Nama : Leni Yuliani
NIM : 2009730138
Kelompok : 4 (empat)
Modul : Mata merah
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
I. ANAMNESIS MATA
Keluhan utama; digolongkan menurut lama, frekuensi, hilang timbul, dan cepat
timbulnya gejala. Lokasi, berat, dan keadaan lingkungan saat timbulnya keluhan harus
diperhatikan, demikian pula setiap gejala yang berkaitan. Obat-obat mata yang dipakai
belakangan ini dan semua gangguan mata yang pernah maupun yang sedang terjadi harus
dicatat. Selain itu, semua gejala mata lain yang berhubungan perlu dipertimbangkan.
Riwayat kesehatan terdahulu berpusat pada kondisi kesehatan pasien secara
umum dan, bila ada, penyakit sistemik yang penting. Gangguan vascular yang biasanya
menyertai manifestasi mata, seperti diabetes dan hipertensi, harus ditanyakan secara
spesifik. Selain itu, seperti halnya riwayat medik umum, harus diketahui obat-obatan
mata yang sedang dipakai dan obat-obat sistemik pasien. Hal ini menunjukkan keadaan
kesehatan umum dan dapat diketahui obat-obat yang mempengaruhi kesehatan mata,
seperti kortikosteroid. Setiap alergi obat juga harus dicatat.
Riwayat keluarga berhubungan dengan sejumlah gangguan mata, seperti
strabismus, ambliopia, glaucoma, atau katarak, serta kelainan retina, seperti ablation
retinae atau degenerasi macula.
II. PEMERIKSAAN DASAR MATA
Tujuan pemeriksaan fisik mata adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi
kedua mata. Fungsi disini mencakup fungsi pengelihatan dan bukan-penglihatan, seperti
gerak mata dan kesejajaran (alignment). Secara anatomis, masalah mata dapat dibagi
menjadi tiga daerah; masalah pada adneksa (palpebra dan jaringan periokular), bola mata,
dan orbita.
PENGLIHATAN
Setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan,
walaupun ketajaman penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari keluahan utama.
Penilaian ketajaman penglihatan biasanya lebih bersifat subjektif daripada objektif,
karena memerlukan respons dari pihak pasien.
a. Refraksi
Refraksi adalah prosedur untuk menentukan dan mengukur setiap kelainan
optic. Pemeriksaan refraksi sering diperlukan untuk membedakan pandangan kabur
akibat kelainan refraksi dari pandangan kabur akibat kelainan medis pada system
penglihatan. Pemeriksaan refraksi dengan “phoropter”.
b. Uji Penglihatan Sentral
Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan objek dalam
berbagai ukuran yang diletakkan pada jarak standar mata, misalnya “kartu Snellen”,
kartu “E buta huruf”.
c. Uji “Pinhole”
Jika pasien memerlukan kacamata atau jika kacamatanya tidak tersedia,
ketajaman penglihatan terkoreksi dapat diperkirakan dengan uji penglihatan melalui
“pinhole”.
d. Menguji Penglihatan Perifer
Penglihatan lapangan pandang perifer dapat dinilai secara cepat dengan uji
konfrontasi.
PUPIL
a. Pemeriksaan Dasar
Pupil harus tampak simetris, dan masing-masing diamati ukuran, bentuk
(bulat atau tidak teratur), dan reaksinya terhadap cahaya dan akomodasi. Kelainan
pupil dapat disebabkan oleh (1) penyakit saraf, (2) radang intraocular yang
menimbulkan spasme sfingter pupil ataupun perlekatan iris ke lensa (sinekia
posterior), (3) sangat meningginya tekanan intraocular yang menimbulkan atonia
sfingter pupil, (4) tindakan bedah sebelumnya, (5) pengaruh obat mata atau sistemik,
dan (6) variasi normal yang ringan.
b. Uji Senter Berayun ntuk Pupil Marcus Gunn
Ketika sebuah benda bercahaya digerakkan maju-mundur di depan kedua pupil, dapat
dibandingkan reaksi kedua pupil terhadap rangsangan pada masing-masing pupil,
yang harusnya identik. Apabila respons neural terhadap rangsangan dimatakiri
mengalami gangguan, respon pupil kedua mata akan menurun saat mata kiri
dirangsang dibandingkan saat mata kanan yang dirangsang. Saat cahat digerakkan
dari mata kanan ke mata kiri, kedua pupil normalnya akan berdilatasi dengan
beralihnya cahaya dari mata kanan dan tidak akan berkontriksi atau membesar secara
paradox ketika mata kiri disinari.
MOTILITAS MATA
Tujuan menguji motilitas mata adalah untuk mengevaluasi kesejajaran kedua
mata dan gerakkannya, baik sendiri sendiri (“duksi”) maupun bersamaan (“versi”).
a. Uji Kesejajaran
Pasien normal memiliki pengelihatan binocular. Uji kesejajaran binocular sederhana
dilakukan dnegan meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa kaki.
