PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)
BANK INDONESIA
74
xi
Informasi Pokok Bank Pelapor
INFORMASI POKOK BANK PELAPOR
1. Sandi bank :
2. Kurs Laporan : Rp. ................../USD
3. Nama bank :
4. Alamat Bank :
5. Nama kota :
6. Dati II :
7. Kantor pelapor
a. Kantor Pusat (KP) 1
b. Kantor Cabang (KC) 2
8. Status kantor pelapor :
a. Devisa 1
b. Non Devisa 2
9. Status kantor pusat :
a. Devisa 1
b. Non Devisa 2
10. Status Kepemilikan :
a. Bank Persero 1
b. Bank Swasta Nasional 2
c. Bank Asing 3
d. Bank Eks Campuran 4
e. Bank Pemerintah Daerah 5
11. Wilayah BI :
12. Nama pimpinan :
13. Jumlah karyawan :
14. No. telephone :
15. No. fax :
16. No. telex :
17. Penanggung jawab penyusun laporan :
a. Nama :
b. Bagian/Divisi :
c. No. telephone :
d. No. fax :
75
xii
18. Petugas penyusun laporan :
a. Nama :
b. Bagian/Divisi :
c. No. telephone :
d. No. fax :
19. Jumlah/banyak layanan
a. Kantor Cabang Pembantu (KCP) :
b. Jumlah Anak Perusahaan :
c. Kantor Kas :
d. Kas Mobil :
e. Payment Point :
f. ATM :
g. Kantor Perwakilan Luar Negeri :
h. Offshore Banking Unit (OBU) :
i. Agency :
j. Deposit Taking Company (DTC) :
20. Modal yang dinyatakan (Declared Capital) :
Informasi Pokok Bank Pelapor
76
xiii
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
PENJELASAN INFORMASI POKOK BANK PELAPOR
Informasi yang mencakup beberapa data penting mengenai bank pelapor yang harus diisi pada saat pertama
kali menyusun Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Untuk penyusunan laporan bulanan berikutnya, cukup dilakukan
penyesuaian (updating) atas data yang telah berubah. Informasi Pokok Bank Pelapor meliputi :
1. Sandi Bank
Adalah sandi laporan bank pelapor, diisi dengan 9 digit.
2. Kurs Laporan
Diisi dengan Kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul
16.00 WIB akhir bulan laporan.
3. Nama Bank
Diisi dengan nama bank pelapor.
4. Alamat
Diisi dengan alamat kantor bank pelapor.
5. Nama kota
Diisi dengan nama kota di mana bank pelapor beroperasi.
6. Dati II
Diisi sandi Lokasi Kabupaten/Kota tempat kedudukan bank pelapor. Sandi Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
Daftar Sandi Lokasi Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia.
7. Kantor pelapor
Diisi dengan status kepemilikan cabang bank pelapor apakah sebagai bank tunggal, bank non tunggal (memiliki
kantor cabang) dan bank asing/campuran.
8. Status kantor pelapor
Diisi dengan status kegiatan operasional bank pelapor sebagai bank devisa atau non devisa, sesuai izin operasi
dari Bank Indonesia.
9. Status kantor pusat
Diisi dengan status kegiatan operasional kantor pusat bank pelapor apakah sebagai bank devisa atau non
devisa, sesuai dengan ijin operasi dari Bank Indonesia.
10. Status Kepemilikan
Diisi dengan status kepemilikan bank pelapor apakah sebagai Bank Persero, Bank Swasta Nasional, Bank
Asing, Bank Eks Campuran dan Bank Pemerintah Daerah.
11. Wilayah BI
Diisi dengan sandi Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia tempat kedudukan bank pelapor. Sandi wilayah BI
dapat dilihat pada Daftar Sandi Wilayah Kerja Bank Indonesia.
77
xiv
12. Nama Pimpinan
Diisi dengan nama pimpinan yang bertanggung jawab atas operasional Bank Pelapor. Bagi Bank pelapor yang
ber status kantor pusat diisi dengan nama Direktur yang membawahi divisi pelaporan. Bagi bank pelapor
yang berstatus kantor cabang bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun diluar Indonesia,
maka nama pimpinan diisi dengan nama pemimpin/kepala cabang yang bersangkutan.
13 Jumlah karyawan
Diisi dengan jumlah karyawan yang berstatus karyawan tetap, honorer, maupun tenaga kontrak yang bertugas
pada bank pelapor, termasuk jumlah karyawan dari kantor-kantor dibawah kantor cabang, atau dibawah
kantor cabang pembantu bagi bank asing, yang menjadi wewenang kantor bank pelapor.
14. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon pimpinan kantor bank pelapor.
15. No. fax
16. No. telex
17. Penanggung jawab penyusun laporan
Diisi dengan data penanggung jawab penyusun LBU.
a. Nama
Diisi dengan nama yang bertanggung jawab atas penyusunan LBU.
b. Bagian/Divisi
Diisi dengan nama bagian/divisi di mana penanggung jawab penyusunan laporan bertugas.
c. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon penanggung jawab penyusunan laporan.
d. No. fax
18. Petugas penyusun laporan
Diisi dengan data petugas penyusun LBU.
a. Nama
Diisi dengan nama yang menyusun LBU.
b. Bagian/Divisi
Diisi dengan nama bagian/divisi di mana penyusun laporan bertugas.
c. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon penyusun laporan.
d. No. fax
19. Jumlah/Banyak Karyawan
a. Kantor Cabang Pembantu (KCP)
Bagi bank nasional diisi dengan jumlah KCP, bagi bank asing diisi dengan jumlah kantor di bawah KCP,
yang berinduk kepada bank pelapor dalam penyusunan LBU.
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
78
xv
b. Kantor kas
Diisi jumlah kantor kas dibawah bank pelapor.
c. Kas mobil
Diisi jumlah kas mobil di bawah bank pelapor.
d. Payment point
Diisi jumlah payment point di bawah bank pelapor.
e. ATM
Diisi dengan jumlah ATM yang menjadi tanggung jawab bank pelapor.
f. Kantor Perwakilan Luar Negeri (KPLN)
Yaitu kantor bank yang berkedudukan diluar negeri dan bertindak semata-mata sebagai penghubung
antara Kantor Pusat atau Kantor Cabang di dalam negeri dengan nasabahnya di luar negeri.
g. Offshore Banking Unit (OBU)
Disi dengan jumlah unit suatu usaha perbankan atau trust yang berada diluar wilayah hukum negara
host-nya.
h. Agency
Diisi dengan jumlah agency
i. Deposit Taking Company (DTC)
Diisi dengan jumlah unit usaha bank pelapor yang kegiatannya hanya menghimpun dana.
20. Modal Yang Dinyatakan (Declared Capital)
Diisi khusus untuk bank asing besarnya Modal Yang Dinyatakan
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
79
xvii
Informasi Pokok Perusahaan Anak
INFORMASI POKOK PERUSAHAAN ANAK
1. Sandi Bank :
2. Sandi Perusahaan Anak :
3. Jenis Perusahaan Anak :
a. Milik Negara 01
b. Swasta Nasional 02
c. Patungan 03
4. Nama Lengkap Perusahaan :
5. NPWP :
6. Status Perusahaan :
a. Perusahaan Subsidiari (subsidiart company) 1
b. Perusahaan Partisipasi (participation company) 2
c. Lainnya 9
7. Tahun Pendirian :
8. Izin Usaha :
a. Nomor :
b. Tanggal :
9. Izin Go Public
a. Nomor :
b. Tanggal :
10. Alamat Perusahaan
a. Alamat Lengkap :
b. Kota :
c. Dati II :
11. Bidang Usaha
a. Dana Pensiun 01
b. Modal Ventura 02
c. Perusahaan Pembiayaan 03
d. Perusahaan Sekuritas yang tidak melakukan
kegiatan usaha reksadana 04
e. Perusahaan Sekuritas yang melakukan kegiatan
reksadana 05
f. Reksadana 06
g. Manajer Investasi 07
h. Lainnya 09
80
xviii
12. Perusahaan Terbuka
a. Modal Dasar :
b. Modal Ditempatkan :
c. Modal Disetor :
13. Koperasi :
a. Simpanan Pokok :
b. Simpanan Wajib :
14. Jumlah Pemegang Saham :
15. Jumlah Komisaris/Pengawas :
16. Jumlah Direksi :
17. Jumlah Kantor Cabang :
Informasi Pokok Perusahaan Anak
81
xix
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan Anak
PENJELASAN INFORMASI POKOK PERUSAHAAN ANAK
Formulir ini berisi informasi mengenai profil Perusahaan Pembiayaan.
1. Sandi Bank
Diisi dengan sandi bank yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan anak, sebanyak 9 digit.
2. Sandi Perusahaan Anak
Diisi dengan sandi perusahaan anak sebanyak 6 digit.
3. Jenis Perusahaan Anak
Diisi dengan salah satu jenis Perusahaan Anak yaitu Perusahaan Milik Negara, Perusahaan Patungan (Joint
Venture) atau Perusahaan Swasta nasional.
4. Nama Perusahaan Anak
Diisi dengan nama lengkap perusahaan anak
5. NPWP
Cukup jelas
6. Status Perusahaan
Diisi dengan salah satu status Perusahaan Anak yaitu Perusahaan Subsidiari, Perusahaan Partisipasi (Joint Ventura)
atau Perusahaan lainnya. Definisi status perusahan anak terdapat di Bab II Penjelasan Umum Kolom Daftar
Rincian
7. Tahun Pendirian
Cukup jelas
8. Izin Usaha
a. Nomor
Cukup jelas
b. Tanggal
Diisi dengan tanggal bulan dan tahun dikeluarkannya surat surat izin usaha.
9. Izin Go Publik
a. Nomor
Cukup jelas
b. Tanggal
Diisi dengan tanggal bulan dan tahun dikeluarkannya surat izin go publik.
10. Alamat Perusahaan
a. Alamat Lengkap
Cukup jelas
b. Nama Kota
Diisi dengan nama kota dimana perusahaan anak beroperasi.
82
xx
c. Dati II
Lihat daftar sandi Kabupaten/Kota seluruh Indonesia
11. Bidang Usaha
Diisi dengan salah satu jenis kegiatan usaha sesuai dengan izin usaha yang diberikan, yaitu Dana Pensiun,
Modal Ventura, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Sekuritas, Reksadana, Manajer Investasi dan lainnya.
12. Perusahaan Terbuka
- Modal dasar
- Modal Ditempatkan
- Modal Disetor
13. Koperasi
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
Cukup jelas.
14. Jumlah Pemegang Saham
Diisi dengan jumlah pemegang saham
Bagi Perusahaan Anak yang telah go public, penyebutan pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di pasar modal.
Apabila badan hukum berbentuk koperasi diisi dengan banyaknya jumlah anggota.
15. Jumlah Anggota Dewan Komisaris/Pengawas
16. Jumlah Direksi
Untuk Perusahaan Anak yang berbadan hukum Perseroan Terbatas diisi dengan banyaknya jumlah anggota
dewan komisaris dan jumlah direksi. Bagi yang berbadan hukum koperasi jumlah anggota dewan komisaris diisi
dengan banyaknya jumlah anggota dewan pengawas dan jumlah direksi diisi dengan banyaknya anggota dewan
pengurus.
17. Jumlah Kantor Cabang
Diisi dengan jumlah kantor cabang Perusahaan Anak pelapor.
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan Anak
83
Penjelasan Umum LBU
I-1
BAB I
PENJELASAN UMUM
I.1 Tujuan Pelaporan
Dalam melakukan fungsi kebansentralan yang diamanatkan dalam Undang-undang, khususnya fungsi di
bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan, maka Bank Indonesia memerlukan
informasi yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dimaksud, yang antara lain mencakup informasi
mengenai kondisi dan kinerja keuangan serta kegiatan usaha perbankan.
Sejalan dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan
penyempurnaan sistem dan format laporan yang selama ini digunakan untuk pelaporan kepada Bank Indonesia
melalui Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), sehingga diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akan
informasi yang lebih utuh, komprehensif dan berkualitas.
Di bidang pengawasan perbankan, dengan semakin kompleksnya perkembangan produk dan usaha bank
maka tuntutan kebutuhan informasi untuk mendukung fungsi pengawasan perbankan dalam rangka menjaga
stabilitas dan kesehatan sistem perbankan semakin meningkat sebagai konsekuensi dari penyempurnaan
sistem pengawasan berbasis risiko secara konsolidasi, penyempurnaan berbagai ketentuan kehati-hatian
dan standar akuntansi keuangan serta penerapan Basel II.
Terkait dengan pelaksanaan fungsi di bidang moneter, penyempurnaan LBU ditujukan agar dapat memberikan
tambahan informasi, antara lain melalui:
1. Pengkayaan sandi sektor ekonomi secara lebih detail, misalnya disektor konsumsi yaitu kredit mobil,
motor, elektronik, dan lain-lain.
2. Penambahan informasi data pelimpahan kredit pada bulan laporan.
3. Penambahan informasi mutasi transaksi bank pelapor dengan bukan penduduk (Non Resident). Hal ini
untuk menampung kepentingan pelaporan Lalu Lintas Devisa (LLD).
Dalam penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia, bentuk LBU yang disusun oleh bank tetap
disajikan menurut sistematika yang ditetapkan dalam buku pedoman ini, yaitu menggunakan definisi yang
seragam serta sandi-sandi dan angka-angka yang ditetapkan. Penyusunan dan penyampaian LBU secara
seragam ini dimaksudkan agar laporan keuangan bank dapat diolah oleh Bank Indonesia secara gabungan
sebagai industri perbankan.
I.2 Kantor Bank Pelapor
1. Kantor pusat atau Kantor cabang bagi bank asing
Kantor pusat bank yang memiliki kantor cabang wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari
kantor cabangnya baik kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di
luar Indonesia. Bagi kantor cabang bank asing laporan gabungan dimaksud adalah gabungan dari kantor
cabang pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Sementara itu, Kantor pusat
bank yang memiliki anak perusahaan, wajib menyampaikan laporan perusahaan anak dan laporan
secara konsolidasi dari bank sebagai perusahaan induk dengan perusahaan anaknya.
2. Kantor cabang atau Kantor pusat (bank tunggal)
Setiap kantor bank yang melakukan kegiatan operasional diwajibkan membuat dan menyampaikan
LBU adalah :
84
Penjelasan Umum LBU
I-2
a. Bank yang berkantor pusat di Indonesia
i. Kantor pusat dan kantor-kantor cabang yang berkedudukan di Indonesia
Kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang dan setiap kantor cabang bank wajib
menyusun LBU secara individu. Dalam kaitan ini, kantor cabang pembantu dan kantor kas atau
kantor-kantor dibawah kantor pusat atau cabang lainnya yang melakukan kegiatan operasional
di Indonesia pelaporannya digabungkan dengan kantor pusat atau kantor cabang yang menjadi
induknya. Kantor pusat bank atau kantor wilayah yang tidak menjalankan kegiatan operasional,
laporan perkantornya digabungkan dengan kantor operasional yang ditunjuk oleh kantor pusat
atau kantor wilayah bank yang bersangkutan.
ii. Kantor-kantor operasional bank di luar Indonesia
Laporan kantor-kantor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dilakukan oleh
kantor pusat bank yang bersangkutan secara tersendiri untuk masing-masing kantor tersebut.
b. Bank yang berkantor pusat di luar Indonesia
Kantor pelapor adalah kantor cabang dan kantor cabang pembantu bank asing yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia.
I.3 Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi yang mencakup pencatatan dan penilaian atas transaksi kegiatan usaha bank wajib
mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Perbankan dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI).
I.4 Metode Penyajian Laporan
Dalam laporan ini dianut metode penyajian berdasarkan karakteristik produk perbankan. Sebagai contoh :
1. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Indonesia
Penempatan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada Bank Indonesia,
dilaporkan pada pos Penempatan atau Kewajiban Pada Bank Indonesia.
2. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Lain
Penempatan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank lain baik bank
yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia, dilaporkan pada pos
Penempatan atau Kewajiban Pada Bank Lain. Penempatan bank pelapor kepada bank lain dalam
bentuk surat berharga dan spot dan derivatif, dilaporkan pada pos Surat Berharga dan pos Tagihan Spot
dan Derivatif.
3. Tagihan dan Kewajiban Spot dan Derivatif
Tagihan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga
bukan bank dalam bentuk spot dan derivatif, dilaporkan pada pos Tagihan dan kewajiban Spot dan
Derivatif.
4. Surat Berharga
Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam
bentuk surat berharga, dilaporkan pada pos Surat Berharga. Termasuk dilaporkan dalam pos ini adalah
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
5. Kredit Yang Diberikan
Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam
bentuk kredit, dilaporkan pada pos Kredit Yang Diberikan.
85
Penjelasan Umum LBU
I-3
I.5 Pengukuran Dalam Mata Uang
LBU wajib disajikan dalam mata uang rupiah kecuali untuk daftar rincian yang diatur secara tersendiri. Aset,
kewajiban dan komitmen serta kontinjensi yang dimiliki bank pelapor dalam valuta rupiah dilaporkan pada
kolom Rupiah dan apabila dalam valuta asing dilaporkan pada kolom Valas setelah dijabarkan ke dalam
mata uang rupiah.
Dalam menjabarkan valuta asing ke dalam rupiah, berpedoman kepada ketentuan yang diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
I.6 Jenis Laporan
Setiap kantor bank pelapor sebagaimana tersebut pada butir I.2, setiap akhir bulan wajib menyampaikan
laporan sebagai berikut :
1. Laporan gabungan Kantor Pusat atau Kantor Cabang bagi bank asing
Kantor pusat yang memiliki kantor cabang atau kantor cabang bank asing yang memiliki kantor cabang
pembantu, termasuk kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang beroperasi secara syariah
sebagaimana tersebut pada butir I.2.1, wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari seluruh kantornya,
yang meliputi :
1. Neraca dan Rekening Administratif Gabungan (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi Gabungan (Form-02)
3. Daftar Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
(Gabungan) (Form-03)
4. Daftar Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
(Gabungan) (Form-04)
5. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset Gabungan (Form-05)
6. Daftar Rincian Kewajiban Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
(Gabungan) (Form-06)
7. Daftar Rincian kewajibab Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar
Indonesia (Gabungan) (Form-07)
8. Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban Gabungan (Form-08)
Penjelasan laporan tersebut di atas sebagaimana penjelasan pada Bab II dan Bab III. Khusus untuk
Rekening Antar Kantor dilaporkan secara netto.
2. Laporan per Kantor Bank Pelapor
Setiap kantor bank atau kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang (bank tunggal) atau bank
asing yang tidak memiliki kantor cabang pembantu sebagaimana tersebut pada butir I.2.2 hanya wajib
menyampaikan laporan sebagai berikut :
A. Neraca dan Daftar Rincian Pos Neraca
1. Neraca Bulanan Bank Umum dan Rekening Administratif (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi (Form-02)
3. Daftar Rincian Kas (Form-03)
4. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia (Form-04)
5. Daftar Rincian Penempatan Pada Bank lain (Form-05)
6. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif (Form-06)
7. Daftar Rincian Surat Berharga (Form-07)
8. Daftar Rincian Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) (Form-08)
86
Penjelasan Umum LBU
I-4
9. Daftar Rincian Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse
Repo) (Form-09)
10. Daftar Rincian Tagihan Akseptasi (Form-10)
11. Daftar Rincian Kredit yang diberikan (Form-11)
12. Daftar Rincian Penyertaan (Form-12)
13. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Form-13)
14. Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud (Form-14)
15. Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris (Form-15)
16. Daftar Rincian Properti Terbengkalai (Form-16)
17. Daftar Rincian Aset yang diambil alih (Form-17)
18. Daftar Rincian Rekening Tunda (Form-18)
19. Daftar Rincian Aset Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di Indonesia (Form-19)
20. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
(Form-20)
21. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya dan PPA Non Produktif (form-
21)
22. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset (Form-22)
23. Daftar Rincian Giro (Form-23)
24. Daftar Rincian Tabungan (Form-24)
25. Daftar Rincian Simpanan Berjangka (Form-25)
26. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia (Form-26)
27. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank lain (Form-27)
28. Daftar Rincian Kewajiban Spot dan Derivatif (form-28)
29. Daftar Rincian Kewajiban atas Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) (Form-
29)
30. Daftar Rincian Kewajiban Akseptasi (Form-30)
31. Daftar Rincian Surat Berharga yang diterbitkan (Form-31)
32. Daftar Rincian Pinjaman yang diterima (Form-32)
33. Daftar Rincian Setoran Jaminan (Form-33)
34. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
(Form-34)
35. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
(Form-35)
36. Daftar Rincian Rupa-rupa Kewajiban (Form-36)
37. Daftar Rincian Modal Pinjaman (Form-37)
38. Daftar Rincian Modal Disetor (Form-38)
39. Daftar Rincian Modal Sumbangan (Form-39)
40. Daftar Rincian Pendapatan komprehensif lainnya (Form-40)
41. Daftar Rincian Dana setoran modal (Form-41)
B. Daftar Rincian Pos Rekening Administratif dan Informasi Lainnya
1. Daftar Rincian Posisi Pembelian dan Penjualan Spot dan Derivatif (Form-42)
2. Daftar Rincian Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan (Form-43)
3. Daftar Rincian Garansi Yang Diberikan (Form-44)
4. Daftar Rincian Penerusan Kredit (Form-45)
5. Daftar Rincian Kredit yang dihapusbuku (Form-46)
87
Penjelasan Umum LBU
I-5
6. Daftar Rincian Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru pada Bulan Laporan (Form-47)
7. Daftar Rincian Pelimpahan Kredit pada Bulan Laporan (Form-48)
C. Lain-Lain
1. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset Lainnya (Form-49). Daftar rincian ini wajib dilaporkan apabila
jumlah jenis Lain-lain (Sandi 99) pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset melebihi 25% jumlah Daftar
Rincian Rupa-Rupa Aset.
2. Daftar Rincian Rupa-rupa Kewajiban Lainnya (Form-50). Daftar rincian ini wajib dilaporkan apabila
jumlah jenis Lain-lain (Sandi 99) pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban melebihi 25% jumlah
Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban.
3. Daftar Rincian Pendapatan Non-operasional Lainnya (Form-51). Daftar rincian ini wajib dilaporkan
apabila jumlah Pendapatan Non-operasional subpos Lainnya (Sandi 4300) melebihi 25% jumlah
Pendapatan Non-operasional.
4. Daftar Rincian Beban Non-operasional Lainnya (Form-52). Daftar rincian ini wajib dilaporkan
apabila jumlah Beban Non-operasional subpos Lainnya (Sandi 4400) melebihi 25% jumlah Beban
Non-operasional.
Dalam hal bank pelapor tidak memiliki salah satu daftar rincian A, B, dan C di atas, maka tidak perlu
mengisi daftar rincian dimaksud.
3. Laporan Perusahaan Anak
Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan
laporan Perusahaan Anak, yang meliputi :
1. Neraca dan Rekening Administratif (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi (Form-02)
3. Daftar Rincian Penempatan Pada Bank (Form-03)
4. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif (Form-04)
5. Daftar Rincian Surat Berharga (Form-05)
6. Daftar Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) (Form-06)
7. Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual kembali (Reverse Repo)
(Form-07)
8. Daftar Rincian Tagihan Akseptasi (Form-08)
9. Daftar Rincian Kredit yang Diberikan (Form-09)
10. Daftar Rincian Penyertaan (Form-10)
Penjelasan laporan tersebut di atas sebagaimana penjelasan pada Bab II dan Bab III. Khusus untuk Rekening
Antar Kantor dilaporkan secara netto.
4. Laporan Konsolidasi
Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan
laporan Keuangan Konsolidasi Bank sebagai perusahaan Induk dengan Perusahaan Anaknya,yang meliputi:
1. Neraca dan Rekening Administratif Konsolidasi (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi Konsolidasi (Form-02)
Adapun cakupan pelaporan konsolidasi adalah berdasarkan hubungan kepemilikan langsung antara
perusahaan induk dan perusahan anak dan/atau kriteria pengendalian lain sebagaimana diatur dalam
88
Penjelasan Umum LBU
I-6
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Yang dimaksud dengan hubungan kepemilikan langsung dan
tidak langsung dalam pengertian Perusahaan Anak dapat diilustrasikan dalam Bagan I.1.sebagai berikut :
Bagan I.1. Ilustrasi Hubungan Kepemilikan Langsung dan Tidak Langsung
a. Bank II tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%.
b. Bank III tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%.
c. Bank IV, V dan VI dikonsolidasi karena kepemilikan > 50%.
d. Bank VII tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%, yaitu sebesar 7,5% (15% x 50%)
e. Bank VIII tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%, yaitu sebesar 18% (60% x 30%)
f. Bank IX dikonsolidasi karena meskipun kepemilikan < 50% (70% x 70%) namun terdapat
pengendalian dari Bank I terhadap Bank IX, yaitu melalui kepemilikan Bank I di Bank V sebesar
70% dan kepemilikan Bank V di Bank IX sebesar 70%.
g. Perusahaan Asuransi tidak dikonsolidasi sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
h. Perusahaan Pembiayaan I dan II dikonsolidasi karena kepemilikan > 50%, yaitu sebesar 100%
untuk perusahaan pembiyaan I dan 51% untuk perusahaan pembiayaan II.
Sementara itu, untuk tata cara penyampaian laporan perusahaan induk dan perusahaan anak adalah
sebagai berikut :
1.1.Bank sebagai perusahaan induk dan tidak memiliki perusahaan anak berupa bank, maka laporan
yang disampaikan adalah:
1. Laporan Gabungan Kantor Pusat (butir I.6.1) dan Laporan Per Kantor Bank Pelapor secara individual
(butir I.6.2) yang mencakup Neraca, Rekening Administratif, dan Laporan Laba Rugi beserta
seluruh rinciannya (Laporan Keuangan Per Kantor Bank Pelapor).
Bank II Bank III Bank
IV
Bank V Bank
VI
Bank VII
Bank VIII
Bank
IX
Perusahaan
Pembiayaan I
Perusahaan
Pembiayaan
II
Asuransi
100%
100%
51%
30%
70%
100%70%60%15%5%
50%
Bank I
Dikonsolidasi
Tidak
Dikonsolidasi
89
Penjelasan Umum LBU
I-7
2. Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual yang mencakup Neraca, Rekening
Administratif, dan Laporan Laba Rugi beserta seluruh rinciannya (butir I.6.3).
3. Laporan Keuangan Konsolidasi yang mencakup Neraca Konsolidasi, Rekening Administratif
Konsolidasi dan Laporan Laba Rugi Konsolidasi (butir I.6.4).
1.2.Bank sebagai perusahaan induk (Bank Perusahaan Induk I) dan memiliki perusahaan anak berupa
bank (Bank Perusahaan Anak), dan Perusahaan Pembiayaan maka:
1. Bank Perusahaan Induk menyampaikan laporan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual, yaitu Perusahaan Pembiayaan I dan
Perusahaan Pembiayaan II. Perusahaan anak berupa bank tidak perlu dilaporkan oleh Bank
Perusahaan Induk I.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank I akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank I Secara Individual.
2) Laporan Perusahaan Anak Secara Individual (Perusahaan Pembiayaan I dan Perusahaan
Pembiayaan II)
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan seluruh perusahaan anak yaitu Bank IV,
Bank V, Bank VI, Bank IX, Perusahaan Pembiayaan I dan Perusahaan Pembiayaan II).
2. Bank Perusahaan Anak menyampaikan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
Ilustrasi:
Bank IV dan Bank IX hanya akan melaporkan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
Dalam hal Bank Perusahaan Anak juga memiliki perusahaan anak maka laporan yang
disampaikan adalah:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
a. Bank VI akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual, yaitu Perusahaan Pembiayaan
I dan Perusahaan Pembiayaan II.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank VI dengan Perusahaan Pembiayaan I dan
Perusahaan Pembiayaan II).
b. Bank V akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank V dan Bank IX).
Bank V tidak perlu melaporkan Laporan Keuangan Bank IX Secara Individual.
90
Penjelasan Umum LBU
I-8
Bagan I.2. Ilustrasi Kepemilikan Bersama
(Dalam bagan ini diasumsikan terdapat pengendalian untuk kepemilikan < 50%).
1.3.Bank I dan Bank II bersama-sama memiliki perusahaan anak (joint venture) berupa Perusahaan
Pembiayaan A berdasarkan suatu perjanjian kontraktual untuk melakukan pengendalian bersama
(joint control) (Bagan I.2). Sesuai PSAK yang berlaku, Bank I dan Bank II dapat menerapkan metode
proportionate consolidation atau metode ekuitas (equity method) dalam penyajian laporan keuangan.
Jika menggunakan metode proportionate consolidation, untuk pelaporan LBU, Bank I dan Bank II
melaporkan perusahaan anaknya yaitu Perusahaan Pembiayaan A secara proporsional berdasarkan
bagian partisipasi masing-masing Bank pada Perusahaan Pembiayaan A dengan jenis laporan sebagai
berikut:
1. Bank Perusahaan Induk I menyampaikan laporan :
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak (Perusahaan Pembiayaan A) berdasarkan bagian
partisipasi Bank I
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank I akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank I Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan A berdasarkan bagian partisipasi Bank I
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan Perusahaan Pembiayaan A secara
proporsional).
2. Bank Perusahaan Induk II menyampaikan laporan :
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak (Perusahaan Pembiayaan A) berdasarkan bagian
partisipasi Bank II
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank II akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank II Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan A berdasarkan bagian partisipasi Bank II
Bank I Bank II
Perusahaan
Pembiayaan A
45% 40%
91
Penjelasan Umum LBU
I-9
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan Perusahaan Pembiayaan A secara
proporsional).
Jika menggunakan metode ekuitas, maka untuk pelaporan LBU, Bank I dan Bank II hanya
akan menyampaikan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
I.7 Cara Pengisian Laporan
Cara memasukkan data LBU dilakukan secara otomasi sebagaimana diatur dalam buku petunjuk
pengoperasian otomasi sistem penyampaian LBU.
I.8 Waktu Penyampaian Laporan
Waktu Penyampaian Laporan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan Bulanan Bank
Umum.
I.9 Penyampaian Laporan
1. Laporan wajib disampaikan secara elektronis langsung ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta.
Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media extranet yang dikembangkan oleh Direktorat
Teknologi Informasi (DTI) Bank Indonesia
2. Dalam sistem laporan ini Bank Indonesia memberikan sistem aplikasi kepada bank pelapor dalam bentuk
CD. Laporan ini disusun dan disampaikan dalam bentuk text file dengan berpedoman pada spesifikasi
dalam buku pedoman LBU ini.
3. Laporan kantor-kantor bank pelapor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, disampaikan/
dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan dengan cara penyampaian berpedoman
sebagaimana pada butir 1 tersebut di atas.
4. Bagi bank yang telah mampu menyusun LBU secara terpusat (sentralisasi) untuk sebagian atau seluruh
kantor pelapornya, dapat menyampaikan secara laporan langsung kepada Bank Indonesia setempat
dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. LBU yang disampaikan
tersebut, harus dapat diidentifikasikan untuk LBU masing-masing kantor.
5. Dalam hal terjadi masalah/gangguan pada program data entry maupun sistem transmisi laporan, bank
pelapor menyampaikan laporannya dengan mengirimkan disket langsung kepada :
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) yang berkantor di wilayah DKI Jakarta Raya, Kabupaten/Kotamadya Serang,
Pandeglang, Lebak, Tangerang, Bogor, Karawang dan Bekasi, laporan dengan disket dimaksud
disampaikan kepada Tim Statistik Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia,
Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir a sebagaimana
tersebut di atas, laporan dengan disket dimaksud disampaikan kepada kepada Kantor Bank
Indonesia setempat.
Tanggal penyampaian laporan adalah tanggal penerimaan di Tim Statistik Moneter, Keuangan
dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta atau Kantor Cabang Bank Indonesia. Atas
pengiriman laporan dengan disket tersebut, bank pelapor wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Bank Indonesia setempat mengenai sebab-sebab gangguan yang terjadi.
I.10. Penyampaian Data Koreksi
Bank hanya diperkenankan menyampaikan koreksi atas LBU dalam periode penyampaian laporan
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan.
92
Penjelasan Umum LBU
I-10
I.11. Sanksi
Ketentuan tentang sanksi diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).
I.12 Penyampaian Pertanyaan
Pertanyaan berkenaan dengan pelaporan diajukan kepada Bank Indonesia sebagai berikut :
1. Untuk hal yang berkaitan dengan teknis/sistem cara pelaporan, program data entry dan sistem transmisi
laporan dari bank pelapor kepada Bank Indonesia.
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.a, pertanyaan diajukan kepada Tim Statistik
Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.b tersebut
di atas, pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
2. Untuk hal yang berkaitan dengan materi pelaporan dan PSAK dan atau PAPI.
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.a, pertanyaan diajukan kepada Direktorat
Penelitian dan Pengaturan Perbankan dan atau Direktorat Pengawasan Bank yang
membawahi bank pelapor yaitu Direktorat Pengawasan Bank 1, Direktorat Pengawasan
Bank 2 dan Direktorat Pengawasan Bank 3, Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.b tersebut
di atas, pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
93
Penjelasan Umum LBU
II-1
BAB II
PENJELASAN UMUM KOLOM DAFTAR RINCIAN
Dalam bab ini dijelaskan pengertian dan istilah umum kolom-kolom yang terdapat pada LBU Gabungan, LBU Per
Kantor, LBU Konsolidasi dan LBU Perusahaan Anak dihampir seluruh daftar rincian dan untuk pengertian yang lebih
khusus, diuraikan pada penjelasan masing-masing daftar rincian.
II.1 Jumlah Rekening
Adalah banyaknya rekening/akad/warkat dari setiap jenis transaksi. Pada prinsipnya setiap transaksi harus
dilaporkan 1 (satu) rekening, namun untuk menyederhanakan pelaporan diperkenankan menggabungkan
rekening dengan cara penggabungan yang dapat dilihat pada penjelasan di masing-masing daftar rincian.
II.2 Lembaga Pemeringkat
Adalah nama lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia, sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia, yang menerbitkan peringkat
atas suatu surat berharga atau perusahaan (corporate rating).
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih lembaga pemeringkat maka pelaporannya mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.3 Peringkat Perusahaan
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui Bank Indonesia terhadap
suatu perusahaan (corporate rating). Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat
maka peringkat yang digunakan adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Kolom ini diisi angka 00 untuk perusahaan yang tidak memiliki peringkat, atau memiliki peringkat yang
diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang tidak diakui oleh Bank Indonesia.
Dalam hal terdapat 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan Bank Indone-
sia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar.
II.4 Peringkat Surat Berharga
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia atas
surat berharga. Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka peringkat
yang dipergunakan adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Kolom ini diisi 00 untuk surat berharga yang tidak memiliki peringkat, atau memiliki peringkat yang diterbitkan
oleh Lembaga Pemeringkat yang tidak diakui oleh Bank Indonesia.
Dalam hal surat berharga memiliki 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.5 Tanggal Pemeringkatan
Adalah tanggal, bulan, dan tahun penerbitan peringkat terkini (termasuk review) oleh Lembaga Pemeringkat.
Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka tanggal pemeringkatan
yang digunakan adalah tanggal review terakhir.
II.6 Jenis
Adalah jenis transaksi yang dilakukan antara bank pelapor dengan Bank Indonesia, bank lain, pihak ketiga
bukan bank serta kantor cabang bank pelapor yang sama.
94
Penjelasan Umum LBU
II-2
II.7 Jenis Valuta
Adalah jenis valuta yang digunakan dalam melakukan transaksi antara bank pelapor dengan pihak lain.
Sandi valuta dapat dilihat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
Sandi valuta, dalam hal ini dilaporkan sesuai dengan jenis valuta yang tercantum dalam perjanjian. Dalam
hal transaksi yang diperjanjikan menggunakan valuta asing (sebagaimana tercantum dalam akad perjanjian)
namun dicairkan dalam rupiah, transaksi tersebut diperlakukan sebagai transaksi dalam valuta asing.
Contoh : Sesuai dengan perjanjian, plafond kredit diberikan dalam USD, namun kredit tersebut dapat
dicairkan dalam mata uang rupiah. Kredit ini diperlakukan sebagai kredit dalam valuta asing, dan kolom
Jenis Valuta diisi dengan sandi USD.
II.8 Suku Bunga/Diskonto
Adalah tingkat harga dari suatu penanaman atau penghimpunan dana bank pelapor.
Jenis suku Bunga dibedakan menjadi :
1. Fixed
Yaitu suku bunga yang bersifat tetap sampai dengan jangka waktu tertentu atau sampai dengan jatuh
tempo.
2. Variable
Yaitu suku bunga yang dapat berubah sampai dengan jangka waktu tertentu atau sampai dengan jatuh
tempo.
Apabila dalam satu rekening diberikan beberapa tingkat suku bunga, kolom Suku Bunga diisi dengan
suku bunga tertinggi. Selain itu, untuk jenis transaksi baik penanaman maupun penghimpunan dana
yang tidak diberikan bunga, kolom Suku Bunga diisi dengan 00,00 dan kolom Jenis Suku Bunga diisi
dengan 0.
Kolom suku bunga diisi dengan persentase suku bunga per tahun dengan contoh sebagai berikut:
Suku bunga Diisi Suku bunga Diisi
per tahun per tahun
0% 00,00 75% 75,00
5% 05,00 90% 90,00
8 ¾ % 08,75 99 ½ % 99,50
49 ¼% 49,25 100% 99,99
50% 50,00 130% 99,99
Catatan : Suku bunga 100 % atau lebih diisi dengan 99,99.
II.9 Negara
Adalah negara domisili dari pihak-pihak yang mempunyai tagihan atau kewajiban kepada bank pelapor.
II.10 Kualitas
Adalah kualitas aset produktif, aset non produktif, dan transaksi rekening administratif sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum, dengan penggolongan kualitas sebagai berikut:
Kualitas Sandi
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
95
Penjelasan Umum LBU
II-3
II.11 Sandi Bank
Adalah sandi pihak lawan baik bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang melakukan
kegiatan operasional di luar Indonesia. Termasuk pula dalam sandi bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
Kolom ini diisi dengan sandi bank lain di mana bank pelapor memiliki simpanan /tagihan atau kewajiban kepada
bank yang bersangkutan. Sandi Bank dapat dilihat pada Daftar Sandi Bank. Apabila bank pelapor memiliki
simpanan/tagihan atau kewajiban kepada :
1. Bank-bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, termasuk kantor cabang (bukan kantor
perwakilan) bank asing di Indonesia, kolom ini diisi dengan sandi bank yang terdapat pada Daftar Sandi
Bank sub Sandi Bank di Indonesia.
Contoh :
Bank Permata-Jakarta (sandi bank 013) menempatkan dana di Citibank-Jakarta (sandi bank 031) :
a. Oleh Bank Permata-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain, kolom Sandi
Bank diisi dengan sandi 031.
b. Oleh Citibank-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain, kolom Sandi Bank
diisi dengan sandi 013.
2. Bank-bank yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dan berkantor pusat di Indonesia, kolom
ini diisi dengan sandi bank yang terdapat di Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia.
Contoh :
BCA-Jakarta (sandi bank 014) menempatkan dana di Bank BNI 46-New York (sandi bank 729):
a. Oleh BCA-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain, kolom Sandi Bank diisi
dengan sandi 729.
b. Oleh Bank BNI 46-New York, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain, kolom
Sandi Bank diisi dengan sandi 014.
3. Bank-bank lain yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, kolom ini diisi dengan sandi
bank yang terdapat di Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Lainnya di Luar Indonesia.
Contoh :
a. BCA Jakarta menempatkan dana di Citibank Singapura. Oleh BCA Jakarta dilaporkan pada Daftar
Rincian Penempatan pada Bank lain, kolom Sandi Bank diisi dengan sandi 795.
b. Bank Negara Indonesia Cayman Island menempatkan dana di Bank of New York, New York. Oleh
Lippobank Cayman Island dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank lain (Prime Bank),
kolom Sandi Bank diisi dengan sandi 795.
Dalam hal bank pelapor menerbitkan surat berharga atas unjuk dan untuk pertama kalinya dibeli oleh bank
lain, pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain kolom Sandi Bank diisi dengan sandi bank yang
membeli surat berharga tersebut pada saat diterbitkan.
Contoh :
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh BCA sebagai bank pelapor dan dibeli pertama kali oleh
Bank Danamon Indonesia, kolom Sandi Bank diisi dengan sandi Bank Danamon Indonesia (011).
96
Penjelasan Umum LBU
II-4
II.12 Golongan Penerbit/Tertarik
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menerbitkan dan atau bertanggungjawab terhadap pelunasan
surat-surat berharga yang dimiliki bank pelapor. Sandi Golongan Penerbit/Tertarik terdapat pada Daftar Sandi
Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.13 Golongan Pembeli
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang membeli surat berharga yang diterbitkan oleh bank pelapor.
Dalam hal surat berharga yang diterbitkan oleh bank pelapor adalah atas unjuk, Golongan Pembeli adalah pihak
yang pertama kali membeli surat berharga tersebut pada saat diterbitkan. Sandi Golongan Pembeli terdapat
pada Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.14 Golongan Pihak Lawan
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
II.15 Golongan Debitur
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memiliki kewajiban kepada bank pelapor baik dengan perjanjian
maupun tanpa perjanjian. Sandi Golongan Debitur terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga
Bukan Bank.
II.16 Golongan Status
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memiliki tagihan dan atau kewajiban kepada bank pelapor.
II.17 Golongan Nasabah
Adalah pihak ketiga bukan bank yang memiliki simpanan dan atau setoran jaminan pada bank pelapor. Sandi
Golongan Nasabah terdapat pada Daftar Pihak Ketiga Bukan Bank. Sandi Golongan Nasabah terdapat pada
daftar rincian mengenai simpanan dan atau setoran jaminan pada bank pelapor.
Khusus untuk jenis simpanan berupa sertifikat deposito pada Daftar Rincian Simpanan Berjangka, kolom
Golongan Nasabah diisi dengan sandi pihak ketiga bukan bank yang pertama kali membeli sertifikat deposito
pada saat diterbitkan.
II.18 Golongan Kreditur
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memberikan pinjaman atau fasilitas pembiayaan kepada bank
pelapor. Sandi Golongan Kreditur terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.19 Golongan Pihak Tertagih
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menjamin pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas dasar
L/C dengan akseptasi (Acceptance L/C)
II.20 Golongan Penagih
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menagih pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas
dasar L/C dengan akseptasi (Acceptance L/C)
II.21 Golongan Pemohon
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang meminta pembukaan L/C atau fasilitas jaminan/garansi
(Applicant) kepada bank pelapor.
97
Penjelasan Umum LBU
II-5
II.22 Golongan Perusahaan Emiten/Perusahaan
Adalah bank dan perusahaan bukan bank di mana bank pelapor melakukan penyertaan, baik dalam rangka
penyelamatan kredit, pendirian anak perusahaan, maupun pembelian saham di pasar modal. Pada kolom
ini diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.23 Kategori Portofolio
Adalah kategori portofolio sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Yaitu tagihan kepada Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan Badan-badan atau
lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang seluruh pendanaan operasionalnya berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Yaitu tagihan kepada pemerintah pusat dan bank sentral negara lain.
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Yaitu tagihan kepada:
(1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai BUMN
kecuali BUMN berupa Bank;
(2) Pemerintah Daerah (provinsi, kota dan kabupaten) di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang mengenai pemerintahan daerah; dan
(3) Badan-badan atau lembaga-lembaga Pemerintah Republik Indonesia yang tidak memenuhi kriteria
sebagai Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia.
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Yaitu tagihan Kepada :
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional, yang mencakup:
- Bank Pembangunan Multilateral tertentu yang telah ditetapkan oleh Basel Committee on Banking
Supervision, yaitu World Bank Group yang terdiri dari International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) dan International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB),
African Development Bank (AfDB), European Bank for Reconstruction and Development (EBRD),
Inter-American Development Bank (IADB), European Investment Bank (EIB), European Investment
Fund (EIF), Nordic Investment Bank (NIB), Caribbean Development Bank (CDB), Islamic Develop-
ment Bank (IDB), dan Council of Europe Development Bank (CEDB);
- Lembaga Internasional yaitu Bank for International Settlements, International Monetary Fund (IMF),
dan European Central Bank;
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya, yang mencakup Bank Pembangunan Multilateral selain
dari Bank Pembangunan Multilateral tertentu sebagaimana dalam huruf a
98
Penjelasan Umum LBU
II-6
4. Tagihan Kepada Bank
Yaitu tagihan kepada :
(1) bank yang beroperasi di Indonesia, yang terdiri dari bank umum, bank perkreditan rakyat, termasuk
kantor cabang bank asing;
(2) bank yang beroperasi di luar Indonesia, yang terdiri dari bank yang berbadan hukum asing dan kantor
cabang dari bank yang berkantor pusat di Indonesia; dan
(3) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai lembaga pembiayaan ekspor Indonesia;
Tagihan kepada Bank dibedakan menjadi:
a. Tagihan Jangka Pendek
yaitu tagihan dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 3 (tiga) bulan, termasuk tagihan yang
tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo namun dapat ditarik sewaktu-waktu
b. Tagihan Jangka Panjang
yaitu tagihan dengan dengan jangka waktu perjanjian lebih dari 3 (tiga) bulan.
Tagihan Kepada Bank dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 3 (tiga) bulan namun dapat
dipastikan akan diperpanjang (roll-over) sehingga keseluruhan jangka waktu menjadi lebih dari 3
(tiga) bulan, wajib digolongkan sebagai Tagihan Jangka Panjang.
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Yang mencakup:
a. kredit konsumsi untuk kepemilikan rumah tinggal/apartemen atau kredit konsumsi yang dijamin
dengan agunan berupa rumah tinggal/apartemen (tidak termasuk rumah toko dan rumah kantor),
serta memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
i. diberikan kepada debitur perorangan;
ii. agunan diikat dengan hak tanggungan atau fiducia sehingga memberikan kedudukan yang
diutamakan (hak preferensi) kepada Bank;
iii. Bank memiliki sistem dan prosedur yang memadai untuk menilai dan memantau nilai agunan
secara berkala; dan
iv. rasio nilai kredit terhadap nilai agunan (loan-to-value) paling tinggi sebesar 80% (delapan puluh
persen);
b. kredit konsumsi untuk kepemilikan rumah tinggal dalam rangka program Pemerintah Indonesia sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dan rasio nilai kredit terhadap nilai agunan (loan-to-value)
paling tinggi sebesar 95% (sembilan puluh lima persen).
6. Kredit Beragun Properti Komersial
Yaitu kredit yang memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
a. diberikan kepada perorangan atau badan usaha;
b. tujuan penggunaan dana untuk pembiayaan konstruksi atau pembangunan properti.
Contoh: pembangunan perumahan, apartemen, rumah susun, ruang perkantoran, ruang komersial
multifungsi, ruang komersial yang disewa banyak pihak, atau pergudangan; dan
99
Penjelasan Umum LBU
II-7
c. sumber utama pembayaran kredit berasal dari arus kas dari penyewaan atau penjualan properti
dimaksud.
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
Yaitu kredit yang memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. diberikan kepada pegawai atau pensiunan dari pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/POLRI, pegawai
lembaga negara atau pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD);
b. total plafon pembiayaan adalah Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk setiap pegawai atau
pensiunan;
c. pegawai atau pensiunan dijamin dengan asuransi jiwa dari perusahaan asuransi yang berstatus sebagai
BUMN,atau perusahaan asuransi swasta yang memiliki peringkat paling rendah peringkat investasi
dari lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia;
d. pembayaran angsuran/pelunasan kredit bersumber dari gaji/pensiun berdasarkan Surat Kuasa
Memotong Gaji/Pensiun kepada Bank pemberi kredit. Dalam hal pembayaran gaji/pensiun dilakukan
Bank lain atau BUMN lain maka Bank pemberi kredit harus memiliki perjanjian kerja sama dengan
Bank lain atau BUMN lain pembayar gaji/pensiun untuk melakukan pemotongan gaji/pensiun dalam
rangka pembayaran angsuran/pelunasan kredit; dan
e. Bank pemberi kredit menyimpan asli surat pengangkatan pegawai atau surat keputusan jabatan/
pangkat yang terakhir atau surat keputusan pensiun atau Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP) dan
polis pertanggungan asuransi jiwa debitur.
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Yaitu tagihan yang memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. diberikan kepada debitur yang merupakan :
(i) badan usaha yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro dan usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah; atau
(ii) perorangan;
b. plafon pembiayaan kepada debitur paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua persen) dari hasil
penjumlahan plafon pembiayaan untuk seluruh debitur yang merupakan (i) badan usaha dan perorangan
yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro dan usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah dan (ii) perorangan;
c. plafon pembiayaan kepada debitur paling tinggi sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
d. debitur tidak tergolong sebagai 50 (lima puluh) debitur terbesar Bank;
e. tagihan tidak dalam bentuk surat berharga;
f. tagihan tidak memenuhi kriteria sebagai Kredit Beragun Rumah Tinggal, Kredit Beragun Properti
Komersial, atau Kredit Pegawai atau Pensiunan
9. Tagihan Kepada Korporasi
Yaitu tagihan yang tidak memenuhi kategori portofolio sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai
dengan angka 8 di atas.
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
100
Penjelasan Umum LBU
II-8
Yaitu seluruh tagihan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 9, yang telah jatuh
tempo lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga.
a. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Adalah Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo yang sebelumnya tergolong sebagai Kredit Beragun Rumah
Tinggal
b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Adalah Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo yang sebelumnya bukan tergolong sebagai Kredit Beragun
Rumah Tinggal
11. Eksposur Sekuritisasi
Yaitu eksposur sekuritisasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum dan ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.24 Hubungan Dengan Bank
Adalah status keterkaitan antara bank pelapor dengan pihak yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
1. Terkait Dengan Bank
Adalah pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit (BMPK).
Apabila transaksi dilakukan dengan pihak terkait dengan bank, kolom ini diisi dengan sandi 1.
2. Tidak Terkait Dengan Bank
Adalah pihak yang tidak termasuk sebagai pihak terkait dengan bank sebagaimana tersebut di atas.
Apabila transaksi dilakukan dengan pihak tidak terkait dengan bank, kolom ini diisi dengan sandi 2.
II.25 Status Dengan Bank
1. Perusahaan Induk atau Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
Perusahaan Induk adalah badan hukum yang memiliki saham Bank Pelapor baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan kepemilikan lebih dari 50% (lima puluh perseratus) atau melakukan Pengendalian
terhadap Bank Pelapor. Sedangkan perusahaan induk di bidang keuangan adalah badan hukum yang
dibentuk oleh perusahaan induk untuk mengkonsolidasi seluruh aktivitas perusahaan induk atau kelompok
usaha yang bergerak di bidang keuangan atau yang melakukan pengendalian terhadap seluruh aktivitas
perusahaan induk atau kelompok usaha yang bergerak di bidang keuangan.
2. Perusahaan Anak
Adalah badan hukum yang dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Pelapor, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang terdiri dari :
a. Perusahaan Subsidiari (subsidiary company) yaitu Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank Pelapor
lebih dari 50% (lima puluh perseratus);
b. Perusahaan Partisipasi (participation company) adalah Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank
Pelapor 50% (lima puluh perseratus) atau kurang, namun Bank Pelapor memiliki Pengendalian
terhadap perusahaan;
3. Lainnya
101
Penjelasan Umum LBU
II-9
Adalah badan hukum yang terkait atau tidak terkait dengan bank selain Perusahan Induk dan Perusahaan
Anak, yang antara lain mencakup:
a. Perusahaan Asosiasi
Yaitu perusahaan dimana bank pelapor memiliki pengaruh signifikan sesuai PSAK mengenai investasi
pada entitas asosiasi.
b. Sister company
Yaitu perusahaan lain yang dimiliki oleh Perusahaan Induk dari bank pelapor.
II.26 Sandi Kantor
Adalah sandi kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dari bank yang kantor
pusatnya di Indonesia.
Pada kolom ini diisi dengan sandi kantor cabang bank yang terdapat pada Daftar Sandi Bank sub Sandi
Bank Nasional Yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia.
Contoh :
1. BII-Semarang, menempatkan dana pada BII-Cayman Island (sandi 758), cara pelaporannya adalah
sebagai berikut :
a. Oleh BII-Semarang, dilaporkan pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 758.
b. Oleh BII-Cayman Island, dilaporkan Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Indonesia.
2. BNI-New York (sandi 729) menempatkan dana pada BNI-London (sandi 731), cara pelaporannya adalah
sebagai berikut :
a. Oleh BNI-New York, dilaporkan pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 731.
b. Oleh BNI-London, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 729.
II.27 Lokasi KC/KCP
Adalah lokasi kegiatan operasional bank pelapor dan kantor cabang pembantu (KCP) atau yang setingkat KCP
bagi bank asing yang laporannya digabung dengan kantor bank pelapor. Kolom ini diisi dengan sandi Dati II yang
ada pada Daftar Sandi Lokasi DATI II Seluruh Indonesia.
Contoh :
Bank pelapor berlokasi di Jakarta Barat (sandi 0393) dan memiliki 2 kantor cabang pembantu yang
pelaporannya digabung dengan bank pelapor, masing-masing berlokasi di Tangerang (sandi 0204) dan
Pandeglang (sandi 0202). Apabila terdapat dana (Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka) milik pihak
ketiga bukan bank yang dibukukan pada masing-masing kantor, maka pada Daftar Rincian Giro, Tabungan,
dan Simpanan Berjangka setiap recordnya harus diisi dengan sandi lokasi masing-masing kantor yang
bersangkutan, yaitu 0393 untuk dana yang dibukukan pada bank pelapor di Jakarta Barat, 0204 untuk dana
yang dibukukan pada KCP Tangerang, dan 0202 untuk dana yang dibukukan pada KCP Pandeglang.
