Persiapan Implementasi
Kurikulum 2013
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 20 MARET 2013 1
Ade Sopiali, S.Pi, M.Pd Pengawas SMK Kba. Jepara
Disampaikan dalam Sosialisasi Kur 2013Tanggal 6 Nopember 2013
Di SMK N 2 Jepara
Materi Utama Sosialisasi Kur 2013
Tema Materi yang disampaikan dalam sosialisasi Kurikulum 2013 di SMK N 2 Jepara1. Perubahan Mindset dan Perkembangan Kurikulum2. Perbandingan Tata Kelola3. Refleksi Hasil survei4. Struktur Kurikulum SD, SMA dan SMK5. Rasionalisasi , Landasan Yuridis, filosofis dan Empiris6. Pertimbangan dan Tantangan ( Internal dan Eksternal)7. Karakteristsik Kurikulum 2013 dan Elemen Perubahan8. Model Pembelajaran ( Project, PBL, Discovery)9. Penilaian Autentik (Penilaian :Kinerja, Proyek,Portofolio, Tertulis).10. PHB dan Raport Kurikulum 2013
22
Perubahan Mindset
Kompetensi Keterampilan
Guru
Kualitas Implementasi
KurikulumTingkat Keberterimaan• Recieving • Responding• Valuing• Organizing• Charactering
Kemauan dan Kegigihan melatih diri selama pelatihan
Merancang Melaksanakan Mengevaluasi
Rancangan aktivitas
Perubahan Sikap
Kualitas Proses
Format: Refleksi, instrumen , ekspectasiFormat: Apa yang dinginkan ?
Perkembangan Kurikulum di Indonesia1947Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai
1964Rencana Pendidikan Sekolah Dasar
1968Kurikulum Sekolah Dasar
1973Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
1975Kurikulum Sekolah Dasar
1984Kurikulum 1984
1994Kurikulum 1994
1997Revisi Kurikulum 1994
2004RintisanKurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
2006Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1945 1965 20151955 1975 20051985 1995
2013 ‘Kurikulum 2013’
4
Lengan Kiri
Muka Kiri
Kerah
Lengan Kanan
Muka Kanan
Saku
Belakang
5
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu
Pengertian Standar Isi (PP 19/2005)
6
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58
cm)
58 cm
38 cm
83 cm92 cm
86 cm
Lengan Kiri Lengan KananMuka KananMuka Kiri Belakang
saku
kerah
7
Peran Pemerintah
Pera
n G
uru/
Satd
ik
Efek
tivita
s w
aktu
pem
bel
ajar
an
Kurikulum 2013
KBK 2004
KTSP 2006
Alok
asi w
aktu
per
siap
an s
ilabu
s da
n re
view
buk
u
Efektivitas waktu pembelajaran
Alokasi waktu guru untuk persiapansilabus dan review buku ajar
Pembagian peran Pemerintah dan Satuan Pendidikan/Guru dalam Kurikulum dan Efektivitas Waktu Pembelajaran
... Kurikulum 2013 memberikan kesempatan yang lebih besar bagi guru/satuan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran .....
Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013
Guru
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang
rendah masih terbantu dengan adanya buku
Beban Berat RinganEfektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran
Rendah [banyak waktu untuk persiapan]
Tinggi
Buku
Peran penerbit Besar KecilVariasi materi dan proses
Tinggi Rendah
Variasi harga/beban siswa
Tinggi Rendah
SiswaHasil pembelajaran Tergantung
sepenuhnya pada guruTidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan pemerintah
Pemantauan
Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar Penyimpangan Tinggi Rendah
Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin
Mudah
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
9
Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013
Penyusunan Silabus
Guru Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]
Pengembangan dari yang sudah disiapkan
Pemerintah Hanya sampai SK-KD MutlakPemerintah Daerah
Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan
Penyediaan Buku
Penerbit Kuat LemahGuru Hampir mutlak Kecil, untuk buku
pengayaanPemerintah Kecil, untuk kelayakan
penggunaan di sekolahMutlak untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks
Pemerintah Daerah
Supervisi penyusunan dan pemantauan
Supervisi pelaksanaan dan pemantauan
Pelaksanaan Pembelajaran
Guru Mutlak Hampir mutlakPemerintah Daerah
Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks [terkendali]
Penjaminan Mutu
Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar
Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
10
Shanghai-China
Singapore
Chinese Taipei
Hong Kong-ChinaKore
aJapan
Thailand
Indonesia0%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Refleksi dari Hasil PISA 2009
Singapore
Shanghai-China
Japan
Hong Kong-ChinaKore
a
Chinese Taipei
Thailand
Indonesia0%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Level 6Level 5Level 4Level 3Level 2Level 1Below Level 1
Singapore
Shanghai-China
Japan
Hong Kong-ChinaKore
a
Chinese Taipei
Thailand
Indonesia0%
20%
40%
60%
80%
100%Level 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1b
Level 1a
Below Level 1
Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan
bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu:
yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman penyesuaian kurikulum
Matematika IPA
Bahasa
11
Sing
apor
e
Chin
ese
Taip
ei
Iran
Saud
i Ara
bia
Indo
nesia
Mor
occo
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Very Low Low IntermediateHigh Advance
Sing
apor
e
Chin
ese
Taip
ei
Iran
Indo
nesia
Mor
occo
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Very Low Low IntermediateHigh Advance
Results of Reading (4th Grade)
2006 2011
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
12
Kurikulum yang dapat menghasilkan
insan indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan yang terintegrasi
Tema Kurikulum 2013
ProduktifKreatifInovatifAfektif
13
ALTERNATIF STRUKTUR KURIKULUM SD 2013Alternatif I
14
No Komponen I II III IV V VIKelompok A
1 Pend. Agama 4 4 4 4 3 32 PPKN 5 6 6 6 4 43 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 7 74 Matematika 5 6 6 6 6 65 IPA - - - - 3 36 IPS - - - - 3 3
Kelompok B7 Seni Budaya & Prakarya
(termasuk muatan lokal)
4 4 4 6 6 6
8 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk muatan lokal).
