i
LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PROGRAM P2M DANA DIPA
Pendampingan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa
Hemat Energi Bagi Kelompok WanitaTani di Desa Petak Kaja
I Nyoman Sukarta., S.Pd., M.Si. /NIP:197602062005011002
Dr. I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Stat.Sci/NIP: 196901161994031001
I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd / NIP: 198806172014041001
I Wayan Mudianta, S.Pd., M.Phil., PhD/198008302002121001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No.119/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN ANALIS KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
ii
P2M
Pelaksana
iii
RINGKASAN DAN SUMMARY
RINGKASAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) telah dilakukan dalam bentuk
pendampingan dan pelatihan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa di banjar Padpadan Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Pengabdian
dilakukan pada bulan mei sampai juli 2016. Pengabdian dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa terhadap masyarakat sasaran yaitu kelompok wanita tani di banjar padpadan petak kaja. Hasil
dari pengabdian ini adalah masyarakat sasaran menjadi mengerti dan bisa membuat nata de coco dan minyak kelapa dengan baik. Masyarakat sangat antusias dalam
mengikuti pelatihan ini. Kata-kata kunci: pelatihan, nata de coco dan minyak kelapa
SUMMARY
Community service activities has been carried out in the form of mentoring and training making nata de coco and coconut oil in Petak Kaja village, District of
Gianyar regency of Gianyar. Dedication conducted in May until July 2016. The dedication is in the form of training and mentoring making nata de coco and coconut
oil to target communities that women farmers in banjar padpadan Petak kaja village plot. The results of this dedication is to understand the target communities and can make nata de coco and coconut oil well. People are very enthusiastic about this
training. Key words: training, nata de coco, coconut oil
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Wiidhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat serta bimbingan-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan P2M ini yang berjudul
”PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE COCO
DAN MINYAK KELAPA RENDAH ENERGI BAGI KELOMPOK WANITA
TANI DI DESA PETAK KAJA GIANYAR” tepat pada waktunya.
Dalam perencanaan, pelaksanaan P2M, sampai dengan penulisan laporan ini,
penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha yang telah mendanai
dan memfasilitasi kegiatan ini.
2. Temen-teman dosen serta mahasiswa Jurusna Pendidikan Kimia dan Analis
Kimia FMIPA Undiksha yang telah membantu kegiatan ini.
3. Kepala Desa Petak Kaja yang sudah membantu kegiatan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempura. Oleh sebab itu sega
kritik dan saran yang bersifat positif dan mambangun dari pembaca sangat penulis
perlukan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi oleh semua pihak.
Singaraja, Oktober 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii RINGKASAN DAN SUMMRY ............................................................................ iii
PRAKATA ............................................................................................................iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Analisis Situasi ..................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ........................ 3 1.3. Tujuan Kegiatan ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5 2.1. Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya .............................. 5
2.2. Nata De Coco dan Teknik Produksinya ................................ 6 2.3. Khalayak Sasaran Strategis ................................................... 9
BAB III. METODE PELAKSANAAN .................................................... 11 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah ............................................ 11
3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ............................................ 12 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 14
4.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 14 4.2. Pembahasan ......................................................................... 18
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 20
5.1. Simpulan .............................................................................. 20
5.2. Saran ................................................................................... 20
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Desa Petak Kaja adalah sebuah desa di kecamatan Gianyar Kabupaten
Gianyar Provinsi Bali, merupakan daerah yang pertanian yang subur dengan mata
pencaharian utama pendudukanya adalah petani. Selain bertani sebagian besar
penduduk juga menghandalkan hidupnya dalam bidang kerajinan terutama kerajinan
ukir kayu dan pertukangan. Suburnya daerah pertanian di desa petak kaja khususnya
di banjar padpadan yang merupakan salah satu dusun di desa ini menyebabkan
banyak para petani menanam tanaman baik berupa pertanian basah seperti padi
maupun pertanian kering (di tegalan) dengan tanaman utama kelapa. Kelapa
merupakan salah satu komoditi pertanian yang dapat diandalkan oleh masyarakat
Desa Petak kaja, yaitu buah kelapa. Tanaman kelapa dapat tumbuh subur di daerah
ini karena cuaca yang sejuk dan daerah yang subur. Hampir semua keluarga di desa
ini mempunyai pohon kelapa, mengingat kelapa mempunyai banyak fungsi tidak saja
untuk dikonsumsi buahnya, tetapi juga semua bagian kelapa dibutuhkan oleh
masyarakat seperti daun kelapa yang muda (busung) untuk sarana upakara,
pohonnya untuk bangunan dan buahnya bulai dari yang muda (bungkak) sampai
yang tua diperlukan untuk upakara (yadnya). Hal itu lah yang menyebabkan
tanaman kelapa sangat banyak ada di daerah ini.