II.28 Jangka Waktu
102
Penjelasan Umum LBU
II-10
Yaitu jangka waktu dari aset keuangan, kewajiban keuangan, atau instrumen keuangan lainnya yang dimiliki
bank pelapor sebagaimana tercantum dalam perjanjian atau kontrak.
1. Mulai
Yaitu tanggal, bulan, dan tahun penerbitan awal yang tercantum dalam perjanjian atau kontrak.
2. Jatuh Tempo
Yaitu tanggal, bulan dan tahun berakhirnya perjanjian atau kontrak.
Untuk aset keuangan, kewajiban keuangan atau instrumen keuangan lainnya yang tidak memiliki jatuh
tempo,maka kolom Jatuh Tempo diisi sama dengan kolom Mulai. Untuk instrumen keuangan yang dimiliki
bank sebelum implementasi LBU 2008 sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan Bulanan Bank
Umum maka apabila bank mengalami kesulitan untuk mengetahui dokumentasi tanggal mulai kepemilikan
instrumen keuangan dimaksud, bank dapat menggunakan tanggal tertentu yang mewakili (mis. Tanggal
merger, tanggal pengambilalihan, dst).
Untuk pengisian kolom Jangka Waktu Simpanan Berjangka yang diperpanjang, maka Kolom Mulai dan
Jatuh Tempo dilaporkan sesuai dengan perpanjangan terakhir.
II.29 Nominal
Yaitu nilai nominal yang tercantum dalam surat berharga atau kontrak yang diperjanjikan.
II.30 Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Diisi untuk pengakuan awal atau pengakuan selanjutnya dari aset keuangan atau kewajiban keuangan
yaitu berdasarkan:
– Biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan (diterima) atau nilai wajar dari
imbalan lain yang diserahkan (diterima) untuk memperoleh suatu aset (menerbitkan suatu kewajiban)
pada saat perolehan.
– Biaya Perolehan Diamortisasi adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada
saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya. Penurunan nilai diakui dengan menggunakan pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
– Nilai Wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction).
1. Bulan Lalu
Yang dimaksud dengan Jumlah Bulan Lalu adalah posisi nilai transaksi yang tercatat bulan laporan
sebelumnya.
2. Debet
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi Debet adalah penambahan nilai posisi Aset Keuangan atau
pengurangan nilai posisi Kewajiban Keuangan, yang disebabkan oleh transaksi.
3. Kredit
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi Kredit adalah pengurangan nilai posisi Aset Keuangan atau
penambahan nilai posisi Kewajiban Keuangan, yang disebabkan oleh transaksi.
4. Lainnya
103
Penjelasan Umum LBU
II-11
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi lainnya adalah mutasi debet/kredit bersih (neto) posisi Aset
Keuangan Kewajiban Keuangan, yang bukan disebabkan oleh transaksi, seperti penyesuaian nilai/harga,
perubahan kurs, penghapusan utang piutang, termasuk koreksi atas laporan posisi periode laporan
sebelumnya.
5. Jumlah Bulan Laporan
Yang dimaksud dengan Jumlah Bulan Laporan adalah posisi nilai transaksi yang tercatat pada bulan
laporan. Untuk jenis surat berharga yang dimiliki atau diterbitkan dengan sistem diskonto, kolom ini diisi
secara netto (carrying value).
Nilai mutasi debet, kredit dan lainnya hanya dilaporkan untuk transaksi bank pelapor dengan bukan penduduk
(non resident). Untuk pos Surat Berharga Yang Diterbitkan dan pos Rincian Kas dalam valuta Asing, mutasi
ini dilaporkan baik untuk transaksi bank pelapor dengan penduduk (resident) maupun bukan penduduk
(non resident). Pelaporan data mutasi tersebut dimulai sejak bulan data Oktober 2009.
Adapun cara pelaporan Nilai Mutasi sebagaimana pada Box II.1
II.31 Kategori Pengukuran Aset Keuangan
Kriteria penetapan kategori aset keuangan mengacu pada PSAK mengenai instrumen keuangan.
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan atau ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
a. Diperdagangkan
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok diperdagangkan antara lain apabila dimaksudkan untuk
diperjualbelikan dalam jangka pendek atau terdapat pola ambil untung dalam jangka pendek. Pengertian
jangka pendek lazimnya adalah 90 hari.
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila pada saat pengakuan awal telah ditetapkan
oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam PSAK yang berlaku dan PAPI.
2. Tersedia untuk dijual
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai Pinjaman yang Diberikan
atau Piutang, Dimiliki Hingga Jatuh Tempo atau aset keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi.
3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
104
Penjelasan Umum LBU
II-12
II.32 Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan
Kriteria penetapan kategori kewajiban keuangan mengacu pada PSAK mengenai instrumen keuangan.
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan atau ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
a. Diperdagangkan
Kewajiban keuangan digolongkan dalam kelompok diperdagangkan antara lain apabila dimaksudkan
untuk diperjualbelikan dalam jangka pendek atau terdapat pola ambil untung dalam jangka pendek.
Pengertian jangka pendek lazimnya adalah 90 hari.
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
Kewajiban keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam PSAK yang berlaku dan PAPI.
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan
Seluruh Kewajiban keuangan lainnya yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
II.33 Agunan/Jaminan
Agunan dan/atau jaminan yang dilaporkan pada kolom ini adalah agunan dan/atau jaminan yang diakui:
a. dalam Teknik Mitigasi Risiko Kredit (MRK) – Agunan, Teknik MRK – Garansi dan Teknik MRK – Asuransi
atau Penjaminan Kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar;
atau
b. sebagai pengurang kewajiban pembentukan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aset bank umum.
Agunan dan/atau jaminan yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas, maka tidak perlu dilaporkan
dalam kolom ini.
Dalam hal debitur atau pihak lawan memberikan agunan dan/atau jaminan lebih dari satu, maka pelaporan
agunan dilakukan lebih dari satu baris (record) dengan urutan berdasarkan bobot risiko terendah sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro
Adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan
b. Tabungan
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, atau alat yang dipersamakan dengan itu.
c. Simpanan Berjangka
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
105
Penjelasan Umum LBU
II-13
d. Setoran Jaminan
e. Emas
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Adalah surat berharga atas unjuk dengan sistem diskonto yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang, termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah.
iii. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan
atau dengan pembayaran bunga secara diskonto, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah.
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia
melalui agen penjual, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah.
v. Saham
vi. Reksadana
Suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang
selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang
pasar modal.
vii. Resi Gudang
Adalah resi gudang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 2006 tentang
Sistem Resi Gudang dan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
viii. Surat Berharga lainnya
Adalah agunan berbentuk surat berharga diluar bentuk agunan no.f.i s.d f.vii yang diakui sebagai
pengurang dalam perhitungan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum dan/atau diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
g. Properti Komersial
Adalah agunan dalam bentuk properti yang meliputi ruang perkantoran dan atau usaha komersial multi
fungsi dan atau lokasi usaha yang disewa banyak pihak.
i. Gedung
ii. Gudang
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios
iv. Hotel
v. Lainnya
h. Properti Residensial
Adalah agunan dalam bentuk properti residential berupa rumah tinggal dan atau apartemen/rumah
susun.
i. Rumah tinggal
106
Penjelasan Umum LBU
II-14
ii. Apartemen/Rumah Susun
i. Tanah
j. Kendaraan Bermotor
k. Mesin
Adalah mesin yang dianggap sebagai satu kesatuan dengan tanah dan dapat diakui sebagai pengurang
perhitungan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
l. Pesawat Udara
m. Kapal Laut
n. Persediaan
o. Agunan/Jaminan Lainnya
p. Standby SB/ LC
Adalah garansi bank berbentuk Irrevocable Letter of Credit yang memberi hak kepada pihak penerima
jaminan untuk mencairkan dana sebesar jumlah yang dinyatakan dalam Standby L/C apabila pihak penerima
jaminan menyatakan tidak menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian pada saat jatuh tempo.
q. Garansi
Adalah garansi yang dapat diakui sebagai teknik mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
r. Penjaminan/Asuransi Kredit
Adalah penjaminan/asuransi kredit yang diakui sebagai teknik mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
s. Tidak ada agunan/jaminan
Diisi sandi 300 sehingga bank tidak perlu mengisi kolom-kolom yang terkait dengan agunan/jaminan.
Sistem aplikasi secara otomatis akan menutup kolom-kolom data yang terkait dengan kolom agunan/
jaminan tersebut (terisi kosong/tidak terisi).
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible
Adalah agunan dan/atau jaminan yang diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit dalam Teknik
MRK - Agunan, Teknik MRK - Garansi dan Teknik MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
b. Non Eligible
Adalah agunan dan/atau jaminan yang tidak diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit dalam
Teknik MRK - Agunan, Teknik MRK - Garansi dan Teknik MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit sesuai
ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk
risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
107
Penjelasan Umum LBU
II-15
3. Jenis Valuta
Adalah jenis valuta agunan dan atau jaminan. Sandi valuta dapat dilihat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
4. Jangka Waktu
a. Mulai
Adalah tanggal awal dilakukan pengikatan agunan/jaminan oleh bank.
b. Jatuh Tempo
Adalah tanggal akhir pengikatan agunan/jaminan. Dalam hal pengikatan agunan mengikuti jangka
waktu penyediaan dana maka diisi dengan tanggal jatuh tempo penyediaan dana.
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible dan diisi dengan nilai yang lebih rendah antara nilai perikatan agunan dengan nilai wajar
atau nilai pasar agunan, setelah memperhitungkan haircut nilai tukar (Hfx) dan haircut agunan (Hc)
sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
Untuk agunan/jaminan dengan sifat agunan/jaminan tergolong sebagai non eligible, kolom ini diisi 0.
b Tanggal Penilaian Terakhir Agunan
Adalah tanggal, bulan dan tahun penilaian terakhir atas agunan sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
6. Penerbit Agunan/Jaminan
Adalah pihak penerbit agunan dan/atau pihak pemberi jaminan sesuai kategori portofolio, yaitu:
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia
3) Lainnya
ii. Pemerintah Negara Lain
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya
c. Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN
ii. Pemerintah Daerah
iii. Lainnya
e. Korporasi
108
Penjelasan Umum LBU
II-16
f. Tidak ada
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
Eligible. Sandi 00 hanya diisi apabila Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai Non Eligible.
Khusus untuk agunan dalam bentuk setoran jaminan dan emas, maka diisi dengan sandi bank pelapor
7. Lembaga Pemeringkat
Adalah nama lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia, sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia, yang menerbitkan peringkat
atas:
a. suatu surat berharga yang menjadi agunan; atau
b. suatu perusahaan yang menjadi pihak penjamin;
dari suatu tagihan.
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible.
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui Bank Indonesia terhadap
suatu surat berharga yang menjadi agunan atau suatu perusahaan yang menjadi pihak penjamin dari
suatu tagihan.
Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka peringkat yang digunakan
adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Dalam hal terdapat 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
Kolom ini diisi angka 00 apabila agunan atau penerbit jaminan tidak memiliki peringkat, atau memiliki
peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang tidak diakui Bank Indonesia.
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible.
9. Tanggal Pemeringkatan
Adalah tanggal, bulan, dan tahun penerbitan peringkat oleh Lembaga Pemeringkat. Dalam hal Lembaga
Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka tanggal pemeringkatan yang digunakan adalah
tanggal review terakhir.
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
Adalah nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPA setelah
memperhitungkan jenis agunan dan jangka waktu penilaian terakhir, sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
Bank wajib melaporkan pada kolom ini keberadaan agunan yang dapat diakui sebagai pengurang dalam
pembentukan PPA sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum, meskipun secara internal bank pelapor tidak memperhitungkan agunan tersebut sebagai
pengurang PPA.
Untuk kredit, agunan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
109
Penjelasan Umum LBU
II-17
a. Kredit
b. Kelonggaran Tarik
Adapun ketentuan mengenai tata cara pelaporan agunan/jaminan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Debitur atau Pihak Lawan Bank Pelapor, yang memberikan agunan/jaminan kepada Bank Pelapor
lebih dari satu agunan/jaminan, maka semua agunan/jaminan tersebut harus dilaporkan dengan cara
pelaporannya disebutkan lebih dari satu baris (record). Contoh pelaporan agunan/jaminan lihat pada Box
II.2.
2. Untuk penyediaan dana dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet,
jenis-jenis agunan yang dapat digunakan sebagai pengurang dalam perhitungan PPA adalah jenis agunan
sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
II.34 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Adalah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset
keuangan atau kelompok aset keuangan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal. Jumlah cadangan kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan
nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset
keuangan, sesuai PSAK mengenai instrumen keuangan dan PAPI.
a. Secara Individual
Adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
individual.
b. Secara Kolektif
Adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
yaitu aset keuangan yang penurunan nilainya tidak dievaluasi secara individual atau dievaluasi secara
individual namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
Cadangan kerugian penurunan nilai baik secara individual maupun kolektif dilaporkan untuk setiap fasilitas.
Dalam pelaporan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk setiap fasilitas tersebut, Bank hanya perlu
mengisi salah satu kolom yaitu Secara Individual atau Secara Kolektif.
II.35 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Adalah penyisihan yang dibentuk dalam hal terjadi penurunan nilai aset lainnya (misalnya, aset tetap dan
inventaris) yaitu apabila nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, sesuai PSAK mengenai
penurunan nilai aset.
110
Pen
jela
san
Um
um
LBU
II-18
Contoh Kasus : Bank A membeli Surat-Surat Berharga (SSB) yang diterbitkan oleh bank di luar negeri (bukan penduduk) pada bulan Juli 2011 sebesar $10.500 (Kurs Rp.9500). Pada
bulan Agustus 2011 terjadi 2 kali transaksi pembelian SSB sebesar $5.000 dan $7.500 (kurs Rp.10.000,-) dan penjualan sebesar $2.500 (kurs Rp.10.000,-) . Pada akhir bulan Agustus
nilai wajar SSB menurun sebesar 10%. Bagaimana cara pelaporan LBU di bulan Agustus 2011 ?
Jawab :
A. Rincian Transaksi
Tanggal Bulan Lalu Debet Kredit Lainnya Bulan Laporan Keterangan
(Juli 2011) (Agustus 2011)
(dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas)
30-Jul-11 99,75jt $10500 BD bulan Juli 2011
5-Agst-11 50jt $5000 Pembelian
25-Agst-11 25jt $2500 Pelunasan pokok
27-Agst-11 75jt $7500 Penempatan
5,25jt selisih kurs
31-Agst-11 99,75jt $10500 125jt $12500 25jt $2500 5,25jt 205jt $205001) Perhitungan Nominal SSB
-20,5jt -$ 2050jt2) Mark to market (turun 10%)
31-Agst-11-A 99,75jt $10500 125jt $12500 25jt $2500 -15,25jt 184,5jt $184503) Perhitungan Nilai Tercatat atau Wajar
Catatan :
1) ($10.500+$12.500-$2500)
2) (10% * $20500)
3) ($20500 - $1525)
B. Cara Pelaporan di LBU
Agustus 2011
Kol.XXII. Nominal SSB Rp.205 jt
Kol.XXIV Nilai Tercatat atau Wajar
BD Bulan Lalu Rp.99,75jt
Debet Rp.125jt
Kredit Rp.25jt
Lainnya - Rp.15,25jt
BD Bulan Laporan Rp.184,5jt
Box II.1
111
Pen
jela
san
Um
um
LBU
II-19
Box II.2
Contoh Pelaporan Agunan/Jaminan :
Bank A memberikan kredit kepada nasabah X sebesar Rp.15 M. Bank menerima pendapatan provisi sebesar Rp 150 juta. Selanjutnya Nasabah X
memberikan 4 jenis agunan/jaminan kepada Bank A, yaitu :
1. Simpanan Berjangka = Rp.1 M
2. SBI = Rp. 1 M
3. Garansi = Rp. 2 M. Garansi diberikan oleh Bank B yang tidak memiliki peringkat, non prime bank dan berbadan hukum indonesia. (Tidak
diperhitungkan sebagai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPA, namun dapat memenuhi kriteria
Eligible sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar)
4. Gedung = Rp.12 M. Dalam kasus ini, gedung tidak dilaporkan karena tidak memenuhi kriteria eligible sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar dan tidak diakui sebagai pengurang
dalam perhitungan PPA karena kredit memiliki kualitas lancar. Dalam hal kualitas kredit menurun menjadi Kualitas 2,3,4, atau 5 maka
agunan berupa gedung dilaporkan dan Kolom NIlai Agunan yang dapat diperhitungkan diisi sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Di LBU form-11 (Kredit yang diberikan) dilaporkan dalam 4 baris record)
a. Pada baris 1, kolom agunan dan kolom lainnya diisi sesuai dengan jenis transaksinya, dan seterusnya.
b. Pada baris ke-2 dan seterusnya
- Kolom Jenis Kredit (kolom X) Huruf diisi Sandi 98
- Seluruh kolom lainnya di blok
- Kolom Agunan/Jaminan di baris kedua dan seterusnya diisi sesuai dengan informasi agunan/Jaminan yang kedua dan seterusnya.
No. Akad(Kol.I)
xxxxxx
JenisKredit
(Kol.X.)
Kredit(sandi 05)
98
98
Kualitas Kredit(Kol.XVII.)
Lancar(sandi 1)
NominalKredit
(Kol.XXII.)
Rp.15 M
NilaiTercatat
(Kol.XXIV.)
Rp.14,85 M
Jenis
SimpananBerjangka
(041)
SBI(042)
Garansi(252)
Sifat
Eligible(sandi 1)
Eligible(sandi 1)
Eligible(sandi 1)
Penerbit
Bank A
001
Bank B
Agunan YgDiperhitung
kan
Rp.1 M
Rp. 1 M
Rp.0,-
CadanganKerugian
PenurunanNilai-
Individual(Kol.XXVIII.)
0
Nilai
Rp.1 M
Rp. 1 M
Rp.2 M
Baris
1
2
3
112
LBU PER KANTOR
III-1
FORM - 01
01
ASET
III.1.1
NERACA PERKANTOR
1. Kas 3) 100
2. Penempatan pada Bank Indonesia 4) 120
3. Penempatan Pada Bank lain 5) 130
4. Tagihan Spot dan Derivatif 6) 135
5. Surat Berharga 7)
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
i. Diperdagangkan 138
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 139
b. Tersedia untuk dijual 143
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 144
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 145
6. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) 8) 160
7. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (Reverse Repo) 9) 164
8. Tagihan Akseptasi 10) 166
9. Kredit yang diberikan 11)
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
i. Diperdagangkan 168
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 169
b. Tersedia untuk dijual 172
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 173
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 175
10. Penyertaan 12) 200
11. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan -/- 13)
a. Surat Berharga Yang Dimiliki 201
b. Kredit Yang Diberikan 202
c. Lainnya 206
12. Aset Tidak Berwujud 14) 212
Akumulasi Amortisasi -/- 213
13. Aset Tetap dan Inventaris 15) 214
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/- 215
14. Properti Terbengkalai 16) 217
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
113
LBU PER KANTOR
III-2
15. Aset yang diambil alih 17) 218
16. Rekening Tunda 18) 219
17. Aset Antar Kantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 19) 223
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 20) 224
18. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya -/- 21) 225
19. Aset Pajak Tangguhan 228
20. Rupa-Rupa Aset 22) 230
JUMLAH 290
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
114
LBU PER KANTOR
III-3
KEWAJIBAN
1. Giro 23) 300
2. Tabungan 24) 320
3. Simpanan Berjangka 25) 330
4. Kewajiban Kepada Bank Indonesia 26) 340
5. Kewajiban Kepada Bank lain 27) 350
6. Kewajiban Spot dan Derivatif 28) 351
7. Kewajiban atas Surat Berharga yang dijual dengan janji
dibeli kembali (repo) 29) 352
8. Kewajiban Akseptasi 30) 353
9. Surat Berharga yang diterbitkan 31) 355
10. Pinjaman yang diterima 32) 360
11. Setoran Jaminan 33) 370
12. Kewajiban Antar Kantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 34) 393
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 35) 394
13. Kewajiban Pajak Tangguhan 396
14. Rupa-rupa Kewajiban 36) 400
15. Modal Pinjaman 37) 410
16. Modal Disetor 38)
a. Modal dasar 421
b. Modal yang belum disetor -/- 422
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- 423
17. Tambahan modal disetor
a. Agio 431
b. Disagio -/- 432
c. Modal Sumbangan 39) 433
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
i Faktor Penambah 436
ii. Faktor Pengurang -/- 437
e. Pendapatan komprehensif lainnya 40)
i. Keuntungan 440
ii. Kerugian -/- 445
f. Lainnya
i. Faktor Penambah 453
ii. Faktor Pengurang -/- 454
g. Dana setoran modal 41) 455
18. Selisih penilaian kembali aset tetap 456
19. Cadangan
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
115
LBU PER KANTOR
III-4
a. Cadangan Umum 451
b. Cadangan Tujuan 452
20. Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu
i. Laba 461
ii. Rugi -/- 462
b. Tahun berjalan 02)
i. Laba 465
ii. Rugi -/- 466
JUMLAH 490
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
116
LBU PER KANTOR
III-5
III.1.2
PENJELASAN POS-POS NERACA BULANAN
Neraca bank disajikan dalam mata uang rupiah. Aset dan kewajiban dalam valuta rupiah dilaporkan pada kolom rupiah,
sedangkan aset dan kewajiban dalam valuta asing dilaporkan pada kolom valuta asing. Penjelasan neraca dan pos-pos
rinciannya ini berlaku untuk LBU Gabungan, LBU Perkantor, LBU Perusahaan Anak dan LBU Konsolidasi
A. ASET
1. Kas
Adalah uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan uang logam, yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Termasuk pula dalam pengertian kas adalah
uang kertas dan uang logam asing yang masih berlaku milik bank pelapor. Commemorative coin dan
commemorative note yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dilaporkan pada pos Rupa-rupa Aset.
Pos untuk kas dalam valuta asing harus dirinci pada Rincian Kas dan Valuta Asing (Form-03)
2. Penempatan Pada Bank Indonesia
Adalah penempatan/tagihan bank pelapor baik dalam rupiah maupun valuta asing kepada Bank Indonesia, misalnya
giro, FTO (Fine Tuning Operation),dan Fasbi (Fasilitas Bank Indonesia).
Penempatan dana bank pelapor pada BI tersebut dicatat sebesar nilai nominal dikurangi dengan diskonto yang
belum diamortisasi (carrying value).
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Indonesia (Form-04).
3. Penempatan Pada Bank Lain.
Adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing pada bank lain
baik bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Misalnya, Bank A (sebagai
bank pelapor) menempatkan dananya pada Bank B-Jakarta, Bank C-London atau Bank D-Tokyo. Saldo rekening
penempatan pada bank lain tidak boleh dikompensasi dengan saldo rekening kewajiban kepada bank lain,
meskipun terhadap bank yang sama. Dalam pos ini dimasukkan pula penempatan dana bank pelapor pada Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain (Form-05)
Untuk Giro bersaldo kredit, dilaporkan pada pos Pinjaman Yang Diterima (Form 32).
4. Tagihan Spot dan Derivatif
Adalah tagihan yang merupakan potensi keuntungan yang timbul dari selisih positif antara nilai kontrak dengan
nilai wajar dari suatu transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan. Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian
Tagihan Spot dan Derivatif (Form-06)
5. Surat Berharga
Adalah semua surat pengakuan hutang jangka pendek dan jangka panjang baik dalam rupiah maupun valuta
asing yang diterbitkan oleh bank atau pihak ketiga bukan bank yang dibeli atau dimiliki oleh bank pelapor. Pada
pos ini dimasukkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi yang dimiliki oleh bank pelapor yang berasal dari
program rekapitalisasi bank umum, wesel ekspor, dan wesel Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN).
117
LBU PER KANTOR
III-6
Penyajian Surat Berharga dalam neraca dirinci berdasarkan Kategori Pengukuran Aset Keuangan (Lihat Penjelasan
Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan)
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
i. Diperdagangkan
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
b. Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
d. Pinjaman Yang Diberikan Dan Piutang
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Surat Berharga (Form-07).
6. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Adalah Surat Berharga yang dijual oleh bank pelapor dengan janji untuk dibeli kembali sesuai dengan harga
yang telah disepakati. Pos ini merupakan reklasifikasi dari pos Surat Berharga. Pos ini harus dirinci pada
Daftar Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) (Form-08).
7. Tagihan atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Adalah tagihan bank pelapor kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang berasal dari kontrak pembelian
surat berharga dengan janji dijual kembali (reverse repo).
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga Yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
(Reverse Repo) (Form-09).
8. Tagihan Akseptasi
Adalah tagihan bank pelapor kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang timbul karena akseptasi wesel atas
dasar L/C berjangka. Dalam pos ini yang dilaporkan adalah nilai wesel atas dasar L/C berjangka yang diaksep.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Tagihan Akseptasi (Form-10).
9. Kredit Yang Diberikan
Adalah semua penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu dalam rupiah dan valuta
asing, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank pelapor dengan Bank dan
Pihak Ketiga Bukan Bank. Dilaporkan pula pada pos ini pembelian surat berharga yang disertai dengan Note
Purchase Agreement (NPA), pengambilalihan tagihan dalam rangka anjak piutang, cerukan simpanan (giro bersaldo
debet/overdraft), tagihan kepada nasabah karena transaksi perdagangan yang telah jatuh waktu belum diselesaikan
oleh nasabah yang bersangkutan, dan uang muka/kredit kepada pegawai bank pelapor yang harus dibayar
kembali oleh pegawai yang bersangkutan.
Kredit yang diberikan dalam rangka pembiayaan bersama/konsorsium/sindikasi, baik bank pelapor
bertindak sebagai bank induk (arranger) maupun bank peserta (participant), dilaporkan pada pos ini sebesar
tagihan bank pelapor kepada debitur yang bersangkutan atau sebesar pangsa bank pelapor.
Rekening Kredit Yang Diberikan yang bersaldo kredit tidak boleh dilaporkan pada pos ini, melainkan dilaporkan
pada pos Giro, kewajiban neraca. Di samping itu, apabila rekening Kredit Yang Diberikan bersaldo nihil dan
belum jatuh waktu, tetap dilaporkan dalam pos ini dengan baki debet diisi nol.
Kredit yang diberikan dalam rangka penerusan kredit dan dalam pemberian kredit tersebut bank pelapor
menanggung risiko tidak tertagihnya Kredit (executing) maka penerusan Kredit dimaksud tetap dilaporkan dalam
pos ini. Sedangkan Kredit yang diberikan dalam rangka penerusan kredit dan dalam pemberian kredit tersebut
bank pelapor tidak menanggung risiko (channelling), tidak dilaporkan pada pos ini, melainkandilaporkan pada
118
LBU PER KANTOR
III-7
Rekening Administratif, pos Penerusan Kredit (Form-45).
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan (Form-11).
Penyajian Kredit Yang Diberikan dalam neraca dirinci berdasarkan Kategori Pengukuran Aset Keuangan (Lihat
Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan).
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
i. Diperdagangkan
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
b. Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
d. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
10. Penyertaan
Adalah penanaman dana bank pelapor dalam bentuk saham atau akte notarial (recipes) baik dalam rupiah
maupun valuta asing pada bank, perusahaan lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan selain lembaga
keuangan dalam rangka restrukturisasi kredit. Saham yang dimiliki dalam rangka penyertaan tidak untuk
diperjualbelikan.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Penyertaan (Form-12).
11. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Adalah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan
atau kelompok aset keuangan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus
kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Jumlah
cadangan kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan, sesuai PSAK mengenai
instrumen keuangan dan PAPI.
a. Surat Berharga
Adalah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas surat berharga dalam kategori Tersedia Untuk
Dijual dan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo.
b. Kredit Yang Diberikan
Adalah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas kredit yang diberikan dalam kategori Tersedia
Untuk Dijual, Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Pinjaman Yang Diberikan Dan Piutang.
c. Lainnya
Adalah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas aset keuangan lainnya, antara lain penempatan
pada bank lain, tagihan akseptasi, penyertaan yang memenuhi kriteria penggunaan metode biaya (cost
method) yang tidak memiliki nilai wajar dan penyertaan yang memenuhi kriteria penggunaan metode biaya
(cost method) yang memiliki nilai wajar.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Form-13).
12. Aset Tidak Berwujud
Adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif.
119
LBU PER KANTOR
III-8
Akumulasi Amortisasi -/-
Adalah akumulasi sampai dengan akhir bulan laporan dari alokasi sistematis dari jumlah aset tidak berwujud
yang dapat didepresiasi selama masa manfaat aset.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud (Form-14).
13. Aset Tetap dan Inventaris
Adalah aset tetap dan inventaris yang dimiliki bank pelapor dan digunakan dalam kegiatan operasional, termasuk
yang berasal dari sewa pembiayaan (finance lease).
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/-
Adalah akumulasi sampai dengan akhir bulan laporan dari alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaatnya
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris (Form-15).
14. Properti Terbengkalai
Adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki bank pelapor tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha
bank yang lazim (abandoned property) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva bank umum.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Properti Terbengkalai (Form-16).
15. Aset Yang Diambilalih
Adalah aset yang diperoleh bank pelapor baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan
penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik
agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank pelapor.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Aset Yang Diambilalih (Form-17).
16. Rekening Tunda (Suspense Account)
Adalah transaksi yang tujuan pencatatannya tidak teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi
pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam pos yang seharusnya.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Suspense Account (Form-18).
17. Aset Antar Kantor
Adalah tagihan atau penempatan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan atau
kantor cabang bank yang sama baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Dalam pos ini dimasukkan pula tagihan atau penempatan bank pelapor kepada kantor cabang lainnya yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam sub pos dana usaha.
Pos ini tidak boleh dikompensasikan dengan pos Kewajiban Antar Kantor.
Pos ini dirinci :
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
Adalah semua tagihan atau penempatan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing pada kantor pusat
dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor Pada Kantor Yang Melakukan Kegiatan
Operasional di Indonesia (Form-19).
120
LBU PER KANTOR
III-9
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
Adalah semua tagihan atau penempatan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat
dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia.
Misalnya, Bank A-Jakarta sebagai bank pelapor menempatkan dananya pada Bank A-New York, Bank A-
Hongkong dan Bank A-London. Pos ini dilaporkan secara bruto sesuai dengan jenis transaksinya.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor Pada Kantor Yang Melakukan Kegiatan
Operasional di Luar Indonesia (Form-20).
18. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya adalah cadangan yang wajib dibentuk bank pelapor
dalam hal terjadi penurunan nilai atas aset tidak berwujud, aset tetap dan inventaris, properti terbengkalai,
dan rekening tunda. Pos ini harus dirinci pada masing-masing Daftar Rincian aset lainnya (Form-14, Form-
15, Form-16, dan Form-18).
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya (Form-21)
19. Sewa Pembiayaan (dilaporkan pada LBU Konsolidasi dan LBU Perusahaan Anak)
Adalah piutang atau tagihan yang timbul dari sewa pembiayaan yaitu sewa yang mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada pihak penyewa (lessee), sesuai
PSAK mengenai sewa.
20. Aset Pajak Tangguhan
Adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (revocable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.
21. Rupa-Rupa Aset
Adalah aset yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu dari pos 1 sampai dengan 20 di atas. Dalam pos
ini dimasukkan pula commemorative coin/note yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset (Form-22).
B. KEWAJIBAN
1. Giro
Adalah simpanan dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan bank yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Dilaporkan pula pada pos ini adalah kredit yang diberikan bank pelapor yang bersaldo kredit dan giro yang
diblokir untuk tujuan tertentu, misalnya giro yang diblokir dalam rangka escrow account dan setoran jaminan.
Giro yang bersaldo debet dilaporkan ke dalam pos Kredit Yang Diberikan, aset neraca.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Giro (Form-23).
2. Tabungan
Adalah simpanan dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan bank pada bank pelapor yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Tabungan berjangka yang telah jatuh
waktu namun belum ditarik oleh pemiliknya, tetap dilaporkan pada pos ini dengan cara pelaporan
sebagaimana dijelaskan pada Daftar Rincian Tabungan.
121
LBU PER KANTOR
III-10
Dalam hal bank pelapor memiliki kewajiban dalam bentuk simpanan sejenis tabungan dalam valuta asing,
simpanan tersebut dilaporkan pada pos ini.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Tabungan (Form-24).
3. Simpanan Berjangka
Adalah deposito berjangka, deposit on call dan sertifikat deposito dalam rupiah dan valuta asing milik pihak
ketiga bukan bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian. Simpanan berjangka yang sudah jatuh waktu tetap dilaporkan pada pos ini dengan cara pelaporan
sebagaimana dijelaskan pada Daftar Rincian Simpanan Berjangka.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Simpanan Berjangka (Form-25).
4. Kewajiban Kepada Bank Indonesia
Adalah seluruh fasilitas yang diterima oleh bank pelapor dari Bank Indonesia. Pada pos ini, dimasukkan antara
lain, pelimpahan KLBI dalam rangka penerusan kredit yang belum disalurkan kepada nasabah, dan penarikan
kembali KLBI tersebut dari nasabah namun belum ditarik oleh Bank Indonesia.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia (Form-26).
5. Kewajiban Kepada Bank Lain
Adalah semua jenis kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank lain, baik yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Misalnya, Bank A-Jakarta sebagai bank pelapor
menerima simpanan dari Bank B-Jakarta, Bank C-New York, atau Bank D-London.
Pos ini mencukup pula kewajiban bank pelapor kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah.
Saldo rekening-rekening dalam pos ini tidak boleh dikompensasi dengan saldo rekening-rekening tagihan bank
pelapor pada bank lain.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain (Form-27).
6. Kewajiban Spot dan Derivatif
Adalah kewajiban yang merupakan potensi kerugian yang timbul dari selisih negatif antara nilai kontrak dengan
nilai wajar dari suatu transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian
Kewajiban Spot dan Derivatif (Form-28).
7. Kewajiban Atas Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Adalah jumlah kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank
yang berasal dari kontrak penjualan surat berharga dengan janji dibeli kembali (repo). Pada pos ini, dimasukkan
pula SBI yang dijual kepada Bank Indonesia dengan syarat dibeli kembali (repo)
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Atas Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali
(Repo) (Form-29).
8. Kewajiban Akseptasi
Adalah kewajiban bank pelapor kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang timbul sebagai akibat akseptasi
wesel atas dasar L/C berjangka. Dalam pos ini yang dilaporkan adalah nilai wesel atas dasar L/C berjangka yang
diaksep.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Akseptasi (Form-30).
122
LBU PER KANTOR
III-11
9. Surat Berharga Yang Diterbitkan
Adalah surat pengakuan hutang jangka pendek dan jangka panjang dalam rupiah dan valuta asing baik atas
nama maupun atas unjuk yang diterbitkan oleh bank pelapor yang dibeli atau dimiliki oleh bank dan pihak ketiga
bukan bank.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Surat Berharga Yang Diterbitkan (Form-31).
10. Pinjaman Yang Diterima
Adalah pinjaman dalam rupiah dan valuta asing yang diterima bank pelapor dari bank dan pihak ketiga bukan bank.
Pada pos ini dimasukkan pula pinjaman yang diterima bank pelapor dalam rangka penerusan kredit tetapi belum
disalurkan kepada nasabah dan penempatan bank pelapor pada bank lain dalam bentuk giro yang bersaldo kredit.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Pinjaman Yang Diterima (Form-32).
11. Setoran Jaminan
Adalah setoran yang diterima bank pelapor dari pihak ketiga bukan bank secara tunai dalam rupiah dan valuta
asing untuk keperluan suatu transaksi, misalnya dalam rangka memperoleh bank garansi atau pembukaan L/C.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Setoran Jaminan (Form-33).
12. Kewajiban Antar Kantor
Adalah kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan atau kantor cabang
bank yang sama baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Dalam pos ini
dimasukkan pula kewajiban bank pelapor kepada kantor cabang lainnya yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Pos ini tidak boleh dikompensasikan dengan pos Aset Antar Kantor.
Pos ini dirinci :
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
Adalah kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan atau kantor
cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Antarkantor Pada Kantor Yang Melakukan Kegiatan
Operasional di Indonesia (Form-34).
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
Adalah semua kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan atau kantor
cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia. Pos ini dilaporkan secara
bruto sesuai dengan jenis transaksinya.
Misalnya, Bank A-Jakarta sebagai bank pelapor menerima dana dari Bank A-Bahama; Bank B-New York
menerima dana dari Bank B-Jakarta; Bank C-Jakarta menerima dana dari Bank C-New York.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kewajiban Antarkantor Pada Kantor Yang Melakukan Kegiatan
Operasional di Luar Indonesia (Form-35).
13. Kewajiban Pajak Tangguhan
Adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer kena pajak.
123
LBU PER KANTOR
III-12
14. Rupa-Rupa Kewajiban
Adalah kewajiban lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu dari pos 1
sampai dengan 13, Neraca Kewajiban.Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban (Form-
36).
15. Kepentingan Minoritas (Minority Interest) (dilaporkan pada LBU Konsolidasi)
Adalah bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan yang tidak dimiliki, baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.
16. Modal Pinjaman
Adalah penerbitan surat berharga dan/atau pinjaman yang diterima dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi
seluruh persyaratan untuk dapat diperhitungkan sebagai komponen modal sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum dan telah memperoleh persetujuan dari Bank
Indonesia. Sebelum memperoleh persetujuan Bank Indonesia, penerbitan surat berharga dilaporkan dalam daftar
rincian Surat Berharga Yang Diterbitkan dan Pinjaman Yang Diterima dilaporkan dalam daftar rincian Pinjaman
Yang Diterima.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Modal Pinjaman (Form-37).
17. Modal Disetor
Adalah selisih antara Modal Dasar dengan Modal Yang Belum Disetor dan Saham Yang Dibeli Kembali. Pos ini
harus dirinci pada Daftar Rincian Modal Disetor (Form-38).
a. Modal Dasar
Adalah jumlah yang tercantum dalam anggaran dasar bank pelapor.
Bagi bank yang berbentuk koperasi, modal dasar merupakan simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib. Bagi bank yang
sepenuhnya merupakan cabang dari bank yang berkantor pusat di luar Indonesia (kantor cabang bank
asing, misalnya Bank C-Jakarta) maka yang dimasukkan ke dalam subpos ini adalah nilai lawan modal dasar
menurut kurs konversi Bank Indonesia pada saat modal tersebut diterima.
b. Modal yang belum disetor -/-
Adalah jumlah modal atau simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum disetorkan.
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-
Adalah saham yang telah dikeluarkan dan diperoleh kembali oleh bank pelapor. Saham yang dibeli kembali
dilaporkan sebesar nilai nominal saham yang bersangkutan, dalam hal bank menggunakan metode nilai
nominal (par value method) sesuai PSAK mengenai akuntansi ekuitas.
17. Tambahan Modal Disetor
a. Agio
Yang dimasukkan ke dalam subpos ini antara lain selisih lebih setoran modal yang diterima bank pelapor
sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. Pos ini harus memperhitungkan faktor penambah
atau pengurang yang timbul dari transaksi perolehan kembali saham (treasury stock), sesuai PSAK
mengenai akuntansi ekuitas. Saham yang dibeli kembali dilaporkan sebesar nilai niminal saham yang
124
LBU PER KANTOR
III-13
bersangkutan.
b. Disagio
Yang dimasukkan ke dalam subpos ini adalah selisih kurang setoran modal yang diterima bank pelapor
sebagai akibat harga saham yang lebih rendah dari nilai nominalnya. Pos ini harus memperhitungkan faktor
penambah atau pengurang yang timbul dari transaksi perolehan kembali saham (treasury stock), sesuai
PSAK mengenai akuntansi ekuitas.
c. Modal sumbangan
Adalah modal yang diterima bank pelapor dari bank dan pihak ketiga bukan bank yang berasal dari sumbangan.
Modal Sumbangan dilaporkan dalam rupiah. Dalam hal modal sumbangan diterima dalam valuta asing,
dilaporkan menurut kurs konversi Bank Indonesia pada saat modal sumbangan tersebut diterima.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Modal Sumbangan (Form-39).
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
Adalah selisih kurs sebagai akibat adanya penjabaran laporan keuangan kantor cabang bank di luar negeri.
Untuk Neraca Konsolidasi, penyesuaian atas penjabaran laporan keuangan juga mencakup selisih kurs sebagai
akibat adanya penjabaran laporan keuangan perusahaan anak bank pelapor di luar negeri.
Pos ini diisi secara netto, yaitu merupakan kompensasi antara subpos faktor penambah dengan faktor pengurang.
i. Faktor Penambah
Adalah selisih lebih sebagai akibat penjabaran valuta asing ke dalam rupiah.
ii. Faktor Pengurang
Adalah selisih kurang sebagai akibat penjabaran valuta asing ke dalam rupiah.
e. Pendapatan Komprehensif lainnya
1. Keuntungan
Adalah potensi keuntungan yang berasal dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual, transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge), transaksi lindung nilai atas
investasi neto (net investment hedge), dan lainnya.
2. Kerugian
Adalah potensi kerugian yang berasal dari penurunan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia
untuk dijual, transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge), transaksi lindung nilai atas investasi
neto (net investment hedge) dan lainnya.
f. Lainnya
Tambahan modal disetor selain a s.d e.
i. Faktor Penambah
Yang dimasukkan ke dalam subpos ini antara lain penerbitan waran dan opsi saham (swap option),
termasuk opsi saham yang diterbitkan melalui program kompensasi manajemen/pegawai berbasis
saham (ESOP/MSOP).
ii. Faktor Pengurang
Penyajian untuk Faktor Penambah dan Faktor Pengurang tidak dilakukan secara offsetting.
g. Dana Setoran Modal
125
LBU PER KANTOR
III-14
Adalah dana yang telah disetor penuh oleh pemegang saham atau calon pemegang saham untuk
tujuan penambahan modal namun belum didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat
digolongkan sebagai modal disetor seperti pelaksanaan rapat umum pemegang saham maupun
pengesahan anggaran dasar dari instransi yang berwenang.
Subpos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Dana Setoran Modal (Form-40).
18. Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap
Adalah selisih penilaian kembali (revaluasi) atas aset tetap milik bank pelapor, sesuai PSAK mengenai aset tetap
dan PSAK mengenai properti investasi.
19. Selisih Restrukturisasi Entitas Sepengendali (dilaporkan pada LBU Konsolidasi)
Adalah selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali,
sesuai PSAK mengenai akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali.
20. Cadangan
Adalah cadangan yang dibentuk menurut ketentuan anggaran dasar dan atau keputusan pemilik atas dasar
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sesuai Undang Undang tentang Perseroan Terbatas.
Pos ini dirinci :
a. Cadangan umum
Adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan jumlah tertentu dari laba bersih.
b. Cadangan tujuan
Adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan jumlah tertentu dari laba bersih untuk tujuan tertentu.
21. Laba/Rugi
Adalah laba atau rugi baik tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan, sebelum dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk deviden.
Pos ini dirinci :
a. Tahun-tahun lalu
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah laba atau rugi bank pelapor pada periode tahun buku sebelumnya.
i. Laba
ii. Rugi
b. Tahun berjalan
Yang dimasukkan ke dalam subpos ini adalah laba atau rugi bank pelapor pada periode tahun buku berjalan.
i. Laba
ii. Rugi
126
LBU PER KANTOR
III-15
I. Tagihan Komitmen
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik 495
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 42) 521
3. Lainnya
a. Terkait dengan bank 525
b. Tidak terkait dengan bank 529
II. Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i. Committed 533
ii. Uncommitted 535
b. Lainnya
i. Committed 536
ii. Uncommitted 538
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed 542
b. Uncommitted 544
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 43)
a. L/C luar negeri 561
b. L/C dalam negeri 562
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 42) 570
5. Lainnya 589
III. Tagihan Kontinjensi
1. Garansi yang diterima 591
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Bunga kredit yang diberikan 592
b. Bunga lainnya 597
3. Lainnya 598
IV. Kewajiban Kontinjensi
1. Garansi yang diberikan 44) 599
2. Lainnya 609
V. Lainnya
1. Penerusan kredit 45) 621
2. Aset produktif yang dihapusbuku
a. Aset Produktif
i. Kredit yang diberikan 46 ) 624
ii. Lainnya 631
III.1.3
REKENING ADMINISTRATIF
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
127
LBU PER KANTOR
III-16
b. Aset Produktif dihapusbuku yang Dipulihkan atau
Berhasil ditagih
i. Kredit yang diberikan 638
ii. Lainnya 639
3 Aset produktif yang dihapustagih
i. Kredit yang diberikan
i.1 Dialihkan kepada Badan Khusus 630
i.2 Lainnya 632
ii. Lainnya 634
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
128
LBU PER KANTOR
III-17
III.1.4
PENJELASAN REKENING ADMINISTRATIF
Yang dimaksud dengan rekening administratif adalah transaksi-transaksi rupiah dan valuta asing yang pada tanggal
laporan belum secara efektif menimbulkan perubahan harta dan utang serta beberapa catatan penting.
Penjabaran rekening administratif dalam valuta asing ke dalam rupiah dilakukan dengan cara yang sama dengan
penjabaran aset dan kewajiban valuta asing ke dalam rupiah sebagaimana tertuang dalam penjelasan umum.
Rekening administratif ini dirinci atas :
I. Tagihan Komitmen
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah fasilitas pinjaman yang diperoleh bank pelapor dan belum
ditarik yang berasal dari bank maupun pihak ketiga bukan bank.
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah jumlah nilai transaksi pembelian spot dan derivatif dengan
bank atau pihak ketiga bukan bank yang pada tanggal laporan belum diselesaikan.
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Transaksi Spot dan Derivatif (Form-42).
Untuk transaksi derivatif dalam Valas-Rupiah, pelaporan pada Form Rekening Administratif hanya dilakukan
untuk posisi valas.
Sedangkan untuk transaksi derivatif Valas-Valas, pelaporan pada Form Rekening Administratif dilakukan
untuk kedua posisi Valas dimaksud, yaitu sebagai Tagihan Komitmen dan Kewajiban Komitmen.
3. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini seluruh tagihan komitmen yang tidak dapat digolongkan ke dalam
rekening-rekening di atas.
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Definisi pihak terkait mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian
kredit.
II. Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah fasilitas kredit yang masih disediakan oleh bank pelapor bagi
nasabah dan belum ditarik.
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
129
LBU PER KANTOR
III-18
i. Committed
Kelonggaran tarik yang tidak memenuhi kriteria sebagai uncommitted sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
ii. Uncommitted
Pengertian uncommitted mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum.
b. Lainnya
i. Committed
Penjelasan sebagaimana butir II.1.a.i.
ii. Uncommitted
Penjelasan sebagaimana butir II.1.a.ii.
Jumlah pada rekening ini harus sama dengan jumlah pada kolom Kelonggaran Tarik pada
Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan (Form-11) dengan sandi golongan debitur pihak ketiga
bukan bank.
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
i. Committed
Penjelasan sebagaimana butir II.1.a.i.
ii. Uncommitted
Penjelasan sebagaimana butir II.1.a.ii.
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah fasilitas kredit yang masih disediakan oleh bank
pelapor kepada bank lain termasuk BPR dan belum ditarik. Jumlah pada rekening ini harus sama
dengan jumlah pada kolom Kelonggaran Tarik pada Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan (Form-
11) dengan sandi golongan debitur bank.
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah seluruh irrevocable L/C yang telah diterbitkan/dibuka
oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah, namun belum direalisasikan.
a. L/C luar negeri
b. L/C dalam negeri
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan (Form-43).
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah jumlah nilai transaksi penjualan spot dan derivatif
dengan bank atau pihak ketiga bukan bank yang pada tanggal laporan belum diselesaikan.
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Transaksi Spot dan Derivatif (Form-42).
Untuk transaksi derivatif dalam Valas-Rupiah, pelaporan pada Form Rekening Administratif hanya dilakukan
untuk posisi valas.
Sedangkan untuk transaksi derivatif Valas-Valas, pelaporan pada Form Rekening Administratif dilakukan
untuk kedua posisi Valas dimaksud, yaitu sebagai Tagihan Komitmen dan Kewajiban Komitmen.
5. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah seluruh kewajiban komitmen bank pelapor yang tidak dapat
digolongkan ke dalam rekening-rekening di atas.
130
LBU PER KANTOR
III-19
III. Tagihan Kontinjensi
1. Garansi yang diterima
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah nilai jaminan/garansi baik dalam rupiah maupun valuta
asing yang diterima oleh bank pelapor untuk suatu transaksi yang pada tanggal laporan masih berjalan
(outstanding).
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah tagihan bunga atas penyediaan dana yang telah
mengalami penurunan nilai yang dihitung berdasarkan kontrak.Tagihan bunga yang telah diakui (accrue)
dalam periode berjalan dan belum melampaui tenggat waktu pembayaran bunga dilaporkan pada
Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset (Form-22).
a. Bunga kredit yang diberikan
b. Bunga lainnya
3. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah seluruh tagihan kontinjensi bank pelapor yang tidak dapat
digolongkan ke dalam rekening-rekening di atas.
IV. Kewajiban Kontinjensi
1. Garansi yang diberikan
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah nilai jaminan/garansi baik dalam rupiah maupun valuta asing
yang diterbitkan oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah yang pada tanggal laporan masih berjalan
(outstanding).
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Garansi Yang Diberikan (Form-44).
2. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam rekening ini adalah seluruh kewajiban kontinjensi bank pelapor yang tidak
dapat digolongkan ke dalam rekening di atas.
V. Lainnya
1. Penerusan kredit
Dalam rekening ini dimasukkan baki debet (outstanding) kredit baik dalam rupiah maupun valuta asing
yang disalurkan oleh bank pelapor yang dananya berasal dari pihak lain, dan atas penyaluran kredit
tersebut bank pelapor tidak menanggung risiko.
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Penerusan Kredit (Form-45).
2. Aset produktif yang dihapusbuku
Dalam rekening ini dimasukkan seluruh aset produktif yang telah dihapusbuku dari pembukuan bank
pelapor tanpa menghapus hak tagih bank kepada debitur.
Laporan aset produktif yang dihapusbuku dan aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan atau berhasil
ditagih, mencakup seluruh data aset produktif yang telah dihapusbuku oleh bank pelapor.
131
LBU PER KANTOR
III-20
a. Aset Produktif
i. Kredit yang diberikan
Rekening ini harus dirinci pada Daftar Rincian Kredit yang Dihapusbuku (Form-46).
ii. Lainnya
b. Aset Produktif dihapusbuku yang dipulihkan atau berhasil ditagih
i. Kredit yang diberikan
ii. Lainnya
3. Aset produktif yang dihapustagih
Dalam rekening ini dimasukkan seluruh aset produktif yang telah dihapustagih oleh bank pelapor.
Dalam pelaksanaan hapus buku dan hapus tagih bank wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Laporan aset produktif yang telah dihapustagih dimulai dari data kredit yang dihapustagih data bulan Januari
2009.
