BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oosit sebagai suatu sel mempunyai membran plasma, ooplasma, dan inti. Oosit melakukan sintesis
berbagai senyawa dan disimpan di dalam ooplasmanya, sehingga terbentuk suatu pola organisasi di dalam
sel telur, disebut polaritas telur, dalam hal polaritas telur dikenal kutub anima dan kutub vegetal (kutub
vegetatif). Inti sel telur lebih dekat ke kutub anima (wilayah atas), sementara yolk sebagai bahan
cadangan nutrisi untuk perkembangan embrio ditimbun di kutub vegetal (wilayah bawah). Ada telur yang
yolknya menyebar merata, maka ada ciri yang khas yaitu ketika oosit menyelesaikan meiosis, inti terletak
di kutub anima dan badan polar secara terpisah dilepaskan dekat wilayah kutub anima. Telur telolesital,
jumlah yolk agak banyak (lebih banyak daripada isolesital) dan penyebarannya tidak merata, yolk
terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di wilayah kutub anima mengandung lebih banyak
ooplasma.
Pada reproduksi seksual, individu-individu berasal dari penyatuan dua perangkat informasi genetic
(DNA). Biasanya setiap perangkat ini tersimpan di dalam suatu sel khusus yaitu gamet. Agar dapat
menggabungkan informasi genetiknya, kedua gamet tersebut pertama-tama harus melebur, prosesnya
disebut dengan fertilisasi.
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi
pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain:
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2. Blastomer
3. Blastula
4. Gastrula
5. Neurula
6. Embrio / Janin
Proses embryogenesis pada setiap organisme berbeda- beda, tergantung tingkatan individunya.
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan telur katak dan telur ayam, untuk melihat tahapan
perkembangan embrio pada kedua kelas vertebrata tersebut. Selama ini kita sudah banyak mempelajari
teori tentang tahap perkembangan embrio secara teori. Oleh karena itu, pengamatan ini dilakukan untuk
1
mengamati secara langsung tahapan perkembangan embrionya dengan merujuk pada pengamatan-
pengamatan lain yang telah dilakukan sebelumnya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Praktikum mengenai embrio ayam dan katak dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
Untuk memenuhi tugas UAS dalam mata kuliah peerkembangan hewan.
Untuk mengamati tahap- tahap perkembangan embrio ayam
Untuk mengamati tahap- tahap perkembangan embrio katak
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN
Oogenesis bervariasi sesuai dengan cara reproduksi suatu spesies hewan. Hewan yang melakukan
vertilisasi diluar tubuh, jumlah telur yang dilepaskan berkisar antara ratusan sampai ratusan ribu telur.
Sebaliknya, hewan yang melakukan fertilisasi internal produk telurnya lebih sedikit, umumnya hanya satu
sampai beberapa dan jarang sampai 15 telur dalam setiap masa bertelut. Variasi telur dalam hal ukuran
berkaitan dengan perkembangan calon individu baru, setelah telur difertilisasi, akan terjadi di dalam atau
diluar tubuh induknya.
Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama. Telur terdiri dari enam bagian
yaitu kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali
kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.
Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan.
Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi
dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan. Oksigen diperlukan embrio untuk
proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat
makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur
yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur
mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih
yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga
udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-
22 hari.
Oosit sebagai suatu sel mempunyai membran plasma, ooplasma dan inti, oosit melakukan sintesis
sebagai senyawa dan disimpan di dalam ooplasmanya, sehingga terbentuk suatu pola organisasi di dalam
sel telur, yang disebut polaritas telur. Dalam hal polaritas telut dikenal kutub amina dan kutub vegetal
(kutub vegetatif). Inti sel telur dekat kutub amina (wilayah atas), sedangkan yolk sebagai bahan cadangan
nutrisi untuk perkembangan emberio ditimbun di kutub vegetal (wilayah bawah). Ada telur yang yolknya
menyebar merata, maka ada ciri khas yaitu ketika oosit menyelesaikan meosis, inti terletak dikutub amina
dan badan polar secara terpisah dilepaskan dekat wilayah kutub anima. Untuk dapat menghasilkan bakal
anak, telur harus mendapatkan lingkungan yang nyaman (comfort zone) supaya embrio yang ada di
dalamnya dapat berkembang dengan baik dan menetas pada waktunya.
Dalam pengertian klasik, embriologi mencakup yaitu progenase, embriogenase, dan organogenase.
Cakupan diatas mengingatkan pengertian embriologi dalam artian yang sempit yang hanya mempelajari
perkembangan embrio pralahir dalam rahim induk. Namun emberio ini dalan arti yang dikatakan luas
3
meliputi perkembangan embrio pralahir dan perkembangan pasca lahir atau partus, karena perkembangan
mahluk adalah berkelanjutan. Progenase adalah periodenya dari perkembangan embrio atau sel kelamin
dahulu sampai kedua sel kelamin tersebut menyatu padu dan menjadi zigot proses progenase ini disebut
dengan progenesis. Blastogenase meliputi perkembangan zigot menjadi orulasi, blatulasi dan grastulasi
serta prosesnya masing-masing ini disebut seperti diatas. Perkembangan embrio dalam arti lebih luas
berupa bagaimana ovum dan sperma diproduksi.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase
utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca
embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan selama masa
embrio. Pertumbuhan dan perkembangan masa embrio melalui suatu tahap tertentu yang sistematik dan
teratur. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik diawali dengan pertemuan sel telur (ovum) dengan
sperma sehingga menghasilkan sebuah sel yang disebut zigot. Zigot selanjutnya mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan zigot, gastrulasi, dan
organogenesis.
a) Pembelahan zigot.
