Transcript

LAPORAN PENDAHULUANHEPATITISPosted: Januari 31, 2012 in Uncategorized 0LAPORAN PENDAHULUANHEPATITISA. Konsep Dasar Medis1. PengertianHepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri, cedera oleh agen fisik atau kimia (non-viral), atau infeksi virus hepatitis A, B, C, D dan E (Doenges, Marilynn E, 1999).Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hatiHepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan 2. Anatomi Fisiologia. AnatomiHati terletak dibelakang tulang tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi empat lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang ke dalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus (Smeltzer, Suzanne C, 2001).Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus (Guyton, Arthur C, 1997).Sirkulasi darah ke dalam dan ke luar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75 % suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk ke dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel sel hati (hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masing masing lobulus hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke dalam vena kava inferior di dekat diafragma.Disamping hepatosit, sel sel fagositik yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial juga terdapat dalam hati. Dalam hati, sel sel ini dinamakan sel Kupffer. Fungsi utama sel Kupffer adalah memakan benda partikel (seperti bakteri) yang masuk ke dalam hati lewat darah portal.Saluran empedu terkecil yang disebut kanalikulus terletak di antara lobulus hati. Kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan membawanya ke saluran empedu yang lebih besar yang akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu bergabung untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang akan mengosongkan isinya ke dalam intestinum. Aliran empedu ke dalam intestinum dikendalikan oleh sfingter Oddi yang terletak pada tempat sambungan (junction) di mana duktus koledokus memasuki duodenum (Smeltzer, Susanne C, 2001)b. Fungsi HatiFungsi dasar hati dapat dibagi menjadi (1) fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah, (2) fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh, dan (3) fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan (Guyton, Arthur C, 1997).1) Fungsi sistem vaskular heparKira-kira 1100 mililiter darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan tambahan sekitar 350 mililiter lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatika, dengan total rata-rata 1450 ml/menit. Jumlah ini sekitar 29% dari sisa curah jantung., hampir satu pertiga dari aliran total darah tubuh.Volume darah normal hati 450 ml. bila tekanan tinggi didalam atrium kanan menyebabkan tekanan balik dalam hati, hati meluas dan oleh karena itu 0,5 sampai 1 liter cadangan darah kadang kadang disimpan di dalam vena hepatika dan sinus hepatika, terutama pada gagal jantung.Sel Kupffer dapat membersihkan darah dengan sangat efisien sewaktu darah melewati sinus. Mungkin tidak lebih dari 1 persen bakteri yang masuk ke darah porta dari usus berhasil melewati hati ke dalam sirkulasi sistemik.2) Fungsi metabolik hatia) Metabolisme glukosaSesudah makan, glukosa diambil dari darah vena portal oleh hati dan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hepatosit. Selanjutnya glikogen diubah kembali menjadi glukosa dan jika diperlukan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa yang normal. Glukosa tambahan dapat disintesis oleh hati lewat proses yang dinamakan glukoneogenesis. Untuk melaksanakan proses ini, hati menggunakan asam asam amino hasil pemecahan protein atau laktat yang diproduksi oleh otot yang bekerja.b) Konversi amoniaPenggunaan asam-asam amino untuk glukoneogenesis akan membentuk amonia sebagai hasil sampingan. Hati mengubah amonia yang dihasilkan oleh proses metabolik ini menjadi ureum. Amonia yang diproduksi oleh bakteri dalam intestinum juga akan dikeluarkan dari dalam darah portal untuk sintesis ureum. Dengan cara ini, hati mengubah amonia yang merupakan toksin berbahaya menjadi ureum, yaitu senyawa yang dapat diekskresikan ke dalam urin.c) Metabolisme proteinOrgan ini mensintesis hampir seluruh plasma protein (kecuali gammaglobulin), termasuk albumin, alfa dan beta globulin, fakto-faktor pembekuan darah, protein transport yang spesifik dan sebagian besar lipoprotein plasma. Vitamin K diperlukan oleh hati untuk mensintesis protrombin dan sebagian faktor pembekuan lainnya. Asam-asam amino berfungsi sebagai unsur pembangun bagi sintesis protein.d) Metabolisme lemakAsam asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan badan keton (asam asetoasetat, asam beta hidroksibutirat serta aseton). Badan keton merupakan senyawa-senyawa kecil yang dapat masuk ke dalam aliran darah dan menjadi sumber energi bagi otot serta jaringan tubuh lainnya.e) Penyimpanan vitamin dan zat besiVitamin A, B12, D dan beberapa vitamin B-kompleks disimpan dengan jumlah yang besar dalam hati. Substansi tertentu, seperti besi dan tembaga juga disimpan dalam hati.f) Metabolisme obatBanyak obat, seperti barbiturat dan amfetamin, dimetabolisasi oleh hati. Metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat tersebut meskipun pada sebagian kasus, aktivasi obat dapat terjadi. Salah satu lintasan penting untuk metabolisme obat meliputi konjungasi (pengikatan) obat tersbut dengan sejumlah senyawa.3) Ekskresi bilirubin dalam empeduBila sel darah merah sudah habis masa hidupnya, rata-rata 120 hari, dan menjadi terlalu rapuh untuk bertahan lebih lama dalam sistem sirkulasi, membran selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh jaringan makrofak di seluruh tubuh. Disini, hemoglobin pertama kali dipecah menjadi globin dan heme, dan cincin heme dibuka untuk memberikan (1) besi bebas yang ditranspor ke dalam darah oleh tranferrin, dan (2) rantai lurus dari empat inti pirol yaitu substrat dari mana nantinya pigmen empedu akan dibentuk. Pigmen pertama yang dibentuk adalah biliverdin, tetapi ini dengan cepat direduksi menjadi bilirubin bebas, yang secara bertahap dilepaskan ke plasma. Bilirubin bebas dengan segera bergabung sangat kuat dengan albumin plasma dan ditranspor dalam kombinasi ini melalui darah dan cairan interstitial.Dalam beberapa jam, bilirubin bebas diabsorbsi melalui membran sel hati. Sewaktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan dari albumin plasma dan segera setelah itu kira-kira 80 persen dikonjugasi dengan asam glukoronat untuk membentuk bilirubin glukoronida, kira-kira 10 persen dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan akhirnya 10 persen berkonjugasi dengan berbagai zat lainnya. Dalam bentuk ini, bilirubin dikeluarkan melalui proses transpor aktif ke dalam kanalikuli empedu dan kemudian masuk ke usus (Smeltzer Suzanne C, 2001)3. Etiologia. Virus hepatitis :1) Virus hepatitis A (HVA)2) Virus hepatitis B (HBV)3) Virus hepatitis C (HCV)4) Virus hepatitis D (HDV)5) Virus hepatitis E (HEV)b. Bakteric. Cedera toksik4. Klasifikasia. Hepatitis A1) Ditularkan melalui praktir oral-anal, makanan terkontaminasi, dan kerang.2) Periode inkubasi kira kira 2 6 minggu, yang merupakan periode paling menular.3) Profilaksis: globulin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif selama 2 3 bulan.b. Hepatitis B1) Ditularkan melalui darah dan produk darah melalui transfusi terkontaminasi dan kulit dan membran mukosa yang rusak melalui jarum terkontaminasi, koitus seksual, tato, kontak langsung dengan luka terbuka, atau melalui memegang alat dan bahan terkontaminasi.2) Periode inkubasi kira kira 6 minggu sampai 6 bulan.3) Individu dipertimbangkan menular selama permukaan antigen tampak. Status karier atau hepatitis virus kronis (HBV) ada bila permukaan antigen masih dapat terdeteksi setelah enam bulan.4) Profilaksis : vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imunitas aktif. Untuk mempertahankan imunitas, vaksin harus diulang setelah satu bulan, enam bulan, dan tujuh tahun. Pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIG) memberi imunitas pasif pada individu tanpa vaksin yang terpajan virus.c. Hepatitis C1) Ditularkan melalui rute yang sama dengan HBV2) Periode inkubasi kira kira 2 minggu sampai 6 bulan.3) Profilaksis : Globulin imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif untuk 2 3 bulan.4) Diyakini penyebab dari hepatitis pascatransfusi.d. Hepatitis DVarian lain dari bentuk hepatitis B virus, sering terlihat pada pengguna obat IV (Hollinger dalam Engram, Barbara, 1998). Ini menyebabkan laju mortalitas tinggi.l virus hepatitis delta untuk tetap ada, hepatitis virus B juga pasti ada. bentuk varian dari hepatitis virus ini ditularkan dalam cara yang sama seperti hepatitis B dan mempunyai karakteristik serupa. Jadi profilaksis digunakan untuk hepatitis B juga efektif untuk baik hepatitis C dan hepatitis delta.e. Hepatitis EVirus hepatitis E, yang merupakan jenis virus hepatitis terbaru yang teridentifikasi, dianggap ditularkan melalui jalur fekal-oral. Masa inkubasi hepatitis E bervariasi dan diperkirakan berkisar dari 15 hingga 65 hari. Awitan dan gejalanya serupa dengan yang terdapat pada tipe hepatitis virus yang lain. (Brunner et al, 2001).5. PatofisiologiInflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal (Hudak dan Gallo, 1994, Keperawatan Kritis Volume II, EGC, Jakarta).6. Manifestasi KlinikTerdapat tiga stadium :a. Stadium pre ikterikBerlangsung selama 4 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.7. Penularana. Hepatitis A mempunyai jalur penularan fekal-oral; sanitasi yang jelek. Kontak antar manusia. Dibawa oleh air dan makanan.b. Hepatitis B ditularkan melalui jalur parenteral; atau lewat kontak dengan karier atau penderita infeksi akut; kontak seksual dan oral-oral, penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. Ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan.c. Hepatitis C ditularkan melalui transfusi darah dari produk darah; terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat.d. Hepatitis D. penularan sama seperti HBV, antigen permukaan HBV diperlukan untuk replikasi; pola penularan serupa dengan pola penularan hepatitis B.e. Hepatitis E ditularkan melalui jalur fekal-oral; kontak antar manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.8. PencegahanKarena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada pencegahan diataranya sebagai berikut :a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.d. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan9. PenatalaksanaanTirah baring selama stadium akut dan diet yang akseptabel serta bergizi merupakan bagian dari pengobatan dan asuhan keperawatan. Selama periode anoreksia, pasien harus makan sedikit-sedikit tapi sering dan jika diperlukan, disertai dengan infus glukosa. Karena pasien sering menolak makan, kreativitas dan bujukan yang persisten namun dilakukan dengan halus mungkin diperlukan untuk merangsang selera makan pasien. Jumlah makanan dan cairan yang optimal diperlukan untuk menghadapi penurunan berat badan dan kesembuhan yang lambat. Namun demikian, banyak pasien telah pulih selera makannya bahkan sebelum fase ikterik sehingga tidak perlu diingatkan untuk mempertahankan diet yang baik.10. KomplikasiKomplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan. Setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan perkembangan sirosis. Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.11. Pemeriksaan Diagnostika. Tes fungsi hati : Abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan : Merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non virus.b. AST (SGOT)/ALT(SGPT) : Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1 2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.c. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.d. Leukopenia : Trombositopenia mungkin ada (splenomegali).e. Diferensial darah lengkap : Leukositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.f. Alkali fosfatase : Agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).g. Faeces : Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).h. Albumin serum : Menurun.i. Gula darah : Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).j. Anti HAV IgM : Positif pada tipe A.k. HbsAG : Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A). catatan : Merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.l. Masa protrombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati).m. Bilirubin serum : Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).n. Biopsi hati : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.o. Skan hati : Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.p. Urinalisa : Peninggian kadar bilirubin; protein/hematuri dapat terjadi.B. Konsep Dasar Asuhan KeperawatanProses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap meliputi pengkajian keperawatan, identifikasi/analisis masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan menyediakan pendekatan pemecahan masalah yang logis dan teratur untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga kebutuhan pasien dipenuhi secara komprehensif dan efektif (Doenges, Marilynn E, 1998).1. PengkajianTahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.Data dasar pengkajian pasien hepatitis :a. Aktivitas/istirahatGejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.b. SirkulasiTanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan membran mukosa.c. EliminasiGejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/ berulangnya hemodialisa.d. Makanan dan cairanGejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat (oedema), mual/muntah.e. NeurosensoriTanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.f. Nyeri/kenyamananGejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artralgia, mialgia, sakit kepala, gatal (pruritus).Tanda : Otot tegang, gelisah.g. PernafasanTanda : Tidak minat/enggan merokok (perokok).h. KeamananGejala : Adanya transfusi darah/produk darah.Tanda : DemamUrtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik).i. SeksualitasGejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual aktif/biseksual pada wanita).2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat (Doenges, Marilynn E, 1998).Diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada penderita hepatitis (Doenges, Marilynn E, 1999) adalah sebagai berikut :a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mual/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga (acites), gangguan proses pembekuan.d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Gejala : Jengkel /marah , terkurung / isolasi, sakit lama /periode penyembuhan.e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (contoh leukopenia, penekanan respon inflamasi) dan depresi imun, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada patogen.f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.3. PerencanaanPerencanaan adalah proses yang terdiri dari dua bagian; pertama identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, dan kedua, pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diinginkan.Perencanaan berdasarkan diagnosa keperawatan yang lazim pada hepatitis sebagai berikut :a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.Tujuan :- Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.Kriteria :- Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas.- Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.Intervensi :1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.Rasional :Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik.Rasional :Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.3.) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.Rasional :Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit pasif/aktif.Rasional :Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas.5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan radio.Rasional :Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.Rasional :Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.7.) Awasi kadar enzim hati.Rasional :Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mual/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.Tujuan- Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/ mempertahankan berat badan yang sesuai.Kriteria :- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.Intervensi :1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.Rasional :Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan.Rasional :Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.3.) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.Rasional :Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang hari.Rasional :Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila makanan lain tidak.5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.Rasional :Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.Rasional :Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati.7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.Rasional :Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area ketiga (acites), gangguan proses pembekuan.Tujuan- Mempertahankan hidrasi adekuat.Kriteria :- Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.Tindakan keperawatan1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.Rasional :Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.Rasional :Indikator volume sirkulasi/perifer.3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.Rasional :Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.Rasional :Menghindari trauma dan perdarahan gusi.5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.Rasional :Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema.6.) Berikan cairan IV, elektrolit.Rasional :Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.7.) Protein hidrolisat : vitamin KRasional :Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gejala : Jengkel/ marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.Tujuan :Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.Kriteria :- Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi.- Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.Tindakan keperawatan1.) Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk mendengar.Rasional :Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.2.) Dorong diskusi perasaan/masalahRasional :Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif.3.) Hindari membuat penilaian moral tentang pola hidup.Rasional :Pasien merasa marah/kesal dan menyalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga diri lebih lanjut.4.) Diskusikan harapan penyembuhan.Rasional :Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.5.) Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.Rasional :Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada keluarga/penyembuhan lama.6.) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.Rasional :Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.Rasional :Meningkatkan penampilan, karena kulit kuning diperjelas oleh warna kuning/hijau. Ikterik biasanya memuncak dalam 1 2 minggu kemudian secara bertahap membaik lebih dari 2 4 minggu.8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.Rasional :Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi masalah.e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (contoh leukopenia, penekanan respon inflamasi) dan depresi imun, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada patogen.Tujuan :- Menyatakan pemahaman penyebab individu/faktor resiko.Kriteria :- Menunjukkan tekhnik; melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi ulang/transmisi ke orang lain.Intervensi :1.) Lakukan teknik isolasi untuk infeksi enterik dan pernafasan sesuai kebijakan rumah sakit; termasuk cuci tangan efektif.Rasional :Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam mencegah transmisi virus hepatitis.2.) Awasi/batasi pengunjung sesuai indikasi.Rasional :Pasien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorium) potensial resiko komplikasi sekunder).3.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.Rasional :Pamahaman alasan untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat mengurangi perasaan isolasi dan stigma.4.) Berikan informasi tentang adalah pemberian vaksin hepatitis.Rasional :Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang lain yang terpajan, tergantung tipe hepatitis dan periode inkubasi.5.) Berikan obat sesuai indikasi : Obat antivirus : vidaralun, Interferon, Antibiotik.Rasional :Obat antivirus berguna pada pengobatan hepatitis aktif kronis, interferon efektif pada pengobatan penyakit hati sehubungan dengan HCV dan antibiotik pengobatan hepatitis bakterial, atau untuk mencegah/membatasi infeksi sekunder.f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.Tujuan- Menunjukkan jaringan kulit utuh, bebas ekskoriasi.Kriteria :- Melaporkan tidak ada/penurunan pruritus/lecet.Tindakan keperawatan1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali.Rasional :Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilangan gatal.2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku pendek.Rasional :Menurunkan resiko cedera kulit.3.) Beri massage pada waktu tidur.Rasional :Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien.Rasional :Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.Rasional :Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada penyakit hepatik hebat.g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :Data subyektif : Pernyataan yang salah konsepsi.Data obyektif : Meminta informasi dan tidak akurat mengikuti instruksi.Tujuan- Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.Kriteria :- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor penyebab.- Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.Tindakan keperawatan1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.Rasional :Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.Rasional :Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.3.) Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.Rasional :Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada penyembuhan panjang.4.) Diskusikan pembatasan donatur darah.Rasional :Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.5.) Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.Rasional :Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau lebih lama sesuai toleransi individu.Rasional :Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.DAFTAR PUSTAKADoenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.Doenges, Marilynn E, 1998, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, setiawan. Edisi 2, EGC; Jakarta.Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.Price, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, ; alih bahasa, Peter Anugrah; editor, Caroline Wijaya, Edisi 4, EGC; Jakarta.Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.Tjokronegoro, Arjatmo, 1998 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Balai Penerbit FKUI; Jakarta.Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)2. Anatomi FisiologiHati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006). Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)Fungsi dasar hati dibagi menjadi :Fungsi vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah. Ada dua macam aliran darah pada hati, yaitu darah portal dari usus dan darah arterial, yang keduanya akan bertemu dalam sinusoid. Darah yang masuk sinusoid akan difilter oleh sel Kupffer.Fungsi metabolik. Hati memegang peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin (Guyton, 1997).Fungsi ekskretorik. Banyak bahan diekskresi hati di dalam empedu, seperti bilirubin, kolesterol, asam empedu, dan lain-lain.Fungsi sintesis. Hati merupakan sumber albumin plasma; banyak globulin plasma, dan banyak protein yang berperan dalam hemostasis (Chandrasoma, 2006).

