NORTH EAST JAVA BASINPRESENTED BY :
ELFARABI 3712 100 006
M. AFIF AFIANTO 3712 100 017
PEGRI ROHMAT A 3713 100 009
KIKI KARTIKA DEWI 3713 100 011
TRICAHYO AGUNG B 3713 100 018
NOMENSEN SITORUS 3713 100 020
ARIN DWI AGUSTIN 3713 100 029
FARID HENDRA P 3713 100 033
MAULANA FAKHRUDIN F P 3713 100 050
DARA FELISIA A 3713 100 054
YURI SYAHWIRAWAN 3713 100 701
TEKTONIK REGIONAL
SEJARAH TEKTONIK
Geologi Jawa timur dibagi atas beberapa zona, menurut Van Bemmelen, Jawa Timur dibagi atas 4 bagian antara lain :• Zona Pegunungan Selatan Jawa (Souththern Mountains) : batuan
pembentuknya terdiri atas siliklastik, volkaniklastik, volkanik , dan batuan karbonat.
• Zona Gunung Api Kuarter (Quartenary Volcanoes) : merupakan gunung aktiv
• Zona Kendeng (Kendeng Zone) : batuan pembentuknya terdiri atas Sekuen dari volkanogenik dan sedimen pelagik.
• Zona Rembang (Rembang Zone) : batuan pembentuknya terdiri atas endapan laut dangkal , sedimen klastik dan batuan karbonat. Pada zona ini juga terdapat patahan yang dinamakan Rembang High dan banyak lipatan yang berarah timur-barat.
PENGISIAN CEKUNGANPada proses pengisian cekungan ini, terdapat empat proses yaitu :
• Terjadi pemekaran (Rifting)• Proses ini terjadi pada jaman tersier awal sampai
oligosen
1. Fase Syn – Post Basin
• Terjadi penujaman lempeng hindia ke pulau Jawa yang menyebabkan pembentukan struktur lipatan dan sesar yang berarah timur laut – barat daya (pola meratus)
2. Fase Sagging
• Pada fase ini terjadi transgresi air laut yang menyebabkan kenaikan muka air laut secara relative
• Fase ini terjadi pada Miosen akhir sampai pleistocen awal
3. Fase Transgresi
• Terjadi pada Pleistocene akhir – Holosen• Mulai terjadi proses vulkanisme 4. Fase Akhir
1. Fase Post – Syn Basin Pada fase ini, mulai terbentuk formasi seperti berikut :
Formasi Ngimbang
Sedimen klastik yang terdiri dari perselingan batupasir
dan batu serpih dan batugamping kadang-kadang
dijumpai batubara yang menunjukkan lingkungan laut
dangkal di atasnya diendapkan Formasi
Ngimbang secara tidak selaras.
Formasi Kujung
Tersusun oleh serpih dengan, sisipan batu , batugamping bagian
bawah merupgamping, lanau dan pasir
Berkembang terumbu karbonat dan Anggota
Prupuh.
2. Fase Sagging Pada fase ini, terjadi penujaman lempeng hindia ke pulau Jawa yang menyebabkan pembentukan struktur lipatan dan sesar yang berarah timur laut – barat daya (pola meratus).
Formasi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Formasi Prupuh • perselingan antara batu gamping
putih kotor, dengan batu gamping bioklastik putih abu – abu muda
• Umur formasi ini adalah Oligosen Atas – Miosen Bawah
Formasi Tuban• terdiri atas napal pasiran berwarna
putih abu – abu, yang semakin keatas berubah menjadi endapan batu lempung biru kehijauan dengaberwarna abu – abu hingga kecoklatan yang kaya akan foraminifera orbitoid, koral dan algae
• Lingkungan pengendapan formasi Tuban terbentuk dilaut dalam
Formasi Tawun• Tersusun oleh perselingan antara
serpih karbonat pasiran dengan batupasir dan batugamping
• umur Miosen Awal hingga Miosen Tengah lingkungan paparan yang agak dalam.
Formasi Bulu• tersusun oleh• batugamping
berwarna putih kadang-kadang berlapis kalkarenit dengan sisipan napal dan batupasir
• Umur Meiosen Tengah
Formasi Wonocolo• Tersusun oleh napal
dan lempung tidak berlapis di bagian bawah tersusun oleh batugamping pasiran
• Umur Miosen Tengah-Atas pada lingkungan paparan luar
Formasi Ledok• Cepu tersusun oleh
perselingan antara-batupasir glaukonitik dengan sisipan napal
• Umur Akhir Miosen.
