KementerianKomunikasi dan InformatikaRepublik Indonesia
KAJIAN FREKUENSI KA-BAND UNTUK KOMUNIKASI SATELIT
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA, PERANGKAT, DAN PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA (SDPPPI)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAKEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
TAHUN 2016
iiiiii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir studi yang berjudul “Kajian Frekuensi Ka-band untuk Komunikasi Satelit”. Penulisan laporan akhir ini sebagai rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan kajian Joint Research sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Nomor 30 Tahun 2016 tertanggal 2 Februari 2016 tentang Tim Pelaksana Joint Research Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Tahun 2016.
Dalam menyusun laporan akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, selaku Kepala Badan Litbang SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika
2. Drs. Sunarno, MM. selaku Kepala Puslitbang SDPPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika
3. Pejabat Eselon III dan Eselon IV di lingkungan Puslitbang SDPPPI Kemkominfo yang telah memberikan arahan dan masukan yang berguna bagi penelitian ini.
4. Para Peneliti dan Staf di lingkungan Puslitbang SDPPPI
5. Seluruh rekan – rekan yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya Laporan akhir ini.Penulis berharap semoga Laporan Akhir Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Desember 2016
Tim Joint Research
vv
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI vDAFTAR TABEL viiDAFTAR GAMBAR viii
BAB 1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang 11.2 Perumusan Permasalahan 31.3 Tujuan dan Manfaat 4
1.3.1 Tujuan Penelitian 41.3.2 Manfaat Penelitian 4
1.4 Ruang Lingkup 41.5 Sistematika Pelaporan 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 52.1. Teknologi Satelit 5
2.1.1 Pengenalan Sistem Komunikasi Satelit 52.1.2 Pengaruh Frekuensi Dan Hujan Terhadap Performansi
Sistem Satelit 72.2 Lisensi Terkait Penggelaran Layanan Komunikasi Satelit 10
2.2.1 Filing dan Hak Labuh Satelit 102.2.2 Busur Koordinasi Satelit (Coordination Arc) 11
2.3 Sistem Komunikasi Satelit Ka-band 122.3.1 Sistem Satelit Ka-Band Yang Sudah Beroperasi 132.3.2 Penelitian Terkait Sistem Komunikasi Satelit Pada Pita
Ka-Band 14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 173.1. Teknik Penelitian 173.2. Sumber Data 173.3. Lokasi Penelitian 173.4. Teknik Analisis Data 17
BAB 4 HASIL PENGUMPULAN DATA 194.1 Alur Pengolahan Data 194.2 Hasil pengumpulan data 20
4.2.1 Data primer 20
vivi
4.2.2 Data Sekunder 45
BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN 535.1 Kondisi Existing Penggunaan Layanan Komunikasi Satelit
Termasuk Alokasi Spektrum, Filing, Dan Slot Orbit Satelit Di Indonesia 54
5.2 Kelebihan dan kekurangan pita frekuensi Ka-band dibandingkan dengan pita frekuensi C-band dan Ku-band 55
5.3 Pasar Atau Market Dan Tren Layanan Yang Berpotensi Menggunakan Komunikasi Satelit Pada Pita Frekuensi Ka-Band 56
5.4 Pembagian Spektrum Ka-Band Berdasarkan Jenis Layanan 595.5 SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) 60
BAB 6 PENUTUP 616.1 Simpulan 616.2 Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 63
viivii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Satelit Ka-band yang telah beroperasi di dunia 13
Tabel 2. Hasil Wawancara Untuk Responden Industri 20
Tabel 3. Hasil wawancara untuk responden instansi pemerintah 23
Tabel 4. Hasil Focus Group Discussion untuk responden industri 28
Tabel 5. Hasil Focus Group Discussion untuk responden instansi pemerintah 32
Tabel 6. Hasil analisa SWOT Ka-band 60
viiiviii
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 1. Alokasi frekuensi untuk komunikasi satelit 6
Gambar 2. Arsitektur Sistem Komunikasi Satelit Ka-band Untuk Layanan Internet Cepat 6
Gambar 3. Pengaruh frekuensi dan hujan terhadap performansi komunikasi satelit 8
Gambar 4. Proses pengolahan data 19
Gambar 5. Jenis layanan yang diselenggarakan oleh industri 37
Gambar 6. Jumlah trafi k telekomunikasi 38
Gambar 7. Pita frekuensi yang digunakan untuk penyelenggaraan layanan telekomunikasi 38
Gambar 8. Teknologi dalam penyelenggaraan layanan telekomunikasi 39
Gambar 9. Kendala atau permasalahan dalam penyelenggaraan layanan kepada pelanggan 39
Gambar 10. Alternatif pengembangan kualitas layanan kepada pengguna 40
Gambar 11. Rencana menggunakan pita frekuensi Ka-band 40
Gambar 12. Rencana penggunaan pita frekuensi Ka-band oleh industri satelit 41
Gambar 13. Tingkat kesiapan industri terkait pemanfaatan pita frekuensi Ka-band 42
Gambar 14. Pemanfaatan teknologi untuk tugas dan fungsi instansi 42
Gambar 15. Jenis pemanfaatan teknologi satelit 43
Gambar 16. Pita frekuensi yang digunakan saat ini untuk layanan satelit 43
Gambar 17. Rencana pemanfaatan teknologi satelit di pita frekuensi Ka-band 44
Gambar 18. Tingkat urgensi pemanfaatan komunikasi satelit 44
Gambar 19. Kendala dalam pemanfaatan teknologi satelit 45
Gambar 20. Kondisi orbit satelit milik Indonesia saat ini 48
Gambar 21. Daftar fi ling Ka-band Indonesia yang diajukan ke ITU 49
Gambar 22. Filing satelit Ka-band di atas wilayah Indonesia 50
Gambar 23. Posisi fi ling Ka-band O3B terhadap fi ling Ka-band operator Indonesia 50
Gambar 24. Wilayah cakupan satelit Ka-band O3B di atas Indonesia 51
Gambar 25. Peta rencana pembangunan serat optik Palapa Ring Indonesia 53
Gambar 26. Multispot beam Ka-band 56
Gambar 27. Layanan yang dapat difasilitasi oleh satelit Ka-band 57
Gambar 28. Alokasi pita frekuensi Ka-band berdasarkan regulasi ITU-R 59
11
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan kebutuhan informasi juga terus meningkat sehingga dibutuhkan akses informasi yang cepat dan mudah serta menjangkau wilayah yang luas. Layanan telekomunikasi sebagai sarana untuk menyediakan akses terhadap informasi terlebih saat ini dengan dukungan jaringan pita lebar atau broadband memungkinkan pertukaran volume informasi yang besar secara cepat dan praktis. Mengingat wilayah Indonesia yang luas dan kontur yang bervariasi maka agar layanan telekomunikasi dapat menjangkau wilayah Indonesia secara merata hingga wilayah rural, diperlukan teknologi telekomunikasi nirkabel, salah satunya adalah teknologi satelit. Komunikasi satelit sendiri dapat dialokasikan dalam beberapa pita frekuensi sebagaimana terlihat pada gambar 1 tergantung pada tipe layanan yang digelar. Di antara sejumlah pita frekuensi tersebut, yang banyak digunakan untuk layanan satelit komunikasi saat ini adalah pita frekuensi C dan Ku. Cisco VNI melakukan prediksi per Februari 2016 tentang pertumbuhan mobile traffi c secara global pada tahun 2020 sebagai berikut:a. Jumlah pengguna perangkat mobile akan mencapai 5.5 miliar dimana tahun
2015 hanya sebesar 4.8 miliar b. Jumlah perangkat mobile dan sambungan internet akan mencapai 11.8 miliar
dimana tahun 2015 hanya sebesar 4 miliar c. Mobile IP traffi c akan mencapai 367 exabytes/tahun dari tahun 2015 yang hanya
44 exabytes/tahun d. Kecepatan koneksi kecepatan koneksi mobile broadband akan meningkat dr 2
Mbps di 2015 menjadi 6.5 Mbps di 2020.
Peningkatan trafi k tersebut belum termasuk untuk layanan yang lainnya seperti TV broadcasting, perbankan, manajemen bencana, dan sebagainya.Pertumbuhan kebutuhan akan layanan telekomunikasi yang terus meningkat tersebut perlu diimbangi dengan kapasitas jaringan telekomunikasi khususnya komunikasi satelit yang memadai dimana hal tersebut sulit dipenuhi jika hanya memanfaatkan pita frekuensi existing yakni C-band dan Ku-band karena kapasitas di kedua pita frekuensi tersebut semakin berkurang dan mendekati saturasi. Oleh karena itu dibutuhkan spektrum frekuensi tambahan selain C dan Ku, dalam hal ini pita frekuensi Ka-band dimana pita frekuensi ini menjadi daya tarik tersendiri baik bagi industri, militer,
2
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
2
maupun pemerintahan untuk komunikasi satelit dimana kapasitas Ka-band yang dapat digunakan untuk downlink dan uplink masing-masing sebesar 3 GHz (NewSat Ltd ABN, 2012). Kapasitas frekuensi yang dapat dipakai hanya sekitar 7-10 persen dari total bandwith frekuensi sehingga untuk pita frekuensi C-band dan Ku-band masing-masing hanya memiliki usable bandwith sebesar 500 MHz dan 1 GHz. National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyebutkan bahwa Ka-band, secara spesifi k pada frekuensi 26 GHz, menjadi spektrum yang menjanjikan bagi NASA sendiri (NASA, 2016). Satelit yang beroperasi pada pita frekuensi Ka-band dapat digunakan untuk berbagai layanan sebagaimana layanan yang disediakan oleh satelit yang beroperasi pada pita frekuensi C-band dan Ku-band(NewSat Ltd ABN, 2013). Sementara ituterkait riset dan teknologi jaringan bergerak/seluler generasi ke-5 atau 5G, pada dasarnya belum ada kesepakatan mengenai frekuensi yang akan digunakan oleh teknologi 5G, namun beberapa produsen perangkat telah melakukan ujicoba pengembangan hingga rentang Ka-band. Sebagai contoh, Samsung Electronics melaporkan telah berhasil mengembangkan teknologi susunan (array) transceiver adaptif untuk komunikasi seluler 5G pada rentang Ka-band(Samsung, n.d.). Dalam dokumen Notice of Inquiry (NOI) mengenai penggunaan frekuensi di atas 24 GHz untuk layanan radio bergerak yang dikeluarkan oleh Federal Communications Commission (FCC) Amerika Serikat pada Oktober 2014 lalu, para pelaku industri telekomunikasi memberikan komentar mengenai kemungkinan pemanfaatan rentang frekuensi tersebut. Komentar-komentar tersebut menunjukkan adanya ketertarikan tiap segmen industri telekomunikasi pada rentang Ka-band. Komentar-komentar yang berasal dari segmen industri satelit, misalnya, diberikan oleh European Satellite Operators Association (ESOA) dan Satellite Industry Association (SIA). Dari industri telekomunikasi bergerak/seluler, terdapat komentar dari Qualcomm, Ericsson, Verizon, dan lain-lain (FCC, n.d.).Masing-masing meminta agar manajemen frekuensi Ka-band dilakukan dengan baik dan mempertimbangkan perkembangan riset dan teknologi dari kedua kelompok industri tersebut. Perusahaan satelit Eropa, Eutelsat telah mengoperasikan satelit Ka-band yakni KA-SAT dimana salah satu pemanfaatannya yakni untuk layanan internet untuk rumah tangga baik itu data, voice (VoIP), dan IPTV (Eutelsat, 2016). Sementara Amerika Serikat dan Kanada telah mengoperasikan satelit Ka-band yakni Anik F-2 untuk layanan internet cepat (satsig.net, 2005). Berdasarkan data prediksi dari Cisco VNI sendiri, untuk Indonesia trafi k mobile data meningkat 12 kali lipat dari tahun 2015-2020 dan tumbuh 2 kali lebih cepat daripada trafi k fi xed data. Sementara trafi k mobile data per user akan mencapai 3.855 MB perbulan pada tahun 2020. Berdasarkan prediksi dari Cisco VNI tersebut dapat diamati bahwa pertumbuhan trafi k komunikasi khususnya data sangat
3
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
3
cepat dan masih akan terus berlangsung. Berdasarkan informasi dari website Mastel (Masyarakat Telekomunikasi) tertanggal 13 September 2016, saat ini frekuensi C-band yang digunakan untuk komunikasi satelit di Indonesia kuotanya sudah penuh sementara peningkatan trafi k komunikasi data masih akan terus meningkat sebagaimana data prediksi oleh Cisco VNI sehingga dibutuhkan kapasitas yang lebih besar untuk mengakomodasi hal tersebut. Mengingat wilayah Indonesia yang bervariasi khususnya wilayah rural dengan kondisi geografi s perbukitan dan pegunungan serta dikelilingi lautan tentunya agar masyarakat dapat terjangkau oleh layanan telekomunikasi baik voice maupun data tentu tidak mungkin jika hanya difasilitasi oleh sistem terestrial baik nirkabel (Broadband Wireless Access, seluler) maupun jaringan kabel (serat optik) dikarenakan untuk memasang sistem terestrial di wilayah di wilayah tersebut cukup sulit serta membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu untuk pemerataan jangkauan layanan telekomunikasi hingga ke wilayah rural maka dibutuhkan teknologi yang dapat menghantarkan sinyal komunikasi tanpa terhalang perbukitan dan pegunungan salah satunya adalah teknologi satelit.Menimbang hal tersebut dan meninjau perkembangan pita Ka-band di dunia saat ini maka perlu dilakukan kajian untuk mengetahui potensi dan peluang penggunaan frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit di Indonesia.
