KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya, maka penulisan makalah ini yang bertema “ANTI
BIOTIK” dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Selain itu, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman-
teman pada umumnya, dalam perkuliahan kita nantinya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum dapat di katakan
baik, masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam makalah yang kami buat ini.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian
demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
Kendari, Desember 2012
Penulis
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Antibitika..........................................................................................3
B. Pembuatan Antibiotika.......................................................................................3
C. Mekanisme Kerja................................................................................................4
D. Golongan Obat Antibiotika................................................................................5
BAB III P E N U T U P...............................................................................................47
A. Kesimpulan.......................................................................................................47
B. Saran.................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................49
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun unutk
seorang dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk
maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti
bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
Antiboitika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga
dapar dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba
khususnya yang merugikan manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Antibiotik?
2. Bagaimana cara pembuatan Antibiotik?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat antibiotik?
4. Apa saja golongan obat antibiotik?
5. Bagaimana resistensi obat antibiotika?
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 1
C. Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.
2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme kerja
dan golongan-golonganya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antibitika
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
miroorganisme hidup tertua fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki khasiat
mematikan atau menghambat pertumbuahan banyak bakteri dan beberapa virus besar,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
B. Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana
mikroorganisme dibiakan dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.
Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat
pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari
cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika
tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain
kloramfenikol
Pada umumnya aktivitasnya dinyatakan dalam suatu berat (mg), kecuali zat
yang belum sempurna pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 3
polimiksin B basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti,
nistatin.
Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Namun, pada prakteknya anti biotik sintetik yang tidak diturunkan dari produk
mikroba (misalnya sulfonamide dan kuinolon).
Antibiotika semisintetis. Apabila pada persemaian (culture substrate)
dibubuhi zat-zat pelopor tertentu, maka zat-zat ini diinkorporasi ke dalam
antibiotikum dasarnya. Misalnya, penisilin-V.
Antibiotika sintetis tidak lagi dibuat secara biosintetis, melainkan seluruhnya
melalui sintesa kimiawi, misalnya kloramfenikol.
C. Mekanisme Kerja
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosforin)
atau membran sel (kelompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting
adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri, sehingga sintesis protein
dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya
kloramfenikol dan tetrasiklin.
Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat
gizi tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 4
D. Golongan Obat Antibiotika
Obat antibiotika digolongan dalam 4 golongan yaitu penghambat sintetis
dinding sel bakteri yang terbagi menjadi golongan β-Laktam dan golongan peptida,
penghambat sintetis protein (DNA), antagonis folat, dan quinolon dan golongan
lainnya.
1. Penghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri
Lapisan terluar dari bakteri, yaitu dinding sel, tersusun atas komponen
peptidoglikan, yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel bakteri dan
melindungi bakteri dari pengaruh luar. Adanya dinding sel ini memungkinkan bakteri
untuk menjaga tekanan osmotik internal tetap tinggi. Beberapa jenis antibiotika
seperti penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin mampu
menghambat sintesis dinding sel ini, sehingga sel menjadi lisis dan akhirnya mati.
Golongan antibiotik ini terbagi menjadi golongan β-Laktam (azetreonam,
sefalosporin, imipenem, penisilin) dan golongan peptida (basitrasin, vancomisin).
Antibiotik Golongan β-Laktam
Obat golongan ini mempunyai struktur kimia yang mengandung cincin β-
laktam. Obat ini bersifat bakterisidal. Cincin β-laktam itulah yang menyebabkan obat
golongan ini efektif. Jika cincin β-laktam rusak atau terbuka maka aktivitasnya akan
hilang. Bakteri yang tidak peka terhadap golongan ini kemungkinan dapat
mengeluarkan suatu enzim yang dapat merusak β-laktam. Contoh enzim yang dapat
merusak cincin β-laktamase, penisilinase, dan sefalosporinase. Untuk mencegah
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 5
kerusakan β-laktam atau inaktivitasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain:
Menambahkan zat penghambat β-laktamase, penisilinase, atau
sefalosporinase,
Memodifikasi struktur kimianya sehingga tidak rusak oleh enzim.
Contoh obat dari golongan β-Laktam yaitu azetreonam, sefalosporin,
imipenem, dan penisilin.
Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum, dari berbagai jenis
yang dihasilkan, perbedaan antara penisilin dan sefalosporin yaitu terletak pada
gugusan samping R saja. Perubahan-perubahan pada gugusan samping R
menghasilkan derivat-derivat dengan dengan sifat yang berlainan. Misalnya
terbentuknya derivat yang tahan asam yang dapat digunakan peroral
(fenoksimetilpenisilin atau penisilin-V). Bila pada radikal fenil dari benzilpenisilin
dimasukkan gugusan amino, keampuhan dan juga luas spectrum anti mikrobanya
akan meningkat dengan mencakup banyak organism Gram-positif dan Gram-negatif.
Modifikasi dari gugusan R juga dapat membuatnya resisten terhadap penisilinase
kuman (fulkloksasilin).
Mekanisme kerja dari obat golongan penisilin ini yaitu dinding sel kuman
terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula
yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan dmeikian
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 6
memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penisilin menghalangi sintesa lengkap
dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan
plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel
yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah. Dinding sel manusia dan
hewan tidak terdiri dari murein, maka antibiotika ini tidak toksis untuk manusia.
Penisilin dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut aktivitas dan
resistensinya terhadap laktamase, sebagai berikut:
1) Zat-zat dengan spektrum-sempit: benzilpenisilin, penisilin-V, dan fenetisilin. Zat-
zat ini terutama aktif terhadap kuman Gram-positif dan diuraikan oleh
penisilinase.
2) Zat-zat tahan-laktamase: metisilin, kloksasilin, dan flukloksasilin. Zat ini hanya
aktif terhadap Stafilokok dan Strestokok. Asam klavulanat, sulbaktam dan
tazobaktam memblokir laktamase dan dengan demikian mempertahankan
aktivitas penisilin yang diberikan bersamaan.
3) Zat-zat dengan spektrum-luas: ampisilin dan amoksisilin, aktif terhadap kuman-
kuman Gram-positif dan sejumlah kuman Gram-negatif, kecuali antara lain
Pseudomonas, Klebsiella dan B.fragilis. Tidak tahan-laktamase, maka sering
digunakan terkombinasi dengan suatu laktamase-blocker, umumnya klavulanat.
4) Zat-zat anti-Pseudomonas: tikarsilin dan piperasilin. Antibiotika berspektrum-
luas ini meliputi lebih banyak kuman Gram-negatif, termasuk Pseudomonas,
Proteus, Klebsiella dan Bacteroides fragilis. Tidak tahan-laktamase dan
umumnya digunakan bersamaan dengan laktamase-blocker.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 7
Sefalosforin
Sefalosporin merupakan antibiotika yang bersifat bakterisid yang aksi
utamanya mirip dengan penisilin. Sefalosporin bekerja dengan menghambat
pembentukan dinding sel bakteri pada fase akhir dengan terikat pada satu atau lebih
Penicillin Binding Proteins (PBPs) yang terdapat pada membran sitoplasma di bawah
dinding sel bakteri.
Sebagian besar sefalosporin tersedia dalam bentuk parenteral. Meskipun
distribusinya cukup luas di seluruh tubuh, hanya beberapa yang dapat menembus CSS
dan mencapai kadar terapeutik di otak pada kondisi meningitis. Semua sefalosporin,
termasuk yang eliminasi utamanya melalui mekanisme hepatal, memberikan
konsentrasi yang cukup di dalam urin untuk terapi infeksi saluran kencing. Kadar
sefalosporin di dalam kandung empedu dapat lebih tinggi dibandingkan dengan
kadarnya dalam plasma. Sefalosporin aminothiazolyl dapat menembus humor
aqueous sehingga bermanfaat untuk terapi infeksi pada mata.