Selama ini, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Petak Kaja
hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga walaupun ada
beberapa kelompok masyarakat yang mengolah kelapa menjadi minyak kelapa dan
kopra. Pada proses pengolahan tersebut, air kelapa sering menjadi limbah yang
dibuang secara percuma. Hal ini selain berdampak pada pencemaran lingkungan,
juga berdampak pada merosotnya nilai jual buah kelapa. Untuk produksi minyak
kelapa, masyarakat masih menggunakan teknik tradisioanal yang memerlukan
banyak energi sehingga biaya produksi menjadi sangat besar.
Seiring dengan kemajuan teknologi, pembuatan minyak kelapa dapat dibuat
menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan kerja mikroorganisme (seperti ragi)
sehingga keperluan energi dapat ditekan. Selain itu, air kelapa yang umumnya
- 2 -
menjadi limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan nata de coco yang
bergizi dan bernilai jual tinggi. Teknologi pembuatan nata de coco cukup sederhana
sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Namun masyarakat awam pada
umumnya belum mengetahui teknologi tepat guna ini. Untuk itu diperlukan kegiatan
untuk membuka wawasan serta melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat
Desa Petak Kaja khususnya di Banjar padpadan dalam mengolah hasil pertanian,
khususnya buah kelapa.
Melalui teknologi tepat guna, buah kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat
Desa Petak Kaja akan memiliki nilai komersial yang tinggi, sehingga minat dan
semangat masyarakat akan kembali tumbuh untuk menggeluti usaha produksi
minyak kelapa serta membuat produk baru dengan memanfaatkan air kelapa sebagai
bahan bakunya. Kegiatan ini diharapkan dapat memicu tumbuhnya unit-unit industri
rumah tangga di Desa Petak Kaja secara berkelanjutan dengan memanfaatkan
potensi daerah yang dimiliki terutama yang berbahan baku dari kelapa.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan dilaksanakan bagi kelompok wanita
tani Banjar padpadan kawan yang berlokasi di banjar dinas Padpadan Desa Patak
Kaja, kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar provinsi Bali. Sampai saat ini
kelompok tani ini memiliki anggota sejumlah 25 orang. Seperti halnya masyarakat
Desa Petak Kaja secara umum, hasil pertanian kelompok ini juga sangat kurang
memadai. Selain mengandalkan dari hasil kerajinan, masyarakat desa juga masing
mengandalkan pertanian seperti buruh tani dan peternakan. Sebagian besar
masyarakat Desa Petak Kaja menghadalkan hidupnya dalam bidang pertanian seperti
bertanam padi, singkong, cabai, dan pertanian dalam arti luas.
Tanaman kelapa di daerah kelompok tani Kembang Sari tergolong cukup
banyak dan subur. Kebun kelapa di daerah ini tergolong cukup luas karena hampir
semua lahan di desa ini terdapat tanaman pohon kelapa. Selain itu, buah kelapa yang
telah digunakan utuk upakara yadnya (nyuh lungsuran daksina ) juga banyak karena
hamper tiap hari di desa ini ada upakara yang menggunakan kelapa. Sehingga para
petani berusaha mengolah buah kelapa tersebut untuk dijadikan minyak kelapa.
Sebagian besar petani dari kelompok wanita tani Kembang Sari pada
mulanya memproduksi sendiri minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak
goreng rumah tangga mereka disamping untuk dipasarkan. Produksi minyak kelapa
dilakukan secara tradisional dimana memerlukan waktu dan energi yang sangat besar
- 3 -
untuk memanaskan santan kelapa sampai dihasilkan minyak. Seiring munculnya
produk minyak goreng kemasan yang relatif lebih murah, banyak petani kemudian
berhenti memproduksi minyak kelapa. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang
tinggi akibat teknik produksi yang kurang efisien, sehingga tidak bisa bersaing
dengan minyak goreng kemasan.
Menurut keterangan Ni Wayan Sriasih ketua kelompok Tani Kembang Sari,
saat ini buah kelapa yang dihasilkan di daerah ini sebagaian besar dijual langsung ke
pengepul-pengepul yang ada di daerah Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar dan
Kelungkung dengan harga relatif rendah. Satu butir kelapa saat ini Cuma dihargai
senilai Rp. 2.000,- dan kalau dijual dalam jumlah banyak sering dibayar dengan
harga lebih rendah. Salah seorang warga menyatakan harga minyak kelapa di daerah
Desa Petak Kaja relatif mahal, dijual dengan harga Rp. 20.000,- per liter. Namun,
biaya produksi yang mahal akibat teknik produksi yang kurang efisien menyebabkan
warga enggan menggeluti usaha produksi minyak kelapa ini.
Sementara itu, sampai saat ini belum ada anggota kelompok wanita tani
Kembang Sari yang memanfaatkan air kelapa untuk kepentingan komersial. Padahal
air kelapa yang dibuang dari usaha pembuatan minyak kelapa sangat melimpah.