anatomi hati3. PenyebabType AType BType CType DType E

Metode transmisiFekal-oral melalui orang lainParenteral seksual, perinatalParenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatalParenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type BFekal-oral

KeparahanTak ikterik dan asimtomatikParahMenyebar luas, dapat berkembang sampai kronisPeningkatan insiden kronis dan gagal hepar akutSama dengan D

Sumber virusDarah, feces, salivaDarah, saliva, semen, sekresi vaginaTerutama melalui darahMelalui darahDarah, feces, saliva

AlkoholMenyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. Obat-obatanMenyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis aku4. Patofisiologi

Silahkan klik pada gambar untuk mendownload bagan patofisiologi hepatitis

5. Tanda dan Gejalaa. Masa tunas Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)b. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.c. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.d. Fase penyembuhanDimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.6. KomplikasiKomplikasi yang mungkin terjadi adalah :1. Komplikasi akut : Kern Ikterik pada bayi dan anak, coma hepatikum.2. Komplikasi yang menahun : Serosis Hepatis, Hepatoma, Hematemesis Melena7. Pemeriksaan Diagnostik1. Laboratoriuma. Pemeriksaan pigmen urobilirubin direk bilirubun serum total bilirubin urine urobilinogen urine urobilinogen feses b. Pemeriksaan protein protein totel serum albumin serum globulin serum HbsAGc. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase AST atau SGOT ALT atau SGPT LDH Amonia serum2. Waktu protombin respon waktu protombin terhadap vitamin K 3. Radiologi foto rontgen abdomen pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif kolestogram dan kalangiogram arteriografi pembuluh darah seliaka 4. Pemeriksaan tambahan Laparoskopi biopsi hati8. Penatalaksanaan Medis1. Pencegahan1. Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.2. pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.2. Obat-obatan terpilih.a. Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.Contoh : Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam. Interveron, hanya diberi pada kasus kasus agak berat. Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti sesudah 6 minggu.b. Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.c. Lactose 3 x (30-50) ml peroral.d. Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.e. Roboransia.f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)g. Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.h. Infus glukosa 10% 2 lt / hr.3. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.4. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup5. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.9. Pengkajian KeperawatanPENGKAJIANData dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hatiAktivitas Kelemahan Kelelahan Malaise Sirkulasi Bradikardi ( hiperbilirubin berat ) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa Eliminasi Urine gelap Diare feses warna tanah liat Makanan dan Cairan Anoreksia Berat badan menurun Mual dan muntah Peningkatan oedema Asites/Acites Neurosensori Peka terhadap rangsang Cenderung tidur Letargi AsteriksisNyeri / Kenyamanan Kram abdomen Nyeri tekan pada kuadran kanan Mialgia Atralgia Sakit kepala Gatal ( pruritus )Keamanan Demam Urtikaria Lesi makulopopuler Eritema Splenomegali Pembesaran nodus servikal posteriorSeksualitas Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan10. Diagnosa Keperawatan Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut atas4. Kelelahan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu6. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus8. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada pada perut atas dan punggung, terapi tirah baring

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

I. Konsep MedikA. PengertianHepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).

B. Etiologi1. Virus hepatitis A, B, C, D, E dan G yang masing-masing menyebabkan tipe hepatitis yang berbeda.2. Alkohol3. Keracunan Obat-obatan

C. Manifestasi Klinik1. Stadium pra-ikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri di perut kanan atas.Urine menjadi lebih coklat.2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu.Ikterus mula-mula terlihat pada sklera kemudian pada kulit seluruh tubuh.3. Stadium pasca ikterik (rekonvalesensi)Ikterus mereda warna urine dan tinja menjadi normal lagi.

D. KomplikasiDapat terjadi komplikasi ringan, misalnya kolestasis berkepanjangan relapsing hepatitis atau hepatitis kronik persisten dengan gejala asimtomatik dan AST fluktuatif.Komplikasi berat yang dapat terjadi adalah hepatitis kronik aktif, sirosis hati, hepatits fulminan atau karsinoma hepatoseluler.Selain itu dapat pula terjadi anemi aplastik, glomerulonefritis, necrositing vaskulitis atau mixede craiyon bilinemia.

E. Pemeriksaan Penunjango Urine dan tinja o Kelainan daraho Kelainan hematologis o Biopsi hati dengan jarum

F. PenatalaksanaanPenatalaksanaan pada klien dengan hepatitis dapat dilakukan dengan istirahat, diet, dan pengobatan medikamentosa.1. Istirahat. Pada periode akut dan keadaan lemah klien harus banyak istirahat karena dapat mempercepat proses penyembuhan.2. Diet. Jika pasien mual, napsu makan menurun atau muntah-muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika tidak dapat diberikan makanan yang mengandung cukup kalori (30-35 kal/kg BB) dengan protein cukup (1 g/kg BB).3. Medikameentosa. Obat-obat yang dapat diberikan adalah :Kortikosteroid, dapat diberikan pada kolestasis yang berkepanjangan dimana transminase serum telah kembali normal. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison 3 x 10 mg selama 7 hari.Vitamin K diberikan bila ada perdarahan.Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.Golongan Antibiotik.

II. Konsep Keperawatan1. PengkajianUntuk pengkajian pada pasien hepatits data-data yang di perroleh tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati. Adapun faktor-faktor utama yang perlu dikaji pada pasien hepatitis :Aktvitas / istirahatGejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.SirkulasiTandanya : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat), ikterik pada sklera, kulit dan membran mukosa.EliminasiGejala : Urine gelap Diare/konstipasi; warna tanah liat Adanya/berulangnya haemodialisa.Makanan/cairanGejalanya : Hilangnya napsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau peningkatan (edema), mual/muntah.Tanda : Asites NeorosensoriTanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.

Nyeri/kenyamananGejalanya : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruritus)Tanda : Otot tegang, gelisah.PernapasanGejalanya : Tidak minat atau enggan merokok (perokok)KeamananGejalanya : Adanya transfusi darah/produk darahTanda : DemamUrtikaria, lesi makulo papular, eritema tak beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma jaringan, eritema palma, ginekomastia (kadang ada pada hapatitis alkoholik), splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.SeksualitasGejalanya : Pola hidup/prilaku meningkat resiko terpajan (contoh homo seksual aktif, biseksual pada wanita.

2. Diagnosa keperawatanBerdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka di temukan beberapa diagnosa keperawatan pada klien dengan hepetitis yaitu :1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan.2. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terbentuknya ruam-ruam kulit.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3. Intervensi keperawatan 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan fungsi absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan.Tujuan : Mempertahankan intake makanan dan minuman yang adekuat untuk mempertahankan atau meningkatkan BB.Intervensi : Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari, membuat asupan makanan yang sulit pada sore hari.Berikan perawatan mulut sebelum makan.Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.Anjurkan makan dalam posisi duduk tegakRasional : Menurunkan rasa penuh abdomen dapat meningkatkan pemasukan.Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permanen berat sepanjang hari.Rasional : Bahan ini merupakan bahan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran bila makanan lain tidak

2. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terbentuknya ruam-ruam kulit.Tujuan : Dapat mempertahankan integritas kulit dalam keadan normalIntervensi :Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun alkali. Berikan minyak kalamin sesuai indikasi.Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilang gatal.Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol. Pertahankan kuku jari terpotong pendek pada pasien koma selama jam tidur.Rasional : Menurunkan potensial cedera kulit.Berikan masege pada waktu tidur.Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.Hindari komentar tentang penampilan pasien.Rasional : Meminimalkan stress psikologi sehubungan dengan perubahan kulit.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.Tujuan : Menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas. Intervensi : Tingkatkan tirah baring/duduk. Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitsa dan posisi duduk yang tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki yang mencegah sirkulasi optimal kehati.Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.Rasional : Meningkatkan hasil pernapasan dan meminimalkan takanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan. Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat. Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh relaksasi progresif,visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivias hiburan yang tepat seperti nonton tv, radio, membaca.Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali latihan dan dapat meningkatkan koping. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan karena pembesaran hati.Rasional : Menunjukan kurangnya resolusi/akseserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.