Sefalosforin merupakan antibiotik betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik
Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi
transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 8
Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi
spektrum masing-masing derivat bervariasi.
Klasifikasi obat golongan ini berdasarkan generasi yang pada dasarnya
ditentukan oleh aktivitas antimikrobialnya. Generasi I bersifat sensitive terhadap
enzim β-Laktamase dan berspektrum sempit. Contoh dari golongan generasi I ialah
sefazolin dan sefalexin. Generasi II mempunyai stabilitas yang lebih baik dan
aktivitasnya terhadap bakteri garam negatif lebih tinggi. Contoh obat dari generasi ini
yaitu sefaklor, sefamandol, dan sefoxitin. Generasi III mempunyai spectrum yang
lebih luas dan lebih resistensi terhadap enzim β-Laktamase. Contoh dari obat
golongan ini ialah sifotaksin, seftazidin, seftriaxon. Generasi IV mempunyai aktivitas
baik terhadap bakteri gram positif, maupun gram negatif dan mempunyai resisitensi
terhadap enzim β-Laktamase yang lebih baik. Contoh obat dari golongan ini yaitu
sefepim dan sefpirum.
Azetreonam
Aztreonam merupakan derivat monobaktam pertama yang terbukti bermanfaat
secara klinis. Monobaktam pada awalnya diisolasi dr kuman Gluconocabacter,
Acetobacter, Chromobacterium, tetapi aktivitas antibakterinya sangat lemah.
Aztreonam terdiri hanya atas satu cincin-laktam (monosiklis) tanpa gugusan
cincin lainnya, berlainan dengan zat – zat penisilin/sefalosporin, oleh karena itu
dinamakan monobaktam. Aztreonam dihasilkan oleh antara lain chromobacterium
violaceum, tetapi sebagai obat dibuat secara sintesis. Khusus bekerja terhadap kuman
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 9
Gram-negatif aerob termasuk pseudomonas, H. Infuluenzae dan gonococci yang
resisten terhadap penisilinase. Tidak aktif terhadap kuman Gram-positif dan anaerob.
Berkhasiat bakterisid berdasarkan mekanisme yang sama dengan penisilin dan
sefalosporin, yakni penghambatan sintesa dinding sel kuman.
Mekanisme kerja
Obat aztreonam yaitu bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel kuman,
seperti antibiotika betalaktam lain. Antibiotik ini dg mdh menembus dinding dan
membran sel kuman gram-neg aerobik, kmd mengikat penicillin-binding-protein 3 (-
PBP 3). Pengaruh interaksi tsb pd kuman ialah terjadi perubahan bentuk filamen,
pembelahan sel terhambat dan mati. KBM aztreonam terhadap kuman yang peka
tidak banyak berbeda dengan KHM-nya. Aztreonam tidak terikat pada PBP esensial
kuman gram-positif dan kuman anaerob.
Aztreonam hanya aktif terhadap kuman gram-negatif aerobik termasuk
Haemophilus influenzas dan meningokok serta gonokok yang menghasilkan
betalaktamase. harus diberikan secara im atau iv, karena tidak diabsorpsi melalui
saluran cerna. Sekitar 56% aztreonam dlm darah terikat pd protein plasma.
Obat ini didistribusi luas ke dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh. Kadar dalam
urin tinggi. Ekskresi terutama melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal
dalam bentuk utuh, yaitu sekitar 70% dosis yang diberikan. Probenesid
memperlambat ekskresinya.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 10
Imipenem
Imipenem, suatu turunan tienamisin, merupakan karbapenem pertama yang
digunakan dalam pengobatan. Tienamisin diproduksi oleh Strepto myces cattleya.
Imipenem mengandung cincin β-Laktam dan cincin lima segi tanpa atom sulfur. Oleh
enzim dehidropeptidase yang terdapat pada brush border tubuli ginjal. Obat ini
dimetabolisme menjadi metabolit yang nefrotoksik. Hanya sedikit yang terdeteksi
dalam bentuk asal di urin. Bila silastin diberikan bersama imipenem dalam
perbandingan sama, silastatin akan meningkatkan kadar imipenem aktif dalam urin
dan mencegah efek toksiknya terhadap ginjal.
Mekanisme kerja
Imipenem mengikat PBP2 dan menghambat sintesis dinding sel kuman. In
vitro obat ini berspektrum sangat luas, termasuk kuman garm positif dan gram
negatif, baik yang aerobik maupun anaerobik; imepenem beraktivitas bakterisid.
Betalaktamase baik yang diperantai plasmid maupun kromosom. Imipenem in vitro
sangat aktif terhadap kokus gram positif, termasuk stafilikok, streptokok, pneumokok
dan E. faecalis serta kuman penghasil betalakamase umumnya. Tetapi obat ini tidak
aktif terhadap stafilokok resisten metisilin atau galur yang uji koagulasinya negatif.
Imipenem aktif terhadap sebagian besar Enterobacteriaceae. Potensinya sebanding
dengan aztreonam dan sefalosporin generasi ketiga. Selain itu spektrumnya meluas
mencakup kuman yang resisyen penisilin, aminoglikosida dan sefalosporin generasi
ketiga. Imipenem juga sangat aktif terhadap meningokok, gonokokus dan H.
influenza termasuk yang memproduksi betalaktamase. Terhadap Acinetobakter dan P.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 11
Aeruginosa aktivitasnya sebanding dengan seftazdimin. Terhadap kuman anaerob
aktivitasnya sebandimg dengan klindamisin dan metronidazole, tetapi terhadap
Clostridium difficile tidak aktif. Terhadap sebagian besar kuman yang sensitif
terhadapnya , imipenem memperlihatkan efek pasca antibiotik.
Farmakokinetik
Imipenem maupun silastatin tidak diabsorbsi melalui saluran cerna, sehingga
harus diberikan secara suntikan. Setelah pemberian masing-masing 1g
imipenem/silastatin secara infus 30 menit, kadar puncak rata-rata dapat mencapai 52
dan 65μg/ml. enam jam kemudian kadar menurun sampi 1μg/ml. kadar puncak
imipenem dalam plasma (10 dan 12/ml) dicapai dalam 2 jam. Kadar puncak silastatin
24 dan 33 μg/ml yang dicapai 1 jam sesudah pemberian. Kira-kira 20 % imipenem
dan 40% silastatin terkait protein plasma. Distribusi obat ini merata keberbagai
jaringan dan cairan tubuh. Pada meningitis pemberian 1g obat ini tiap 6 jam, akan
mencapai kadar garam cairan otak setinggi 0,5 dan 11μg/ml. kadar imipenem dalam
empedu umumnya rendah. Obat ini diekskresi melalui filtrasi glomelurus dan sekresi
tubuli ginjal.
Bila diberikan bersama silastatin, kurang lebih 70% dari dosis imipenem
diekskresi diurin dalam bentuk asal 10 jam sesudah pemberian, sisanya
dimetabolisme, metabolit utama sebanyak kurang lebih 12% dari dosis terdapat diurin
sebagai N-asetil silastatin. Ekskresi imipenem maupun silastatin melalui tinja hanya
sekitar 1 %.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 12
Waktu paruh imipenem dan silastatin kurang lebih 1 jam pada orang deawasa.
