PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN GYMBALL TERHADAP
PENINGKATAN GERAKAN KAYANG DI SDN 1 RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2017/2018
(Skripsi)
Oleh :
Novita Sari
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN GYMBALL TERHADAP
PENINGKATAN GERAKAN KAYANG DI SDN 1 RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2017/1018
Oleh
NOVITA SARI
Masalah dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran gerak dasar kayang dengan menggunakan bantuan gymball. Tujuan
yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh latihan menggunakan gymball terhadap peningkatan gerakan kayang
pada siswa kelas V SDN 1 Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Rajabasa dan sampel yang digunakan
berjumlah 30 siswa. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Paired
Sample T-test, hasil analisis menunjukkan nilai thitung sebesar 10,823 dan nilai ttabel
sebesar 2,045 pada taraf signifikan 0,025 atau taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka didapat nilai
thitung=10,823 > ttabel =2,045 maka H0 ditolak yang artinya pada tes awal dan tes
akhir ada perbedaan hasil yang signifikan atau latihan menggunakan gymball
dapat berpengaruh terhadap peningkatan gerakan kayang pada siswa SDN 1
Rajabasa Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci: Gerakan Kayang, Latihan Menggunakan Gymball.
ii
PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN GYMBALL TERHADAP
PENINGKATAN GERAKAN KAYANG DI SDN 1 RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2017/2018
Oleh
NOVITA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vi
RIWAYAT HIDUP
Nama penulis Novita Sari lahir di Bandar Lampung, pada
tanggal 29 November 1995, putri ketiga dari lima bersaudara,
dari pasangan Bapak Sulman (Alm) dan Ibu Rohana.
Pendidikan yang ditempuh adalah, TK Nurul Amal, selesai
pada tahun 2002 , Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sukajawa, selesai pada tahun
2005, dan pindah ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Rajabasa, selesai pada tahun
2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 3 Bandar Lampung
selesai pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Bandar
Lampung selesai pada tahun 2014.
Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila melalui
jalur SBMPTN.
Pada Tahun 2017, penulis melakukan KKN dan PPL di Desa Bandar Sari, SMPN
1 Waytuba Way Kanan. Demikian riwayat hidup penulis semoga bermanfaat bagi
pembaca.
vii
MOTTO
Percayalah, Allah memberi kita cobaan karna kita bisa menghadapi dan menyelesaikannya.
(Novita Sari)
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:
Ayahku Sulman (Alm) dan Ibuku tercinta Rohana yang telah mendidikku dan
selalu mendoakan dalam setiap sujudnya demi keberhasilanku.
Kakakku Safrijal Abadi dan Adikku Nurmala Sari terimakasih atas doa dan
perhatianmu selama ini. Kalian menjadi penyemangat dalam hidupku.
Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung.
Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak pernah
putus dan dukungan serta doa dalam setiap sujudnya demi
keberhasilanku.Terimakasih atas semua cinta dan pengorbanan serta jerih payah
dari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan kepadaku.
Doa dan restumu sangat berarti bagi keberhasilanku kelak, maka janganlah
berhenti untuk mendukungku dalam kebaikan.
Serta Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung.
ix
SANWACANA
Assalammualaikum.Wr. Wb
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP
Unila.Dengan Judul “Pengaruh Latihan Menggunakan Gymball Terhadap
Peningkatan Gerakan Kayang Di SDN 1 Rajabasa Kota Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2017/2018”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada, Bapak Drs. Surisman, M.Pd., selaku Pembimbing Pertama
dan Pembimbing Akademik Dan Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku dosen
Pembimbing Kedua, dan Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes, selaku
Pembahas, yang telah memberikan bimbingan, perbaikan, serta motivasi,
pengarahan, serta kepercayaan kepada penulis. Serta tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum.,selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
x
3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.
5. Ibu Bibit Purwati, selaku Guru Penjaskes sekaligus Guru Pamong PPL di
SMP Negeri 1 Waytuba yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian ini.
6. Keluarga besar Minak Dulu dan Kak Suwarli terimakasih telah memberikan
doa, motivasi dan kasih sayangnya.
7. Sahabat-sahabat terbaik di Penjaskes yang telah menjadi penyemangat tiada
henti dalam menggapai gelar S1, dan juga selalu menjadi pendengar terbaik.
8. Teman–teman seperjuanganku angkatan (2014) terimakasih atas kebersamaan
serta kekompakan yang telah terjalin.
9. Keluarga KKN-PPL Kecamatan Way Tuba – Way Kanan yang telah
memberikan semangat dan dukungannya.
Wassalammualaikum, Wr. Wb.