1.2 Perumusan Permasalahan
Kajian ini memfokuskan kepada potensi dan peluang pemanfaatan pita frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit di wilayah Indonesia yang dirumuskan dalam sejumlah permasalahan meliputi :a. Bagaimana kondisi existing penggunaan layanan komunikasi satelit di Indonesia
termasuk alokasi spektrum, fi ling, dan slot orbit satelit di Indonesia?b. Apakah kelebihan dan kekurangan frekuensi Ka-band dibandingkan dengan
frekuensi C-band dan Ku-band?c. Pasar atau market dan tren layanan apa saja yang berpotensi menggunakan
komunikasi satelit pada pita frekuensi Ka-band?d. Bagaimana pemetaan spektrum Ka-Band berdasarkan jenis layanan?
4
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
4
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :a. Kondisi existing penggunaan layanan komunikasi satelit di Indonesia termasuk
alokasi spektrum, fi ling, dan slot orbit satelit di Indonesiab. Kelebihan dan kekurangan frekuensi Ka-band dibandingkan dengan frekuensi
C-band dan Ku-bandc. Pasar atau market dan tren layanan yang berpotensi menggunakan komunikasi
satelit Ka-bandd. Pemetaan spektrum Ka-Band berdasarkan jenis layanan
1.3.2 Manfaat PenelitianManfaat dari kajian ini adalah tersedianya gambaran tentang pemanfaatan satelit di Indonesia sebagai masukan untuk menyusun rekomendasi bagi pemerintah yang bertindak sebagai regulator terkait penyusunan kebijakan pemanfaatan frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit untuk wilayah Indonesia.
1.4 Ruang Lingkup
Kajian ini membatasi pembahasan pada aspek teknis yang dipersyaratkan untuk penggelaran layanan satelit Ka-band beserta potensi pasar dan tren layanan pada satelit Ka-band.
1.5 Sistematika Pelaporan
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 3 Metodologi Penelitian
BAB 4 Hasil Pengumpulan Data
BAB 5 Analisa dan Pembahasan
BAB 6 Penutup
55
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknologi Satelit
2.1.1 Pengenalan Sistem Komunikasi SatelitTeknologi satelit merupakan salah satu bentuk teknologi telekomunikasi nirkabel selain sistem telekomunikasi bergerak/seluler. Keberadaan teknologi satelit memungkinkan layanan telekomunikasi dapat menjangkau hingga wilayah yang memiliki kontur berupa perbukitan, pegunungan atau hutan dimana wilayah seperti ini cukup sulit untuk dijangkau dengan menggunakan telekomunikasi kabel atau wired maupun telekomunikasi nirkabel seperti teknologi seluler. Satelit adalah perangkat komunikasi yang ditempatkan diluar angkasa dan mengorbit terhadap bumi dimana fungsi satelit adalah sebagai penerus sinyal microwave atau repeater sehingga memungkinkan sejumlah pelanggan atau pengguna layanan telekomunikasi dapat saling bertukar informasi selama perangkat pelanggan tersebut terkoneksi dengan stasiun bumi(Elbert, 2008).Satelit menurut tipe orbitnya terhadap bumi dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yakni GEO (Geostationery Earth Orbit), MEO (Medium Earth Orbit), Highly Elliptical Orbit, dan LEO (Low Earth Orbit)(Sheriff Ray, 2001). Sistem komunikasi satelit meliputi dua segmen atau bagian yakni Ground Segmentdan Space Segment. Ground Segment merupakan perangkat yang berfungsi meneruskan sinyal komunikasi dari dan menuju satelit, lebih sering disebut sebagai stasiun bumi. Sementara Space Segment adalah perangkat yang ditempatkan di luar angkasa dalam hal ini satelit itu sendiri yang berfungsi sebagai repeater. Teknologi satelit dapat menyediakan sejumlah layanan antara lain siaran radio dan TV, penyediaan jalur koneksi untuk jaringan telepon publik PSTN, penerbangan, militer, maritim, meteorologi, backhauling, dan sebagainya.
Sebagaimana teknologi telekomunikasi nirkabel lainnya, maka teknologi satelit juga membutuhkan alokasi spektrum frekuensi untuk menggelar layanan komunikasi. Beberapa pita frekuensi yang dialokasikan untuk penggelaran layanan komunikasi satelit dapat dilihat pada gambar 1.
6
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
6
Gambar 1. Alokasi frekuensi untuk komunikasi satelit
Sumber : Harris CapRock Communications Inc., 2012
Di antara sejumlah frekuensi yang dialokasikan untuk komunikasi satelit, frekuensi C-band dan Ku-band adalah frekuensi yang paling banyak digunakan untuk komunikasis satelit (Intelsat, 2010). Frekuensi C-band berada pada rentang (4-8) GHz sementara frekuensi Ku-band berada di rentang (12-18) GHz. Selain kedua frekuensi tersebut, frekuensi saat ini yang menjadi daya tarik tersendiri khususnya di kalangan industri telekomunikasi adalah frekuensi Ka-band yangberada pada rentang (26.5-40) GHz.Frekuensi Ka-band memiliki beberapa kelebihan salah satunya bandwith yang lebih besar sehingga dapat menyediakan kapasitas layanan yang lebih banyak (Guillaume Benoit, Hector Fenech, 2009; Hasanuddin, 2014).
Gambar 2. Arsitektur Sistem Komunikasi Satelit Ka-band Untuk Layanan Internet Cepat
Sumber: Avanti Communications Group plc, 2012
7
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
7
2.1.2 Pengaruh Frekuensi Dan Hujan Terhadap Performansi Sistem SatelitTeknologi nirkabel memungkinkan sinyal komunikasi dapat menjangkau lokasi yang berjauhan melalui media udara. Saat sinyal merambat melalui udara, sinyal mengalami berbagai gangguan yang berdampak terhadap kualitas penerimaan sinyal di sisi penerima atau receiver.Tingkat gangguan yang dialami oleh sinyal saat merambat melalui udara dipengaruhi baik oleh mode propagasi maupun frekuensi sinyal. Mode propagasi sinyal sendiri dapat dibedakan atas propagasi LOS (Line of Sight) dan Non LOS (Non Line of Sight) (Seybold, 2005). Pada propagasi LOS, sinyal merambat melalui udara atau atmosfer tanpa ada halangan.Meskipun demikian sinyal tetap mengalami rugi-rugi daya yang disebut dengan free space path loss. Sementara pada propagasi non LOS, dalam perjalanan dari pemancar ke penerima sinyal akan menemui begbagai halangan seperti gedung, bukit, gunung, hutan, dan lain-lain. Pada kondisi non LOS, selain mengalami free space path loss sinyal juga mengalami efek yang disebut sebagai shadowing dan multipath fading.Gangguan yang dialami oleh sinyal baik pada kondisi LOS maupun non LOS akan meredam kekuatan atau daya pancar sinyal. Hal ini juga terjadi pada perambatan sinyal dalam komunikasi satelit. Saat sinyal ditransmisikan dari satelit menuju stasiun bumi (uplink) atau sebaliknya dari stasiun bumi menuju satelit (downlink), sinyal mengalami sejumlah redaman yang menurunkan kualitas sinyal khususnya yang disebabkan oleh karakteristik cuaca wilayah bersangkutan (Chuan HE, Yecai Guo, 2015). Selain redaman free space loss, redaman propagasi yang terjadi pada komunikasi satelit disebabkan oleh sejumlah hal antara lain (Dissanayake, 2002; Kandella, n.d.):a. Redaman gas atau atmosferb. Redaman hidrometer (awan, salju, kabut, dan es)c. Redaman hujand. Tropospheric Scintillatione. Derau atau noise
Besaran nilai redaman tersebut selain tergantung pada karakteristik cuaca seperti atmosfer, curah hujan, awan, dan sebagainya juga bergantung pada frekuensi yang digunakan untuk komunikasi satelit. Di antara sejumlah redaman tersebut, redaman yang berdampak sangat signifi kan terhadap kualitas sinyal khususnya untuk daerah ekuatorial adalah curah hujan (S.L. Jong, H.Y. Lam, J.Din, 2015). Semakin tinggi rentang frekuensi yang digunakan maka semakin besar efek redaman hujan terhadap kualitas sinyal komunikasi (U. Kesavan, Md. Rafi qul Islam, 2014). Ka-band sebagai salah satu rentang frekuensi yang digunakan untuk komunikasi satelit berada pada rentang frekuensi di atas 10 GHz dimana pada rentang di atas 10 GHz, redaman hujan merupakan faktor yang paling dominanberpengaruh terhadap kualitas sinyal
8
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
8
yang dipancarkan baik arah downlink maupun uplink (Baso Maruddani, Adit Kurniawan, Sugihartono, 2011; Muhammad Mimsyad, Abdullah Bazergan, 2014). Untuk menghitung besar redaman free space dapat menggunakan persamaan 1.
Lfs= 10 log ((4πd / λ)2)= 10 log ((4πdf / c)2) (1)
keterangan :Lfs adalah nilai redaman free space (dB)d adalah jarak antara pemancar dan penerima (km)λ adalah panjang gelombang dari sinyal (m)c adalah kecepatan cahaya yakni 3 x 108 (meter/detik)f adalah frekuensi sinyal (GHz)
Model perhitungan lainnya dalam hal ini digunakan model perhitungan dari ITU-R 838-3 yang dapat dilihat pada persamaan 2(ITU-R, 2005).
R= k x Rα (2)
keterangan :
R adalah nilai redaman hujan (dB/km)R adalah curah hujan (mm/jam)k dan α adalah koefi sien redaman merupakan fungsi dari frekuensi
Gambar 3. Pengaruh frekuensi dan hujan terhadap performansi komunikasi satelit
Sumber: Michael Marcus, 2005
9
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
9
Formula perhitungan ITU tersebut lebih spesifi k menunjukkan pengaruh hujan terhadap redaman sinyal komunikasi satelit. Keterkaitan antara frekuensi dan curah hujan terhadap performansi satelit dapat dilihat pada gambar 3 (Michael Marcus, 2005).
Berdasarkan grafi k pada gambar 3, dapat dilihat bahwa semakin tinggi pita frekuensi yang digunakan dan curah hujan semakin besar menghasilkan redaman propagasi yang semakin besar yang dapat menurunkan kualitas sinyal komunikasi satelit. Pita Ka-band sebagaimana pada grafi k gambar 3 berada pada pertengahan antara 20 GHz dan 50 GHz dan dapat dilihat untuk curah hujan untuk sebagian wilayah Jawa Timur sebesar 100 mm (BKMG, 2016), maka diperoleh nilai redaman hujan pada frekuensi 30 GHz sebesar 20 dB.
Hal lain yang perlu menjadi perhatian selain redaman adalah SNR (Signal to Noise Ratio) yakni perbandingan daya pancar sinyal terhadap derau atau noise. Sinyal komunikasi agar dapat diterima oleh penerima atau receiver dengan kualitas yang baik maka dibutuhkan nilai SNR yang cukup sehingga receiver atau penerima masih dapat mendeteksi sinyal komunikasi yang datang dengann kualitas yang bagus. Nilai SNR dan noise atau derau dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3 dan 4(G. Hendrantoro et al, 2013) :
SNRdB = 10 log10 (Psignal / Pnoise) (3)
keterangan :SNRdB adalah perbandingan daya pancar sinyal terhadap derau (dB)Psignal adalah daya pancar sinyal (W)Pnoise adalah daya noise atau derau (W)
Sementara daya sinyal derau atau noise dapat dihitung menggunakan persamaan 4.
