PEMBUATAN GAME “PETUALANGAN KAPITAN PATTIMURA MEREBUT
BENTENG ZEELANDIA” DENGAN SOFTWARE RPG MAKER XP
NASKAH PUBLIKASI
disusun oleh
Lutfi Asrori (08.01.2465)
Slamet Birodin (08.01.2475)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
NASKAH PUBLIKASI
TUGAS AKHIR
Pembuatan Game “Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng
Zeelandia” Dengan Software Rpg Maker Xp
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Lutfi Asrori 08.01.2465
Slamet Birodin 08.01.2475
telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir
pada tanggal 9 Maret 2011
Dosen Pembimbing,
Hanif Al Fatta, M. Kom
NIK. 190302096
CREATING GAME “THE ADVENTURE OF CAPTAIN PATTIMUR TO CONQUER ZEELANDIA FORTRESS” USING RPG MAKER XP
PEMBUATAN GAME “PETUALANGAN KAPITAN PATTIMURA MEREBUT BENTENG ZEELANDIA” DENGAN SOFTWARE RPG
MAKER XP
Lutfi Asrori dan Slamet Birodin Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
"Creating Game “The Adventure Of Captain Pattimura To Conquer Zeelandia Fortress” Using RPG Maker XP. Final Project. Yogyakarta : D3 Technical Information STMIK Amikom Yogyakarta, 2011. Many games in this life. The gameplay is outstanding and well known today simply highlight the benefits and as a medium for entertainment purposes only. And most children - children, teenagers and even adults make the game as the release of fatigue, as a busy entertainment center. Aside from being a means of entertainment, the Gamers usually also makes the game for commercial purposes. Usually this applies to the world of online gaming. Captain Pattimura adventure game illustrates the struggle of one hero Saparua, Ambon in the Dutch colonizers against tyranny. The struggle of the people described by a young man named Thomas Matulesi or known by the Indonesian people as Kapitan Pattimura. This game uses a system of history is an adventure from start to finish beginning adventure complete the mission that has been designed to fight the Dutch until the battle at Fort Zeelandia. From the background of the above problems are obtained formulation of the problem is how to make the RPG genre game called "Creation Adventure Game Kapitan Pattimura Capture the Castle Zeelandia" using RPG Maker XP engine in order to provide entertainment to the people who play media while also learning about the history of the name of the hero concerned.. Keyword: RPG Maker XP, RPG Games, Pattimura Game
1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu teknologi hari demi hari semakin menunjukkan perkembangan
teori-teori baru diberbagai bidang, teknologi game adalah salah satunya. Pada sekitar tahun
2000-an permainan yang dikenal dengan sebutan game PlayStation (PS) menjamur di
daerah perkotaan hingga sebagian pedesaan di kawasan Indonesia, game ini hanya bisa
dimainkan oleh satu atau dua orang pemain saja pada sebuah console. Pesawat televisi
diperlukan sebagai media output atau tampilan. Beraneka macam genre game dapat
dimainkan di perangkat PlayStation diantaranya yaitu game ber-genre RPG dan tampilannya
masih 2D.
Tetapi sayangnya kebanyakan game – game yang beredar dan terkenal dewasa ini hanyalah
menonjolkan manfaat dan tujuan sebagai media untuk hiburan semata. Dan kebanyakan
anak – anak, remaja bahkan dewasa menjadikan game sebagai pelepas penat, sebagai
hiburan ditengah kesibukan. Kebanyakan dari Gamers menyukai game – game adventure/
petualangan, strategi dan yang paling digemari oleh anak – anak kecil dan remaja ialah
game sepak bola sejenis Winning Eleven (WE) ataupun PES. Selain sebagai sarana hiburan,
para Gamers biasanya juga menjadikan permainan untuk tujuan komersial. Biasanya hal ini
berlaku untuk dunia game online.
2
Dari sekian banyak game, disini mengangkat game petualangan bergenre RPG
dengan mengangkat salah satu tokoh Pahlawan Indonesia yaitu Kapitan Pattimura. Game ini
merupakan game petualangan yang menggambarkan perjuangan Kapitan Pattimura dalam
membela tanah kelahirannya. Semua petualangan yang ada didalam game ini dibuat
menurut sejarah yang ada. Tujuan game ini yang utama ialah sebagai media pembelajaran
untuk mengenal tokoh pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan
sebagai sarana untuk menjadikan alternatif untuk mengurangi kecenderungan pada game
asing. Selain itu tentunya game ini juga bertujuan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.