Bandar Lampung, 09 Agustus 2018
Penulis
Novita Sari
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani..................................................... 7
B. Belajar Motorik ............................................................................. 8
C. Strategi Pembelajaran ................................................................... 10
D. Alat Bantu ..................................................................................... 11
E. Senam ............................................................................................ 13
F. Penelitian Relevan ........................................................................ 19
G. Kerangka Berfikir ......................................................................... 20
H. Hipotesis ....................................................................................... 21
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................................... 23
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 24
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 25
D. Desain Penelitian ......................................................................... 27
E. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 27
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 28
G. Teknik Pengambilan Data ............................................................. 28
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 29
xii
I. Analaisis Instrumen ...................................................................... 32
J. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................ 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 38
B. Uji Hipotesis .................................................................................... 45
C. Pembahasan .................................................................................... 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 50
LAMPIRAN .............................................................................................. 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kerja t-test ............................................................................................. 37
2. Hasil Penelitian Tes Awal Dan Tes Akhir Kemampuan Sikap Kayang 40
3. Hasil Uji Normalitas tes awal .............................................................. 43
4. Hasil Uji Normalitas tes akhir ............................................................... 44
5. Data Uji Sample Paired T-Test ............................................................ 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kayang dengan bantuan gymball ........................................................ 13
2. Sikap Kayang yang Benar .................................................................... 17
3. Sikap Awal Kayang.............................................................................. 17
4. Sikap Pelaksanaan Awal Kayang ......................................................... 18
5. Sikap Akhir Kayang ............................................................................. 18
6. Kembali ke Sikap Semula .................................................................... 19
7. Desain Penelitian ................................................................................. 27
8. Diagram Batang Jenis Kelamin ........................................................... 38
9. Diagram Batang Usia .......................................................................... 39
10. Diagram Batang Berat Badan .............................................................. 39
11. Diagram Poligon Tinggi Badan ........................................................... 40
12. Hasil tes awal dan tes akhir kemampuan sikap kayang ...................... 41
13. Grafik peningkatan hasil kemampuan sikap kayang ........................... 42
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Menyurat ...................................................................................... 54
2. Instrumen Penilaian .............................................................................. 59
3. Data Uji Coba Instrumen ..................................................................... 61
4. Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................ 62
5. Uji Validitas ......................................................................................... 64
6. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 65
7. Tabel Pengukuran Tes Awal Kemampuan Kayang ............................. 66
8. Tabel Pengukuran Tes Akhir Kemampuan Kayang ............................ 67
9. Tabulasi Tes Awal Dan Tes Akhir Kemampuan Kayang .................... 68
10. Uji Normalitas Tes Awal ..................................................................... 69
11. Uji Normalitas Tes akhir ...................................................................... 70
12. Uji Hipotesis Pengaruh Latihan Bantuan Alat terhadap Kemampuan
Kayang Pada Siswa Kelas V SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2017/2018 .................................................................. 71
13. Tabel Uji t ............................................................................................ 72
14. r Tabel .................................................................................................. 73
15. Foto Uji Coba ....................................................................................... 74
16. Foto Penelitian ..................................................................................... 76
17. Lampiran Program Latihan .................................................................. 80
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Senam dapat diartikan sebagai setiap
bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-
gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, olahraga senam mempunyai sistematika
tersendiri serta tujuan yang hendak dicapai, seperti daya tahan, kekuatan,
kelenturan dan koordinasi yang baik. Senam adalah kegiatan utama yang
bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak.
Selain itu, senam dapat pula menyumbang pengayaan perbendaharaan gerak
pelakunya. Dasar-dasar senam akan sangat baik untuk pengembangan gerak
tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, serta keterampilan-
keterampilan senam.
Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam yang memerlukan semua
keahlian dasar senam. Salah satu senam lantai yang merupakan materi yang
dipelajari siswa Sekolah Dasar adalah mempraktikkan senam lantai gerakan
kayang. Kayang adalah keterampilan yang sangat dinamis yang memerlukan
lentingan minimal.
2
Dimulai dari percepatan yang di dapat saat awalan, menumpukan kedua
tangannya di lantai dan membuat gerakan melentingkan badan ke atas.
Menurut Muhajir (2003 : 149-151) Kayang adalah suatu bentuk atau sikap
badan terlentang dan membusur, bertumpu pada kedua tangan, dan kedua kaki
dengan siku-siku dan lutut lurus. Untuk dapat melakukan gerakan senam
kayang maka siswa membutuhkan komponen fisik seperti berkembangnya
daya tahan ototnya, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan
keseimbangannya.
Dalam gerakan kayang kelentukan adalah komponen penting untuk
menghasilkan gerakan yang maksimal, yaitu memposisikan tubuh lebih lenting
saat melenting ke bawah. Kelentukan dalam gerakan kayang terjadi pada
seluruh anggota badan, baik anggota tubuh bagian atas yang terdiri dari lengan,
sendi bahu, dada, perut, punggung dan anggota tubuh bagian bawah, yaitu
pinggang, paha, dan kaki. Dalam gerakan kayang juga diperlukan kekuatan
pada otot lengan sebagai tumpuan saat akan memulai gerakan dan memberikan
tolakan agar siswa mampu berguling lenting ke bawah.
Kayang merupakan jenis keterampilan yang menuntut kemampuan lentingan
yang baik, karena pada saat melenting posisi badan bertumpu pada empat titik
dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan pinggang.
Kayang juga membutuhkan komponen fisik dan kemampuan gerak dasar
sehingga siswa akan berkembang dengan daya tahan ototnya, kekuatan,
kelentukan, koordinasi, kelincahan, fleksibilitas dan keseimbangan. Salah satu
materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani adalah mempraktikan gerakan
3
kayang dengan koordinasi yang baik. Tujuan pembelajaran kayang ini adalah
siswa dapat melakukan teknik dasar kayang dari posisi berdiri serta nilai
disiplin, keberanian dan tanggung jawab. Ini berarti siswa akan mempelajari
bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikan teknik dasar kayang
tersebut.
