LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU
Umi Pudji Astuti
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU
Umi Pudji Astuti
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAHPANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU
Umi Pudji Astuti
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Laporan Akhir Tahun2014 Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah
Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai
salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2014.
Secara umum kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari
di Provinsi Bengkulu ini berjalan dengan baik. Semoga laporan akhir ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan
sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini
dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi
pemanfaatan lahan pekarangan di Provinsi Bengkulu.
Bengkulu, Desember 2014Penanggung jawab Kegiatan
Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19610531 199003 2 001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestaridi Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014
5. Status Kegiatan (L/B) : L (Lanjutan)
6. Penanggung Jawaba. Nama : Dr.Ir.Umi Pudji Astuti,MPb. Pangkat/Golongan : Pembina /IVac. Jabatan Fungsional : Penyuluh Madya
7. Lokasi : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu
8. Agroekosistem : Lahan kering dataran rendahdan dataran tinggi(pekarangan)
9. Tahun Mulai : 2013
10. Tahun Selesai : 2015
11. Output Tahunan : 1. Tersedianya paket teknologi pertanian dilahan pekarangan bagi penyuluh danpelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu
2. Terdiseminasikannya paket teknologipertaniandi lahan pekarangan di ProvinsiBengkulu melalui gelar teknologi, displayKRPL, demplot, apresiasi petani/pelatihan,penerbitan informasi teknologi budidaya
3. Menumbuhkan pasar KRPL di ProvinsiBengkulu
12. Output Akhir : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dankonsumsi yang sehat bagi masyarakat.
2.Peningkatan PPHdan kesejahteraanmasyarakat.
3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayurandan buah-buahan di perdesaan danperkotaan.
iv
13.Biaya : Rp.600.000.000,-(Enam Ratus Juta Rupiah)
14. Biaya Setelah Revisi : Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah)
Koordinator Program,
Ir. Wahyu Wibawa, MP, Ph.DNIP. 19690427 199803 1 001
Penanggung Jawab RDHP
Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19610531 199003 2 001
Mengetahui:Kepala BBP2TP,
Dr. Ir. Abdul Basit,M.SNIP. 19610929 198603 1 003
Kepala Balai,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19590206 198603 1 002
v
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR JUDUL ..................................................................................... iKATA PENGANTAR ................................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iiiDAFTAR ISI .......................................................................................... vDAFTAR TABEL ..................................................................................... viiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viiiRINGKASAN .......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1. Latar Belakang .................................................................... 11.2. Dasar Pertimbangan............................................................. 21.3. Tujuan................................................................................. 41.4. Keluaran yang Diharapkan ................................................... 41.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak …………………………………………. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
III. PROSEDUR ................................................................................. 103.1. Ruang Lingkup Pendampingan ............................................. 103.2. Sasaran Pendampingan ……................................................. 103.3. Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL ......... 113.4. Lokasi Kegiatan .................................................................. 113.5. Bahan dan Alat ……………………………………………………………….. 123.6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………… 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………......................................... 164.1. Koordinasi dan Sosialisasi ……………….................................... 164.2. Lokasi Kegiatan Pendampingan KRPL di 10 Kabupaten/Kota... 174.3. Kegiatan Pertemuan/Pelatihan………..................................... 214.4. Penyampaian Inovasi Pertanian/Narasumber …...................... 224.5. Bahan Cetak yang terdiseminasi ……..................................... 244.6. Pengembangan Ayam KUB di KBI dan Anak Ayam Turunan-1 254.7. Implementasi Display di BPTP Bengkulu ……………………………. 264.8. Pasar Kawasan Rumah Pangan Lestari ……………………………… 274.9. Diseminasi Inovasi Teknologi..………………………………………….. 284.10. Umpan Balik Pendampingan KRPL .………………………………….. 28
V. KESIMPULAN …………………............................................................ 30
VI. KINERJA HASIL ........................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32ANALISIS RESIKO ……………………………………………………………………………… 34JADWAL KERJA ………………………………………………………………………………….. 36PEMBIAYAAN …………………………………………………………………………………….. 36PERSONALIA ……………………………………………………………………………………… 38LAMPIRAN ........................................................................................... 39
vi
DAFTAR TABEL
Halaman1. Lokasi Pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 ........... 122. Komoditas yang diimplementasikan …………………………………………….. 133. Kegiatan Koordinasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 ..................... 154. Daftar Nama Liaison Officer (LO) Tahun 2014………………................. 185. Lokasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 ......................................... 186. Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi Tahun2014 ................................ 217. Penyampaian Materi ke Stakeholders Tahun 2014 ………………………… 228. Media Informasi yang Terdiseminasi Tahun2014 ............................ 24
9. Distribusi Ayam KUB di KBI BPTP Tahun2014 ................................. 2510. Hasil Survey Efektivitas Metode Pendampingan …….......................... 2811. Preferensi Terhadap Media Penyuluhan ……………………………………….. 29
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Materi Narasumber…………………………………………………...................... 402. Materi Pelatihan ………………………….................................................. 713. Dokumentasi.................................................................................. 864. Kuesioner ....................................................................................... 925. Hasil Analisis Kompos ...................................................................... 1076. Berita Acara Pemusnahan Ayam KUB ……………………………………………. 108
viii
RINGKASAN
1 Judul : Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari diprovinsi Bengkulu.
2 Unit kerja : BPTP Bengkulu
3 Tujuan : 1. Menyiapkan paket teknologi pertanian di lahanpekarangan bagi penyuluh dan pelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu
2. Mendiseminasikan paket teknologi pertanian dilahan pekarangan melalui gelar teknologi,display KRPL, demplot KBD, apresiasipetani/pelatihan, penerbitan informasiteknologi budidaya
3. Menumbuhkan pasar KRPL
4 Keluaran : 1. Tersedianya paket teknologi pertanian di lahanpekarangan bagi penyuluh dan pelaksanaKRPL di Provinsi Bengkulu
2. Terdiseminasikannya paket teknologi pertaniandi lahan pekarangan di Provinsi Bengkulumelalui gelar teknologi, display KRPL, demplot,apresiasi petani/pelatihan, penerbitaninformasi teknologi budidaya
3. Menumbuhkan pasar KRPL di ProvinsiBengkulu
5 Prosedur : Pendampingan program KRPL dilaksanakan di10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
Ruang lingkup kegiatan meliputi :a. Pendampingan teknologi oleh petugas BPTP
di setiap Kabupaten/Kota (penguatan KBD,pemilihan benih yang sesuai).
b. Gelar teknologi di KBD M-KRPL.c. Sosialisasi (pasar KRPL), apresiasi dan
petalihan petani.d. Nara sumber dalam pelatihan penyuluh
pendamping.e. Penerbitan media cetak dan elektronik.f. Membangun display di BPTP sebagai wahana
praktek belajar-mengajar bagi petani,penyuluh dan stakeholders sebagai mitrakerja BPTP.
g. Pemberdayaan KBI sebagai sumber benihKBD.
h. Pengumpulan data dari petani pelaksanamelalui pre test dan post tes, pengisiankuestioner tentang minat dan persepsi
ix
petani terhadap teknologi yangdidiseminasikan serta metodepenyebarannya.
Analisis data menggunakan pre test dan posttest secara deskriptif diuji dengan statistic nonparametrik.
6 Capaian : 1. Pendampingan KRPL dilakukan pada 69desa/kelurahan di 10 kabupaten/kota.
2. Komoditas sayuran yang diadopsi oleh petaniantara lain: Kol bunga, cabai, tomat, sawi,kangkung, bayam, terung, kol daun, seledri,bawang daun, bawang merah.
3. Penyebaran ayam KUB telah dilakukan di 7kabupaten/kota sebanyak 4.168 ekor.
4. Bahan informasi yang disebarluaskan kepadapetani adalah leaflet, buku saku, dan bukupetunjuk pelaksanaan.
5. Penguatan KBD yang dilakukan di ProvinsiBengkulu sebanyak 20 unit di 20 desa/kelurahan
7 Manfaat : 1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiapkeluarga dan KBD.
2. Berkembangnya tanaman pekarangan sebagaisumber pangan keluarga di setiap Kabupatendan Kota.
3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga danpendapatan keluarga.
8 Dampak : 1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dankonsumsi sehat bagi masyarakat.
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran
dan buah-buahan di perdesaan dan perkotaan.
9 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2013 s/d 2015)
10 Biaya : Rp.600.000.000. (Enam Ratus Ribu Rupiah )
11 Biaya SetelahRevisi
: Rp.600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah)
x
SUMMARY
1 Title : KRPL ‘s Assistance in Bengkulu province
2 Unit of Work : AIAT (BPTP)Bengkulu
3 Purposes : 1. Setting up a package of agricultural technology intheir yards for facilitators and implementers KRPL inBengkulu Province
2. Disseminate agricultural technology packages in theiryards through technology degree, KRPL display,demonstration plots nursery village, appreciationfarmer / training, information publishing cultivationtechnology
3. Growing market KRPL
4 Output : 1. Availability of agricultural technology packages intheir yards for facilitators and implementers KRPL inBengkulu Province
2. Dissemination of agricultural technology packages intheir yards in Bengkulu Province through technologydegree, KRPL display, demonstration plots, farmerappreciation / training, information publishingcultivation technology
3. Growing market KRPL in Bengkulu Province
5 Methodology : 1. Assist KRPL program thta implemented in 10districts/city in Bengkulu Province.
2. The scope of activities includes:a. Technology assistance by officials of BPTP in
each district /city (nursery villagereinforcement, the selection of appropriateseed).
b. Technology degree in M-KRPL’s nursery villagec. Socialization (KRPL’s market), appreciation and
farmers’ training.d. Resource persons in extensionist traininge. Publishing printed and electronic mediaf. Build a display in BPTP as a vehicle for teaching
and learning practices of farmers, extensionist,and stakeholders as BPTP partners.
g. KBI empowerment as a source of nurseryvillage seed.
h. Collecting data from farmers hrough pre-testand post-test, about the interest and perceptionof farmers to technologies that aredisseminated and the method of dissemination.
xi
3. Analysis of the data using pre-test and post-testdescriptively tested by non-parametric statistics.
6 Achievement : 1. Assistance KRPL conducted at 69 villages / urbanvillages in 10 districts / cities.
2. Commodities vegetables adopted by farmers include:Cabbage flowers, peppers, tomatoes, mustard greens,kale, spinach, eggplant, cabbage leaves, celery, leek,onion.
3. Spread chicken superior Balitnak been done in 7districts / cities as many as 4,168 birds.
4. Material information to farmers is disebarluaskankanleaflets, booklets, and guide implementation.
5. Strengthening nursery village conducted in theprovince of Bengkulu many as 20 units in 20 villages /urban
7 Benefits : 1. The growth of lush plantsineachfamilyand nurseryvillage.
2. Thedevelopment ofplantsas family food sourcesineverydistricts and city.
3. The increasing of family consumption qualityandfamilyincome
8 Impact : 1. The creation of a green, clean environment andhealthy for consumption society
2. The improvement of public welfare3. The creation of vegetables and fruits nursery
businesses in rural and urban
9 Period : 3 (three) years (2013 up to 2015)
10 Cost : Rp.600.000.000. (Six hundred million rupiahs)
11 Revition cost : Rp.600.000.000. (Six hundred million rupiahs)
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan salah satu bentuk
implementasi keberlanjutan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal. Pada tahun 2013, Program P2KP
diimplementasikan melalui kegiatan: (1) Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), (2) Model
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosii
P2KP.
Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) ini merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian
Pertanian yaitu Empat Sukses Pertanian, yang salah satunya ialah mengenai
Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja
antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun 2009-
2014, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai
dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang
ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Peraturan tersebut kini menjadi
acuan untuk mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan
cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegerasi antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Di tingkat provinsi, kebijakan tersebut telah ditindaklanjuti melalui surat
edaran atau Peraturan Gubernur (Pergub), dan di tingkat kabupaten/kota
ditindaklanjuti dengan surat edaran atau Peraturan Bupati/Walikota
(Perbup/Perwalikota).Gerakan P2KP sangat jelas di lapangan, terutama pada
tingkat provinsidan kabupaten/kota, baik itu melalui integrasi berbagai kegiatan
dalam mewujudkan pengembangan ekonomi daerah, maupun dari segi
pelaksanaan dan pembiayaannya. Selain itu, Gubernur dan bupati/walikota
sebagai integrator utama memiliki peranan penting dalammengoordinasikan
2
gerakan P2KP, khususnya terhadap Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD)
sebagai agen pembawa perubahan (agent of change).
Laju pembangunan pertanian yang semakin dinamis menuntut
percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor
pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan
program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik,
bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua
pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.
Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan
Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan
kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait
denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan
rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian
pangan rumah tangga.Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman
kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus
berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan
sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya.
Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis
sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu
diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di
lahanpekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
1.2. Dasar Pertimbangan
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL,
selain bertujuan untuk peningkatan pengetahuan teknis budidaya tanaman
pekarangan juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita
membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman (B2SA), serta peningkatan keterampilan dalam pengolahan pangan rumah
tangga.
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya
pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai
sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai
3
jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah,
serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi
kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan
dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang
diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.
Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun
bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan
pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga
Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KPdi Bengkulu tahun 2013 telah
dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota dengan jumlah kelompok lebih dari 100,
kegiatan yang sama juga dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui BKP
Provinsi (APBD I) dan APBD Kabupaten yang sudah lebih dari 50 kelompok.
Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1
musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak
terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat
dan mau melanjutkan kegiatannya.
Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak
berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya
telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi
dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya
pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan
dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang
dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang
teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk
memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut
setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan
(Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)
Tingkat adopsi teknologi pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu
relatif masih rendahyang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan
pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan
pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan
perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPLdalam bentuk kegiatan sosialisasi,
4
apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi serta penyebaran bahan
informasi diharapkan dapatmeningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani
serta keberlanjutan kegiatan KRPL di Provinsi Bengkulu
1.3. Tujuan
Secara umum pendampingan KRPLpada tahun 2014bertujuan untuk
mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi
Bengkulu. Secara khusus tujuan pendampingan KRPL adalah :
1. Menyiapkan paket teknologi pertanian di lahan pekarangan bagi penyuluh
dan pelaksana KRPL di Provinsi Bengkulu
2. Mendiseminasikan paket teknologi pertanian di lahan pekarangan melalui
gelar teknologi, display KRPL, demplot KBD, apresiasi petani/pelatihan,
penerbitan informasi teknologi budidaya
3. Menumbuhkan pasar KRPL
1.4. Keluaran yang Diharapkan
Secara umum keluaran yang diharapkan adalah terdampinginya kegiatan
KRPL di provinsi Bengkulu yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Bengkulu dan P2KP kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Keluaran
khusus yang diharapkan pada tahun 2014 adalah:
1. Tersedianya paket teknologi pertanian di lahan pekarangan bagi penyuluh
dan pelaksana KRPL di Provinsi Bengkulu.
2. Terdiseminasikannya paket teknologi pertanian di lahan pekarangan melalui
gelar teknologi, display KRPL, demplot KBD, apresiasi petani/pelatihan,
penerbitan informasi teknologi budidaya.
3. Tumbuhnya pasar KRPL di Provinsi Bengkulu.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat
1. Tumbuhnya tanaman yang subur di setiap keluarga dan KBD
5
2. Berkembangnya tanaman pekarangan sebagai sumber pangan keluarga di
setiap Kabupaten dan Kota
3. Meningkatnyakualitas konsumsi keluarga dan pendapatan keluarga
Dampak
1. Terciptanya lingkungan hijau, bersih dan konsumsi yang sehat bagi
masyarakat
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
3. Terciptanya pelaku bisnis pembibitan sayuran dan buah-buahan di
perdesaan dan perkotaan
6
II. TINJAUAN PUSAKA
Landasaan Teori
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif
sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-
buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan
pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga.
Rumah Pangan Lestari merupakan rumah yang memanfaatkan
pekarangan secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara
bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.Penataan
pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai
dengan pemilihan komoditas.
Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya
secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain:
sayuran, tanaman rempah dan obat, serta buah (pepaya, jeruk
kalamansi,mangga Bengkulu, sirsak). Pada pekarangan yang lebih luas dapat
ditambahkan kolam ikan dan ternak. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
(Model KRPL), diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan
prinsip RPL dengan menambahkan intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan
desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan terbuka
hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan
harus menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara
komersial, dilengkapi dengan kebun bibit.
Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-
kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai.Demikian pula
berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang
dengan mudah di wilayah kita ini.Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih
dibawah anjuran pemenuhan gizi.Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan
7
ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan
sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.Upaya
tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu
pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik
bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.
Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi
yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
2. Bermanfaat bagi petani secara nyata.
3. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.
4. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi
tersedia.
5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.
6. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.
7. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian
(Kartono, 2009).
Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa
faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
petani diantaranya adalah:
1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta
keuntungan yang baik.
2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal.
3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.
4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.
5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.
Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna, akan
mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat
(interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers,
1983).
Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan
diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku
8
menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh
kesepahaman dan kesepakatan bersama.
Masyarakat akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan
syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan
secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya
masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi masyarakat haruslah dilakukan
secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan
mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif
merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya
mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu
melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan
pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan
cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti
halnya seorang peneliti dan penyuluh.
Penelitian Terdahulu
Hasil pendampingan SL-PTT Padi di Sulawesi Tenggara tentang efektifitas
pendampingan melalui Demplot kecamatan menujukkan bahwa dari 50 unit
demplot kecamatan telah mendapat kunjungan 1.596 orang petani dan jumlah
yang menyatakan berminat menerapkan teknologi PTT yaitu 1.095 orang atau
68,60% (Suharno, dkk.2010).
Hasil penelitian Marsyid, dan kawan-kawan (2011) tentang Karakterisasi
Pola Pendampingan Inovasi Sl-PTT Padidi Provinsi Riau menunjukkan bahwa
Persepsi petani terhadap pendampingan inovasi teknologi dominan masuk
kategori antara setuju dan ragu-ragu, untuk itu inovasi teknologi yang dikaji di
setiap lokasi pendampingan keberlanjutannyapada posisi yang tidak pasti. Di lain
pihak petani sebagai pelaku inovasi teknologi dikawasan pendampingan SLPTT
padi, keikutsertaanya karena memiliki motivasi untuk menambah pengetahuan
agar produktivitas tanaman padi meningkat dan mengikuti anjuran pemerintah.
Werdhany (2012) menyebutkan bahwa penataan lingkungan kawasan
diperlukan untuk mengatur RPL agar dapat membentuk lingkungan asri dan
nyaman, serta menjadi daya tarik bagi orang lain untuk melakukan replikasi.
Penataan yang baik menjadikan lingkungan yang indah dan menyenangkan.
Andianyta, dkk (2013) juga menggambarkan KRPL sebagai suatu kawasan dalam
9
satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (Kampung) yang telah
menerapkan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan menambahkan
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya,
lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.
