PERANAN KEMITRAAN PUSTAKAWAN DAN GURU
DALAM PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN OLEH PARA SISWA
DI SMAN 9 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
DIVA AGRIPINA LOKA
NIM. 1112025100024
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
ABSTRAK
Diva Agripina Loka (1112025100024). Peranan Kemitraan Pustakawan dan Guru
Dalam Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Para Siswa/i Di SMAN 9 Kota Tanggerang
Selatan, di bawah bimbingan Parhan Hidayat, M. Hum. Program Studi Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk kemitraan antara
pustakawan dan guru serta untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Perpustakaan
SMAN 9 Kota Tangerang Selatan oleh siswa/i dengan adanya kemitraan guru dan
pustakawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini
menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian kepustakaan.
Kemudian data yang diperoleh di olah dengan menggunakan teknik analisis data.
Informan dalam penelitian ini Bapak Lesdi Suryadi S.IP sebagai pustakawan, Bapak
Moch. Hidayat, S. Ag sebagai guru matematika, dan Ibu Wahidah Nurhasanah, M. Pd
sebagai guru bahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni
kemitraan yang terjalin antara guru dan pustakawan sudah cukup baik dalam
pemanfaatan perpustakaan oleh siswa SMAN 9 Kota Tangerang. Hal tersebut dapat
dikatakan cukup baik karena adanya media penghubung antara guru, siswa dan
pustakawan berupa kartu perpustakaan dan kartu penghubung yang dapat digunakan
untuk memotivasi siswa dalam belajar karena adanya sistem penambahan nilai
melalui kartu tersebut. Dan ada reward yang diberikan oleh guru kepada siswa yang
rajin berkunjung ke perpustakaan sekolah.
Kata Kunci: Peran Pustakawan dan Guru, Kemitraan, Perpustakaan Sekolah.
ii
ABSTRACT
Diva Agripina Loka (1112025100024). The Role of Partnership of Librarians and
Teachers in utilization of Libraries by Students in South Tangerang City 9
State Senior High School, under the guidance of Parhan Hidayat, M. Hum.
Library Studies Program Faculty of Adab and Humanities, UIN Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.
The purpose of this study was to find out how the partnership between librarians and
teachers and to find out how to use the Library of South Tangerang City 9 State
Senior High School by students with the partnership of teachers and librarians. The
method used in this study is a descriptive type with a qualitative approach. The data
collected for this study using observation, interview, documentation and literature
review techniques. Then the data obtained is processed using data analysis
techniques. The informant in this study Mr. Lesdi Suryadi S.IP as a librarian, Mr.
Moch. Hidayat, S. Ag as a mathematics teacher, and Mrs. Wahidah Nurhasanah, M.
Pd as an Indonesian teacher. The results obtained from this study are the partnership
that exists between teachers and librarians is good enough in utilization of the
Library by students of South Tangerang City 9 State Senior High School. This can be
said to be quite good because of the media liaison between the teachers, students and
librarians in the form of library cards and connecting cards that can be used to
motivate students in learning because the system of adding value through the card.
And there are rewards was given by the teacher to students who diligently visit the
school library.
Keywords: Role of Librarians and Teachers, Partnership, School Library.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil „Alamiin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan dalam mencapai
gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih terdapat banyak
kelemahan dan kekurangan dalam penelitiannya. Sehingga peneliti mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.
Skripsi ini dipersembahkan untuk diri saya sebagai penulis, karena telah
menyelesaikan skripsi ini dengan rasa senang hati dan untuk keluarga tercinta.
Bimbingan serta doa yang tak pernah putus dipanjatkan oleh Papa Sri Hutomo, Mama
Suprapti, Mba Rasmi Anindyajati, Kak Ardi Iskandar, De Raisa Fayola sebagai
penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tentu tidak
lepas dari dukungan semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu
penulis. Maka pada kesempatan yang ada ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayaullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Parhan Hidayat, M.Hum selaku dosen pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibukannya dalam membantu,
mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Nuryudi, M.LIS selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
membimbing siswa dan siswinya untuk lebih maju
7. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku dosen yang memberi semangat penulis
8. Dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya yang
luar biasa bermanfaat baik di bidang akademis, sosial, serta keagamaan. Semoga
selalu dalam perlindungan Allah SWT
9. Kelas A 2012 dan keluarga besar JIPERS 2010-2016, serta Fisip Sosiologi 2013
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang pasti akan sangat penulis rindukan semua
kebersamaan yang telah kita lalui
10. Seluruh anggota KKN AMPERA 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Desa Kresek Tangerang tercinta
11. Drs. Ahmad Nana Mahmur M.Pd, selaku kepala sekolah SMAN 9 Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah
tersebut
v
12. Bapak Lesdi S.IP alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaku pustakawan di
SMAN 9 Tangerang Selatan, yang telah mengizinkan dan selalu memberikan
informasi kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di perpustakaan
sekolah tersebut
13. Bapak Moch. Hidayat M.Pd, selaku guru mata pelajaran matematika di SMAN 9
Tangerang Selatan yang telah bersedia menjadi informan
14. Ibu Wahidah Nurhasanah M.Pd, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia di
SMAN 9 Tangerang Selatan yang telah bersedia menjadi informan
15. Bapak Deden Sumantri A.Md dan Bapak Mashuri S.Pd, selaku staf di SMAN 9
Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut
16. Teman-teman rumah, teman-teman SMP, teman-teman SMA. Serta orang-orang
yang selalu support, menemani dan mengarahkan dalam menyelesaikan tugas
akhir penulis. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan
terimakasih kembali untuk semuanya. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin.
Penulis
Diva Agripina Loka
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
D. Definisi Istilah ..................................................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................................... 9
A. Perpustakaan Sekolah .......................................................................................... 9
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ................................................................... 9
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ...................................................... 9
3. Tenaga Pengolahan Perpustakaan Sekolah ................................................... 12
B. Koleksi Perpustakaan Sekolah ........................................................................... 15
C. Peranan ..................................................................................................... …….17
1. Pengertian Peranan........................................................................................ 17
2. Peranan Perpustakaan Sekolah ..................................................................... 17
3. Peranan Pustakawan...................................................................................... 21
vii
4. Peranan Guru ................................................................................................ 25
D. Kemitraan .......................................................................................................... 28
1. Pengertian Kemitraan.................................................................................... 28
2. Kemitraan Pustakawan.................................................................................. 30
3. Kemitraan Guru dan Pustakawan Sekolah .................................................... 31
4. Kemitraan dan Pemanfaatan bersama Perpustakaan Sekolah ....................... 32
E. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................ 39
B. Sumber Data ...................................................................................................... 40
1. Data Primer ................................................................................................... 40
2. Data Sekunder ............................................................................................... 40
C. Informan ............................................................................................................ 41
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 42
1. Observasi....................................................................................................... 42
2. Wawancara .................................................................................................... 42
3. Kajian Kepustakaan ...................................................................................... 42
E. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 43
1. Reduksi Data ................................................................................................. 43
2. Penyajian Data .............................................................................................. 43
3. Penarikan Kesimpulan .................................................................................. 44
F. Teknik Pengujian Keabsahan Data .................................................................... 44
G. Jadwal Penelitian ............................................................................................... 45
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 46
A. Gambaran Umum SMAN 9 Tangerang Selatan ................................................ 46
1. Profil SMAN 9 Tangerang Selatan ............................................................... 46
2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Nilai-nilai dan Motto SMAN 9 Tangerang
Selatan ........................................................................................................... 46
3. Tenaga Pengajar ............................................................................................ 49
4. Profil Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan ......................................... 50
5. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan ............................................................. 50
6. Layanan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan .................................... 52
7. Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan................... 54
B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 55
C. Pembahasan ....................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 84
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 84
B. Saran .................................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Informan………………………………………………………………….41
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian…………………………………………………………45
Tabel 4. 1 Motto SMAN 9 Tangerang Selatan………………………………………49
Tabel 4. 2 Jam Layanan Perpustakaan……………………………………………….52
Tabel 4. 3 Data Kunjungan Siswa…………………………………...……………...81
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ................................................................................. 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kerangka pendidikan, perpustakaan sekolah mempunyai peran yang
cukup penting sebagai salah satu penentu mutu dari hasil pendidikan itu sendiri.
Bukan suatu hal yang mustahil bahwa program-program pendidikan untuk
meningkatkan kualitas anak didik akan tercapai sesuai dengan apa yang
diinginkan. Karena itu keberadaan perpustakaan sekolah sangat berarti. Adapun
pengertian dari perpustakaan sekolah itu sendiri adalah perpustakaan yang dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu
sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah serta tujuan pendidikan pada
umumnya.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang
Perpustakaan khususnya pasal 42 ayat 1 yang berbunyi ―Perpustakaan melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan layanan kepada
pemustaka".1 Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‘an dalam surat Al-Maidah
ayat 2 :
ث وتعاونوا علي البر والتقوى ول تعاونوا علي ال إن للا دد العقا والعدوان واتقوا للا
Artinya:
―...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”
1 Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2009), h. 21
2
Tafsir dari ayat tersebut adalah menjelaskan tentang, Allah memerintahkan
hamba-hambanya yang beriman agar saling tolong menolong dalam melakukan
berbagai kebajikan, dan tolong menolonglah kalian dalam meninggalkan berbagai
kemungkaran.
Perpustakaan juga merupakan pusat informasi yang siapa saja dapat
mengaksesnya secara langsung dan terbuka. Dalam rangka memenuhi akses yang
sesuai dengan kebutuhan pemustaka, perpustakaan kemudian dikelompokkan
dalam beberapa jenis. Salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan
adalah institusi pengoleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.2
Keberadaan perpustakaan di sekolah seakan menjadi sarana dan prasarana
yang wajib ada disetiap sekolah. Hal itu terbukti di dalam Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 45 disebutkan
bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kewajiban peserta didik.3 Sarana dan prasarana yang dimaksud dalam undang-
undang tersebut di antaranya penyediaan perpustakaan di sekolah.
2 Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007), h. 3. 3 Indonesia, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
3
Kehadiran perpustakaan tidak terlepas dari adanya peran pustakawan.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 pustakawan ialah seseorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan
kepengolaan perpustakaan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Seperti profesi pada
umumnya, pustakawan juga memiliki kompetensi dalam bekerja. Kompetensi
yang dimaksud ialah keterampilan, kemampuan, pengetahuan, atau karakteristik
yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan
masalah, dan kepemimpinan.4
Kemitraan antara pustakawan dan guru merupakan hal penting dalam
memaksimalkan potensi perpustakaan. Pustakawan dan guru menjalin kemitraan
guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Pemberian tugas-tugas yang diberikan
oleh guru kepada siswa diharapkan mampu memotivasi siswa dengan mencari
referensi di perpustakaan. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai salah satu
tolak ukur keberhasilan prestasi belajar siswa dalam penyedia informasi guna
memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuannya dengan cara memanfaatkan
perpustakaan.
Perpustakaan sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan merupakan salah satu
perpustakaan sekolah yang memiliki kemitraan antara pustakawan dan gurunya.
Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan, kemitraan yang ada di
perpustakaan sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan sudah terjalin lama. Dapat
4 Himma Dewiyana, ―Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan,‖ Jurnal Studi Perpustakaan
dan Informasi, Paradigma Baru dan Dunia Kerja di era Globalisasi Informasi, 2 (Juni 2006): h. 22.
4
terlihat dengan jelas bahwa kemitraan pustakawan dan guru sangat diperlukan
untuk membantu pembelajaran bagi siswa, dan perpustakaan juga lebih
termanfaatkan dengan adanya kemitraan ini. Akan tetapi penulis melihat
kurangnya pemanfaatan perpustakaan oleh para siswa, seperti bentuk kemitraan
yang ada di perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan dan bagaimana kendala
yang di hadapi dalam membangun kemitraan tersebut. Oleh sebab itu penulis
tertarik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai sejauh mana
kemitraan pustakawan dan guru dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Untuk
itu peneliti memberi judul penelitian ini dengan judul “Peranan Kemitraan
Pustakawan dan Guru dalam Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Para Siswa di
SMAN 9 Tangerang Selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan memfokuskan penelitian
ini pada:
a. Kemitraan pustakawan dan guru di SMAN 9 Tangerang Selatan.
b. Pemanfaatan perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan oleh para siswa
dengan adanya kemitraan guru dan pustakawan.
c. Kendala yang di hadapi dalam membangun kemitraan guru dan pustakawan
di SMAN 9 Tangerang Selatan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala tersebut.
5
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana bentuk kemitraan pustakawan dan guru di SMAN 9 Tangerang
Selatan?
b. Bagaimana pemanfaatan perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan oleh
para siswa dengan adanya kemitraan guru dan pustakawan?
c. Bagaimana kendala yang di hadapi dalam membangun kemitraan guru dan
pusatakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan, dan bagaimana upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini, yaitu :
Untuk mengetahui tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kemitraan antara guru dan pustakawan.
b. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan perpustakaan SMAN 9 Tangsel
oleh para siswa dengan adanya kemitraan guru dan pustakawan.
c. Untuk mengetahui bagaimana kendala yang di hadapi dalam membangun
kemitraan guru dan pustakawan SMAN 9 Tangerang Selatan dan bagaimana
upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna:
a. Bagi SMAN 9 Tangerang Selatan
6
Dari hasil penelitian di harapkan dapat memberikan suatu pemikiran dalam
pengembangan keilmuan tentang perpustakaan sekolah.
b. Bagi Penulis
Dapat menambah dan memperluas wawasan berfikir dalam bidang yang
telah dikaji, serta memberikan suatu masukan kepada pihak sekolah dalam
meningkatkan peranan kemitraan perpustakaan sebagai sumber belajar di
sekolah tersebut.
D. Definisi Istilah
Ada pula beberapa arti dari definisi istilah, berikut penjelasannya:
1. Peranan
Tindakan yang di lakukan seseorang dalam suatu tokoh
2. Kemitraan
Mitra diartikan sebagai teman atau rekan kerja. Sedangkan kemitraan sendiri
diartikan sebagai perihal hubungan jalinan kerjasama.
3. Pustakawan
Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha
pemberi layanan atau jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang di
tugaskan oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan.
4. Guru
Orang yang berprofesi dalam memberikan pengarahan dan pendidikan bagi anak
didik di lembaga pendidikan dengan cara mengajarkan ilmu pengetahuan.
7
5. Pemanfaatan
Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata ‗manfaat‘, yakni suatu
penghadapan yang semata-mata menunjukan kegiatan menerima.
6. Perpustakaan Sekolah
Suatu tempat sumber informasi yang berada di sekolah, sebagai penunjang proses
belajar siswa.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sisitematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai
dari Bab I sampai Bab V dengan rician sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal seputar
penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah,
penelitian relevan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Literatur
Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari kajian yang berkaitan
dengan gambaran tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan dan
fungsi perpustakaan sekolah, kemitraan serta penelitian yang relevan.
8
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi pembahasan tentang jenis dan pendekatan penelitian,
pemilihan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
tempat dan waktu penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang profil SMAN 9 Tangerang Selatan. Mengenai
gambaran umum profil, sejarah singkat, visi misi, struktur organisasi,
koleksi dan pembahasan tentang peranan kemitraan pustakawan dan
guru dalam pemanfaatan perpustakaan di SMAN 9 Tangerang Selatan.
BAB V Penutup
Bab ini adalah bab akhir yang berisi mengenai kesimpulan dari
keseluruhan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya. Dan berisi saran yang saling terkait dengan hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
9
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
Pengertian Perpustakaan Sekolah
Sesuai dengan namanya perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah.
Dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar
penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu
pengetahuan. Perpustakaan sekolah di selenggarakan oleh setiap sekolah, dan
pemanfaatannya sangat tergantung kepada kepala sekolah, para guru, petugas
perpustakaan dan para siswa.5
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah yang merupakan bagian integeral dari kegiatan sekolah yang
bersangkutan.6
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada disekolah, yang
merupakan sarana penujang bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan
sebagai dasar keberhasilan fungsional sekolah tersebut.
Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Tujuan perpustakaan sekolah dapat di lihat dari Undang-Undang RI No.
43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Bab 1 Pasal 4 menyatakan perpustakaan
5 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 37.
6 Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan (SNP) (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2011), h. 2.
10
bertujuan untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan
kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.7
Perpustakaan sekolah memiliki tujuan untuk menyerap dan menghimpun
informasi mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi.
Menumbuhkan kemampuan untuk menikmati pengalaman imajinatif,
membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik anak
agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta
memberikan dasar kearah studi mandiri.8
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
tujuan dari perpustakaan sekolah adalah mewujudkan kemandirian para
pengguna perpustakaan yang aktif, kreatif dan mandiri dalam
menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi.
Fungsi perpustakaan sekolah menurut Darmono adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Informatif
Perpustakaan sekolah menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan
tercetak, maupun elektronik agar pemustaka dapat:
1) Memperoleh ide dari buku yang ditulis oleh para ahli berbagai bidang
ilmu.
2) Memilih informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.