Siswa masih banyak yang belum bisa melakukan gerak dasar kayang, masih
banyak yang otot tangan nya tidak kuat, punggungnya masih kaku, dan
keseimbangan pada tubuhnya masih lemah. Sehingga siswa belum dapat
melakukan gerakan kayang dengan baik dan benar, terutama pada saat gerakan
tangan mendorong badan keatas sehingga bentuk badan dapat melengkung
dengan benar.
Dalam proses pembelajaran senam lantai khususnya kayang di SDN 1
Rajabasa, guru lebih banyak memberikan penjelasan atau menggunakan
metode ceramah dan demontrasi kepada siswa. Hal ini kurang mendukung
dalam proses pembelajaran, pola pelajaran yang kurang variatif dan cenderung
membosankan membuat siswa menjadi malas dalam mempelajari pelajaran
senam khususnya pada gerak dasar kayang. Kesulitan siswa dalam melakukan
pelajaran senam khususnya gerak dasar kayang menyebabkan kendala pada
mata pelajaran senam, selanjutnya pelajaran berjalan tidak efektif. Untuk itu
perlu mengadakan perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu gymball agar tercapai keberhasilan pembelajaran.
Pentingnya menyediakan alat sederhana sebagai alat bantu pembelajaran agar
siswa dapat melakukan gerakan kayang dengan baik dan benar. Pemanfaatan
4
media tertentu untuk menunjang proses pembelajaran sangatlah diperlukan
karena dengan menggunakan media tersebut akan memudahkan siswa dalam
proses pembelajaran Penjaskes di Sekolah. Dalam pembelajaran Penjaskes alat
yang sesuai akan sangat membantu. Dengan demikian proses pembelajaran
dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan pengamatan pada saat hasil observasi yang dilakukan penulis di
SDN 1 Rajabasa terdapat mayoritas siswa belum bisa melakukan kayang
disebabkan sebagian besar kurangnya kekuatan punggung dan tangan saat
melakukan gerakan kayang, dari permasalahan tersebut penulis akan
melakukan pembelajaran kayang dengan menggunakan alat bantu, yaitu
dengan menggunakan bola gymball. Penulis ingin melakukan kajian lebih
mendalam tentang pengaruh latihan menggunakan gymball terhadap
peningkatan gerakan kayang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan
menggunakan gymball terhadap peningkatan gerakan kayang di SDN 1
Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan kayang yang benar dibutuhkan kekuatan otot tangan
dan tungkai
5
2. Untuk menghasilkan kayang yang baik dan benar dibutuhkan keberanian
pada siswa
3. Untuk menghasilkan kayang yang benar siswa harus bisa melakukan tiga
keterampilan kayang, kelentukan, kekuatan dan keseimbangan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi, maka penelitian di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut, “apakah dengan menggunakan alat bantu yang
berupa gymball dapat meningkatkan kemampan kayang pada siswa kelas V di
SDN 1 Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah, Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh latihan menggunakan gymball terhadap
peningkatan gerakan kayang pada siswa kelas V di SDN 1 Rajabasa Kota
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang pengaruh latihan
menggunakan gymball terhadap peningkatan gerakan kayang di SDN 1
Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018. Penulis berharap
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
6
1. Untuk Pelatih atau Guru
Dapat digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui dan
menyusun program latihan sehingga waktu latihan akan lebih efektif dan
efisien sehingga pencapaian prestasi akan lebih baik.
2. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru
Penjaskes tentang pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan kayang.
3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan sekaligus refrensi bagi para
mahasiswa yang akan melaksanakan PPL atau penelitian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Menurut Depdiknas (2004 : 2) Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran
yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku
hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan
secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas
jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan
terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif.
Sedangkan menurut Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan
adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan
yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan
kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan
jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.
Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk
belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat
anak menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,
menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan
8
perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fifik,
mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar Motorik
Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen.
Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu
mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses
belajar dan berlatih.
Menurut Lutan (1998 : 53) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang
relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”.
Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan
dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya
untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah
“seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik adalah tahap koqnitif, tahap fiksasi
dan tahap otomatis.
a. Tahap kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini peserta didik
harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus
memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.
9
b. Tahap fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui
latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi
permanen, selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan
balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
c. Tahap otomatis
Pada tahap otomatis kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan
semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono
mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri
peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi
pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan
hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan
yang diinginkan”.
Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik
mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata lain
objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak bergerak dan
terus berlangsung secara berkelanjutan.
Prinsip utama perkembangan motorik yaitu : kematangan, urutan, motivasi,
pengalaman dan praktek.
a. Kematangan
Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh
kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut.
10
b. Urutan
Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat
kompleks yaitu kemampuan yang mengkoordinasikan gerakan motorik
tangan seimbang.
c. Motivasi
Kematangan motorik memotivasi anak untuk melakukan aktivitas motorik
dalam lingkup yang luas, hal ini dapat dilihat berikut ini :
1) Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.
2) Anak seakan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan
otot kasar dan halus.
d. Pengalaman
Perkembangan gerakan dasar bagi perkembangan berikutnya.
e. Praktek
Beberapa kebutuhan anak usia TK yang berkaitan dengan pengembangan
motoriknya perlu dipraktekkan anak dengan bimbingan guru
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik
maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik
sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik yang
sesuai dengan masa perkembangannya.
C. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu tujuan
jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan- tindakan yang
11
ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Strategi berguna untuk
mengarahkan suatu organisasi mencapai suatu tujuan.
Menurut Sanjaya (2008) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
a) Ceramah, b) Demonstrasi dan c) Tanya jawab, dan sebagainya.