Kinerja pengelolaan kawasan m-KRPL akan lebih baik jika didukung dengan
kelembagaan penggerak KRPL yang baik pula, seperti manajemen dan dinamika
kelompok, peran anggota dan pengurus kelompok, pemerintah desa, tokoh
masyarakat, pemerintah daerah, serta petugas lapang.
Sudarta (2005) menyatakan bahwa dalam akselerasi pembangunan
pertanian, pengetahuan individu pertanian mempunyai arti penting, karena
pengetahuan dapat mempertinggi kemampuan dalam mengadopsi teknologi baru
di bidang pertanian. Jika pengetahuan tinggi dan individu bersikap positif
terhadap suatu teknologi baru di bidang pertanian, maka penerapan teknologi
tersebut akan menjadi lebih sempurna, yang pada akhirnya akan memberikan
hasil secara lebih memuaskan baik secara kuantitas maupun kualitas.
Syafruddin, dkk (2006) menyatakan bahwa setiap individu memiliki
kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan.Hal tersebut
disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter
yang melekat pada individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku
tersendiri dengan cara yang berbeda pula. Dengan meningkatnya pengetahuan
penyuluh, diharapkan proses transfer teknologi pemanfaatan lahan pekarangan
terpadu dapat dengan cepat sampai kepada masyarakat, sehingga
pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan dapat
berkembang sebagaimana yang diharapkan. Pengetahuan sebagai alat jaminan
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman,
dan hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan
akan lebih langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan.
10
III. PROSEDUR
3.1 Ruang Lingkup Pendampingan
Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di provinsi Bengkulu.
Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014.
Lingkup Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2014 diprioritaskan pada :
Penyampaian materi melalui media tercetak (leaflet, buku saku petunjuk
teknis).
Pelatihan teknis pengolahan hasil bagi pengurus kelompok MKRPL di BPTP
Bengkulu
Pelatihan teknis budidaya bagi petani dan penyuluh pendamping di KBD m-
KRPL (Sukamaju, Batu Kuning).
Gelar teknologi/temu lapang: penjaringan umpan balik khususnya dari
petani,penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat
kabupaten/kota (Desa Air Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan).
Implementasi demplot kawasan (lokasi 10 lokasi) di 9 Kabupaten dan Kota.
Penguatan KBD di 20 Desa m-KRPL tahun 2013 atau pengganti tahun 2013
Sosialisasi pasar KRPL, dilaksanakan di lokasi (Ds. Semarang, Ds. Tebat
Monok/Kepahiang) dengan mengundang masyarakat umum.
Implementasi display (tanaman sayuran, buah dan ayam KUB) di BPTP
sebagai wahana kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani,
penyuluh dan stakeholder lainnya
Penguatan KBI untuk memenuhi benih KBD
Menyusun bahan/petunjuk teknis budidaya
Menyusun materi siaran radio, TVRI, dan sinar tani
Identifikasi efektifitas pelaksanaan metode pendampingan
3.2 Sasaran Pendampingan
Sasaran pendampingan KRPL adalah Kelompok P2KP, dan penyuluh
pendamping di 10 Kabupaten dan Kota.
11
3.3 Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL
Ketahanan pangan menjadi isu global dan telah ditindaklanjuti oleh
presiden RI pada konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada bulan oktober 2010
di Jakarta dengan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional harus
dimulai dari rumah tangga dengan pemanfaatan pekarangan. Hal ini telah
ditindaklanjuti kementerian pertanian dengan kegiatan m-KRPL dan dikabupaten
kota di provinsi Bengkulu melalui Badan ketahanan Pangan dengan pemanfaatan
pekarangan terpadu. Program ini sangat lambat terealisasi dan untuk
mempercepat proses diseminasi dianggap perlunya ada pendampingan dalam
bentuk sosialisasi, apresiasi, gelar teknologi serta pelatihan-pelatihan agar tejadi
akselerasi program tersebut sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.
Dengan adanya pendampingan ini diharapkan akan terbentuk kawasan-kawasan
RPL yang mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional.
3.4. Lokasi Kegiatan
Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2014 dilaksanakan pada lokasi hasil
mapping kinerja M-KRPL tahun 2013 seperti Tabel 1. Lokasi demplot Kawasan
Balitsa
Balitbuah
Balitkabi
BBP2TP
Output
BPTPP2KP Prov, Kab
danKota
Pembinaan danPelatihan, penerapan
Teknologi/demplot, gelarteknologi/temu lapang
1. Meningkatnya pengetahuan,ketrampilan, dan minat petani pelaksanaP2KP dalam pelaksanaan teknologipenanaman tanaman di pekarangan
2. Terdiseminasinya paket teknologipemanfaatan pekarangan melalui mediakomunikasi langsung (sosialisasi, gelarteknologi, dan pelatihan-pelatihan), dankomunikasi tidak langsung (tercetak,elektronik) di 10 kabupaten kota diprovinsi Bengkulu
3. Tumbuhnya pasar KRPL4. Rumusan metode penyabaran media
informasi teknologi yang efektif
12
diarahkan pada klaster hijau, penguatan KBD dilaksanakan di lokasi/Desa
m-KRPL tahun 2013. Kegiatan gelar teknologi, temu lapang dan pelatihan
dilaksanakan pada lokasi demplot KRPL ataupun KBD.
Tabel 1. Lokasi Pendampingan KRPL Provinsi Bengkulu Tahun 2014No. Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Tahun
ImplementasiKeterangan
1 Kota Ratu AgungKampung Melayu
LempuingSumber jaya
20132013
Kawasanan,pasarPenguatan KBD
2 Seluma Air Periukan SukamajuSukaraja
20132013
Kawasan danKBDPenguatan KBD
3 Bengkulu Selatan Kedurang Ilir Air Sulau (RT6) 2013 KBDKedurang Ilir Air Sulau (RT8) 2013 Kawasan, KBDManna Batu kuning 2013 Kawasan, KBD
4 Kaur Semidang Gumai Padang PanjangBandar
20122013
Kawasan , KBDKBD
5 Bengkulu TengahPondok Kubang Harapan Makmur 2011 Pengolahanhasil
Talang Empat Jaya KartaLagan
20132013
Kawasan danKBDPenguatan KBD
6 Bengkulu Utara Arga makmur Tebing Kaning 2012 Kawasan danKBD
Padang Jaya Padang Jaya 2013 KBD7 Mukomuko Kota Mukomuko Tanah Rekah 2013 KBD, KPL
Air manjunto Tirta Mulya 2013 Demplotkawasan
8 Lebong Bingin Kuning Karang DapoAtasDaneu
20132013
DemplotkawasanKBD
9 Rejang Lebong Curup TengahCurup Timur
Air BangAir Meles
20132013
DemplotkawasanKBD
10 Kepahiang Kepahiang
Kaba Wetan
Tebat Monok
Air sempiang
2013
2013
DemplotKawasan,pasarKBD
3.5. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :
1. Sarana Produksi berupa :
bibit tanaman (tanaman sayuran, umbi-umbian, buah, bunga*)
bibit ternak (ayam)
pakan ternak, obat-obatan hewan
bibit ikan (kerjasama dengan Dinas Perikanan atau swadaya petani)
13
Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan
Urea (dalam jumlah terbatas)
Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida
(dalam jumlah terbatas)
Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme (trico G, stardex, dll)
2. Bahan Pendukung lainnya berupa :
Polybag, plastik semai, pot
Rak vertikultur (bambu, besi, dll)
Bahan KBI dan KBD (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu,
bambu, besi, spanduk, dll)
Perangkat irigasi (tandon air, selang, paralon, irigasi tetes,
springkel, ember, gembor, dll)
Perangkat tanam, pemeliharaan danangkut (kereta dorong, cangkul,
sabit, parang, sprayer, keranjang), alat penimbang, waring, ajir,
guntung buah dan ranting, dll)
Tenda sebagai tempat sosialisasi pasar
Perangkat teknologi aqua phonic (paralon, selang, media tanam
ziolid, kayu, kaca dinding kolam, dll)
Alat pemotong kayu
Bahan pendukung pekerja : tas, sepatu lapangan, topi
3. Bahan informasi (leaflet, buku saku teknis budidaya sayuran)
4. Alat tulis dan computer suplay
5. Komoditas
Tabel 2. Komoditas yang diimplementasikan
Komoditas JenisSayuran Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, selada, terung,
kangkung, daun bawang, seledri, bayam, bawangmerah
Buah-buahan Pepaya MEDEL, sirsak, pisang kapokBio farmaka Jahe, kencur, serai, kunyit,
Umbi-umbian Ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talesTernak Ayam KUB
14
3.6 Tahapan Pelaksanaan / Ruang Lingkup Kegiatan
3.6.1 Persiapan
Penyusunan RODHP
RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih
rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi
menjadi juklak kegiatan diseminasi.
Koordinasi dengan stakeholder/instansi terkait di lokasi pendampingan
Identifikasi teknologi Existing lokasi Pendampingan
Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota.
3.6.2 Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pendampingan Tahun 2014:
1. Pelaksanaan sosialisasi/apresiasi diKabupaten/Kota.
2. Implementasi inovasi teknologi dalam bentuk display, KBD, KBI (sayuran,
buah, dan ayam KUB), dan penyiapan bahan diseminasi dalam bentuk
juknis, leaflet, brosur yang dibutuhkan
3. Pelaksanaan gelar teknologi/temu lapang.
4. Pelatihan teknis dan pasca panen/pengolahan hasil
5. Pengembangan populasi ayam KUB
3.6.3. Parameter yang Diukur
1. Jumlah materi informasi yang disampaikan dan digunakan petani dan
penyuluh pendamping
2. Tumbuhnya pasar di lokasi KRPL
3. Minat dan respon petani terhadap Teknologi yang didiseminasikan
4. Minat dan respon petani dan konsumen terhadap produk KRPL melalui pasar
KRPL
5. Peningkatan pengetahuan petani
6. Efektif tidaknya metode/cara/model pendampingan yang dilakukan
3.6.4. Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer yang berasal dari petani yaitu
data karakteristik petani dan tingkat pengetahuan petani.Untuk mengetahui
15
efektifitas berbagai media informasi paket teknologi, dilakukan pengujian
terhadap tingkat pengetahuan petani pada setiap media informasi. Analisis data
menggunakan pre test dan post test secara deskriptif diuji dengan statistic non
parametrik.
16
IV. HASILDAN PEMBAHASAN
4.1. Koordinasi dan Sosialisasi
Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP
Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini
dibahas tetang persiapan dan pelaksanaan sosialisasi, apresiasi, pelatihan-
pelatihan, gelar teknologi/temu lapang dan pelaporan.Koordinasi ekstern
dilakukan dengan stakeholder dan kooperator dalam pelaksanaan kegiatan dan
kemajuan perkembangan kegiatan.
Setelah dilakukan koordinasi intern dan ekstern, selanjutnya dilakukan
identifikasi kebutuhan pendampingan program KRPL. Setelah diketahui
kebutuhan pendampingan maka selanjutnya dibuat petunjuk teknis (juknis) dan
petunjuk pelaksanaan (juklak) dan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan
berupa sosialisasi, apresiasi, pelatihan-pelatihan dan gelar teknologi sesuai
dengan yang dibutuhkan, disamping itu dilakukan pula kegiatan penyiapan bahan
penyuluhan berupa juklak/juknis leaflet, display lapangan, KBD dan KBI .
Sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan
membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan.
Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka
masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait.Kegiatan koordinasi dan
sosialisasi sangat dirasakan bermanfaat untuk mempercepat replikasi model.
Sosialisasi dan koordinasi juga dilakukan terhadap sekolah-sekolah. Kegiatan
yang dilakukan antara lain pelatihan, kunjungan lapang,dan magang (Tabel 4).
Tabel 3. Kegiatan Koordinasi Pendampingan KRPL Tahun 2014
No Kegiatan Lokasi Waktu Output1 2 3 4 51 Koordinasi dengan
BKP, Dinas Pertanian,dan BP4K mengenairencana kunjunganMentan RI di DesaBukit Peninjauan I
KabupatenSeluma
Pebruari Kesepakatanbersama BPTPBengkulumendampingi DesaBukit Peninjauan Isebagai lokasikunjungan kerjaMentan di ProvinsiBengkulu
2 Magang/prakerindsiswa/i SMKN2Mukomuko
Siswa SMKN2Mukomuko
peb-Mei Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan
17
1 2 3 4 53 Koordinasi kegiatan
pendampingan KRPLke BKP3/BP4K dansurvey calon lokasikegiatanpendampingan KRPL
KabupatenBengkulu Utara,Kepahiang, KotaBengkulu,Seluma,Mukomuko,Lebong, RejangLebong,Kaur,Bengkulu Selatan,dan BengkuluTengah
Pebruari –Maret
- BPTP Bengkuluakan mendampingikegiatan P2KP
- Mengetahuimetode dan materipendampinganyang dibutuhkanstakeholder,penyuluhpendamping, dansasaran
4 Magang/prakerindsiswa/i SPPN 1Bengkulu
Siswa SPPN 1Bengkulu
Maret-Mei Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan
5 Magang/prakerindsiswa/i SMKN 6Bengkulu
Siswa SMK 6Bengkulu
Agustus-Oktober
Siswa memahamiteknik budidayatanaman sayuran dilahan pekarangan
Sumber: Laporan LO
Kegiatan pendampingan KRPL merupakan kegiatan lanjutan. Namun
koordinasi dirasa masih sangat dibutuhkan karena koordinasi merupakan upaya
untuk menciptakan atau mencapai keserasian, keselarasan, keseimbangan,
sinkronisasi, dan integrasi keseluruhan kegiatan dari orang-orang, kelompok
orang, atau satuan-satuan kerja dalam suatu organisasi atau antar organisasi,
sehingga kegiatan yang dilaksanakan menjadi teratur, tertib, lancar, dan
mencapai hasil secara efisien dan efektif (Makalalag, L. 2013).
Menurut Amin, S. et al. (2013), koordinasi sangatlah penting di dalam
suatu organisasi baik organisasi publik maupun organisasi swasta.Koordinasi
dilakukan untuk menciptakan suatu usaha yang seragam dan harmonis pada
sasaran yang telah ditentukan.Oleh karena itu koordinasi kegiatan pendampingan
KRPL juga harus dilakukan pada tahap awal.
Untuk memperlancar komunikasi antara BPTP dan stakeholder, ditunjuk
Liasson Officer (LO) di 10 Kabupaten/Kota.LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP
di masing-masing kabupaten(Tabel 4). Tugas dan tanggung jawab LO cukup
banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yangbaik.
18
Tabel 4. Daftar Nama Liason Officer (LO) Tahun 2014No Nama Jabatan Fungsional Wilayah Kerja
1 Ir. Eddy Makruf Penyuluh Madya Kab. Kaur
2 Heryan Iswandi Teknisi Kab. Bengkulu Selatan
3 Ir. Siswani D. Daliani Penyuluh Muda Kab. Seluma
4 Bunaiyah Honorita, SP Penyuluh Pertama Kota Bengkulu dan BengkuluTengah
5 Johan Syafri, A.Md Teknisi Kab. Kepahiang
6 Triwahyuni,S.Si PNK Kab Bengkulu Utara
7 Robiyanto Teknisi Kab Mukomuko
8 Ir. Ruswendi, MP Penyuluh Madya Kab. Rejang Lebong
9 Waluyo, A.Md Teknisi Kab. Lebong
4.2. Lokasi Kegiatan Pendampingan KRPL di 10 Kabupaten/Kota
Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari dilaksanakan di
10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu.Pendampingan dilakukan di lokasi
binaan BPTP dan juga mendampingi kegiatan KRPL di provinsi Bengkulu yang
dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan P2KP
kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.Daftar lokasi seperti Tabel 5.
Tabel 5. Lokasi Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari yangdidampingi BPTP Bengkulu Tahun 2014
No Lokasi PenanggungJawab
SumberDanaKabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan
1 2 3 4 5 61. Bengkulu
TengahPondok KubangTalang EmpatKarang TinggiMerigi SaktiMerigi KelidangTalang Empat
Harapan MakmurJayakartaRenah SemanekRajak BesiKelidang BawahBukitPadang Ulak Tanjung
BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K
DIPA 2014DIPA 2014
APBNAPBNAPBNAPBNAPBN
2 KotaBengkulu
Ratu Agung
Kampung MelayuSelebar
Gading Cempaka
Ratu SambanTeluk Segara
Sungai Serut
LempuingSawah Lebar LamaSumber JayaKampung MelayuPagar DewaBumi AyuPanoramaCempaka PermaiAnggut AtasTengah PadangPondok BesiSurabaya
BPTPBP4KBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K
DIPA 2014APBD
DIPA 2014APBDAPBNAPBNAPBNAPBDAPBNAPBNAPBDAPBD
19
1 2 3 4 5 63 Kaur Semidang Gumai Padang Panjang BPTP DIPA 2014
4 BengkuluSelatan
Kedurang IlirManna
Air SulauBatu Kuning
BPTPBPTP
DIPA 2014DIPA 2014
5 Seluma Air PeriukanSukaraja
SukamajuSukaraja
BPTPBPTP
DIPA 2014DIPA 2014
6 Mukomuko Kota MukomukoAir MajuntoSelagan Raya
Penarik
Teramang Jaya
Kota Mukomuko
Ipuh
Teras Terunjam
Lubuk Pinang
Pondok Suguh
Air Dikit
XIV Koto
Sungai Rumbai
Air MajuntoV Koto
Air Rami
Tanah RekahTirta MulyaSungai IpuhTalang MedanTalang BuaiSungai GadingAur CinaLubuk BangkoSungai Ipuh IPenarikSidodadiBumi MulyaMekar MulyaSumber MulyaBukit MulyaMandi Angin JayaBrangan MulyaNelan IndahBunga TanjungBandar RatuUjung PandangTanjung HarapanTanjung MedanPondok KopiSetia BudiTunggal JayaRanah KaryaLubuk PinangKarya MulyaPondok KandangAir KasaiSumbersariPondok LunangAir DikitTanjung MulyaPauh TarenjaSumber MakmurBanjar SariTirta MulyaMelati PutihTunas MajuTunas MulyaSekar Melati
BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4KBP4K
DIPA 2014DIPA 2014
APBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBNAPBNAPBDAPBNAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBDAPBD
7 BengkuluUtara
Arma Jaya
Padang Jaya
KerkapHulu PalikArga MakmurUlak Kupai
Tebing KaningSumber AgungPadang JayaArga MulyaTanjung PutusSumberjoTaba TembilangBukit Sari
BPTPBKP3BPTPBKP3BKP3BKP3BKP3BKP3
DIPA 2014APBN
DIPA 2014APBNAPBNAPBNAPBNAPBN
20
1 2 3 4 5 68 Rejang
LebongCurup TengahCurup Timur
Air BangAir Meles
BPTPBPTP
DIPA 2014DIPA 2014
9 Lebong Beringin KuningBatu AtasLebong Sakti
AmenLebong Selatan
Karang Dapo AtasDaneuSukabumiGarutKampung JawaTes
BPTPBPTPBP4KBP4KBP4KBP4K
DIPA 2014DIPA 2014
APBNAPBNAPBN
APBD I10 Kepahiang Kepahiang
KabawetanTebat MonokAir SempiangTemdakPagar AgungMekar Sari
BPTPBPTPBP4KBP4KBP4K
DIPA 2014DIPA 2014
APBNAPBNAPBN
Sumber: Laporan LO Tahun 2014
BerdasarkanTabel 5, Pemeritah Daerah telah antusias menjalankan konsep
KRPL terlihat dari banyaknya anggaran daerah yang ditujukan pada pemanfaatan
lahan pekarangan. Tujuan pengembangan KRPL sesui dengan konsep
pengembangan m-KRPL yaitu: (1)Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga
dan masyarakat melaluioptimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2)
Meningkatkankemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pekarangan diperkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan,
buah, sayurandan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan,
pengolahanhasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos;
(3)Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan
pemanfatanpekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk
masadepan; dan (4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga
sehingga4mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan
lingkungan hijauyang bersih dan sehat secara mandiri(Kementerian Pertanian,
2011).
