Author
lykhanh
View
318
Download
11
Embed Size (px)
PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN BULANAN BANK UMUM (LBU)
BANK INDONESIA
74
ppskTextBoxLAMPIRAN 1
THI_ristiaRectangle
THI_ristiaTextBox Lampiran 1
ristia.iRectangle
xi
Informasi Pokok Bank Pelapor
INFORMASI POKOK BANK PELAPOR
1. Sandi bank :
2. Kurs Laporan : Rp. ................../USD
3. Nama bank :
4. Alamat Bank :
5. Nama kota :
6. Dati II :
7. Kantor pelapor
a. Kantor Pusat (KP) 1
b. Kantor Cabang (KC) 2
8. Status kantor pelapor :
a. Devisa 1
b. Non Devisa 2
9. Status kantor pusat :
a. Devisa 1
b. Non Devisa 2
10. Status Kepemilikan :
a. Bank Persero 1
b. Bank Swasta Nasional 2
c. Bank Asing 3
d. Bank Eks Campuran 4
e. Bank Pemerintah Daerah 5
11. Wilayah BI :
12. Nama pimpinan :
13. Jumlah karyawan :
14. No. telephone :
15. No. fax :
16. No. telex :
17. Penanggung jawab penyusun laporan :
a. Nama :
b. Bagian/Divisi :
c. No. telephone :
d. No. fax :
75
DtiadmRectangle
xii
18. Petugas penyusun laporan :
a. Nama :
b. Bagian/Divisi :
c. No. telephone :
d. No. fax :
19. Jumlah/banyak layanan
a. Kantor Cabang Pembantu (KCP) :
b. Jumlah Anak Perusahaan :
c. Kantor Kas :
d. Kas Mobil :
e. Payment Point :
f. ATM :
g. Kantor Perwakilan Luar Negeri :
h. Offshore Banking Unit (OBU) :
i. Agency :
j. Deposit Taking Company (DTC) :
20. Modal yang dinyatakan (Declared Capital) :
Informasi Pokok Bank Pelapor
76
DtiadmRectangle
xiii
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
PENJELASAN INFORMASI POKOK BANK PELAPOR
Informasi yang mencakup beberapa data penting mengenai bank pelapor yang harus diisi pada saat pertama
kali menyusun Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Untuk penyusunan laporan bulanan berikutnya, cukup dilakukan
penyesuaian (updating) atas data yang telah berubah. Informasi Pokok Bank Pelapor meliputi :
1. Sandi Bank
Adalah sandi laporan bank pelapor, diisi dengan 9 digit.
2. Kurs Laporan
Diisi dengan Kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul
16.00 WIB akhir bulan laporan.
3. Nama Bank
Diisi dengan nama bank pelapor.
4. Alamat
Diisi dengan alamat kantor bank pelapor.
5. Nama kota
Diisi dengan nama kota di mana bank pelapor beroperasi.
6. Dati II
Diisi sandi Lokasi Kabupaten/Kota tempat kedudukan bank pelapor. Sandi Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
Daftar Sandi Lokasi Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia.
7. Kantor pelapor
Diisi dengan status kepemilikan cabang bank pelapor apakah sebagai bank tunggal, bank non tunggal (memiliki
kantor cabang) dan bank asing/campuran.
8. Status kantor pelapor
Diisi dengan status kegiatan operasional bank pelapor sebagai bank devisa atau non devisa, sesuai izin operasi
dari Bank Indonesia.
9. Status kantor pusat
Diisi dengan status kegiatan operasional kantor pusat bank pelapor apakah sebagai bank devisa atau non
devisa, sesuai dengan ijin operasi dari Bank Indonesia.
10. Status Kepemilikan
Diisi dengan status kepemilikan bank pelapor apakah sebagai Bank Persero, Bank Swasta Nasional, Bank
Asing, Bank Eks Campuran dan Bank Pemerintah Daerah.
11. Wilayah BI
Diisi dengan sandi Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia tempat kedudukan bank pelapor. Sandi wilayah BI
dapat dilihat pada Daftar Sandi Wilayah Kerja Bank Indonesia.
77
DtiadmRectangle
xiv
12. Nama Pimpinan
Diisi dengan nama pimpinan yang bertanggung jawab atas operasional Bank Pelapor. Bagi Bank pelapor yang
ber status kantor pusat diisi dengan nama Direktur yang membawahi divisi pelaporan. Bagi bank pelapor
yang berstatus kantor cabang bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun diluar Indonesia,
maka nama pimpinan diisi dengan nama pemimpin/kepala cabang yang bersangkutan.
13 Jumlah karyawan
Diisi dengan jumlah karyawan yang berstatus karyawan tetap, honorer, maupun tenaga kontrak yang bertugas
pada bank pelapor, termasuk jumlah karyawan dari kantor-kantor dibawah kantor cabang, atau dibawah
kantor cabang pembantu bagi bank asing, yang menjadi wewenang kantor bank pelapor.
14. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon pimpinan kantor bank pelapor.
15. No. fax
16. No. telex
17. Penanggung jawab penyusun laporan
Diisi dengan data penanggung jawab penyusun LBU.
a. Nama
Diisi dengan nama yang bertanggung jawab atas penyusunan LBU.
b. Bagian/Divisi
Diisi dengan nama bagian/divisi di mana penanggung jawab penyusunan laporan bertugas.
c. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon penanggung jawab penyusunan laporan.
d. No. fax
18. Petugas penyusun laporan
Diisi dengan data petugas penyusun LBU.
a. Nama
Diisi dengan nama yang menyusun LBU.
b. Bagian/Divisi
Diisi dengan nama bagian/divisi di mana penyusun laporan bertugas.
c. No. telepon
Diisi dengan nomor telepon penyusun laporan.
d. No. fax
19. Jumlah/Banyak Karyawan
a. Kantor Cabang Pembantu (KCP)
Bagi bank nasional diisi dengan jumlah KCP, bagi bank asing diisi dengan jumlah kantor di bawah KCP,
yang berinduk kepada bank pelapor dalam penyusunan LBU.
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
78
DtiadmRectangle
xv
b. Kantor kas
Diisi jumlah kantor kas dibawah bank pelapor.
c. Kas mobil
Diisi jumlah kas mobil di bawah bank pelapor.
d. Payment point
Diisi jumlah payment point di bawah bank pelapor.
e. ATM
Diisi dengan jumlah ATM yang menjadi tanggung jawab bank pelapor.
f. Kantor Perwakilan Luar Negeri (KPLN)
Yaitu kantor bank yang berkedudukan diluar negeri dan bertindak semata-mata sebagai penghubung
antara Kantor Pusat atau Kantor Cabang di dalam negeri dengan nasabahnya di luar negeri.
g. Offshore Banking Unit (OBU)
Disi dengan jumlah unit suatu usaha perbankan atau trust yang berada diluar wilayah hukum negara
host-nya.
h. Agency
Diisi dengan jumlah agency
i. Deposit Taking Company (DTC)
Diisi dengan jumlah unit usaha bank pelapor yang kegiatannya hanya menghimpun dana.
20. Modal Yang Dinyatakan (Declared Capital)
Diisi khusus untuk bank asing besarnya Modal Yang Dinyatakan
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor
79
DtiadmRectangle
xvii
Informasi Pokok Perusahaan Anak
INFORMASI POKOK PERUSAHAAN ANAK
1. Sandi Bank :
2. Sandi Perusahaan Anak :
3. Jenis Perusahaan Anak :
a. Milik Negara 01
b. Swasta Nasional 02
c. Patungan 03
4. Nama Lengkap Perusahaan :
5. NPWP :
6. Status Perusahaan :
a. Perusahaan Subsidiari (subsidiart company) 1
b. Perusahaan Partisipasi (participation company) 2
c. Lainnya 9
7. Tahun Pendirian :
8. Izin Usaha :
a. Nomor :
b. Tanggal :
9. Izin Go Public
a. Nomor :
b. Tanggal :
10. Alamat Perusahaan
a. Alamat Lengkap :
b. Kota :
c. Dati II :
11. Bidang Usaha
a. Dana Pensiun 01
b. Modal Ventura 02
c. Perusahaan Pembiayaan 03
d. Perusahaan Sekuritas yang tidak melakukan
kegiatan usaha reksadana 04
e. Perusahaan Sekuritas yang melakukan kegiatan
reksadana 05
f. Reksadana 06
g. Manajer Investasi 07
h. Lainnya 09
80
DtiadmRectangle
xviii
12. Perusahaan Terbuka
a. Modal Dasar :
b. Modal Ditempatkan :
c. Modal Disetor :
13. Koperasi :
a. Simpanan Pokok :
b. Simpanan Wajib :
14. Jumlah Pemegang Saham :
15. Jumlah Komisaris/Pengawas :
16. Jumlah Direksi :
17. Jumlah Kantor Cabang :
Informasi Pokok Perusahaan Anak
81
DtiadmRectangle
DtiadmRectangle
xix
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan Anak
PENJELASAN INFORMASI POKOK PERUSAHAAN ANAK
Formulir ini berisi informasi mengenai profil Perusahaan Pembiayaan.
1. Sandi Bank
Diisi dengan sandi bank yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan anak, sebanyak 9 digit.
2. Sandi Perusahaan Anak
Diisi dengan sandi perusahaan anak sebanyak 6 digit.
3. Jenis Perusahaan Anak
Diisi dengan salah satu jenis Perusahaan Anak yaitu Perusahaan Milik Negara, Perusahaan Patungan (Joint
Venture) atau Perusahaan Swasta nasional.