Sebagian air kelapa tersebut memang dimanfaatkan oleh sebagian petani sebagai air
minum sapi, dan bahan campuran untuk pakan babi, namun sebagian besar masih
dibuang secara percuma. Dapat dikatakan air kelapa hanya menjadi limbah yang
tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan potensi sebagai daerah penghasil buah
kelapa, sangat cocok dikembangkan usaha pengolahan kelapa menjadi produk-
produk bernilai jual tinggi dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan tepat
guna, salah satunya adalah nata de coco dan minyak kelapa.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Rendahnya minat kelompok wanita tani “Kembang Sari” menggeluti usaha
produksi minyak kelapa berakar dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan
mereka tentang teknologi pengolahan kelapa menjadi berbagai produk komersial
bernilai jual tinggi. Dengan teknik produksi tradisional yang diwariskan secara turun
temurun, biaya yang diperlukan untuk produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual
minyak kelapa tidak mampu berkompetisi dengan minyak goreng kemasan. Di
samping itu, masyarakat juga belum mengetahui bahwa air kelapa yang pada
- 4 -
umumnya menjadi limbah ternyata dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan
berkualitas dan bernilai jual tinggi, sebagai contoh menjadi produk makanan nata de
coco. Padahal, hasil panen kelapa di daerah ini cukup melimpah karena tanaman
kelapa pada umumnya cukup subur tumbuh di daerah ini.
Berdasarkan analisis situasi dan potensi yang dimiliki oleh kelompok tani
“Kembang Sari” di Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar, maka permasalahan pokok yang akan dicarikan solusinya
melalui kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini adalah kurangnya pengetahuan dan
keterampilan masyarakat setempat mengenai teknologi pengolahan buah kelapa
menjadi produk berkualitas dan bernilai komersial tinggi. Dengan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai maka potensi yang dimiliki akan dapat digali dan
dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat
1.3. Tujuan Kegiatan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut.
1.3.1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kelompok tani “Kembang Sari” di
Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar,
tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pembuatan produk
makanan nata de coco dari limbah air kelapa
1.3.2. Melatih kemampuan dan keterampilan kelompok tani “Kembang Sari” di
Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar,
dalam produksi minyak kelapa hemat energi dan produk makanan nata de coco
dari limbah air kelapa
- 5 -
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pelatihan pembuatan nata de coco dan pembuatan minyak hemat energi secara
enzimatis telah dilakukan di beberapa daerah di Buleleng, antara lain di Desa Bulian
Kecamatan Gianyartambahan dan di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.
Kegiatan tersebut telah berhasil memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan
kepada masyarakat tentang teknik pembuatan minyak hemat energi dan pembuatan
nata de coco menggunakan bahan baku air kelapa (Parwata, dkk., 2008 dan
Oviantari, dkk., 2007). Pelatihan sejenis akan diberikan pada Kelompok Wanita Tani
di Banjar Padpadan Desa Petak Kaja mengingat potensi daerah sebagai penghasil
buah kelapa. Teknik produksi minyak kelapa hemat energi dan pembuatan nata de
coco dari lair kelapa dijelaskan pada sub di bawah ini.
2.1 Minyak Kelapa dan Teknik Produksinya
Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak
kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak
kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa
yang telah dikeringkan (kopra). Untuk industri kecil yang terbatas kemampuan
permodalannya, disarankan mengekstrak minyak dari daging buah kelapa segar.
Cara ini mudah dilakukan dan tidak banyak memerlukan biaya. Kelemahannya
adalah lebih rendahnya rendemen yang diperoleh (Anonim, 2001).
Teknik produksi minyak kelapa yang akan dilatihkan pada program
Pengabdian Pada Masyarakat bagi kelompok tani “Kembang Sari” adalah teknik
produksi minyak kelapa hemat energi dengan memanfaatkan kerja enzim yang
dihasilkan oleh ragi tapai. Melalui teknik ini, waktu dan biaya yang diperlukan untuk
produksi dapat ditekan, serta proses produksinya sangat mudah. Cara pembuatan
minyak kelapa dengan teknik enzimatis menggunakan ragi tapai adalah sebagai
berikut (Anonim, 2001):
1. Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga
mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2)
- 6 -
kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi sampai 5 kali. Santan yang diperoleh
dari tiap kali pengepresan dicampur menjadi satu.
2. Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam. Setelah terjadi
pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim
mengalir keluar dan menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan
ditampung pada wadah terpisah dari skim.
3. Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%).
Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama 20-24 jam sehingga terjadi proses
fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai.
4. Krim yang telah mengalami fermentasi dipanaskan sampai airnya menguap dan
proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini disebut blondo. Pemanasan ini
biasanya berlangsung selama 15 menit.
5. Blondo yang mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga
mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya,
kemudian dipanaskan lagi selama 5 menit.
6. Minyak yang diperoleh disaring dengan kain kasa berlapis 4. Kemudian minyak
diberi BHT (200 mg per kg minyak).
7. Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol plastik.
2.2 Nata de Coco dan Teknik Produksinya
Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba
Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-
benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan
mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga
dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan,
berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan.
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam
pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter
xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang
telah mengalami fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah
membusuk. Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula,
organisme ini dapat mengubah 19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang
dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan
- 7 -
polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata
(Astawan, 2004).