Pada bulan Pebruari 2014 yang lalu, salah satu desa binaan pada kegiatan
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari yaitu Desa Bukit Peninjauan I
(BP I) Kecamatan Sukamaju Kabupaten Seluma mendapat kehormatan menjadi
salah satu tempat kunjungan kerja Wakil Menteri Pertanian Bapak Dr. Rusman
Heriawan. Wamen sangat berkesan dengan hasil dari Bukit Peninjauan 1 dan
juga hasil produk olahan pasca panen antara lain : jus tomat, selai terung. BP1
merupakan center dari suatu kawasan yang disebut Kawasan Rumah Pangan
Lestari.KRPL baru populer 3 tahun ini dan sudah diakui PBB. Motor dari KRPL
21
adalah Bibit Kebun Desa. Tujuan utama dari KRPL adalah sisi ekonomi dapat
berhemat.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian, bersama-sama
dengan Bupati Kab.Seluma, Sekda, Kepala BPTP Bengkulu menanam mangga
bengkulu dari Kabupaten Bengkulu Utara untuk dapat dikembangkan di Desa
Bukit Peninjauan I Kab.Seluma. Dikemukakan pula bahwa Kementerian Pertanian
akan sangat mendukung upaya daerah untuk mengembangkan mangga
bengkulu sebagai salah satu sentra produksi buah-buahan khususnya kab
seluma, dengan menyediakan bibit.
4.3. Kegiatan Pertemuan/Pelatihan
Untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan dalam pengelolaan hasil
pekarangan, dilakukan beberapa pertemuan antara petani/penyuluh BPTP,
stakeholders, dan petani KRPL.Pertemuan yang dilakukan berupa sosialisasi dan
pelatihan seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Kegiatan Pelatihan dan sosialisasiTahun 2014No Kegiatan Materi Lokasi Output1 2 3 4 51. Pertemuan PPL,
anggota kelompokdanpeneliti/penyuluhBPTP
- Pendapatan petani- Pengurangan
pengeluaran rumahtangga
BengkuluUtara,BengkuluTengah,Seluma, Kaur,Kepahiang
2. Pelatihanpengolahan hasil
Pengolahan HasilTanamanPekarangan
BPP Jayakarta,KabupatenLebong,KabupatenSeluma,KabupatenBengkuluUtara,KabupatenBengkuluSelatan
Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani
3. Sosialisasi - Motivasi mengelolalahan pekarangan
- Kendala teknologimenanam tanamanpekarangan
KabupatenRejang Lebong,BengkuluTengah,BengkuluSelatan,Mukomuko
Peningkatanmotivasianggotakelompok,repon positif arikepala desa
22
1 2 3 4 54. Pelatihan
pembuatanpestisida nabati
PenggunaanPestisida NabatiuntukMempertahankanKesehatan SayuranPekarangan
KabupatenSeluma,BengkuluUtara, Kaur
Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani
5. Pelatihan teknisbudidaya
Budidaya buah naga KabupatenKepahiang
Peningkatanpengetahuandanpeningkatanketerampilanpetani
Sumber: Laporan LO
Bimbingan teknis sangat diperlukan petani.Pelatihan lebih terarah pada
peningkatan kemampuan dan keahlian petani yang berkaitan dengan keahlian
atau fungsi yang menjadi tanggung jawab petani.Sasaran yang ingin dicapai dan
suatu pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan petani
dalam budidaya di lahan pekarangan.
4.4. Penyampaian Inovasi Pertanian/Narasumber
Selain melakukan pendampingan di 10 Kabupaten/Kota juga dilakukan
pendampingan teknis kepada Provinsi maupun Kabupaten dalam bentuk
narasumber (Tabel 7).
Tabel 7.Penyampaian materi ke stakeholdersTahun 2014No Kegiatan Materi Lokasi Output1 2 3 4 51. Pertemuan
PenyuluhPengembanganKRPL untuk LahanPekarangan
BP3KKecamatanJayakarta
Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL
2. PelatihanPemanfaatanLahanPekarangan olehUnit PengelolaKegiatan (UPK)PNPMKec.Pondok KubangKab. BengkuluTengah
- PengembanganKRPL di ProvinsiBengkulu
- ManajemenKebun Bibit Desa(KBD)
- Teknik BudidayaSayuran diLahanPekarangan
KantorolehUnitPengelolaKegiatan(UPK) PNPMKec. PondokKubang Kab.BengkuluTengah
Peningkatanpengetahuan dansikap kelompokSimpan PinjamPerempuan (SPP)PNPM-MPd dalamkonsepsipengembangan KRPLdan manajemen KBD.Peningkatan perilakukelompok dalambudidaya sayuran dilahan pekarangan.
3. PertemuanPenyuluh
PemanfaatanLahan Pekarangan
BP3KKecamatanKarang Tinggi
Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL
23
1 2 3 4 54. Pembinaan
KelompokPemanfaatPekaranganDesa Bukit Kec.Talang EmpatKab. BengkuluTengah
- PengembanganKawasanRumah PanganLestari (KRPL)
- TeknikBudidayaSayuran diLahanPekarangan
Desa BukitKec. TalangEmpat Kab.BengkuluTengah
Peningkatanpengetahuankelompok dalamkeberlanjutanpemanfatan lahanpekaranganPeningkatanpengetahuan,persepsi, dan motivasikelompok dalammengembangkan KRPLdan teknik budidayasayuran di lahanpekarangan
5. PelatihanPendampinguntuk KegiatanKRPL tahun2014
PengembanganKawasan RumahPangan Lestari(KRPL)
Aula KantorCamat Kec.Talang EmpatKab. BengkuluTengah
Peningkatanpengetahuan penyuluhterhadappengembangan KRPLsebesar 52,5%Peningkatan persepsidan motivasi penyuluhdalammengembangkan KRPL
6. PelatihanPembuatanPakan IkanAlternatif
- Pembuatanpakan ikan mas,nila, dan lele
Balai BenihIkan RimboRecap
Peserta dapatmengolah/membuatpakan ikan denganbahan yang adadisekitar lingkungan(dedak, tepung ikan,jagung giling, minyakikan)
7. SosialisasiPemanfaatanLahanPekaranganuntukPengembanganPangan
- PengelolaanPekaranganSempit untukBudidaya BahanPangan SebagaiUpayaPemenuhanKonsumsiPanganKeluarga
- Pestisida Nabatiuntuk HPTSayuran
Hotel TiaraKota Bengkulu
Peningkatan motivasikelompok danpeningkatanpengetahuan petani
8. PelatihanPenerapanTeknologiPertanian diKlinik AgribisnisPrima Tani DesaImigrasi PermuKabupatenKepahiang
- Aquaponik- hydroponik
KlinikAgribisnisPrima TaniDesa ImigrasiPermuKabupatenKepahiang
Peningkatanpengetahuan danketerampilan petani
24
1 2 3 4 59. Pelatihan
pengolahanhasil
- Teknik budidayasayuran di lahanpekarangan
- Pengolahan hasil
BPP KampungMelayu KotaBengkulu
Peningkatanpengetahuan danketerampilan petani
10. Implementasidan UmpanBalik KegiatanKRPL di Kab.Kepahiang
Teknologipemanfaatanlahan pekarangan
BP3K Kec.Kepahiang
Peningkatan motivasikelompok
11. SosialisasiPemanfaatanLahanPekaranganuntukPengembanganPangan
Teknik budidayasayuran di lahanpekarangan
BKP3 KotaBengkulu
Peningkatan motivasikelompok
Sumber: Laporan LO
4.5. Media Informasi yang Terdiseminasi
Selain pelatihan dan pendampingan, penyampaian media informasi juga
dilakukan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dan
penyuluh pendamping.Media informasi yang telah disiapkan berupa media cetak
(buku, leaflet, banner, dan backwall) dan media elektronik (TVRI, CD/Film).Media
informasiyang telah terdiseminasi Tahun 2014 seperti pada Tabel 8.
Tabel 8.Media Informasi yang Terdiseminasi Tahun 2014
No Media Informasi Sasaran Output1 Buku Panduan Pelaksanaan
Pengelolaan Kebun BibitDesa Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL)
Petani,penyuluhpendamping di 10Kabupaten/Kota,audiencepekanAgroinovasi,Pamerandi LIPIEXPO,Pamerandi DinasPertanian,dan GelarTeknologi
Mengerti dan memahami teknispengelolaan KBD
2 Buku Menumbuhkan danMengembangkan KawasanRumah Pangan Lestari(KRPL)
Mengerti dan memahami caramengelola KRPL
3 Leaflet Ayam KUB Mengerti dan memahami teknispengembangbiakan dan perawatanayam KUB
4 Leaflet Vertiminaponik Mengerti dan memahami teknispengelolaan vertiminaponik
5 Banner Mengerti dan memahami teknisberbagai informasi dengan ringkas
6 Backwall Mengerti dan memahami teknisberbagai informasi dengan ringkas
7 Siaran TVRI PemirsaTVRI
Mendapatkan iinformasipengembangan KRPL di ProvinsiBengkulu
25
4.6. Pengembangan Ayam KUB di KBI dan Anak Ayam Turunan-1
Dari populasi ayam KUB (Desember 2012) sebanyak 200 indukan dan 20
ekor pejantan, sampai masa bertelur dan menetas berjumlah 114 ekor (mati dan
sakit, dan kanibal akibat sempitnya kandang sebanyak 41 ekor), dan telah
didistribusi ke kelompok(Tabel 9).
Tabel 9. Distribusi Ayam KUB di KBI BPTP Tahun 2014
No Lokasi Distribusi Jumlah (ekor) Keterangan1 Kab Mukomuko 20
70Induktelur
2 Kabupaten Bengkulu Selatan 25750
25
IndukTelur untukditetaskan dankonsumsiAnak F1
3 Petani KRPL Semarang (2 petani) 40 IndukAnak turunan F1
4 Petani Bengkulu Utara 160 Anak turunan I5 KRPL Kepahiang 103 Anak turunan I6 Petani Kota 532 Anak turunan I7 Petani di Seluma 22 Anak turunan I8 Petani Bengkulu Tengah 137 Anak turunan I9 KBI 90 Dimusnahkan
karena adaserangan penyakit *
6570
Mesin tetas 400 butir10 Petani di beberapa Desa/ kelurahan
yang menetaskan sendiri359 Anak turunan I
11 Petani Bengkulu Utara danKepahiang
1.100 Anak turunan I
12 Bakti sosial Pekan Agro Inovasi 200 Anak turunan I* : Akan diganti dengan parent DOC baru
Penyebaran ayam KUB di Provinsi Bengkulu sangat cepat
perkembangannya, selama 15 bulan telah terdistribudi di 7 Kabupaten dan Kota
di Bengkulu dengan pertambahan populasi dari 200 ekor menjadi 1.419 ekor
anak turunan I (610%), dan anak turunan II sebanyak 20 ekor. Hal ini sejalan
dengan pendapat ka. Balitnak Ciawi (Dr. Nasrulah) bahwa saat ini perninat untuk
memelihara ayam KUB di masyarakat cukup tinggi, bekerjasama dengan pihak
swasta yakni PT Ayam Kampung Indonesia, penyebaran ayam KUB sudah sampai
ke 10 provinsi di Indonesia dan akan terus dikembangkan di provinsi lain. Di
Gorontalo yang produksi jagung lokalnya tinggi, ayam ini berkembang sangat
baik (sinar tani, 2013).
26
Di Bengkulu permintaan ayam KUB sangat besar, setiap bulan lebih dari
500 ekor. Oleh karena itu KBI BPTP akan berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat di Provinsi Bengkulu.Sampai Nopember 2014 telah terdistribusi
sebanyak 4.168 ekor ayam KUB.
Pada musim penghujan (Nopember 2014), terjadi serangan penyakit yang
diawali dari F1 sebanyak 71 ekor.Hasil pemeriksaan Rapid Test terhadap 3
unggas dan 9 disposal dinyatakan positif flu burung.Saran dari Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Bengkulu dilakukan pemusnahan
pada parent stock (Berita Acara terlampir). Karena terjadi kematian ayam pada
kandang yang lain (F1) yang dicadangkan untuk parent stock maka dilakukan
pembersihan kandang selama 1 bulan dan akan di ganti dengan indukan yang
baru/membeli parent DOC pada Bulan Desember.
4.7. Implementasi Display di BPTP Bengkulu
Pengembangan display di kantor BPTP Bengkulu bertujuan sebagai wahana
kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh, dan stakeholder
lainnya. Display terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah 1) display
sayuran yang terletak di samping gedung utama BPTP Bengkulu, 2)
vertaminaponik, 3) Kebun Bibit Inti (KBI), 4) Sayuran, buah-buahan, dan 5)
Taman Agroinovasi.
Display tanaman disamping gedung utama memperlihatkan tanaman
dengan 2 (dua) pola penataan, polybag dan guludan. Selain itu display juga
menunjukkan cara penyiraman dengan menggunakan irigasi tetes yang berfungsi
untuk menghemat penggunaan air dan tenaga kerja.
Vertaminaponik memperlihatkan pola penanaman dengan media tanam
kerikil dan air yang terus mengalir menggunakan aerator.Pola ini memanfaatkan
kolam ikan sebagai sumber air dan sumber pupuk bagi tanaman.Keuntungannya
adalah dapat dimafaatkan pada lahan sempit, menghemat tenaga kerja,
menghemat biaya pupuk, dan dapat memanen tanaman dan ikan sebagai
sumber protein pada waktu bersamaan.
Kebun Bibit Inti (KBI) di bangun di BPTP dengan tujuan menyiapkan bibit
untuk KBD, sarana pembelajaran/kunjungan siswa, petani, dan petugas.Di KBI
tersedia berbagai macam bibit sayuran, buah papaya merah delima dan
menyediakan berbagai informasi teknologi yang dibutuhkan mengenai budidaya
tanaman sayuran.
Ayam KUB merupakan salah satu sumber protein yang dapat
dikembangkan oleh petani.Tujuan kegiatan pengembangan ayam KUB adalah :
27
1) Meningkatkan populasi ayam KUB dari 0% menjadi 200% di Provinsi
Bengkulu; 2) Meningkatkan pengetahuan dan keetrampilan petani dalam
memelihara ayam KUB dengan benar. Sedangkan manfaat dari pengembangan
ayam KUB adalah : 1) terdiseminasinya bibit/DOC ayam KUB di Provinsi Bengkulu
dengan skala kawasan bahkan mampu menginisiasi tumbuhkan industri ayam
kampung; 2) terpenuhinya kebutuhan bibit ayam kampung unggul bagi
petani/peternak.
Taman Agroinovasi akan menjadi pusat edukasi bagi siswa, petani, dan
petugas. Taman Agroinovasi telah diperkenalkan kepada masyarakat pada
pelaksanaan kegiatan Pekan Agroinovasi yang dilaksanakan pada bulan Agustus
2014.
Sampai Bulan Desember 2014, Display BPTP Bengkulu telah dikunjungi
oleh 10 sekolah (SD – SMA) sebagai tempat study lapangan, 1 lembaga gereja.
Selain itu juga berfungsi untuk sarana penelitian 2 mahasiswa, 64 siswa magang
selama 3 bulan yang berasal dari 3 sekolah menengah pertanian.
4.8. Pasar Kawasan Rumah Pangan Lestari
Penumbuhan pasar KRPL diperlukan untuk melestarikan keberlanjutan
kegiatan. Namun pada pelaksanaannya di setiap kawasan/kelompok
keberlanjutan kegiatan berdasarkan kebutuhan pasar seperti:
- Kerjasama dengan pabrik kerupuk untuk pengadaan daun bawang
- Kesepakatan dengan pedagang sayur keliling dan rumah makan untuk
memproduksi sayuran organik/minimal pestisida
- Mengembangkan KBD sebagai kios penjualan bibit dan tanaman sayuran
- Lokasi penjualan tanaman sayuran segar bagi masyarakat (Kabupaten
Mukomuko dan Seluma)
- Penjualan bibit tanaman sayuran dan buah ke pasar tradisional dan di
gerai/kios produksi
- Pasar KRPL telah dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Gelar Teknologi
Pengolahan Hasil di Kabupaten Bengkulu Selatan
Dari beberapa kegiatan pemasaran yang ada di kelompok sangat
memotivasi anggota kelompok untuk terus menata dan mengelola lahan
pekarangan secara intensif sehingga dapat menyediakan produk yang
dibutuhkan pasar.
28
4.9. Diseminasi Inovasi Teknologi
Inovasi teknologi telah didiseminasikan melalui pameran bulan Pebruari
pada peringatan Hari Pers Nasional dan bulan Nopember 2014 pada Hari Ulang
Tahun Provinsi Bengkulu di Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu. Inovasi teknologi
yang didiseminasikan antara lain rumah hidroponik dan vertiminaponik. Inovasi
teknologi yang disampaikan diterima dengan baik oleh pengunjung pameran,
terlihat dari antusiasnya pengunjung bertanya dan memperhatikan inovasi yang
dipamerkan untuk mengetahui cara kerja dan besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk membuat rumah hidroponik dan vertiminaponik.
Inovasi juga disampaikan pada acara Gelar Teknologi Pengolahan Hasil
pada bulan Agustus sekaligus launching Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa
Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan yang diresmikan oleh Gubernur Bengkulu
4.10. Umpan Balik Pendampingan KRPL
Untuk mengetahui efektifitas metode pendampingan yang diterima
dengan baik oleh masyarakat dilakukan beberapa survey. Survey yang telah
dilakukan antara lain: 1) pengetahuan dan motivasi petani terhadap KBD
sebelum dan sesudah membaca buku tentang KRPL, 2) pengembangan model
media komunikasi untuk percepatan adopsi anovasi ayam KUB di Propinsi
Bengkulu sebelum dan sesudah membaca leaflet ayam KUB, 3) preferensi petani
terhadap metode pendampingan KRPL, dan 4) pelatihan. Hasil survey tersaji
pada tabel 10.
