi hasil post tes, tes formatif,

pengamatan, observasi proses pembelajaran sebagai evaluasi non tes terhadap

sikap, nilai dan keterampilan-keterampilan yang berkembang pada diri siswa,

khususnya mengenai penguasaan terhadap pokok bahasan yang diajarkan.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah tulisan tentang kejadian-kejadian selama proses

pembelajaran berlangsung, berguna untuk pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif, mencatat kemajuan, mencatat persoalan-persoalan yang dihadapi dan

solusinya, mencatat hasil refleksi dan hsil-hasil diskusi.

2. Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan

karakteristik fokus permasalahan dan tujuan penelitian, data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

24

Page 25: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

a. Triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (validasi) data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu, melalui data dari guru, kepala

sekolah, siswa dan arahan dari pembimbing dengan data yang diperoleh

melalui hasil observasi.

b. Audit trail, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur

penelitian yang telah diperiksa dengan mengkonfirmasikan kepada teman

sejawat dan dosen. Hal ini dilakukan guna memperoleh kritik, tanggapan dan

masukan sehingga bisa mempertajam analisis dan memperoleh validitas yang

tinggi.

c. Member check, yaitu mengecek kebenaran hasil temuan dari hasil tiap siklus,

refleksi sampai akhir keseluruhan tindakan. Sehingga mendapatkan data

yanng lengkap dan memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi.

J. Lokasi dan Subjek penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Cadassari Desa

Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta dengan subyek penelitian

adalah siswa kelas IV sebanyak 38 orang, yang terdiri dari 21 orang siswa laki-

laki dan 17 orang siswa perempuan.

25

Page 26: Proposal PTK (Tutor Sebaya)

DAFTAR PUSTAKA

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Dirjen Dikti.

Marlita, S.I. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang. Skripsi sarjana S1 Universitas Semarang: Tidak diterbitkan.

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Putranti, Nurita. (2009). Tutor Sebaya. http://www.psb-psma.org/content/blog/tutor-sebaya.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Surya, Yohanes. (2006). Matematika itu Asyik 4B. Jakarta : PT Armandetta selaras.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI PRESS.

_________. (2010). Model Pembelajaran Tutor Sebaya. http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/26/model-pembelajaran-tutor-sebaya/. (26 januari 2010)

Tatiningsih. (2010). Tugas Penelitian dan Inovasi Kurikulum. http:// s1pgsdbatang.blogspot.com/2010/03/tatiningsih.nim-282009048-tugas.html.

26


Recommended