Transcript
Page 1: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

1. Kondisi Georafis dan Penduduk Indonesia

Indonesia memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang ada di daratan berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, dataran rendah dan pantai.Daerah-daerah tersebut tentunya dapat diketahui dari letak suatu wilayah, antara lain sebagai berikut:

1. Posisi daerah tersebut terhadap tempat atau daerah lain.2. Kehidupan penduduk yang ada di daerah tersebut.3. Latar belakang sejarah dan pengaruh yang pernah ada atau akan ada terhadap daerah

tersebut.

Page 2: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

2. Letak Geografis Indonesia

Letak geografis Indonesia artinya letak Indonesia dilihat dari kenyataan sebenarnya di muka bumi. Terdapat cara mudah untuk mengetahui letak geografis dari Indonesia. Mari kita ambil peta dunia, atlas dunia, atau globe. Dari peta, atlas, atau globe tersebut kita akan melihat peta Indonesia. Dari peta tersebut nampak bahwa, secara geografis indonesia terletak di antara 2 benua, yaitu benua Australia dan benua Asia, serta terletak di antara 2 samudra, yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia berada pada posisi silang dunia (world cross position). Pada posisi seperti ini, Indonesia menjadi pusat jalur lalu lintas dunia. Itulah sebabnya mengapa sehingga Indonesia dianggap memiliki posisi yang strategis.

Page 3: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

3. Pengertian Kondisi Geografisletak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya.

4. Informasi GiografisAdalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial, yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainya.

Page 4: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

5. Macam-macam adaptasi dan contohnyaadaptasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Dan berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis adaptasi yang telah saya sebutkan di atas :

1. Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan :

Adaptasi morfologi pada makhluk hidup terjadi disebabkan adanya perbedaan mengenai cara mengambil dan juga memperoleh makanan, serta perbedaan jenis makanan. Beberapa conoto adaptasi morfologi terhadap jenis makanan sebagai berikut :

Bentuk paruh dan kaki pada burung : beberapa bentuk adaptasi pada paruh dan kaki pada burung adalah sebagai berikut :

o Bebek memiliki paruh yang berbentuk sudu atau dayung yang digunakannya untuk mencari makanan di lumpur

o Burung pipit memiliki paruh yang berbentuk pendek dan kuat yang digunakannya untuk mematuk makanannya yang berupa biji-bijian.

o Burung elang mempunyai paruh yang berbentuk runcing dan agak panjang. Paruh dengan bentuk seperti ini digunakan burung elang untuk mengoyak makanannya yang berupa daging.

o Lanjut ke bentuk paruh pada ayam, yang mana paruh ayam berbentuk kecil dan runcing yang digunakannya untuk mematuk biji-bijian maupun hewan-hewan kecil atau serangga.

o Burung kolibri mempunyai paruh dengan bentuk yang kecil, runcing, dan panjang. Paruhnya berfungsi untuk menghisap nektar pada bunga.

o Burung pelikan memiliki paruh yang berukuran besar dan pada bagian bawah paruhnya memiliki struktur menyerupai kantong. Paruh burung pelikan ini digunakannya untuk memakan ikan.

o Burung pelatuk memiliki kontruksi paruh yang begitu kuat dan runcing. Paruhnya berfungsi untuk mematuk kayu pohon dan menangkap serangga untuk dimakan.

o Bebek memiliki kaki yang terdapat selaput renang. Selaput ini terletak pada celah jari kakinya. Bebeb menggunakan kaki berselaput ini untuk berjalan di atas lumpur dan memudahkan saat berenang di air.

o Burung pipit mempunyai jari-jari yang panjang, terletak dalam satu bidang datar, dan ini digunakan oleh burung pipit untuk hinggap pada ranting-ranting pohon.

o Burung elang mempunyai kaki yang pendek, bercakar tajam. Kaki yang semacam ini digunakan oleh burung elang untuk mencengkeram mangsanya.

o Burung kakatua mempunyai kaki dengan dua jari yang mengarah ke depan dan dua jari di belakang. Dengan kaki yang seperti ini, maka akan mempermudah burung kakatua untuk memanjat pohon.

o Ayam mempunyai kaki yang panjang dan tegak. Kaki yang panjang dan tegak ini digunakan oleh ayam untuk berjalan di darat dan untuk mengais makanan di tanah.

o Hampir sama dengan burung kakatua, kaki burung pelatuk juga memiliki dua jari yang mengarah ke depan dan dua jari ke belakang. Ini juga digunakan untuk memanjat.

Page 5: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

Adaptasi Morfologi

Bentuk mulut pada serangga : Berdasarkan jenis makanannya, bentuk mulut dari serang dapat dibagi menjadi tipe berikut ini :

o Tipe mulut penggigito Tipe mulut penjilat dan pengisapo Tipe mulut pengisapo Tipe mulut penusuk dan pengisap

Tipe gigi mamalia : Tipe gigi pada mamalia berhubungan dengan jenis makanannya. Berdasarkan tipe giginya, mamalia dibagi menjadi beberapa golongan, dan berikut ini macam-macamnya :

o Mamalia yang memakan rumput atau disebut dengan herbivora, dan pemamah biak (ruminansia). Jenis mamalaia yang satu ini mengunyah kembali makanan yang telah ditelannya. Contoh ruminansia adalah sapi, kerbau, kuda dan kambing. Hewan ini mempunyai gigi seri yang memiliki bentuk seperti kapak yang memiliki fungsi untuk menjepit dan memotong makanan. Gigi gerahamnya berbentuk lebar dan datar dengan rahang bergerak menyamping agar makanan tergiling secara mekanis dan merata.

o Mamalia yang memakan daging atau disebut dengan karnivora, mamalia jenis ini mempunyai gigi seri yang tajam dan gigi taring yang kuat, besar serta runcing. Sementara itu, gigi gerahamnya bergerigi tajam sehingga mamalia jenis ini mampu mengunya daging yang keras dan alot. Contoh hewan yang merupakan pemakan daging (karnivora) adalah harimau, singa, anjing, dan kucing.

o Mamalia pengerat (rodentia), mamalia jenis ini tidak memiliki gigi taring dan hanya memiliki gigi seri dan gigi geraham. Gigi seri berukuran besar dan memiliki fungsi untuk mengerat makanannya. Contoh mamalia yang termasuk rodentia adalah kelinci, tikus dan tupai.

2. Adaptasi morfologi terhadap jenis habitat

Adaptasi hewan dan tumbuhan berdasarkan habitatnya dijelaskan dalam uraian berikut ini :

Page 6: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

Ikan : Semua jenis ikan habitatnya adalah di air, baik itu di air laut maupun air tawar seperti di suangai. Air memiliki sifat menekan ke segala arah sehingga ikan membutuhkan bentuk tubuh yang memudahkannya berenang di air. Sehingga tubuh dari ikan cenderung ramping dan aerodinamis, yang mana akan membuat ikan mudah bergerak di air.

Unta : Seperti yang kita ketahui bersama bahwa unta adalah hewan yang hidupnya di gurun pasir. Unta memiliki puny yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan lemak. Unta memiliki kaki yang panjang. Kaki yang panjang ini digunakan oleh unta untuk menjaga tubuhnya agar tidak terperosik di pasir. Sementara itu, kaki unta juga memiliki bantalan yang berfungsi untuk menahan panas ketika berjalan di padang pasir.

Beruang kutub : Berbeda dengan unta, beruang kutub tidak hidup di gurun pasir melainkan di daerah kutub yang bersalju dan bersuhu dingin. Beruang kutub memiliki bentuk kaki yang besar dan lebar yang digunakan untuk berjalan di atas salju. Beruang kutub juga memiliki bulu yang sangat tebal yang digunakan sebagai pelindung tubuh dari suhu dingin.

Tumbuhan xerovit : Tumbuhan xerovit merupakan tumbuhan yang hidup di habitat yang kekurangan air atau kering. Sebagai contoh tumbuhan yang termasuk tumbuhan xerovit adalah kaktus dan kurma. Tumbuhan ini beradaptasi dengan lingkungannya dengan cara sebagai berikut 

o Daun sempit dan kecil dengan jumlah stomata yang sedikit yang bertujuan agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan

o Daun termodifikasi menjadi sisik atau bulu yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri

o Batang atau daun dilapisi zat seperti lilin untuk mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan

o Tumbuhan xerovit memiliki akar yang sangat panjang, yang bertujuan agar menjangkau sumber air di bawah tanah

o Batang bersifat sukulen atau yang dapat menyimpan air Tumbuhan hidrofit : Pengertian dari tumbuhan jenis ini adalah tumbuhan yang hidup

di habitat yang banyak airnya, misal saja teratai, enceng gondok, dan hydrilia sp. Tumbuhan hidrofit beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara sebagai berikut :

o Tumbuhan jenis ini memiliki akar yang lebat yang digunakan sebagai pemberat agar posisinya stabil di atas air.

o Memiliki dau yang lebar untuk menahan gaya berat ke bawah atau agar tidak mudah tenggelam

o Memiliki stomata yang banyak dan letaknya di permukaan atas daun yang bertujuan untuk memudahkan dalam penguapan air.

o Lapisan lilinnya tipis yang digunakan untuk mempermuda terjadinya penguapan dan mengurangi kelebihan air.

o Tumbuhan hidrofit mempunyai batang dan akar yang berongga-rongga. Tujuannya agar dapat mengapung di air.