Tabel 10. Hasil Survey Efektivitas Metode Pendampingan
NO METODE PENDAMPINGAN PENINGKATANPENGETAHUAN
(%)1. Media
- Buku/Brosur KBD- Leaflet
10,7463,32
2. Pelatihan 45,45
Pada umumnya terjadi peningkatan pengetahuan dari berbagai metode
pendampingan yang telah dilakukan. Peningkatan pengetahuan tertinggi
diperoleh dari media informasi leaflet yaitu sebesar 63,32% dengan alasan
bahwa leaflet menarik untuk dibaca karena memberikan informasi yang ringkas
dan penuh dengan warna. Peningkatan pengetahuan terendah didapat dari
media informasi buku yaitu sebesar 10,74% dengan alasan bahwa membaca
buku memerlukan waktu khusus sehingga sedikit menyita waktu meskipun para
29
responden menyadari bahwa buku memberikan informasi yang lebih lengkap.
Pelatihan berada pada posisi tengah sebesar 45,45%. Responden senang dengan
metode pelatihan karena dengan pelatihan responden dapat mempraktekkan
langsung informasi yang diberikan.
Tabel 11. Preferensi Terhadap Media Penyuluhan
No Media Penyuluhan Rata-rata
1. Buku 4,11
2. Leaflet 3,89
3. Power point 3,88
4. Film 4,01
5. Pelatihan 4,21
6. Kunjungan 4,21
7. Display 4,22
Berdasarkan Tabel 11, preferensi petani terhadap display mendapat nilai
rata-rata tertinggi sebesar 4,22 dengan alasan setelah melihat contoh yang telah
jadi petani lebih tertarik untuk melaksanakan. Diikuti dengan kunjungan dan
pelatihan yang mendapat posisi urut kedua dengan nilai rata-rata sama sebesar
4,21dengan alasan bahwa dengan pelatihan dan display petani dapat bertanya
langsung dengan instruktur atau pengelola display sehingga mendapat informasi
yang jelas dan dapat langsung dipraktekkan. Selanjutnya buku mendapat urutan
ketiga dengan rata-rata sebesar 4,11 dengan alasan buku memberikan informasi
yang lengkap dan dapat dibaca kembali sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Film
mendapat nilai rata-rata 4,01 dengan alasan menarik dan memberikan hiburan
yang bermanfaat menjadi urutan keempat yang diikuti dengan leaflet sebesar
3,89 yang merupakan urutan kelima. Dan urutan terakhir power point (3,88)
dengan alasan cukup menarik namun sedikit monoton
30
V. KESIMPULAN
1. Paket teknologi yang disiapkan untuk mendampingi KWT dan penyuluh
lapangan antara lain: Budidaya sayuran, Keberlanjutan KBD, Pengolahan
hasil pekarangan, Budidaya vertiminaponik dan hydroponic di perkotaan.
2. Media yang disiapkan dalam pendampingan KRPL berupa media cetak (buku
saku, brosur, leaflet, banner, back wall) dan media elektronik (CD/Film,
presentasi power point).
3. Kelembagaan pasar KRPL telah dilaksanakan bersamaan dengan Gelar
Teknologi di Kabupaten Bengkulu Selatan.
31
VI. KINERJA HASIL
1. Pendampingan KRPL dilakukan pada 69 desa/kelurahan di 10
kabupaten/kota.
2. Komoditas sayuran yang diadopsi oleh petani antara lain: Kol bunga, cabai,
tomat, sawi, kangkung, bayam, terung, kol daun, seledri, bawang daun,
bawang merah.
3. Penyebaran ayam KUB telah dilakukan di 7 kabupaten/kota sebanyak 4.168
ekor.
4. Bahan informasi yang disebarluaskankan kepada petani adalah leaflet, buku
saku, danbuku petunjuk pelaksanaan.
5. Penguatan KBD yang dilakukan di Provinsi Bengkulu sebanyak 20 unit di 20
desa/kelurahan
32
DAFTAR PUSTAKA
Andianyta, H, dkk. 2012. Modul Training of Trainers Pengembangan KawasanRumah Pangan Lestari: Menumbuhkan dan MengembangkanKawasan Rumah Pangan Lestari. Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.
Astuti.UP, dkk. 2011. Laporan Akhir Tahun: Model Kawasan Rumah PanganLestari Provinsi Bengkulu TA 2011. Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu, Bengkulu.
Astuti.UP, dkk. 2012. Laporan Tengah Tahun: Model Kawasan Rumah PanganLestari Provinsi Bengkulu TA 2012. Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu, Bengkulu.
Amin, S., Fathurrohman, F., & Hidayat, Z. (2013).Upaya Meningkatkan Koordinasidalam Mengembangkan Industri Pariwisata Di KabupatenWonosobo. Journal of Public Policy and Management Review,2(1), 197-206.
Anonim, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).Kementerian Pertanian dan Solidaritas Istri cabinet Indonesia Bersatu(SIKIB), Jakarta.
Alice, M. and D. Foeken.1996.Urban Agriculture, Food Security snd Nutrition inLow Income Areas of The City of Nairobi, Kenya. Afncan Urban Quarterly,1996 11 (2 and 3) pp 170-179 © by Afncan Urban Quarterly Ltd
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, 2010. Bahan Presentasi Rakorbang.Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.
BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPSProvinsi Bengkulu, Bengkulu.
Badan Litbang Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari (M-KRPL), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Kementerian Pertanian, Jakarta.
Bakker, N., Dubbeling, S., Guendel, U., Sabel-Koschella and H. de Zeeuw (2000),"Growing Cities, Growing Food - Urban Agriculture on the Policy Agenda",DSE, Eurasburg, Germany
Haletky ,N. and O. Taylo. 2006. Urban Agriculture as a Solution to FoodInsecurity: West Oakland and People’s Grocery.Urban Agriculture in WestOakland
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari. Jakarta
33
Makalalag, L. (2013). Efektifitas Koordinasi Perencanaan Pembangunan Desa diKecamatan Bolaang Timur Kabupaten Bolaang Mondondow”. JurnalAdministrasi Publik, 1(1).
Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban Futures: Planning for SustainableDevelopment in Cities Throughout the World. Lanham, Boulder, NewYork, Toronto, Oxford: Rowman & Littleield Publishers.
Rahayu,M dan Raharjono Prawiro Atmojo. 2005. Keanekaragaman TanamanPekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi. Jurnal TeknologiLingkungan.P3TL, BPPT 6 (2) :360-364
Rihastuti. DD. 1993. Skripsi Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian HamaTanaman Terpadu (Online). http: //ejournal .unud. ac.id/ abstrak /(6)%20soca-sudarta-pks%20pht(2).pdf diakses 30 Desember 2009.
Sumaryanto. 2009. Makalah Seminar Hari Pangan Sedunia di Jakarta padaTanggal 1 Oktober 2009.
Syafruddin, dkk. 2006. Hubungan Sejumlah Karakteristik Petani Mete denganPengetahuan Mereka dalam Usahatani Mete di Kabupaten Bombana,Sulawesi Tenggara. Jurnal Penyuluhan Juni 2006, Vol. 2 No.2.
Werdhany, I W dan Gunawan. 2012. Teknik Pengembangan Kawasan RumahPangan Lestari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu-IlmuPertanian, Volume 16, Nomor 2, Desember 2012.http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/Jurnal_IIP_Vol_16_No_2_Desember_2012_Wiendarti_Indri_Werdhany.pdf
34
ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang
mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.
Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun
strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun
responsif (Tabel 12 dan 13).
Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2014
NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK
1. Koordinasi antarpelaksana KRPLdidaerah kurang lancar
Petani KRPL engganmenanam kembali
- Masing-masing SKPDmenjalankantupoksinya sendiri danbelum terintegrasi
- Pasar tidak mendukung
- Peningkatanproduksi danproduktivitas(kinerja bersama)tidak tercapai
- Respon konsumenkecil
Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan KRPLTahun 2014.
NO. RESIKO PENYEBAB Penanganan
1. Koordinasi antarpelaksana KRPLdidaerah kurang lancar
Petani KRPL engganmenanam kembali
- Masing-masing SKPDmenjalankantupoksinya sendiri danbelum terintegrasi
- Pasar tidak mendukung
- Dilakukansosialisasi
- Meningkatkankoordinasi
- Pelaksanaansosialisasidilaksanakanbersama penentukebijakan(Bupati/Walikota,Camat)
35
JADWAL KERJA
No Uraian kegiatanBulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyempurnaan RDHP X
2 Penyusunan/pembahasanperbaikan RODHP X
3 Koordinasi X X
4 Pelaksanaan : X X X X X X X X X X
1. Penerbitan bahaninformasi
2. Display BPTP3. KBI (sayuran, buah,
ayam KUB)4. Demplot M-KRPL5. KBD6. Gelar teknologi, temu
lapang7. Pelatihan/apresiasi8. Ekspose , Sosialisasi
XX
X
XX
X
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XXX
XX
XX
XX
XX
X
XX
XX
XX
XX
XX
XXX
XX
XX
XX
XX
XX
5 Laporan bulanan X X X X X X X X X X X
6 Laporan tengah tahun X
7 Laporan akhir tahun X
36
PEMBIAYAAN
No Jenis Pengeluaran VolumeHargaSatuan
(Rp.000)
Biaya
1. Belanja Bahan- ATK, Komp suplay, dan
pelaporan- Bahan saprodi dan
pendukung KBI- Bahan saprodi dan
pendukung KBD- Konsumsi pertemuan- Bahan informasi, papan
merk, CD
1 tahun1 paket
1 paket
1 tahun
100 OH1 paket
63.970
62.050
176.980
5027.400
335.40063.970
62.050
176.980
5.00027.400
2 Honor Output Kegiatan :- Honor petugas lapang
KBD,KBI- UHL petani , petani KBD
1 Tahun
40 OH400
10035
18.000
4.00014.000
3. Belanja Bahan NonOperasional :- Prosesing benih, analisis
lab1 tahun 1.000
1.000
1.000
4. Belanja Jasa Profesi :Nara sumber, pengarah,evaluator
10 OJ 500 5.000
5. BelanjaPerjalanan/transport dalamkota :- Perjalanan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan- Perjalan pendek
30 OP
50 OH
5000
100
155.000
150.000
5.0006. Belanja Perjalanan lainnya :
- Perjalanan daerah- Perjalanan luar provinsi
1 Tahun420 OH2 OP
1805.000
85.60075.60010.000
Jumlah 600.000
37
No Jenis Pengeluaran RealisasiAnggaran
PersentaseKeuangan
(%)
PersentaseFisik (%)
1. Belanja Bahan- ATK, Komp suplay, dan
pelaporan- Bahan saprodi dan
pendukung KBI- Bahan saprodi dan
pendukung KBD- Konsumsi pertemuan- Bahan informasi, papan
merk, CD
63.970.000
62.047.500
176.980.000
4.998.00027.400.000
100
99,99
100
99,96100
100
100
100
100100
2 Honor Output Kegiatan :- Honor petugas lapang
KBD,KBI- UHL petani , petani KBD
4.000.000
14.000.000
100
100
100
1003. Belanja Bahan Non
Operasional :- Prosesing benih, analisis
lab1.000.000 100 100
4. Belanja Jasa Profesi :Nara sumber, pengarah,evaluator
1.400.000 28 100
5. BelanjaPerjalanan/transport dalamkota :- Perjalanan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan- Perjalan pendek
149.986.212
5.000.000
99,99
100
100
1006. Belanja Perjalanan lainnya :
- Perjalanan daerah- Perjalanan luar provinsi
75.600.0009.990.500
10099,90
100100
Jumlah 596.372.212 99,39 100
38
PERSONALIA
No Penjab Kegiatan/AnggotaPeneliti/Gelar NIP Bidang
KeahlianJenjang
Fungsional
1 Dr. Ir. Umi Pudji Astuti,MP 19610531199003 2 001
EkonomiPertanian
PenyuluhPertanian Madya
2 Dr. Wahyu Wibawa, MP 19690427199803 1 001
Agronomi Peneliti Muda
3 Ir. Ruswendi, MP 19610320198903 1 003
Peternakan PenyuluhpertanianMadya
4 Ir. Eddy Makruf 19561005198803 1 001
Agronomi PenyuluhPertanian Madya
5 Ir. Siswani DD 19600730198903 2 001
Peternakan PenyuluhPertanian Muda
6 Wilda Mikasari, M.Si 19690812199803 2 001
Pascapanen
Peneliti Muda
7 Tri Wahyuni, S.Si 1979060320101 2 003
Analis labor Calon peneliti
8 Bunaiyah Honorita, SP 19890530201101 2 009
Sosek Calon Penyuluh
9 Taupik Rahman, S.Si 1988080820101 1 012
Analis Calon peneliti
10 Johan Syafri, A.Md 19630909199003 1 001
Peternakan Calon Teknisis
11 Robiyanto 19800103200710 1 001
SLTA Teknisi
12 Waluyo, A.Md 19760111200003 1 001
Computer Teknisi
13 Heryan Iswandi 19831010200812 1 001
SLTA Teknisi
14 Sri Hartati. A 19780403200812 2 001
SLTA Administrasi
39
Lampiran 1. Materi Narasumber
1. PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan
terus digarap secara serius. Pemerintah, melalui pernyataan Presiden,
menegaskan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai
dari rumah tangga, sehingga tak ayal setiap rumah tangga memegang peranan
sangat penting dalam mendukung upaya tersebut. Banyak cara yang bisa
ditempuh, namun pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber
pengembangan pangan untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga,
merupakan salah satu pilihan yang sangat menarik dan potensial dikembangkan.
Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta
International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa
ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga
merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah
tangga.
Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan
ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a)
menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih
fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat
guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal
lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan
lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa /sekolah /perguruan
tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011).Upaya
diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut
sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi
40
beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu
diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.
Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang
lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai
pergeseran. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri, sehingga pemerintah
bersama-sama dengan segenap lapisan masyarakat perlu menggerakkan kembali
budaya memanfaatkan dan mengelola lahan pekarangan, tak hanya bagi
masyarakat perdesaan namun juga perkotaan. Komitmen pemerintah untuk
melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu
diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan
pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.
Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman
pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan
dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan
obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun
demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh
karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi
masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang
dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan
yang dikelola oleh keluarga.
Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan
pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi
yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana
yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini
sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan
kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di
perkotaan. Lahan pekarangan merupakan salah satu sumber potensial penyedia
bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi, bila ditata dan
dikelola dengan baik. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi dari
keluarga sendiri, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga,
apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan pekarangan
tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber
41
pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang (Badan Litbang Pertanian, 2012).
Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat tercapai jika dimulai
dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan
salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan
pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)
Kawasan menunjukkan dimensi luas atau wilayah tertentu (komplek
perumahan, dusun, desa, kecamatan) terdiri atas beberapa rumah yang secara
bersama-sama melaksanakan suatu program. Rumah pangan lestari berarti
tempat tinggal bagi keluarga atau rumah tangga yang memanfaatkan
pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal
secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.
Sedangkan lestari adalah keberlanjutan yang didukung oleh adanya kebun bibit
untuk setiap kawasan rumah pangan.
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan suatu kawasan dalam
satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (kampung) yang telah
menerapkan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan menambahkan
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya
(sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta
mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil. Suatu kawasan harus
menentukan komoditas pilihan yang dapat dikembangkan secara komersial.
Untuk menjamin keberlanjutan usaha pemanfaatan pekarangan, kawasan juga
harus dilengkapi dengan kebun benih/bibit yang dikelola oleh masyarakat secara
partisipatif.
Sasaran yang hendak dicapai dalam pengembangan KRPL adalah
berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan
sosial yang bermartabat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara
lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
PRINSIP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)
Ada lima prinsip utama dalam pengembangan KRPL, yaitu :
1. Kemandirian pangan keluarga
42
2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal
3. Konservasi/pelestarian tanaman pangan, ternak, tanaman obat untuk masa
depan
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
5. Kebun bibit
TUJUAN PENGEMBANGAN KRPL
Ada dua tujuan dalam mengembangkan KRPL, yaitu tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang.
Tujuan Jangka Pendek
1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan
lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman
pangan, buah, sayuran, dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan
ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga
menjadi kompos.
2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari
dalam suatu kawasan.
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
Tujuan Jangka Panjang
1. Kemandirian pangan keluarga
2. Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal
3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
PEMBINAAN MENUJU LESTARI
Petugas lapangan dan ketua kelompok ketua kelompok dilibatkan sejak
awal secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Hal ini
sebagian besar dari komunikasi yang baik dengan birokrasi atau tokoh
masyarakat yang berpengaruh. Ketresediaan bibit menjadi faktor yang
menentukan keberlanjutan pengembangan rumah gizi dengan KRPL. Oleh
karena itu perlu dibangun Kebun Bibit dan dikelola secara baik di setiap KRPL.
Pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak
43
dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan
harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.
Konsep lestari minimal memperhatikan 4 aspek :
1. Aspek Pelaku
Tokoh masyarakat dan para pelaksana yang menyadari bahwa hidup
memerlukan pangan bergizi, segar dan menyehatkan, lingkungan hijau dan
hidup produktif.
2. Aspek Pelaksanaan
Juklak atau juknis yang mudah dipahami dan diimplementasikan
Sosialisasi secara berkala agar pelaksana (antara atau akhir) termotivasi
Pendampingan secara berkala sehingga tujuan tercapai sesuai rencana
Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mendapatkan umpan balik
(perbaikan model dan pemecahan teknis lapangan)
3. Aspek Pendukung
Kebun bibit yang terencana dan dikelola dengan baik
Akses terhadap sarana dan pra sarana : air, media tanam, aneka benih,
pupuk, dan pestisida
Aspek kelembagaan seperti pengolahan, lembaga pasar untuk
menampung kelebihan produksi, dan sebagainya
4. Aspek Promosi
Temu lapang secara berkala untuk memotivasi dusun/desa sekitar yang
belum melaksanakan KRPL
Advokasi secara berkala kepada pemangku kepentingan (stakeholder)
tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi tentang manfaat dan
keuntungan ekonomi dari KRPL
INDIKATOR KEBERHASILAN KRPL
1) Peningkatan Pola Pangan Harapan (PPH)
Skor PPH dihitung berdasarkan kelompok makanan yang dikonsumsi,
kemudian diberi skor sesuai dengan panduan penghitungan PPH.
2) Perkembangan jumlah rumah tangga yang melibatkan peran laki-laki dan
perempuan
44
Dalam satu tahun, terjadi peningkatan jumlah RPL dalam satu wilayah
kecamatan. Peningkatan jumlah RPL berdasarkan keinginan dan dorongan
yang tumbuh (partisipasi) dari masyarakat.