132
LBU PER KANTOR
III-21
Laporan L/R
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga 1000
a. Dari Bank Indonesia 1020
b. Dari Penempatan pada Bank Lain
i. Giro 1060
ii. Interbank call money 1070
iii. Tabungan 1080
iv. Simpanan berjangka 1090
v. Lainnya 1150
c. Dari Surat Berharga 2.1.A)
i. Dari Bank Indonesia 1160
ii. Dari Bank lain 1170
iii. Dari pihak ketiga bukan bank 1180
d. Dari Kredit yang diberikan 2.1.B)
i. Dari Bank-bank lain 1210
ii. Dari pihak ketiga bukan bank 1220
e. Lainnya
i. Dari Bank Indonesia 1250
ii. Dari Bank lain 1260
iii. Dari pihak ketiga bukan bank 1270
iv. Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar Indonesia 1280
v. Kantor Pusat/Cabang sendiri di Indonesia 1290
2 Beban Bunga 1300
a. Kepada Bank Indonesia 1310
b. Kewajiban pada Bank Lain
i. Giro 1350
ii. Interbank call money 1360
iii. Tabungan 1370
iv. Simpanan Berjangka 1380
v. Lainnya 1440
c. Kepada pihak ketiga bukan bank
i. Giro 1450
ii. Simpanan berjangka 1460
iii. Tabungan 1470
III.2.1
LAPORAN LABA/RUGI PER KANTOR 1)
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
133
LBU PER KANTOR
III-22
d. Surat Berharga
i. Kepada Bank Indonesia 1530
ii. Kepada Bank lain 1540
iii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1550
e. Pinjaman yang diterima
i. Kepada Bank lain 1590
ii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1600
f. Lainnya
i. Kepada Bank Indonesia 1630
ii. Kepada Bank lain 1640
iii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1650
iv. Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar Indonesia 1660
v. Kantor Pusat/Cabang sendiri di Indonesia 1670
g. Koreksi atas pendapatan bunga 1680
B. 1. Pendapatan Bunga Bersih (A1 - A2) 1750
2. Beban Bunga Bersih (A2 - A1) 1760
C. Pendapatan dan Beban Operasional Lain
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 1800
a. Surat Berharga
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) surat berharga 1810
ii. Keuntungan penjualan surat berharga
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 1830
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar 1840
ii.2. Tersedia untuk dijual 1850
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 1860
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 1870
b. Kredit yang diberikan
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) kredit yang
diberikan 1900
ii. Keuntungan penjualan kredit
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 1930
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
134
LBU PER KANTOR
III-23
ii.1.b.Ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar 1940
ii.2. Tersedia untuk dijual 1950
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 1960
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 1970
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) aset keuangan lain 2000
ii. Keuntungan penjualan aset keuangan lainnya
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a.Diperdagangkan 2030
ii.1.b.Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2040
ii.2. Tersedia untuk dijual 2050
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2060
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2070
d. Kewajiban Keuangan-Penurunan Nilai Wajar (MTM) 2075
e. Keuntungan transaksi spot dan derivatif
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
i.1. Forward 2080
i.2. Futures 2085
i.3. Swap 2090
i.4. Option 2095
i.5. Spot 2100
i.6. Lainnya 2120
ii. Keuntungan transaksi
ii.1. Forward 2125
ii.2. Futures 2130
ii.3. Swap 2135
ii.4. Option 2140
ii.5. Spot 2145
ii.6. Lainnya 2160
f. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity
method, komisi/provisi/fee dan administrasi
i. Deviden 2170
ii. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method 2180
iii. Komisi/provisi kredit 2190
iv. Komisi/provisi dari transaksi derivatif 2200
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
135
LBU PER KANTOR
III-24
v. Fee atas kredit kelolaan 2210
vi. Lainnya 2260
g. Koreksi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
i. Aset keuangan 2270
ii. Aset lainnya 2280
iii. Rupa-rupa aset 2290
h. Koreksi atas Penyisihan Penghapusan Transaksi
Rekening Administratif 2330
i. Pendapatan Lainnya 2430
2. Beban Operasional selain Beban Bunga 2500
a. Surat Berharga
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) surat berharga 2530
ii. Kerugian penjualan surat berharga
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a.Diperdagangkan 2560
ii.1.b.Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2570
ii.2. Tersedia untuk dijual 2580
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2590
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2600
b. Kredit yang diberikan
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) kredit 2640
ii. Kerugian penjualan kredit
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a Diperdagangkan 2670
ii.1.b.Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2680
ii.2. Tersedia untuk dijual 2690
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2700
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2710
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) aset keuangan lain 2740
ii. Kerugian penjualan aset keuangan lainnya
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a Diperdagangkan 2770
ii.1.b.Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2780
ii.2. Tersedia untuk dijual 2790
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
136
LBU PER KANTOR
III-25
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2800
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2810
d. Kewajiban Keuangan-Peningkatan Nilai Wajar (MTM) 2820
e. Kerugian transaksi spot dan derivatif
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
i.1. Forward 2920
i.2. Futures 2925
i.3. Swap 2930
i.4. Option 2935
i.5. Spot 2940
i.6. Lainnya 2960
ii. Kerugian transaksi
ii.1. Forward 2965
ii.2. Futures 2970
ii.3. Swap 2975
ii.4. Option 2980
ii.5. Spot 2985
ii.6. Lainnya 3000
f. Kerugian dari penyertaan dengan equity method,
komisi/provisi/fee dan administrasi
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method 3010
ii. Komisi/provisi kredit 3020
iii. Komisi/provisi dari transaksi derivatif 3030
iv. Fee atas kredit kelolaan 3040
v. Lainnya 3100
g. Premi asuransi
i. Kredit 3110
ii. Penjaminan dana pihak ketiga 3120
iii. Kerugian operasional 3130
iv. Lainnya 3160
h. Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
i. Penempatan dana antarbank 3170
ii. Tagihan derivatif 3180
iii. Surat berharga 3190
iv. Tagihan reverse repo 3200
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
137
LBU PER KANTOR
III-26
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
v. Tagihan akseptasi 3210
vi. Kredit yang diberikan 3220
vii. Penyertaan 3230
viii. Lainnya 3300
i. Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening
Administratif 3310
j. Penyisihan Kerugian Risiko Operasional 3320
k. Penyusutan/amortisasi
i. Aset tetap dan inventaris 3340
ii. Beban yang ditangguhkan 3350
iii. Aset Tidak Berwujud 3360
iv. Lainnya 3400
l. Kerugian Restrukturisasi Kredit 3410
m. Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
i. Aset tidak berwujud 3420
ii. Aset tetap dan inventaris 3430
iii. Properti terbengkalai 3440
iv. Aset yang diambil alih 3450
v. Rekening Tunda 3460
vii. Lainnya 3550
n. Kerugian penurunan nilai rupa-rupa aset 3555
o. Kerugian terkait risiko operasional (termasuk kerugian
karena kehilangan aset tetap dan inventaris)
i. Kecurangan internal 3560
ii. Kejahatan eksternal 3561
iii. Praktek ketenagakerjaan dan keselamatan tempat kerja 3562
iv. Klien, produk dan praktek bisnis 3563
v. Kerusakan aset fisik 3564
vi. Gangguan aktivitas bisnis dan kegagalan sistem 3565
vii. Manajemen Eksekusi, pengiriman dan pemrosesan 3570
p. Tenaga kerja
i. Gaji dan upah 3640
ii. Honorarium Komisaris/Dewan Pengawas 3650
iii. Lainnya 3690
q. Pendidikan dan pelatihan 3700
138
LBU PER KANTOR
III-27
Laporan L/R
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah Rupiah Valas Jumlah
r. Penelitian dan pengembangan 3750
s. Sewa 3800
t. Promosi 3850
u. Pajak-pajak (tidak termasuk pajak penghasilan) 3900
v. Pemeliharaan dan perbaikan 3950
w. Barang dan jasa
i. Jasa Pengolahan Teknologi, Sistem, dan Informasi (TSI) 4000
ii. Lainnya 4010
x. Lainnya 4050
D. 1. Laba operasional (A1 + C1) - (A2 + C2) 4150
2. Rugi operasional (A2 + C2) - (A1 + C1) 4200
E. Pendapatan non-operasional 4205
1. Sewa 4210
2. Keuntungan dari Penjualan dan Peningkatan Nilai Wajar
Aset Tetap dan Inventaris 4220
3. Penjabaran transaksi valuta asing 4240
4. Penerimaan klaim asuransi kerugian operasional 4250
5. Lainnya 4300
F. Beban non-operasional 4305
1. Kerugian dari Penjualan dan Penurunan Nilai Wajar
Aset Tetap dan Inventaris 4310
2. Penjabaran transaksi valuta asing 4330
3. Lainnya 4400
G. 1. Laba non-operasional (E - F) 4450
2. Rugi non-operasional (F - E) 4500
H. 1. Laba tahun berjalan 4550
2. Rugi tahun berjalan 4600
I. Penerimaan Transfer Laba/Rugi
1. Penerimaan transfer laba
a. Dari kantor-kantor cabang di dalam negeri 4650
b. Dari kantor-kantor cabang di luar negeri 4700
2. Penerimaan transfer rugi
a. Dari kantor-kantor cabang di dalam negeri 4750
b. Dari kantor-kantor cabang di luar negeri 4800
139
LBU PER KANTOR
III-28
Laporan L/R
J. Transfer Laba/Rugi ke Kantor Pusat
1. Transfer laba ke kantor pusat 4850
2. Transfer rugi ke kantor pusat 4900
K. Pajak penghasilan
1. Taksiran Pajak Tahun Berjalan -/- 4935
2. Pajak Tangguhan :
a. Pendapatan Pajak Tangguhan 4940
b. Beban Pajak Tangguhan -/- 4945
L. 1. Jumlah laba bersih 2) 4950
2. Jumlah rugi bersih 2) 5000
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah
Rupiah Valas Jumlah
140
LBU PER KANTOR
III-29
III.2.1.A
DAFTAR RINCIAN
PENDAPATAN BUNGA DARI SURAT BERHARGA
Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara(SPN) 043
c. Promes/aksep 051
d. Wesel
i. Wesel ekspor 055
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 057
iii. Lainnya 059
e. Commercial Papers (CP) 060
f. Medium Term Notes (MTN) 061
g. Floating Rate Notes (FRN) 062
h. Credit Linked Notes 063
i. Lainnya 069
2. Surat Berharga Pasar Modal
a. Reksadana 081
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum 082
ii. Obligasi Negara (ON) 086
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
iv. Subordinasi 088
v. Lainnya 083
c. Efek beragun aset 084
d. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
JUMLAH 100
Keterangan Sandi Rupiah Valas Jumlah
I II III IV V
141
LBU PER KANTOR
III-30
Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a.Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b.Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional
a.Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan 12
Lembaga Internasional
b.Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a.Tagihan Jangka Pendek 14
b.Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 36
Portofolio Ritel
7. Kredit Beragun Rumah Tinggal
a.LTV < 70% 37
b.70% < LTV < 80% 38
c.80% < LTV < 95% 39
8. Kredit Beragun Properti Komersial 42
9. Kredit Pegawai atau Pensiunan 40
10.Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
a.Kredit Beragun Rumah Tinggal 60
b.Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 62
11.Eksposur Sekuritisasi 70
JUMLAH 90
Keterangan Sandi Rupiah Valas Jumlah
III.2.1.B
DAFTAR RINCIAN
PENDAPATAN BUNGA DARI KREDIT YANG DIBERIKAN
I II III IV v
142
LBU PER KANTOR
III-31
III.2.2
PENJELASAN LAPORAN LABA RUGI
Yang dimasukkan ke dalam Laporan Laba Rugi adalah angka-angka kumulatif pendapatan dan beban bank pelapor
dalam rupiah dan valuta asing sejak awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan. Pendapatan dan beban
dalam valuta rupiah dimasukkan dalam kolom Rupiah, sedangkan pendapatan dan beban dalam valuta asing
dimasukkan dalam kolom Valas.
Untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan Laba/Rugi, maka penyesuaian nilai wajar
dilaporkan secara neto untuk aset keuangan yang sama. Hal ini berlaku juga untuk kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui Laporan Laba/Rugi.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 15 Juni 2011 bank membeli surat berharga A yang digolongkan dalam kelompok Diperdagangkan
dengan nilai wajar sebesar Rp.100 juta.
- Pada tanggal 30 Juni 2011, nilai wajar surat berharga A tersebut naik menjadi Rp.110juta.
- Maka pada pelaporan LBU posisi akhir bulan Juni 2011, bank melaporkan peningkatan nilar wajar surat
berharga A sebesar Rp.10juta.
- Apabila pada akhir Juli 2011 nilai wajar surat berharga A menjadi Rp.107juta, maka pada pelaporan LBU posisi
akhir bulan Juli 2011, bank melaporkan pada pos peningkatan nilar wajar surat berharga A sebesar Rp.7 juta.
- Selanjutnya, jika pada bulan Agustus 2011, nilai wajar surat berharga A menjadi Rp.90 juta, maka pada pelaporan
LBU posisi akhir bulan Agustus 2011, bank melaporkan pada pos penurunan nilai wajar surat berharga A
sebesar Rp.10 juta, dan pos peningkatan nilai wajar dilaporkan 0.
Laporan Laba Rugi dirinci sebagai berikut :
A. Pendapatan dan Beban Bunga
Adalah semua pendapatan maupun beban bunga dalam rupiah dan atau valuta asing baik dari penduduk maupun
bukan penduduk yang merupakan pendapatan maupun beban dari kegiatan yang lazim sebagai usaha bank
dalam bentuk bunga.
1. Pendapatan Bunga
Adalah pendapatan bunga dalam rupiah dan valuta asing dari penanaman yang dilakukan oleh bank pelapor
baik pada penduduk maupun bukan penduduk, misalnya penempatan pada bank lain, surat berharga, dan
kredit yang diberikan atau pada kantor pusat atau kantor cabang lainnya (bank yang sama) yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia dan di luar Indonesia.
Pendapatan bunga dirinci atas :
a. Dari Bank Indonesia
Adalah seluruh pendapatan bunga dalam rupiah dan valuta asing atas penanaman pada Bank Indonesia.
b. Dari Penempatan Bank Lain
Adalah seluruh pendapatan bunga dalam rupiah dan valuta asing dari bank pelapor lain. Pengertian/
definisi mengenai jenis-jenis penempatan di bawah ini terdapat pada Daftar Istilah.
143
LBU PER KANTOR
III-32
Pendapatan bunga atas penempatan pada bank lain dirinci :
i. Giro
ii. Interbank call money
iii. Tabungan
iv. Simpanan berjangka
v. Lainnya
c. Dari Surat-Surat Berharga
Adalah seluruh pendapatan bunga yang diterima dalam rupiah dan valuta asing atas penempatan surat-
surat berharga. Dalam pos ini termasuk pendapatan bunga yang diterima oleh bank repo dari surat
berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo).
Pendapatan bunga atas penempatan surat-surat berharga dirinci menurut penerbit surat berharga:
i. Dari Bank Indonesia
ii. Dari Bank Lain
iii. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
d. Dari Kredit yang diberikan
Adalah seluruh pendapatan bunga yang diterima dalam rupiah dan valuta asing atas kredit yang diberikan.
Pendapatan bunga atas penanaman pada kredit dirinci menurut debitur, yaitu :
i. Dari Bank Lain
ii. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
e. Lainnya
Adalah seluruh pendapatan bunga yang diterima dalam rupiah dan valuta asing atas penanaman dana
diluar butir a s.d. d. Dalam pos ini termasuk pendapatan bunga/diskonto yang diterima bank pelapor
yang timbul dari pembelian surat berharga dengan janji dijual kembali (reverse repo).
i. Dari Bank Indonesia
ii. Dari Bank Lain
iii. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
iv. Kantor Pusat/Kantor Cabang sendiri di luar Indonesia
v. Kantor Pusat/Kantor Cabang sendiri di Indonesia
2. Beban Bunga
Adalah beban bunga dalam rupiah dan valuta asing dari kewajiban bank pelapor baik kepada penduduk maupun
bukan penduduk, seperti beban bunga yang timbul dari kewajiban pada bank lain, kewajiban kepada pihak
ketiga bukan bank, surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan kewajiban kepada kantor
pusat atau kantor cabang lainnya (bank yang sama) yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia dan di
luar Indonesia.
Beban bunga dirinci atas :
a. Kepada Bank Indonesia
Adalah seluruh beban bunga dalam rupiah dan valuta asing atas pinjaman dari Bank Indonesia.
b. Kepada Bank lain
Adalah seluruh beban bunga dalam rupiah dan valuta asing kepada bank pelapor lain. Pengertian/definisi
mengenai jenis-jenis kewajiban di bawah ini terdapat pada Daftar Istilah.
144
LBU PER KANTOR
III-33
Beban bunga atas kewajiban kepada bank lain dirinci :
i. Giro
ii. Interbank call money
iii. Tabungan
iv. Simpanan berjangka
v. Lainnya
c. Kepada pihak ketiga bukan bank
Adalah seluruh beban bunga dalam rupiah dan valuta asing atas kewajiban bank pelapor kepada pihak
ketiga bukan bank.
Beban bunga atas kewajiban kepada pihak ketiga bukan bank dirinci :
i. Giro
ii. Simpanan berjangka
iii. Tabungan
d. Surat-Surat Berharga
Adalah seluruh beban bunga yang dibayar dalam rupiah dan valuta asing atas penerbitan suratsurat berharga.
Dalam pos ini tidak termasuk beban bunga yang timbul dari penjualan surat berharga dengan janji dibeli
kembali (repo).
Beban bunga atas kewajiban penerbitan surat-surat berharga dirinci menurut pihak lawan:
i. Kepada Bank Indonesia
ii. Kepada Bank Lain
iii. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
e. Pinjaman Yang Diterima
Adalah seluruh beban bunga yang dibayar dalam rupiah dan valuta asing atas pinjaman yang diterima bank
pelapor.
Beban bunga atas pinjaman yang diterima dirinci menurut pihak lawan:
i. Kepada Bank Lain
ii. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
f. Lainnya
Adalah seluruh beban bunga yang dibayar dalam rupiah dan valuta asing karena kewajiban bank pelapor
selain butir a sampai dengan e. Dalam pos ini termasuk beban bunga/diskonto yang dibayarkan bank pelapor
yang timbul dari penjualan surat berharga dengan janji dibeli kembali (repo).
i. Kepada Bank Indonesia
ii. Kepada Bank Lain
iii. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
iv. Kantor Pusat/Kantor Cabang sendiri di luar Indonesia
v. Kantor Pusat/Kantor Cabang sendiri di Indonesia
h. Koreksi Atas Pendapatan Bunga
Adalah koreksi pendapatan bunga yang sudah diakui namun belum diterima (accrual) atas asetproduktif
yang mengalami penurunan kualitas atau penurunan nilai (impairment).
145
LBU PER KANTOR
III-34
Pos ini dilaporkan sebesar nilai yang dikoreksi, apabila koreksi atas bunga tersebut menyebabkan
pendapatan bunga menjadi negatif. Apabila koreksi atas pendapatan bunga yang sudah diakui namun
belum diterima (accrual) tersebut tidak menyebabkan pendapatan bunga menjadi negatif, pos ini tidak
perlu diisi.
B. 1. Pendapatan Bunga Bersih
Adalah selisih positif dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
2. Beban Bunga Bersih
Adalah selisih negatif dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
C. Pendapatan dan Beban Operasional Lain
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga
Adalah semua pendapatan dalam rupiah dan valuta asing yang diperoleh dari kegiatan yang lazim sebagai
usaha bank diluar bunga.
a. Surat Berharga
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) Surat Berharga
Untuk surat berharga dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, potensi
keuntungan yang belum direalisasikan merupakan selisih positif antara nilai wajar surat berharga
pada tanggal laporan dan nilai wajar surat berharga pada pada saat pengakuan awal.
ii. Keuntungan Penjualan Surat Berharga
Keuntungan yang dapat direalisasikan dari penjualan surat berharga.
Untuk surat berharga dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
keuntungan ini merupakan selisih positif antara harga penjualan dan nilai wajar surat berharga
pada saat pengakuan awal.
Untuk surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual, keuntungan ini merupakan selisih
positif antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi ditambah keuntungan yang
telah diakui secara langsung di ekuitas.
Untuk surat berharga dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, keuntungan ini merupakan
selisih positif antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi (amortised cost).
Keuntungan yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi surat berharga yang dijual, yaitu:
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
ii.3. Dimiliki hingga Jatuh Tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan Dan Piutang
b. Kredit yang diberikan
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) kredit yang diberikan
Untuk kredit dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, potensi keuntungan
yang belum direalisasikan merupakan selisih positif antara nilai wajar kredit pada tanggal laporan
dan nilai wajar kredit pada saat pengakuan awal.
146
LBU PER KANTOR
III-35
ii. Keuntungan Penjualan Kredit
Keuntungan yang dapat direalisasikan dari penjualan kredit.
Untuk kredit dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, keuntungan ini
merupakan selisih positif antara harga penjualan dan nilai wajar kredit pada saat pengakuan
awal.
Untuk kredit dalam kategori tersedia untuk dijual, keuntungan ini merupakan selisih positif
antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi, ditambah keuntungan yang telah
diakui secara langsung di ekuitas.
Untuk kredit dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan kategori Pinjaman Yang Diberikan
Dan Piutang, keuntungan ini merupakan selisih positif antara harga penjualan dan biaya perolehan
diamortisasi (amortised cost).
Keuntungan yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi kredit yang dijual, yaitu :
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
ii.3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) Aset Keuangan Lainnya
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
potensi keuntungan yang belum direalisasikan merupakan selisih positif antara nilai wajar aset
keuangan lainnya pada tanggal laporan dan nilai wajar aset keuangan lainnya pada saat pengakuan
awal.
ii. Keuntungan Penjualan Aset Keuangan Lainnya
Keuntungan yang dapat direalisasikan dari penjualan aset keuangan lainnya.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
keuntungan ini merupakan selisih positif antara harga penjualan dan nilai wajar aset keuangan
lainnya pada saat pengakuan awal.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori tersedia untuk dijual, keuntungan ini merupakan
selisih positif antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi ditambah keuntungan yang
telah diakui secara langsung di ekuitas.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan kategori Pinjaman
Yang Diberikan Dan Piutang, keuntungan ini merupakan selisih positif antara harga penjualan dan
biaya perolehan diamortisasi (amortised cost).
Keuntungan yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi aset keuangan lainnya, yaitu:
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk dinilai diukur pada wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
147
LBU PER KANTOR
III-36
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang
d. Kewajiban Keuangan - Penurunan Nilai Wajar (MTM)
Adalah potensi keuntungan yang belum terealisasi yang timbul dari selisih negatif antara nilai wajar
kewajiban keuangan pada tanggal laporan dan nilai wajar kewajiban keuangan tersebut pada saat
pengakuan awal.
e. Keuntungan transaksi spot dan derivatif
Adalah keuntungan yang diperoleh bank pelapor dari transaksi spot dan derivatif.
Pos ini dirinci atas penduduk dan bukan penduduk yang dirinci menurut:
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
Potensi keuntungan yang belum terealisasi yang timbul dari selisih positif antara nilai kontrak dengan
nilai wajar transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.
i.1. Forward
i.2. Futures
i.3. Swap
i.4. Option
i.5. Spot
i.6. Lainnya
ii. Keuntungan Transaksi
Keuntungan yang telah direalisasi yang diperoleh dari penyelesaian transaksi spot dan derivatif pada
tanggal laporan, yang merupakan selisih positif antara nilai kontrak dan nilai wajar transaksi spot dan
derivatif pada tanggal penyelesaian (settlement date).
i.1. Forward
i.2. Futures
i.3. Swap
i.4. Option
i.5. Spot
i.6. Lainnya
f. Dividen, Keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi
Pos ini dirinci berdasarkan penduduk dan bukan penduduk yang dirinci menurut:
i. Dividen
Adalah pendapatan berupa dividen dari penyertaan.
ii. Keuntungan dari penyertaan dengan Equity Method
iii. Komisi/provisi kredit
Adalah komisi dan provisi yang diterima bank pelapor karena pemberian kredit.
iv. Komisi/provisi dari transaksi derivatif
Adalah komisi dan provisi yang diterima bank pelapor karena kegiatan transaksi valuta asing.
v. Fee atas kredit kelolaan
Adalah fee atau jasa yang diterima bank pelapor karena penyaluran kredit kelolaan/penerusan kredit.
vi. Lainnya
148
LBU PER KANTOR
III-37
Adalah provisi dan komisi yang diterima selain butir i sampai dengan v di atas, misalnya komisi
transfer, fee pengelolaan rekening dan kegiatan bank dalam melakukan kegiatan kustodian.
g. Koreksi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Koreksi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
dalam hal terdapat peristiwa tertentu yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, seperti meningkatnya
peringkat kredit debitur. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal
pemulihan dilakukan.
Pengelompokan koreksi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
i. Aset Keuangan
Dalam pos ini dilaporkan koreksi cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan.
ii. Aset Lainnya
Dalam pos ini dilaporkan koreksi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset lainnya.
iii. Rupa-rupa Aset
Dalam pos ini dilaporkan koreksi cadangan kerugian penurunan nilai atas rupa-rupa aset.
Perlakuan akuntasi untuk koreksi cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan sesuai PSAK dan PAPI
yang berlaku.
h. Koreksi atas Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif
Adalah koreksi atas penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif yang telah dibentuk karena
terdapat peningkatan kualitas transaksi rekening administratif, sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Sandi ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
i. Pendapatan Lainnya
Adalah pendapatan operasional yang tidak termasuk ke dalam salah satu dari pos a s.d. h di atas.
2. Beban Operasional Selain Bunga
Adalah semua beban dalam rupiah dan valuta asing yang dikeluarkan atas kegiatan yang lazim sebagai usaha
bank diluar bunga.
a. Surat Berharga
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) Surat Berharga
Untuk surat berharga dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, potensi
kerugian yang belum direalisasikan merupakan selisih negatif antara nilai wajar surat berharga
pada tanggal laporan dan nilai wajar surat berharga pada saat pengakuan awal.
Untuk surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual, merupakan potensi kerugian yang direalisasi
ke Laporan Laba/Rugi sesuai PSAK dan PAPI.
ii. Kerugian Penjualan Surat Berharga
Kerugian yang dapat direalisasikan dari penjualan surat berharga.
Untuk surat berharga dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kerugian ini
merupakan selisih negatif antara harga penjualan dan nilai wajar surat berharga pada saat pengakuan
awal.
149
LBU PER KANTOR
III-38
Untuk surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual, kerugian ini merupakan selisih negatifantara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi ditambah kerugian yang telah diakui secara
langsung di ekuitas.
Untuk surat berharga dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, kerugian ini merupakan selisih
negatif antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi (amortised cost).
Kerugian yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi surat berharga yang dijual, yaitu:
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
ii.3. Dimiliki hingga Jatuh Tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang
b. Kredit yang diberikan
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) kredit yang diberikan
Untuk kredit dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, potensi kerugian
yang belum direalisasikan merupakan selisih negatif antara nilai wajar kredit pada tanggal
laporan dan nilai wajar kredit pada saat pengakuan awal.
Untuk kredit dalam kategori tersedia untuk dijual, merupakan potensi kerugian yang direalisasi
ke Laporan Laba/Rugi sesuai PSAK dan PAPI.
ii. Kerugian Penjualan Kredit
Kerugian yang dapat direalisasikan dari penjualan kredit.
Untuk kredit dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kerugian ini
merupakan selisih negatif antara harga penjualan dan nilai wajar kredit pada saat pengakuan
awal.
Untuk kredit dalam kategori tersedia untuk dijual, kerugian ini merupakan selisih negatif antara
harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi ditambah kerugian yang telah diakui secara
langsung di ekuitas.
Untuk kredit dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan kategori Pinjaman Yang Diberikan
Dan Piutang, kerugian ini merupakan selisih negatif antara harga penjualan dan biaya perolehan
diamortisasi (amortised cost).
Kerugian yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi kredit yang dijual, yaitu:
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
ii.3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang
150
LBU PER KANTOR
III-39
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) Aset Keuangan Lainnya
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
potensi kerugian yang belum direalisasikan merupakan selisih negatif antara nilai wajar aset
keuangan lainnya pada tanggal laporan dan nilai wajar aset keuangan lainnya pada saat pengakuan
awal.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori tersedia untuk dijual, merupakan potensi kerugian
yang direalisasi ke Laporan Laba/Rugi sesuai PSAK dan PAPI.
ii. Kerugian Penjualan Aset Keuangan Lainnya
Kerugian yang dapat direalisasikan dari penjualan aset keuangan lainnya.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
kerugian ini merupakan selisih negatif antara harga penjualan dan nilai wajar aset keuangan lainnya
pada saat pengakuan awal.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori tersedia untuk dijual, kerugian ini merupakan selisih
negatif antara harga penjualan dan biaya perolehan diamortisasi ditambah kerugian yang telah
diakui secara langsung di ekuitas.
Untuk aset keuangan lainnya dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan kategori Pinjaman
Yang Diberikan dan Piutang, kerugian ini merupakan selisih negatif antara harga penjualan dan
biaya perolehan diamortisasi (amortised cost).
Kerugian yang diperoleh dilaporkan berdasarkan klasifikasi aset keuangan lainnya yang dijual, yaitu:
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
ii.2. Tersedia untuk dijual
ii.3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
ii.4. Pinjaman Yang Diberikan dan Piutang
d. Kewajiban keuangan-Peningkatan Nilai Wajar (MTM)
Adalah potensi kerugian yang belum terealisasi yang timbul dari selisih positif antara nilai wajar kewajiban
keuangan pada tanggal laporan dan nilai wajar kewajiban keuangan tersebut pada saat pengakuan
awal.
e. Kerugian Transaksi spot dan derivatif
Adalah kerugian yang dialami bank pelapor dari transaksi spot dan derivatif.
Pos ini dirinci atas penduduk dan bukan penduduk yang dirinci menurut :
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
Potensi kerugian yang belum terealisasi yang timbul dari selisih negatif antara nilai kontrak dengan nilai
wajar transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.
i.1. Forward
i.2. Futures
151
LBU PER KANTOR
III-40
i.3. Swap
i.4. Option
i.5. Spot
i.6. Lainnya
ii. Kerugian Transaksi
Kerugian yang telah direalisasi yang diperoleh dari penyelesaian transaksi spot dan derivatif pada
tanggal laporan, yang merupakan selisih negatif antara nilai kontrak dan nilai wajar transaksi spot
dan derivatif pada tanggal penyelesaian (settlement date).
i.1. Forward
i.2. Futures
i.3. Swap
i.4. Option
i.5. Spot
i.6. Lainnya
f. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi
Pos ini dirinci berdasarkan penduduk dan bukan penduduk yang dirinci menurut :
i. Kerugian dari penyertaan dengan Equity Method
ii. Komisi/provisi kredit
Adalah komisi dan provisi yang dibayar bank pelapor karena penerimaan kredit.
iii. Komisi/provisi dari transaksi derivatif
Adalah komisi dan provisi yang dibayar bank pelapor karena kegiatan transaksi valuta asing.
iv. Fee atas kredit kelolaan
Adalah fee atau jasa yang dibayar bank pelapor karena penerimaan kredit kelolaan/penerusan kredit.
v. Lainnya
Adalah provisi dan komisi yang dibayar selain butir i sampai dengan iv di atas, misalnya komisi transfer
dan kegiatan bank dalam melakukan kegiatan kustodian yang nasabahnya berstatus Penduduk.
g. Premi asuransi
Adalah biaya atau premi yang dikeluarkan oleh bank pelapor dalam rangka pertanggungan.
Pos ini dirinci atas :
i. Kredit
Adalah premi asuransi yang dibayarkan untuk keperluan pertanggungan atas pemberian kredit.
ii. Penjaminan dana pihak ketiga
Adalah premi asuransi yang dibayarkan oleh bank pelapor dalam rangka keikutsertaan program
penjaminan dana pihak ketiga.
iii. Kerugian Operasional
Adalah premi asuransi yang dibayarkan untuk keperluan pertanggungan selain atas pemberian kredit
dan program penjaminan dana pihak ketiga, misalnya pembayaran premi asuransi kerugian atas aset
tetap dan inventaris milik bank pelapor, dan asuransi kecelakaan.
152
LBU PER KANTOR
III-41
iv. Lainnya
h. Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
i. Penempatan Dana Antarbank
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas penanaman dana pada bank lain.
ii. Tagihan Derivatif
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas keuntungan dari transaksi
derivatif yang belum direalisasikan.
iii. Surat Berharga
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas penanaman dalam surat berharga.
iv. Tagihan Reverse Repo
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas surat berharga dengan sistem
repo.
v. Tagihan Akseptasi
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas tagihan akseptasi wesel berjangka.
vi. Kredit Yang Diberikan
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan.
vii. Penyertaan
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas penyertaan pada pihak ketiga
bank dan pihak ketiga bukan bank.
viii. Lainnya
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan lainnya.
Lihat juga penjelasan pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
i. Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif
Adalah beban pembentukan penyisihan penghapusan atas transaksi rekening administratif, sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum.
Lihat juga penjelasan pos Koreksi atas Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif.
Sandi ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
j. Penyisihan Kerugian Risiko Operasional
Adalah beban pembentukan penyisihan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang mungkin timbul dari
risiko operasional, sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko.
k. Penyusutan/Amortisasi
i. Aset tetap dan inventaris
Adalah beban penyusutan atas aset tetap dan inventaris.
ii. Biaya yang ditangguhkan
Adalah amortisasi biaya-biaya yang ditangguhkan, misalnya biaya pendirian kantor cabang dan biaya-
biaya emisi surat-surat berharga.
iii. Aset tidak Berwujud
153
LBU PER KANTOR
III-42
Adalah beban amortisasi atas aset tidak berwujud.
iv. Lainnya
Adalah beban penyusutan/amortisasi yang tidak dapat dimasukkan dalam subpos k.i sampai dengan
k.iii tersebut di atas.
l. Kerugian restrukturisasi kredit
Adalah kerugian yang timbul dari pelaksanaan restrukturisasi kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum.
m. Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
i. Aset Tidak Berwujud
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset tidak berwujud yaitu jika
terdapat indikasi penurunan nilai aset sesuai PSAK mengenai penurunan nilai aset, sehingga nilai
tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.
ii. Aset Tetap dan Inventaris
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset tetap dan inventaris yaitu jika
terdapat indikasi penurunan nilai aset sesuai PSAK mengenai penurunan nilai aset, sehingga nilai
tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.
iii. Properti Terbengkalai
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai properti terbengkalai yaitu jika
terdapat indikasi penurunan nilai aset sesuai PSAK mengenai penurunan nilai aset, sehingga nilai
tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.
iv. Aset Yang Diambil Alih
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset yang diambil alih yaitu jika
terdapat indikasi penurunan nilai aset sesuai PSAK mengenai penurunan nilai aset, sehingga nilai
tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.
v. Rekening Tunda (Suspense Account)
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai rekening tunda yaitu jika terdapat
indikasi penurunan nilai aset, sehingga nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali.
vi. Antar Kantor (dalam LBU Gabungan)
Adalah beban pembentukan PPA non produktif berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva bank umum. Kewajiban pembentukan PPA non produktif atas rekening antar kantor
dilakukan berdasarkan LBU Gabungan.
Sandi ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
vii. Lainnya
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya selain aset huruf i s.d
huruf vi di atas.
n. Kerugian Penurunan Nilai Rupa-rupa Aset
Adalah beban pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya.
o. Kerugian Terkait Risiko Operasional (Termasuk Kerugian Karena Kehilangan Aset Tetap dan
154
LBU PER KANTOR
III-43
Inventaris)
Pos ini diisi dengan kerugian terkait risiko operasional yang telah terjadi dan diidentifikasi berdasarkan
jenis kejadian kerugian (loss event). Pengakuan kerugian dapat dilakukan dengan pembebanan langsung
dan/atau reklasifikasi pos penyisihan kerugian risiko operasional.
i. Kecurangan Internal
Yaitu kerugian akibat tindakan seperti penggelapan, ketidaksesuaian penyalahgunaan properti,
pelanggaran peraturan, hukum atau kebijakan perusahaan. Yang termasuk ke dalam pos ini antara
lain: penipuan kredit, penyalahgunaan aset, kerusakan aset, dan pemalsuan cek.
ii. Kejahatan Eksternal
Yaitu kerugian akibat penipuan, penyalahgunaan properti atau pelanggaran hukum oleh pihak
ketiga. Yang termasuk ke dalam pos ini antara lain: pencurian, pemalsuan, kerusakan akibat hacking.
iii. Praktek ketenagakerjaan dan keselamatan tempat kerja
Yaitu kerugian yang timbul dari tindakan yang tidak konsisten dengan ketenagakerjaan, dari pembayaran
klaim, kecelakaan pegawai atau kejadian perbedaan/diskriminasi. Yang termasuk ke dalam pos ini antara
lain: aktivitas buruh yang terorganisasi, masalah pemberhentian pegawai, kesehatan pegawai.
iv. Klien, produk dan praktek bisnis
Yaitu kerugian yang timbul akibat kegagalan yang tidak sengaja atau lalai untuk memenuhi kewajiban
profesional terhadap klien. Yang termasuk ke dalam pos ini antara lain: pelanggaran kerahasiaan,
masalah kesesuaian/pengungkapan (KYC, dsb).
v. Kerusakan aset fisik
Yaitu kerugian yang timbul dari kerugian atau kerusakan atas fisik akibat bencana alam atau kejadian
lain. Yang termasuk ke dalam pos ini antara lain adalah : kerugian akibat bencana alam, kerugian manusia
dari sumber luar (terorisme, vandalisme)
vi. Gangguan aktivitas bisnis dan kegagalan sistem
Yaitu kerugian yang timbul akibat gangguan bisnis atau kegagalan sistem. Yang termasuk ke dalam pos
ini antara lain adalah : perangkat keras, perangkat lunak telekomunikasi, kerusakan/gangguan utilitas.
vii. Menajemen Eksekusi, pengiriman dan pemrosesan
Yaitu kerugian akibat kegagalan proses transaksi atau manajemen proses akibat hubungan dengan Pihak
lawan/vendor. Yang termasuk ke dalam pos ini antara lain adalah : kesalahan komunikasi, kesalahan
pengoperasian sistem, akses ilegal terhadap rekening, perselisihan dengan vendor.
Penjelasan pos kerugian terkait risiko operasional sebagaimana pada Box III.2.2.1
p. Tenaga kerja
i. Gaji dan upah
Adalah gaji pokok, upah beserta tunjangan-tunjangan yang dibayarkan kepada direksi/ pengurus harian
dan karyawan-karyawan bank pelapor, baik yang berstatus pegawai tetap maupun tidak tetap sebelum
dikurangi dengan pajak penghasilan dan potongan-potongan lain.
Dalam hal pajak penghasilan ditanggung oleh bank pelapor, jumlahnya harus ditambahkan ke dalam
subpos ini.
155
LBU PER KANTOR
III-44
ii. Honorarium komisaris/dewan pengawas
Adalah biaya untuk honorarium komisaris/dewan pengawas bank pelapor.
iii. Lainnya
Adalah seluruh biaya tenaga kerja di luar gaji, upah, dan honorarium, misalnya uang lembur dan
perawatan kesehatan.
q. Pendidikan dan pelatihan
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka pendidikan dan pelatihan pegawai bank pelapor,
termasuk kursus dan seminar. Dalam pos ini termasuk pula dilaporkan sumbangansumbangan yang
diberikan untuk lembaga pendidikan yang mengkhususkan pada pendidikan perbankan.
r. Penelitian dan pengembangan
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan kegiatan usaha bank pelapor.
s. Sewa
Adalah sewa yang dibayar oleh bank pelapor kepada pihak ketiga, misalnya sewa kantor, sewa rumah,
sewa alat-alat dan sewa perabot.
t. Promosi
Adalah seluruh biaya untuk promosi produk/jasa bank pelapor.
u. Pajak-pajak (tidak termasuk pajak penghasilan)
Adalah pajak-pajak yang dibayar oleh bank pelapor selain pajak penghasilan, misalnya pajak bumi dan
bangunan, dan pajak kendaraan.
v. Pemeliharaan dan perbaikan
Adalah seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan oleh bank pelapor untuk pemeliharaan/
perbaikan atas gedung-gedung/rumah-rumah, mesin-mesin, alat-alat pengangkutan dan perabot milik
bank pelapor.
w. Barang dan jasa
i. Jasa Pengolahan Teknologi, Sistem, dan Informasi (TSI)
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bank pelapor sehubungan dengan penerimaan/pemakaian
jasa-jasa pihak ketiga yang terkait dengan pengolahan TSI.
ii. Lainnya
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bank pelapor sehubungan dengan penerimaan/pemakaian
barang-barang/jasa-jasa pihak ketiga, seperti biaya penerangan, air, telepon, telegram, alat-alat tulis
menulis, biaya percetakan, biaya perjalanan, penginapan, koran, dan majalah.
x. Lainnya
Adalah beban operasional yang tidak termasuk ke dalam salah satu dari pos a sampai dengan w di atas.
D. 1. Laba Operasional
Adalah selisih positif dari pendapatan operasional dikurangi beban operasional.
2. Rugi Operasional
Adalah selisih negatif dari pendapatan operasional dikurangi dengan beban operasional.
E. Pendapatan Non-operasional
Pendapatan non-operasional dirinci sebagai berikut :
156
LBU PER KANTOR
III-45
1. Sewa
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pendapatan sewa yang diterima dari/dibebankan kepada
pihak ketiga, misalnya ruangan kantor dan sewa kendaraan bermotor yang dipergunakan oleh pihak
lain.
Pendapatan sewa yang diterima dari nasabah sehubungan dengan pemakaian tromol-tromol
penyimpanan,tidak dimasukkan ke dalam pos ini. Penyewaan yang demikian ini merupakan kegiatan
yang biasa/lazim dari Bank. Pendapatan sewa dimaksud, dimasukkan ke dalam pos Pendapatan
operasional, subpos Lainnya.
2. Keuntungan dari Penjualan dan Peningkatan Nilai Wajar Aset Tetap dan Inventaris
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset tetap dan
inventaris milik bank pelapor, termasuk potensi keuntungan karena peningkatan nilai wajar aset tetap
sesuai PSAK mengenai aset tetap.
Hasil suatu eksekusi/penjualan atau barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada bank
pelapor tidak dilaporkan dalam pos ini.
3. Penjabaran Transaksi Valuta Asing (Selisih kurs)
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah keuntungan akibat dari selisih penjabaran aset dan kewajiban
dalam mata uang asing ke dalam mata uang rupiah.
4. Penerimaan klaim asuransi kerugian operasional
5. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah pendapatan non-operasional yang tidak termasuk dalam salah
satu dari pos pendapatan non-operasional 1 sampai dengan 4 di atas. Apabila jumlah pos pendapatan
lainnya melebihi 25% dari total jumlah pendapatan non-operasional, bank pelapor harus merincinya pada
Daftar Rincian Pendapatan Non-Operasional Lainnya (Form-51).
F. Beban Non-operasional
Beban non-operasional dirinci sebagai berikut :
1. Kerugian dari Penjualan dan Penurunan Nilai Wajar Aset Tetap dan Inventaris
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah kerugian-kerugian yang timbul sebagai akibat dijual/hilangnya
aset tetap dan inventaris milik bank pelapor, termasuk potensi kerugian karena penurunan nilai wajar
aset tetap sesuai PSAK mengenai aset tetap.
2. Penjabaran Transaksi Valuta Asing
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah kerugian akibat dari selisih penjabaran aset dan kewajiban dalam
mata uang asing ke dalam mata uang rupiah.
3. Lainnya
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah beban non-operasional yang tidak dapat dimasukkan ke dalam
salah satu pos beban non-opersional 1 sampai dengan 2 di atas. Apabila jumlah pos beban lainnya melebihi
25% dari total jumlah beban non-operasional, bank pelapor harus merincinya pada Daftar Rincian Beban
Non-Operasional Lainnya (Form-52).
G. 1. Laba non-operasional
Adalah selisih positif dari pendapatan non-operasional dikurangi beban non-operasional.
157
LBU PER KANTOR
III-46
2. Rugi non-operasional
Adalah selisih negatif dari pendapatan non-operasional dikurangi beban non-operasional.
H. 1. Laba tahun berjalan
Adalah selisih positif dari seluruh pendapatan operasional dan non-operasional dikurangi beban operasional
dan non-operasional.
2. Rugi tahun berjalan
Adalah selisih positif dari seluruh beban operasional dan non-operasional dikurangi pendapatan operasional dan
non-operasional.
I. Penerimaan Transfer Laba/Rugi
1. Penerimaan transfer laba
Penerimaan transfer laba adalah penerimaan sebagian atau seluruh laba oleh bank pelapor sebagai
kantor pusat :
a. Dari kantor-kantor cabang di dalam negeri
b. Dari kantor-kantor cabang di luar negeri
Transfer laba ini menambah laba tahun berjalan dan/atau mengurangi rugi tahun berjalan.
2. Penerimaan transfer rugi
Penerimaan transfer rugi adalah penerimaan sebagian atau seluruh rugi oleh bank pelapor sebagai kantor
pusat :
a. Dari kantor-kantor cabang di dalam negeri
b. Dari kantor-kantor cabang di luar negeri
Transfer rugi ini menambah rugi tahun berjalan dan atau mengurangi laba tahun berjalan.
J. Transfer Laba/Rugi ke Kantor Pusat
1. Transfer laba ke kantor pusat
Transfer laba ke kantor pusat adalah transfer sebagian atau seluruh laba bank pelapor sebagai kantor
cabang ke kantor pusat.
Transfer laba ini merupakan faktor pengurang dari laba tahun berjalan.
2. Transfer rugi ke kantor pusat
Transfer rugi ke kantor pusat adalah transfer sebagian atau seluruh rugi bank pelapor sebagai kantor cabang
ke kantor pusat.
Transfer rugi ini merupakan faktor pengurang dari rugi tahun berjalan.
Untuk LBU Gabungan, pos ini hanya diisi untuk Kantor Cabang Bank Asing.
K. Pajak penghasilan
1. Taksiran Pajak Tahun Berjalan
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah taksiran pajak penghasilan atas laba tahun berjalan sesuai ketentuan
perpajakan.
158
LBU PER KANTOR
III-47
2. Pajak Tangguhan
a. Pendapatan Pajak Tangguhan
Pada pos ini dilaporkan pendapatan yang berasal dari koreksi fiskal sebagaimana diatur dalam
PSAK mengenai akuntansi pajak penghasilan.
b. Beban Pajak Tangguhan
Pada pos ini dilaporkan beban yang berasal dari koreksi fiskal sebagaimana diatur dalam PSAK mengenai
akuntansi pajak penghasilan.
L. Laba/Rugi Bersih
1. Laba Bersih
Adalah laba bersih tahun berjalan dikurangi taksiran pajak tahun berjalan, dikurangi beban pajak tangguhan
atau ditambah pendapatan pajak tangguhan.
2. Rugi Bersih
Adalah rugi bersih tahun berjalan.
M. Laba/Rugi untuk Kepentingan Minoritas (khusus LBU Konsolidasi)
1. Laba
Adalah bagian keuntungan hasil usaha dari anak perusahaan yang tidak dimiliki, baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh induk perusahaan.
2. Rugi
Adalah bagian kerugian hasil usaha dari anak perusahaan yang tidak dimiliki, baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh induk perusahaan.
159
LBU
PER K
AN
TO
R
III-48
Penjelasan Pos Kerugian terkait Risiko Operasional pada Laporan L/R
Klasifikasi untuk Jenis Kejadian yang Menimbulkan Kerugian secara Terinci (Risiko Operasional)
Kategori (Level 2)
Aktivitas yang tidak diotorisasi
Pencurian dan penipuan
Pencurian dan penipuan
Sistem Pengamanan
Hubungan karyawan
Lingkungan kerja yang aman
Pembedaan dan diskriminasi
Contoh Aktivasi (Level 3)
Transaksi tidak dilaporkan (disengaja)
Tipe transaksi yang tidak diotoriasasi (disertai kerugian moneter)
Mismarking posisi (disengaja)
Penipuan/penipuan kredit, simpanan yang tidak berharga
Pencurian/Perampokan
Penyalahgunaan aset oleh pihak yang tidak berwenang
Kerusakan aset
Pemalsuan
Pemalsuan cek
Penyelundupan
Pengambilalihan rekening/peniruan/dll
Ketidakpatuhan/pengelakan pajak (disengaja)
Penyuapan/komisi ilegal (kickbacks)
Insider trading (menggunakan informasi internal untuk
kepentingan pribadi dan bukan untuk rekening perusahaan)
Pencurian
Pemalsuan
Pemalsuan cek
Kerusakan akibat hacking
Pencurian informasi (disertai kerugian dalam bentuk uang)
Kompensasi, benefit, masalah pemberhentian
Aktivitas buruh yang terorganisasi
Kewajiban umum
Kesehatan pegawai dan kejadian peraturan keamanan
Kompensasi pegawai
Seluruh bentuk diskriminasi
Kategori Tipe Kejadian
(Level 1)
Kecurangan secara Internal
Kejahatan Eksternal
Praktek Ketenagakerjaan dan
Keselamatan Tempat Kerja
Definisi
Kerugian akibat tindakan dari tipe yang
dimaksudkan untuk penggelapan,
ketidaksesuaian properti atau pelanggaran
peraturan, hukum atau kebijakan
perusahaan, tidak termasuk pembedaan/
diskriminasi, yang melibatkan paling tidak
satu pihak internal
Kerugian akibat kegiatan yang termasuk
penipuan, penyalahgunaan properti atau
pelanggaran hukum oleh pihak ketiga
Kerugian yang timbul dari tindakan yang
tidak konsisten dengan ketenagakerjaan,
dari pembayaran klaim kecelakan pegawai,
atau dari kejadian pembedaan/diskriminasi
Box III.2.2.1
160
LBU
PER K
AN
TO
R
III-49
Kategori (Level 2)
Praktek bisnis atau pasar yang tidak
sehat
Cacat produk
Pemilihan, sponsor dan eksposur
Aktivitas penasihat
Bencana dan kejadian lain
Sistem
Pengambilan transaksi, eksekusi dan
pemeliharaan
Contoh Aktivasi (Level 3)
Penyalahgunaan informasi rahasia
Kewajiban peminjam
Antitrust
Praktek perdagangn/pasar yang tidak sehat
Manipulasi pasar lnsider trading (atas rekening perusahaan)
Aktivitas yang tidak memiliki izin
Pencucian uang
Kerusakan produk (tidak diotorisasi, dll)
Kesalahan model
Kegagalan untuk menyelidiki klien sesuai pedoman
Kelebihan batas eksposur klien
Perselisihan atas kinerja aktivitas penasihat
Kerugian akibat bencana alam
Kerugian manusia dari sumber luar (terorisme, vandalisme)
Perangkat keras
Perangkat Iunak
Telekomunikasi
Kerusakan/gangguan utilitas
Kesalahan komunikasi
Kesalahan dalam input data, pemeliharaan dan pemuatan
program/file/data
Kesalahan pengoperasian model/sistem
Kesalahan akuntasi/kesalahan pemasukan entitas
Kesalahan kinerja
Kegagalan pengiriman
Kegagalan manajemen agunan
Kategori Tipe Kejadian
(Level 1)
Kerusakan Aset Fisik
Gangguan Bisnis dan
Kegagalan Sistem
Eksekusi, Pengiriman dan
Manajemen Proses
Kesesuaian, ungkapan dan
penjaminan
Pelanggaran penjaminan/pedoman
Masalah kesesuaian/pengungkapan (KYC, dsb)
Pelanggaran pengungkapan kepada nasabah ritel
Pelanggaran kerahasiaan
Penjualan yang agresif
Account churning
Klien, Produk dan Praktek
Bisnis
Kerugian yang timbul akibat kegagalan
yang tidak sengaja atau lalai untuk
memenuhi kewajiban profesional terhadap
klien tertentu (termasuk penjaminan clan
persyaratan kesesuaian), atau akibat sifat
atau rancangan suatu produk
161
LBU
PER K
AN
TO
R
III-50
Kategori (Level 2)
Pemantauan dan pelaporan
Penerimaan nasabah dan
dokumentasi
Manajemen rekening nasabah/klien
Trade counterparties
Vendor dan pemasok
Contoh Aktivasi (Level 3)
Pemeliharaan data referensi
Kegagalan kewajiban pelaporan yang mandatori
Pelaporan eksternal yang tidak akurat (kejadian kerugian)
Kehilangan ijin ldisclaimer klien
Kehilangan/ketidaklengkapan dokumen hukum
Akses ilegal terhadap rekening
Catatan klien yang tidak sesuai (terjadi kerugian)
Kerugian atau kerusakan akibat kelalaian atas aset klien
Kinerja buruk dari Non-client counterparty
Perselisihan dengan non-client counterparty
Outsourcing/penggunaan pihak ketiga penyedia jasa
Perselisihan dengan vendor
Kategori Tipe Kejadian
(Level 1)
Definisi
162
LBU PER KANTOR
III-51
III.3.1
RINCIAN KAS DALAM VALUTA ASING
No. Jenis Mata Uang DebetPosisiAwal
I II III
FORM - 03
03
J U M L A H
Kredit Lainnya PosisiAkhir
IV V VI VII
163
LBU PER KANTOR
III-52
III.3.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KAS DALAM VALUTA ASING
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi seluruh uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan uang logam
asing yang masih berlaku milik bank pelapor.
KOLOM
I. Jenis Mata Uang
Adalah jenis uang kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas dan uang logam dalam valuta asing yang masih
berlaku milik bank pelapor.
II. Posisi Awal
Adalah saldo uang kertas (bank notes) dan uang logam asing pada bank baik yang disimpan di counter maupun di
brankas (vault)
III. Debet
Adalah jumlah setoran yang mengakibatkan bertambahnya uang kertas dan uang logam asing
IV. Kredit
Adalah jumlah penarikan yang mengakibatkan berkurangnya uang kertas dan uang logam asing.
V. Lainnya
Adalah jumlah perubahan dalam saldo uang kertas dan uang logam asing pada bank yang disebabkan bukan
karena adanya suatu transaksi. Misalnya penyesuaian kurs.
VI. Posisi Akhir
Adalah saldo uang kertas (bank notes) dan uang logam asing pada bank baik yang disimpan di counter maupun di
brankas (vault)
164
LBU PER KANTOR
III-53
III.4.1
SANDI RINCIAN PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
KOLOM SANDI
I. Jenis
1. Giro 10
2. Term Deposit 22
3. Deposit Facility 24
4. Lainnya 90
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
IV. Suku Bunga/Diskonto
V. Jumlah
165
LBU PER KANTOR
III-54
III.4.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi seluruh tagihan atau penempatan dana bank pelapor dalam rupiah dan valuta
asing pada Bank Indonesia. Termasuk dalam tagihan tersebut adalah penempatan giro pada Bank Indonesia dalam
rangka memenuhi ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM).
KOLOM
I. Jenis
Yaitu bentuk tagihan atau penempatan bank pelapor pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing.
1. Giro
2. Term Deposit
Fasilitas penempatan dana rupiah bank peserta Operasi Pasar Terbuka (OPT) secara berjangka di Bank
Indonesia.
3. Deposit Facility
Penempatan dana rupiah oleh bank di Bank Indonesia dalam rangka operasi moneter dengan jangka
waktu 1 (satu) hari kerja.
4. Lainnya
Semua jenis tagihan atau penempatan bank pelapor kepada Bank Indonesia selain jenis-jenis tersebut di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
IV. Suku Bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.Apabila atas jenis penempatan tersebut
tidak diberikan suku bunga, kolom ini diisi dengan 00,00.