Pnoise = K x T x B (4)
keterangan :Pnoise = Daya noise atau derau (W)K adalah konstanta Boltzman, 1.3802 x 10-23 (W.second / kelvin)T adalah koefi sien suhu penerima atau receiverB adalah bandwith sinyal (Hz)
10
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
10
2.2 Lisensi Terkait Penggelaran Layanan Komunikasi Satelit
2.2.1 Filing dan Hak Labuh SatelitPenyelenggara satelit Indonesia sebelum dapat menempatkan satelit baik satelit milik Indonesia di luar angkasa maka harus mengajukan ijin penggunaan orbit satelit yakni fi ling satelit Indonesia (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2014). Filing satelit harus didaftarkan oleh penyelenggara satelit ke ITU (International Telecommunication Union) melalui administrasi telekomunikasi Indonesia dalam hal ini Kementerian Komunikasi Informatika yang didelegasikan kepada Direktorat Jenderal SDPPI (Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika) dan perlu berkoordinasi dengan penyelenggara satelit lain baik Indonesia maupun asing yang sudah terlebih dahulu memiliki fi ling satelit yang sudah terdaftar di ITU. Koordinasi ini diperlukan agar tidak terjadi interferensi yang dapat mengganggu satelit lain atau sistem radio terestrial di Indonesia yang sudah berizin baik existing maupun planning. Proses koordinasi satelit tersebut tidak hanya melibatkan antar administrasi telekomunikasi yang berasal dari negara berbeda namun juga dapat melibatkan antar penyelenggara layanan satelit. Setelah koordinasi satelit selesai dilakukan antar pihak terkait dan tidak ada permasalahan maka hak penggunaan fi ling satelit Indonesia tersebut akan dipublikasikan di ITU dan juga diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam bentuk Keputusan Menteri. Penyelenggara satelit yang telah memegang hak penggunaan fi ling satelit Indonesia diwajibkan menyampaikan laporan penggunaan fi ling satelit setiap tahun kepada pemerintah.
Sementara apabila satelit yang akan diluncurkan dan dioperasikan di atas wilayah Indonesia menggunakan satelit milik asing maka dibutuhkan ijin tambahan selain fi ling satelit yaitu Hak Labuh satelit (Landing Right) yang harus diajukan kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hak labuh satelit yang sudah disetujui akan diterbitkan oleh Ditjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika atas nama Menteri Komunikasi dan Informatika. Satelit asing yang sudah mendapatkan hak labuh dapat digunakan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :a. Filing satelit yang digunakan oleh satelit asing tersebut telah selesai melakukan
koordinasi satelit dengan fi ling satelit Indonesiab. Tidak menimbulkan interferensi frekuensi radio yang merugikan terhadap
jaringan satelit maupun jaringan radio terestrial Indonesia yang telah mengantongi izin baik existing maupun planning
c. Terbuka kesempatan yang sama bagi penyelenggara satelit Indonesia untuk
11
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
11
beroperasi di negara asal tempat dimana fi ling satelit asing tersebut terdaftar
Setelah penyelenggara atau calon penyelenggara layanan satelit telah mendapatkan hak penggunaan fi ling satelit dan/atau hak labuh satelit maka mereka baru dapat memulai untuk meluncurkan dan menempatkan satelit di angkasa pada slot orbit sebagaimana yang terdaftar dalam fi ling satelit.Pencabutan hak penggunaan fi ling satelit Indonesia dapat terjadi apabila terjadi salah satu dari sejumlah hal berikut :a. Melanggar ketentuan terkait hak penggunaan fi ling satelitb. Pencabutan izin penyelenggaraan telekomunikasic. Dinilai tidak mampu melaksanakan rencana pemanfaatan fi ling satelit
berdasarkan pada hasil evaluasid. Penghapusan fi ling satelit oleh ITU
Dalam kondisi dimana hak penggunaan fi ling satelit Indonesia sudah habis/selesai atau dicabut dan tidak ada penyelenggara satelit lain dari Indonesia yang berminat untuk untuk menggunakan fi ling satelit tersebut maka pemerintah dapat mengajukan penghapusanfi ling satelit tersebut ke ITU.Namun apabila penyelenggara satelit Indonesia masih ingin melanjutkan penggunaan hak fi ling satelit tersebut maka penyelenggara harus mengajukan permohonan perpanjangan hak penggunaan fi ling satelit dengan melampirkan rencana pengadaan satelit kepada pemerintah paling lambat 3 tahun sebelum masa operasi satelit berakhir.
2.2.2 Busur Koordinasi Satelit (Coordination Arc)Sebagaimana disebutkan dalam subbab 2.2.1 bahwa pengajuan fi ling dan hak labuh satelit memerlukan proses koordinasi satelit yang melibatkan tidak hanya administrasi telekomunikasi negara tempat fi ling satelit didaftarkan tapi juga koordinasi antar industri penyelenggara layanan satelit. Salah satu yang menjadi pertimbangandalam melakukan koordinasi tersebut adalah busur koordinasi. Busur koordinasi atau coordination arc adalah rentang jarak dalam satuan derajat dimana suatu fi ling satelit wajib melakukan koordinasi satelit dengan fi ling satelit laindalam pita frekuensi yang sama. Sebelum sidang WRC 15, busur koordinasi ditetapkan sebesar ± 8°untuk pita C-band dan Ka-band dan ± 7° untuk pita Ku-band. Berdasarkan hasil sidang WRC 15, busur koordinasi hanya berubah untuk pita C-band dan Ku-band dimana rentang jaraknya semakin rapat yakni ± 7° untuk C-band dan ± 6° untuk Ku-band, sementara untuk pita Ka-band tetap di rentang ± 8°(Ditjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016).
12
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
12
2.3 Sistem Komunikasi Satelit Ka-band
Pita frekuensi Ka-band telah menjadi pilihan banyak operator satelit karena kemampuan peningkatan kapasitas dan dukungan aplikasi layanan pitalebar. Ka-band bekerja pada frekuensi 26.5 – 40 GHz dan mampu mendukung jenis layanan pitalebar antara lain :1. Internet2. Video conference3. Video phone4. Data broadcasting5. Voice rural/remote area6. Tele-medecine7. Tele-education8. Scada9. Local television satellite data relay services10. Inter-Satellite-Link (ISL)11. News gathering12. PC networks
Beberapa keunggulan dari Ka-Band :1. Alokasi spektrum yang masih tersedia. Pada C/Ku-band hal ini menjadi masalah2. Satelit Ka-band sangat efi sien sehingga mampu menurunkan biaya bandwith
(BW)3. Trend data trafi k yang membutuhkan BW lebih besar. Dengan karakteristik
frekuensi Ka-band memungkinkan trafi k data dengan throughput tinggi (10Mbps – 500Mbps)
4. Customer premises yang mendukung operasi Ka-band memiliki antena dalam ukuran kecil (sekitar 74 cm)
Sebagian besar satelit Ka-band menggunakan teknologi spot-beam untuk penggunaan ulang (reuse) daerah frekuensi pada area cakupan di tempat lain. Berbeda dengan beam lebar dengan daerah cakupan luas, spot-beam hanya mencakup 1% - 2% area beam lebar pada sistem satelit non Ka-band. Dapat ditambahkan pula bahwa ketersediaan spektrum yang lebih lebar pada Ka-band dan kebutuhan untuk menunjang banyak beams, pada umumnya satelit Ka-band memiliki transponder yang lebih lebar (300 – 600 MHz). Nilai ini sebanding dengan 10 kali lipat ukuran transponder pada Ku-band yang berada pada rentang 27 – 54 MHz. Hal tersebut mengakibatkan Ka-band memiliki throughput 10 – 100 kali lebih besar daripada throughput Ku-band sehingga Ka-band juga disebut sebagai High Throughput Satellite (HTS).
13
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
13
2.3.1 Sistem Satelit Ka-Band Yang Sudah BeroperasiSatelit Ka-band dapat ditempatkan pada orbit GEO, MEO, dan LEO. Tabel 1 menunjukkan daftar perusahaan dan sistem satelit Ka-band yang telah diluncurkan di dunia.
Tabel 1. Satelit Ka-band yang telah beroperasi di dunia
Company Satellite SystemArabsat Arabsat-5B, Arabsat-5CAvanti Hylas-1 / Hylas-2Eutelsat Eutelsat-W3 series, Ka-Sat, HotbirdHispasat Spainsat, Hispasat-1EHughes Spaceway-3 / Jupiter-1Intelsat IAS-28 / Intelsat-20Ipstar IpstarIridium Iridium (LEO)JAXA/NICT WindsNilesat Nilesat 201SES ASTRA 1H, ASTRA-1L, ASTRA-3B,
ASTRA 4A, AMC-15, AMC-16, NSS-6 Spacecom Amos 3Telesat Canada Nimiq 4ViaSat ViaSat-1, Wildblue-1, Anik-F2Yahsat Yahsat 1A (government), Yahsat-1BABS ABS-7, ABS-2Arabsat BADR 7Avanti Hylas-3Eutelsat W3C, EUTELSAT-3BEutelsat / ictQATAR ES’HAILHispasat Hispasat AG1, Amazonas-3Inmarsat Global Xpres F1/F2/F3Inmarsat Alphasat 1-XLISRO G-Sat 14Measat Measat-5NBN Co NBN-1 / NBN-2NewSat Jabiru 1O3B Networks Limited O3b Networks (MEO)RSCC Express AM5 & AM6 & AM7SES ASTRA 2E, ASTRA 2F, ASTRA 2G,
ASTRA 4B, ASTRA 5BRussia RTCom National SystemsSpacecom Amos 4 & 6Telenor Thor-7Turksat Turksat 4A / Turksat 4B
Sumber: Avanti Communication Group plc, 2012
Berdasarkan tabel sudah banyak perusahaan operator satelit yang mengoperasikan sistem satelit Ka-band. Hal ini sejalan dengan tuntutan pemenuhan trafi k layanan data kecepatan tinggi untuk berbagai jenis layanan pada bidang pertahanan, enterprise, consumer broadband, serta cellular backhaul.
14
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
14
2.3.2 Penelitian Terkait Sistem Komunikasi Satelit Pada Pita Ka-Banda. “Design of Ka-band Satellite Links in Indonesia” oleh Zulfajri Basri Hasanuddin.
Kebutuhan layanan broadband di Indonesia terus mengalami peningkatan dan agar layanan tersebut dapat menjangkau hingga wilayah pelosok maka perlu ditunjang dengan keberadaan komunikasi. Hal ini mendorong peningkatan kebutuhan spektrum frekuensi dimana frekuensi Ka-band dapat menjadi solusi untuk mengatasinya karena Ka-band memiliki bandwith yang lebih besar. Meskipun begitu, pemanfaatan frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit di Indonesia perlu diimbangi desain jalur komunikasi satelit yang tangguh mengingat frekuensi satelit berpengaruh karakteristik propagasi dan berpotensi mempengaruhi kualitas sinyal sehingga berdampak kepada kualitas layanan.
b. “Ka-band Mobility Terminals Enabling New Services” oleh S. Vaccaro, L. Diamond, D> Runyon, M.C. Wigano dari ViaSat Inc. ViaSat telah meluncurkan satelit broadbandyang beroperasi pada frekuensi Ka-band yang mencakup wilayah Amerika Utara. Satelit milik ViaSat yang beroperasi pada frekuensi Ka-band ini digunakan untuk mendukung penyediaan layanan internet broadband bagi para penumpang pesawat komersial sehingga mereka dapat menikmati layanan internet yang setara dengan kualitas layanan internet untuk pelanggan rumah tangga ataupun korporasi. Hal ini dimungkinkan dengan keberadaan sistem antena Mantarray-40 yang khusus dikembangkan untuk airline market.
c. “Next Generation Ka-Band Satellite Concept To Extend The Reach Of Canada’s Broadband Infrastructure”oleh A. Grami dan K. Gordon dari Telesat Kanada. Akses yang luas terhadap jaringan pita lebar menjadi salah satu prioritas bagi pemerintah Kanada dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Kanada. Teknologi satelit merupakan salah satu solusi untuk bagi permasalahan tersebut terutama satelit Ka-band dengan kapasitas yang lebih besar yang ditujukan untuk memeratakan jangkauan layanan pita lebar khususnya bagi wilayah yang minim atau belum terjangkau oleh layanan jaringan telekomunikasi terestrial.Satelit Ka-band ini mampu menyediakan akses terhadap layanan pita lebar baik bagi rumah tangga, institusi pemerintah, maupun industri dengan akses berkecepatan tinggi sekaligus harga yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasar.
d. “Frequency Sharing Between Satellite and Terrestrial Systems in the Ka-band: A Database Approach” oleh Wuchen Tang, Paul Thompson, Barry Evans dari University of Surrey, United Kingdom. Akses terhadap layanan pita lebar melalui teknologi satelit khususnya satelit Ka-band sangat ditentukan ketersediaan
15
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
15
spektrum frekuensi. Dalam paper ini, EU FP7 project CoRaSat melakukan riset terkait peningkatan optimalisasi utilisasi frekuensi Ka-band menggunakan mekanisme Cognitive yang didukung dengan Database Approach. Hasil dari riset tersebut menyatakan bahwa dengan teknik Database Approach serta spectrum sensing dan beam forming memungkinkan pemanfaatan bandwith Ka-band secara optimal untuk memenuhi target layanan broadband di masa mendatang.
e. “Study of Performance Analysis of Ka-band Satellite Communication Link in Makassar” oleh Muhammad Mimsyad dan Abdullah Bazergan dari Politeknik Negeri Ujung Pandang serta Yuliana Rauf dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Riset yang dilakukan mencoba untuk mengetahui efek atmosfer dan hujan terhadap kualitas sinyal komunikasi satelit Ka-band. Frekuensi Ka-band memungkinkan penyediaan berbagai layanan yang membutuhkan akses internet broadband dimana probabilitas ketersediaan layanan sebesar 99.5%. Meskipun begitu aspek cuaca tetap perlu menjadi perhatian khusus untuk komunikasi satelit Ka-band karena hasil riset yang disajikan dalam paper tersebut menunjukkan bahwa cuaca khususnya curah hujan berpengaruh cukup signifi kan terhadap kualitas jalur komunikasi satelit Ka-band yang tentunya akan berdampak terhadap kualitas layanan.