4. Nama Perusahaan Anak
Diisi dengan nama lengkap perusahaan anak
5. NPWP
Cukup jelas
6. Status Perusahaan
Diisi dengan salah satu status Perusahaan Anak yaitu Perusahaan Subsidiari, Perusahaan Partisipasi (Joint Ventura)
atau Perusahaan lainnya. Definisi status perusahan anak terdapat di Bab II Penjelasan Umum Kolom Daftar
Rincian
7. Tahun Pendirian
Cukup jelas
8. Izin Usaha
a. Nomor
Cukup jelas
b. Tanggal
Diisi dengan tanggal bulan dan tahun dikeluarkannya surat surat izin usaha.
9. Izin Go Publik
a. Nomor
Cukup jelas
b. Tanggal
Diisi dengan tanggal bulan dan tahun dikeluarkannya surat izin go publik.
10. Alamat Perusahaan
a. Alamat Lengkap
Cukup jelas
b. Nama Kota
Diisi dengan nama kota dimana perusahaan anak beroperasi.
82
DtiadmRectangle
xx
c. Dati II
Lihat daftar sandi Kabupaten/Kota seluruh Indonesia
11. Bidang Usaha
Diisi dengan salah satu jenis kegiatan usaha sesuai dengan izin usaha yang diberikan, yaitu Dana Pensiun,
Modal Ventura, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Sekuritas, Reksadana, Manajer Investasi dan lainnya.
12. Perusahaan Terbuka
- Modal dasar
- Modal Ditempatkan
- Modal Disetor
13. Koperasi
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
Cukup jelas.
14. Jumlah Pemegang Saham
Diisi dengan jumlah pemegang saham
Bagi Perusahaan Anak yang telah go public, penyebutan pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di pasar modal.
Apabila badan hukum berbentuk koperasi diisi dengan banyaknya jumlah anggota.
15. Jumlah Anggota Dewan Komisaris/Pengawas
16. Jumlah Direksi
Untuk Perusahaan Anak yang berbadan hukum Perseroan Terbatas diisi dengan banyaknya jumlah anggota
dewan komisaris dan jumlah direksi. Bagi yang berbadan hukum koperasi jumlah anggota dewan komisaris diisi
dengan banyaknya jumlah anggota dewan pengawas dan jumlah direksi diisi dengan banyaknya anggota dewan
pengurus.
17. Jumlah Kantor Cabang
Diisi dengan jumlah kantor cabang Perusahaan Anak pelapor.
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan Anak
83
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-1
BAB I
PENJELASAN UMUM
I.1 Tujuan Pelaporan
Dalam melakukan fungsi kebansentralan yang diamanatkan dalam Undang-undang, khususnya fungsi di
bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan, maka Bank Indonesia memerlukan
informasi yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dimaksud, yang antara lain mencakup informasi
mengenai kondisi dan kinerja keuangan serta kegiatan usaha perbankan.
Sejalan dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan
penyempurnaan sistem dan format laporan yang selama ini digunakan untuk pelaporan kepada Bank Indonesia
melalui Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), sehingga diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akan
informasi yang lebih utuh, komprehensif dan berkualitas.
Di bidang pengawasan perbankan, dengan semakin kompleksnya perkembangan produk dan usaha bank
maka tuntutan kebutuhan informasi untuk mendukung fungsi pengawasan perbankan dalam rangka menjaga
stabilitas dan kesehatan sistem perbankan semakin meningkat sebagai konsekuensi dari penyempurnaan
sistem pengawasan berbasis risiko secara konsolidasi, penyempurnaan berbagai ketentuan kehati-hatian
dan standar akuntansi keuangan serta penerapan Basel II.
Terkait dengan pelaksanaan fungsi di bidang moneter, penyempurnaan LBU ditujukan agar dapat memberikan
tambahan informasi, antara lain melalui:
1. Pengkayaan sandi sektor ekonomi secara lebih detail, misalnya disektor konsumsi yaitu kredit mobil,
motor, elektronik, dan lain-lain.
2. Penambahan informasi data pelimpahan kredit pada bulan laporan.
3. Penambahan informasi mutasi transaksi bank pelapor dengan bukan penduduk (Non Resident). Hal ini
untuk menampung kepentingan pelaporan Lalu Lintas Devisa (LLD).
Dalam penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia, bentuk LBU yang disusun oleh bank tetap
disajikan menurut sistematika yang ditetapkan dalam buku pedoman ini, yaitu menggunakan definisi yang
seragam serta sandi-sandi dan angka-angka yang ditetapkan. Penyusunan dan penyampaian LBU secara
seragam ini dimaksudkan agar laporan keuangan bank dapat diolah oleh Bank Indonesia secara gabungan
sebagai industri perbankan.
I.2 Kantor Bank Pelapor
1. Kantor pusat atau Kantor cabang bagi bank asing
Kantor pusat bank yang memiliki kantor cabang wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari
kantor cabangnya baik kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di
luar Indonesia. Bagi kantor cabang bank asing laporan gabungan dimaksud adalah gabungan dari kantor
cabang pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Sementara itu, Kantor pusat
bank yang memiliki anak perusahaan, wajib menyampaikan laporan perusahaan anak dan laporan
secara konsolidasi dari bank sebagai perusahaan induk dengan perusahaan anaknya.
2. Kantor cabang atau Kantor pusat (bank tunggal)
Setiap kantor bank yang melakukan kegiatan operasional diwajibkan membuat dan menyampaikan
LBU adalah :
84
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-2
a. Bank yang berkantor pusat di Indonesia
i. Kantor pusat dan kantor-kantor cabang yang berkedudukan di Indonesia
Kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang dan setiap kantor cabang bank wajib
menyusun LBU secara individu. Dalam kaitan ini, kantor cabang pembantu dan kantor kas atau
kantor-kantor dibawah kantor pusat atau cabang lainnya yang melakukan kegiatan operasional
di Indonesia pelaporannya digabungkan dengan kantor pusat atau kantor cabang yang menjadi
induknya. Kantor pusat bank atau kantor wilayah yang tidak menjalankan kegiatan operasional,
laporan perkantornya digabungkan dengan kantor operasional yang ditunjuk oleh kantor pusat
atau kantor wilayah bank yang bersangkutan.
ii. Kantor-kantor operasional bank di luar Indonesia
Laporan kantor-kantor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dilakukan oleh
kantor pusat bank yang bersangkutan secara tersendiri untuk masing-masing kantor tersebut.
b. Bank yang berkantor pusat di luar Indonesia
Kantor pelapor adalah kantor cabang dan kantor cabang pembantu bank asing yang melakukan
kegiatan operasional di Indonesia.
I.3 Perlakuan Akuntansi
Perlakuan akuntansi yang mencakup pencatatan dan penilaian atas transaksi kegiatan usaha bank wajib
mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Perbankan dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI).
I.4 Metode Penyajian Laporan
Dalam laporan ini dianut metode penyajian berdasarkan karakteristik produk perbankan. Sebagai contoh :
1. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Indonesia
Penempatan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada Bank Indonesia,
dilaporkan pada pos Penempatan atau Kewajiban Pada Bank Indonesia.
2. Penempatan dan Kewajiban kepada Bank Lain
Penempatan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank lain baik bank
yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia, dilaporkan pada pos
Penempatan atau Kewajiban Pada Bank Lain. Penempatan bank pelapor kepada bank lain dalam
bentuk surat berharga dan spot dan derivatif, dilaporkan pada pos Surat Berharga dan pos Tagihan Spot
dan Derivatif.
3. Tagihan dan Kewajiban Spot dan Derivatif
Tagihan dan kewajiban bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga
bukan bank dalam bentuk spot dan derivatif, dilaporkan pada pos Tagihan dan kewajiban Spot dan
Derivatif.
4. Surat Berharga
Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam
bentuk surat berharga, dilaporkan pada pos Surat Berharga. Termasuk dilaporkan dalam pos ini adalah
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
5. Kredit Yang Diberikan
Tagihan bank pelapor dalam rupiah dan valuta asing kepada bank dan pihak ketiga bukan bank dalam
bentuk kredit, dilaporkan pada pos Kredit Yang Diberikan.
85
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-3
I.5 Pengukuran Dalam Mata Uang
LBU wajib disajikan dalam mata uang rupiah kecuali untuk daftar rincian yang diatur secara tersendiri. Aset,
kewajiban dan komitmen serta kontinjensi yang dimiliki bank pelapor dalam valuta rupiah dilaporkan pada
kolom Rupiah dan apabila dalam valuta asing dilaporkan pada kolom Valas setelah dijabarkan ke dalam
mata uang rupiah.
Dalam menjabarkan valuta asing ke dalam rupiah, berpedoman kepada ketentuan yang diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)
I.6 Jenis Laporan
Setiap kantor bank pelapor sebagaimana tersebut pada butir I.2, setiap akhir bulan wajib menyampaikan
laporan sebagai berikut :
1. Laporan gabungan Kantor Pusat atau Kantor Cabang bagi bank asing
Kantor pusat yang memiliki kantor cabang atau kantor cabang bank asing yang memiliki kantor cabang
pembantu, termasuk kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang beroperasi secara syariah
sebagaimana tersebut pada butir I.2.1, wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari seluruh kantornya,
yang meliputi :
1. Neraca dan Rekening Administratif Gabungan (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi Gabungan (Form-02)
3. Daftar Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
(Gabungan) (Form-03)
4. Daftar Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
(Gabungan) (Form-04)
5. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset Gabungan (Form-05)
6. Daftar Rincian Kewajiban Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
(Gabungan) (Form-06)
7. Daftar Rincian kewajibab Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar
Indonesia (Gabungan) (Form-07)
8. Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban Gabungan (Form-08)
Penjelasan laporan tersebut di atas sebagaimana penjelasan pada Bab II dan Bab III. Khusus untuk
Rekening Antar Kantor dilaporkan secara netto.
