BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matahari merupakan salah satu dari sekitar 100.000.000 bintang dalam
kelompok bintang kita, atau rasi bintang Bimasakti. Sebenarnya matahari
adalah sebuah bintang yang biasa. Artinya ternyata banyak bintang yang jauh
lebih besar, lebih berat, dan lebih panas dari pada matahari. Matahari tampak
labih besar dan lebih panas dikarenakan kedudukannya sebagai bintang
terdekat dengan bumi. Jarak bumi dengan matahari kira-kira 149.600.000
km (Darmodjo & Kaligis, 2004).
Para Ahli memperkirakan umur bumi telah kira-kira 5 milyar
tahun (Campbell, Reece-Mitchell, 2004). Pada mulanya dalam atmosfer bumi
tidak terdapat oksigen (O2), sedangkan kadar karbondioksida (CO2) tinggi.
Susunan kimia atmosfer dan kondisi lingkungan lainnya pada waktu itu
menunjukkan belum adanya kehidupan di bumi, baru kira-kira 4,5 milyar
tahun yang lalu mulai terdapat zat air cair di permukaan bumi dan terbentuk
kehidupan yang sederhana dalam bentuk molekul organik, antara lain yang
mengandung zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya klorofil mulailah
berlangsung proses fotosintesis di bumi.
Dalam proses fotosintesis, mahluk hidup yang berklorofil menyerap
CO2, dan dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi,
menghasilkan karbohidrat dan melepas O2, dengan makin berkembangnya
organisme yang berklorofil, proses fotosintesis pun makin banyak terjadi dan
seiring dengan itu kadar CO2 dalam atmosfer berkurang dan kadar
O2 bertambah.
Intensitas energi matahari yang mencapai bumi dan atmosfernya
bervariasi pada garis lintang. Daerah tropis menerima masukan yang paling
tinggi. Sebagian besar radiasi matahari diserap, terpencar, atau dipantulkan
1
oleh atmosfer dalam suatu bola asimetris yang ditentukan oleh variasi dalam
tutupan awan dan jumlah debu di udara sepanjang wilayah yang berbeda-beda.
Jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi akhirnya membatasi hasil
fotosintesis, meskipun produktivitas fotosintesis juga dibatasi oleh air, suhu,
dan ketersediaan nutrien.
Dalam tulisan ini, kami akan menyampaikan topik dengan judul
B. BATASAN PENGERTIAN
1. Matahari adalah salah satu Bintang pada Tata Surya galaksi Bima Sakti
yang pengaruhnya meliputi pada delapan planet yaitu : Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup (UULH
nomor 23 tahun 1997).
3. Ekosistem merupakan aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan,
keragaman biotik dan siklus bahan yakni pertukaran bahan-bahan antara
bagian yang hidup dan tidak hidup, (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan,
M.Si)
4. Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi dari
komunitas. (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si).
5. Produktivitas primer adalah Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi
energi kimia(senyawa organik) oleh autotrof suatu ekosistem selama suatu
periode waktu tertentu.
6. Produktivitas sekunder adalah laju pertumbuhan energi kimia pada
makanan yang dimakan oleh konsumen ekosistem menjadi biomassa
barunya sendiri.
2
BAB II
MATAHARI
A. DATA FISIK MATAHARI
Menurut Majalah Insani (edisi September,2005), matahari merupakan
bola gas yang menyala dengan diameter 1.400.000 km, lebih dari 100 kali
diameter bumi. Massa matahari diperkikrakan sekitar 333.420 kali massa
bumi. Karena jumlah gas yang sangat besar ini, maka tekanan pada pusat
matahari lebih besar dari satu juta metrik ton per cm². Kepadatan matahari
hanya 1,4 kali lebih besar daripada kepadatan bumi, lebih kecil daripada
kepadatan bumi yang 5,5 kali lebih padat dari pada air. Hal ini dapat
diterangkan karena di luar pusat matahari yang merupakan bagian terbesar
tersusun dari gas yang seringkali lebih tipis dari pada atmosfer bumi.