f. “Satellite Broadband Revolution : How Ka-Band Latest Systems Will Change The Rules of Industry. An Interpretation of The Technological Trajectory” oleh Fabio Valle dari Eutelsat. Dalam riset ini dianalisa tentang bagaimana Ka-Band memberikan dampak terhadap perkembangan industri satelit khususnya dalam penyediaan layanan broadband satellite untuk kebutuhan consumer. Sejumlah faktor yang membuat satelit Ka-band berpotensi besar untuk digunakan dalam penyediaan layanan pita lebar seperti bandwith yang lebih lebar, ukuran antena satelit yang lebih kecil, probablilitas ketersediaan layanan tinggi, mendukung smaller cell dan frequency reuse. Selain itu dengan penurunan biaya penyediaan kapasitas pada satelit Ka-band dapat meningkatkan jumlah variasi layanan yang berbasis pada Ka-band.
g. “Triple Play Over Satellite, Ka-Band Making The Difference” oleh Guillaume Benoit, Hector Fenech, dan Stefano Pezzana dari Eutelsat. Dalam tulisan tersebut, disajikan mengenai sejumlah keunggulan yang dimiliki satelit Ka-band dibanding teknologi satelit sebelumnya yakni Ku-band sehingga Eutelsat sebagai salah satu industri satelit memanfaatkan satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band untuk menyediakan layanan pita lebar berupatriple play
16
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
16
over satellite seperti WebTV, VoIP, musik, P2P, online gaming, video streaming, dan sebagainya. Hal ini untuk melengkapi layanan pita lebar yang sebelumnya diakomodir oleh satelit Ku-band milik Eutelsat.
h. “Rain Attenuation Using Ka and Ku Band Frequency Beacons at Delhi Earth Station”oleh M.R.Sujimol, R. Acharya, G. Singh, R.K.Gupta dari Space Application Center, India. Dalam studi ini dilakukan analisis dan prediksi dampak redaman hujan terhadap kualitas sinyal komunikasi satelit Ka-band dan Ku-bandyang diterima di stasiun bumi di India. Ka-band menawarkan tiga keunggulan yakni ketersediaan bandwith, potensi interferensi yang lebih kecil dibanding Ku-band serta ukuran antena yang lebih kecil. Meskipun begitu, penggunaan Ka-band untuk komunikasi satelit tetap memerlukan perhatian lebih dikarenakan sinyal pada frekuensi Ka-band juga cukup sensitif terhadap gangguan khususnya efek redaman hujan sehingga teknik mitigasi yang tepat untuk dapat mengatasi efek redaman yang pada akhirnya dapat memperbaiki kualitas layanan komunikasi satelit yang bekerja pada frekuensi Ka-band.
i. “Analysis and Improvement for Measurement Error of Ka-Band Communication Satellite Payload In-Orbit Test Due to Atmospheric Fluctuations” oleh Hui Zhang, Hongfeng Wang, Jun Zheng, dan Hao Chen dari Beijing Space Information Relay Technology Research Center serta Changseng Lu dari China Institute of Radio Propagation. Dalam studi tersebut, dilakukan analisa terhadap akurasi metode In-Orbit test untuk memantau performansi satelit komunikasi Ka-band yang telah diluncurkan oleh Cina pada tahun 2011.Hasil menunjukkan bahwa selain hujan, kondisi atmosfer juga mempengaruhi propagasi sinyal komunikasi satelit sehingga hal ini juga mempengaruhi akurasi metode In-Orbit test yang digunakan.
j. “Ka-Band Satellite Communications Design Analysis and Optimization” oleh Leong See Chuan dari C4I Development serta Sun Ru-Tian dan YIP Peng Hon dari Advanced Systems. Artikel ini mengkaji tentang sejumlah faktor dalam perhitungan link budget yang berpengaruh terhadap kualitas sinyal komunikasi satelit Ka-Band khususnya faktor hujan. Penggunaan frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit memungkinkan penyediaan layanan dengan throughput yang tinggi serta ukuran perangkat yang lebih kecil terutama di sisi stasiun bumi. Meskipun demikian dibandingkan dengan frekuensi C-band dan Ku-band, Frekuensi Ka-band lebih rentan terhadap rentan terhadap efek sehingga diperlukan teknik mitigasi untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan Hub Site Diversity dan Adaptive Coding and Modulation.
1717
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam kajian ini menggunakan penelitian survei baik survei lapangan terhadap responden penelitian meliputi wawancara, focus group discussion, dan kuesioneruntuk memperoleh gambaran dari pihak-pihak terkait seperti industri telekomunikasi, industri penyiaran publik, operator satelit, regulator, dan akademisi terkait kondisi existing pemanfaatan layanan komunikasi satelit beserta alokasi spektrum serta rencana pemanfaatan frekuensi Ka-band di masa mendatang oleh pihak-pihak terkait tersebut. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data pendukung terkait pemanfaatan frekuensi Ka-band beserta aspek persyaratan teknis terkait yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan layanan satelit Ka-band.
3.2. Sumber Data
Sumber data penelitian meliputi data primer yang diperoleh dari responden instansi pemerintah maupun industri yang terkait dengan pemanfaatan sistem komunikasi satelit baik sebagai pengguna maupun penyedia layanan. Selain itu sumber data juga mencakup data sekunder yang diperoleh dari studi literatur baik melalui internet, buku, artikel, jurnal, regulasi, dan lain-lain.
3.3. Lokasi Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan di sejumlah lokasi dengan pertimbangan keberadaan sumber data meliputi industry maupun pemerintah yakni di Jakarta, Bandung, dan Batam.
3.4. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh melalui penelitian baik data primer maupun data sekunder akan dianalisis secara kualitatif menggunakan teknik SWOT (Strength, Weakness,
18
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
18
Opportunity, Threat) untuk merumuskan faktor atau aspek internal dan eksternal yang meliputi kelebihan dan kekurangan sistem komunikasi satelit Ka-band, peluang yang dapat dimanfaatkan melalui penggelaran sistem komunikasi satelit Ka-band serta tantangan yang dihadapi oleh Indonesia apabila akan menggelar sistem komunikasi satelit pada frekuensi Ka-band.
20
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
20
4.2
Has
il pe
ngum
pula
n da
ta
4.2.
1 D
ata
prim
er
Waw
anca
raH
asil
waw
anca
ra te
rhad
ap re
spon
den
baik
inst
ansi
pem
erin
tah
dan
indu
stri
adal
ah se
baga
i ber
ikut
:
Tabe
l 2. H
asil
Waw
anca
ra U
ntuk
Res
pond
en In
dust
ri
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
PT. I
nmar
sat
- L-b
and
(mar
itim
, pem
erin
tah,
en
terp
rise,
med
ia, p
erso
nal
user
) den
gan
aplik
asin
ya
anta
ra la
in :
a. D
isas
ter r
ecov
ery
(per
nah
dila
kuka
n pa
sca
gem
pa
Ace
h)b.
BG
AN
M2M
, GSP
S (iS
at
Phon
e), M
2M, F
BB
(Fle
et
Bro
adba
nd- M
ariti
me)
, SB
B (S
wift
Bro
adba
nd-
Avi
atio
n
a.
Kel
ebih
an- K
apas
itas l
ebih
bes
ar- K
ecep
atan
tran
sfer
dat
a le
bih
tingg
i,sss
s (10
-50)
Mbp
s
b. K
elem
ahan
- Ker
enta
nan
terh
adap
kon
disi
cu
aca
khus
usny
a hu
jan
- Mar
itim
(man
ajem
en k
argo
dan
fu
ngsi
mek
anik
kap
al, n
avig
asi,
vide
o m
onito
ring,
pem
anta
uan
cuac
a re
al ti
me,
kom
unik
asi
(inte
rnet
dan
voi
ce))
- Ent
erpr
ise/
med
ia (n
ews
gath
erin
g, re
mot
e co
mm
unic
atio
ns)
- Avi
asi/p
ener
bang
an (b
road
band
in
tern
et)
- Pem
erin
taha
n (la
yana
n da
rura
t, te
lem
edic
ine,
edu
kasi
, pe
ngam
anan
per
bata
san
dan
wila
yah
laut
, per
taha
nan
dan
keam
anan
)- E
SIM
(Ear
th S
tatio
n in
Mot
ion)
, da
pat d
ipas
ang
di p
esaw
at, k
apal
, ke
ndar
aan
dara
t- M
endu
kung
Inte
rnet
of T
hing
s
Fixe
d Sa
telli
te S
ervi
ce d
i ban
d (1
9.7-
20.2
) GH
z un
tuk
uplin
k da
n (2
9.5-
30)
GH
z un
tuk
dow
nlin
k be
rdas
arka
n al
okas
i dar
i ITU
-R S
.235
7-0
21
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
21
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
PT. I
NTI
- Pen
gem
bang
an N
ano
Sate
lit
deng
an m
engg
ande
ng
seju
mla
h un
iver
sita
s (IT
S,
UG
M, U
nive
rsita
s Tel
kom
) di
man
a pe
nggu
naan
nya
untu
k da
ily su
rvei
llanc
e.- S
aat i
ni b
isni
s PT.
INTI
lebi
h ba
nyak
foku
s pad
a la
yana
n te
rkai
t IoT
ber
upa
tele
met
ri se
perti
mon
itorin
g ba
njir,
la
lu-li
ntas
, jem
bata
n, d
an
jala
n. K
onek
si m
engg
unak
an
selu
ler,
khus
us u
ntuk
rura
l di
man
a si
nyal
selu
ler t
idak
ba
nyak
mak
a di
guna
kan
kom
bina
si O
penB
TS d
an
VSA
T.- S
alah
satu
ken
dala
dal
am
peng
gela
ran
kom
unik
asi
sate
lit y
akni
bia
ya in
vest
asi
yang
ting
gi.
____
__
22
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
22
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Met
ro T
V- C
-ban
d (S
atel
lite
New
s G
athe
ring/
Live
New
s dan
di
strib
usi t
rafi k
dar
i pus
at k
e da
erah
, men
ggun
akan
sate
lit
dari
Indo
sat d
an T
elko
m)
- L-b
and
(kom
unik
asi,
siar
an
dari
luar
neg
eri.
Prod
uk y
ang
digu
naka
n da
ri In
mar
sat d
an
Tura
ya)
- Ken
dala
sela
ma
peng
guna
an
kom
unik
asi s
atel
it ex
istin
g :
a.
Cua
ca (h
ujan
leba
t)b.
G
angg
uan
rutin
di
iono
sfer
yak
ni su
n ou
tage
(A
pril
dan
Sept
embe
r)
Ker
enta
nan
terh
adap
cua
ca
khus
usny
a hu
jan
berd
ampa
k te
rjadi
deg
rada
si p
erfo
rman
si
pene
rimaa
n si
nyal
.
- Bel
um m
engg
unak
an K
u-ba
nd d
an K
a-ba
nd k
aren
a pe
rtim
bang
an k
eren
tana
n te
rhad
ap c
uaca
yan
g be
raki
bat
pada
per
form
ansi
pen
erim
aan
berit
a.
- Kap
asita
s yg
dim
iliki
saat
ini
di C
-ban
d da
n L-
band
mas
ih
mem
adai
unt
uk m
enam
pung
ke
butu
han
broa
dcas
ting
__
Kom
pas T
V- C
-ban
d (N
on-P
ayTV
br
oadc
astin
g, sa
telli
te n
ews
gath
erin
g, d
istri
busi
trafi
k
vide
o da
ri pu
sat k
e da
erah
. La
yana
n di
sedi
akan
ole
h sa
telit
Pal
apa
Indo
sat d
an
Telk
om)
- Ku-
band
(dig
unak
an u
ntuk
la
yana
n H
D P
ayTV
yak
ni
K-v
isio
n. L
ayan
an d
ised
iaka
n ol
eh M
EASA
T)- K
enda
la :
efek
huj
an te
rhad
ap
perf
orm
ansi
__K
apas
itas j
arin
gan
sate
lit y
g di
mili
ki sa
at in
i mas
ih m
encu
kupi
un
tuk
mem
enuh
i keb
utuh
an
pela
ngga
n
__
23
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
23
Tabe
l 3. H
asil
waw
anca
ra u
ntuk
resp
onde
n in
stan
si p
emer
inta
h
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Mab
es P
olri
(Div
isi T
ekno
logi
K
omun
ikas
i)
- C-b
and
digu
naka
n da
lam
pe
mak
aian
ber
ikut
: a.
Kom
unik
asi m
obil
b. F
ly a
way
(kom
unik
asi
porta
bel u
tk p
engi
riman
in
form
asi s
eper
ti jik
a ad
a ke
jadi
an-2
khu
sus/
pent
ing
mis
al e
vent
ola
hrag
a,
dem
onst
rasi
, pem
anta
uan
situ
asi s
elam
a le
bara
n)c.