Tumbuhan higrofit : Lanjut ke jenis tumbuhan higrofit yang merupakan jenis tumbuhan yang hidup di habitat yang lembab, misal saja lumut, paku-pakuan, dan keladi. Tumbuhan higrofit melakukan adaptasi dengan cara berikut ini :

o Tumbuhan higrofit memiliki daun yang tipis dan lebar untuk memudahkan penguapan

o Pada ujung daun terdapat hidatoda

Page 7: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

B. Adaptasi Fisiologi

Setelah membahas tentang adaptasi morfologi, kini giliran adaptasi fisiologi. Adaptasi ini merupakan upaya penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya. Biasanya adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia tertentu untuk membantu proses metabolisme tubuh. Adaptasi fisiologi tidak mudah diamati seperti pada adaptasi morfologi dan adaptasi tingkah laku. Alasannya adalah karena adaptasi fisiologi berkaitan erat dengan fungsi tubuh. Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia.

1. Adaptasi fisiologi pada hewan dan manusia

Herbivora adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan. Sebagai contoh adalah sapi. Sapi memakan rumput, dimana sapi dapat mencerna rumput dan daun yang mengandung banyak serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase. Enzim selulase tersebut diproduksi oleh mikroorganisme yang terdapat di rumen.

Nyamuk adalah hewan yang menghisap darah, baik darah manusia atau darah hewan, nyamuk ini memiliki zat antikoagulan atau antipembeku darah. Zat ini memiliki kegunaan untuk menjaga agar darah yang dihisap oleh nyamuk tersebut tetap dalam keadaan cair dan tidak membeku.

Pada manusia, jumlah eritrosit dalam darah berbeda-beda tergantung dari tempat tingal manusia tersebut. Manusia yang tinggal di daerah pengunungan atau dataran tinggi, memiliki eritrosit dengan jumlah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang tinggal di dataran rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah atau kadar dari oksigen di daerah pegunungan lebih sedikit sehingga dibutuhkan Hb (hemoglobin) yang lebih banyak untuk mengikat oksigen. Apabila hb yang dibutuhkan banyak, jumlah eritrosit juga akan meningkat.

Ikan air tawar mempunyai adaptasi fisiologi yang berbeda dengan ikan yang berada di laut. Ikan di air tawar melakukan adaptasi dengan cara minum sedikit air dan banyak mengeluarkan urine yang encer, sebaliknya ikan air laut melakukan adaptasi dengan cara minum banyak air dan mengeluarkan sedikit urine yang peat

Page 8: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

2. Adaptasi fisiologi pada tumbuhan

Tumbuhan tertentu mengeluarkan bau yang khas untuk menarik serangaa. Sebagian tumbuhan menarik serangga untuk dimakan, dan sebagian lagi menggunakan serang supaya dapat membantu proses penyerbukan, contoh pada bunga mawar.

Tumbuhan mengeluarkan nektar pada bunga untuk menarik serangga, contoh kembang sepatu

Tanaman atau tumbuhan seperti cemara dan juga sukun akan beradaptasi fisiologi dengan cara mengeluarkan metabolit sekunder berupa alelopati. Metabolit sekunder berupa alelopati ini dapat dan mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain yang berada di sekitarnya

C. Adaptasi tingkah laku

Pengertian dari adaptasi tingkah laku adalah suatu penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku ini lebih kita amati dan kita lihat apabila dibandingkan dengan adaptasi yang sebelumnya yaitu adaptasi fisiologi. Adaptasi tingkah laku ini biasanya berkaitan erat dengan makanan, udara dingin dan sistem pertahanan pada beberapa hewan. Adaptasi tingkah laku beberapa jenis hewan akan dibahas dalam uraian berikut ini :

Page 9: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

1. Adaptasi tingkah laku pada hewan

Salah satu hewan yaitu rayap akan melakuakan adaptasi tingkah laku yang agak aneh yaitu dengan memakan kembali kulitnya yang sudah terkelupas pada saat melakukan pergantian kulit (molting). Perilaku ini dilakukan oleh rayap untuk mendapatkan enzim pencerna selulosa pada kayu. Enzim pencerna tersebut dihasilkan oleh Flagellata (sejenis mikroorganisme) yang hidup dalam pencernaan rayap. Oleh sebab itu rayap akan kembali memakan kulit dan bagian usunya yang sudah terkelupas. Selain itu juga, rayap yang masih kecil atau baru saja menetas akan menunjukan adaptasi tingkah laku dengan menjilati dubur induknya. Tingkah laku ini dilakukan oleh rayap kecil dengan tujuan agar flagellata dalam saluran pencernaan induknya dapat masuk dalam saluran pencernaanya.