Pada kelaianan fungsi ginjal waktu paruh imipenem dapat mencapai 3,5 sampai 4 jam
dan silastatin sampai 16 jam
Imipenem/ silastatin digunakan untuk pengobatan infeksi berat oleh kuman
yang sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik lain,
misalnya infeksi saluran napas bawah, intra abdominal, obsteri-ginekologi,
osteomielitis dan endokarditis oleh S. aureus. Untuk infeksi berat oleh P. aeruginosa
dianjurkan agar dikombinasikan dengan aminoglikosida, karena berefek sinergistik.
Efek samping yang paling sering dari imipenem adalah mual, muntah,
kemerahan kulit dan reaksi lokal pada tempat infus. Kejang dilaporkan terjadi pada
0,9% dari 1.754 pasien yang mendapat obat tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut
obat ini dikontrainidikasi pada pasien yang berisiko tinggi untuk menderita kejang.
Bila diberikan bersama siklosporin sebaiknya hati-hati, karena keduanya dapat
mengganggu susunan s saraf pusat.
Antibiotika Golongan Polipeptida
Antibiotika golongan ini merupakan senyawa non β-Laktam. Contoh dari
antibiotika jenis ini adalah vancomisin dan basitrasin.
Vancomisin
Vankomisin adalah suatu glikopeptida trisiklik yang penting pada
efektifitasnya terhadap semua resistenmulti-obat seperti stafilokokus resisiten
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 13
metisilin. Vankomisin adalah salah satu jenis obat yang menghambat sintesis dinding
sel (beta laktam).
Mekanisme kerja dari obat vankomisin yaitu menghambat sintesis fosfolipid
dinding sel bakteri serta polimerisasi peptidoglikan pada tempat yang lebih dulu
dibandingkan tempat yang dihambat oleh antibiotika beta-laktam. Catatan :
polimerasi adalah reaksi kimia ynag menggabungkan dua molekul kecil atau lebih
untuk membentuk molekul yang lebih besar. Peptidoglikan adalah gabungan protein
dan polisakarida yang menyusun dinding sel eubacteria.
Farmakokinetik dari obat vancomisin ialah infus intravena lambat diberikan
untuk pengobatan infeksi sistemik atau untuk profilaktik. Karena vankomisin tidak
diabsorpsi setelah pemberian oral, cara pemberian ini hanya diberikan untuk
pengobatan kolitis yang diinduksi antibotika dan disebabkan klostridium difficile.
Adanya inflamasi menyebabkan obat ini dapat mempenetrasi menigen.metabolisme
minimal : 90-100% diekresikan oleh filtrasi glomerulus. Catatan : dosis obat harus
disesuaikan poada pasien gagal ginjal karena obat ini akan berakumulasi. Waktu
paruh normal : 6- 10 jam, dan dibandingkan dengan pasien penyakit ginjal akan
berakhir lebih dari 200 jam.
Efek samping vankomisin merupakan masalah yang serius dan dapat berupa
demam, menggigil, dan atau flebitis pada tempat infus. Syok dapat terjadi karena
pemberian infus yang cepat. Muka kemerahan dan syok yang terjadi karena lepasnya
histamin yang disebabkan oleh infus cepat. Hilangnya pendengaran berkaitan dengan
dosis terjadi pada pasien gagal ginjal yang mengakibatkan akumulasi obat.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 14
2. Penghambat sintesis protein (DNA)
Antibiotika golongan ini beraksi dengan berikatan pada sub-unit
ribomosal 30s atau 50s bakteri sehingga mempengaruhi proses transkripsi
mRNA menjadi protein. Terdapat lima golongan obat yaitu aminoglikosida,
makrolida, kloramfenikol, klindamisin, eritromisin, tetrasiklin. Resistensi
bakteri terhadap obat ini disebabkan karena penurunan uptake obat ke dalam
sel bakteri, dan perubahan sub unit ribosom.
Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal
toksik terhadap saraf otak VII komponen vestibular maupun akustik
(ototoksik) dan terhadap ginjal (nefrotoksik). Antibiotika ini merupakan
produk berbagai spesies Streptomyces atau fungus lainnya. Sejak tahun 1943
sampai sekarang berbagai derivate aminoglikosida telah dikembangkan,
misalnya streptomisin, neomisin, kanamisin, paromomisin, gentamisin,
tobramisin, amikasin, sisomisin, dan netilmisin. Senyawa aminoglikosida
dibedakan dari gugus gula amino yang terikat pada aminosiklitol. Gentamisin
merupakan prototip golongan aminoglikosida.
Mekanisme kerja
Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin
proteins pada membran luar dari bakteri gram-negatif masuk ke ruang
periplasmik. Sedangkan transport melalui membrane dalam sitoplasma
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 15
membutuhkan energi. Fase transfor yang tergantung energy ini bersifat rate
limiting, dapat diblok oleh ca++ dan Mg++,hiperosmolaritas, penurunan pH dan
anaerobisis. Hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosida pada
lingkungan anaerobic suatu abses atau urin asam yang bersifat hiperosmolar.
Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat
sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat
transport aminoglikosida ke dalam sel, di ikuti dengan kerusakan membrane
sitoplasma, dan disusul kematian sel.
Yang diduga terjadi ialah salah baca (mis reading) kode genetic yang
menyebabkan terganggunya sintesis protein. Jenis asam amino yang salah
(berbeda dari yang seharusnya) disambung pada rantai polipeptida, sehingga
terbentuk jenis protein yang salah. Streptomisin menghambat proses normal
polimerisasi asam amino setelah terbentuk kompleks awal peptida.
Ketergantungan mikroba terhadap streptomisin diduga juga berhubungan
dengan salah baca kode tersebut. Fenomena ini sangat menarik, tetapi makna
kliniknya belum jelas.
Aminoglikosida bersifat bakterisidal cepat. Pengaruha monoglikosida
menghambat sintesis protein dan menyebabkan salah baca dalam
penerjemahan mRNA, tidak menjelaskan efek letalnya yang cepat.
Berdasarkan kenyataan tersebut, diperkirakan aminoglikosida menimbulkan
pula berbagai efek sekunder lain terhadap fungsi sel mikroba, yaitu terhadap
respirasi, adaptasi enzim, keutuhan membran dan keutuhan RNA.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 16
Resistensi
Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan
streptomisin secara kronik, misalnya pada terapi tuberculosis atau
endokarditis bacterial subakut. Sifat resistensi terhadap streptomisin mudah
diperlihatkan dengan melakukan beberapa tahap pembiakan ulang suatu
mikroba dalam medium yang mengandung streptomisin. Resitensi terhadap
streptomisin dapat cepat terjadi ,sedangkan resistensi terhadap aminoglikosida
lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.
Bakteri dapat resisten terhadap aminoglikosida karena kegagalan
penetrasi kedalam kuman, rendahnya afinitas obat pada ribosom atau
inaktivasi obat oleh enzim kuman. Hal yang tersebut terakhir merupakan
mekanisme terpenting yang menjelaskan resistensi di dapat terhadap
aminoglikosida di klinik.
Farmakokinetik
Aminoglikosida sebagai polikation bersifat sangat polar, sehingga
sangat sukar di absorbs melalui saluran cerna. Kurang dari 1 % dosis yang
diberikan diabsorbsi lewat saluran cerna. Pemberian per oral hanya
dimaksudkan untuk mendapatkan efek local dalam saluran cerna saja,
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 17
misalnya pada persiapan prabedah usus. Untuk mendapatkan kadar sistemik
yang efektif aminoglikosida perlu diberikan secara parenteral.
Efek samping
Efek samping oleh aminoglikosida dalam garis besarnya dapat dibagi
dalam tiga kelompok : 1. Alergi, 2. Reaksi iritasi dan toksik, 3. Dan
perubahan biologic.
Makrolida
Makrolida adalah suatu golongan antibiotika dengan suatu struktur
makrosiklik lakton. Obat-obat pada golongan makrolida yaitu :
1. Eritromisin
2. Klaritromisin
3. Azitromisin
Eritromisin merupakan obat pertama yang digunakan di klinik baik
sebagai obat pilihan dan sebagai alternatif terhadap penisilin pada individu
yang alergi terhadap antibiotika beta laktam. Anggota baru dari kelompok ini,
klaritromisin (suatu bentuk eritromisin metilasi) dan sitromisin (mempunyai
cincin lakton yang lebih besar) mempunyai beberapa gambaran yang sama
dengan eritromisin. Akhir-akhir ini, diritromisin, suatu makrolid yang
mempunyai spektum antibakteri mirip eritromisin, tetapi keuntungannya
cukup dengan dosis sekali sehari baru diedarkan di pasaran.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 18
1. Eritromisin. Efektif terhadap organisme yang sama seperti penisilin, karena itu
obat ini digunakan pada penderita yang alergi terhadap penisilin. Selain itu, obat
ini merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi :
a. Infeksi klamidia, : eritromisin merupakan alternatif selain tetrasiklin
dalam mengobati infeksi epididimal, rektal, endoservikal atau uretral
akibat klamidia.
b. Eritromisin merupakan obat pilihan untuk infeksi urogenital akibat
klamidia yang terjadi selama khamilan.
2. Klaritromisin mempunyai spektrum aktivitas antibakteri mirip dengan
klaritromisin, tetapi juga efektif terhadap Haemophilus influenza. Aktivitasnya
lebih baik terhadap bakteri patogen intraseluler seperti chlamydia, legionella dan
ureaplasma dibandingkan eritromisin
3. Azitromisin, meskipun kurang efektif terhadap streptokokus dan stafilokokus
dibandingkan eritromisin, obat ini lebih aktif terhadap infeksi saluran nafas yang
disebabkan Haemophilus influenza dan Moraxella Catarrhalis. Kecuali masalah
biaya, obat ini sekarang lebih disukai untuk pengobatan uretritis yang disebabkan
Chamydia trachomatis. Aktivitas Mycobacterium avium intracellulare tidak
terbukti efektif secara klinik, kecuali pada pasien AIDS dengan infeksi yang luas.
Mekanisme kerja dari obat Makrolid ialah makrolid mengikat secara
ireversibel padatempat subunit 50S ribosom bakteri, sehingga menghambat
langkah translokasi sintesis protein. Obat ini secara umum bersifat
bakteriostatik (bersifat menghambat bakteri) dan dapat bersifat bakterisidal
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 19
(bersifat membunuh bakteri) pada dosis tinggi. Tempat pengikatan mungkin
mirip atau menyerupai dengan tempat linkomisin, klindamisin dan
kloramfenikol.
Farmakokinetik dari obat golongan makrolid ini yaitu:
1. Pemberian : eritromisin basa dihancurkan oleh asam lambung sehingga obat ini
diberikan dalam bentuk tablet salut enterik atau ester. Semua obat ini diabsorpsi
secara adekuat (memenuhi syarat; memadai; sama harkatnya) setelah pemberian
per oral. Klaritromisin dan azitromisin stabil terhadap asam lambung dan siap
diabsorbsi. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi eritromisin dan azitromisin
tetapi mungkin meningkatkan insidens tromboflebitis. Tromboflebitis merupakan
inflamasi permukaan pembuuh darah disertai pembentukan pembekuan darah.
2. Distribusi : distribusi eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan
serebrospinalis. Obat ini merupakan satu diantara sedikit antibiotika yang
bersifusi ke dalam cairan perostat dan mempunyai sifat akumulasi unit ke dalam
makrofag. Obat ini berkumpul di hati. Adanya inflamasi menyebabkan
penetrasinya ke jaringan lebih baik. Demikian juga, dengan klaritromisin dan
azitromisin absorbsi keduanya luas ke jaringan. Kadar serum azitromisin rendah ;
obat ini berkumpul di neutrofil, makrofag dan fibroblas. Neutrofil merupakan
sistem pertahanan seluler yang utama dalam tubuh untuk melawan bakteri dna
jamur. Makrofag adalah sel pemakan berukuran besar yang sanggup menelan dan
menghancurkan bakteri, benda asing. Fibroblas adalah sel-sel yang memproduksi
kolagen dan elastin yang memberikan struktur lapisan tengah kulit, fibrolas juga
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 20
timbul setelah peradangan dan bertanggung jawab untuk meletakkan kolagen
yang membentuk jaringan parut.
3. Metabolisme: eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui
menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistem sitokrom
P-450 (p450 adalah sebuah keluarga enzim yang terjadi dalam kebanyakan sel,
tetapi terutama sangat banyak dihati. Banyak obat yang menginduksi kadar
sitokrom p450, yang menyebabkan suatu peningkatan kecepatan metabolisme
obat penginduksi tersebut atau obat-obat lain yang dibiotransformasi oleh sistem
p450). Klaritromisin dioksidasi menjadi derivat 14-hidroksi yang mempunyai
aktivitas anti bakteri : mempengaruhi metabolisme obat seperti teofilin dan
karbamazepin. Azitromisin tidka mengalami metabolisme.
4. Eksresi. Eritromsin dan azitromisin terutama dikumpulkan dan dieksresikan
dalam bentuk aktif dalam empedu, reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi
enterohepatik. Sebaliknya, klaritromisin dan metabolitnya dieliminasi oleh ginjal
serta hati dan oabt ini direkomendasikan pada penderita gangguan ginjal dengan
dosis yang sesuaikan.
Efek Samping dari obat makrolid ini ialah:
1. Gangguan epigastrik : efek samping ini paling sering dapat mengakibatkan
ketidakpatuhan pasien terhadap eritromisin. Makrolid baru tampaknya ditolerir
lebih baik oleh penderita; gangguan gastrotestinal(merupakan suatu saluran
pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus,
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 21
meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus besar)
merupakan efek samping obat-obat tersebut yang paling sering.
2. Ikterus kolestatik : efek samping ini terjadi terutama pada eritromisin bentuk
estolat, diduga karena reaksi hipersensitivitas ( terhadap bentuk estolat (garam
lauril dari propionil ester eritromisin). Efek samping ini dilaporkan dapat terjadi
pada obat dengan bentuk lain.
3. Ototoksisitas : ketulian sementara berkaitan dengan eritromisin terutama dalam
dosis tinggi.
4. Kontraindikasi : penderita tentang gangguan fungsi hati tidak boleh mendapatkan
eritromisin karena obat ini berkumpul di hati.
5. Interaksi : eritromisin dan klaritromisin menghambat metabolisme hepatik
teofilin, warfarin, terfenadin, asetamizol, karbamazepin dan siklosporin yang
akan menyebabkan akumulasi toksik obat-obat tersebut. Interaksinya dengan
digoksin dapat terjadi pada beberapa pasien. Pada kasus ini, antibiotika
mengeliminasi spesies flora intestinal yang secara umum menginaktifkan
digoksin sehingga terjadi reabsorpsi digoksin yang lebih besar dalam sirkulasi
enterohepatik.
Kloramfenikol
Kloramfenikol Diproduksi oleh Streptomuces venezuelae. Pertama
kali diisolasi oleh David Gottlieb dari sampel tanah di Venezuela pada tahun
1947. Diperkenalkan dalam pengobatan klinis pada tahun 1949.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 22
Penggunaannya cepat meluas setelah diketahui obat ini efektif untuk berbagai
jenis infeksi. Kloramfenikol merupakan antibiotika berspektrum luas. Obat ini
efektif terhadap bakteri aerob maupun aneorob.
Farmakodinamik
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriokstatik (menghambat
pertumbuhan bakteri). Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang
bersifat bakterisida (membunuh pertumbuhan bakteri) terhadap kuman-kuman
tertentu. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan
jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam
pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob
gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob
gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis,
Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio
cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.
Farmakokinetik
Kloramfenikol dapat diberikan intravena maupun per oral. Obat ini di
absorpsi secara lengkap pada pemberian per oral karna sifat lipofiliknya dan
di distribusikan secara meluas ke seluruh tubuh. Obat ini dapat masuk ke
dalam CSS (Cairan Otak). Obat ini menghambat fungsi penggabungan
oksidasi hepatic. Ekresinya tergantung pada perubahan obat ini di dalam hati
kloramfenikol mengalami konjugasi dengan asam glukorunat oleh enzim
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 23
glukoronil transferase.Oleh karena itu, waktu paruh kloramfenikol memanjang
pada pasien gangguan faal hati. Sebagian kecil kloramfenikol mengalami
reduksi menjadi senyawa aril-amin yang tidak aktif lagi yang kemudian di
sekresi melalui tubulus ginjal. Hanya 10 % dari obat ini yang di eksresikan
melalui filtrasi glomerulus sedangkan metabolitnya dengan sekresi tubulus.
Klindamisin
Obat ini pada umumnya aktif terhadap S. pneumonia, S.pyogenes,
S.anaerobic, S.viridans,dan actinomyces isrealli. Klindamasin juga aktif
terhadap Bacterioides fragilis dan kuman anaerob lainnya.
Farmakokinetik
Klindamisin diserap hampir lengkap pada pemberian oral. Adanya
makanan dalam lambung tidak banyak mempengaruhi absorbsi obat ini.
Setelah pembarian dosis oral 150 mg biasanya tercapai kadar puncak plasma 2
µg/mL dalam waktu satu jam. Masa paruhnya kira-kira 2,7 jam.
Klindamisin didistribusi dengan baik ke berbagai cairan tubuh,jaringan
dan tulang, kecuali CSS walaupun sedang terjadi meningitis. Obat ini dapat
menembus sawan uri dengan baik. Kira-kira 90% klindamisin dalam serum
terikat dengan albumin. Klindamisin berakumulasi dalam leukosit
polimorfonuklear dan makrograf alveolar tapi makna klinik dari fenomena ini
belum jelas.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 24
Hanya sekitar 10% klindamisin disekresi dalam bentuk asal melalui
urin. Sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam feses. Sebagian besar obat
dimetabolisme menjadi N-dimetilklindamasin dan klndamasin sulfoksid untuk
selanjutnya disekkresi melalui urin dan empedu. Masa paruh eliminasi dapat
memanjang sedikit pada pasien gagal ginjal sehingga diperlukan penyesuaian
untuk kadar obat dalam plasma. Hal ini dapat pulaterjadi pada pasien dengan
gangguan fungsi hati yang berat.
Mekanisme kerja
Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun baktensida
tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab
infeksi. Klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan
mengikat subunit ribosom 50s yang mengakibatkan terhambatnya
pembentukan ikatan peptida. Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh
saluran pencernaan.
Tetrasiklin
Tetrasiklin juga mempunyai spectrum yang luas. Tetrasiklin
digunakan pada terapi penyakit kolera, klamidial, rickettsial, maupun
pneumonia myoplasma. Tetrasiklin masuk kedalam sel bakteri melalui sistem
transport yang tergantung energy. Tetrasiklin dapat digunakan pada infeksi
bakteri baik garam positif maupun gram negative. Resistensi terhadap
tetrasiklin terjadi ketika bakteri bermutasi sehingga mengakibatkan obat tidak
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 25
bisa masuk dalam sel bakteri. Mekanisme aksi tetrasiklin adalah berkompetisi
dengan komponen tRNA terhadap sisi A (A site) pada Mrna sel bakteri.
Penggunaaan tetrasiklin bersamaan dengan makanan akan mengganggu
absorpsinya. Tetrasiklin dapat membentuk kompleks kelat yang tidak larut
dengan beberapa logam yaitu kalsium, aluminium, dan magnesium. OLeh
karena itu, penggunaan bersama dengan antasida tidak direkomendasikan.
Tetrasiklin juga berpotensi menyebabkan pewarnaan pada gigi, dan gangguan
pertumbuhann tulang sehingga tidak direkomendasikan penggunaannya pada
wanita hamil dan anak-anak.
Absorpsi golongan tetrasiklin dapat terhambat dengan adanya
makanan, kecuali doksisiklin dan minosiklin. Kebanyakan tetrasiklin dapat
membentuk ikatan kompleks dengan kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+) dan
logam-logam yang lain. Ikatan kompleks bersifat sukar larut dalam saluran
pencernaan sehingga tidak dapat di absorpsi. Oleh karena itu, pemberiannya
tidak boleh bersamaan dengan makanan yang banyak mengandung logam-
logam diatas, seperti susu atau dengan antasida. Efek samping utama timbul
karena tetrasiklin dapat mengikat Ca2+ atau fosfat yang terdapat di tulang dan
gigi. Ikatan tersebut menyebabkan pewarnaan dan gannguan pertumbuhan.
Dengan alasan itu, tetrasiklin dapat dikontraindikasikan pada bayi, anak-anak,
wanita hamil,. Selain itu, golongan ini juga dapat menyebabkan fotosensitif.
Tetrasiklin yang sampai sekarang masih digunakan adalah: Klortetrasiklin,
minosiklin, oxitetrasiklin, domeklosiklin, doksisiklin.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 26
Senyawa tetrasiklin semula diperoleh dari Streptomyces aureofaciens
(klortetrasiklin) dan Streptomyces rimosus (oksitetrasiklin). Semua tetrasiklin
berwarna kuning dan bersifat amfoter, garamnya dengan klorida /fosfat paling
banyak digunakan. Larutan garam tersebut hanya stabil pada Ph < 2 dan
terurai pesat pada pH lebih tinggi. Begitu pula kapsul yang disimpan ditempat
panas dan lembab mudah terurai, terutama di bawah pengaruh cahaya. Produk
penguraian anhidrotetrasiklin bersifat sangat toksis bagi ginjal. Oleh karena
itu suspense atau kapsul tetrasiklin yang sudah tersimpan lama atau sudah
berwarna kuning tua sampai coklat tidak boleh diminum lagi.
Farmakokinetik
Kira-kira 30-80% tetrasiklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin
dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar
berlangsung dilambung dan usus halus bagian atas. Berbagai factor dapat
menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung
(kecuali minosiklin dan doksisiklin), Ph tinggi, pembentukan kelat (kompleks
tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+, Mg2+,
Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasida). Oleh sebab itu sebaiknya
tetrasiklin diberikan seblum atau 2 jam setelah makan. Resorpsi tetrasiklin
dari usus pada perut kosong adalah lebih kurang 75% dan agak lambat. Baru
setelah 3-4 jam tercapai kadar puncak dalam darah. Pengecualian adalah
doksisiklin dan minosiklin yang diserap baik sekali (90-100%), juga bila
diminum bersamaan dengan makana. PP paling tinggi adalah doksisiklin
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 27
90%, lalu minosiklin 75%, disusul oleh oksitetrasiklin 35%. waktu paruh
tetrasiklin dan oksitetrasiklin berkisar antara 9 jam, rata-rata 18 jam untuk
minosiklin dan 23 jam untuk doksisiklin. Daya penetrasi ke dalam jaringan
agak baik berkat sifat lipofilnya dengan afinitas khusus untuk tulang, gigi,
kuku, kulit meradang, mata dan prostat. Difusinya kedalam cairan
serebrospinal buruk kecuali minosiklin. Ekskresi tetrasiklin terutama secara
utuh melalui ginjal, maka kadarnya dalam kemih tinggi. Doksisiklin dan
minosiklin terutama diekskresi melalui empedu dan tinja.
Farmakodinamik
Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotic ke
dalam ribosom bakteri Gram-negatif : pertama secara difusi pasifmelalui
kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk antibiotic
berikatan secara reversible dengan ribosom 30 S dan mencegah ikatan t-
RNA-aminoasil pada komplek m-RNA-ribosom. Hal tersebut mencegah
perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya
sintesis protein.
Indikasi
Digunakan pada infeksi saluran nafas dan paru-paru, saluran kemih,
kulit dan mata. Penggunaannya pada acne hebat berkat daya menghambatnya
terhadap aktivitas enzim lipase dari kuman yang memegang peranan penting
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 28
pada (Propionibacter acnes). Pada bronchitis kronis adakalanya tetrasiklin
digunakan sebagai profilaksis serangan akut.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 29
Efek Samping
Pada penggunaan oral seringkali terjadi gangguan lambung-usus
(mual, muntah, diare). Penyebabnya adalah rangsangan kimiawi terhadap
mukosa lambung oleh bagian obat yang tak diserap, terutama pada tetrasiklin.
Menimbulkan supra infeksi dengan gewjala mulut dan tenggorok nyeri, gatal
sekitar anus dan diare. Efek samping yang lebih serius adalah sifat
penyerapannya pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh pada janin
dan anak-anak. Efek samping yang lain adalah fotosensitasi yaitu kulit
menjadi peka terhadap cahaya, menjadi kemerah-merahan dan gatal-gatal.
OLeh karena ini selama terpi dengan tetrasiklin hendaknya janagan terkena
sinar matahari yang kuat.
Interaksi obat
Tetrasiklin membentuk kompleks tak larut dengan sediaan besi,
aluminium, magnesium, dan kalsium, sehingga resorpsinya dari usus gagal.
Oleh karena itu zat tetrasiklin terkecuali doksisiklin dan minosiklin, tidak
boleh diminum bersamaan dengan makanan (khususnya susu) atau antasida.
Tetrasiklin, oksitetrasiklin dan minosiklin dapat menghambat hidrolisa dari
“conjugated estrogen” dalam usus.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 30
3. Antagonis folat
Asam folat merupakan senyawa yang digunakan dalam sintetis asam
amino dan DNA dalam sel. Bakteri tidak dapat mengabsorpsi asam folat
sehingga harus membuat sendirinya dari substrat PABA (Para Amino Benzoic
Acid), glutamat, dan pteridin. Pada manusia, tidak dapat membuat asam folat.
Asam folat merupakan vitamin B-Kompleks. Contoh obat golongan ini yaitu
sulfonamide dan trimetropin Antagonis folat mempunyai spectrum luas, dan
efektif terhadap baik bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme obat
antibiotika antagonis folat berhubungan dengan sintesis asam folat.
p-Aminobenzoic acid (PABA)
Dihidropteroate SulfonamidSynthase (Berkompetensi dengan RABA)
Asam dihidrofolat
Dihydrofolate Trimetropin Reductase
Asam tetrahidrofolat
Sintetis purin
Sintetis DNA
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 31
Gambar: sintetis asam folat, dan aksi dari sulfonamide dan trimetropin.
Sulfonamide
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara
sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.
Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi
saluran kemih (ISK).
Indikasi
1. Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol
2. Antidiabetikum : Nadisa, Restinon.
3. Desibfektan saluran air kencing : Thidiour
4. Diuretikum : Diamox
Sulfonamide bersifat ampoter, karena itu sukar di pindahkan dengan
cara pengocokan yang digunakan dalam analisa organik dan bersifat mudah
larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.
Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis
maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan
antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian
penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan
preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali
penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga
berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 32
Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif
dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara
PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus
dasar sulfa :
H2N – C6H4 – COOH
Mekanisme Kerja
Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam
folat yang di gunakan untuk sintesis purin dan asam nukleat. Sulfonamid merupakan
penghambat kompetitif PABA. Efek antibakteri sulfonamide di hambat oleh adanya
darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat
berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin.
Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfanamid karena
menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak mensintesis
sendiri senyawa tersebut). Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA di
gantikan oleh sulfonamide, maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak
fungsional.
Farmakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam
sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus. Kira-kira 70-
100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan dapat di temukan
dalam urin 30 menit setelah pemberian. Absorpsi terutama terjadi pada usus halus,
tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui lambung.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 33
Distribusi, Semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin
dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh,
karenaitu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk
bebas mencapai 50-80 % kadar dalam darah.
Metabolisme, dalam tubuh sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi.
Hasil inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada
kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan
hilangnya aktivitas obat.
Ekskresi, Hampir semua di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil
maupun bentuk bebas. Masa paruh sulfonamide tergantung pada keadaan fungsi
ginjal. Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja, empedu, dan air susu ibu.
Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamide dibagi
menjadi:
1. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain : sulfadiazine dan
sulfisoksazol.
2. Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dank arena
itu kerjanya dalam lumen usus, antara lain : ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin.
3. Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topical antara lain :
sulfasetamid, mefenid, dan Ag-sulfadiazin.
4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang, seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat
dan eksresinya lambat.
Trimetropin
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 34
Trimetoprim adalah suatu penghambat dihidrofolat reduktase bakteri
poten yang menunjukkan spectrum antibakteri mirip dengan sulfa. Namun
demikian, trimetoprim lebih sering dikombinasikan dengan sulfametoksazol.
Mekanisme Kerja
Bentuk folat aktif adalah derivate tetrahidro yang dibentuk melalui
reduksi oleh dihidrofolat reduktase. Reaksi enzimatik ini dihambat oleh
trimetoprim, yang menimbulkan turunnya koenzim folat purin, pirimidin dan
sintesis asam amino. Afimitas enzim reduktase bakteri terhadap trimetoprm
lebih kuat dibandingkan dengan enzim mamalia, yang dapat diperhitungkan
sebagai toksisitas selektif obat.
Spektrum antibakteri. Spektrum antibakteri trimetoprim mirip sulfametoksazol;
namun demikian, trimetoprim 20 – 50 kali lebih poten dari sulfinamida. Trimetoprim
dapat digunakan secara tunggal untuk pengobatan infeksi traktus urinarius akut dan
prostatitis bakterial.
Obat ini resistensi pada bakteri gram negative disebabkan adanya
perubahan dihidrofolat reduktase yang afinitasnya terhadap obat lebih kecil.
Farmakokinetik
Reabsorbsinya dari usus cepat dan praktis lengkap, PP-nya k.l. 50 %
dengan plasma waktu paruh dari 9-17 jam. Sebagian zat dirombak di hati; di
dalam urin kadar obat utuh tinggi sekali dan bertahan minimal selama 24 jam
untuk kemudian diekskresikan.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 35
Efek samping dari obat Trimetoprim dapat menyebabkan defisiensi
folat, yaitu berupa anemia megaloblastik, leucopenia, gangguan saluran cerna,
dan granulositopenia. Reaksi ini dapat segara diperbaiki dengan pemberian
asam folinat secara stimulant yang tidak dapat masuk ke dalam bakteri.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 36
4. Quinolon dan golongan lainnya
Obat golongan ini mempunyai mekanisme aksi menghambat DNA
gyrase sehingga dapat menghambat proses sintesis DNA bakteri. DNA gyrase
merupakan enzim bakterial yang bertanggungjawab terhadap proses
pembukaan dan suprecoil DNA protein bakteri. Quinolon merupakan satu-
satunya antibiotika yang menghambat replikasi DNA. Antibiotika golongan
ini digunakan pada pengobatan infeksi saluran kencing. Obat golongan ini
mempunyai spectrum yang luas. Contoh obat golongan ini yaitu quinolon,
antiseptik saluran urin.
Quinolon
Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama
yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Walaupun obat ini mempunyai daya
antibakteri yang baik terhadap kuman gram negatif, tetapi eliminasinya
melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai kadar pengobatan
dalam darah.
Karena itu penggunaan obat quinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik
saluran kemih saja. Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan quinolon
baru dengan atom Fluor pada cincin quinolon (karena itu dinamakan juga
Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya
bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya
di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 37
Daya antibakteri Flurokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan dengan
kelompok kuinolon, selain itu kelompok obat ini juga diserap dengan baik
pada pemberian oral, dan beberapa derivatnya tersedia juga dalam bentuk
perenteral sehingga dapat digunakan untuk penanggulangan infeksi berat,
khususnya yang disebabkan oleh kuman Gram-Negatif. Daya antibakterinya
terhadap kuman Gram-Positif relatif Lemah. Yang termasuk golongan ini
adalah Siprofloksasin, Ofloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin,
Enoksasin, Levofloksasin, dan Flerofloksasin. Flurokuinolon Baru
mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman Gram-Positif, serta
kuman atipik penyebab infeksi saluran nafas bagian bawah. Yang termasuk
golongan ini adalah Moksifloksasin, Gatifloksasin, dan Gemifloksasin.
Golongan quinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang
termasuk golongan ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin,
Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin,
Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.
Mekanisme Kerja
Pada saat perkembangbiakkan kuman ada yang namanya replikasi dan
transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2
utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada
double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi
kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 38
Quinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat
bakterisidal, sehingga kuman mati.
Resistensi terhadap kinolon dapat trejadi melalui 3 Mekanisme, yaitu :
Mutasi Gen gyr A yang menyababkan subunit A dari DNA graise kuman
berubah sehingga tidak dapat diduduki molekul obat lagi.
Perubahan pada permukaan sel kuman yang mempersulit penetrasi obat kedalam
sel.
Peningkatan Mekanisme Pemompaan obat keluar sel (efflux).
Farmakokinetik
Asam Nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi dengan
cepat dieksresikan dengan cepat melaliu Ginjal. Flurokinolon diserap lebih
baik melalui saluran cerna dibandingkan dengan asam nalidiksat. Pefloksasin
adalah Flurokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paruh
eliminasinya paling panjang. Bioavailabilitasnya pada pemberian peroral
sama dengan pemberian parenteral. Penyerapan Siproflaksin dan
Flurokiunolon lainnya akan terhambat bila diberikan bersama Antasida. Sifat
Flurokuinolon yang menguntungkan ialah bahwa golongan obat ini mampu
mencapai kadar tinggi dalam prostat, dan cairan serebrospinalis bila ada
Meningitis, Sifat lainnya yang mengunutngkan adalah masa paruh
eliminasinya panjang sehingga obat cukup diberikan 2 kali dalam sehari.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 39
Indikasi
Asam Nalidiksat hanya digunakan sebagai antiseptik saluran Kemih,
sedangkan Flurokuinolon digunakan untuk indikasi yang jauh lebih luas,
antara lain :
Infeksi Saluran Kemih ( ISK )
Flurokuinilon Efektif untuk ISK yang disebabkan oleh kuman-kuman
yang multiresisten dan kuman P. Aeruginosa. Siprofloksasin, Norfloksasin,
dan floksasin dapat mencapai kadar yang cukup tinggi di jaringan prostat dan
dapat diginakan untuk terapi prostatitis bakterial akut maupun kronis.
Infeksi Saluran Cerna
Flurokuinilon juga Efektif untuk Diare yang disebabkan oleh shingela,
Salmonella, E. Coli, dan Campylobacter, Siploksasin dan ofloksasin
mempunyai efektifitas yang baik terhadap demam Tifoid.
Infeksi Saluran Nafas ( ISN )
Umum Efektifitas Flurokuinilon ( Siproflaksin, Ofloksasin, dan
enoksasin ) cukup baik untuk bakterial saluran nafas bawah. Tetapi ada lagi
Flurokinolon ( moksifloksasin, Gemifloksasin,dan Levloksasin ) mempunyai
daya antibakteri yang cukup baik terhadap kuman Gram-Positif maupun
kuman Gram-Negatif, dan kuman atipik penyebab infeksi saluran nafas
Bawah.
Penyakit yang ditularkan Melalui Hubungan Seksual
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 40
Siprofloksasin oral dan levofloksasin oral merupakan obat pilihan
utama untuk pengobatan Uretritis dan Servitis oleh gonokukus.
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
Flurokinolon Oral mempunyai efektiitas sebanding dengan sealosporin
parenteral untuk pengobatan infeksi berat pada kulit atau jaringan lunak.
Antiseptik Saluran Urin
Infeksi saluran kemih (paling sistitis dan pielonefritis akut tanpa
komplikasi) pada perempuan usia subur, pada manula adalah salah satu
masalah yang sering ditemukan. Escherichia coli, Staphylococcus
saprophyticus, Klebsiela pneumonia dan Proteus mirabilis merupakan
bakteri-bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Infeksi salura
kemih dapat diobati dengan salah satu dari kelompok obat yang disebut
antiseptik salura kemih termasuk methenamin dan nitrofurantoin.
1. Metenamin
Metenamin atau heksamin adalah heksametilentetramin. Dalam
suasana asam, metenamin terurai dan membebaskan formaldehid yang bekerja
sebagai antiseptik saluran kemih. Formaldehid mematikan kuman dengan
jalan menimbulkan denatursi protein. Reaksi ini berlangsung baik pada pH
yang rendah. Pada pH lebih dari 7.4 obat ini tidak efektif.
Efek Antimikroba
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 41
Metenamin aktif terhadap berbagai jenis mikroba. Kuman gram
negative umumnya dapat dihambat dengan metenamin, kecuali Proteus
karena kuman dapat mengubah urea menjadi amonium hidroksida yang
menaikkan pH sehingga menghambat perubahan metenamin menjadi
formaldehid. Karena tidak terjadi resistensi kuman terhadap formaldehid,
efektivitas metenamin tetap baik.
Obat ini digunakan untuk profilaksis terhadap infeksi saluran kemih
brulang, khususnya bila ada residu kemih. Metenamin tidak di indikasikan
untuk infeksi akut saluran kemih.
Mekanisme kerja
Untuk dapat bereaksi, metenamin harus terurai pada suatu Ph asam
yaitu ph 5 atau kurang dalam urine, sehingga menghasilkan formaldehida
yang toksik bagi kebanyakan bakteri. Reaksi tersebut berjalan lambat,
memerlukan waktu 3 jam untuk mencapai 90 % per uraian. Metenamin tidak
boleh diberikan pada penderita-penderita yang sedang dipasang kateter
(induelline chaterheters). Resistensi bakteri terhadap formaldehida tidak
terjadi.
Metenamin terutama digunakan untuk terapi suvresif kronik. Bakteri
yang memecahkan urea yang menyebabkan urine alkaline, seperti proteus
biasanya resisten terhadap kerja metenamin. Metenamin digunakan untuk
mengobati infeksi saluran kemih tetapi tidak efektif terhadap infeksi saluran
kemih atas.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 42
Farmakokinetik
Metenamin diberikan per oral. Selain formaldehida, ion amonium juga
dihasilkan dalam kandung kemih. Karena hepar dengan cepat memetabolisme
amoniak untuk membentuk urea, metenamin dikontraindikasikan pada
penderita-penderita dengan insufisisensi hati dengan kadar amonium dakam
sirkulasi yang meningkat akan bersifat toksik terhadap sistem saraf pusat.
Metenamin didistribusikan ke seluruh cairan tubuh, tetapi tidak terjadi
dekomposisi metenamin pada ph 7,4 sehingga tidak terjadi toksisitas sistemik.
Obat tersebut dieliminasi di dalam urine.
2. Nitrofurantoin
Nitrofurantoin lebih sedikit digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih karena toksisitasnya dan spektrum antimikrobanya yang
sempit.
Mekanisme kerja
Bakteri peka yang mereduksi obat ini menjadi suatu obat aktif yang
menghambat berbagai enzim dan merusak DNA. Aktivitasnya lebih besar
dalam urine yang asam
Nitrofurantoin bersifat bakteri ostatik. Bermanfaat terhadap e.coli,
tetapi bakteri gram negatif saluran kemih lainnya mungkin resisten. Kokus
gram positif peka.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 43
Resistensi bersifat konstitutif. Ini berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mereduksi gugusan nitrogen dengan adanya oksigen.
Resistensi tidak terjadi selama terapi.
Farmakokinetik
Absorpsi lengkap setelah pemberian per oral. Obat tersebut
diekskresikan dengan cepat oleh filtrasi glomeruli. Keberadaan obat tersebut
mengubah warna urine menjadi cokelat, bisa mengejutkan penderita yang
tidak tahu akan hal itu.
Efek-efek yang tak diinginkan
1. Gangguan saluran cerna
Efek samping ini meliputi mual, muntah dan diare. Bentuk makrokristal
ditoleransi lebih baik. Minum obat bersama makanan atau susu akan
memperbaiki gejala ini.
2. Pneunomitis akut
Ini adalah komplikasi yang serius. Efek-efek paruh lain seperti fibrosis
pulmonalis interstisial, dapat terjadi pada pasien yang diobati kronik.
3. Masalah neurologi
Efek samping neurologi sperti sakit kepala, mistakmus dan polineuropati dengan
demielinasi (kadang-kadang menyebabkan kaki lumpuh) bisa terjadi.
4. Anemia hemolitik
Obat tersebut dikontraindikasikan pada penderita dengan defisiensi G-6-PD,
neonatus dan perempuan hamil.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 44
E. RESISTENSI OBAT GOLONGAN ANTI BIOTIKA
Bakteri dikatakan resisten bila pertumbuhannya tidak dapat dihambat oleh
antibiotika pada kadar maksimum yang dapat ditolerir oleh pejamu. Misalnya,
organisme gram negatif resisten terhadap vankomisin. Namun demikian, Spesies
mikroba yang secara normal memberikan respons terhadap obat tertentu mungkin
menyebabkan berkembangnya strain yang resisten. Banyak organisme telah
diadaptasi melalui mutasi spontan atau membutuhkan resistensi dan seleksi, dan
berkembang menjadi strain yang lebih ganas serta kebanyakan dari oeganisme ini
resisten terhadap antibiotik multipel. Munculnya strain resisten tersebut telah
dijelaskan karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan tidak hati-hati pada
keadaan yang mungkin dapat sembuh tanpa pengobatan atau pada keadaan yang tidak
membutuhkan antibiotikka misalnya, batuk-pilek.
A. Perubahan genetik yang menyebabkan resistensi obat.
Resistensi berkembang akibat kemampuan DNA; mengalami mutasi spontan,
atau bergerak dari suatu organisme ke organisme lain.
1. Mutasi spontan DNA : hasil mutasi mungkin menetap, dapat dikoreksi, atau
dapat bersifat letal terhadap sel. Namun demikian, bila sel tersebut dapat hidup,
sel tersebut mungkin bereplikasi dan mentransmiisikan sifat-sifat pada sel
anaknya sehingga timbul strain yang resisten, yang mungkin berproliferasi pada
keadaan tekanan selektif tertentu. Sebagai contoh : adalah munculnya strain
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 45
Mycobacterium tuberculosis yang resisiten terhadap rifampin digunakan secara
tunggal.
2. Mutasi obat karena transfer DNA : salah satu perhatian dalam masalah di klinik
yaitu resisten yang disebabkan transfer DNA dari satu organisme ke organisme
lain. ciri-ciri resistensi biasanya ditandai dalam faktor R ekstrakromosomal.
Faktor-faktor ini akan masuk ke dalam sel melalui proses seperti transduksi,
transformasi, atau yang lebih penting yaitu penggabungan bakteri.
B. Perubahan ekspresi protein
Resistensi obat mungki n terjjadi karena beberapa mekanisme seperti
kurangnya atau perubahan pada tempat target, rendah nya penetrasi obat karena
menurunnya permeabilitas, atau meningkatnya efluks atau adanya enzim-enzim yang
menginaktifkan antibiotika.
1. Modifikasi tempat target : perubahan tempat target melalui mutasi dapat
menimbulkan resistensi seperti yang terjadi dengan pengikatan protein oleh
penisilin pada S.aureus yang resiisten terhadap metisilin, atau enzim dihidrofolat
reduktase yang kurang sensitif dalam menghambat organisme yang resisten
terhadap trimetoprim
2. Menurunnya akumulasi : menurunnya penetrasi antibiotika dapat melindungi
organisme karena obat tersebut tidak mampu mendapatkan jalan ke tempat target
yang disebabkan adanya sistem efluks yang memompa obat keluar (tetrasiklin,
primakuin).
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 46
3. Inaktivasi oleh enzim : kemampuan menghancuran atau menginaktifkan
antimikroba juga dapat menimbulkan resistensi. Misalnya beta laktamase
menghancurkan banyak penisilin dan sefaloporin dan asetiltranferase dapat
merubah kloramfenikol menjadi benutk yang tidak aktif.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 47
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah
1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam
jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R)
benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943).
2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin
lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif dan
gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium tuberculosis
dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat
toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat haemophilus
influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia dan infeksi berat
lainnya.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 48
6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,
sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin
mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis
karena kampilo bakter.
7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan
gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan amino
bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh dari jamur,
antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif
terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan gramisidin
terhadap kuman Gram-positif.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya
dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Anti Mikroba, http.//ifrsudcurup.wordpress.com20090625anti-mikroba, diakses Kendari 20 desember 2012.
Anonim, 2010, Penggolongan Anibiotika, http.//mediacerebri.wordpress.com20100502penggolongan-antibiotika, diakses Kendari, 20 desember 2012.
Mary J. Mycek, et al., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Penerbit Widya Medika, Indonesia.
Nugroho, Agung Endro., 2012, Farmakologi Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Priyanto, 2008, Farmakologi Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan, Leskomfi, Depok.
Rahardja, Kirana, et al., 2007, Obat-Obat Penting, PT. Gramedia, Jakarta.
Tim Penyusun, 2009, Farmakologi dan Terapi, Departemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
MAKALAH ANTIBIOTIK. FARMASI UNHALU Page 50
Recommended