Han
dpho
ne sa
telit
unt
uk
oper
asio
nal l
apan
gan
baik
di
dar
at, a
ir, m
aupu
n ud
ara.
- Ku-
band
dar
i Tel
kom
bel
um
digu
naka
n- K
enda
la sa
at in
i yak
ni
kete
rbat
asan
ban
dwith
pad
a ko
mun
ikas
i sat
elit
exis
ting
dan
cuac
a
__Po
lri b
elum
mel
akuk
an
peny
usun
an re
ncan
a at
aupu
n ro
adm
ap te
rkai
t pem
anfa
atan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di d
aera
h fr
ekue
nsi t
ingg
i ter
mas
uk p
ita
frek
uens
i Ka-
band
Perlu
alo
kasi
ban
dwith
ded
icat
ed
yang
mem
adai
terk
ait k
ebut
uhan
ko
mun
ikas
i unt
uk le
mba
ga
pem
erin
taha
n ya
ng d
iatu
r ole
h K
omin
fo
24
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
24
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Bad
an K
eam
anan
La
ut R
epub
lik
Indo
nesi
a
- X-b
and
dan
S-ba
nd
(pen
citra
an sa
telit
, mel
alui
st
asiu
n bu
mi y
ang
berlo
kasi
di
Bel
itung
dan
Bitu
ng)
- C-b
and
(dig
unak
an p
ada
sist
em A
IS (A
utom
atic
Id
entifi
cat
ion
Syst
em) u
ntuk
m
elak
ukan
pen
gaw
asan
/ su
rvei
llanc
e pe
rger
akan
ka
pal d
i wila
yah
kela
utan
In
done
sia)
- Ken
dala
yan
g di
hada
pi sa
at
ini :
a. P
eman
taua
n ya
ng b
elum
re
al ti
me
dika
rena
kan
kete
rbat
asan
ban
dwith
b. C
uaca
____
__
Bad
an S
AR
N
asio
nal
- C-b
and
:a.
Sis
tem
det
eksi
din
i unt
uk
benc
ana/
mus
ibah
yak
ni
sist
em K
ospa
sars
atb.
Kom
unik
asi a
ntar
a m
arka
s pu
sat d
enga
n tim
lapa
ngan
____
__
25
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
25
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Kem
ente
rian
Kel
auta
n da
n Pe
rikan
an
- Pro
gram
Inde
so
untu
k m
onito
ring
dan
pem
bera
ntas
an a
ktiv
itas
ilega
l di w
ilaya
h ke
laut
an,
pem
etaa
n su
mbe
r day
a la
ut
sepe
rti ik
an, m
angr
ove,
dsb
. Si
stem
sate
lit y
ang
digu
naka
n be
rope
rasi
di f
reku
ensi
L-
band
- Ken
dala
:a.
Bia
ya in
vest
asi y
g tin
ggi
b.
Err
or tr
acki
ng sa
at c
uaca
ya
ng k
uran
g ba
gus
c. K
apas
itask
omun
ikas
i sat
elit
yang
ada
saat
ini b
elum
se
penu
hnya
mem
enuh
i ke
butu
han,
khs
usun
ya
untu
k re
solu
si c
itra
sate
lit
hasi
l tra
ckin
g ka
pal
__-
Pem
etaa
n da
n pe
man
taua
n su
mbe
r day
a ke
laut
an se
cara
le
bih
detil
- Pe
man
taua
n pe
rger
akan
/ ak
tivita
s kap
al d
i wila
yah
laut
In
done
sia
__
26
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
26
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
LAPA
N
- Nav
igas
i / p
enen
tuan
pos
isi
(ber
oper
asi d
i fre
kuen
si
L-ba
nd)
- Sat
elit
LAPA
N A
3/IP
B
(ber
oper
asi d
i X-b
and
dan
S-ba
nd),
digu
naka
n un
tuk
men
gako
mod
asi k
ebut
uhan
pe
rtani
an.
- Sat
elit
LAPA
N A
2/O
RA
RI
(ber
oper
asi d
i S-b
and)
- Pen
gam
atan
kon
disi
iono
sfer
- CItr
a sa
telit
(Im
ager
y Sa
telli
te)
____
__
Kem
ente
rian
Perh
ubun
gan
- Nav
igas
i pen
erba
ngan
kh
usus
nya
dala
m ta
hap
land
ing
dan
take
off p
esaw
at- K
omun
ikas
i pen
erba
ngan
- P
enye
bara
n in
form
asi c
uaca
un
tuk
kepe
rluan
kes
elem
atan
pe
nerb
anga
n- S
urve
illan
ce (p
enen
tuan
po
sisi
pea
wat
)- S
AR
(Sea
rch
and
Res
cue)
- Ken
dala
:a.
Cua
ca
b. G
angg
uan
rutin
di i
onos
fer
__B
elum
ada
renc
ana
ke d
epan
dar
i ke
men
hub
untu
k pe
ngem
bang
an
ke a
rah
sate
lit fr
ekue
nsi y
g le
bih
tingg
i sep
erti
Ka-
band
__
27
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
27
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Ditj
en S
DPP
I K
omin
fo- K
omun
ikas
i kan
tor p
usat
dan
U
PT (l
oka,
bal
mon
) mel
alui
se
wa
laya
nan
sate
lit k
e Li
ntas
A
rta d
an T
elko
m- K
omun
ikas
i dat
a, b
ackh
aul
selu
ler,
perb
anka
n (C
-ban
d)- T
elep
on sa
telit
(L-b
and)
- Bro
adca
stin
g (S
-ban
d)- P
eman
faat
an u
ntuk
m
endu
kung
pro
gram
USO
na
mun
saat
ini b
anya
k m
engg
unak
an sa
telit
asi
ng- S
aat i
ni u
ntuk
fi lin
g K
a-ba
nd
di a
tas I
ndon
esia
cuk
up
penu
h ol
eh fi
ling
sate
lit
mili
k ne
gara
asi
ng se
hing
ga
Indo
nesi
a cu
kup
sulit
unt
uk
bisa
men
dapa
t fi li
ng K
a-ba
nd
bagu
s.- K
enda
la :
a. B
iaya
inve
stas
i tin
ggi
b. P
eriji
nan
yg k
ompl
ek
krn
wila
yah
cove
rage
an
tar n
egar
a se
hing
ga
haru
s com
ply
dg IT
U d
an
nega
ra-2
lain
yg
suda
h m
engi
si fi
ling
sate
lit
(ber
laku
Firs
t Com
e Fi
rst
Serv
ed)
__Pa
sar I
ndon
esia
sang
at
pote
nsia
l unt
uk p
eman
faat
an
laya
nan
kom
unik
asi s
atel
it ba
ik
pem
erin
taha
n m
aupu
n in
dust
ri
- Fre
kuen
si sa
telit
: Pl
anne
d ba
nd
(dija
tah
oleh
ITU
dan
cak
upan
kh
usus
ke
nega
ra b
ersa
ngku
tan)
, Non
pl
anne
d ba
nd. (
cust
omed
/mod
ifi ed
)
28
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
28
Focu
s Gro
up D
iscu
ssio
nH
asil
Focu
s Gro
up D
iscu
ssio
n ya
ng m
elib
atka
n na
rasu
mbe
r bai
k in
stan
si p
emer
inta
h da
n in
dust
ri ad
alah
seba
gai b
erik
ut :
Tabe
l 4. H
asil
Focu
s Gro
up D
iscu
ssio
n un
tuk
resp
onde
n in
dust
ri
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
ASS
I (A
sosi
asi
Sate
lit S
elur
uh
Indo
nesi
a)
- Tra
nspo
nder
yan
g te
rpas
ang
di sa
telit
dom
estik
seba
nyak
24
0 bu
ah d
iman
a se
bagi
an
besa
r ber
oper
asi d
i C-b
and,
se
men
tara
yg
bero
pera
si d
i K
u-ba
nd k
uran
g da
ri 10
%.
- Ku-
band
lebi
h ba
nyak
di
guna
kan
untu
k di
strib
usi
vide
o da
n in
tern
et se
men
tara
C
-ban
d ba
nyak
dig
unak
an
untu
k tru
nkin
g/ba
ckha
ul
kare
na a
vaila
bilit
y le
bih
bagu
s.- K
enda
la y
ang
diha
dapi
saat
in
i :a.
Bia
ya in
vest
asi t
ingg
i dan
ke
terb
atas
an b
andw
ith
(teru
tam
a un
tuk
C-b
and)
b. In
done
sia
belu
m m
emili
ki
fi lin
g sa
telit
mat
ure
untu
k K
a-ba
nd
- Kek
uran
gan
Ren
tang
frek
uens
i Ka-
band
m
emili
ki re
dam
an h
ujan
yan
g le
bih
besa
r dib
andi
ngka
n K
u-ba
nd d
an C
-ban
d se
hing
ga
indu
stri
selu
ler l
ebih
con
dong
m
engg
unak
an C
-ban
d un
tuk
trunk
ing
selu
ler
- Kel
ebih
an
a. B
iaya
inve
stas
i leb
ih re
ndah
di
band
iingk
an in
vest
asi d
i C
-ban
d da
n K
u-ba
ndb.
Uku
ran
pera
ngka
t ant
ena
lebi
h ke
cil s
ehin
gga
pera
ngka
t leb
ih
porta
bel
- PSN
seda
ng m
eren
cana
kan
untu
k m
elun
curk
an H
TS (K
u-ba
nd,d
g ka
pasi
tas 1
0 G
bps,
9 sp
ot
beam
) dan
dlm
pro
ses f
abrik
asi,
dire
ncan
akan
aka
n di
lunc
urka
n di
201
8. K
u-ba
nd d
ipili
h ut
k m
elih
at re
spon
pas
ar,d
an ji
ka
suda
h di
terim
a pa
sar m
aka
PSN
be
renc
ana
utk
mel
uncu
rkan
sa
telit
ked
ua y
g ak
an b
erop
eras
i di
Ka-
band
.- L
ayan
an y
ang
berp
oten
si d
igel
ar
pada
frek
uens
i Ka-
band
ada
lah
broa
dban
d in
tern
et
__
29
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
29
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
XL
Axi
ata
- 6 sa
telit
GSO
dan
3 sa
telit
N
GSO
den
gan
frek
uens
i ke
rja d
i C-b
and,
S-b
and,
dan
K
u-ba
nd- B
elum
ada
Ka-
band
sate
lit
mili
k In
done
sia
yang
m
engo
rbit
di a
ngka
sa- T
rafi k
dat
a m
elon
jak
sang
at
tingg
i sem
enta
ra k
eter
sedi
aan
band
with
sem
akin
ber
kura
ng
sehi
ngga
dip
erlu
kan
band
with
tam
baha
n yg
dap
at
diam
bil d
ari b
eber
apa
opsi
/ke
mun
gkin
an :
a. D
igita
l div
iden
di 7
00
MH
z, n
amun
sulit
utk
m
enda
patk
an a
loka
si d
i fr
ekue
nsi i
nib.
Fre
kuen
si 2
600
MH
z yg
saat
ini d
ipak
ai o
leh
Indo
visi
on (m
emak
ai 1
50
MH
z). N
amun
seca
ra fa
kta
sulit
utk
men
dapa
tkan
ta
mba
han
di d
aera
h fr
ekue
nsi t
erse
but
c. F
reku
ensi
yan
g le
bih
tingg
i se
perti
Ka-
band
, nam
un h
al
ini p
erlu
dis
iapk
an se
cara
m
atan
g jik
a m
eman
g ad
a re
ncan
a un
tuk
men
ggel
ar
laya
nan
di K
a-ba
nd
- Kel
ebih
an :
a. B
andw
ith ja
uh le
bih
besa
r, ±
3.5
GH
zb.
Thr
ough
put s
atel
it hi
ngga
100
G
bps d
an th
roug
hput
car
rier
hing
ga 1
0/2
Mbp
s per
VSA
Tc.
M
ultis
pot b
eam
dan
fr
eque
ncy
reus
e m
embu
at
laya
nan
data
lebi
h op
timal
da
n efi
sie
nd.
Dia
met
er V
SAT
CPE
lebi
h ke
cil d
iban
ding
kan
deng
an
band
sate
lit y
ang
lain
se
hing
ga b
iaya
Inve
stas
i leb
ih
rend
ah- K
ekur
anga
n :
a. R
enta
n te
rhad
ap g
angg
uan
cuac
ab.
Bia
ya p
elun
cura
n sa
telit
yan
g tin
ggi
c. P
erke
mba
ngan
tekn
olog
i da
n tin
gkat
pen
etra
si ja
ringa
n M
obile
Bro
adba
nd S
elul
er
dan
Fixe
d B
road
band
yan
g se
mak
in lu
as se
hing
ga se
gmen
m
arke
t Ka
band
aka
n ke
tat
bers
aing
den
gan
tekn
olog
i la
inny
a
- Mul
timed
ia tr
ansf
er (n
ews
gath
erin
g, Io
T, e
-Ser
vice
, vid
eo
conf
eren
ce, t
elec
onfe
renc
e,
vide
o ca
ll)
- Bro
adba
nd in
tern
et (O
TT, I
oT,
inte
rnet
, stre
amin
g, D
TH H
D,
dsb)
(19.
