MAKALAH MATEMATIKA EKONOMI (APLIKASI DIFFERENSIAL)
MAKALAH MATEMATIKA EKONOMI (APLIKASI DIFFERENSIAL)
Differensial Parsial dan Trend Penjualan Dalam Analisa Kontribusi Margin Untuk Menentukan Sales Mix yang Optimal
Disusun Oleh:Baiq Raudatul Jannah (G1D010026)Deri Agustina (G1D010030)
PROGRAM STUDI MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MATARAM2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul "Differensial Parsial dan Trend Penjualan Dalam Analisa Kontribusi Margin Untuk Menentukan Sales Mix yang Optimal" ini dapat terelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang telah diberikan dosen mata kuliah Matematika Ekonomi.Penulisan makalah ini disusun guna menyempurnakan mata kuliah Matematika Ekonomi yang dilalui dan agar menambah pengetahuan para pembaca.Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini serta kepada dosen mata kuliah Matematika Ekonomi selaku pembimbing demi terselesaikannya penyusunan makalah ini.Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam perbaikan penyusunan makalah ini. Terima kasih.
Mataram, Desember 2013 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan21.4 Asumsi-asumsi2BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Kontribusi Magin32.2 Pengertian Differensial Parsial32.3 Fungsi Biaya 32.4 Menentukan Nilai Ekstrim Minimum dan Maksimum 2 BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian63.2 Metode Pengumpulan dan Jenis Data63.3 Alat-alat Penelitian 63.4 Pengujian Data 6
DAFTAR PUSTAKA9
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerusahaan dibentuk untuk mengelola sumber ekonomis yang terbatas untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Hal ini bisa dicapai apabila pihak manajemen mampu merencanakan, mengolah dan mengambil keputusan dengan baik.Bagi perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, tidak terlalu sulit merencanakan, mengolah dan mengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan jumlah barang yang akan diproduksi untuk memperoleh laba yang maksimal. Karena laba hanya ditentukan oleh satu jenis produk saja. Berbeda dengan perusahaan yang mempunyai lebih dari satu jenis produk, dimana laba akan ditentukan oleh bauran berbagai produk.Namun pada umumnya perusahaan menghasilkan beberapa produk atau multi produk yang seringkah mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda. Dimana untuk produk-produk yang bermargin tinggi membentuk proporsi yang relatif besar terhadap penjualan total maka keuntungan akan semakin besar dibanding dengan apabila penjualan terdiri dari produk-produk yang kebanyakan bermarjin rendah (Ray H.Garrison, 1997). Dengan demikian maka laba akan tergantung sampai batas tertentu pada komposisi penjualan yang mampu dicapai perusahaan.Oleh karena itu manajemen harus berusaha agar mencapai kombinasi atau komposisi penjualan (sales mix) yang dapat menghasilkan jumlah laba yang paling besar. Jumlah laba yang besar dapat dicapai jika sebagian besar komposisi produk yang dijual mempunyai kontribusi margin yang tinggi mengakibatkan laba total bertambah. Sebaliknya perubahan komposisi penjualan dari jenis yang menghasilkan kontribusi tinggi ke kontribusi margin yang rendah maka total laba berkurang (Supriyono, 1987).Bila manajemen hanya menggunakan analisa kontribusi margin dalam menentukan profit yang optimal maka manajemen akan menemukan kendala. Hal ini karena analisa kontribusi margin tidak bisa menentukan pada titik berapa proporsi penjualan yang optimal sehingga ada yang perlu dikurangkan dan yang harus ditambahkan, namun ia hanya menggeser atau mengurangi proporsi penjualan dari kontribusi yang kecil dan ditambahkan pada kontribusi margin yang tinggi berdasarkan perkiraan-perkiraan (estimasi) saja. Dengan kata lain, ia tidak bisa menentukan berapa dari tiap jenis produk yang harus diproduksi agar komposisinya optimal untuk memperoleh laba yang maksimal. Untuk itu ia perlu dikombinasikan dengan alat matematis yaitu Differensial Parsial.