2. Laporan per Kantor Bank Pelapor
Setiap kantor bank atau kantor pusat bank yang tidak memiliki kantor cabang (bank tunggal) atau bank
asing yang tidak memiliki kantor cabang pembantu sebagaimana tersebut pada butir I.2.2 hanya wajib
menyampaikan laporan sebagai berikut :
A. Neraca dan Daftar Rincian Pos Neraca
1. Neraca Bulanan Bank Umum dan Rekening Administratif (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi (Form-02)
3. Daftar Rincian Kas (Form-03)
4. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia (Form-04)
5. Daftar Rincian Penempatan Pada Bank lain (Form-05)
6. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif (Form-06)
7. Daftar Rincian Surat Berharga (Form-07)
8. Daftar Rincian Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) (Form-08)
86
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-4
9. Daftar Rincian Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse
Repo) (Form-09)
10. Daftar Rincian Tagihan Akseptasi (Form-10)
11. Daftar Rincian Kredit yang diberikan (Form-11)
12. Daftar Rincian Penyertaan (Form-12)
13. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Form-13)
14. Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud (Form-14)
15. Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris (Form-15)
16. Daftar Rincian Properti Terbengkalai (Form-16)
17. Daftar Rincian Aset yang diambil alih (Form-17)
18. Daftar Rincian Rekening Tunda (Form-18)
19. Daftar Rincian Aset Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di Indonesia (Form-19)
20. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
(Form-20)
21. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya dan PPA Non Produktif (form-
21)
22. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset (Form-22)
23. Daftar Rincian Giro (Form-23)
24. Daftar Rincian Tabungan (Form-24)
25. Daftar Rincian Simpanan Berjangka (Form-25)
26. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia (Form-26)
27. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank lain (Form-27)
28. Daftar Rincian Kewajiban Spot dan Derivatif (form-28)
29. Daftar Rincian Kewajiban atas Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) (Form-
29)
30. Daftar Rincian Kewajiban Akseptasi (Form-30)
31. Daftar Rincian Surat Berharga yang diterbitkan (Form-31)
32. Daftar Rincian Pinjaman yang diterima (Form-32)
33. Daftar Rincian Setoran Jaminan (Form-33)
34. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
(Form-34)
35. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor Yang Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
(Form-35)
36. Daftar Rincian Rupa-rupa Kewajiban (Form-36)
37. Daftar Rincian Modal Pinjaman (Form-37)
38. Daftar Rincian Modal Disetor (Form-38)
39. Daftar Rincian Modal Sumbangan (Form-39)
40. Daftar Rincian Pendapatan komprehensif lainnya (Form-40)
41. Daftar Rincian Dana setoran modal (Form-41)
B. Daftar Rincian Pos Rekening Administratif dan Informasi Lainnya
1. Daftar Rincian Posisi Pembelian dan Penjualan Spot dan Derivatif (Form-42)
2. Daftar Rincian Irrevocable L/C Yang Masih Berjalan (Form-43)
3. Daftar Rincian Garansi Yang Diberikan (Form-44)
4. Daftar Rincian Penerusan Kredit (Form-45)
5. Daftar Rincian Kredit yang dihapusbuku (Form-46)
87
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-5
6. Daftar Rincian Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru pada Bulan Laporan (Form-47)
7. Daftar Rincian Pelimpahan Kredit pada Bulan Laporan (Form-48)
C. Lain-Lain
1. Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset Lainnya (Form-49). Daftar rincian ini wajib dilaporkan apabila
jumlah jenis Lain-lain (Sandi 99) pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Aset melebihi 25% jumlah Daftar
Rincian Rupa-Rupa Aset.
2. Daftar Rincian Rupa-rupa Kewajiban Lainnya (Form-50). Daftar rincian ini wajib dilaporkan apabila
jumlah jenis Lain-lain (Sandi 99) pada Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban melebihi 25% jumlah
Daftar Rincian Rupa-Rupa Kewajiban.
3. Daftar Rincian Pendapatan Non-operasional Lainnya (Form-51). Daftar rincian ini wajib dilaporkan
apabila jumlah Pendapatan Non-operasional subpos Lainnya (Sandi 4300) melebihi 25% jumlah
Pendapatan Non-operasional.
4. Daftar Rincian Beban Non-operasional Lainnya (Form-52). Daftar rincian ini wajib dilaporkan
apabila jumlah Beban Non-operasional subpos Lainnya (Sandi 4400) melebihi 25% jumlah Beban
Non-operasional.
Dalam hal bank pelapor tidak memiliki salah satu daftar rincian A, B, dan C di atas, maka tidak perlu
mengisi daftar rincian dimaksud.
3. Laporan Perusahaan Anak
Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan
laporan Perusahaan Anak, yang meliputi :
1. Neraca dan Rekening Administratif (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi (Form-02)
3. Daftar Rincian Penempatan Pada Bank (Form-03)
4. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif (Form-04)
5. Daftar Rincian Surat Berharga (Form-05)
6. Daftar Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) (Form-06)
7. Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual kembali (Reverse Repo)
(Form-07)
8. Daftar Rincian Tagihan Akseptasi (Form-08)
9. Daftar Rincian Kredit yang Diberikan (Form-09)
10. Daftar Rincian Penyertaan (Form-10)
Penjelasan laporan tersebut di atas sebagaimana penjelasan pada Bab II dan Bab III. Khusus untuk Rekening
Antar Kantor dilaporkan secara netto.
4. Laporan Konsolidasi
Bank yang memiliki dan atau melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak, wajib menyampaikan
laporan Keuangan Konsolidasi Bank sebagai perusahaan Induk dengan Perusahaan Anaknya,yang meliputi:
1. Neraca dan Rekening Administratif Konsolidasi (Form-01)
2. Laporan Laba/Rugi Konsolidasi (Form-02)
Adapun cakupan pelaporan konsolidasi adalah berdasarkan hubungan kepemilikan langsung antara
perusahaan induk dan perusahan anak dan/atau kriteria pengendalian lain sebagaimana diatur dalam
88
DtiadmRectangle
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-6
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Yang dimaksud dengan hubungan kepemilikan langsung dan
tidak langsung dalam pengertian Perusahaan Anak dapat diilustrasikan dalam Bagan I.1.sebagai berikut :
Bagan I.1. Ilustrasi Hubungan Kepemilikan Langsung dan Tidak Langsung
a. Bank II tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%.
b. Bank III tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%.
c. Bank IV, V dan VI dikonsolidasi karena kepemilikan > 50%.
d. Bank VII tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%, yaitu sebesar 7,5% (15% x 50%)
e. Bank VIII tidak dikonsolidasi karena kepemilikan < 50%, yaitu sebesar 18% (60% x 30%)
f. Bank IX dikonsolidasi karena meskipun kepemilikan < 50% (70% x 70%) namun terdapat
pengendalian dari Bank I terhadap Bank IX, yaitu melalui kepemilikan Bank I di Bank V sebesar
70% dan kepemilikan Bank V di Bank IX sebesar 70%.
g. Perusahaan Asuransi tidak dikonsolidasi sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
h. Perusahaan Pembiayaan I dan II dikonsolidasi karena kepemilikan > 50%, yaitu sebesar 100%
untuk perusahaan pembiyaan I dan 51% untuk perusahaan pembiayaan II.
Sementara itu, untuk tata cara penyampaian laporan perusahaan induk dan perusahaan anak adalah
sebagai berikut :
1.1.Bank sebagai perusahaan induk dan tidak memiliki perusahaan anak berupa bank, maka laporan
yang disampaikan adalah:
1. Laporan Gabungan Kantor Pusat (butir I.6.1) dan Laporan Per Kantor Bank Pelapor secara individual
(butir I.6.2) yang mencakup Neraca, Rekening Administratif, dan Laporan Laba Rugi beserta
seluruh rinciannya (Laporan Keuangan Per Kantor Bank Pelapor).
Bank II Bank III Bank
IV
Bank V Bank
VI
Bank VII
Bank VIII
Bank
IX
Perusahaan
Pembiayaan I
Perusahaan
Pembiayaan
II
Asuransi
100%
100%
51%
30%
70%
100%70%60%15%5%
50%
Bank I
Dikonsolidasi
Tidak
Dikonsolidasi
89
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-7
2. Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual yang mencakup Neraca, Rekening
Administratif, dan Laporan Laba Rugi beserta seluruh rinciannya (butir I.6.3).
3. Laporan Keuangan Konsolidasi yang mencakup Neraca Konsolidasi, Rekening Administratif
Konsolidasi dan Laporan Laba Rugi Konsolidasi (butir I.6.4).
1.2.Bank sebagai perusahaan induk (Bank Perusahaan Induk I) dan memiliki perusahaan anak berupa
bank (Bank Perusahaan Anak), dan Perusahaan Pembiayaan maka:
1. Bank Perusahaan Induk menyampaikan laporan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual, yaitu Perusahaan Pembiayaan I dan
Perusahaan Pembiayaan II. Perusahaan anak berupa bank tidak perlu dilaporkan oleh Bank
Perusahaan Induk I.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank I akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank I Secara Individual.
2) Laporan Perusahaan Anak Secara Individual (Perusahaan Pembiayaan I dan Perusahaan
Pembiayaan II)
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan seluruh perusahaan anak yaitu Bank IV,
Bank V, Bank VI, Bank IX, Perusahaan Pembiayaan I dan Perusahaan Pembiayaan II).
2. Bank Perusahaan Anak menyampaikan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
Ilustrasi:
Bank IV dan Bank IX hanya akan melaporkan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
Dalam hal Bank Perusahaan Anak juga memiliki perusahaan anak maka laporan yang
disampaikan adalah:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
a. Bank VI akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak Secara Individual, yaitu Perusahaan Pembiayaan
I dan Perusahaan Pembiayaan II.