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel
menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dst. Pembelahan zigot menjadi sel-sel anak disebut
cleavage. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghsilkan sel-sel anak yang tetap
terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam
pertumbuhan selanjutnya morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan
morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Tahap morula Tahap blastulasi
b) Gastrulasi.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula, proses
pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga
4
lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan
bagian dalam (endoderm). Dalam perkembangan berikutnya lapisan embrionik akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh. Gastrula pada beberapa hewan
tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding
tubuh embrionya. Yaitu:
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Tahap gastrulasi
c) Induksi atau imbas embrionik.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ
tubuh pada makhluk hidup. Contohnya: Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya
mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
d) Organogenesis .
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-
paru, ginjal, hati, dsb. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih lanjut dari ketiga lapisan
embrionik yang terbentuk saat gastrulasi.
Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indra.
Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan
ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti ginjal.
5
Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan alat-alat pernapasan seperti
paru-paru.
Pada mamalia embrio memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois.
Selaput embrio melindungi embrio terhadap kekeringan , goncangan, membantu pernapasan, ekskresi
serta fungsi penting lainnya selama berada di rahim induknya. Embrio mendapat makan dari induknya
dengan perantaraan plasenta. Lama pertumbuhan dan perkembangan embrio berbeda pada setiap jenis
hewan.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pasca Embrionik.
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah
masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-
alat reproduksi (alat-alat kelamin). Pada manusia perkembangan kemampuan reproduksai ditandai dengan
penampakan sifat-sifat seks sekunder. Pada laki-laki sifat-sifat seks sekunder seperti suara yang
membesar, tumbuh cambang, kumis, dan otot-otot tampak kekar. Sedangkan pada perempuan misalnya
tumbuh payudara. Selain itu pada masa ini biasanya hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian
tubuh saja. Tetapi tidak semua bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan
kecepatan yang sama, tetapi membentuk ukuran tertentu yang proporsional. Pada hewan tertentu sebelum
tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pertumbuhan dan perkembangan
pasca embrionik yang melalui tahap larva dikenal dengan nama Metamorfosis. Contoh hewan yang
mengalami metamorfosis adalah: serangga dan katak.
B. Beberapa Contoh Tahapan Perkembangan Embrio
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan
perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel
dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Model yang sering dipakai dalam penjelasan mengenai embriogenesis terbagi menjadi beberapa
golongan seperti amfibi, aves, amphioxus, dan mamalia, karena masing-masing mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan yang sedikit berbeda pada fase embrio.
1. Embriogenesis Amphioxus
Pada saat fase blastula bentuknya bola, disebut juga blastula bundar. Berasal dari telur homolecithal
(mengalami pembelahan secara holoblastik teratur)dan mediolechital. Gastrulasi amphioxus diawali pada
daerah vegetatif embrio. Kutub vegetatif menjadi mendatar dan terdorong dan melipat ke arah dalam.
Proses ini dinamakan invaginasi. Lapisan yang terinvaginasi secara bertahap akan menghilangkan rongga
blastula dan bertemu dengan lapisan blastomer yang berada di kutub anima.
6
Mitosis berjalan terus diikuti dengan terjadinya pelentikan sel-sel dari luar ke dalam melalui tepi
blastoporus. Proses ini disebut involusi. Melalui invaginasi dan involusi, terbentuk ectoderm dan
endoderem. Ektoderem sekarang membungkus embrio secara keseluruhan melalui proses epiboli. 6-7 jam
sesudah pembuahan, terbentuk gastrula yang memiliki struktur berbentuk cangkir, terdiri atas lapisan sel
bagian luar yang disebut epiblas yang akan menjadi ektoderem, dan lapisan sel bagian dalam atau
hipoblas yang akan menjadi mesoderem dan endoderem. Rongga yang dibatasi oleh kedua pertemuan
lapisan ini disebut arkenteron atau gastrocoel. Lubang yang menghubungkan rongga ini dengan daerah
sebelah luarnya disebut blastoporus. Pada awal gastrulasi, blastoporus sangat besar, namun dengan
pemanjangan dan pendataran bagian dorsal gastrula, blastoporus menjadi semakin kecil hingga tampak
sebagai suatu lubang sempit yang terbuka atau pori saja.
Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis mulai melipat dan bergerak
melingkupi di dorso mediannya yang mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal blastophore. Pelingkupan
ectoderm sehingga menutupi bumbung neural didorsal, berlangsung terus dari posterior ke anterior.
Sehingga hanya ada satu neurophore terbentuk pada amphioxus, yakni yang anterior.
Embryogenesis aves
Blastula pada aves bentuknya cakram, disebut juga dengan blastula gepeng, berasal dari telur
homolechital yang mengalami pembelahan holoblastik tak teratur, dan telur megalechital membelah
secara meroblastik. Blastula berada diatas yolk atau jaringan penyalur makanan.Pada fase gastrula mula-
mula terjadi penebalan didaerah bakal median embrio di caudal. Penebalan itu disebut primitive streak
(lempeng sederhana).
Setelah primitive streak mencapai pemanjangan yang penuh pada umur inkubasi 18 jam, ujung
cephalic mulai beregresi dan terbentuk suatu struktur yang disebut head process atau lipatan kepala.