Proses pembuatan nata de coco sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal
ini berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum
sebagai bakteri untuk proses fermentasi air kelapa. Pertumbunan Acetobacter
xylinum tersebut dipengaruhi oleh oksigen, pH, suhu, dan nutrisi. Faktor-faktor
inilah yang harus diperhatikan untuk memperoleh nata de coco yang berkualitas
baik. Di samping itu, dalam pembuatannya sangat memerlukan ketelitian dan
sterilitas alat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fery Ardiyanto dan Justina Dura
menyatakan bahwa penambahan asam cuka sangat berpengaruh pada kadar selulosa
nata de coco. Penambahan asam cuka sebanyak 15 mL akan mengubah pH air
kelapa yang semula 6 menjadi pH 4. Pada pH 4 ini fermentasi berlangsung optimum
sehingga nata de coco yang diperoleh kondisi fisik dan kualitas nata de coco lebih
baik yaitu nata de coco terbentuk semua dan rasanya lebih enak (Republika, 2005).
Nata de coco (NDC) adalah selulosa yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk
selulosa, diantaranya adalah oleh bakteri Acetobacter xyllinum. Bakteri ini
menggunakan air kelapa sebagai medium untuk menghasilkan selulosa. Masalah
yang sering dihadapi oleh para pengerajin NDC adalah bibit (inokulum), di samping
tidak murni juga sulit didapat. Inokulum yang tidak murni akan menghasilkan
kualitas selulosa yang tidak baik bahkan gagal membentuk selulosa. Inokulum yang
ada di pasaran tidak terjamin murni mengandung bakteri pembentuk selulosa.
Penelitian yang telah dilakukan selama ini adalah mendapatkan bakteri lokal yang
potensial sebagai pembentuk selulosa. Inokulum cair dan inokulum pasta dari bakteri
Acetobacter lokal sudah berhasil dibuat dan siap untuk proses selanjutnya
(Melliawati, 2006).
Nata de coco diproduksi dari bahan baku utama air kelapa melalui tahapan
sebagai berikut (Diagram alir proses pembuatan nata de coco dapat dilihat pada
Gambar 1) :
1. Persiapan media starter
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting
dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter
xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi
- 8 -
(diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata
sebanyak 170 ml.
2. Penyaringan dan pendidihan
Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan
penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula
pasir ( 100 g/l air kelapa ), dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan.
4. Inokulasi (Pencampuran dengan starter)
Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam
cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (pH) 3-4. Kemudian
diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml.
5. Fermentasi (Pemeraman)
Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi (baskom berukuran
34 x 25 x 5 cm). Wadah ditutup dengan kain saring dan diletakkan ditempat yang
bersih dan aman. Dilakukan pemeraman selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai
ketebalan kurang lebih 1.5 cm.
6. Pemanenan
Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata, lapisan nata
diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih
supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan
sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya. Buang selaput yang menempel
pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk Gianyars dan dicuci.
Tuang dan rendam potongan nata de coco dalam ember _lastic selama 2 – 3 hari dan
setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu direbus selama 10 menit. Tujuan
perendaman dan perebusan untuk menghilangkan rasa asam.
7. Pembuatan sirup nata
Pembuatan sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata potongan
diperlukan 2 kg gula dan 4,5 liter air. Gula dituangkan ke dalam air, panaskan
sampai larut, lalu disaring. Selanjutnya nata dicampur dalam larutan sirup gula, bila
perlu tambahkan essence kemudian biarkan satu malam agar terjadi penyerapan gula
ke dalam potongan-potongan nata, lalu didihkan selama 15 menit.
8. Pengemasan
Selanjutnya nata dikemas dalam kantong _lastic atau botol selai dengan
perbandingan antara padatandan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus
- 9 -
dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup
terletak pada bagian bawah, selanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan
(BPTP Lampung, 2006).
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Nata De Coco
2.3 Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah masyarakat
kelompok tani “Kembang Sari” yang berlokasi di Banjar Padpadan, Desa Petak kaja,
Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Masyarakat tersebut sebagian besar
bermarmatapencaharian pada pertanian dan sebagai buruh, kerajinan dan
menggantungkan hidup mereka dari hasil perkebunan yang sangat minim. Selain
Air Kelapa
Penyaringan
Pendidihan Gula Pasir
Pendinginan
Pencampuran Asam cuka dan cairan bibit (starter)
Masukkan dalam wadah (tutup kain saring)
Pemeraman (8-14 Hari)
Nata lembaran
Pemanenan (Iris bentuk Gianyars)
Pencucian dan perendaman biarkan dalam air (2-3 hari)
Pendidihan (10-20 menit)
Pembuatan sirup nata
dengan perbandingan 3 kg nata potongan: 2 kg
gula:4,5 liter air
Pendidihan (15 menit)
biarkan 1 malam
Pengemasan kantong plastik/botol selei)
Nata siap dikonsumsi
- 10 -
bertani, masyarakat setempat juga beternak, dan sebagian kecil mengembangkan
usaha dagang. Peserta yang akan dilibatkan dalam kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini adalah dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang
tergabung dengan kelompok tani Kembang Sari Banjar Padpadan, Desa Petak kaja,
Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
usaha produksi minyak kelapa dan makanan nata de coco identik dengan kegiatan
yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita, sehingga diharapkan khalayak secara
cepat dapat mengadopsi pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada
mereka, serta dapat menyebarluaskannya kepada masyarakat lainnya.