Dalam kegiatan belajar mengajar ada tiga tahapan pokok yaitu tahapan
permulaan (pra instruksional), tahap pengajaran (intstruksional), dan tahap
evaluasi atau penilaian. Tahap permulaan adalah tahap yang ditempuh guru
sebelum memulai pembelajaran.
Menurut Depdiknas (2002:23) Tahapan pengajaran adalah tahap
menyampaikan materi pelajaran yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan
tahap evaluasi adalah tahapan penilaian kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan guna mengetahui kekurangan dan kelegihan dari pelaksanaan
pembelajaran
D. Alat Bantu
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-
12
kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Hamalik dalam Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran saat itu.
Menurut Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Tetapi ada sedikit
perbedaan penggunaan istilah media dan alat bantu. Media adalah alat yang
digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, dan alat bantu (peraga)
digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika yang
dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik.
Proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu
guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan
efektif serta efesien.
Alat bantu yang digunakan berupa bola senam (gymball) yang terbuat dari
karet lentur namun sangat kuat, sehingga tidak mudah meletus bila
mendapatkan tekanan.
13
Spesifikasi:
a. Bola gymball terbuat dari bahan lembut dan lentur.
b. Diameter bola 18-20 cm.
c. Berat bola 400-420 gram.
d. Permukaan bola glossy dan lengket (tidak licin).
Keuntungan alat bantu ini memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan
kayang dalam pembelajaran senam lantai. Diharapkan dengan bantuan alat bola
senam (gymball) ini siswa akan termotivasi untuk melakukan kayang dan
mempraktikkan teknik dasar gerakan yang sedang diajarkan dengan benar.
Gambar 1. Kayang dengan menggunakan gymball
E. Senam
Senam merupakan olahraga yang sangat mengesankan karena menampilkan
gerakan-gerakan yang menarik dan mengagumkan. Dahulu senam dilakukan
dengan tujuan memperoleh kekuatan serta keindahan jasmani seseorang,
khususnya kaum lelaki. Kata senam itupun berasal dari bahasa latin (Yunani)
yaitu Gymnos yang berarti menim atau telanjang. Maksudnya adalah karena
dalam melakukan latihan senam mereka tidak mengenakan busana atau
telanjang agar lebih dapat bergerak dengan leluasa. Kemudian dengan
berkembangnya zaman, lambat laun senam dilakukan dengan modern yaitu
14
menggunakan pakaian yang didesain khusus namun tetap menonjolkan unsur
keindahan dalam gerakannya.
Menurut Muhajir (2007 : 202) dijelaskan secara umum menurut FIG
(Federation International de Gymnastique) senam dibedakan menjadi 6 macam
yaitu senam artistik (arsistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportive
rythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik
sport (sport gymnastics), senam trompolin (trompolinning gymnastics), dan
senam umum (general gymnastics).
Senam itu sendiri merupakan kegiatan yang paling bermanfaat untuk
mengembangkan komponen fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kelentukan,
koordinasi, kelincahan dan keseimbangan. Senam juga dapat menyumbangkan
pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dengan dasar-dasar senam akan
sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan
kesadaran tubuh secara umum sehingga siswa mampu menggunakan
kemampuan berpikir kreatifnya, dan menguasai keterampilan-keterampilan
senam.
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno, senam
sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik.
Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun
mengalami penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak
untuk dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan.
Dibentuklah wadah senam internasional, dengan nama Federation International
15
the Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain senam artistik (artistic
gymnastics) dan senam ritmik (modern rhytmic).
a. Senam Lantai
Senam lantai adalah salah satu jenis olahraga yang dimana setiap gerakan
dilakukan di lantai atau diatas matras, dengan ukuran 12 meter dan area 1
meter untuk menjaga keamanan.atau sekitar 40 meter persegi.
Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan
diatas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk
mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau
belakang.
Senam lantai juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan
gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila
pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat
untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan,
ketrampilan, dan keseimbangan.
Jenis latihan gerakan yang biasanya dilakukan adalah serangkaian gerakan
yang menggabungkan unsur kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas,
pegangan, loncatan, dan manuver lainnya. Setiap gerakan harus dilakukan
dengan ritme dan harmoni, serta pesenam harus bergerak ke arah yang
berbeda dalam menggunakan sebagian besar area yang ditentukan.
16
b. Kayang
Menurut Muhajir (2003:149-151), Kayang adalah suatu bentuk atau sikap
badan terlentang dan membusur, bertumpu pada kedua tangan, dan kedua
kaki dengan siku-siku dan lutut lurus
Kayang bisa diartikan sebuah posisi tubuh berbaring telungkup dan posisi
badan diangkat ke atas dengan kedua tangan dan kedua kaki dijadikan
topangan. Gerakan kayang ini akan cukup sulit bila dilakukan oleh
seseorang dengan kelenturan tubuh yang kurang baik. Untuk melakukan
gerakan kayang diperlukan kelenturan otot pinggang yang baik, dan hal ini
bisa dilatih sehingga anda dapat melakukan gerakan kayang dengan baik
dan benar.
Kayang merupakan salah satu bentuk gerakan dalam senam lantai dimana
dalam melakukannya dibutuhkan kekuatan otot perut, pinggang, tangan, dan
kaki. Selain kekuatan otot dalam melakukan kayang ini juga diperlukan
kelenturan. Oleh karena itu dalam melakukan latihan gerakan kayang ini
harus hati-hati karena apabila salah dalam melakukan gerakan dapat
membuat cidera otot baik ringan maupun yang fatal.