4 4 4 4 4 4
Jumlah 30 32 34 36 36 36
No Komponen I II III IV V VIKelompok A
1 Pend. Agama 4 4 4 3 3 32 PPKN 5 6 6 4 4 43 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 74 Matematika 5 6 6 6 6 65 IPA - - - 3 3 36 IPS - - - 3 3 3
Kelompok B7 Seni Budaya & Prakarya
(termasuk muatan lokal)
4 4 4 6 6 6
8 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk muatan lokal).
4 4 4 4 4 4
Jumlah 30 32 34 36 36 36
Alternatif II
Kedua alternatif menggunakan pembelajaran tematik terpadu
Mata PelajaranKelas
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 23 Bahasa Indonesia 4 4 44 Matematika 4 4 45 Sejarah Indonesia 2 2 26 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 28 Prakarya dan kewirausahaan (termasuk muatan lokal) 2 2 29 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
Jumlah jam pelajaran Kelompok Wajib 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMK)
26 26 26
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH
Mata PelajaranKelas
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24I Peminatan Matematika dan IPA
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
II Peminatan Sosial:1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
III Peminatan Bahasa1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 42 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 43 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 44 Anthropologi 3 4 4
Matapelajaran Pilihan dan PendalamanPilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia per mingggu 60 72 72
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per minggu 42 44 44
STRUKTUR KURIKULUM PEMINATAN SMA
Mata PelajaranKelas
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3 3 3
Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan kelompok B
24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Dasar Bidang Keahlian 6 6 -Dasar Program Keahlian 18 - -Paket Keahlian - 18 24
TOTAL 48 48 48
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
RASIONAL1.Perkembangan penduduk usia
produktif2.Tantangan masa depan (globalisasi)3.Kompetensi masa depan4.Persepsi masyarakat5.Perkembangan pengetahuan dan
teknologi6.Fenomena negatif yang mengemuka7.Penyempurnaan pola pikir
LANDASAN KURIKULUM 2013
1. Landasan Yuridis– Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang SPN > mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional secara terarah
– RPJMN 2010-2014 > penyempurnaan proses pembelajaran (metodologi) dan kurikulum
Lanjutan ….
2. Landasan FilosofisMembangun kehidupan masa kini dan masa akan datang yang lebih baik.
3. Landasan Empiris– Menumbuhkan kemampuan
merumuskan pemecahan masalah secara kreatif dan inovatif.
21
Beberapa Pertimbangan dalam Pengembangan Kurikulum
Learning and Innovation• Creativity and innovation• Critical thinking and problem solving• Communication and collaboration
Information, Media and Technology• Information literacy• Media literacy• ICT literacy
Kompetensi Abad 21Partnership for 21st Century [2008], 21st Century Skills, Education, and Competitiveness.
Pada abad 21, mata pelajaran utama perlu dibingkai oleh
kompetensi pembelajaran dan inovasi karena belajar tidak
hanya terbatas di sekolah saja tetapi dari banyak sumber lain. Karena itu diperlukan dukungan
kompetensi pemanfaatan informasi, media, dan TIK.
Sedangkan kompetensi inovasi memerlukan dukungan proses
pembelajaran yang dapat memperkuat kreativitas
melalui kemampuan berfikir kritis dalam pemecahan
masalah
RPJMN 2010-2014Prioritas: Metodologi
Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014;
22DRAFT 13/11/2012
RPJMN 2010-2014Prioritas: Kurikulum
Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model link and match).
23DRAFT 13/11/2012
DRAFT 24
Permasalahan Kurikulum 2006 (1)
• Kemampuan guru belum disiapkan secara matang sehingga kebanyakan hanya copy-paste kurikulum sekolah lain;
• Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak;
13/11/2012
DRAFT 25
Permasalahan Kurikulum 2006 (2)• Kurikulum belum sepenuhnya berbasis
kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional;
• Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
• Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;13/11/2012
DRAFT 26
Permasalahan Kurikulum 2006 (2)• Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global;
• Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru;
• Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.13/11/2012
DRAFT
• Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran
• Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat
27
Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran
13/11/2012
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013
• Menekankan Pada Pengembangan Sikap (Keagamaan Dan Sosial), Rasa Ingin Tahu, Kreativitas, Kerja Sama
• Sekolah Tidak Terpisah Dari Masyarakat
• Mengembangkan Ketrampilan Menerapkan Untuk Setiap Pengetahuan Yang Dipelajari Untuk Menghilangkan Verbalisme
• Menempatkan Peserta Didik Sebagai Subjek Dalam Belajar
Lanjutan …..