Bagian area pellusida yang berdekatan dengan primitive streak mulai menebal membentuk area
embrional. Mengiringi pembentukan dan pemanjangan primitive streak, area pellusida mengalami
perubahan bentuk dari bentuk cakram sirkuler menjadi bentuk konfigurasi bulat. Sumbu memanjang
bakal tubuh embrio diperankan oleh primitive streak.
Terbentuknya primitive streak dan Nodus Hansen’s maka periode utama gastrulasi dimulai. Lapisan-
lapisan lembaga dibentuk melalui migrasi sel-sel epiblas kea rah nodus Hensen’s dan primitive streak,
dan sel-sel beringresi untuk membentuk lapisan lembaga tengah dan bawah (mesoderem dan endoderem).
Sel-sel pertama yang melintasi primitive streak bagian anterior adalah bakal endoderem dan diikuti oleh
bakal mesoderem. Sel-sel bakal mesoderem menyebar diantara epiblas dan hipoblas membentuk lapisan
tengah yang kini disebut sebagai mesoderem. Sel-sel yang bermigarasi melalui nodus Hensen’s meluas ke
depan dan sel-sel tersebut terkondensasi membentuk notokorda, sedangkan sisa sel-sel epiblast yang tidak
berinvaginasi melalui daerah primitive akan tetap menjadi ektoderem.
7
Neurulasi aves, arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi
kuning telur. Sekitar bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke kuning telur melalui
batang kuning telur yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan tabung neuron,
perkembangan Notokord,dan somit terjadi serupa seperti pada katak.
Embryogenesis amphibia.
Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun
membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada
sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi
kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit.Sel embriogenik ini
akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang membentuk
bola padat.
Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan
membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini
disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.Gastrulasi dimulai dengan
terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator kurang lebih pada daerah kelabu. Pada daerah kelabu
memiliki konstitusi sel-sel yang berbeda dengan daerah lain. Pada daerah ini, tegangan permukaan sel
lebih rendah dan sel-sel lebih bersifat mobil. Salah satu factor yang menyebabkan sel-sel pada daerah
kelabu memiliki mobilitas yang tinggi adalah karena sel-sel mengalami perubahan bentuk menjadi sel-sel
botol yang lehernya terorientasi ke permukaan sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan sel
ke dalam. Pada daerah tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan
terjadinya invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel.
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem yang disusul dengan
berpindahnya kordamesoderem. Sejalan dengan itu terbentuk suatu rongga baru yang disebut rongga
arkenteron yang tumbuh semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi. Sementara itu rongga
blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit.Neurulasi pada Katak, notokord terbentuk dari
mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai
lempengan ektoderm dorsal, persis diatas notokord yang berkembang.Setelah notokord terbentuk,
lempeng neuron melipat ke arah dalam dan menggulung menjadi Tabung neuron (neural tube) yang akan
menjadi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Embryogenesis mamalia
Blastula mamalia mirip coelo blastula. Tetapi dimasukkan discoblastula karena jaringan embrio
terletak didaerah puncak seperti halnya dijumpai pada blastula gepeng ainnya.Pada tingkat blastula sudah
dapat dibedakan dua daerah utama yaitu daerah epiblast dan hipoblast.
8
Blastula mamalia, didaerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga disitu terjadi
penebalan. Ditempat penebalan itu terjadi perpindahan-perpindahan sederatan sel keblastocoel,menjadi
lapisan hipoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. Rongga dibawah hipoblast
menjadi rongga archenteron. Epiblas akan menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm.
Hipoblast menumbuhkan bakal endoderm.
Gastrulasi pada mamalia ditandai dengan terbentuknya rongga pada massa sel-sel dalam (inner cell
mass) yang makin lama makin besar dan dinamakan rongga amnion. Massa sel-sel dalam di bawah
rongga amnion membentuk suatu keping yang dinamakan keping embrio atau embrionic disc yang kelak
akan menghasilkan embrio. Keping embrio terdiri atas lapisan ektoderem yang berbatasan dengan rongga
amnion dan endoderem yang berbatasan dengan blastocoel. Blastocoel terletak kearah rongga uterus,
sedangkan keeping embrio dan rongga amnion tertanam kearah dinding uterus. Endoderem akan
berproliferasi membentuk sel-sel pipih yang mendindingi blastocoel. Blastocoel sekarang menjadi
gastrocoel atau arkenteron atau rongga kantung yolk. Endoderem yang mendindinginya akan menjadi
bagian dari kantung yolk. Pada mamalia, kantung yolk tidak mengandung yolk.
Pada keping embrio berlangsung proses gastrulasi yang serupa dengan gastrulasi yang berlangsung
pada gastrulasi ayam, sehingga terdapat stadium daerah primitive dan lapisan-lapisan lembaga ektoderem,
mesoderem, dan endoderem. Disamping daerah primitive dan bakal notokorda. Lapisan lembaga di dalam
keping embrio disebut lapisan lembaga intra embrio, sedangkan yang terdapat di luar keping embrio
dinamakan lapisan lembaga ekstra embrio.
C. SELAPUT LUAR EMBRIO DAN PLACENTA
Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung
kuning telur dan susu uterus, tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat menyuplai makanan
kepada embrio tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang lebih baik untuk kelangsungan
hidupnya. Selaput luar embrio terdiri dari :
1. Kantung kuning Telur (yolk sac).
Kantung kuning telur ini hanya sedikit pada hewan mamalia, meskipun begitu kuning telur ini
dintuk juga oleh embrio. Kantung kuning telur ini tumbuh di ventral midgut. Kantung telur ini merupakan
bagian dari usus primitive, tetapi tidak termasuk bagian dari tubuh yang berasal dari embrio yang
membentuk usus. Bahkan sewaktu embrio melipat, tangkai kuning telur berkembang memanjang dibawah
menuju kantung kuning telur.