4. ImplementasiTujuan utama mencacup :1. Mempertahankan intake makanan dan minuman yang adekuat untuk mempertahankan BB atau meningkatkan BB.2. Dapat mempertahankan integritas kulit dalam keadaan normal.3. Dapat kembali melakukan aktivitas dengan baik.

5. EvaluasiHasil yang diharapkan :1. - Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatan/mempertahankan BB yang sesuai.- Menunjukan peningkatan BB mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.2. - Menunjukan jaringan/kulit utuh, bebas ekskoriasi.- Melaporkan tak ada/penurunan pruritus/lecet.3. - Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.- Menunjukan teknik/perilaku yang memampuakan kembali melakukan aktivitas- Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, J. Elizabeth, 2001, Buku Saku Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

2. Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta.

3. Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2, EGC, Jakarta.

4. Suyono, Slamet dkk., 2001, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITIS

A. Konsep penyakit.1. Definisi Hepatitis : Inflamasi hati yang terjadi karena invaksi bakteri bakteri cedera oleh agen fisk / ilmiah (non viral) atau infeksi virus (hepatitis A,B,C,D,E) ( rencana asuhan keperawatan, marlyn edongoes, hal 534 : jakarta ) Hepatitis Akut : Penyakit akut dengan segala utama berhubungan erat dengan nikrosis pada hati, biasanya disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C, dan virus lain(kapita selekta kedokteran, hal 153) Hepatitis Akut : Penyakit yang menunjukkan suatu spektrum tanda tanda klinis dan manifestasi laboratorium yang luas. Penyakit berkisar menurut parahnya penyakit. Dari penyakit yang tidak jelas infeksi yang asitomatik, sampai penyakit yang tidak jelas infeksi yang asitomatik, sampai penyakit yang fulminan, yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja (Buku Ajar Penyakit Dalam 262)2. Etiologi Virus hepatitis merupakan virus RNA kecil yang dapat dideteksi di dalam fales pada masa akhir inhalasi dan fase pra intirik, maka antibody terhadap HAV (anti AHV) telah dapat diukur dalam serum mula mula kadar antibody 19 M antibody HAV meningkat dengan tajam, sehingga untuk mendiagnosis secara tepat adanya sesuatu infeksi HAV setelah masa akut 19 anti HAV menjadi deminant dan bertahan untuk seteresnya keadaan ini menunjukkan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV dimassa lampau dan saat ini telah kebal Virus Hepatitis B Virus ini merupakan virus DNA bercangkang ganda memiliki virus ini menularkan HBV orang lain dengan menginfeksi mereka cara utama penularan HBV yaitu melalui parenteral dan membus membran mukosa terutama hubungan seksual Masa inkubaxi rata rata adalah sekitar 120 hari, hbs Ag telah ditemukan pada hampir semua cairan tubuh dari orang yang terinfeksi darah, semen, silvia, air mata, asites, susu ibu, kemih dan faces Virus Hepatitis CMerupakan virus RNA kecil terbungkus lemak, diameternya sekitar 30 sampai 60 mm. virus ini menular melalui parental (terutama suntikan dan transfusi) disebabkan oleh RNA yang kecil yang dinamakan hepatitis C, karena penularan HGV melalui darah / cara parental diperhatikan darah donor harus tidak mengandung antibody HCV masa inkubasisnya berkisar antara 15 160 hari. Rata rata 50 hari Virus Hepatitis D Merupakan virus RNA berukuran 35 mm , anehnya virus ini membutuhkan Hbs Ag untuk dberperan sebagai lapisan partikel yang positif terhadap Hbs Ag. Virus ini disebabkan HDV dan sebagai infeksi tambahan pada penderita dengan hepatitis B kronik, masa inkubasisnya diduga menyerupai HBV yaitu sekitar 2 bulan Virus Hepatitis E HEV adalah suatu virus RNA kecil, diameternya kurang lebih 32 34 mm infeksi HEV ditukarkan melalui jalan fekal dan ora dan merupakan virus calicirdia, paling sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur dan pada wanita hamil didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi Virus Hepatitis non - A, non B- Keberdaan virus ini berbentuk hepatitis infksiosa non A non B satu yang dibawa oleh darah dan yang lain ditukarkansecara interik Hepatitis Vulminah - Dicirikan oleh tanda tanda gejala gagal hati akut penciutan hati , kadar bilirubin serum meningkata cepat pemanjangan waktu protombin yang sangat nyata dan komihepatik

Hepatitis Kronik Persisten - Terjadi 5 % hingga 10 % pasien ameskipun terlambat, pasien hepatitis Kronik persisten akan selalu sembuh kembali, kekambuhan biasanya dihubungkan dengan minuman alakohol atau aktifitas fisik yang belebihan, HC terus biasanya tidak selalu nyata Hepatitis Agresif atau Kronik Aktif- Terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece cal) dan perkembangan sinosis

3. Manifestasi Klinis 1. Inkubulasi : Tergantung macam macam virus 2. Stadum palterik : Berlangsung selama 4 hari, pasien mengeluh lemah, anorexia, mual, muntah, nyeri pada otot, urine menjadi coklat 3. Stadium ikterik : Yang berlangsung selama 3 6 minggu, terlihat pada Sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh keluahn berkurang tetapi pasien merasa lemah, anorexia, tinja mungkin berwarna kelabu dari kuning muda dan nyeri tekanan 4. Stadium pasca isterik (rekonvalensasi) : ikterus mereda, warna urine menjadi normal lagi, yaitu apada ahir bulan kedua biasannya mereda.4. Komplikasi - Ganguan fungsi hati - Penyakit kronik hatiseperti sirosis atau hepatitis kronik persisten - Carcinoma hepatic - Kematian karena gagal fungsi hati

5. Patofisiologi Hepatitis virus

Virus masuk ke hepar

Virus memperbaiki toksi

Hepar menjadi inflamasi

Hepatitis

Zat pirogen out

Merangsang hipotalamus

Hipertermi

Metabolisme Empedu terganggu

Produksi bilirubun mengingkat

Kadar bilirubin terkumpul di kulit

Icterus

Gatal gatal pada kulit

Terjadi Gx integritas kulit

Mengiritasi mukosa lambung

Mual, muntah

Intake tidak adekuat

Anoreksia

Gx pemenuhan nutrisi

Nutrisi ke jaringan tidak adekuat

Tonus otot menurun

Intoleransi aktifitas

Kurang pengetahuan dan informasi tentang perawatan dan penulisan

Merangsang penegeluaran Prostalgandin,bradikinin, sitokinin

Merangsang ssp

Nyeri

Gx rasa nyaman nyeri

Penatalaksanaan Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan kecuali kepada mereka dengan umur tua dari keadaan umum yang buruk Diet, jika klien mual, tidak nafsu makan / muntah muntah sebaiknya diberi infusi Medika mentosa a. Kortikosteroid tidak diberikan untuk mempercepat bilirubin darah, Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan, dimana tensaminase serum sudah kembali normal.b. Berikan obat obatan yang melindungi hati c. Antibiotik (tidak jelas penggunaannya)d. Vitamin K. diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan. Bila klien dalam keadaan prakoma / koma, penaganan seperti pasa koma hepatik