1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:a. Bagaimana kombinasi dari tiap jenis produk yang harus diproduksi agar memperoleh laba yang optimal?b. Berapa jumlah dari tiap jenis produk yang harus diproduksi agar memperoleh laba yang optimal?
1.3 TujuanAdapun tujuan pada penulisan makalah ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:a. Untuk mengetahui kombinasi dari tiap jenis produk yang harus diproduksi agar memperoleh laba yang optimal.b. Untuk mengetahui jumlah dari tiap jenis produk yang harus diproduksi agar memperoleh laba yang optimal.
1.4 Asumsi-asumsiBanyak faktor yang mempengaruhi dalam menentukan laba yang optimal. Untuk itu dalam penelitian ini penulis hanya menekankan pada faktor komposisi produk dengan asumsi bahwa:a. Faktor pembatas seperti mesin, tenaga kerja, bahan baku tetap dapat terpenuhi.b. Faktor pembatas seperti permintaan pasar terhadap produk terus berlangsung.c. Setiap barang yang diproduksi laku untuk dijual (barang yang diproduksi sama dengan barang yang dijual).
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Beberapa perusahaan pada umumnya tidak hanya menghasilkan satu produk Namun mempunyai beberapa produk bahkan mungkin berpuluh-puluh produk yang seringkali mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda. Oleh karena itu manajemen harus berusaha agar mencapai kombinasi atau komposisi penjualan (Sales Mix) yang dapat menghasilkan jumlah laba yang paling besar. Jumlah laba yang besar dapat dicapai jika sebagian besar komposisi produk yang dijual mempunyai kontribusi margin yang tinggi.2.1 Pengertian Kontribusi MarginMenurut Ray. H. Garrison, "Contribution margin is the amount remaining from sales revenue after variabel expenses have been deducted". Sedangkan menurut Matz-Usry mengatakan bahwa, "Contribution is the difference between sales revenue and variabel cost, both manufactoring and non manufacto- ring, from sales revenue". Jadi dapat dikatakan bahwa kontribusi margin adalah sisa hasil penjualan setelah menutup biaya variabel.Analisa kontribusi margin dapat mencari kombinasi yang paling menguntungkan antara biaya variabel, biaya tetap dan volume penjualan. Bagaimanapun juga yang paling lazim kita ketahui mengenai cara meningkatkan laba adalah meningkatkan bilangan kontribusi margin total.Besarnya bilangan kontribusi margin satuan akan berpengaruh kuat terhadap langkah-langkah apa yang akan diambil perusahaan untuk meningkatkan laba. Contoh, semakin besar kontribusi margin satuan suatu produk, perusahaan akan bersedia membelanjakan jumlah yang lebih besar untuk meningkatkan penjualan produk sebesar prosentase tertentu. Hal ini menjelaskan sebagian mengenai apa sebab perusahaan yang mempunyai kontribusi margin satuan lebih besar (Seperti produsen mobil) memasang iklan sedemikian gencar sementara perusahaan yang memiliki kontribusi yang rendah (seperti barang pecah belah) cenderung membelanjakan kurang banyak untuk advertensi.
2.2 Pengertian Differensial ParsialDifferensial parsial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan differensial dapat pula dipelajari kedudukan- kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari seperti titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya. Berdasar manfaat-manfaatnya inilah konsep differensial menjadi salah satu alat analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab dengan masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum dan minimum.Menurut Dumairy, differensiasi parsial merupakan differensiasi untuk fungsi yang mengandung lebih dari satu macam variabel bebas. Pada prinsipnya differensiasinya tidak berbeda dengan prinsip untuk fungsi variabel bebas tunggal. Hanya saja disini akan bertemu dengan prinsip differensial parsial (diffensiasi secara bagian demi bagian). Pada umumnya suatu variabel ekonomi berhubungan fungsional terhadap tidak hanya satu macam variabel lain tetapi justru terhadap beberapa macam variabel sekaligus.Untuk sebuah fungsi mengandung lebih dari satu variabel bebas maka turunanya akan lebih dari satu macam pula, sesuai dengan jumlah macam variabel bebasnya. Jadi, jika sebuah fungsi mengandung lebih dari satu macam pula, sesuai dengan jumlah macam variabel bebas maka ia akan memiliki (jumlah) macam turunan. Jika maka akan terdapat dua macam turunan, yaitu turunan terhadap atau dan turunan terhadap atau .Dengan demikian:1.