Dan selama itulah kuning telur memberi nutrisi makanan kepada embrio.pertumbuhan dari kuning
telur ini terjadi katika seluruh tubuh embrio menjorok kedorsal, kepala ke anterior dan ekor ke
posterior ,terjadi pelipatan sphangling mesoderm bersam endoderm daerah midgut (Splangnopleura ).
9
Sehingga terjadi 2 daerah coelum : yaitu, coelum intra-embrional dan coelum extra embrional. Kuning
telur ini bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena fungsi kerjanya dalam pertumbuhan berikutnya
akan dilanjutkan oleh alantois.
2. Amnion.
Berasal dari sisi embrio dan terbentuk lipatan yang bersal dari selapis mesoderm dan ectoderm
kemudian tumbuh meninggalkan embrio.lapisan-lapisan inti bersatu di bagian atas dan membentuk
kantung yang berdinding 2 lapis dan menyelubungi embrio kira-kira usia 18 hari usia kebuntingan dan
disebut amnion atau disebut kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
Amnion tersebut sebagai bantalan pelindung terhadap goncangan dari luar dan tekanan dari luar
dan tekanan dari badan nduk yang ada di sekitarnya dan mencegahnya bertautan kulit embrio dengan
lapisan yang menyelubunginya. Pada saat partus berfungsi sebagai pembuka jalan untuk memperlebar
saluran servix.
Pertumbuhan amnion ada 2 macam yaitu :
a. Pelipatan somatopleura ke dorsal.
b. Cavitasi inner cell mass.
3. Allantois.
Berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23 hari embrio telah
mempunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois berkembang sehingga embrio
menjadi relative lebih pendek.dan akhirnya mengisi ruang antara amnion dan serosa. Kantung air seni
dapat berhubungan dengan allantois melalui urachus yang keluar dari simpul umbilicalis yang berfungsi
menampung air seni dari embrio. Allantois dan serosa bersama membentuk chorion yang terdiri dari 4
lapis yang menyelubungi embrio, amnion dan ruang allantois seluruhnya. Lapisan tersebut memeliki
banyak pembuluh darah.
4. Sacus vitelinus
Sacus vitelinus merupakan selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Sacus vitelinus
merupakan tempat munculnya pembuluh darah yang pertama.
5. Chorion.
Berasal dari proses pembentukan amnion. Ketika somatopleura melipat ke dorsal lalu bertemu di
kiri kanan terbentuklah kantung baru di luar amnion itu dan sekaligus diluar yolk sac.dindingnya terdiri
dari somathopleura. Berbeda dari amnion chorion memiliki somatic mesoderm berada di dalam dam
ektoepidermis di sebelah luar.
6. Plasenta
Plasenta berfungsi sebagai pertukaran oksigen, karbon dioksida dan zat makanan dari embrio ke
induk dan sebaliknya. Plasenta terbentuk dari pertautan antara chorion dan mukosa. Plasenta juga
10
merupakan bagian dari induk dan embrio. Tetapi tidak ada percampuran yang sempurna antara darah
induk dan embrio. Zat makanan masuk ke peredaran darah embrio melalui plasenta dengan cara difusa
yang kemudian masuk kedalam pembuluh darah allantois yang berhubungan dengan simpul umbilikalis
membentuk jalan pertukaran zat-zat makanan ke embrio. Pada plasenta hewan sapi termasuk bertipe
cotyledoner Karena villi terletak ratusan dalam bentuk cotyledon atau roset.
11
BAB III
EKSPERIMEN
A. ALAT DAN BAHAN1) Alat
Gelas arloji Cawan petri Kertas saring Disceting set Bejana/ bak parafin Lampu senter Mikroskop Kaca objek Gelas ukur
2) Bahan Telur ayam Telur katak Air bersih
B. CARA KERJA
Teropong telur (dilakukan pada telur ayam untuk menentukan bagian rongga udara dan daerah embrio, lalu diberi tanda bulatan dengan pulpen/ spidol), sedangkan pada telur katak, langsung dipisahkan dari rantainya dan langsung diamati.
Operasi telur (dilakukan pada telur ayam dengan langkah pertama membuka cangkang pada daerah rongga udara, lalu menggunting telur tersebut sepanjang daerah embrio, menyisihkan cangkang hasil guntingan, menggunting daerah sekitar embrio, mengangkat embrio dan meletakkannya pada larutan fisiologi agar sel- selnya tidak mati )
Pengamatan dengan loupe atau mikroskop (embrio ayam diamati dengan loupe, dengan pertama kali mengeringkan embrio dengan kertas saring, sedangkan telur katak diamati dengan mikroskop, usahakan agar telurnya tetap utuh agar sel- selnya tidak rusak)
Gambar hasil pengamatan.
C. HASIL PENGAMATAN
1) Gambar pengamatan telur katak.
2) Gambar pengamatan telur ayam.
12
Pada pengamatan ini diamati telur ayam yang telah dierami selama 6 hari dan tujuh belas hari.a. Embrio ayam pada hari keenam.
b. Embrio pada hari ketujuhbelas.