4. Fase Transgresi Terjadi pada Miosen akhir sampai pleistocen awal. Pada fase ini terjadi transgresi air laut yang menyebabkan kenaikan muka air laut secara relative. Berikut adalah formasi yang terbentuk pada masa ini :
Formasi Mundu
• Tersusun oleh napal massif bagian atas formasi ini berubah menjadi batugamping pasiran
• Miosen Akhir- Pliosen
Formasi Selorejo
• Perselingan antara batugamping napalan hingga batugamping pasiran
• umur Pliosen Tengah-Akhir.
Formasi Lidah
• batulempung hitam dan napal berlapis yang diselingi oleh batupasir
• Umur Plio-Plistosen.
Formasi Paciran
• tersusun oleh batugamping masif umumnya merupakan batugamping terumbu
• umur Pliosen hingga Awal Plistosen
4. Fase Akhir
Pada fase ini, mulai terjadi proses vulkanisme karena terjadi penujaman lempeng Hindia. Proses ini berlangsung pada Plesitosen – Holosen. Batuan vulkanik seperti Tuff, breksi dan andesit mulai terbentuk pada fase ini yang merupakan menjadi basement pada cekungan hidrokarbon.
Kolom Statigrafi North – East Java Basin
INTERPRETASI PENAMPANG SEISMIK
PETROLEUM SYSTEM
Batuan Induk
Migrasi
Batuan Resevoir
Seal
Trap
Batuan Induk
Pengertian Batuan Induk
Memiliki banyak kandungan TOC (0,1 %-4 %) yang terakumulasi ,terawetkan dan termatangkan secara termal. Proses tiap batuan induk berbeda-beda sesuai dengan jenis kerogennya
Generation Potensial
Wt% TOC shales
Wt % TOC,carbonates
Poor 0,0-0,5 0,0-0,2
Fair 0,5-1,0 0,2-0,5
Good 1,0-2,0 0,5-2,0
Very Good 2,0-5,0 1,0-2,0
Excellent >5,0 >2,0
Migrasi
Hidrokarbon di North East Java Basin cenderung menuju ke permukaan atau cenderung ke arah Utara-Selatan . Proses Migrasi hanya berhenti ketika hidrokarbon tersebut terperangkap dalam suatu jebakan (trap) sehingga terakumulasi dan tidak terjadi pergerakan lagi
3 Model Migrasi North East Java Basin
Model 1
Interval waktu migrasi
Primer pada miosen tengah-miosen atas
Migrasi Hidrokarbon
Formasi ngimbang bermigrasi melalui carrier bed ,masuk ke perangkap revoir sembulan karbonat formasi kujung-tuban di atas basement
Letak
Struktur mudi, Sukowati,Banyu urip , Cendana,jambaran
Model 2
Interval waktu migrasi
Primer pada pliosen-recent
Migrasi Hidrokarbon
Dari formasi ngimbang masuk langsung ke struktur perangkap akibat tektonik Plio pleistocene (Ngrayong-Wonocolo-Ledok) Melalui media jalur patahan
Letak
Gabus,Tungkul,Trembul,Metes,Banyuasin,Semanggi,Ledok,Nglobo dan Banyubang
Model 3
Interval waktu migrasi
Migrasi sekunder terjadi setelah tektonik plio-pleistosen
Migrasi Hidrokarbon
Terperangkap pada lapisan revoir sembulan karbonat Formasi Kujung-Tuban bermigrasi lagi masuk perangkap batupasir Ngrayong-wonocolo-Ledok akibat aktifitas tektonik dan perubahan kemiringan batuan
Letak
Minyak yang sudah terperangkap dalam 3 struktur tersebut didugabermigrasi lagi mengisi struktur lapangan Kawengan . Sehingga akumulasi minyak lebih banyak di daerah ini
Batuan Reservoir
Reservoir Lithology Trap Field
Ngrayong Sandstone ,Limestone
Anticlin on flower structure,faulted,closure
Randugunting,Banyuabang,Kawengan,Wonocolo,Nglobo,Semanggi
Tuban Sandstone Anticline on flower structure,faulted,clossure
Dutch oil field,Tawun field
Ngujung Limestone,Sandstone
Draping,carbonate,buildup,faulted,clossure
Mudi,sukowati,Banyuurip,Cendono
Ngimbang Sandstone,Limestone
Carbonate,buildup,sratigraphy,titled block ,alluvial fan
Pagerungan Gas, Suci A dan B,West Kangean Gas
Trap
Pengertian : Konfigurasi dari struktur atau perlapisan dimana batuan resevoir berada di sekeliling dan dilingkupi batuan penutup yang bersifat impermiable
Di North East Java Basin kebanyakan model trap nya adalah structural traps yang terdiri dari anticline dan fault
Seal
Batuan yang memiliki fungsi sebagai seal di North East Java Basin adalah batu lempung wonocolo yang berumur miosen akhir dan pada lapangan Kawengan dengan formasi Kujung sebagai satuan resevoir dan batuan penutupnya adalah batu lempung yang tebal dari formasi Tuban.