Walaupun tekanan di pusat matahari lebih dari 100 kali tekanan di pusat bumi,
tapi jika dihitung rata-ratanya, maka kerapatan matahai jauh lebih kecil dari
pada kerapatan bumi.
Suhu pada pusat matahari (pada inti)diperkirakan mencapai lebih dari
14.000.000 ºC, sedangkan suhu permukaannya relatif dingin, yaitu sekitar
5.000 - 6.000 ºC. Struktur matahari terdiri atas beberapa bagian, yaitu yang
ada di pusat disebut "inti matahari", kemudian bagian antara inti matahari
sampai dengan permukaan matahari disebut "photosphere". Pada permukaan
terdapat bagian yang disebut dengan "sunspots"yang tampak lebih gelap,
karena suhunya relatif lebih dingin yaitu sekitar 4000 ºC (Iwan Permana
Kusuma, 2000).
B. STRUKTUR MATAHARI
1. Matahari tersusun atas lapisan-lapisan. Tiap lapisan terdiri atas gas pijar yang
mempunyai kecepatan yang berbeda. Lapisan matahari yang paling dalam
disebut inti matahari. Lapisan berikutnya adalah fotosfer dan atmosfer yang
terdiri atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona, yang secara rinci
dijelaskan sebagai berikut (White, Oran. R. et.al. TT. 1995) :
3
a. Inti matahari mempunyai suhu sekitar 15.000.000° Kelvin. Di dalam
inti inilah terjadi reaksi termonuklir, yaitu reaksi fusi (penggabungan)
dua inti hidrogen menjadi helium. Energi yang sangat besar yang
dihasilkan dari reaksi ini berpindah ke permukaan secara radiasi
melalui gas-gas yang sangat rapat di dalam matahari.. Permukaan
matahari meradiasikan energi ini ke dalam ruang angkasa.
b. Lapisan fotosfer dapat dilihat dengan menggunakan teleskop. Lapisan
ini selalau memancarkan cahaya, seperti gas-gas yang selalu bergerak.
Gerakan gas-gas ini disebabkan oleh dorongan energi yang datang dari
inti matahari.
c. Atmosfer matahari dari dua lapisan, yaitu (1) lapisan bawah, atau
sebelah dalam, terletek kromosfer, atau “bola warna”. Lapisan ini
menjulang sejauh 12.000 km diatas permukaan matahari, dan (2)
lapisan atas,atau sebelah luar, terdapat korona atau“mahkota’ yang
membentuk lingkaran cahaya putih yang mengelilingi keseluruhan
matahari, dan menyorotkan pita cahaya yang panjangnya berjuta-juta
kilometer ke arah luar angkasa.
2. Unsur kimia yang terdapat di matahari tersebut, sekitar 80% berupa gas
Hidrogen. Sedangkan unsur kedua yang banyak terdapat di matahari adalah
gas Helium, kurang lebih sebanyak 19 % dari seluruh massa matahari. Sisanya
yang 1 % terdiri atas unsur-unsur Oksigen, Magnesium, Nitrogen, Silikon,
Karbon, Belerang, Besi, Sodium, Kalsium dan Nikel.
3. Matahari memancarkan energi hampir pada seluruh panjang gelombang
dimana kita hanya melihat gelombang cahaya. Bentuk lain radiasi hanya dapat
kita deteksi dengan menggunakan instrumen khusus dan film. Radiasi
matahari yang kuat meng-ion kan banyak gas atmosfer bumi bagian atas, yang
menghasilkan lapisan-lapisan yang bermuatan listrik. Yang disebut
lapisan ionosfer.
4
C. SIFAT-SIFAT ALAMI CAHAYA MATAHARI
Cahaya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi
elektromagnetik, yang juga disebut radiasi. Model cahaya sebagai gelombang
menerangkan banyak sifat-sifat cahaya, tetapi dalam hal tertentu cahaya itu
berperilaku seperti tersusun atas partikel-partikel diskret, yang disebut foton.
