1
PENGARUH LABELISASI HALAL, HARGA, PROMOSI PENJUALAN,
DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PADA PRODUK KOSMETIK HALAL
(Studi Kasus Mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 – 2016 Fakultas
Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Tuti Sri Rahayu, Winata Wira, Firmansyah Kusasi
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal, harga,
promosi penjualan, dan brand image terhadap keputusan pembelian konsumen
pada produk kosmetik halal oleh mahasiswi. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswi Prodi Manajemen Angkatan 2014 – 2016 Fakultas Ekonomi UMRAH.
Adapun jumlah populasi dari penelitian ini adalah 155 orang dengan metode
rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah 112 orang sebagai sample dengan teknik
stratified sampling (Strata Sampel). Hasil penelitian menemukan bahwa: (1)
Labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yang
diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 2,092 dengan tingkat signifikansinya 0,039.
(2) Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, yang
diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,284 dengan tingkat signifikansi 0.777. (3)
Promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian,
yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar - 0,108 dengan tingkat signifikansi
0.914. (4) Brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian,
yang diperoleh dari nilai t-hitung sebesar 12,639 dengan tingkat signifikansinya
0,000. (5) Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yang diperoleh dari nilai F-
hitung sebesar 79,891 > nilai F-tabel sebesar 2,46 dan taraf signifikansi 0,000. (4)
Besar pengaruh Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image
terhadap terhadap keputusan pembelian (Adjusted R2) adalah sebesar 74,0%.
Kata Kunci: Labelisasi Halal, Harga, Promosi Penjualan, Brand Image, dan
Keputusan Pembelian
2
PENDAHULUAN
Masyarakat dunia saat ini telah menyadari pentingnya produk berlabel
halal. Tidak hanya cenderung sebagai kebutuhan bagi masyarakat muslim saja,
namun negara bermayoritas masyarakat non-muslim pun ikut mengkonsumsinya.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian (2016), permintaan produk
makanan halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dalam
enam tahun ke depan, yaitu dari USD 1,1 trilliun pada tahun 2013
menjadi USD 1,6 triliun tahun 2018. Melihat prospek yang tinggi ini, banyak
perusahaan-perusahaan produk makanan di berbagai negara seperti Indo Cina
(Laos, Vietnam, Kamboja), Australia hingga Amerika Serikat memanfaatkannya
sebagai peluang bisnis yang baik untuk dikembangkan. Bahkan negara-negara
seperti Malaysia, Turki, Jepang, Singapura, Korea Selatan, sampai ke negara-
negara Eropa yang penduduknya bermayoritas non-muslim pun mengapresiasikan
dengan mendirikan industri halal yang sekarang cukup berkembang. Tidak hanya
terbatas pada produk makanan saja, industri halal di berbagai negara termasuk
Indonesia sebenarnya juga mencakup produk-produk lain seperti produk kosmetik
(sumber: www.kemenperin.go.id). Pertumbuhan pasar industri kosmetik itu sendiri
di Indonesia rata-rata telah mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun terakhir
(2009-2015) (sumber: sigmaresearch.co.id).
Yang lebih menariknya lagi, penelitian yang dilakukan Sigma Research
tahun 2017 kepada 1200 perempuan Indonesia dengan segmen usia 15-55 tahun
telah menunjukkan 58,3% responden berkepentingan membeli kosmetik dikarena
faktor halal (sumber: id.linkedin.com). Dari jumlah persentase tersebut, terlihat
3
bahwa permintaan konsumen terhadap produk kosmetik berlabel halal tergolong
tinggi. Tingginya permintaan tersebut, diselingi dengan semakin meningkatnya
komposisi wanita kelas menengah Indonesia yang berhijab dan ingin menjadi
wanita shalihah. Dikarenakan motivasi untuk menjadi wanita shalihah, kesadaran
wanita muslimah Indonesia untuk menggunakan kosmetik berlabel halal juga
semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan Sigma Research juga menunjukkan bahwa
dalam memilih kosmetik, 51,5% responden dipengaruhi oleh faktor harga
(sumber: id.linkedin.com). Bagi konsumen, harga menentukan kualitas produk.