2.
2.3 Fungsi BiayaMenurut Dumairy, ada dua bentuk fungsi biaya yaitu:1. Fungsi linier2. Fungsi nonlinier seperti fungsi kuadrat parabolik, fungsi kubik dan lainnya.Pada perusahaan manufaktur fungsi biaya umumnya berbentuk nonlinier (persamaan kuadrat). Ia memiliki titik ektrim kita bisa mencari berapa biaya minimum atau maksimum yang dikeluarkan. Perusahaan akan memperoleh laba maksimum ketika mengeluarkan biaya minimum.2.4 Menentukan Nilai Ekstrim Minimum dan MaksimumNilai-nilai ekstrim (optimum) dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari satu variabel bebas dapat dicari dengan pengujian sampai derivatif keduanya: untuk maka akan mencapai titik ekstrimnya jikadan Syarat diatas adalah syarat yang diperlukan (necessary condition) agar fungsinya mencapai titik ekstrim. Guna mengetahui apakah titik ekstrim itu berupa titik maksimum ataukah minimum, dibutuhkan syarat yang mencukupkan (sufficien condition) yaitu:Maksimum bila dan Minimum bila Persamaan differensial parsial diatas dapat diterapkan pada perusa-haan yang menghasilkan dua macam atau lebih produk tersebut. Dan tentu fungsi biaya dalam differensial parsial tersebut berbentuk fungsi kuadrat dan jika berbentuk fungsi garis maka pemecahannya dengan program linier.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan menggunakan metode kajian pustaka (studi literatur) yaitu teknik pengumpulan bahan dan data dalam penelitian dengan jalan membaca dan memahami suatu yang berasal dari buku yang berkaitan dengan penelitian.3.2 Alat PenelitianPenelitian ini menggunakan aplikasi dari software SPSS 16.0 dan Microsoft Excel.3.3 DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data yang dibutuhkan berupa data penjualan dan data variabel dari lima merk sepatu pada PT Dipta Sunrise Nusantara II pada periode tahun 1995 sampai tahun 2000.3.4 Langkah-langkah PenelitianAdapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Memperoleh data penjualan dari masing-masing produk yang optimal dan sekaligus sebagai alat untuk memprediksi tingkat penjualan (trend penjualan) dimasa yang akan datang dengan analisa regresi.b. Memperoleh data biaya variabel dari masing-masing produk, biaya variabel dari masing-masing produk diformulasikan dalam bentuk matematis.c. Memperoleh biaya tetap.d. Dari ketiga langkah tersebut dikombinasi menjadi persamaan matematis. Dimana variable independennya adalah biaya variabel dari masing-masing produk dan variabel dependennya adalah harga penjualan per pasang dari masing-masing produk.e. Kemudian didefferensialparsialkan sehingga diperoleh suatu produk yang optimal dari masing-masing produk.BAB IVPEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang meproduksi lima jenis sepatu diantara: Jenis GOLA (A), GOGGI (B), CATALPA (C), LETOON (D) dan UNIVERSE (E) dengan informasi data sebagai berikut:
Tabel 1. Harga dan Biaya Tetap Sepatu
NoJenis SepatuHarga Sepatu (Perpasang)Biaya Tetap
1GOLARp. 84.000Rp. 1.366.000.000,00
2GOGGIRp. 72.000
3CATALPARp. 92.000