17
Gambar 2. Sikap kayang yang benar
Tujuan menguasai gerakan kayang adalah agar anak atau siswa memiliki
kelentukan bagian tubuh bagian belakang, sehingga dapat melakukan
berbagai keterampilan gerak seperti senam artistik, ritmik, aerobik dan
atletik khusus nomor lompat tinggi pada gaya flop.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut :
a. Sikap awal berdiri, kedua tangan menyentuh pinggul dan kaki dibuka
selebar bahu.
Gambar 3. Sikap Awal Kayang
18
b. Lentingkan lengan ke atas dan kepala di lipat kebelakang. Lentingkan
badan kebelakang secara perlahan-perlahan
Gambar 4. sikap pelaksanaan awal kayang
c. Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai
tumpuan, posisi badan melengkung bagai busur.
Gambar 5. Sikap Akhir Kayang
19
d. Sikap akhir sama dengan sikap awal yaitu berdiri tegak dengan kedua
tangan menyentuh pinggul dan kaki dibuka selebar bahu
Gambar 6. Kembali ke Sikap Semula
F. Penelitian Relevan
a. Angger Budi Angkasa (2014) “ Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar
Kayang Dengan Bantuan Teman, Dinding dan Gymball Pada Siswa Kelas
IV SDN 4 Pujodadi Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014”. Sampel yang
digunakan adalah sebanyak 26 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 10
perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian siklus pertama
dengan penggunaan metode pembelajaran gerak dasar kayang yang dibantu
dengan teman diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 26,92%,
sedangkan tingkat efektivitas 44,93% itu berarti tindakan belum efektif.
b. Kasman (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Kayan
Dengan Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Way
Harong Pesawaran”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian
20
adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Way Harong Kabupaten Pesawaran yang
berjumlah 34 siswa, dengan perincian 15 laki-laki dan 19 perempuan. Hasil
peningkatan ≥ 50% itu artinya hasil pembelajaran kayang dengan alat bantu
yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan.
G. Kerangka Berpikir
Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara
sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana
untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat melakukan gerakan senam dengan
maksimal maka akan dibutuhkan unsur kondisi fisik yang menunjang seperti
a) Kekuatan, b) Daya ledak (power), c) Kecepatan, d) Fleksibilitas, e) Daya
tahan otot, f) Daya tahan kardio-respiratori.
Kayang adalah keterampilan yang sangat dinamis yang memerlukan lentingan
minimal. Dimulai dari percepatan yang di dapat saat awalan, menumpukan
kedua tangannya di lantai dan membuat gerakan melentingkan badan ke atas
untuk mencapai fase layangan dalam posisi kurvalinier, sebelum mendarat
dalam posisi berdiri. Sesuai dengan karakteristik senam lantai khususnya pada
gerakan Kayang maka unsur fisik yang dominan adalah komponen
kelentukan/fleksibilitas dan kekuatan otot lengan.
Suharjana (2004 : 70) menerangkan bahwa fleksibilitas adalah kemampuan
otot atau persendian untuk bergerak secara leluasa dalam ruang gerak yang
maksimal. Apabila seseorang mempunyai fleksibilitas yang optimal, maka
akan menambah efisiensi dalam melakukan gerak yang lain.
21
Kelentukan dalam kayang penting untuk menghasilkan gerakan yang
maksimal, yaitu memposisikan tubuh lebih lenting saat perputaran kedepan.
Kelentukan dalam gerakan kayang terjadi pada seluruh anggota badan, baik
anggota tubuh bagian atas yang terdiri dari lengan, sendi bahu, dada, perut,
punggung dan anggota tubuh bagian bawah, yaitu pinggang, paha, dan kaki.
Dari hasil observasi bahwa penggunaan model pembelajaran di sekolah
terutama di SDN 1 Rajabasa masih sangat jarang menggunakan model
pembelajaran yang membuat anak itu bersemangat dalam melakukan kegiatan
belajar-mengajar dan terkadang siswa cenderung monoton sehingga siswa
penilaian kurang begitu maksimal. Adanya model pembelajaran tentu lebih
menarik siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga siswa bisa dapat
lebih banyak melakukan gerakan-gerakan yang mengarah pada materi
pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan latihan sikap
kayang menggunakan bantuan alat yaitu bola gymball akan meningkatkan
fleksibilitas kinerja seseorang, khususnya murid dalam sikap kayang agar
meningkatkan kemampuan dalam melakukan dan mencapai hasil yang
maksimal.
H. Hipotesis
Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu
menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan
dibuktikan kebenaran. Menurut Hadi (1993 : 257)Hipotesis adalah pernyataan
22
yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya,
jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis
melainkan tessa. Sedangkan menurut Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah
jawaban sementara suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis
perlu di uji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data
yang menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus
dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian.
Berdasarkan teori dan kerangka pikir adapun hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dengan latihan menggunakan
gymball terhadap sikap kayang pada siswa SDN 1 Rajabasa Kota
Bandar Lampung.
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dengan latihan menggunakan gymball
terhadap sikap kayang pada siswa SDN 1 Rajabasa Kota Bandar
Lampung.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sukardi (2003:93) Metode penelitian adalah cara yang dilakukan
sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk
memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun
bagi peneliti sendiri.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi.