Foton bukanlah objek kasat mata, tetapi foton itu bertindak seperti objek yang
memiliki jumlah energi yang tetap. Dan foton cahaya ungu (violet) berisi
hampir dua kali energi foton cahaya merah.
D. HUBUNGAN MATAHARI DENGAN BUMI
Sinar Matahari yang mencapai atmosfer sebagian akan direfleksikan
dan diabsorbsi oleh atmosfer itu sendiri, oleh awan dan partikel padat yang
ada di atmosfer, vegetasi serta permukaan bumi. Sepertiga dari total radiasi
matahari yang diterima akan direfleksikan kembali ke angkasa. Pada saat
mendung, banyak dari radiasi ini yang ditahan oleh lapisan atmosfer sehingga
bumi tetap hangat. Suhu malam di permukaan bumi juga relatif sejuk karena
efek pemanasan radiasi di lapisan awan ini.
Total sinar matahari yang mencapai atmosfer adalah 1,95 g.cal per
cm2 per menit yang disebut solar constant. Panjang gelombang sinar matahari
yang mempengaruhi kehidupan di bumi terbagi menjadi 3 yaitu : ultra violet,
sinar tampak, dan infra merah. Sinar matahari dengan panjang gelombang
yang lebih pendek (ultra violet) akan diabsorbsi oleh atmosfer sedangkan sinar
matahari dengan panjang gelombang 0,4 – 0,7 µm disebut sebagai cahaya
tampak. Setengah dari total energi matahari yang mencapai permukaan bumi
merupakan sinar tampak.
Pancaran energi matahari yang keluar, akan mempengaruhi dinamika
atmosfer dan kehidupan di Bumi. Angin matahari yang berhembus dari
matahari dapat menyebabkan fluktuasi kelimpahan dan komposisi kimia
planet-planet dalam jangkauan matahari. Energi yang datang ke Bumi
sebagian besar merupakan pancaran radiasi matahari. Energi ini kemudian
5
ditransformasikan menjadi bermacam-macam bentuk energi yang sangat
bermanfaat bagi bumi diantaranya :
1. Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi
pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan,
membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis
2. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung
dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari
karena batu bara dan minyak bumi pada hakekatnya adalah fosil dari
tumbuhan yang telah tertimbun pada waktu yang sangat lama. Sebagai
tumbuhan, maka karbohidrat dan energi yang disimpan dalam batang
(yang kemudian menjadi fosil) tersebut adalah karena adanya sinar
matahari yang berperan dalam fotosintesis sehingga menghasilkan
karbohidrat tersebut.
3. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya. Tanpa
matahari, sulit membayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi.
6
BAB III
EKOSISTEM
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI
Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan lingkungannya (Dyah Aryulina dkk, 2006) . Menurut pengertian, suatu
sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai
suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di
suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang
terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem.Masing-
masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing
komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik,
keteraturan ekosistem itu pun terjaga.Keteraturan ekosistem menunjukkan,
ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu
tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis.
Ekosistem memiliki fungsi secara ekologis bila dikaitkan dengan
kehidupan flora, fauna dan kehidupan manusia. Dari berbagai kepentingan
fungsi terhadap komponen ekologi tersebut maka ekosistem berperan penting
dalam mengatur keseimbangan hidup setiap ekosistem darat di hulu dan
sekitarnya serta setiap ekosistem kelautan di bagian hilirnya (Mursid Raharjo,
2006).
B. BATAS DAN UKURAN EKOSISTEM
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena
ekosistem meliputi mahluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas
biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat
lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi
keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di bumi.
7
Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam perbagai ukuran.
Apakah itu sebuah kolam, danau atau sebidang kebun, hutan dan bahkan
laboratorium pun merupakan satuan ekosistem yang dapat diamati, selama
komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama
untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun hanya dalam waktu
singkat, kesatuan tersebut dapat dianggap suatu ekosistem.