7-20
.2) G
Hz
dan
(29.
5-30
) GH
z be
rdas
arka
n al
okas
i dar
i ITU
dan
Pe
rmen
kom
info
No.
25
Tahu
n 20
14
tent
ang
Tabe
l Alo
kasi
Fre
kuen
si
30
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
30
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Indo
sat O
ored
oo- C
-ban
d ba
nyak
dig
unak
an
untu
k ba
ckbo
ne se
lule
r di
daer
ah ru
ral y
ang
belu
m
ters
edia
ata
u m
asih
min
im
kabe
l FO
mau
pun
tere
stria
l- T
ren
kom
unik
asi s
elul
er
lebi
h ke
ara
h ko
mun
ikas
i da
ta b
ahka
n vo
ice
pun
nant
inya
dile
wat
kan
mel
alui
ko
mun
ikas
i dat
a ke
butu
han
band
with
yan
g be
sar s
udah
m
enja
di h
al y
ang
man
dato
ry- K
ondi
si fi
ling
sate
lit K
a-ba
nd m
ilik
Indo
nesi
a be
lum
ad
a yg
men
dapa
tkan
stat
us
notifi
kas
i. - K
enda
la :
a. B
iaya
inve
stas
i sis
tem
sa
telit
C-b
and
cuku
p m
ahal
b. U
pgra
de te
knol
ogi s
atel
it tid
ak se
sede
rhan
a si
stem
te
rest
rial.
Perh
itung
an
bisn
is sa
telit
ber
sifa
t lon
g te
rm d
enga
n m
asa
15 ta
hun
sehi
ngga
per
hitu
ngan
bu
sine
ss c
ase
nya
dihi
tung
un
tuk
15 ta
hun
ke d
epan
se
hing
ga m
enja
di ta
ntan
gan
yg c
ukup
bes
ar ji
ka in
gin
impl
emen
tasi
Ka-
band
____
Dow
nlin
k di
Ka-
band
ada
yg
berir
isan
de
ngan
mic
row
ave
link
sehi
ngga
ha
l ini
per
lu m
enja
di p
ertim
bang
an
terk
ait a
spek
regu
lasi
khu
susn
ya u
ntuk
al
okas
i fre
kuen
siny
a
31
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
31
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
Ka-
band
ber
dasa
rkan
jeni
s lay
anan
Smar
tfren
Tel
ecom
- Pen
ggun
aan
untu
k ba
ckbo
ne
kom
unik
asi s
elul
er d
i w
ilaya
h ru
ral d
iman
a trafi k
ko
mun
ikas
i dat
a tid
ak b
anya
k se
hing
ga b
andw
ith m
asih
C
-ban
d m
asih
mem
adai
, ya
kni u
tk k
omun
ikas
i voi
ce
khus
usny
a ut
k da
erah
-2
perk
ebun
an y
g m
erup
akan
m
ilik
sina
rmas
sbg
indu
k us
aha
dr sm
artfr
en
__- K
ebut
uhan
/pan
gsa
pasa
r sat
elit
sdr m
asih
ters
edia
khu
susn
ya d
i w
ilaya
h-w
ilaya
h yg
jauh
dan
blm
te
rjang
kau
oleh
kab
el F
O- F
reku
ensi
Ka-
band
dpt
m
enja
di k
emun
gkin
an so
lusi
te
rkai
t pen
yedi
aan
back
bone
be
rkap
asita
s bes
ar
__
32
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
32
Tabe
l 5. H
asil
Focu
s Gro
up D
iscu
ssio
n un
tuk
resp
onde
n in
stan
si p
emer
inta
h
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
K
a-ba
nd b
erda
sark
an je
nis
laya
nan
Mab
es P
olri
(Div
isi T
ekno
logi
K
omun
ikas
i)
- Pen
ggun
aan
kom
unik
asi s
atel
it di
lin
gkun
gan
Polri
:a.
Vid
eo c
onfe
renc
e da
n vi
deo
surv
eilla
nce
b. K
omun
ikas
i mob
ile u
ntuk
ke
perlu
an p
enga
man
an d
an
peng
awal
an u
ntuk
ope
rasi
khu
sus
c. K
onek
si a
ntar
a tim
lapa
ngan
dan
ka
ntor
pus
at u
ntuk
kep
erlu
an
penc
ocok
an si
dik
jari
ke p
usat
da
taba
se p
olri
d. P
enye
leng
gara
an la
yana
n on
line
untu
k SI
M, B
PKP,
dan
STN
Ke.
Rep
likas
i dat
af.
Tele
pon
VoIP
- Sis
tem
kom
unik
asi s
atel
it ya
ng
digu
naka
n sa
at in
i ber
oper
asi d
i fr
ekue
nsi C
-ban
d da
n K
u-ba
nd (K
u-ba
nd b
elum
dio
pera
sion
alka
n sa
at
ini)
- Ken
dala
pen
ggel
aran
kom
unik
asi
sate
lit :
a. K
eter
bata
san
angg
aran
b. K
eter
bata
san
band
with
__A
pabi
la K
a-ba
nd m
eman
g ak
an d
igel
ar d
i Ind
ones
ia a
kan
dipr
iorit
aska
n un
tuk
digu
naka
n un
tuk
kom
unik
asi m
obile
/on
the
mov
e
__
33
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
33
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
K
a-ba
nd b
erda
sark
an je
nis
laya
nan
Bad
an K
eam
anan
La
ut R
epub
lik
Indo
nesi
a
- Sis
tem
det
eksi
din
i (Ea
rly W
arni
ng
Syst
em) u
ntuk
mem
anta
u w
ilaya
h ke
laut
an R
I yan
g m
elip
uti f
ungs
i SA
R, F
ishe
ries p
rote
ctio
n, M
arin
e Sa
fety
Bro
adca
st, M
arin
e Po
llutio
n M
onito
ring,
dan
Tra
ffi c
Mon
itorin
g ya
ng m
eman
faat
kan
kom
unik
asi
sate
lit y
ang
bero
pera
si p
ada
frek
uens
i C
-ban
d ya
ng d
ised
iaka
n ol
eh P
SN- S
iste
m d
ata
terin
tegr
asi a
tau
BII
S (B
akam
la In
tegr
ated
Info
rmat
ion
Syst
em) y
ang
men
gint
egra
sika
n da
ta-d
ata
hasi
l pem
anta
uan
yg
dapa
t dig
unak
an se
cara
shar
ing
oleh
se
jum
lah
inst
ansi
terk
ait s
eper
ti B
NN
, Bea
Cuk
ai, K
emen
teria
n K
elau
tan
dan
Perik
anan
, dsb
.- K
enda
la :
a. K
eter
bata
san
band
with
sehi
ngga
pe
man
taua
n be
lum
bis
a di
laku
kan
seca
ra re
al ti
me
sehi
ngga
pe
nang
anan
ano
mal
i di w
ilaya
h la
ut ti
dak
bisa
lang
sung
die
ksek
usi
seca
ra re
al ti
ma
juga
b. K
eter
bata
san
sum
ber d
aya
- Akh
ir 20
16, B
akam
labe
renc
ana
men
ggel
ar si
stem
pem
anta
uan
atau
su
rvei
llanc
e de
ngan
men
ggun
akan
dr
one/
UAV
yg
dile
ngka
pi d
enga
n si
stem
kom
unik
asi s
atel
it. R
enca
na
akan
did
atan
gkan
6 U
AV. T
ujua
nnya
un
tuk
mem
otre
t sec
ara
real
tim
e da
n m
engk
onfi r
mas
i ano
mal
i yg
dide
teks
i ol
eh si
stem
det
eksi
din
i
____
__
34
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
34
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
K
a-ba
nd b
erda
sark
an je
nis
laya
nan
Bad
an S
AR
N
asio
nal
- Lay
anan
sate
lit L
-ban
d di
guna
kan
untu
k de
teks
i sin
yal p
enan
da
mus
ibah
/ben
cana
. Hal
ini d
iper
luka
n un
tuk
upay
a pe
ncar
ian
dan
peny
elam
atan
kor
ban
- Lay
anan
sate
lit C
-ban
d di
guna
kan
oleh
uni
t lap
anga
n ya
ng
mem
butu
hkan
kom
unik
asi p
orta
bel
- Lay
anan
sate
lit K
u-ba
nd te
rpas
ang
di k
apal
BA
SAR
NA
S da
n bi
asa
digu
naka
n un
tuk
kom
unik
asi a
ntar
a tim
di k
apal
dan
pim
pina
n- K
enda
la k
omun
ikas
i sat
elit
:a.
Bia
ya o
pera
sion
al d
an p
eraw
atan
ya
ng ti
nggi
b. K
eter
bata
san
band
with
c. U
pgra
de li
sens
i
- Kel
ebih
an :
a.
Pera
ngka
t leb
ih k
ecil
dan
lebi
h m
udah
unt
uk d
ibaw
a (p
orta
ble)
b.
Bia
ya se
wa
lebi
h m
urah
per
M
B (M
ega
Byt
e)c.
Ba
ndw
ith le
bih
besa
r
Peng
adaa
n un
tuk
laya
nan
sate
lit
kom
unik
asi K
a-ba
nd b
aru
dim
ulai
di
tahu
n 20
16 u
ntuk
mem
enuh
i ke
butu
han
kom
unik
asi d
aera
h te
rpen
cil d
an te
rluar
, ren
cana
di
oper
asik
an d
i nov
embe
r 201
6
__
Bal
itban
g K
emen
teria
n Pe
rtaha
nan
- Pe
nggu
naan
kom
unik
asi s
atel
it ba
ik d
alam
kon
disi
dam
ai m
aupu
n ko
ndis
i dar
urat
/khu
sus m
elip
uti :
a.
Vid
eo m
onito
ring
b. V
ideo
con
fere
nce
c. K
omun
ikas
i sua
ra d
an d
ata
d. T
rack
ing
dan
mon
itorin
g pe
rger
akan
pas
ukan
e. B
ackb
one
kom
unik
asi (
selu
ler
tertu
tup,
tele
pon
IP, t
elep
on sa
telit
)-
Sist
em k
omun
ikas
i sat
elit
yang
di
guna
kan
saat
ini o
leh
TNI
bero
pera
si d
i dae
rah
frek
uens
i C
-ban
d da
n L-
band
- Pen
eliti
an p
erfo
rman
ce L
ink
Kom
unik
asi K
a-B
and
di
bebe
rapa
wila
yah
Indo
nesi
a te
rhad
ap c
uaca
sepa
njan
g ta
hun.
- Pen
eliti
an p
erfo
rman
ce L
ink
Kom
unik
asi K
a-B
and
di
bebe
rapa
wila
yah
Indo
nesi
a te
rhad
ap je
nis k
omun
ikas
i.- P
enel
itian
per
form
ance
Lin
k K
omun
ikas
i Ka-
Ban
d di
be
bera
pa w
ilaya
h In
done
sia
terh
adap
uku
ran
ante
na.
- Pen
eliti
an p
erfo
rman
ce L
ink
Kom
unik
asi K
a-B
and
di
bebe
rapa
wila
yah
Indo
nesi
a te
rhad
ap k
omun
ikas
i ber
gera
k.