B. KONSEP ASKEP 1. Pengkajian a. Identitas - Lebih banyak diderita pria dari pada wanita dengan perbandingan 1, 6 : 1 - Paling banyak usia 31-50thn ada kalanya juga ditemukan pada umur 10-50 thn b. Keluhan utama - Adanya nyeri perut kanan atas, anoreksia, mual, muntah, lemah c. Riwayat penyakit sekarang - Klien mengeluh anoreksia, neusia, kemudian adanya panas badan ringan terdapat abdomen kanan atas, perasaan badan ringan terdapat abdomen kanan atas, perasaan badan tak enak, bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara, serta terkadang menderita penyakit kepala d. Body System 1. Pernafasan I : Bentuk gerak dada simetris kanan dan kiri, tidak ada deformitas bentuk hidung dan tidak ada nafas cuping hidung P : Tidak ada nyeri tekanP : SonorA : Tidak terdengar suara tambahan seperti ronchi, wheezing 2. System Kardiovaskuler I : Ictus cordistidak ada P : Ictus cordis teraba pada ics 4 5 mid clavicula sinistra P : Suara redup A : Pada klien hepatitis terjadi pemurunan denyut jantung (bradikardi) apabila terjadi hiperbilirubienemia berat 3. sistem pencernaan eliminia alvi Pada klien hepatitis mengalami anoreksia akibat mual, muntah hal disebabkan karena peningkatan asam lambung pada eliminasi alvi pada klien hepatitis feses warna tanah liat4. System perkemihan pada klien dengan hepatitis warna urine gelap / coklat seperti teh 5. System endokirin tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid

6. System persyarafan GCS = 4 5 6 kesadaran Composmentis apabila terjadi hiperbilirubinemia terjadi gangguan status mental, cemas, mengantuk 7. System alat integumenExtremitas Pada pasien hepatitis terjadi kelelahan dan kelemahan apabila ikterus timbul dan makin parah, maka pasien mulai merasa gatal 8. Abdomen I : Perut membesar apabila terjadi hepatomegali P : Adanya nyeri tekan pada perut kanan atas P : RedupA : Apabila terjadi diare, maka bising usus meningkat e. Pemeriksaan penunjang Test fungsi hati : SGOT dan SGPT Leokopenia : Trombositopenia mungkin ada Faces : Warna tanah liatstegtorat (penurunan fungsi hati) Anti HA JGM : Positif pada tipe A Bilirubin Serum :Diatas 2,5 mg /100ml Biobsis serum : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrostor Scan hati :Menunjukkan dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim Urinaria : peningkatan kadar biliburin

2. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri b/d proses peradangan 2. Gx pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan 4. Hipertermi b/d proses inflamasi 5. Gx integritas kulit b/d kadar bilirubin dikulit 6. Terjadi penularan b/d kurangnya pengetahuan 7. Cemas b/d kekurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita 3. Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d proses peradangan Tujuan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama selama 2 3 x 24 jam Kriteria : Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan Skala Ringan 1-3. Intervensi 1. Informasikan pada klien atau keluarga tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan klien R/ Klien dan keluarga kooperatif 2. Memberitahukan klien tentang penyebab nyeri R/ Klien dapat mengurangi prinsip Nyeri terhadap penyakitnya3. Identifikasi tingkat nyeri R/ Peningkatan tingkat nyeri menunjukkan adanya komplikasi lain 4. Berikan posisi senyaman mungkin R/ Posisi nyaman dapat memimalkan rasa nyeri 5. Anjurkan klien destraksi relaksasi R/ dapat mengurangi ketegangan otot 6. Berikan kompres hangat didaerah nyeri R/ Vasodilatasi pembuluh darah dan relaksasi otot 7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik R/ Analgesik dapat mengurangi rasa nyeri

2. Ganguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 3 x 24 jam, pemenuhan nutrisi pada klien tersebut mencukupi. Kriteria Hasil : Klien tidak mual muntah Klein menghabiskan porsi diit yang disajikan Klien mengatakan nafsu makan meningkat Intervensi 1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab penurunan nafsu makan misalnya muntah serta tindakan yang akan dilakukan R/ Menambah pengetahuan klien dan keluarga serta klien dan keluarga kooperatif tentang tindakan yang akan dilakukan2. Anjurkan tirah baring dan pembatasan aktifkan selama fase akut R/ Menurunkan kebutuhan aktifitas 3. Beri klien makan hangat dengan bau yang tidak merangsang R/ Meningkatkan nafsu makan klien 4. Beri makan sedikit demi sedikit R/ Mengembalikan pola makan klien dan menghindari rasa bosan 5. Sediakan lingkungan yang menyenangkan dengan situasi ayang tidak membosankan R/ Lingkungan yang aman dapat menurunkan stres dan meningkatkan nafsu makan 6. Kolaborasi dalam pemberian antivomiting R/ Antivomiting dapat mengurangi mual, muntah sehingga nafsu makan kembali normal

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhuintervensia. Monitor tanda vital : suhu badan R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasic. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapand. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringatR/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

4. DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marlyn E,2000.Rencana Asuhan Keperawatan,Jakarta :EGC Mansyoer,Arif,2001.Kapita Selekta Kedokteran,Jakarta:EGC silvia a.price patofisiologi. Edisi 6 EGC Jakarta

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN KASUS HEPATITISDI PUSKESMAS TEGALDLIMOIdentitas Nama : An.DUmur : 13 thnJenis Kelamin : PSuku Bangsa : Indonesia, Jawa Agama : ISLAM Pendidikan : SMPAlamat : Jatirejo RT 1 RW 1MRS tanggal : 16 08 - 2010 Jam :18.30Pengkajian : 16 08 - 2010 Jam :18.40Diagnose : HEPATITIS

Penanggung jawab Nama : Tn.SUmur : 39 thnJenis kelamin : LSuku Bangsa : Indonesia , JawaAlamat : Jatirejo RT 1 RW 1Pendidikan : SMPPekerjaan : tani

Alasan Masuk Rumah Sakit. Klien datang ke puskesmas tegaldlimo Via UGD pada tanggal16 08 2010 pukul 18.30 dengan keluhan mual dan pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan Utama. Klien mengatakan mual Riwayat Penyakit Sekarang Pada saat pengkajian tanggal16 08 2010 pukul 18.40 klien mengeluh mual dan pusing, terutama dalam kondisi terlentang klien gelisah, ekspresi wajah tegang.Riwayat Penyakit Masa Lalu Klien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit gastritis Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien yaitu hepatitis

Genogram

Keterangan :

: laki laki meninggal

: perempuan meninggal

: laki laki hidup

: perempuan hidup

: klien

Keadaan Kesehatan Lingkungan Klien tinggal disuatu tempat yang lingkunganya terjaga kebersihanya, terutama peralatan makanan dan memiliki kamar mandi dan WC sendiri dibelakang rumah.

Riwayat Psikososial - Riwayat PsikologisKlien mengatakan takut dengan kondisinya sekarang, klien sering bertanya mengenai kondisi kesehatanya. Klien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita.- Aspek social Selama sakit hubungan klien dengan keluarga baik, dengan petugas kesehatan baik , klien kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan petugas.- Aspek SpiritualKlien mengnut agama islam, klien berdoa agar cepat diberi kesembuhan, klien tidak bisa melakukan ibadah sholat 5 waktu

Pola kebiasaan sehari hari1. Pola Nutrisi - Sebelum sakit Klien mengatakan saat sehat makan 3Xsehari dengan komposisi nasi, lauk pauk , minum kurang lebih 6-7 gelas/hari.- Saat Sakit Klien mengatakan saat sakit makan 3X sehari dengan komposisi bubur kasar, porsi dihabiskan dari porsi biasa dikarenakan mual, nafsu makan menurun minum kurang lebih 3- 4 gelas per har. 2. Pola eliminasi - BAB sebelum sakit Klien mengatakn Saat sehat BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning bau khas feces- BAB saat sakit klien mengatakan saat sakit BAB 1X sehari dengan konsistensi lembek warna kuning ,bau khas feces- BAK sebelum Sakit Klien mengatakan saat sehat BAK sebanyak 3-4X perhari dengan warna kuning kecokltan dan bau khas amoniak - BAK saat sakit Klien mengatakan saat sakit BAk tetap tidak terjadi perubahan tetap sebanyak 3-4X perhari dan bau khas amoniak3. Pola Kebersihan diri- Sebelum sakit Klien mengtakan saat sehat mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi, kramas 3X seminggu ganti pakaian bila sudah kotor.- Saat sakit Klien mengatakan saat sakit hanya dibasuh dengan air hangat serta gosok gigi 1X sehari.

