Asuhan keperawatan partus tak maju
Posted on 4 Juli 2011 by getsempena
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Partus adalah suatu proses pengeluaraan hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar praksi selama 2 jan terakhir. Penyebab dari partus tak maju adntara lain adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada kelainan kongenital, primitua,perut gantung, grandmulti dan ketuban pecah dini.
Penatalaksanaan pada parus tak maju salah satunya dengan ,elakukan secsio cesaria. Sebelum keputusan untuk melakukan secsaio cesaria diambil pertimbangan secara teliti dengan resiko yang mungjin terjadi (perdarahan cedera saluran kemih/usus infeksi), pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian prabedah,secara lengkap mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan. Ketentuan tersebut diatas dapat diturunkann apabila menghadapi kasus gawat darurat dimana kecepatan waktu untuk melakukan tindakan sangat mempengaruhi keluran prosedur opertip ini walaupun demikian,persyaratan minimal tindakan operatif harus tetap dipenuhi,sebelum secsio cesaria elektif lakukan kajian usia kehamilan berdasarkan haid terakhir, profil biofisik dan amniosintesis untuk menilai maturitas paru janin.
1. Tujuan penulisan
a) tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah agar dapat memperoleh gambaran tentang hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien post op sc atas indikasi partus tak maju
b) tujuan khusus
Setelah melakukan studi kasus pada klien Ny D dengan post op sc atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe dapat memperoleh gambaran tentang :
1. data pengkajian selama pemberian asuhan keperawatan pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
2. pengidentifikasian permasalahan yang mucul selama pemberian pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
3. Rencana asuhan keperawatan pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
4. Pelaksanaan tindakan pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
5. Catatan perkembangan pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
6. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien post op SC atas indikasi partus tak maju di ruangan CND RSAD KESREM Lhokseumawe
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Partus Tak Maju2. Pengertian
Partus tak maju adalah statu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar Paksa selama 2 jam terakhir
1. Etiologi
Factor-faktor penyebab adalah antara lain : kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada kelainan kongenital, primitua, perut gantung, grandmulti, ketuban pecah dini
1. Patofisiologi
1. Komplikasi 1. Depresi jika janin cacat atau meninggal
2. Gangguan psikologi sebagai dari pengalam pengalaman persalina yang traumatik
1. Terapi
No Nama injeksi Dosis efek
1
2Cevotaxime
Soltatic12 jam
8 jamAntibiotik
Anti nyeri di area insisi SC
1. 2. SECSIO CESARIA2. Pengertian
Secsio cesaria atau SC adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau secsio cesaria adalah histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
1. Indikasi
Indikasi secsio cesaria adalah placenta previa sentralis dan laterales (posterior). Panggul sempit (holmer mengambil batasterendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah cv = 8 cm, panggul cv = 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan normal harus diselesaikan dengan cara sc, cv antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus dengan percobaaan, baru setelah gagal dilakukan secsio cesaria sekunder disproporsi sevalo pelvikj yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dari panggul, ruptura uteri mengancam. Partus lama(prologedlabor), partus tak maju (oobstructed labor), distosia serviks, preeklamsia dan hipertensi, malpersentasi janin.
1. Komplikasi
Komplikasi dari SC adalah infeksi puerferal (nifas) perdarahan, luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalau tinggi kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang.
1. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada SC adalah hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan mencocokkan silang tes coombs urinalis: menentukan kadar albumin/ glukosa, kultur: mengidentifikasi adanya virus herves simpleks tipe II, pelvimetri menentukan CPD, Amniosintesis: mengkaji matunitas paru janin, ultrasonografi, melokalisasi plasenta: menentukan pertumbuhan kedudukan janin, tes stresskontraksi natau tes nonstress: mengkaji respon janin terhadap gerakan/ stress dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal, pemantauan elektroniik kontinue memastikan status janin/ aktivitas uterus.
FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU BERSALIN
No. register : 04060222
Masuk RS tanggal/jam : 14/06/2011 jam 17 : 30 WIB
Biodata Ibu Suami Nama : Ny “D” Tn “M”
Umur : 34 tahun 39 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Aceh Aceh
Pendidikan : SMU SMU
Pekerjaan : IRT WIRASWASTA
Alamat : BANDA ACEH BANDA ACEH
No. hp : 0812 63 11 8877
Data Subjektif
1. Alasan masuk kamar bersalin : Ingin melahirkan
1. Keluhan utama : Nyeri di simpisis
1. Tanda-tanda persalinan
1. Kontraksi Uterus Sejak tanggal 14/02/2011 jam 14 : 00 WIB
Frekuensi : 3 s/d 4 kali dalam 10 menit
Durasi : 20 s/d 40 detik
Kekuatan : kuat/sedang/lemah
Lokasi ketidak nyamanan di Simpisis, pinggang, dan vagina
1. Pengeluaran per vagina
Lendir darah : ya/tidak
Air ketuban : ya/tidak, banyaknya _________ cc,
warna ___________
Darah : ya/tidak, banyaknya _________ cc,
warna ___________
1. Riwayat sebelum masuk ruang bersalin
_______________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Riwayat kehanilan sekarang
Menarche umur 12 tahun, siklus 28 hari, lama 7 hari, banyak ____cc
ANC teratur/tidak, frekuensi 4 kali, di praktek dokter
Keluhan/komplikasi selama kehamilan :
– Depresi jika janin cacat atau meninggal
Imunisasi TT 1 : ya/tidak, tanggal 11/02/2008
Imunisasi TT 2 : ya/tidak, tanggal __/__/_____
1. Pergerakan janin dalam 24 jam terkhir 16 kali
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil
Persalinan Nifas
Tgl Lahir
Umur Kehamilan
Jenis Persalinan
PenolonhKomplikasi
Jenis Kelamin Bb Lahir LaktasiIbu Bayi
1 20/
02
/200536 mingguSCDokter Pria2.8 Kg
2
11/
11/
200836 mingguSCDokter Pria3.2 Kg
1. Riwayat kontrasepsi
no Jenis kontrasepsi
Mulai memakai Berhenti/ganti cara
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat alasan
1 Suntikan 2005/mei Bides Rumah Bides
Pendarahan Juni Bides Rumah Bides
pendarahan
1. Riwayat kesehatan
1. Penyakit yang pernah/sedang di derita
Dulu pernah mengalami Maag
1. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
______________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Riwayat keturunan kembar
Ada dari keluarga kedua belah pihak
1. Makan terakhir tanggal 14/06/2011 jam 23 : 00 jenis nasi + roti basah
Minum terakhir tanggal 14/06/2011 jam 00 : 00 Wib jenis air putih
1. Buang air besar terakhir tanggal 14/06/2011 jam 19 : 00 Wib
1. Buang air kecil terkhir tanggal 15/06/2011 jam 07 : 00 wib
2. Istirahat/tidak tidur satu hari terkhir 6 jam
1. Keadaan psiko sosio spiritual/kesiapan menghadapi proses persalinan
1. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan proses persalinan
Dia sudah mengerti
1. Persiapan persalinan yang telah dilakukan (pendamping ibu, biaya, dll)
Sudah disiapkan dari lama
1. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang dihadapi
Semoga persalinan lancer dan tanpa kendala
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik 1. Kedaan umum : baik. kesadaran Composmetis
2. Status emosional : takut pendarahan
3. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Pernafasan : 24 x/m
Suhu : 36 ⁰C
1. TB : 150 cm
BB : Sebelum Hamil 64 kg, BB sekarang 68 kg
LLA : 25 cm
1. Kepala dan leher
Edema wajah : tidak ada
Cloasma gravidarum +/-
Mata : simetris
Mulut : mukosa stabil
Leher : tidak ada massa
1. Payudara
Bentuk : simetris
Punting susu : menonjol
Kolostrum : ada / kekuningan
1. Abdomen
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
Bekas luka : ada
Stiae gravidarum : –
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU : 32 cm
Leopold II : puka
Leopold II :kepala
Leopold IV : tidak masuk PAP
TBJ :
Auskultasi DJJ : punctum maksimum 140 x/m
Frekuensi : x/m
His : frekuensi : 3 x dalam 10 detik
Durasi : 20-40 detik
Kekuatan : kuat/sedang/lemah
1. Punggung : -
1. Pinggang : -
1. Ekstremitas :
Kelakuan otot dan sendi :
Edema : tidak ada
Varices :tidak ada
Reflek patella : normal
Kuku : tidak sianosis
1. Genetalia luar
Tanda chadwich : ada
Varieces : tidak ada
Bekas luka : ada
1. Anus
Hemoroid : tidak ada
1. Pemeriksaan dalam, tanggal 02/05/2011, oleh Dr NAHRAWI
1. Pemeriksaan penunjang
HASIL LAB
PARAMENTIS DEFFERENTIAL
WBC 11.69 10ˆ3/uL – LED 40 m/jam
HGB 11.5 g/dL
MCH 26.7 Pg
PCT 0.37 %
BAB III TINJAUAN KASUS
ANALISA MASALAH
No Data Etiologi Masalah
1
Pada 16 Juni 2011
jam 14.30 WIB
S : Klien mengeluh nyeri pada luka post Sectio caesarea pada perut bawah, nyeri bertambah saatmenggerakkan anggota badannya, nyeri seperti teriris, nyeri hilang timbul. nyeri setempat pada daerah insisi dengan skala nyeri 7 – 8, nyeri timbul setelah efek anestesi hilang( 3 -4 jam setelah operasi ).