• Desain Kurikulum Menerapkan Prinsip Bahwa Belajar Bersifat Akumulatif Dan Saling Memperkuat
• Kurikulum Adalah Kurikulum Satuan Pendidikan Dan Bukan Daftar Mata Pelajaran
• Kurikulum Merupakani Kebijakan Pendidikan Untuk Membelajarkan Peserta Didik Dari Tidak Tahu > Tahu, Tidak Mampu > Mampu, Tidak Mau > Mau
• Menghargai Ketrampilan Melakukan, Berpikir, Dan Sikap Sebagai Hasil Belajar Dan Bukan Hanya Kemampuan Kognitif Rendah
Elemen Perubahan
Elemen Perubahan
31
Elemen Perubahan
ElemenDeskripsi
SD SMP SMA SMKKompetensi
LulusanAdanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan (ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:Tematik terpadu
dalam semua mata pelajaran
Mata pelajaran
Mata pelajaran Vokasinal
ELEMEN PERUBAHAN
DESKRIPSI
Standar Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Standar Isi Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Kompetensi dikembangkan melalui: Mata Pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi
ELEMEN PERUBAHAN
DESKRIPSI
Standar Isi Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini
Penyeragaman mata pelajaran dasar umum
Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan Industri
ELEMEN PERUBAHAN
DESKRIPSI
Standar Proses
Semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
DOMAIN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMKSIKAP MEMILIKI PERILAKU YANG MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN ALAM SERTA DALAM MENEMPATKAN DIRINYA SEBAGAI CERMINAN BANGSA DALAM PERGAULAN DUNIA
PENGETAHUAN MEMILIKI PENGETAHUAN PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA DENGAN WAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN TERKAIT PENYEBAB FENOMENA DAN KEJADIAN
KETERAMPILAN MEMILIKI PERILAKU YANG MENCERMINKAN SIKAP ORANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN ALAM SERTA DALAM MENEMPATKAN DIRINYA SEBAGAI CERMINAN BANGSA DALAM PERGAULAN DUNIA
KOMPETENSI INTI
• Kompetensi Inti (Ki) Merupakan Gambaran Kelompok Yang Tidak Kategorial Mengenai Kompetensi Dalam Aspek Sikap, Pengetahuan, Dan Ketrampilan (Kognitif Dan Psikomotor) Yang Harus Dipelajari Peserta Didik Untuk Suatu Sekolah, Kelas Dan Mata Pelajaran.
KETERKAITAN KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
SIKAP RELIGIUSITAS
INDIRECT TEACHINGSIKAP SOSIAL
PENGETAHUAN
DIRECT TEACHINGPENERAPAN
KOMPETENSI DASAR
• Kompetensi Dasar (Kd) Merupakan Kompetensi Yang Dipelajari Peserta Didik Untuk Mata Pelajaran Di Kelas Tertentu
• Kompetensi Dasar Dikembangkan Berdasarkan Kompetensi Inti
• Kompetensi Dasar Yang Dikembangkan Didasarkan Pada Prinsip Akumulatif, Saling Memperkuat (Reinforced) Dan Memperkaya (Enriched) Antar Mata Pelajaran Dan Jenjang Pendidikan (Organisasi Horizontal Dan Vertikal).
PENDEKATAN PEMBELAJARANKOMPETENSI INTI KOMPETENSI
DASARSIKAP RELIGIUSITAS
SIKAP SOSIAL
INDIRECT TEACHING
PENGETAHUAN
DIRECT TEACHING
PENERAPAN
PEMBELAJARANKEGIATAN AKTIVITAS BELAJARMENGAMATI MELIHAT, MENGAMATI, MEMBACA, MENDENGAR,
MENYIMAK (DENGAN ATAU TANPA ALAT)
MENANYA – MENGAJUKAN PERTANYAAN DARI YANG FAKTUAL SAMPAI KE YANG BERSIAT HIPOTESIS
– DIAWALI DENGAN BIMBINGAN GURU SAMPAI DENGAN MANDIRI (MENJADI SUATU KEBIASAAN)
PENGUMPULAN DATA
– MENENTUKAN DATA YANG DIPERLUKAN DARI PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
– MENENTUKAN SUMBER DATA (BENDA, DOKUMEN, BUKU, EKPERIMEN)
– MENGUMPULKAN DATA
ASOSIASI – MENGANALISIS DATA DALAM BENTUK MEMBUAT KATEGORI, MENENTUKAN HUBUNGAN DATA/KATEGORI
– MENYIMPULKAN DARI HASIL ANALISIS DATA– DIMULAI DARI PRETRUCTURAL, UNISTRUCTURAL-
MULTI STRUCTURAL, RELATIONAL, EXTENDED ABSTRACT
KOMUNIKASI – MENYAMPAIKAN HASIL KONSEPTUALISASI– DALAM BENTUK LISAN, TULISAN, DIAGRAM, BAGAN,
GAMBAR ATAU MEDIA LAINNYA
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
• Matapelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
• Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
Landasan Kerja Penyempurnaan Kurikulum
• RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKANPrioritas 2: MetodologiPenerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014;Prioritas 5: Kurikulum Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (diantaranya dengan mengembangkan model link and match);
• INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya bangsa Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
44
I. Mata Pelajaran
Kerangka
Dasar
Stru
ktur
Kur
ikul
um [d
istr
ibus
i jam
m
in/m
aks]
Kalender Akademik
Beban Belajar
KURIKULUM TINGKAT NASIONAL
KURIKULUM TINGKAT DAERAH
KURIKULUM TINGKAT SEKOLAH
1. Visi
KTSP
2. Misi
3. Strategi
5. Struktur & Muatan Kurikulum:
[Jam pelajaran
“real”]
6. Waktu & Beban Belajar
7. Kalender Akademik
RPP dan Kegiatan
Pembelajaran [Intra dan
Ekstra Kurikuler]
Penyesuaian Event Daerah
4. Tujuan Pendidikan
Koordinasi dan Supervisi
KOM
PETE
NSI
Bahasa Inggris
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan Agama
Bahasa Indonesia
Matematika
PKN PPKn
PED
OM
AN
PEN
GEM
BAN
GAN
Seni dan Budaya
Keterampilan/Kejuruan
Pendidikan Jasmani/Olahraga
45
A B
- Rehab Gedung Sekolah- Penyediaan Lab dan
Perpustakaan- Penyediaan Buku
Kurikulum 2013
- BOS- Bantuan Siswa Miskin- BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah
-Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi
- Pembayaran Tunjangan Sertifikasi
- Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
Pengembangan Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus Dikerjakan
46
100 tahun kemerdekaan"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal
SDM Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten Beban Pembangunan
Modal Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
- Kurikulum- PTK
- Sarpras- Pendanaan- Pengelolaan
47
Tantangan Pengembangan KurikulumTantangan Masa Depan (ekesternal)• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA• Masalah lingkungan hidup• Kemajuan teknologi informasi• Konvergensi ilmu dan teknologi• Ekonomi berbasis pengetahuan• Kebangkitan industri kreatif dan budaya• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia• Pengaruh dan imbas teknosains• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan• Materi TIMSS dan PISA
Kompetensi Masa Depan (Eksternal)
• Kemampuan berkomunikasi• Kemampuan berpikir jernih dan kritis• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan• Kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal• Memiliki minat luas dalam kehidupan • Memiliki kesiapan untuk bekerja • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Fenomena Negatif yang Mengemuka
Perkelahian pelajarNarkobaKorupsiPlagiarisme Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif• Beban siswa terlalu berat• Kurang bermuatan karakter
48
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi• Neurologi• Psikologi• Observation based [discovery] learning dan
Collaborative learning
Tantangan Internal
• Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.
• Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
49
Perkembangan Penduduk sebagai Modal
SDM Usia Produktif
(2020-2035) Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban Pembangunan
Modal Pembangunan
Transformasi melalui
Pendidikan
Kurikulum PTK Sarpras Pendanaan Pengelolaan
50
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
KBK 2004KTSP 2006
KURIKULUM 2013
1. Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola
2. Pendalaman dan Perluasan Materi
3. Penguatan Proses
4. Penyesuaian Beban
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL51
51
Konsep Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
52
Kebutuhan:- Individu
- Masyarakat- Bangsa dan
Negara- Peradaban
Kompetensi lulusan
(Sikap, Keterampilan, Pengetahuan)
Materi Inti Pembelajara
nProses Pembelajara
nProses
Penilaian
Detil Mata
Pelajaran
UU Sisdiknas
KeutuhanKeseragamanKeselarasan(Praktek terbaik)
Sikap, Keterampilan, Pengetahuan
SKL SI, SP, SN
SKL: Standar Kompetensi Lulusan, SI: Standar Isi, SP: Standar Proses, SN: Standar Penilaian
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 20131 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
dari Standar IsiStandar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
53
Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa2 Satu Arah Interaktif3 Isolasi Lingkungan Jejaring4 Pasif Aktif-Menyelidiki5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
7 Luas (semua materi diajarkan)
Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan
8 Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera)
9 Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
Menuju
54
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11 Produksi Masa (siswa memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dgn ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal (mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa)
13 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser (mempelajari satu
sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin)
14 Kontrol Terpusat (kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan (pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
Menuju
55
Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Penilaian
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Langkah Penguatan Proses
56
Pelaku Beban Penyelesaian
Guru
Menyusun Silabus.Disediakan buku pegangan guru
Mencari buku yang sesuai.Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara berbeda.
Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
Mengajar banyak mata pelajaran.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran yang lain sehingga selaras.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembahasan.
Murid
Mempelajari banyak mapel.Mempelajarai mata pelajaran dengan cara berbeda.Membeli buku. Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.Membeli lembar kerja siswa.
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
57
58
Elemen Perubahan
ElemenDeskripsi
SD SMP SMA SMKKompetensi
LulusanAdanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan (ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:Tematik terpadu
dalam semua mata pelajaran
Mata pelajaran
Mata pelajaran Vokasinal
59
ElemenDeskripsi
SD SMP SMA SMK
Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu)(ISI)
• Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya)
• Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6
• Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
• TIK menjadi media semua matapelajaran
• Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler
• Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10
• Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
• Perubahan sistem: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan
• Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa
• Jumlah jam bertambah 1 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
• Penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 program keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian)
• Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif
• produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri
Elemen Perubahan
60
Elemen Perubahan
ElemenDeskripsi
SD SMP SMA SMK
Proses pembelajar-an
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
• Tematik dan terpadu
• IPA dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu
• Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya
• Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
61
ElemenDeskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil belajar
• Penilaian berbasis kompetensi• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL • Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib)• UKS• PMR• Bahasa Inggris
• Pramuka (wajib)
• OSIS• UKS• PMR• Dll
• Pramuka (wajib)
• OSIS• UKS• PMR• Dll
• Pramuka (wajib)• OSIS• UKS• PMR• Dll
Elemen Perubahan
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua Jenjang
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Semua Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Semua Jenjang
Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah [separated curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
62
KTSP 2006 Kurikulum 2013 KetTematik untuk kelas I – III [belum integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
TIK adalah mata pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
SMP/ SMA/SMK
Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK sangat detil [sampai keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi], didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
63
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]
3Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
64
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
No Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1Materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
65
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
No Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi
2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa masih belum memadai [sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional
4 Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
66
Perubahan pada Matematika
No Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Langsung masuk ke materi abstrak Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan [direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4 Tidak membiasakan siswa untuk berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5 Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6 Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
67
Perubahan pada Bahasa Indonesia/InggrisNo Implementasi
Kurikulum LamaKurikulum Baru
1Materi yang diajarkan ditekankan pada tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan
2Siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri
3Siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4Siswa tidak dikenalkan tentang aturan-aturan teks yang sesuai dengan kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5Kurang menekankan pada pentingnya ekspresi dan spontanitas dalam berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan
68
Perubahan pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
No Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1Materi disajikan berdasarkan empat pilar dengan pembahasan yang terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter bangsa
2Materi disajikan berdasarkan pasokan yang ada pada empat pilar kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas, dan aturan)
3Tidak ada penekanan pada tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4Pancasila dan Kewarganegaraan disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan sikap keseharian.
69
PROSES PEMBELAJARAN
PROSES PENILAIAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing [mengamati] Questioning [menanya] Associating [menalar] Experimenting [mencoba] Networking [Membentuk jejaring]
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan kontekstual
penilaian berbasis portofolio pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll
Penilaian Otentik
70
UU 20/2003 SisdiknasPerpres 5/2010 RPJMNPP 19/2005 SNPPP 32/2013 Perubahan SNP
Standar IsiStandar ProsesStandar Penilaian…
KERANGKA DASAR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL
Muatan lokal
KTSP
PAUDDIKDASDIKMENPNF
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata pelajaran, Beban belajar
SILABUS
DOKUMEN KURIKULUM
SKL
Dokumen Kurikulum satuan/program pendidikanDokumen Kurikulum mapelPedoman implementasi Buku Teks PelajaranBuku Panduan GuruDokumen Kurikulum lain
Kompetensi intiKompetensi dasarMateri pembelajaranKegiatan pembelajaranPenilaianAlokasi waktuSumber belajar.
Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)
STRUKTUR KURIKULUM
Pengembangan kepribadian
Mulok dikmen
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
Program kecakapan hidup
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PAUD
DIKDAS
DIKMEN
PNF
Muatan umum: nasional, lokal
Muatan umum : nasional, lokalPeminatan akademikPeminatan kejuruanPeminatan lintas minat/ penalaman minat
`SIKAP KETERAMPILAN PENGETAHUAN
Kompetensi inti
Kompetensi Dasar
PENGELOLAAN KURIKULUM
Pemerintah
Provinsi
Kab/kota
Satuan pend
Mulok dikdas`
Kurikulum satuan/ program pendidikanKurikulum mata pelajaranpedoman implementasi Buku Teks PelajaranBuku Panduan Guru.
73
Standar Kompetensi Lulusan
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir
74
DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
IndividuBERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB,
PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL
Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
Alam POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN
KETERAMPILAN
Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
Konkret MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA
PENGETAHUANProses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
MengevaluasiObyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYASubyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
Standar Kompetensi Lulusan
75
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN
Standar Kompetensi Lulusan
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru
SK-KD Lama Mapel per kelasSKL Baru
• Mempertahankan SK KD lama yang sesuai dengan SKL Baru
• Merevisi SK KD lama disesuaikan dengan SKL Baru
• Menyusun SK KD Baru
Evaluasi
Sumber Kompetensi [Mapel per kelas]
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar Baru76
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I
77
Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kelas I
Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain
Menerima dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
78
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANAMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Orang beriman, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bertanggung jawab , berbudaya, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain
Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Serta berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan hukum
79
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANAMemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif, kreatif dan inovatif dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan yang ditugaskan kepadanya.
Terkait dengan yang dipelajari di sekolah
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
Terkait dengan pengembangan dir sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
(Sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah yang ditugaskan kepadanya.)
(Sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang /teori)
(Dari berbagai sumber berbeda dalam informasi dan sudut pandang/teori yang dipelajarinya di sekolah, masyarakat, dan belajar mandiri)
Serta mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan/ atau kelompok
80
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANAMemiliki pengetahuan Faktual dan konseptual dalam
Memiliki pengetahuan Faktual, konseptual dan prosedural dalam
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan khusus serta mendalam dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
Terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
Terkait penyebab fenomena dan kejadian
Terkait dg fenomena dan kejadian yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti untuk PPKN Kelas I SD DASAR
Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) Rumusan Kompetensi Dasar 1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
1. Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa
2. Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
3. Menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah
4. Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah
5. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
6. Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya
7. Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah
8. Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah
9. Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
1. Menerima keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) sebagai anugerah Tuhan
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
1. Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru, sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila.
2. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.
3. Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu (agama, suku, fisik, psikis) di rumah dan sekolah.
4. Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah
81
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PPT - 1.4
Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan kurikulum secara nasional.3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
83
Strategi Implementasi Kurikulum
• Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:• Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X• Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI• Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
• Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 - 2015
84
85
• Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014
• Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
• Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016
Strategi Implementasi Kurikulum
86
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
GURUKEPALA
SEKOLAH PENGAWAS
DIKLAT KURIKULUM2013
SD, SMP, SMA, SMK
Strategi Diklat Guru Kelas/Mapel, Kepala Sekolah, Pegawas
Pelatihan Guru
PELAKSANAAN
Rencana Implementasi
Persiapan
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru
EVALUASI
Pendampingan
PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul)
87
Pelaksanaan Kurikulum 2013
IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK
PENDAMPINGAN
Guru Inti
88
Kepala Sekolah Pengawas
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
PPT – 2.1
Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
90
Kriteria (lanjutan)
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
91
92
Sikap(Tahu Mengapa)
Keterampilan(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan(Tahu Apa)
ProduktifInovatifKreatifAfektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Langkah-Langkah Pembelajaran
• Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
• Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
• Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
93
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
• Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
• Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
94
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
95
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing(mengamati)
Questioning(menanya)
Associating(menalar)
Experimen-ting
(mencoba)
Networking(membentuk
Jejaring)
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Definisi/Konsep
• Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
– Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
– Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. – Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.– Meningkatkan kolaborasi. – Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi. – Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
– Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
– Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
– Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
– Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.• Membutuhkan biaya yang cukup banyak• Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
di mana instruktur memegang peran utama di kelas.• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-Langkah Operasional
1 PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR
2MENYUSUN
PERECANAAN PROYEK
3MENYUSUN
JADUAL
4MONITORING
5MENGUJI HASIL
6EVALUASI
PENGALAMAN
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
• Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
• Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
SISTEM PENILAIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
Definisi/Konsep
• Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world)
106
KELEBIHAN PBL
• 1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
107
KELEBIHAN PBL
• (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
• (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
108
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator memberikan konsep dasar,
petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran
109
Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat
110
. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas
isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.
111
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
112
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan
alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
113
Contoh Penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
114
Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
115
Contoh Penerapan
116
Tahapan-Tahapan Model PBLFASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan
Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Membantu peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja
SISTEM PENILAIAN• Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
• Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
117
SISTEM PENILAIAN
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
• Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
• Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya
118
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
• Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
• Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep
• Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
• Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Definisi/Konsep
• Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
• Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
• Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
• Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
• Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
• Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
• Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
• Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
• Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;• Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
• Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;• Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;• Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses
belajar menjadi lebih terangsang;• Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;• Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;• Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar;• Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
• Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
• Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
• Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
• Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
• Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
• Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan
1. Langkah Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)c. Memilih materi pelajaran.d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswaf. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Langkah-Langkah Operasional
c. Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional
d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
Langkah-Langkah Operasional
e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Langkah-Langkah Operasional
• Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.
• Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
SISTEM PENILAIAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
PPT 2.3
A. Definisi1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang
bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun.
5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
136
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
137
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan)
5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
138
9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
12. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.
139
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan)
13. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
15. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
16. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. 140
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013 (lanjutan)
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik
pula.
2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.
3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
141
4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.
5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.
6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
142
7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.
8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.
9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
143
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
144
C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
D. Jenis-jenis Penilaian Autentik
1. Penilaian Kinerja2. Penilaian Proyek3. Penilaian Portofolio4. Penilaian Tertulis
145
1. Penilaian KinerjaPenilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.1. Daftar cek (checklist). 2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).3. Skala penilaian (rating scale). 4. Memori atau ingatan (memory approach).
146
2. Penilaian ProyekPenilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
147
3. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
148
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat. 3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.149
3. Portofolio (lanjutan)
4. Penilaian Tertulis
• Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
150
Terima Kasih
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
RAMBU - RAMBUPENYUSUNAN RPP
PPT – 3.1-1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
152
Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013)
1. Identitas Sekolah2. Identitas mata pelajaran3. Kelas/ semester4. Materi Pokok5. Alokasi Waktu6. Tujuan pembelajaran7. Kompetensi dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi8. Materi Pembelajaran9. Alokasi waktu10. Metode pembelajaran11. Media Pembelajaran 12. Sumber belajar13. Langkah-langkah Pembelajaran 14. Penilaian hasil Pembelajaran
153
KD - KI 1KD – KI 2KD – KI 3
Indikator .....Indikator ....
KD – KI 4Indikator...Indikator ...
Prinsip Penyusunan RPP1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5. Mengakomodasi pada keterkaitan dan keterpaduan KD, Keterkaitan dan keterpaduan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
154
Langkah Penyusunan RPP1. Kegiatan Pendahuluan
– Orientasi
• Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi, fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya.
– Apersepsi
• Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
155
Langkah Penyusunan RPPLanjutan Kegiatan Pendahuluan
– Motivasi
• Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan
– Pemberian Acuan
• Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
• Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
• Pembagian kelompok belajar.
• Penjelasan mekanisme pelak sana an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
156
Langkah Penyusunan RPP
2. Kegiatan Inti
• menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
157
Langkah Penyusunan RPP
Lanjutan Kegiatan Inti
• Menggunakan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning ) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
• Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terinntegrasi pada pembelajaran
158
Langkah Penyusunan RPP Kegiatan Penutup
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya..159
Contoh Format RPP
160
Satuan Pendidikan
: ……………………………………..
Kelas/Semester
: ……………………………………..
Mata Pelajaran
: ……………………………………..
Topik :
……………………………………..
Pertemuan Ke- : ……………………………………..Alokasi Waktu :
……………………………………..
A. Kompetensi DasarB. Indikator pencapaian kompetensiC. Tujuan pembelajaranD. Materi ajarE. Metode pembelajaran
Lanjutan…………
161
F Kegiatan Pembelajaran
G Alat dan Sumber Belajar- Alat dan Bahan- Sumber Belajar
H Penilaian Proses dan Hasil Belajar- Teknik- Bentuk - Instrumen (Tes dan Non tes)- Kunci dan Pedoman penskoran- Tugas
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan …………………………………………………… ……………………
Inti
Penutup
PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
PERANCANGAN RPP(Aktivitas Belajar dengan Pendekatan Scientific)
163
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing(mengamati)
Questioning(menanya)
Associating(menalar)
Experimen-ting
(mencoba)
Networking(membentuk
Jejaring)
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
FAKTA/FENOMENA
JAMUR PADA ROTI
165
- Mengumpulkan Data/Informasi yang teramati dari fakta.
- Melihat karakteristik Jamur.- Mengumpulkan informasi dari
aneka sumber ilmiah, berupa Buku, Jurnal, Majalah, Koran, Internet.
1Observing
(mengamati)
2Questioning(menanya)
- Mengajukan pertanyaan atau masalah berbasis fakta
- apa yang mempengaruhi pertumbuhan jamur?
- Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan jamur?