4. Pola Aktivitas - Sebelum sakit Klien mengatakan saat sehat aktivitas sehari hari bersekolah dan bantu orang tua dirumah - Saat sakit Klien mengatakan saat sakit tidak bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa.5. Pola istirahat tidur- Sebelum sakit Klien mengatakan saat sehat tidur kurang lebih selama 7-8 jam perhari- Saat sakit Klien mengatakan saat sakit tidurnya terganggu karena mual dan pusing, klien hanya tidur kurang lebih 4jam perhari

1. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum Klien lemahb. Tanda tanda vitalT = 100/60 mmHg S= 36 0CN= 76x/mnt RR = 22x/mntKesadaran = composmetis2. Pemeriksaan cepalo caudal 1. Kepala dan rambut I : pertumbuhan rambut merata,tidak terdapat ketombe P: tidak ada benjolan pada kepala,2. HidungI: bentuk hidung Simetris,tidak terdapat pernafasan cuping hidung,P: tidak terdapat nyeri tekan3. Telinga I:tidak ada serumen dan lesiFungsi : pendengaran baik 4. Mata I : sclera Putih, konjungtiva merah muda, Fungi : penglihatan baik5. Mulut dan gigi I: mulut pucat , tidak ada stomatitis, mulut kelihatan kotorGigi I: tidak dada caries Gigi6. Leher dan tenggorokan Leher I: tidak ada stromaP: tidak ada nyeri tekan Tenggorokan I: tidak ada pembesaran tonsil

7. Dada dan Thorax- Pemeriksaan paru I: bentuk dada simetris P: tidak ada nyeri tekan P: terdengar suara resonan A: suara nafas vesikuler 8. Pemeriksaan Jantung I; ictus cordis tidak tampak pada ICS 4-5 P: ictus cordis teraba pada ICS 4-5 MCL.s P: suara pekak A: bunyi jantung normal Bj 1,Bj 2 tunggal9. Pemeriksaan abdomen I: tidak ada luka bekas operasi P: Nyeri tekan abdomen sebelah kana P: tidak pekak abdomen A: bising Usus terdengar 10x permenit10. Ekstermitas, kuku, dan integument I: Kuku bersih tidak ada tanda tanda sianosisFungsi : kekuatan otot normal

5 5 5 5

11. Hasil laboratirium nilai normal SGOT : 180 (11-42)U/L SGPT : 386 (11-42)U/L12. Penatalaksanaan -infus KAEN 3A 20tpm- inj Ranitidine 2x1ampl-ORAL : antasida 4x1tab Becomplex 3x1 tab

Analisa DataNama : an.D tgl : 16-08-2010Kelompok data Masalah etiologi

S :- klien mengatakan mual-klien mengtakan nafsu makan menurun O: - keadaan umum lemah - makan dihabiskan porsiT = 100/60 mmHgN = 76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt

S : klien sering bertanya tentang kondisi yang diderita saat ini. O: - klien gelisah - ekspresi wajah tegangT = 100/60 mmHgN = 76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt

Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia

Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit yang dideritaVirus hepatitis

Toksik pada hati

Peradangan hati

Timbul jaringan ikat

Hepatits

Hati tidak mampu memetabolisme lemak

Mual

Anoreksia

Perubahan pola nutrisi

Virus hepatitis

Toksik pada hati

Peradangan hati

Timbul jaringan ikat

Hepatits

Perubahan status kesehatan

Kurangya informasi

Kurang pengetahuan

Koping tidak adekuat

Cemas

Daftar Masalah Nama : an.D tgl : 16-08-2010Tanggal munculDX keperawatanTanggal teratasi

16-08-2010

16-08-2010

Perubahan pola nutrisi b/d anoreksia ditandai dengan klien mengatakan mual, nafsu makan menurun, k/u lemah makan dihabiskan porsi T = 100/60 mmHgN = 76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt

- cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita ditandai dengan klien sering betanya tentang kondisi yang diderita saat ini, ekspresi wajah tegang, klien gelisah, T = 100/60 mmHgN = 76x/MenitS= 360CRR= 22X/mnt

INTERVENSINama : an.D tgl : 16-08-2010No Tujuan Criteria HasilIntervensiRasional

1

2Settelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24jam tidak terjadi perubahan pola nutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24jam cemas berkurang sampai dengan hilang - klien mengerti penyebab mual - klien tidak mual - porsi makan dihabiskan - nafsu makan meningkat - Ttv normal T: 110/70-139/89 mmHgS;36-3750cN: 60 80 X/menitRR: 16 -24 x /menit

- klien tidak cemas - wajah klien tampak rileks - klien tampak tenangTtv normal T: 110/70-139/89 mmHgS;36-3750cN: 60 80 X/menitRR: 16 -24 x /menit

1. beri penjelasan pada klien dan keluarga penyebab mual

2. anjurkan klien istirahat sebelum makan

3. beri makanan dalam kondisi hangat

4. beri makanan sedikit tapi sering

5. anjurkan klien menjaga oral hygiene

6. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian medikamentosa

1. Damping klien dan bina hubungan saling percaya

2. Beri informasi tentang kondisi kesehatan saat ini

3. Dorong klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik yang tepat

4. Ciptakan lingkungan yang tenang

5. Ajarkan klien tehnik rellaksasi

R/ klien dan keluarga mengerti penyebab mual dan kooperatif

R/ menenangkan peristaltic usus, meningkatkan energy untuk makan

R/ makanan hangat dapt meningktkan nafsu makan R/ menurunkan rangsangan peristaltic sehingga klien tidak muntahR/ mulut yang kotor membuat nafsu makan menurun R/ ranitidine merupakan salah satu obat pengurang mual muntah

R/ menunjukan perhatian dan keinginan untuk membantuR/ membantu klien dalam memahami penyakit klien yang diderita

R/ membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternative pemecahan masalah R/ mengurangi rangsangan eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan R/ member kesempatan untuk klien menangani kecemasan

LAPORAN PENDAHULUANHEPATITIS

1. Pengertian.Hepatitis adalah peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, bahan toksin, obat-obatan atau bahan-bahan lain yang dapat merusak hati.

2. Etiologi. Virus Hepatitis A. Virus Hepatitis B. Virus Hepatitis non A dan B.

3. Patofisiologi.Hati berfungsi menerima semua darah yang datang dari usus melalui vena porta, selanjutnya bahan-bahan tersebut dikirim ke dalam darah sesuai kebutuhan. Hati juga akan menjaga tubuh khususnya otak terhadap zat-zat racun yang tidak terelakkan diabsorbsi melalui usus ( detoksifikasi ). Fungsi lainnya adalah ekskresi zat-zat beracun yang terbentuk dalam tubuh tetapi dapat diekskresikan melalui ginjal karena molekulnya terlalu besar atau karena tidak larut dalam air. Fungsi hati lainnya yaitu memproduksi protein-protein khusus, albumen dibuat hanya dalam hati, sama seperti fibrinogen dalam hal ini termasuk protrombin serta faktor-faktor koagulasi, angiotensinogen, dan komplemen.Penyakit-penyakit hati akan banyak mempengaruhi fungsi-fungsi hati, karena itu gejala-gejala klinik yang timbul setelah memakan jamur beracun, setelah peracunan fosfor kuning dan kadang-kadang pada sehumlah kecil usus setelah pemakaian obat-obatan tertentu seperti gas anestesi halothane, atau setelah infeksi virus hepatitis.

Hepatitis A.a) Penularan melalui rate tinja mulut.b) Golongan virus entero ( tipe 72 ).c) Tidak bentuk kronik.d) Pertanda : anti HAV.

Hepatitis B.a) Golongan virus ADN.b) Penularan melalui tranfusi darah, fraksi darah, jarum suntik, hubungan sex.c) Masa tunas 6 minggu 6 bulan.d) Ada bentuk kronik.

Hepatitis non A dan B. a) Golongan tendentivikasi.b) penyebab pasca tranfusi.c) Masa tunas 2 minggu 5 bulan.d) Diagnosa per excusiunum.

4. Tanda dan Gejala.a) Stadium Pre Ikterik, yang berlangung selama 4 7 hari. Penderita mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual dan muntah, demam, nyeri pada otot perut kanan atas. Urine menjadi lebih coklat.b) Stadium Ikterik, berlangsung 3 6 minggu, ikterus mula-mula terlihat pada sklera, lalu pada seluruh tubuh, keluhan-keluhan berkurang, tetapi penderita masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.c) Stadium Post Ikterik.Ikterus mereda, warna urine dan tinja normal lagi, tanda dan gejala lain yaitu: Sklera ikterik, membran mukosa kuning, feses berwarna seperti tanah liat. Serum bilirubin meningkat, gatal pada kulit. Urine berwarna gelap seperti air teh. Nyeri abdomen kanan atas, demam, sakit kepala, diare / konstipasi.

5. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.1) Gangguan rasa nyaman: nyeri B. D adanya peradangan pada hepar. Kaji vital sign. Kaji penyebab nyeri. Kaji status nyeri pasien. Anjurkan istirahat yang cukup. Kolaborasi: beri obat analgetik.

2) Ganggua pemenuhan nutrisi B. D anoreksia. Kaji penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Beri makan sedikit demi sedikit. Anjurkan oral hygent sebelum makan. Anjurkan px makan makanan kesukaannya. Kolaborasi: beri obat sesuai advis dokter.