V. Jumlah
166
LBU PER KANTOR
III-55
FORM - 04
04
J U M L A H
Jenis
Jangka WaktuJumlah
III.4.3
DAFTAR RINCIAN
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
I II III V
Mulai Jatuh Tempo
Jenis Valuta
IV
Suku Bunga /Diskonto
167
LBU PER KANTOR
III-56
I. Bank
1. Sandi Bank
Lihat Daftar Sandi Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
3. Status
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
III. Peringkat Perusahaan
IV. Tanggal Pemeringkatan
V. Negara Pihak Lawan
VI. Jenis
1. Giro 010
2. Interbank call money 015
3. Tabungan 020
4. Deposit on call 025
5. Deposito berjangka 030
6. Sertifikat Deposito 035
7. Margin deposit 040
8. Setoran jaminan dalam rangka transaksi perdagangan 045
9. Dana pelunasan obligasi 079
10. Lain-lain 099
Khusus untuk agunan atau jaminan kedua dan seterusnya 098
VII. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
KOLOM SANDI
III.5.1
SANDI RINCIAN PENEMPATAN PADA BANK LAIN
168
LBU PER KANTOR
III-57
KOLOM SANDI
VIII. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
IX. Kategori Pengukuran
1 Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2 Tersedia untuk dijual 3
3 Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4 Pinjaman yang diberikan dan piutang 6
X. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam perhatian khusus 2
3. Kurang lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XI. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variable 2
c. Tidak ada 0
XII. Nominal
XIII. Jumlah
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
XIV. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
XV. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
169
LBU PER KANTOR
III-58
KOLOM SANDI
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
170
LBU PER KANTOR
III-59
KOLOM SANDI
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
171
LBU PER KANTOR
III-60
III.5.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PENEMPATAN PADA BANK LAIN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi penyediaan dana bank pelapor kepada bank lain, dimana bank pelapor akan
menerima imbal hasil tertentu. Termasuk dalam pengertian ini adalah penempatan bank pelapor kepada Bank Perkreditan
Rakyat (BPR). Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening penempatan pada bank lain harus dilaporkan secara individual.
Guna penyederhanaan laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama.
Dengan demikian pengisian Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain dilakukan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan sandi bank yang mempunyai kewajiban kepada bank pelapor.
b. Kolom II sampai dengan kolom XI dan kolom XV diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang bersangkutan.
c. Kolom XII, XIII, XIV, XV.5.a, XV.10, dan XVI diisi dengan jumlah rupiah dari penempatan pada bank yang
digabungkan.
KOLOM
I. Bank
1. Sandi Bank
Yaitu sandi bank lain yang mempunyai kewajiban pada bank pelapor, baik bank yang melakukan kegiatan
operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Sandi bank dimaksud adalah:
1. Bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, lihat Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank di Indonesia.
Misalnya, Bank Permata (sandi 013); Citibank (sandi 031); dan BPR (sandi 600).
2. Bank yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, lihat Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank
Yang Beroperasi Di Luar Indonesia. Misalnya, BII-Bombay ( sandi 760) ; BRI-New York (sandi 700).
3. Bank lain bukan bank nasional yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, lihat Daftar Sandi
Bank sub Sandi Bank Lainnya di luar Indonesia, yaitu Bank Lainnya (Prime Bank) di luar Indonesia terkait
dengan bank (sandi 794). Dalam hal bank pelapor mempunyai lebih dari satu jenis rekening penempatan
pada bank yang sama, maka kolom Sandi Bank untuk setiap rekening tetap diisi sesuai dengan jenis
transaksinya.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status dengan Bank.
II. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
172
LBU PER KANTOR
III-61
III. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
IV. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
V. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VI. Jenis
Yaitu bentuk penempatan bank pelapor pada bank lain dalam rupiah dan valuta asing.
1. Giro
2. Interbank call money
3. Tabungan
4. Deposit on call
5. Deposito berjangka
6. Sertifikat Deposito
7. Margin deposit
8. Setoran jaminan dalam rangka transaksi perdagangan
Penempatan dana pada bank lain yang diperhitungkan sebagai uang muka pembayaran atas transaksi
perdagangan (dalam maupun luar negeri) dan dapat diperlakukan sebagai setoran jaminan.
9. Dana pelunasan obligasi
Dana yang secara khusus disisihkan sesuai keputusan manajemen dan disimpan pada bank lain dalam rangka
pelunasan pinjaman/obligasi yang diterbitkan bank pelapor.
10. Lain-lain
Penempatan atau tagihan bank pelapor kepada bank lain selain jenis 1 sampai dengan 9 di atas.
VII. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
VIII. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
Untuk penempatan yang tidak memiliki jatuh tempo, maka kolom Jatuh Tempo diisi sama dengan kolom Mulai,
termasuk pula Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito yang sudah jatuh tempo. Khusus untuk Deposit on Call
yang tidak mempunyai jangka waktu, kolom Jangka Tempo diisi dengan jangka waktu syarat callnya.
IX. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
X. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
173
LBU PER KANTOR
III-62
XI. Suku Bunga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.Apabila penempatan dana pada bank
lain tidak diberikan suku bunga, kolom ini diisi dengan 00,00.
XII. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XIII. Jumlah
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
Saldo ini tidak dapat dikompensasi dengan kewajiban bank lain pada bank pelapor.
XIV. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
Yaitu pendapatan bunga yang akan diterima baik dalam rupiah atau valuta asing oleh bank yang hingga saat
pelaporan belum diterima pembayarannya.
XV. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
174
LBU
PER K
AN
TO
R
III-63
I
Suku Bunga
II III IV VI VII VIII IX X XI
JenisJenis
ValutaLembaga
Pemeringkat
NegaraPihakLawan
KualitasTanggal
PemeringkatanSandi
Bank
Jumlah
Hub.dgnBank
Jangka Waktu
MulaiJatuhTempo
TingkatSuku
Bunga
JenisSuku
Bunga
BulanLalu
Jumlah
Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
V
PeringkatPerusahaan
KategoriPengukuran
XII
Bank
Status
Nominal
XIII
III.5.3
DAFTAR RINCIAN PENEMPATAN PADA BANK LAIN
175
LBU
PER K
AN
TO
R
III-64
JenisAgunan/Jaminan
Agunan/Jaminan
XVI
LembagaPemeringkat
TanggalPemeringkatan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
NilaiAgunan
yangdapat
diperhitungkan
JatuhTempo
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
PenerbitAgunan /Jaminan
PeringkatAgunan/PenerbitJaminan
Agunan/JaminanJangka WaktuPendapatan BungaYang Akan Diterima
Mulai
XIV XV
FORM - 05
05
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
Secara Individual SecaraKolektif
176
LBU PER KANTOR
III-65
III.6.1
SANDI RINCIAN TAGIHAN SPOT DAN DERIVATIF
I. Nomor Referensi Transaksi (deal number)
II. Jenis
1. Forward 01
2. Future 03
3. Swap 04
4. Option
a. Call 05
b. Put 06
c. Lainnya 07
5. Spot 08
6. Lainnya 20
7. Penyesuaian atas nilai wajar (bid - ask spread adjustment) 21
Khusus untuk agunan kedua dan seterusnya 98
III. Kontrak
1. Jual 1
2. Beli 2
3. Kontrak Swap 0
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Variabel Yang Mendasari
1. Nilai tukar (currency) 1
2. Suku bunga (interest rate) 2
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga 3
4. Lainnya 9
VI. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
KOLOM SANDI
177
LBU PER KANTOR
III-66
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
VIII. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
IX. Peringkat Perusahaan
X. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
XI. Negara Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Negara
XII. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam perhatian khusus 2
3. Kurang lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XIII. Jumlah Tagihan Spot dan Derivatif
1. Bulan Lalu
2. Bulan Laporan
XIV. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Deposito 041
KOLOM SANDI
178
LBU PER KANTOR
III-67
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
KOLOM SANDI
179
LBU PER KANTOR
III-68
KOLOM SANDI
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XV. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
180
LBU PER KANTOR
III-69
III.6.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN TAGIHAN SPOT DAN DERIVATIF
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh tagihan dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan
bank yang merupakan potensi keuntungan berdasarkan proses valuasi atas perjanjian/kontrak derivatif yang mencerminkan
selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.
KOLOM
I. Nomor Referensi Transaksi (Deal Number)
II. Jenis
1. Forward
Transaksi pembelian atau penjualan suatu mata uang dengan mata uang lainnya atau instrumen keuangan
lainnya pada harga yang ditetapkan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal tertentu pada
masa yang akan datang.
Khusus untuk LBU Perusahaan Anak, termasuk juga pembelian dan penjualan ekuitas dan indeks.
2. Future
Transaksi jual beli di bursa berjangka untuk menyerahkan komoditas (khusus untuk Perusahaan Anak) atau
instrumen keuangan dengan mengikuti persyaratan standar yang ditetapkan, yaitu: spesifikasi produk, kualitas,
jumlah kontrak, harga yang disepakati, dan tanggal penyerahan.
3. Swap
Transaksi swap antara lain meliputi:
a. Swap Valuta (Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar
pada masa yang akan datang.
b. Swap Suku Bunga (Interest Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran kewajiban (obligation) pembayaran
bunga yang berbeda sifatnya yang didasarkan pada tingkat suku bunga tertentu yang telah disepakati
tanpa pertukaran prinsipal.
c. Swap Valuta dan Suku Bunga (Cross Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya serta pertukaran kewajiban pembayaran bunga atas dasar nilai tukar dan suku bunga yang disepakati
dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar dan suku bunga dengan pertukaran prinsipal.
4. Option
Transaksi yang memberikan hak kepada pembeli (holder) dan kewajiban bagi penjual (writer) untuk melakukan
pembelian atau penjualan pada periode tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
181
LBU PER KANTOR
III-70
Termasuk pula dilaporkan di sini transaksi back to back option.
a. Call
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk membeli instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
b. Put
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk menjual instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
c. Lainnya
5. Spot
Perjanjian jual/beli valuta asing secara tunai dengan penyerahan atau penyelesaian transaksi tidak lebih dari 2
(dua) hari kerja.
6. Lainnya
Jenis transaksi derivatif yang tidak dapat digolongkan pada jenis 1 sampai 5 di atas.
7. Penyesuaian atas nilai wajar (bid ask spread adjustment)
Merupakan penyesuaian yang harus dilakukan jika bank tidak menggunakan harga penawaran (bid price)
atau harga permintaan (ask price) dalam mengukur nilai wajar sesuai PSAK mengenai instrumen keuangan
dan PAPI, melainkan menggunakan nilai tengah (mid price), kecuali untuk kondisi dimana penggunaan mid
price diperbolehkan.
III. Kontrak
Untuk transaksi swap, kolom Kontrak diisi 0.
1. Jual
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak penjualan derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai penjual (writer).
2. Beli
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak pembelian derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai pembeli (holder).
IV. Jenis Valuta
Valuta yang digunakan dalam transaksi derivatif. Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Variabel yang mendasari
1. Nilai tukar (currency)
2. Suku Bunga (interest rate)
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga
4. Komoditas
5. Ekuitas
6. Lainnya
Khusus angka 4 dan 5 adalah untuk LBU Perusahaan Anak.
VI. Pihak Lawan
Yaitu bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
182
LBU PER KANTOR
III-71
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan Dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Kategori Portofolio
Adalah kategorisasi portofolio terhadap Pihak Lawan dalam transaksi spot dan derivatif.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
VIII. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
IX. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
X. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
XI. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
XII. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XIII. Jumlah Tagihan Spot dan Derivatif
1. Bulan Lalu
2. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Pos-pos Neraca Bulanan tentang Tagihan Spot dan Derivatif.
XIV Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XV. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
183
LBU
PER K
AN
TO
R
III-72
III.6.3
DAFTAR RINCIAN TAGIHAN SPOT DAN DERIIVATIF
I II III IV VIII IX XXI
Jenis
JenisValuta Kualitas
NomorReferensiTransaksi
(DealNumber)
Jumlah
VariabelYg
Mendasari BulanLalu
Jumlah Tagihan Spotdan Derivatif
BulanLaporan
V
Pihak Lawan
KontrakLembaga
PemeringkatPeringkat
Perusahaan
TanggalPemeringkatan
NegaraPihak Lawan
VI VII
KategoriPortofolio
XIIIXII
Gol.PihakLawan
Hub.dengan
bank
StatusPihakLawan
184
LBU
PER K
AN
TO
R
III-73
JenisAgunan/Jaminan
Agunan/Jaminan
LembagaPemeringkat
TanggalPemeringkatan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
Nilai Agunanyang dapat
diperhitungkan JatuhTempo
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
PenerbitAgunan / Jaminan
PeringkatAgunan /PenerbitJaminan
Agunan/Jaminan Jangka Waktu
Mulai
XIV
FORM - 06
06
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
SecaraKolektif
SecaraIndividual
XV
185
LBU PER KANTOR
III-74
I. Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
c. Promes 051
d. Wesel
i. Wesel ekspor 055
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 057
iii. Lainnya 059
e. Commercial Papers (CP) 060
f. Medium Term Notes (MTN) 061
g. Floating Rate Notes (FRN) 062
h. Credit Linked Notes 063
i. Lainnya 069
2 Surat Berharga Pasar Modal
a. Reksadana 081
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum 082
ii. Obligasi Negara (ON) 086
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
iv. Subordinasi 088
v. Lainnya 083
c. Efek beragun aset 084
d. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
Khusus untuk agunan kedua dan seterusnya 098
II. Sifat
1. Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 1
b. Opsi Jual (Put Option) 2
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
i. Mandatory 3
ii. Tidak Mandatory 4
d. Lainnya 8
2. Tidak ada fitur tambahan 9
KOLOM SANDI
III.7.1
SANDI RINCIAN SURAT BERHARGA
186
LBU PER KANTOR
III-75
III. Status
1. Junior 1
2. Senior 2
3. Lainnya 9
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. Penerbit/Tertarik
1. Golongan Penerbit/Tertarik
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Penerbit/Tertarik
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VI. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
VII. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
KOLOM SANDI
187
LBU PER KANTOR
III-76
7. Tidak ada 00
VIII. Peringkat Surat Berharga
IX. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
X. Negara Penerbit
Lihat Daftar Sandi Negara
XI. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang 6
XII. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XIII. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam perhatian khusus 2
3. Kurang lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XIV. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a Fixed 1
b Variabel 2
c. Tidak Ada 0
XV. Nominal
XVI. Harga Perolehan
XVII. Premium/Diskonto
XVIII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
KOLOM SANDI
188
LBU PER KANTOR
III-77
5. Bulan laporan
XIX. Pendapatan Bunga yang akan Diterima
XX. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
KOLOM SANDI
189
LBU PER KANTOR
III-78
KOLOM SANDI
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XXI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
190
LBU PER KANTOR
III-79
III.7.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi surat berharga yang dimiliki bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing atas
surat berharga yang diterbitkan oleh bank dan pihak ketiga bukan bank.
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening surat berharga harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan
laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama. Dengan demikian pengisian
Daftar Rincian Surat Berharga dilakukan sebagai berikut :
a. Kolom I sampai dengan VIII, sampai dengan XIV, dan XX diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang
bersangkutan.
b. Kolom XV sampai dengan XIX, XX.5.a, XX.10 dan XXI diisi dengan jumlah rupiah dari surat berharga yang
digabungkan.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu bentuk surat berharga yang dimiliki bank pelapor.
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang.
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
c. Promes
Surat sanggup/janji tak besyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal dan tempat yang
telah ditentukan kepada pihak ketiga atau penggantinya.
d. Wesel
i. Wesel ekspor
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Wesel dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank pelapor dalam rangka transaksi perdagangan
dalam negeri sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai surat kredit berdokumen
dalam negeri.
iii. Lainnya
Wesel yang dimiliki oleh bank pelapor selain wesel ekspor dan SKBDN. Dalam pengertian ini sebagai
tertarik atau yang mempunyai kewajiban kepada bank pelapor adalah pihak ketiga bukan bank.
191
LBU PER KANTOR
III-80
e. Commercial Papers (CP)
f. Medium Term Notes (MTN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan.
g. Floating Rate Notes (FRN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan. Pada notes jenis ini, tingkat bunga atau kupon rate-nya dapat diubah/direview/ditinjau
secara periodik selama masa berlakunya notes berdasarkan benchmark/formula yang telah ditentukan.
h. Credit Linked Notes
Salah satu jenis instrumen Kredit Derivatif dimana bank sebagai penjual proteksi (protection seller) membeli
surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli proteksi (protection buyer) dengan aset keuangan referensi
tertentu yang mendasari surat berharga tersebut (underlying reference assets).
i. Lainnya
2. Surat berharga pasar modal
a. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang pasar modal.
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam rangka program rekapitalisasi bank umum.
Pada jenis ini termasuk obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum yang dibeli dari
pasar sekunder.
ii. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau
dengan pembayaran bunga secara diskonto.
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
agen penjual.
iv. Subordinasi
Obligasi yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
v. Lainnya
Jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh bank dan pihak ketiga bukan bank selain butir i s.d. iv di atas.
c. Efek Beragun Aset
Surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur
asal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas
sekuritisasi aset.
192
LBU PER KANTOR
III-81
d. Lainnya
Surat berharga pasar modal yang dimiliki oleh bank pelapor selain jenis a sampai dengan c di atas.
3. Lain-lain
Surat-surat berharga milik bank pelapor selain jenis 1 dan 2 tersebut di atas.
II. Sifat
1. Ada Fitur Tambahan
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada penerbit surat berharga untuk
melunasi atau membeli kembali surat berharga sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada pembeli surat berharga untuk
meminta pelunasan atau menjual kembali surat berharga kepada penerbit sebelum jatuh tempo pada
harga yang telah disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada pembeli surat berharga untuk
mengkonversi surat berharga ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan
harga konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
III. Status
1. Junior
Jika surat berharga memberikan hak kepada pembeli untuk menerima pembayaran setelah pembeli surat
berharga yang bersifat senior.
2. Senior
Jika surat berharga memberikan hak pertama bagi pembeli untuk menerima pembayaran.
3. Lainnya
Jika surat berharga tidak memiliki status junior atau senior.
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Penerbit/Tertarik
1. Golongan Penerbit/Tertarik
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Penerbit/Tertarik.
193
LBU PER KANTOR
III-82
Jenis Obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum (sandi 082) golongan penerbit/tertarik diisi
dengan Departemen Keuangan (sandi 0020)
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Penerbit/Tertarik
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VI. Kategori Portofolio
Adalah kategorisasi portofolio terhadap Penerbit/Tertarik.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
VII. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VIII. Peringkat Surat Berharga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Surat Berharga.
IX. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
X. Negara Penerbit
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
XI. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
XII. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu
XIII. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XIV. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
Apabila penempatan dalam surat berharga tersebut tidak diberikan suku bunga, kolom ini diisi dengan
00,00. dan jenis suku bunga diisi 0.
194
LBU PER KANTOR
III-83
XV. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XVI. Harga Perolehan
Yaitu jumlah dana yang dikeluarkan bank untuk membeli surat berharga.
XVII. Premium/Diskonto
Yaitu sisa premium/diskonto dalam rupiah atau valuta asing yang belum diamortisasi.
XVIII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
XIX. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
Yaitu pendapatan bunga dalam rupiah atau valuta asing yang akan diterima bank pelapor yang hingga saat
pelaporan belum diterima pembayarannya.
XX. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XXI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
195
LBU
PER K
AN
TO
R
III-84
IV.7.3
DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA
Jenis
Jangka Waktu
Sifat StatusJenis
Valuta Golongan
Penerbit/Tertarik
Hubungan
denganBank
NegaraPenerbit
JatuhTempo
Kategori Pengukur
anMulai
Kualitas
Penerbit / Tertarik
Tingkat SukuBunga
Lembaga Pemering
kat
NominalTanggal
Pemeringkatan
I
Peringkat Surat
Berharga
Suku Bunga / Diskonto
JenisSuku
Bunga
HargaPerolehan
Premium / Diskonto
Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya PerolehanDiamortisasi atau Nilai Wajar)
BulanLalu
II III IV V VII VIII IX X XI XII XV XVI XVIIXIII XIV
Kredit LainnyaDebetBulan
Laporan
J U M L A H
StatusPenerbit
/Tertarik
VI
KategoriPortofolio
XVIII
196
LBU
PER K
AN
TO
R
III-85
JenisAgunan/Jaminan
Agunan/Jaminan
XXI
LembagaPemeringkat
TanggalPemeringkatan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
Nilai Agunanyang dapat
diperhitungkanJatuhTempo
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
PenerbitAgunan /Jaminan
PeringkatAgunan /PenerbitJaminan
Agunan/JaminanJangka Waktu
Mulai
FORM - 07
07
XX
Secara Individual
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Secara Kolektif
XIX
PendapatanBunga Yg
AkanDiterima
197
LBU PER KANTOR
III-86
III.8.1
SANDI RINCIAN SURAT BERHARGA YANG DIJUAL
DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI (REPO)
I. Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
c. Promes 051
d. Wesel
i. Wesel ekspor 055
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 057
iii. Lainnya 059
e. Commercial Papers (CP) 060
f. Medium Term Notes (MTN) 061
g. Floating Rate Notes (FRN) 062
h. Credit Linked Notes 063
i. Lainnya 069
2 Surat Berharga Pasar Modal
a. Reksadana 081
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum 082
ii. Obligasi Negara (ON) 086
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
iv. Subordinasi 088
v. Lainnya 083
c. Efek beragun aset 084
d. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
Khusus untuk Agunan kedua dan seterusnya 098
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Penerbit/Tertarik
1. Golongan Penerbit/Tertarik
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
KOLOM SANDI
198
LBU PER KANTOR
III-87
KOLOM SANDI
3. Status Penerbit/Tertarik
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
IV. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
VI. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
VII. Peringkat Surat Berharga
VIII. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
199
LBU PER KANTOR
III-88
IX. Negara Pihak Penerbit
Lihat Daftar Sandi Negara
X. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang 6
XI. Jangka Waktu Surat Berharga
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XII. Jangka Waktu Repo
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XIII. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam perhatian khusus 2
3. Kurang lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XIV. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
XV. Nominal
XVI. Premium/Diskonto
XVII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan laporan
XVIII. Pendapatan Bunga yang akan Diterima
KOLOM SANDI
200
LBU PER KANTOR
III-89
XIX. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
KOLOM SANDI
201
LBU PER KANTOR
III-90
KOLOM SANDI
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XX. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
202
LBU PER KANTOR
III-91
III.8.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA
YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI (REPO)
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi surat berharga yang dimiliki bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing atas
surat berharga yang diterbitkan oleh bank dan pihak ketiga bukan bank, yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo).
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening surat berharga harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan
laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama. Dengan demikian pengisian
Daftar Rincian Surat Berharga Yang dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) dilakukan sebagai berikut :
a. Kolom I sampai dengan XIV, dan XIX iisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang bersangkutan.
b. Kolom XV sampai dengan XVIII, XIX.5.a, XIX.10 dan XX diisi dengan jumlah rupiah dari surat berharga yang
digabungkan.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu bentuk surat berharga yang dimiliki bank pelapor yang dijual dengan janji dibeli kembali.
1. Surat berharga pasar uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang.
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
c. Promes
Surat sanggup/janji tak besyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal dan tempat yang
telah ditentukan kepada pihak ketiga atau penggantinya.
d. Wesel
i. Wesel ekspor
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Wesel dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank pelapor dalam rangka transaksi perdagangan
dalam negeri sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai surat kredit berdokumen
dalam negeri.
iii. Lainnya
Wesel yang dimiliki oleh bank pelapor selain wesel ekspor dan SKBDN. Dalam pengertian ini sebagai
tertarik atau yang mempunyai kewajiban kepada bank pelapor adalah pihak ketiga bukan bank.
e. Commercial Papers (CP)
203
LBU PER KANTOR
III-92
f. Medium Term Notes (MTN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan.
g. Floating Rate Notes (FRN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan. Pada notes jenis ini, tingkat bunga atau kupon rate-nya dapat diubah/direview/ditinjau
secara periodik selama masa berlakunya notes berdasarkan benchmark/formula yang telah ditentukan.
h. Credit Linked Notes
Salah satu jenis instrumen derivatif kredit dimana bank sebagai penjual proteksi (protection seller) membeli
surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli proteksi (protection buyer) dengan aset keuangan referensi
tertentu yang mendasari surat berharga tersebut (underlying reference assets).
i. Lainnya
2. Surat berharga pasar modal
a. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang pasar modal.
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam rangka program rekapitalisasi bank umum.
Pada jenis ini termasuk obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum yang dibeli dari
pasar sekunder.
ii. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau
dengan pembayaran bunga secara diskonto.
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
agen penjual.
iv. Subordinasi
Obligasi yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
v. Lainnya
Jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh pihak ketiga bukan bank selain butir i s.d. iv di atas.
c. Efek Beragun Aset
Surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur
asal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas
sekuritisasi aset.
204
LBU PER KANTOR
III-93
d. Lainnya
Surat berharga pasar modal yang dimiliki oleh bank pelapor yang diterbitkan oleh pihak ketiga bukan
bank selain jenis a sampai dengan c di atas.
3. Lain-lain
Surat berharga yang dimiliki bank pelapor selain jenis 1 dan 2 tersebut di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Penerbit/Tertarik
Adalah bank atau pihak ketiga bukan bank yang menerbitkan surat berharga yang dijual oleh bank pelapor
dengan janji dibeli kembali.
1. Golongan Penerbit/Tertarik
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Penerbit/Tertarik.
Jenis Obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum (sandi 082) golongan penerbit/tertarik
diisi dengan Departemen Keuangan (sandi 0020)
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Penerbit/Tertarik
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
IV. Pihak Lawan
Adalah bank atau pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi repo dengan bank pelapor.
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
205
LBU PER KANTOR
III-94
V. Kategori Portofolio
Adalah kategorisasi portofolio terhadap Penerbit surat berharga.Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian
tentang Kategori Portofolio.
VI. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VII. Peringkat Surat Berharga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Surat Berharga.
VIII. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
IX. Negara Penerbit
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
X. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
XI. Jangka Waktu Surat Berharga
Adalah jangka waktu surat berharga.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
XII. Jangka Waktu Repo
Adalah jangka waktu transaksi repo sesuai perjanjian.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
XIII. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XIV. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto. Apabila penempatan dalam
surat berharga tersebut tidak diberikan suku bunga, kolom tingkat suku bunga diisi dengan 00,00 dan
Jenis suku Bunga diisi 0
XV. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XVI. Premium/Diskonto
Yaitu sisa premium/diskonto dalam rupiah atau valuta asing yang belum diamortisasi.
206
LBU PER KANTOR
III-95
XVII.Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya PerolehanDiamortisasi
atau Nilai Wajar).
Surat berharga yang dibeli dengan diskonto atau premium disajikan secara netto (carrying value).
XVIII. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
Yaitu pendapatan bunga dalam rupiah atau valuta asing yang akan diterima bank pelapor yang hingga saat
pelaporan belum diterima pembayarannya.
XIX. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan..
XX. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
207
LBU
PER K
AN
TO
R
III-96
III.8.3
DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA REPO
I
Jenis
II III IV VI VII VIII IX XI XII
JenisValuta
GolonganPenerbit/Tertarik
LembagaPemering
kat
PeringkatSurat
Berharga
KatagoriPengukur
an Kualitas
TanggalPemering
katan
NegaraPihak
Penerbit
Jumlah
NominalHubungan
denganBank
Penerbit/Tertarik
XIII XIV
Pihak Lawan
GolonganPihakLawan
Hubungandengan
Bank
Jangka WaktuRepo
MulaiJatuh
Tempo
Suku Bunga /Diskonto
Tingkat SukuBunga
JenisSuku
Bunga
XVI
Premium/Diskonto
StatusPihakLawan
StatusPenerbit/Tertarik
X
Jangka WaktuSSB
MulaiJatuh
Tempo
V
KategoriPortofolio
XV
208
LBU
PER K
AN
TO
R
III-97
XVII
BulanLalu
Kredit LainnyaDebet BulanLaporan
JenisAgunan/Jaminan
Agunan/JaminanPendapatan
Bunga Yg AkanDiterima
Jumlah (Biaya Perolehan atau BiayaPerolehan Diamortisasi atau Nilai
Wajar)
JangkaWaktu
JatuhTempo
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
Mulai
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
Agunan/Jaminan
PenerbitAgunan/Jaminan
LembagaPemering
kat
XVIII
PeringkatPenerbitAgunan/Jaminan
TanggalPemering
katan
XIX
Nilai AgunanYg Dpt
diperhitungkan
FORM - 08
08
XX
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
Secara Individual Secara Kolektif
209
LBU PER KANTOR
III-98
III.9.1
SANDI RINCIAN TAGIHAN ATAS SURAT BERHARGA YANG DIBELI
DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (REVERSE REPO)
I. Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
c. Promes 051
d. Wesel
i. Wesel ekspor 055
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 057
iii. Lainnya 059
e. Commercial Papers (CP) 060
f. Medium Term Notes (MTN) 061
g. Floating Rate Notes (FRN) 062
h. Credit Linked Notes 063
i. Lainnya 069
2 Surat Berharga Pasar Modal
a. Reksadana 081
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum 082
ii. Obligasi Negara (ON) 086
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
iv. Subordinasi 088
v. Lainnya 083
c. Efek beragun aset 084
d. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
Khusus untuk Agunan/Jaminan kedua dan seterusnya 098
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
KOLOM SANDI
210
LBU PER KANTOR
III-99
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
IV. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
V. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
VI. Peringkat Perusahaan
VII. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
VIII. Negara Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Negara
IX. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
X. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam perhatian khusus 2
3. Kurang lancar 3
4. Diragukan 4
KOLOM SANDI
211
LBU PER KANTOR
III-100
5. Macet 5
XI. Suku Bunga/Diskonto
XII. Nominal
XIII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan laporan
XIV. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang 6
XV. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
KOLOM SANDI
212
LBU PER KANTOR
III-101
KOLOM SANDI
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
213
LBU PER KANTOR
III-102
KOLOM SANDI
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XVI. Status Reverse Repo
1. Dilakukan Repo Kembali 1
2. Tidak Dilakukan Repo Kembali 2
XVII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
214
LBU PER KANTOR
III-103
III.9.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN TAGIHAN ATAS SURAT BERHARGA
YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (REVERSE REPO)
Pada daftar rincian ini dilaporkan tagihan atas surat berharga dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak
ketiga bukan bank yang berasal dari kontrak pembelian surat berharga dengan janji dijual kembali (reverse repo).
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening surat berharga harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan
laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama. Dengan demikian pengisian
Daftar Rincian Surat Berharga dilakukan sebagai berikut :
a. Kolom I sampai dengan XI , Kolom XIV sampai dengan XVI diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang
bersangkutan.
b. Kolom XII, XIII, XV.5.a, XV.10, dan XVII diisi dengan jumlah rupiah dari surat berharga yang digabungkan.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu bentuk surat berharga yang dibeli oleh bank pelapor dengan janji dijual kembali.
1. Surat berharga pasar uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang.
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
c. Promes
Surat sanggup/janji tak besyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal dan tempat yang
telah ditentukan kepada pihak ketiga atau penggantinya.
d. Wesel
i. Wesel ekspor
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Wesel dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank pelapor dalam rangka transaksi perdagangan
dalam negeri sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai surat kredit berdokumen
dalam negeri.
iii. Lainnya
Wesel yang dimiliki oleh bank pelapor selain wesel ekspor dan SKBDN. Dalam pengertian ini, pihak
tertarik atau yang mempunyai kewajiban kepada bank pelapor adalah pihak ketiga bukan bank.
e. Commercial Papers (CP)
215
LBU PER KANTOR
III-104
f. Medium Term Notes (MTN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan.
g. Floating Rate Notes (FRN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan. Pada notes jenis ini, tingkat bunga atau kupon rate-nya dapat diubah/direview/ditinjau
secara periodik selama masa berlakunya notes berdasarkan benchmark/formula yang telah ditentukan.
h. Credit Linked Notes
Salah satu jenis instrumen kredit derivatif dimana bank sebagai penjual proteksi (protection seller) membeli
surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli proteksi (protection buyer) dengan aset keuangan referensi
tertentu yang mendasari surat berharga tersebut (underlying reference assets).
i. Lainnya
2. Surat berharga pasar modal
a. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang pasar modal.
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam rangka program rekapitalisasi bank umum.
Pada jenis ini termasuk obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum yang dibeli dari
pasar sekunder.
ii. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau
dengan pembayaran bunga secara diskonto.
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
agen penjual.
iv. Subordinasi
Obligasi yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
v. Lainnya
Jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh bank dan pihak ketiga bukan bank selain butir i s.d. iv di atas.
c. Efek Beragun Aset
Surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur
asal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas
sekuritisasi aset.
216
LBU PER KANTOR
III-105
d. Lainnya
Surat berharga pasar modal yang dimiliki oleh bank pelapor selain jenis a sampai dengan c di atas.
3. Lain-lain
Surat-surat berharga milik bank pelapor selain jenis 1 dan 2 tersebut di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Pihak Lawan
Yaitu bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi reverse repo dengan bank pelapor.
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
IV. Kategori Portofolio
Adalah kategorisasi portofolio terhadap Pihak Lawan dalam transaksi reverse repo.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
V. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VI. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
VII. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
VIII. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IX. Jangka Waktu
Adalah jangka waktu transaksi reverse repo sesuai perjanjian.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
217
LBU PER KANTOR
III-106
X. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XI. Suku bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
XII. Nominal
Yaitu nilai tunai yang akan diterima pada saat berakhirnya kontrak/perjanjian pembelian surat berharga dengan
janji dijual kembali.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XIII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Nilai Tercatat atau Nilai Wajar).
XIV. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
XV. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XVI. Status Reverse Repo
1. Dilakukan Repo Kembali
Diisi apabila bank melakukan kontrak repo dengan pihak lain atas surat berharga yang dibeli bank pelapor
dengan janji dijual kembali (reverse repo)
2. Tidak Dilakukan Repo Kembali
Diisi apabila bank tidak melakukan kontrak repo dengan pihak lain atas surat berharga yang dibeli bank
pelapor dengan janji dijual kembali (reverse repo)
XVII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
218
LBU
PER K
AN
TO
R
III-107
III.9.3
DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA REVERSE REPO
I
Suku Bunga /Diskonto
II III IV VI VII VIII IX X XI
JenisJenis
ValutaGolonganPihakLawan
LembagaPemering
kat
PeringkatPerusaha
an
KualitasTanggal
Pemeringkatan
NegaraPihakLawan
Jumlah
NominalHubungan
denganBank
Pihak Lawan Jangka Waktu
MulaiJatuhTempo
XIIV
StatusPihakLawan
BulanLalu
XIII
Jumlah (Biaya Perolehan atau BiayaPerolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Debet Kredit Lainnya BulanLaporan
KategoriPortofolio
219
LBU
PER K
AN
TO
R
III-108
JenisAgunan/Jaminan
XVII
Mulai
Lembaga Pemeringkat
Tanggal Pemering
katan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
Nilai Agunanyang dapatdiperhitung
kanJatuh
Tempo
Nilai Agunan/Jaminan
Tanggal PenilaianTerakhir
PenerbitAgunan/Jaminan
Peringkat Agunan/PenerbitJaminan
Status Reverse
Repo
XVIXV
Agunan/JaminanJangka Waktu
KategoriPengukuran
FORM - 09
09
Cadangan Kerugian PenurunanNilai
SecaraIndvidual
SecaraKolektif
XIV
220
LBU PER KANTOR
III-109
III.10.1
SANDI RINCIAN TAGIHAN AKSEPTASI
I. Jenis
1. Wesel a/d L/C luar negeri 055
2. Wesel a/d L/C dalam negeri 057
3. Lainnya 099
Khusus untuk agunan kedua dan seterusnya 098
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Pihak Tertagih
1. Golongan Pihak Tertagih
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pihak Tertagih
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
IV. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
V. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
KOLOM SANDI
221
LBU PER KANTOR
III-110
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
VI. Peringkat Perusahaan
VII. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
VIII. Negara Pihak Tertagih
IX. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang 6
X. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XI. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XII. Suku Bunga/Diskonto
XIII. Nominal
XIV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
XV. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
KOLOM SANDI
222
LBU PER KANTOR
III-111
KOLOM SANDI
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
223
LBU PER KANTOR
III-112
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
KOLOM SANDI
224
LBU PER KANTOR
III-113
III.10.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN TAGIHAN AKSEPTASI
Pada daftar rincian ini dilaporkan jumlah tagihan bank pelapor kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang timbul
karena akseptasi wesel atas dasar L/C berjangka. Dalam jenis ini yang dilaporkan adalah nilai wesel atas dasar L/C
berjangka yang diaksep.
KOLOM
I. Jenis
1. Wesel a/d L/C luar negeri
Adalah alat penarikan pembayaran yang diterbitkan oleh eksportir atas dasar L/C luar negeri.
2. Wesel a/d L/C dalam negeri (SKBDN)
Adalah alat penarikan pembayaran yang diterbitkan oleh eksportir atas dasar Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN).
3. Lainnya
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Pihak Tertagih
Adalah pihak yang menjamin pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas dasar L/C dengan akseptasi (Acceptance L/C).
1. Golongan Pihak Tertagih
Sandi golongan pihak tertagih, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan bank.
3. Status Pihak Tertagih
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
IV. Kategori Portofolio
Adalah kategorisasi portofolio dari Pihak Tertagih.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
V. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VI. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
225
LBU PER KANTOR
III-114
VII. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
VIII. Negara Pihak Tertagih
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IX. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
X. Jangka Waktu
Yaitu jangka waktu akseptasi sesuai perjanjian.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
XI. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XII. Suku Bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.Apabila tagihan akseptasi tersebut
tidak diberikan suku bunga, kolom ini diisi dengan 00,00.
XIII. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XIV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
XV. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
226
LBU
PER K
AN
TO
R
III-115
I
Jenis
Jumlah
SukuBunga /Diskonto
II III IV VI VII VIII IX X XIII
JenisValuta Golongan
Tertagih
LembagaPemering
kat
PeringkatPerusaha
an
KualitasTanggal
Pemeringkatan
NegaraPihak
Tertagih
Hubungandengan
Bank
TertagihJangka Waktu
Mulai JatuhTempo
Bulan Lalu
Jumlah (Biaya Perolehan atau BiayaPerolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
Debet
V
Kredit LainnyaBulan
Laporan
StatusTertagih
KategoriPortofolio
KategoriPengukur
an
XI XII
Nominal
XIV
III.10.3III.10.3III.10.3III.10.3III.10.3
TTTTTAGIHAN AKSEPTAGIHAN AKSEPTAGIHAN AKSEPTAGIHAN AKSEPTAGIHAN AKSEPTASIASIASIASIASI
227
LBU
PER K
AN
TO
R
III-116
Agunan/Jaminan
XVI
Awal
LembagaPemeringkat
TanggalPemering-
katan
Jenis Valuta
Nilai Agunan yang dapat
diperhitungkanJatuhWaktu
Nilai Agunan/Jaminan
TanggalPenilaian Terakhir
Penerbit Agunan/Jaminan
Peringkat PenerbitAgunan/Jaminan
XV
Agunan/JaminanJangka Waktu
FORM - 10
10
JenisAgunan/ Jaminan
SifatAgunan/ Jaminan
Cadangan Kerugian PenurunanNilai
SecaraIndvidual
SecaraKolektif
228
LBU PER KANTOR
III-117
I. Nomor Akad
Diisi dengan nomor akad fasilitas kredit
II. Nomor Rekening
III. Jumlah Rekening
Diisi jumlah rekening penggabungan
IV. Debitur
1. Golongan Debitur
Lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Debitur
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Kategori Debitur
1. Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Debitur Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan Penjaminan/
Asuransi Kredit
i. Penjamin Tertentu
i.1 Mikro 10
i.2 Kecil 20
i.3 Menengah 30
ii. Penjamin Lainnya
ii.1 Mikro 40
ii.2 Kecil 50
ii.3 Menengah 60
b. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Lainnya
i. Mikro 70
ii. Kecil 80
iii. Menengah 90
2. Bukan Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 99
VI. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
III.11.1
SANDI RINCIAN KREDIT YANG DIBERIKAN
KOLOM SANDI
229
LBU PER KANTOR
III-118
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Kredit Beragunan Rumah Tinggal
a. LTV < 70% 37
b. 70% < LTV < 80% 38
c. 80% < LTV < 95% 39
8. Kredit Beragun Properti Komersial 42
9. Kredit Pegawai atau Pensiunan 40
10.Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
a. Kredit Beragun Rumah Tinggal 60
b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 62
11.Eksposur Sekuritisasi 70
VII. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
VIII. Peringkat Perusahaan
IX. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
X. Jenis Kredit
1. Dengan perjanjian kredit
a. Kredit yang diberikan 05
b. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (Sindikasi) 10
c. Kredit kepada pihak ketiga melalui lembaga lain secara channeling 20
d. Kredit kepada pihak ketiga melalui lembaga lain secara executing 25
e. Kartu Kredit 30
f. Surat berharga dengan Note Purchase Agreement (NPA) 45
2. Tanpa perjanjian kredit
a. Giro bersaldo debet 80
KOLOM SANDI
230
LBU PER KANTOR
III-119
b. Tagihan atas transaksi perdagangan 85
c. Lainnya 99
Khusus agunan/jaminan baris kedua dan seterusnya 98
XI. Sifat Kredit
1. Kredit yang direstrukturisasi 1
2. Pengambilalihan kredit 2
3. Kredit Subordinasi 3
4. lainnya 9
XII. Jenis Penggunaan
1. Modal kerja 1
2. Investasi 2
3. Konsumsi 3
XIII. Orientasi Penggunaan
1. Ekspor 1
2. Impor 2
3. Lainnya 9
XIV. Jenis Valuta
1. Jenis valuta induk
2. Jenis valuta per fasilitas
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
XV. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang diberikan dan Piutang 6
XVI. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XVII. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XVIII. Suku Bunga
KOLOM SANDI
231
LBU PER KANTOR
III-120
1. Tingkat Suku Bunga
a. Induk
b. Per fasilitas
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
XIX. Sektor Ekonomi
Lihat Daftar Sandi Sektor Ekonomi
XX. Lokasi Proyek
Lihat Daftar Sandi Lokasi Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia
XXI. Plafon
1. Plafon Induk
2. Plafon
XXII. Nominal
XXIII. Kelonggaran Tarik
1. Dengan Komitmen (Committed)
2. Tanpa Komitmen (Uncommitted)
XXIV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Bulan Laporan
XXV. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
XXVI. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii.Surat Berharga lainnya 099
KOLOM SANDI
232
LBU PER KANTOR
III-121
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat daftar sandi jenis valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6 Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
KOLOM SANDI
233
LBU PER KANTOR
III-122
KOLOM SANDI
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7 Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8 Peringkat Penerbit Agunan/Jaminan
9 Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan yang dapat diperhitungkan
a. Kredit
b. Kelonggaran Tarik
XXVII. Pendapatan yang ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi
XXVIII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
a. Secara Individual
b. Secara Kolektif
2. PPA Kelonggaran Tarik yang Telah Dibentuk
a. Cadangan Umum
b. Cadangan Khusus
234
LBU PER KANTOR
III-123
III.11.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KREDIT YANG DIBERIKAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan semua realisasi pemberian kredit dalam rupiah dan valuta asing kepada bank
dan pihak ketiga bukan bank termasuk kepada pegawai bank sendiri. Dimasukkan pula ke dalam pos ini adalah
pembelian surat-surat berharga yang disertai dengan Note Purchase Agreement (NPA), pengambilalihan kredit
dalam rangka anjak piutang, tagihan kepada nasabah karena transaksi perdagangan (ekspor impor) yang telah
Jatuh Tempo dan setelah 15 hari belum diselesaikan oleh nasabah, dan giro yang bersaldo debet.
Penjualan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) nasabah yang diendos bank pelapor dalam rangka pemberian kredit,
dalam LBU ini tidak mengurangi kredit yang diberikan. Selain itu, kredit yang diberikan dalam rangka pembiayaan
bersama/konsorsium/sindikasi baik sebagai bank induk (arranger) maupun bank peserta (participant) dilaporkan sebesar
tagihan bank pelapor kepada debitur yang bersangkutan atau sebesar pangsa bank pelapor. Rekening kredit yang
bersaldo kredit dilaporkan pada pos Daftar Rincian Giro.
Pengertian Kredit Yang Diberikan secara lengkap, lihat Penjelasan Pos-pos Neraca Bulanan, pos Kredit Yang Diberikan.
Adapun tata cara pelaporan kredit adalah sebagai berikut :
1. Untuk debitur yang memperoleh beberapa fasilitas kredit/rekening dalam satu akad, maka tata carapelaporannya adalah sebagai berikut :
i. kredit tersebut harus dilaporkan dengan cara dikelompokkan dalam satu grup baris (record), tidak boleh
dilaporkan secara terpisah-pisah dalam baris (record) yang berbeda-beda. Adapun pelaporannya untuk
fasilitas kredit pertama yang dilaporkan pada baris pertama, seluruh kolom I sampai dengan kolom
XXVIII diisi dengan sandi yang sesuai dengan transaksi yang bersangkutan. Selanjutnya untuk fasilitas
kredit berikutnya yang dilaporkan pada baris kedua dan seterusnya, maka kolom I (akad) diisi dengan
sandi 98 sedangkan kolom lainnya diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan (lihat Box III.II.2.1).
ii. Jika fasilitas kredit berikutnya yang dilaporkan pada baris kedua dan seterusnya sebagaimana dimaksud
pada butir i diatas memiliki pula beberapa sub fasilitas, maka pelaporan sub fasilitas tersebut disamakan
dengan fasilitas sebagaimana butir i, yaitu kolom I (akad) diisi dengan sandi 98 sedangkan kolom lainnya
diisi dengan sandi yang sesuai dengan transaksi yang bersangkutan.
iii. Jika fasilitas dalam 1 akad diberikan oleh lebih dari 1 bank pelapor, maka masing-masing bank pelapor
melaporkan sebesar fasilitas yang diberikan oleh bank pelapor tersebut dengan tata cara pelaporan
sebagaimana butir i dan ii diatas
iv. Khusus untuk debitur (kartu kredit utama) yang memperoleh beberapa fasilitas kartu kredit dalam satu
akad, maka beberapa fasilitas kartu kredit tersebut dapat dilaporkan dalam satu baris dengan ketentuan:
− Pengisian Kolom Tingkat Suku Bunga
o Tingkat Suku Bunga Induk diisi 0
o Tingkat Suku Bunga Per fasilitas diisi dengan tingkat suku bunga kartu kredit utama
− Pengisian Kolom Plafon :
o Plafon Induk diisi 0
o Plafon diisi dengan total plafon seluruh fasilitas kartu kredit
− Jangka waktu mulai dan Jatuh Tempo dilaporkan dengan jangka waktu kartu kredit utama
− Kolom XXII, XXIII, XXIV, XXV, XXVII, XXVIII diisi dengan jumlah rupiah dari seluruh fasilitas kartu
kredit
− Kolom lainnya diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
235
LBU PER KANTOR
III-124
2. Untuk debitur yang memberikan agunan/jaminan kredit kepada bank pelapor lebih dari satu agunan/jaminan,
maka semua agunan/jaminan tersebut harus dilaporkan dengan cara pelaporannya dilakukan lebih dari satu
baris (record).
3. Kredit yang telah disetujui akadnya namun belum ditarik oleh nasabah sehingga baki debetnya masih 0 (nol)
tetapi nasabah telah memiliki hak untuk menarik kreditnya (memiliki kelonggaran tarik), maka kredit tersebut
tetap harus dilaporkan di Form-11.
4. Kredit yang telah dilunasi oleh nasabah tidak dilaporkan dalam LBU. Selanjutnya terhadap kredit yang telah
dilunasi oleh nasabah mengingat sudah di hapus dari laporan kredit, maka baki debet bulan lalu tidak perlu
dilaporkan dalam Form-11.
5. Kredit yang pada tanggal laporan bersaldo nihil namun akadnya masih berlaku sehingga nasabah masih
memiliki hak untuk menarik kreditnya sesuai dengan kelonggaran tarik yang ada, tetap dilaporkan dalam
Form-11 dengan baki debet 0 (nol).
KOLOM
I. Nomor Akad
Nomor yang tercantum dalam perjanjian kredit.
II. Nomor Rekening
Dalam pelaporan ini, setiap rekening/fasilitas kredit harus diisi dengan nomor rekening fasilitas kredit yang
diberikan kepada nasabah, kecuali untuk kredit yang dilaporkan secara gabungan/penjumlahan sesuai dengan
ketentuan pelaporan penggabungan.
Prinsip yang dipakai dalam laporan ini adalah setiap fasilitas harus memiliki nomor rekening yang unik (tidak
boleh sama). Dengan demikian, maka nomor rekening di LBU harus sama dengan nomor rekening di Sistem
Informasi Debitur (SID).
Dalam hal kredit Tanpa Perjanjian, Kolom Nomor Rekening harus diisi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kredit yang berasal dari giro yang bersaldo debet (overdraft), kolom ini diisi dengan Nomor Rekening Giro
nasabah yang bersangkutan.
b. Kredit yang berasal dari tagihan kepada nasabah karena transaksi perdagangan yang telah Jatuh Tempo
namun belum diselesaikan oleh nasabah yang bersangkutan, kolom Nomor Rekening diisi dengan nomor L/C
atau nomor lain yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas kepada nasabah yang bersangkutan.
III. Jumlah Rekening
Diisi jumlah rekening penggabungan. Untuk rekening kredit secara individual, jumlah rekening diisi angka 1 (satu).
Dalam hal fasilitas kredit diberikan kepada kelompok dan penandatanganan akad kredit dilakukan oleh seorang
yang mewakili atas nama kelompok tersebut, jumlah rekening diisi dengan banyaknya anggota kelompok yang
menerima fasilitas kredit (end user). Misalnya, penyaluran Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA),
jumlah rekening adalah banyaknya anggota koperasi yang menerima fasilitas kredit.
Dalam pelaporan ini setiap rekening kredit harus dilaporkan secara individual. Namun demikian, untuk
menyederhanakan pelaporan, kepada bank pelapor diperkenankan menggabungkan/menjumlahkan :
1. Untuk LBU Per Kantor dan LBU Perusahaan Anak, Rekening-rekening kredit yang plafon, nominal, dan
jumlah pada tanggal laporan masing-masing sampai dengan Rp 5.000.000,-(lima juta rupiah) untuk kredit
yang diberikan dalam rupiah atau sampai dengan USD 500,-atau equivalennya untuk mata uang asing lain
236
LBU PER KANTOR
III-125
untuk kredit yang diberikan dalam valuta asing, sepanjang Golongan Debitur, Kategori Debitur, Kategori
Portofolio, Jenis Penggunaan, Jenis Valuta per fasilitas, Kategori Pengukuran, dan Kualitas sama.
Pelaporan rekening yang digabungkan, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Kolom III diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom I, II, IV.3, VII, VIII, X, XIII, XIV.1, XVIII cukup diisi dengan angka 0, sedangkan kolom XX cukup
diisi angka 0.
c. Kolom XXVI.1 cukup diisi sandi 300 sehingga kolom XXVI.2 s.d XXVI.10 akan di blok (Kosong)
d. Kolom IX, dan XVI, cukup dikosongkan (NULL)
e. Kolom XIV.2 cukup diisi dengan sandi IDR dan USD untuk kredit selain valuta rupiah.
f. Kolom XIX untuk kredit dengan jenis penggunaan konsumsi, dapat diisi dengan Perumahan (sandi
001110, 001120 atau 001130), atau Lainnya (sandi 009000) sesuai dengan sektor ekonomi dari
rekening-rekening yang digabungkan.Sementara itu, untuk kredit dengan jenis penggunaan modal
kerja dan investasi, dapat diisi sektor ekonomi kegiatan yang belum jelas batasannya (sandi 000001
atau 000002) sesuai dengan sektor ekonomi dari rekening-rekening yang digabungkan.
g. Kolom IV.1, IV.2, V, VI, XI, XII, XV, dan XVII diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
h. Kolom-kolom XXI sampai dengan XXV, XXVII, XXVIII diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening
yang digabungkan.
2.a.Untuk LBU Per Kantor, rekening-rekening kredit yang plafon, nominal atau jumlah pada tanggal laporan
masing-masing 5.000.000,-keatas sampai dengan Rp 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) untuk kredit yang
diberikan dalam rupiah atau sampai dengan USD 5000,- atau equivalennya untuk mata uang asing lain untuk
kredit yang diberikan dalam valuta asing, yang ciri-cirinya sama, pengisian data rincian kredit yang diberikan
dilakukan sebagai berikut :
i. Kolom I dan II cukup diisi dengan angka 0
ii. Kolom III diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
iii. Kolom IV.1, IV.2, IV.3, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV.1, XIV.2, XV, XIV, XVII, XVIII, XIX dan XX ,
XXVI diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
III. Kolom-kolom XXI sampai dengan XXV, XXVII, XXVIII diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening
yang digabungkan.
2.b.Untuk LBU Perusahaan Anak (Form-09), rekening-rekening kredit yang plafon, nominal atau jumlah
pada tanggal laporan masing-masing 5.000.000,-keatas sampai dengan Rp 1.000.000.000,-(satu milyar
rupiah) untuk kredit yang diberikan dalam rupiah atau sampai dengan USD 100.000,-atau equivalennya
untuk mata uang asing lain untuk kredit yang diberikan dalam valuta asing, yang ciri-cirinya sama,
pengisian data rincian kredit yang diberikan dilakukan sebagai berikut :
i. Kolom I dan II cukup diisi dengan angka 0
ii. Kolom III diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
iii. Kolom IV.1, IV.2, IV.3, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV.1, XIV.2, XV, XVI, XVII, XVIII, XIX dan XX
diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
iv. Kolom-kolom XXI sampai dengan XXV, XXVI.5.a,XXVI.10, XXVII, XXVIII diisi dengan jumlah rupiah
dari rekening-rekening yang digabungkan.
