2.1 PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Adapun
perubahan itu berbentuk sesuatu hal yang mencolok dan kurang mencolok, perubahan
yang terbatas maupun luas, dan ada juga perubahan yang berjalan dengan lambat
maupun cepat. Perubahan-perubahan tersebut biasanya berkaitan dengan nilai-nilai
sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam
masyarakat , kekuasaan dan wewenang, dan sebagainya. Oleh karena itu seorang
peneliti sosial harus menentukan bidang perubahan yang berkaitan dengan tegas.
Masyarakat terbagi atas 2 jenis, yaiitu masyarakat yang statis dan dinamis.
Masyarakat statis pada umumnya mereka hanya mengalami sedikit perubahan, dan
perubahan tersebut berjalan dengan lambat. Sedangkan masyarakat dinamis adalah
masyarakat yang mengalami perubahan secara cepat. Perubahan-perubahan yang
dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menghasilkan suatu kemajuan (progress),
namun dapat berarti menjadi sebuah kemunduran dalam bidang-bidang tertentu.
Perubahan-perubahan yang terjadi dipengaruhi karena adanya komunikasi modern
yang semakin berkembang, terutama di bidang teknologi. Perubahan sosial
merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempunyai pengaruh dalam sistem sosialnya. Termasuk nilai-nilai
yang terkandung didalamnya, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau
berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih
inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat.
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan.
Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses
yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan
mengalami perubahan-perubahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak
menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan
yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-
perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya menyangkut
hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa perubahan
sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor
yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme
monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan
menggunakai interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu
hanya disebabkap oleh satu faktor saja.
Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut
disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks.
Akan tetapi dalam pembahasan perubahan sosiologi harus ada pembatasan agar tidak
keluar dari konteks. Para pakar sosiolog menyampaikan beberapa perspektif tentang
batasan-batasan dalam konteks pembahasan perubahan sosial untuk dapat membantu
kita untuk lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosial tersebut, adalah
sebagai berikut :
Pengertian Perubahan Sosial Menurut Ahli
1. Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada
modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.
2. Kingsley Davis :
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur
dan fungsi masyarakat. Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh
dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan dalam
hubungan-hubungan antara buruh dengan majikan, dan seterusnya
menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik
3. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin :
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat
adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat.
4. Robert M MacIver :
Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial ( social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
( equilibrium ) hubungan sosial
5. Selo Soemarjan :
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
6. William F. Ogburn :
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap
pola berpikir masyarakat
7. Menurut Sztompka,
masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat
kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dilihat
sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain,
perubahan tidak terjadi secara linear. Perubahan sosial secara umum dapat
diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan
didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat. Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik,
sedangkan ditingkat mezo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan
organisasi, dan ditingkat mikro sendiri terjadi perubahan interaksi, dan
perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kekuatan fisik (entity),
tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda (Sztompka,
2004).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perubahan sosial adalahperubahan yang berkenaan dengan masyarakat yang mencakup
unsure kebudayaan menuju keseimbangan hubungan sosial. Perubahan tersebut berkenaan
dengan kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya perubahan sistem nilai,
norma-norma sosial,sistem lapisan masyarakat, struktur sosial, proses-proses
sosial, fungsi sosial, sikap, pola perilaku dan lembaga-lembaga sosial karena
terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi
penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial,
maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan sosial dan kebudayaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial tediri dari faktor-faktor yang
mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial.
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Terjadinya perubahan dalam masyarakat, pada prinsipnya berasal dari sifat dasar
manusia yang tidak pernah puas dan mudah bosan dengan keadaan yang dialaminya.
Perubahan sosial dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendri (internal) atau faktor-faktor yang berasl dari luar masyarakat
(eksternal).
a. Faktor Internal
- Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-
lembaga kemasyarakatannya. Misalnya orang lantas mengenal hak milik
individu atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan seterusnya
yang sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk
dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi).
Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam
bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang mempengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
- Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi atau
innovation. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur
kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-
cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai
dalam masyarakat yang bersangkutan.
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan
dapat dibedakan menjadi discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang
berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian
ciptaan para individu. Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat
sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Sering
kali proses dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu
rangkaian penciptaan. Penemuan mobil, misalnya, dimulai dari usaha
seorang Austria, yaitu S. Marcus (1857) yang membuat motor gas yang
pertama. Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga merupakan suatu hasil
dari rangkaian ide yang telah dikembangkan sebelum Marcus.
Sungguhpun demikian, Marcuslah yang telah membulatkan penemuan
tesebut, dan yang untuk pertama kali menghubungkan motor gas dengan
sebuah kereta sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda. Itulah
saatnya mobil menjadi suatu discovery.
Jadi, 30 tahun kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan dari sekian
banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut, barulah
sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai sebagai
alat pengangkutan oleh manusia dengan cukup praktis dan aman. Bentuk
mobil semacam itu yang mendapat paten di Amerika Serikat 1911 dapat
disebut sebagai permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa sekarang
menjadi salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan masyarakat
manusia. Dengan tercapainya bentuk tersebut, kendaraan mobil menjadi
suatu invention.