D. PEMBAHASAN1. Embiogenesis Pada Katak.
a. Sel telur dan fertilisasi.Pada musim penghujan, amfibi bertelur. Kebanyakan amfibi bertelur didalam air. Setiap telur
terletak dalam bulatan lendir. Katak betina bertelur banyak sekali, bisa beratus-ratus. Beberapa hari kemudian telur itu berubah menjadi kecebong.
Ini adalah telur katak
Telur katak merupakan sel yang besar, volumenya lebih dari 1,6 juta kali lebih besar dari sel katak yang normal. Selama perkembangan embrio, telur akan diubah menjadi kecebong yang berisi jutaan memiliki material yang sama. Bagian- bagian telur katak :
Kutub animal, merupakan kutub bagian atas yang berwarna gelap. Kutub vegetal merupakan kutub bagian bawah yang berwarna terang
13
Jalan masuknya sperma melalui tahapan berikut : Berlangsung pada akhir meiosis II Sitoplasma telur akan berputar sekitar 300 mengarah ke kutub. Hal ini dilihat dengan adanya grey crescent yang berwarna terang abu- abu berbentuk bulan
sabit. Grey crescent ini merupakan titik dimana sperma akan masuk. Pada gambar telur di atas terdapat huruf- huruf yang menunjukkan pola masa depan katak :
dorsal (D) dan perut (V) ; anterior nya (A) dan posterior (P); yang terdapat pada bagian samping kiri dan kanannya.
Pada katak , sel telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk banyak sel kecil yang akhirnya membentuk struktur blastomer, tanpa terjadi perubahan massa. Dengan kata lain, sel embrio katak tidak bertambah besar, hanya bertambah kompleks, berbeda dengan sel embrio manusia yang terus membesar.
b. Fase pembelahan (segmentasi)12 pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan
waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit.
Inti zigot mengalami serangkaian mitosis, dengan inti sel anak yang dihasilkan menjadi dipartisi off, oleh sitokinesis , dan terbagi menjadi sel- sel yang lebih kecil. Pembelahan pertama terjadi tak lama setelah inti zigot terbentuk. Suatu alur akan muncul yang berjalan secara longitudinal melalui kutub telur, melewati titik di mana sperma masuk dan membagi grey crescent menjadi 2 bagian. Hal ini membagi telur menjaddi 2 bagian dan membentuk tahap 2 sel. Pembelahan yang kedua membentuk tahap 4 sel. Terbentuk kembali suatu alur pembelahan lagi yang melalui kutub tetapi dari sudut kanan ke alur pertama.Pada alur pembelahan ketiga berjalan secara horizontal tetapi lebih mendekati kutub animal daripada kutub vegetal. Ini menghasilkan tingkatan 8 sel.Pada pembelahan selanjutnya juga dilanjutkan selaras, menghasilkan 16-sel dan kemudian embrio 32-sel. Namun, selama pembelahan berlanjut, sel-sel di kutub animal mulai
14
membagi lebih cepat daripada yang di kutub vegetal dan dengan demikian menjadi lebih kecil dan lebih banyak.
Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang membentuk bola padat.
c. Fase blastulasi.Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak,
dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Selama seluruh proses ini tidak ada pertumbuhan embrio. In fact, because the cells of the blastula are so small, the blastula looks just like the original egg to the unaided eye. Bahkan, karena sel-sel blastula sangat kecil, blastula dengan mata telanjang tampak seperti telur asli. Selain itu blastula tidak sampai mengaandung 4000 sel meskipun ada transkripsi dari gen zigot. Semua kegiatan sampai dengan saat ini telah dijalankan oleh produk gen (mRNA dan protein) disimpan oleh induk bertina ketika ia membentuk telur.
d. Fase gastrulasi.Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal akan
berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang sering disebut sebagai proses gastrulasi.
Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut:1. Pembentukan blastopore (saluran invaginasi)2. Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.3. Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan
integrin.
15
e. Pembentukkan ectoderm, endoderm, dan mesoderm.Blastomer akan melanjutkan pembelahan dan menambah jumlah sel. Saat jumlah sel
mencukupi, sel-sel dari kutub animal akan berusaha membungkus sel dari kutub vegetal, yang disebut sebagai proses Gastrulasi, untuk menjadi prekursor awal pembentukan organ dan jaringan tubuh dewasa.
Prekursor jaringan ini mulai dapat diamati dari sejak fase blastomer, saat pembentukan kutub animal dan vegetal mulai terlihat. Prekursor jaringan ini memiliki struktur awal berupa lapisan yang akan terbentuk selama proses Gastrulasi. Lapisan tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Ektoderm : lapisan yang akan memberi bentuk luar hewan keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf, dibentuk dari sebagian besar kutub animal.
2. Endoderm : lapisan yang dibuat dari kutub vegetal dan merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari sebagian besar kutub vegetal.
3. Mesoderm : merupakan lapisan prekursor otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya yang akan menghubungkan antara ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian kutub animal dan kutub vegetal
Ektoderm Mesoderm Endoderm
kulit notochord Lapisan bagian dalam usus, hati, pankreas
otak otot Lapisan bagian dalam paru-paru
saraf tulang belakang darah lapisan dalam kandung kemih
semua neuron lainnya tulang Kelenjar tiroid dan paratiroid
Organ reseptor organ seks timus
f. Fase neurulasi dan pembentukkan janin.Fase gastrula ini dilanjutkan dengan fase neurulasi. Spemmen organizer (sebagian besar
mesoderm ), akan :
o Berkembang menjadi notochord , yang merupakan cikal bakal tulang punggung;
o Menginduksi ektoderm berbaring di atasnya untuk mulai membentuk jaringan saraf bukan
kulit.
o Ektoderm ini tumbuh menjadi dua lipatan longitudinal, membentuk tahap lipatan saraf.
o Dalam waktu bibir sekering lipatan untuk membentuk tabung neural.
o Tabung neural akhirnya berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang.