3) Perkembangan jumlah dusun, desa, kecamatan, yang mengadopsi prinsipRPL/KRPL
Indikasi keberhasilan KRPL dapat dilihat dari perkembangan wilayah yang
mengadopsi. Misalnya lokasi awal pelaksanaan baru 6 lokasi, setelah satu
tahun perkembangan KRPL lebih dari 12 lokasi.
4) Peningkatan produksi (jenis komoditas, jumlah, dan kualitas)
Salah satu indikasi keberhasilan KRPL adalah terjadi peningkatan jumlah dan
ragam komoditas yang dihasilkan oleh satu kawasan setiap musimnya.5) Pengurangan belanja dapur/penghematan pengeluaran rumah tangga
6) Kemitraan (Pemda,Lembaga/Organisasi)
Perkembangan kemitraan yang dilakukan dari satu KRPL kepada pihak Pemda
atau swasta, dalam hal : pemasok bahan baku (media tumbuh, pupuk,
benih/bibit, pestisida nabati), pemasaran hasil (pihak mana, volume per
satuan waktu), sumber permodalan (pihak mana, volume per satuan waktu).
Peran yang dijalankan oleh masing-masing kelembagaan dalam sistem
agribisnis m-KRPL antara lain :Fungsi
AgribisnisPihak/Organisasi yang Menjalankan
IndividuRumahTangga
KelompokRumahTangga
Pendamping(PPL, PT, LSM,pengembang)
BadanLitbang(BPTP)
Swasta/Pasar
PenyediaanBenih
√ √ √ √
Penyediaanpupuk danobat-obatan
√ √ √
Penyediaanmodal
√ √ √
Penyediaantenaga kerja
√ √
Penyediaanair untukpenyiraman
√
Kegiatanusahatani
√ √
Pengolahanhasilpertanian
√ √ √
Pemasaranhasilpertanian
√ √ √ √
Penyediaan √ √ √ √
45
informasi(teknologi,pasar, dll)
2. TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
PENDAHULUAN
Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya
keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya
lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan
berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap
saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata
dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat
mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya,
untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan
mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi
(produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas).
Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan
ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a)
menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih
fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat
guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal
lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan
lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa /sekolah /perguruan
tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011).Upaya
diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut
sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi
beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu
diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.
Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta
International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa
ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga
46
merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah
tangga.
Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang
lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai
pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan
lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di
pedesaan.
Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.
Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman
pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan
dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan
obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun
demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh
karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi
masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang
dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan
yang dikelola oleh keluarga.
Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan
pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi
yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana
yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini
sebagai salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan
kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di
perkotaan.
Lahan pekarangan merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan
pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi, bila ditata dan
dikelola dengan baik. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi dari
keluarga sendiri, juga berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga,
apabila dirancang dan direncanakan dengan baik. Pemanfaatan pekarangan
tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber
pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang (Badan Litbang Pertanian, 2012).
Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat tercapai jika dimulai
47
dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan
salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan
pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
Persiapan Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur
hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara
tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan
terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya
memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara
dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam
berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin
tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang
diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam
seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu
diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar
tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada
keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
Contoh media tanaman
47
dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan
salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan
pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
Persiapan Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur
hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara
tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan
terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya
memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara
dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam
berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin
tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang
diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam
seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu
diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar
tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada
keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
Contoh media tanaman
47
dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan
salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan
pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN
Persiapan Media Tanam
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur
hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara
tanah, pupuk kandang atau kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1
(ukuran karung, atau gerobag dorong, bukan kilo gram). Setelah semua bahan
terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya
memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara
dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam
berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin
tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang
diperlukan tanaman.
Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam media tanam
seperti polybag, bambu vertikultur hingga penuh. Media tanam di dalam bambu
diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar
tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada
keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.
Contoh media tanaman
48
Media tanam dalam bedengan, dan polybag
Tahapan Budidaya
1. Penyemaian
Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap
menghadap ke timur.
Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam
(1:1:1) yang dimasukkan dalam plastik kecil persemaian ukuran 6 x 10
cm.
Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis
tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau
karung basah.
Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung
dibuka.
Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit disemprot dengan
insektisida berbahan aktif fipronil 50 gr/l, dosis penyemprotan 0,5 ml per
liter
Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
49
Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan
dimusnahkan.
Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah
membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
2. Penyiapan Lahan
Bedengan
o Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah,
meratakan permukaan tanah dan menghilangkan gulma.
o Lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan
lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Cabe, tomat,
terung (50-60 cm) x (40-50 cm).
Polybag
Komposisi media tanam terdiri dari tanah : kompos : sekam dengan
perbandingan 2:2:1.
Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air
tidak tergenang dalam polybag.
Polybag yang dipakai berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang
kemudian media diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram.
Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk
kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.
Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk
kandang/kompos, kemudian diaduk dengan tanah.
Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab
tapi tidak becek).
Dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari
3. Penanaman
o Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk
kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.
o Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk
kandang/kompos, kemudian diaduk dengan tanah.
o Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab
tapi tidak becek).
o Dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
50
o Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4. Pemeliharaan
Ajir ditancapkan dalam polybag disamping tanaman pada jarak 10 cm dari
pangkal batang.
Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk angka “ 8 “ sehingga tidak
menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir
sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : dibawah cabang Y pada
umur 10-15 hst, diatas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu
pembesaran buah 50 – 60 hst.
Penyiraman dilakukan setiap hari.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2
minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
Pemupukan diberikan setiap 2 minggu sekali menggunakan pupuk NPK
dengan perbandingan 10 gr pupuk dilarutkan dalam 10 liter air
Pemupukan dilakukan sampai umur 2,5 bulan.
3. AQUAPONIK
Aquaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang
dihasilkan oleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi
jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya. Teknologi aquaponik
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka pemecahan
keterbatasan air. Disamping itu teknologi aquaponik juga mempunyai
keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan
memperbesar keuntungan para peternak ikan.
Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari
pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti
dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk
masing-masing komoditas dengan memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem
teknologi aquaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan
semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan,
khususnya di lahan yang sempit, aquaponik yang merupakan salah satu teknologi
hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman
sayuran.
51
Secara sederhana Aquaponik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari
aquakultur dan hidroponik. Dari sinilah nama aquaponik berasal. Fokus dalam
Aquakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam
pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan
yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya
menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan ini berbentuk Amonia
yang beracun bagi ikan. Sementara itu, Hidroponik bergantung pada aplikasi
nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini dibuat dari ramuan bahan kimia, garam dan
unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti untuk membentuk
keseimbangan optimal untuk pertumbuhan tanaman.
Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik
menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Aquaponik juga menggunakan tanaman dan
medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam aquaponik
terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.
Membuat Kolam Terpal Aquaponik
Kolam Terpal AquaponikKolam terpal Aquaponik adalah kolam yang terbuat dari terpal. Kolam
terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air. Bahan yang
dibutuhkan hanya terpal, sekam dan batako/bata merah.
Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah:
Panjang terpal = panjang kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm.Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.
Kolam sebaiknya dibuat di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Tanah
52
dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Padatkan tanggul
supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako/bata merah.
Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10
cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau
batako. Kolam siap diisi air.
contoh kolam terpal aquaponik;Kolam terpal aquaponik bisa juga dibuat dengan tanpa melakukaan
penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu
bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara di atas.
Budidaya Ikan
Air adalah kebutuhan utama dan penentu keberhasilan dalam budidaya
ikan. Selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik menghasilkan output
yang baik pula. Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air
adalah kadar oksigen, temperatur, derajat keasaman, kandungan amonia dan
kekeruhan air. Kualitas air yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis ikan.
Seperti lele yang relatif tahan dengan kualitas air yang buruk.
Kadar Oksigen
Kadar oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah diatas 5
ppm. Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang nafsu
makannya dan pertumbuhannya terhenti. Untuk meningkatkan kadar oksigen
dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus.
Temperatur
53
Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada suhu
rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan
terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen.
Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikan stress yang dapat
mengakibatkan kematin.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0.
Meskipun ikan masih dapat bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi
yang dihasilkan rendah. Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan
menggunakan kapur pertanian (CaCO3).
Kekeruhan
Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan
dapat mempengaruhi pernafasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm
baik untuk budidaya ikan.
Kadar Amonia
Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi/ kotoran
ikan. Kadar amonia optimum untuk budidaya ikan adalah dibawah 1,4 ppm. Cara
untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air
sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan hias
dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena
lebih praktis dan menghemat waktu.
Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk kolam.
Sistem Aquaponik1. Sistem Aquaponik Pasang Surut
54
Gambar Aquaponik Pasang Surut (ebb & flow) Sederhana
1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5. media tanam 6.
Penyangga.
Deep Water Culture adalah salah satu metode yang sering digunakan secara
komersial. Air dipompa dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air
dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman
berada permukaan air.
Atau model yang berikut:
2. Model Nutrient Film Technique (NFT)
55
Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman tertentu,
biasanya sayuran berdaun hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi
dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam selokan dalam
bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman diletakkan dalam wadah plastik kecil
yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk
sistem akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur
dalam air menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman.
Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter.
Nitrosomonas mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah
menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini
untuk pertumbuhannya.
Ikan dan Tanaman dalam Aquaponik
Ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik. Ikan menyediakan hampir
semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan
dalam sistem aquaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang
tersedia di pasaran.
Dalam prakteknya, ikan nila merupakan ikan yang paling populer dipilih
untuk proyek komersial dan hobi rumahan. Tapi Barramundi, lele, ikan mas, Ikan
Mas, Koi, Murray Cod, Silver Perch, Jade Perch, Trout juga digunakan juga
Krustasea air tawar seperti Yabby dan Redclaw.
Aquaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponik akan
menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah
yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), Capsicum (peper lonceng), kacang,
kacang polong dan banyak lagi. Wortel dan Bit juga bisa tumbuh. Tanaman yang
tumbuh dalam sistem aquaponik hanya dibatasi oleh jenis sistem aquaponik,
atau lebih tepatnya, jenis media tanam. Media tanam yang diisi kerikil atau
semacamnya, tampaknya menjadi media tanam yang paling berhasil untuk
berbagai jenis tanaman.
Jenis Ikan : Padat Tebar Ikan Mas : 10-200 ekor/m2 Ikan Nila : 100-150 ekor/m2 Ikan Gurame : 5-10 ekor/m2 Ikan Lele : 100-150 ekor/m2
56
Ikan Patin : 10-15 ekor/m2
Wadah Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya mempunyai pembuangan air yang
dapat menyedot kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan
kedalam bak filter misalnya dengan menggunakan ember – ember plastik
ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air
yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan adalah 25% dari
permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang
kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari : batu kerikil atau batu apung
lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali
jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan
menyumbat lubang pengeluaran Sistem Resirkulasi.
Secara ringkasnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal
dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter
yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air
yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan dialirkan
secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring
sampai 80 % oleh tanaman tersebut..jenis tanaman yang sudah dicoba dan
berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai.
Karena media filter tidak menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh
baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap
dipindahkan pada sistem aquaponik dengan jarak tanam :
Jenis Tanaman - Jarak Tanam
Kangkung - 10 cm Cabai - 40 cm Tomat - 40 cm Terong sayur - 40 cm
Sistematika pembuatan aquaponik
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya ikan secara
aquaponik , diantaranya adalah :
57
Kolam Terpal, untuk wadah budidaya, ukurannya disesuaikan dengan luas
area yang mungkin digunakan, dalam sistem aquaponik ini digunakan
kolam berukuran 3 x 4 m,
Pipa, untuk jalur sirkulasi air, ukurannya disesuaikan dengan luas area
yang mungkin digunakan, dalam sistem aquaponik ini pipa yang
digunakan sebanyak 8 buah dengan panjangnya masing-masing 4 m.
Paralon 2.5 in ukurannya disesuaikan dengan banyaknya pot yang
digunakan, dalam sistem aquaponik ini mengunakan pipa sebanyak 4
batang.
Pipa Keni sistem L, untuk sambungan antar pipa, digunakan sebanyak 18
buah.
Dop, untuk menyambungkan pipa, dalam sistem aquaponik ini
menggunakan sebanyak 8 buah.
Ember plastik atau pot, untuk wadah tanaman konsumsi, banyaknya
disesuaikan dengan ukuran bak dan keinginan, dalam sistem akuaponik
ini menggunakan 36 ember.
Aerator, untuk sumber oksigen ikan.
Benih ikan, sebagai objek budidaya, ikan yang digunakan beragam, dalam
sistem aquaponik ini menggunakan ikan mas dan ikan nila, kepadatannya
sendiri disesuaikan dengan ukuran bak, dalam sistem akuaponik ini
dilakukan penebaran sebanyak 200 ekor ikan nila dan ikan mas.
Bibit tanaman konsumsi, sebagai objek budidaya tanaman, jenisnya
beragam, namun dalam sistem akuaponik ini menggunakan tanaman
kangkung.
Arang, sebagai media hidup tanaman dan filter air, banyaknya
disesuaikan dengan jumlah tanaman yang ditanam, dalam sistem
aquaponik ini sebanyak 2 karung ukuran 25 kg.
Langkah-langkah pembuatan sistem budidaya ikan secara aquaponik,
diantaranya adalah :
Pembuatan bak beton dan tendon.
Pemasangan pompa.
pemasangan ember yang sebelumnya diisi batu, ijuk, arang, batu koral
dan bibit tanaman, pemasangan diletakkan diatas batako.
Pemasangan pipa sirkulasi air, yang terdiri dari dua bagian :
58
1. Pipa yang berada di atas tanaman, yang merupakan pipa yang berisi
air hisapan dari kolam yang akan dialirkan ke tanaman,
2. Pipa di bawah tanaman, merupakan pipa berisi air dari tanaman yang
kemudian dialirkan ke tandon sebelum mengalir kembali ke kolam,
Pemasangan selang diantara tanaman dan pipa bawah
Resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu,
Penebaran ikan.
Susunan media aquaponik
Media aquaponik terdiri dari batu sebagai lapisan bawah, ijuk, arang dan lapisan
atas zeolite/ batu apung/batu koral atau bisa menggunakaPn sekam bakar atau
akar pakis media diharapkan bisa menyaring air.
Rincian Biaya Pembuatan Kolam 3 x 4m
59
4. PONIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN
A. Pendahuluan
Bumi telah cukup lama menikmati kondisi cuaca yang baik, namun
demikian saat ini semua itu telah berubah. Jumlah air tanah yang melimpah di
setiap tempat saat ini telah tercemari tanpa dapat diperbaiki secara cepat.
Kondisi sistem tata surya juga memasuki era baru yang akan sangat
mempengaruhi kehidupan di bumi. Akibatnya kita mengahadapi berbagai
permasalahan produksi tanaman terutama produksi tanaman di lahan terbuka
(open field). Dalam sejarah peradaban manusia, ketika pemerintah tidak dapat
lagi menyediakan pangan untuk rakyatnya, maka akan terjadi perubahan yang
sangat nyata pada bidang sosial, ekonomi, dan politik. Bila kita melihat data
dokumen perubahan cuaca dan lingkungan yang terjadi akanterlihat betapa
No Nama Barang Jumlah Harga (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
1 Aerator 1 350,000 350,0002 Pipa PVC 2.5 8 9,000 72,0003 Kran 2.5 34 9,000 306,0004 Sokdrat luar 2.5 34 3,000 102,0005 Sokdrat dalam 2.5 34 3,000 102,0006 T drat 34 3,000 102,0007 L drat 9 3,000 27,0008 Ember besar 34 12,000 408,0009 Terpal 5x6 1 450,000 450,00010 Kayu 4x6 13 21,000 273,00011 Batako 100 4,000 400,00012 Paku campur 2", 4" , 5" 2 18,000 36,00013 Ijuk (ikatan) 2 25,000 50,00014 Arang (karungan) 1 35,000 35,00015 Kabel listrik 10 5,000 50,00016 Koral (kubik) 1 300,000 300,00017 Upah (HOK) 8 75,000 600,000
Jumlah 3,663,000
RINCIAN BIAYA PEMBUATAN KOLAM 3 x 4 m
60
kritisnya kondisi sistem produksi pangan dan ketersediaan pangan dunia. Usaha-
usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah perlunya memperluas
sistem produksi tanaman dalam lingkungan terkendali yang senantiasa dapat
menyelamatkan sumberdaya air. Pola cuca saat ini telah berubah, apa yang kita
lihat saat ini adalah adanya musim hujan yang sangat ekstrim basah dan musing
kering yang sangat ekstrim kering. Menurut dua ahli meteorologi Benard dan
Goodavage, kita saat ini berada pada kondisi cuaca yang kritis dan diramalkan
akan semakin memburuk, menurut mereka perubahan dalam pola jetstream
akan mempengaruhi pola perubahan temperatur dan curah hujan dan akan
mempengaruhi kondisi pertanian di seluruh dunia. Beberapa teori menyebutkan
bahwa perubahanan pola jetstream terjadi akibat perubahan cuaca dunia.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa hal tersebut berhubungan dengan
tingginya karbondioksida dan gas lain yang terlepas ke udara akibat pembakaran
minyak yang berasal dari fosil. Beberapa dari polutan ini menyebabkan
meningkatnya suhu udara yag lebh dikenal dengan “Greenhouse Effect” (Efek
rumah kaca).
Sebagai solusi permasalahan yang begitu besar di atas, manusia secara
kreatif telahtelah mengembangkan berbagai teknologi untuk memproduksi
tanaman sayuran, buah, dan tanaman hias tanpa menggunakan tanah dengan
jumlah air yang sedikit. Tanaman juga dapat dibudiayakan di dalam lingkungan
terkendali, sehingga secara efisien dapat memanfaatkan pupuk yang mahal
harganya dan beberapa sumberdaya yang terbatas ketersediannya. Teknologi ini
dikenal dengan nama Hidroponik. Pada budidaya tanaman dengan sistem
hidroponik, pemberian air dan pupuk memungkinkan dilaksanakan secara
bersamaan. Manajemen pemupukan (fertilization) dapat dilaksanakan secara
terintegrasi dengan manajemen irigasi (irrigation) yang selanjutnya disebut
fertigasi (fertilization and irrigation). Dalam sistem hidroponik, pengelolaan air
dan hara difokuskan terhadap cara pemberian yang optimal sesuai dengan
kebutuhan tanaman, umur tanaman dan kondisi lingkungan sehingga tercapai
61
hasil yang maksimum. Di bagian ini akan bibahas aspek utama dalam budidaya
tanaman tanpa tanah.