Kita dapat membuat batas ekosistem yang kecil atau besar. Suatu
Akuarium, ekosistem itu terdiri atas ikan, tumbuhan air, dan plankton yang
terapung dan melayang dalam air sebagai komponen mahluk hidup, serta
pasir, air, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air sebagai komponen tak
hidup. Sebuah hutan yang luasnya beberapa puluh ribu hektar merupakan juga
suatu ekosistem. Demikian pula seluruh bumi ini dapat dianggap sebagai
ekosistem yang besar.
Perbedaan ekosistem dapat ditentukan oleh (Otto Soemarwoto, 1995) :
1. Jumlah jenis organisme produsen,
2. Jumlah jenis organisme konsumen,
3. Jumlah keanekaragaman mikroorganisme,
4. Jumlah dan macam komponen abiotik,
5. Kompleksitas interaksi antar komponen, dan
6. Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem.
Ekosistem bumi kita dapat dibagi dalam :
1. Sub ekosistem lautan,
2. Sub ekosistem daratan, yang dapat pula dibagi dalam bagian-bagian
yaitu : a). sub ekosistem hutan, b). sub ekosistem belukar, c). sub
ekosistem padang pasir
3. Sub ekosistem danau, dan
4. Sub ekosistem sungai.
8
Antara masing-masing sub ekosistem itu terdapat arus materi,
energi, dan informasi. Dengan adanya konsep ekosistem itu, kita
memandang unsur-unsur dalam lingkungan hidup kita tidak secara
tersendiri, melainkan secara terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan
dalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut pendekatan ekosistem, atau
pendekatan holistik (Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S,
2007).
C. KOMPONEN/FAKTOR DAN TIPE-TIPE EKOSISTEM
1. Komponen atau faktor ekosistem dapat dibagi menurut :
a. Komponen ekosistem dari segi makanan(trophik) :
Komponen autotrophik (memberi makan sendiri), disinilah terjadi
proses pengikatan energi sinar matahari.
Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya), disini terjadi
pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang
kompleks.
b. Komponen ekosistem dari segi keperluan deskriptif :
Komponen abiotik terdiri dari senyawa organik, anorganik, Iklim,dan
Air.
Komponen biomas terdiri dari Produsen dan Konsumen.
2. Tipe-tipe ekosistem
a. Ekosistem air (Akuatik) :
Ekosistem air tawar antara lain terdiri dari : Sungai, kolam, danau,
rawa air tawar, dan rawa gambut.
Ekosistem laut antara lain terdiri dari : Hutan bakau, rawa payau,
Estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal, dan laut dalam.
b. Ekosistem darat (terestrial)
Ekosistem darat terdiri dari : Hutan hujan tropis, savana, padang
rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.
9
c. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya, yaitu bendungan, hutan tanaman, sawah
tadah hujan, pemukiman.
10
BAB IV
PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN SUATU
EKOSISTEM
A. PERANAN MATAHARI TERHADAP TUMBUHAN DAN ORGANISME
BERKLOROFIL
Tidak diragukan bahwa tumbuhan dan organisme berklorofil
memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat
dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap
konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen
yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari
makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan
di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200
miliar ton.
Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan organisme
berklorofil dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan
organisme berklorofil mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan
menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini
disebut "fotosintesis".
Fotosintesis merupakan proses biologi yang dilakukan tanaman dan
organisme berklorofil untuk menunjang proses hidupnya yakni dengan
memproduksi gula (karbohidrat)pada tumbuhan hijau dengan bantuan energi
sinar matahari, yang melalui sel-sel yang ber-respirasi, energi tersebut akan
dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat digunakan bagi
pertumbuhannya. Reaksi umum dari proses fotosintesis adalah :
6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2
cahaya
11
Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan
keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil
dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau
dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).
B. PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN
EKOSISTEM
Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan
di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan
senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen,
dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari
menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat
sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.
Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang
merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu
ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan
dalam suatu ekosistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga
berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan
lingkungannya terjadi untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup
organisme memerlukan energi.
2. Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik yang
disebut energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya
terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara,
seperti karbon dan nitrogen.
3. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia ditransfer
dari suatu organisme ke organisme lain melalui interaksi makan dan
dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu
ekosistem membentuk struktur trofik yang terdiri dari tingkat-tingkat
12
trofik dimana setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai
organisme dengan sumber makanan tertentu.
4. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof yaitu
organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan
cahaya matahari yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Organisme autotrof
disebutProdusen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau
sedangkan pada ekosistem perairan adalah fitoplankton, ganggang dan
tumbuhan air.
5. Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem ditempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri.
Organisme tersebut tergolong organisme heterotrof. Bahan organik
diperoleh dengan memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain
sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen. Pada tingkat trofik
kedua dari struktur trofik suatu ekosestem adalah Konsumen primer
(herbivora).
6. Tingkat trofik yang ketiga adalah konsumen sekunder merupakan
organisme pemakan konsumen primer. Konsumen sekunder
disebut karnivora karena makanannya berupa hewan. Hewan yang
tergolong konsumen sekunder umumnya bertubuh kecil.
7. Tingkat trofik yang keempat adalah konsumen tersier, adalah organisme
pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora
besar.
C. ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi
kehidupan. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui
produsen. Oleh produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kima
Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik
melalui jalur rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme
digunakan untuk kegiatan hidupnya sehingga dapat tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan organisme menunjukan energi kimia yang
13
tersimpan dalam organisme tersebut. Jadi, setiap organisme melakukan
pemasukan dan penyimpanan energi. Pemasukan dan penyimpanan energi
dalam suatu ekosistem disebut sebagai Produktifitas ekosistem. Produktifitas
ekosistem terdiri dari produktifitas primer dan produktifitas sekunder.
Semua organisme memerlukan energi untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, reproduksi, dan pada beberapa spesies,pengaturan energi suatu
ekosistem bergantung pada produktivitas primer. Produktifitas primer adalah
kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam
bentuk bahan organik oleh organisme autotrof.
Produktifitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan
organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof. Bahan
organik yang tersimpan pada organisme atotrof dapat digunakan sebagai
makanan bagi organisme heterotrof. Dari makanan tersebut, organisme
heterotrof memperoleh energi kimia yang akan digunakan untuk kegiatan
kehidupan dan disimpan. Aliran energi dalam ekosistem tersebut sumber
utama dan proses pertamanya adalah cahaya matahari.
14
BAB V
PENUTUP
Dari penjelasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa peranan energi matahari untuk kesinambungan ekosistem
sangatlah mendasar sebagai awal dari semua proses kehidupan suatu
ekosistem karena dengan sinar matahari maka tumbuhan dapat melakukan
fotosintesis.
Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan
keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil
dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6atau
dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).
Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga
merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida,
hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati.
Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi
biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi
metabolit untuk organisme hidup.
Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang
merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam
suatu ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai
makanan dan terjadi aliran energi dalam suatu ekosistem.
15
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece-Mitchell, 2004, Biologi, Edisi kelima-jilid 1 dan 3, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Darmodjo & Kaligis, 2004, Ilmu Alamiah Dasar, Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, Jakarta.
Departemen Lingkungan Hidup, Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 23
Tahun 1997,Penerbit Permata Press, Jakarta.
Diah Aryulina, dkk, 2006, Biologi , Penerbit Erlangga, Jakarta.
Iwan Permana Kusuma, 2000, Matahari, Penerbit Djambatan, Bandung.
Majalah Insani, edisi September, 2005
Mursid Raharjo, 2006, Memahami Amdal, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Otto Soemarwoto, 1995, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, cetakan
ke 10, Penerbit Djambatan, Bandung.
Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, 2007,Pengelolaan Lingkungan
Hidup Edisi Revisi, Jakarta.
Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si, 1992, Prinsip-prinsip ekologi, ekosistem,
lingkungan dan pelestariannya, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
White, Oran. R. et.al. TT. 1995, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1: Astronomi dan
Pengetahuan Ruang Angkasa, Groiler International Inc. Jakarta.
16