16
g. Diferensiasi Meskipun berbagai lapisan sel di gastrula katak memiliki nasib yang pasti dan berbeda dalam
persediaannya, ini tidak nampak dalam strukturnya. Hanya dengan memeriksa pola-pola ekspresi
gen yang berbeda (misalnya, mencari protein jaringan-spesifik) dapat mendeteksi perbedaan.
Pada waktunya, sel-sel embrio mengambil struktur khusus dan fungsi yang mereka miliki dalam
kecebong, membentuk neuron, sel darah, sel-sel otot, sel epitel, dll, dll
h. Pertumbuhan Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2
hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu
insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan
terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya
mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan
anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
( Anonim: 2004 )
Pada pertumbuhan ini, yang merupakan fase pasca embrionik, katak akan bermetamorfosis.
Tahapan metamorfosisnya secara garis besar akan dijelaskan sebagai berikut :
Larva dengan insang luar belum sempurna ( baru menetas).
Keturunan yang akan dihasilkan dari telur-telur katak yang terbuahi akan berjumlah cukup
banyak.
Berudu
Selepas 21 hari tempo perkembangan, embrio akan meninggalkan cengkerang agar – agar,
dan melekatkan dirinya pada rumpai air di dalam air. Kemudian ia menjadi berudu. Berudu
17
akan membesar sehingga ia mampu berenang di dalam air. Ini mengambil masa 3 hari
hingga 3 minggu. Berudu makan tumbuhan air yang kecil yang melekat pada tumbuhan air
yang lebih besar. Tumbuhan kecil ini disebut alga.Berudu mempunyai ekor yang panjang,
dan tinggal di dalam air. Ia mudah mati, dan bergantung kepada keupayaan menyamar
untuk melindunginya. Berudu juga terancam dan ia boleh dimakan oleh biota air yang lain.
Kadangkala berudu mati apabila kolam atau kawasan berair menjadi kering.
Berudu mulai berubah
Selepas 5 minggu, berudu mula berubah. Kaki belakang mula terbentuk, diikuti dengan
kaki depan. Kaki depan terbentuk di bahagian belakang kepalanya yang bonjol. Ekor
berudu mengecil. Paru – paru mulai berkembang, untuk membolehkan katak hidup di
darat.Pada peringkat ini, berudu akan berenang ke permukaan air untuk bernafas. Ekornya
juga membantu ia berenang untuk mendapatkan makanan. Berudu mulai makan tumbuh –
tumbuhan dan hewan yang reput.
Hampir menjadi katak
Lama – kelamaan, berudu akan mulai kelihatan seperti katak. Ia menanggalkan kulit.
Mulutnya mula melebar, dan rahangnya mulai hilang. Ekor mengecil, dan kaki membesar.
Paru – paru semakin menjalankan fungsinya.
Katak
Selepas 11 minggu, ia telah berkembang dengan lengkap, katak yang mempunyai paru –
paru, kaki dan tanpa ekor. Ia mula keluar dari air. Katak lebih banyak menghabiskan
hidupnya di darat, berbanding di dalam air. Katak yang kecil ini mula memakan serangga
dan cacing. Ia akan menjadi katak dewasa dan akan mencari pasangan. Katak betina akan
bertelur dan proses ini berulang kembali.
18
2. Embryogenesis Pada Ayam.Pada embrio aves terdapat suatu keping sel-sel yang disebut dengan blastoderm dan terletak diatas
yolk. Bagian tengah dari blastoderm terpisah dari yolk oleh suatu rongga yang disebut rongga
subgerminal, sehingga tampak terang dan disebut area pelusida. Sedangkan dibagian tepi area pelusida
tampak gelap dan disebut area opaka karena berlekatan dengan yolk. Sebagian besar sel-sel bastoderm
yang berada di permukaan atas membentuk epiblas, sebagian sel melepaskan diri dari epiblas (ingresi)
kedalam rongga subgerminal dan membentuk hipoblas primer. Kemudian sel-sel dari tepi posterior
blastoderm juga ingresi dna bergabung dengan hipoblas primer membentuk hipoblas sekunder.
Blastoderm sudah terdiri dari dua lapis hipoblas dan epiblas, diantaranya terdapat rongga blastula. Ciri
utama gastrulasi aves diawali dengan pembentukan daerah unsur primitif . daerah ini mulai tampak
sebagai suatu penebalan berbentuk segitiga bibagian medioposterior area pelusida. Penebalan ini
disebabkan karena migrasi sel-sel dari arah posterolateral ke bagian tengah area pelusida. Selanjutnya
penebalan menyempit, bergerak ke posterior dan mengerut, menjadi suatu penebalan berbentuk
memanjang kea rah kaudad-anterior yang disebut daerah unsur primitif yang terdiri dari bagian tengah
berupa celah yang disebut alur primitif, yang pada sisi kedusa dibatasi oleh bukit primitive. Ada
penebalan di ujung anterior daerah unsur primitif yang disebut nodus Hansen dan dibagian tengahnya
terdapat struktur seperti sumur disebut lubang primitif.