2. Dasar Teori
2.1. Game (Permainan)
Game adalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai sebuah hasil yang
disebut sebagai hiburan atau kesenangan, game biasanya dilakukan untuk mengisi waktu
luang atau sekedar untuk berolahraga ringan. Game bisa dilakukan sendiri atau dengan
beberapa orang.
Game sudah dikenal sejak jaman dahulu, orang jaman dahulu membuat game dengan
tujuan untuk mewujudkan keakraban beberapa game seperti gejlik, balap karung, pasaran
yang diciptakan dimasa lalu biasa dikenal dengan sebutan game tradisional, sedangkan
beberapa game yang marak saat ini seperti game online, play station, nintendo lebih dikenal
dengan sebutan game modern.
Pada jaman modern seperti sekarang ini peralatan dan referensi untuk menciptakan
sebuah game modern bisa didapat dengan mudah salah satunya caranya dengan
menggunakan media internet.
3. Perancangan Game
3.1 Latar Belakang Cerita
3
Pemuda bernama Thomas Matulessia muncul pada tahun 1816 ketika para raja dan
patih dari Saparua dan Nusalaut diundang ke Benteng Duurstede untuk menghadiri
penyerahan kekuasaan Inggris kepada Belanda. Benteng itu kemudian direbut dengan
menewaskan Residen van den Berg.
Selama tujuh tahun, rakyat Maluku di bawah pemerintah Inggris yang berbeda dengan
sistem pemerintahan Belanda. Dengan sistem liberal, lewat pajak tanah (landrente) dan
sistem mata uang, rakyat tidak mengalami tekanan monopoli, kerja rodi, pemindahan
penduduk, dan pelayaran Hongi (Hongi Tochten). Inggris menerapkan sistern "pemerintahan
tidak langsung" (indirect rule) di Maluku.
Pemindahan kekuasaan itu juga disertai dengan pengumuman Residen Belanda Kruipenning
bahwa peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Inggris ditiadakan. Artinya, mereka harus
menanggung lagi tekanan pemerintah Kompeni Belanda. Di samping itu, Belanda dalam
praktek di lapangan tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan dengan Inggris yang termuat
dalam Traktat London I. Misalnya, dalam artikel 11 Traktat itu yang menegaskan agar
Residen Inggris di Ambon merundingkan pemindahan korps Ambon dengan Gubernur.
Dalam surat perjanjian serdadu Ambon yang dibuat dengan Inggris dicantumkan dengan
jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku, serdadu-serdadu harus
dibebaskan. Artinya, mereka bebas untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah
baru atau tidak. Tetapi, dalam praktek pemindahan itu dipaksakan. Thomas Matulessia dan
kawan-kawannya tidak mau dipindahkan begitu saja seperti memindahkan barang.
Saparua adalah pulau terpadat penduduknya, kira-kira 12.000 orang pada dasawarsa
awal abad ke-19 dengan tanah paling subur bagi tanaman cengkih. Kebencian rakyat
Saparua dan Nusalaut makin meningkat karena residen dan pegawai-pegawainya hanya
menghisap kekayaan alam di kawasan itu. Kebencian rakyat itu memuncak menjadi
perlawanan rakyat dengan merebut Beriteng Duurstede pada tanggal 15 Mei 1817.
4
Setelah penyerangan itu, para raja, patih, dan pemimpin-pemimpin rakyat berkumpul
dan sepakat untuk mengumumkan apa yang disebut sebagai proklamasi Haria yang
ditetapkan di Saparua pada tanggal 29 Mei 1817. Isi proklamasi itu pada intinya
membeberkan berbagai situasi ketidakadilan pemerintah Belanda Ketidakadilan itu nampak
dalam. pemaksaan pemuda-pemuda untuk menjadi tentara dan dikirim ke Batavia.