Tinggi atau rendahnya harga suatu produk akan mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, konsumen akan merasa senang membeli produk apabila
harga produk sesuai dengan manfaat yang didapatkan serta sesuai dengan
kemampuan membeli konsumen. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan
perihal harga, perusahaan harus cerdas memperhitungkan agar harga jual produk
kosmetik halal memiliki harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan daya
beli konsumen untuk masing-masing pangsa pasar yang hendak ditujunya.
Selain itu, semakin banyaknya peminat pada produk kosmetik, pasti akan
banyak memunculkan pesaing-pesaing lainnya. Akibatnya, akan memicu
terjadinya persaingan kompetitif. Untuk menghadapi ketatnya persaingan,
perusahaan tidak cukup hanya menghadirkan produk-produk yang memiliki
keunikan serta nilai kreativitas saja. Tetapi, perusahaan juga harus memiliki
strategi-strategi pemasaran yang tepat untuk menarik konsumen melakukan
pembelian. Salah satunya dapat melalui promosi penjualan, seperti potongan
4
harga dimana harga produk lebih murah dari harga biasanya, adanya tawaran
pungujian gratis, tawaran hadiah, dan adanya penawaran insentif lainnya.
Semakin terkenalnya kosmetik halal saat ini, sebagai produk kosmetik
yang mengerti akan kebutuhan dan keinginan konsumen serta sebagai produk
terpercaya bagi konsumen khususnya konsumen muslim, menimbulkan citra
positif konsumen terhadap kosmetik halal. Dengan tertanamnya brand image yang
positif di benak konsumen terhadap produk kosmetik halal, dapat menarik
keinginan dan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Tetapi,
tantangan yang cukup berat yang harus dihadapi setiap industri kosmetik halal di
Indonesia adalah tetap menjaga citra positif kosmetik halal di mata konsumen.
Ditengah maraknya persaingan industri kosmetik dan merambahnya produk
kosmetik produksi luar negeri dipasar Indonesia, produk industri kosmetik halal
harus mampu menghadirkan berbagai produk-produk kosmetik halal yang
berkualitas tinggi dan tidak kalah dengan produk kosmetik buatan luar negeri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH LABELISASI
HALAL, HARGA, PROMOSI PENJUALAN, DAN BRAND IMAGE
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK
KOSMETIK HALAL”.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk kosmetik halal
5
2) Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen
pada produk kosmetik halal
3) Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk kosmetik halal
4) Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk kosmetik halal
5) Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal, harga, promosi penjualan, brand
image terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal
Kajian Pustaka
Labelisasi Halal
Menurut Iranita (2013), Labelisasi halal adalah perizinan pemasangan kata
“HALAL” pada kemasan produk dan proses pemasangan dilakukan atas izin dari
Badan POM berdasarkan hasil pemeriksaan dan rekomendasi MUI dalam bentuk
Sertikat Halal MUI. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), merupakan sebuah lembaga yang
dibentuk oleh MUI yang bertugas menjalankan fungsi MUI untuk melindungi
konsumen muslim dalam mengkonsumsi makanan, minuman, obat-obatan
maupun kosmetika (sumber: www.halalmui.org).
Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Setiyaningrum, dkk, 2015 : 128),
harga merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk suatu produk atau suatu
jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang
diberikan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan (benefit) atas
kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Secara historis, harga
menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan seorang pembeli. Dan harga
6
juga merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan
tingkat keuntungan perusahaan.
Promosi Penjualan
Menurut Hermawan (2012 : 128), promosi penjualan (sales promotion)
adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat
diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan
jumlah barang yang akan dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan,
perusahaan dapat menarik pelanggan baru, memengaruhi pelanggannya untuk
mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang
aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa
rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan
pengecer.
Brand Image
Citra merek berkenaan dengan persepsi konsumen terhadap sebuah merek.