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank VI dengan Perusahaan Pembiayaan I dan
Perusahaan Pembiayaan II).
b. Bank V akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual
2) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank V dan Bank IX).
Bank V tidak perlu melaporkan Laporan Keuangan Bank IX Secara Individual.
90
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-8
Bagan I.2. Ilustrasi Kepemilikan Bersama
(Dalam bagan ini diasumsikan terdapat pengendalian untuk kepemilikan < 50%).
1.3.Bank I dan Bank II bersama-sama memiliki perusahaan anak (joint venture) berupa Perusahaan
Pembiayaan A berdasarkan suatu perjanjian kontraktual untuk melakukan pengendalian bersama
(joint control) (Bagan I.2). Sesuai PSAK yang berlaku, Bank I dan Bank II dapat menerapkan metode
proportionate consolidation atau metode ekuitas (equity method) dalam penyajian laporan keuangan.
Jika menggunakan metode proportionate consolidation, untuk pelaporan LBU, Bank I dan Bank II
melaporkan perusahaan anaknya yaitu Perusahaan Pembiayaan A secara proporsional berdasarkan
bagian partisipasi masing-masing Bank pada Perusahaan Pembiayaan A dengan jenis laporan sebagai
berikut:
1. Bank Perusahaan Induk I menyampaikan laporan :
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak (Perusahaan Pembiayaan A) berdasarkan bagian
partisipasi Bank I
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank I akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank I Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan A berdasarkan bagian partisipasi Bank I
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan Perusahaan Pembiayaan A secara
proporsional).
2. Bank Perusahaan Induk II menyampaikan laporan :
1) Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Anak (Perusahaan Pembiayaan A) berdasarkan bagian
partisipasi Bank II
3) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Ilustrasi:
Bank II akan melaporkan:
1) Laporan Keuangan Bank II Secara Individual.
2) Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan A berdasarkan bagian partisipasi Bank II
Bank I Bank II
Perusahaan
Pembiayaan A
45% 40%
91
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-9
3) Laporan Keuangan Konsolidasi (Bank I dengan Perusahaan Pembiayaan A secara
proporsional).
Jika menggunakan metode ekuitas, maka untuk pelaporan LBU, Bank I dan Bank II hanya
akan menyampaikan Laporan Keuangan Bank Secara Individual.
I.7 Cara Pengisian Laporan
Cara memasukkan data LBU dilakukan secara otomasi sebagaimana diatur dalam buku petunjuk
pengoperasian otomasi sistem penyampaian LBU.
I.8 Waktu Penyampaian Laporan
Waktu Penyampaian Laporan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan Bulanan Bank
Umum.
I.9 Penyampaian Laporan
1. Laporan wajib disampaikan secara elektronis langsung ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta.
Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media extranet yang dikembangkan oleh Direktorat
Teknologi Informasi (DTI) Bank Indonesia
2. Dalam sistem laporan ini Bank Indonesia memberikan sistem aplikasi kepada bank pelapor dalam bentuk
CD. Laporan ini disusun dan disampaikan dalam bentuk text file dengan berpedoman pada spesifikasi
dalam buku pedoman LBU ini.
3. Laporan kantor-kantor bank pelapor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, disampaikan/
dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan dengan cara penyampaian berpedoman
sebagaimana pada butir 1 tersebut di atas.
4. Bagi bank yang telah mampu menyusun LBU secara terpusat (sentralisasi) untuk sebagian atau seluruh
kantor pelapornya, dapat menyampaikan secara laporan langsung kepada Bank Indonesia setempat
dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia. LBU yang disampaikan
tersebut, harus dapat diidentifikasikan untuk LBU masing-masing kantor.
5. Dalam hal terjadi masalah/gangguan pada program data entry maupun sistem transmisi laporan, bank
pelapor menyampaikan laporannya dengan mengirimkan disket langsung kepada :
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) yang berkantor di wilayah DKI Jakarta Raya, Kabupaten/Kotamadya Serang,
Pandeglang, Lebak, Tangerang, Bogor, Karawang dan Bekasi, laporan dengan disket dimaksud
disampaikan kepada Tim Statistik Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia,
Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir a sebagaimana
tersebut di atas, laporan dengan disket dimaksud disampaikan kepada kepada Kantor Bank
Indonesia setempat.
Tanggal penyampaian laporan adalah tanggal penerimaan di Tim Statistik Moneter, Keuangan
dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta atau Kantor Cabang Bank Indonesia. Atas
pengiriman laporan dengan disket tersebut, bank pelapor wajib memberitahukan secara tertulis
kepada Bank Indonesia setempat mengenai sebab-sebab gangguan yang terjadi.
I.10. Penyampaian Data Koreksi
Bank hanya diperkenankan menyampaikan koreksi atas LBU dalam periode penyampaian laporan
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan.
92
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
I-10
I.11. Sanksi
Ketentuan tentang sanksi diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).
I.12 Penyampaian Pertanyaan
Pertanyaan berkenaan dengan pelaporan diajukan kepada Bank Indonesia sebagai berikut :
1. Untuk hal yang berkaitan dengan teknis/sistem cara pelaporan, program data entry dan sistem transmisi
laporan dari bank pelapor kepada Bank Indonesia.
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.a, pertanyaan diajukan kepada Tim Statistik
Moneter, Keuangan dan Fiskal, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.b tersebut
di atas, pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
2. Untuk hal yang berkaitan dengan materi pelaporan dan PSAK dan atau PAPI.
a. Bagi bank pelapor (termasuk kantor pusat bank yang menyampaikan laporan kantor-kantornya di
luar Indonesia) sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.a, pertanyaan diajukan kepada Direktorat
Penelitian dan Pengaturan Perbankan dan atau Direktorat Pengawasan Bank yang
membawahi bank pelapor yaitu Direktorat Pengawasan Bank 1, Direktorat Pengawasan
Bank 2 dan Direktorat Pengawasan Bank 3, Jakarta.
b. Bagi bank pelapor yang berkantor di luar wilayah sebagaimana tersebut pada butir I.9.5.b tersebut
di atas, pertanyaan diajukan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
93
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-1
BAB II
PENJELASAN UMUM KOLOM DAFTAR RINCIAN
Dalam bab ini dijelaskan pengertian dan istilah umum kolom-kolom yang terdapat pada LBU Gabungan, LBU Per
Kantor, LBU Konsolidasi dan LBU Perusahaan Anak dihampir seluruh daftar rincian dan untuk pengertian yang lebih
khusus, diuraikan pada penjelasan masing-masing daftar rincian.
II.1 Jumlah Rekening
Adalah banyaknya rekening/akad/warkat dari setiap jenis transaksi. Pada prinsipnya setiap transaksi harus
dilaporkan 1 (satu) rekening, namun untuk menyederhanakan pelaporan diperkenankan menggabungkan
rekening dengan cara penggabungan yang dapat dilihat pada penjelasan di masing-masing daftar rincian.
II.2 Lembaga Pemeringkat
Adalah nama lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia, sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia, yang menerbitkan peringkat
atas suatu surat berharga atau perusahaan (corporate rating).
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih lembaga pemeringkat maka pelaporannya mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.3 Peringkat Perusahaan
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui Bank Indonesia terhadap
suatu perusahaan (corporate rating). Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat
maka peringkat yang digunakan adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Kolom ini diisi angka 00 untuk perusahaan yang tidak memiliki peringkat, atau memiliki peringkat yang
diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang tidak diakui oleh Bank Indonesia.
Dalam hal terdapat 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan Bank Indone-
sia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar.
II.4 Peringkat Surat Berharga
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia atas
surat berharga. Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka peringkat
yang dipergunakan adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Kolom ini diisi 00 untuk surat berharga yang tidak memiliki peringkat, atau memiliki peringkat yang diterbitkan
oleh Lembaga Pemeringkat yang tidak diakui oleh Bank Indonesia.
Dalam hal surat berharga memiliki 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.5 Tanggal Pemeringkatan
Adalah tanggal, bulan, dan tahun penerbitan peringkat terkini (termasuk review) oleh Lembaga Pemeringkat.
Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka tanggal pemeringkatan
yang digunakan adalah tanggal review terakhir.
II.6 Jenis
Adalah jenis transaksi yang dilakukan antara bank pelapor dengan Bank Indonesia, bank lain, pihak ketiga
bukan bank serta kantor cabang bank pelapor yang sama.
94
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-2
II.7 Jenis Valuta
Adalah jenis valuta yang digunakan dalam melakukan transaksi antara bank pelapor dengan pihak lain.
Sandi valuta dapat dilihat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
Sandi valuta, dalam hal ini dilaporkan sesuai dengan jenis valuta yang tercantum dalam perjanjian. Dalam
hal transaksi yang diperjanjikan menggunakan valuta asing (sebagaimana tercantum dalam akad perjanjian)
namun dicairkan dalam rupiah, transaksi tersebut diperlakukan sebagai transaksi dalam valuta asing.
Contoh : Sesuai dengan perjanjian, plafond kredit diberikan dalam USD, namun kredit tersebut dapat
dicairkan dalam mata uang rupiah. Kredit ini diperlakukan sebagai kredit dalam valuta asing, dan kolom
Jenis Valuta diisi dengan sandi USD.
II.8 Suku Bunga/Diskonto
Adalah tingkat harga dari suatu penanaman atau penghimpunan dana bank pelapor.
Jenis suku Bunga dibedakan menjadi :
1. Fixed
Yaitu suku bunga yang bersifat tetap sampai dengan jangka waktu tertentu atau sampai dengan jatuh
tempo.