7 Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2009), h. 14 8 Muhammad Azwar, ―Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Kurikulim Tingkat
Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) di SMAN 1 Sinjai Tengah,‖ Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol
1, No. 2 (2016), http://journal.staimi-depok.ac.id/index.php/safina/article/view/6
11
3) Memiliki kesempatan untuk memdapatkan berbagai informasi yang
dibutuhkan di perpustakaan
4) Memperoleh informasi yang disediakan di perpustakaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
b. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak
maupun elektronik sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan.
Manfaat yang diperoleh dari fungsi pendidikan adalah:
1) Pemustaka mendapat kesempatan mendidik diri sendiri secara
berkesinambungan.
2) Pemustaka dapat membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah
dimiliki dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual.
3) Pemustaka dapat mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan
dan teknologi baru.
c. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak
dan elektronik yang dimanfaatkan pemustaka untuk:
1) Meningkatakan taraf hidup secara individual maupun kelompok.
2) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan.
3) Mengembangkan sikap untuk menunjang kehidupan antar budaya yang
harmonis.
4) Menumbuhkan budaya baca sebagai bekal penguasaan alih teknologi.
12
d. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi koleksi
tercetak maupun elektronik untuk:
1) Mengembang minat rekreasi pemustaka melalui berbagai bacaan dan
pemanfaatan waktu senggang.
2) Menunjang berbagi kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.
e. Fungsi Penelitian
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang penelitian.
Informasi meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi sesuai yang
dibutuhkan oleh penulis.
f. Fungsi Deposit
Perpustakaan memiliki fungsi deposit yaitu menyimpan dan melestarikan
bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah.9
Tenaga Pengolahan Perpustakaan Sekolah
Sumber daya manusia pengelola perpustakaan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Sumber daya manusia pengelola perpustakaan sekolah adalah guru atau
pegawai yang diberi tugas melaksanakan tugas di perpustakaan sekolah yang
ditetapkan berdasarkan surat tugas atau surat keputusan kepala sekolah. Secara
umum sumber daya manusia pengelola perpustakaan harus mempunyai minat di
9 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta:
Grasindo, 2007), h. 5.
13
bidang kerja perpustakaan, kepedulian yang tinggi terhadap perpustakaan,
kemampuan pendekatan pribadi yang baik, pengetahuan umum yang luas,
kemampuna komunikasi yang baik, inisiatif dan kreativitas. Kepekaan terhadap
perkembangan-perkembangan yang baru terutama yang berhubungan dengan
bidang perpustakaan serta berdedikasi tinggi.
Di samping itu sumber daya manusia pengelola perpustakaan sebaiknya
berlatar belakang pendidikan di bidang ilmu perpustakaan dan atau bidang lain
di tambah diklat penyetaraan di bidang perpustakaan. Perpustakaan sekolah
sebagai unit kerja perlu dikelola dengan sistem manajemen yang baik
(professional) dan di pimpin oleh seorang kepala perpustakaan sekolah yang
memiliki kemampuan dan berwawasan luas.10
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Sekolah yang
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional Tahun 2009 menyatakan bahwa:
a. Perpustakaan di pimpin oleh seorang pustakawan yang bertanggung jawab
kepada kepala sekolah.
b. Pustakawan perpustakaan sekolah dengan pendidikan minimal diploma,
bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau diploma bidang lain yang
sudah memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu. Perpustakaan dan
informasi dari lembaga pendidikan yang terakreditasi.
Sebagai tenaga kependidikan pustakawan dibutuhkan hampir semua
jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Mengacu pada
10
Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2000), h.19.
14
Standar Nasional Pendidikan menunjukan bahwa tenaga perpustakaan di
anggap penting sebagai pendukung kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu
momentum ini perlu disikapi secara positif untuk tenaga perpustakaan sebagai
bagian integral dari proses pembelajaran. Pustakawan yaitu pengelola
perpustakaan yang akan melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan.
Di perpustakaan sekolah terdapat tiga kategori pengelola perpustakaan,
yaitu:
1) Pustakawan Sekolah (School Librarians)
Adalah mereka yang bekerja di perpustakaan secara penuh waktu, memiliki
latar belakang pendidikan formal ilmu perpustakaan, minimal D2 Ilmu
Perpustakaan.
2) Guru Pustakawan (Teacher Librarians)
Adalah guru yang ditugaskan mengelola perpustakaan, bekerja secara paruh
waktu baik sebagai guru, maupun sebagai pustakawan. Guru pustakawan
sering disebut dengan istilah koordinator perpustakaan, sebagian besar tidak
memiliki latar belakang pendidikan formal ilmu perpustakaan, mereka hanya
dibekali dengan berbagai kegiatan pelatihan.
3) Staf Perpustakaan (Library Staff)
Adalah pegawai administratif yang ditugaskan mengelola perpustakaan.
Idealnya sebuah sekolah dikelola oleh seorang pustakawan professional,
tetapi hal tersebut sangat sulit diwujudkan, karena sedikitnya jumlah lulusan
perguruan tinggi, di samping bekerja menjadi pustakawan belum
menggiurkan, karena status yang tidak jelas dan imbalan yang terbatas. Yang
15
mungkin dilakukan adalah memaksimalkan guru pustakawan, baik kuantitas
maupun kualitasnya. 11
Agar dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik maka petugas
perpustakaan membutuhkan pembinaan, baik pembinaan karir sebagai tenaga
pustakawan maupun pembinaan terhadap semangat kerja.
B. Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai
bentuk cetak seperti buku, surat kabar, majalah. Dan tidak tercetak seperti bentuk
bahan audio visual, bentuk mikro dan peta.12
Sedangkan menurut Perpustakaan
Nasional RI
―Koleksi perpustakaan sekolah adalah jenis bahan pustaka yang dikumpulkan atau
diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh guru atau siswa untuk
menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah‖.13
Pengertian lain koleksi perpustakaan sekolah oleh pedoman umum
penyelenggara perpustakaan sekolah, jumlah koleksi dasar perpustakaan sekolah
minimal 1000 judul, terdiri dari berbagai bahan disiplin ilmu atau mata pelajaran
sesuai sekolah yang bersangkutan. Koleksi dasar perpustakaan sekolah yang di
miliki harus selalu ditambah, sehingga ratio 1 siswa 10 judul untuk SD, 12 judul
11
―School Library Guidelines Id, diakses pada 12 November 2017 dari https://www.scribd.com
/document/6756737/School-Library-Guidelines-Id,‖ n.d. 12
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, h. 48. 13
―Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawan,‖ Perpustakaan
Nasional RI, 16 April 2018, Artikel di akses dari http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID.
16
SLTP, dan 14 judul untuk SLTA dapat tercapai.14
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustkaan
sekolah harus sesuai dengan kurikulum sekolah, memuat semua mata pelajaran
yang dipelajari dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Karena koleksi perpustakaan sekolah adalah keseluruhan bahan pustaka yang
terdiri dari beragam bentuk dan di kelola secara sistematis untuk memenuhi
kebutuhan informasi pemustakanya.
Koleksi perpustakaan harus mampu mencangkup beberapa hal, yaitu:
c. Koleksi yang disediakan harus sesuai dengan jenis perpustakaannya
d. Koleksi yang disediakan oleh perpustakaan adalah bahan pustaka yang benar-
benar sudah siap pakai oleh pemustaka
e. Koleksi perpustakaan haruslah bahan pustaka yang terpilih, informasi yang
terkandung di dalamnya sesuai atau cocok dengan keperluan pemustaka, serta
dapat dimengerti oleh pemustakanya.15
Tujuan koleksi pada perpustakaan sekolah yaitu untuk menunjang tujuan
yang dimiliki sekolah tersebut sebagai lembaga yang menunjang agar proses
pendidikan dapat berlangsung lancar dan berhasil baik.16
14
Sudarnoto Abdul Hakim et al., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora, 2006), h. 75-76. 15
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h.35. 16
Sutarno NS, h. 32.
17
C. Peranan
Pengertian peran sebagai berikut:
1. Pengertian Peranan
Kita pasti sudah sering mendengar istilah ―peran‖ atau ―peranan‖ yang
diartikan sebagai kedudukan seseorang. Sedangkan peranan dikaitkan dengan
sesuatu yang dilakukan dalam posisi tersebut.
Pengertian peranan adalah suatu atribut sebagai akibat dari status, dan
prilaku yang di harapkan oleh anggota-anggota lain dari masyarakat terhadap
pemegang status, dan peranan hanyalah sebuah aspek dari status.17
Sedangkan menurut Soejono Soekanto, peranan merupakan aspek
dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.18
Peran dan
peranan tak dapat di pisahkan karena saling berkesinambungan.
Peranan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan mutlak mempunyai peranan yang utama dan tidak bisa di
abaikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan
pendidikan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi
perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain
adalah sebagai berikut:
17
Maurice Duverger, Sosiologi Politik (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 102. 18
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.
212.
18
a. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin,
mengembangkan komunikasi antara sebagai pemakai dan penyelenggara.
b. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan
minat baca. Kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca.
Melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan. Oleh karena itu, jika tidak ada perpustakaan, atau
perpustakaan yang berperan kurang baik, mungkin anggota pemustaka yang
baru belajar membaca, atau sedang membiasakan diri membaca dan yang
membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan
hilang semangatnya.
c. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
d. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen
kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran,
dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu, yang
direkam dalam bentuk tulisan, atau bentuk tertentu yang disimpan di
perpustakaan. Koleksi tersebut dapat dipelajari, diteliti, dikaji, dan
dikembangkan oleh generasi sekarang dan kemudian dipergunakan sebagai
landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.
e. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota
masyarakat, siswa dan pengunjung perpustakaan lainnya sebagai pemustaka.
Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian,
19
menggali, memanfaatkan, dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu
pengetahuan.
f. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan
konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (Users
Education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya perpustakaan bagi banyak orang. Perpustakaan berperan dalam
menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam
keadaan baik, semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.
g. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan
masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan pemustaka dan pemakaian
perpustakaan untuk lain hal. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat di
tandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju pula. Sebaliknya
masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan
yang memadai dan representative.
h. Perpustakaan dapat berperan aktif dalam mencari, menelusuri, membina dan
mengembangkan serta menyalurkan hobi, minat dan bakat yang di miliki
oleh pemustaka melalui beberapa kegiatan yang dapat di selenggarakan oleh
perpustakaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dengan antara lain melalui
penelusuran bakat, minat, dan kemampuan yang dilakukan dengan
mengadakan berbagai lomba. Seperti melukis, baca puisi, mengarang dan
kuis sehingga peserta dapat menyalurkan mengimplementasikan dan
20
mengembangkan bakat serta kreativitasnya dengan baik yang kelak dapat
dijadikan salah satu pegangan dalam kehidupannya.19
Dari kenyataan ini mengundang perhatian kita semua untuk berusaha agar
peranan pendidikan perpustakaaan dapat diaktifkan, dengan kata lain mencari
jalan supaya buku-buku atau bahan-bahan pustaka untuk dapat dimanfaatkan
untuk dibaca. Sedangkan menurut Rizal Saiful Haq mengemukakan bahwa
perpustakaan sekolah harus berperan dalam hal-hal sebagai sarana berikut:
a. Sarana pengembangan dan peningkatan kebiasaan membaca di kalangan
siswa.
b. Sarana yang dapat membimbing para siswa dalam memilih, dan
menggunakan sumber-sumber informasi yang sesuai untuk keperluan proses
pembelajaran secara mandiri.
c. Sarana pembinaan kemampuan dan sikap, baik yang bersifat fisik,
intelektual, sosial dan moral keagamaan dalam rangka mempersiapkan para
siswa hidup di masyarakat.
d. Sarana yang menyediakan sumber-sumber dan media pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.20
Peran perpustakaan sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran
tidak terlepas dari peran pustakawan sebagai komponen yang dapat
menyediakan berbagai sarana kebutuhan informasi.
19
Elin Rosalin, Pemanfaatan Perpustakaan dan sumber Informasi (Bandung: Karsa Mandiri
Persada, 2008), h. 29. 20
Rizal Saiful Haq, Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta Perpustakaan dalam
Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2007), h.13.
21
Peranan Pustakawan
Pustakawan sebagai tenaga kerja perpustakaan telah terdapat dalam
Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan pada Pasal 29
Ayat 1 yang berbunyi ―tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga
teknis perpustakaan‖21
Kemudian dalam Pasal 1 Ayat 8 dinyatakan juga bahwa ―pustakawan
adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan kepustakawan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.‖22
Bedasarkan hasil diskusi Komisi II Rapat Koordinasi Pengembangan
Jabatan Fungsional Pustakawan dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI,
merumuskan bahwa kopetensi pustakawan secara umum adalah ―kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai perilaku serta karakteristik
pustakawan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal.
Dengan kata lain, seorang pustakawan harus memiliki kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai, perilaku serta karakteristik
pustakawan untuk melaksanakan pekerjaan memberikan layanan kepada
pengguna. Dengan adanya kompetensi yang seharusnya dimiliki pustakawan,
akan menjamin terwujudnya layanan yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk
21
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, h. 17. 22
Republik Indonesia, h. 3.
22
menjadi pustakawan harus ada persyaratan minimal yang dimiliki dan sesudah
menjadi pustakawan harus berupaya meningkatkan kopetensi tersebut.23
Ada pula pengertian pustakawan dari Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
adalah, seseorang professional yang berkarya di bidang perpustakaan dan
dokumentasi dan tidak membedakan status PNS atau non PNS. Dalam Kode
Etik Pustakawan Indonesia menjelaskan bahwa pustakwan adalah seseorang
yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan lembaga induknya di dasari dengan
pengetahuan kepustakawanan yang di milikinya melalui pendidikan.24
Selain yang diartikan seperti di atas, Pustakawan juga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengisi tujuan dan misi sekolah.
Pustakawan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal
penyediaan informasi dan juga dituntut sebagai seorang ahli yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah.25
Ross Todd dan Carol Kuhlthau dalam penelitiannya menyatakan beberapa
peran pustakawan, diantaranya sebagai berikut:
a. Technological Literacy Agent
Seorang pustakawan memainkan peran penting dalam teknologi informasi
dengan menyediakan software yang up-to-date pada beberapa media untuk
23
Muhammad Azwar, Information Literacy Skill: Srategi Penelusuran Informasi Online
(Makassar: Uin Alauddin, 2013), h. 199. 24
Hermawan R dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi
dan Kode Eik Pustakawan Indoesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 50-53. 25
Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), h. 27.
23
siswa. Pelajaran yang ada harus melampaui pengajaran dengan penggunaan
perangkat lunak secara efektif.
b. Knowledge Construction Agent
Pustakawan mengembangkan kerangka literasi informasi untuk melibatkan
siswa dalam penggunaan informasi dengan cara yang berarti, sehingga
memungkinkan siswa membangun dan mengembangkan pengetahuan
dengan pengalaman baru.
c. Individualized Learning Agent
Sentuhan pribadi dari pustakawan banyak berperan penting terhadap siswa.
keterlibatan pustakawan dengan siswa adalah komponen penting dari sebuah
perpustakaan yang efektif. Pustakawan dengan siswa adalah komponen
penting dari sebuah perpustakaan yang efektif. Pustakawan melihat diri
mereka sebagai spesialis informasi dalam kegiatan belajar mengajar
memainkan peran dalam belajar siswa.
d. Resource Agent
Pustakawan menyediakan sumber daya yang beragam serta up-to-date untuk
memenuhi kebutuhan informasi siswa, pustakawan perlu melakukan intruksi
dengan membimbing siswa dalam menggunakan pilihan sumber informasi
mereka secara efektif.26
26
Todd, Ross dan Kuhlthau, Carol, ―Ohio Confirms Libraries Play Major In Student Learning,‖
Teacher Librarian 31 (2004): h. 6.
24
Pada perpustakaan yang berada di sekolah, seorang pustakawan harus
dapat pula berperan sebagai guru. Pustakawan dapat memainkan berbagai
perannya dalam banyak hal, diantaranya:
a. Manager
Pada hakikatnya pustakawan adalah ―manager informasi‖ yang mengelola
informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi
yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlahnya selalu
bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna
merupakan dasar pengelolaan informasi. Pustakawan dalam peranannya
sebagai manager juga harus dapat mengoptimalkan semua sumber daya
informasi, dana, termasuk sarana dan prasarana.
b. Edukator
Pustakawan melaksanakan fungsi pustakawan yaitu mendidik, melatih dan
mengajar. Melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan.
Mendidik adalah mengembangkan kepribadian.
c. Administrator
Pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah
dicapai. Kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil
25
yang lebih baik. Oleh karena itu pustakawan harus memiliki pengetahuan
yang luas dibidang organisasi, sistem dan prosedur kerja.27
Di sini jelas bahwa fungsi dan tugas seorang pustakawan tidak
sesederhana yang kita bayangkan. Pustakawan harus memiliki latar belakang
pendidikan dengan jenjang pendidikan tertentu. Pustakawan dituntut
memiliki pengetahuan yang luas dan multi disiplin. Seorang pustakawan
tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas karena banyak aktifitas
membaca, tetapi lebih dari itu bagaimana meramu suatu data menjadi
informasi kemudian meramu informasi tersebut menjadi pengetahuan baru.