Menurut Arikunto (2014 : 9) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Lebih lanjut menurut
Arikunto (2014 : 124) menggambarkan di dalam desain penelitian eksperimen
observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen.
Eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggunakan
eksperimen kuasi, yaitu Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki
perlakuan (treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures),
dan unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan
penempatan secara acak.
24
Observasi sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi sesudah
eksperimen disebut post-test.
Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh latihan
menggunakan gymball (X) sebagai variabel bebas dan peningkatan gerakan
kayang (Y) sebagai variabel terikat.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sudjana (1989 : 6) populasi dalam suatu penelitian merupakan
kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum.
Menurut Sugiyono (2010: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan
dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari individu itu paling tidak
harus memiliki sifat yang sama. Populasi penelitian yang penulis gunakan
adalah siswa kelas V di SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung sebanyak 30
orang. Berdasarkan keterangan di atas bahwa populasi dibatasi sejumlah
individu yang paling sedikit mempunyai sifat-sifat yang sama, maka
populasi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan
karena memiliki sifat-sifat yang sama sebagai berikut:
1. Siswa kelas V di Rajabasa
2. Tergolong umur 10 - 11 tahun.
25
2. Sampel
Menurut sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua,
selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 %
atau 20 – 25 %. Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel keseluruhan dari jumlah populasi
yaitu 30 orang. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti
C. Variabel Penelitian dan Data Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 4) Variabel penelitian adalah gejala
yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian, Margono (1996 : 133)
menyatakan variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut
atau lebih dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang merupakan
factor-faktor yang akan diteliti.
Dari pengertian tersebut variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian, dapat dijelaskan bahwa
variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
(Independent variable X). Sedangkan Variabel terikat adalah variabel yang
26
dipengaruhi oleh variabel lain (Dependent variable Y). Variabel dalam
penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas (X) adalah latihan menggunakan gymball.
2. Variabel terikat (Y) adalah peningkatan sikap kayang.
2. Data Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 96) Data penelitian adalah segala
fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi.
Sedangkan menurut Dempsey dan Dempsey (2002: 76) Data merupakan
materi mentah yang membentuk semua laporan penelitian.
Dalam menyelidiki suatu masalah selalu diperlukan data, Data dapat
diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu
masalah. Berikut ini macam-macam data ditinjau dari beberapa segi
a. Menurut sifanya, dalam hal ini, data dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Data Kualitatif
adalah data yang berbentuk kategori dan atribut.
Data Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk bilangan.
b. Menurut cara memperolehnya, dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu,
Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu organisasi serta diperoleh langsung dari obyeknya.
27
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat
dalam bentuk publikasi-publikasi.
D. Desain Penelitian
Secara umum desain penelitian The One Group Pretest-Posttest Design
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Desain Penelitian
Keterangan :Pree test : Tes awal sikap kayangTreatment : Kelompok eksperimen (Latihan menggunakan gymball)Post test : Tes akhir sikap kayang
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46).
Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari X yaitu latihan menggunakan
gymball, Variabel terikat terdiri dari Y yaitu peningkatan gerakan kayang.
Penelitian ini adalah keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas V
SDN 1 Rajabasa Kota Bandar Lampung.
Preetest Treatment Posttest
28
F. Instumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan nya
lebih mudah dan lebih baik. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 348)
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.
G. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Tes dan
pengukuran merupakan bagian yang integral dalam proses penilaian hasil
belajar siswa, dengan melelui tes dan pengukuran kita akan memperoleh data
yang objektif. Tes dan pengukuran dalam penelitian ini dilaksanakan untuk
mendapatkan data tentang keterampilan gerak dasar kayang. Cara
pengambilan data adalah dengan melakukan tes kualitas gerak kayang mulai
dari tahap dari berdiri awalan sampai dengan posisi badan melenting
kebelakang sehingga badan bertumpu pada kaki dan tangan . Penelitian ini
berlangsung selama satu bulan lebih dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Seluruh sampel selanjutnya dites melakukan kayang, kegiatan tes ini
merupakan tes awal. Tujuan tes ini adalah untuk menilai keterampilan
gerak dasar kayang siswa sebelum diberikan latihan dengan menggunakan
qymball. Pada penelitian ini sebelum diambil tesnya, maka teste diberikan
pemanasan, petunjuk pelaksanaan tes dan teknik dasar kayang.
29
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan.
Waktu penelitian 8 minggu dan pelaksanaan dilakukan seminggu 3 kali.
3. Tahap Pengambilan Data
Setelah 8 minggu perlakuan selanjutnya dilakukan tes kembali sebagai tes
akhir yang dilaksanakan seperti pada tes awal. Tujuan tes ini adalah untuk
menilai keterampilan gerak dasar kayang siswa setelah diberikan
perlakuan dengan menggunakan qymball Pelaksanakan tes akhir sama
dengan pelaksanaan tes awal. Dilaksanakannya tes akhir adalah untuk
mengetahui hasil yang dicapai atau melihat perbedaan antara test awal dan
akhir.
H. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting
karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam
penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-langkah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Test Awal (Pre Test)
Menurut Bompa (35) Tes awal atau pre-test yaitu tes yang pertama kali
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan tes sikap kayang. Perlakuan
yang diberikan harus dicapai kurang dari 1-2 bulan. Sedangkan menurut
Harsono (1991) satu siklus terjadi selama satu bulan atau bisa berlangsung
selama 3-5 minggu, siklus ini sangat penting dalam program latihan
keseluruhan karena struktur program isi nya akan menentukan kualitas dari
30
proses latihan. Dan dapat kita ambil kesimpulannya pemberian treatment
dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan.
b. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan (treatment) pada eksperimen ini dilaksanakan 16 kali
pertemuan, dikarenakan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan,
sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang
dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Dengan frekuensi latihan antara 2-6
kali dalam seminggu, (Bompa:33) pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3
kali dalam seminggu.
1. Pemanasan (Warming Up)
Latihan pemanasan (Warming Up) diberikan kepada pemain selama 15
menit, ini sangat penting karena untuk menaikkan suhu tubuh dan
menghindari resiko terjadinya cidera otot dan sendi-sendi pada pemain
meliputi: 1) Lari keliling lapangan, 2) Streching, 3) Senam untuk
kelentukan, pelemasan, penguatan.
2. Latihan Inti
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlit secara
sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban fisik dan
mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.
Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan sikap kayang menggunakan
bantuan alat terhadap hasil peningkatan sikap kayang untuk kelompok
eksperimen, dan latihan sikap kayang tanpa menggunakan bantuan alat
yaitu bola qymball terhadap hasil peningkatan sikap kayang kelompok
kontrol. Pada prinsipnya latihan ini untuk maningkatkan ketepatan dalam
31
sikap kayang, dengan demikian di terapkan latihan sebanyak 16 kali
pertemuan. Setiap minggunya jumlah setnya dan repetisinya
ditambahkan supaya ada peningkatan.Dalam latihan ini peneliti
mengambil intesitas 80-90 %. Untuk menentukan jumlah repetisi, set,
dan interval. Jika intensitas latihan 80% maka 100% dibagi 80% dikali
dengan rata-rata hasil pree test. Jadi setiap satu repetisi maksimal yaitu
hasil tersebut, misal intensitas 80%, maka 100 dibagi 80 dikalikan rata-
rata hasil pree test.
Kemudian untuk mengatasi kejenuhan dalam melakukan latihan maka
harus ada variasi latihan, berikut beberapa variasi latihan yang akan
dipakai untuk penelitian ini. Variasi latihan dalam penelitian ini
disertakan pada lampiran.
3. Pelemasan (Colling Down)
Pelemasan ini ditujukan untuk memulihkan tubuh kekondisi sebelum
latihan sehingga ketegangan-ketegangan otot akan berkurang secara
berangsur angsur keadaan semula agar tidak mendapatkan keluhan sakit
setelah latihan.
c. Test Akhir (Post Test)
Tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan
pada tes awal dengan tujuan untuk mengukur keterampilan dan peningkatan
hasil anak pemula yang masih rendah tingkatannya dicapai oleh tiap-tiap
peserta tes dari masing-masing kelompok setelah melaksanakan program
latihan. Hasil tes akhir dicatat kemudian diolah dengan statistika untuk
32
mengetahui pengaruh atau tidak latihan bantuan alat terhadap peningkatan
sikap kayang.
I. Analisis Instrumen
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berupa angket yang dimana
instrumen tersebut telah diakui oleh expert judgement yang menjelaskan
bahwa dianggap telah sesuai dan memenuhi baik validitas maupun reliabilitas.
J. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting
dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2015:207), dalam suatu
penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Statistik meliputi statistik
parametris dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk
menganalisis data interval, rasio, jumlah sampel besar, serta berlandaskan
bahwa data yang akan dianalisis berdistribusi normal. Sedangkan statistik
nonparametris digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal
dan ordinal, jumlah sampel kecil, dan tidak harus berdistribusi normal.
Proses analisis untuk kemampuan kognitif siswa terhadap peningkatan
gerak dasar kayang adalah dengan menilai hasil gerakan kayang dan
peneliti mengisi borang yang telah mengacu pada rubrik penilaian. Nilai
dari setiap borang dapat diperoleh menggunakan rumus:
= × 100Keterangan:N = Nilai yang diharapkanR = Jumlah skor dari item soal yang dijawab benarS = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut
33
Penggolongan tingkat kemampuan kognitif dapat digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Pengolongan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Uji Prasyarat
Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian,
akan dilakukan langkah uji prasyarat meliputi uji normalitas. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya,
jika nilai signifikansi lebih lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang
diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak.
Pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah
pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (2005 : 446) yaitu :
a. Pengamatan nXXX ,...,, 21 dijadikan bilangan baku nZZZ ,...,, 21
dengan menggunakan rumus
SD
XxZi
1
SD : Simpangan baku
Z : Skor baku
x : Row skor
X : Rata-rata
34
b. Setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku. Kemudian dihitung peluang)()( ii ZZPZF
c. Selanjutnya dihitung nZZZ ,...,, 21 yang lebih kecil atau sama dengan
iZ kalau proporsi ini dinyatakan dengan )( iZS maka
n
ZyangZZbanyaknyaZZS in
i
...,...,,)( 21
d. Hitung selisih )()( ii ZSZF kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini dengan oL . Setelah harga oL , nilai hasil
perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis oL untuk uji
liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Bila harga oL lebih kecil (<)
dari tabelL , maka data yang akan diolah tersebut berdistribusi normal,
sedangkan bila oL lebih besar (>) dari tabelL , maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
oL < tabelL berarti normal
oL > tabelL berarti tidak normal
b. Uji T untuk Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan analisis uji paired sample t-test, dengan bantuan
program SPSS 21.0. Paired sample t-test digunakan untuk menguji
perbedaan dua sampel yang berpasangan.