237
LBU PER KANTOR
III-126
v. Walaupun semua rinciannya sama, penggabungan rekening harus dengan rentang plafond yang
sama, dengan rentang plafond sebagai berikut :
v.1. Plafond s.d. Rp. 200 juta atau s.d ekuivalen USD 20.000
v.2. Plafond diatas Rp. 200 juta s.d. 500 juta atau diatas ekuivalen USD 20.000 s.d. 50.000
v.3. Plafond diatas Rp. 500 juta s.d. 1 miliar atau diatas ekuivalen USD 50.000 s.d. USD 100.000
IV. Debitur
1. Golongan Debitur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Debitur.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan bank.
3. Status Debitur
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
V. Kategori Debitur
1. Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Penjaminan/Asuransi Kredit
Pemberian kredit kepada debitur usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang memenuhi
persyaratan penjaminan/asuransi kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar. Pengertian mengenai usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah mengacu
pada undang-undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah.
i. Penjamin Tertentu
Pemberian kredit kepada UMKM dengan penjaminan/asuransi kredit yang diterbitkan oleh lembaga
penjamin atau perusahaan asuransi berstatus BUMN dan lembaga penjamin/asuransi kredit dimaksud
serta skema penjaminan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
i.1. Mikro
i.2. Kecil
i.3. Menengah
ii. Penjamin Lainnya
Pemberian kredit kepada UMKM dengan penjaminan/asuransi kredit yang diterbitkan oleh lembaga
penjamin atau perusahaan asuransi berstatus bukan BUMN dan lembaga penjamin/asuransi kredit
dimaksud serta skema penjaminan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
238
LBU PER KANTOR
III-127
ii.1. Mikro
ii.2. Kecil
ii.3. Menengah
b. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lainnya
Pemberian kredit kepada UMKM selain dari pemberian kredit kepada UMKM yang memenuhi persyaratan
sebagaimana huruf a diatas.
i. Mikro
ii. Kecil
iii. Menengah
2. Bukan Debitur usaha mikro, kecil, dan menengah
Debitur yang tidak memenuhi kriteria sebagai usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah sesuai
undang-undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah. Untuk kredit dengan jenis
penggunaan konsumsi, maka kategori debiturnya adalah kategori bukan debitur UMKM.
Adapun kriteria UMKM adalah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah yang berlaku sebagaimana Tabel III.11.2.1.
Tabel III.11.2.1
Kriteria Debitur Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengahsesuai dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
USAHA MIKRO
USAHA KECIL
USAHA MENENGAH
a. Usaha ekonomi Produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang peroranganatau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabangperusahaan yang dimiliki , dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau maupuntidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria UsahaKecil
b. - memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000 .000,00 (lima puluh juta rupiah) sampaidengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuktanah dan bangunan tempat usaha; atau
- memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus jutarupiah).
a. Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
b. - memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000 .000,00 (lima puluh juta rupiah)tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
- memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratusjuta rupiah).
a. Usaha ekonomi Produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang peroranganatau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaanyang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsungdengan Usaha Kecil atau Usaha Besar.
b. - Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500. 000.000,00 (lima ratus juta rupiah)sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar limaratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000. 000.000,00 (lima puluhmilyar rupiah).
1
2
3
JENISNO. KRITERIA
239
LBU PER KANTOR
III-128
VI. Kategori Portofolio
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
VII. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VIII. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
IX. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
X. Jenis Kredit
1. Dengan perjanjian kredit
Kredit yang disertai suatu perjanjian tertulis dan atau NPA, yang antara lain mengatur besarnya Plafon
kredit, suku bunga, jangka waktu, agunan, dan cara-cara pelunasan. Termasuk pula dalam pengertian
ini adalah cerukan (overdraft) yang berasal dari kredit dengan perjanjian dan kredit yang telah jatuh
tempo.
a. Kredit Yang Diberikan
b. Dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi)
Kredit yang diberikan bersama-sama oleh dua bank atau lebih, atau perusahaan pembiayaan lainnya
dengan pembagian dana, risiko, dan pendapatan (bunga dan provisi/komisi) sesuai dengan porsi kepesertaan
masing-masing anggota sindikasi. Kredit sindikasi disebut juga kredit dalam rangka pembiayaan
bersama.
c. Penyaluran kredit melalui lembaga lain secara channelling
Pemberian kredit kepada debitur yang dananya disalurkan melalui bank lain, perusahaan pembiayaan
atau pihak lain. Atas penyaluran kredit tersebut bank pelapor sebagai pemilik dana menanggung risiko.
d. Penyaluran kredit melalui lembaga lain secara executing
Pemberian kredit kepada debitur yang dananya disalurkan melalui bank lain, perusahaan pembiayaan
atau pihak lain dimana bank lain atau pihak penyalur dimaksud menanggung risiko apabila debitur
wanprestasi.
e. Kartu Kredit
f. Surat berharga dengan Note Purchase Agreement (NPA)
Pemberian kredit yang berasal dari pembelian surat berharga yang disertai dengan NPA.
2. Tanpa perjanjian kredit
Kredit yang tidak disertai suatu perjanjian kredit tertulis.
a. Giro bersaldo debet
b. Tagihan atas transaksi perdagangan
Tagihan kepada nasabah karena transaksi perdagangan (ekspor impor) yang telah jatuh tempo dan sampai
dengan 14 hari belum diselesaikan oleh nasabah.
c. Lainnya
Kredit yang diberikan tanpa perjanjian selain jenis a dan b di atas.
240
LBU PER KANTOR
III-129
XI. Sifat Kredit
a. Kredit yang direstrukturisasi
Kredit yang berada dalam status restrukturisasi kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva.
b. Pengambilalihan kredit
Kredit yang diambil alih (seluruh hak dan resiko) dari bank lain, BPR, atau lembaga pembiayaan kepada
bank pelapor, yang tidak dalam status restrukturisasi kredit, termasuk yang disertai dengan penambahan
plafon baru. Termasuk pula dalam jenis ini adalah anjak piutang (factoring). Sifat kredit ini dilaporkan
sampai dengan kredit tersebut jatuh tempo.
c. Kredit Subordinasi
Kredit kepada debitur yang memenuhi kriteria subordinasi (antara lain bersifat yunior).
d. Lainnya
Sifat kredit selain a s.d c di atas.
XII. Jenis Penggunaan
Yaitu tujuan penggunaan kredit yang dapat dibedakan atas:
1. Modal kerja
Kredit jangka pendek untuk membiayai keperluan modal kerja debitur
2. Investasi
Kredit jangka menengah/panjang untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan antara
lain guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, dan relokasi proyek dan atau pendirian usaha baru.
3. Konsumsi
Kredit untuk keperluan konsumsi dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.
XIII. Orientasi Penggunaan
1. Ekspor
Kredit yang diberikan kepada eksportir dan pemasok untuk pembiayaan produksi, pengumpulan dan penyiapan
barang dalam rangka ekspor, yang meliputi antara lain pembiayaan transaksi ekspor, pasokan barang untuk
diekspor dan produksi barang untuk diekspor.
2. Impor
Kredit yang diberikan kepada importir untuk pembiayaan pengadaan dan pengumpulan barang-barang
impor, yang meliputi antara lain pembiayaan transaksi impor dan pasokan barang yang akan diimpor.
3. Lainnya
XIV. Jenis Valuta
1. Jenis Valuta Induk
Yaitu jenis valuta yang digunakan dalam pemberian fasilitas kredit sebagaimana tercantum dalam surat
perjanjian/akad. Hanya diisi untuk debitur yang memperoleh beberapa fasilitas kredit/rekening atau debitur
yang memiliki satu fasilitas kredit/rekening yang penarikan kreditnya dapat dilakukan dalam berbagai jenis
valuta yang berbeda dengan jenis valuta (Induk) yang ditetapkan dalam perjanjian atau akad. Kolom ini diisi 0
apabila fasilitas kredit tidak memiliki jenis valuta induk.
241
LBU PER KANTOR
III-130
2. Jenis Valuta per fasilitas
Yaitu jenis valuta dari fasilitas kredit yang direalisasikan/ditarik oleh debitur sebagaimana tercantum
dalam surat perjanjian/akad.
Apabila bank pelapor memberikan fasilitas kredit dalam valuta asing namun dalam penarikannya bank
memberikan dalam valuta rupiah (multi currency), kredit tersebut dilaporkan sebagai valuta asing sesuai
dengan akad kredit yang bersangkutan.
XV. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
XVI. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
Dalam hal suatu kredit pernah diperpanjang jangka waktunya, cara pelaporan Jangka Waktu dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Untuk kredit modal kerja, jangka waktu yang dilaporkan adalah jangka waktu perpanjangan terakhir.
2. Untuk kredit investasi, jangka waktu yang dilaporkan adalah jangka waktu keseluruhan, yaitu kolom
Mulai diisi dengan tanggal, bulan dan tahun awal kredit diberikan, dan kolom jatuh tempo diisi dengan
tanggal, bulan dan tahun jatuh tempo setelah perjanjangan.
3. Untuk kartu kredit, kolom Mulai diisi dengan tanggal, bulan dan tahun awal perpanjangan terakhir kartu
kredit dan kolom Jatuh Tempo diisi dengan tanggal, bulan dan tahun jatuh tempo perpanjangan terakhir
kartu kredit.
4. Untuk kredit yang telah jatuh tempo namun belum dihapus buku dan masih terkait dalam proses
perpanjangan dan atau restrukturisasi kredit, jangka waktu yang dilaporkan diisi kosong/tidak ada
isinya. Selanjutnya jika sudah ditetapkan adanya perpanjangan jangka waktu atas kredit tersebut,
maka pada kolom jangka waktu tersebut diisi dengan jangka waktu perpanjangan kredit yang baru.
XVII. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas
XVIII.Suku bunga
1. Tingkat suku bunga
a. Induk
Kolom ini diisi 0 apabila fasilitas kredit tidak memiliki tingkat suku bunga induk
b. Per fasilitas
2. Jenis suku bunga
a. Tetap (Fixed)
Suku bunga yang tetap selama jangka waktu tertentu.
b. Variabel
Suku bunga yang berubah-ubah selama jangka waktu tertentu.
c. Tidak ada
242
LBU PER KANTOR
III-131
Dalam hal bank menggunakan kombinasi 2 jenis suku bunga tersebut, maka pengisian jenis suku bunga
mengikuti kondisi pada periode laporan. Jenis suku bunga hanya diisi untuk tingkat suku bunga per fasilitas.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
XIX. Sektor Ekonomi
Rincian sektor ekonomi didasarkan atas Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005
Dalam hal kredit digunakan untuk membiayai lebih dari satu jenis kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisah-
pisahkan, cara penggolongannya dititik-beratkan kepada sektor ekonomi yang diutamakan (sektor yang
paling besar memperoleh fasilitas pembiayaan).
XX. Lokasi Proyek
Yaitu daerah tempat penggunaan kredit dari masing-masing sektor ekonomi. Khusus kartu kredit diisi dengan
lokasi penagihan debitur.
Sandi lokasi, lihat Daftar Sandi Lokasi Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia.
XXI. Plafon
1. Plafon Induk
Yaitu jumlah plafon dari seluruh fasilitas kredit yang tercantum dalam 1 (satu) akad.
Kolom ini diisi 0 apabila dalam 1 (satu) akad hanya memiliki 1 (satu) fasilitas kredit.
2. Plafon
Yaitu jumlah maksimum kredit yang diterima oleh debitur sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian/
kredit. Untuk jenis-jenis kredit di bawah ini berlaku ketentuan sebagai berikut :
Kredit Investasi yang penarikannya dilakukan secara bertahap, dilaporkan jumlah plafon yang telah
ditetapkan untuk masing-masing tahapan secara kumulatif. Dalam hal terjadi penarikan melampaui
plafon pada tahapan yang bersangkutan, maka jumlah plafon yang dilaporkan pada tahapan tersebut
adalah jumlah plafon secara kumulatif sampai dengan tahapan berikutnya sehingga saldo debetnya
tidak terjadi cerukan.
1. Kredit dengan angsuran yang plafonnya menurun dilaporkan jumlah plafon yang terakhir sesuai
dengan jadwal angsuran.
2. Kredit dengan aksep dan atau surat berharga lainnya yang disertai NPA, plafon diisi dengan nilai
nominal aksep dan/atau surat berharga yang bersangkutan.
3. Kredit dalam rangka anjak piutang, plafon diisi dengan nilai nominal surat berharga atau plafon
kredit yang diambil alih.
4. Kredit kepada pegawai, plafon diisi sebesar baki debet terakhir
5. Kredit yang tanpa perjanjian, plafon diisi dengan angka 0.
6. Kredit yang Jatuh Tempo tetapi belum dilakukan perpanjangan kredit atau kredit yang non-performing,
plafon diisi sesuai dengan yang tercantum pada akad kredit yang terakhir.
XXII. Nominal
Yaitu saldo baki debet pada tanggal laporan.
Untuk kredit sindikasi, nominal kredit adalah sebesar pangsa bank pelapor.
243
LBU PER KANTOR
III-132
XXIII.Kelonggaran Tarik
a. Dengan Komitmen (Committed)
Kelonggaran tarik yang tidak dapat dibatalkan oleh bank dimana Bank memiliki komitmen untuk mencairkan
fasilitas dimaksud kepada nasabah.
b. Tanpa Komitmen (Uncommitted)
Pengertian uncommitted mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank
umum.
XXIV.Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan lalu
2. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
Apabila terjadi cerukan karena penarikan atau karena pembebanan biaya, dilaporkan dalam satu baris
dengan rekening kredit yang bersangkutan. Dengan demikian, pada baris tersebut baki debet lebih besar
daripada Plafon.
XXV. Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima
Tagihan bunga yang telah diakui namun belum diterima pembayarannya.
XXVI.Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XXVII. Pendapatan Yang Ditangguhkan Dalam Rangka Restrukturisasi
Merupakan pendapatan ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi kredit yang dilakukan dengan kapitalisasi
tunggakan bunga ke dalam pokok kredit.
XXVIII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
a. Secara Individual
b. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
2. PPA Kelonggaran Tarik Yang Telah Dibentuk
Adalah PPA yang telah dibentuk untuk kelonggaran tarik sesuai PBI mengenai Penilaian Kualitas Aset
Bank Umum.
a. Cadangan Umum
b. Cadangan Khusus
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
244
LBU PER KANTOR
III-133
EUR
Sublimit = Eq USD 10 Jt
O/S = 0
Bunga = 1%
IDR
Sublimit = Eq USD 10 Jt
O/S = 0
Bunga = 9%
KE
Plafond = USD 10 Jt
Bunga = 2,5%
Kurs tengah BI akhir hari (kurs GL): 1 USD = Rp 9,000
BOX III.II.2.1
CONTOH 1
Debitur memiliki fasilitas :
Kredit Ekspor (KE) plafond USD 10 Juta, bisa digunakan dalam mata uang (USD, EUR & IDR). Tanpa
(sub-limit) untuk masing masing mata uang.
Maka :
1. Saat belum ada Penarikan Kredit (outstanding),
Strukturnya sebagai berikut :
Pelaporan di LBU :
Keterangan :
1) - kelonggaran tarik dihitung dari nominal,bukan dari baki debet
- Kelonggaran tarik dapat diisi secara prorata didistribusikan kemasing2 record (baris) atau sesuai kebijakan management bank
(Jumlah dalam Rp)
Induk fasilitas Induk Fasilitas Induk Fasilitas
1. 1234XXX USD USD 2,5% 2,5% 90M 90M 30 M 0
2. 98 0 EUR 0 1% 0 90M 30 M 0
3. 98 0 IDR 0 9% 0 90M 30 M 0
Baris
ke
Nomor
AkadJenis Valuta Suku Bunga Plafond Kelonggaran
Tarik1)
Nominal/Baki
Debet
245
LBU PER KANTOR
III-134
2. Ada penarikan kredit (Outstanding) dalam EUR = 2 Juta, IDR = Rp 50 Miliar diasumsikan nilai nominal
dan baki debet sama
Strukturnya sebagai berikut :
Kurs tengah BI akhir hari (kurs GL): 1 USD = Rp 9,000; 1 EUR = Rp 10,000
Pelaporan di LBU :
Keterangan:
2) Karena tidak ada sub limit maka plafon per fasilitas diisi maksimal sama dengan total plafon. Sementara itu sisa
kelonggaraan tarik dihitung berdasarkan prorata atau sesuai dengankebijakan management bank.
(Jumlah dalam Rp)
Induk fasilitas Induk Fasilitas Induk Fasilitas
1. 1235XXX USD USD 2,5% 2,5% 90M 90M 6.7 M 0
2. 98 0 EUR 0 1% 0 90M 6.7 M 20M
3. 98 0 IDR 0 9% 0 90M 6.7 M 50M
Baris
ke
Nomor
AkadJenis Valuta Suku Bunga Plafond Kelonggaran
Tarik2)
Nominal/Baki
Debet
USD
Sublimit = Eq USD 10 Jt
Plafond = USD 2.2 Jt*
O/S = 0
Bunga = 2,5%
IDR
Sublimit = Eq USD 10 Jt
Plafond = Rp 50 M
O/S = Rp 50 M
Bunga = 9%
KE
Plafond = USD 10 Jt
Bunga = 5%
EUR
Sublimit = Eq USD 10 Jt
Plafond = EUR 2 Jt
O/S = EUR 2 Jt
Bunga = 1%
246
LBU PER KANTOR
III-135
CONTOH 2 : KASUS MULTI CURRENCY & MULTI FACILITY
(CASH FACILITY)
CONTOH 2
Debitur memiliki fasilitas :
Kredit Multi Fasilitas (KMF) Rp 500 Miliar untuk produk dan sublimit (SL) :
Time Loan (TL) sublimit Rp 200 Miliar,
Kredit Ekspor (USD, EUR & IDR) sublimit USD 10 Juta
Trust Receive (TR) sublimit Rp 400 Miliar Maka:
1. Saat belum ada Penarikan Kredit (outstanding),
Strukturnya sebagai berikut :
Kurs tengah BI akhir hari (kurs GL): 1 USD = Rp 9,000; 1 EUR = Rp 10,000
Pelaporan di LBU :
Keterangan:
3) Jumlah maksimal plafond (sub limit) per masing-masing fasilitas dimana total kelonggaran tarik/outstanding <= Total Plafond induk.
4) Kelonggaran tarik diisi berdasarkan prorata atau sesuai kebijakan management bank, misal besarnya kelonggaran tarik ditentukanoleh
kebijakan bank terkait produk risk.
(Jumlah dalam Rp)
Induk fasilitas Induk fasilitas Induk Fasilitas3)
1. 1236XX IDR IDR 9% 9% 500 M 200 M 100 M 0 TL
2. 98 0 USD 0 2,5% 0 90 M 100 M 0 KE
3. 98 0 EUR 0 1% 0 100 M 100 M 0 KE
4. 98 0 IDR 0 9% 0 100 M 100 M 0 KE
5. 98 0 IDR 0 9% 0 400 M 100 M 0 TR
Baris
ke
Nomor
AkadJenis Valuta Suku Bunga Plafond
Kelonggaran
Tarik4)
Nominal/Baki
Debet* Ket
TL
SL = Rp 200 M
Unused = Rp 200 M
O/S = 0
TL
SL = Rp 400 M
Unused = Rp 400 M
O/S = 0
KMF (IDR)
Plafond = Rp 500 M
KE EUR
SL = USD Eq 10 Jt
O/S = 0
KE IDR
SL = USD Eq 10 Jt
O/S = 0
KE USD
SL = USD 10 Jt
O/S = 0
247
LBU PER KANTOR
III-136
2. Ada penarikan kredit (outstanding) dan diasumsikan nilai Nominal dan baki debet sama
TL = Rp 200 Miliar,
KE = EUR 2 Juta
KE = Rp 50 Miliar
TR = 100 Miliar
Strukturnya sebagai berikut :
Kurs tengah BI akhir hari (kurs GL): 1 USD = Rp 9,000; 1 EUR = Rp 10,000
Pelaporan di LBU :
Keterangan:
5) Kelonggaran tarik diisi prorata atau sesuai kebijakan management bank, misal kebijakan bank terkait produk risk.
TL
SL =Rp 200M
PLF = Rp 200 M
Unused = 0
O/S = Rp 200 M
Bunga = 9%
TR
SL =Rp 400M
PLF = Rp 210 M
Unused = Rp 110 M
O/S = Rp 100 M
Bunga = 9%
KMF
Plafond = RP 500 M
KE EUR
SL = USD Eq 10 Jt
PLF = EUR 2 Jt
O/S = EUR 2 Jt
Bunga = 1%
KE IDR
SL = USD Eq 10 Jt
PLF = Rp 50 M
O/S = Rp 50 M
Bunga = 9%
KE USD
SL = USD 10 Jt
PLF = USD 2.22 Jt *
O/S = 0
Bunga = 2,5%
(Jumlah dalam Rp)
Induk fasilitas Induk fasilitas Induk Fasilitas
1. 1236XX IDR IDR 9% 9% 500 M 200 M 0 200 M TL
2. 98 0 USD 0 2,5% 0 90 M 33 0 KE
3. 98 0 EUR 0 1% 0 100M 33 20 M KE
4. 98 0 IDR 0 9% 0 100M 33 50 M KE
5. 98 0 IDR 0 9% 0 400M 33 100 M TR
Baris
ke
Nomor
AkadJenis Valuta Suku Bunga Plafond
Kelonggaran
Tarik5)
Nominal/Baki
Debet* Ket
248
LBU
PER K
AN
TO
R
III-137
III.11.3
DAFTAR RINCIAN KREDIT YANG DIBERIKAN
I
NomorAkad
Jumlah
NomorRekening Golong
anDebitur
II III IV V VI VII VIII IX X XI XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI
Debitur
Hubungan
denganBank
Kategori
Portofolio
Lembaga
Pemeringkat
Peringkat
Perusahaan
TanggalPeme
ringkatan
JenisKredit
SifatKredit
JenisPenggu
naan
Orientasi
Penggunaan
JenisValuta
KategoriPengukuran
Mulai JatuhTempo
JangkaWaktu
Kualitas
Suku Bunga
Tingkat SukuBunga
JenisSuku
Bunga
SektorEkono
mi
LokasiProyek
Plafon
PlafonInduk
Plafon
JumlahRekening
Nominal
XII
IndukPe rfasi
litas
StatusDebitur
KategoriDebitur
XXII
JenisValuta
PerFasilitas
JenisValutaInduk
249
LBU
PER K
AN
TO
R
III-138
BulanLalu
Agunan/Jaminan
XXVIIIXXV
FORM - 11
11
BulanLaporan
Pendapatan BungaYg AkanDiterima
JenisAgunan/Jaminan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
JangkaWaktu
MulaiJatuhTempo
Agunan/Jaminan
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
Jumlah (Biaya Perolehanatau Biaya Perolehan
diamortisasi atauNilai Wajar)
PenerbitAgunan/Jaminan
LembagaPemering
kat
PeringkatPenerbitAgunan/Jaminan
TanggalPemering
katan
Pendapatanyang
ditangguhkandalam rangkarestrukturisasi
Nilai Agunanyangdapat
XXVI XXVIIXXIV XXIII
KelonggaranTarik
DenganKomitmen
(Committed)
TanpaKomitmen
(UnCommitted)
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
PPA KelonggaranTarik
CadanganKerugian
Penurunan
SecaraKolektif
SecaraIndividual
CadanganKhusus
CadanganUmum
250
LBU PER KANTOR
III-139
III.12.1
SANDI RINCIAN PENYERTAAN
I. Perusahaan Emiten
1. Golongan Perusahaan Emiten
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Status Perusahaan Emiten
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Metode Penyertaan
1. Metode Biaya 1
2. Metode Ekuitas 2
3. Diukur pada Nilai Wajar melalui Ekuitas 5
III. Negara Tujuan
Lihat Daftar Sandi Negara
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
VI. Tujuan Penyertaan
1. Dalam rangka investasi
a Penyertaan pada perusahaan anak 1
b Penyertaan pada perusahaan asosiasi 2
2. Dalam rangka restrukturisasi kredit 3
3. Lainnya 9
VII. Waktu Penyertaan TTBBTTTT
Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun saat penyertaan dilakukan
VIII. Bagian Penyertaan
IX. Nominal
KOLOM SANDI
251
LBU PER KANTOR
III-140
KOLOM SANDI
X. Jumlah (Biaya Perolehan, Nilai Tercatat, atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
XI. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
252
LBU PER KANTOR
III-141
III.12.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PENYERTAAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi penyertaan bank pelapor pada bank atau lembaga keuangan bukan bank,
termasuk pula penyertaan pada bukan lembaga keuangan dalam rangka restrukturisasi kredit.
KOLOM
I. Perusahaan Emiten
1. Golongan Perusahan Emiten
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Perusahaan Emiten/Perusahaan.
2. Status Perusahaan Emiten
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
II. Metode Penyertaan
1. Metode Biaya (Cost Method)
Metode akuntansi yang mencatat investasi sebesar biaya perolehan. Penghasilan baru diakui oleh investor bila
investee mendistribusikan laba bersih (kecuali deviden saham) yang berasal dari laba setelah tanggal perolehan.
2. Metode Ekuitas (Equity Method)
Metode akuntansi yang pada awalnya mencatat investasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya ditambahkan
atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi
laba (kecuali deviden saham) yang diterima dari investee akan mengurangi nilai tercatat penyertaan.
3. Diukur Pada Nilai Wajar melalui Ekuitas
Penyertaan yang memenuhi kriteria penggunaan metode biaya namun penyertaan tersebut memiliki kuotasi
harga di pasar aktif.
III. Negara Tujuan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
VI. Tujuan Penyertaan
Tujuan penyertaan dibedakan :
253
LBU PER KANTOR
III-142
1. Dalam Rangka Investasi
a. Penyertaan pada Perusahaan Anak
Adalah badan hukum yang dimiliki atau dikendalikan oleh bank pelapor, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang terdiri dari :
i. Perusahaan Subsidiari (subsidiary company) yaitu Perusahaan Anak dengan kepemilikan bank pelapor
lebih dari 50% (lima puluh perseratus);
ii. Perusahaan Partisipasi (participation company) adalah Perusahaan Anak dengan kepemilikan bank
pelapor 50% (lima puluh perseratus) atau kurang, namun bank pelapor memiliki Pengendalian terhadap
perusahaan;
b. Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi
Adalah perusahaan dimana bank pelapor memiliki pengaruh signifikan sesuai PSAK mengenai investasi
pada entitas asosiasi.
2. Dalam rangka restrukturisasi kredit
Yaitu penyertaan modal oleh Bank pada perusahaan debitur untuk mengatasi kegagalan kredit (debt to equity
swap), sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Lainnya
VII. Waktu Penyertaan
Yaitu tanggal, bulan dan tahun efektif dimulainya penyertaan pada perusahaan emiten.
VIII. Bagian Penyertaan
Yaitu persentase penyertaan pada perusahaan emiten.
Cara pengisian kolom ini, lihat contoh pengisian suku bunga pada Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang
Suku Bunga/Deposito.
IX. Nominal
Yaitu nilai yang tercantum pada instrumen saham.
X. Jumlah (Biaya Perolehan, Nilai Tercatat atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Biaya Perolehan digunakan untuk penyertaan yang dicatat menggunakan Metode Biaya.Nilai Tercatat digunakan
untuk penyertaan yang dicatat menggunakan Metode Ekuitas. Nilai Wajar digunakan untuk penyertaan yang
dicatat dalam kategori Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Ekuitas.
XI. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan - Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan.
XII. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
254
LBU PER KANTOR
III-143
VIII
BagianPenyertaan
MetodePenyertaan
JenisValuta
Kualitas
BulanLaporan
BulanLalu
NegaraTujuan
TujuanPenyertaan
WaktuPenyertaan
Debet Kredit Lainnya
IXII III IV V VI VII
FORM - 12
12
I
PerusahaanEmitmen /
StatusPerusahaan
NilaiAgunan
yang dapatdiperhitung
kan
X
Jumlah (Biaya Perolehan NilaiTercatat atau Nilai Wajar)
JUMLAH
III.12.3
DAFTAR RINCIAN PENYERTAAN
Gol.Perusahaan
Emitmen/StatusPrsh
StatusEmiten/Perusahaan
CadanganKerugian
Penurunan Nilai
SecaraIndividual
SecaraKolektif
XI
Nominal
XII
255
LBU PER KANTOR
III-144
KOLOM SANDI
III.13.1
SANDI RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
I. Jenis Penyediaan Dana
1. Penempatan pada bank lain 10
2. Tagihan Derivatif 37
3. Surat Berharga 20
4. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) 25
5. Tagihan atas surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) 28
6. Tagihan Akseptasi 39
7. Kredit yang diberikan
a. Kredit yang tidak direstrukturisasi 30
b. Kredit yang direstrukturisasi 35
8. Penyertaan 40
9. Lainnya 90
II. Jenis Valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
III. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
IV. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
256
LBU PER KANTOR
III-145
III.13.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
Pada daftar ini dilaporkan akumulasi penyisihan yang dibentuk dalam hal terdapat bukti obyektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan bank, yaitu apabila nilai kini estimasi arus kas masa datang dari aset
keuangan lebih kecil dari nilai tercatat aset keuangan, sesuai PSAK dan PAPI.
KOLOM
I. Jenis Penyediaan Dana
1. Penempatan pada bank lain
2. Tagihan Derivatif
3. Surat Berharga
4. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
5. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
6. Tagihan Akseptasi
7. Kredit yang diberikan
Jenis Penyediaan dana ini dirinci atas :
a. Kredit yang tidak direstrukturisasi
b. Kredit yang direstrukturisasi
8. Penyertaan
9. Lainnya
Termasuk tagihan lainnya di Rupa-rupa Aset.
II. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta penyediaan dana.
1. Rupiah
2. Valuta Asing
III. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan.
Jumlah Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan dari masing-masing Jenis Penyediaan Dana harus sama dengan
Nilai Agunan Yang Dapat diperhitungkan di masing-masing pelaporan rincian.
IV. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari masing-masing Jenis Penyediaan Dana harus sama cadangan
kerugian penurunan nilai di masing-masing pelaporan rincian.
257
LBU PER KANTOR
III-146
Jenis Penyediaan Dana
III
FORM - 13
13
I
JUMLAH
III.13.3
DAFTAR RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
JenisValuta
Nilai AgunanYang Dapat
Diperhitungkan
CadanganKerugian
Penurunan Nilai
II IV
SecaraIndividual
SecaraKolektif
258
LBU PER KANTOR
III-147
III.14.1
SANDI RINCIAN ASET TIDAK BERWUJUD
KOLOM SANDI
I. Jenis Aset
1. Perangkat lunak (Computer Software) 150
2. Hak Paten 151
3. Goodwill 152
4. Lainnya 160
II. Tanggal Perolehan TTBBTTTT
III. Jenis valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
IV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar)
V. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
VI. Akumulasi Amortisasi
VII. Nilai Tercatat
VIII. Jangka waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
259
LBU PER KANTOR
III-148
III.14.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN ASET TIDAK BERWUJUD
Pada daftar ini dilaporkan seluruh aset tidak berwujud yaitu aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
memiliki wujud fisik serta memiliki manfaat ekonomis masa depan. Perlakuan akuntansi untuk aset tidak berwujud
mengacu pada PSAK mengenai Aset Tidak Berwujud dan PSAK mengenai Penurunan Nilai Aset.
KOLOM
I. Jenis Aset
Dalam kolom ini dilaporkan seluruh jenis aset tidak berwujud yang dibedakan atas :
1. Perangkat lunak (Computer software)
Contoh : pembelian software oleh bank pelapor dalam bentuk lisensi program. Untuk software yang sudah
merupakan bagian dari Hardware tidak dilaporkan dalam kategori ini.
2. Hak Paten
3. Goodwill
Yaitu jika biaya perolehan (acquisition cost) yang dikeluarkan oleh bank pelapor sebagai bank pengakuisisi
lebih dari bagian (interest) bank pelapor atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang
diakuisisi pada tanggal transaksi.
4. Lainnya
II. Tanggal Perolehan
Yaitu tanggal, bulan dan tahun perolehan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh bank pelapor.
III. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta yang digunakan pada saat perolehan aset tidak berwujud yaitu :
1. Rupiah
2. Valuta Asing
IV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar).
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 212.
V. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
VI. Akumulasi Amortisasi
Adalah akumulasi sampai dengan akhir bulan laporan dari alokasi sistematis dari jumlah aset tidak berwujud yang
dapat didepresiasi selama masa manfaat aset.
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 213.
VII. Nilai Tercatat
Adalah Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar) dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Akumulasi
Amortisasi.
260
LBU PER KANTOR
III-149
VIII. Jangka Waktu
Jangka waktu pengakuan aset tidak berwujud berdasarkan estimasi manfaat ekonomis masa depan.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
261
LBU PER KANTOR
III-150
VIII
JenisAset
II III IV V VI VII
FORM - 14
14
I
Jangka Waktu
JUMLAH
IV.14.3
SANDI RINCIAN ASET TIDAK BERWUJUD
TanggalPerolehan
JenisValuta
Jumlah(Biaya
Perolehanatau Nilai
Wajar)
CadanganKerugian
PenurunanNilai
AkumulasiAmortisasi
Nilai Tercatat
MulaiJatuh
Tempo
262
LBU PER KANTOR
III-151
III.15.1
SANDI RINCIAN ASET TETAP DAN INVENTARIS
I. Jenis Aset Tetap dan Inventaris
1. Aset Tetap
a. Tanah 187
b. Bangunan Kantor 186
c. Bangunan Lainnya 200
d. Lainnya 210
2. Inventaris
a. Hardware Komputer 194
b. Mesin-mesin Kantor 196
c. Kendaraan Dinas 197
d. Perlengkapan Kantor 198
e. Lainnya 220
II. Jenis valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
III. Sumber perolehan
1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
2. Bukan Sewa Pembiayaan
a. Terkait dengan Bank 3
b. Tidak terkait dengan Bank 4
IV. Metode Pengukuran
1. Model Biaya 1
2. Model Revaluasi 2
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar)
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
VII. Akumulasi penyusutan
VIII. Nilai Tercatat
IX. Status Aset Tetap dan Inventaris
1. Dijaminkan 1
2. Tidak dijaminkan 2
KOLOM SANDI
263
LBU PER KANTOR
III-152
III.15.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN ASET TETAP DAN INVENTARIS
Pada daftar ini dilaporkan seluruh aset tetap dan inventaris yang dimiliki bank pelapor dan digunakan dalam kegiatan
operasional, termasuk yang berasal dari sewa pembiayaan (finance lease). Perlakuan akuntansi untuk aset tetap dan
inventaris mengacu pada PSAK mengenai aset tetap, PSAK mengenai sewa dan PSAK mengenai penurunan nilai aset.
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening aset tetap dan inventaris harus dilaporkan secara individual. Guna
penyederhanaan laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama. Dengan
demikian pengisian Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris dilakukan sebagai berikut :
a. Kolom I sampai dengan IV dan Kolom IX diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang bersangkutan.
b. Kolom V sampai dengan Kolom VIII diisi dengan jumlah rupiah dari aset tetap dan inventaris yang digabungkan
KOLOM
I. Jenis Aset Tetap dan Inventaris
A. Aset Tetap
a. Tanah
b. Bangunan Kantor
c. Bangunan Lainnya
d. Lainnya
B. Inventaris
a. Hardware Komputer
b. Mesin-mesin Kantor
c. Kendaraan Dinas
d. Perlengkapan Kantor
e. Lainnya
II. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta yang digunakan pada saat perolehan aset tetap dan inventaris yaitu :
1. Rupiah
2. Valuta Asing
III. Sumber Perolehan
1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau dapat juga tidak dialihkan.
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
2. Bukan Sewa Pembiayaan
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
264
LBU PER KANTOR
III-153
Seluruh pengadaan aset tetap dan inventaris sebelum penerapan LBU (Revisi 2008) hanya diisi pada kolom
Bukan Sewa Pembiayaan. Pengadaan aset tetap dan investaris setelah penerapan LBU (Revisi 2008) harus
dibedakan berdasarkan sumber perolehannya.
IV. Metode Pengukuran
1. Model Biaya
Model pengukuran aset setelah pengakuan awal berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan cadangan kerugian penurunan nilai aset sesuai PSAK mengenai aset tetap.
2. Model Revaluasi
Model pengukuran setelah pengakuan awal untuk aset yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan cadangan kerugian penurunan nilai
yang terjadi setelah tanggal revaluasi sesuai PSAK mengenai aset tetap.
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 214.
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
VII. Akumulasi Penyusutan
Adalah akumulasi sampai dengan akhir bulan laporan dari alokasi sistematis dari jumlah aset tetap dan inventaris
yang dapat disusutkan selama umur manfaat aset.
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 215.
VIII. Nilai Tercatat
Adalah Jumlah (Biaya Perolehan atau Nilai Wajar) dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan Akumulasi
Penyusutan.
IX. Status Aset Tetap dan Inventaris
Yaitu status hukum dari aset tetap dan inventaris yang dimiliki oleh bank sesuai dengan pembukuan bank.
1. Dijaminkan
2. Tidak dijaminkan
265
LBU PER KANTOR
III-154
VIII
Jenis AsetTetap danInventaris
II III IV V VI VII
FORM - 15
15
I
JUMLAH
III.15.3
SANDI RINCIAN ASET TETAP DAN INVENTARIS
JenisValuta
SumberPerolehan
Jumlah(Biaya
PerolehanAtau Nilai
Wajar)
AkumulasiPenyusutan
NilaiTercatat
Status Aset Tetapdan Inventaris
CadanganKerugian
PenurunanNilai
MetodePengukuran
IX
266
LBU PER KANTOR
III-155
III.16.1
SANDI RINCIAN PROPERTI TERBENGKALAI
KOLOM SANDI
I. Jenis
1. Gedung/Ruang kantor 161
2. Gudang 162
3. Rumah Toko/Rumah Kantor 163
4. Rumah 176
5. Apartemen/Rumah Susun 177
6. Tanah 187
7. Lain-lain 205
II. Tanggal Penetapan Properti Terbengkalai TTBBTTTT
III. Jenis valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
IV. Metode Pengukuran
1. Model Biaya 1
2. Model Nilai Wajar 2
V. Biaya perolehan atau Nilai Wajar
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
VII. Akumulasi Penyusutan
VIII. Jumlah
IX. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
X. PPANP Yang Telah Dibentuk
267
LBU PER KANTOR
III-156
III.16.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PROPERTI TERBENGKALAI
Pada daftar ini dilaporkan seluruh Aset tetap milik bank pelapor dalam bentuk properti (tanah dan atau bangunan)
tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha bank yang lazim (abandoned property) sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum. Perlakuan akuntansi untuk properti terbengkalai mengacu
pada PSAK mengenai properti investasi dan PSAK mengenai penurunan nilai aset.
KOLOM
I. Jenis
Dalam kolom ini dilaporkan seluruh jenis properti terbengkalai yang dibedakan atas :
1. Gedung/Ruang Kantor
2. Gudang
3. Rumah Toko/Rumah Kantor
4. Rumah
5. Apartemen
6. Tanah
7. Lain-Lain
II. Tanggal Penetapan Properti Terbengkalai
Yaitu tanggal, bulan dan tahun aset tetap yang dimiliki Bank ditetapkan sebagai properti terbengkalai.
III. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta yang digunakan pada saat perolehan aset, yaitu :
1. Rupiah
2. Valuta Asing
IV. Metode Pengukuran
1. Model Biaya
Model pengukuran aset setelah pengakuan awal berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan cadangan kerugian penurunan nilai aset.
2. Model Nilai Wajar
Model pengukuran setelah pengakuan awal untuk aset yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal yaitu
harga dimana properti dapat dipertukarkan antara pihak-pihak yang memiliki pengetahuan yang memadai
dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar.
V. Biaya Perolehan atau Nilai Wajar
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
VII. Akumulasi Penyusutan
Adalah akumulasi penyusutan sampai dengan aset tetap ditetapkan sebagai properti terbengkalai.
268
LBU PER KANTOR
III-157
VIII. Jumlah
Adalah Biaya Perolehan atau Nilai Wajar dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan.
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 217.
IX. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
X. PPANP yang telah dibentuk
Adalah PPANP yang telah dibentuk untuk properti terbengkalai sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
269
LBU PER KANTOR
III-158
VIII
Jenis
II III IV V VI VII
FORM - 16
16
I
JUMLAH
III.16.3
SANDI RINCIAN PROPERTI TERBENGKALAI
TanggalPenetapan
PropertiTerbengkalai
JenisValuta
BiayaPerolehanAtau Nilai
Wajar
CadanganKerugian
PenurunanNilai
AkumulasiPenyusutan
JumlahKualitas
MetodePengukuran
IX
PPANPYang TelahDibentuk
X
270
LBU PER KANTOR
III-159
III.17.1
SANDI RINCIAN ASET YANG DIAMBIL ALIH
I. Jenis
1. Emas 046
2. Surat Berharga
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
c. Obligasi Negara (ON) 086
d. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
e. Saham 091
f. Reksadana 081
g. Resi Gudang 092
h. Surat Berharga lainnya 099
3. Properti Komersial
a. Gedung 161
b. Gudang 162
c. Rumah Toko/Rumah Kantor 163
d. Hotel 164
e. Lainnya 175
4. Properti Residensial
a. Rumah Tinggal 176
b. Apartemen/Rumah Susun 177
5. Tanah 187
6. Kendaraan Bermotor 189
7. Mesin 190
8. Pesawat Udara 191
9. Kapal Laut 192
10.Persediaan 193
11.Lain-lain 250
II. Tanggal Pengambilalihan TTBBTTTT
III. Jenis Valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
IV. Harga Pengambilalihan
V. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
VI. Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan (net realizable value)
VII. Jumlah (Nilai Tercatat atau Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan)
KOLOM SANDI
271
LBU PER KANTOR
III-160
KOLOM SANDI
VIII. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
IX. PPANP Yang Telah Dibentuk
272
LBU PER KANTOR
III-161
III.17.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN ASET YANG DIAMBILALIH (AYDA)
Pada daftar ini dilaporkan seluruh aset yang diperoleh bank pelapor baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari
pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank pelapor.
KOLOM
I. Jenis
Dalam kolom ini dilaporkan seluruh jenis agunan yang diambilalih :
1. Emas
2. Surat Berharga
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat berharga atas unjuk dengan sistem diskonto yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto
c. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau dengan
pembayaran bunga secara diskonto
d. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
agen penjual.
e. Saham
f. Reksadana
Adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang
selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang pasar modal.
g. Resi Gudang
Adalah resi gudang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem
Resi Gudang dan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
h. Surat Berharga Lainnya
Adalah agunan berbentuk surat berharga diluar bentuk agunan butir a sampai dengan g, termasuk Efek
Beragun Aset (EBA).
273
LBU PER KANTOR
III-162
3. Properti Komersial
a. Gedung
b. Gudang
c. Rumah Toko/Rumah Kantor
d. Hotel
e. Lainnya
4. Properti Residential
a. Rumah Tinggal
b. Apartemen/Rumah Susun
5. Tanah
6. Kendaraan Bermotor
7. Mesin
Seluruh bentuk mesin yang digunakan untuk proses produksi, misalnya mesin cetak, mesin pintal, dan lain-
lain.
8. Pesawat Udara
9. Kapal Laut
10. Persediaan
11. Lain-lain
II. Tanggal Pengambilalihan
Yaitu tanggal, bulan dan tahun pengambilalihan aset oleh bank pelapor.
III. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta aset yang diambil alih yaitu :
1. Rupiah
2. Valuta Asing
IV. Harga Pengambilalihan
Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengambilalihan aset.
V. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
VI. Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan (net realizable value)
Yaitu nilai wajar aset yang diambil alih setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.
VII. Jumlah (Nilai Tercatat atau Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan)
Yaitu nilai terendah diantara Nilai Tercatat dengan Nilai Bersih yang Dapat Direaliasasikan (Kol.VI).
Nilai tercatat adalah Harga Pengambilalihan (Kol.IV) dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Kol.V).
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 218.
VIII. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
274
LBU PER KANTOR
III-163
IX. PPANP yang telah dibentuk
Adalah PPANP yang telah dibentuk untuk aset yang diambil alih sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
275
LBU PER KANTOR
III-164
Jenis
II III IV V VI VII
FORM - 17
17
I
III.17.3
SANDI RINCIAN ASET YANG DIAMBIL ALIH
TanggalPengambil
alihan
JenisValuta
HargaPengambil
alihan
Nilai Bersihyangdapat
direalisasikan
Kualitas
CadanganKerugian
PenurunanNilai
Jumlah (NilaiTercatat atau NilaiBersih yang dapat
Direalisasikan)
VIII
PPANPyangtelah
Dibentuk
IX
276
LBU PER KANTOR
III-165
III.18.1
SANDI RINCIAN REKENING TUNDA (SUSPENSE ACCOUNT)
I. Uraian
II. Jenis valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
III. Jangka Waktu
1. <= 180 Hari 1
2. > 180 Hari 2
IV. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
V. Jumlah
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
VII. Nilai Tercatat
VIII. PPANP Yang Telah Dibentuk
KOLOM SANDI
277
LBU PER KANTOR
III-166
III.18.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN REKENING TUNDA (SUSPENSE ACCOUNT)
Pada daftar ini dilaporkan seluruh transaksi yang tujuan pencatatannya tidak teridentifikasi atau tidak didukung dengan
dokumentasi pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam pos yang seharusnya.
KOLOM
I. Uraian
Diisi dengan penjelasan mengenai akun-akun yang termasuk kedalam kelompok suspense account.
II. Jenis Valuta
Yaitu jenis valuta dari suspense account yaitu :
1. Rupiah
2. Valuta Asing
III. Jangka Waktu
Yaitu jumlah hari sejak suspense account tercatat di pembukuan Bank sampai dengan bulan laporan, yang
dikelompokkan menjadi:
1. <= 180 hari
2. > 180 hari
IV. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
V. Jumlah
Adalah posisi nilai transaksi yang tercatat pada tanggal laporan.
Jumlah dalam kolom ini akan tercatat di Neraca sandi 219.
VI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
VII. Nilai Tercatat
Adalah Jumlah dikurangi dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
VIII. PPANP yang telah dibentuk
Adalah PPANP yang telah dibentuk untuk rekening tunda sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aset bank umum.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
278
LBU PER KANTOR
III-167
Uraian
II III IV VIIVI
FORM - 18
18
I
JUMLAH
III.18.3
SANDI RINCIAN REKENING TUNDA (SUSPENSE ACCOUNT)
JenisValuta
JangkaWaktu Kualitas
NilaiTercatat
V
Jumlah
CadanganKerugian
PenurunanNilai
VIII
PPANPyang telahDibentuk
279
LBU PER KANTOR
III-168
III.19.1
SANDI RINCIAN ASET ANTAR KANTOR PADA KANTOR
YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
KOLOM SANDI
I. Jenis
1. Giro 010
2. Deposito berjangka 020
3. Transfer 030
4. Inkaso 040
5. Dana Usaha 045
6. Pendapatan Bunga yang akan diterima 050
7. Lain-lain 099
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
280
LBU PER KANTOR
III-169
III.19.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN ASET ANTAR KANTOR
PADA KANTOR YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi tagihan atau penempatan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing
kepada kantor pusat dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia,
termasuk tagihan atau penempatan bank pelapor kepada kantor cabang lainnya yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah. Misalnya, tagihan Bank A-Jakarta (sebagai bank pelapor) kepada Bank A-Surabaya;
atau tagihan Bank B-Medan kepada Bank B-Bandung.
Untuk Pelaporan Aset Antar Kantor di LBU Per Kantor, pelaporan transaksi antar kantor dilakukan secara bruto
(tidak dilakukan offsetting antara aset antar kantor dan kewajiban antar kantor).
Untuk Pelaporan Aset Antar Kantor di LBU Gabungan, pelaporan transaksi antar kantor dilakukan secara neto
(dilakukan offsetting antara aset antar kantor dan kewajiban antar kantor atas transaksi yang berpasangan).
Dalam daftar rincian Aset Antar Kantor di LBU Gabungan termasuk dilaporkan kolom Kualitas, Jangka Waktu,
dan PPA Non Produktif yang telah dibentuk. Pembentukan PPA Non Produktif untuk Aset Antar Kantor di LBU
Gabungan akan dilaporkan pada Necara Gabungan sandi 225 dan Laporan Laba Rugi Gabungan sandi 3470.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu jenis tagihan bank pelapor kepada kantor pusat dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia. Pengertian/definisi dari setiap jenis di bawah ini dapat dilihat pada Daftar
Istilah, kecuali dijelaskan secara khusus.
1. Giro
2. Deposito berjangka
3. Transfer
4. Inkaso
5. Dana Usaha
Dana yang diberikan kepada unit usaha syariah sebagai dana usaha
6. Pendapatan Bunga yang akan diterima
7. Lain-lain
Bentuk transaksi aset antar kantor pada kantor yang melakukan operasi di Indonesia yang tidak dapat
dikelompokkan pada jenis 1 sampai dengan 6 di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Jangka Waktu (dilaporkan pada LBU Gabungan)
Yaitu jumlah hari sejak rekening antar kantor tidak dapat saling hapus/ offset yang dikelompokkan menjadi :.
1. <= 180 hari
2 . > 180 hari
IV. Kualitas (dilaporkan pada LBU Gabungan)
1. Lancar
281
LBU PER KANTOR
III-170
2. Macet
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Dalam perhitungan pos-pos pada aset antar kantor, tidak dilakukan offsetting dengan pos-pos pada kewajiban
antar kantor.
VI. PPANP Yang Telah Dibentuk (dilaporkan pada LBU Gabungan)
Adalah PPANP yang telah dibentuk untuk aset antar kantor sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenaipenilaian kualitas aset bank umum.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
282
LBU PER KANTOR
III-171
Jenis
II III
FORM - 19
19
I
JUMLAH
III.19.3
DAFTAR RINCIAN
ASET ANTAR KANTOR PADA KANTOR YANG MELAKUKAN
KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
JenisValuta
Jumlah (Biaya Perolehan atau BiayaPerolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
283
LBU PER KANTOR
III-172
III.20.1
SANDI RINCIAN ASET ANTAR KANTOR PADA KANTOR
YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI LUAR INDONESIA
I. Sandi Kantor
1. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di Indonesia, lihat Daftar Sandi Bank
2. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia :
a. Kantor pusat 000
b. Kantor lainnya 999
II. Jenis
1. Giro 010
2. Call money 015
3. Deposit on call 025
4. Deposito berjangka 030
5. Sertifikat deposito 035
6. Surat berharga 050
7. Kredit yang diberikan 060
8. Dana Usaha 065
9. Pendapatan Bunga yang akan diterima
a. Giro 088
b. Surat berharga 089
c. Kredit yang diberikan 090
d. Lainnya 095
10.Lain-lain 099
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Suku Bunga
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
284
LBU PER KANTOR
III-173
III.20.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN ASET ANTARKANTOR
PADA KANTOR YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI LUAR INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor bank yang
sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia. Misalnya, tagihan Bank C-Jakarta (sebagai bank pelapor)
kepada Bank C-London; atau tagihan Bank B-Jakarta kepada Bank B-Bahama.
Tagihan kepada kantor bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia tidak dilaporkan pada
daftar rincian ini, namun dilaporkan pada daftar rincian Aset Antarkantor Pada Kantor Yang Melakukan Kegiatan
Operasional di Indonesia.
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan laporan, bank
pelapor diperkenankan menggabungkan rekening-rekening dengan syarat semua rincian sama, dengan cara pengisian
sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan sandi kantor yang terdapat pada Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Beroperasi
di luar Indonesia.
Bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia (kantor cabang bank asing), tagihan kepada kantor pusat
diisi dengan sandi 000 dan tagihan kepada kantor cabang lainnya diisi dengan sandi 999.
b. Kolom II sampai dengan IV diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom V diisi dengan jumlah rupiah dari rekening yang digabungkan.
Dalam daftar rincian Aset Antar Kantor di LBU Gabungan termasuk dilaporkan kolom Kualitas, Jangka Waktu, dan
PPA Non Produktif yang telah dibentuk. Pembentukan PPA Non Produktif untuk Aset Antar Kantor di LBU Gabungan
akan dilaporkan pada Necara Gabungan sandi 225 dan Laporan Laba Rugi Gabungan sandi 3470.
KOLOM
I. Sandi Kantor
1. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di Indonesia
Yaitu sandi kantor bank yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dari bank yang kantor pusatnya
di Indonesia. Misalnya, BRI-New York (sandi 700). Kolom ini diisi sesuai dengan sandi yang terdapat pada
Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Beroperasi di Luar Indonesia.
2. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia
Tagihan bank pelapor kepada bank yang sama yang memiliki hubungan kepemilikan dengan bank pelapor
dan kantor pusatnya di luar Indonesia, kolom ini diisi dengan :
a. Sandi 000 untuk tagihan kepada kantor pusat
b. Sandi 999 untuk tagihan kepada kantor cabang lainnya.
II. Jenis
Yaitu jenis tagihan bank pelapor kepada kantor pusat dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan
kegiatan operasional di luar Indonesia. Pengertian/definisi dari setiap jenis di bawah ini dapat dilihat pada Daftar
Istilah, kecuali dijelaskan secara khusus.
285
LBU PER KANTOR
III-174
1. Giro
2. Call money
3. Deposit on call
4. Deposito berjangka
5. Sertifikat deposito
6. Surat berharga
7. Kredit yang diberikan
8. Dana Usaha
Yaitu dana yang diberikan kepada unit usaha syariahnya diluar Indonesia sebagai modal usaha
9. Pendapatan Bunga yang akan diterima
a. Giro
b. Surat Berharga
c. Kredit yang diberikan
d. Lainnya
10. Lain-lain
Yaitu bentuk transaksi aset antar kantor pada kantor yang melakukan operasi di luar Indonesia yang tidak
dapat dikelompokkan pada jenis 1 sampai dengan 9 di atas.