2. Variable
Yaitu suku bunga yang dapat berubah sampai dengan jangka waktu tertentu atau sampai dengan jatuh
tempo.
Apabila dalam satu rekening diberikan beberapa tingkat suku bunga, kolom Suku Bunga diisi dengan
suku bunga tertinggi. Selain itu, untuk jenis transaksi baik penanaman maupun penghimpunan dana
yang tidak diberikan bunga, kolom Suku Bunga diisi dengan 00,00 dan kolom Jenis Suku Bunga diisi
dengan 0.
Kolom suku bunga diisi dengan persentase suku bunga per tahun dengan contoh sebagai berikut:
Suku bunga Diisi Suku bunga Diisi
per tahun per tahun
0% 00,00 75% 75,00
5% 05,00 90% 90,00
8 % 08,75 99 % 99,50
49 % 49,25 100% 99,99
50% 50,00 130% 99,99
Catatan : Suku bunga 100 % atau lebih diisi dengan 99,99.
II.9 Negara
Adalah negara domisili dari pihak-pihak yang mempunyai tagihan atau kewajiban kepada bank pelapor.
II.10 Kualitas
Adalah kualitas aset produktif, aset non produktif, dan transaksi rekening administratif sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum, dengan penggolongan kualitas sebagai berikut:
Kualitas Sandi
1. Lancar 1
2. Dalam Perhatian Khusus 2
3. Kurang Lancar 3
4. Diragukan 4
5. Macet 5
95
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-3
II.11 Sandi Bank
Adalah sandi pihak lawan baik bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang melakukan
kegiatan operasional di luar Indonesia. Termasuk pula dalam sandi bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
Kolom ini diisi dengan sandi bank lain di mana bank pelapor memiliki simpanan /tagihan atau kewajiban kepada
bank yang bersangkutan. Sandi Bank dapat dilihat pada Daftar Sandi Bank. Apabila bank pelapor memiliki
simpanan/tagihan atau kewajiban kepada :
1. Bank-bank yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, termasuk kantor cabang (bukan kantor
perwakilan) bank asing di Indonesia, kolom ini diisi dengan sandi bank yang terdapat pada Daftar Sandi
Bank sub Sandi Bank di Indonesia.
Contoh :
Bank Permata-Jakarta (sandi bank 013) menempatkan dana di Citibank-Jakarta (sandi bank 031) :
a. Oleh Bank Permata-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain, kolom Sandi
Bank diisi dengan sandi 031.
b. Oleh Citibank-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain, kolom Sandi Bank
diisi dengan sandi 013.
2. Bank-bank yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dan berkantor pusat di Indonesia, kolom
ini diisi dengan sandi bank yang terdapat di Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Nasional Yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia.
Contoh :
BCA-Jakarta (sandi bank 014) menempatkan dana di Bank BNI 46-New York (sandi bank 729):
a. Oleh BCA-Jakarta, dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain, kolom Sandi Bank diisi
dengan sandi 729.
b. Oleh Bank BNI 46-New York, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain, kolom
Sandi Bank diisi dengan sandi 014.
3. Bank-bank lain yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, kolom ini diisi dengan sandi
bank yang terdapat di Daftar Sandi Bank sub Sandi Bank Lainnya di Luar Indonesia.
Contoh :
a. BCA Jakarta menempatkan dana di Citibank Singapura. Oleh BCA Jakarta dilaporkan pada Daftar
Rincian Penempatan pada Bank lain, kolom Sandi Bank diisi dengan sandi 795.
b. Bank Negara Indonesia Cayman Island menempatkan dana di Bank of New York, New York. Oleh
Lippobank Cayman Island dilaporkan pada Daftar Rincian Penempatan pada Bank lain (Prime Bank),
kolom Sandi Bank diisi dengan sandi 795.
Dalam hal bank pelapor menerbitkan surat berharga atas unjuk dan untuk pertama kalinya dibeli oleh bank
lain, pada Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain kolom Sandi Bank diisi dengan sandi bank yang
membeli surat berharga tersebut pada saat diterbitkan.
Contoh :
Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh BCA sebagai bank pelapor dan dibeli pertama kali oleh
Bank Danamon Indonesia, kolom Sandi Bank diisi dengan sandi Bank Danamon Indonesia (011).
96
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-4
II.12 Golongan Penerbit/Tertarik
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menerbitkan dan atau bertanggungjawab terhadap pelunasan
surat-surat berharga yang dimiliki bank pelapor. Sandi Golongan Penerbit/Tertarik terdapat pada Daftar Sandi
Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.13 Golongan Pembeli
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang membeli surat berharga yang diterbitkan oleh bank pelapor.
Dalam hal surat berharga yang diterbitkan oleh bank pelapor adalah atas unjuk, Golongan Pembeli adalah pihak
yang pertama kali membeli surat berharga tersebut pada saat diterbitkan. Sandi Golongan Pembeli terdapat
pada Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.14 Golongan Pihak Lawan
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
II.15 Golongan Debitur
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memiliki kewajiban kepada bank pelapor baik dengan perjanjian
maupun tanpa perjanjian. Sandi Golongan Debitur terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Sandi Pihak Ketiga
Bukan Bank.
II.16 Golongan Status
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memiliki tagihan dan atau kewajiban kepada bank pelapor.
II.17 Golongan Nasabah
Adalah pihak ketiga bukan bank yang memiliki simpanan dan atau setoran jaminan pada bank pelapor. Sandi
Golongan Nasabah terdapat pada Daftar Pihak Ketiga Bukan Bank. Sandi Golongan Nasabah terdapat pada
daftar rincian mengenai simpanan dan atau setoran jaminan pada bank pelapor.
Khusus untuk jenis simpanan berupa sertifikat deposito pada Daftar Rincian Simpanan Berjangka, kolom
Golongan Nasabah diisi dengan sandi pihak ketiga bukan bank yang pertama kali membeli sertifikat deposito
pada saat diterbitkan.
II.18 Golongan Kreditur
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang memberikan pinjaman atau fasilitas pembiayaan kepada bank
pelapor. Sandi Golongan Kreditur terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.19 Golongan Pihak Tertagih
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menjamin pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas dasar
L/C dengan akseptasi (Acceptance L/C)
II.20 Golongan Penagih
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang menagih pembayaran atas wesel yang diterbitkan atas
dasar L/C dengan akseptasi (Acceptance L/C)
II.21 Golongan Pemohon
Adalah bank dan pihak ketiga bukan bank yang meminta pembukaan L/C atau fasilitas jaminan/garansi
(Applicant) kepada bank pelapor.
97
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-5
II.22 Golongan Perusahaan Emiten/Perusahaan
Adalah bank dan perusahaan bukan bank di mana bank pelapor melakukan penyertaan, baik dalam rangka
penyelamatan kredit, pendirian anak perusahaan, maupun pembelian saham di pasar modal. Pada kolom
ini diisi dengan sandi yang terdapat pada Daftar Sandi Bank dan Pihak Ketiga Bukan Bank.
II.23 Kategori Portofolio
Adalah kategori portofolio sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
1. Tagihan Kepada Pemerintah
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Yaitu tagihan kepada Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan Badan-badan atau
lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang seluruh pendanaan operasionalnya berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Yaitu tagihan kepada pemerintah pusat dan bank sentral negara lain.
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Yaitu tagihan kepada:
(1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai BUMN
kecuali BUMN berupa Bank;
(2) Pemerintah Daerah (provinsi, kota dan kabupaten) di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang mengenai pemerintahan daerah; dan
(3) Badan-badan atau lembaga-lembaga Pemerintah Republik Indonesia yang tidak memenuhi kriteria
sebagai Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia.
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Yaitu tagihan Kepada :
a. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional, yang mencakup:
- Bank Pembangunan Multilateral tertentu yang telah ditetapkan oleh Basel Committee on Banking
Supervision, yaitu World Bank Group yang terdiri dari International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) dan International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB),
African Development Bank (AfDB), European Bank for Reconstruction and Development (EBRD),
Inter-American Development Bank (IADB), European Investment Bank (EIB), European Investment
Fund (EIF), Nordic Investment Bank (NIB), Caribbean Development Bank (CDB), Islamic Develop-
ment Bank (IDB), dan Council of Europe Development Bank (CEDB);
- Lembaga Internasional yaitu Bank for International Settlements, International Monetary Fund (IMF),
dan European Central Bank;
b. Bank Pembangunan Multilateral lainnya, yang mencakup Bank Pembangunan Multilateral selain
dari Bank Pembangunan Multilateral tertentu sebagaimana dalam huruf a
98
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-6
4. Tagihan Kepada Bank
Yaitu tagihan kepada :
(1) bank yang beroperasi di Indonesia, yang terdiri dari bank umum, bank perkreditan rakyat, termasuk
kantor cabang bank asing;
(2) bank yang beroperasi di luar Indonesia, yang terdiri dari bank yang berbadan hukum asing dan kantor
cabang dari bank yang berkantor pusat di Indonesia; dan
(3) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai lembaga pembiayaan ekspor Indonesia;
Tagihan kepada Bank dibedakan menjadi:
a. Tagihan Jangka Pendek
yaitu tagihan dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 3 (tiga) bulan, termasuk tagihan yang
tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo namun dapat ditarik sewaktu-waktu
b. Tagihan Jangka Panjang
yaitu tagihan dengan dengan jangka waktu perjanjian lebih dari 3 (tiga) bulan.
Tagihan Kepada Bank dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 3 (tiga) bulan namun dapat
dipastikan akan diperpanjang (roll-over) sehingga keseluruhan jangka waktu menjadi lebih dari 3
(tiga) bulan, wajib digolongkan sebagai Tagihan Jangka Panjang.