35
Menurut Santoso (2001) Sampel yang berpasangan diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua
perlakuan yang berbeda pada situasi sebelum dan sesudah proses.
Menurut Widiyanto (2013) paired sample t-test merupakan salah satu
metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji kefektifan perlakuan,
ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah
diberikan perlakuan. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak H0 pada paired sample t-test adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Dianggap berhasil.
Berikut adalah rumus Uji t Sudjana (2005:239) sebagai berikut :
462,1
2,138
28
59,867
28
933,20933,38
21515
222,1.115667,1.115
2
11
22
21
222
211
gab
gab
gab
gab
gab
gab
S
S
S
S
S
nn
SnSnS
36
21
21
11nn
S
XXt
gab
hitung
2,048 tnilaididapat
0.05αarah,duaujiDengan
282)(302)(Nt
-16,4816
0,533
8,815
1
15
11,462.
733,18933,9
tabel
tabel
hitung
hitung
hitung
t
t
t
Untuk mengetahui hasil dari perlakuan penelitian digunakan perhitungan
persentase peningkatan (Sutrisno Hadi, 1995:445) dengan rumus sebagai
berikut : 100%Persentase Peningkatan =Mean Different = mean posttest – mean preetest
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan uji t
sample berpasangan (paired sample t-test). Setelah hasil preetest dan
posttest terpenuhi maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan rumus uji t sample berpasangan (paired sample t-test).
Berikut adalah rumus Uji t :
37
Dengan keterangan :MD = Mean perbedaan∑d2 = Jumlah kuadrat dari perbedaan deviasi meanN = Jumlah Pasangan atau subjek
Tabel 1. Tabel Kerja t-test
No Pasangan subyek Xa Xb D(Xa-Xb) d(D-MD d 2
1 2 3 4 5 6 723
Dst ∑N ∑Xa ∑Xb ∑D ∑d ∑d 2
KeteranganXb : Hasil tes akhir kelompok eksperimen IXa : Hasil tes akhir kelompok kontrolD : Perbedaan dari tiap-tiap pasangand : Deviasi perbedaand2 : kuadrat dari deviasi perbedaan∑N : Jumlah pasangan subjek
Sutrisno Hadi (1995 : 445) Untuk mengetahui hasil dari perlakuan
penelitian digunakan perhitungan persentase peningkatan dengan rumus
sebagai berikut :
Persentase Peningkatan = Mean Different = mean posttest – mean preetest
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan bahwa dapat simpulkan, Ada pengaruh
yang signifikan dengan menggunakan latihan gymball terhadap sikap kayang
pada siswa SDN 1 Rajabasa Bandar Lampung.
B. Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pengetahuan dan teknologi ilmu keolahragaan (IPTKOR)
2. Dari hasil penelitian ini diharapkan pula dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam program pembinaan atlit usia dini khususnya yang
menekuni cabang olahraga senam dan cabang olahraga yang cenderung
menggunakan kelentukan otot punggung.
3. Agar penelitian ini lebih komferensif dan jelas maka perlu penelitian
lebih lanjut dengan menambah sample maupun variabel.
4. Dalam penelitian yang akan datang perlu ada pemisahan jenis kelamin
supaya melihat masing-masing kemampuan kelompok gender.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Mikha widiyanto. 2013. Statistika Terapan. Konsep dan Aplikasi dalamPenelitian Bidang Pendidikan, Psikologi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:PT Elex Media Komputindo
Angkasa, Angger Budi. 2014. Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Kayangdengan Bantuan Teman, Dinding dan Gymball pada Siswa Kelas IV SDN 4Pujodadi Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014 (skripsi). Lampung FKIPPenjaskes-Unila.http://digilib.unila.ac.id, diakses 20 Oktober 2017
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
_______, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_______, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.Jakarta.
_______, Suharsimi. 2004, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, EdisiKelima, Rineka Cipta, Jakarta.
_______, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
_______, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.Buku Ajar Kelas IV. 2004. Tim Abdi Guru Erlangga.
Bompa, T.O. 1994. Periodization Training for Sport. Diterjemahkan olehSarwono. 1991. Surabaya: Fakultas Pasca Sarjana Universitas AirlanggaSurabaya.
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan StandartKompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga danKesehatan. Jakarta: Depdiknas.
51
________. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
Dempsey & Dempsey. 2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar & Latihan. Edisi 4.Jakarta: EGC
Eddy, Suparman. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Yogyakarta:UGM.
____, Sutrisno. 1995. Statistik II. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Harsono. 1991. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta : KONI Pusat
Kasman. 2012. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Kayang denganMenggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Way HarongPesawaran (skripsi). Lampung FKIP Penjaskes-Unila.http://digilib.unila.ac.id , diakses 22 Oktober 2015
Lutan, Rusli. 1998. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.Drijen Dikti, PPLPTK. Jakarta.
Margono. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muhajir. 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: GhaliaIndonesia printing.
_______. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.
Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. AlexMedia Komputindo. Jakarta.
Sudjana, dkk. 1989. Pedoman Praktek Mengajar. Bandung; Depdikbud.
______. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
________. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
.2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta
________. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
52
________. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung:Aflabeta.
Suharjana. 2004. Senam Lantai. PT Gramedia. Jakarta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.Jakarta: Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES.Jakarta.