4LETOONRp. 64.500
5UNIVERSERp. 102.000
Sumber data: PT. DIPTA SUNRISE NUSANTARA II (Tahun 2001)
Tabel 2. Jumlah penjualam sepatu (pasang) setiap tahunThnBulanGola (pasang)Goggi (pasang)Catalpa (pasang)Letoon (pasang)Universe (pasang)
1995Juli-Des91.500105.90093.50097.50078.500
1996J an-J uni94.100107.30095.00098.80079.400
1996Juli-Des97.500108.50096.900100.50080.400
1997J an-J uni102.100109.90098.500102.30081.400
1997Juli-Des108.000111.800100.800104.10082.200
1998J an -J uni111.000113.500102.500105.50083.300
1998Juli-Des114.500114.500104.200107.40084.300
1999J an -J uni117.500115.800107.000109.30085.100
1999Juli-Des120.500117.500109.800111.80086.000
2000J an -J uni122.500119.500112.000114.00087.000
2000Juli-Des127.500120.500114.000116.00088.000
Sumber data: PT. DIPTA SUNRISE NUSANTARA II (Tahun 2001)
Tabel 3. Biaya Variabel Sepatu Tiap Setengah TahunTHNBLNGOLA(Rp) (000.000)GOGGI(Rp) (000.000)CATALPA(Rp) (000.000)LETOON(Rp) (000.000)UNIVERSE(Rp) (000.000)
1995Juli-Des5.086.7005.683.6855.619.5004.899.2506.587.500
1996Jan-Juni5.221.5105.991.2005.999.4004.902.5006.623.600
1996Juli-Des5.595.3706.385.0006.595.2004.985.2006.692.000
1997Jan-Juni5.595.3706.385.0006.595.2004.985.2006.752.100
1997Juli-Des5.934.3706.698.2006.893.5005.042.5006.822.700
1998Jan-Juni6.105.4606.945.7007.235.0005.057.1506.923.850
1998Juli-Des6.569.3007.034.2507.487.5005.188.5007.032.600
1999Jan-Juni6.954.6607.191.7007.685.3005.299.1007.162.150
1999Juli-Des7.530.3007.301.2507.894.4005.473.3507.331.700
2000Jan-Juni7.975.1007.425.9008.078.0005.745.5007.526.500
2000Juli-Des8.399.9007.454.1008.194.0006.145.5007.698.500
Sumber data: PT. DIPTA SUNRISE NUSANTARA II (Tahun 2001)
Berdasarkan data Tabel 2 dan 3 yaitu jumlah penjualan dan biaya variabel bulan Juli-Desember 2000 dapat dikelompokkan sebagai berikut:JenisPenjualan (pasang)Biaya variabel (Rp)
GOLA127.5008.399.900.000,00
GOGGI120.5007.454.100.000,00
CATALPA114.0008.194.000.000,00
LETOON116.0006.145.500.000,00
UNIVERSE88.0007.698.500.000,00
Dari data tersebut diatas apakah komposisi penjualan sudah optimal atau belum sehingga diperoleh laba yang lebih tinggi atau optimal. Untuk itu penulis akan membandingkan laba dengan komposisi penjualan yang diubah dengan menggunakan Differensial Parsial.Laba penjualan dari lima jenis sepatu tersebut dapat dicari dengan menjumlahkan Kontribusi Margin (CM) dari masing-masing jenis sepatu kemudian dikurangi dengan biaya tetap (Rp.1.366.000.000.00). Berikut ini merupakan perhitungan laba bulan Juli-Desember 2000.KeteranganGola (A) (000.000)Goggi(B) (000.000)Catalpa( C ) (000.000)Letoon(D) (000.000)Universe(E) (000.000)Total (000.000)
PenjualanRp 10.710*Rp 8.676Rp 10.545Rp 7.482.0Rp 46.433Rp 46.433
B. VariabelRp 8.399,9Rp 7.454,1Rp 8.194Rp 6.145.5Rp 37.892Rp 37.892
CMRp 2.310,1Rp 1.221.9Rp 2.351Rp 1.321.5Rp 1.321.5Rp 8.541
B.TetapRp 1.366
LabaRp 7.175
*Rp 84.000 x 127.500 ps = Rp 10.710.000,00