Tida
k ad
a ke
butu
han
khus
us te
rhad
ap
frek
uens
i ban
d te
rtent
u,
kecu
ali h
anya
dar
i pe
rtim
bang
an k
ebut
uhan
pa
suka
n be
rger
ak a
tau
mob
ile, u
kura
n an
tena
ya
ng h
arus
kec
il da
n rin
gan,
taha
n te
rhad
ap
cuac
a tro
pis,
taha
n te
rhad
ap h
utan
trop
is
yang
leba
t dll
__
35
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
35
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
K
a-ba
nd b
erda
sark
an je
nis
laya
nan
LAPA
N
- Sat
elit
B1
seri
A m
asih
dal
am
taha
p ek
sper
imen
dan
renc
ana
akan
di
guna
kan
untu
k re
mot
e se
nsin
g- S
atel
it LA
PAN
C1
renc
ana
dilu
ncur
kan
di 2
023
dan
akan
di
guna
kan
untu
k ke
perlu
an te
le-
educ
atio
n/m
edic
ine,
nav
igas
i, da
n m
eteo
rolo
gi- S
atel
it LA
PAN
A2
OR
AR
I yan
g be
rope
rasi
di S
-ban
d (E
arth
Su
rvei
lanc
e, m
ariti
me
mon
itori
ng,
Amat
eur C
omm
unic
atio
n) d
an sa
telit
LA
PAN
A3
IPB
yan
g be
rope
rasi
di
X-b
and
(Exp
erim
enta
l rem
ote
sens
ing,
mar
i-tim
e m
onito
ring
, Am
ateu
r Com
mun
icat
ion)
tela
h di
lunc
urka
n b
ertu
rut-t
urut
di t
ahun
20
15 d
an 2
016
- Sat
elit
LAPA
N T
ubsa
t yan
g be
rope
rasi
di S
-ban
d di
lunc
urka
n di
tahu
n 20
07 d
an d
igun
akan
unt
uk
vide
o su
rvei
llanc
e
Ka-
band
lebi
h re
ntan
terh
adap
cu
aca
khus
usny
a hu
jan
sehi
ngga
di
perlu
kan
antis
ipas
i unt
uk
men
gata
si e
fek
cuac
a te
rhad
ap
perf
orm
ansi
nya
jika
mem
ang
Ka-
band
aka
n di
impl
emen
tasi
kan
di
Indo
nesi
a
Rem
ote
sens
ing(
peng
inde
raan
ja
uh) m
embu
tuhk
an b
andw
ith
yang
bes
ar se
hing
ga k
omun
ikas
i sa
telit
di f
reku
ensi
Ka-
band
aka
n ba
nyak
dig
unak
an u
ntuk
laya
nan
ini
__
Kem
ente
rian
Perh
ubun
gan
- Fu
ngsi
surv
eilla
nce
di b
anda
ra
men
ggun
akan
sist
em A
SDE
(Air
port
Su
rfac
e D
etec
tion
Equi
pmen
t) un
tuk
mem
anta
u pe
rger
akan
obj
ek d
i ba
ndar
a se
perti
pes
awat
, ken
dara
an,
dsb
untu
k m
emin
imal
isir
kece
laka
an
di b
anda
ra. A
SDE
saat
ini s
udah
di
adop
si d
i ban
dara
Soe
karn
o-H
atta
na
mun
bel
um d
ialo
kasi
kan
pada
fr
ekue
nsi K
a-ba
nd.
- R
adar
dan
nav
igas
i pen
erba
ngan
te
ruta
ma
di ru
ral/r
emot
e ar
ea
Peng
guna
an K
a-ba
nd u
ntuk
si
stem
ASD
E (A
irpo
rt
Surf
ace
Det
ectio
n Eq
uipm
ent)
mem
ungk
inka
n pe
man
taua
n ya
ng
lebi
h se
nsiti
f ter
hada
p pe
rger
akan
ob
jek
di b
anda
ra b
aik
bend
a m
aupu
n or
ang
Kom
unik
asi s
atel
it K
a-ba
nd
akan
ban
yak
digu
naka
n da
lam
bi
dang
avi
asi/p
ener
bang
an
untu
k ke
perlu
an k
esel
amat
an
pene
rban
gan
yang
ant
ara
lain
di
guna
kan
dala
m si
stem
ASD
E (A
irpo
rt S
urfa
ce D
etec
tion
Equi
pmen
t) da
n ra
dar
Dae
rah
frek
uens
i (31
.8 –
33.
4)
GH
z di
alok
asik
an u
ntuk
sist
em
navi
gasi
pen
erba
ngan
dan
A
SDE
36
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
36
Inst
itusi
Kon
disi
exi
stin
g pe
nggu
naan
ko
mun
ikas
i sat
elit
di In
done
sia
Kel
ebih
an d
an k
ekur
anga
n K
a-ba
nd d
iban
ding
kan
C-b
and
dan
Ku-
band
Pasa
r dan
tren
laya
nan
yang
be
rpot
ensi
men
ggun
akan
laya
nan
sate
lit p
ada
pita
frek
uens
i Ka-
band
Pem
etaa
n/pe
mba
gian
spek
trum
K
a-ba
nd b
erda
sark
an je
nis
laya
nan
Ditj
en S
DPP
I K
omin
fo- S
atel
it do
mes
tik y
ang
bero
pera
si d
i In
done
sia
saat
ini b
eker
ja d
i dae
rah
frek
uens
i C-b
and,
S-b
and,
dan
Ku-
band
.- D
elap
an fi
ling
sate
lit K
a-ba
nd y
ang
dius
ulka
n ol
eh se
jum
lah
oper
ator
In
done
sia
saat
ini s
edan
g da
lam
st
atus
koo
rdin
asi d
i ITU
.- D
i ata
s wila
yah
Indo
nesi
a sa
at in
i, pa
da re
ntan
g (9
0-14
0) °
BT
cuku
p pe
nuh
deng
an sl
ot fi
ling
sate
lit K
a-ba
nd m
ilik
nega
ra la
in d
enga
n ja
rak
anta
r slo
t rat
a-2
2 de
raja
t.- T
anta
ngan
dal
am p
engg
elar
an
laya
nan
sate
lit K
a-ba
nd d
i Ind
ones
ia
teru
tam
a te
rkai
t den
gan
pros
es
koor
dina
si u
ntuk
men
dapa
tkan
fi lin
g K
a-ba
nd.
__Sa
lah
satu
laya
nan
yang
pot
ensi
al
dige
lar m
elal
ui k
omun
ikas
i sat
elit
Ka-
band
ada
lah
laya
nan
glob
al
broa
dban
d in
tern
et y
ang
dipa
sang
di
seju
mla
h al
at tr
ansp
orta
si
sepe
rti p
esaw
at, k
apal
, dan
ke
reta
api
. Hal
ini d
imun
gkin
kan
deng
an p
engg
unaa
n st
asiu
n bu
mi
berg
erak
ESI
M (E
arth
Sta
tion
in M
otio
n) y
ang
dial
okas
ikan
di
pita
frek
uens
i unt
uk F
SS (F
ixed
Sa
telli
te S
ervi
ce) y
akni
di (
19.7
- 20
.2) G
Hz
dan
(29.
5 - 3
0) G
Hz
(17.
2 - 2
0.2)
GH
z un
tuk
dow
nlin
k da
n (2
7.5
- 30)
GH
z un
tuk
uplin
k
37
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
37
Kuesioner
Selain pengumpulan data melalui FGD dan wawancara, juga dilakukan penyebaran kuesioner kepada respondenpada saat pelaksanaan FGD baik dari industri maupun instansi pemerintah yang terkait erat dengan pemanfaatan sistem komunikasi satelit. Pihak industri yang dilibatkan sebagai responden kuesioner baik industri seluler maupun industri satelit. Sementara dari instansi pemerintah yang dilibatkan sebagai responden antara lain Kementerian Perhubungan, LAPAN, BASARNAS, BAKAMLA, Polri, dan Kementerian Pertahanan. Hasil pengolahan data kuesioner dapat dilihat pada grafi k dalam gambar 5 hingga 19. Grafi k yang disajikan hanya mencakup beberapa responden untuk kategori industri maupun instansi pemerintah dikarenakan dari total responden yang terlibat dalam pengisian kuesioner hanya beberapa responden saja yang telah mengirimkan kembali hasil responden kepada tim riset.
Industri
Gambar 5. Jenis layanan yang diselenggarakan oleh industri
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
38
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
38
Gambar 6. Jumlah trafi k telekomunikasi
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa layanan telekomunikasi yang diselenggarakan oleh industri saat ini cukup beragam, tidak hanya layanan suara atau voice namun juga layanan data, video, satelit, dan sebagainya. Volume trafi k telekomunikasi juga cukup besar sebagaimana dapat terlihat pada gambar 6.
Gambar 7. Pita frekuensi yang digunakan untuk penyelenggaraan layanan telekomunikasi
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
39
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
39
Gambar 8. Teknologi dalam penyelenggaraan layanan telekomunikasi
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Daerah frekuensi yang digunakan oleh industri sebagaimana terlihat pada gambar 7 meliputi pita frekuensi untuk layanan seluler seperti 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 2.1 GHz, dan 2.3 GHz yang dapat digunakan oleh teknologi 2G, 3G, dan 4G. Sementara untuk komunikasi satelit saat ini banyak memanfaatkan frekuensi C-band dan Ku-band sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 8.
Gambar 9. Kendala atau permasalahan dalam penyelenggaraan layanan kepada pelanggan
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Dalam penyelenggaraan layanan telekomunikasi kepada pelanggan terdapat
40
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
40
sejumlah kendala yang dihadapi oleh industri. Kendala yang dihadapi untuk layana seluler terutama keterbatasan bandwith dan cakupan atau coverage yang belum merata khususnya untuk wilayah rural. Sementara untuk teknologi satelit kendala ada pada biaya investasi yang cukup tinggi.
Gambar 10. Alternatif pengembangan kualitas layanan kepada pengguna
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Gambar 11. Rencana menggunakan pita frekuensi Ka-band
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
41
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
41
Pengembangan kualitas layanan kepada pengguna dapat dilakukan melalui sejumlah alternatif seperti melakukan upgrade teknologi, penambahan bandwith, penambahan cakupan layanan atau coverage sebagaimana terlihat pada gambar 10, sementara terkait kemungkinan penggunaan pita frekuensi Ka-band untuk industri belum ada rencana namun untuk industri sudah mulai melakukan persiapan apabila akan melebarkan penggelaran layanan telekomunikasi hingga ke pita frekuensi tinggi seperti Ka-band seperti ditunjukkan gambar 11.
Gambar 12. Rencana penggunaan pita frekuensi Ka-band oleh industri satelit
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Pihak PSN (Pasifi k Satelit Nusantara) menyebutkan untuk rencana pemanfaatan pita frekuensi Ka-band ditujukan untuk menjaring lebih banyak pelanggan terutama untuk layanan internet. Sementara untuk penggelaran layanan satelit Ka-band sendiri dilakukan dengan memanfaatkan satelit domestik dengan perkiraan anggaran hingga lebih dari Rp 1 triliun untuk periode bisnis lebih dari 15 tahun. Gambar 13 menunjukkan tingkat kesiapan industri dalam penggelaran layanan satelit Ka-band.Tingkat kesiapan industri seluler berada pada level 1 yakni tahap penelitian dan pencatatan prinsip dasar teknologi Ka-band. Sementara tingkat kesiapan industri satelit berada pada level 3 yakni pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik teknologi secara analitis dan eksperimental.
42
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
42
Gambar 13. Tingkat kesiapan industri terkait pemanfaatan pita frekuensi Ka-band
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Pemerintah
Gambar 14. Pemanfaatan teknologi untuk tugas dan fungsi instansi
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
43
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
43
Gambar 15. Jenis pemanfaatan teknologi satelit
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Pada gambar 14 dapat dilihat bahwa dalam mejalankan tugas dan fungsinya, instansi juga memanfaatkan teknologi satelit selain tentunya memanfaatkan teknologi telekomunikasi yang lain. Pemanfaatan teknologi satelit sendiri dapat bervariasi sebagaimana terlihat pada gambar 15 antara lain untuk menjalankan kegiatan operasional institusi sebagaimana yang dilakukan oleh Bakamla dan BASARNAS. Sementara Bakamla dan Kementerian Perhubungan memanfaatkan untuk memperoleh data observasi sepert cuaca, iklim, kelautan, dan sebagainya.
Gambar 16. Pita frekuensi yang digunakan saat ini untuk layanan satelit
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
44
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
44
Teknologi komunikasi satelit yang digunakan oleh sejumlah institusi di Indonesia saat ini mayoritas bekerja pada pita frekuensi C-band dan sebagian kecil pada pita frekuensi Ku-band dan L-band sebagaimana dapat dilihat pada gambar 16.
Beberapa institusi berminat untuk mengembangkan atau memperluas pemanfaatan komunikasi satelit di daerah frekuensi yang lebih tinggi salah satunya pada pita frekuensi Ka-band seperti BASARNAS dan Kementerian Perhubungan sebagaimana dapat dilihat pada gambar 17. Sementara Bakamla sementara ini belum ada rencana untuk mengembangkan pemanfaatan komunikasi satelit pada pita Ka-band.
Gambar 17. Rencana pemanfaatan teknologi satelit di pita frekuensi Ka-band
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Gambar 18. Tingkat urgensi pemanfaatan komunikasi satelit
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
45
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
45
Menurut responden dari institusi pemerintah, pemanfaatan komunikasi satelit merupakan proritas yang penting sebagaimana terlihat pada gambar 18 dimana tingkat urgensi pemanfaatan komunikasi satelit bersifat sangat penting dan penting.
Gambar 19. Kendala dalam pemanfaatan teknologi satelit
Sumber: Kuesioner FGD (diolah)
Sebagaimana teknologi telekomunikasi yang lain, dalam pemanfaatan teknologi satelit juga ditemukan sejumlah kendala antara lain gangguan cuaca dan atmosfer, gangguan dari sistem telekomunikasi lain yang bekerja pada pita frekuensi yang berdekatan dengan pita frekuensi komunikasi satelit, delay propagasi yang disebabkan oleh jarak transmisi yang jauh serta keterbatasan bandwith dari sistem satelit yang digunakan saat ini.