- 11 -
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
Masalah pokok yang akan dipecahkan dalam pengabdian masyarakat ini
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kelompok tani
“Kembang Sari” tentang pengolahan air kelapa menjadi produk nata de coco dan
pembuatan minyak kelapa dengan teknik efisien dan menguntungkan. Permasalahan
tersebut akan dicarikan solusi pemecahannya melalui berbagai alternatif kegiatan
seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah.
Tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah
No Permasalahan Akar masalah Alternatif Pemecahan
Masalah
1 Masyarakat kelompok tani “Kembang Sari”
belum mengetahui / memahami teknik pembuatan minyak
kelapa yang hemat energi serta
pengolahan limbah air kelapa menjadi produk nata de coco
Kurangnya informasi tentang
teknologi pembuatan minyak kelapa
hemat energi dan pemanfaatan air
kelapa menjadi produk nata de coco
1. Sosialisasi dan Ceramah. 2. Dialog interaktif dengan
masyarakat setempat
3 Masyarakat kelompok
tani “Kembang Sari” belum mampu dan
terampil dalam membuat minyak kelapa dengan teknik
yan efisien dan hemat energi, serta belum
mampu mengolah limbah air kelapa menjadi produk nata
de coco
Kurangnya
pelatihan bagi masyarakat
tentang teknik pembuatan minyak kelapa
hemat energi dan teknik membuat
nata de coco dari air kelapa
1. Ceramah dan diskusi
didukung peralatan audiovisual.
2. Penyebaran brosur tentang teknik produksi nata de coco dan pembuatan
minyak hemat energi 3. Demonstrasi teknik
pembuatan nata de coco 4. Demonstrasi teknik
pembuatan minyak kelapa
secara enzimatis dengan bantuan ragi tapai
- 12 -
3.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
adalah ceramah, diskusi, demonstrasi dan pelatihan (pendampingan). Gabungan
metode-metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pemahaman
dan keterampilan masyarakat tentang pengolahan buah kelapa menjadi produk
bernilai jual tinggi, dalam hal ini produksi nata de coco dari air kelapa dan produksi
minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Keterkaitan antara tujuan dan metode
yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Keterkaitan Tujuan dan Metode Kegiatan
No Tujuan Metode Bentuk Kegiatan
1 Meningkatkan wawasan dan
pengetahuan masyarakat kelompok tani “Kembang Sari” tentang pengolahan air
kelapa menjadi nata de coco serta pembuatan minyak
kelapa hemat energi secara enzimatis
Ceramah dan Diskusi
Sosialisasi dan dialog
interaktif tentang potensi
pengolahan buah kelapa menjadi produk komersial
Penyebaran Brosur
tentang teknik pengolahan air kelapa menjadi nata de
coco dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara
enzimatis
2 Melatih kemampuan dan keterampilan masyarakat
kelompok tani “Kembang Sari” dalam mengolah air
kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa dengan teknik enzimatis
Ceramah, Diskusi dan
Demonstrasi
Sosialisasi hasil penelitian (hasil percobaan),
Demonstrasi teknik membuat nata de coco dari
bahan baku air kelapa dan pembuatan minyak kelapa hemat energi secara
enzimatis, Pelatihan pembuatan nata
de coco dan minyak kelapa hemat energi
Diskusi tentang teknik
pemasaran produk yang akan dihasilkan.
Pembimbingan/
Pendampingan secara berkelanjutan
- 13 -
1) Rancangan Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan terhadap proses
dan produk kegiatan. Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut :
kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti
kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan.
Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan, kemudian dinyatakan dalam
bentuk persentase kehadiran peserta. Semangat/antusiasme peserta mengikuti
kegiatan diukur selama kegiatan berlangsung dengan skala likert, selanjutnya
dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan dipersentasekan. Berdasarkan frekuensi
(persentase) tersebut dilakukan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan tentang
semangat/antusiame peserta mengikuti kegiatan. Tanggapan/respon peserta terhadap
pelaksanaan kegiatan diukur di akhir kegiatan dengan angket tertutup menggunakan
skala Likert (SS = sangat setuju, S = setuju, TT = tidak tentu, TS = tidak setuju, STS
= sangat tidak setuju). Evaluasi produk dilakukan terhadap
kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan
membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Evaluasi produk diukur
dengan skala Likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi
(dipersentasekan), dan hasilnya diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan.
Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang
dilakukan sebagai berikut.
1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan lebih dari 85 %
2. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan baik
3. Kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan
membuat minyak kelapa secara enzimatis baik
4. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan positif
- 14 -
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Kegiatan
Pada kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di desa petak
kaja yang menyasar kelompok wanita tani banjar Padpadan Desa Petak Kaja
kabupaten Gianyar telah ditempuh dengan beberapa cara untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat (kelopok wanita Tani)
dalam membuat nata de coco dan pembutan minyak kelapa hemat energi. Materi
ceramah dan diskusi tentang manfaat dan cara pembuatan (prosedur kerja)
pembuatan Nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi disampaikan oleh I
Nyoman Sukata, S.Pd., M.Si., I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. dan Putu
Rahmadewa Eka Karma.