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Suku Bunga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincan tentang Suku Bunga/Diskonto. Apabila tagihan kepada kantor yang
melakukan operasi di luar Indonesia tersebut tidak diberikan suku bunga, kolom ini diisi 00,00.
V. Jangka Waktu (dilaporkan pada LBU Gabungan)
Diisi berdasarkan jumlah hari sejak rekening antar kantor tidak dapat saling hapus/offset.
1. <= 180 hari
2 . > 180 hari
VI. Kualitas (dilaporkan pada LBU Gabungan)
1. Lancar
2. Macet
VII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Saldo pada daftar rincian ini tidak dapat dikompensasi dengan kewajiban bank pelapor pada kantorpusat/cabang
bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia.Dalam perhitungan pos-pos pada aset
antar kantor, tidak dilakukan offsetting dengan pos-pos pada kewajiban antar kantor.
286
LBU PER KANTOR
III-175
VIII. PPANP Yang Telah Dibentuk (dilaporkan pada LBU Gabungan)
Adalah PPANP yang telah dibentuk untuk aset antar kantor sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
287
LBU PER KANTOR
III-176
Jenis
II III IVI
JUMLAH
III.20.3
DAFTAR RINCIAN
ASET ANTAR KANTOR PADA KANTOR YANG MELAKUKAN
KEGIATAN OPERASIONAL DI LUAR INDONESIA
JenisValuta
Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atauNilai Wajar)
SukuBunga
SandiKantor Bulan
Lalu Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
V
FORM - 20
20
288
LBU PER KANTOR
III-177
III.21.1
SANDI RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET LAINNYA
I. Jenis
1. Aset tidak berwujud 50
2. Aset tetap dan Inventaris 55
3. Properti Terbengkalai 65
4. Rekening Tunda 75
5. Aset Antar Kantor 80
6. Lainnya 85
II. Jenis Valuta
1. Rupiah 1
2. Valuta Asing 2
III. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2. PPANP yang telah dibentuk
KOLOM SANDI
289
LBU PER KANTOR
III-178
III.21.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET LAINNYA
Pada daftar ini dilaporkan posisi akumulasi penyisihan yang wajib dibentuk bank pelapor dalam hal terjadi penurunan
nilai atas aset tidak berwujud, aset tetap dan inventaris, properti terbengkalai, rekening tunda dan aset antar
kantor dan lainnya, yaitu apabila nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, sesuai PSAK dan PAPI
KOLOM
I. Jenis
1. Aset tidak berwujud
2. Aset tetap dan inventaris
3. Properti terbengkalai
4. Rekening tunda (Suspense Account)
5. Aset Antar Kantor
6. Lain-lain
II. Jenis Valuta
1. Rupiah
2. Valuta Asing
III. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya.
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari masing-masing jenis aset lainnya harus sama cadangan
kerugian penurunan nilai di masing-masing pelaporan rincian.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk Aset Yang Diambil Alih tidak dilaporkan dalam kolom ini.
2. PPANP Yang Telah Dibentuk
Pembentukan PPA Non Produktif dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum.
Untuk Aset Tetap dan Investaris tidak perlu mengisi kolom ini sehingga diisi angka 0.
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
290
LBU PER KANTOR
III-179
Jenis
FORM - 21
21
I
JUMLAH
III.21.3
DAFTAR RINCIAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET LAINNYA
JenisValuta
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
II III
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
PPA Non Produktifyang telah Dibentuk
291
LBU PER KANTOR
III-180
III.22.1
SANDI RINCIAN RUPA-RUPA ASET
I. Jenis
1. Emas dan mata uang emas 05
2. Commemorative coins dan notes 08
3. Cek perjalanan (Travellers’ Cheque) yang dibeli/diambil alih 16
4. Uang muka kepada nasabah 20
5. Tagihan inkaso 25
6. Tagihan Lainnya 26
7. Pendapatan yang ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi kredit -/- 27
8. Pendapatan bunga yang akan diterima
a. Kredit yang diberikan 31
b. Lainnya 34
9. Uang muka pajak 40
10.Biaya dibayar dimuka 50
11.Biaya yang ditangguhkan 55
12.Talangan dalam rangka program pemerintah 65
13.Lainnya 99
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Debitur/Pihak Lainnya
1. Golongan Debitur/Pihak Lainnya
a. Untuk Jenis Aset Tagihan Lainnya
Lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank
b. Untuk Jenis Aset Selain Tagihan Lainnya
i. Penduduk
i.1. Bank Indonesia 01
i.2. Bank 05
i.3. Pemerintah Pusat 10
i.4. Lainnya 49
ii. Bukan Penduduk
ii.1. Bank 20
ii.2. Lainnya 50
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Debitur/Pihak Lainnya
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
KOLOM SANDI
292
LBU PER KANTOR
III-181
c. Lainnya 9
IV. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
V. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
VI. Peringkat Perusahaan
VII. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
VIII. Negara Debitur
Lihat Daftar Sandi Negara
IX. Kategori Pengukuran
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2
2. Tersedia untuk dijual 3
3. Dimiliki hingga jatuh tempo 4
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang 6
X Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
XI. Kualitas
KOLOM SANDI
293
LBU PER KANTOR
III-182
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
XII. Suku Bunga
XIII. Nominal
XIV. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
XV. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii.Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
KOLOM SANDI
294
LBU PER KANTOR
III-183
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat daftar sandi jenis valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6 Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7 Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
KOLOM SANDI
295
LBU PER KANTOR
III-184
KOLOM SANDI
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8 Peringkat Penerbit Agunan/Jaminan
9 Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan yang dapat diperhitungkan
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
296
LBU PER KANTOR
III-185
III.22.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN RUPA-RUPA ASET
Pada daftar rincian ini dilaporkan semua jenis aset dalam rupiah dan valuta asing yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam pos 1 sampai dengan 19 aset neraca.
KOLOM
I. Jenis
1. Emas dan mata uang emas
Emas batangan (monetary gold) dan mata uang emas. Emas dalam titipan tidak termasuk dalam jenis ini.
Selain dari pada itu emas dalam bentuk perhiasan milik bank pelapor tidak termasuk dalam jenis ini namun
dilaporkan pada jenis Lainnya.
2. Commemorative coins & notes
3. Cek Perjalanan (Travellers Cheque) yang dibeli/diambil alih
Termasuk pula dilaporkan pada jenis ini adalah cek yang diterbitkan oleh bank lain dan telah dibeli/diambilalih
oleh bank pelapor/dan lembaga keuangan bukan bank.
4. Uang Muka Kepada Nasabah
Uang muka yang diberikan kepada nasabah untuk dana talangan nasabah yang merupakan bagian dari fasilitas
kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah.
5. Tagihan Inkaso
Tagihan inkaso bank pelapor kepada bank lain atas nama nasabah bank pelapor namun telah dilakukan
pembayaran di muka kepada nasabah yang bersangkutan.
6. Tagihan Lainnya
Termasuk pula dilaporkan tagihan kepada nasabah karena transaksi perdagangan (ekspor impor), yaitu tagihan
yang timbul dari negosiasi dokumen ekspor impor dalam transaksi sight L/C dan negosiasi wesel ekspor dalam
transaksi usance L/C yang belum diakseptasi.
7. Pendapatan yang ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi kredit -/-
Merupakan pendapatan ditangguhkan dalam rangka restrukturisasi kredit yang dilakukan dengan kapitalisasi
tunggakan bunga ke dalam pokok kredit.
8. Pendapatan bunga yang akan diterima
a. Kredit yang diberikan
b. Lainnya
Adalah pendapatan bunga yang diakui namun belum diterima hingga pelaporan yang diukur berdasarkan
suku bunga efektif atas dasar nilai tercatat kredit. Dalam hal terdapat bukti obyektif bahwa kredit mengalami
penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang telah diakui dan belum diterima pembayarkan harus dibatalkan
dengan melakukan jurnal balik. Selanjutnya pendapatan bunga yang baru akan dihitung dengan menggunakan
suku bunga efektif atas dasar nilai tercatat kredit setelah memperhitungkan penurunan nilai. Pendapatan
bunga yang dibatalkan dilaporkan dalam Rekening Administratif.
297
LBU PER KANTOR
III-186
Koreksi pendapatan bunga dalam Laporan Laba Rugi dilakukan sebagai berikut:
a. Jika penurunan nilai kredit diketahui setelah tanggal neraca tetapi sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan, dimana peristiwa tersebut terjadi sebelum atau pada tanggal neraca merupakan
adjusting subsequent event dan diakui sebagai koreksi saldo laba (Laporan Neraca, sandi 461) atau
saldo rugi. (Laporan Neraca sandi 462)
b. Jika penurunan nilai kredit terjadi pada periode berjalan, maka pembatalan bunga tersebut dianggap
sebagai koreksi dalam Laporan Laba Rugi tahun berjalan yaitu dengan mengurangi pos Pendapatan Bunga.
Dalam hal pembatalan bunga tersebut mengakibatkan pos Pendapatan Bunga menjadi negatif, maka
pembatalan tersebut dilaporkan dalam pos Beban Bunga-Koreksi Atas Pendapatan Bunga. (Laporan Laba
Rugi sandi 1680).
9. Uang muka pajak
Jumlah pajak penghasilan yang telah dibayarkan oleh bank pelapor tetapi belum menjadi beban periode
akuntansi yang bersangkutan.
10. Biaya dibayar dimuka
Biaya yang telah dibayarkan tetapi belum menjadi beban periode yang bersangkutan, misalnya premi asuransi
dan sewa dibayar di muka.
11. Biaya yang ditangguhkan
Biaya yang telah dibayarkan tetapi belum menjadi biaya bagi bank pelapor pada periode akuntansi yang
bersangkutan karena dianggap memberi manfaat pada periode-periode akuntansi selanjutnya, misalnya biaya
pendirian dan biaya yang dikeluarkan untuk emisi.
12. Talangan dalam rangka program pemerintah
Dana yang dikeluarkan dalam rangka talangan program pemerintah.
13. Lainnya
Semua jenis yang terdapat pada rupa-rupa aset bank pelapor yang tidak dapat digolongkan ke dalam butir 1
sampai dengan 12 di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Golongan status
1. Golongan Status
a. Untuk Jenis Aset Tagihan Lainnya
Untuk jenis aset Tagihan Lainnya, diisi dengan Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga
Bukan Bank.
b. Untuk Jenis Aset selain Tagihan Lainnya
Untuk jenis aset selain Tagihan Lainnya, kolom ini diisi dengan :
i. Penduduk
i.1. Bank Indonesia
i.2. Bank
i.3. Pemerintah Pusat
i.4. Lainnya
298
LBU PER KANTOR
III-187
ii. Bukan Penduduk
ii.1.Bank
ii.2. Lainnya
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Debitur
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
IV. Kategori Portofolio
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
V. Lembaga Pemeringkat
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
VI. Peringkat Perusahaan
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
VII. Tanggal Pemeringkatan
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan.
VIII. Negara Debitur
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IX. Kategori Pengukuran
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Aset Keuangan.
X. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Disisi hanya untuk Rupa-rupa Aset yang memiliki jangka waktu. Apabila tidak memiliki jangka waktu maka jangka
waktu diisi kosong.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu
299
LBU PER KANTOR
III-188
XI. Kualitas
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
XII. Suku Bunga
Diisi hanya untuk Rupa-rupa Aset yang memiliki suku bunga.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
XIII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
XV. Agunan/Jaminan
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XVI. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
1. Secara Individual
2. Secara Kolektif
Khusus diisi untuk jenis aset Tagihan Lainnya.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan.
300
LBU
PER K
AN
TO
R
III-189
Jenis
II III IV V XI
JUMLAH
III.22.3
DAFTAR RINCIAN RUPA-RUPA ASET
JenisValuta
GolonganDebitur/
PihakLainnya
Hubungan
denganBank
Debitur/Pihak Lainnya
NegaraDebitur
Mulai
PeringkatPerusaha
an
KategoriPengukur
an JatuhTempo
JangkaWaktu
SukuBunga
VI
StatusDebitur/
PihakLainnya
TanggalPemeringkatan
VII
Nominal
VIII IX XI
KategoriPortofolio
LembagaPemeringkat Kualitas
XII XIII
301
LBU
PER K
AN
TO
R
III-190
Agunan/Jaminan
XV
Mulai
LembagaPemeringkat
TanggalPemering-
katan
Jenis Valuta
NilaiAgunan
yang dapatdiperhitung
kanJatuh
Tempo
Nilai Agunan/Jaminan
TanggalPenilaian Terakhir
Penerbit Agunan/Jaminan
Peringkat PenerbitAgunan/Jaminan
XIV
Agunan/JaminanJangka Waktu
FORM - 22
22
JenisAgunan/ Jaminan
SifatAgunan/ Jaminan
Cadangan KerugianPenurunan Nilai
SecaraIndvidual
SecaraKolektif
BulanLalu
Jumlah (Biaya Perolehan atau BiayaPerolehan Diamortisasi atau Nilai
Wajar)
Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
XVI
302
LBU PER KANTOR
III-191
III.23.1
SANDI RINCIAN GIRO
I. Jumlah Rekening
II. Jenis
1. Giro yang dapat ditarik sewaktu-waktu 001
2. Giro dalam rangka kustodian 002
3. Giro yang diblokir
a. Dalam rangka escrow account 004
b. Dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan garansi 006
ii. Penerbitan LC 007
iii. Transaksi Derivatif 008
iv. Lainnya 010
c. Dalam rangka agunan tunai (cash collateral) 012
d. Lainnya 009
4. Giro Lainnya 099
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
V. Nasabah
1. Golongan Nasabah
Lihat Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Nasabah
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VI. Negara Nasabah
Lihat Daftar Sandi Negara
VII. Lokasi KC/KCP
Lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia
KOLOM SANDI
303
LBU PER KANTOR
III-192
KOLOM SANDI
VIII. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
IX. Nominal
X. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
304
LBU PER KANTOR
III-193
III.23.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN GIRO
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi giro dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan bank pada tanggal
laporan. Dalam rincian ini termasuk Kredit Yang Diberikan yang bersaldo kredit. Dilaporkan pula pada daftar rincian ini,
giro milik nasabah dalam rangka kustodian dan giro yang diblokir dalam rangka escrow account, setoran jaminan dan
lainnya.
Saldo giro milik bank lain pada bank pelapor, baik bank di dalam negeri maupun bank di luar negeri, dilaporkan pada
Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain (Form-27), dengan jenis Giro (sandi 010).
Dalam hal saldo giro milik nasabah bersaldo debet (terjadi overdraft), harus dilaporkan pada Daftar Rincian Kredit Yang
Diberikan (Form-11) dengan cara pengisian sebagai berikut :
1. Kolom Jenis Kredit diisi dengan Tanpa Perjanjian sub Giro Bersaldo Debet (sandi 80).
2. Kolom Plafon diisi dengan 0.
3. Kolom Nominal diisi dengan jumlah saldo debet giro yang bersangkutan.
KOLOM
I. Jumlah rekening
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah Rekening.Dalam sistem pelaporan ini setiap
rekening giro harus dilaporkan secara individual. Namun, guna penyederhanaan laporan, diperkenankan
menggabungkan rekening-rekening dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Rekening-rekening yang saldonya masing-masing sampai dengan Rp 5.000.000,-atau sampai dengan
USD 500 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lainnya, dan Jenis, Jenis Valuta, Kategori Pengukuran,
Nasabah, Negara Nasabah, dan Lokasi KC/KCP sama, dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom II sampai dengan VII diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom VIII diisi 0.
d. Kolom IX dan X diisi dalam jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
2. Rekening-rekening yang semua rinciannya sama dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom II sampai dengan VIII diisi dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom IX dan X diisi dalam jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
d. Walaupun semua rinciannya sama, penggabungan rekening harus dengan rentang Nominal yang sama,
dengan rentang nominal sebagai berikut :
i. Nominal s.d Rp 100 juta atau s.d. USD 10,000 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lain.
ii. Nominal diatas Rp 100 juta s.d. Rp 1 miliar atau diatas USD 10.000 s.d. USD 100,000 atau ekuivalennya
untuk mata uang asing lain.
iii. Nominal diatas Rp 1 miliar atau diatas USD 100,000 atau ekuivalennya untuk uang asing lain.
II. Jenis
1. Giro yang dapat ditarik sewaktu-waktu
305
LBU PER KANTOR
III-194
2. Giro dalam rangka kustodian
Rekening giro milik nasabah dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar uang dan pasar modal melalui bank
pelapor
3. Giro yang diblokir
a. Dalam rangka escrow account
Rekening giro nasabah untuk menampung peneriman atas transaksi tertentu dan penarikannya hanya
dapat dilakukan dengan suatu syarat tertentu.
b. Dalam rangka setoran jaminan
Rekening giro yang diblokir dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan Garansi
ii. Penerbitan LC
iii. Transaksi Derivatif
iv. Lainnya
c. Dalam rangka agunan tunai (cash collateral)
Rekening giro yang diblokir sebagai agunan pinjaman
d. Lainnya
Rekening giro milik nasabah yang diblokir selain poin a, b dan c di atas.
Dalam hal terdapat 1 (satu) rekening giro memiliki jenis yang berbeda, masing-masing jenis diperlakukan
sebagai 1 (satu) rekening dan dilaporkan secara terpisah. Misalnya, 1 rekening giro yang sebagian saldonya
diblokir dan sisanya dapat ditarik sewaktu-waktu, maka dilaporkan pada baris yang berbeda sesuai dengan
jenisnya. Untuk rekening giro yang saldonya sebagian tersebut diblokir, maka jumlah rekeningnya
diisi 0
4. Lainnya
Antara lain berupa Kredit Yang Diberikan yang bersaldo kredit.
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
V. Nasabah
1. Golongan Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Nasabah.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Nasabah
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
306
LBU PER KANTOR
III-195
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VI. Negara Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VII. Lokasi KC/KCP
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lokasi KC/KCP.
VIII. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
IX. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
X. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
307
LBU
PER K
AN
TO
R
III-196
III.23.3
DAFTAR RINCIAN GIRO
FORM - 23
23
Jenis
II III IV V VIIII
JUMLAH
JenisValuta
Golongan
Nasabah
Hubungan
denganBank
Nasabah
LokasiKC/KCP*) Tingkat
SukuBunga
BulanLalu
JenisSuku
Bunga
Suku Bunga Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Debet Kredit Lainnya Bulan
Laporan
VI
Negaranasabah
JumlahRekening
VII
StatusNasabah
KategoriPengukur
an
Nominal
XIX
308
LBU PER KANTOR
III-197
III.24.1
SANDI RINCIAN TABUNGAN
I. Jumlah Rekening
II. Jenis
1. Tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu 021
2. Tabungan berjangka 022
3. Tabungan yang diblokir
a. Dalam rangka escrow account 023
b. Dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan garansi 024
ii. Penerbitan LC 026
iii. Transaksi Derivatif 027
iv. Lainnya 028
c. Dalam rangka agunan tunai (cash collateral) 031
d. Lainnya 032
4. Lainnya 029
III. Sifat
1 Ada fitur tambahan
a. Asuransi 1
b. Derivatif Melekat/Embedded Derivative 2
c. Asuransi dan Derivatif Melekat 3
b. Lainnya 4
2 Tidak ada fitur tambahan 9
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
VI. Nasabah
1. Golongan Nasabah
Lihat Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Nasabah
a. Perusahaan Induk 1
KOLOM SANDI
309
LBU PER KANTOR
III-198
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Negara Nasabah
Lihat Daftar Sandi Negara
VIII. Lokasi KC/KCP
Lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia
IX. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
X. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
XI. Nominal
XII. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
310
LBU PER KANTOR
III-199
III.24.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN TABUNGAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi tabungan milik pihak ketiga bukan bank, termasuk pula tabungan yang diblokir.
Posisi tabungan milik bank lain pada bank pelapor, baik bank di dalam negeri maupun bank di luar negeri, dilaporkan
pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain (Form-27), dengan jenis Tabungan (sandi 020).
KOLOM
I. Jumlah rekening
Yaitu jumlah dari individual rekening tabungan. Pada prinsipnya dalam kolom ini, rekening tabungan harus dilaporkan
secara individual. Namun, untuk penyederhanaan, pelaporan tersebut dapat dilakukan secara gabungan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Rekening-rekening yang saldonya pada tanggal laporan masing-masing sampai dengan sebesar Rp
5.000.000,-atau sampai dengan sebesar USD 500 atau equivalen untuk mata uang asing lainnya. dan
Jenis, Sifat, Jenis Valuta, Kategori Pengukuran, Nasabah, Negara Nasabah, serta Lokasi KC/KCP-nya
sama, dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom II sampai dengan VIII diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom IX dikosongkan (NULL)
d. Kolom X diisi 0.
e. Kolom XI dan XII diisi dalam jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
2. Rekening-rekening yang semua rinciannya sama dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom II sampai dengan X diisi dengan ciri-ciri rincian yang bersangkutan.
c. Kolom XI dan XII diisi dalam jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
d. Walaupun semua rinciannya sama, penggabungan rekening harus dengan rentang nominal yang sama,
dengan rentang nominal sebagai berikut :
i. Nominal s.d Rp 100 juta atau s.d. USD 10,000 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lain.
ii. Nominal diatas Rp 100 juta s.d. Rp 1 miliar atau diatas USD 10.000 s.d. USD 100,000 atau ekuivalennya
untuk mata uang asing lain.
iii. Nominal diatas Rp 1 miliar atau diatas USD 100,000 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lain.
II. Jenis
1. Tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu
Tabungan dengan frekuensi penarikan tidak dibatasi yang penarikannya dilakukan dengan menggunakan
mesin ATM maupun buku tabungan.
2. Tabungan berjangka
Tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yang telah disepakati. Termasuk
pula dalam jenis ini adalah Tabungan Asuransi Berjangka (TASKA) dan Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH).
Tabungan berjangka yang sudah Jatuh Tempo tetap dilaporkan ke dalam jenis ini.
311
LBU PER KANTOR
III-200
3. Tabungan yang diblokir
a. Dalam rangka escrow account
Rekening tabungan nasabah untuk menampung peneriman atas transaksi tertentu dan penarikannya
hanya dapat dilakukan dengan suatu syarat tertentu.
b. Dalam rangka setoran jaminan
Rekening tabungan yang diblokir dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan Garansi
ii. Penerbitan LC
iii. Transaksi Derivatif
iv. Lainnya
c. Dalam rangka agunan tunai (cash collateral)
Rekening tabungan yang diblokir sebagai agunan pinjaman
d. Lainnya
Rekening tabungan milik nasabah yang diblokir selain poin a, b dan c di atas.
4. Lainnya
Tabungan yang tidak dapat digolongkan pada jenis 1, 2 dan 3 di atas.
Dalam hal terdapat 1 (satu) rekening tabungan memiliki jenis yang berbeda, masing-masing jenis
diperlakukan sebagai 1 (satu) rekening dan dilaporkan secara terpisah. Misalnya, 1 Rekening Tabungan
yang sebagian saldonya diblokir dan sisanya dapat ditarik sewaktu-waktu, maka dilaporkan pada baris
yang berbeda sesuai dengan jenisnya. Untuk rekening tabungan yang saldonya sebagian tersebut di
blokir, maka jumlah rekeningnya diisi 0
III. Sifat
1. Ada Fitur Tambahan
a. Asuransi
Tabungan yang didalamnya mengandung fitur asuransi
b. Derivatif melekat/Embedded Derivative
Tabungan yang didalamnya mengandung unsur derivatif melekat sehingga tingkat pengembalian tabungan
akan dikaitkan juga dengan underlying dari derivatif melekat tersebut.
c. Asuransi dan Derivatif melekat.
d. Lainnya
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
VI. Nasabah
1. Golongan Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Nasabah.
312
LBU PER KANTOR
III-201
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan dengan Bank.
3. Status Pemilik
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Negara Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara Debitur/Pihak Lawan/Penerbit/Tujuan/Pemilik/
Pemegang Saham/Pemberi Modal Sumbangan/Pihak Penyetor.
VIII. Lokasi KC/KCP
Lihat Penjelasan Umum Daftar Rincian tentang Lokasi KC/KCP.
IX. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Untuk jenis tabungan yang tidak memiliki jangka waktu, kolom ini dikosongkan (NULL).
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
Apabila pada tanggal laporan, terdapat Tabungan Berjangka yang sudah Jatuh Tempo dan belum diambil
oleh pemiliknya atau dipindahkan ke rekening lain, tabungan tersebut tetap dilaporkan sebagai jenis Tabungan
Berjangka, dengan kolom jangka waktu kosongkan (Null).
X. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
Dalam hal dalam satu rekening diberikan suku bunga yang berbeda, suku bunga yang dilaporkan adalah
suku bunga per tahun tertinggi yang diberikan kepada rekening tabungan yang bersangkutan.
XI. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XII. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
313
LBU
PER K
AN
TO
R
III-202
I
JUMLAH
III.24.3
DAFTAR RINCIAN TABUNGAN
IX
Jenis JenisValuta Golongan
Nasabah
Hubungandengan
Bank
Nasabah
LokasiKC/
KCP*) Tingkat
SukuBunga
BulanLalu
JenisSuku
Bunga
Suku Bunga Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atauNilai Wajar)
Debet
NegaraJumlahRekening
Sifat
II III IV V VI VII VIII
StatusNasabah
Kredit Lainnya
FORM - 24
24
BulanLaporan
Nominal
KategoriPengukur
an Mulai Jatuh
Tempo
Jangka Waktu
X XI XII
314
LBU PER KANTOR
III-203
III.25.1
SANDI RINCIAN SIMPANAN BERJANGKA
I. Jumlah Rekening
II. Jenis
1. Deposit on call 025
2. Deposito berjangka 030
3. Sertifikat deposito 035
4. Deposito berjangka/Sertifikat Deposito yang diblokir
a. Dalam rangka escrow account 036
b. Dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan garansi 038
ii. Penerbitan LC 032
iii. Transaksi Derivatif 033
iv. Lainnya 034
c. Dalam rangka cash collateral 048
d. Lainnya 049
5. Lainnya 039
III. Sifat
1. Ada fitur tambahan
a. Asuransi 1
b. Derivatif Melekat/Embedded Derivative 2
c. Asuransi dan Derivatif Melekat 3
d. Lainnya 4
2. Tidak ada fitur tambahan 9
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
VI. Nasabah
1. Golongan Nasabah
Lihat Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Nasabah
KOLOM SANDI
315
LBU PER KANTOR
III-204
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Negara Nasabah
Lihat Daftar Sandi Negara
VIII. Lokasi KC/KCP
Lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia
IX. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTTT
X. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
XI. Nominal
XII. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
316
LBU PER KANTOR
III-205
III.25.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN SIMPANAN BERJANGKA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi simpanan berjangka dalam rupiah dan valuta asing milik pihak ketiga bukan
bank pada tanggal laporan. Simpanan berjangka milik nasabah yang diblokir untuk tujuan apapun, tetap dilaporkan
pada daftar rincian ini.
KOLOM
I. Jumlah Rekening
Yaitu jumlah dari bilyet simpanan berjangka. Pada prisipnya dalam kolom ini simpanan berjangka harus dilaporkan
secara individual. Namun, untuk penyederhanaan, pelaporan tersebut dapat dilakukan secara gabungan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Rekening-rekening yang saldonya pada tanggal laporan masing-masing sampai dengan sebesar Rp 5.000.000,-
atau sampai dengan ekuivalen USD 500 dan Jenis, Sifat, Jenis Valuta, Kategori Pengukuran, Pemilik, Negara
Pemilik serta Lokasi KC/KCP-nya sama, dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom IV cukup diisi sandi IDR untuk simpanan berjangka dengan jenis valuta rupiah dan sandi USD
untuk simpanan berjangka dengan jenis valuta asing.
c. Kolom II, III, V, VI, VII, dan VIII diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
d. Kolom IX dikosongkan (NULL)
e. Kolom X diisi dengan angka 0.
f. Kolom XI dan XII diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
2. Rekening-rekening yang semua rinciannya sama, dilaporkan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom II sampai dengan X diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom XI dan XII diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
d. Walaupun semua rinciannya sama, penggabungan rekening harus dengan rentang nominal yang sama,
dengan rentang nominal sebagai berikut :
i. Nominal s.d Rp 100 juta atau s.d. USD 10,000 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lain.
ii. Nominal diatas Rp 100 juta s.d. Rp 1 miliar atau diatas USD 10.000 s.d. USD 100,000 atau ekuivalennya
untuk mata uang asing lain.
iii. Nominal diatas Rp 1 miliar atau diatas USD 100,000 atau ekuivalennya untuk mata uang asing lain.
II. Jenis
Pengertian/definisi dari setiap jenis di bawah ini dapat dilihat pada Daftar Istilah, kecuali dijelaskan secara khusus.
1. Deposit on call
2. Deposito berjangka
3. Sertifikat deposito
4. Deposito Berjangka/Sertifikat Deposito yang diblokir
317
LBU PER KANTOR
III-206
a. Dalam rangka escrow account
Rekening deposito berjangka nasabah untuk menampung peneriman atas transaksi tertentu dan
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan suatu syarat tertentu.
b. Dalam rangka setoran jaminan
Rekening deposito berjangka yang diblokir dalam rangka setoran jaminan
i. Penerbitan Garansi
ii. Penerbitan LC
iii. Transaksi Derivatif
iv. Lainnya
c. Dalam rangka cash collateral
Rekening deposito berjangka yang diblokir sebagai agunan pinjaman
d. Lainnya
Rekening deposito berjangka milik nasabah yang diblokir selain poin a, b dan c di atas.
5. Lainnya
III. Sifat
1. Ada Fitur Tambahan
a. AsuransiSimpanan berjangka yang didalamnya mengandung fitur asuransi.
b. Derivatif melekat/Embedded Derivative
Simpanan berjangka yang didalamnya mengandung unsur derivatif melekat sehingga tingkat pengembalian
simpanan berjangka akan dikaitkan juga dengan underlying dari derivatif melekat tersebut.
c. Asuransi dan Derivatif melekat
d. Lainnya
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
VI. Pemilik
1. Golongan Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Nasabah.
Khusus untuk jenis Sertifikat Deposito, kolom Golongan Nasabah diisi dengan nasabah pertama pada
saat sertifikat deposito diterbitkan. Dalam hal sertifikat deposito yang diterbitkan oleh bank pelapor dan
Nasabah yang pertama kali adalah bank lain, dilaporkan dalam Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank
Lain.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
318
LBU PER KANTOR
III-207
3. Status Nasabah
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Negara Nasabah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
Khusus untuk jenis Sertifikat Deposito, kolom Negara nasabah diisi dengan negara pembeli/nasabahpertama
pada saat sertifikat deposito diterbitkan.
VIII. Lokasi KC/KCP
Lihat Penjelasan Umum Daftar Rincian tentang Lokasi KC/KCP.
IX. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
Untuk jenis deposit on call diisi dengan syarat jangka waktu call-nya.
Apabila pada tanggal laporan, terdapat simpanan berjangka yang sudah jatuh waktu namun belum di rollover
atau belum diambil, oleh pemiliknya atau dipindahkan kerekening lain, kolom mulai dan jatuh tempo
dikosongkan (Null)
X. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
XI. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XII. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
319
LBU
PER K
AN
TO
R
III-208
I
JUMLAH
III.25.3
DAFTAR RINCIAN SIMPANAN BERJANGKA
IX
Jenis JenisValuta Golongan
Nasabah
Hubungandengan
Bank
Nasabah
LokasiKC/KCP
TingkatSuku
Bunga
BulanLalu
JenisSuku
Bunga
Suku Bunga Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atauNilai Wajar)
Debet Kredit
NegaraNasabah
JumlahRekening
Sifat
Lainnya
II III IV V VI VII VIII
Jangka Waktu
MulaiJatuhTempo
X
StatusNasabah
FORM - 25
25
BulanLaporan
XI
NominalKategoriPengukur
an
XII
320
LBU PER KANTOR
III-209
III.26.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK INDONESIA
I. Jenis
1. Overdraft giro pada Bank Indonesia 10
2. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
a. Dalam rangka Kredit Usaha Kecil (KUK)
i. Pelimpahan penerusan KLBI 15
ii. Penarikan kembali penerusan KLBI 16
iii. Lainnya 19
b. Bukan dalam rangka Kredit Usaha Kecil (KUK) 25
3. Pinjaman Two Step Loan (TSL) 40
4. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek 45
5. Dalam rangka talangan utang dan perdagangan luar negeri 60
6. Dalam rangka operasi moneter 80
7. Lainnya 99
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
IV. Suku Bunga/Diskonto
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Nominal
VII. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
KOLOM SANDI
321
LBU PER KANTOR
III-210
III.26.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi seluruh kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada Bank
Indonesia. Termasuk dalam kewajiban ini adalah sisa fasilitas yang diterima bank pelapor dari Bank Indonesia melalui
penjualan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
KOLOM
I. Jenis
Jenis ini dirinci atas :
1. Overdraft giro pada Bank Indonesia
2. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
Pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia berupa kredit likuiditas atau kredit langsung dan atas kredit
tersebut bank pelapor menanggung resiko. Termasuk pula dalam jenis ini adalah pinjaman yang diterima dari
Bank Indonesia dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah, dan atas pemberian kredit tersebut bank
pelapor tidak menanggung risiko tetapi dananya belum disalurkan kepada debitur.
a. Dalam rangka Kredit Usaha Kecil (KUK)
i. Pelimpahan penerusan KLBI
Dana yang diterima dari Bank Indonesia namun belum disalurkan kepada nasabah dan atas dana
yang telah disalurkan tersebut bank pelapor tidak menanggung risiko.
ii. Penarikan kembali penerusan KLBI
Penerimaan angsuran/pelunasan dari nasabah atas penyaluran KLBI dimana bank pelapor tidak
menanggung risiko, namun dana tersebut belum ditarik oleh Bank Indonesia.
iii. Lainnya
Pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia untuk disalurkan kepada nasabah KUK dan atas penyaluran
tersebut bank pelapor menanggung risiko.
b. Bukan dalam rangka Kredit Usaha Kecil (KUK)
Pinjaman yang diterima dari Bank Indonesia untuk disalurkan kepada nasabah bukan KUK dan atas
penyaluran tersebut bank pelapor menanggung risiko. Dalam jenis ini termasuk kredit langsung dari Bank
Indonesia.
3. Pinjaman Two Step Loan (TSL)
Pinjaman yang diterima melalui Bank Indonesia yang sumber dananya berasal dari luar negeri untuk
disalurkan kepada nasabah bank pelapor. Atas penyaluran kredit tersebut bank pelapor menanggung
risiko. Pinjaman two step loan yang disalurkan kepada nasabah atas proyek yang telah ditentukan oleh
pemerintah dan atas penyaluran tersebut bank pelapor tidak menanggung risiko tidak termasuk dalam
jenis ini, namun dilaporkan pada Daftar Rincian Penerusan Kredit.
322
LBU PER KANTOR
III-211
4. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
Pinjaman atau fasilitas pendanaan jangka pendek dari Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Ketentuan
Bank Indonesia tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum.
5. Dalam rangka talangan utang dan perdagangan luar negeri
Fasilitas dana talangan yang diterima dari Bank Indonesia dalam rangka pembayaran kewajiban bank
pelapor kepada luar negeri.
6. Dalam rangka operasi moneter
Transaksi dalam rangka Operasi Pasar Terbuka (OPT) untuk menambah likuiditas perbankan yang dilakukan
sewaktu-waktu oleh Bank Indonesia apabila diperlukan untuk mempengaruhi likuiditas perbankan secara
jangka pendek pada waktu, jumlah, dan harga transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
7. Lainnya
Semua jenis kewajiban bank pelapor kepada Bank Indonesia yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
jenis 1 sampai dengan 6 di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
IV. Suku Bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
V. Jangka Waktu
Yaitu batas waktu yang diperjanjikan.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VI. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
VII. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
323
LBU PER KANTOR
III-212
Jenis
II III IV V
FORM - 26
26
I
JUMLAH
III.26.3
DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK INDONESIA
MulaiJatuh
Tempo
Suku Bunga /Diskonto
Jangka Waktu
JenisValuta
Jumlah (Biaya
Perolehan
Diamortisasi atauNilai Wajar)
KategoriPengukuran
VI
Nominal
VII
324
LBU PER KANTOR
III-213
III.27.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK LAIN
I. Bank
1. Sandi Bank
Lihat Daftar Sandi Bank
2. Hubungan Dengan Bank
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
3. Status
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Jenis
1. Giro 010
2. Interbank call money 015
3. Tabungan 020
4. Deposit on call 025
5. Deposito berjangka 030
6. Sertifikat Deposito 035
7. Margin Deposit 040
8. Setoran jaminan 045
9. Lain-lain 099
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Suku bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a Fixed 1
b Variabel 2
KOLOM SANDI
325
LBU PER KANTOR
III-214
KOLOM SANDI
c Tidak ada 0
VII. Negara Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Negara
VIII. Nominal
IX. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
326
LBU PER KANTOR
III-215
III.27.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK LAIN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi kewajiban bank pelapor kepada bank lain dalam rupiah dan valuta asing baik
kepada bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun diluar Indonesia. Termasuk pula dalam pengertian
ini adalah kewajiban bank pelapor kepada Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dalam sistem pelaporan ini, rekening kewajiban kepada bank lain harus dilaporkan secara individual. Untuk
penyederhanaan laporan, bank dapat melaporkan rekening secara gabungan dengan syarat semua rincian rekeningnya
sama dan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan sandi bank yang melakukan penanaman atau memiliki tagihan pada bank pelapor
b. Kolom II sampai dengan VII diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang bersangkutan.
c. Kolom VIII dan IX diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan
KOLOM
I. Bank
1. Sandi Bank
Yaitu sandi bank lain yang mempunyai tagihan kepada bank pelapor, baik bank yang melakukan kegiatan
operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Sandi bank dimaksud adalah:
a. Bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, lihat Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank di Indonesia.
Misalnya, Standard Chartered Bank (sandi 050), BCA (sandi 014) dan BPR (sandi 600).
b. Bank nasional yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, lihat Daftar Sandi Bank sub Sandi
Bank Nasional Yang Beroperasi Di Luar Indonesia. Misalnya, Bank Niaga-Cayman Island (sandi 770), Bank
Mandiri Tokyo (sandi 706).
c. Bank lain bukan bank nasional yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, lihat Daftar Sandi
Bank sub Sandi Bank Lainnya di luar Indonesia, yaitu Bank Lainnnya-Prime Bank terkait dengan bank di
Luar Indonesia (sandi 794).
Khusus untuk jenis Sertifikat Deposito, kolom Sandi Bank diisi dengan sandi bank lain yang merupakan pembeli/
pemilik pertama pada saat sertifikat deposito diterbitkan.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
327
LBU PER KANTOR
III-216
II. Jenis
Yaitu bentuk kewajiban bank pelapor, terdiri dari:
i. Giro
ii. Interbank call money
iii. Tabungan
iv. Deposit on call
v. Deposito berjangka
vi. Sertifikat deposito
vii. Margin Deposit
viii.Setoran jaminan
Dana yang diterima dari bank lain sebagai setoran jaminan, antara lain dalam rangka transaksi perdagangan
ix. Lain-lain
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
V. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VI. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto. Apabila kewajiban kepada
bank lain ini tidak diberikan suku bunga, kolom tingkat suku bunga diisi 00,00, sedangkan jenis suku bunga
diisi 0.
VII. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Negara Pemilik tentang Negara.
Khusus untuk jenis Sertifikat Deposito, kolom Negara Pihak Lawan diisi dengan negara pembeli/pemilik
pertama pada saat Sertifikat Deposito diterbitkan.
VIII. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Nominal tentang Nominal.
IX. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
Saldo ini tidak dapat saling hapus atau offset dengan penempatan dana bank pelapor pada bank yang sama.
328
LBU
PER K
AN
TO
R
III-217
Jenis
II III IV V VII
JUMLAH
III.27.3
DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN KEPADA BANK LAIN
JenisVaaluta
NegaraPihak
Lawan
Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atauNilai Wajar)
BulanLalu
Debet Kredit Lainnya BulanLaporan
VII
FORM - 27
27
JenisSuku Bunga
TingkatSuku Bunga
Suku BungaJangkaWaktu
Mulai JatuhTempo
Bank
Hub.Dgn.Bank
Status
KategoriPengukur
an
Nominal
VIII IX
Sandi
329
LBU PER KANTOR
III-218
III.28.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN SPOT DAN DERIVATIF
I. Nomor Referensi Transaksi
II. Jenis
1. Forward 01
2. Future 03
3. Swap 04
4. Option
a. Call 05
b. Put 06
c. Lainnya 07
5. Spot 08
6. Lainnya 20
7. Penyesuaian atas nilai wajar (bid - ask spread adjustment) 21
III. Kontrak
1. Jual 1
2. Beli 2
3. Kontrak Swap 0
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Variabel Yang Mendasari (Underlying Variable)
1. Nilai tukar (currency) 1
2. Suku bunga (interest rate) 2
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga 3
4. Lainnya 9
VI. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan Bank 1
b. Tidak terkait dengan Bank 2
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Negara Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Negara
KOLOM SANDI
330
LBU PER KANTOR
III-219
VIII. Jumlah Kewajiban Spot dan Derivatif
1. Bulan Lalu
2. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
331
LBU PER KANTOR
III-220
III.28.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN
KEWAJIBAN SPOT DAN DERIVATIF
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh kewajiban dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga
bukan bank yang merupakan potensi kerugian berdasarkan proses valuasi atas perjanjian/kontrak derivatif yang
mencerminkan selisih negatif antara nilai kontrak dengan nilai wajar dari suatu transaksi spot dan derivatif pada
tanggal laporan.
KOLOM
I. Nomor Referensi Transaksi
II. Jenis
1. Forward
Transaksi pembelian atau penjualan suatu mata uang dengan mata uang lainnya atau instrumen keuangan
lainnya pada harga yang ditetapkan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal tertentu pada
masa yang akan datang.
2. Future
Transaksi jual beli di bursa berjangka untuk menyerahkan komoditas (khusus untuk Perusahaan Anak) atau
instrumen keuangan dengan mengikuti persyaratan standar yang ditetapkan, yaitu: spesifikasi produk, kualitas,
jumlah kontrak, harga yang disepakati, dan tanggal penyerahan.
3. Swap
Transaksi swap antara lain meliputi:
a. Swap Valuta (Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar
pada masa yang akan datang.
b. Swap Suku Bunga (Interest Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran kewajiban (obligation) pembayaran
bunga yang berbeda sifatnya yang didasarkan pada tingkat suku bunga tertentu yang telah disepakati
tanpa pertukaran prinsipal.
c. Swap Valuta dan Suku Bunga (Cross Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya serta pertukaran kewajiban pembayaran bunga atas dasar nilai tukar dan suku bunga yang disepakati
dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar dan suku bunga dengan pertukaran prinsipal.
4. Option
Transaksi yang memberikan hak kepada pembeli (holder) dan kewajiban bagi penjual (writer) untuk melakukan
pembelian atau penjualan pada periode tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
332
LBU PER KANTOR
III-221
Termasuk pula dilaporkan di sini transaksi back to back option.
a. Call
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk membeli instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
b. Put
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk menjual instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
c. Lainnya
5. Spot
Perjanjian jual/beli valuta asing secara tunai dengan penyerahan atau penyelesaian transaksi tidak lebih dari 2
(dua) hari kerja.
6. Lainnya
Jenis transaksi derivatif yang tidak dapat digolongkan pada jenis 1 sampai 5 di atas.
7. Penyesuaian atas nilai wajar (bid ask spread adjustment)
Merupakan penyesuaian yang harus dilakukan jika bank tidak menggunakan harga penawaran (bid price)
atau harga permintaan (ask price) dalam mengukur nilai wajar sesuai PSAK mengenai instrumen keuangan
dan PAPI, melainkan menggunakan nilai tengah (mid price), kecuali untuk kondisi dimana penggunaan mid
price diperbolehkan.
III. Kontrak
Untuk transaksi swap, kolom Kontrak di isi 0.
1. Jual
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak penjualan derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai penjual (writer).
2. Beli
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak pembelian derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai pembeli (holder).
IV. Jenis Valuta
Valuta yang digunakan dalam transaksi derivatif. Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Variabel yang mendasari
1. Nilai tukar (currency)
2. Suku Bunga (interest rate)
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga
4. Komoditas
5. Ekuitas
6. Lainnya
Khusus angka 4 dan 5 adalah untuk LBU Perusahaan Anak.
VI. Pihak Lawan
Yaitu bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
333
LBU PER KANTOR
III-222
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VIII. Jumlah Kewajiban Spot dan Derivatif
Lihat Penjelasan Pos-pos Neraca Bulanan tentang Kewajiban Spot dan Derivatif.
1. Bulan Lalu
2. Bulan Laporan
334
LBU
PER K
AN
TO
R
III-223
Jenis
II III IV V VII
JUMLAH
I I I . 28 .3
DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN SPOT DAN DERIVATIF
JenisValuta
NegaraPihak Lawan
Jumlah Kewajiban Spot dan Derivatif
NomorReferensiTransaksi Bulan Lalu
VIII
Pihak LawanVariabel Yang
Mendasari
(Underlying
Variable)
Kontrak
VII
GolonganPihak Lawan
Hubungandengan
Bank
StatusPihak Lawan Bulan Laporan
FORM - 28
28
335
LBU PER KANTOR
III-224
III.29.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN ATAS SURAT
BERHARGA YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI (REPO)
I. Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
c. Promes 051
d. Wesel
i. Wesel ekspor 055
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 057
iii. Lainnya 059
e. Commercial Papers (CP) 060
f. Medium Term Notes (MTN) 061
g. Floating Rate Notes (FRN) 062
h. Credit Linked Notes 063
i. Lainnya 069
2 Surat Berharga Pasar Modal
a. Reksadana 081
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum 082
ii. Obligasi Negara (ON) 086
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
iv. Subordinasi 088
v. Lainnya 083
c. Efek beragun aset 084
d. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
IV. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
KOLOM SANDI
336
LBU PER KANTOR
III-225
KOLOM SANDI
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Negara Pihak Lawan
VI. Negara Penerbit
VII. Jangka Waktu Repo
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VIII. Suku Bunga/Diskonto
IX. Nominal
X. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Posisi bulan lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Posisi bulan laporan
XI. Status
1. Transaksi Short Sale 1
2. Transaksi Non Short Sale 2
337
LBU PER KANTOR
III-226
III.29.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN ATAS SURAT BERHARGA
YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI (REPO)
Pada daftar rincian ini dilaporkan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga
bukan bank yang berasal dari kontrak penjualan surat berharga dengan janji dibeli kembali (repo).
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening surat berharga harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan
laporan, pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Kolom I sampai dengan VIII, dan XI diisi dengan ciri-ciri yang sama dari rincian yang bersangkutan.
b. Kolom IX dan X dengan jumlah rupiah dari surat berharga yang digabungkan.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu bentuk surat berharga yang dijual oleh bank pelapor dengan janji dibeli kembali.
1. Surat berharga pasar uang
a. Sertifikat Bank Indonesia
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang.
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
c. Promes
Surat sanggup/janji tak besyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal dan tempat yang
telah ditentukan kepada pihak ketiga atau penggantinya
d. Wesel
i. Wesel ekspor
ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
Wesel dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank pelapor dalam rangka transaksi perdagangan
dalam negeri sebagaimana diatur dalam Ketentuan Bank Indonesia mengenai surat kredit berdokumen
dalam negeri.
iii. Lainnya
Wesel yang dimiliki oleh bank pelapor selain wesel ekspor dan SKBDN. Dalam pengertian ini, pihak
tertarik atau yang mempunyai kewajiban kepada bank pelapor adalah pihak ketiga bukan bank.
e. Surat Berharga Komersial (CP)
f. Medium Term Notes (MTN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
338
LBU PER KANTOR
III-227
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu
yang telah ditentukan.
g. Floating Rate Notes (FRN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan. Pada notes jenis ini, tingkat bunga atau kupon ratenya dapat diubah/direview/
ditinjau secara periodik selama masa berlakunya notes berdasarkan benchmark/formula yang telah
ditentukan.
h. Credit Linked Notes
Salah satu jenis instrumen kredit Derivatif dimana bank sebagai penjual proteksi (protection seller) membeli
surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli proteksi (protection buyer) dengan aset keuangan referensi
tertentu yang mendasari surat berharga tersebut (underlying reference assets).
i. Lainnya
2. Surat berharga pasar modal
a. Reksadana
Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang pasar modal.
b. Obligasi
i. Dalam rangka program rekapitalisasi bank umum
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat dalam rangka program rekapitalisasi bank umum.
Pada jenis ini termasuk obligasi dalam rangka program rekapitalisasi bank umum yang dibeli dari
pasar sekunder.
ii. Obligasi Negara (ON)
Surat utang negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau
dengan pembayaran bunga secara diskonto.
iii. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui
agen penjual.
iv. Subordinasi
Obligasi yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
v. Lainnya
Jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh bank dan pihak ketiga bukan bank selain butir i s.d. iv di
atas.
c. Efek Beragun Aset
Surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur
asal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas
sekuritisasi aset
339
LBU PER KANTOR
III-228
d. Lainnya
Surat berharga pasar modal yang dimiliki oleh bank pelapor selain jenis a sampai dengan c di atas.
3. Lain-lain
Surat berharga milik bank pelapor selain jenis 1 dan 2 tersebut di atas.
II. Jenis Valuta
Adalah jenis valuta kewajiban repo.Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
IV. Pihak Lawan
Yaitu bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi repo dengan bank pelapor.
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
V. Negara Pihak Lawan
Adalah negara Pihak Lawan dalam transaksi repo.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VI. Negara Penerbit
Adalah negara Penerbit dari Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VII. Jangka Waktu Repo
Yaitu jangka waktu kontrak repo sesuai perjanjian dengan Pihak Lawan.
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VIII. Suku Bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga. Apabila surat berharga tersebut tidak diberikan
suku bunga, kolom ini diisi dengan 00,00
IX. Nominal
Yaitu nilai tunai yang akan dibayarkan pada saat berakhirnya kontrak/perjanjian penjualan surat berharga
dengan janji dibeli kembali.
340
LBU PER KANTOR
III-229
X. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar)
XI. Status
1. Transaksi Short Sale
Kewajiban yang timbul dari penjualan surat berharga repo dengan syarat dibeli kembali oleh bank yang
memiliki tagihan reverse repo kepada pihak ketiga lainnya.
2. Transaksi Non Short Sale
341
LBU
PER K
AN
TO
R
III-230
III.29.3
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN PEMBELIAN KEMBALI SURAT
BERHARGA YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBLI (REPO)
III IV VI VII VIII IX X
GolonganPihakLawan
NegaraPenerbit
Jumlah
NominalHubungandengan
Bank
Pihak LawanJangka Waktu
Repo
MulaiJatuhTempo
BulanLalu
Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi)
Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
V
Status
FORM - 29
29
I II
JenisJenis
ValutaStatusPihakLawan
SukuBunga/
Diskonto
NegaraPihakLawan
KategoriPengukuran
XI
342
LBU PER KANTOR
III-231
III.30.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN AKSEPTASI
I. Jenis
1. Wesel a/d L/C luar negeri 055
2. Wesel a/d L/C dalam negeri 057
3. Lainnya 099
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
IV. Pihak Penagih
1. Golongan Pihak Penagih
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pihak Penagih
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Negara Pihak Penagih
Lihat Daftar Sandi Negara
VI. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
VII. Suku Bunga/Diskonto
VIII. Nominal
IX. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
343
LBU PER KANTOR
III-232
III.30.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN AKSEPTASI
Pada daftar rincian ini dilaporkan jumlah kewajiban bank pelapor kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang
timbul karena akseptasi wesel atas dasar L/C berjangka. Dalam jenis ini yang dilaporkan adalah nilai wesel atas dasar
L/C berjangka yang diaksep.
KOLOM
I. Jenis
1. Wesel a/d L/C luar negeri
Adalah alat penarikan pembayaran yang diterbitkan oleh eksportir atas dasar L/C luar negeri.
2. Wesel a/d L/C dalam negeri (SKBDN)
Adalah alat penarikan pembayaran yang diterbitkan oleh eksportir atas dasar Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri (SKBDN).
3. Lainnya
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
IV. Pihak Penagih
Adalah pihak yang menagih pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas dasar L/C dengan akseptasi (Acceptance
L/C).
1. Golongan Pihak Penagih
Sandi golongan penagih, lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan bank.
3. Status Pihak Penagih
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
V. Negara Pihak Penagih
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VI. Jangka Waktu
Yaitu jangka waktu akseptasi.
344
LBU PER KANTOR
III-233
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VII. Suku Bunga/Diskonto
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto. Apabila tagihan akseptasi tidak
diberikan suku bunga, kolom ini diisi dengan 00,00.