Pekerjaan berat untuk Gubernemen yang menyita banyak waktu tidak mendapatkan imbalan
minimal untuk hidup. Pembuatan garam oleh rakyat untuk pemerintah tidak dibayar. Rakyat
harus menyerahkan ikan, daging ayam, rusa, babi hutan, dan minyak goreng dengan harga
rendah, bahkan sering tidak dibayar tetapi masih harus kerja rodi untuk pemerintah.
Keadaan itu menjadi dasar hukum bagi rakyat untuk melakukan perang kemerdekaan
yang dimulai pada tanggal 15 Mei 1817. Perang itu merupakan perang rakyat menentang
kesewenang-wenangan dan kelaliman Belanda. Proklamasi juga memberi pengakuan secara
hukum atas kepemimpinan Thomas Matulessia sebagai pemimpin dan panglima perang.
Setelah proklamasi itu, Thomas Matulessia yang kemudian lebih dikenal
sebagai Kapitan Pattimura mulai mengkoordinasikan kekuatan rakyat. Pertama-tama adalah
mempertahankan Benteng Duurstede. Mayor Beetjes yang berusaha merebut benteng itu
kembali berhasil dibinasakan beserta pasukannya, termasuk di dalamnya Letnan II E.S. de
Haas. Konon, kerangka-kerangka jenazah pasukan Belanda itu dimakamkan kembali di
Pantai Waisisil pada tahun 1884 dan di atasnya didirikan sebuah tugu. Di Palu, barisan
rakyat dapat merebut kembali Benteng Hoom. Seluruh pasukan Belanda di dalamnya dapat
dibinasakan.
Belanda untuk mengimbangi perlawanan gigih dari rakyat ini adalah memecah belah para
pemimpinnya. Tipu muslihat Belanda berhasil, membujuk Patih Akoon, salah satu kepala
negeri di Nusalaut. Akoon dan Tuwanakotta membocorkan keadaan para pejuang di
Nusalaut dan dalam Benteng Duurstede. Pembocoran rahasia pertahanan itu sangat fatal
bagi perjuangan Kapitan Pattimura.
5
Usaha para raja di Haruku untuk merebut Benteng Zeelandia berhasil digagalkan
Belanda. Duurstede dapat direbut kembali dan perlawanan rakyat sedikit demi sedikit dapat
dipatahkan. Bahkan, Pattimura berhasil ditangkap ketika kapitan itu sedang berada di Sir!
Sori. la kemudian diangkut ke Ambon dengan pengawalan ketat. Berbagai kompromi dan
kerjasama ditawarkan oleh Belanda tetapi selalu ditolak Pattimura. Pengadilan kolonial
menjatuhinya hukuman gantung sampai mati. Hukuman itu dijalani bersama dengan kawan-
kawannya yang setia dengan gagah berani pada Tanggal 16 Desember 1817 Di Ambon.
4. Implementasi Dan Pembahasan
4.1 Impementasi Game “Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng
Zeelandia”
Untuk membuat game RPG “Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng
Zeelandia”, software yang dibutuhkan adalah RPG Maker XP yang dapat di download di web
aslinya. Menginstall RMXP (RPG Maker XP) sama dengan menginstall program aplikasi lain.
Yang perlu diinstall adalah RMXP dan RGSS-RTP standardnya.
Gambar 4.1 RMXP setup menu
Setelah itu klik icon RMXP untuk memulainya.
6
Gambar 4.2 RMXP icon
Setelah masuk kedalam editor program. Klik New Project untuk memulai pembuatan
game, tentukan nama project, judul game dan letak penyimpanannya.
Gambar 4.3 Tampilan untuk menu New Project
Selanjutnya akan muncul tampilan jendela project yang masih default seperti pada
gambar 4.4.
Gambar 4.4 Tampilan project yang baru dibuat
7
Proses pembuatan game “Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng
Zeelandia” terbagi menjadi 6 tahapan :
1. Pembuatan Naskah Cerita
Tema cerita game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng Zeelandia
adalah pertempuran. Kisah cerita game ini diambil dari sepenggal kisah perjuangan
salah satu pahlawan nasional dari Ambon yaitu Kapitan Pattimura. Pattimura akan
melawan para tentara dan pasukan bayaran Belanda. Alur ceritnya adalah merebut
Benteng Zeelandia yang dikuasai oleh jendral Belanda.