Tujuan upaya strategik mengelola citra merek adalah memastikan bahwa
konsumen memiliki asosiasi kuat dan positif dalam benaknya mengenai merek
perusahaan. Elemen citra merek terdiri atas: (1) persepsi, karena konsumen
mempersepsikan konsumen; (2) kognisi, karena merek dievaluasi secara kognitif;
dan (3) sikap, karena konsumen membentuk sikapnya terhadap suatu merek
setelah mempersepsikan dan mengevaluasi merek bersangkutan (Tjiptono, 2016 :
149).
7
Kerangka Pemikiran
Gambar I
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
pada produk kosmetik halal
H2 : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk
kosmetik halal
H3 : Promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
pada produk kosmetik halal
H4 : Brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada
produk kosmetik halal
H5 : Labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal
8
BAHAN DAN METODE
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif.
Untuk mengukur kecenderungan, prediksi hubungan antarvariabel, komparasi
hasil dengan perbandingan kelompok, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk
data-data statistik, maka dapat menggunakan data berupa angka yang diperoleh
dari hasil suatu pengukuran, observasi, dan membilang yang dapat dianalisis
menggunakan metode statistik atau dapat disebut sebagai data kuantitatif (Riadi,
2016 : 48).
Populasi dan Sampel Menurut Bungin (dalam Siregar, 2013 : 30), populasi penelitian
merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup
dan sebagainya. Selain itu, kata populasi itu sendiri amat popular digunakan untuk
menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Mahasiswi aktif Prodi Manajemen angkatan 2014 –
2016 FE UMRAH yang menggunakan kosmetik halal. Sedangkan sampel
menurut Siregar (2013 : 30) menyatakan bahwa sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu
populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Stratified Sampling (Strata Sampel). Menurut Siregar (2013 : 31), stratified
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki
9
strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri.
Pengambilan jumlah responden pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin :
Rumus Slovin:
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
𝑒 : Error tolerance, batas tingkat kesalahan maksimum yang ditoleransikan
5%
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut:
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini sebesar 112 responden dari kalangan mahasiswi manajemen
angkatan 2014-2016.
Metode Analisis
Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2016 : 52).
Uji Reliabilitas
Ghozali (2016 : 47) berpendapat bahwa reliabilitas adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai pengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Reliabel atau handal tidaknya suatu kuesioner ditentukan
n = 𝑁
1+𝑁𝑒²
155
1 + 155(0,05)2 = 112 responden
10
dari jawaban seseorang terhadap pernyataan yang terdapat pada kuesioner apakah
bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Ghozali (2016 : 154) berpendapat bahwa untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal,
dapat dilakukan melalui suatu pengujian yang dapat disebut sebagai uji
normalitas. Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak.
Uji Multikolonieritas
Ghozali (2016 : 52) mengatakan bahwa model regresi yang baik adalah
yang tidak mengakibatkan terjadinya korelasi antar variabel independen. Maka
dari itu, untuk menemukan ada tidaknya korelasi antar variabel independen perlu
dilakukan suatu pengujian yang biasanya disebut sebagai uji multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2016 : 134), memberikan solusi untuk mendeteksi keberadaan
heteroskedastisitas yaitu dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di-studentized.
Analisis Regresi Linear Berganda Metode regresi berganda memiliki variabel bebas (independent) dengan
jumlah lebih dari satu variabel yang dapat mempengaruhi satu variabel tak bebas
(dependent). Berikut rumus regresi linier berganda :
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃𝟑𝑿𝟑 … . +𝒃𝒏𝑿𝒏 + 𝒆
11
Pengujian Hipotesis
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2016 : 97), Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh satu
variabel bebas/independen secara individual terhadap variabel terikat/dependen.
Uji Signifikan Keseluruhan Dari Regresi Sampel (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seluruh
variabel independen secara simultan, serentak, atau bersamaan terhadap variabel
dependen.
Koefisien determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
HASIL
Uji Asumsi Klasik
Uji Validitas dan reliabilitas
Berdasarkan uji validitas menunjukkan bahwa indikator labelisasi halal
memperoleh nilai r hitung diatas nilai r tabel (0,186). Maka dapat disimpulkan
semua indikator memenuhi kriteria valid. Begitu juga dengan nilai r untuk
indikator harga, promosi penjualan, brand image, dan keputusan pembelian
memperoleh nilai r hitung diatas nilai r tabel (r hitung > r tabel), maka dapat
disimpulkan semua indikator valid.