B. PERKEMBANGAN HIDROPONIK
Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak
pertama kali dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan
penemuan unsur-unsur hara essensial yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Penelitian tentang unsur-unsur penyusun tanaman ini telah dimulai
pada tahun 1600-an. Akan tetapi budidaya tanaman tanpa tanah ini telah
dipraktekkan lebih awal dari tahun tersebut, terbukti dengan adanya taman
gantung (Hanging Gardens) di Babylon, taman terapung (Floating Gardens) dari
suku Aztecs, Mexico dan Cina (Resh, 1998). Istilah hidroponik yang berasal dari
bahasa Latin yang berarti hydro (air) dan ponos(kerja). Istilah hidroponik
pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of California pada
awal tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala
komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hydroponics. Selanjutnya
hidroponik di definisikan secara ilmiah sebagai suatu cara budidaya
tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi menggunakan media
inert seperti gravel, pasir, peat, vermikulit, pumice atau sawdust, yang
diberikan larutan hara yang mengandung semua elemen essensial yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal
tanaman(Resh, 1998). Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional, yaitu
pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan
kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama penyakit
karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif,
dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan dapat
diterapkan pada lahan yang sempit (Harris, 1988).
Hidroponik, menurut Savage (1985), berdasarkan sistem irigasisnya
dikelompokkan menjadi: (1) Sistem terbuka dimana larutan hara tidak digunakan
kembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes drip
irrigation atau trickle irrigation, (2) Sistem tertutup, dimana larutan hara
dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi. Sedangkan berdasarkan
62
penggunaan media atau substrat dapat dikelompokkan menjadi (1) Substrate
System dan (2) Bare Root System.
1. Substrate System, Substrate system atau sistem substrat adalah sistem
idroponik yang menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Sitem ini meliputi:
a.) Sand Culture Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman
dalam media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial
pertama kali dilakukan dengan menggunakan bedengan pasir yang dipasang pipa
irigasi tetes. Saat ini „Sand Culture’ dikembangan menjadi teknologi yang lebih
menarik, terutama di negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat
dengang membangun sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup
dengan pasir yang akhirnyamenjadi media tanam yang permanen. Selanjutnya
tanaman ditanam langsung dipasir tanpa dan secara individual diberi irigasi tetes.
b). Gravel Culture Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik
menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman.
Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang
sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara periodik diisi dengan larutan
hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman
ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun
saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti dengan
sistem yang lebih murah dan lebih efisien.
c.) Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah
dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besarsal
dari bahan batu Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair,
kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti membuat aromanis sehingga
menjadi benang-benang yang kemudian dipadatkan seperti kain „wool‟ yang
terbuat dari „rock‟. Rockwooll biasanya dibungkus dengan plastik. Rockwool ini
juga populer dalam sistem Bag culture sebagai media tanam. Rockwool juga
banyak dimanfaatkan untuk produksi bibit tanaman sayuran dan dan tanaman
hias.
d).Bag Culture Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan
kantong plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam. Berbagai media tanam
dapat dipakai seperti : serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit, perlit, dan arang
63
sekam. Irigasi tetes biasanya diganakan dalam sistem ini. Sistem bag culture ini
disarankan digunakan bagi pemula dalam mempelajari teknologi hidroponik,
sebab sistem ini tidak beresiko tinggi dalam budidaya tanaman.
2. Bare Root System ,sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang
tidak menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman,
meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem ini meliputi:
a.) Deep Flowing System Dee Flowing System adalah sistem hidroponik tanpa
media, berupa kolam atau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan
larutan hara dan diberi aerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray
(flat tray) yang terbuat dari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan
perakaran berkembang di dalam larutan hara.
b.)Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) adalah hasil modifikasi dari
Deep Flowing System yang dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan
utama adalah dalam THST tidak digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif
lebih effisien dalam penggunaan energi listrik. Pembahasan ditail dari THST
disajikan dalam sub bab Kultur Air.
c. ) Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namun
menggunakan kabut larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan pada
zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan menggantung di udara
dalam kondisi gelap, dan secara periodik disemprotkan larutan hara. Teknologi
ini memerlukan ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik yang lebih
besar.
d. Nutrient Film Tecnics (NFT) adalah sistem hidroponik tanpa media tanam.
Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang memanjang.
Persemaian biasanya dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus plastik.
Sistem NFT pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper.
Sirkulasi larutan hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktu
tertentu. Hal ini dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang
‘aqueous’ dan ‘gaseous’ yang dapat meningkatkan serapan hara tanaman.
e.) Mixed System Ein-Gedi System disebut juga Mixed system adalan teknologi
hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dandeep flow technics.Bagian atas
perakaran tanaman terbenam pada kabut hara yang disemprotkan, sedangkan
bagian bawah perakaran terendam dalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari
64
pad aeroponics sebab bila terjadi listrik padam tanaman masih bisa mendapatkan
hara dari larutan hara di bawah area kabut.
Cara Menanam Tanaman Hidroponik Sederhana
Salah satu cara untuk mendapatkan sayuran segar tanpa pestisida adalah
dengan menanam sendiri sayuran. Yang jadi masalah adalah tidak semua
orang mempunyai lahan untuk menanam sayuran. Oleh karena itu ada cara
dimana anda bisa menanam sayuran dengan memanfaatkan air sebagai
media pengganti tanahnya atau yang disebut juga dengan hidroponik.
Bagi yang mempunyai hobi berkebun, cara hidroponik ini dapat
menghilangkan stress. Tapi bagaimana ya cara membuat tanaman
hidroponik? Jangan khawatir, pada artikel ini akan dibahas cara menanam
hidroponik sehingga hasilnya bisa dikonsumsi oleh keluarga.
Sesuai namanya, hidroponik adalah cara bertanam menggunakan media air
sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana,
hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang
diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti
nutrisi, pengendalian hama, dan pencahayaan lebih mudah dikelola.
Hidroponik tidak memerlukan pemakaian herbisida dan pestisida beracun
sehingga lebih ramah lingkungan dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih
sehat. Bertanam dengan hidroponik akan menghasilkan tanaman berkualitas
baik dan bebas kimia. yang pastinya sehat buat kita semua dan anak-anak.
Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat
dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan
untuk ini adalah karena tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan
dari air yang kaya nutrisi. Kondisi ini juga membuat tanaman tidak perlu akar
besar untuk mencari nutrisi. Dan karena energi yang diperlukan untuk
pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari
tanaman.
Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih. Hidroponik juga ramah
lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara
konvensional. Ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama
sekali.
Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara paling sederhana:
65
Alat:
1. Botol plastik air mineral bekas,
2. Gelas plastik bekas air mineral,
3. Jerigen plastik bekas minyak goreng,
4. Kain untuk sumbu (kain panel lebih bagus)
5. Nutrisi hidroponik.
6. Media tanam (rocwool, arang sekam, kerikil, pasir malang, pecahan
bata merah). Pilih yang paling mudah didapat.
Kita bisa melihat betapa sederhananya bahan yang dibutuhkan. Bahkan
kebanyakan besar dari barang bekas. Jadi menanam model hidroponik
sederhana ini selain kita bisa mendapatkan tanaman sayuran yang sehat dan
subur, kita juga bisa memanfaatkan barang barang bekas. Sehingga botol
bekas, jerigen bekas dan gelas plastik bekas yang mestinya dibuang dan
menjadi limbah ternyata masih bisa diambil manfaatnya.
Langkah-langkah cara membuat tanaman hidroponik Hidroponik Wick dengan botol bekas :
1. Potong botol menjadi 2 bagian. (atas dan bawah)
66
2. Lubangi bagian atas (daerah leher botol) untuk pemasangan sumbu
dan aliran udara
3. Pasang sumbu pada bagian bawah botol
4. Masukkan bagian atas botol ke bagian bawah botol dengan caradibalik.
67
5. Isi bagian atas botol dengan media tanam (bisa rockwool, spon, sekam
bakar atau pecahan bata merah). Pilih saja mana yang paling mudah
didapat. Karena fungsi media ini hanya untuk pijakan akar agar tidak
rebah.
6. Tanam bibit atau taburkan 2-3 biji bibit tanaman ke dalam mediatanam.
7. Siram dengan larutan nutrisi hidroponik.
8. Simpan di tempat yang tidak terkena hujan tetapi masih bisa mendapat
sinar matahari.
Membuat Larutan Nutrisi HidroponikBahan:
Pupuk Urea…………………………………………….1000 gr.
Pupuk KCL …………………………………………… 1000 gr.
Pupuk NPK …………………………………………… 1000 gr.
Pupuk daun Gandasil ( Growmore ) ……………. 50 gr.
Peralatan:
Ember bervolume 20 Liter.
Drum plastik bervolume 100 liter
Timbangan digital
Alat pengaduk
Air sumur, air sungai,
68
Air PAM tidak diperkenankan kecuali yang sudah diendapkan selama 7 –
10 hari.
Cara membuat:
Masukkan semua bahan yang telah ditimbang ke dalam ember volume 20
liter.
Tuangkan air sumur sebanyak 20 ltr ke dalam ember tersebut sedikit
demi sedikit sambil diaduk – aduk lanjutkan pengadukan hingga air
mencapai volume 20 liter dan tidak ada lagi pupuk yang masih
mengkristal (tidak ada endapan)
Tuangkan larutan pekatan tadi ke dalam bak penampungan volume 100
liter.
Kucurkan air sumur kedalam bak penampungan sambil diaduk – aduk
hingga penuh (mencapai volume 100 liter).
Larutan Nutrisi siap digunakan.
69
C. PENUTUP
Beberapa hal yang harus dipertimbangankan dalam pengembangan
teknologi budidaya tanaman secara hidroponik di Indonesia adalah:
Sistem yang dibagunag harus sederhana dan tidak rumit
Sistem yang dibangun harus murah
Sistem yang dibangun harus melibatkan bahan-bahan yang ramah
lingkungan
Komponen bahan dan alat yang digunakan mudah di dapatkan
Sistem tidak tergantung terhadap energi listrik
Digunakan komoditas yang bernilai komersial yang tinggi.
70
Dengan demikian maka pengusahaan budidaya tanaman secaa hidroponik
akan dapat memberikan margin keuntungan yang tinggi dan layak untuk
dikembangka hidroponik.
Sumber:Dr. Ir. Anas D. Susila, MSi, 2013, sistem hidroponik, modul v bahan ajar mata
kuliah dasar dasar hortikultura. departemen agronomi dan hortukulturafakultas pertanian institut pertanian bogor
http://ustmyhobby.wordpress.com/2014/02/19/cara-menanam-tanaman-hidroponik- sederhana/ uploads/24/05/214.
71
Lampiran 2. Materi Pelatihan
1. PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI UNTUK MEMPERTAHANKANKESEHATAN SAYURAN PEKARANGAN
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif
sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-
buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan
pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat : memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga.
Pada pelaksanaannya, ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah
adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT merupakan salah satu faktor
pembatas penting dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di
semua tahap pengelolaan agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di
pertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak
asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti ulat daun kubis, lalat pengorok daun,
kutu daun, penyakit hawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit bengkak akar,
nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi.
Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani
menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang
sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida
bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat.
Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat
memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia lainnya adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
72
Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia,
dianjurkan untuk menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati adalah
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang
sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat
mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila
dibandingkan dengan pestisida kimia.
pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan dengan mekanisme kerja yang unik terhadap hama sasaran.
Kata “unik” ini merujuk pada sebuah efek yang tidak berarti harus membunuh
hama sasaran. Unik bisa berarti mengusir, memperangkap, menghambat
perkembangan serangga/hama, mengganggu proses cerna, mengurangi nafsu
makan, bersifat sebagai penolak, bahkan memandulkan hama sasaran.
Keunggulan Pestisida nabati adalah :
• murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
• relatif aman terhadap lingkungan
• menyebabkan keracunan pada tanaman
• sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
• kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
1. merusak perkembangan telur, larva dan pupa
2. menghambat pergantian kulit
3. mengganggu komunikasi serangga
4. menyebabkan serangga menolak makan
5. menghambat reproduksi serangga betina
6. mengurangi nafsu makan
7. memblokir kemampuan makan serangga
8. mengusir serangga
9. menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot
(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Supaya penyemprotan
pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke
73
bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang
kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang
kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama
seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah
terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan
pengendalian.
1. Bawang ( Allium cepa)
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Aliaceae
Warga : Allium
Jenis : Allium cepa L.
Deskripsi:
Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah
keputih- putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50
cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan
makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi
lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis. Daun majemuk, bentuk bongkol,
bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari
putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk
bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga
Segi tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih
Kandungan kimia :
Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin,
lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin
Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi lapis.
74
Cara kerja :1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent)
Khasiat lain :
Bawang merah dapat digunakan untuk obet demam pada anak, perut kembung,
muntah-muntah, masuk angin, kerokan, batuk, disentri, hipertensi, diabetes,
kutu air/kakirangen, bisul/luka, payudara bengkak /mastitis, melancarkan air seni
pada anak disertai demam dan sariawan.
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat CaraPembuatan
CaraPenggunaan
OPT Sasaran
Ekstrak bawangmerah85 g bawangmerah50 ml minyaksayur10 mldeterjen/sabun950 ml airAlat penyaringBotol
Tumbuk halusbawang merahkemudiancampurkandengan minyaksayur. Biarkanselama 24 jam.Tambahkan airdan sabun. Adukhingga rata.
Campurkan larutandengan air denganperbandingan 1 :19atau 50 ml larutandengan 950 ml air.Kocok sebelumdigunakan.Semprotkanke seluruh bagiantanaman yangterserang padapagihari
Kutu kebul
Ekstrak bawangmerah1 kg bawangmerah1 liter airPanciEmberAlat penyaring
Didihkan air dalampanci, hancurkanbawang merahdan masukkan kedalam airmendidih. Biarkanselama 24 jamdan kemudiandisaring
Tambahkan 1 literlarutan dengan 10liter air.Semprotkanke seluruh bagiantanaman yangterserang padapagiatau sore hari.
Semut, tungaudantrips
Ekstrak bawangmerah50 g bawangmerah1 liter airEmberAlat penyaring
Hancurkanbawang merahtambahkan air.Aduk sampai ratadan kemudiandisaring
Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPTpadapagi atau sore hari
Alternaria,antraknos,Fusarium,busuk daun
75
2. Bawang putih (Allium sativum L)Klasifikasi :Superdivisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaSubkelas : LillidaeOrdo : LilialesFamili : LiliaceaeGenus : Allium L.Spesies : Allium sativum L.Deskripsi:Herba, semusim, tinggi 50-60 cm. Berakar serabut kecil berjumlah banyak.
Batang semu, beralur, hijau. Daun tunggal, berupa reset akar bentuk lanset,
tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar ± 1,5 cm, menebal dan
berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang
dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, berwarna hijau. Bunga memiliki 3
daun kelopak, dan 3 daun mahkota serta 6 benang sari. Buah tidak berdaging.
Biji berbentuk kecil dan berwarna hitam.
Kandungan kimia :
Senyawa kimia yang terkandung dalam bawang putih antara lain tanin, minyak
atsiri, dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tanaman, umbi, daun dan
bunga
Cara Kerja :
1. Penolak (repellent )
2. Bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik
Khasiat lain :
Bawang merah berguna juga untuk obat hipertensi, asma, batuk, masuk angin,
sakit kepala, sakit kuning; sesak nafas, busung air, ambeien, sembelit, luka
memar, abses; luka benda tajam, digigit serangga, cacingan, sulit tidur
(insomnia).
76
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat Cara Pembuatan Cara Penggunaan OPTSasaran
Ekstrak bawangputih85 gram bawangputih50 ml minyak sayur10 mldeterjen/sabun950 ml airAlat penyaringBotol
Campurkanbawang putih yangtelah dihaluskandengan minyaksayur. Biarkanselama 24 jam.Tambahkan airdan sabun. Adukhingga rata.Simpan dalambotol paling lama 3hari.
Campurkan larutandengan air denganperbandingan 1 : 19atau 50 ml larutandengan 950 ml air.Kocok sebelumdigunakan.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPT padapagi hari
Ulat, hamapengisap,nematoda,bakteri,antraknos,embuntepung
Ekstrak bawangputih2 siung bawangputih10 mlDeterjen/sabun4 cangkir airAlatpenumbuk/blenderAlat penyaringBotol
Hancurkan bawangputih, rendamdalam air selama24 jam.Tambahkan air dansabun. Saring.Masukkan dalambotol
Tambahkan larutandengan air denganperbandingan 1 : 9air. Kocok sebelumdigunakan.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang pada pagihari
Cendawan
Ekstrak minyakbawang putih100 grambawang putih2 sendok makanminyak sayur10.5 liter air10 mldeterjen/sabun
Hancurkan bawangputih. Rendamdalam minyaksayur selama 24jam. Tambahkan½ liter air dandeterjen. Adukhingga rata.Saring
Tambahkan 10 literair kedalam larutan.Aduk hingga merata.Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang OPT padapagi hari
Hama kubis,belalang dankutudaun
Minyak bawangputih50 ml minyakbawang putih950 ml air1 ml deterjen/sabun
Tambahkan sabunke dalam minyakbawang putih.Aduk hingga rata.Tambahkan air.Aduk
Semprotkan keseluruh bagiantanaman yangterserang pada pagiatau sore hari
Ulat buahtomatUlatpenggerekumbikentangWereng padiNematoda
77
2. PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA
PENDAHULUAN
Usaha budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang menjadi pilihan
banyak petani ikan. Permintaan akan konsumsi ikan air tawar selalu meningkat
setiap tahun. Ikan air tawar yang permintaannya diantaranya ikan lele, mas dan
nila. Hal ini menjadi daya tarik untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar.
Pilihan dari budidaya air tawar diantaranya pada usaha perbibitan dan
pembesaran ikan dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen. Usaha
budidaya ikan air tawar telah mampu menjadi tumpuan hidup banyak
masyarakat karena memberikan keuntungan yang tinggi sehingga bukan lagi
menjadi usaha sampingan tetapi menjadi usaha pokok.
Pakan merupakan unsur penting dalam menunjang pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan. Usaha pengembangan budidaya perikanan khususnya
pada ikan nila, mas dan lele sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang
cukup dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung produksi yang lebih
maksimal. Dalam budidaya ikan faktor pakan merupakan komponen biaya
terbesar, sekitar 60 – 70% biaya untuk budidaya pembesaran ikan berasal dari
pakan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efesiesn salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi adalah dengan penyediaan pakan berkualitas baik
dan murah dari segi ekonomi maupun kualitasnya.
Beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan dimasa yang
akan datang dan meningkatnya harga pakan serta bahan baku pembuat pakan
akibat pesatnya perkebangan budidaya ikan di masyarakat maka petani ikan
perlu ada upaya untuk membuat pakan sendiri dengan memanfaatkan potensi
yang ada di sekitar lokasi usaha sehingga pakan yang diberikan ikan menjadi
murah dan biaya produksi menurun. Pakan buatan bagi ikan dapat diartikan
sebagai pakan yang dibuat dalam skala industry dengan komposisi nutrisi dan
gizi sesuai dengan kebutuhan ikan dan diberikan untuk menyuplai makanan pada
kolam dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya yang telah menipis atau
habis sama sekali. Perlu dilirik beberapa alternatif yang dapat dijadikan bahan
baku pakan ikan seperti beberapa bahan limbah yang masih memiliki sumber
78
protein hewani yang tinggi sehingga tidak menutup kemungkinan bagi petani
ikan untuk memproduksi pakan buatan sendiri yang mememiliki nilai ekonomis
dan tingkat kualitas yang baik sehingga dapat menekan biaya produksi dan
keuntungan pun dapat di tingkatkan.