- Melihat hubungan-hubungan variabel atau ukuran-ukuran misalnya hubungan cahaya terhadap pertumbuhan Jamur
- Mencermati pola- Menganalisis, membandingkan,
mensintesis atas hubungan-hubungan
- Membuat dugaan (Hipotesis)
3 Associating(menalar)
- Membuat generalisasi (kesimpulan) yaitu penerimaan atau penolakan hipotesis
- Interpretasi hasil pemecahan masalah
- Membangun jejaring baru
5Networking
(membentuk Jejaring)
4Experimen-
ting(mencoba)
- Membuat rancangan percobaan.- Menerapkan perlakuan- Melakukan pengukuran variabel-
variabel- Menguji HipotesisContohnya : - Meletakkan Roti dalam Kotak
Gelap- Meletakkan Roti dalam Kotak
Terang
• Model Pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan dan mewujudkan suatu proses pembelajaran di kelas yang mengarahkan kita dalam mendisain pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Pengertian Model Pembelajaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
PPT - 2.2-1
Kriteria
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
170
Kriteria (lanjutan)
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
171
172
Sikap(Tahu Mengapa)
Keterampilan(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan(Tahu Apa)
PeoduktifInovatifKreatifAfektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Langkah-Langkah Pembelajaran
• Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
• Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
• Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
173
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
• Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
• Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
174
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
175
Langkah-Langkah Pembelajaran
Observing(mengamati)
Questioning(menanya)
Associating(menalar)
Experimen-ting
(mencoba)
Networking(membentuk
Jejaring)
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
CAPASITY BUILDING PENILAIAN HASIL BELAJAR
TINGKAT NASIONAL
PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN - PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
STANDAR PENILAIAN(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013)
TUJUAN STANDAR PENILAIANMenjamin perencanaan penilaian
peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaianMenjamin pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budayaMenjamin pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif
Kriteria mengenai
mekanisme,prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik
Proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didikmencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhirsemester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujiannasional, dan ujian sekolah/madrasah,
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaranPenilaian Diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkanPenilaian Brbasis Portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan
CAKUPAN STANDAR PENILAIAN (1)
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukurpencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalamproses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didikUlangan Harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebihUlangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut
CAKUPAN STANDAR PENILAIAN (2)
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester., meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebutUjian Tingkat Kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi, meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi, meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut
CAKUPAN STANDAR PENILAIAN (3)
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasionalUjian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan
CAKUPAN STANDAR PENILAIAN (4)
1 & 2
OBYEKTIF
TERPADU
3 & 4
EKONOMIS
TRANSPARAN
5 &6
AKUNTABLE
EDUKATIF
PRINSIP PENILAIAN
PENILAIAN ACUAN
KRITERIA
MERUPAKAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
BERDASARKAN KKM
PENDEKATAN PENILAIAN
RUANG LINGKUP & TEKNIK PENILAIAN
SUBSTANSI
KONSTRUKSI SOAL
BAHASA
PERSYARATAN INSTRUMEN PENILAIAN
1• Penilaian otentik
dilakukan oleh guru secara berkelanjutan
2
• Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian
3
• Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran
4
• Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukanoleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan
MEKANISME PENILAIAN (1)
5• Ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan
6
• Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah
7• Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas
VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
8
• Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
9• Ujian sekolah dilakukan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan• peraturan perundang-undangan
10• Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah
sesuai dengan peraturan• perundang-undangan
MEKANISME PENILAIAN (2)
MENYUSUN KISI-KISI
UJIAN
MENGEMBANGKAN
(MENULIS, MENELAAH,
MERIVISI INSTRUMEN
MELAKSANAKAN UJIAN
MENGOLAH (MENYEKOR
DAN MENILAI) DAN
MENENTUKAN KELULUSAN
PESERTA DIDIK
MELAPORKAN DAN
MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN
LANGKAH-LANGKAH UJIAN SEKOLAH
Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS)Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedialHasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah
PELAKSANAAN PENILAIAN ...
Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilihPelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik
PENILAIAN OLEH PENDIDIK (1)
Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosialLaporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukanPenilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas
PENILAIAN OLEH PENDIDIK (2)
CAPASITY BUILDING PENILAIAN HASIL BELAJAR
TINGKAT NASIONAL
PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN - PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013
PEDOMAN STANDARISASI PENILAIAN HASIL BELAJAR
Bagi Pendidik dan Satuan Pendidikan
MUTU BERAWAL DARIDIRI KITA SENDIRI
MUTU ADALAH NALURI MANUSIA
KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT, MUTU DARI ORANG LAIN
TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP DAN MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA
FILOSOFIS YURIDIS
KONSEPTUAL
LANDASAN PENGEMBANGAN STANDARISASI PENILAIAN HASIL
BELAJAR
1 •UU Nomor 20 /2003 tentang SISDIKNAS
2 •PP 32 /2013 tentang 8 SNP
3 •Permendikbud Nomor 54/2013
4 •Permendikbud Nomor 66/2013
5 •Permendikbud Nomor 67/2013
6 •Permendikbud Nomor 68/2013
7 •Permendikbud Nomor 69/2013
8 •Permendikbud Nomor 70/2013
DASAR HUKUM STANDARISASI PHB
KOMPETENSI LULUSANSIKAP PENGETAHUAN
ISI PROSES PENILAIAN
1. EVALUASI RUANG LINGKUP