Bila kita amati, kerbau adalah hewan yang sangat suka mandi di lumpur atau sungai. Tingkah laku ini dilakukan oleh kerbau dengan tujuannya untuk mengurangi pengaruh panas yang ada pada tubuhnya.

Pada umumnya penguin hidup di daerah kutub yang mana suhu udaranya sangat dingin. Penguin ini hidup secara berkelompok/bergerombol. Tingkah laku hidup berkelompok dilakukan oleh penguin dengan tujuan agar lebih hangat.

Beberapa jenis burung akan berpindah/berimigrasi ke daerah yang lebih hangat pada saat memasuki musim dingin. Selain itu burung juga akan berpindah untuk mencari

makanan di daerah yang terdapat banyak makananya. Apabila musim dingin di daerah asalnya sudah selseai, burung-burung tersebut akan kembali lagi ke tempat asalnya.

Pada sayap kupu-kupu tertentu terdapat dua pola mata yang hampir sama. Pola ini hampir mirip dengan mata pada burung hantu. Saat ada pemangsa, sayapnya akan direntangkan. Pemangsa kupu-kupu akan ketakuatan dan kupu-kupu itu dapat menyelamatkan diri.

Cicak akan memutuskan ekornya pada saat dalam keadaan bahaya atau terancam, peristiwa pemutusan ekor pada cicak ini disebut dengan autotomi.

Untuk mengelabuhi hewan yang akan memangsa bunglon, bunglon akan menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungannya. Sehingga bunglon dapat aman dari pemangsanya. Ini disebut dengan mimikri.

Page 10: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

2. Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan

Pohon jati menggugurkan daunnya (meranggas) pada musim kemarau. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan sehingga dapat menghemat cadangan air.

Daun tanaman jagung menggulung saat udara sangat panas untuk mengurangi penguapan air.

6. Jenis Adaptasi - Adaptasi Morfologi, Adaptasi Fisiologi dan Adaptasi Tingkah Laku

Page 11: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

7. Contoh adaptasi Morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku

Adaptasi morfologi:

2. Bentuk mulut serangga yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.3. Bentuk tubuh iklan yang stream line sehingga memudahkan dalam berenang.4. Daun tumbuhan air yang lebih lebar untuk membantu mempercepat

penguapan.5. Burung memiliki sayap untuk terbang di udara.6. Gigi hewan berbeda-beda sesuai jenis makanannya.7. Beruang kutub memiliki kulit dan bulu yang tebal untuk menahan dingin.

Page 12: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

Adaptasi fisiologi:

1. Ikan memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan air.2. Orang yang tinggal di pegunungan memiliki jumlah haemoglobin yang lebih

banyak ketimbang orang biasanya.3. Manusia mengeluarkan keringat sebagai pengatur suhu tubuh dan membuang

zat sisa.4. Cacing teredo mengeluarkan enzim selulase untuk mencerna kayu yang

dimakannya.5. Herbivora menggunakan enzim selulase untuk mencerna rerumputan.6. Ikan yang hidup di perairan berkadar garam tinggi memiliki urine yang lebih

pekat.7. Cacing tanah mengeluarkan zat kapur untuk menetralkan asam di

kerongkongannya.

Page 13: Kondisi Georafis Dan Penduduk Indonesia

Adaptasi tingkah laku:

Kaki seribu akan menggulung bila disentuh. Bunglon akan melakukan mimikri, mengubah warna tubuhnya sesuai lingkungan bila

dalam keadaan bahaya. Ikan pari torpedo akan mengeluarkan muatan listrik untuk melindungi diri dari

musuhnya. Tupai dan kumbang akan pura-pura mati bila dalam keadaan bahaya. Kerbau berkubang di lumpur untuk melunakkan kulitnya dan mengurangi keadaan

panas. Cumi-cumi menyemprotkan tinta bila dalam keadaan bahaya. Rayap yang baru menetas menjilati dubur rayap dewasa untuk mendapatkan flagela.


Recommended