Nutrien pakan ikan
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan
baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek
kebutuhan gizi pada ikan adalah sama dengan makhluk hidup lain, yaitu :
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses
fisiologi dan biokimia selama hidupnya. Pakan untuk benih ikan harus
mengandung gizi yang lebih tinggi sekitar 50% sedangkan nutrisi pakan yang
baik untuk pembesaran ikan lele pada umumnya berkisar antara 25-35% protein.
4-18% lemak dan 10-20% karbohidrat
Sumber Karbohidrat :
Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain
berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga dapat menjadi bahan perekat.
Contoh sumber karbohidrat antara lain dedak halus; dapat diperoleh dari
mesin penggilingan padi atau dibeli di poultry shop. Tepung jagung, dapat juga
digunakan jagung giling yang tidak terlalu halus selain sebagai sumber
karbohidrat tepung jagung ini juga mengandung protein nabati. Harga tepung
jagung memang cukup mahal jadi bias juga dicari alternative lain seperti tepung
sagu.
Sumber Protein :
Nutrien yang paling penting untuk menunjang pertumbuhan ikan adalah
kandungan protein. Sumber protein pakan antara lain tepung ikan, tepung
kedelai, tepung cacing dan lain-lain.
79
Sumber Mineral :
Mineral memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang
ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan
mikromineral. Makromineral ada dalam konsentrasi tinggi dalam tubuh ikand
iantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K),
klorida (CI), Dan sulfur (S). Sedangkan Mikormineral antara lain adalah besi (Fe),
seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni), fluor
(F), krom (Cr), silikon (Si), selenium (Se). Contohnya mineral yang bisa diperoleh
di poultry shop
Sumber Vitamin :
Vitamin merupakan zat organik yang di butuhkan ikan dalam jumlahkecil,
namun perannya sangat vital, Peranya untuk mempertahankan kondisi dan daya
tahan tubuh. Vitamin pada umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan. Jadi
haruslah dipenuhi dari luar atau pakan kebutuhan vitamin akan menurun seiring
dengan pertumbuhan besar ikan. Contohnya minyak ikan yang bisa diperoleh di
poultry shop. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan dan Vitamin C untuk
menambah nafsu makan.
CONTOH MEMBUAT PAKAN IKAN
Bahan :
1. Tepung ikan 38 kg.
2. Tepung kedelai 10 kg .
3. Tepung jagung 25 kg .
4. Dedak halus 15 kg.
5. Tepung tapioka 10 kg.
6. Minyak ikan 1 kg.
7. Mineral 1 kg.
Cara membuat :
1. Timbang bahan baku yang digunakan.
2. Campurkan bahan baku di lantai menggunakan skop, supaya tercampur
rata beri air secukupnya.
80
3. Masukkan bahan yang telah tercampur dalam mesin pencetak pelet.
4. Keringkan dengan cara dioven atau dijemur kurang lebih 5 – 6 jam
dengan sinar matahari sampai kering.
5. Kemas pelet-pelet tersebut dengan menggunakan karung plastik
berukuran 30 kg.
Kandungan nitrien :
KANDUNGAN FORMULA
PK (%)
LEMAK
(%) KOMPOSISI (%) PK (%)
LEMAK
(%)
TEPUNG IKAN 52 10 38 19,76 3,8
TEPUNG
KEDELAI 45 3 10 4,5 0,3
TEPUNG
JAGUNG 8,6 3,6 25 2,15 0,9
DEDAK HALUS 11 16 15 1,65 2,4
TEPUNG
TAPIOKA 2,6 2,6 10 0,26 0,26
MINYAK IKAN 0 0 1 0 0
MINERAL 0 0 1 0 0
100 28,32 7,66
Jenis pellet :
1. Pellet terapung
Pellet terapung merupakan pellet yang dibuat untuk bisa terapung diatas
air kolam. Untuk bisa terapung di atas air kolam, maka pellet dibuat
ringan dengan membuat kadar air rendah (10-15%). Kelebihan pellet ini
dapat disimpan lama karena sangat kering.
2. Pellet tenggelam
Pellet tenggelam merupakan pellet yang dibuat untuk tenggelam di
bawah air kolam. Untuk bisa tenggelamdi bawah air kolam, maka pellet
dibuat berat dengan membuat kadar air tinggi (20%). kekurangan pellet
ini tidak dapat disimpan lama karena mengandung air yang tinggi.
81
PAKAN IKAN ALTERNATIF
Pakan alternatif adalah pakan buatan yang dibuat dengan berbagai
bahan-bahan alternatif yang ada disekitar wilayah kegiatan budidaya ikan
dikembangkan, dan cara pembuatan pakan yang menggunakan peralatan serta
teknik yang sederhana.
Meskipun konsepnya murah dan sederhana namun bukan berarti
pembuataannya tidak memperhitungkan nilai gizi yang dikandung oleh bahan-
bahan limbah yang akan dijadikan sebagai bahan baku nantinya, karena bahan
penyusun pakan harus memenuhi kebutuhan kandungan nutrisi yang kaya
protein dan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Beberapa jenis pakan alternatif diantaranya :
1. Maggot
2. Bekicot
3. Ikan Rucah
4. Cacing
5. Azzola
Cara membuat maggot :
1. Masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember
2. Tambahkan air bersih lalu aduk hingga rata.
3. Tambahkan ikan asin dan kotoran ayam .
4. Tutup permukaanya dengan daun pisang kering agar lalat black soldier fly
mau bertelur.
5. Tempatkan ember ditempat teduh yang terlindung dari air hujan.
82
6. Kira-kira selama 3 minggu atau kurang lebih, belatung telah siap di
panen.
7. Caranya, campurkan air pada media kultur, kemudan saring untuk
memisahkan media kultur dari belatung.
8. Belatung siap di berikan sebagai pakan lele.
9. Bahan baku media kultur sebanyak 100 kg, akan menghasilkanbelatung
60 kg.
10. Belatung segar jangan disimpan terlalu lama, karena bisa berubahmenjadi
Lalat.
Membuat tepung keong mas :
1. Keong mas dibersihkan.
2. Keong mas direbus dan dikeluarkan isinya
3. Dijemur di bawah sinar matahari.
4. Diiris kecing-kecil.
5. Dibuat tepung dengan menggunakan penggiling tepung.
6. Tepung keong mas ditimbang dan siap digunakan.
83
Membuat tepung ikan rucah:
1. Ikan rucah dibersihkan.
2. Ikan rucah direbus.
3. Dijemur di bawah sinar matahari.
4. Dibuat tepung dengan menggunakan penggiling tepung.
5. Tepung ikan rucah ditimbang dan siap digunakan.
Membuat tepung cacing :
1. Cacing segar dipisahkan dari medianya.
2. Cacing segar dicuci, dibilas dg air bersih, lalu ditimbang.
3. Cacing segar dijemur pada panas matahari (diatas seng) selama 24 jam
(suhu udara 32 - 35°C).
4. Cacing yang sudah kering kemudian dibuat tepung dengan menggunakan
penggiling tepung.
5. Tepung cacing ditimbang dan siap digunakan.
84
AZZOLA
Salah satu pakan alami ikan yang saat ini mulai banyak dilirik oleh para
pembudidaya ikan adalah Azolla Microphylla. Merupakan tumbuhan paku air
sejenis kiyambang, tapi azolla memiliki keistimewaan dibanding dengan jenis
tumbuhan paku yang lain. Azolla memiliki pertumbuhan yang termasuk cepat
sehingga sangat baik untuk dibudidayakan sebagai pakan ikan. Yang sangat
penting dari azolla adalah kandungan protein nya cukup besar yakni sekitar 25 -
35% berat kering.
Azolla sudah banyak digunakan sebagai pakan alami ikan nila dan lele.
Ikan nila sangat suka memakan azolla dalam keadaan segar yang terapung di
kolam. Selain pakan ikan, azolla juga digunakan sebagai pupuk hidup di
persawahan. Hal ini karena azolla dapat membantu penyerapan Nitrogen dari
udara dan melepaskannya ke tanah, sehingga tanah persawahan yang ditutupi
azolla kaya dengan kandungan Nitrogen.Azolla digunakan sebagai pupuk hidup
dan organik pada persawahan sudah berabad abad diterapkan di negara China
dan Vietnam.
85
NAFSU MAKAN IKAN MENINGKAT
Untuk meningkatkan safsu makan ikan, maka kita bisa memanfaatkan
berbagai tumbuhan di sekitar kita, salah satunya adalah temulawak. Berikut ini
salah satu formula yang bisa dibeikan pada ikan.
Bahan :
1. 0.2 kg temulawak,
2. 0,25 kg air (di usahakan air hangat) dengan keadaan hangat sari
temulawak akan terangkat secara maksimaL)
3. 1 kg pakan / pelet.
Pembuatan :
1. Parut temulawak
2. Campur dengan air hangat 0.25
3. Peras dan saring parutan temulawak
4. Campurkan air perasan temulawak tadi dengan pellet sebanyak 1 kg.
5. Diamkan selama 10 menit.
86
Lampiran 3. Dokumentasi
Pelatihan pembuatan pestisida nabatidi Kabupaten Seluma
Pelatihan pembuatan pestisida nabatidi Kabupaten Seluma
Demplot di Kabupaten Seluma Demplot di Kabupaten Seluma
Demplot di Kabupaten Bengkulu Utara KBD di Kabupaten Bengkulu Utara
87
Pendampingan di Desa BukitKabupaten Bengkulu Tengah
Demplot di Desa Bukit KabupatenBengkulu Tengah
Demplot di Kota Bengkulu KBD Kota Bengkulu
Display di Kantor BPTP Stand bazar BPTP bekerja samadengan BKP pada kegiatan HPN
88
Demplot di Kabupaten Seluma Kunjungan Kerja Wamen di Desa BP IKabupaten Seluma
KBI ayam KUB di BPTP Bengkulu KBI ayam KUB di BPTP Bengkulu
Pelatihan pengolahan hasil diKabupaten Lebong
Demplot di Kabupaten BengkuluTengah
89
Inovasi teknologi vertiminaponik Konsumen memanen sendiri sayuranyang dibeli di Kelurahan SukarajaKabupaten Seluma
Petani penjual sayuran dengan sistempanen langsung di demplot KelurahanSukaraja Kabupaten Seluma
Sosialisasi KRPL di Kabupaten RejangLebong
Demplot di Desa Tebing KaningKabupaten Bengkulu Utara
Inovasi teknologi NFT (RumahHydroponik)
90
Gelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan
Bazar olahan pasca panen padakegiatan gelar teknologi pemanfaatanlahan pekarangan dan pengolahanhasil di Kabupaten Bengkulu Selatan
Stakeholders sebagai tamu undanganpada kegiatan gelar teknologipemanfaatan lahan pekarangan danpengolahan hasil di Kabupaten BengkuluSelatan
Gubernur Provinsi Bengkulu memberikansambutan sekaligus membuka acara gelarteknologi pemanfaatan lahan pekarangandan pengolahan hasil di KabupatenBengkulu Selatan
Gubernur mengunjugi stand bazarolahan pasca panen pada kegiatangelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan
Pelatihan pengolahan hasil di DesaSulau Kabupaten Bengkulu Selatan
91
Gelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan
Bazar olahan pasca panen padakegiatan gelar teknologi pemanfaatanlahan pekarangan dan pengolahanhasil di Kabupaten Bengkulu Selatan
Stakeholders sebagai tamu undanganpada kegiatan gelar teknologipemanfaatan lahan pekarangan danpengolahan hasil di Kabupaten BengkuluSelatan
Gubernur Provinsi Bengkulu memberikansambutan sekaligus membuka acara gelarteknologi pemanfaatan lahan pekarangandan pengolahan hasil di KabupatenBengkulu Selatan
Gubernur mengunjugi stand bazarolahan pasca panen pada kegiatangelar teknologi pemanfaatan lahanpekarangan dan pengolahan hasil diKabupaten Bengkulu Selatan
Pelatihan pengolahan hasil di DesaSulau Kabupaten Bengkulu Selatan
92
Pemusnahan ayam KUB yang terserang flu burung berdasarkan hasilrapidolehDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kota Bengkulu
93
Lampiran 4. Kuesioner
KUISIONER“PENGEMBANGAN MODEL MEDIA KOMUNIKASI UNTUK PERCEPATAN ADOPSI
INOVASI AYAM KUB DI PROPINSI BENGKULU”
I. Identitas Responden :
1. N a m a : ...............................................................................................2. Nama Kelompok Tani : ……………………………………………………………………………..3. A l amat :
Dusun : ……………………………, RT/RW : ……………./……………Desa : ...............................................................................................Kecamatan : ...............................................................................................Kabupaten : ...............................................................................................
4. U m u r/tgl lahir : .................... tahun/ ...............................................................5. Jenis kelamin : a. Laki-laki, b. Perempuan.6. Pekerjaan : pokok : .........................., sambilan : ....................7. Pendidikan : ( SD, SLTP, SLTA, D1 - D3, S1/sederajat )8. Jumlah tanggungan keluarga : .........................orang
No Nama Jeniskelamin
Umur(umur)
Status Pekerjaan
1.2.3.4.
II. Usaha Ternak Ayam :1. Jumlah ternak ayam kampung, sekarang : ........................ ekora. Induk betina (babon) : ........................ ekorb. Pejantan (Jago) : ........................ ekorc. Umur kurang 5 bulan : ........................ ekor2. Pengalaman beternak ayam kampung : ........................ tahun
III. Penguasaan lahan :
No Macam lahan Luas (m2 /ha) Jenis Tanaman Saat ini1. Pekarangan2. Tegalan3. Sawah
A. VARIABEL PENGETAHUAN
94
Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau
memberi tanda О pada huruf di depan jawaban tsb
No. Pertanyaan Skor
1. Apakah singkatan dari ayam KUBa. Tidak tahub. KUB singkatan dari Kelompok usaha bersamac. KUB singkatan dari Koperasi Usaha bersamad. KUB singkatan dari Kampung Unggul Bersamae. KUB singkatan dari Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian
2 Apakah ayam KUB juga merupakan ayam kampung?a. Tidak tahub. Tidak benarc. Mungkin benard. Ada benarnyae. Benar
3. Apakah mengetahui keunggulan Ayam KUB ?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu sifat mengeram yang rendahc. Tahu, yaitu sifat mengeram yang rendah dan produksi telur tinggid. Tahu yaitu sifat mengeram rendah, produksi telur tinggi dan tahan
penyakite. Tahu yaitu sifat mengeram rendah, produksi telur tinggi, tahan penyakit
dan sifat “saling mematuk” rendah4. Apakah mengetahui tipe-tipe usaha dalam peternakan ayam KUB?
a. Tidak tahub. Tahu, yaitu tipe penghasil daging/ayam potongc. Tahu, yaitu tipe penghasil telur konsumsid. Tahu, yaitu tipe pembibitan/penghasil anak ayame. Tahu, yaitu tipe penghasil daging, penghasil telur, dan pembibitan ayam
5. Apakah mengetahui kapan ayam KUB mulai bertelur?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu umur dewasac. Tahu, yaitu umur 3 buland. Tahu, yaitu umur 6 bulan ke atase. Tahu, yaitu umur 4-5 bulan
6. Darimanakah sebaiknya bibit ayam KUB dibeli ?a. Tidak tahub. Dibeli di pasar hewanc. Dibeli di peternakan tetangga/kenaland. Dari pembibitan milik sendirie. Dibeli di Pusat pembibitan ayam KUB (PT AKI)
7. Bahan pakan apakah yang dapat diberikan pada ternak ayam KUB?
95
a. Tidak tahub. Bekatulc. Bekatul dan jagungd. Bekatul atau jagung dan Konsentrate. Jagung, bekatul dan konsentrat
8. Bagaimanacara pemberian pakan ayam KUB yang baik?a. Tidak tahub. Satu kali, tidak teraturc. Satu kali, teraturd. Dua kali, tidak terature. Dua kali, teratur
9. Berapa banyak pakan yang diberikan untuk ayam KUB?a. Tidak tahub. Diberikan sedikitc. Diberikan seadanyad. Diberikan sebanyak-banyaknyae. Diberikan sesuai dengan kebutuhan
10 Apakah dalam pemeliharaan ayam KUB perlu disuntik vaksin?a. Tidak tahu.b. Perlu, yaitu pada umur 4 bulanc. Perlu, yaitu pada umur 4 minggud. Perlu, yaitu pada umur 4 harie. Perlu, yaitu pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan
11.
Bagaimana cara pemeliharaan ayam KUB dewasa yang baik?a. Tidak tahub. Ayam dipelihara secara diliarkanc. Ayam diumbar dalam pagard. Ayam dipelihara di dalam kandang tanpa umbaran.e. Ayam dipelihara di dalam kandang yang ada umbarannya.
12 Apa saja hasil yang dapat dijual dari usaha beternak ayam KUB?a. Tidak tahu.b. Dapat dijual daging (ayam potong)c. Dapat dijual telurnyad. Dapat dijual anak ayamnya hasil penetasane. Dapat dijual ayam potong, telur dan anak ayam
13.
Apakah bulu ayam KUB berwarna warni, seperti ayam kampungumumnya?
a. Tidak tahub. Bulu ayam KUB memiliki warna seragamc. Bulu ayam KUB memiliki warna teraturd. Bulu ayam KUB ada yang memiliki warna seragam, ada yang tidake. Bulu ayam KUB berwarna warni atau tidak seragam
14.
Apakah telur ayam KUB dapat ditetaskan?a. Tidak tahu
96
b. Telur ayam KUB tidak dapat ditetaskanc. Telur ayam KUB hanya menetas bila dieramid. Telur ayam KUB harus ditetaskan dengan mesin penetase. Telur ayam KUB dapat ditetaskan dengan mesin penetas atau
menggunakan ayam induk (dierami)
15.
Apakah induk betina ayam KUB suka mengerami telurnya?a. Tidak tahub. Induk betina ayam KUB suka mengerami telurnyac. Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang tinggid. Induk betina ayam KUB tidak suka mengerami telurnyae. Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang rendah
16.