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Yang mencakup:
a. kredit konsumsi untuk kepemilikan rumah tinggal/apartemen atau kredit konsumsi yang dijamin
dengan agunan berupa rumah tinggal/apartemen (tidak termasuk rumah toko dan rumah kantor),
serta memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
i. diberikan kepada debitur perorangan;
ii. agunan diikat dengan hak tanggungan atau fiducia sehingga memberikan kedudukan yang
diutamakan (hak preferensi) kepada Bank;
iii. Bank memiliki sistem dan prosedur yang memadai untuk menilai dan memantau nilai agunan
secara berkala; dan
iv. rasio nilai kredit terhadap nilai agunan (loan-to-value) paling tinggi sebesar 80% (delapan puluh
persen);
b. kredit konsumsi untuk kepemilikan rumah tinggal dalam rangka program Pemerintah Indonesia sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dan rasio nilai kredit terhadap nilai agunan (loan-to-value)
paling tinggi sebesar 95% (sembilan puluh lima persen).
6. Kredit Beragun Properti Komersial
Yaitu kredit yang memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
a. diberikan kepada perorangan atau badan usaha;
b. tujuan penggunaan dana untuk pembiayaan konstruksi atau pembangunan properti.
Contoh: pembangunan perumahan, apartemen, rumah susun, ruang perkantoran, ruang komersial
multifungsi, ruang komersial yang disewa banyak pihak, atau pergudangan; dan
99
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-7
c. sumber utama pembayaran kredit berasal dari arus kas dari penyewaan atau penjualan properti
dimaksud.
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
Yaitu kredit yang memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. diberikan kepada pegawai atau pensiunan dari pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/POLRI, pegawai
lembaga negara atau pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD);
b. total plafon pembiayaan adalah Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk setiap pegawai atau
pensiunan;
c. pegawai atau pensiunan dijamin dengan asuransi jiwa dari perusahaan asuransi yang berstatus sebagai
BUMN,atau perusahaan asuransi swasta yang memiliki peringkat paling rendah peringkat investasi
dari lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia;
d. pembayaran angsuran/pelunasan kredit bersumber dari gaji/pensiun berdasarkan Surat Kuasa
Memotong Gaji/Pensiun kepada Bank pemberi kredit. Dalam hal pembayaran gaji/pensiun dilakukan
Bank lain atau BUMN lain maka Bank pemberi kredit harus memiliki perjanjian kerja sama dengan
Bank lain atau BUMN lain pembayar gaji/pensiun untuk melakukan pemotongan gaji/pensiun dalam
rangka pembayaran angsuran/pelunasan kredit; dan
e. Bank pemberi kredit menyimpan asli surat pengangkatan pegawai atau surat keputusan jabatan/
pangkat yang terakhir atau surat keputusan pensiun atau Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP) dan
polis pertanggungan asuransi jiwa debitur.
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Yaitu tagihan yang memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. diberikan kepada debitur yang merupakan :
(i) badan usaha yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro dan usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah; atau
(ii) perorangan;
b. plafon pembiayaan kepada debitur paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua persen) dari hasil
penjumlahan plafon pembiayaan untuk seluruh debitur yang merupakan (i) badan usaha dan perorangan
yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro dan usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai usaha mikro, kecil dan menengah dan (ii) perorangan;
c. plafon pembiayaan kepada debitur paling tinggi sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
d. debitur tidak tergolong sebagai 50 (lima puluh) debitur terbesar Bank;
e. tagihan tidak dalam bentuk surat berharga;
f. tagihan tidak memenuhi kriteria sebagai Kredit Beragun Rumah Tinggal, Kredit Beragun Properti
Komersial, atau Kredit Pegawai atau Pensiunan
9. Tagihan Kepada Korporasi
Yaitu tagihan yang tidak memenuhi kategori portofolio sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai
dengan angka 8 di atas.
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
100
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-8
Yaitu seluruh tagihan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 9, yang telah jatuh
tempo lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga.
a. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Adalah Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo yang sebelumnya tergolong sebagai Kredit Beragun Rumah
Tinggal
b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Adalah Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo yang sebelumnya bukan tergolong sebagai Kredit Beragun
Rumah Tinggal
11. Eksposur Sekuritisasi
Yaitu eksposur sekuritisasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum dan ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
II.24 Hubungan Dengan Bank
Adalah status keterkaitan antara bank pelapor dengan pihak yang melakukan transaksi dengan bank pelapor.
1. Terkait Dengan Bank
Adalah pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum
pemberian kredit (BMPK).
Apabila transaksi dilakukan dengan pihak terkait dengan bank, kolom ini diisi dengan sandi 1.
2. Tidak Terkait Dengan Bank
Adalah pihak yang tidak termasuk sebagai pihak terkait dengan bank sebagaimana tersebut di atas.
Apabila transaksi dilakukan dengan pihak tidak terkait dengan bank, kolom ini diisi dengan sandi 2.
II.25 Status Dengan Bank
1. Perusahaan Induk atau Perusahaan Induk di Bidang Keuangan
Perusahaan Induk adalah badan hukum yang memiliki saham Bank Pelapor baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan kepemilikan lebih dari 50% (lima puluh perseratus) atau melakukan Pengendalian
terhadap Bank Pelapor. Sedangkan perusahaan induk di bidang keuangan adalah badan hukum yang
dibentuk oleh perusahaan induk untuk mengkonsolidasi seluruh aktivitas perusahaan induk atau kelompok
usaha yang bergerak di bidang keuangan atau yang melakukan pengendalian terhadap seluruh aktivitas
perusahaan induk atau kelompok usaha yang bergerak di bidang keuangan.
2. Perusahaan Anak
Adalah badan hukum yang dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Pelapor, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang terdiri dari :
a. Perusahaan Subsidiari (subsidiary company) yaitu Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank Pelapor
lebih dari 50% (lima puluh perseratus);
b. Perusahaan Partisipasi (participation company) adalah Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank
Pelapor 50% (lima puluh perseratus) atau kurang, namun Bank Pelapor memiliki Pengendalian
terhadap perusahaan;
3. Lainnya
101
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-9
Adalah badan hukum yang terkait atau tidak terkait dengan bank selain Perusahan Induk dan Perusahaan
Anak, yang antara lain mencakup:
a. Perusahaan Asosiasi
Yaitu perusahaan dimana bank pelapor memiliki pengaruh signifikan sesuai PSAK mengenai investasi
pada entitas asosiasi.
b. Sister company
Yaitu perusahaan lain yang dimiliki oleh Perusahaan Induk dari bank pelapor.
II.26 Sandi Kantor
Adalah sandi kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia dari bank yang kantor
pusatnya di Indonesia.
Pada kolom ini diisi dengan sandi kantor cabang bank yang terdapat pada Daftar Sandi Bank sub Sandi
Bank Nasional Yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia.
Contoh :
1. BII-Semarang, menempatkan dana pada BII-Cayman Island (sandi 758), cara pelaporannya adalah
sebagai berikut :
a. Oleh BII-Semarang, dilaporkan pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 758.
b. Oleh BII-Cayman Island, dilaporkan Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Indonesia.
2. BNI-New York (sandi 729) menempatkan dana pada BNI-London (sandi 731), cara pelaporannya adalah
sebagai berikut :
a. Oleh BNI-New York, dilaporkan pada Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 731.
b. Oleh BNI-London, dilaporkan pada Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan
Kegiatan Operasional di Luar Indonesia, kolom Sandi Kantor diisi dengan 729.
II.27 Lokasi KC/KCP
Adalah lokasi kegiatan operasional bank pelapor dan kantor cabang pembantu (KCP) atau yang setingkat KCP
bagi bank asing yang laporannya digabung dengan kantor bank pelapor. Kolom ini diisi dengan sandi Dati II yang
ada pada Daftar Sandi Lokasi DATI II Seluruh Indonesia.
Contoh :
Bank pelapor berlokasi di Jakarta Barat (sandi 0393) dan memiliki 2 kantor cabang pembantu yang
pelaporannya digabung dengan bank pelapor, masing-masing berlokasi di Tangerang (sandi 0204) dan
Pandeglang (sandi 0202). Apabila terdapat dana (Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka) milik pihak
ketiga bukan bank yang dibukukan pada masing-masing kantor, maka pada Daftar Rincian Giro, Tabungan,
dan Simpanan Berjangka setiap recordnya harus diisi dengan sandi lokasi masing-masing kantor yang
bersangkutan, yaitu 0393 untuk dana yang dibukukan pada bank pelapor di Jakarta Barat, 0204 untuk dana
yang dibukukan pada KCP Tangerang, dan 0202 untuk dana yang dibukukan pada KCP Pandeglang.
II.28 Jangka Waktu
102
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-10
Yaitu jangka waktu dari aset keuangan, kewajiban keuangan, atau instrumen keuangan lainnya yang dimiliki
bank pelapor sebagaimana tercantum dalam perjanjian atau kontrak.
1. Mulai
Yaitu tanggal, bulan, dan tahun penerbitan awal yang tercantum dalam perjanjian atau kontrak.
2. Jatuh Tempo
Yaitu tanggal, bulan dan tahun berakhirnya perjanjian atau kontrak.
Untuk aset keuangan, kewajiban keuangan atau instrumen keuangan lainnya yang tidak memiliki jatuh
tempo,maka kolom Jatuh Tempo diisi sama dengan kolom Mulai. Untuk instrumen keuangan yang dimiliki
bank sebelum implementasi LBU 2008 sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan Bulanan Bank
Umum maka apabila bank mengalami kesulitan untuk mengetahui dokumentasi tanggal mulai kepemilikan
instrumen keuangan dimaksud, bank dapat menggunakan tanggal tertentu yang mewakili (mis. Tanggal
merger, tanggal pengambilalihan, dst).