O : Klien tampak tegang dan gelisah, ekspresi wajah klien tampak meringis menahan nyeri,
Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
Nadi 80 x/mnt
Suhu 36 °C
RR 20 x/m
terdapat luka post sectio caesarea pada perut 10 cm, jenis luka longitudinal, dengan jahitan subcuticuler, nyeri tekan pada sekitar luka ada.
Terputusnya kontinuitas jaringan sekunder terhadap pembedahan SectioGangguan rasa nyaman dan nyeri
2
S : Klien mengatakan masih belum dapat turun dari tempat tidur karena badannya masih lemas dan nyeri pada luka post operasi.
O : Klien terpasang DC dengan jumlah urine 200 cc, warna pekat, terpasang infus RL 20 tetes/menit.
Kelemahan fisik sekunder terhadap efek anestesiIntoleransi aktivitas
3
S : klien mengatakan dirinya, ganti balutan sebanyak 2 kali /hari
O : klien tanpa jarang mengganti balutannya, pada sekitar vagina klien terdapat kasa yang dilapisi plaster
Vital sign :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 24 x/m
Suhu : 36 °C
Adanya luka post sectio caesareaResiko terjadinya infeksi
DIAGNOSA KEPRAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya Terputus kontinuitas jaringan sekunder terhadap pembedahan Sectio
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan fisik sekunder terhadap efek anestesi
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post sectio caesarea
PERENCANAAN
NoDiagnosa
kepera-watanTujuan
Perencanaan
intervensi
1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya Terputus kontinuitas jaringan sekunder terhadap pembedahan Sectio
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.
Kriteria hasil : Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0 – 2,klien dapat istirahat dengan tenang
Kaji skala nyeri dan karakteristik nyeri ( lokasi, durasi) monitor tanda-tanda vital (TD, nadi)
ajarkan klien tekinik relaksasi dengan tarik napas panjang dan dalam
ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang dengan membatasi jumlah pengunjung kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
2
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan fisik sekunder terhadap efek anestesi
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemapuan tanpa disertai nyeri.
Kriteria hasil : Klien dapat menidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan
Kaji respon klien terhadap aktivitas, catat tipe anestesi,
anjurkan klien untuk ambulasi dini dengan miring ke kanan dan ke kiri,
anjurkan untuk melakukan gerakan ringan seperti pada tangan dan kaki,
bantu klien dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan,
tingkatkan aktivitas secara bertahap,
libatkan keluarga dalam aktivitas klien.
3Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka post sectio caesarea
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam
Kriteria hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (dolor, rubor, color, tumor, fungsiolaesa), tanda-tanda vital dalam batas normal terutama suhu (36 – 37°C), luka bersih dan kering.
Monitor tanda-tanda vital terutama suhu tiap 4 jam sekali, kaji luka pada abdomen dan balutan serta jumlah lochea,
jaga kebersihan si sekitar luka dan lingkungan klien,
Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic dan steril,
lakukan perawatan DC dan vulva,
kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NoDiagnosa
keperawatanImplentasi / Tindakan keperawatan
DX 1 Tanggal 16 Juni 2011 jam 15 . 00 WIB,
Tanggal 18 Juni 2011 jam 20 . 30 WIB
melakukan pengkajian pada klien Ny. D dengan post Sectio caesarea hari pertama, mengkaji keluhan klien dam memonitor tanda-tanda vital.
Klien mengeluh nyeri pada luka post sectio caesarea pada perut bawah,
nyeri bertambah saat menggerakkan anggota badannya,
nyeri seperti teriris,
nyeri hilang timbul.
nyeri setempat pada daerah insisi dengan skala nyeri 7 – 8,
nyeri timbul setelah efek anestesi hilang (3 – 4 jam setelah operasi),
klien tampak tegang dan gelisah,
ekspresi wajah klien tampak meringis menahan nyeri,
Tekanan Darah 110/70 mmHg,
Nadi 80 x/mnt,
Suhu 36 ⁰C,
RR 24 x/mnt,
terdapat luka post sectio caesarea pada perut 10 cm, jam 16.00 WIB menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang,
membatasi jumlah pengunjung,
klien menyatakan merasa agak tenang,
ruangan tampak nyaman,
klien tenang,
jam 20.00 wib memasukkan injeksi cevotaxime 1gr/ 12 jam perinfus.
mengkaji intensitas lama dan lokasi nyeri,
klien mengatakan nyeri agal berkurang,
skala nyeri 6,
klien mengatakan merasa nyaman ekspresi wajah tampak rileks,
menganjurkan tehnik relaksasi.