Pembuatan Senjata, Efek, Item dan Skill
Proses pembuatan senjata, efek, item, skill berada di menu database. Untuk
membuka menu database, klik tools lalu klik database atau dengan mengklik ikon
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.5 Shortcut menu database
atau bisa juga dengan menekan shortcut tombol F9 pada keyboard.
Secara default, software RPG Maker XP telah menyediakan banyak sekali
resource yang dapat digunakan untuk pembuatan game.
Dalam pembuatan game “Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng
Zeelandia”, pembuatan karakter, efek, dan sebagian map dibuat sendiri dengan
menggambar desain original.
2. Pembuatan Karakter
8
Tokoh karakter yang ada pada game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut
Benteng Zeelandia seperti yang telah dijelaskan pada bab III didesain menggunakan
Adobe Photoshop CS3.
Karakter ataupun tokoh tokoh dalam game bisa diganti sesuai keinginan user.
Untuk memulai pembuatan karakter, buka database pilih tab actors. Pilih class sesuai
cerita dan beri nama, misal nama : “Pattimura” class : “Pejuang Saparua”.
Gambar 4.46 Name & Class actors
Pada game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng Zeelandia aktor
sudah memiliki level 88.
3. Pembuatan Peta (Map)
Pada Game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng Zeelandia
terdapat 20 map. Untuk membuat map ada pada tab tileset, tileset dan
konfigurasinya dapat diatur(Penambahan tileset, pangaturan autotile,
pengaturan tile, nama, dll).
Selanjutnya tentukan Battleback Graphic(Untuk mengatur gambar latar
belakang ketika terjadi mode bertarung pada map ini ), paorama graphic(Untuk
mengatur gambar panorama pada map tersebut) disini panorama juga
difungsikan sebagai map, Tileshet graphic(untuk mengatur gambar yang akan
digunakan sebagai Tileset), dan nama untuk map.
9
Gambar 4.52 Menentukan battleback graphic, nama, dll.
Selanjutnya adalah mengatur prioritas pada tilsets yang akan digunakan untuk
map. O = dapat dilewati dan X= tidak dapat dilewati.
Gambar 4.53 Menentukan prioritas tilesets untuk map.
Set seluruh tiles(ubin) dengan tilesets yang berprioritas O terlebih dahulu.
Gambar 4.54 Menggambar map.
Selanjutnya ubah tilesets yang berprioritas X dengan warna hitam agar nantinya
mudah untuk menggmbar map yang tidak bisa dilewati.
10
Gambar 4.55 Menentukan prioritas tilesets X.
Lihat gambar 4.56 adalah rancangan untuk map bernama “map1”.
Gambar 4.56 Rancangan map “map1”.
Lihat gambar 4.57 untuk hasil jadi map saat game dijalankan.
Gambar 4.57 Hasil map saat game dijalankan.
11
4. Pembuatan Event
Event yang dibuat berikut ini adalah event saatawal pertama kali game
muncul yang menampilkan 2 pilihan tampilan (full screen atau window mode).
Gambar 4.58 Setting dan script choice screen game
Berikut ini cara pembuatannya :
Gambar 4.59 Map event choice screen game
a. Buat sebuah map terlebih dahulu seperti gambar 4.59
12
b. Lalu buat sebuah event dengan mengklik menu new event.
c. Kemudian isikan pengaturan seperti pada gambar 4.58
Jadi pada script gambar 4.58 tampilan Title screen di stop terlebih dahulu
kemudian diisi dengan choice screen game.
5. Mengkompres Game
Untuk mengkompres game yang sudah jadi langkahnya adalah klik menu File
lalu pilih Compress Game Data dan tentukan tempat penyimpanan file.
Gambar 4.60 Kompres game
Centang pada create encripted archive agar game yang sudah kita buat
dienskripsi dengan ekstensi .RGSSAD, sedangkan apabila tidak kita centang
maka game hanya akan dikompres kedalam format .exe.
Pada game.ini edit lalu buang script Standard agar game tidak meload RTP
yang ada pada software RMXP, tapi dengan catatan resource yang dibutuhkan
harus dicopy dalam satu folder.