2. EVALUASI KESESUAIAN, KECUKUPAN, KEDALAMAN DAN KELUASAN (STUDI BANDING INTERNASIONAL: REASONING)
1. TEMATIK TERPADU2. PENDEKATAN SAINTIFIK3. INQIURY & DISCOVERY
LEARNING4. PROJECT BASED
LEARNING5. BAHASA SEBAGAI
PENGHELA
1. AUTHENTIC 2. MENGUKUR TINGKAT
BERPIKIR DARI RENDAH HINGGA TINGGI
3. MENGUKUR PROSES KERJA SISWA
4. TES DAN PORTFOLIO
PTK SARPRAS PEMBIAYAAN1. KOMPETENSI GURU,
KS ,PS.2. KINERJA GURU, KS,
PS3. PEMBINAAN
BERKELANJUTAN4. REKRUT., PPA dan
PPG
1. KECUKUPAN DAN KESESUAIAN (USB, REHAB, PERAALATAN, PERPUST., )
2. PEMANFAATAN3. RESOURCE SHARING
1. UNIT COST2. SUMBER
PENDANAAN3. KECUKUPAN BOS,
BSM, BOPTN4. EFISIENSI
PEMANFAATAN
PENGELOLAAN1. MANAJEMEN
PERUBAHAN2. POLA KEPEMIMPINAN3. POLA SUPERVISI
LAYA
NA
NK
OM
PO
NEN
UTA
MA
P
E L
AYA
NA
NH
AS
IL
KETERAMPILAN
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKANPADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013)
PENILAIAN HASIL
BELAJAR OLEH PENDIDIK
PENILAIAN HASIL BELAJAR
OLEH SATUAN PENDIDI
KAN
PENILAIAN HASIL BELAJAR
OLEH PEMERINT
AH
ULANGAN HARIAN
ULANGAN TENGAHSEMESTER
ULANGAN AKHIRSEMESTER
UJIAN TINGKAT KOMPETENSI
UJIAN SEKOLAH
UJIAN NASIONAL
Ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
Menggunakan acuan kriteria
Dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutanHasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian Disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran
HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI (STANDAR PENILAIAN)
STANDARISASI PENILAIAN HASIL BELAJAR
• STANDAR KEGUNAAN
• STANDAR FISIBILITAS
• STANDAR AKURASI
• STANDAR LEGALITAS DAN ETIS
UTILITY STANDARDS
FEASIBILITY
STANDARDS
ACCURANCY
STANDARS
PROPRIETY
STANDARDS)
PHB BERBASIS KURIKULUM 2013
EVALUASI DIRI TERHADAP KINERJA SISWA
BAHAN PERTIMBANGAN DALAM MENEMUKAN KENAIKAN KELAS
MENINGKATKAN MOTIVASI BELLAJAR SISWA
UMPAN BALIK DALAM PERBAIKAN PROSES BELAJARA MENGAJAR
FUNGSI PHB
HAKIKAT PHB DALAM KURIKULUM 2013
CAKUPAN PENILAIAN KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013
SKL KI KD
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
KETERAMPILAN
SIKAP
PENGETAHUAN
205
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir
DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Individu BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL
Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH
Alam POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN
KETERAMPILAN
Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG
Konkret MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA
PENGETAHUAN
Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisais+ Mengevaluasi+ Mencipta
Obyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Subyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
206
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL,
ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi + Mencipta
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
207
BELAJAR TUNTAS
OTENTIK
BERKESINAM
BUNGAN
BERDASARKAN
KRITERIA
MENGGUNAKAN TEKNIK PENILAIAN YANG
BERVARIASI
KARAKTERISTIK PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013
TEKNIK PENILAIAN
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
PENILAIAN KOMPETENSI
PENGETAHUAN
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN
INSTRUMENNYA1. Observasi2. Penilaian Diri3. Penilaian Antar
Peserta Didik4. Jurnal
INSTRUMENNYA1. Tes Tulis2. Tes Lisan3. Penugasan
Pedoman Penskoran dan Rubrik
Penilaian Kinerja yang terdiri atas:1. Tes praktik2. Projek3. Penilaian
portofolio
Proses penilaian bagian dari pembelajaran
Penilaian mencerminkan permasalah dunia nyata
Penilaian menggunakan metoda, ukuran dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman pembelajaran
Penilaian harus bersifat holistik
PENILAIAN AUTHENTIK (AUTHENTIK ASSESMENT)
PENILAIAN OTENTIK
INPUT
PROSES
OUTPUT
TES TERTULIS& LISAN
PENILAIAN UNJUK KERJA
PENILAIAN PRODUK
PENILAIAN PROJEK
OBSERVASI
PENILAIAN ANTAR TEMAN
PENILAIAN DIRI
PORTOFOLIO
JURNAL
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
PROGRAM REMEDIAL
PROGRAM PENGAYAAN
BAGI GURU
BAGI SEKOLAH
AKUNTABILITAS PUBLIK
Rincian hasil belajar peserta didik
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
Informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat tentang perkembangan peserta
didik
Bahan informasi kepada orangtua
tentang perkembangan hasil belajar anaknya
PELAPORAN HASIL PENILAIAN
RAPORT
DESKRIPSI KUALITATIF SIKAP
DESKRIPSI KUALITATIF
KETERAMPILANDESKRIPSI
KUANTITATIF PENGETAHUAN
RAPORT MENDESKRIPSI
KAN KUALITATIF
SIKAP
Menerima
Menjalankan
Menghargai
Mengamalkan
Menghayati
Disiplin
Jujur
Bekerjasama
Sikap Ilmiah
Ketangguhan Diri
Komunikasi
RAPORT MENDESKRIPSIKA
N KUANTITATIF PENGETAHUAN
Mengetahui
Memahami
Menerapkan
Mencipta
Mengevaluasi
Menganalisis
Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognisi
RAPORT MENDESKRIPSIKAN
KUALITATIF KETERAMPILAN
Mengamati
Menanya
Mencoba
Mencipta
Menyaji
Menalar
Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognisi
Bentuk LaporanLaporan kemajuan belajar dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif
Berupa data yang berasal dari siswa yang dibuat oleh guru
Data merupakan gambaran sseluruh komptensi matpel dalam bentuk angka dan
deskripsiBentuk laporan berupa
lembaran, buku dan buku yang disertai lembaran
Laporan terdiri dari K3 dan K4 berupa angka dan K1 dan K2
berupa deskripsi
1 • Identitas peserta didik
2
• Perkembangan peserta didik secara akademik, fisik, sosial emosional dan ketaqwaan menurut agamanya
3• Potensi peserta didik yang
perlu dikembangkan
4• Partisipasi peserta didik
dalam kegiatan di sekolah
5• Rekomendasi bagi peserta
didik dan orang tua/wali.
6• Tanda tangan walikelas,
Kepala Sekolah dan orang tua/wali peserta didik
ISI LAPORAN HASIL BELAJAR
REKAP NILAI Rekapitulasi nilai merupakan
rekap kemajuan belajar peserta didik oleh guru, yang berisi
informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1
semester
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester
Nilai rapor adalah nilai mata pelajaran yang menggambarkan kemampuan peserta didik
Nilai tersebut diperoleh dengan cara menggabungkan nilai proess (nilai harian, tugas, pengamatan) dan nilai akhir (nilai UTS dan UAS/UKK).
RAPORT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
T U G A SPELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING
(OJL)MEMBUAT RPP SESUAI MAPEL YANG DIAJARKAN DI SEKOLAH
BAPAK IBU PESERTA
DENGAN KETENTUAN :1. Format RPP seperti yang ada pada power point ini
2. Buat laporan pelaksanaan OJL dengan format seperti ada pada contoh laporan
3. Buat Power point untuk pelasanaan In-2 sebagai bahan presentase tgl 14 Nopember 2013
SAYA BISA
Hatur nuhun
Matur suwun
Trimo kasih
MakaseVielen dank
kamsiah
Hafklfkdna;
Terima kasih.....