Pada sesi ceramah dan diskusi ini pemakalah lebih banyak menjelaskan
tentang penggunaaan seluruh bagian pohon kelapa untuk menunjang kehidupan
manusia, kemudian dilanjutkan dengan bagian buah kelapa tentang manfaat dari
daging dan air kelapa yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat, dan bahkan air kelapa masih banyak dibuang begitu saja. Padahal
manfaat dari daging buah kelapa dan air buah kelapa masih banyak bisa di
manfaatkan seperti misalnya airnya bisa dimanfaatkan sebagai produk nata de coco
yang bernilai jual tinggi. Selama ini masyarakat (kelompok wanita tani ) di Banjar
Padpadan desa Petak Kaja belum banyak yang tahu bahwa air buah kelapa masih
bisa dimanfaatkan sebagai produk minuman yang bermanfaat bagi tubuh dan bernilai
jual tinggi. Hal ini terlihat dari penjelasan beberapa anggota masyarakat yang
manyatakan bahwa mereka belum tahu tentang pengolahan air buah kelapa.
Sementara untuk daging buah kelapa sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk
minyak kelapa seperti minyak tandusan. Namun demikian, masyarakat belum bisa
membuat minyak kelapa dengan menggunakan energi yang hemat, karena salama ini
masyarakat masih menggunakan cara tradisional. Pada acara tersebut penceramah
- 15 -
menjelaskan beberapa cara yang bisa digunakan dalam membuat minyak kelapa
seperti cara pancingan dan fermentasi.
Setelah sesi ceramah dan diskusi dilanjutkan dengan praktek pembuatan nata
de coco dan membuat minyak dengan teknik pancingan dan fermentasi. Pada sesi
ini dipandu oleh I Nyoman Sukarta, S.Pd., dan di bantu oleh Putu Rahmadewa Eka
Karma dan I Wayan Mudiantha, S.Pd., M.Phil., PhD. pembuatan santan dilakukan
oleh peserta, menggunakan 10 butir buah kelapa. Santan yang dihasilkan selanjutnya
dibagi dua dan ditaruh dalam wadah transfaran. Setelah didiamkan selama 1 jam,
kedua santan tersebut memisah menjadi dua (lapisan atas berupa krim mengandung
minyak dan blondo, serta skim di lapisan bawahnya yang kaya akan air). Lapisan
skim dipisahkan dengan jalan mengalirkan keluar menggunakan plastik.
Salah satu krim santan diberikan perlakuan pembuatan VCO dengan teknik
fermentasi. Caranya, ke dalam krim santan tersebut ditambahkan ekstrak nenas
sedikit demi sedikit sambil diaduk, kemudian didiamkan selama 20 jam. Krim santan
yang lainnya ditambahkan minyak kelapa juga sedikit demi sedikit sambil diaduk,
selanjutnya dibiarkan selama 8 jam. Pengamatan dan perlakuan diserahkan kepada
peserta. Setelah didiamkan selama kurun waktu yang telah ditentukan tersebut,
terbentuk tiga lapisan; dari atas ke bawah secara berturut-turut adalah lapisan
minyak, lapisan protein (blondo) dan lapisan air. Lapisan air dipisahkan dengan
bantuan selang, sedangkan lapisan minyaknya dengan disendok secara berhati-hati.
Pembuatan nata de coco lebih banyak dipandu oleh I Nyoman Sukarta,
S.Pd.,M.Si dan didemonstrasikan oleh Putu Rahmadewa Eka Karma. Pembuatan
nata de coco dimulai dengan penyaringan air kelapa menggunakan kain kasa,
selanjutnya dipanaskan sampai mendidih, dan ditambahkan gula pasir (100 g/L air
kelapa). Setelah didinginkan ditambahkan asam cuka dan stater, kemudian
difermentasi selam 20 hari dalam tempayan yang tertutup rapat dan ditempatkan
pada tempat yang aman dan bersih.setelah tiga minggu terbentuk lapisan nata, dan
cairan yang ada dibawahnya dapat digunakan sebagai bibit (stater). Lapisan nata
yang terbentuk dicuci dan dipotong berbentuk kubus. Setelah dicuci kembali,
direndam dalam air selama 3 hari. Air rendamannya dapat diganti setiap hari.
- 16 -
Terakhir setelah direbus kemabali dalam larutan gula didapatkan nata de coco yang
siap dikonsumsi dan dipasarkan.