Gambar 4.61 Isi file yang dibutuhkan
6. Membuat Game Install
13
Jika kurang puas dengan hasil jadi seperti gambar 4.61, bisa dipakai software
Create Install Free untuk menjadikan game yang sudah dibuat dikompres
kedalah bentuk .exe dan muncul tampilan installasi game saat diklik.
Gambar 4.62 Create Install Free
Dan hasil akhir untuk game jadinya adalah seperti gambar 4.63
Gambar 4.63 exe game petualangan pattimura merebut benteng zeelandia
5. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan game Petualangan Kapitan Pattimura dapat disimpulkan
bahwa:
a. Pembuatan game RPG menggunakan software RPG Maker XP dapat dilakukan
dengan baik.
b. RPG Maker XP dapat me-load gambar dari gambar yang kita buat sendiri.
c. Game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng Zeelandia merupakan
game yang mudah dijalankan dan ceritanya mudah dipahami.
14
d. RPG Maker XP merupakan game engine yang lengkap fitur-fiturnya, tinggal
pengguna hanya mengedit dan menambahi saja fitur yang ingin ditambahkan.
e. Game Petualangan Kapitan Pattimura Merebut Benteng Zeelandia tidak
memerlukan spesifikasi hardware yang tinggi.
f. RPG Maker XP ialah software pembuat game yang menggunakan rubby sebagai
bahasa pemrogramannya.
g. Dalam pembuatan game menggunakan software RPG Maker XP tidak harus
menguasai bahasa pemrograman rubby secara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2011. Perlawanan Rakyat Saparua Tahun 1817 Kapitan Pattimura Maluku – Perjuangan Sebelum Kemerdekaan. http://www.banyuaji.com/perlawanan-rakyat-saparua-tahun-1817-kapitan-pattimura-maluku-perjuangan-sebelum-kemerdekaan.html, diakses pada tanggal 6 desember 2010 jam 10.00 wib
Anonimous, 2008. Tips dan Trik RPG Maker XP, http://www.rpgmakerid.com/f15-rmxp , diakses pada tanggal 10 desember 2010 jam 08.00 wib
Anonimous, 2008. Play events before title, http://makegame.vn, diakses pada tanggal 11 februari 2010 jam 10.00 wib
Anonimous, 2010. KAPITAN PATTIMURA ( 1783-1817), http://0f2d9360.linkbucks.com/url/http://buatblog-masrul.blogspot.com/2010/08/kapitan-pattimura-1783-1817.html, diakses pada tanggal 6 desember 2010 jam 10.00 wib
Dog, 2009. Outbound dialog ver. 1.31, http://rpg.para.s3p.net/, diakses pada tanggal 10 desember 2010 jam 08.00 wib
Fitrianto, Taufik, 2010. MEMBUAT GAME HUNTER : BEGIN THE ADVENTURE DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM RPG MAKER VX. Yogyakarta; amikom.ac.id
Haritzawm1, 2010. RPG MAKER XP,http://hartz.wordpress.com/2010/10/13/rpg-maker-xp/, diakses pada tanggal 6 desember 2010 jam 10.00 wib
Ojima, Yoji. dan Matsummoto, Yukihiro. 2007. RPG Maker XP Software, http://www.rpgmaker-xp.com, diakses tanggal 2 Desember 2010 jam 09.00 wib
Seamolec, 2010. Tutorial RPG Maker – 1, http:// hartz.files.wordpress.com/2010/10/modul-rpgmaker-bab-i.pdf, diakses tanggal 13 Februari 2011 jam 09.30 wib
Idem, 2010. Tutorial RPG Maker – 2, http:// hartz.files.wordpress.com/2010/10/modul-rpgmaker-bab-ii.pdf, diakses tanggal 13 Februari 2011 jam 09.30 wib
Idem, 2010. Tutorial RPG Maker – 3, http:// hartz.files.wordpress.com/2010/10/modul-rpgmaker-bab-iii.pdf, diakses tanggal 13 Februari 2011 jam 09.30 wib
Idem, 2010. Tutorial RPG Maker – 4, http:// hartz.files.wordpress.com/2010/10/modul-rpgmaker-bab-iv.pdf, diakses tanggal 13 Februari 2011 jam 09.30 wib
Recommended