Berdasarkan uji reliabilitas menunjukkan bahwa labelisasi halal memperoleh
Cronbach’s Alpha sebesar 0,808; harga sebesar 0,624; promosi penjualan sebesar
0,957; brand image sebesar 0,924; dan keputusan pembelian sebesar 0,916.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pernyataan pada kuesioner ini
bersifat reliabel atau handal karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.
12
Uji Normalitas
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Gambar II Hasil Uji Normalitas (Histogram) Gambar III Hasil Uji Normalitas (P-Plot)
Dari gambar II tampak bahwa grafik histogram menunjukkan pola
distribusi normal dan berbentuk simetris tidak menceng (skewness) ke kanan
ataupun ke kiri. Begitu juga dari terlihat pada gambar III bahwa grafik normal
probability plots menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Jadi, dapat disimpulkan model regresi memenuhi
asumsi normalitas residual. Untuk lebih meyakinkan maka kita dapat
menggunakan uji statistik non-parametik Kolomogorov-smirnov diolah melalui
SPSS 22:
13
Tabel I
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 112
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 2.86118150
Most Extreme
Differences
Absolute .071
Positive .040
Negative -.071
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas
kolomogorov-smirnov diperoleh nilai Asymp. Sig. sebesar 0,200 yang mana nilai
Asymp. Sig. > 0,05; yang artinya data residual berdistribusi normal.
Uji Multikolonieritas Tabel II
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Labelisasi_Halal .604 1.657
Harga .924 1.083
Promosi_Penjualan .889 1.125
Brand_Image .608 1.644
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari tabel II diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan
multikolonieritas pada variabel labelisasi halal diperoleh nilai tolerance sebesar
14
0,604 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,657 < 10. Pada variabel harga diperoleh nilai
tolerance sebesar 0,924 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,083 < 10. Pada variabel
promosi penjualan diperoleh nilai tolerance sebesar 0,889 > 0,10 dan nilai VIF
sebesar 1,125 < 10. Selanjutnya pada variabel brand image diperoleh nilai
tolerance sebesar 0,608 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,644 < 10. Dari hasil
perhitungan multikolonieritas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi korelasi atau tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas yang diolah melalui SPSS 22:
Gambar IV Hasil uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Dari Gambar IV Uji heteroskedastisitas mengunakan Grafik scatterplot,
terlihat titik-titik menyebar secara acak (Random) dan tidak membentuk pola
tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Agar lebih meyakinkan keakuratan hasil dapat menggunakan uji glejser. Berikut
hasil uji Glejser Heteroskedastisitas yang diolah melalui SPSS 22:
15
Tabel III
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Model T Sig.
1 (Constant) 3.842 .000
Labelisasi_Halal -1.034 .303
Harga -.457 .649
Promosi_Penjualan -.993 .323
Brand_Image -.690 .492
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Dari Tabel III, Uji glejser heteroskedastisitas terlihat bahwa nilai
Signifikansi setiap variabel independen menunjukan nilai diatas 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metode regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel IV
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .397 2.906 .137 .892
Labelisasi_Halal .252 .120 .130 2.092 .039
Harga -.050 .177 -.014 -.284 .777
Promosi_Penjualan -.002 .016 -.006 -.108 .914
Brand_Image .672 .053 .785 12.639 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari output uji regresi linier berganda diatas, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Y = 0,397 + 0,252X1 ˗ 0,50X2 - 0,002X3 + 0,672X4 + e
16
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Tabel V
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .397 2.906 .137 .892
Labelisasi_Halal .252 .120 .130 2.092 .039
Harga -.050 .177 -.014 -.284 .777
Promosi_Penjualan -.002 .016 -.006 -.108 .914
Brand_Image .672 .053 .785 12.639 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis uji t yang dilakukan dapat dilihat
bahwa terdapat dua variabel bebas yang berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel terikat, yaitu harga dan promosi penjualan, dengan signifikansi > 0,05
dan nilai t-hitung < t-tabel, maka secara parsial harga dan promosi penjualan
berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan terdapat
dua variabel bebas yang berpengaruh signifikansi < 0,05 dan nilai t-hitung > t-
tabel, sehingga labelisasi halal dan brand image berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
17
Uji Signifikan Keseluruhan dari Regresi Sample (Uji Statistik F) Tabel VI
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2713.877 4 678.469 79.891 .000b
Residual 908.686 107 8.492
Total 3622.563 111
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
b. Predictors: (Constant), Brand_Image, Harga, Promosi_Penjualan,
Labelisasi_Halal Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari hasil perbandingan, diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 79,891 > 2,46;
maka dari hasil pengujian uji F tersebut, diperoleh bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya bahwa labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand
image berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap keputusan
pembelian.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel VII
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .866a .749 .740 2.914
Sumber : Data Primer (kuesioner), diolah 2018
Dari tampilan output diatas model summary besarnya adjusted R2
adalah
0,740; hal ini berarti 74,0% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh
variasi dari ke empat variabel independen labelisasi halal, harga, promosi
penjualan, dan brand image. Sedangkan sisanya 26,0% (100% - 74,0% = 26,0%)
dari faktor lain yang tidak diteliti.