Sebuah refleksi cahaya kecil, atau “pantulan”, akan tampak pada setiap kornea dan
harusnya terletak dipusat masing pupil jika kedua mata berpadu lurus.
b. Menguji Gerak Ekstraokular
Kedua mata pasien diminta mengikuti objek pada saat objek tersebut digerakkan ke
salah satu dari empat arah pandangan utama. Pemeriksan memeriksa, kecepatan,
kelancaran, rentang jarak, dan simetris gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan
fiksasi. (mis, nistagmus).
PEMERIKSAAN LUAR
Dilakukan pemeriksaan luar secara umum pada adneksa mata (palpebra dan
daerah periokular). Lesi kulit, pertumbuhan dan tanda-tanda radang seperti
pembengkakan, eritema, panas, dan nyeri tekan dievaluasi melalui inspeksi dan palpasi
sepintas.
PEMERIKSAAN SLITLAMP
Slitlamp adalah sebuah mikroskop binocular yang terpasang pada meja dengan
usmber cahaya khusu yang dapat diatur. Dengan memakai slitlamp, belahan anterior bola
mata – “segmen anterior” – dapat diamati. Detil-detil tepi palpebra dan bulu mata,
permukaan konjungtiva palpebrae dan bulbaris, lapisan air mata dan kornea, iris, dan
aqueos dapat diteliti.
TONOMETRI
Tonometri adalah cara pengukuran tekanan cairan intraocular dengan memakai
lat-alat yang terkalibrasi. Tekanan yang normal berkisar dari 10 – 21 mmHg.
III.PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI KHUSUS
1. Perimetri
Perimetri digunakan untuk memeriksa lapangan pandang perifer dan sentral. Alat ini
secara klinis digunakan untuk mendeteksi atau memonitor hilangnya lapangan
pandang akibat penyakit ditempat-tempat tertentu.
2. Kisi-kisi Amsler (Amsler Grid)
Kis-kisi amsler dipakai untuk menguji lapangan pandang sentral 20 derajat. Alat ini
paling sering dipakai untuk menguji fungsi macula.
3. Uji Ketajaman Kecerahan
4. Uji Penglihatan Warna
Teknik uji paling umum memakai sejumlah lempeng polikromatik, seperti lempeng
Ishihara atau Hardy-Rand-Rillter.
5. Uji Sencitivitas Kontras
Sensitivitas kontras adalah kesanggupan mata untuk melihat perbedaan kontras yang
halus. Sensitivitas kontras paling baik diuji memakai kartu cetakan standar dengan
serangkaian objek uji.
6. Menilai Potensi Penglihatan
7. Uji Bagi Kehilangan Penglihatan Fungsional
DIAGNOSIS KELAINAN MATA
1. Mikrobiologi dan Sitologi
Specimen untuk pemeriksaan sitologik diambil dengan kerokan ringan konjungtiva
palpebra (yakni, yang melapisi permukaan-dalam palpebra), menggunakan spatula
platina kecil setelah anestesi topical.
2. Teknik Pemeriksaan Kornea
Keratometer adalah sebuah alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan
kornea dalam dua meridian yang terpisah 90 derajat. Fotokeratoskop adalah alat yang
menilai keseragaman dan ratanya permukaan kornea dengan memantulkan pola
lingkaran-lingkaran konsentris ke atasnya.
3. Gonioskopi
Gonioskopi merupakan metode pemeriksaan anatomi sudut bilik mata depan dengan
pembesaran binocular dan sebuah lensa-gonio khusus.
4. Lensa Tiga-cermin Goldmann
Lensa Goldmann adalah alat tambahan serbaguna pada pemeriksaan slitlamp.
5. Fotografi Fundus
6. Angiorafi Flouresin
Kemampuan fotografi bayangan fundus dapat sangat ditingkatkan dengan
flouresin, suatu pewarna yang molekul-molekulnya memancarkan cahaya hijau bila
dirangsang dengan cahay biru.
7. Indocyanine Green Angiography
Adalah suatu teknik terpisah yang lebih baik untuk pencitraan sirkulasi koroid.
8. Teknologi Pencitraan dengan Laser (untuk diskus & retina)
9. Optical Coherence Tomography
Adalah modalitas pencitraan sayat-lintang lanjut yang digunakan untuk mengamati
dan menilai struktur intraocular.
10. Uji Elektrofisiologik
11. Adaptasi gelap
DIAGNOSIS KELAINAN EKTRAOKULAR
1. Evaluasi system lakrimal
2. Metode evaluasi orbita
3. Radiologi oftalmik
4. Magnetic resonance imaging
Oftalmologi umum. Vaughan & Asbury