DX 2
Tanggal 16 Juni 2011 jam 15 . 00 WIB,
Tanggal 18 Juni 2011 jam 20 . 00 WIB,
mengkaji respon klien terhadap aktivitas, anjurkan klien untuk melakukan ambulasi dini,
menganjurkan untuk melakukan gerakan ringan seperti pada tangan dan kaki,
klien mengatakan masih nyeri bila untuk bergerak,
klien mau mengikuti saran perawat dengan menggerakkan kaki dan tangan,
jam 19.30 WIB membantu klien untuk makan,
klien mengatakan masih kenyang.porsi makan habis 3/4 dalam bentuk bubur nasi, air putih, dan sayur.
membantu klien dalam aktivitas personal hygine,
melibatkan keluarga dalam perawatan,
keluarga tampak kooperatif.
DX 3
Tanggal 16 Juni 2011 jam 15 . 00 WIB,
Tanggal 18 Juni 2011 jam 20 . 00 WIB,
mengukur suhu tubuh klien, klien menyatakan badannya panas,
Suhu 36°C,
jam 16.00 memasukkan injeksi cefotaxim 1 gram perinfus obat masuk tidak ada reaksi alergi,
jam 17.00 WIB mengukur tanda tanda vital,
Tekanan darah 110/70 mmHg,
Suhu 36°C,
Nadi 80 x/mnt,
RR 24 x/mnt.
memonitor tanda tanda vital ,
TD 110/70 mmHg,
Suhu 36 ⁰C,
Nadi 80 x/mnt,
RR 24 x/mnt.
EVALUASI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Evaluasi ( SOAP)
1 DX 1
Tanggal 16 Juni 2011 jam 20 . 00 WIB,
Tanggal, 19 Juni 2011 jam 06. 00 WIB,
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 5-6,
TD 110/70 mmHg ,
Suhu 36°C,
Nadi 80 x/mnt,
RR 24 x/mnt.
Klien merasa nyaman ekspresi wajah tampak rileks
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan ( monitor tanda-tanda vital, menganjurkan tekinik relaksasi bila nyeri timbul, ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang )
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 4-5,
TD 110/90 mmHg,
Suhu 36°C,
Nadi 80 x/mnt,
RR 24 x/mnt.
klien merasa nyaman ekspresi wajah tampak rileks,
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan (monitor tanda-tanda vital , menganjurkan tehnik relaksasi bila nyeri timbul, ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang, membatasi jumlah pengunjung dan merapikan tempat tidur)
2
DX 2 Tanggal 16 Juni 2011 jam 20 . 00 WIB,
Tanggal, 19 Juni 2011 jam 06 . 00 WIB,
S : Klien mengatakan belum bisa dapat miring kanan atau kiri, dan tidak dapat menggerakkan tangan dan kakinya secara perlahan. O : Klien tampak tertidur lemas ditempat tidur , kaki dan badan belum dapat digerakkan diatas tempat tidur, klien masih terpasang DC dan infuse
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan (motivasi klien untuk mobilisasi dini sesuai dengan kemampuan, bantu kebutuhan klien sehari-hari, libatkan keluarga dalam perawatan.)
S : Klien mengatakan sudah mulai duduk dengan sandaran di tempat tidur. O : Klien tampak rileks, klien masih terpasang infus RL 20 tetes/menit A : Masalah teratasi sebagian. P : intervensi dilanjutkan (memotifasi klien untuk mobilisasi dini sesuai kemampuan, melibatkan keluarga dalam perawatan.
3
DX 3
Tanggal 16 Juni 2011 jam 20 . 00 WIB,
Tanggal, 19 Juni 2011 jam 06 . 00 WIB,
S : klien mengatakan dirinya ganti pembalut setiap pembalut yang di pakainya sudah basah dan kotor. O : pada klien tidak terlihat ada kasa lagi Vital sign TD :110/70 mmHg Nadi : 80 x/m RR :24 x/m Suhu : 36 ⁰C A : Masalah teratasi sebahagian P : inter vensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan ganti balut. O : Tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu tubuh dalam batas normal, suhu 36°C, luka operasi tampak bersih dan kering. A : Masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan (monitor tanda-tanda vital, observasi tanda-tanda infeksi, dan anjurkan klien untuk menjaga luka post operasi agar tetap kering, buat rencana pemulangan (Dischard planing).