Pada saat menjadi invention, proses inovasi belum selesai. Sungguhpun
kira-kira sesudah 1911 produksi mobil dimulai, mobil masih belum
dikenal oleh seluruh masyarakat. Penyebaran alat pengangkutan tersebut
masih harus disebarluaskan kepada khalayak ramai. Selain itu biaya
produksi mobil demikian tingginya sehingga hanya suatu golongan kecil
saja yang dapat membelinya. Satu persoalan lain yang juga harus dihadapi
adalah apakah masyarakat sudah siap menerimanya karena misalnya
diperlukan pembuatan jalan-jalan raya yang baru. Seluruh proses tersebut
merupakan rangkaian proses inovasi dari sebuah mobil.
Penemuan-penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah atau kebendaan
menunjukkan adanya berbagai macam pengaruh pada masyarakat.
Pertama-tama, pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada
satu bidang tertentu saja, tetapi ia sering kali meluas ke bidang-bidang
yang lainnya. Misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-
perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama,
pemerintahan, rekreasi dan seterusnya, seperti yang terlihat ada gambar
berikut ini.
Kemungkinan lain adalah perubahan-perubahan yang menjalar dari satu
lembaga kemasyarakatan ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya.
Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh pada metode
peperangan, yang kemudian kian memperdalam perbedaan antara negara-
negara besar dengan negara-negara kecil.
Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis
perubahan sebagai berikut. Misalnya penemuan mobil, kereta api, telepon
dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di
daerah pinggiran kota yang dinamakan suburb.
Bentuk pengaruh penemuan perubahan sosial dapat berupa efek menyebar,
efek karambol dan efek memusat.
1. Efek menyebar, efek ini berawal di temukan sesuatu yang baru
menyebabkanperubahan dalam beberapa aspek.
2. Efek menjalar, yaitu penemuan baru menyebakan perubahan-
perubahan yangmenjalar dari lembaga kemasyarakatan satu ke
lembaga kemasyarakatan lainnya.
3. Efek memusat, yaitu adanya bermaacam-macam penemuan baru
menyebabkan satu bentuk perubahan.
4. Asimilasi, percampuran 2 budaya atau lebih yang menghasilkan
kebudayaan baru yang berbeda dengan budaya lama.
- Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk
maju
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat
merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Di Indonesia
penghargaan terhadap karya orang lain masih belum tampak terbukti
masih banyaknya penjiblakan karya demi memperoleh keuntungan
pribadi atau kelompok dengan mengorbankan orang lain. Penghargaan
dapat mendorong seseorang untuk menciptakan karya-karya inovatif
sehingga dapat medorong kemajuan disegala bidang kehidupan.
- Toleransi
Toleransi merupakan sikap menghormati dan menghargai orang lain serta
tidak memaksakan apa yang dianggap dirinya benar. Toleransi terhadap
perbuatan yang menyimpang (deviation), dan bukan merupakan delik.
- Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Ketidakpuasan yang berlangsung lama dalam masyarakat kemungkinan
besar akan mendatangkan revolusi.
- Orientasi ke masa depan
Setiap orang yang memiliki orientasi pemikiran kemasa depan pasti akan
memiliki tekad untuk terus berusaha agar bisa hidup lebih baik. Berbagai
usaha dilakukan agar bisa mencapai cita-cita yang diimpikan.
- Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki
hidupnya.
Di dunia ini tidak ada yang diperoleh dengan gratis. Semuanya butuh
perjuangan dan pengorbanan untuk dapat mencapai hidup yang baik.
b. Faktor Eksternal
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang
berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut.
- Sistem pelapisan sosial yang terbuka. Sistem terbuka memungkinkan
adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti memberi kesempatan
kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
- Penduduk yang heterogen.
- Lingkungan fisik
Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia. Terjadinya gempa bumi, topan, banjir dan lain-lain mungkin
menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah
tersebut terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
- Peperangan
Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya
berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari, hari, terjadinya
kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk
sehingga merasa frustrasi dan tidak berdaya.
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya
perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin
terjadi antara individu-individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat
kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Tidak
jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompoknya.
- Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut
terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula
mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat
yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan,
mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-
perubahan yang mendasar.
- Pengaruh kebudayaan lain
Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu
mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan
pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh
timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang
lain itu.
Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi
massa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja,
yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Sementara
itu, pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan
memberikan pengaruh balik. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut
diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect.
Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu akan terjadi proses
saling mempengaruhi. Kadangkala pertemuan dua kebudayaan yang
seimbang akan saling menolak. Keadaan semacam itu dinamakan cultural
animosity. Namun, apabila salah satu dari dua kebudayaan yang bertemu
mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah
proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain.
Salah satu proses yang menyangkut Kontak dengan kebudayaan lain
adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari satu masyarakat
ke masyarakat lain. Ada dua tipe difusi, yaitu pertama difusi
intramasyarakat dan kedua difusi antarmasyarakat. Sistem pendidikan
formal yang maju
Pendidikan memberikan aneka macam kemampuan kepada individu.
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam
membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana
cara berpikir secara ilmiah.