Untuk pengisian kolom Jangka Waktu Simpanan Berjangka yang diperpanjang, maka Kolom Mulai dan
Jatuh Tempo dilaporkan sesuai dengan perpanjangan terakhir.
II.29 Nominal
Yaitu nilai nominal yang tercantum dalam surat berharga atau kontrak yang diperjanjikan.
II.30 Jumlah (Biaya Perolehan atau Biaya Perolehan Diamortisasi atau Nilai Wajar)
Diisi untuk pengakuan awal atau pengakuan selanjutnya dari aset keuangan atau kewajiban keuangan
yaitu berdasarkan:
Biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan (diterima) atau nilai wajar dari
imbalan lain yang diserahkan (diterima) untuk memperoleh suatu aset (menerbitkan suatu kewajiban)
pada saat perolehan.
Biaya Perolehan Diamortisasi adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada
saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya. Penurunan nilai diakui dengan menggunakan pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.
Nilai Wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms length
transaction).
1. Bulan Lalu
Yang dimaksud dengan Jumlah Bulan Lalu adalah posisi nilai transaksi yang tercatat bulan laporan
sebelumnya.
2. Debet
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi Debet adalah penambahan nilai posisi Aset Keuangan atau
pengurangan nilai posisi Kewajiban Keuangan, yang disebabkan oleh transaksi.
3. Kredit
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi Kredit adalah pengurangan nilai posisi Aset Keuangan atau
penambahan nilai posisi Kewajiban Keuangan, yang disebabkan oleh transaksi.
4. Lainnya
103
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-11
Yang dimaksud dengan Jumlah Mutasi lainnya adalah mutasi debet/kredit bersih (neto) posisi Aset
Keuangan Kewajiban Keuangan, yang bukan disebabkan oleh transaksi, seperti penyesuaian nilai/harga,
perubahan kurs, penghapusan utang piutang, termasuk koreksi atas laporan posisi periode laporan
sebelumnya.
5. Jumlah Bulan Laporan
Yang dimaksud dengan Jumlah Bulan Laporan adalah posisi nilai transaksi yang tercatat pada bulan
laporan. Untuk jenis surat berharga yang dimiliki atau diterbitkan dengan sistem diskonto, kolom ini diisi
secara netto (carrying value).
Nilai mutasi debet, kredit dan lainnya hanya dilaporkan untuk transaksi bank pelapor dengan bukan penduduk
(non resident). Untuk pos Surat Berharga Yang Diterbitkan dan pos Rincian Kas dalam valuta Asing, mutasi
ini dilaporkan baik untuk transaksi bank pelapor dengan penduduk (resident) maupun bukan penduduk
(non resident). Pelaporan data mutasi tersebut dimulai sejak bulan data Oktober 2009.
Adapun cara pelaporan Nilai Mutasi sebagaimana pada Box II.1
II.31 Kategori Pengukuran Aset Keuangan
Kriteria penetapan kategori aset keuangan mengacu pada PSAK mengenai instrumen keuangan.
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan atau ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
a. Diperdagangkan
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok diperdagangkan antara lain apabila dimaksudkan untuk
diperjualbelikan dalam jangka pendek atau terdapat pola ambil untung dalam jangka pendek. Pengertian
jangka pendek lazimnya adalah 90 hari.
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila pada saat pengakuan awal telah ditetapkan
oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam PSAK yang berlaku dan PAPI.
2. Tersedia untuk dijual
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai Pinjaman yang Diberikan
atau Piutang, Dimiliki Hingga Jatuh Tempo atau aset keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi.
3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Aset keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila merupakan aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
104
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-12
II.32 Kategori Pengukuran Kewajiban Keuangan
Kriteria penetapan kategori kewajiban keuangan mengacu pada PSAK mengenai instrumen keuangan.
1. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan atau ditetapkan untuk diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
a. Diperdagangkan
Kewajiban keuangan digolongkan dalam kelompok diperdagangkan antara lain apabila dimaksudkan
untuk diperjualbelikan dalam jangka pendek atau terdapat pola ambil untung dalam jangka pendek.
Pengertian jangka pendek lazimnya adalah 90 hari.
b. Ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
Kewajiban keuangan digolongkan dalam kelompok ini apabila pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam PSAK yang berlaku dan PAPI.
2. Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi atau Biaya Perolehan
Seluruh Kewajiban keuangan lainnya yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
II.33 Agunan/Jaminan
Agunan dan/atau jaminan yang dilaporkan pada kolom ini adalah agunan dan/atau jaminan yang diakui:
a. dalam Teknik Mitigasi Risiko Kredit (MRK) Agunan, Teknik MRK Garansi dan Teknik MRK Asuransi
atau Penjaminan Kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar;
atau
b. sebagai pengurang kewajiban pembentukan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aset bank umum.
Agunan dan/atau jaminan yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas, maka tidak perlu dilaporkan
dalam kolom ini.
Dalam hal debitur atau pihak lawan memberikan agunan dan/atau jaminan lebih dari satu, maka pelaporan
agunan dilakukan lebih dari satu baris (record) dengan urutan berdasarkan bobot risiko terendah sebagaimana
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
1. Jenis Agunan/Jaminan
a. Giro
Adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan
b. Tabungan
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, atau alat yang dipersamakan dengan itu.
c. Simpanan Berjangka
Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
105
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-13
d. Setoran Jaminan
e. Emas
f. Surat Berharga
i. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Adalah surat berharga atas unjuk dengan sistem diskonto yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang, termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).
ii. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran
bunga secara diskonto, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah.
iii. Obligasi Negara (ON)
Surat Utang Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan
atau dengan pembayaran bunga secara diskonto, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah.
iv. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia
melalui agen penjual, termasuk yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah.
v. Saham
vi. Reksadana
Suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang
selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi sesuai undang-undang
pasar modal.
vii. Resi Gudang
Adalah resi gudang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 2006 tentang
Sistem Resi Gudang dan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
viii. Surat Berharga lainnya
Adalah agunan berbentuk surat berharga diluar bentuk agunan no.f.i s.d f.vii yang diakui sebagai
pengurang dalam perhitungan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum dan/atau diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
g. Properti Komersial
Adalah agunan dalam bentuk properti yang meliputi ruang perkantoran dan atau usaha komersial multi
fungsi dan atau lokasi usaha yang disewa banyak pihak.
i. Gedung
ii. Gudang
iii. Rumah Toko/Rumah Kantor/Kios
iv. Hotel
v. Lainnya
h. Properti Residensial
Adalah agunan dalam bentuk properti residential berupa rumah tinggal dan atau apartemen/rumah
susun.
i. Rumah tinggal
106
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-14
ii. Apartemen/Rumah Susun
i. Tanah
j. Kendaraan Bermotor
k. Mesin
Adalah mesin yang dianggap sebagai satu kesatuan dengan tanah dan dapat diakui sebagai pengurang
perhitungan PPA sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
l. Pesawat Udara
m. Kapal Laut
n. Persediaan
o. Agunan/Jaminan Lainnya
p. Standby SB/ LC
Adalah garansi bank berbentuk Irrevocable Letter of Credit yang memberi hak kepada pihak penerima
jaminan untuk mencairkan dana sebesar jumlah yang dinyatakan dalam Standby L/C apabila pihak penerima
jaminan menyatakan tidak menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian pada saat jatuh tempo.
q. Garansi
Adalah garansi yang dapat diakui sebagai teknik mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
r. Penjaminan/Asuransi Kredit
Adalah penjaminan/asuransi kredit yang diakui sebagai teknik mitigasi risiko kredit sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
s. Tidak ada agunan/jaminan
Diisi sandi 300 sehingga bank tidak perlu mengisi kolom-kolom yang terkait dengan agunan/jaminan.
Sistem aplikasi secara otomatis akan menutup kolom-kolom data yang terkait dengan kolom agunan/
jaminan tersebut (terisi kosong/tidak terisi).
2. Sifat Agunan/Jaminan
a. Eligible
Adalah agunan dan/atau jaminan yang diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit dalam Teknik
MRK - Agunan, Teknik MRK - Garansi dan Teknik MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit sesuai ketentuan
Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.
b. Non Eligible
Adalah agunan dan/atau jaminan yang tidak diakui sebagai instrumen mitigasi risiko kredit dalam
Teknik MRK - Agunan, Teknik MRK - Garansi dan Teknik MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit sesuai
ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk
risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
107
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-15
3. Jenis Valuta
Adalah jenis valuta agunan dan atau jaminan. Sandi valuta dapat dilihat pada Daftar Sandi Jenis Valuta.
4. Jangka Waktu
a. Mulai
Adalah tanggal awal dilakukan pengikatan agunan/jaminan oleh bank.
b. Jatuh Tempo
Adalah tanggal akhir pengikatan agunan/jaminan. Dalam hal pengikatan agunan mengikuti jangka
waktu penyediaan dana maka diisi dengan tanggal jatuh tempo penyediaan dana.
5. Agunan/Jaminan
a. Nilai Agunan/Jaminan
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible dan diisi dengan nilai yang lebih rendah antara nilai perikatan agunan dengan nilai wajar
atau nilai pasar agunan, setelah memperhitungkan haircut nilai tukar (Hfx) dan haircut agunan (Hc)
sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko
untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
Untuk agunan/jaminan dengan sifat agunan/jaminan tergolong sebagai non eligible, kolom ini diisi 0.
b Tanggal Penilaian Terakhir Agunan
Adalah tanggal, bulan dan tahun penilaian terakhir atas agunan sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
6. Penerbit Agunan/Jaminan
Adalah pihak penerbit agunan dan/atau pihak pemberi jaminan sesuai kategori portofolio, yaitu:
a. Pemerintah
i. Pemerintah Indonesia
1) Bank Indonesia
2) Pemerintah Pusat Republik Indonesia
3) Lainnya
ii. Pemerintah Negara Lain
b. Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
i. Bank Pembangunan Multilateral tertentu dan Lembaga Internasional
ii. Bank Pembangunan Multilateral lainnya
c. Bank
d. Entitas Sektor Publik
i. BUMN
ii. Pemerintah Daerah
iii. Lainnya
e. Korporasi
108
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-16
f. Tidak ada
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
Eligible. Sandi 00 hanya diisi apabila Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai Non Eligible.