Keterampilan mengolah pengetahuan menjadi hal yang lazim dinamakan
kebijaksanaan. Begitu tinggi dan mulia tugas pustakawan. adanya peradaban
ilmu pengetahuan salah satunya dipegang oleh pustakawan. Perpustakaan
merupakan media pembelajaran seumur hidup bagi manusia dan menjadi
pusat peradaban pengetahuan.28
Peranan Guru
Di dalam buku yang berjudul ―Menjadi Guru Efektif‖ guru dapat
diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan
27
Sinaga, Dian, Mengelola Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007), h. 22-
24. 28
Muhammad Azwar, ―Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan upaya pustakawan
mengidentifikasi informasi realitas,‖ Jurnal Ilmu Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah,
Vol. 2 No. 1, h. 43 (2014), http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-
hikmah/article/view/139
26
kehidupan bangsa dalam semua aspek. Baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.29
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan guru
adalah orang yang profesi pekerjaannya mengajar.30
Dalam hal ini pengertian
guru menurut KBBI di atas, adalah pengertian yang sangat umum untuk
mengartikan profesi guru.
Arti lain, guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar dan membimbing siswa yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas
agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat
kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.31
Dapat disimpulkan bahawa guru adalah satu komponen penting dalam
proses belajar mengajar yang bertanggung jawab memberikan, mengarahkan
dan mendidik peserta didiknya dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru juga mempunyai peranan, berikut peranan guru menurut Wina
Sanjaya, yaitu:
a. Guru Sebagai Pembimbing
29
Suparlan, Menjadi Guru Efektif (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), h. 12. 30
―Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 April 2018 http://kbbi.web.id/,‖
n.d. 31
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 15.
27
Guru harus dapat membimbing para siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimiliki dan siswa dapat mencapai potensinya, karena
kepribadian setiap siswa beragam mulai dari kemampuan, minat dan bakat.
b. Guru Sebagai Teladan
Guru mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat
siswa lebih memahami dan mengerti setiap pesan yang disampaikan.
c. Guru Sebagai Motivator
Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar
siswa. Dalam setiap proses pembelajaran sering terjadi siswa yang kurang
berprestasi, bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi
karena tidak ada motivasi untuk belajar. Maka dari itu guru harus membantu
membangkitkan minat baca siswa juga menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dalam pembelajaran.
d. Guru Sebagai Penyedia Informasi
Guru harus dapat memberikan informasi-informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, setiap kesalahan informasi dari guru adalah
racun bagi siswa. Guru harus menjadi informatory yang baik dan mengerti
apa kebutuhan siswanya.
e. Guru Sebagai Fasilitator
Guru memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa. Fasilitas yang
diberikan oleh guru tersebut berupa media pembelajaran, yaitu metode dan
28
penguasaan materi agar siswa dapat dengan mudah mendapatkan informasi
mengenai materi belajar yang tidak dipahami oleh siswa dan didapatkan dari
guru.
f. Guru Sebagai Penyedia Informasi Alternatif
Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman. Dalam melakukan pengelolaan pembelajaran,
ada dua macam yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu mengelola sumber
belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Dalam
konteks ini guru berperan sebagai penyedia sumber belajar.32
D. Kemitraan
Berikut contoh jenis-jenis dan pengertian kemitraan, dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pengertian Kemitraan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Mitra diartikan sebagai
teman atau rekan kerja. Sedangkan kemitraan sendiri diartikan sebagai perihal
hubungan jalinan kerja sama.33
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan
suatu kelompok atau lembaga untuk bekemitraan dalam mencapai suatu tujuan
bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing.
Dalam kementerian pendidikan dan kebudayaan, kemitraan dapat
32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: PT.
Kencana, 2006), h. 36-37. 33
―Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 April 2018 http://kbbi.web.id/.‖
29
dilaksankan dalam bentuk formal (resmi) dan informal (tidak resmi).
Masing-masing mempunyai arti, yaitu:
a. Kemitraan Formal
Bentuk kemitraan yang didasarkan pada satu kesepakatan atau perjanjian
yang sifatnya meningkat dan dituangkan dalam naskah bersama. Contoh
bentuk kemitraan formal yang dilakukan dengan pihak-pihak lain antar
institusi pendidikan dan pelatihan. Misalnya kemitraan antar lembaga.
b. Kemitraan Informal
adalah kemitraan yang didasarkan kesepakatan yang tidak mengikat dan
tidak dituangkan dalam dokumen naskah kemitraan, tetapi lebih
merupakan sebagai wujud adanya cooperative, kebersamaan dan saling
menghargai dan menghormati keberadaan dari lembaga masing-masing
tersebut. Seperti kemitraan pustakawan dengan guru yang berada di
sekolah tersebut dan kemitraan sekolah dengan sekolah lain.
Dengan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu saling menghargai satu sama lain, harus adanya visi
dan misi yang sama, dan yang terutama harus saling menyadari pentingnya
kemitraan. Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy ada beberapa jenis
kemitraan, yaitu:
a. Complementary Partnership (Pelengkap Kemitraan)
30
Partner atau mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh melalui
perhatian besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relative terbatas
seperti program.
b. Synergistic Partnership (Kemitraan Sinergis)
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan
masalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup
aktivitas baru seperti penelitian.
c. Potential Partnership (Kemitraan Potensial)
Pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain, akan tetapi belum bekerja
secara lebih dekat.34
Kemitraan Pustakawan
Kemitraan antara perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan
sekolah lain atau lembaga perpustakaan lainnya. Contoh bentuk kemitraannya,
antara lain:
a. Kerjasama antar Pustakawan
Kemitraan ini dilakukan antar pustakawan untuk memecahkan
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pustakawan. Bentuk
kemitraan ini berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan
antar pustakawan, serta diskusi antara sesama pustakawan.
b. Kerjasama Pinjam Antar
34
Levinger, Berly dan Mulroy, Jean, A Partnership Model For Public Health: Five Variables
for Productive Collaboration. (California: Core Group Pact Publication, 2004), h. 35-36.
31
Bentuk kemitraan ini dilakukan karena pengguna perpustakaan lain
tidak boleh meminjam koleksi perpustakaan lain. Sebagai gantinya maka
perpustakaan yang meminjamkan buku dari perpustakaan tersebut,
meminjamkannya kepada si pemakainya. Disini yang bertanggung jawab
terhadap peminjaman buku tersebut adalah perpustakaan yang meminjam.
Kemitraan Guru dan Pustakawan Sekolah
Kemitraan antara guru dan pihak pustakawan sekolah merupakan hal
penting untuk memaksimalkan potensi perpustakaan sekolah. Berikut kemitraan
yang dilakukan pustakawan dan guru menurut IFLA, yaitu:
a. Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas
kurikulum.
b. Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid.
c. Mengembangkan rancangan pelajaran.
d. Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan
pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan.
e. Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya.
f. Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum.
32
g. Menjelaskan kepada orangtua murid mengenai pentingnya perpustakaan
sekolah.35
Konteks kemitraan diatas adalah hubungan kemitraan yang terjalin antara
pustakawan dan guru. Kemitraan antara guru dan pustakawan sekolah
merupakan hal penting dalam memaksimalkan potensi perpustakaan.
Kemitraan dan Pemanfaatan bersama Perpustakaan Sekolah
Pemanfaatan berasal dari kata dasar yakni manfaat yang artinya guna dan
faedah. Kemudian kata tersebut mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti
proses, cara, perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan tertentu.36
Sedangkan menurut Seels Barbara, pemanfaatan adalah adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber belajar.37
Dengan demikian, pemanfaatan
dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam memanfaatkan suatu benda
atau objek. Baik untuk kegiatan belajar, maupun kegiatan lainnya.
Pemustaka melakukan pemanfaatan perpustakaan dapat ditinjau dari dua
sisi yaitu cara pemustaka menggunakan atau memperoleh informasi dan efek
dari pengguna informasi.38
Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang dapat
35
International Federation of Library Association (IFLA), Pedoman Perpustakaan Sekolah
IFLA/UNESCO (California: International Federation of Library Association (IFLA), 2006), h. 15,
https://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/SchoolLibraryGuidelines-id.pdf. 36
Peter Salim dan Yennny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta:
Modern English Press, 2002), h. 711. 37
Barbara, Seels dan Richey, Rita, Intructional Technology: The Definition and Domains of the
Field (Washington DC: Association for Education Communication and Technology, 1994), h. 56. 38
Wiyarsih, ―Pemanfaatan Koleksi Repository Perpustakaan Fakultas MIPA UGM
menggunakan E-Prints,‖ Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 11, no. 2 (2015), h. 3.
33
didefinisikan sama dengan guna atau faedah. Pemanfaatan sendiri
merupakan proses, cara atau tindaklaku yang memanfaatkan sesuatu.39
Pengertian pemanfaatan di perpustakaan sekolah adalah bahan pustaka
yang disediakan harus dibaca dan digunakan oleh suatu kelompok tertentu pada
pemakainya, dan bentuk nyatanya pemanfaatan berupa bahan koleksi atau
bahan pustaka ialah membaca, meminjam, diteliti, dikaji, dianalisis, dan
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.40
Pemanfaatan koleksi buku merupakan
suatu kegiatan atau aktifitas dimana pemustaka menggunakan buku atau bahan
pustaka untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pemanfaatan jasa perpustakaan sekolah merupakan keharusan dalam
proses belajar pembelajaran di sekolah dan menjadi tempat mencari informasi
dalam proses pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah
dengan perkembangan belajar siswa menunjukan bahwa semakin sering siswa
memanfatkan perpustakaan, maka semakin mudah mereka untuk menemukan
referensi untuk melengkapi materi ajar yang belum dipahami. Dari segi
pemustaka pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor Eksternal:
1) Kebutuhan
39
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), h. 198. 40
Hermawan R dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi
dan Kode Eik Pustakawan Indoesia, h. 179.
34
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan akan koleksi-koleksi yang
mampu menunjang bahan belajar siswa. Setiap individu memiliki
kebutuhan informasi yang berbeda-beda dalam melengkapi kebutuhan
infomasinya, namun di perpustakaan pemustaka membutuhkan informasi
sesuai dengan latar belakang pencarian informasi. Seperti di perpustakaan
sekolah, kebutuhan informasii pemustaka masih berkaitan dengan mata
pelajaran yang diajarkan pada sekolah tersebut.
2) Minat
Minat merupakan sumber motivasi atau pendorong seseorang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan dan mereka bebas memilih sesuai
yang mereka inginkan. Di perpustakaan siswa merasa bahawa
memanfaatkan bahan pustaka adalah suatu yang dapat menguntungkan
bagi mereka, siswa merasa berminat dalam memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar.
3) Motif
Suatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang, sehingga
menyebabkan berbuat sesuatu. Dalam perpustakaan motif atau alasan
siswa dalam menggunakan perpustakaan sangat berbeda-beda satu
dengan yang lain sesuai dengan kebutuhan informasi setiap individu.
Pada umumnya siswa di sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan
antara lain, yaitu:
a. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
b. Mengerjakan tugas kelompok
35
c. Mencari dan menggunakan informasi
d. Membuat laporan dan karya.41
Perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasi di dalam
suatu ruangan agar dapat digunakan oleh para siswa dan para guru.42
Adapun
usaha yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan agar siswa memanfaatkan
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, yaitu:
a. Pengelola perpustakaan memberikan wacana kepada pihak sekolah agar
diberikan pengenalan kepada siswa baru tentang lokasi perpustakaan, agar
siswa tahu bahawa di sekolahan tersebut memiliki ruang perpustakaan yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran dan
mengisi waktu kosong.
b. Pengelola melakukan komunikasi secara langsung terhadap guru mata
pelajaran agar siswa aktif ke perpustakaan sekolah, misalnya dengan cara
guru memberikan tugas dengan sumber bahan yang berasal dari
perpustakaan sekolah.43
Pemanfaatan sumber informasi perpustakaan oleh siswa menggambarkan
bahwa peran dan keberadaan perpustakaan menjadi bagian yang penting. Dari
segi aspek tujuan, pemanfaatan informasi dari perpustakaan sekolah dapat
menjadi penyelesaian tugas.44
41
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992),
h. 45. 42
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4. 43
Rizky Febriani, ―Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SMP,‖
Jurnal Untan Vol. 3, no. No. 2 (2008), h. 8. 44
Irianti, ―Pemanfaatan Informasi dalam artikel ilmiah: Kajian Analisis Sitiran Pada Buletin
Psikologi UGM,‖ Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 36, no. No. 2 (2015), h. 154.
36
Guru memandang siswa sebagai ruang pasif yang perlu diisi dengan cara
mentransfer pengetahuan yang ada di dalam benak guru ke siswa. Penting bagi
perpustakaan untuk menemukan perannya sebagai jasa pendukung yang
dikaitkan guru dengan siswa. Tujuan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan
adanya kemitraan yang telah dijabarkan di atas, diharapkan perpustakaan dapat
membantu guru dan siswa, sebagai berikut:
a. Kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakan
tugas yang dikerjakan di ruang kelas.
b. Kemampuan perpustakaan membantu guru menangani situasi ruang kelas
dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih
banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi.
c. Kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya untuk berbagai
strategi evaluasi dan asesmen kajian yang berbeda-beda.
d. Kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya bagi para guru
akan memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi
pengajaran.45
Manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah
dasar maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap
membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
45
International Federation of Library Association (IFLA), Pedoman Perpustakaan Sekolah
IFLA/UNESCO, h. 20-21.
37
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang
akhirnya para siswa mampu belajar mandiri.
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat penguasaan teknik terhadap
membaca.
e. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswanya kearah tanggung jawab.
f. Perpustakaan sekolah dapat membantu siswa, guru, dan anggota staf sekolah
dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber
pengajaran.46
Manfaat lain dari perpustakaan sekolah adalah sebagai sarana bagi siswa
untuk belajar memiliki informasi luas. Belajar mencari dan menemukan
sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, sampai
menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, lalu memanfaatkan
informasinya. Tujuan dari kemitraan pemanfaatan perpustakaan, antara lain
yaitu:
a. Menanamkan dan mengembangkan dalam diri siswa kebiasaan membaca
dan menggunakan perpustakaan sepanjang hayat
b. Bekerjasama dengan para siswa, guru, dan staf perpustakaan untuk mencapai
misi sekolah.
c. Meningkatkan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan.47
46
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, h. 50. 47
Hanifah Dwi Ratna Dewi, Coursepack on School/Tracher Librarian Ship (Perpustakaan
Sekolah/Guru Pustakawan) (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab
dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006).
38
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dituliskan oleh Umu Baroroh (2013) Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, dengan judul ―Hubungan Kemitraan Guru dan Pustakawan Dalam
Pemanfaatan Perpustakaan di SMAN 1 Kedungreja Cilacap Jawa Tengah‖ dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kerja sama guru dan pustakawan dalam pemanfaatan
perpustakaan di SMAN 1 Kedungreja Cilacap Jawa Tengah. Semakin banyak
kerja sama guru dan pustakawan maka semakin tinggi pula pemanfaatan di
perpustakaan sekolah tersebut. Yang diharapkan oleh Umu Baroroh, sebagai
penulis ini adalah kerja sama yang dilakukan guru dan pustakawan mampu
membawa pemustaka jauh dari krisis ilmu pengetahuan yang banyak diperoleh
dari manfaatkan perpustakaan.
Perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah Umu
Baroroh menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif. Serta cangkupan pembahasan, lokasi,
dan fokus penelitian, dimana peneliti membahas secara lebih rinci mengenai
peranan kemitraan pustakawan dan guru dalam pemanfaatan perpustakaan oleh
para siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
mendeskripsikan dan memberi penjelasan mengenai keadaan yang terjadi di
lapangan seperti apa adanya.48
Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan subjek atau objek
penelitian seseorang, lembaga atau masyarakat pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Penilitian deskriptif umunya
bertujuan mendefinisikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu
populasi atau daerah tertentu.49
Metode penelitian ini dipilih untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan secara umum bagaimana peranan
kemitraan pustakawan dan guru dalam pemanfaatan perpustakaan oleh para siswa
di SMAN 9 Tangerang Selatan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berbentuk non angka
seperti kalimat-kalimat, foto, rekaman suara dan gambar.50
Menurut Bofdan dan
Taylor dalam buku berjudul metode penelitian kualitatif yang dibuat oleh Lexy J.
Meleong. Metodologi penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data desktitif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
48
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Pemahaman Praktis
(Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60. 49
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 50. 50
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Pemahaman Praktis,
h. 86.
40
orang dan perilaku yang diamati.51
Dengan pendekatan ini penulis
menggambarkan pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik
kesimpulannya.
B. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh meliputi:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa perantara, atau
langsung dari sumbernya. Seseorang bisa mendapatkan data-data primer dengan
cara melakukan wawancara, menyebarkan kuesioner, atau melakukan
mengamatan langsung terhadap suatu aktifitas pada masyarakat.52
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya, data sekunder ini terdiri dari buku-buku, literarur-literatur, artikel
dan dokumen dengan masalah yang diteliti.53
Data diperoleh dari beberapa
tinjauan literature untuk mendapatkan informasi yang relevan terkait dengan
penelitian ini.
51
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007). 52
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Pemahaman Praktis,
h. 86. 53
Arikunto Suharsini, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 78.
41
C. Informan
Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti harus cermat dalam memilih
orang-orang yang akan diwawancarai (informan).54
Informan adalah orang yang
diwawancara dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan. Kriteria informan sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Informan
No Nama Status
1. Lesdi Suryadi S.IP
Pustakawan
2. Moch. Hidayat, M.Pd
Guru mata pelajaran matematika
3. Wahidah Nurhasanah, M.Pd Guru mata pelajaran bahasa Indonesia
4. Liandu Rohim Siswa 12 IPA 1
5. Mufan Qufthan Siswa 11 IPS 1
Penulis memilih kriteria informan tersebut berdasarkan peranannya yang
paling berpengaruh dalam proses belajar mengajar yang bekemitraan dengan
perpustakaan yang berada di sekolah tersebut.
54
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif.
42
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, kajian
kepustakaan, teknik analisis data dan teknik pengujian keabsahan data.
Pengertiannya sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Marshall dalam Sugiyono menyatakan bahwa ―through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to
those behavior‖. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna
dari perilaku tersebut.55
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan
yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang sedang berlangsung. Kemudian hasil
dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi
deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan
waktu. Dalam penelitian ini observasi bertempat di SMAN 9 Tangerang
Selatan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh
pewawancara yang mengajukan pertanyan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.56
Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang
telah disiapkan kepada informan, lalu dijawab oleh informan sebagai pemberi
data.
55 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008),
h. 226.
56
Sofian Effendi, Metode Penulisan Survei (Jakarta: LP3ES, 2012), h.135.
43
3. Kajian Kepustakaan
Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau
seluruhnya dari bahan pustaka (buku, dokumen, artikel, laporan dan
sebagainya).57
E. Teknik Analisis Data
Menganalisis data merupakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
Analisis data adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokan dan
mamadukan sejumlah data yang dikelompokan dilapangan secara empiris menjadi
sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang
selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.58
Data akan dianalisa
melalui 3 tahapan yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari hasil menyingkirkan segala sesuatu (data) yang
subjektif untuk menerima data-data yang obyektif. Hal ini diperlukan untuk
memilah data tersebut agar dalam proses pengamatan terhadap gejala-gejala
yang dicari dapat dilakukan.59
Karena pada intinya reduksi data adalah proses
pemilihan data yang penting saja.
Penyajian Data
Penyajian data merupakan sebuah laporan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang peneliti
57 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Pemahaman
Praktis, h. 65. 58
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), h. 120. 59
Yanuar Ikbar, Metode Penelitian Sosial Kualitatif: Panduan Membuat Tugas Akhir atau
Karya Ilmiah (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), h. 164.
44
inginkan. Ini merupakan hasil dari data yang telah direduksi dan penulis akan
menyajikan data tersebut dalam bentuk naratif.
Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan kedua proses diatas maka penulis mengambil kesimpulan
atas hasil dari analisa dan interpretasi data yang dilengkapi dengan saran-saran.
Hal ini dapat mementukan hasil akhir dari penelitian yang telah dianalisa.
F. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Teknik yang digunakan untuk menguji kebsahan terhadap data penelitian
kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan kredibilitas atau
vadilitas internal, dengan triangulasi sebagai berikut:
1) Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data untuk pengecekan ulang wawancara,
seperti hasil wawancara dan hasil observasi.
2) Triangulasi Teori
Penggunaan teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah
memasuki syarat. Pada penelitian ini, dari beberapa teori yang telah dijelaskan
di bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data.
3) Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode dalam melakukan penelitian, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalan penelitian ini, peneliti melakukan
45
metode wawancara yang ditunjang dalam metode observasi pada wawancara
yang dilakukan.60
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Tanggerang Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan April 2017 – Juli 2018 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Tahun 2017-2018
Apr Mei Juni
Juli
-
Des
Jan
-
Mei
Juni Juli
1. Observasi Awal dan
Penyerahan Proposal
Skripsi dan Dosen
Pembimbing
2. Pelaksanaan Bimbingan
Skripsi
3. Pengumpulan Literatur
Skripsi
4. Pelaksanaan Penelitian
Observasi dan
Wawancara
5. Analisis Data Penelitian
6.
Penyerahan Skripsi
7. Sidang Skripsi
60
Bachtiar S. Bachri, ―Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif,
―Jurnal Teknologi Pendidikan 10, no. 1 (2010): h. 56-57
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMAN 9 Tangerang Selatan
Menjelaskan tentang profil, visi dan misi, tujuan sekolah, nilai-nilai,
motto, tenaga pengajar, layanan perpustakaan, dan struktur organisasi
perpustakaan di sekolah tersebut. Penjelasannya sebagai berikut:
2. Profil SMAN 9 Tangerang Selatan
SMAN 9 Tangerang Selatan adalah sekolah dengan akreditas ―A‖ yang
berdiri pada tanggal 26 April 2006. SMAN 9 Tangerang Selatan juga sebagai
sekolah model SKM-PBKL-PSB, sekolah ini juga sudah meraih penghargaan
adiwiyata tingkat provinsi. SMAN 9 Tangerang Selatan beralamat Jalan Hidup
Baru No.31 Rt. 09/01 Desa Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten Kode Pos 15414. Telepon/Faksimili (021) 74638445/ (021)
74630701.
Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Nilai-nilai dan Motto SMAN 9 Tangerang Selatan
a. Visi
―Mewujudkan insan berkarakter positif-kreatif-inovatif, menguasai IPTEK.
Dan berbudaya lingkungan, serta bangga sebagai Bangsa Indonesia‖.
b. Misi
1) Menumbuh kembangkan karakter positif melalui program sekolah
berbudaya lingkungan hidup dan pengembangan diri.
47
2) Membudayakan sikap kreatif, inovatif dalam pembelajaran di dalam
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
3) Mewujudkan Life-skill dengan memberdayakan Multiple-Intelligent dan
menguasai IPTEK yang peduli lingkungan.
4) Memanfaatkan Lingkungan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai Media Pembelajaran.
5) Berperan aktif dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
6) Menjadikan insan sebagai bagian dari komunitas global yang mampu
bekemitraan secara individu maupun kelompok dan bangga sebagai
bangsa Indonesia.
c. Tujuan/Sasaran
1) Menghasilkan insan cerdas, insan kamil dan paripurna dalam bidang
akademis dan non akademis serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
lulusan yang diterima di PTN setiap tahun.
2) Menjadikan sekolah sebagai tempat pembentukan karakter bangsa dan
penyadaraan berbudaya lingkungan hidup dengan meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Memiliki kurikulum diversifikasi yang mengedepankan nilai-nilai
budaya karakter dan peduli lingkungan serta berbasis TIK.
4) Mewujudkan life skill insan dengan memberdayakan multiple-
intelligence melalui proses pembelajaran yang bersifat kontekstual.
48
5) Memiliki pemahaman tentang pendidikan sebagai profesi dalam
melaksanakan kerangka moral, legal dan etika bekerja yang berkaitan
dengan profesi pendidik.
6) Warga sekolah memiliki kemampuan TIK, dan berkomunikasi dalam
bahasa Inggris secara aktif.
7) Memiliki sistem informasi sekolah berbasis TIK.
8) Memiliki struktur organisasi yang dinamis, efektif dan efesien sesuai
dengan visi dan misi sekolah dalam mendukung keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
9) Memiliki sarana dan prasarana pendidikan sesuai standar nasional
pendidikan yang mendukung pembelajaran pendidikan lingkungan
hidup.
10) Memperoleh prestasi dalam keikutsertaan bidang olahraga, seni dan
sains tingkat kota dan provinsi.
d. Nilai-nilai
Membentuk insan yang visioner, disiplin, jujur dan tanggung jawab
sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat. Sesuai dengan visi, misi dan
tujuan yang telah ditetapkan, untuk mendukung terlaksananya visi, misi, dan
tujuan tersebut maka perlu adanya nilai luhur sebagai arah bagi sikap dan
prilaku aktivitas akademik.
49
e. Motto
Tabel 4. 1 Motto SMAN 9 Tangerang Selatan
The Smart 9 3B
1. Trusty Dipercaya 1. Be Fighter Jadilah Pejuang
2. Honesty Jujur 2. Be Creative Jadilah Yang Kreatif
3. Enjoyable Menyenangkan 3. Be Success Jadilah Yang Sukses
4. Satisfy Memuaskan
5. Meaningful Bermakna
6. Achievement Berprestasi
7. Responsive Cepat Tanggap
8. Trully Ikhlas
9. ―9‖ SMAN
Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar/guru yang berada di SMAN 9 Tangerang Selatan
berjumlah 54 orang. Terdiri dari 1 kepala sekolah, 37 guru tetap, dan 16 guru
tidak tetap. Guru tersebut mengajar berbagai mata pelajaran dengan komposisi
3 orang guru ekonomi, 5 orang guru matematika, 3 orang guru olahraga, 5
orang guru bahasa Indonesia, 2 orang guru sosiologi, 2 orang guru pendidikan
agama, 2 orang guru PKN, 1 orang guru bahasa Jerman, 3 orang guru biologi, 3
orang guru fisika, 4 orang guru bahasa Inggris, 4 orang guru kimia, 2 orang
50
guru sejarah, 1 orang guru komputer, 3 orang guru geografi, 1 orang guru seni
budaya, 1 orang guru mulok DGM, 1 orang guru seni musik, 1 orang guru
PLH/PBKL, 1 orang guru bahasa Mandarin, 2 orang guru TIK, 1 orang guru
bahasa Arab, 1 orang guru PAI, 1 orang guru mulok cinema.
Profil Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan
Seiring dengan berdirinya SMAN 9 Tangerang Selatan yang dahulu
bernama SMAN 4 Tangerang Selatan, maka keberadaan perpustakaan sebagai
pusat pembelajaran (center for learning) sangat dibutuhkan dalam proses
belajar-mengajar. Sistem layanan yang digunakan dalam perpustakaan SMAN 9
Tangerang Selatan adalah sistem layanan terbuka (open access), dimana
pengguna (user) dapat langsung menelusur koleksi di rak.
Layanan perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan sudah
terkomputerisasi (otomasi) dengan system informasi menggunakan software
senayan, senayan sendiri telah mencakup bidang pengadaan, pengolahan,
sirkulasi, hingga pelaporan (reporting).
Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan
a. Visi
Terwujudnya perpustakaan yang unggul, handal dan terdepan
sebagai pusat sumber informasi bagi civitas akademik SMAN 9 Tangerang
Selatan.
51
b. Misi
1) Memenuhi kebutuhan informasi dan bahan-bahan pustaka seluruh
civitas akademik SMAN 9 Tangerang Selatan.
2) Mendukung proses belajar, penelitian, dan program pengembangan
yang ada di SMAN 9 Tangerang Selatan.
3) Menunjang terwujudnya iklim akademik yang bersifat ilmuan dan
profesional dengan menyediakan koleksi dan akses Informasi yang luas
kepada seluruh civitas akademika SMAN 9 Tangerang Selatan.
4) Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan.
5) Melengkapi perpustakaan dengan sumber-sumber infomasi yang baru
dan up to date.
6) Mempromosikan dan mengembangkan pemanfaatan sumber-sumber
dan layanan informasi yang tersedia di perpustakaan.
c. Tujuan
Tujuan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan tidak dapat lepas
dari fungsi perpustakaan. Tujuan Perpustakaan sekolah adalah untuk
menunjang pelaksanaan program pendidikan sekolah, yang antara lain
sebagai berikut:
1) Menanamkan serta membina minat siswa membaca, sehingga membaca
merupakan suatu kebiasaan bagi siswa agar membaca menjadi
kegemarannya.
2) Memperluas pengetahuan siswa, dengan menyediakan berbagai buku-
buku pengetahuan.
52
3) Meningkatkan pelayanan yang prima untuk seluruh anggota
perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan.
Layanan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan
Sistem pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan SMAN 9
Tangerang Selatan bersifat terbuka (open access) sehingga pemakai dapat
langsung mencari koleksi di rak. Pelayanan diberikan setiap hari kerja yaitu
enam hari dalam seminggu, khusus hari Sabtu hanya menyediakan pelayanan
ruang baca. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini :
Tabel 4. 2 Jam Layanan Perpustakaan
Hari Kegiatan Jam Layanan
Senin-Kamis Stack Reading 07.00-16.00
Istirahat 12.00- 13.00
Jum‘at Stack Reading 07.00-16.00
Istirahat 11.00- 13.00
Sabtu Khusus pelayanan ruang baca 07.00- 12.00
53
Adapun jenis layanan yang disediakan adalah :
a. Pelayanan Ruang Baca
Pemakai perpustakaan baik anggota aktif maupun pemakai lainnya
dapat memanfaatkan koleksi dan layanan pada setiap jam layanan.
b. Pelayanan Sirkulasi
Anggota aktif dapat meminjam buku sebanyak 3 eksemplar selama 1
minggu. Apabila dalam pengembalian buku terlambat akan dikenakan
denda, pelayanan sirkulasi ini juga mengawasi pintu keluar masuk
perpustakaan.
c. Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi ini meliputi:
a. Penelusuran Informasi: Perpustakaan akan membantu pengguna untuk
memperoleh informasi, baik berupa data bibliografis maupun artikel full
text dengan topik tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber informasi
yang ada. Tenaga perpustakaan akan memandu pengguna dalam proses
penelusuran tersebut.
b. Bimbingan Pemakai (User Education): Bimbingan yang diberikan adalah
membantu pengguna mengenal tata cara pemakaian OPAC/penelusuran
bahan pustaka secara online, temu kembali koleksi, atau penelusuran
informasi melalui koleksi referensi.
d. Pelayanan Fotocopy
Pemakai dapat meminjam koleksi untuk di fotokopi sendiri sebanyak 3
eksemplar dan memesan fotokopi koleksi melalui staff perpustakaan.
54
e. Pelayanan CD dan Internet
Anggota aktif dapat mengakses koleksi CD dan internet secara gratis
bahkan mereka dapat mengakses internet secara gratis melalui laptop pribadi
di area perpustakaan dan sekitarnya.
Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan
Berikut ini struktur organisasi yang ada di Perpustakaan Sekolah
SMAN 9 Tangerang Selatan:
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi
Kepala Sekolah
Dra. A. Nana Mahmur M.Pd
GURU Kepala Perpustakaan
Lesdi Suryadi S.IP
Bag. Layanan
Teknis
Bag. Layanan
Pembaca
TU
Koordinator Perpustakaan
Yuli Sukarelawati, S.Pd
55
B. Hasil Penelitian
Ada pula hasil penelitian yang telah penulis lakukan di sekolah tersebut,
berikut penjelasannya:
1. Bentuk Kemitraan Pustakawan dan Guru di SMAN 9 Tangerang Selatan
Dari penelitian yang penulis lakukan, diketahui bahwa awal mula
terbentuknya kemitraan ini adalah adanya kesepakatan bersama melalui
diskusi yang dilakukan guru dan pustakawan. Kemudian ada beberapa alasan
yang mendasari adanya kemitraan ini, seperti diungkapkan bu Wahidah
dalam kutipan wawancara berikut:
“Hmm… karena para guru ingin perpustakaan dimanfaatkan sebaik
mungkin, tidak hanya sebagai tempat istirahat saja.”61
Berbeda pula dengan yang disampaikan bu Wahidah, pak Dayat pun
punya alasan sendiri mengapa beliau ingin terwujudnya program kemitraan
ini. Hal ini bisa dilihat dalam kutipan wawancara berikut:
“Ya memang sebetulnya itu harus ada ya di setiap sekolah, karena
materi yang diajarkan oleh guru sangat diperlukan sumbernya dari
perpustakaan. Akhirnya guru juga dapat mengetahui buku apa saja
yang sesuai dengan materi yang diajarkan di kelas itu.”62
Sedangkan pandangan lain dalam program kemitraan ini disampaikan
oleh pak Lesdi sebagai pustakawan dalam kutipan wawancara berikut:
“Nah jadi intinya tuh minat baca anak jaman sekarang ini kan kurang
banget ya, ditambah perpustakaan agak jauh jaraknya. Jadi ya gitu
yang males jadi tambah males hehe, nah dari itu kami mencoba gimana
61
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 62
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
56
caranya biar perpustakaan ini dioptimalkan lah oleh anak-anak. Nah
dasarnya jadi kemitraan ini ya itu.”63
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa adanya
kemitraan dalam pemanfaatan perpustakaan. Untuk membangun kemitraan
harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu saling menghargai satu sama lain
dan adanya visi misi yang sama. Kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk
formal (resmi) dan informal (tidak resmi). Berikut penjabarannya:
a. Kemitraan Formal
Bentuk kemitraan yang didasarkan pada satu kesepakatan atau
perjanjian yang sifatnya meningkat. Dilakukan dengan pihak antar institusi
pendidikan atau lembaga. Berbeda dengan tanggapan bu Wahidah dalam
kutipan wawancara berikut:
“Kemitraan yang terbentuk disini itu formal sih engga ya, karena kan
kalo formal itu kemitraannya sudah mencangkup dengan lembaga
lain. Tidak hanya didalam sekolah saja, tidak hanya satu lembaga
gitu.”64
Dari pernyataan wawancara diatas dengan bu Wahidah, bisa
disimpulkan dengan jelas bahwa kemitraan yang terjalin di sekolah
tersebut bukan bersifat formal, akan tetapi bersifat informal;
b. Kemitraan Informal
Bentuk kemitraan yang didasarkan kesepakatan yang tidak meningkat,
tetapi merupakan wujud cooperative saling menghargai dan menghormati
63
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 64
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
57
keberadaan masing-masing. Seperti yang disampaikan oleh pak Dayat
dalam kutipan wawancara berikut:
“Ya informal karna cuma didasari kesepakatan kan. Berdiskusi
gimana nih caranya mewujudkan adanya kemitraan ini biar siswa
rajin ke perpustakaan.Karna ga semua guru kan ikut, jadi ya menurut
bapak peningkatan siswa bisa dikatakan relatiflah, yang penting kita
itu jangan lupa ya satu tujuan memanfaatkan perpustakaan gitu
kan.”65
Hal yang hampir serupa dalam bentuk kemitraan juga diungkapkan
oleh bu Wahidah, dalam kutipan wawancara berikut:
“Bentuk kemitraannya itu adalah guru dan pustakawan membuat
kartu, sebut saja kartu penghubung ya. Itu kita fungsikan untuk siswa
sebagai penghubung antara siswa dengan pustakawan, dan
pustakawan dengan guru. Jadi saling berkisambungan antara siswa,
guru, dan pustakawan sekolah.”66
Dari hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bersama, bahwa
kemitraan yang terjalin antara pustakawan dan guru di SMAN 9
Tangerang Selatan terjadi karena didasari oleh kesepakatkan bersama. Dan
kemitraan ini berjenis informal, menggunakan kartu penghubung. Yang
merupakan wujud cooperative karena satu tujuan yaitu memanfaatkan
perpustakaan sekolah. Tentunya disisi lain kemitraan ini bersifat
menguntungkan pribadi masing-masing baik siswa, guru dan pustakawan.
Pustakawan juga memiliki beberapa peranan dalam menjalankan
kemitraan, diantaranya:
65
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 66
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
58
c. Kemitraan Pustakawan
Kemitraan antara perpustakaan sekolah dapat dilakukan dengan
sekolah lain atau lembaga perpustakaan lainnya. Contoh bentuk
kemitraannya, antara lain:
1) Kerjasama antar Perpustakaan
Pustakawan SMAN 9 Tangerang Selatan juga melakukan
kemitraan dengan pustakawan lain. Kemitraan ini dilakukan antar
pustakawan untuk memecahkan beberapa masalah yang dihadapi oleh
para pustakawan. Seperti yang diutarakan oleh pak Lesdi dalam
kutipan wawancara berikut:
“Haha ya pasti adalah. Saya suka sharing kebeberapa teman
sesama pustakawan, diskusi bareng kalo lagi kumpul yaa apa aja
di diskusiin. Misalnya kaya di tempat kerja temen belum ada
aplikasi SliMS, nanti kita sharing dia kan belajardari situ
caranya gimana.”67
Dari kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
seorang pustakawan sejatinya juga tidak dapat berdiri sendiri,
kerjasama sesama pustakawan juga diperlukan.
2) Kerjasama Pinjam antar
Bentuk kemitraan ini dilakukan karena pengguna perpustakaan
lain tidak boleh meminjam koleksi perpustakaan lain, sebagai
gantinya maka perpustakaan yang meminjamkan buku dari
perpustakaan tersebut, meminjamkannya kepada si pemakainya.
Seperti perkataan pak Lesdi dalam kutipan wawancara berikut ini:
67
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
59
“Hmm, kalo disini ya kan emang gitu juga sih. Orang luar mau
pinjem buku disini kan ga bisa karena bukan siswa atau anggota. Jadi
sama aja kaya guru sini mau pinjem buku dari perpustakaan
sekolahan lain, ya nanti saya yang hubungin pustakawannya bilang
mau pinjem buku. Nah kadang dia yang anter, bisa juga saya yang
ambil ke sekolah itu yang dimaksud gurunya.”68
Bisa disimpulkan dari kutipan wawancara di atas, sama halnya
seperti IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) yang saling bantu-
membantu. Pustakawan sekolah di SMAN 9 Tangerang Selatan juga
mempunyai kemitraan dengan pustakawan sekolah lain untuk
membantu guru yang membutuhkan buku dari perpustakaan sekolah
lain, dengan peran pustakawan tentunya hal ini sangat membantu dan
mempermudah guru dalam mencari informasi lebih luas.
d. Kemitraan Guru dan Pustakawan Sekolah
Kemitraan antara guru dan pihak pustakawan sekolah merupakan hal
penting untuk memaksimalkan potensi perpustakaan sekolah. Adapun
beberapa poin yang dilakukan dalam kemitraan tersebut. Antara lain:
1) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid
lintas kurikulum.
Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh
siswa selama kegiatan belajar, dan untuk dapat memahami tentang
materi apa yang harus lebih diajarkan kepada siswa. Hal tersebut
seperti yang sudah dijelaskan pak Dayat dalam kutipan wawancara
berikut:
68
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
60
“Ya seperti yang udah bapak sampaikan tadi, di buatnya
kemitraan ini dengan diskusi sama guru lain ya, dengan pak
lesdi juga. Karna sebelumnya bapak melihat siswa di mata
pelajaran apa nih yang sekiranya lemah, seperti itu dan
kebanyakan di matematika ya. Dari situ kita lebih tau nanti
mata pelajaran apa yang harus lebih diajarkan ke siswa pas
adanya kemitraan di perpustakaan kan gitu.”69
Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh bu Wahidah,
bisa kita lihat dari kutipan wawancara berikut:
“Hmm ibu memahami sekali ya murid membutuhkan
penambahan nilai, dan ibu melihat kalo pemanfaatan
perpustakaan bagus untuk dimasukan ke dalam mata
pelajaran ibu kan bahasa Indonesia tuh yambung. Tapi kalo
nilai siswa mah Alhamdulillah bahasa Indonesia rata-rata
bagus sih ya, paling ibu buat penambahan nilai aja kalo
mereka pada ke perpustakaan. Tugas jugalah ya pastinya itu
mah.”70
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut
untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. hal
ini terlihat dari pemikiran para guru sebelum membentuk adanya
kemitraan.
2) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid
Hal itu tentunya akan direspon oleh perpustakaan yang harus
menyediakan sarana dalam menunjang kegiatan belajar di luar kelas.
Agar siswa mendapatkan pengetahuan lebih luas, karena perpustakaan
juga merupakan tempat pusat informasi. Peran guru dalam hal ini
adalah sebagai pendorong siswa untuk mau dan harus mengunjungi
69
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 70
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
61
perpustakaan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Seperti
yang disampaikan oleh bu Wahidah dalam kutipan wawancara
berikut:
“Saya mencoba menjelaskan tentang bagaimana pentingnya
perpustakaan kepada siswa, peran ibu disini membantu
mempromosikan perpustakaan melalui tugas yang diberikan
ke siswa. jadi pengetahuannya ga sekedar di dalam kelas
aja.”71
Hal senada juga diungkapkan oleh pak Dayat dalam kutipan
wawancara berikut:
“Hmm ya gini biasanya bapak memberikan tugas untuk siswa
di dalam kelas maupun luar kelas, lalu siswa mengunjungi
perpustakaan untuk mencari informasi lebih. Nanti ketika
tugasnya sudah selesai dikumpulkan oleh pustakawan, lalu
bapak ambil atau pustakawannya yang menyerahkan ke
bapak. Dan ketika akhir semester bapak lihat kunjungan
siswanya dari kartu penghubung tersebut. Dari situ sebetulnya
siswa mengembangkan diri dan tentunya meningkatkan nilai
ya.”72
Ungkapan yang tak jauh berbeda diungkapkan oleh pak Lesdi
dalam kutipan wawancara berikut:
“Awalnya dulu, lewat guru menjelaskan dan mempromosikan
perpustakaan sekolah. Ya kan selain kunjungan belajar kalo
gak tugas, siswa juga ada yang membuat karya-karya. Nanti
karya itu nih diserahkan ke perpustakaan. Dan karya yang
paling bagus seperti puisi, kerangka matematika, akan
dipajang di perpustakaan sekolah gitu.”73
Dari wawancara di atas bahwa diartikan kemitraan ini juga
sangat membantu dalam pengembangan dan keterampilan siswa
mencari informasi di perpustakaan sekolah.
71
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 72
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 73
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April2018.
62
3) Mengembangkan Rancangan Pelajaran
Kegiatan yang terus-menerus dan menyeluruh. Dimulai dari
suatu penyusunan suatu rencana, pelaksanaan dan hasil yang dicapai
dari tujuan yang sudah ditetapkan. Disayangkan, hanya ada dua mata
pelajaran yang melakukan kemitraan di sekolah tersebut. Seperti yang
diutarakan oleh pak Lesdi dalam kutipan wawancara berikut:
“Saya sangat mengapresiasi ada mata pelajaran yang
bermitra terhadap perpustakaan sekolah, saya sih
berharapnya kedepan nanti kemitraan ini terus berjalan gitu.
Dan tambah banyak deh yang gabung gitu gurunya hehe biar
bisa lebih berkembang dari segi mana aja deh bagus.”74
4) Mempersiapkan dan Melaksanakan Program Membaca dan Kegiatan
Budaya
Dalam program kemitraannya, baik guru maupun pustakawan
harus berperan aktif melaksanakan program tersebut. Guru dapat
diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspek. Seperti upaya
jangka panjang yang dilakukan oleh pak Dayat dalam kutipan
wawancara berikut:
“Karena kita sudah terterakan pada kartu tersebut bahwa
kunjungan wajib perpustakaan, maka penggunanya itu yaa
dengan cara siswa harus ke perpustakaan dengan atau tidak
adanya tugas dari guru. Nanti siswa masuk perpustakaan
dengan kartu anggotanya dan membawa kartu penghubung
tersebut, lalu di serahkan ke pustakawan kemudian
pustakawan tinggal menulis tanggal dan parafnya di kartu itu.
Jadi melalui kartu itu terlihat yakan berapa kali siswa
berkunjung ke perpustakaan. Dengan atau tidak adanya tugas
dari guru, tapi sih yang lebih sering kalo ada tugas yang
diberikan oleh guru ya.”75
Dari keterangan di atas, ini akan direspon oleh perpustakaan
yang harus menyediakan sarana dalam menunjang kegiatan dengan
74
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 75
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
63
cara memberikan informasi yang dibutuhkan siswa dalam
menyelesaikan tugas tersebut ada di perpustakaan. Hal ini dapat kita
lihat dalam kutipan wawancara pak Lesdi berikut:
“Oke, tentunya saya merespon positif. jadi salah satu
kemitraan ini berjalan adalah, contohnya pada saat tugas
itu… guru biasanya kasih tugas dan anak-anak itu hmm gak di
perbolehkan melalui internet tapi harus dari buku. Datang ke
perpustakaan membawa kartu penghubungya, nanti saya
paraf. Jadi ya anak-anak mau ga mau ke perpustakaan. Nah
peran perpustakaan ini nantinya yang harus menyediakan
buku-buku yang relevan atau sesuai dengan yang dibutuhkan
tadi sebagai bentuk jangka panjang kemitraan itu.”76
Dari kutipan wawancara di atas, dapat kita ketahui kemitraan
yang sudah dibangun oleh guru dan pustakawan SMAN 9 Tangerang
Selatan sudah menggunakan metode yang baik. Dimana antara guru
dan pustakawan sudah ada media komunikasi dalam menunjang
kegiatan belajar siswa. Dimana peran guru adalah mendorong siswa,
sedangkan pustakawan akan menyambut dan memanjakan para siswa
dengan koleksi yang ada di perpustakaan dalam membantu mereka
menyelesaikan tugasnya.
5) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum terkait
pengadaan koleksi
Pustakawan mengintergrasikan sebagian sumber informasi,
menyediakan sumber daya yang beragam serta up-to-date. Berikut
penjelasan pak Lesdi dalam kutipan wawancara berikut:
“Kalo saya sih harapannya kemitraan ini dapat meningkatkan
kunjungan siswa ya. Apa lagi di perpustakaan kan juga ada
beberapa komputer, jadi kan bisa cari informasi lebih
76
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
64
mudahlah sesuai dengann mata pelajarannya. Kalo buat
pengadaan koleksinya di sekolah, ya saya selalu isi form untuk
guru terkait buku apa saja yang dibutuhkan dan digunakan
guru-guru. Jadi nanti pas saat guru memberikan tugas ke
siswa, buku yang dibutuhkan itu ada. ya kurang lebih gitulah
hmm untuk kemitraan saat ini untuk guru dan pustakawan.”77
Dari kutipan wawancara di atas, bagaimana sebenarnya
peranan pustakawan sudah cukup baik. Dengan inisiatif beliau akan
berkomunikasi dengan guru terkait pengadaan koleksinya, sehingga
perpustakaan akan menyediakan koleksi yang relevan untuk
kebutuhan siswa. Karena sejatinya pustakawan juga mempunyai
peranan yang snagat penting dalam mengisi tujuan dan misi sekolah.
2. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan oleh Siswa
Dengan Adanya Kemitraan Guru dan Pustakawan
Pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan perkembangan belajar siswa
menunjukan bahwa semakin sering siswa memanfaatkan perpustakaan, maka
semakin mudah mereka untuk menemukan referensi untuk melengkapi materi
ajar yang belum dipahami. Pada umumnya siswa di sekolah dalam
memanfaatkan perpustakaan, antara lain yaitu:
a. Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)
Seperti umumnya, perpustakaan sekolah juga menjadi tempat
mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru, seperti perkataan
Liandu dalam kutipan wawancara berikut ini:
“Ya ngerjain aja gitu di perpustakaan. Karna saya pribadi sih
sebenernya lebih suka mengerjain PR di perpustakaan sekolah,
soalnya kan kadang tugas yang dikasih sama guru saya
berkesinambungan dengan apa yang ada di buku perpustakaan itu.”78
77
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 78
Liandu, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018
65
Pernyataan senada juga diutarakan oleh Mufan dalam wawancara
berikut:
“Iya kadang-kadang saya ngerjain PR di perpustakaan, banyaklah
referensinya, ada pak Lesdi juga kan di sana jadi bisa sambil tanya-
tanya hehe.”79
Dari pertanyaan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan sekolah merupakan sarana penunjang bagi siswa untuk
mendapatkan informasi dan sebagai dasar keberhasilan fungsional
sekolah tersebut.
b. Mengerjakan Tugas kelompok
Awal adanya kemitraan guru sering memberikan tugas berkelompok
pada siswa, dan mengunjungi perpustakaan sebagai pencari bahan tugas
tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Liandu dalam wawancara berikut ini:
“Hmm iya dulu sih pas awal adanya kemitraan kita suka di suruh
penugasan berkelompok, bawa kartu penghubungnya. Terus di
mencari isinya di perpustakaan, soalnya kan kita ga boleh cari lewat
handphone.”80
Hal yang hampir serupa juga dikatakan oleh Mufan, sebagai berikut:
“Iya berkelompok tapi makin kesini sih paling kesadaran dari
masing-masing siswanya aja. Soalnya kan harus kunjungan dari kartu
penghubungnya itu tuh yang dikasih sama pak guru, tapi bukunya
suka kurang.”81
Dilihat dari wawancara di atas bahwa penggunaan kartu penghubung
dengan adanya kemitraan ini, menjadi daya tarik siswa untuk berkunjung
ke perpustakaan.