VIII. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
IX. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
345
LBU
PER K
AN
TO
R
III-234
III.30.3
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN AKSEPTASI
SukuBunga /Diskonto
III IV VI VII
GolonganPenagih
NegaraPenagih
Jumlah
Hubungandengan
Bank
Penagih Jangka Waktu
MulaiJatuh
Tempo
BulanLalu
Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
V
FORM - 30
30
StatusPihak
Penagih
I II
JenisJenis
ValutaNominal
KategoriPengukur
an
VIII IX
346
LBU PER KANTOR
III-235
III.31.1
SANDI RINCIAN SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
I. Jenis
1. Surat Berharga Pasar Uang
a. Promes 051
b. Medium Term Notes (MTN) 061
c. Floating Rate Notes (FRN) 062
d. Credit Linked Notes 063
e. Lainnya 069
2. Surat Berharga Pasar Modal
a. Obligasi 071
b. Obligasi Subordinasi
i. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
i.1 Kumulatif 072
i.2 Non Kumulatif 073
ii. Dengan Jangka Waktu (Dated)
ii.1 Kumulatif 074
ii.2 Non Kumulatif 075
c. Lainnya 089
3. Lain-lain 099
II. Sifat
1. Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 1
b. Opsi Jual (Put Option) 2
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
i. Mandatory 3
ii. Tidak Mandatory 4
d. Lainnya 8
2. Tidak ada fitur tambahan 9
III. Status
1. Junior 1
2. Senior 2
3. Lainnya 9
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
KOLOM SANDI
347
LBU PER KANTOR
III-236
V. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
VI. Pembeli
1. Golongan Pembeli
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pembeli
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Negara Pihak Pembeli
Lihat Daftar Sandi Negara
VIII. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
IX. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
X. Nominal
XI. Premium/Diskonto
XII. Jumlah (Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Posisi bulan lalu
2. Debet
a. Pelunasan
b. Pembelian Kembali
3. Kredit
4. Lainnya
5. Posisi bulan laporan
KOLOM SANDI
348
LBU PER KANTOR
III-237
III.31.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh posisi surat pengakuan hutang jangka pendek dan jangka panjang dalam
rupiah maupun valuta asing baik atas nama maupun atas unjuk yang diterbitkan oleh bank pelapor yang dibeli atau
dimiliki oleh bank dan pihak ketiga bukan bank. Untuk surat berharga yang diterbitkan atas unjuk, kolom Golongan
Pemilik diisi dengan pembeli (investor) pertama pada saat surat berharga diterbitkan.
Surat berharga yang telah diterbitkan dan kemudian dibeli kembali oleh bank pelapor di pasar sekunder, tidak boleh
dilaporkan pada Daftar Rincian Surat Berharga (Form-07), melainkan harus mengurangi outstanding surat berharga
yang diterbitkan tersebut.
KOLOM
I. Jenis
1. Surat berharga pasar uang
a. Promes
Surat sanggup/janji tak besyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal dan tempat yang
telah ditentukan kepada pihak ketiga atau penggantinya.
b. Medium Term Notes (MTN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan.
c. Floating Rate Note (FRN)
Surat berharga pasar uang yang dapat diperdagangkan dan merupakan surat hutang jangka menengah
(umumnya 1 s.d 5 tahun) yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang
telah ditentukan. Pada notes jenis ini, tingkat bunga atau kupon rate-nya dapat diubah/direview/ditinjau
secara periodik selama masa berlakunya notes berdasarkan benchmark/formula yang telah ditentukan.
d. Credit Linked Notes
Salah satu jenis instrumen kredit Derivatif dimana bank sebagai penjual proteksi (protection seller) membeli
surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli proteksi (protection buyer) dengan aset keuangan referensi
tertentu yang mendasari surat berharga tersebut (underlying reference assets).
e. Lainnya
Surat berharga pasar uang lainnya yang diterbitkan oleh bank pelapor yang tidak dapat digolongkan
dalam jenis surat berharga di atas.
2. Surat berharga pasar modal
a. Obligasi
b. Obligasi Subordinasi
Obligasi yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
349
LBU PER KANTOR
III-238
i. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
i.1. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam
keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga
tersebut.
i.2. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode
jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan
pembayaran bunga tersebut.
ii. Dengan Jangka Waktu (Dated)
ii.1.Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam
keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga
tersebut.
ii.2.Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode
jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan
pembayaran bunga tersebut.
c. Lainnya
3. Lain-lain
II. Sifat
1. Ada Fitur Tambahan
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada penerbit surat berharga untuk
melunasi atau membeli kembali surat berharga sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada pembeli surat beharga untuk
meminta pelunasan atau menjual kembali surat berharga kepada penerbit sebelum jatuh tempo pada
harga yang telah disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada surat berharga yang memberikan hak kepada pembeli surat berharga untuk
mengkonversi surat berharga ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan
harga konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
350
LBU PER KANTOR
III-239
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
III. Status
1. Junior
Jika surat berharga memberikan hak kepada pembeli untuk menerima pembayaran setelah pembeli surat
berharga yang bersifat senior.
2. Senior
Jika surat berharga memberikan hak pertama bagi pembeli untuk menerima pembayaran.
3. Lainnya
Jika surat berharga tidak memiliki status junior atau senior.
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
VI. Pembeli
1. Golongan Pembeli
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Pembeli.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan bank.
3. Status Pembeli
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank
VII. Negara Pihak Pembeli
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VIII. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
IX. Suku Bunga/Diskonto
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
351
LBU PER KANTOR
III-240
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.Apabila surat berharga tidak
diberikan suku bunga, kolom tingkat suku bunga diisi dengan 00,00, sedangkan jenis suku bunga diisi 0.
X. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
XI. Premium/Diskonto
Yaitu sisa premium/diskonto dalam rupiah atau valuta asing yang belum diamortisasi.
XII. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Posisi Bulan Lalu
2. Debet
a. Pelunasan
b. Pembelian Kembali
3. Kredit
4. Lainnya
5. Posisi Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar).
352
LBU
PER K
AN
TO
R
III-241
I
JUMLAH
III.31.3
DAFTAR RINCIAN SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
IX
Jenis JenisValuta Golongan
Pembeli
Hubungan
denganBank
Pembeli
TingkatSuku
Bunga
BulanLalu
JenisSuku
Bunga
Suku Bunga/Diskonto
Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi/Nilai Wajar)
Kredit
NegaraPihak
Pembeli
Sifat
II III IV V VI VII VIII
Jangka Waktu
MulaiJatuhTempo
X
StatusNominal
Premium/Diskonto
PelunasanPembelianKembali
Debet
XI
StatusPembeli Lainnya
BulanLaporan
FORM - 31
31
KategoriPengukur
an
XII
353
LBU PER KANTOR
III-242
III.32.1
SANDI RINCIAN PINJAMAN YANG DITERIMA
I. Jenis
1. Subordinasi
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 101
b. Opsi Jual (Put Option) 102
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 103
2. Tidak Mandatory 104
d. Lainnya 110
i.2 Tidak ada fitur tambahan 111
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 112
b. Opsi Jual (Put Option) 113
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 114
2. Tidak Mandatory 115
d. Lainnya 119
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 120
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 121
b. Opsi Jual (Put Option) 122
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 123
2. Tidak Mandatory 124
d. Lainnya 129
i.2 Tidak ada fitur tambahan 130
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 131
b. Opsi Jual (Put Option) 132
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 133
KOLOM SANDI
354
LBU PER KANTOR
III-243
2. Tidak Mandatory 134
d. Lainnya 139
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 140
2. Kewajiban Sewa Pembiayaan (Finance Lease) 064
3. Dana kelolaan 065
4. Giro bersaldo kredit 069
5. Lainnya
a. Bilateral 067
b. Sindikasi 068
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Kategori Pengukuran
1. Diukur Pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
a. Diperdagangkan 1
b. Ditetapkan untuk diukur Pada Nilai Wajar 2
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan 5
IV. Kreditur
1. Golongan Kreditur
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Kreditur
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Negara Pihak Kreditur
VI. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VII. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed 1
b. Variabel 2
c. Tidak ada 0
KOLOM SANDI
355
LBU PER KANTOR
III-244
KOLOM SANDI
VIII. Nominal
IX. Jumlah (Biaya Perolehan, Biaya Perolehan Diamortisasi, atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
356
LBU PER KANTOR
III-245
III.32.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PINJAMAN YANG DITERIMA
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh posisi pinjaman maupun kewajiban dalam rupiah dan valuta asing yang
diterima bank pelapor dari bank dan pihak ketiga bukan bank. Termasuk pula dalam pengertian ini adalah pinjaman
yang diterima bank pelapor dalam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan kepada nasabah.
KOLOM
I. Jenis
1. Subordinasi
Pinjaman yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan yang hampir
sama dengan modal.
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
Pinjaman yang tidak memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
357
LBU PER KANTOR
III-246
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
Pinjaman yang memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
358
LBU PER KANTOR
III-247
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan
harga konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
2. Kewajiban Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
Adalah kewajiban yang timbul dari transaksi sewa pembiayaan yaitu sewa yang mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan
atau dapat juga tidak dialihkan. Perlakuan akuntansi untuk sewa pembiayaan mengacu pada PSAK mengenai
sewa.
359
LBU PER KANTOR
III-248
3. Dana kelolaan
Adalah kewajiban yang timbul karena adanya sisa dana yang belum disalurkan kepada nasabah sehubungan
dengan penerusan kredit (chanelling).
4. Giro Bersaldo Kredit
Adalah penempatan dana bank pelapor pada bank lain dalam bentuk giro yang bersaldo kredit.
5. Lainnya
Pinjaman selain 1 s.d 4.
a. Bilateral
b. Sindikasi
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Kategori Pengukuran
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan.
IV. Kreditur
1. Golongan Kreditur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Kreditur.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Kreditur
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status dengan Bank.
V. Negara Pihak Kreditur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
VI. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VII. Suku Bunga
1. Tingkat Suku Bunga
2. Jenis Suku Bunga
a. Fixed
b. Variabel
c. Tidak ada
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
360
LBU PER KANTOR
III-249
VIII. Nominal
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Nominal.
IX. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan, Biaya Perolehan Diamortisasi atau
Nilai Wajar).
Khusus untuk pinjaman dalam bentuk kewajiban sewa pembiayaan, Jumlah diisi dengan nilai kini dari pembayaran
sewa minimum terutang selama masa sewa yang harus dibayar oleh lessee ditambah jumlah yang dijamin oleh
lessee atau oleh pihak yang terkait dengan lessee. Jika lessee memiliki hak opsi pembelian aset sewaan dan
diperkirakan opsi dapat dieksekusi, maka pembayaran sewa minimum meliputi pembayaran minimum terutang
selama masa sewa hingga tanggal pelaksanaan opsi pembelian dan pembayaran yang dipersyaratkan untuk
mengeksekusi hak opsi
361
LBU
PER K
AN
TO
R
III-250
Jenis
II III IV V VII
FORM - 32
32
I
JUMLAH
III.32.3
DAFTAR RINCIAN PINJAMAN YANG DITERIMA
JenisValuta Golongan
Kreditur
Hubungan
denganBank
Kreditur
NegaraPihak
Kreditur MulaiJenisSuku
Bunga
BulanLalu
JatuhTempo
Jangka WaktuJumlah (Biaya Perolehan,Biaya Perolehan
Amortisasi atau Nilai Wajar)
Debet Kredit LainnyaBulan
Laporan
VI
TingkatSuku
Bunga
Suku Bunga
StatusKreditur
NominalKategoriPengukur
an
IXVIII
362
LBU PER KANTOR
III-251
III.33.1
SANDI RINCIAN SETORAN JAMINAN
I. Tujuan
1. Penerbitan garansi 1
2. Penerbitan L/C 2
3. Akseptasi wesel impor 3
4. Penerbitan SKBDN 4
5. Akseptasi wesel SKBDN 5
6. Transaksi Derivatif 6
7. Lainnya 9
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Pemilik
1. Golongan Pemilik
Lihat daftar sandi pihak ketiga bukan bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pemilik
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
IV. Jumlah
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
363
LBU PER KANTOR
III-252
III.33.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN SETORAN JAMINAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi setoran yang diterima bank pelapor dari pihak ketiga bukan bank secara tunai
dalam rupiah dan valuta asing untuk keperluan suatu transaksi, misalnya dalam rangka memperoleh bank garansi atau
pembukaan L/C.
Setoran jaminan yang tidak dilaporkan dalam daftar rincian ini adalah:
1. Setoran jaminan dalam bentuk simpanan milik nasabah misalnya Giro, Tabungan, Deposito yang diblokir di Bank
Pelapor, yang dilaporkan pada masing-masing daftar rincian yang bersangkutan; dan
2. Setoran jaminan yang berasal dari bank lain, yang dilaporkan pada daftar rincian Kewajiban Kepada Bank Lain.
KOLOM
I. Tujuan
1. Penerbitan Garansi
2. Penerbitan L/C
3. Akseptasi wesel impor
4. Penerbitan SKBDN
5. Akseptasi wesel SKBDN
6. Transaksi Derivatif
7. Lainnya
Setoran jaminan dalam rangka selain kegiatan transaksi perdagangan, misalnya setoran jaminan dalam rangka
penerbitan bank garansi seperti bid bonds, performance bonds, advance payment bonds dan lain-lain.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Pemilik
1. Golongan Pemilik
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Pemilik.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pemilik
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
364
LBU PER KANTOR
III-253
IV. Jumlah
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Adalah nilai tunai yang diterima bank pelapor sebagai setoran jaminan.
365
LBU PER KANTOR
III-254
Tujuan
II III IV
FORM - 33
33
I
JUMLAH
III.33.3
DAFTAR RINCIAN SETORAN JAMINAN
JenisValuta Hubungan
denganBank
BulanLalu
Debet Kredit
Pemilik
GolonganPemilik
Jumlah
Lainnya BulanLaporan
StatusPemilik
366
LBU PER KANTOR
III-255
III.34.1
SANDI RINCIAN
KEWAJIBAN ANTAR KANTOR PADA KANTOR YANG MELAKUKAN
KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
I. Jenis
1. Giro 010
2. Deposito berjangka 020
3. Transfer 030
4. Inkaso 040
5. Beban bunga yang masih harus dibayar 050
6. Lainnya 099
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
KOLOM SANDI
367
LBU PER KANTOR
III-256
III.34.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN ANTAR KANTOR
PADA KANTOR YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan
atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Misalnya, kewajiban Bank C-
Jakarta (sebagai bank pelapor) kepada Bank C-Surabaya; atau kewajiban Bank B-Medan kepada Bank B-Bandung.
Dalam sistem pelaporan ini dilaporkan secara bruto, namun apabila transaksi antar kantor dipelihara/dibukukan dalam
satu rekening rincian ini dilaporkan secara neto sesuai posisi terakhir.
KOLOM
I. Jenis
Yaitu jenis kewajiban bank pelapor kepada kantor pusat dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia. Pengertian/definisi dari setiap jenis di bawah ini dapat dilihat pada Daftar
Istilah, kecuali dijelaskan secara khusus.
1. Giro
2. Deposito berjangka
3. Transfer
4. Inkaso
5. Beban bunga yang masih harus dibayar
6. Lainnya
Bentuk transaksi kewajiban antar kantor pada kantor yang melakukan operasi di Indonesia yang tidak dapat
dikelompokkan pada jenis 1 sampai dengan 5 di atas.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan, Biaya Perolehan Diamortisasi atau
Nilai Wajar).
Dalam perhitungan pos-pos pada kewajiban antar kantor, tidak dilakukan saling hapus atau offset dengan pos-
pos pada aset antar kantor.
368
LBU PER KANTOR
III-257
Jenis
II III
FORM - 34
34
I
JUMLAH
III.34.3
DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN ANTAR KANTOR PADA KANTOR
YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI INDONESIA
Jenis ValutaJumlah (Biaya Perolehan atau Biaya
Perolehan Diamortisasi atau nilaiWajar)
369
LBU PER KANTOR
III-258
III.35.1
SANDI RINCIAN KEWAJIBAN ANTAR KANTOR PADA KANTOR
YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI LUAR INDONESIA
I. Sandi Kantor
1. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di Indonesia
Lihat Daftar Sandi Bank
2. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia :
a. Kantor pusat 000
b. Kantor lainnya 999
II. Jenis
1. Giro 010
2. Call money 015
3. Deposit on call 020
4. Deposito berjangka 025
5. Sertifikat deposito 030
6. Surat berharga 050
7. Pinjaman yang diterima 060
8. Beban bunga/bagi hasil yang masih harus dibayar
a. Giro 088
b. Surat Berharga 089
c. Pinjaman yang diterima 090
d. Lainnya 095
9. Lainnya 099
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Suku bunga
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
370
LBU PER KANTOR
III-259
III.35.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN ANTARKANTOR
PADA KANTOR YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL
DI LUAR INDONESIA
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada kantor pusat dan
atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia. Misalnya, kewajiban Bank
C-Jakarta (sebagai bank pelapor) kepada Bank C-London; atau kewajiban Bank B-Jakarta kepada Bank B-Bahama.
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening harus dilaporkan secara individual. Guna penyederhanaan laporan, bank
pelapor diperkenankan menggabungkan rekening-rekening dengan syarat semua rincian sama, dengan cara pengisian
sebagai berikut :
a. Kolom I diisi dengan sandi kantor yang terdapat pada Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Beroperasi
di luar Indonesia.
Bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia (kantor cabang bank asing), kewajiban kepada kantor pusat
diisi dengan sandi 000 dan kewajiban kepada kantor cabang lainnya diisi dengan sandi 999.
b. Kolom II sampai dengan IV diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
c. Kolom V diisi dengan jumlah rupiah dari rekening yang digabungkan.
KOLOM
I. Sandi Kantor
1. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di Indonesia
Sandi kantor bank yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dari bank yang kantor pusatnya di
Indonesia. Misalnya, BRI-New York (sandi 700). Kolom ini diisi sesuai dengan sandi yang terdapat pada
Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Beroperasi di Luar Indonesia.
2. Bagi bank pelapor yang kantor pusatnya di luar Indonesia
Kewajiban bank pelapor kepada bank yang sama yang memiliki hubungan kepemilikan dengan bank pelapor
dan kantor pusatnya di luar Indonesia, kolom ini diisi dengan :
a. Sandi 000 untuk kewajiban kepada kantor pusat
b. Sandi 999 untuk kewajiban kepada kantor cabang lainnya.
II. Jenis
Yaitu jenis kewajiban bank pelapor kepada kantor pusat dan atau kantor cabang bank yang sama yang melakukan
kegiatan operasional di luar Indonesia. Pengertian/definisi dari setiap jenis di bawah ini dapat dilihat pada Daftar
Istilah, kecuali dijelaskan secara khusus.
1. Giro
2. Call money
3. Deposit on call
4. Deposito berjangka
5. Sertifikat deposito
371
LBU PER KANTOR
III-260
6. Surat berharga
7. Pinjaman yang diterima
8. Beban bunga/bagi hasil yang masih harus dibayar
a. Giro
b. Surat Berharga
c. Pinjaman yang diterima
d. Lainnya
9. Lainnya
Yaitu bentuk transaksi kewajiban antar kantor pada kantor yang melakukan operasi di luar Indonesia
yang tidak dapat dikelompokkan pada jenis 1 sampai dengan 9 di atas.
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Suku Bunga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincan tentang Suku Bunga/Diskonto.
Apabila kewajiban kepada kantor yang melakukan operasi di luar Indonesia tidak diberikan suku bunga, kolom ini
diisi 00,00.
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Saldo pada daftar rincian ini tidak dapat saling hapus atau offset dengan penanaman/ tagihan bank pelapor
pada kantor pusat/cabang bank yang sama yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia. Dalam
perhitungan pos-pos pada kewajiban antar kantor, tidak dapat dilakukan saling hapus atau offset dengan pos-pos
pada aset antar kantor.
372
LBU PER KANTOR
III-261
Jenis
III V
FORM - 35
35
I
JUMLAH
III.35.3
DAFTAR RINCIAN KEWAJIBAN ANTAR KANTOR PADA KANTOR
YANG MELAKUKAN KEGIATAN OPERASIONAL DI LUAR INDONESIA
JenisValuta Bulan
LaluDebet Kredit
Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya perolehanDiamartisasi atau Nilai Wajar)
Lainnya BulanLaporan
SandiKantor
SukuBunga
IVII
373
LBU PER KANTOR
III-262
III.36.1
SANDI RINCIAN RUPA-RUPA KEWAJIBAN
I. Jenis
1. Kewajiban kepada pemerintah yang belum dipindahbukukan 10
2. Bunga simpanan berjangka yang sudah jatuh tempo 12
3. Transfer 14
4. Cek perjalanan (Traveller’s Cheques) yang telah dijual 16
5. Beban bunga yang masih harus dibayar 20
6. Deviden yang belum dibayar 25
7. Taksiran pajak penghasilan 30
8. Pendapatan yang ditangguhkan 70
9. Penyisihan kerugian untuk risiko operasional 82
10. Rekening Tunda (Suspense Account) 83
11. Kewajiban pajak penghasilan 86
12. Kewajiban imbalan kerja 87
13. E-Money 88
14. Goodwill Negatif 89
15. Kewajiban diestimasi 90
16. Lainnya 99
II. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
III. Kreditur/Pihak Lainnya
1. Golongan Kreditur/Pihak Lainnya
a. Untuk Jenis Kewajiban : Kewajiban kepada pemerintah yang belum
dipindahbukukan, Bunga simpanan berjangka yang sudah jatuh tempo, Tansfer,
E-Money dan Kewajiban Segera.
Lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank
b. Untuk Jenis Kewajiban selain butir a
i. Penduduk
i.1. Bank Indonesia 01
i.2. Bank 05
i.3. Pemerintah Pusat 10
i.4. Lainnya 49
ii. Bukan Penduduk
ii.1. Bank 20
ii.2. Lainnya 50
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
KOLOM SANDI
374
LBU PER KANTOR
III-263
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Kreditur/Pihak Lainnya
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
IV. Suku Bunga
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
375
LBU PER KANTOR
III-264
III.36.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN RUPA-RUPA KEWAJIBAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan semua jenis kewajiban lainnya dalam rupiah dan valuta asing yang tidak dapat
dimasukkan ke dalam pos 1 sampai dengan 13, Neraca Kewajiban.
KOLOM
I. Jenis
1. Kewajiban Kepada Pemerintah yang belum dipindahbukukan
Setoran-setoran pajak oleh subjek pajak melalui bank pelapor yang belum dipindahbukukan ke rekening
KPKN. Termasuk pula dilaporkan pada jenis ini pajak yang dipungut/dipotong secara langsung oleh bank
pelapor atas simpanan nasabah/pegawai, gaji/pendapatan pegawai bank pelapor maupun atas pembayaran
barang dan jasa kepada pihak lain.
2. Bunga Simpanan Berjangka yang Sudah Jatuh Tempo
Bunga simpanan berjangka pihak ketiga bukan bank yang sudah jatuh tempo dan secara efektif telah menjadi
beban bank, tetapi belum diambil atau dipindahbukukan ke rekening lain.
3. Transfer
Kewajiban yang timbul karena adanya transfer masuk atau keluar untuk pihak ketiga bukan bank yang
belum dibayarkan atau dipindahbukukan ke rekening nasabah yang bersangkutan.
4. Cek Perjalanan (Travellers Cheques) yang telah dijual
5. Beban bunga yang masih harus dibayar
Jumlah beban bunga yang telah menjadi beban pada periode akutansi yang bersangkutan, tetapi belum wajib
dibayarkan oleh bank pelapor.
6. Deviden yang belum dibayar
Pembagian deviden kepada para pemegang saham berdasarkan rapat umum pemegang saham namun belum
dibayarkan. Termasuk dalam jenis ini adalah kewajiban pembagian deviden interim atas laba tahun buku
berjalan.
7. Taksiran pajak penghasilan
Perkiraan pajak penghasilan yang harus dibayar oleh bank pelapor atas laba tahun berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
8. Pendapatan yang ditangguhkan
Pendapatan yang telah diperoleh bank pelapor tetapi belum diakui sebagai pendapatan pada periode
akuntansi yang bersangkutan.
9. Penyisihan Kerugian untuk Risiko Operasional
Akumulasi penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian risiko operasional sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko.
376
LBU PER KANTOR
III-265
10. Rekening Tunda (Suspense Account)
Seluruh transaksi yang tujuan pencatatannya tidak teridentifikasi atau tidak didukung oleh dokumentasi
yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam pos yang seharusnya.
11. Kewajiban Pajak Penghasilan
Jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
12. Kewajiban Imbalan Kerja
Kewajiban bank pelapor untuk memberikan imbalan atas jasa yang diberikan oleh pekerjanya yang dapat
mencakup imbalan kerja jangka pendek serta imbalan paska kerja (baik program iuran pasti maupun program
imbalan pasti) sesuai PSAK mengenai Imbalan Kerja.
13. E-Money
Kewajiban bank yang timbul dari penerbitan suatu media (technical device) yang dibeli oleh nasabah
atau pihak ketiga yang dapat menyimpan nilai uang secara elektronis dan dapat digunakan secara luas
sebagai instrumen pembayaran.
14. Goodwill Negatif
Jika biaya perolehan (acquisition cost) yang dikeluarkan oleh bank pelapor sebagai bank pengakuisisi lebih
rendah dari bagian (interest) bank pelapor atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang
diakuisisi pada tanggal transaksi.
15. Kewajiban Diestimasi
Kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti dan dapat diakui sepanjang memenuhi kondisi :
a. Bank memiliki kewajiban kini (antara lain bersifat hukum) sebagai akibat peristiwa masa lalu;
b. Besar kemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya;
dan
c. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Contoh : Perkara pengadilan yang kemungkinan besar bank akan divonis bersalah sehingga menimbulkan
kewajiban masa kini yang mengakibatkan arus keluar sumber daya dan jumlah kewajiban dapat diestimasi
secara andal.
16. Lainnya
Kewajiban bank pelapor yang tidak dapat dimasukkan ke dalam nomor 1 sampai dengan 15 di atas
termasuk kewajiban segera. Yang dimaksud kewajiban segera adalah kewajiban bank pelapor yang
apabila ditagih oleh pemiliknya harus segera dibayar. Termasuk pula dalam jenis ini adalah pinjaman dari
bank dan pihak ketiga bukan bank dengan jangka waktu sampai dengan 15 hari.
II. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
III. Kreditur/Pihak Lainnya
1. Golongan Kreditur/Pihak Lainnya
a. Untuk Jenis Kewajiban kepada Pemerintah Yang Belum Dipindah Bukukan, Bunga Simpanan Berjangka
yang sudah jatuh tempo, Tansfer, E-Money dan Kewajiban Segera, diisi dengan Daftar Sandi Bank dan
Pihak Ketiga Bukan Bank.
377
LBU PER KANTOR
III-266
b. Untuk Jenis Kewajiban selain butir a, diisi dengan
a. Penduduk
i. Bank Indonesia
ii. Bank
iii. Pemerintah Pusat
iv. Lainnya
b. Bukan Penduduk
i. Bank
ii. Lainnya
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Kreditur/Pihak Lainnya
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
IV. Suku Bunga
Diisi hanya untuk Rupa-rupa Kewajiban yang memiliki suku bunga.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
V. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar).
378
LBU PER KANTOR
III-267
Jenis
II III
FORM - 36
36
I
JUMLAH
III.36.3
DAFTAR RINCIAN RUPA-RUPA KEWAJIBAN
JenisValuta
SukuBunga Bulan
LaluDebet Kredit
Jumlah (Biaya Perolehan Diamortisasi atau NilaiWajar)
Lainnya BulanLaporan
GolonganKreditur/
P ihaklainnya
IV V
Hubungan Dengan
Bank
Kreditur/Pihak Lainnya
StatusKreditur/Pihak
Lainnya
379
LBU PER KANTOR
III-268
III.37.1
SANDI RINCIAN MODAL PINJAMAN
I. Jenis
1. Surat Berharga Subordinasi
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 011
b. Opsi Jual (Put Option) 012
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 013
2. Tidak Mandatory 014
d. Lainnya 019
i.2 Tidak ada fitur tambahan 020
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 021
b. Opsi Jual (Put Option) 022
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 023
2. Tidak Mandatory 024
d. Lainnya 029
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 030
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 031
b. Opsi Jual (Put Option) 032
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 033
2. Tidak Mandatory 034
d. Lainnya 039
i.2 Tidak ada fitur tambahan 040
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 041
b. Opsi Jual (Put Option) 042
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 043
KOLOM SANDI
380
LBU PER KANTOR
III-269
2. Tidak Mandatory 044
d. Lainnya 049
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 050
2. Pinjaman Subordinasi
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 051
b. Opsi Jual (Put Option) 052
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 053
2. Tidak Mandatory 054
d. Lainnya 059
i.2 Tidak ada fitur tambahan 060
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 061
b. Opsi Jual (Put Option) 062
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 063
2. Tidak Mandatory 064
d. Lainnya 069
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 070
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
i. Kumulatif
i.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 071
b. Opsi Jual (Put Option) 072
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 073
2. Tidak Mandatory 074
d. Lainnya 079
i.2 Tidak ada fitur tambahan 080
ii. Non Kumulatif
ii.1 Ada fitur tambahan
a. Opsi Beli (Call Option) 081
b. Opsi Jual (Put Option) 082
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
1. Mandatory 083
2. Tidak Mandatory 084
KOLOM SANDI
381
LBU PER KANTOR
III-270
d. Lainnya 089
ii.2 Tidak ada fitur tambahan 090
3. Saham Preferen
a. Kumulatif
i. Dapat ditarik kembali (Redeemable) 091
ii. Lainnya 094
b. Non Kumulatif
i. Dapat ditarik kembali (Redeemable) 095
ii. Lainnya 098
4. Surat Berharga atau Pinjaman Lainnya 110
II. Kreditur
1. Golongan Kreditur
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Kreditur
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
III. Negara Kreditur
Lihat Daftar Sandi Negara
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Suku Bunga
VII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
KOLOM SANDI
382
LBU PER KANTOR
III-271
III.37.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN MODAL PINJAMAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan modal pinjaman berupa penerbitan surat berharga dan/atau pinjaman yang diterima
dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi seluruh persyaratan untuk dapat diperhitungkan sebagai komponen
modal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum dan
telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Sebelum memperoleh persetujuan Bank Indonesia, penerbitan
surat berharga dilaporkan dalam daftar rincian Surat Berharga Yang Diterbitkan dan pinjaman yang diterima dilaporkan
dalam daftar rincian Pinjaman Yang Diterima.
Termasuk dilaporkan dalam rincian ini adalah instrumen keuangan yang memenuhi definisi kewajiban keuangan namun
dapat diperhitungkan sebagai komponen modal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban
penyediaan modal minimum, misalnya saham preferen yang dapat ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu.
KOLOM
I. Jenis
1. Surat Berharga Subordinasi
Surat berharga yang diterbitkan yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki
kedudukan yang hampir sama dengan modal.
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
Pinjaman yang tidak memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
383
LBU PER KANTOR
III-272
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
Pinjaman yang memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
384
LBU PER KANTOR
III-273
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
385
LBU PER KANTOR
III-274
2. Pinjaman Subordinasi
Pinjaman yang diterima yang memenuhi kriteria subordinasi, antara lain bersifat yunior dan memiliki kedudukan
yang hampir sama dengan modal.
a. Tanpa Jangka Waktu (Perpetual)
Pinjaman yang tidak memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
386
LBU PER KANTOR
III-275
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
b. Dengan Jangka Waktu (Dated)
Pinjaman yang memiliki waktu jatuh tempo.
i. Kumulatif
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan
rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran bunga tersebut.
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
ii. Non Kumulatif
Pembayaran bunga tidak dapat ditangguhkan dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika
Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan melakukan pembayaran
bunga tersebut.
387
LBU PER KANTOR
III-276
1. Ada fitur tambahan.
a. Opsi Beli (Call Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada Bank Pelapor untuk melunasi
pinjaman sebelum jatuh tempo pada harga yang telah disepakati.
b. Opsi Jual (Put Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk meminta
pelunasan Pinjaman kepada Bank Pelapor sebelum jatuh tempo pada harga yang telah
disepakati.
c. Opsi Konversi (Convertible Option)
Opsi yang melekat pada Pinjaman yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengkonversi
Pinjaman ke dalam sejumlah saham tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan dan harga
konversi yang telah disepakati.
i. Mandatory
Apabila Opsi Konversi wajib dieksekusi pada tanggal yang ditetapkan.
ii. Tidak Mandatory
Apabila Opsi Konversi tidak wajib dieksekusi.
d. Lainnya
Adanya fitur tambahan selain fitur a s.d c.
2. Tidak Ada Fitur Tambahan
3. Saham Preferen
a. Kumulatif
Saham dimana pemegang saham memiliki hak penerimaan dividen yang dapat ditangguhkan dan
diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan
melakukan pembayaran dividen tersebut.
i. Dapat Ditarik Kembali (Redeemable)
Saham Preferen Kumulatif yang dapat ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu
ii. Lainnya
b. Non Kumulatif
Saham dimana pemegang saham memiliki hak penerimaan dividen yang tidak dapat ditangguhkan dan
tidak dapat diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak
memungkinkan melakukan pembayaran dividen tersebut.
i. Dapat Ditarik Kembali (Redeemable)
Saham Preferen Non Kumulatif yang dapat ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu.
ii. Lainnya
388
LBU PER KANTOR
III-277
4. Surat Berharga atau Pinjaman lainnnya
Surat Berharga atau Pinjaman lainnya selain jenis 1 dan 2 yang memenuhi seluruh persyaratan untuk
dapat diperhitungkan sebagai komponen modal. Termasuk dalam jenis ini adalah Surat Berharga atau
Pinjaman yang wajib dikonversi menjadi saham (Mandatory Convertible Bond/Debt)
II. Kreditur
1. Golongan kreditur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Kreditur.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
III. Negara Kreditur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
Untuk setiap jenis Modal Pinjaman yang memiliki fitur tambahan berupa opsi beli atau opsi jual, maka kolom Jatuh
Tempo diisi dengan tanggal, bulan dan tahun opsi tersebut dapat dieksekusi.
Untuk jenis Modal Pinjaman berupa saham preferen maka kolom Jatuh Tempo diisi dengan tanggal, bulan dan
tahun saham preferen tersebut dapat ditarik kembali.
VI. Suku Bunga
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Suku Bunga/Diskonto.
VII. Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
1. Bulan Lalu
2. Debet
3. Kredit
4. Lainnya
5. Bulan Laporan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi
atau Nilai Wajar)
389
LBU PER KANTOR
III-278
II III
FORM - 37
37
I
JUMLAH
IV.37.2
DAFTAR RINCIAN MODAL PINJAMAN
JenisValuta
Mulai BulanLalu
Debet Kredit
Jumlah (Biaya Perolehan atau biayaperolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
LainnyaBulan
Laporan
Golongan
Kreditur
IV VI
HubunganDengan
Bank
Kreditur
NegaraKreditur
JangkaWaktu
JatuhTempo
SukuBunga
V
StatusKrediturJenis
VII
390
LBU PER KANTOR
III-279
III.38.1
SANDI RINCIAN MODAL DISETOR
I. Pemegang Saham
1. Golongan Pemegang Saham
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pemegang Saham
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Negara Pemegang Saham
Lihat Daftar Sandi Negara
III. Jenis Modal Disetor
1 Saham Biasa 1
2 Saham Preferen
a Kumulatif
i. Dapat dikonversi (Convertible) 3
ii. Lainnya 4
b Non Kumulatif
i. Dapat dikonversi (Convertible) 6
ii. Lainnya 7
3 Lainnya 9
IV. Jumlah
KOLOM SANDI
391
LBU PER KANTOR
III-280
III.38.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN MODAL DISETOR
Pada daftar rincian ini memuat status pemegang saham (pemilik) dan posisi modal yang telah disetorkan pada bank
pelapor sampai dengan tanggal laporan. Dalam hal saham bank pelapor sudah diperdagangkan (listing) di pasar modal,
status pemegang saham yang dilaporkan adalah pemegang saham terakhir yang terdaftar pada penutupan perdagangan
saham bank pelapor di pasar modal pada tanggal laporan.
Modal yang Dinyatakan (declared capital) yang terdapat pada footnote Tabel Daftar Rincian Modal Disetor (Form-38)
hanya dilaporkan oleh kantor cabang bank asing dan dinyatakan dalam jutaan rupiah.
KOLOM
I. Pemegang Saham
1. Golongan Pemegang saham
Sandi golongan pemegang saham lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pemegang Saham
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank
II. Negara Pemegang Saham
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
III. Jenis Modal Disetor
1. Saham Biasa
2. Saham Preferen
a. Kumulatif.
Saham dimana pemegang saham memiliki hak penerimaan dividen yang dapat ditangguhkan dan
diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas tidak memungkinkan
melakukan pembayaran dividen tersebut.
i. Dapat dikonversi (Convertible)
Saham Preferen Kumulatif yang dapat ditukar dengan klasifikasi saham lain.
ii. Lainnya
392
LBU PER KANTOR
III-281
b. Non Kumulatif
Saham dimana pemegang saham memiliki hak penerimaan dividen yang tidak dapat ditangguhkan
dan tidak dapat diakumulasikan antar periode jika Bank dalam keadaan rugi atau kondisi profitabilitas
tidak memungkinkan melakukan pembayaran dividen tersebut.
i. Dapat dikonversi (Convertible)
Saham Preferen Non Kumulatif yang dapat ditukar dengan klasifikasi saham lain.
ii. Lainnya
3. Lainnya
IV. Jumlah
Adalah sebesar nilai nominal saham.
393
LBU PER KANTOR
III-282
II III
FORM - 38
38
I
JUMLAH
III.38.3
DAFTAR RINCIAN MODAL DISETOR
Jumlah
IV
Pemegang SahamNegara
PemegangSaham
Jenis ModalDisetor
GolonganPemegang
Saham
StatusPemegang
Saham
HubunganDgn Bank
394
LBU PER KANTOR
III-283
III.39.1
SANDI RINCIAN MODAL SUMBANGAN
I. Pemberi Modal Sumbangan
1. Golongan Pemberi Modal Sumbangan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pemberi Modal Sumbangan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Negara Pemberi Modal Sumbangan
Lihat Daftar Sandi Negara
III. Jenis Modal Sumbangan
1. Saham Bank Sendiri 1
2. Saham Perusahaan Lain 3
3. Tunai 5
4. Lainnya 9
IV. Jumlah
KOLOM SANDI
395
LBU PER KANTOR
III-284
III.39.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN MODAL SUMBANGAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi modal yang diterima bank pelapor dari bank dan pihak ketiga bukan bank yang
berasal dari sumbangan. Modal sumbangan dilaporkan dalam rupiah. Dalam hal modal sumbangan diterima dalam
valuta asing, dilaporkan menurut kurs konversi Bank Indonesia pada saat modal sumbangan tersebut diterima.
KOLOM
I. Pemberi Modal Sumbangan
1. Golongan Pemberi Modal Sumbangan
Sandi golongan pemberi modal sumbangan lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pemberi Modal Sumbangan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank
II. Negara Pemberi Modal Sumbangan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
III. Jenis Modal Sumbangan
1. Saham Bank Sendiri
2. Saham Perusahaan Lain
3. Tunai
4. Lainnya
IV. Jumlah
Adalah jumlah yang diterima pada saat pengeluaran saham (untuk modal sumbangan berupa saham bank pelapor),
atau nilai wajar (untuk modal sumbangan berupa saham perusahaan lain), atau jumlah penerimaan tunai, atau
nilai wajar aset non kas yang diterima (untuk modal sumbangan berupa barang /inbreng).
396
LBU PER KANTOR
III-285
II
FORM - 39
39
I
JUMLAH
III.39.3
DAFTAR RINCIAN MODAL SUMBANGAN
Jumlah
III
Golongan Pemberi Modal Sumbangan
IV
NegaraPemberi Modal
Sumbangan
Jenis ModalSumbanganGolongan
Pemberi ModalSumbangan
Hubungandengan Bank
StatusPemberi Modal
Sumbangan
397
LBU PER KANTOR
III-286
III.40.1
SANDI RINCIAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
Keuntungan
a. Berasal dari peningkatan nilai wajar (MTM) aset keuangan
dalam kelompok tersedia untuk dijual
i. Kredit yang diberikan 05
ii. Surat Berharga (Efek Utang) 06
iii. Penyertaan 07
iv. Tagihan lainnya 15
b. Berasal dari transaksi lindung nilai 16
atas arus kas (cash flow hedge)
c. Berasal dari transaksi lindung nilai 20
atas investasi neto (net investment hedge)
d. Lainnya 50
Kerugian
a. Berasal dari penurunan nilai wajar (MTM) aset keuangan
dalam kelompok tersedia untuk dijual
i. Kredit yang diberikan 52
ii. Surat Berharga (Efek Utang) 53
iii. Penyertaan 54
iv. Tagihan lainnya 65
b. Berasal dari transaksi lindung nilai 66
atas arus kas (cash flow hedge)
c. Berasal dari transaksi lindung nilai 70
atas investasi neto (net investment hedge)
d. Lainnya 89
JUMLAH 99
Keterangan Sandi Rupiah Valas Jumlah
I II III IV V
398
LBU PER KANTOR
III-287
III.40.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh potensi keuntungan atau kerugian yang berasal dari peningkatan nilai wajar
aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual, transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge), transaksi
lindung nilai atas investasi neto (net investment hedge), dan lainnya, yang berdasarkan standar akuntansi harus diakui
sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah.
KOLOM
1. Keuntungan
a. Berasal dari peningkatan nilai wajar (MTM) aset keuangan dalam kategori tersedia untuk dijual
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah keuntungan dari peningkatan nilai aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kategori tersedia untuk dijual sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
i. Kredit Yang Diberikan
ii. Surat Berharga (Efek Utang)
iii. Penyertaan
iv. Tagihan Lainnya
b. Berasal dari transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge)
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah bagian dari keuntungan atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif dalam lindung nilai atas arus kas sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
c. Berasal dari transaksi lindung nilai atas investasi neto (net investment hedge)
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah bagian dari keuntungan atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif dalam lindung nilai atas investasi neto sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
d. Lainnya
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah keuntungan lainnya yang sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku harus
diakui secara langsung dalam ekuitas dalam pos pendapatan komprehensif lainnya.
2. Kerugian
a. Berasal dari penurunan nilai wajar (MTM) aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah kerugian dari penurunan nilai aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
i. Kredit Yang Diberikan
ii. Surat Berharga (Efek Utang)
iii. Penyertaan
iv. Tagihan Lainnya
b. Berasal dari transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge)
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah bagian dari kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif dalam lindung nilai atas arus kas sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
399
LBU PER KANTOR
III-288
c. Berasal dari transaksi lindung nilai atas investasi neto (net investment hedge)
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah bagian dari kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan
sebagai lindung nilai yang efektif dalam lindung nilai atas investasi neto sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku.
d. Lainnya
Yang dimasukkan dalam subpos ini adalah kerugian lainnya yang sesuai PSAK dan PAPI yang berlaku harus
diakui secara langsung dalam ekuitas dalam pos pendapatan komprehensif lainnya.
400
LBU PER KANTOR
III-289
III.41.1
SANDI RINCIAN DANA SETORAN MODAL
I. Penyetor
1. Golongan Penyetor
Lihat Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2 Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Penyetor
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
II. Negara Pihak Penyetor
Lihat Daftar Sandi Negara
III. Jenis Valuta
Lihat daftar sandi jenis valuta
IV. Jumlah
KOLOM SANDI
401
LBU PER KANTOR
III-290
III.41.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN DANA SETORAN MODAL
Pada daftar rincian ini dilaporkan posisi dana yang telah disetor penuh oleh pemegang saham atau calon pemegang
saham dalam rangka penambahan modal, namun belum didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk dapat
digolongkan sebagai modal disetor. Termasuk dalam subpos ini adalah kelebihan modal disetor atas modal yang tercatat
dalam anggaran dasar.
KOLOM
I. Penyetor
1. Golongan Penyetor
Sandi golongan penyetor lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Penyetor
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank
II. Negara Pihak Penyetor
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
III. Jenis Valuta
Diisi dengan Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Jumlah
Adalah jumlah yang telah disetorkan oleh pemilik dana.
402
LBU PER KANTOR
III-291
II III
FORM - 41
41
I
JUMLAH
III.41.3
DAFTAR RINCIAN DANA SETORAN MODAL
Jumlah
IV
GolonganPenyetor
HubunganDengan Bank
Penyetor
Jenis ValutaNegara Pihak PenyetorStatus
Penyetor
403
LBU PER KANTOR
III-292
I. Nomor Referensi Transaksi
II. Jenis
1. Forward 01
2. Future 03
3. Swap 04
4. Option
a. Call 05
b. Put 06
c. Lainnya 07
5. Spot 08
6. Lainnya 09
III. Status
1. Derivatif Yang Berdiri Sendiri (Free Standing Derivative) 1
2. Derivatif Melekat (Embedded Derivative) 2
IV. Kontrak
1. Jual 1
2. Beli 2
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Jenis Valuta
1. Valuta dasar
2. Valuta lawan
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta.
VII. Tujuan
1. Hedging
a. Dengan netting agreement
i. Posisi Trading Book 1
ii. Posisi Banking Book 2
b. Lainnya
i. Posisi Trading Book 4
ii. Posisi Banking Book 5
2. Trading
a. Dengan netting agreement 6
b. Lainnya 7
III.42.1
SANDI RINCIAN TRANSAKSI SPOT DAN DERIVATIF
KOLOM SANDI
404
LBU PER KANTOR
III-293
KOLOM SANDI
3. Lainnya 9
VIII. Jenis Hedging
a. Jenis Hedging
1. Lindung Nilai atas Nilai Wajar (Fair Value Hedge) 1
2. Lindung Nilai atas Arus Kas (Cash Flow Hedge) 2
3. Lindung Nilai atas Investasi Bersih dalam Operasi Luar Negeri
(Hedges of Net Investment in Foreign Operation) 3
b. Bukan jenis Hedging 9
IX. Variabel Yang mendasari (Underlying Variable)
1. Nilai tukar (currency) 1
2. Suku bunga (interest rate) 2
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga 3
4. Lainnya 9
X. Pihak Lawan
1. Golongan Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
XI. Negara Pihak Lawan
Lihat Daftar Sandi Negara
XII. Nilai Nominal/Notional
XIII. Tagihan Spot dan Derivatif
XIV. Kewajiban Spot dan Derivatif
405
LBU PER KANTOR
III-294
III.42.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN TRANSAKSI SPOT DAN DERIVATIF
Pada daftar rincian ini dilaporkan seluruh transaksi spot dan derivatif dalam rupiah dan valuta asing dengan bank atau
pihak ketiga bukan bank.
KOLOM
I. Nomor Referensi Transaksi
II. Jenis
1. Forward
Transaksi pembelian atau penjualan suatu mata uang dengan mata uang lainnya atau instrumen keuangan
lainnya pada harga yang ditetapkan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal tertentu pada
masa yang akan datang.
Untuk Perusahaan Anak, termasuk juga pembelian dan penjualan ekuitas dan indeks.
2. Future
Transaksi jual beli di bursa berjangka untuk menyerahkan komoditas (khusus untuk LBU Perusahaan Anak)
atau instrumen keuangan dengan mengikuti persyaratan standar yang ditetapkan, yaitu: spesifikasi produk,
kualitas, jumlah kontrak, harga yang disepakati, dan tanggal penyerahan.
3. Swap
Transaksi swap antara lain meliputi:
a. Swap Valuta (Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar
pada masa yang akan datang.
b. Swap Suku Bunga (Interest Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran kewajiban (obligation) pembayaran
bunga yang berbeda sifatnya yang didasarkan pada tingkat suku bunga tertentu yang telah disepakati
tanpa pertukaran prinsipal.
c. Swap Valuta dan Suku Bunga (Cross Currency Swap)
Transaksi finansial antara dua pihak untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan mata uang
lainnya serta pertukaran kewajiban pembayaran bunga atas dasar nilai tukar dan suku bunga yang disepakati
dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar dan suku bunga dengan pertukaran prinsipal.
4. Option
Transaksi yang memberikan hak kepada pembeli (holder) dan kewajiban bagi penjual (writer) untuk melakukan
pembelian atau penjualan pada periode tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
Termasuk pula dilaporkan di sini transaksi back to back option.
a. Call
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk membeli instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
406
LBU PER KANTOR
III-295
b. Put
Option yang memberikan hak bagi pembeli (holder) untuk menjual instrumen keuangan pada periode
tertentu berdasarkan harga yang telah disepakati.
c. Lainnya
5. Spot
Perjanjian jual/beli valuta asing secara tunai dengan penyerahan atau penyelesaian transaksi tidak lebih dari 2
(dua) hari kerja.
6. Lainnya
Jenis transaksi derivatif yang tidak dapat digolongkan pada jenis 1 sampai 5 di atas.
III. Status
Kolom ini hanya diisi untuk transaksi derivatif.
1. Derivatif yang berdiri sendiri (Free-standing Derivative)
Instrumen derivatif yang tidak melekat pada instrumen keuangan lain.
2. Derivatif melekat (Embedded Derivative)
Instrumen derivatif yang melekat pada instrumen keuangan non derivatif yang dapat menyebabkan sebagian
arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan (combined/hybrid instrument)bervariasi seperti derivatif
yang berdiri sendiri. Pelaporan instrumen derivatif melekat dalam kolom ini hanya untuk instrumen derivatif
melekat yang pelaporannya dilakukan secara terpisah dari instrumen utama (host instrument) sesuai PSAK
mengenai instrumen keuangan dan PAPI yang berlaku.
IV. Kontrak
Untuk transaksi swap, kolom Kontrak diisi 0.
1. Jual
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak penjualan derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai penjual (writer).
2. Beli
Untuk transaksi diluar option, merupakan kontrak pembelian derivatif. Untuk transaksi option, merupakan
kontrak option yang dilakukan oleh bank sebagai pembeli (holder).
V. Jangka Waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VI. Jenis Valuta
Yaitu valuta yang digunakan dalam transaksi spot dan derivatif. Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar
Sandi Jenis Valuta.
1. Valuta Dasar
Yaitu valuta yang harus diserahkan.
2. Valuta Lawan
Yaitu valuta yang akan diterima.
407
LBU PER KANTOR
III-296
VII. Tujuan
Kolom ini hanya diisi untuk transaksi derivatif.
1. Hedging
Adalah transaksi derivatif yang dilakukan untuk tujuan lindung nilai.
a. Dengan netting agreement
Dalam hal terdapat perjanjian antara pihak yang bertransaksi untuk melakukan penyelesaian secara neto
sesuai standar internasional yang berlaku.
i. Posisi Trading Book
Adalah transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai atas posisi dalam trading book. Yang dimaksud
dengan trading book adalah seluruh posisi instrumen keuangan dalam neraca dan rekening administratif
termasuk transaksi derivatif yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan dan dipindahtangankan dengan
bebas, atau dapat dilindung nilai secara keseluruhan, baik dari transaksi untuk kepentingan sendiri,
proprietary, atas permintaan nasabah maupun kegiatan perantaraan (brokering), dan dalam rangka
pembentukan pasar (market making), yang meliputi :
i. posisi yang dimiliki untuk dijual kembali dalam jangka pendek;
ii. posisi yang dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek secara aktual dan/atau
potensial dari pergerakan harga (price movement); atau
iii. posisi yang dimiliki untuk tujuan mempertahankan keuntungan arbitrase (locking in arbitrage
profit);
ii. Posisi Banking Book
Adalah transaksi derivatif untuk tujuan lindung nilai atas posisi di luar trading book.
b. Lainnya
i. Posisi Trading Book
ii. Posisi Banking Book
2. Trading
Transaksi derivatif yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari adanya perubahan faktor pasar.
a. Dengan netting agreement
b. Lainnya
3. Lainnya
VIII. Jenis Hedging
A. Jenis Hedging
1. Lindung nilai atas nilai wajar (Fair Value Hedge)
Lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar sesuai PSAK mengenai instrumen keuangan dan
PAPI yang berlaku.
2. Lindung nilai atas arus kas (Cash Flow Hedge)
Lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas sesuai PSAK mengenai intrumen keuangan dan PAPI
yang berlaku.
408
LBU PER KANTOR
III-297
3. Lindung nilai atas investasi bersih dalam operasi luar negeri (Hedges of net investment in foreign
operation)
B. Bukan Jenis Hedging
IX. Variabel yang mendasari (Underlying Variable)
1. Nilai tukar (currency)
2. Suku Bunga (interest rate)
3. Nilai Tukar dan Suku Bunga
4. Komoditas
5. Ekuitas
6. Lainnya
Khusus angka 4 dan 5 adalah untuk LBU Perusahaan Anak.
X. Pihak Lawan
Yaitu bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
1. Golongan Pihak Lawan
Sandi golongan pihak lawan lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Status Pihak Lawan
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
XI. Negara Pihak Lawan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara Pihak Lawan.
XII. Nilai Nominal/Notional
Yaitu nilai sebagaimana yang diperjanjikan dalam kontrak.
XIII. Tagihan Spot dan Derivatif
Adalah tagihan yang merupakan potensi keuntungan yang timbul dari selisih positif antara nilai kontrak dengan
nilai wajar dari suatu transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.
XIV. Kewajiban Spot dan Derivatif
Adalah kewajiban yang merupakan potensi kerugian yang timbul dari selisih negatif antara nilai kontrak
dengan nilai wajar dari suatu transaksi spot dan derivatif pada tanggal laporan.
Tata Cara Pelaporan transaksi spot dan derivatif sebagaimana pada Box 42.2.1
409
LBU
PER K
AN
TO
R
III-298
III.42.3
SANDI RINCIAN TRANSAKSI SPOT DAN DERIVATIF
I II III IV VI VII VIII IX X
Jenis Kontrak TujuanNomor
ReferensiTransaksi
Jumlah
NilaiNominal/Notional
TagihanSpot danDerivatif
Kewajiban Spot danDerivatif
VariabelYang
mendasari(Underlying
Variable)
V
PihakLawan
XI XII
StatusValuta Dasar
JenisHedging
NegaraPihakLawanMulai
JatuhTempo
Jangka Waktu Jenis Valuta
ValutaLawan
XIII XIV
FORM - 42
42
410
LBU PER KANTOR
III-299
Box III.42.2.1
Tata Cara Pelaporan Transaksi Spot dan Derivatif
Contoh 1 :
Pada tanggal 1 Januari 2009, Bank “A” melakukan transaksi forward beli USD/Rp. sebesar USD 1.000, 3 bulan, dan
forward rate beli USD1 = Rp. 9.000. Asumsi suku bunga/tahun = 10%.