Khusus untuk agunan dalam bentuk setoran jaminan dan emas, maka diisi dengan sandi bank pelapor
7. Lembaga Pemeringkat
Adalah nama lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia, sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia, yang menerbitkan peringkat
atas:
a. suatu surat berharga yang menjadi agunan; atau
b. suatu perusahaan yang menjadi pihak penjamin;
dari suatu tagihan.
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible.
8. Peringkat Agunan/Penerbit Jaminan
Adalah peringkat terkini yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat yang diakui Bank Indonesia terhadap
suatu surat berharga yang menjadi agunan atau suatu perusahaan yang menjadi pihak penjamin dari
suatu tagihan.
Dalam hal Lembaga Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka peringkat yang digunakan
adalah peringkat berdasarkan review terakhir.
Dalam hal terdapat 2 (dua) peringkat atau lebih maka pelaporannya mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia mengenai pedoman perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
Kolom ini diisi angka 00 apabila agunan atau penerbit jaminan tidak memiliki peringkat, atau memiliki
peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang tidak diakui Bank Indonesia.
Kolom ini hanya diisi untuk jenis agunan atau jaminan dengan Sifat Agunan/Jaminan tergolong sebagai
eligible.
9. Tanggal Pemeringkatan
Adalah tanggal, bulan, dan tahun penerbitan peringkat oleh Lembaga Pemeringkat. Dalam hal Lembaga
Pemeringkat melakukan review terhadap peringkat maka tanggal pemeringkatan yang digunakan adalah
tanggal review terakhir.
10. Nilai Agunan Yang Dapat Diperhitungkan
Adalah nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPA setelah
memperhitungkan jenis agunan dan jangka waktu penilaian terakhir, sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
Bank wajib melaporkan pada kolom ini keberadaan agunan yang dapat diakui sebagai pengurang dalam
pembentukan PPA sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas
aset bank umum, meskipun secara internal bank pelapor tidak memperhitungkan agunan tersebut sebagai
pengurang PPA.
Untuk kredit, agunan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
109
DtiadmRectangle
Penjelasan Umum LBU
II-17
a. Kredit
b. Kelonggaran Tarik
Adapun ketentuan mengenai tata cara pelaporan agunan/jaminan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Debitur atau Pihak Lawan Bank Pelapor, yang memberikan agunan/jaminan kepada Bank Pelapor
lebih dari satu agunan/jaminan, maka semua agunan/jaminan tersebut harus dilaporkan dengan cara
pelaporannya disebutkan lebih dari satu baris (record). Contoh pelaporan agunan/jaminan lihat pada Box
II.2.
2. Untuk penyediaan dana dengan kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet,
jenis-jenis agunan yang dapat digunakan sebagai pengurang dalam perhitungan PPA adalah jenis agunan
sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aset bank umum.
II.34 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Adalah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset
keuangan atau kelompok aset keuangan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal. Jumlah cadangan kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan
nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset
keuangan, sesuai PSAK mengenai instrumen keuangan dan PAPI.
a. Secara Individual
Adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
individual.
b. Secara Kolektif
Adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
yaitu aset keuangan yang penurunan nilainya tidak dievaluasi secara individual atau dievaluasi secara
individual namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
Cadangan kerugian penurunan nilai baik secara individual maupun kolektif dilaporkan untuk setiap fasilitas.
Dalam pelaporan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk setiap fasilitas tersebut, Bank hanya perlu
mengisi salah satu kolom yaitu Secara Individual atau Secara Kolektif.
II.35 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Adalah penyisihan yang dibentuk dalam hal terjadi penurunan nilai aset lainnya (misalnya, aset tetap dan
inventaris) yaitu apabila nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, sesuai PSAK mengenai
penurunan nilai aset.
110
DtiadmRectangle
Pen
jela
san
Um
um
LBU
II-18
Contoh Kasus : Bank A membeli Surat-Surat Berharga (SSB) yang diterbitkan oleh bank di luar negeri (bukan penduduk) pada bulan Juli 2011 sebesar $10.500 (Kurs Rp.9500). Pada
bulan Agustus 2011 terjadi 2 kali transaksi pembelian SSB sebesar $5.000 dan $7.500 (kurs Rp.10.000,-) dan penjualan sebesar $2.500 (kurs Rp.10.000,-) . Pada akhir bulan Agustus
nilai wajar SSB menurun sebesar 10%. Bagaimana cara pelaporan LBU di bulan Agustus 2011 ?
Jawab :
A. Rincian Transaksi
Tanggal Bulan Lalu Debet Kredit Lainnya Bulan Laporan Keterangan
(Juli 2011) (Agustus 2011)
(dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas) (dlm Rp) (dlm valas)
30-Jul-11 99,75jt $10500 BD bulan Juli 2011
5-Agst-11 50jt $5000 Pembelian
25-Agst-11 25jt $2500 Pelunasan pokok
27-Agst-11 75jt $7500 Penempatan
5,25jt selisih kurs
31-Agst-11 99,75jt $10500 125jt $12500 25jt $2500 5,25jt 205jt $205001) Perhitungan Nominal SSB
-20,5jt -$ 2050jt2) Mark to market (turun 10%)
31-Agst-11-A 99,75jt $10500 125jt $12500 25jt $2500 -15,25jt 184,5jt $184503) Perhitungan Nilai Tercatat atau Wajar
Catatan :
1) ($10.500+$12.500-$2500)
2) (10% * $20500)
3) ($20500 - $1525)
B. Cara Pelaporan di LBU
Agustus 2011
Kol.XXII. Nominal SSB Rp.205 jt
Kol.XXIV Nilai Tercatat atau Wajar
BD Bulan Lalu Rp.99,75jt
Debet Rp.125jt
Kredit Rp.25jt
Lainnya - Rp.15,25jt
BD Bulan Laporan Rp.184,5jt
Box II.1
111
DtiadmRectangle
Pen
jela
san
Um
um
LBU
II-19
Box II.2
Contoh Pelaporan Agunan/Jaminan :
Bank A memberikan kredit kepada nasabah X sebesar Rp.15 M. Bank menerima pendapatan provisi sebesar Rp 150 juta. Selanjutnya Nasabah X
memberikan 4 jenis agunan/jaminan kepada Bank A, yaitu :
1. Simpanan Berjangka = Rp.1 M
2. SBI = Rp. 1 M
3. Garansi = Rp. 2 M. Garansi diberikan oleh Bank B yang tidak memiliki peringkat, non prime bank dan berbadan hukum indonesia. (Tidak
diperhitungkan sebagai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPA, namun dapat memenuhi kriteria
Eligible sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pedoman perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan menggunakan
pendekatan standar)
4. Gedung = Rp.12 M. Dalam kasus ini, gedung tidak dilaporkan karena tidak memenuhi kriteria eligible sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai pedoman perhitungan ATMR untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar dan tidak diakui sebagai pengurang
dalam perhitungan PPA karena kredit memiliki kualitas lancar. Dalam hal kualitas kredit menurun menjadi Kualitas 2,3,4, atau 5 maka
agunan berupa gedung dilaporkan dan Kolom NIlai Agunan yang dapat diperhitungkan diisi sesuai ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian kualitas aset bank umum.
Di LBU form-11 (Kredit yang diberikan) dilaporkan dalam 4 baris record)
a. Pada baris 1, kolom agunan dan kolom lainnya diisi sesuai dengan jenis transaksinya, dan seterusnya.
b. Pada baris ke-2 dan seterusnya
- Kolom Jenis Kredit (kolom X) Huruf diisi Sandi 98
- Seluruh kolom lainnya di blok
- Kolom Agunan/Jaminan di baris kedua dan seterusnya diisi sesuai dengan informasi agunan/Jaminan yang kedua dan seterusnya.
No. Akad(Kol.I)
xxxxxx
JenisKredit
(Kol.X.)
Kredit(sandi 05)
98
98
Kualitas Kredit(Kol.XVII.)
Lancar(sandi 1)
NominalKredit
(Kol.XXII.)
Rp.15 M
NilaiTercatat
(Kol.XXIV.)
Rp.14,85 M
Jenis
SimpananBerjangka
(041)
SBI(042)
Garansi(252)
Sifat
Eligible(sandi 1)
Eligible(sandi 1)
Eligible(sandi 1)
Penerbit
Bank A
001
Bank B
Agunan YgDiperhitung
kan
Rp.1 M
Rp. 1 M
Rp.0,-
CadanganKerugian
PenurunanNilai-
Individual(Kol.XXVIII.)
0
Nilai
Rp.1 M
Rp. 1 M
Rp.2 M
Baris
1
2
3
112
DtiadmRectangle
LBU PER KANTOR
III-1
FORM - 01
01
ASET
III.1.1
NERACA PERKANTOR
1. Kas 3) 100
2. Penempatan pada Bank Indonesia 4) 120
3. Penempatan Pada Bank lain 5) 130
4. Tagihan Spot dan Derivatif 6) 135
5. Surat Berharga 7)
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
i. Diperdagangkan 138
ii. Ditetapkan untuk diukur pada nila