79
Mufan, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018 80
Liandu, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018 81
Mufan, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018
66
c. Mencari dan Menggunakan Informasi
Siswa memanfaatkan perpustakaan, mencari informasi dengan media
yang sudah disediakan oleh perpustakaan seperti komputer dan koleksi
buku-buku. Tentunya dengan adanya kemitraan ini, memberi pengaruh
pada KBM siswa, seperti ulasan Liandu dalam kutipan wawancara berikut:
“Menurut saya pribadi sih ada atau ga adanya kemitraan yang
terjalin antara guru dengan pustakawan, pemanfaatan perpustakaan
sebagai pencarian informasi sangatlah penting ya. Tapi sih
maksudnya hmm lebih baguslah dibikinnya kemitraan ini kan jadi
koleksi perpustakaannya juga agak lebih banyak ya. Tapi kalo yang
lebih mengarah pada KBM, kadang bukunya dikit hehe.”82
Hal serupa juga diutarakan oleh Mufan, dalam kutipan wawancara
berikut:
“Hmm ya ngaruh dong ya sama KBM, nilai saya jadi ada
tambahannya kalo suka ke perpustakaan cari-cari buku, ngerjain
tugas gitu deh. Tapi ya kalo ga ke perpustakaan sekarang juga
gapapa sih cuma ya ga ada penambahan nilai aja gitu.”83
d. Membuat Laporan dan Karya
Perpustakaan tidak hanya sebagai tempat mengerjakan tugas saja,
tetapi juga sebagai tempat membuat karya. Hal ini dikatakan oleh Liandu
dalam wawancara berikut ini:
“Haha iya kita baru bikin kemarin di perpustakaan namanya akar
pohon, tapi tuh isinnya akar matematika hmm itu maksudnya rumusan
matematika. Ya biar kita kalo kesitu belajarnya langsung liat ke
pohon itu deh, biar pada ga males ke perpustakaan hehe.”84
Dari perkataan wawancara di atas dapat di katakana kembali bahwa
perpustakaan jug amerupakan tempat kreativitas siswa berkarya.
82
Liandu, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018. 83
Mufan, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018. 84
Liandu, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018.
67
3. Kendala Membangun Kemitraan Guru dan Pustakawan di SMAN 9
Tangerang Selatan
Namun dibalik baiknya suatu program pasti ada kendalanya, sama
seperti program kemitraan yang sudah berjalan dengan baik antara guru dan
pustakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan ini juga ada beberapa kendala.
Kendala-kendala yang dihadapi sebagai berikut:
a. Bentuk Kemitraan yang Informal
Kendala yang dihadapi oleh guru dan pustakawan di SMAN 9
Tangerang Selatan didasari oleh kemitraan yang bersifat informal, dimana
hanya didasari kesepakatan saja, tidak ada peningkatan siswa. Berikut
pernyataan kendala yang disampaikan oleh Pak Dayat dalam kutipan
wawancara berikut:
“Ya itu tadi kendalanya ya mungkin karenakan kemitraan ini kan
informal, cuma didasari kesepakatan aja, terus nih kan peningkatan
siswanya yang berkunjung juga kadang tar banyak kadang tar biasa
lagi.”85
Tidak jauh berbeda, pernyataan kendala juga disampaikan oleh bu
Wahidah dalam kutipan wawancara berikut:
“Ya kendalanya sih biasanya ya itu emang minat baca kita ini kan
rendah banget, terus anak-anak kadang masih ada aja yang males ke
perpustakaan.”86
Dari hasil wawancara di atas bahwa kendalanya masih ada pada diri
siswa yang memang terkadang malas ke perpustakaan. Namun setiap
kendala pasti ada solusi, atau cara untuk menangani kendala tersebut
85
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018 86
Wahidah, Wawancara Pribadi 16, April 2018.
68
seperti apa yang dilakukan guru dan pustakawan dalam menghadapi
kendala tersebut. Hal ini bisa kita lihat dalam pernyataan upaya bu
Wahidah dalam kutipan wawancara berikut:
“Setiap kenaikan atau ketika gladi resik kelulusan, kita selalu
memberikan reward kepada siswa yang rajin mengunjungi
perpustakaan. Pemberian reward kepada dilihat dari kartu
penghubung tersebut. Jadi selain bisa untuk menambahkan nilai pada
mata pelajaran, kartu itu juga bisa diartikan penghargaan atau
hadiah. Dengan bertujuan agar siswa yang lainnya menjadi senang,
giat semangat dan lebih rajin dalam belajar di sekolah. Tentunya
pemberian reward akan sangat mempengaruhi kepada mereka (siswa)
yang masih belajar di sekolah. Kan pasti senang ya litany dan
mempunyai kebanggaan tersendiri pada siswa-siswa lainnya.”87
Kemudian pernyataan upaya yang dikatakan oleh pak Dayat sebagai
berikut:
“Yaitu tadi dengan adanya di buat kartu penghubung, diharapkan
siswa selalu berkunjung ke perpustakaan dengana atu tidak adanya
tugas dari guru. Nanti kan kita lihat dari kartu penghubung itu siapa
yang paling rajin ke perpustakaan akan ketauan kan ya.”88
Dari pernyataan kedua di atas, penulis menyimpulkan bahwa upaya
yang dilakukan oleh para guru sudah bagus. Hanya tinggal dari siswanya
saja harus benar-benar memanfaatkan perpustakaan sebaik mungkin.
b. Mengembangkan Rancangan Pelajaran
Kendala dalam mengembangkan rancangan pembelajaran di
kemitraan ini hanya ada dua mata pelajaran saja, yaitu matematika dan
bahasa Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh pak Lesdi dalam kutipan
wawancara berikut:
87
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 88
Dayat, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
69
“Ya gitu gimana mau tambah ngembangin rancangan pelajaran, kan
yang mau joinan baru dua mata pelajaran. Coba kalo banyak pasti
tambah rame perpustakaannya gitu maksudnya.”89
Dari apa yang pak Lesdi sampaikan, penulis menyimpulkan bahwa
harus ada upaya dari kedua guru tersebut, untuk kembali mengajak guru-
guru di mata pelajaran yang lain agar kemitraan ini dapat lebih
berkembang sebagai jangka panjang pelajaran. Karena hal ini saling
menguntungkan baik untuk siswa, guru, pustkawan, dan perpustakaan
sekolah itu sendiri.
c. Mengerjakan Tugas Kelompok
Kendala lain yang ada di perpustakaan sekolah ini adalah, dalam hal
mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan. Siswa dan guru mengakui
kurang jumlah buku pelajaran yang diperlukan, ketika siswa dengan
jumlah banyak datang ke perpustakaan. Hal tersebut diungkapkan oleh
Mufan dalam kutipan wawancara berikut:
“pernah bukunya kurang, gimana sih jadi kaya satu buku kadang
berdua, bertiga. Jadi kadang rebutan siapa yang dating lebih cepet ke
perpustakaan biar kedapetan haha.”90
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataaan oleh bu Wahidah sebagai
berikut:
“Kendalanya buku juga pernah sih, misalkan siswanya ada 40an,
sedangkan setiap siswa harus membaca buku yang sama. Eh ternyata
bukunya cuma ada 10 atau 20an aja.”91
89
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018. 90
Mufan, Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2018. 91
Wahidah, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
70
Dari hasil wawancara di atas kita ketahui bahwa kendala lainnya
adalah jumlah koleksi yang tak sebanding dengan jumlah siswa. Berikut
upaya yang dilakukan oleh pak Lesdi selaku pustakawan dalam kutipan
wawancara berikut:
“Yaa solusinya sih perpustakaan dengan mengembangkan program
perpustakaan digital yang ada. yang bisa memberikan layanan e-book
kaya kita pake SliMS kan itu ngebantu banget.”92
Karena perpustakaan juga mempunyai program yang mendukung, hal
ini tentunya bisa diatasi dengan adanya program otomasi perpustakaan
yang mendukung untuk e-book. Sehingga buku-buku yang jumlahnya
kurang saat digunakan bisa diakses dengan e-book. Sehingga kekurangan
seperti koleksi yang kurang jumlahnya dapat diatasi.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dan observasi
terhadap peranan kemitraan pustakawan dan guru dalam pemanfaatan
perpustakaan oleh para siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan, diperoleh analisa
sebagai berikut:
1. Bentuk Kemitraan Pustakawan dan Guru di SMAN 9 Tangerang Selatan
Dari analisa wawancara sebelumnya, sebagaimana diketahui ada
sebuah siklus yang saling terhubung antara siswa, guru dan pustakawan yang
terjalin di SMAN 9 Tangerang Selatan. Hal ini serupa dengan yang
diungkapkan Beryl dan Jean dalam bukunya. Dengan jenis kemitraan
92
Lesdi, Wawancara Pribadi, 16 April 2018.
71
Synergistic Partnership (Kemitraan Sinergis), kemitraan jenis ini memberikan
mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah pengembangan sistemik
melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti penelitian.93
Dimana dalam hal ini guru dan pustakawan melakukan kegiatan
kemitraan dalam pemanfaatan perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar para siswa dalam ruang lingkup sekolah. Kemudian dalam
kementerian pendidikan dan kebudayaan, kemitraan dapat dilaksanakan dalam
bentuk formal dan informal. Berikut penjabarannya:
a. Kemitraan Formal
Kemitraan ini diartikan sebagai kemitraan yang berbentuk didasari
pada sebuah kesepakatan ataupun perjanjian yang bersifat mengikat dan
dilakukan dengan berbagai pihak lain. Sementara kemitraan yang ada di
sekolah ini berbentuk kemitraan informal, karena tidak melakukan
kerjasama dengan lembaga lain.
b. Kemitraan Informal
Kemitraan yang didasari oleh kesepakatan dan tidak bersifat mengikat,
hanya saja lebih saling menghargai satu sama lain. Kemitraan inilah yang
digunakan oleh sekolah tersebut. Karena kemitraan ini hanya didasari oleh
kesepakatan beberapa guru dan pustakawan dengan satu tujuan, yaitu
memanfaatkan perpustakaan.
93
Levinger, Berly dan Mulroy, Jean, A Partnership Model For Public Health: Five Variables
for Productive Collaboration.
72
c. Kemitraan Pustakawan
Pustakawan sendiri tentunya juga memiliki kemitraan dengan
pustakawan lain. Bentuk kemitraan ini berupa sebagai berikut:
1) Kerjasama antar pustakawan
Kemitraan ini dilakukan antar pustakawan untuk memecahkan
beberapa masalah yang dihadapi oleh pustakawan dengan cara
pertemuan dan diskusi, seperti yang dilakukan oleh pustakawaan di
sekolah SMAN 9 Tangerang Selatan ini.
2) Kerjasama pinjam antar
Kemudian kerjasama pinjam antar. Kemitraan ini dilakukan
karena pengguna perpustakaan lain tidak diperbolehkan untuk
meminjam koleksi perpustakaan lain.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
pustakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan mempunyai cara tersendiri
untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan cara pustakawan
berkomunikasi dengan pustakawan lain yang berada di sekolah lain,
yang mana guru menginginkan peminjaman buku dari sekolah tersebut
tersebut. Aktivitas ini seperti halnya dalam Ikatan Pustakawan
Indonesia (IPI) yang menjelaskan tentang kode etik Pustakawan
Indonesia, bahwa pustakawan adalah seorang yang melaksanakan
73
kegiatan perpustakaan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan
pengetahuan kepustakawanan yang dimiliki melalui pendidikan.94
d. Kemitraan Guru dan Pustakawan Sekolah
Kemitraan antara guru dan pihak pustakawan sekolah merupakan
hal penting untuk memaksimalkan potensi perpustakaan sekolah. Berikut
beberapa poin kemitraan yang dilakukan pustakawan dan guru menurut
IFLA, yaitu:
1) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid
lintas kurikulum
Sebelum dibuatnya kemitraan, guru dan pustakawan
melakukan diskusi. Tentunya melihat terlebih dahulu dengan cara
mengevaluasi pembelajaran siswa, menyimpulkan pada mata pelajaran
apa yang perlu lebih dioptimalkannya pada kemitraan kelak.
Dapat disimpulkan bahwa guru adalah satu komponen penting
dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab memberikan,
mengarahkan, dan mendidik. Menurut Wina Sanjaya guru juga
mempunyai peranan sebagai pembing, guru sebagai teladan, guru
sebagai teladan, guru sebagai motivator, guru sebagai penyedia
informasi, dan guru sebagai penyedia informasi alternatif.95
94
Hermawan R dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap
Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 50-53. 95
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
PT. Kencana, 2006), h. 36-37.
74
2) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid
Guru dan pustakawan mengembangkan dan mengevaluasi
pengetahuan informasi murid. Peran guru dalam hal ini adalah sebagai
pendorong siswa untuk mau dan harus mengunjungi perpustakaan.
Sesuai dengan pernyataan wawancara yang telah dilakukan
sebelumnya dapat dipahami bahwa, guru menjelaskan kepada siswa
dengan cara mempromosikan perpustakaan melalui tugas yang
diberikan di luar kelas maupun di dalam kelas untuk. Bertujuan agar
siswa berkunjung ke perpustakaan sekolah untuk pengembangan diri
dan keterampilan mencari informasi lebih. Dimana guru dan
pustakawan saling bekerjasama bertujuan untuk memberi penambahan
nilai pada siswa.
3) Mengembangkan rancangan pelajaran
Guru dan pustakawan ingin mengembangkan rancangan
pelajaran.
Berdasarkan dari wawancara yang telah penulis lakukan
dengan pustakawan, penulis berpendapat bahwa keinginan untuk
mengembangkan rancangan pelajaran belum terlaksana sempurna.
Karena dari pernyataan pustakawan, bahwa baru ada dua saja mata
pelajaran yang hanya menjalin kemitraan dengan pustakawan.
4) Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan
budaya
75
Guru dan pustakawan saling berperan aktif untuk satu tujuan
dari program yang telah dibuatnya. Guru dan pustakawan melakukan
selalu berkomunikasi terkait sebelum melaksanaan program ini.
Berdasarkan wawancara guru, penggunaan dari kartu
penghubung diharapkan para siswa sering berkunjung ke perpustakaan
dalam jangka panjang. Dan berdasarkan juga wawancara dengan
pustakawan, diketahui pula bahwa disni peran seorang pustakawan
ialah menyambut para siswa yang datang ke perpustakaan untuk
mengerjakan tugas. Pengelola melakukan komunikasi secara langsung
terhadap guru mata pelajaran agar siswa aktif ke perpustakaan,
misalnya dengan cara guru memberikan tugas dengan sumber bahan
yang berasal dari perpustakaan sekolah.96
Kemudian pustakawan harus menyediakan buku-buku yang
relevan atau yang sesuali dengan yang dibutuhkan tadi sesuai bentuk
jangka panjang kemitraan itu sendiri. Pustakawan dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal penyedia informasi
dan juga dituntut sebagai seorang ahli yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat sekolah.97
96
Rizky Febriani, ―Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di SMP,‖
Jurnal Untan Vol. 3, no. 2 (2008), h. 8 97
Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan, h. 27.
76
5) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum98
Disini pustakawan akan memainkan peran resource agent.
Yaitu pustakawan menyediakan sumber daya yang beragam serta up-
to-date untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa, pustakawan perlu
melakukan intruksi dengan membimbing siswa dalam menggunakan
pilihan sumber informasi mereka secara efektif.99
Berdasarkan hasil dari wawancara sebelumnya, pustakawan
berharap dengan kemitraan ini dapat meningkatkan kunjungan siswa.
Dan tidak lupa pustakawan selalu bertanya kepada guru tentang buku
apa yang diperlukan, terkait penyediaan sumber yang up-to-date.
2. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan oleh Siswa
dengan Adanya Kemitraan Guru dan Pustakawan
Dengan perkembanghan belajar siswa menunjukan bahwa semakin
siswa memanfaatkan perpustakaan, maka semakin mudah pula mereka untuk
menemukan referensi sebagai pelengkap materi. Menurut Muhammad Azwar,
perpustakaan sekolah memiliki tujuan untuk menyerap dan menghimpun
informasi. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang teroganisasi,
menumbuhkan kemampuan untuk menikmati pengalaman imajinatif,
membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik anak
98
International Federation of Library Association (IFLA), Pedoman Perpustakaan Sekolah
IFLA/UNESCO (California: International Federation of Library Association (IFLA), 2006), h. 15,
https://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/SchoolLibraryGuidelines-id.pdf. 99
Todd, Ross dan Kuhlthau, Carol, ―Ohio Confirms Libraries Play Major In Student
Learning,‖ Teacher Librarian 31 (2004): h. 6
77
agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta
memberikan dasar kearah studi mandiri.100
Menurut Soeatminah, pada umumnya siswa di sekolah dalam
memanfaatkan perpustakaan yaitu:
a. Mengerjakan PR
Selain untuk menemukan referensi, perpustakaan memiliki banyak
sumber buku sebagai rekomdendasi untuk mencari jawaban dari pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa sebelumnya, dikatakan
bahwa buku yang ada di perpustakaan berkesinambunga dengan tugas
rumah yang telah diberikan guru. Dan keberadaan pustakawan menjadi
tempat bertanyanya siswa ketika di perpustakaan. Menurut penulis peran
pustakawan sangat membantu siswa untuk menemukan jawaban dalam
tugas sekolah.
b. Mengerjakan Tugas Kelompok
Awal adanya kemitraan ini guru sering memberikan tugas kelompok
pada siswa, dengan membawa kartu penghubung tersebut ke
perpustakaan. Karena siswa dilarang mencari isi tugas lewat handphone.
Akan tetapi makin kesini, siswa mengunjungi perpustakaan hanya
berdasarkan kesadaran diri saja.