Pada tanggal 31 Januari 2009, forward rate beli 2 bulan adalah USD1 = Rp. 8.900. Artinya, kontrak forward berpotensi
merugikan Bank “A” karena harus menyerahkan Rupiah lebih banyak untuk memperoleh 1 USD dibandingkan membeli
USD di pasar. Dengan demikian kontrak forward beli harus dicatat sebagai kewajiban derivatif di sisi kewajiban neraca
sebesar nilai wajar kontrak forward, yaitu:
Nilai kini dari (contracted forward rate – reporting date forward rate) x USD 1.000 =
(Rp. 9.000 – Rp. 8.900) x USD 1.000 = Rp.98.354.
[1+10%/12]2
Pada LBU bulan Januari 2009, transaksi forward beli di Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) dilaporkan sebagai berikut :
Transaksi forward beli pada tanggal kontrak dilaporkan pada rekening administratif (memorandum) sebesar notional
amount yaitu Rp. 9.000.000 ( USD 1.000 x Rp. 9.000) . Kurs pada tanggal 31 Januari 2009 adalah USD1 = Rp. 8.800.
Untuk transaksi derivatif Valas-Rupiah maka pelaporan pada Rekening Administratif hanya dilakukan untuk posisi valas,
sebagai berikut:
Rekening Administratif
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
Tagihan Komitmen
Posisi pembelian/penjualan spot dan derivatif 521 8.800.000 8.800.000
yang masih berjalan
Jenis
(Kol.II)
Forward
(sandi 01)
Kontrak
(Kol.IV)
Beli
(sandi 2)
Variabel...
(Kol.IX)
Nilai Tukar
(sandi 1)
Nilai
Nominal/Notional
(Kol.XII)
8.800.000
Tagihan
Derivatif
(Kol.XIII)
Kewajiban
Derivatif
(Kol.XIV)
98.354
Formulir-42 (Transaksi Spot dan Derivatif)
Formulir-28 (Kewajiban Spot dan Derivatif)
Jenis
(Kol.II)
Forward (sandi 01)
Kontrak
(Kol.III)
Beli (sandi 2)
Jenis
Valuta(Kol.IV)
IDR
Variabel...
(Kol.V)
Kewajiban
Derivatif(Kol.VIII)
98.354Nilai Tukar(sandi 1)
411
LBU PER KANTOR
III-300
Formulir-02 (Laporan Laba/Rugi)
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
Kerugian transaksi spot dan derivatif – 2920 98.354 98.354
Perubahan nilai wajar
Contoh 2 :
Pada tanggal 1 Januari 2009 Bank “B” melakukan transaksi forward jual USD/Rp. sebesar USD 5.000, 4 bulan, dan
forward rate jual USD1 = Rp. 9.200. Asumsi suku bunga/tahun = 10%.
Pada tanggal 30 Januari 2009, forward rate jual 3 bulan adalah USD1 = Rp. 8.900. Artinya, kontrak forward berpotensi
menguntungkan Bank “B” karena dengan menjual USD5.000 akan memperoleh Rupiah lebih banyak dibandingkan
dengan menjual USD di pasar. Dengan demikian kontrak forward jual harus dicatat sebagai tagihan derivatif di sisi aset
neraca sebesar nilai wajar kontrak forward, yaitu:
Nilai kini dari (contracted forward rate – reporting date forward rate) x USD 1.5.000 =
(Rp. 9.200 – Rp. 8.900) x USD 5.000 = Rp.1.463.116
[1+10%/12]3
Pada LBU bulan Januari 2009, transaksi forward jual di Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) dilaporkan sbb:
Transaksi forward jual pada tanggal kontrak dilaporkan pada rekening administratif (memorandum) sebesar notional
amount yaitu Rp. 46.000.000 ( USD 5.000 x Rp. 9.200). Kurs pada tanggal 31 Januari 2009 adalah USD1 = Rp.
8.800.
Karena transaksi derivatif dilakukan dalam Valas-Rupiah maka pelaporan pada Rekening Administratif hanya dilakukan
untuk posisi valas, sebagai berikut:
Rekening Administratif
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
Kewajiban Komitmen
Posisi pembelian/penjualan spot dan derivatif
yang masih berjalan 570 44.000.000 44.000.000
Formulir-42 (Transaksi Spot dan Derivatif)
Formulir-6 (Tagihan Spot dan Derivatif)
Jenis
(Kol.II)
Forward (sandi 01)
Kontrak
(Kol.III)
Jual (sandi 1)
Jenis Valuta
(Kol.IV)
IDR
Variabel...
(Kol.V)
Nilai Tukar (sandi 1)
Tagihan Derivatif
(Kol.XIII)
1.463.116
Jenis
(Kol.II)
Forward
(sandi 01)
Kontrak
(Kol.IV)
Jual
(sandi 1)
Variabel...
(Kol.IX)
Nilai Tukar
(sandi 1)
Nilai
Nominal/Notional
(Kol.XII)
44.000.000
Tagihan
Derivatif
(Kol.XIII)
1.463.116
Kewajiban
Derivatif
(Kol.XIV)
412
LBU PER KANTOR
III-301
Formulir-02 (Laporan Laba/Rugi)
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
Keuntungan transaksi spot dan derivatif – 2080 1.463.116 1.463.116
Perubahan nilai wajar
Untuk transaksi derivatif Valas-Valas, pelaporan pada Formulir-01 (Rekening Administratif) dilakukan untuk kedua
posisi Valas dimaksud, yaitu sebagai Tagihan Komitmen dan Kewajiban Komitmen. Sedangkan pelaporan dalam
Form-06 dan Form-28, kolom jenis valuta diisi dengan sandi jenis valuta asing.
413
LBU PER KANTOR
III-302
III.43.1
SANDI RINCIAN IRREVOCABLE L/C YANG MASIH BERJALAN
I. Jenis
1. Sight L/C 1
2. Usance L/C 2
3. Acceptance L/C 3
4. Negotiation L/C 4
5. Lainnya 9
II. Tujuan
1. L/C luar negeri 11
2. L/C dalam negeri (SKBDN) 15
Khusus untuk agunan/jaminan kedua dan seterusnya 98
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Pemohon
1. Golongan pemohon
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Pemohon
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
KOLOM SANDI
414
LBU PER KANTOR
III-303
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
VIII. Negara Pihak Pemohon
Lihat Daftar Sandi Negara
IX. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
X. Peringkat Perusahaan
XI. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
XII. Jumlah
XIII. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan 045
e. Emas 046
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
KOLOM SANDI
415
LBU PER KANTOR
III-304
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
KOLOM SANDI
416
LBU PER KANTOR
III-305
KOLOM SANDI
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
7. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XIV. PPA yang Telah Dibentuk
1. Cadangan Umum
2. Cadangan Khusus
417
LBU PER KANTOR
III-306
III.43.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN IRREVOCABLE L/C YANG MASIH BERJALAN
Pada daftar rincian ini dilaporkan jumlah irrevocable L/C yang telah diterbitkan/dibuka dalam rupiah dan valuta asing,
namun belum direalisasikan. Dalam sistem pelaporan ini rekening harus dilaporkan secara individual. Namun, untuk
penyederhanaan laporan, bank dapat melaporkan secara gabungan rekening-rekening yang semua ciri-cirinya sama.
KOLOM
I. Jenis
1. Sight L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya kepada beneficiary dilakukan pada saat dokumen L/C diajukan kepada bank.
2. Usance L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya kepada beneficiary dilakukan berdasarkan waktu yang ditentukan setelah
tanggal pengajuan dokumen yang disyaratkan L/C.
3. Acceptance L/C
Yaitu L/C yang mengharuskan wesel yang ditarik oleh beneficiary diaksep oleh accepting bank yang
akseptasinya dilakukan sepanjang dokumen yang diajukan telah memenuhi syarat L/C.
4. Negotiation L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya kepada beneficiary dilakukan pada saat pengajuan dokumen yang disyaratkan
L/C dan pembayaran tersebut terlebih dahulu atas beban dana negotiating bank.
5. Lainnya
II. Tujuan
1. L/C Luar Negeri
2. L/C Dalam Negeri (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri/SKBDN)
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
V. Jangka waktu
1. Mulai
2. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu
VI. Pemohon
1. Golongan Pihak Pemohon
Sandi golongan pihak pemohon lihat Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
418
LBU PER KANTOR
III-307
b. Tidak terkait dengan bank.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pemohon
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Kategori Portofolio
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
VIII. Negara Pihak Pemohon
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IX. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
X. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
XI. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan..
XII. Jumlah
Adalah nilai kontrak L/C.
XIII. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XIV. PPA Yang Telah Dibentuk
Adalah PPA yang telah dibentuk untuk irrevocable L/C sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aktiva bank umum.
1. Cadangan Umum
2. Cadangan Khusus
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
419
LBU
PER K
AN
TO
R
III-308
III.43.3
DAFTAR RINCIAN IRREVOCABLE L/C YANG MASIH BERJALAN
FORM - 43
43
Tujuan
JangkaWaktu
JenisValuta
NegaraPemohonJatuh
Tempo
Peringkat
Perusahaan
Mulai
Jumlah
Golongan
Pemohon
LembagaPemering
kat
I
Agunan/Jaminan
JenisAgunan/ Jaminan
II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
J U M L A H
JenisKualitas
Pemohon
Hubungan dgnBank
Tanggal Pemering
katanSifat
Agunan/Jaminan
JenisValuta
JangkaWaktu
MulaiJatuhTempo
Agunan/Jaminan
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
PenerbitAgunan
/ Jaminan
Lembaga Pemeringka
tan
Peringkat
PenerbitAgunan/Jaminan
Tanggal Pemeringka
tan
NilaiAgunanYg DptDiper
hitungkan
Status Pemohon
KategoriPortofolio
XIII
Cadangan
Umum
Cadangan
Khusus
PPA
XIV
420
LBU PER KANTOR
III-309
III.44.1
SANDI RINCIAN GARANSI YANG DIBERIKAN
I. Jenis
1. Bid Bonds 12
2. Performance Bonds 14
3. Advanced Payment Bonds 18
4. Shipping guarantee 20
5. Standby L/C 40
6. Endosemen atas surat berharga 50
7. Lainnya 90
Khusus untuk agunan/jaminan kedua dan seterusnya 98
II. Tujuan
1. Pinjaman
a. Dalam rangka penerimaan pinjaman luar negeri 1
b. Dalam rangka penerimaan pinjaman dalam negeri 2
2. Transaksi perdagangan
a. Luar negeri 4
b. Dalam negeri 5
3. Kontra Garansi (Counter Guarantee) 7
4. Lainnya 9
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
V. Jangka Waktu
1. Mulai TTBBTTTT
2. Jatuh Tempo TTBBTTTT
VI. Pemohon
1. Golongan Pemohon
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
KOLOM SANDI
421
LBU PER KANTOR
III-310
3. Status Pemohon
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VII. Kategori Portofolio
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 10
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain 11
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
3. Tagihan Kepada Bank
a. Tagihan Jangka Pendek 14
b. Tagihan Jangka Panjang 15
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 16
5. Tagihan Kepada Korporasi 35
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 36
7. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 62
8. Eksposur Sekuritisasi 70
VIII. Negara Pihak Pemohon
Lihat Daftar Sandi Negara
IX. Lembaga Pemeringkat
1. Moody’s 10
2. Standard and Poor’s 11
3. Fitch Rating 12
4. Pefindo 13
5. ICRA Indonesia 14
6. Fitch Indonesia 15
7. Tidak ada 00
X. Peringkat Perusahaan
XI. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
XII. Jumlah
XIII. Agunan/Jaminan
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro 010
b. Tabungan 020
c. Simpanan Berjangka 041
d. Setoran Jaminan
KOLOM SANDI
422
LBU PER KANTOR
III-311
KOLOM SANDI
e. Emas
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 042
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 043
iii. Obligasi Negara (ON) 086
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 087
v. Saham 091
vi. Reksadana 081
vii. Resi Gudang 092
viii. Surat Berharga lainnya 099
g. Properti Komersial
i. Gedung 161
ii. Gudang 162
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios 163
iv. Hotel 164
v. Lainnya 175
h. Properti Residensial
i. Rumah Tinggal 176
ii. Apartemen/Rumah Susun 177
i. Tanah 187
j. Kendaraan Bermotor 189
k. Mesin 190
l. Pesawat Udara 191
m. Kapal Laut 192
n. Persediaan 193
o. Agunan/Jaminan Lainnya 250
p. SB/LC 251
q. Garansi 252
r. Penjaminan/Asuransi Kredit 254
s. Tidak ada Agunan/Jaminan 300
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible 1
b. Non Eligible 2
3. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
4. Jangka Waktu
a. Mulai TTBBTTTT
b. Jatuh Tempo TTBBTTTT
5. Agunan/Jaminan
423
LBU PER KANTOR
III-312
KOLOM SANDI
a. Nilai Agunan/Jaminan
b. Tanggal Penilaian Terakhir TTBBTTTT
6. Penerbit Agunan/Jaminan
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia 01
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia 10
3) Lainnya 09
ii. Pemerintah dan Bank Sentral Negara Lain 11
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional 12
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya 13
c. Bank
Lihat Sandi Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN 16
ii. Pemerintah Daerah 17
iii. Lainnya 25
e. Korporasi 35
f. Tidak ada 00
8. Lembaga Pemeringkat
a. Moody’s 10
b. Standard and Poor’s 11
c. Fitch Rating 12
d. Pefindo 13
e. ICRA Indonesia 14
f. Fitch Indonesia 15
g. Tidak ada 00
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
9. Tanggal Pemeringkatan TTBBTTTT
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
XIV. PPA yang Telah Dibentuk
1. Cadangan Umum
2. Cadangan Khusus
424
LBU PER KANTOR
III-313
III.44.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN GARANSI YANG DIBERIKAN
Pada daftar rincian ini, dilaporkan seluruh posisi fasilitas penerbitan jaminan/ garansi dalam rupiah dan valuta asing
yang belum jatuh tempo baik untuk kepentingan bank lain maupun pihak ketiga bukan bank. Termasuk pula dilaporkan
pada daftar rincian ini jaminan/garansi yang pada tanggal laporan telah jatuh tempo tetapi masih dalam masa klaim.
Untuk penyederhanaan laporan pada daftar rincian ini, bank dapat melaporkan penerbitan jaminan secara gabungan,
dengan syarat semua ciri-cirinya sama.
KOLOM
I. Jenis
1. Bid Bonds
2. Performance Bonds
3. Advanced Payment Bonds
4. Shipping guarantee
Jaminan kepada perusaha pelayaran yang diterbitkan untuk kepentingan nasabah dalam rangka pengeluaran
barang-barangnya tanpa menunjukkan B/L (Bill of Ladding).
5. Standby L/C
Garansi bank berbentuk Irrevocable L/C yang memberi hak kepada pihak penerima jaminan untuk mencairkan
dana sebesar jumlah yang dinyatakan dalam Standby L/C apabila pihak penerima jaminan menyatakan tidak
menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian pada saat jatuh tempo.
6. Endosemen atas surat berharga
7. Lainnya
Fasilitas jaminan yang diterbitkan bank pelapor untuk kepentingan nasabah yang tidak dapat diklasifikasikan
pada jenis 1 sampai 6 di atas.
II. Tujuan
1. Pinjaman
a. Dalam rangka penerimaan pinjaman luar negeri
Jaminan yang diterbitkan oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah dalam rangka penerimaan
pinjaman dari luar negeri.
b. Dalam rangka penerimaan pinjaman dalam negeri
Jaminan yang diberikan oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah dalam rangka penerimaan pinjaman
dari dalam negeri, termasuk risk sharing.
2. Transaksi Perdagangan
Jaminan yang diterbitkan oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah dalam rangka transaksi pedagangan.
a. Luar Negeri
b. Dalam Negeri
425
LBU PER KANTOR
III-314
3. Kontra Garansi (Counter Guarantee)
4. Lainnya
Jaminan yang diterbitkan oleh bank pelapor untuk kepentingan nasabah untuk tujuan lain yang tidak dapat
digolongkan pada tujuan nomor 1 dan 3 di atas.
III. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
IV. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
V. Jangka Waktu
a. Mulai
b. Jatuh Tempo
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jangka Waktu.
VI. Pemohon
1. Golongan Pemohon
Yaitu pihak yang meminta fasilitas jaminan/garansi (applicant) kepada bank pelapor. Sandi golongan pihak
pemohon lihat Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank.
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan Bank.
3. Status Pemohon
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VII. Kategori Portofolio
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kategori Portofolio.
VIII. Negara Pihak Pemohon
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Negara.
IX. Lembaga Pemeringkat
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Lembaga Pemeringkat.
X. Peringkat Perusahaan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Peringkat Perusahaan.
XI. Tanggal Pemeringkatan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Tanggal Pemeringkatan..
XII. Jumlah
Adalah nilai kontrak garansi.
426
LBU PER KANTOR
III-315
XIII. Agunan/Jaminan
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Agunan/Jaminan.
XIV. PPA Yang Telah Dibentuk
Adalah PPA yang telah dibentuk untuk garansi yang diberikan sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva bank umum.
1. Cadangan Umum
2. Cadangan Khusus
Kolom ini diisi 0 sejak pelaporan data bulan Desember 2011.
427
LBU
PER K
AN
TO
R
III-316
Tujuan
Jangka Waktu
JenisValuta
Negara Pihak
PemohonJatuhTempo
PeringkatPerusaha
anMulai
JumlahGolongan Pemohon
Lembaga Pemering
kat
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
J U M L A H
Jenis Kualitas
Pemohon
Hubungan
dgnBank
Tanggal Pemering
katanStatusPemohon
KategoriPortofolio
III.44.3
DAFTAR RINCIAN GARANSI YANG DIBERIKAN
428
LBU
PER K
AN
TO
R
III-317
Agunan/Jaminan
JenisAgunan/Jaminan
SifatAgunan/Jaminan
JenisValuta
Jangka Waktu
MulaiJatuhTempo
Agunan/Jaminan
NilaiAgunan/Jaminan
TanggalPenilaianTerakhir
PenerbitAgunan
/Jaminan
XIII
Lembaga Pemeringkat
PeringkatAgunan/PenerbitJaminan
Tanggal Peme
ringkatan
Nilai AgunanYg Dpt Diper
hitungkan
FORM - 44
44
Cadangan
Umum
Cadangan
Khusus
PPA
XIV
429
LBU PER KANTOR
III-318
III.45.1
SANDI RINCIAN PENERUSAN KREDIT
I. Jumlah Rekening
II. Jenis Kredit
1. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Dalam rangka penerusan kredit dari Bank Indonesia 10
b. Lainnya 20
2. Bukan Kredit UMKM
a. Kredit kelolaan 40
b. Dalam rangka penerusan kredit dari Bank Indonesia 50
c. Bantuan proyek 60
d. Kredit kelolaan di luar bantuan proyek 90
e. Lainnya 99
III. Jenis Penggunaan
1. Modal kerja 1
2. Investasi 4
IV. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
V. 1. Sumber Dana Penerusan Kredit
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak ketiga Bukan Bank
2. Status Sumber Dana Penerusan Kredit
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
VI. Kualitas
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
VII. Golongan Penyalur
1. Koperasi 44
2. Lembaga Swadaya Masyarakat 45
3. Swasta lainnya 49
KOLOM SANDI
430
LBU PER KANTOR
III-319
VIII. Lokasi Proyek
Lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia
IX. Sektor Ekonomi
1. Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 050000
2. Perikanan 100000
3. Pertambangan dan Penggalian 150000
4. Industri Pengolahan 200000
5. Listrik, Gas, dan Air 250000
6. Konstruksi 300000
7. Perdagangan Besar dan Eceran 350000
8. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 400000
9. Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 450000
10. Perantara Keuangan 500000
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 550000
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 600000
13. Jasa Pendidikan 650000
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 700000
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 750000
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 800000
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 850000
18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya. 900000
X. Jumlah
KOLOM SANDI
431
LBU PER KANTOR
III-320
III.45.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN PENERUSAN KREDIT
Pada daftar rincian ini dilaporkan saldo rekening kredit dalam rupiah dan valuta asing yang disalurkan oleh bank pelapor
yang dananya berasal dari pihak lain, dan atas penyaluran kredit tersebut bank pelapor tidak menanggung risiko.
KOLOM
I. Jumlah rekening
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah Rekening.
II. Jenis kredit
1. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Dalam rangka penerusan kredit dari Bank Indonesia
Kredit yang diberikan kepada debitur UMKM melalui bank pelapor yang sumber dananya dari Bank
Indonesia dan atas penyaluran kredit ini bank pelapor tidak menanggung risiko.
b. Lainnya
2. Bukan kredit UMKM
a. Kredit kelolaan
Kredit yang diberikan kepada debitur bukan UMKM melalui bank pelapor dan atas pemberian kredit
tersebut bank pelapor tidak menanggung risiko. Salah satu ciri kredit tersebut adalah bank tidak memungut
dan membayar bunga, tetapi hanya memperoleh fee. Penyaluran kredit yang dananya berasal dari bank
pelapor lain, tidak dilaporkan dalam daftar rincian ini.
b. Dalam rangka penerusan kredit dari Bank Indonesia
Kredit yang diberikan kepada debitur bukan UMKM melalui bank pelapor yang sumber dananya dari
Bank Indonesia dan atas penyaluran kredit ini bank pelapor tidak menanggung risiko.
c. Bantuan proyek
Penyaluran kredit oleh bank pelapor kepada debitur bukan UMKM yang dananya berasal dari pinjaman
luar negeri yang penggunaannya ditujukan untuk pembiayaan investasi atau pembangunan proyek milik
pemerintah atau swasta, berupa barang modal atau kebutuhan devisa lainnya (project aid).
d. Kredit kelolaan di luar bantuan proyek
Kredit yang diberikan kepada debitur bukan UMKM di mana dana yang disalurkan oleh bank pelapor
tidak berupa nilai lawan valuta asing bantuan proyek. Seperti halnya kredit kelolaan, bank tidak
menanggung risiko atas kredit yang disalurkan tersebut. Termasuk pula dalam kredit ini adalah kredit
investasi yang dananya berasal dari Rekening Dana Investasi (RDI).
e. Lainnya
III. Jenis penggunaan
Yaitu tujuan daripada penggunaan kredit oleh debitur.
a. Modal kerja
b. Investasi
432
LBU PER KANTOR
III-321
IV. Jenis Valuta
Diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
V. 1. Sumber Dana Penerusan Kredit
Golongan sumber dana penerusan kredit, lihat Daftar sandi Bank dan daftar sandi pihak ketiga bukan bank.
2. Status Sumber Dana Penerusan Kredit
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank.
VI. Kualitas
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Kualitas.
VII. Golongan Penyalur
Yaitu pihak yang menerima dana dari bank pelapor untuk diteruskan kepada debitur akhir dalam rangka penerusan
kredit.
1. Koperasi
2. Lembaga Swadaya Masyarakat
3. Swasta lainnya
VIII. Lokasi Proyek
Sandi lokasi proyek, lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia.
IX. Sektor Ekonomi
Yaitu jenis bidang usaha debitur.
1. Pertanian, perburuan, dan Kehutanan
2. Perikanan
3. Pertambangan dan Penggalian
4. Industri Pengolahan
5. Listrik, gas, dan air
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar dan Eceran
8. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
9. Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10. Perantara Keuangan
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13. Jasa Pendidikan
14. Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
18. Kegiatan yang belum jelas batasannya
X. Jumlah
Adalah jumlah kredit yang diteruskan.
433
LBU PER KANTOR
III-322
II III
FORM - 45
45
I
JUMLAH
III.45.3
DAFTAR RINCIAN PENERUSAN KREDIT
Jumlah
IV
JumlahRekening
V
JenisPenggunaan
JenisKredit
JenisValuta
SumberDana
PenerusanKredit
KualitasGolonganPenyalur
LokasiProyek
SektorEkonomi
VI VII VIII IX X
StatusSumber
DanaPenerusan
Kredit
434
LBU PER KANTOR
III-323
III.46.1
SANDI RINCIAN KREDIT YANG DIHAPUSBUKU
I. Nomor Rekening
II. Jumlah Rekening
III. Jenis Valuta
Lihat Daftar Sandi Jenis Valuta
IV. Debitur
1. Golongan Debitur
Lihat Daftar Sandi Bank dan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank
2. Hubungan dengan Bank
a. Terkait dengan bank 1
b. Tidak terkait dengan bank 2
3. Status Debitur
a. Perusahaan Induk 1
b. Perusahaan Anak 2
c. Lainnya 9
V. Tanggal Hapusbuku TTBBTTTT
VI. Baki Debet yang dihapusbuku
KOLOM SANDI
435
LBU PER KANTOR
III-324
III.46.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN KREDIT YANG DIHAPUSBUKU
Dalam daftar rincian ini dilaporkan jumlah kredit yang telah dihapusbuku. Tidak termasuk dilaporkan dalam daftar
rincian ini adalah kredit yang dihapus buku namun telah lunas atau telah dihapus tagih. Laporan daftar rincian
kredit yang dihapus buku mencakup seluruh data kredit yang dihapus buku oleh bank pelapor.
KOLOM
I. Nomor Rekening
Dalam pelaporan ini, setiap rekening kredit yang pada saat dihapusbuku dengan baki debet lebih besar dari Rp
500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) atau lebih besar dari USD 50.000 atau equivalennya untuk mata uang lainnya
harus dilaporkan secara individual (tidak boleh digabungkan), dan kolom ini diisi dengan nomor rekening fasilitas
kredit yang dihapusbuku. Dalam hal fasilitas kredit tidak memiliki nomor rekening, maka kolom ini harus diisi
dengan nomor akad kredit sebelum dihapusbuku.
II. Jumlah Rekening
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah Rekening.
Untuk menyederhanakan pelaporan, bank pelapor diperkenankan menggabungkan/menjumlahkan rekening-
rekening aktiva produktif yang dihapusbuku dimaksud, dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Rekening-rekening dengan nilai kolom Baki Debet yang Dihapusbuku masing-masing sampai dengan Rp
10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) atau sampai dengan USD 1,000 atau ekuivalennya untuk mata uang
lain , sepanjang Jenis Valuta dan Golongan Debitur sama.
Pelaporan rekening yang digabungkan, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kolom II diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
b. Kolom I, IV.2, IV. 3 cukup diisi dengan angka 0.
c. Kolom V dikosongkan (NULL).
d. Kolom III dan IV.1 diisi sesuai dengan sandi yang bersangkutan.
e. Kolom VI diisi dengan jumlah rupiah dari rekening-rekening yang digabungkan.
2. Rekening-rekening dengan nilai kolom Baki Debet yang Dihapusbuku masing-masing lebih besar dari Rp
10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) atau lebih
besar dari ekuivalen USD 1,000 sampai dengan USD 50,000, sepanjang seluruh ciri dan karakteristiknya
sama.
a. Kolom I diisi 0.
b. Kolom II diisi dengan banyaknya rekening yang digabungkan.
c. Kolom III s.d. V diisi sesuai dengan sandi rincian yang bersangkutan.
d. Kolom-kolom VI diisi dengan jumlah dari rekening-rekening yang digabungkan.
III. Jenis Valuta
Kolom ini diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
436
LBU PER KANTOR
III-325
IV. Debitur
1. Golongan Debitur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Debitur.
2. Hubungan dengan bank
a. Terkait dengan bank
b. Tidak terkait dengan bank
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Hubungan Dengan bank.
3. Status Debitur
a. Perusahaan Induk
b. Perusahaan Anak
c. Lainnya
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Status Dengan Bank..
V. Tanggal Hapusbuku
Diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun kredit tersebut di hapusbuku.
VI. Baki Debet yang dihapusbuku
Yaitu saldo baki debet yang dihapusbuku.
437
LBU PER KANTOR
III-326
II III
FORM - 46
46
I
JUMLAH
III.46.3
DAFTAR RINCIAN KREDIT YANG DIHAPUSBUKU
IV
NomorRekening
V
JumlahRekening
JenisValuta
TanggalHapusbukuGolongan
Debitur
VI
Hubungandengan Bank
DebiturBaki Debet
Yang DihapusbukuStatusDebitur
438
LBU PER KANTOR
III-327
FORM - 47
47
A. Plafond Kredit Baru Yang Disetujui
Pada Bulan Laporan
1. Modal kerja 10
2. Investasi 20
3. Konsumsi
i. Kartu Kredit 31
ii. Lainnya 39
JUMLAH 40
B. Realisasi Kredit Baru Pada Bulan Laporan
1. Modal kerja 70
2. Investasi 75
3. Konsumsi
i. Kartu Kredit 81
ii. Lainnya 87
JUMLAH 89
Jenis Sandi Rupiah Valas Jumlah
III.47.1
DAFTAR PERSETUJUAN DAN REALISASI KREDIT BARU
PADA BULAN LAPORAN
I II III IV V
439
LBU PER KANTOR
III-328
III.47.2
PENJELASAN DAFTAR PERSETUJUAN DAN REALISASI KREDIT BARU
KREDIT BARU PADA BULAN LAPORAN
Dalam daftar rincian ini dilaporkan besarnya plafond dan realisasi kredit baru dalam rupiah dan valuta asing. Yang
dimaksud dengan kredit baru adalah pemberian fasilitas kredit baru dalam bulan laporan baik untuk kredit dengan akad
kredit maupun yang tidak dengan akad kredit (overdraft/cerukan). Persetujuan atas perpanjangan kredit yang
direstrukturisasi dan pengambilalihan kredit dari pihak lain, yang tidak disertai dengan penambahan plafond, tidak
dilaporkan dalam daftar rincian ini.
KOLOM
I. Jenis
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jenis.
1. Plafond Kredit Baru Yang Disetujui Pada Bulan Laporan
Yaitu total fasilitas kredit yang disetujui pada bulan laporan, termasuk penambahan fasilitas/plafond atas
kredit yang telah disetujui pada bulan-bulan sebelumnya, perpanjangan kredit yang disertai dengan penambahan
plafond, dan penambahan pemberian overdraft/cerukan dalam bulan laporan. Plafond kredit yang telah disetujui
pada bulan-bulan sebelumnya tidak dilaporkan dalam daftar rincian ini.
a. Modal kerja
b. Investasi
c. Konsumsi
i. Kartu kredit
ii. Lainnya
2. Realisasi Kredit Baru pada Bulan Laporan
Yaitu baki debet pada akhir bulan laporan dari fasilitas kredit baru yang disetujui pada bulan laporan.
a. Modal kerja
b. Investasi
c. Konsumsi
i. Kartu kredit
ii. Lainnya
II. Sandi
Kolom ini merupakan sandi dari masing-masing transaksi pada kolom Jenis. Kolom ini tidak perlu diisi.
III. Rupiah
Kolom ini diisi dengan persetujuan kredit yang diberikan dalam rupiah selama bulan laporan.
IV. Valas
Kolom ini diisi dengan persetujuan kredit yang diberikan dalam valuta asing setelah dijabarkan ke dalam valuta
rupiah. Penjabaran ke dalam rupiah untuk seluruh transaksi pada daftar rincian ini, menggunakan kurs konversi
Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal laporan.
V. Jumlah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah.
440
LBU PER KANTOR
III-329
III.48.1
SANDI RINCIAN PELIMPAHAN KREDIT PADA BULAN LAPORAN
I. Kategori Debitur
1. Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan Penjaminan/Asuransi
Kredit
i. Penjamin Tertentu
i.1 Mikro 10
i.2 Kecil 20
i.3 Menengah 30
ii. Penjamin Lainnya
ii.1 Mikro 40
ii.2 Kecil 50
ii.3 Menengah 60
b. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Lainnya
i. Mikro 70
ii. Kecil 80
iii. Menengah 90
2. Bukan Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 99
II. Jenis Penggunaan
1. Modal kerja 1
2. Investasi 2
3. Konsumsi 3
III. Lokasi Proyek
Lihat Daftar Sandi Jenis Lokasi Proyek
IV. Jumlah
1. Rupiah
2. Valas
3. Jumlah
V. Golongan Debitur
Lihat Daftar Sandi Bank dan PIhak Ketiga Bukan Bank
VI. Sektor ekonomi
Lihat Daftar Sandi Sektor Ekonomi
KOLOM SANDI
441
LBU PER KANTOR
III-330
III.48.2
PENJELASAN DAFTAR RINCIAN
PELIMPAHAN KREDIT PADA BULAN LAPORAN
Dalam daftar rincian ini dilaporkan besarnya pelimpahan kredit dalam rupiah dan valuta asing pada bulan laporan. Yang
dimaksud dengan pelimpahan kredit adalah seluruh pemberian fasilitas kredit dalam bulan laporan (posisi debet) baik
untuk kredit dengan akad kredit maupun yang tidak dengan akad kredit (overdraft/cerukan).
Dalam sistem pelaporan ini setiap rekening harus dilaporkan secara individual. Namun, guna penyederhanaan laporan,
pada daftar rincian ini dapat dilakukan penggabungan sepanjang ciri-cirinya sama.
Laporan data pelimpahan kredit ini dimulai untuk pelaporan LBU bulan data Oktober 2009.
KOLOM
I. Kategori Debitur
1. Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan Penjaminan/Asuransi Kredit
Pemberian kredit kepada debitur usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang memenuhi
persyaratan penjaminan/asuransi kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar. Pengertian mengenai usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah mengacu
pada undang-undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah.
i. Penjamin Tertentu
Pemberian kredit kepada UMKM dengan penjaminan/asuransi kredit yang diterbitkan oleh lembaga
penjamin atau perusahaan asuransi berstatus BUMN dan lembaga penjamin/asuransi kredit dimaksud
serta skema penjaminan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
i.1 Mikro
i.2 Kecil
i.3 Menengah
Yang dilaporkan dalam sandi ini adalah sebesar porsi/bagian yang dijamin.
ii. Penjamin Lainnya
Pemberian kredit kepada UMKM dengan penjaminan/asuransi kredit yang diterbitkan oleh lembaga
penjamin atau perusahaan asuransi berstatus bukan BUMN dan lembaga penjamin/asuransi kredit
dimaksud serta skema penjaminan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko
kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
ii.1 Mikro
ii.2 Kecil
ii.3 Menengah
b. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lainnya
Pemberian kredit kepada UMKM selain dari pemberian kredit kepada UMKM yang memenuhi
persyaratan sebagaimana huruf a diatas.
i. Mikro
ii. Kecil
442
LBU PER KANTOR
III-331
iii. Menengah
Yang dilaporkan dalam sandi ini adalah sebesar porsi/bagian yang dijamin.
2. Bukan Debitur usaha mikro, kecil, dan menengah
Debitur yang tidak memenuhi kriteria debitur usaha mikro, kecil, dan menengah.
II. Jenis Penggunaan
Yaitu tujuan penggunaan kredit yang dapat dibedakan atas:
1. Modal kerja
Kredit jangka pendek untuk membiayai keperluan modal kerja debitur
2. Investasi
Kredit jangka menengah/panjang untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan antara
lain guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, dan relokasi proyek dan atau pendirian usaha baru.
3. Konsumsi
Kredit untuk keperluan konsumsi dengan cara membeli, menyewa, atau dengan cara lain.
III. Lokasi Proyek
Yaitu daerah tempat penggunaan kredit.
Sandi lokasi, lihat Daftar Sandi Lokasi Dati II Seluruh Indonesia.
IV. Jumlah
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Jumlah.
V. Golongan Debitur
Lihat Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian tentang Golongan Debitur.
VI. Sektor Ekonomi
Rincian sektor ekonomi didasarkan atas Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005.
Dalam hal kredit digunakan untuk membiayai lebih dari satu jenis kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisah-
pisahkan, cara penggolongannya dititikberatkan kepada sektor ekonomi yang diutamakan (sektor yang paling
besar memperoleh fasilitas pembiayaan)
Pelaporan Kolom V dan VI mulai berlaku sejak pelaporan data bulan April 2011
Contoh :
Bank memberikan kredit UMKM berupa kredit modal kerja kepada nasabah A sebesar Rp.500 juta dengan jangka
waktu 3 tahun. Pada bulan Januari 2008 telah ditarik sebesar Rp.150 juta. Pada bulan Februari 2008 terjadi 2 kali
transaksi penarikan sebesar Rp.100 juta dan Rp.400 juta, pembayaran sebesar Rp.150 juta dan terjadi overdraft
sebesar Rp.50 juta dan cerukan Rp.5 juta. Berdasarkan nilai wajar sesuai PSAK, misalkan outstanding kredit menurun
sebesar 10%. Berapakah pelimpahan kredit UMKM pada bulan Februari 2008.
Jawab : Sesuai posisi mutasi debet laporan kredit tersebut pada Tabel III.48.2.1 dibawah ini, maka jumlah pelimpahan
kredit pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp. 555 juta.
31-Jan-08 150 jt BD bulan Januari 2008
5-Feb-08 100jt Penarikan
25-Feb-08 150 jt Pembayaran
27-Feb-08 400 jt Penarikan
28-Feb-08 50 jt overdraft
28-Feb-08 5 jt cerukan karena pembebanan
biaya selisih kurs
29-Feb-08 150 jt 555 jt 150 jt 555 jt Perhitungan Nominal Kredit
- 55.5 jt Mark to market/amortisasi (turun 10%)
KeteranganTanggal Bulan LaluLainnyaDebet Kredit
Bulan
443
LBU PER KANTOR
III-332
II III
FORM - 48
48
I
JUMLAH
III.48.3
DAFTAR RINCIAN PELIMPAHAN KREDIT PADA BULAN LAPORAN
IV
KategoriDebitur
JenisPenggunaan
Lokasi Proyek
Rupiah Valas
Jumlah
Jumlah
V
GolonganDebitur
VI
Sektor Ekonomi
444
LBU PER KANTOR
III-333
BOX III.48.2.1
CONTOH PENGISIAN FORM-47 dan 48
UNTUK PELAPORAN DATA SEPTEMBER 2008
1. Plafon awal Rp100 juta (Agustus 2008), mendapat tambahan pada tanggal 25 September 2008 sebesar Rp50
juta, plafon akhir Rp150 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar Rp150 juta dan pembayaran kredit sebesar
Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan September 2008 Rp140 juta. Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp50 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp50 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp150 juta
2. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 25 September 2008 sebesar Rp50 juta. Terjadi
Penarikan kredit sebesar Rp100 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet
akhir bulan Rp90 juta. Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp50 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp 0 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp100 juta
3. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, mendapat
tambahan lagi pada tanggal 20 September 2008 sebesar Rp100 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar Rp 250
juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga Posisi baki debet akhir bulan Rp240 juta. Yang
dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp150 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp150 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp250 juta
4. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, mendapat
tambahan lagi pada tanggal 20 September 2008 sebesar Rp100 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar Rp150
juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan Rp140 juta. Yang
dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp150 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp50 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp150 juta
445
LBU PER KANTOR
III-334
5. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, mendapat
tambahan lagi pada tanggal 20 September 2008 sebesar Rp100 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar Rp275
juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi posisi baki debet akhir bulan 265juta (terjadi
overdraft). Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp175 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp175 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp275 juta
6. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, pada
tanggal 20 September 2008 plafon kredit diturunkan sebesar Rp100juta plafon akhir Rp50juta. Terjadi Penarikan
kredit sebesar Rp50 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan
Rp40juta. Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp0 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp0 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp50 juta
7. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, pada
tanggal 20 September 2008 plafon kredit diturunkan sebesar Rp50 juta plafon akhir Rp100 juta. Terjadi
Penarikan kredit sebesar Rp100 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp.10 juta sehingga posisi baki debet
akhir bulan Rp90juta. Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp0 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp0 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp100 juta
8. Plafon awal Rp100 juta, mendapat tambahan pada tanggal 10 September 2008 sebesar Rp50 juta, pada
tanggal 20 September 2008 plafon kredit diturunkan sebesar Rp50 juta plafon akhir Rp100juta. Terjadi Penarikan
kredit sebesar Rp110 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan
Rp100juta. Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp10 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp10 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp110 juta
9. Plafon awal Rp100 juta, diturunkan Rp50juta pada tanggal 10 September 2008, dan pada tanggal 20 September
2008 plafon kredit ditambah sebesar Rp50 juta plafon akhir Rp100 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar
Rp100 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan Rp 90juta. Yang
dilaporkan di LBU :
446
LBU PER KANTOR
III-335
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp0 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp0 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp100 juta
10. Plafon awal Rp100 juta, diturunkan Rp50 juta pada tanggal 10 September 2008, dan pada tanggal 20 September
2008 plafon kredit ditambah sebesar Rp100juta plafon akhir Rp150 juta. Terjadi Penarikan kredit sebesar Rp
150 juta dan pembayaran kredit sebesar Rp10 juta sehingga posisi baki debet akhir bulan Rp 140 juta. Yang
dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp50 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp50 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp150 juta
11. Debitor X pada akhir bulan September 2008 terjadi overdraft, dengan posisi baki debet per akhir bulan September
2008 sebesar Rp110 juta dengan plafon Rp100 juta (debitor tidak mendapat fasilitas kredit baru maupun tambahan).
Yang dilaporkan di LBU :
Form-47
- Plafon Kredit Baru Yg Disetujui Pd Bln Laporan : Rp10 juta
- Realisasi Kredit Baru pd Akhir Bln Laporan : Rp10 juta
Form-48
- Pelimpahan Kredit Pd Bln Laporan : Rp110 juta
447
LBU PER KANTOR
III-336
III.49
RINCIAN RUPA-RUPA ASET LAINNYA
FORM - 49
49
No. Uraian Rupiah Valas Jumlah
I II III
JUMLAH
448
LBU PER KANTOR
III-337
III.50
RINCIAN RUPA-RUPA KEWAJIBAN LAINNYA
FORM - 50
50
No. Uraian Rupiah Valas Jumlah
I II III
JUMLAH
449
LBU PER KANTOR
III-338
III.51
RINCIAN PENDAPATAN NON-OPERASIONAL LAINNYA
FORM - 51
51
No. Uraian Rupiah Valas Jumlah
I II III
JUMLAH
450
LBU PER KANTOR
III-339
III.52
RINCIAN BEBAN NON-OPERASIONAL LAINNYA
FORM - 52
52
No. Uraian Rupiah Valas Jumlah
I II III
JUMLAH
451
IV-1
LBU GABUNGAN
FORM - 01
01
IV.1.1
NERACA GABUNGAN
ASET
1. Kas 100
2. Penempatan pada Bank Indonesia 120
3. Penempatan Pada Bank lain 130
4. Tagihan Spot dan Derivatif 135
5. Surat Berharga
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
i. Diperdagangkan 138
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 139
b. Tersedia untuk dijual 143
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 144
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 145
6. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) 160
7. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (Reverse Repo) 164
8. Tagihan Akseptasi 166
9. Kredit yang diberikan
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
i. Diperdagangkan 168
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 169
b. Tersedia untuk dijual 172
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 173
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 175
10. Penyertaan 200
11. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
a. Surat Berharga Yang Dimiliki 201
b. Kredit Yang Diberikan 202
c. Lainnya 206
12. Aset Tidak Berwujud 212
Akumulasi Amortisasi -/- 213
13. Aset Tetap dan Inventaris 214
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Inventaris -/- 215
14. Properti Terbengkalai 217
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
452
IV-2
LBU GABUNGAN
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
15. Aset yang diambil alih 218
16. Rekening Tunda 219
17. Aset Antar Kantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 03) 223
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 04) 224
18. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya -/- 225
19. Aset Pajak Tangguhan 228
20. Rupa-Rupa Aset 05) 230
JUMLAH 290
453
IV-3
LBU GABUNGAN
KEWAJIBAN
1. Giro 300
2. Tabungan 320
3. Simpanan Berjangka 330
4. Kewajiban Kepada Bank Indonesia 340
5. Kewajiban Kepada Bank lain 350
6. Kewajiban Spot dan Derivatif 351
7. Kewajiban atas Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (repo) 352
8. Kewajiban Akseptasi 353
9. Surat Berharga yang diterbitkan 355
10. Pinjaman yang diterima 360
11. Setoran Jaminan 370
12. Kewajiban Antar Kantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 06) 393
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 07) 394
13. Kewajiban Pajak Tangguhan 396
14. Rupa-rupa Kewajiban 08) 400
15. Modal Pinjaman 410
16. Modal Disetor
a. Modal dasar 421
b. Modal yang belum disetor -/- 422
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/- 423
17. Tambahan modal disetor
a. Agio 431
b. Disagio -/- 432
c. Modal Sumbangan 433
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
i Faktor Penambah 436
ii. Faktor Pengurang -/- 437
e. Pendapatan komprehensif lainnya
i. Keuntungan 440
ii. Kerugian -/- 445
f. Lainnya
i. Faktor Penambah 453
ii. Faktor Pengurang -/- 454
g. Dana setoran modal 455
18. Selisih penilaian kembali aset tetap 456
19. Cadangan
a. Cadangan Umum 451
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
454
IV-4
LBU GABUNGAN
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
b. Cadangan Tujuan 452
20. Laba/rugi
a. Tahun-tahun lalu
i. Laba 461
ii. Rugi -/- 462
b. Tahun berjalan 02)
i. Laba 465
ii. Rugi -/- 466
JUMLAH 490
455
IV-5
LBU GABUNGAN
Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
IV.1.2
REKENING ADMINISTRATIF GABUNGAN
I. Tagihan Komitmen
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik 495
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 521
3. Lainnya
a. Terkait dengan bank 525
b. Tidak terkait dengan bank 529
II. Kewajiban Komitmen
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik
a. BUMN
i. Committed 533
ii. Uncommitted 535
b. Lainnya
i. Committed 536
ii. Uncommitted 538
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik
a. Committed 542
b. Uncommitted 544
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan
a. L/C luar negeri 561
b. L/C dalam negeri 562
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 570
5. Lainnya 589
III. Tagihan Kontinjensi
1. Garansi yang diterima 591
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian
a. Bunga kredit yang diberikan 592
b. Bunga lainnya 597
3. Lainnya 598
IV. Kewajiban Kontinjensi
1. Garansi yang diberikan 599
2. Lainnya 609
V. Lainnya
1. Penerusan kredit 621
2. Aset produktif yang dihapusbuku
a. Aset Produktif
i. Kredit yang diberikan 624
456
IV-6
LBU GABUNGAN
No. Pos-pos Sandi Rupiah Valas Jumlah
ii. Lainnya 631
b. Aset Produktif dihapusbuku yang Dipulihkan atau
Berhasil ditagih
i. Kredit yang diberikan 638
ii. Lainnya 639
3 Aset produktif yang dihapustagih
i. Kredit yang diberikan
i.1 Dialihkan kepada Badan Khusus 630
i.2 Lainnya 632
ii. Lainnya 634
457
IV-7
LBU GABUNGAN
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga 1000
a. Dari Bank Indonesia 1020
b. Dari Penempatan pada Bank Lain
i. Giro 1060
ii. Interbank call money 1070
iii. Tabungan 1080
iv. Simpanan berjangka 1090
v. Lainnya 1150
c. Dari Surat Berharga
i. Dari Bank Indonesia 1160
ii. Dari Bank lain 1170
iii. Dari pihak ketiga bukan bank 1180
d. Dari Kredit yang diberikan
i. Dari Bank-bank lain 1210
ii. Dari pihak ketiga bukan bank 1220
e. Lainnya
i. Dari Bank Indonesia 1250
ii. Dari Bank lain 1260
iii. Dari pihak ketiga bukan bank 1270
iv. Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar Indonesia 1280
v. Kantor Pusat/Cabang sendiri di Indonesia 1290
2 Beban Bunga 1300
a. Kepada Bank Indonesia 1310
b. Kewajiban pada Bank Lain
i. Giro 1350
ii. Interbank call money 1360
iii. Tabungan 1370
iv. Simpanan Berjangka 1380
v. Lainnya 1440
c. Kepada pihak ketiga bukan bank
i. Giro 1450
ii. Simpanan berjangka 1460
iii. Tabungan 1470
Laporan L/R
IV.2
LAPORAN LABA/RUGI GABUNGAN
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah
Rupiah Valas Jumlah
458
IV-8
LBU GABUNGAN
Laporan L/R
d. Surat Berharga
i. Kepada Bank Indonesia 1530
ii. Kepada Bank lain 1540
iii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1550
e. Pinjaman yang diterima
i. Kepada Bank lain 1590
ii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1600
f. Lainnya
i. Kepada Bank Indonesia 1630
ii. Kepada Bank lain 1640
iii. Kepada pihak ketiga bukan bank 1650
iv. Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar Indonesia 1660
v. Kantor Pusat/Cabang sendiri di Indonesia 1670
g. Koreksi atas pendapatan bunga 1680
B. 1. Pendapatan Bunga Bersih (A1 - A2) 1750
2. Beban Bunga Bersih (A2 - A1) 1760
C. Pendapatan dan Beban Operasional Lain
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 1800
a. Surat Berharga
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) surat berharga 1810
ii. Keuntungan penjualan surat berharga
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 1830
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 1840
ii.2. Tersedia untuk dijual 1850
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 1860
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 1870
b. Kredit yang diberikan
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) kredit yang diberikan 1900
ii. Keuntungan penjualan kredit
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 1930
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 1940
ii.2. Tersedia untuk dijual 1950
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 1960
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 1970
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah
Rupiah Valas Jumlah
459
IV-9
LBU GABUNGAN
Laporan L/R
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Peningkatan Nilai Wajar (MTM) aset keuangan lain 2000
ii. Keuntungan penjualan aset keuangan lainnya
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 2030
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2040
ii.2. Tersedia untuk dijual 2050
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2060
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2070
d. Kewajiban Keuangan-Penurunan Nilai Wajar (MTM) 2075
e. Keuntungan transaksi spot dan derivatif
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
i.1. Forward 2080
i.2. Futures 2085
i.3. Swap 2090
i.4. Option 2095
i.5. Spot 2100
i.6. Lainnya 2120
ii. Keuntungan transaksi
ii.1. Forward 2125
ii.2. Futures 2130
ii.3. Swap 2135
ii.4. Option 2140
ii.5. Spot 2145
ii.6. Lainnya 2160
f. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity
method, komisi/provisi/fee dan administrasi
i. Deviden 2170
ii. Keuntungan dari penyertaan dengan equity method 2180
iii. Komisi/provisi kredit 2190
iv. Komisi/provisi dari transaksi derivatif 2200
v. Fee atas kredit kelolaan 2210
vi. Lainnya 2260
g. Koreksi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
i. Aset keuangan 2270
ii. Aset lainnya 2280
iii. Rupa-rupa aset 2290
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah
Rupiah Valas Jumlah
460
IV-10
LBU GABUNGAN
Laporan L/R
h. Koreksi atas Penyisihan Penghapusan Transaksi
Rekening Administratif 2330
i. Pendapatan Lainnya 2430
2. Beban Operasional selain Beban Bunga 2500
a. Surat Berharga
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) surat berharga 2530
ii. Kerugian penjualan surat berharga
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a. Diperdagangkan 2560
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2570
ii.2. Tersedia untuk dijual 2580
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2590
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2600
b. Kredit yang diberikan
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) surat berharga kredit 2640
ii. Kerugian penjualan kredit
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a Diperdagangkan 2670
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2680
ii.2. Tersedia untuk dijual 2690
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2700
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2710
c. Aset Keuangan Lainnya
i. Penurunan Nilai Wajar (MTM) aset keuangan lain 2740
ii. Kerugian penjualan aset keuangan lainnya
ii.1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
ii.1.a Diperdagangkan 2770
ii.1.b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar 2780
ii.2. Tersedia untuk dijual 2790
ii.3. Dimiliki hingga jatuh tempo 2800
ii.4. Pinjaman yang diberikan dan piutang 2810
d. Kewajiban Keuangan-Peningkatan Nilai Wajar (MTM) 2820
e. Kerugian transaksi spot dan derivatif
i. Perubahan Nilai Wajar (MTM)
i.1. Forward 2920
Rekening-rekening Sandi
Rupiah Valas Jumlah
Penduduk Bukan Penduduk
Jumlah
Rupiah Valas Jumlah
461
IV-11
LBU GABUNGAN
Laporan L/R
i.2. Futures 2925
i.3. Swap 2930
i.4. Option 2935
i.5. Spot 2940
i.6. Lainnya 2960
ii. Kerugian transaksi
ii.1. Forward 2965
ii.2. Futures 2970
ii.3. Swap 2975
ii.4. Option 2980
ii.5. Spot 2985
ii.6. Lainnya 3000
f. Kerugian dari penyertaan dengan equity method,
komisi/provisi/fee dan administrasi
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method 3010
ii. Komisi/provisi kredit 3020
iii. Komisi/provisi dari transaksi derivatif 3030
iv. Fee atas kredit kelolaan 3040
v. Lainnya 3100
g. Premi asuransi
i. Kredit 3110
ii. Penjaminan dana pihak ketiga 3120
iii. Kerugian operasional 3130
iv. Lainnya 3160
h. Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
i. Penempatan dana antarbank 3170
ii. Tagihan derivatif 3180
iii. Surat berharga 3190
iv. Tagihan reverse repo 3200
v. Tagihan akseptasi 3210
vi. Kredit yang diberikan 3220
vii. Penyertaan 3230
viii.Lainnya 3300
i. Penyisihan Penghapusan Transaksi Rekening Administratif 3310
j. Penyisihan Kerugian Risiko Operasional 3320
Rekening-re