3) Intoleransi aktifitas B. D lemas dan lemah. Anjurkan px untuk istirahat. Lakukan latihan ROM aktif. Bantu px dalam beraktifitas.

6. Pemeriksaan Diagnostik. Pemeriksaan Laboratorium:Urinalisa, kimia darah, bilirubin. Pemeriksaan Radiologi:Poto Thorax. Terapi Pengobatan:1) Methicol 2x1.2) PCT 3x1.3) Inj. Neurobion 5000 / amp / hr / drip D5%.4) Inj. Radin 2x1 amp.5) Inj. Tomit 3x1 amp.6) Lytadex 3x1.7) Magtral Syr 3x1.8) Vometa 3x1.

7. Daftar Pustaka.Deinhard F, Gusti IO. 1982. Viral Hepatitis. Bull WHO.Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi II. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI.Noer, M. Syaifullah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ke-3Jakarta: Balai FKUI.S, Buza, W. Herdin, DKK. 1992. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

PENGKAJIAN

1. Identitas Klien.a) Identitas.Nama : Tn. J.Umur : 60 Th.Jenis Kelamin : Laki-laki.Pekerjaan : Wiraswasta.Alamat : Mulawarman.Status : Sudah kawinAgama : Islam.Suku Bangsa : Banjar / Indonesi.No RMK : 464696.Tanggal MRS : 5 agustus 2002.Dx Medis : Hepatitis Akut.b)Identitas Penanggung Jawab.Nama : Tn. R.Umur : 25 Th.Jenis Kelamin : Laki-laki.Pekerjaan : Wiraswasta.Hubungan dengan klien : Menantu.

2. Riwayat Penyakit.a) Keluhan Utama.Px mengeluh perutnya bengkak.b) Riwayat Penyakit Sekarang.Px mengatakan + 1 bulan ini ia mengeluh sakit perut, perut terasa membengkak. Px juga sering muntah selama 3 hari ini berisi apa yang dimakan dan 1 kali muntah bercampur darah beku + 1 SdT. BAK seperti air teh tua, kadang-kadang badan terasa panas, perut terasa mual, badan terasa lemah, nafsu makan menurun, BAB agak keras, mata dan badan terlihat kuning selama 1 bulan ini. Batuk dan pilek tidak ada, tidak ada riwayat perjalanan ke daerah endemis Malaria. c) Riwayat Penyakit Dahulu.Px mengatakan bahwa ia belum pernah menderita penyakit seperti yang sekarang ini dan tidak menderita Hypertensi dan DM.d) Riwayat Penyakit Keluarga.Px mengatakan bahwa 2 orang kakak px yaitu laki-laki dan perempuan pernah menderita penyakit seperti yang dialami px dan sudah meninggal. Di dalam keluarga px tidak ada faktor resiko seperti Hypertensi dan DM.

3. Pemeriksaan Fisik.a) Keadaan Umum. ( Tanggal 6 agustus 2002 )Kesadaran px CM dengan nilai GCS 456 = 15.Vital sign:TD : 130/90 mmHg.N: 80 x/m.R: 20 x/m.S: 36 C.Tanggal 8 agustus 2002.TB: 166 cm.BB: 50 kg.LLA: 22,8 cm.b) Kulit.Kebersihan kulit cukup baik, warna kulit tampak ikterik, tidak terdapat odema, turgor kulit baik karena cepat kembali setelah dicubit. Tekstur kulit lembab dan tidak ada lesi dan masa. Kuku berbentuk lebar dan berwarna putih.c) Kepala dan Leher.Struktur kepala simetris, tidak ada nyeri / vertigo maupun trauma kepala, leher dan kepala dapat bergerak bebas dan tidak ada kesulitan menelan. Tidak ada pembesaran kelenjat Tyroid, kebersihan kepala dan leher cukup bai, tidak ada kotoran yang menempel, terdapat kumis dan rambut berwarna hitam dengan sedikit uban. Px terlihat meringis karena nyeri.d) Penglihatan dan Mata.Bentuk dan letak mata simetris, kebersihannya terjaga karena tidak ada kotoran yang menempel. Ketajaman penglihatan tidak optimal, px tidak mampu melihat / membaca tulisan yang kecil. Bola mata dapat digerakkan kesegala arah, konjunctiva tidak anemis dan sklera tampak ikterik. Px juga menggunakan alat bantu kaca mata jika mau membaca tulisan. Mata tampak ikterik.e) Penciuman dan Hidung.Struktur hidung simetris, kebersihannya tejaga baik, tidak ada pendaraham, peradangan / nyeri pada hidung, tidak ada obstruksi jalan nafas dan fungsi penciuman baik karena dapat membedakan bau obat-obatan dengan bau makanan.f) Pendengaran dan Telinga.Letak telinga simetris dan kebersihannya cukup baik, tidak ada pendarahan dan peradangan / nyeri pada tilinga, tidak tampak sekresi dan tidak ada timitus. Fungsi pendengaran baik karena px berespon bai jika perawat / doter bertanya. Tidak menggunakan alat bantu pendengaran.g) Gigi dan Mulut.Warna bibit agak hitam karena px perokok. Kebersihan mulut dan gigi kurang terjaga karena pada gigi terdapat carries. Tidak terjadi pendarahan pada gusi-gusi. Fungsi mengunyah sedikit teganggu karena px menggunakan gigi palsu 4 buah.h) Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.Bentuk dada simetris dengan kedalaman nafas teratur, frekuensi nafas 20 x/m. px tampak batuk tanpa sputum dan tidak mengeluh sesak nafas maupun dipsnea. Pernafasan melalui hidung dengan suara nafas vesikuler dan tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheezing. Tidak ada nyeri tekan pada dada. Pada jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada bunyi jantung tambahan.i) Abdomen.Abdomen tidak simetris karena tampak besar / bengkak. Kebersihannya baik, tidak ada jaringan parut, tidak terjadi asites tetapi terdapat nyeri tekan pada abdomen kanan atas dengan skala nyeri moderat 3. Terdapat pembesaran hati. Bunyi perkusi abdomen redup pada kanan atas, bising usus normal 24 x/m.j) Genetalia dan Reproduksi.Pada rektum tidak terdapat haemorrhoid. Tidak ada peradangan genetalia. Pada saat BAB / BAK tidak terasa nyeri.k) Ekstrimitas Atas dan Bawah.Sturktur simetris. Tidak ada trauma pada kedua ekstrimitas, kekuata otot baik, pada lengan kanan terpasang infus RL 20 tts/m. Tidak ada kelainan tulang dan sendi dan px tidak menggunakan alat bantu untuk bergerak. Tidak terjadi keterbatasan gerak hanya pada lengan kanan karena terpasang infus.Skala kekuatan otot:5 5

5 5

4. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual.a) Aktifitas dan Istirahat.Di Rumah: Px bekerja sebagai penarik ojek. Pada siang hari jarang tidur dan malam hari tidur cukup + 6 8 jam. Px tidak menggunakan obat-obatan untuk tidur.Di Rumah Sakit: Px bisa berjalan, duduk dan berbaring, lama tidur siang tidak tentu + 1 2 jam dan malam tidur + 8 9 jam, px tidak menggunakan obat-obatan untuk tidur.b) Personal Hygent.Di Rumah: Mandi 2 x sehari, gosok gigi sehabis makan, potong kuku dan keramas jika perlu.Di Rumah Sakit: Px hanya diseka oleh keluarganya 2 x sehari tapi jika px ingin, ia mandi di kamar mandi. Gosok gigi tidak tentu ( 1 2 x sehari ), potong kuku dan keramas jika perlu. c) Nutrisi.Di Rumah: Makan 3 x sehari dengan nasi biasa, sayur mayur dan lauk pauk, nafsu makan baik dan tidak ada gangguan dalam makan.Di Rumah Sakit: Makan 3 x sehari dengan diit nasi lunak tinggi kalori tinggi protein, nafsu makan menurun.d) Eliminasi.Di Rumah: BAB normal 1 x sehari pada malam hari, warna kuning dengan konsistensi lunak, tidak terjadi konstipasi. BAK 4 5 x sehari, dengan warna kuning keruh dan berbau pesing, tidak terjadi inkontinensia urine.Di Rumah Sakit: BAB agak keras, sudah 2 hari px belum BAB karena konstipasi. Px belum diberi obat pencahar oleh dokter. BAK 4 5 x sehari dengan warna seperti air teh tua, tidak terjadi inkontinensia urine dan tidak menggunakan kateter.e) Sexual.Px adalah seorang laki-laki berumur 60 tahun.f) Psikososial.Px tabah dalam menghadapi penyakitnya dan sedikit khawatir tentang penyakitnya. Hubungan px dengan keluarganya, dengan px lain dan dengan tenaga medis baik.g) Spiritual.Px beragama islam, dan yakin bahwa penyakitnya akan sembuh dan px dan keluarganya selalu berdoa untuk kesembuhannya.

5. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan.a) Laboratorium. Hematologi.1) Hb: 9,3 g%.2) Leukosit: 7000 /mm3.3) LED: 62 mm/jam I, 101 mm/jam II.4) Trombosit: 295.000 /mm3.5) Malaria: ( - ) negatif. Kimia Darah.1) Gula Darah: 101 mg/dl.2) Cholesterol: 269 mg/dl.3) Tryglyserida: 368 mg/dl.4) SGOT: 77 u/l.5) SGPT: 39 u/l.6) Bilirubin Total: 6,8 mg/dl.7) Bilirubin Direct: 4,35 mg/dl.8) Bilirubin Indirect: 1,83 mg/dl.9) Urea: 33 mg/dl.10) Urea Nitrogen: 14 mg/dl.11) Creatinin: 0,8 mg/dl.12) Asam Urat: 5,0 mg/dl.

Hitung Jenis: Bas0 1Eos1 3Staf3 5Segmen54 62Limfo25 32Mono3 7

00267310

Hasil Pemeriksaan Widal.Tanggal 6 agustus 2002.Salmonella TyphiSalmonella Paratyphi

H : 1/20: 1/80:1/160:1/320:O : 1/20:1/80:1/160:1/320:

A : 1/20:1/80:1/160:1/320:B : 1/20:1/80:1/160:1/320:

Urinalisa. ( Tanggal 6 agustus 2002 )1) Warna: Kuning tua.2) Kejernihan: Keruh.3) PH: 5,04) BJ: 1,025.5) Albumin: -6) Reduksi: -7) Bilirubin: +++8) Urobilin: +9) Aceton: -10) Sedimen: -11) Leucocyt: 2 4 /lpb.12) Erythrocyt: 0 2 /lpb.13) Epithel: +14) Kristal: -

b) Pemariksaan USGTanggal 10 agustus 2002.

c) Pengobatan. RL 20 tts/m Ulsikur 3x1 amp. ( IV ) Methicol 3x1 tab. Ulsidex 500 mg tab 1x2. Susden / tromol 3x1 500 mg. Dextrometropan 3x1 tab. Amoxan.

ANALISA DATA

No

DataMasalahEtiologi

1.DO : ( Tanggal 6 agustus 2002 ) TTV: TD : 130/90 mmHg.N : 80 x/m.R : 20 x/m.S : 36 C. Perut bagian kanan atas px tampak membesar / bengkak. Px tampak meringis. Adanya nyeri tekan pada abdomen kanan atas.DS : Px mengatakan nyeri pada abdomen kanan atas jika ditekan.

Imflamasi Hepar.Nyeri abdomen kanan atas.

2.DO : Antropometrik: BB : 50 kg, TB : 166 cm, LLA : 22,8 cm. Px terlihat tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan ( 1 2 sendok makan ). Terpasang infus RL : 20 tts/m.DS : Px mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan. Px mengatakan bahwa ia hanya makan sedikit ( 1 2 sendok makan ).

Anoreksia.Ganggu an pemenu han nutrisi.

PROSES KEPERAWATAN

NoDiagnosaKeperawatan

Perencanaan

TujuanIntervensiRasional

1.Nyeri abdomen kanan atas B. D Inflamasi Hepar.DO : ( Tanggal 6 agustus 2002 ) TTV:TD:130/90 mmHg.N : 80 x/m.R : 20 x/m.S : 36 C. Perut bagian kanan atas px tampak membesar / bengkak. Px tampak meringis. Adanya nyeri tekan pada abdomen kanan atas.DS : Px mengatakan nyeri pada abdomen kanan atas jika ditekan.

Nyeri abdomen kanan atas berkurang dalam 3 5 hari perawatan.KE :1) TTV dalam keadaan normal.2) Perut bagian kanan atas tidak terlihat membesar / bengkak.3) Px tidak meringis.4) Tidak ada nyeri tekan pada abdomen kanan atas.1) Kaji penyebab nyeri.2) Monitorr TTV.3) Berikan buli-buli hangat.4) Anjurkan px untuk istirahat yang cukup.5) Ajarkan px tehnik relaksasi.Kolaborasi :1) Beri obat sesuai order dokter.1) Untuk mengetahui penyebab nyeri dan tindakan yang akan dilakukan.2) Untuk mengetahui intervensi yang akan dilakukan.3) Untuk mengurangi rasa nyeri.4) Membantu penyembuhan.5) Untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri.Kolaborasi :1) Untuk membantu proses penyembuhan.

NoDiagnosaKeperawatan

Perencanaan

TujuanIntervensiRasional

2.Gangguan pamenuhan nutrisi B. D anoreksia.DO : Antropometrik: BB : 50 kg. TB : 166 cm. LLA : 22,8 cm. Px terlihat tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan ( 1 2 sendok makan ). Terpasang infus RL : 20 tts/m.DS : Px mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan. Px mengatakan bahwa ia hanya makan sedikit ( 1 2 sendok makan ).

Kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam 3 5 hari perawatan.KE :1) BB naik 0,2 kg.2) LLA dalam batas normal.3) Px menghabiskan - 1 porsi dari yang disediakan.4) Tidak terpasang infus.5) Px tidak mengeluh nafsu makan.1) Kaji penyebab anoreksia.2) Ukur BB dan LLA px.3) Anjurkan px untuk personal hygent sebelum / sesudah makan.4) Anjurkan px untuk makan makanan yang disenangi.5) Atur lingkungan senyaman mungkin.Kolaborasi :1) Beri infus sesuai advice dokter dan juga obat.1) Untuk mengetahui dan menentukan intervensi yang tepat.2) Untuk mengetahui data antropometrik yang B. D nutrisi px.3) Untuk menambah selera nafsu makan.4) Agar nafsu makan px timbul.5) Untuk menambah selera makan.Kolaborasi :1) Untuk membantu proses penyembu han.

NoImplementasiEvaluasi

1.1) Mangkaji penyebab nyeri.( 6 8 2002, pukul 09.00 )2) Memonitorr TTV.( setiap hari, pukul 08.30 ) 3) Memberikan buli-buli hangat.( 8 8 2002, pukul 13.00 )4) Menganjurkan px untuk istirahat yang cukup.( 6 8 2002, pukul 09.15 )5) Mengajarkan px tehnik relaksasi.( 6 8 2002, pukul 13.00 )Kolaborasi :1) Memberi obat : Ulsikur 3x1 amp ( IV ). Methicol 3x1 tab. Ulsidex 500 mg tab 2x1. Susden / tromol 3x1 500 mg.

S: Px mengatakan masih merasa nyeri.O: Px terlihat meringis.TTV : TD : 120/90 mmHg.N : 78 x/m.R : 22 x/m.S : 36,7 C.( Sabtu tanggal 10 8 2002, pukul 10.00 )A: Masalah belum teratasi.P: Intervensi dilanjutkan.

S: Px mengatakan nafsu makan membaik.O: Tampak menghabiskan separo dari porsi yang ada.A: Masalah teratasi.P: Intervensi dihentikan.( jumat, pukul 11.00 )

2.1) Mengkaji penyebab anoreksia.( 6 8 2002, pukul 09.00 )2) Mengukur BB dan LLA px.( 8 8 2002, pukul 10.00 )3) Menganjurkan px untuk personal hygent sebelum / sesudah makan.( 6 8 2002, pukul 10.00 )4) Menganjurkan px untuk makan makanan yang disenangi.( 6 8 2002, pukul 10.05 )5) Mengatur lingkungan senyaman mungkin.Kolaborasi :1) Memberi infus RL 20 tts/m dan NL TKTP.

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS

A. DEFINISI Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

B. ETIOLOGI 1. Virus Type AType BType CType DType E

Metode transmisiFekal-oral melalui orang lainParenteral seksual, perinatalParenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatalParenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B

Fekal-oral

Keparah-anTak ikterik dan asimto- matikParahMenyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronisPeningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut

Sama dengan D

Sumber virusDarah, feces, salivaDarah, saliva, semen, sekresi vaginaTerutama melalui darahMelalui darahDarah, feces, saliva

2. Alkohol Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

3. Obat-obatan Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

C. TANDA DAN GEJALA 1. Masa tunas Virus A:15-45 hari (rata-rata 25 hari)Virus B:40-180 hari (rata-rata 75 hari)Virus non A dan non B: 15-150 hari (rata-rata 50 hari)2. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.3. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu. 4. Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

D. PATOFOSIOLOGI Patways terlampir.Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang su