I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh
cuaca pada tanaman yaitu : 1). Pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu
pemulia tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi iklim tempat
tumbuh tanaman; 2). dasar tersebut akan membantu ahli agronomi dan fisiologi untuk
menghitung efek cuaca pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman sehingga
mereka dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya.
Sampai saat ini budidaya tanaman di dalam greenhouse (rumah tanaman) telah
digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia, khususnya pada ketinggian menengah
karena hal itu dapat memungkinkan pengendalian kondisi meteorologi yang sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Haraguchi et al. 2005).
Suhardiyanto (2009) mengemukakan bahwa penggunaan greenhouse dalam budidaya
tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati
kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya disebutkan bahwa penggunaan
greenhouse (rumah tanaman) memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang
tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum bagi
pertumbuhan tanaman.
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi
utama kandang adalah untuk menjaga ternak tidak berkeliaran dan memudahkan
pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe
maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, secara langsung kandang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan menambah
pendapatan bagi peternak (anonymous. 2011).
Kandang termasuk peralatannya merupakan salah satu sarana fundamental yang
secara langsung terut serta menentukan suskses tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh
karena itu kondisi kandang harus diperhatikan dengan baik yang memacu pada prinsip
ideal yang senantiasa memberi perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban udara
dan sirkulasi atau pertukaran udara (Pattilesano dan Sangle, 2011).
Rumah tanaman dan kandang memiliki suhu dan kelembaban yang berbeda-beda
tergantung dari tujuan bangunan tersebut. Pada rumah tanaman untuk satu tanaman dengan
tanaman yang lain akan berbeda begitu pula antara kandang hewan yang satu dengan yang
lain akan beda. Hal tersebut juga mengakibatkan bangunan yang ideal akan berbeda
tergantung dari makhluk hidup yang akan ditempatkan disana. Oleh karena itu
dilakukanlah pengamatan suhu dan kelembaban agar dapat menentukan bangunan yang
ideal yang dapat ditinggali oleh makhluk hidup pada rumah tanaman dan kandang.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui suhu awal, maksimum, minimum, pada kandang dan rumah
tanaman.
2. Untuk mengetahui rumah tanaman dan kandang yang ideal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah tanaman
Kriteria Rumah Tanaman Tropika Basah
Konsep rumah tanaman dengan umbrella effeet diusulkan Rault (1988) uk
daerah tropika basah seperti Indonesia. Oleh karena itu, rumah tanaman da daerah
tropis basah lebih ditujukan untuk melindungi tanaman dari hujan, gin dan hama,
mengurangi intensitas radiasi matahari yang berlebihan, ngurangi penguapan air
dari daun dan media, serta memudahkan perawatan aman (Suhardiyanto 2009).
Menurut von Zabeltitz (1999) rumah tanaman di daerah tropika basah dapat miliki
luas bukaan ventilasi dinding sebesar mungkin, tetapi bukaan pada bungan rumah
tanaman perlu dibatasi. Rault (1988) menyatakan rumah aman di daerah tropika
perlu memperhatikan kriteria berikut: (1) Bukaan mah tanaman harus merupakan
kombinasi yang baik antara bukaan untuk ntilasi dan proteksi terhadap air hujan; (2)
Kerangka konstruksi harus cukup at sebagai antisipasi terhadap kemungkinan
angin kencang; (3) Biaya mbangunan harus cukup murah dan tata letaknya
mempertimbangkan mungkinan perluasan area rumah tanaman.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perancangan rumah tanaman adalah
miringan atap (Suhardiyanto 2009) dan tinggi dinding (Bot 1983). Hal ini rupakan
faktor penting yang menentukan kondisi termal di dalam rumah aman.
Rekomendasi lain dinyatakan oleh Kumar et al.(2009), bahwa luasan ntilasi alami
yang optimum pada rumah tanaman di daerah tropis yang berkasa -40 mesh adalah
sebesar 15-30% dari luasan dinding kasanya.
Modifikasi Rumah Tanaman Tipe Standard Peak
Rumah tanaman bentuk modified standard peak merupakan modifikasi dari an
roof, dimana bentuk gable tidak lagi segitiga, melainkan dimodifikasi njadi atap
bersusun dua bagian dengan bukaan ventilasi diantara dua bubungan p tersebut dan
tertutupi sereen (Suhardiyanto 2009). Bentuk atap dengan kaan ventilasi seperti ini
memungkinkan terjadinya ventilasi alamiah walaupun ak ada angin yang bertiup.
Aliran udara yang keluar melalui bukaan ventilasi bagian bubungan terjadi akibat
adanya perbedaan kerapatan udara. Agar lebih dan kerapatan udara tersebut lebih
besar maka rumah tanaman dibuat ari rata-rata tinggi rumah tanaman tipe standard
peak.
Hal ini berarti standard peak sangat cocok dengan tanaman yang tinggi seperti
tomat, dan melon. Bentuk rumah tanaman tipe standard peak dapat dilihat pada gambar
Rumah tanaman tipe standard peak tampak depan.
Faktor Lingkungan Fisik Tanaman
Faktor lingkungan fisik tanaman antara lain adalah cahaya, suhu udara,
ban relatif (RH) udara, kadar C02 dalam udara, kecepatan angin, polutan kungan
akar. Cahaya yang paling penting bagi tanaman merupakan tampak yang
mempunyai panjang gelombang 390 - 700 nm. Aspek dari cahaya adalah
intensitas, durasi, dan distribusi spektral cahaya. Suhu i sekitar tanaman
dipengaruhi oleh radiasi matahari, pindah panas laju evaporasi, intensitas
cahaya, kecepatan dan arah angin serta suhu an secara umum. Perubahan suhu
udara akan berpengaruh pada proses dalam tanaman. Secara praktik, bagi
tanaman dalam greenhouse an perbedaan suhu antara siang dan malam berkisar
antara 5 - 10 "C. penting dalam pergerakan udara dalam budidaya tanaman
adalah nnya, bukan arahnya. Angin berpengaruh pada laju transpirasi, laju i,
serta ketersediaan C02 dalam udara.
Sistem Ventilasi pada Rumah Tanaman
Sistem ventilasi dapat dikelompokkan berdasarkan tenaga penggerak udara
kerja, yaitu dibedakan menjadi ventilasi alami dan sistem ventilasi (Norton
et al., 2007). Sistem ventilasi berfungsi sebagai sarana ali atau kontrol
parameter fisik tanaman yang ada di dalam rumah sehingga tanaman yang
dibudidayakan dapat dikondisikan dan bisa pada lingkungan yang optimum.
Ventilasi mekanis bekerja dengan tenaga elektrik berupa kipas (fan) atau blower
untuk menggerakkan aliran udara lewati bangunan rumah tanaman.
Sedangkan ventilasi alamiah hanya bekerja berrdasarkan pergerakan
mekanis fluida yang diakibatkan oleh adanya perbedaan hu dan perbedaan
tekanan. Konstruksi yang sederhana, biaya awal yang murah n biaya energi yang
rendah merupakan alasan utama penerapan ventilasi alami, utama di daerah tropis
seperti Indonesia.
Karakteristik Kasa pada Rumah Tanaman (Screenhouse)
Penggunaan screen sebagai penutup pada bukaan ventilasi membantu nekan
jumlah serangan hama pengganggu ke dalam rumah tanaman, akan api
penggunaannya akan menurunkan laju ventilasi dan menaikkan suhu udara lam rumah
tanaman. Aliran udara yang melewati screen ditentukan oleh jumlah n bentuk strukturnya
yang direpresentasikan dengan satuan mesh atau porositas. uran mesh menggambarkan
banyaknya lubang per inchi panjang screne, sedangkan porositas menunjukkan rasio
jumlah luas permukaan lubang screen yang dapat dilalui oleh udara terhadap permukaan
sereen per satuan luas.
B. Kandang ayam
Kondisi Teknis Kandang Ayam yang Ideal dan Pembangunan Kandang Ayam
1. Lokasi Kandang
Kandang terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana
transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
2. Pergantian Udara dalam Kandang
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluaran karbondioksida. Supaya
kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandamng harus baik.
3. Suhu Udara dalam Kandang
Suhu kandang ideal sesuai umur :
Umur (hari) Suhu ( +C)
01 - 07
08 – 14
15 – 21
21 – 28
29 - 35
34 – 42
29 – 27
26 – 25
24 – 23
23 - 21
4. Kemudahan Mendapatkan Sarana Produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
5. Tipe Kandang
Tipe kandang broiler ada dua yaitu : bentuk tipe panggung dan tanpa panggung
(liter). Tipe panggung lantai kandang jauh lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke
tanah, tidak memerlukan alas kandang sehinga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya
pembuatan kandang lebih besar. Tipe liter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih
mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik, untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari mpakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk
produksi panas tubuh. Kepadatan jandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia
adalah 8-10 ekor /m2, lebih dari angka tersebut. Pada umur dewasa suhu kandang cepat
meningkat, terutama siang hari. Hal ini yang menyebabkan konsumsi pakan menurun,
ayam cenderung banyak minum, sterss, pertumbuhan terhambat, dan mudah terserang
penyakit.
Pembangunan Kandang
Kondisi Alam
Tingginya temperatur udara di Indonesia yang beriklim tropis masih menjadi kendala
dalam usaha peternakan. Hal ini sering terutama dim daerah dataran rendah dan pada saat
musim kemarau. Pada msim pancaroba secara umum temperatur di berbagai tempat relatif
tinggi. Temperatur pada siang hari di atas 34 AC, bahkan di daerah tertentu bisa mencapai di
atas 38 AC.
Pada peterbakan ayam, kondisi ini dapat mengakibatkan ayam manjadi stress (heat
stress) dan megap-megap (panting), dehidrasi, laju pertumbuhan terhambat pada emperatur
30 AC dan tingkat konsumsi pakan menurun yang berakibat pada peningkatan konsumsi air
minum. Ekstrimnya, pada temperatur 35 AC ayam broiler yang dipelihara bisam mati dan
lebih dari 38 AC sudah pada kondisi yang cukup berbahaya (emergency) karena ayam yang
mati mulai banyak.
1. Rekayasa Kandang
Kondisi alam yang demikian tentu bukanlah satu kendala yang lantas membuat kita
menyerah begitu saja. Bagaimana kita ‘mengakali’ alam jadi kuncinya. Dalam hal
perkandangan misalnya, banyak bentuk kandang yang bisa ipakai untuk mengatasi
temperatur tinggi maupun perbedaan temperatur tinggi maupun perbedaan temperatur
ekstrim siang dan malam, baik dengan konstruksi kandang sderhana maupun modern.
Bentuk kandang yang dapat digunakan untuk memelihara ayam broiler komersial
bisa berupa kandang panggung, kandang postal (sistem liter) atau kandang close house
(tertutup) yang bisa diatur ventilasi udaranya.
Kandang panggung merupakan bentuk kandang yang paling banyak dibangun untuk
mengatasi temperatur panas. Kandang ini cocok untuk beternak ayam broiler komersial di
daerah dataran rendah atau daerah berawa. Konstruksi rangka kandang bisa terbuat dari
kayu, bambu, atau kayu dolken. Di daerah tertentu seperti ciamis dan sekitarnya, kandang
panggung dibangun di atas kolam ikan sehingga dikenal dengan istilah longyam (balong
ayam).
Keunggulannya udara bisa masuk dan keluar melalui ventilasi dari arah bawah dan
samping kandang kandang. Karena itu, pergerakan (sirkulasi) udara di dalam kandang
menjadi baik. Akibatnya, temperatur di dalam kandang relatif lebih rendah dan ayam lebih
nyaman. Kandang panggung cocok dibangun di daerah yang permukaan tanahnya
bergelombang da di daerah yang masih rawan binatang buas.
Hingga kini beberapa peternak masih ada yang merasa nyaman dan cocok dengan
kandang sistem postal, meski ada kelemahan di deberapa sisi. Sirkulasi udara di dalam
kandang bentuk ini kurang baik karena ventilasi kurang berungsi. Ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan jika kita memelihara ayam di kandang tipe postal, yaitu sebagai
berikut :
a. Atap kandang harus menggunakan monitor agar sirkulasi udara lebih baik serta panas
dan gas beracun bisa keluar dari kandang.
b. Bahan penutup atap kandang terbuat dari rumbia, genting, kayu, galvanis, atau asbes
karena bahan ini bisa menyerap panas.
c. Kandang dibangun di lahan terbuka shingga sirkulasi udara bisa masuk ke kandang
secara lancar.
d. Lebar kandang maksimum 7 meter. Hal ini bertujuan agar pergantian aliran udara
berjalamn cepat sehingga tidak terjadi penumpukan udara panas di dalam kandang.
e. Tinggi kandang (diukur dari lantai sampai garis atap terendah) minimum 2,4 meter.
Namun, tinggi kandang di daerah yang memiliki musim kemarau lebih panjang
sebaiknya 3 meter agar tidak terjasi penumpukan panas dan gas beracun yang
dihasilkan oleh ayam.
f. Bahan baku bangunan dan konstruksi kandang harus disesuaikan dengan kekuatan
kandang yang diinginkan, ketersediann bahan baku, dan harga bahan baku. Konstruksi
kandang biasanya terbuat dari kayu atau besi.
g. Lantai kandang sebaiknya terbuat dari semen. Tujuannya agar mudah dibersihkan dan
mempermudah proses sanitasi.
h. Arah kandang harus diperhatikan agar sinar matahari tidak masuk langsung ke dalam
kandamng dan angin dapat masuk langsung.
i. Kepadatan ayam harus lebih longgar dibandingkan dengan ayam yang dipelihara di
dalam kandang pangung (luasan 2 m2 berisi 6-7 ekor).
2. Penghijauan Sekitar Kandang
Menanam pohon di sekitar kandang bisa berfungsi untuk menyerap radiasi sinar
matahari damn meneduhkan lingkungan. Keadaan ini secara langsung akan berpengaruh
terhadap keadaan udara di dalam kandang. Udara di dalam kandang akan menjadi lebih
segar dan relatif lebih dingin. Jarak penanaman pohon dari kandang adalah 10 meter. Hal
ini bertujuan agar udara yang mengalir ke dalam kandang terlebih dahulu tersaring oleh
pohon. Selain itu, temperatur udara panas sudah diserap pohon sehingga panas yang
mengalir ke kandang lebih rendah. Selain pepohonan besar, rumput dan tanaman pendek di
sekitar kandang pun dapat dijadikamn sarana untuk menangkap panas yang dikeluarkan
oleh sinar matahari. Panas langsung diserap oleh rumput namun tidak dipantulkan lagi ke
udara bebas.
3. Lokasi Kandang
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi
utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan
pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis kandang, baik
berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut,
sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Secara tidak lamngdung
kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang
fungsional akanm menambah pendapatan bagi pemiliknya.
Ayam broiler memerlukan luasan kandang yang cukup untuk bergerak. Hal ini
dilakukan agar ayam, tidak stres dan jenuh, untuk satu kandang maksimal ditempati 1000
ekor dengan luas kandang 600 meter atau 60 x 10 meter. Jika kandang langsung beralaskan
tanah sebaiknya alas kandang ditaburi dengan sekam. Hal ini bertujuan agar ayam tak
langsung kontak dengan tanah. Selain menghindari pemnyakit dari tanah, sekam juga dapat
meredam bau amoniak yang dikeluarkan dari otoran ayam. Sedangkan untuk kandang
pangung bisa menggunakan sekam atau tidak tergantung pada kebutuhan. Kandang bisa
dibuat dari bilah-bilah bambu, agar pada malam hari ayam tidak kedinginan. Ada baiknya
juga jika kandang diselimuti oeh plastik, sehingga angin tidak langsung masuk ke kandang.
Penggunaan plastik disesuaikan dengan tinggi kandang.
Kepadatan
Kepadatan berhubungan dengan ketersediaan oksigen bagi ayam untuk memberikan
hasil yang lebih optimal. Menghadapi perubahan cuaca yang terus berubah-ubah, ayam
sangat memerlukan daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh atau kekebalan imunitas
ada yang berasal dari induk dan ada yang didapat secara perolehan. Daya tahan akan
optimal apabila stres atau faktor pengganggu dapat diminimalkan.
Sementara itu, hasil rekayasa genetika yang sistematis dan terus menerus dilakukan
memaksa tubuh broiler modern berkembang ekstra guna menghasilkan performa yang
optimal. Di sisi lain, perubahan ini juga disertai beberapa titik kelemahan. Ayam akan
lebih malas bergerak dan menjadi lebih rentan terkena penyakit serta ketidakseimbangan
antara perkembangan daging dengan organ viscera ayam tersebut kurang baik.
Perkembangan tubuh broiler modern yang pesat semestinya diimbangi dengan
perbaikan kualitas dan pola feeding, perbaikan manajemen serta kualitas kondisi
lingkungan. Perbaikan kondisi linkungan yan dapat dilakukan meliputi ketersediaan
oksigen (O2), kestabilan suhu, kelembaban serta ventilasi yang baik. Pada kenyataannya,
kondisi faktor lingkungan sangat fluktuatif, karena itu dibutuhkan terobosan – terobosan
terbaru untuk menyiasati pengaruh lingkungan dalam upaya memaksimalkan hasil
produksi.
Salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan sebelum pemeliharaan broiler
adalah rencana kepadatan ayam (density) yang akan diisi sesuai dengan kapasitas kandang
yang ada serta kondisi ventilasi udaranya. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan
oksigen bagi ayam untuk meperoleh hasil yang lebih optimal. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan kepadatan ayam yang akan dipelihara antara lain :
1. Tipe kandang (opened house atau closed house)
Tipe kandang tertutup (closed house) tentu saja akam menampung ayam lebih banyak
dibandingkan tipe kandang terbuka (opened house)
2. Tipe pemeliharaan (postal atau panggung)
Kandang panggung akan memuat ayam lebih padat dari kandang postal. Hal ini mengingat
ketersediaan oksigen dan vemtilasi udara terutama setelah ayam besar.
3. Peralatan yang dipakai (otomatis atau manual)
Kandang yang menggunakan peralatan tempat pakan dan minum yang otomatis akan
mamiliki daya tampung lebih besar dibandingkan dengan kandang yang menggunakan
tempat pakan dan minim manual. Pasalnya, tempat pakan manual seperti tabung feeder
banyak memakan tempat sehingga luas kandang menjadi berkurang.
C. Kandang sapi
Peralatan Kandang
Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliputi : palungan yaitu
tempat pakan, tempat minum, saluran darinase, tempat penampungan kotoran, gudang
pakan dan peralatan kandang. Disamping itu harus dilengkapi dengan tempat
penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke
seluruh kandang.
a. Palungan
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak,
terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang individu
yang mempunyai lebar kandang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar
antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar
palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagia luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm.
Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan
proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan.
b. Selokan
Selokan merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada
dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5). Ukuran selokan kandang disesuaikan
dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan untuk kandang
individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm.
c. Tempat penampungan kotoran
Tempat penampungan kotoran bak penampungan yang terletak dibelakang
kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
Pembuangan kotoran dari kandang kelompok dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sesuai
dengan kebutuhan, berupa bak penampungan dan berfungsi untuk proses pengeringan dan
pembusukan feses menjadi kompos. Tempat penampungan kotoran feses dari kandang
individu adalah produk akhir berupa biogas atau kompos saja, tergantung tujuan
pemanfaatannya. Pengumpulan kotoran kandang berupa feses dan air kencing setiap hari
dilakukan melalui saluran drainase menuju tempat penampungan, yang letaknya lebih
rendah dari kandang. Tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan kompos, adalah
berupa 3 buah bak penampungan dan penyaringan dan 3 buah bak pengeringan yang
terletak diatasnya. Sedangkan tempat pengumpulan kotoran kandang untuk tujuan biogas
adalah berbetuk tangki penampungan yang terbuat dari beton atau plastik.
d. Peralatan kandang
Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong meliputi :
sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).
Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya dapat memberikan kenyamanan
pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum,
pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.
D. Kandang kambing
Kandang memiliki arti yang sangat penting untuk menghindari pengaruh
lingkungan yang kurang menguntungkan bagi usaha peternakan sehingga dengan
ad a n y a kandang maka penggunaan makanan untuk produksi dapat teratasi dengan
baik. Perkandangan juga berfungsi sebagai pencegahan dan pemberantasan penyakit
pengawasan terhadap pertumbuhan ternak (Sosromidjojo dan Soeraji, 1978). Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Budoyo (1978) menyatakan bahwa kandang diperlukan
untuk melindungi ternak dari pencurian, gangguan alam, hujan, sinar matahari,
gangguan binatang buas, dan kedinginan. Sosroamidjojo dan Soepardi menyatakan
bahwa dalam pembuatan kandang hal yang perlu diperhatikan beberapa masalah
antara lain: (1) biologi ternak masing-masing memiliki sistem perkandangan tersendiri,
(2) teknik konstruksi bangunan kandang harus bersih, sirkulasi baik, ternak terhindar
dari pengaruh cuaca yang merugikan, kandang harus kuat dan sesuai dengan ternak yang
akan dikandangkan.
Menurut Devendra dan Buns (1994), ada dua tipe kandang kambing yang m
dipakai di daerah tropis, yaitu kandang pada tanah dan kandang panggung. Peternakan
kambing di Indonesia umumnya menggunakan tipe kandang panggung. Hal tersebut
karena kandang panggung mempunyai kelebihan dalam mengurangi pengaruh
lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan curah hujan, serta tergantung tujuan
berternak kambing untuk produksi susu atau produksi daging (Devendra dan MCleroy,
1982).
Pembuatan bangunan kandang harus bersih dan berventilasi agar dapat terjaga
kesehatannya karena ternak dikandangkan setiap hari. Kandang panggung yang baik
memiliki tinggi kandang di atas tanah minimal 100 m, pondasi kandang terbuat dari
beton atau batu sungai dengan bentuk trapesium agar mudah dalam pembersihan
kotoran, tinggi alas dengan tempat pakan 50 - 60 cm, tujuannya adalah agar kambing
mudah mengambil pakan dari tempat pakan, celah kandang untuk keluar masuk kepala
kambing mengambil pakan adalah 20 x 25 cm. Pembuatan celah kandang kambing
jantan harus lebih tinggi dari celah kandang pada kambing betina, tujuannya
adalah untuk menjaga kualitas rambut bagian leher kambing jantan akibat
bergesekan dengan dinding kandang. Tinggi celah kambing betina cenderung lebih
pendek agar anak kambing keluar kandang melalui celah tersebut (Atabany, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Kandang Ternak Ayam (kandang Battery).
http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html diakses pada
tanggal 25 november 2013
Saputra, M. Ary. 2013. Budi Daya Ayam Pedaging (Broiler). http://teknis-
budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-ayam-pedaging-broiler.html diakses
pada tanggal 25 november 2013
Rasyid, Ainur, Hartati.2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. http://peternakan
litbang.deptan.go.id/datahtml/download/files/juknis_perkandangan.pdf
North, M. O. 1984. Comercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. Avi Publ. Co. Inc.
West Port Connecticut.
Sainsburry, D. 1995. Poultry Health and Management. Chickens Turkeys, Ducks, Geese,
Quile. 3rd ed. University of Cambridge. United Kingdom.
Fadilah R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. AgroMedia
Pustaka: Jakarta.
Saputra, M. Ary. 2013 Membangun Kandang Sapi Yang Benar dan Sehat. Diakses
pada tanggal 25 november 2013.
(http://www.ngambarsari.com/2012/03/membangun-kandang-sapi-yang-
benar-dan.html).
Anonim. 2013. Merencanakan Tata Ruang Suatu Gudang . Diakses pada tanggal 25
november 2013. (http://rinatnunay.wordpress.com/2013/10/17/merencanakan-tata-
ruang-suatu-gudang/).
Lampiran :
Rumah kaca
Kandang ayam
Kandang sapi
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 05 November 2013 di Rumah
Kaca milik Jurusan Agronomi dan di Kandang Ternak milik Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, ialah : a.) Higrometer, b.) pena, c.)
kertas, d.) kamera, dan e.) stopwatch.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, ialah : a.) Rumah Kaca dan b.)
Kandang Ternak.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini, yaitu :
1. Tentukan tempat / posisi kita akan mengukur suhu rumah kaca dan kandang ternak.
2. Tekan tombol on pada Higrometer dan stopwatch.
3. Ukur suhu selama 10 menit.
4. Setelah 10 menit, catat suhu yang terukur di alat Higrometer tersebut sebagai suhu
awal.
5. Tekan tombol max/min untuk mengetahui suhu maximum dan minimum serta RH
maximum dan RH minimum.
IV. HASIL & PEMBAHASAN
A. Hasil
Jenis Bangunan
Suhu Setelah 10
menitMax Min
Kelompok
Out In RH Out In RH Out In RH
Kandang Ayam 32,2 32.2 66 32.2 33.4 67 32.8 32.3 64 3
Kandang Kambing 32 32.9 75 32 32.4 76 31.5 32.8 66 2
Kandang Kambing 32.2 33.1 63 34.1 34.5 64 33 34.1 60 1
Kandang Sapi 32 32.9 75 32 33.4 76 31.5 32.8 66 5
Kandang Sapi 32 32.9 75 31.7 33.3 79 31.7 33.1 72 6
Gudang
Penyimpanan33 32.5 72 32.5 33.3 74 32.4 32.5 71 all
Rumah Kaca
Tanaman C32.8 34.8 61 35.8 35.2 77 32.9 34.8 62 3
*suhu dalam oC
B. Pembahasan
Rumah tanaman dan kandang merupakan bagian dari bangunan pertanian.
Pembangunan dan pengaturan kondisi bangunan akan mempengaruhi tanaman dan hewan
yang berada didalamnya. Suhu rata-rata untuk kandang berbeda tergantung dari jenis
hewan yang diletakkan didalam kandang tersebut. Untuk suhu kandang ayam berkisar
antara 32oC – 33 oC dengan RH antara 64%-67%. Suhu ini jika didasarkan pada teori
tidaklah baik untuk ayam. Suhu yang baik untuk ayam berkisar antara 25oC - 28oC dengan
RH 60% - 70%. Dikhawatirkan dengan suhu yang tidak sesuai ayam akan stress sehingga
mengurangi hasil produksi sehingga dapat dikatakan bahwa kandang ayam yang ada
kurang ideal. Pada kandang sapi potong kelembaban udara yang didapatkan berdasarkan
data pada higrometer berkisar antara 66% - 76%. Untuk kelembaban ideal sapi potong
yaitu berkisar antara 60% - 80%. Berdasarkan hasil tersebut maka kandang sapi yang ada
masih dalam batas ideal untuk ditinggali oleh sapi. Kelembaban udara 60-80% merupakan
kelembaban ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi potong. Kelembaban kambing
sama dengan kelembaban pada sapi potong yaitu antara 60% - 80%. Data yang diperoleh
kelembaban pada kandang kambing berkisar antara 66% - 76% sehingga masih dapat
dikatakan kandangkambing masih dalam batas wajar untuk ditingggali oleh kambing.
Untuk rumah tanaman suhu yang baik tergantung dari jenis tanaman yang tinggal.
Data yang diperoleh pada rumah tanaman zona C suhu max out 35.8 dan suhu max in 35.2
sedangkan suhu min out 32.9 dan suhu min in 34.8. RH yang diperoleh berkisar antara
61% - 71%. Untuk tanaman yang lembab suhu tersebut sedikit lebih panas namun untuk
tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sushu dan kelembaban tersebut sudah cocok.
Namun jika dilihat dari struktur bangunannya rumah tanaman yang ada di lahan pertanian
masih ideal. Hal ini karena rumah tanaman tersebut hanya bisa untuk jenis tanaman
tertentu saja sedangkan rumah tanaman tersebut digunakan untuk penelitian sehingga akan
mengurangi efektifitas pengukuran dan pengembangbiakan tanaman yang ada pada rumah
tanaman tersebut.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dengan menggunakan higrometer dapat diketahui hasil pengukuran suhu maksimu,
suhu minumum, dan RH pada kandang dan rumah tanaman.
2. Kandang sapi dan kandang kambing sudah cukup ideal sedangkan kandang ayam
dan rumah tanaman masih kurang ideal.
B. Saran
1. Setidaknya ada satu higrometer untuk dua kelompok atau lebih baik satu kelompok
ada satu higrometer.
LAPORAN PRAKTIKUM
LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN
Oleh :
M. Ary Saputra (05111002010)
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013