18
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji menggunakan SPSS 22, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Variabel labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.
2) Variabel harga berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.
3) Variabel promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap
keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.
4) Variabel labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.
5) Variabel labelisasi halal, harga, promosi penjualan, dan brand image secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen pada produk kosmetik halal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh, maka
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1) Diharapkan industri kosmetik halal adalah mengaplikasikan atau menerapkan
labelisasi halal pada setiap produk kosmetik, sebagai salah satu bentuk
informasi mengenai kehalalan suatu produk kosmetik kepada konsumen.
Dengan maksud untuk meningkatkan keyakinan konsumen akan keamanan
produk kosmetik yang dipasarkan.
2) Diharapkan industri kosmetik dapat menghadirkan produk-produk kosmetik
dengan harga yang dapat dijangkau semua kalangan termasuk kalangan
19
mahasiswi, agar mahasiswi juga tertarik untuk membeli dan menggunakan
produk kosmetik halal.
3) Diharapkan industri kosmetik diharapkan dapat menemukan dan menetapkan
program promosi yang sesuai untuk kalangan mahasiswi agar mahasiswi
tertarik untuk membeli dan menggunakan produk kosmetik halal.
4) Penting bagi industri kosmetik untuk memperhatikan faktor kehalalan,
kesehatan, memperhatikan kualitas suatu merek, serta menyediakan layanan-
layanan yang dapat memuaskan konsumen hingga menjadi loyal guna
menjaga citra merek suatu produk.
5) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan dan mengembangkan
variabel-variabel lainnya yang dapat memberikan kontribusi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik halal.
20
Daftar Pustaka
Hermawan, Agus, (2012), Komunikasi Pemasaran, Universitas Negeri Malang:
Penerbit Erlangga.
Iranita, (2013), Pengaruh Labelisasi Halal Produk Kemasan Terhadap Keputusan
Pembelian pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unversitas Maritim Raja
Ali Haji, Tanjungpinang : Unversitas Maritim Raja Ali Haji.
Riadi, Edi, (2016), Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS),
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Setiyaningrum, Ari, dkk, (2015), Prinsip-Prinsip Pemasaran Plus Tren Terkini,
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Siregar, Syofian, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta : Kencana.
Tjiptono, Fandy, (2016), Pemasaran Esensi & Aplikasi, Yogyakarta : Penerbit
ANDI.
Internet :
Siaran Pers Kawasan Industri Halal Prospek Ekspor ke Timur Tengah,
http://www.kemenperin.go.id/artikel/16135/Kawasan-Industri-Halal-
Prospek-Ekspor-ke-Timur-Tengah, diakses 25 Maret 2018.
Trend dan Perilaku Pasar Kosmetik Indonesia Tahun 2017,
http://sigmaresearch.co.id/tren-dan-perilaku-pasar-kosmetik-indonesia-
tahun-2017/, diakses pada tanggal 25 Maret 2018.