1
1. Memahami dan Menjelaskan tentang Retardasi Mental
1.1 Definisi retardasi mental
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual
keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan
dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu
sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi
yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren:
jiwa) atau tuna mental.
Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selama dekade terakhir,
semakin dikenali faktor biologis yang samar-samar, termasuk kelainan kromosom kecil, sindrom
genetika, dan intoksikasi timbul subklinis, dan berbagai pemaparan toksin pranatal. (Soetjiningsih, 1995)
Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang
tidak mencukupi.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ
(Intelengence Quitient)
M.A = Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat
mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya
tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya
juga sangat lemah.
Pada retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan
menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan
tidak sesuai dengan umurnya. (http://www.nlm.nih.gov)
1.2 Epidemiologi retardasi mental
Prevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di indonesia 1-3% penduduknya
menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak
dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan.
Insiden tertinggi pada masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental
mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada lanjut usia,
IQ adalah MA/ CA x 100%
2
prevalensi lebih sedikit, karena pada retardasi mental yang berat atau sangat berat memiliki
angka mortalitas yang tinggi disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai.
1.3 Etiologi retardasi mental
Faktor penyebab dalam retardasi mental adalah kondisi genetik (kromosom dan bawaan),
pemaparan pranatal dengan infeksi dan toksin, trauma perinatal (seperti prematuritas), faktor
yang didapat dan faktor sosiokultural. Keparahan retardasi mental yang dihasilkan berhubungan
dengan saat dan lama trauma atau pemaparan pada sistem saraf pusat.
Di antara gangguan kromosom dan metabolik, sindrom Down, sindrom X fragile, dan
fenilketonuria (PKU) adalah gangguan yang sering menyebabkan retardasi mental sedang.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental
1. Non Organik
*Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis
*Faktor sosiokultural
*Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
*Penelantaran anak
2. Organik
2.1 Faktor prakonsepsia.
*Abnormalitas single gene ( penyakit - penyakit metabolik, kelainan neurokutaneus, dll).
*Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X), sindrom polygenic familial.
2.2 Faktor pranatal.
*Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom ( trisomi, mosaik, dll)
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
Disfungsi plasenta
Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)
*Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV
Zat- zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat)
Ibu : diabetes mellitus, PKU ( phenilketonuria )
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
2.3 Faktor perinatal. *Sangat prematur.
*Asfiksia neonatorum
*Truma lahir: perdarahan intrakranial
*Meningitis
*Kelainan metabolik : hipoglikemik, hiperbilirubinemia 2.4 Faktor post natal.
*Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
*Neurotoksin, misalnya logam berat
*CVA ( Cerebrovaskuler accident )
*Anoksia, misalnya tenggelam
*Metabolik
3
Gizi buruk Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipotiroid
Amino aciduria, misalnya PKU
Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia.
Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler
Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher)
Penyakit degeneratif/ metabolik lainnya.
*Infeksi
Meningitis, ensefalitis.
Subakut sklerosing panesefalitis ( Kaplan, 2008)
Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan sosial ekonomi
rendah akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ
yang bersamaan dengan terjadinya maturasi. Demikian pula dengan keadaan sosial ekonomi
yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental, misalnya keracunan logam
berat yang subklinik dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kemampuan kognitif,
ternyata lebih banyak pada anak-anak dikota dari golongan sosial ekonomi rendah. Demikian
pula dengan kurang gizi, baik pada ibu hamil maupun pada anaknya setelah lahir dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak anak. (Depkes, 2005)
1.4 Klasifikasi retardasi mental
Penggolongan Retardasi mental untuk Keperluan Pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Taraf perbatasan dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan IQ
70 - 85.
2. Retardasi mental mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ 50 - 75.
3. Tunagrahit mampu latih (trainable mentally retarded) dengan IQ 30 - 50 atau IQ 35 - 55.
4. Retardasi mental butuh rawat (dependent or profoundly mentally retarded) dengan IQ
dibawah 25 atau 30. (Soetjiningsih, 1995)
Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi
Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu: 1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.