Gastrulasi adalah suatu proses pembentukkan daun kecambah (germ layer), yaitu ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Dalam proses ini blastula berkembang menjadi gastrula. Semua bakal daun
kecambah tersebut ada dipermukaan blastula. Dalam proses pembentukkan gastrula terjadi perpindahan
19
bakal daun kecambah yang semula ada dipermukaan menuju tempat definitive di bagian dalam, yaitu
bakal entoderm, bakal ectoderm daun neural, dan bakal mesoderm yang menyelip diantara ectoderm
umum dan endoderm. Cara perpindahan bakal daun kecambah ini ada dua macam yaitu epiboli
danemboli. Epiboli adalah pergerakkan disepanjang sumbu antero-posterior dan meluas ke dalam,
invaginasi melekuk dan melipat ke dalam, evaginasi adalah kebalikan dari invaginasi, diverginsi atau
memancar, konvergensi atau mempokus, polinvaginasi, delaminasi yaitu gerakkan memisahkan dari
sekelompok sel dari kelompok asalnya. Emboli mencakup pemanjangan dan perluasan serta penyempitan
blastofel, yaitu lubang arkhentoton yang disebut mulut primitif. Epiboli mencakup pergerakkan bakal
epidermis dan bakal daun neural
Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan
perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar
Berikut ini adalah gambaran secara garis besar perkembangan embrio ayam.
Untuk lebih memahami proses perkembangan embrio ayam, kita harus mengetahui perkembangan
embrio dari hari ke hari beserta ciri-cirinya. Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio ayam
dari hari ke hari beserta ciri-ciri perkembangan yang menyertainya.
20
1. Hari Pertama
Asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal. Nampak ada rongga segmentasi yang
berada di bawah area pelucida,terdapat pada cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya.
2. Hari kedua
Nampak jalur pertama pada pusat blastoderm. Diantara extraembrionic annexis nampak
membran vitelin yang memiliki peranan utama dalam nutrisi embrio. Bentuk awal embrio hari kedua
mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari
pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-
garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
3. Hari ketiga
Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah, membram viteline
menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala dan badan dapat dibedakan, demikian juga
otak.Nampak juga struktur jantung yang mulai berdenyut.
21
4. Hari keempat
Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio,yang berisi cairan amniotik,
berfungsi untuk melindungi embrio dan membolehkan embrio bergerak. Nampak gelembung alantois
yang berperan utama dalam penyerapan kalsium,pernapasan dan tempat penyimpanan sisa-sisa.
5. Hari kelima
Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C, kepala bergerak mendekati ekor.
Terjadi perkembangan sayap.
6. Hari keenam
Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh kuning telur. Fissura
ada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari anggota badan bagian atas dan antara jari kedua dan
ketiga anggota badan bagian bawah. Jari kedua lebih panjang dari jari lain.
22
7. Hari ketujuh
Cairan yang makin mengencer di bagian leher. Nampak jelas memisahkan kepala dengan
badannya. Terjadi pembentukan paruh. Otak nampak ada di daerah kepala, yang lebih kecil
ukurannya dibanding dengan embrio.
8. Hari kedelapan
Membram vetillin menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning telur. Pigmentasi pada mata
mulai nampak. Bagian paruh atas dan bawah mulai terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki.
Leher merenggang dan otak telah berada di dalam rongga kepala. Terjadi pembukaan indra
pendengar bagian luar.
9. Hari kesembilan
Kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama.Alantois mulai berkembang dan
meningkatnya pembuluh darah pada vitellus.
23
10. Hari kesepuluh
Lubang hidung masih sempit. Terjadi pertumbuhan kelopak mata, perluasan bagian distal
anggota badan. Membran viteline mengelilingi kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai
menutup bagian bawah anggota badan. Patuk paruh mulai nampak.
11. Hari kesebelas
Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi encer. Alantois mencapai
ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin menyusut. Embrio sudah nampak seperti anak ayam.
12. Hari kedua belas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatus dan menutupi kelopak mata
bagian atas. Kelopak mata bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea.
24
13. Hari ketiga belas.
Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois. Kuku dan kaki mulai nampak jelas.
14. Hari keempat belas.
Bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan berkembang dengan cepat.
15. Hari kelima belas dan enambelas.
Beberapa morfologi embrio berubah : anak ayam dan bulu halus terus berkembang. Vitellus
menyusut cepat, putih telur mulai menghilang. Kepala bergerak ke arah kerabang telur (posisi
pipping) di bawah sayap kanan.
25
16. Hari ketujuh belas
Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates (garam dari asam urat). Paruh yang
berada di bagian bawah sayap kanan, menuju rongga udara (yang ada di dalam telur). Putih telur
telah terserap semua.
17. Hari kedelapan belas
Permulaan internalisasi vitellin. Terjadi pengurangan cairan amniotik. Pada umur ini
dilakukan transfer dari mesin setter (inkubtor) ke mesin hatcher dan juga bisa dilakukan vaksin in
ovo.
18. Hari kesembilan belas.
Penyerapan vitellin secara cepat. Paruh mulai mematuk selaput/membran kerabang bagian
dalam dan siap untuk menembusnya. Penyerapan vitelis mulai cepat.
26
19. Hari kedua puluh
Vitelus terserap semua, menutup pusar (umbilicus). Anak ayam menembus selaput kerabang
telur bagian dalam dan bernafas pada rongga udara. Pertukaran gas terjadi melalui kerabang telur.
Anak ayam siap menetas dan mulai memecah kerabang telur.
20. Hari kedua puluh satu
Anak ayam menggunakan sayap sebagai pemandu dan kakinya memutar balik, paruh
memecah kerabang dengan cara sirkular.