100
Muhammad Azwar. “Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMAN 1Sinjai Tengah.” Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol
1, No. 2 (20016), https://scholar.google.co.id/citations?user=ZiaDJ20AAAAJ&hl=id&oi=ao
78
Berdasarkan dengan wawancara yang telah dilakukan, hanya pada
awal kemitraan saja siswa rajin mengunjungi perpustakaan sekolah.
Namun pada dasarnya adanya kartu penghubung sudah menjadi daya tarik
sendiri bagi siswa untuk mengunjungi perpustakaan sekolah.
c. Mencari dan Menggunakan Informasi
Adanya kemitraan ini, memberikan pengaruh yang baik pada KBM.
Siswa memanfaatkan perpustakaan dengan mencari informasi dengan
koleksi perpustakaan sudah disediakan. Seperti informasi dalam berbagai
bentuk cetak buku-buku, surat kabar, majalah, dan bentuk tidak tercetak
seperti bahan audio visual, mikro, peta, computer.101
Menurut wawancara dengan siswa yang telah dilakukan, ada atau
tidaknya kemitraan yang terjalin antara guru dan pustakawan, siswa harus
tetap memanfaatkan perpustakaan tersebut. Karena setiap ke perpustakaan,
siswa mendapatkan poin yang berguna untuk penambahan nilai di akhir
semester.
Dimana hal ini senada seperti yang ditulis Tujuan Perpustakaan
Sekolah menurut Pawit dan Yaya; 1) menumbuhkan minat baca siswa, 2)
mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para
siswa, 3) membantu menulis kreatif siswa dengan bimbingan guru dan
pustakawan, 4) menyediakan berbagai nformasi yang sesuai dengan
dengan kurikulum sekolah, 5) mendorong, memelihara, dan memberi
semangat membaca dan semangat belajar bagi siswa, 6) memperluas,
101
Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, h. 48.
79
memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, 7) memperluas, memperdalam dan memperkaya
pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain
yang mengandung ilmu pengetahuam dan teknologi, yang disediakan oleh
perpustakaan.102
d. Membuat Laporan dan Karya
Siswa juga berkaya di perpustakaan menjadikan perpustakaan tidak
hanya sebagai tempat mengerjakan tugas saja, tetapi juga sebagai tempat
membuat karya.103
Sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan, siswamembuat karya
gambar tetapi berkesinambungan dengan mata pelajaran. Tentunya bis
auntuk dijadikan bahan pembelajaran kelak.
Namun dibalik baiknya suatu program pasti ada kendalanya, sama
seperti program kemitraan yang sudah berjalan dengan baik antara guru
dan pustakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan ini juga ada beberapa
kendala. Seperti berikut;
102
Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,h.
3. 103
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), h. 45.
80
3. Kendala yang Dihadapi dalam Membangun Kemitraan Guru dan
Pustakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan dan Upaya yang Dilakukan
Untuk Mengatasi Kendala
a. Bentuk Kemitraan yang Informal
Seharusnya kemitraan yang berjalan di sekolah ini menggunakan
kemitraan formal. Dimana bentuk kemitraan yang didasari pada
kesepakatan atau perjanjian yang sifatnya mengikat, kemitraannya juga
dilakukan oleh beberapa pihak institusi pendidikan dan dituangkan dalam
naskah bersama dalam arti kata adanya perjanjian yang saling terikat.
Sehingga lebih kuat dari kemitraan informal, yang ada di perpustakaan
SMAN 9 Tangerang Selatan.
Namun dalam realitanya, Kemitraan yang terbentuk didasari
kesepakatan bersama antara guru dan pustakawan di sekolah ini hanya
bersifat informal. Yaitu bentuk kemitraan yang didasari kesepakatan
bersama tetapi bersifat tidak mengikat. Dan kemitraannya hanya dilakukan
oleh pustakawan dengan guru yang berada di sekolah tersebut dan
kemitraan dengan sekolah lain, tanpa adanya kemitraan dengan institusi
pendidikan lain.
Sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan, kendalanya juga
terlihat dari data kunjungan siswa yang tidak stabil. Kemudian penulis
menganalisa melihat dari daftar kunjungan siswa sebagai berikut:
81
Tabel 4.3 Data Kunjunga Siswa
Upaya yang diberikan oleh guru adalah, pemberian reward setiap
kenaikan atau ketika gladi resik kelulusan. Reward diberikan kepada siswa
yang rajin mengunjungi perpustakaan dilihat dari penghitungan jumlah
kunjungan pada kartu penghubung tersebut. Kartu tersebut selain
berfungsi untuk penambahan nilai, diharapkan pula dengan ada atau
tidaknya tugas dari guru, siswa rajin ke perpustakaan. Dan tentunya
pemberian reward ini sangat mempengaruhi kepada mereka (siswa) yang
masih belajar di sekolah untuk lebih giat memanfaatkan perpustakaan
sekolah.
b. Mengembangkan Rancangan Pelajaran
Mengembangkan rancangan pelajaran sangat bagus untuk
mengembangkan kecintaan belajar siswa. Namun ada kendala yang
menghambat mengembangkan rancangan pelajaran tersebut.
Tahun 2017-2018
No Bulan Jumlah Kunjungan
1. Agustus 7 siswa
2. September 3 siswa
3. Oktober 101 siswa
4. November 31 siswa
5. Februari 5 siswa
6. Maret 97 siswa
82
Penulis menemukan kendala pada wawancara sebelumnya, bahwa
pustakawan menginginkan adanya tambahan mata pelajaran yang ikut
serta di kemitraan yang sudah terjalin ini. Dari apa yang telah disampaikan
penulis menyimpulkan, harus adanya upaya komunikasi kembali antara
pustakawan dengan para guru dan mengadakan rapat kembali. Agar ada
mata pelajaran lain yang ikut serta.
c. Mengerjakan Tugas Kelompok
Kendala lain yang dihadapi di perpustakaan SMAN 9 Tangerang
Selatan ini adalah kurangnya jumlah koleksi buku ajar. Hal ini terjadi
ketika siswa dengan jumlah banyak datang ke perpustakaan sekolah untuk
mengerjakan tuga secara berkelompok. Dari hasil wawancara diketahui
hal ini bisa terjadi karena jumlah siswa yang datang, tak sebanding dengan
jumlah buku ajar yang ingin di pakai pada saat tugas berkelompok.
Adapula upaya yang dilakukan pustakawan, yaitu memberikan solusi
kepada siswa dengan mengadakannya layanan e-book. Sehingga buku
yang jumlahnya kurang dapat diakses melalui e-book oleh para siswa.
Sebagaimana peran perpustakaan adalah bertanggung jawab untuk
melaksanakan pelayanan perpustakaan, sesuai dalam Pasal 1 Ayat 8
dinyatakan juga bahwa ―pustakawan adalah seseorang yang meliliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
83
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.104
104
Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, h. 17.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis menarik kesimpulan bahwa, peranan
kemitraan yang ada antara pustakawan dan guru dalam pemanfaatan perpustakaan
oleh para siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan sudah cukup baik. Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemitraan pustakawan dan guru di SMAN 9 Tangerang Selatan adalah
kemitraan informal yang dibuat atas dasar kesepakatan bersama melalui rapat
antara guru dan pustakawan, untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
oleh para siswa dengan media kartu penghubung sebagai sarana komunikasi
antara guru dan siswa, siswa dan pustakawan dalam mengontrol pemanfaatan
perpustakaan oleh para siswa.
2. Pemanfaatan Perpustakaan SMAN 9 Tangerang Selatan oleh para siswa
dengan adanya kemitraan guru dan pustakawan cukup bagus dari jumlah
kunjungan serta pemanfaatan. Contohnya perpustakaan tidak hanya
dimanfaatkan dalam pembuatan tugas tetapi juga dalam mengembangkan
minat dan bakat seperti karya berupa puisi dan lain-lain. Tetapi perlu
ditingkatkannya lagi pemberian tugas dari guru untuk murid. Yang mana isi
dari jawaban tugas tersebut terdapat pada buku-buku yang ada di
perpustakaan sekolah itu, guna meningkatkan kunjungan siswa di
perpustakaan.
85
3. Kendala yang dihadapi, masih rendahnya kesadaran siswa untuk
memanfaatkan perpustakaan. Upaya yang dihadapi dalam mengatasi kendala
tersebut dengan pemberian reward kepada siswa yang rajin mengunjungi
perpustakaan serta adanya penambahan nilai untuk mata pelajaran seperti
matematika. Kendala lainnya yang dihadapi adalah, ada beberapa koleksi
yang jumlahnya sedikit. Dan upaya dari pustakawan dalam mengatasi kendala
ini yakni dengan mengadakan e-book, yang bertujuan dapat digunakan para
siswa untuk mengakses koleksi tersebut secara digital.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disebutkan di atas, penulis hendak
mengemukakan beberapa saran kepada guru dan pustakawan di SMAN 9
Tangerang Selatan mengenai kemitraan dalam pemanfaatan, sebagai berikut:
1. Dilibatkannya guru mata pelajaran lain, tidak hanya guru matematika dan
bahasa Indonesia saja yang menjalin kemitraan ini. Supaya menimbulkan
minat dan bakat dari siswa di bidang lainya.
2. Adanya kegiatan rutin yang bisa dilakukan seperti misalnya, guru bahasa
Indonesia mengundang pihak luar dalam acara bedah buku, yang mana dapat
menumbuhkan motivasi dalam menulis dan membaca sehingga perpustakaan
akan sangat dimanfaatkan oleh para siswa.
86
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Muhammad. Information Literacy Skill: Srategi Penelusuran Informasi
Online. Makassar: Uin Alauddin, 2013
———.―Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Kurikulim Tingkat
Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah.‖ Jurnal
Pendidikan Agama Islam. Vol. 1, no 2 (2016). http://journal.staimi-
depok.ac.id/index.php/safina/article/view/6
———.―Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan Upaya Pustakawan
Mengidentifikasi Informasi Realitas,‖ Khizanah Al-Hikmah Jurnal Ilmu
Perpustakaan dan Kearsipan. Vol. 2 no. 1, h. 43 (2014), http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-hikmah/article/view/139
Arikunto Suharsini. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
1992.
Barbara, Seels, dan Richey, Rita. Intructional Technology: The Definition and
Domains of the Field. Washington DC: Association for Education
Communication and Technology, 1994.
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1998.
Elin Rosalin. Pemanfaatan Perpustakaan dan sumber Informasi. Bandung: Karsa
Mandiri Persada, 2008.
Hamzah B. Uno. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hanifah Dwi Ratna Dewi. Coursepack on School/Tracher Librarian Ship
(Perpustakaan Sekolah/Guru Pustakawan). Yogyakarta: Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2006.
Hermawan R, dan Zulfikar Zen. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap
Profesi dan Kode Eik Pustakawan Indoesia. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Himma Dewiyana. ―Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan.‖ Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi, Paradigma Baru dan Dunia Kerja di era
Globalisasi Informasi, 2 (Juni 2006): h. 22.
Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
87
Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
———. Undang-undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007.
International Federation of Library Association (IFLA). Pedoman Perpustakaan
Sekolah IFLA/UNESCO. California: International Federation of Library
Association (IFLA), 2006.
https://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/SchoolLibraryGuidelines-id.pdf.
Irianti. ―Pemanfaatan Informasi dalam artikel ilmiah: Kajian Analisis Sitiran Pada
Buletin Psikologi UGM.‖ Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 36, no. No.
2 (2015): h. 154.
―Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 13 April 2018
http://kbbi.web.id/,‖ n.d.
Levinger, Berly, dan Mulroy, Jean. A Partnership Model For Public Health: Five
Variables for Productive Collaboration. California: Core Group Pact
Publication, 2004.
Lexy J. Moeloeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Maurice Duverger. Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi, 2013.
Pawit M. Yusuf, dan Yaya Suhendar. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Kencana, 2007.
Perpustakaan Nasional RI. Standar Nasional Perpustakaan (SNP). Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2011.
Peter Salim, dan Yennny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press, 2002.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Pemahaman
Praktis. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Republik Indonesia. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009.
88
Rizal Saiful Haq. Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran serta
Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Fakultas Adab dan
Humaniora, 2007.
Rizky Febriani. ―Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar di
SMP.‖ Jurnal Untan Vol. 3, no. No. 2 (2008): h. 8.
―School Library Guidelines Id, diakses pada 12 November 2017 dari
https://www.scribd.com/document/6756737/School-Library-Guidelines-Id,‖
n.d.
Sinaga, Dian. Mengelola Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius,
1992.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Sofian Effendi. Metode Penulisan Survei. Jakarta: LP3ES, 2012.
―Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawan.‖
Perpustakaan Nasional RI, 16 April 2018.
Sudarnoto Abdul Hakim, Irfan Abubakar, Alfida, Rizal Saiful Haq, Ida Farida, Agus
Umar, dan Chaidar S. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah.
Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta,
2008.
Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2000.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Suparlan. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
———. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Todd, Ross, dan Kuhlthau, Carol. ―Ohio Confirms Libraries Play Major In Student
Learning.‖ Teacher Librarian 31 (2004).
89
Wiji Suwarno. Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: PT. Kencana, 2006.
Wiyarsih. ―Pemanfaatan Koleksi Repository Perpustakaan Fakultas MIPA UGM
menggunakan E-Prints.‖ Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 11,
no. 2 (2015): h. 3.
Yanuar Ikbar. Metode Penelitian Sosial Kualitatif: Panduan Membuat Tugas Akhir
atau Karya Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama, 2012.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Lampiran Surat
1. Permohonan dosen pembimbing
1. Permohonan tugas menjadi pembimbing
2. Surat izin penelitian
4. Perubahan judul skripsi
5. Keterangan telah melaksanakan penelitian
II. Lampiran foto
1. Gambar kartu penghubung tampak depan
2. Gambar kartu penghubung tampak belakang
3. Kartu perpustakaan siswa
4. Pak Lesdi sebagai pustakawan sekolah
5. Suasana kegiatan mengerjakan tugas di perpustakaan sekolah
6. Suasana kegiatan mengerjakan tugas di perpustakaan sekolah
7. Buku-buku yang disediakan sebagai referensi di perpustakaan
8. Karya siswa, pohon akar rumus matematika di perpustakaa
9. Buku-buku pelajaran dengan sistem pinjem yang baru dateng
III. Lampiran Data
1. Foto sampul data kunjungan siswa ke perpustakaan
2. Data kunjungan siswa pada bulan Agustus, September dan Oktober 2017
3. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Oktober 2017
4. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Oktober 2017
5. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Oktober 2017
6. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Oktober 2017
7. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Oktober 2017
8. Data kunjungan siswa, pada akhir bulan Oktober dan bulan November 2017
9. Data Kunjungan siswa, masih pada bulan November 2017
10. Data kunjungan siswa, pada bulan Februari dan Maret tahun 2018
11. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Maret 2018
12. Data kunjungan siswa masih pada bulan Maret 2018
13. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Maret 2018
14. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Maret 2018
15. Data kunjungan siswa, masih pada bulan Maret 2018
16. Data kunjungan siswa, pada bulan April 2018
17. Data kunjungan siswa, masih pada bulan April 2018
18. Data kunjungan siswa, masih pada bulan April 2018
19. Data kunjungan siswa, masih pada bulan April 2018
20. Data kunjungan siswa, pada bulan Mei 2018
21. Data kunjungan siswa, masih pada bulan April 2018
22. Data kunjungan siswa, pada bulan Mei dan Juni 2018
IV. Lampiran Transkip Wawancara
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bentuk kemitraan pustakawan dan guru di SMAN 9
Tangerang Selatan.
Untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan di SMAN 9 Tangerang Selatan
oleh siswa dengan adanya kemitraan guru dan pustakawan.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam membangun kemitraan guru
dan pustakawan di SMAN 9 Tangerang Selatan dan upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kendala tersebut.
A. Wawancara dengan Pak Lesdi S.IP (pustakawan)
1. Bagaimana awal mula adanya kemitraan pustakawan dan guru?
“Oh itu mah saya awalnya ngobrol-ngobrol sama pak dayat, gimana nih
biar perpustakaannya tambah rame. Terus pak Dayat bilang ke guru
lain.”
2. Apa yang mendasari sehingga harus terciptanya program kemitraan
ini?
“Nah jadi intinya tuh minat baca anak jaman sekarang ini kan kurang
banget ya, ditambah perpustakaan agak jauh jaraknya. Jadi ya gitu yang
males jadi tambah males hehe, nah dari itu kami mencoba gimana
caranya biar perpustakaan ini dioptimalkan lah oleh anak-anak. Nah
dasarnya jadi kemitraan ini ya itu.”
3. Apakah kemitraan ini bersifat formal atau informal?
―Hmmm ya informal dong.”
4. Bagaimana bentuk kemitraan antara guru dan pustakawan ini
berjalan?
“Itu mah kita buat kartu, kita jadi pake kartu nah namanya kartu
penghubung. Tar siswa kalo ke perpus bawa tuh kartu, tar saya paraf deh
buat tuh siswa kasih ke guru.”
5. Apakah dari pustakawan sendiri ada kerjasama dengan pustakawan
lain?
“Haha ya pasti adalah. Saya suka sharing kebeberapa teman sesama
pustakawan, diskusi bareng kalo lagi kumpul yaa apa aja di diskusiin.
Misalnya kaya di tempat kerja temen belum ada aplikasi SliMS, nanti kita
sharing dia kan belajardari situ caranya gimana.”
6. Bagaimana peran bapak sebagai pustakawan terkait kerjasama
pinjam antar, ketika guru ingin meminjam buku dari sekolah atau
lembaga lain?
“Hmm, kalo disini ya kan emang gitu juga sih. Orang luar mau pinjem
buku disini kan ga bisa karena bukan siswa atau anggota. Jadi sama aja
kaya guru sini mau pinjem buku dari perpustakaan sekolahan lain, ya
nanti saya yang hubungin pustakawannya bilang mau pinjem buku. Nah
kadang dia yang anter, bisa juga saya yang ambil ke sekolah itu yang
dimaksud gurunya.”
7. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid
lintas kurikulum?
“Kalo itu mah ya guru-guru ngeliat dulu dari pelajaran apa nih yang
sekiranya perlu dikembangin masuk ke perpustakaan.”
8. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid?
“Awalnya dulu, lewat guru menjelaskan dan mempromosikan
perpustakaan sekolah, ya kan selain kunjungan belajar kalo gak tugas,
siswa juga ada yang membuat karya-karya. Nanti karya itu nih
diserahkan ke perpustakaan. Dan karya yang paling bagus seperti puisi,
kerangka matematika, akan dipajang di perpustakaan sekolah gitu.”
9. Kemudian bagaimana peran pustakawan dalam mengembangkan
rancangan pelajaran, terkait hanya ada dua mata pelajaran yang
bermitra dengan perpustakaan sekolah?
“Saya sangat mengapresiasi ada mata pelajaran yang bermitra terhadap
perpustakaan sekolah, saya sih berharapnya kedepan nanti kemitraan ini
terus berjalan gitu. Dan tambah banyak deh yang gabung gitu gurunya
hehe biar bisa lebih berkembang dari segi mana aja deh bagus.”
10. Bagaimana contoh peran pustakawan merespon rencana guru, untuk
melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya dalam jangka
panjang?
“Oke, tentunya saya merespon positif. jadi salah satu kemitraan ini
berjalan adalah, contohnya pada saat tugas itu… guru biasanya kasih
tugas dan anak-anak itu hmm gak di perbolehkan melalui internet tapi
harus dari buku. Datang ke perpustakaan membawa kartu penghubungya,
nanti saya paraf. Jadi ya anak-anak mau ga mau ke perpustakaan. Nah
peran perpustakaan ini nantinya yang harus menyediakan buku-buku
yang relevan atau sesuai dengan yang dibutuhkan tadi sebagai bentuk
jangka panjang kemitraan itu.”
11. Apa harapan dan bagaimana peran pustakawan dalam
mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum terkait
pengadaan koleksi?
“Kalo saya sih harapannya kemitraan ini dapat meningkatkan kunjungan
siswa ya. Apa lagi di perpustakaan kan juga ada beberapa komputer, jadi
kan bisa cari informasi lebih mudahlah sesuai dengann mata
pelajarannya. Kalo buat pengadaan koleksinya di sekolah, ya saya selalu
isi form untuk guru terkait buku apa saja yang dibutuhkan dan digunakan
guru-guru. Jadi nanti pas saat guru memberikan tugas ke siswa, buku
yang dibutuhkan itu ada. ya kurang lebih gitulah hmm untuk kemitraan
saat ini untuk guru dan pustakawan.”
12. Menurut bapak, apa kendala yang ada di kemitraan ini?
“Ya gitu gimana mau tambah ngembangin rancangan pelajaran, kan yang
mau joinan baru dua mata pelajaran. Coba kalo banyak pasti tambah
rame perpustakaannya gitu maksudnya.”
13. Bagaimana upaya pustakawan terkait kurangnya jumlah buku?
“Yaa solusinya sih perpustakaan dengan mengembangkan program
perpustakaan digitan yang ada. yang bisa memberikan layanan e-book
kaya kita pake SliMS kan itu ngebantu banget.”
B. Wawancara dengan Pak Moch. Hidayat, M.Pd (guru matematika)
1. Bagaimana awal mula adanya kemitraan guru dan pustakawan?
“Yaa tentunya pasti ada kesepakatan ya antara bapak, bu wahidah dan
tentunya pak lesdi, hingga bisa terjalin. Kalo ga ada kesepakatan ga mungkin
kana da kemitraan ini kan gitu.”
2. Apa yang mendasari sehingga harus terciptanya program kemitraan ini?
“Ya memang sebetulnya itu harus ada ya di setiap sekolah, karena materi
yang diajarkan oleh guru sangat diperlukan sumbernya dari perpustakaan.
Akhirnya guru juga dapat mengetahui buku apa saja yang sesuai dengan
materi yang diajarkan di kelas itu.”
3. Apakah kemitraan ini bersifat formal atau informal?
“Ya informal karna cuma didasari kesepakatan kan. Berdiskusi gimana nih
caranya mewujudkan adanya kemitraan ini biar siswa rajin ke
perpustakaan.Karna ga semua guru kan ikut, jadi ya menurut bapak
peningkatan siswa bisa dikatakan relatiflah, yang penting kita itu jangan lupa
ya satu tujuan memanfaatkan perpustakaan gitu kan.”
4. Bagaimana bentuk kemitraan antara guru dan pustakawan ini berjalan?
“Kita ada kartu namanya kartunya penghubung, nah itu kita pake sebagai
penghubung seperti ratai antara siswa, guru dan pak lesdi ya.”
5. Bagaimana cara bapak menginformasikan ke perpustakaan sekolah jika
ingin meminjam buku dari sekolah atau lembaga lain?
“Haha itu mah saya tinggal bilang aja ke Lesdi ya, saya lagi butuh buku ini
nanti dia cari.”
6. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas
kurikulum?
“Ya seperti yang udah bapak sampaikan tadi, di buatnya kemitraan ini
dengan diskusi sama guru lain ya, dengan pak lesdi juga. Karna sebelumnya
bapak melihat siswa di mata pelajaran apa nih yang sekiranya lemah, seperti
itu dan kebanyakan di matematika ya. Dari situ kita lebih tau nanti mata
pelajaran apa yang harus lebih diajarkan ke siswa pas adanya kemitraan di
perpustakaan kan gitu.”
7. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid?
“Hmm ya gini biasanya bapak memberikan tugas untuk siswa di dalam kelas
maupun luar kelas, lalu siswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari
informasi lebih. Nanti ketika tugasnya sudah selesai dikumpulkan oleh
pustakawan, lalu bapak ambil atau pustakawannya yang menyerahkan ke
bapak. Dan ketika akhir semester bapak lihat kunjungan siswanya dari kartu
penghubung tersebut. Dari situ sebetulnya siswa mengembangkan diri dan
tentunya meningkatkan nilai ya.”
8. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah untuk
mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan
budaya dalam jangka panjang?
“Karena kita sudah terterakan pada kartu tersebut bahwa kunjungan wajib
perpustakaan, maka penggunanya itu yaa dengan cara siswa harus ke
perpustakaan dengan atau tidak adanya tugas dari guru. Nanti siswa masuk
perpustakaan dengan kartu anggotanya dan membawa kartu penghubung
tersebut, lalu di serahkan ke pustakawan kemudian pustakawan tinggal
menulis tanggal dan parafnya di kartu itu. Jadi melalui kartu itu terlihat
yakan berapa kali siswa berkunjung ke perpustakaan. Dengan atau tidak
adanya tugas dari guru, tapi sih yang lebih sering kalo ada tugas yang
diberikan oleh guru ya.”
9. Menurut bapak, apa kendala yang ada di kemitraan ini ?
“Ya itu tadi kendalanya ya mungkin karenakan kemitraan ini kan informal,
cuma didasari kesepakatan aja, terus nih kan peningkatan siswanya yang
berkunjung juga kadang tar banyak kadang tar biasa lagi.”
10. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
“Yaitu tadi dengan adanya di buat kartu penghubung, diharapkan siswa
selalu berkunjung ke perpustakaan dengana atu tidak adanya tugas dari guru.
Nanti kan kita lihat dari kartu penghubung itu siapa yang paling rajin ke
perpustakaan akan ketauan kan ya.”
C. Wawancara dengan Ibu Wahidah Nurhasanah, M.Pd (guru bahasa
Indonesia)
1. Bagaimana awal mula adanya kemitraan guru dan pustakawan di
SMAN 9 Tangerang Selatan?
“Hahaha awalnya itu pak dayat ngajakin saya, bilang katanya gimana
nih biar perpustakaan rame terus. Kita juga diskusiin ke guru yang lain,
ke pak lesdi juga. Tapi akhirnya yang joinan itu cuma ibu sama pak
Dayat.”
2. Apa yang mendasari sehingga harus terciptanya program kemitraan
ini?
“Hmm… karena para guru ingin perpustakaan dimanfaatkan sebaik
mungkin, tidak hanya sebagai tempat istirahat saja.”
3. Apakah kemitraan ini bersifat formal atau informal?
“Kemitraan yang terbentuk disini itu formal sih engga ya, karena kan
kalo formal itu kemitraannya sudah mencangkup dengan lembaga lain.
Tidak hanya didalam sekolah saja, tidak hanya satu lembaga gitu.”
4. Bagaimana bentuk kemitraan antara guru dan pustakawan ini
berjalan?
“Bentuk kemitraannya itu adalah guru dan pustakawan membuat kartu,
sebut saja kartu penghubung ya. Itu kita fungsikan untuk siswa sebagai
penghubung antara siswa dengan pustakawan, dan pustakawan dengan
guru. Jadi saling berkisambungan antara siswa, guru, dan pustakawan
sekolah.”
5. Bagaimana cara ibu menginformasikan ke perpustakaan sekolah jika
ingin meminjam buku dari sekolah atau lembaga lain?
“Tentunya saja bicara ya ke pak lesdi, dia kan pustakawan yang serba
bisa ya dalam segala hal termasuk pengadaan buku yang ga ada.”
6. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid
lintas kurikulum?
“Hmm ibu memahami sekali ya murid membutuhkan penambahan nilai,
dan ibu melihat kalo pemanfaatan perpustakaan bagus untuk dimasukan
ke dalam mata pelajaran ibu kan bahasa Indonesia tuh yambung. Tapi
kalo nilai siswa mah Alhamdulillah bahasa Indonesia rata-rata bagus sih
ya, paling ibu buat penambahan nilai aja kalo mereka pada ke
perpustakaan. Tugas jugalah ya pastinya itu mah.”
7. Bagaimana kemitraan guru dan pustakawan sekolah dalam
mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan
informasi murid?
“Saya mencoba menjelaskan tentang bagaimana pentingnya
perpustakaan kepada siswa, peran ibu disini membantu mempromosikan
perpustakaan melalui tugas yang diberikan ke siswa. jadi pengetahuannya
ga sekedar di dalam kelas aja.”
8. Menurut ibu, apa kendala yang ada di kemitraan ini?
- “Ya kendalanya sih biasanya ya itu emang minat baca kita ini kan
rendah banget, terus anak-anak kadang masih ada aja yang males ke
perpustakaan.”
-“Kendalanya buku juga pernah sih, misalkan siswanya ada 40an,
sedangkan setiap siswa harus membaca buku yang sama. Eh ternyata
bukunya cuma ada 10 atau 20an aja.”
9. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
“Setiap kenaikan atau ketika gladi resik kelulusan, kita selalu
memberikan reward kepada siswa yang rajin mengunjungi perpustakaan.
Pemberian reward kepada dilihat dari kartu penghubung tersebut. Jadi
selain bisa untuk menambahkan nilai pada mata pelajaran, kartu itu juga
bisa diartikan penghargaan atau hadiah. Dengan bertujuan agar siswa
yang lainnya menjadi senang, giat semangat dan lebih rajin dalam
belajar di sekolah. Tentunya pemberian reward akan sangat
mempengaruhi kepada mereka (siswa) yang masih belajar di sekolah. Kan
pasti senang ya litany dan mempunyai kebanggaan tersendiri pada siswa-
siswa lainnya.”
Wawancara Susulan dengan Liandu Rohim (siswa 12 IPA 1)
1. Seberapa penting perpustakaan sekolah menurut anda sebagai siswa?
“Menurut saya pribadi sangatlah penting ya, karena kita bisa membaca
buku-buku yang sudah tersedia di perpustakaan. Dan bisa mengerjakan
tugas disana juga, karena kan cari informasi itu gak selalu lewat media
sosial hehe.”
2. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
mengerjakan pekerjaan rumah (PR)?
“Yaa ngerjain aja gitu di perpustakaan, karna saya pribadi sih
sebenernya lebih suka mengerjain PR di perpustakaan sekolah, soalnya
kan kadang tugas yang dikasih sama guru saya berkesinambungan
dengan apa yang ada di buku perpustakaan itu.”
3. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
mengerjakan tugas kelompok?
“Hmm iya dulu sih pas awal adanya kemitraan kita suka di suruh
penugasan berkelompok, bawa kartu penghubungnya. Terus di mencari
isinya di perpustakaan, soalnya kan kita ga boleh cari lewat handphone.”
4. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
mencari dan menggunakan informasi, apakah adanya kemitraan ini
pengaruh pada KBM ?
“Menurut saya pribadi sih ada atau ga adanya kemitraan yang terjalin
antara guru dengan pustakawan, pemanfaatan perpustakaan sebagai
pencarian informasi sangatlah penting ya. Tapi sih maksudnya hmm lebih
baguslah dibikinnya kemitraan ini kan jadi koleksi perpustakaannya juga
agak lebih banyak ya. Tapi kalo yang lebih mengarah pada KBM, kadang
bukunya dikit hehe.”
5. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
membuat laporan dan karya untuk disajikan di depan guru?
“Haha iya kita baru bikin kemarin di perpustakaan namanya akar pohon,
tapi tuh isinnya akar matematika hmm itu maksudnya rumusan
matematika. Ya biar kita kalo kesitu belajarnya langsung liat ke pohon itu
deh, biar pada ga males ke perpustakaan hehe.”
6. Adakah kendala yang menghambat pemanfaatan di perpustakaan?
“paling dari koleksinya aja dibanyakin hehe.”
D. Wawancara Susulan dengan Mufan Qufthan (siswa 11 IPS 3)
1. Seberapa penting perpustakaan sekolah menurut anda sebagai siswa?
“Sangatlah penting bagi saya, soalnya perpustakaan tempat banyak buku
dan koleksi lainnya untuk siswa.”
2. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
Mengerjakan pekerjaan rumah (PR)?
“Iya kadang-kadang saya ngerjain PR di perpustakaan, banyaklah
referensinya, ada pak Lesdi juga kan di sana jadi bisa sambil tanya-tanya
hehe.”
3. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
mengerjakan tugas kelompok?
“Iya berkelompok tapi makin kesini sih paling kesadaran dari masing-
masing siswanya aja. Soalnya kan harus kunjungan dari kartu
penghubungnya itu tuh yang dikasih sama pak guru, tapi bukunya suka
kurang.”
4. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
mencari dan menggunakan informasi, apakah adanya kemitraan ini
pengaruh pada KBM ?
“Hmm ya ngaruh dong ya sama KBM, nilai saya jadi ada tambahannya
kalo suka ke perpustakaan cari-cari buku, ngerjain tugas gitu deh. Tapi
ya kalo ga ke perpustakaan sekarang juga gapapa sih cuma ya ga ada
penambahan nilai aja gitu.”
5. Bagaimana cara siswa memanfaatkan perpustakaan dalam hal
membuat laporan dan karya untuk disajikan di depan guru?
“Karya sih kemarin ada pohon rumus di perpustakaan.”
6. Adakah kendala yang menghambat pemanfaatan di perpustakaan?
“pernah bukunya kurang, gimana sih jadi kaya satu buku kadang berdua,
bertiga. Jadi kadang rebutan siapa yang dating lebih cepet ke
perpustakaan biar kedapetan haha”
BIODATA PENULIS
DIVA AGRIPINA LOKA. Lahir di Jakarta pada tanggal 2
Januari 1995, anak kedua dari Bapak Sri Hutomo dan Ibu
Suprapti. Penulis bertempat tinggal di Jombang, Ciputat,
Tangerang Selatan. Menyelesaikan pendidikan TK Islam
Al-Muhajirin Pondok Pucung pada tahun 2000, Sekolah
Dasar pada tahun 2006 di SDN Jombang 1 Ciputat, Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 6 Tangerang Selatan pada
tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 9 Tangerang Selatan pada tahun
2012. Kemudian penulis melanjutkan menempuh pendidikan pada jenjang (S1)
Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012. Penulis menyelesaikan kuliah dengan menulis skripsi berjudul
―Peranan Kemitraan Pustakawan dan Guru Dalam Pemanfaatan Perpustakaan Oleh
Para Siswa di SMAN 9 Tangerang Selatan.‖ Penulis juga melakukan praktik Kerja
Lapangan di Perspustakaan Nasional Republik Indonesia selama 1 bulan.