Dari ringkasan di atas bahwa laba bulan Juli-Desember tahun 2000 adalah Rp. 7.175.000.000,00. Laba ini sebenarnya bukan laba pada saat komposisi penjualan yang optimal sehingga bila komposisi penjualan ini dirubah pada komposisi optimal maka akan mendapatkan laba yang maksimal dengan menggunakan Differensial Parsial.Untuk menggunakan differensial parsial, terlebih dahulu harus mengetahui hubungan laba, penjualan, biaya variabel, kontribusi margin (CM) dan biaya tetap dari lima jenis sepatu tersebut dalam bentuk persamaan seperti tampak di bawah ini:CM = Penjualan Biaya Variabel= P.Q f(Q) Laba = CM Biaya Tetap = (P.Q f(Q)) kJadi masing-masing produk harus diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti di atas. Langkah kali pertama adalah mencari hubungan antara jumlah produk yang dijual dengan biaya variabel. Hal ini dapat dilakukan pada masing-masing jenis produk. Tabel 4 menggambarkan hubungan antara penjualan dan biaya variabel dari jenis produk. Mencari formula biaya variabel produk GOLA (A)Tabel 4. Penjualan dan Biaya Variabel Sepatu GOLA (A)TahunBulanPenjualan (pasang)B. Variabel
1995Juli-Desember91.5005.086.700.000
1996Januari-Juni94.1005.221.510.000
1996Juli-Desember97.5005.359.230.000
1997Januari-Juni102.1005.595.370.000
1997Juli-Desember108.0005.934.370.000
1998Januari-Juni111.0006.105.460.000
1998Juli-Desember114.5006.569.300.000
1999Januari-Juni117.5006.954.660.000
1999Juli-Desember120.5007.530.300.000
2000Januari-Juni122.5007.975.100.000
2000Juli-Desember127.5008.399.900.000
Gambar 1. Grafik Persamaan BV Sepatu GOLA (A)Dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh biaya variabel (BV) dari sepatu GOLA (A) adalah
Mencari formula biaya variabel produk GOGGI (B)Tabel 5. Penjualan dan Biaya Variabel Sepatu GOGGI (B)TahunBulanPenjualan (pasang)B. Variabel
1995Juli-Desember105.9005.683.685
1996Januari-Juni107.3005.991.200
1996Juli-Desember108.5006.385.000
1997Januari-Juni109.9006.385.000
1997Juli-Desember111.8006.698.200
1998Januari-Juni113.5006.945.700
1998Juli-Desember114.5007.034.250
1999Januari-Juni115.8007.191.700
1999Juli-Desember117.5007.301.250
2000Januari-Juni119.5007.425.900
2000Juli-Desember120.5007.454.100
Gambar 2. Grafik Persamaan BV Sepatu GOGGI (B)Dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh biaya variabel (BV) dari sepatu GOLA (A) adalah
Mencari formula biaya variabel produk CATALPA (C)Tabel 6. Penjualan dan Biaya Variabel Sepatu CATALPA (C)TahunBulanPenjualan (pasang)B. Variabel
1995Juli-Desember93.5005.619.500
1996Januari-Juni95.0005.999.400
1996Juli-Desember96.9006.595.200
1997Januari-Juni98.5006.595.200
1997Juli-Desember100.8006.893.500
1998Januari-Juni102.5007.235.000
1998Juli-Desember104.2007.487.500
1999Januari-Juni107.0007.685.300
1999Juli-Desember109.8007.894.400
2000Januari-Juni112.0008.078.000
2000Juli-Desember114.0008.194.000
Gambar 3. Grafik Persamaan BV Sepatu CATALPA (C)
Mencari formula biaya variabel produk LETOON (D)Tabel 7. Penjualan dan Biaya Variabel Sepatu LETOON (D)TahunBulanPenjualan (pasang)B. Variabel
1995Juli-Desember97.5004.899.250
1996Januari-Juni98.8004.902.500