Anak ayam mulai melepaskan diri dari kerabang telur dalam waktu 12 – 18 jam dan
membiarkan bulunya menjadi kering.
27
Pengetesan fertilitas telur adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Hal ini terutama
diperlukan untuk menentukan jumlah telur yang fertile untuk terus ditetaskan sedangkan yang
tidak fertile atau tidak bertunas harus disingkirkan karena tidak berguna dalam proses penetasan
dan bahkan Cuma buang buang tenaga dan tempat saja. Padahal tempat yang ada dapat
dimanfaatkan untuk telur telur fertile yang lain atau yang baru akan ditetaskan.
Tes fertilitas semacam ini tidak akan mempengaruhi perkembangan embrio telur, malah
sebaliknya kita akan tahu seberapa normal perkembangan embrio didalam telur tersebut telah
berkembang atau bertunas. Tetapi tetap sebagai hal yang terpenting dalam proses ini adalah
mengetahui seberapa banyak telur yang fertile dan dapat menentukan langkah langkah yang
diperlukan untuk telur yang tidak fertile terutama jika telur telur tersebut diberikan coretan /
tulisan mengenai asal telur dan tanggal di telurkan oleh sang ayam maupun informasi asal
kandangnya.
Pada saat test fertilitas, maka hanya telur yang ada bintik hitam dan jalur jalur darah yang
halus yang akan terus di tetaskan. Tetapi singkirkan telur telur yang ada pita darahnya, tidak ada
perubahan (tetap tidak ada perkembangan), ada blok kehitaman karena mati atau seperti contoh
pada gambar berikut:
28
Pengetahuan tentang fertil dan tidaknya telur sangat diperlukan terutama di hatchery.
Selain pengetahuan terhadap seleski fisik telur, kefertilan telur juga perlu diketahui. Seleksi fisik
yang dapat dilakukan diantaranya kebersihan telur dari kotoran induknya, retak atau tidaknya
telur serta bentuk ukuran telur (normal atau tidak). Namun terlepas dari hal tersebut tidak kalah
pentingnya pengetahuan mengenai fertil/infertil telur dilihat dari dalam telurnya yang dapat
dibandingkan sebagai berikut :
29
30
BAB IVPENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan tentang embrio ayam dan katak ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Embryogenesis merupakan suatu proses penting pada tahap awal kehidupan suatu organisme.
Embryogenesis adalah tahap awal pembentukan dan perkembangan embrio.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada
embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu fase
embrionik dan fase pasca embrionik.
Tahapan perkembangan embrio (fase embrionik) pada katak meliputi beberapa fase yakni
fertilisasi, segmentasi (pembelahan), fase blastulasi, gastrulasi (pembentukan
endoderm,ectoderm, dan mesoderm), neurulasi (tahap awal pembentukan system saraf),
organogenesis, serta diferensiasi. Selain itu terdapat pula tahapan pasca embrionik yang berupa
pertumbuhan yang dikenal dengan metamorphosis yang meliputi larva, berudu, berudu berkaki,
katak muda, dan akhirnya katak dewasa.
Proses pembentukaan embrio pada ayam terjadi selama 21 hari, yang dimulai dari fertilisasi yang
diikuti dengan tahap awal terbentuknya stria primitive, pembentukan somit, pembentukkan
jantung, pembentukan proamnion, pembelokan embrio, pembentukaan amnion, pembentukan
alantois dan kuntum kaki, pembentukan calon organ, dan akhirnya pada hari ke 21 telur akan
menetas dan keluarlah anak ayam yang akan tumbuh menjadi ayam dewasa.
Telur ayam yang fertile sangat berbeda dengan telur ayam yang infertile yakni telur yang fertile
ada bintik hitam dan jalur jalur darah yang halus sedangkan telur yang infertil ada pita darahnya,
tidak ada perubahan (tetap tidak ada perkembangan), ada blok kehitaman karena mati.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum, diharapkan agar petugas laboratorium bisa menyiapkan
perlengkapan praktikum secara lengkap sehingga praktikum bisa berjalan dengan baik sehingga
praktikan bisa memahami praktikum tersebut. Selain itu, diharapkan agar semua praktikan dapat
berperan aktif sehingga jangan cuma segelintir orang yang aktif dalam praktikum sementara yang lain
hanya berpangku tangan saja.
31
DAFTAR PUSTAKA
Adaningrum, Dewi. 2010. Embriologi Ayam.Tarsito: Bandung.
CP-Buletin Service. 2007. Perkembangan Embrio Dari Hari ke Hari. Pokphand Indonesia: Jakarta
http://bhimashraf.blogspot.com/2009/04/oleh-bhima-wibawa-santoso-nim-a1c407003_27.html. (Akses, 01 Februari 2011)
http://anpastoe.blogspot.com/2010/07/peternakan-perkembangan-embrio-ayam.html. (Akses, 01 Februari 2011)
http://www.biologyreference.com/Co-Dn/Development.html. (Akses, 01 Februari 2011)
http://Chiaki-planet.Blogspot.com. (Akses, 01 Februari 2011)
Santoso, Bhima. 2009. Laporan Praktikum: Perkembangan Lanjutan Embrio Katak. FKIP Biologi Universitas Jambi: Jambi.
Wahyudi, Yudhis. 2009. Laporan Praktikum: Perkembangan Embrio Ayam. FKIP Biologi Universitas Jember: Jember.
Yurnadi. 2008. Modul Neurosains: Embrio Ayam 18, 24, 38 dan 48 Jam. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.
32