Sementara itu, kinerja peserta pelatihan diamati selama proses pelatihan
menggunakan lembar Observasi (Rubrik Kinerja). Data kinerja peserta pelatihan
disajikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 3.1. Kinerja Peserta Pelatihan
No Indikator Kinerja Jumlah Peserta dengan skor (N=28)
1 2 3 4 5 Jumlah rerata
1 Kehadiran peserta selama pelatihan
(dari awal sampai akhir kegitan)
0 0 0 0 25 125 5,00
2 Ketekunan peserta dalam
mengikuti kegitan pelatihan
0 0 0 4 24 124 4,96
3 Keterampilan peserta dalam
membuat nata de coco dan minyak
kelapa
0 0 8 7 10 102 4,08
4 Kerjasama peserta pelatihan dalam
kelompoknya dalam membuat nata
de coco dan minyak kelapa
0 0 0 4 21 121 4,84
Rerata 472 4,72
Dari tabel 4.1. di atas terlihat bahwa kinerja peserta pelatihan memiliki rerata
skor kinerja sebesar 4,72 (menurut skala Likert), sehingga tergolong sangat baik.
Skor tertinggi (5,00) berkaitan dengan kehadiran peserta pelatihan, karena apa yang
disampaikan dalam pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi mereka, sehingga bisa
bertahan sampai akhir kegiatan. Semnetara itu, skor terendah sebesar (4,08) pada
keterampilan peserta dalam membuat nata de coco dan Minyak Kelapa Hemat
Energi. Hal ini terjadi karena mereka (pesarta) baru pertama kali belajar membuat,
sehingga pemahaman mereka masih kurang dan ada kecendrungan takut salah.
Disisi lain, tanggapan atau kesan dari peserta terhadap kegitan pengabdian
pada masyarakat ini berkaitan dengan kesiapan panitia pelaksana dalam menglola
- 17 -
kegiatan mulai dari ceramah sampai simulasi pembuatan nata de coco dan minyak
kelapa hemat energi yang meliputi penyajian materi, keterampilan pelatih, dan
efektivitas kegiatan. Secara lebih lengkap data kesan peserta terhadap kegiatan
pelatihan yang dijaring lewat pemberian angket disajikan pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Kesan Peserta Terhadap Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat
No Indikator Kinerja Tanggapan (N=25)
1 2 3 4 5 Jumlah rerata
1 Kesiapan panitia pelaksana P2M 0 0 0 0 25 125 5,00
2 Penyajian materi oleh penceramah 0 0 0 0 25 125 5,00
3 Keterampilan pelatih 0 0 0 0 25 125 5,00
4 Efektivitas kegiatan 0 0 1 4 20 121 4,84
Rerata 496 4,96
Dari Tabel 4.2. di atas terlihat bahwa kesan peserta terhadap seluruh kegiatan
Pengabdian pada masyarakat ini tergolong sangat baik dengan skor rata-rata
penilaian sebesar 4,96. Berdasarkan tabel 4.2 di atas juga terliahat bahwa, skor
tertinggi terhadap tanggapan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diperoleh
pada kesiapan panitia pelaksana P2M, penyajian materi oleh narasumber dan
keterampilan pelatih dengan skor rata-rata 5,00. Sementara itu, kesan terhadap
efektivitas kegiatan mendapatkan penilaian terendah dengan skor rata-rata 4,84. Hal
ini terjadi karena kegiatan ini tidak langsung dapat menghasilkan produk, tetapi
harus menunggu beberapa hari seperti nata de coco harus menggu sampai 20 hari.
Meskipun demikian, secara umum pendapat masyarakat sasaran tergolong sangat
baik. Di samping memberikan kesan seperti tersebut di atas, peserta pelatihan juga
menaruh harapan besar kepada LPM Undiksha agar tetap melaksanakan kegiatan-
kegiatan pengabdian untuk membuka peluang usaha demi kesejahteraan masyarakat
khususnya di desa petak kaja. Bahkan kepala desa petak kaja I Nyoman Payu secara
langsung meminta kepada panitia pelaksana kalau memungkinkan kegiatan
pengabdian masyarakat yang sejenis bisa dilaksanakan di desa petak kaja di banjar-
banjar yang dimiliki oleh desa petak kaja.
- 18 -
3.2. Pembahasan
Pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun ini adalah di Desa Petak
Kaja tepatnya di Bnajar Padpadan Kecamatan Gianyar kabupaten Gianyar. Yang
menjadi masyarakat sasaran adalah kelompok wanita tani yang ada di banjar
Padpadan desa petak Kaja yang mana masyarakat tersebut sebelumnya sudah
memiliki baik pengetahuan maupun keterampilan dalam membuat minyak kelapa
secara basah tradisional dengan teknik pemanasan, atau dalam istilah Bali dikenal
dengan cara nandusin. Minyak kelapa yang dihasilkan sudah banyak sekali
dimanfaatkan. Selain untuk keperluan sendiri, minyak kelapa yang dihasilkan juga
sudah dipasarkan di wilayah desa Desa Petak Kaja khususnya di Banjar Padpadan
bahkan sampai kebebrapa desa di sekitar kecamatan Gianyar. Namun demikian,
masyarakat peserta pelatihan (masyarakat sasaran) belum mengetahui teknik
pembuatan minyak kelapa yang lainnya, yang mana teknik ini lebih hemat energi
yaitu teknik pancingan dan fermentasi. Selain itu masyarakat sasaran juga belum
bisa memanfaatkan air kelapa yang dihasilakannya, dan hanya membuangnya
sebagai limbah rumah tangga.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sasaran dalam
kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah dilaksanakan dua bentuk kegiatan.