1996Juli-Desember100.5004.985.200
1997Januari-Juni102.3004.985.200
1997Juli-Desember104.1005.042.500
1998Januari-Juni105.5005.057.150
1998Juli-Desember107.4005.188.500
1999Januari-Juni109.3005.299.100
1999Juli-Desember111.8005.473.350
2000Januari-Juni114.0005.745.500
2000Juli-Desember116.0006.145.500
Gambar 4. Grafik Persamaan BV Sepatu LETOON (D)
Mencari formula biaya variabel produk UNIVERSE (E)Tabel 8. Penjualan dan Biaya Variabel Sepatu UNIVERSE (E)TahunBulanPenjualan (pasang)B. Variabel
1995Juli-Desember78.5006.587.500
1996Januari-Juni79.4006.623.600
1996Juli-Desember80.4006.692.000
1997Januari-Juni81.4006.752.100
1997Juli-Desember82.2006.822.700
1998Januari-Juni83.3006.923.850
1998Juli-Desember84.3007.032.600
1999Januari-Juni85.1007.162.150
1999Juli-Desember86.0007.331.700
2000Januari-Juni87.0007.526.500
2000Juli-Desember88.0007.698.500
Gambar 5. Grafik Persamaan BV Sepatu UNIVERSE (E)
Dari persamaan tersebut dapat dibuat formula laba dari lima jenis sepatu tersebut. Kemudian dari formula tersebut didifferensialparsialkan sehingga diperoleh produk yang optimal dari masing-masing jenis sepatu tersebut. Formula tersebut adalah sebagai berikut:JenisFormula
GOLAPenjualan = 84.000AB. Variabel = 2.302A2 - 409346.99 1A + 23327.5. 106- C Ma = -2 ,3 02 A 2 + 493346.9 91A - 23327,5. 106
G O G G IPenjualan = 72.000BB. Variabel = -5.933B2 + 146479.93B - 82890.3. 106- C Mb = 5 ,9 3 3 B 2 _ 1392729.93B + 82890,3. 106
CATALPAPenjualan = 92.500CB. Variabel = -4,2 86C2+ 101 1839,416C - 51484,4. 10 6- C Mc = 4,2 86C2_ 9 19339,416C + 5 1484,4. 106
LETO O NPenjualan = 64.500DB. Variabel = 40302D2 - 857674,354D + 47660,3. 10 6- C Md =-40302D 2 + 922174,354D - 47660,3. 106
UNIVERSEPenjualan = 102.500EB. Variabel = 10,139E2 - 1571479,871E + 67480,3. 10 6- C Me = -10,139E2 + 16763979,871E - 67480,3. 106
Bila dibandingkan dengan komposisi semula dengan setelah diubah komposisinya dengan differensial parsial adalah:JenisKomposisi Mula-Komposisi setelahKenaikan (+)
Sepatumula (psg)dirubah (psg)Penurunan (-)
GOLA127.500107.15820.342 (-)
GOGGI120.500120.5000
CATALPA114.000114.0000
LETOON116.000107.1808.820(-)
UNIVERSE88.00082.5525.448(-)
Total566.000521.51044.490(-)
Penjualan
Total labaRp.7.119.679.000Rp.8.708.080.000Rp.1.588.401.000(+)
Kalau kita perhatikan tabel di atas, ternyata dengan differensial parsial menghasilkan komposisi yang lebih optimal sehingga laba mengalami kenaikan sebesar Rp1.588.401.000,00 (0,18%). Begitu juga dengan komposisi penjualan, dimana jumlah penjualan setelah dirubah ternyata cendrung lebih kecil dari komposisi semula. Akan tetapi mempunyai laba lebih besar dari semula hal ini disebabkan hubungan antara jumlah penjualan dengan biaya variabel tidak proporsional sehingga ada titik tertentu dimana biaya variabel itu minimal atau sebaliknya. Pada saat titik minimal inilah laba akan mencapai maksimal. Kalau seorang manager pengambil keputusan tidak hati- hati dengan masalah ini akan terjebak dengan jumlah produksi yang besar, padahal labanya lebih kecil.