2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 – 54.
3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 – 39.
4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.
Klasifikasi Retardasi Mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang
terkena retardasi mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena
retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena
retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena
retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai
anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. ( Depkes, 2009)
4
Penggolongan anak Retardasi mental menurut kriteria perilaku adaptif
a. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini
termasuk dari tipe sosial budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas.
Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai
kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu
mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka kurang mampu
menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
Karakteristik :
*Usia presekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi terlambat dalam kemampuan
berjalan, bicara , makan sendiri, dll.
*Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidikan khusus,
diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.
*Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak
dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi
b. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka mampu latih tetapi
tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja,
tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll.
Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana
mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri
sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.
Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 – 55; umur mental 3 – 7 tahun)
Karakteristik :
*Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat
belajar dan perawatan diri.
*Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta
ketrampilan mulai sederhana. Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.
*Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat
melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.
c. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah
ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan
keluhan dari orang tua, dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan
motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja
dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)
5
Karakteristik :
*Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi
sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.
*Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah
komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis.
*Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan,
protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.
d. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah diteakkan karena
gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Seluruh
hidupnya tergantung orang disekitarnya.
Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
Karakteristik :
*Usia prasekolah retardasi mencolok.
*Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.
*Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon
emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang.
*Butuh pengawas pribadi.
*Usia mental bayi muda.
*Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan
fisik. (Depkes, 2009)
1.5 Patofisiologi Retardasi Mental
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal
(IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif
yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana
prasarana komunitas, bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi
kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal
meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi
muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya
kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul
berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)
6
1.6 Manifestasi Klinis Retardasi Mental
Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada
Exceptional Children, six edition, p.485-486, menyatakan:
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari
pengetahuan abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus
menerus.
2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat
mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri
atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat
sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat
sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan
diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama
dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal
tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan
perhatian terhadap lawan main.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang
merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu
sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai
retardasi mental, yaitu :
7
1. Kelainan pada mata
a. Katarak
*Sindrom Cockayne *Sindrom Lowe
*Galactosemia *Sindrom Down
*Kretin *Rubella Pranatal
b. Bintik cherry
*Merah pada daerah macula *Mukolipidosis
*Penyakit Niemann-Pick *Penyakit Tay-Sachs
c. Korioretinitis
*Lues congenital *Penyakit Sitomegalo virus *Rubella Pranatal
d. Kornea keruh
*Lues Congenital *Sindrom Hunter
*Sindrom Hurler *Sindrom Lowe
2. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik
*Defisiensi glikogen sinthesa *Hipersilinemia
*Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI
*Phenyl ketonuria *Sindrom malabsobrsi methionin, dll.
b. Kejang pada masa neonatal
*Arginosuccini
c. Asiduria
*Hiperammonemia I dan II
*Laktik asidosis, dll.
3. Kelainan kulit
a. Bintik café-au-lait
*Atakasia *Telengiektasia
*Sindrom bloom *Neurofibromatosis
*Tuberous selerosis
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
*Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutih
*Atrofi progresif serebral hemisfer *Ataksia telangiektasia
*Sindrom malabsorbsi methionin
c. Rambut halus
*Hipotiroid *Malnutrisi
8
5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
*Hidrosefalus *Neuropolisakaridase
*Efusi subdural
6. Perawakan pendek
a. Kretin b. Sindrom Prader
*Willi
7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-Spaz
Tingkatan Retardasi Mental
Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia
Prasekolah
(sejak lahir - 5 thn)
Kemampuan Usia
Sekolah
(6-20 thn)
Kemampuan
Dewasa
(21 thn keatas)
Ringan 52-68 *Bisa membangun
kemampuan sosial &
komunikasi.
*Koordinasi otot
sedikit terganggu.
*Sering tidak
terdiagnosis.
*Bisa mempelajari
pelajaran kelas 6
pada akhir usia
belasan tahun
*Bisa dibimbing ke
arah pergaulan
sosial.