Bagaimanakah produksi telur ayam KUB dibandingkan dengan produksitelur ayam kampung umumnya?
a. Tidak tahub. Produksi telur ayam KUB lebih rendah dari produksi ayam kampung
umumnyac. Produksi telur ayam KUB sama dengan produksi telur ayam kampung
umumnyad. Produksi telur ayam KUB sedikit lebih tinggi dari produksi telur ayam
kampung umumnyae. Produksi telur ayam KUB 2 (dua) kali produksi telur ayam kampung
umumnya
17 Apakah ayam KUB sudah dikembangkan di wilayah Propinsi Bengkulu?a. Tidak tahub. Ayam KUB tidak ada di Propinsi Bengkuluc. Ayam KUB belum dikembangkan di Propinsi Bengkulud. Ayam KUB baru akan dikembangkan di Propinsi Bengkulue. Ayam KUB sudah dikembangkan di Propinsi Bengkulu
18.
Bagaimanakah pertumbuhan ayam KUB?a. Tidak tahub. Pertumbuhan ayam KUB lambatc. Pertumbuhan ayam KUB hampir sama dengan pertumbuhan ayam
kampung umumnyad. Pertumbuhan ayam KUB kadang kadang lebih cepat, kadang kadang
sama dengan pertumbuhan ayam kampung umumnyae. Pertumbuhan ayam KUB lebih cepat dari pertumbuhan ayam kampung
pada umumnya
19.
Apakah ayam KUB bisa dikembangbiakkan?a. Tidak tahub. Ayam KUB tidak bisa dikembangbiakkan
97
c. Ayam KUB tidak baik untuk dikembangbiakkand. Ayam KUB bisa dikembangbiakkan, namun sulite. Ayam KUB bisa dikembangbiakkan dengan mudah
20 Dari mana asal usul ayam KUB?a. Tidak tahub. Ayam KUB merupakan ayam broiler atau ayam rasc. Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam rasd. Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam ras dengan ayam
kamponge. Ayam KUB bukan ayam broiler atau ras namun merupakan persilangan
ayam-ayam kampung unggul
B. VARIABEL SIKAPBagi yang sudah memelihara ayam KUB.Pilihan jawaban SS = Sangat setuju, S = setuju, RR= ragu-ragu, TS = Tidaksetuju, STS = sangat tidak setuju dengan cara memberi tanda √ pada kolomyang tersedia.
No.
PernyataanSikap
STS
TSRR
S SS
1 Dengan mengusahakan ayam KUB jumlah hasil telur ayamkampung akan meningkat
2 Dengan melakukan tatacara pemeliharaan ayam KUB yang baikmaka lingkungan kandang akan tetap sehat
3 Dengan memberikan pakan sesuai kebutuhan maka ayam KUBakan cepat tumbuh
4 Dengan memelihara ayam jantan : betina dengan perbandingan1: 5 akan mengefisienkan biaya
5. Dengan menjual ayam KUB umur sehari hasil dari penetasanakan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan denganmenjual telurnya
6. Dalam pemeliharaan ayam KUB dibutuhkan tenaga dan waktulebih banyak dibandingkan dengan pemeliharaan ayam kampungumumnya
7. Saya senang memelihara ayam KUB karena pertumbuhannyacepat
8 Saya senang memelihara ayam KUB karena pendapatankeluarga akan meningkat
9 Saya senang memelihara ayam KUB karena lingkungan tetapbersih
10 Saya senang memelihara ayam KUB karena produksi telurnyatinggi
11 Saya senang memelihara ayam KUB karena tidak bisa diliarkan
12 Saya tidak senang dengan ayam KUB karena pemeliharaannyalebih sulit
13 Saya tidak senang dengan ayam KUB karena harus membelibibitnya
14. Saya akan mencari lebih banyak lagi informasi tentang ayam
98
KUB15. Saya akan menyebarluaskan informasi tentang ayam KUB16. Saya akan belajar memelihara ayam KUB17. Saya akan mendatangi pusat pengembangan ayam KUB di
Berbah18. Saya akan memelihara ayam KUB19. Saya akan memelihara ayam KUB dicampur dengan ayam
kampung saya yang sudah ada20. Saya tidak akan mencari modal untuk memelihara ayam KUB
C. VARIABEL MOTIVASIBagi yang sudah memelihara ayam KUB.Pilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.
No.
PertanyaanMotivasi
STI
TIRR
I SI
1 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar gizi keluarga akan tercukupi?
2 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar tabungan keluarga akan meningkat?
3 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar dapat meningkatkan pendapatan keluarga?
4 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar pendapatan tidak hanya tergantung dari hasil sawah?
5 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar dapat memanfaatkan pekarangan secara lebih produktif?
6 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar semua kebutuhan keluargaku akan tercukupi?
7 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar modal saya akan bertambah?
8 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar mendapat banyak teman?
9 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar banyak didatangi pedagang?
10 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar berteman baik dengan tetangga?
11 Apakah dengan memelihara ayam KUB di dalam kandang,Bapak/Ibu ingin agar dikatakan “lumrah” (biasa) olehtetangga?
99
12 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar kerjasama dalam keluarga meningkat?
13 Apakah dengan memelihara ayam KUB, Bapak/Ibu inginagar sering bertemu dalam kelompok tani?
14 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginmenjadi peternak maju?
15 Dengan memelihara ayam KUB , apakah Bapak/Ibu inginagar dikenal sebagai pelopor pemelihara ayam KUB didaerah?
16 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginpendapatan ternak ayam meningkat?
17 Dengan memelihara ayam KUB , apakah Bapak/Ibu ingindikenal sebagai orang berhasil karena ayam KUB?
18 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar usaha peternak berkembang?
19 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar dapat meningkatkan modal usaha?
20 Dengan memelihara ayam KUB, apakah Bapak/Ibu inginagar dapat membagikan ilmu ternak ayam kepada orang lain?
================terima kasih================
KUESIONER PELATIHANPENGOLAHAN HASILData Responden
Nama : …………………………………
100
Umur : …………………………………
Pendidikan : …………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………
Alamat : …………………………………
Pekerjaan :
Petani/penyuluh/swasta/lainnya………………………………
…
Berilah tanda (X) pada jawaban yang benar!
Tepung Singkong
1. Singkong merupakan salah satu jenis tanaman….
a. Sayuran b. Umbi-umbian c. Biofarmaka
2. Nutrisi yang terkandung dalam singkong adalah….
a. Karbohidrat b. Magnesium c. Vitamin A
3. Alat yang digunakan untuk membuat tepung singkong adalah….
a. Gunting b. Gelas c. Ayakan
4. Untuk mengeringkan sawutan dapat digunakan cara berikut, kecuali….
a. Jemur b. Oven c. Kipas
5. Suhu oven yang digunakan untuk mengeringkan sawutan adalah….
a. 40OC b. 50OC c. 60OC
6. Tepung singkong dikemas pada wadah yang….
a. Tertutup rapat b. Terbuka c. basah
Stick Putri Salju
7. Telur yang digunakan pada pembuatan stick putri salju adalah bagian….
a. Kuningnya saja b. Putihnya saja c. Kuning dan putih
8. Bahan yang dikocok hingga lembut adalah….
a. Gula halus dan kuning telur
b. Gula halus dan mentega
c. Kuning Telur dan mentega
9. Panas oven yang digunakan adalah….
a. 160OC b. 170OC c. 180OC
10. Lamanya pemanggangan adalah….
101
a. 15 menit b. 30 menit c. 45 menit
11. Waktu yang tepat untuk mencelupkan kue ke dalam coklat leleh adalah saat
kue….
a. Panas b. Hangat c. Dingin
12. Icing sugar adalah….
a. Gula kasar b. Gula halus c. Gula yang
dilelehkan
Cake Singkong
13. Bahan yang digunakan untuk membuat cake singkong adalah….
a. Margarin b. Telur c. Gula aren
14. Tepung yang digunakan adalah tepung….
a. Terigu b. Tapioka c. Singkong
15. Bagian telur yang dikocok hingga mengembang adalah….
a. Kuningnya saja b. Putihnya saja c. Kuning dan putih
B. VARIABEL MOTIVASIPilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.
102
No.
PertanyaanMotivasi
SI IRR
TI STI
1 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin memperbanyak pengetahuan pengolahan hasil secaraberkelanjutan?
2 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menambah jumlah jenis tanaman yang diolah?
3 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menanam dengan baik?
4 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat variasi pengolahan hasilsehingga memberikan berbagai macam olahan?
5 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin menjual hasil pengolahan ke anggota dan pelaku rumahpangan lestari?
6 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola pengolahan hasil secaraprofessional dengan model bisnis?
7 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola pelatihan pengolahan hasilmenggunakan prinsip lezat, bergizi dan menarik?
8 Apakah Bapak/Ibu ingin menerapkan teknologi terbaru sesuaidengan bimbingan petugas dalam mengelola pengolahan hasil ?
9 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan tanaman lokal yangunggul untuk diolah sebagai pengolahan hasil ?
10 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan pelatihan pengolahanhasil untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan kesepakatankelompok?
11 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di pelatihan pengolahan hasil ?
12 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiaphasil pengolahan di desa?
13 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan saat memproduksi hasil olahan?
14 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kesepakatan dalammemproduksi dan menjual produk olahan ke kelompok?
15 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin berkomunikasi dengan baik dengan pengguna(masyarakat)?
16 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin melakukan promosi agar berkembang menjadi modalusaha komersial?
17 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin berbagi pengalaman ke masyarakat yang lain?
18 Apakah dengan adanya pelatihan pengolahan hasil , Bapak/Ibuingin membangun jejaring dengan daerahsekitar atau pengguna?
KUISIONER“PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU”
103
IV. Identitas Responden :
9. N a m a :...............................................................................................
10.Nama Kelompok Tani :……………………………………………………………………………..
11.A l amat :Dusun : ……………………………, RT/RW : ……………./……………Desa :
...............................................................................................Kecamatan :
...............................................................................................Kabupaten :
...............................................................................................12.U m u r : .................... tahun13.Jenis kelamin : a. Laki-laki, b. Perempuan.14.Pekerjaan : pokok : .........................., sambilan :
………......................15.Pendidikan : ( SD, SLTP, SLTA, D1 - D3, S1/sederajat )16.Jumlah tanggungan keluarga : .........................orang
No Nama Jeniskelamin
Umur(umur)
Status Pekerjaan
1.2.3.4.
V. Usaha Pekarangan :3. Luas lahan pekarangan saat ini : ........................ ha
d. Berapa jenis tanaman yang ibu tanam di pekarangan saat ini: ........................ jenis
4. Dari mana bapak/ibu mendapatkan bibit untuk ditanam di pekarangan ?a. KBD b. luar KBD
104
A. VARIABEL PENGETAHUAN
Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau
memberi tanda О pada huruf di depan jawaban tsb
No. Pertanyaan Skor1. Apakah singkatan dari KRPL
a. Tidak tahub. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lingkunganc. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestarid. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lestarie. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestari
2 Apakah singkatan dari KBDa. Tidak tahub. KBD singkatan dari Kelompok Bibit Desac. KBD singkatan dari Kebun Bersama Desad. KBD singkatan dari Kelopok Bersama Desa Unggul Bersamae. KUB singkatan dari Kebun Bibit Desa
3. Apakah pengertian KBD?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih untuk wargac. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih milik kelompok
dan untuk kelompokd. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk kelompoke. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk warga
4.Apakah fungsi KBD?
a. Tidak tahub. Tahu, ada 6 fungsi yaitu fungsi produksi dan distribusi, fungsi
keberagaman, fungsi estestika, fungsi lingkungan, fungsi pelayanan,fungsi keberlanjutan
c. Tahu, yaitu berfungsi untuk memproduksi dan membagi benih benihuntuk kelompok
d. Tahu, yaitu tempat pembibitan sayuran dan buah-buahane. Tahu, yaitu kebun bibit yang dikelola secara professional untuk
mendapatkan modal
5. Apakah mengetahui persyaratan sarana di KBD?a. Tidak tahub. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit,c. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit
menghadap arah timur-barat, ada kotak bibitd. Tahu, lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit menghadap
arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandang dan mediatanam
e. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibitmenghadap arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandangdan media tanam, cangkul dan peralatan tanam, dekat dengan sumber
105
air
6. Bagaimana Prinsip Pengelolaan KBD?a. Tidak tahub. Dibangun untuk kepentingan individuc. Dibangun untuk kepentingan individu dan kelompokd. Dibangun dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan
tertentu sesuai dengan kesepakatan komunitas/kelompoke. Dibangun dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat dalam kawasan
tertentu sesuai dengan kesepakatan komunitas/kelompok sertaberorientasi pada keuntungan ekonomi untuk menjamin keberlanjutandan perkembangan KBD
7. Dari manakah sumber benih dan bibit di KBD?a. Tidak tahub. Penyemaian/pembibitan dari buah yang dibeli di pasarc. Benih unggul varietas locald. Benih unggul beli di kios saprodie. Varietas unggul hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8. Bagaimana macam model kelembagaan KBD?a. Tidak tahub. bergabung dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak
dirangkap oleh pengelola m-KRPLc. terpisah dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak dirangkap
oleh pengelola m-KRPLd. Dikelola oleh dua orang anggota kelompok, bergabung dengan
kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPLe. Dikelola oleh seorang anggota kelompok, bergabung dengan
kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPL9. Bagaimana cara mencapai tujuan dalam pengembangan KBD agar tepat
jumlah, tepat mutu, dan tepat waktu?a. Tidak tahub. Dengan menerapkan teknologi budidaya seadanyac. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat tanpa menyusun
kalender semaid. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan
kalender semai, dan teknologi budidaya seadanyae. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan
kalender semai, dan teknologi budidaya sesuai anjuran10 Bagaimana cara mencapaitujuan pengembangan KBD agar memperoleh
keuntungan ekonomi dan menjadi usaha komersial?a. Tidak tahu.b. Dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukanc. Dengan menerapkan pembukuan yang baik tanpa melakukan promosid. Dengan melakukan promosi dan pembukuan yang baike. Dengan melakukan promosi, pembukuan yang baik, dan membangun
jejaring kerjasama dengan daerah sekitarnya
106
11.
Jenis benih dan bibit apa saja yang dapat dihasilkan dan didistribusikanKBD?
a. Tidak tahub. Tanaman sayuran sajac. Tanaman sayuran dan buah-buahand. Tanaman sayuran, buahan, dan biofarmaka (obat, bumbu)e. Tanaman sayuran, buahan, biofarmaka (obat, bumbu), dan ternak
12 Apakah yang dimaksud dengan benih?a. Tidak tahu.b. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah memiliki
batang dan daunc. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah berkecambahd. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang masih berupa bijie. Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang telah siap tanam
B. VARIABEL MOTIVASIPilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda √ pada kolom yangtersedia.
No.
PertanyaanMotivasi
STI
TIRR
I SI
1 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu inginmenyemai/memperbanyak berbagai jenis tanaman secaraberkelanjutan?
2 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin menambahjumlah jenis tanaman yang disemai?
3 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin memelihara bibitdengan baik?
4 Apakah Bapak/Ibu ingin menata tanaman di sekitar KBDsehingga memberikan pemandangan yang indah dan teratur?
5 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin melayanikebutuhan bibit untuk anggota dan pelaku rumah pangan lestari?
6 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola KBD secara professionaldengan model bisnis?
7 Apakah Bapak/Ibu ingin mengelola KBD menggunakan prinsipramah lingkungan,efisien, dan indah?
8 Apakah Bapak/Ibu ingin menerapkan teknologi terbaru sesuaidengan bimbingan petugas dalam mengelola KBD?
9 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan tanaman lokal yangunggul untuk diperbanyak di KBD?
10 Apakah Bapak/Ibu ingin memanfaatkan KBD untuk kepentinganmasyarakat sesuai dengan kesepakatan kelompok?
11 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di KBD?
12 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kalender semai sebagai acuanjadwal pembibitan di KBD?
13 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkebutuhan bibit anggota di desa?
14 Apakah Bapak/Ibu ingin mencatat/mendokumentasikan setiapkegiatan yang dilakukan di KBD?
107
15 Apakah Bapak/Ibu ingin membuat kesepakatan dalammemproduksi dan mendistribusikan bibit ke kelompok?
16 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin berkomunikasidengan baik dengan pengguna (masyarakat)?
17 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin melakukanpromosi agar berkembang menjadi modal usaha komersial?
18 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin meningkatkanpengetahuan tentang penyemaian yang baik?
19 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin berbagipengalaman ke masyarakat yang lain?
20 Apakah dengan adanya KBD, Bapak/Ibu ingin membangunjejaring dengan daerahsekitar atau pengguna?
================terima kasih================
108
Lampiran 5. Hasil Analisis Kompos
KEMENTERIAN PERTANIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu, 38119Telepon :(0736) 23030, 27465Faximile :(0736) 345568
Website :http://www.bengkulu.litbang.litbang.deptan.go.id
HASIL ANALISIS PUPUK KOMPOS
Nomor Pendaftaran : 54/P/11/2014Permintaan : MKRPLTgl Penerimaan : 13 November 2014Tgl Pengujian : 13-24 November 2014Jumlah : 4 Sampel
Bengkulu, 24 November 2014KoordinatorLaboratorium Tanah BPTP
Irma Calista Siagian, S.TNIP. 198107162005012002
No KodepH Kadar Air N-Total P205 K20
H2O %
01. Kompos pak Said 6.96 49.80 5.44 2.87 0.48
02. Solid 7.95 23.60 2.26 1.82 0.41
03. Biogas 5.89 45.20 3.99 1.51 0.21
04. Kotoran puyuh 6.72 2.40 2.15 0.02 0.29
109
Lampiran 6. Berita Acara Pemusnahan Ayam KUB
110
BERITA ACARAKEMATIAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BADAN LITBANG (KUB)
DI KEBUN BIBIT INTI (KBI)BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU
Nomor: /KU.210/I.12.4/11/2014
Pada hari Senin tanggal Satu bulan Desember tahun Dua Ribu Empat Belas
dilaporkan kematian Ayam KUB di Kebun Bibit Inti (KBI) Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan kronologis kematian sebagai
berikut:
1) Ayam KUB umur 7 bulan
Hari/Tanggal Kematian Ayam (ekor) Jumlah Sisa (ekor)Jantan Betina Jantan Betina
Sabtu/15 November 2014 5 6 11 49 6Minggu/16 November 2014 8 3 11 41 3Senin/17 November 2014 14 1 15 27 2Rabu/19 November 2014 - - 8 - -
2) Hasil pemeriksaan secara rapid oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kota Bengkulu dinyatakan bahwa Ayam KUB positifterserang Flu Burung
sehingga ayam parent stock di kandang bagian dalam dimusnahkan (Berita
Acara terlampir).
3) Ayam KUB umur 3 bulan
No. Hari/Tanggal Jumlah (ekor)
1. Selasa /25 November 2014 102. Rabu/26 November 2014 103. Kamis/27 November 2014 504. Jumat/28 November 2014 105. Sabtu/29 November 2014 15
Demikian surat Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
111
Mengetahui.Kepala BPTP Bengkulu Penanggung Jawab Kegiatan,
Dr. Dedi Sugandi, MP Dr. Umi Pudji Astuti, MPNIP. 19590206 198603 1 002 NIP. 19610531 199003 2 001