Pertama, ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
cara membuat minyak kelapa hemat energi dan cara pembuatan nata de coco.
Kedua, pelatiahan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sasaran dalam
membuat minyak kelapa hemat energi dengan teknik fermentasi dan teknik
pancingan, serta memanfaatkan air limbah kelapa untuk membuat nata de coco.
Berdasarkan hasil pengamatan panitia pelaksana terhadap kinerja peserta
selama pelatihan tergolong tinggi dengan rerata skor 4,72 (menurut skala Likert).
Nilai tersebut melebihi kriteria keberhasilan minimal sebesar 3,40. Dengan
demikian, secara umum sasaran kinerja peserta dalam mengikuti pelatiham ini dapat
dicapai dengan sangat baik. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut disebabkan
mereka sangat berkepentingan dengan kegiatan yang dilakukan, terutama berkaitan
dengan peluang untuk menjadi produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para
- 19 -
peserta pelatihan selama pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan
nilai skor rata-rata sebesar 4,96.
Dari segi diskusi selama pelatihan dilaksanakan berlangsung sangat baik dan
kondusif. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta
pelatihan pelatihan seperti pertanyaan yang diajukan oleh ibu Komang wiri yang
menanyakan bagaimana resep pembuatan nata de coco dilaksanakan tanpa di isi cuka
asli apakah boleh? Ertanyaan tersebut dijawab oleh narasumber dengan mengatakan
bahwa cuka yang digunakan harus cuka asli untuk menghasilkan nata. Selain itu, ibu
made Kerni menanyakan dimana tempat membeli bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan nata de coco. Selain kedua penanya tersebut juga masih banyak
para peserta pelatihan yang bertanya seputar teknis pembuatan nata de coco. Dari
diskusi yang telah dilaksanakan terlihat bahwa masyarakat sasaran lebih tertarik
dengan pembuatan nata de coco karena merupakan hal baru bagi mereka dan
berpeluang untuk dijadikan bisnis sekala rumah tangga.
- 20 -
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan dan hasil pembahasan di depan, maka dapat
dirumusakan simpulan sebagai berikut.
1) Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran dalam
membuat minyak kelapa hemat energi dan nata de coco dalam kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama
melalui ceramah dan diskusi untuk meningkatkan pemahaman peserta
pelatihan tentang cara pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat
energi. Kedua, memberikan simulasi dan pelatihanuntuk meningkatkan
keterampilan masyarakat (peserta) dalam membuat nata de coco dan minyak
kelapa hemat energi.
2) Kinerja peserta pelatihan selama pelatihan tergolong sangat tinggi dengan
rata-rata skor sebesar 4,72 (menurut skala Likert), melewati kriteria
keberhasilan minimal 3,40. Ketercapaian kriteria keberhasilan tersebut
disebabkan karena masyarakat sasaran sangat berkepentingan dengan
kegiatan yang dilakukan terutama berkaitan dengan peluang untuk menjadi
produsen nata de coco. Sejalan dengan kinerja para peserta pelatihan selama
pelatihan, kesan mereka juga tergolong sangat baik dengan nilai skor rata-
rata sebesar 4,96.
1.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan temuan empiris selam kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini berlangsung dapat diajukan saran sebagai berikut.
1. Kegiatan serupa sebaiknya dilakukan secara kontinu untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat sasaran
dalam berwirausaha terutama dalam bidang nata de coco.
- 21 -
2. Jika memungkinkan dana untuk pelaksanaan p2m dipa ditingkatkan
sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan menjadi lebih baik.
- 22 -
Daftar Pustaka
Anonim, 2001. Minyak Kelapa. Tersedia pada http://www.ristek.go.id
Astawan Made. 2004. Nata de coco yang Kaya Serat.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0402/25/213558.htm
BPTP Lampung. 2006. Teknik Pembuatan Nata de Coco. Available from: http://primatani.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=80&Itemid=56
Melliawati. R. 2006. Nata de Coco. Available from:
http://www.biotek.lipi.go.id/biotek/index.php?option=content&task=view&id=69&catid=58&Itemid=48
Parwata, I Putu, dkk. 2008. Peningkatan Nilai Jual Buah Kelapa di Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan melalui Produksi Nata de Coco dan Minyak Secara
Enzimatis. Laporan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Pendidikan Ganesha
Oviantari, dkk., 2007. Peningkatan Nilai Jual Air Kelapa Melalui Produksi nata de coco di Desa Gerokgak. Laporan Pengabdian pada Masyarakat. Universitas
Pendidikan Ganesha Republika on line. 2005. Penelitian Siswa SMA Piri I Yogyakarta. Available
from:http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=181395&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=192
- 23 -
Lampiran
Foto-Foto Kegiatan
- 24 -
- 25 -
- 26 -