*Bisa dididik.
*Bisa kerja &
bersosialisasi,
tetapi ketika
mengalami stres
memerlukan
bantuan.
Moderat 36 – 51 *Bisa berbicara,
belajar,berkomunikasi.
*Kesadaran sosial
kurang.
*Koordinasi otot
cukup.
*Bisa mempelajari
kemampuan sosial
& pekerjaan.
*Bisa bepergian
sendiri di tempat
yg dikenalnya
dengan baik.
*Bisa memenuhi
kebutuhan
sendiri.
*Memerlukan
pengawasan &
bimbingan
ketika stres.
Berat 20 – 35 *Bisa mengucapkan
beberapa kata.
*Mampu menolong diri
*Bisa
berbicara/belajar
berkomunikasi
*Bisa merawat
diri sendiri
dibawah
9
sendiri.
*Tidak memiliki
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek
*Bisa mempelajari
kebiasaan hidup
sehat yg sederhana.
pengawasan.
Sangat berat 19 / kurang *Sangat terbelakang
*Koordinasi ototnya
sedikit sekali.
*Memerlukan
perawatan khusus.
*Memiliki
koordinasi otot
*Tidak dapat
berjalan/berbicara
*Memiliki
beberapa
koordinasi otot
& berbicara.
*Bisa merawat
diri tapi terbatas.
*Perlu
perawatan
khusus
(Kaplan, 2008)
Diagnosis Retardasi Mental
Untuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui
penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan
apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan
menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera
dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat
membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes
IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus
seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang
teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya
dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang
merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu
sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya
pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan
menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
10
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.
Anamnesis
Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah
membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar
pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering
diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta
gangguan emosional dan perilaku.
Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa
pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :
*Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau
menggerakkan bagian tubuh.
*Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara
padanya.
*Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh”
*Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah
suara
*Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
*Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran”
*Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.
(Depkes, 2009)
American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
(DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata
yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat
kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian
akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan
menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan
spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan
bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya
tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak
terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif
campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual
seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli.
Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu
berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.
11
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau
perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian
khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental;
hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi
menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual
pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:
*Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?
*Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak?
*Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?
*Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter?
*Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?
*Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?
*Riwayat perkembangan anak?
*Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?
*Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?
*Latar belakang sosiokultural? (Depkes, 2009)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan
bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang
tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan
menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa,
ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)
Cara Pengukuran Pertumbuhan
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka
dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang
sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:
*Tinggi badan
*Berat badan
*Lingkar lengan
*Lingkar kepala
*Lingkar dada
*Lingkar abdomen
a. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri.
Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang
badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki
tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang
12
pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun
menggunakan meteran untuk menjahit.
Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan
tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal
(misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian
ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran.
Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua
dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:
(Moersintowati, 2008)
b. Pengukuran Berat Badan
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan
untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.
c. Pengukuran Lingkar Kepala
Cara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah
berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan
pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.
Tabel 1. Lingkaran Kepala Anak
Umur Anak
Ketika Diperiksa
Angka normal anak Hasil
pengukuran Laki-laki (cm) Perempuan (cm)
0 bulan 32 - 37.5 32 - 36.5
1 Bulan 34.5 - 40.5 34 – 39
2 Bulan 36.5 – 42 36 – 41
3 Bulan 38 - 43.5 37 – 42
4 Bulan 39 - 44.5 38.5 - 43.5
5 Bulan 40.5 – 45 39 - 45
6 Bulan 41 – 46 40 - 46
7 Bulan 42 – 47 41 - 47
8 Bulan 43 – 48 41.5 - 47.5
9 Bulan 43.5 - 48.5 42 - 48
10 Bulan 44 – 49 42.75 - 48.5
11 Bulan 44.5 - 49.5 43.5 - 48.75
TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu ± 8,5 cm
2
TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm
2
13
12 bulan 45 - 49.75 43.75 - 49
13 Bulan 45 - 49.75 43.75 - 49
14 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5
15 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5
16 Bulan 46.25 – 51 45 - 50
17 Bulan 46.25 – 51 45 - 50
18 Bulan 46.25 – 51 45 - 50
19 bulan 46.25 - 51.5 45 - 50
20 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
21 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
22 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
23 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75
24 Bulan 47 – 52 45.75 - 51
2.5 Tahun 47 – 52 45.75 - 51
3 Tahun 48 – 53 46.5 - 52
3.5 Tahun 48 – 53 46.5 - 52
4 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53
4.5 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53
5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53
5.5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53
6 Tahun 49 – 54 48 - 53
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada
pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal.
*Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris).
*Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah.
*Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus.
*Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.
*Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi.
*Geligi : odontogenesis yang tidak normal.
*Telinga : keduanya letak rendah atau bentuknya aneh.
*Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia.
*Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna.
14
*Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar,
klinodaktil.
*Dada dan Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit.
*Genitalia : mikropenis, testis tidak turun.
*Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing diujungnya,
lebar, besar, gemuk.
(Kaplan, 2008)
Pemeriksaan Penunjang
1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara pengukuran evoked
potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam
batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.
Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi
pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh
kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter
(koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi
yang buruk.
Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat
terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra
tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan
retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya
tumor intra kranial, kejang local.
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang
dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)
2. Pemeriksaan audiometric
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak
yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan
audiometri :
*Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat
respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke
arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang
atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan
terhadap respon yang diperlihatkan anak.
*Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,
misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar
bunyi.
15
*Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam
daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi
kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat
membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak
dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).
d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)
3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area
otak yang abnormal.
4. Timpanometri, digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system
osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala
Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu
set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang
penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau
salah.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua
dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna.
Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)
5. Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah
untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom
down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal
antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama
sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk
pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di
atas usia 35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining
yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10
minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu
yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri
kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)
6.Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes
yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga
digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai
kemampuan actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional,
emosional, dan interpersonal juga penting.
16
Diagnosis banding retardasi mental
*Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)
Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen
transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem
dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit
fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas.
Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa
akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila
sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan
perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak
berjatuhan.
Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan
diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya
gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang
“sulit”. (Depkes, 2009)
*Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi
mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan
gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga
gangguan bicara dan “cerebral palsy” membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun
intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira
anak itu bodoh. “early infantile” dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang
mirip retardasi mental. (Soetjiningsih, 1995)
Penatalaksanaan Retardasi Mental
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin,
sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan
pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi
mental.
*Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan
kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan
mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang
diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi.
*Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan
dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan
bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan
luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini.
17
*Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan apa
yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang lama
untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula dengan
psikolog atau psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan
orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan
dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau
dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental
agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
*Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan taraf IQ-
nya. Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang
mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk anak retardasi
mental ini adalah SLB-C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan
harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya suatu
tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidak terpuji,
seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain.
*Semua anak retardasi mental memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,
imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan
kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi
prenatal dengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif
walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid.
Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian.
(Depkes, 2009)
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
*Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan
diri sendiri.
*Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan
hyperaktif.
*Antidepresan ( imipramin, tofranil)
*Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol (Inderal)
Pencegahan Retardasi Mental
Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan
kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental.
Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang
kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan
yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan
yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik
18
membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan
genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang
kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti
Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi
hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai
mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti
kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan
bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada
obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak
retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara
dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan
pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita
Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk
mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga ias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein
serum.
Adapun tindakan lain yang bisa dilakukan adalah :
*Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang
merangsang pertumbuhan.
*Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup
dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan
dukungan keluarga. (Depkes, 1995)
Prognosis Retardasi Mental
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan
dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan
hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat
dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
19
2. Memahami dan Menjelaskan Gizi Anak dan Remaja
2.1 Periode pertumbuhan anak dan remaja
Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur
setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4
kali BB lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan
lahir baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau
anak mengalami kekurangan gizi akan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan
darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya
buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh
anak untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada
masa ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam
menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg
BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 – 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia
defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa
pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium
dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan
kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin D
dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.
Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal
tumbuh, penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat.
Kebutuhan seng adalah 10 mg/hari. (Moersintowati, 2008)
Faktor – faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah :
a. Keluarga
b. Media
c. Teman sebaya
d. Penyakit
Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah :
a. Obesitas
b. Kurang gizi
c. Defisiensi besi
d. Defisiensi vitamin A
e. Karies gigi
f. Alergi makanan
g. Gizi pada masa prasekolah
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya
adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian
untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan
variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
20
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah
seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan
cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan
umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes,
2008).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam
bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan
tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat
tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi
pertumbuhan dan komposisi tubuh (Soekirman, 2000).
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses
pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan
tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan
fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth
spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt : - Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
21
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik
sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia
sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.
Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga
mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. (Phyllis, 2000)
2.2 Jenis gizi anak dan remaja
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga
usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting
dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
*Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber
energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
*Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting
bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak
yang lain.
*Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru.
Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam
lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini
paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
*Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja
sistem imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi
yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak
berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi
lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok
asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
1. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan
diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam
lemak tak jenuh itu adalah:
22
*DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf,
otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf.
Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
*AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan
senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini
bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)
2. Kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan
mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme
otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-
sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya,
minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut
dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit
di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda
cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur,
serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3,
B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja
sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam
proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa
kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang,
serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga
membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-
bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng
juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng
dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng
banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)
23
Jenis Nutrisi Fungsi Sumber
Air Pelarut untuk pertukaran seluler
Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Air, makanan
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan
dan perbaikan jaringan
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan,
padi-padian
Karbohidrat Sebagai sumber energi
Membentuk glikogen dan lemak
Membantu pembentukan asam amino
Susu, padi-padian,
buah, sirup, tepung,
sayuran
Lemak Sebagai sumber cadangan energi
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-
organ tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung
Susu, mentega, telur,
daging, ikan, minyak
sayur
(Nelson, 1999)
24
Jenis Vitamin Fungsi Sumber
Vitamin A
Penglihatan
Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Susu, telur, buah,
sayur, cod & halibut
liver oil
Vitamin B
Thiamine
Riboflavin
Niasin
Asam
Pantothenat
Piridoksin
Asam Folat
Kobalamin
Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat
Konduksi membran dan saraf
Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan
FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat
pembawa elektron dalam sel hidup
Berperan dalam berbagai proses metabolisme
Sebagai bagian dari koenzim A dan protein
pembawa asil
Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan
piridiksamine fosfat
Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA
Padi-padian, ragi,
jeroan
Susu, telur, daging,
kacang-kacangan
Ikan tuna dan halibut,
daging, sereal gandum
Kuning telur, susu,
kacang-kacangan
Daging, ikan, tepung
kedelai, ragi
Sayuran hijau, kacang-
kacangan, telur, ikan
Telur, susu
Vitamin C
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks
potensial tubuh
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Mekanisme imunitas
Kacang-kacangan,
sayuran hijau, buah-
buahan
25
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Vitamin D
Homeostasis kalsium dalam plasma
Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor
Ca
Pembentukan garam Ca di jaringan yang
membutuhkan
Minyak ikan laut,
kuning telur
Vitamin E Sebagai antioksidan alam paling kuat
Berperan dalam metabolisme selenium
Minyak biji-bijian,
buah, sayur, lemak
Vitamin K
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X
Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi
karboksilase pada hati
Sayuran hijau, sereal,
susu, telur
(Nelson, 1999)
Jenis Mineral Fungsi Sumber
Kalsium
Membentuk struktur tulang dan gigi
Membantu proses kontraksi otot dan kerja
jantung
Susu, sayur hijau,
salmon, kerang
Klorida
Membantu koagulasi darah
Membantu keseimbangan asam basa
Membentuk HCl lambung
Garam, daging, susu,
telur
Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi
Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul
vitamin B12 dan eritropoietin
Tersebar luas
Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah,
transferin, dan hemoglobin
Hati, tiram, daging,
ikan, butir padi,
26
Membantu penyerapan besi kacang
Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan laut
Iodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3
dan T4
Garam, makanan laut
Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim
oksidatif, sitokrom C, dan katalase
Hati, daging, kuning
telur, sayuran hijau
Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigi
Iritabilitas otot dan saraf
Kation intraseluler
Biji-bijian, kacang,
daging, susu
Mangan Berperan dalam aktivasi enzim
Metabolisme karbohidrat
Sayuran hijau, biji-
bijian
Molibdenum Komponen enzim santin oksidase
Mobilisasi feritin dalam hati
Sayuran
Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigi
Struktur nukleus dan sitoplasma sel
Susu, kuning telur,
kacang-kacangan
Kalium Berperan dalam kontraksi otot
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam tubuh
Tersebar luas
Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, daging
Sulfur Unsur pokok protein seluler
Berperan dalam pembentukan melanin
Makanan berprotein
Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik
Menjaga keseimbangan asam basa
Garam, susu, telur
Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang
(Nelson, 1999)
27
Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan
Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua.
Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa
hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang
sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik
untuk kecerdasan anak :
*Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.
*Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.
*Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf
dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
*Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting
untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
*Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya
ingat dan kecerdasan anak.
*Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam
tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf.
Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh
yang sifatnya konstan.
*Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya
vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan
otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya. (Hurlock, 2007)
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah
dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3.
Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2
tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
*Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
*Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
*Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
*Pada umur 10 mencapai 99%.
Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat
kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan
berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.
DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi
penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara
fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan
gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,
olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. (Moersintowati, 2008)
28
2.3 Kebutuhan gizi anak remaja
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa
remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun),
masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200
kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu
dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula,
dan lain-lain.
*Protein
Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi
dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein
remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk
laki-laki.
*Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka
dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20%
pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan
500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
*Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan
besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun.
Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi
selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat,
akan mengalami anemia defisiensi besi.
*Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja
laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-
laki.
29
*Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan
cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun
meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan
vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan
vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
Kebutuhan Gizi Bayi
*Kalori
100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x
100 /120 = 800/960 kkal.
*Protein
1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x
1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.
*Karbohidrat
50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka
50%-nya = 400 : 4 = 100 gram.
*Lemak
20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40
gram. (Soekirman, 2000)
Kebutuhan gizi pada balita :
Beda orang dewasa dengan balita
*Gula & Garam
Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita
tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan
anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang
lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
*Kebutuhan Energi & Nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan
serat wajib dikonsumsi anak setiap hari.
*Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh
350 ml/12 oz per hari.
*Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan
sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
*Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin. (Moersintowati, 2008)
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau
penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang
berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004).
30
Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang
tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang
mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
kurang.
2. Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
*Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik
jumlah maupun mutu gizinya.
*Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik, mental dan sosial.
*Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada
diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar
1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari
tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :
*Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar
lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan
menggambarkan keadaan sekarang.
*Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier
sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan
riwayat masa lalu.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah
indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks
Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).
a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang
massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang
mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan
yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil.
Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai
salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status).
31
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan
yang perlu mendapat perhatian.
Kelebihan indeks BB/U yaitu :
*Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
*Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek.
*Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).
Kelemahan dari indek BB/U adalah :
*Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema.
*Memerlukan data umur yang akurat.
*Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat
penimbangan.
*Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam
hal ini masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang
dagangan (Supariasa, 2002).
b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu :
*Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.
*Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak
mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).
c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah
dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass)
dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan
menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :
(Soekirman, 2000)
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri
Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku
(reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO
sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.
Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U
a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2 a. Sangat gemuk : > 3 SD
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))
32
SD
b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2
SD
c. Sangat Kurang : < -3 SD
SD
b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2
SD
c. Sangat pendek : < -3 SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD
c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2
SD
d. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2 SD
e. Sangat kurus : < -3 SD
AKG Remaja
Uraian Perempuan Laki – laki
13- 15 th 16 – 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th
Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800
Protein (g) 62 51 48 64 66 55
Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500
Besi (mg) 19 25 26 17 23 13
Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700
Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10
Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2
Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60
Folat (mg) 130 150 150 125 165 170
(Hurlock, 2007)
3. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orang Tua Kepada Anak Menurut Ajaran
Agama Islam
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda
yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik
mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai
kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.
1.Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:
‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan
rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa
hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada
kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak,
asalkan berusaha.
33
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah
(QS AI Baqarah: 233)
ضاعة وعلى المولود له رزقهن وكسوتهن بالمعروف ال تكلف والوالدات يرضعن أوالدهن حولين كاملين لمن أراد أن يتم الر
نهما وتشاور نفس إال وسعها ال تضآر والدة بولدها وال مو له بولده وعلى الوارث مثل ذلك فإن أرادا فصاال عن تراض م لود
آء معروف واتقوا هللا واعلموا أن هللا اتيتم بال فال جناح عليهما وإن أردتم أن تسترضعوا أوالدكم فال جناح عليكم إذا سلمتم م
{ {322بما تعملون بصير
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan”.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang
ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat
diterima oleh hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan
pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam
memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir.
Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak
dewasa.”
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu
sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)
Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama
yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.
4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru
lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih
(‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits
dari Samurah ).
5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa
mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya
yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-
anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup
perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita
34
yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,
hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit
saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera
menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada
anak-anaknya.
6. Memberi makan dan keperluan lainnya
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun
berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
‘Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’ (
HR Abu Daud)
7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’
HR Al Hakim.
8. Mendidik anak tentang agama
‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).
Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan
tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda
luruskan sekaligus, dia akan patah’.
9. Mendidik anak untuk sholat
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan
gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka
(putra putri’).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur
tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh
dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau
menyakitkan.
10. Mendidik anak tentang adab yang baik
Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya
menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik
buruknya perilaku seseorang.
11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik
Berkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk
zaman yang berbeda dengan zamanmu’.
35
12. Memberi pengajaran Al Quraan
Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan
dan mengajarkannya’.
Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun
yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang
Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).
13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’
HR Al Hakim.
14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu
lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan
masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).
15. Memberikan pengajaran ketrampilan
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu)
menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ (HR An- Nasai).
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar
menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya
yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi
memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih
sayang nasehati dengan santun.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini?
Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan
memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
17. Memberi kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa
pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya
perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih
muda dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At
Tirmidzi).
18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus
tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak
perlu menunggu memasuki usia senja.
36
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga,
Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya,
sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-
orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang
perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan
kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)
19. Mengarahkan anak
Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih kawan,
teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak
tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh,
dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang
jelek.
Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan
tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak teman-
temannya untuk berbuat kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa
di hadapan teman-temannya.
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak
mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu
mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja
dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k
tidak menyukai kerusakan.
Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya
orang tua mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh ‘Amr bin Qais Al-Mala`I:
“Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk
bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila
dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa.” (Dinukil dari Lammud
Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf ‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).
(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, 2000)
37
Daftar Pustaka
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.
Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005. Departemen
Kesehatan RI.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Manajemen
Sekolah Khusus Tunanigra (SLB-C). (2008). Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta.
EGC.
Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi 1.
Jakarta. Sagung Seto.
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.
Phyllis A. Balch CNC, Prescription for Nutritional Healing, Avery; a member of PENGUIN
GROUP (USA), INC. (2000) New York.
Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for pediatric health
care provider, 1st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm
http://psychologyface.com/2011/06/mental-retardation