2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
Adapun faktor-faktor yang menghambat tejadinya perubahan sosial dalam suatu
masyarakat adalah sebagai berikut.
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin
akan dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan bahwa
masyarakat terkungkung pola-pola pemikirannya oleh tradisi.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan tertutup atau
mungkin karena lama dijajah oleh masyarakat lain.
3) Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan
bahwa tradisi secara mutlak tak adapat diubah, menghambat jalannya proses
perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang
bersangkutan dikuasai oleh golongan konservatif.
4) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested
interests.
Dalam setiap organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan pasti akan ada
kelompok orang yang menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam
masyarakat feodal dan pada masyarakat yang sedang mengalami tradisi. Dalam hal
yang terakhir ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai
pelopor proses transisi karena selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha
dan jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam
suatu proses perubahan.
5) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Memang harus diakui kalau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan
bersifat sempurna. Beberapa pengelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai
derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-unsur luar dihawatirkan akan
menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek
tertentu masyarakat.
6) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup.
Sikap yang demikian banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang pernah
dijajah bangsa-bagsa barat. Mereka sangat mencurigai sesuatu yang berasal dari
barat, karena tidak pernah bisa melupakan pengalaman-pengalaman pahit selama
penjajahan. Kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan berasal dari barat maka
prasangka kian besar lantaran hawatir bahwa melalui unsur-unsur tersebut penjajah
bisa masuk lagi.
7) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Biasanya diartikan
sebagai usaha berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar
integrasi masyarakat tersebut.
8) Adat atau kebiasaan.
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat di
dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola
perilaku tersebut efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan
muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup bidang kepercayaan, sistem
mata pencaharian,pembuatan rumah, cara berpakaian tertentu, begitu kokoh
sehingga sukar untuk diubah. Misalnya, memotong padi dengan menggunakan
mesin akan terasa akibatnya bagi tenaga kerja (terutama wanita) yang mata
pencaharian tambahannya adalah memotong padi dengan cara lama. Hal ini
merupakan suatu halangan terhadap introduksi alat pemotong baru yang sebenarnya
lebih efektif dan efisien.
9) Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Konsep kepercayaan bahwa hal-hal buruk yang terjadi merupakan takdir dari yang
kuasa dan sulit untuk dirubah. Sehingga menerimanya begitu saja tanpa usaha yang
konkrit untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.
2.3 DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
Dampak perubahan Dampak positif perubahan:
1. Globalisasi Memudarnya batas-batas fisik/geografik maupun politik dalam
masyarakat dunia, sehingga interaksi dan komunikasi sosial di antara orang-orang
dapat berlangsung tanpa hambatan-hambatan yang bersifat geografik maupun politik.
Hal positif yang dapat diambil dari globalisasi adalah berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, karena arus informasi dan alih teknologi dapat
berlangsung tanpa batas.
2. HAM
Universalisme yang berkembang sesuai dengan arus perubahan menjadikan orang-
orang mengakui akan HAM. Hak-hak azazi manusia tidak lagi dibatasi karena ras
yang berbeda, agama yang berbeda, daerah, atau sukubangsa.
3. Demokratisasi
Terbukanya peluang berpartisipasi dalam proses ekonomi, sosial, politik, maupun
kebudayaan bagi segenap warga masyarakat, tidak memandang asal-usul daerah,
kesukubangsaan, ras, aliran, ataupun agama.
4. Modernisasi
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata
modo yang artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara
hidup yang sesuai dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang. Apabila
cara hidup suatu masyarakat seperti yang diwariskan oleh nenek-moyang atau
generasi pendahulunya, masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah
tradisi berasal dari kata traditum yang artinya warisan. Tekanan pengertian
modernisasi adalah pada teknologi dan organisasi sosial.
Dampak negative
1. Westernisasi (meniru gaya hidup orang barat tanpa reserve).
2. Sekularisme (pada tingkatnya yang moderat, sekularisme merupakan pandangan
hidup yang memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan dunia, pada tingkatnya
yang lebih ekstrim, sekularisme merupakan pandangan hidup yang menekankan pada
pentingnya kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, bahkan sampai pada faham
yang tidak mengakui adanya Tuhan)
3. Konsumerisme (pandangan hidup bahwa lebih baik membeli produk barang dan
jasa daripada membuatnya sendiri)
4. Konsumtivisme (mengkonsumsi barang dan jasa yang sebenarnya bukan
merupakan keperluannya)
5. Hedonisme (cara hidup bermewah-mewah untuk mengejar prestise atau gengsi
tertentu)
6. Liberalisme (faham kebebasan berfikir, misalnya Islam Liberal)
7. Feminisme (gerakan sosial yang berupaya menempatkan perempuan dalam
urusan-urusan public).
8. Separatisme/pemberontakan/pergolakan daerah
https://ikaribajuwanita.files.wordpress.com/2012/05/perubahan-sosial.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-nur-djazifah-er-msi/ppm-
modul-sosiologi-perubahan-sosial.pdf
Nur Djazifah ER; M.Si 2012
https://agsasman3yk.files.wordpress.com/2009/08/perubahan-sosial-dan-
dampaknya.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18273/4/Chapter%20II.pdf