4.2.2 Data SekunderPengumpulan data sekunder melalui studi terhadap sejumlah literatur, regulasi, dan materi paparan narasumber untuk melengkapi data primer. Hasil yang diperoleh melalui pengumpulan data sekunder adalah sebagai berikut:
Materi paparan narasumber
• Inmarsat Inmarsat sebelumnya sudah lama mengoperasikan layanan komunikasi satelit pada frekuensi L-band dan digunakan untuk layanan satelit bergerak atau MSS (Mobile Satellite Services). Saat ini Inmarsat juga menggelar layanan satelit Ka-
46
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
46
band menggunakan satelit Inmarsat 5. Layanan yang disediakan meliputi baik untuk pemerintahan, penerbangan atau aviasi, enterprise/industri, dan maritim/kelautan. Salah satu layanan satelit yang disediakan oleh Inmarsat pada pita Ka-band adalah penempatan stasiun bergerak ESIM (Earth Station in Motion) yang dipasang pada kendaraan transportasi seperti pesawat, kapal, dan kendaraan darat untuk mendukung layanan broadband internet. Alokasi frekuensi yang digunakan ada pada rentang (19.7-20.2) GHz dan (29.5-31) GHz sesuai resolusi ITU dalam WRC 15.
• XL AxiataSatelit domestik yang dioperasikan oleh operator Indonesia saat ini beroperasi di daerah frekuensi C-band, S-band, dan Ku-band dengan penyelenggara antara lain Telkom, Indosat, BRI, dan MCI. Satelit Ka-band berpotensi digunakan untuk menggelar layanan broadbandmelalui HTS (High Throughput Satellite), frequency reuse, dan multispot beamselain teknologi existing seperti seluler. Satelit Ka-band memliki sejumlah keunggulan seperti bandwith yang lebar dan efi siensi spektrum lebih besar. Namun begitu ada hal yang perlu diperhatikan terkait satelit Ka-band yakni performansi yang sensitif terhadap cuaca khususnya dalam kondisi curah hujan tinggi dan juga pengaturan di aspek regulasi dan bisnis sehingga tidak mengganggu teknologi existing. Alokasi spektrum Ka-band untuk komunikasi satelit di wilayah Indonesia ada pada region 3 ITU yang diatur lebih lanjut di Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2014 tentang TASFRI (Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia).
• Mabes PolriLayanan satelit yang digunakan di Polri saat ini beroperasi di frekuensi C-band yang digunakan antara lain untuk surveillance, conference, internet, layanan administrasi (STNK,BPKB, SIM), layanan sidik jari, replikasi data, dan telepon VoIP. Layanan satelit pada frekuensi Ku-band sudah dimiliki oleh Polri namun belum dioperasionalkan.
• Badan SAR NasionalBadan SAR Nasional (BASARNAS) menggunakan layanan komunikasi satelit untuk sejumlah fungsi antara lain mendeteksi sinyal distress untuk penanganan musibah, komunikasi antara kantor pusat dan tim lapangan. Komunikasi satelit yang dimanfaatkan saat ini beroperasi di pita L-band dan C-band.
47
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
47
• Badan Keamanan Laut RI Badan Keamanan Laut (Bakamla) telah memanfaatkan komunikasi satelit untuk sistem deteksi dini (Early Warning System) dan pencitraan satelit untuk pemantauan wilayah laut serta sumber daya laut Indonesia.
• Balitbang Kementerian PertahananKementerian Pertahanan memanfaatkan satelit untuk sejumlah layanan baik dalam kondisi damai maupun kondisi khusus. Sejumlah layanan komunikasi di lingkungan kementerian pertahanan yang memanfaatkan komunnikasi satelit antara lain komunikasi suara dan data, video conference,video monitoring, dan tracking dan monitoring pergerakan pasukan dimana komunikasi satelit yang digunakan beroperasi di pita L-band dan C-band. Pihak kementerian pertahanan dan TNI membutuhkan komunikasi satelit dengan kriteria antara lain bandwidth yang memadai, kehandalan tinggi, bit rate tinggi, infrastruktur yang mudah untuk dibangun, mampu mendukung pergerakan pasukan di lapangan, area cakupan yang luas (NKRI dan ASEAN), dan memiliki fasilitas keamanan yang handal.
• LAPANLAPAN sudah meluncurkan sejumlah satelit yang berjalan pada pita frekuensi S-band dan X-band yang difungsikan untuk earth surveillance, maritime monitoring, remote sensing, dan amateur communication. Satelit Ka-band akan banyak dimanfaatkan untuk penginderaan jauh (remote sensing) sehingga diperlukan penelitian Ka-band terkait faktor karakteristik daerah-daerah di Indonesia terhadap performansi satelit Ka-band.
• Ditjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan InformatikaSaat ini fi ling satelit domestik yang dimiliki oleh Indonesia belum ada yang beroperasi pada pita frekuensi Ka-band. Filing satelit Ka-band yang diajukan oleh sejumlah penyelenggara satelit Indonesia masih dalam tahap koordinasi dengan alokasi frekuensi di (17.7-20.2) GHz untuk downlink dan (27.5-30) GHz untuk uplink. Saat ini di atas wilayah Indonesia, tepatnya di (90-140)° BT sudah terdapat cukup banyak fi ling Ka-band milik asing dengan status notifi kasi.
• Kementerian PerhubunganKomunikasi satelit banyak digunakan untuk keperluan radar / navigasi untuk keselamatan penerbangan. Radar ASDE (Airport Surface Detection Equipment) merupakan radar yang digunakan untuk memantau pergerakan objek di sekitar wilayah bandara baik benda maupun orang untuk menghindari collision, dialokasikan di frekuensi (31.8-33.4) GHz.
48
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
48
Literatur
Tantangan Koordinasi Satelit Untuk Pita Ka-Band
Kondisi saat ini untuk alokasi slot orbit satelit yang ada di atas wilayah Indonesia baik yang dioperasikan pada pita frekuensi Ka-band maupun pita frekuensi diluar Ka-band dapat dilihat pada gambar 20 hingga 22.
Gambar 20. Kondisi orbit satelit milik Indonesia saat ini
Sumber: Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, 2016
Pada gambar 20 dapat dilihat bahwa satelit yang masih aktif dioperasikan oleh Indonesia berjumlah 7 buah satelit dimana 5 satelit untuk mendukung layanan FSS (Fixed Satellite Service), 1 buah satelit BSS (Broadcast Satellite Service), dan 1 satelit EESS (Earth Exploration Satellite Service). Keseluruhan 7 satelit tersebut masih beroperasi pada frekuensi C-band dan Ext-C band, S-band, dan Ku-band sehingga memang belum ada satelit milik Indonesia yang menggunakan pita frekuensi Ka-band. Sementara untuk fi ling satelit Ka-band, sejumlah operator Indonesia sudah mengajukan ke ITU namun status pengajuan fi ling tersebut masih dalam proses koordinasi satelit sebagaimana dapat dilihat pada gambar 6. Delapan fi ling Ka-band telah diajukan oleh sejumlah operator Indonesia yakni Telkom, Citra Sari
49
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
49
Makmur (CSM), Indosat, BRI, Pasifi k Satelit Nusantara (PSN), dan Sarana Mukti Adijaya (SMA) sebagaimana terlihat pada gambar 21.
Gambar 21. Daftar fi ling Ka-band Indonesia yang diajukan ke ITU
Sumber: Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, 2016
Filing Ka-band di atas wilayah Indonesia yang sudah mendapatkan status notifi kasi dari ITU sebanyak 45 buah dimana seluruh fi ling Ka-band tersebut merupakan milik 10 negara asing dengan jarak antar fi ling rata-rata dua derajat sebagaimana dapat dilihat pada gambar 22.
Menurut data dari Ditjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini sudah ada 32 satelit asing yang sudah memiliki hak labuh di atas wilayah Indonesia dengan frekuensi kerja satelit di C-band dan Ku-band. Permohonan hak labuh untuk satelit Ka-band baru diajukan oleh operator dari Inggris yakni O3B yang ingin meluncurkan satelit Ka-band NGSO (Non Geostationery Earth Orbit) di atas wilayah Indonesia untuk menggelar layanan broadband, dapat dilihat pada gambar 23.
50
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
50
Gambar 22. Filing satelit Ka-band di atas wilayah Indonesia
Sumber: Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, 2016
Gambar 23. Posisi fi ling Ka-band O3B terhadap fi ling Ka-band operator Indonesia
Sumber: Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, 2016
51
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
51
Status pengajuan hak labuh tersebut masih dalam tahap koordinasi dengan operator satelit dari Indonesia yakni PT. Telkom dan PT. PSN karena kedua operator tersebut megajukan fi ling satelit Ka-band dengan fi ling lebih “junior” dibandingkan fi ling satelit Ka-band milik O3B. Wilayah cakupan satelit Ka-band yang diajukan oleh O3B kepada pemerintah Indonesia dapat dilihat pada gambar 24.
Gambar 24. Wilayah cakupan satelit Ka-band O3B di atas Indonesia
Sumber: Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo, 2016
Berdasarkan gambar 23 dan 24 dapat dilihat fi ling satelit Ka-band milik O3B beririsan atau overlapping dengan fi ling Ka-band yang diajukan oleh sejumlah operator satelit Indonesia. Pihak O3B menyatakan tidak boleh ada stasiun bumi Ka-band di rentang 5 º LU hingga 5º LS.
5353
BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dokumen Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) 2014 – 2019, pembangunan pitalebar di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih dalam tahap awal. Ketersediaan akses pitalebar di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain baik di tingkat regional maupun global. Pembangunan infrastruktur serat optik sebagai backbone layanan pitalebar nasional belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab masih tingginya harga layanan pitalebar. Ketersediaan jaringan tulang punggung serat optik pada tahun 2012 baru menjangkau 346 kabupaten/kota atau sekitar 69,6% dari total kabupaten/kota di Indonesia. Jaringan tulang punggung tersebut menjangkau sebagian besar wilayah barat Indonesia. Dari total 118 kabupaten/ kota yang terdapat di Koridor Ekonomi Jawa, 117 kabupaten/kota (99,2%) sudah dijangkau jaringan tulang punggung serat optik nasional. Adapun ketersediaan jaringan tulang punggung serat optik di Koridor Ekonomi Sumatera menjangkau 109 dari 151 kabupaten/kota (72,2%). Sebaliknya, Koridor Ekonomi Maluku-Papua belum dijangkau oleh tulang punggung serat optik. Rencana pembangunan Palapa Ring secara rinci diuraikan pada gambar 25.
Gambar 25. Peta rencana pembangunan serat optik Palapa Ring Indonesia
Kementerian Kominfo, 2016
54
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
54
Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi yang besar dengan melakukan percepatan infrastruktur pitalebar. Masih dalam dokumen RPI, terdapat 4 potensi yang akan berkembang jika percepatan ini dilakukan, yaitu :
Potensi pertumbuhan sektor teknologi informatika dan komunikasi (TIK) yang besar.
Pasar yang besar Potensi penduduk yang produktif Potensi peningkatan keterhubungan antar pulau
Berdasarkan pemaparan di atas, diperlukan teknologi komplementer (pelengkap) untuk mempercepat penyediaan infrastruktur pitalebar nasional disamping tetap melakukan penggelaran optik. salah satunya adalah satelit. Keuntungan penggunaan satelit ini adalah waktu penggelaran yang cepat dan mampu mencakup area layanan yang luas. Salah satu bands satelit yang menjadi kandidat pendukung layanan pitalebar adalah Ka-band. Sistem satelit ini bekerja pada daerah frekuensi 26,5 – 40GHz.
5.1 Kondisi Existing Penggunaan Layanan Komunikasi Satelit Termasuk Alokasi Spektrum, Filing, Dan Slot Orbit Satelit Di Indonesia
Berdasarkan pengolahan data diperoleh informasi bahwa hingga saat ini komunikasi satelit di Indonesia digunakan untuk sejumlah keperluan antara lain navigasi penerbangan, pemantauan wilayah kelautan termasuk sumber daya laut untuk keperluan pengamanan wilayah laut, pemantauan iklim dan cuaca, penanganan kondisi darurat seperti bencana alam, kecelakaan transportasi, dan lain-lain. Hal-hal lainnya yang dilakukan melalui pemanfaatan komunikasi satelit yakni sebagai jaringan transmisi (backhaul) untuk komunikasi bergerak seluler, penginderaan jauh, komunikasi untuk layanan perbankan, broadcasting bahkan hingga keperluan komunikasi untuk pertahanan dan keamanan. Kendala yang dijumpai dalam pemanfaatan komunikasi satelit di Indonesia saat ini antara lain gangguan cuaca dan atmosfer, keterbatasan bandwith untuk pita frekuensi satelit existing, dan delay propagasi dikarenakan jarak yang jauh antara satelit dan stasiun bumi. Gangguan cuaca dan atmosfer lebih banyak terjadi pada komunikasi satelit existing yang menggunakan pita frekuensi tinggi Ku-band.
Spektrum frekuensi yang digunakan untuk komunikasi satelit di Indonesia mayoritas adalah C-band dan sebagian lagi menggunakan pita frekuensi L-band, S-band, X-band, dan Ku-band.Berdasarkan data dari Ditjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika, fi ling satelit yang saat ini sudah diperoleh ada pada slot orbit 108°
55
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
55
BT, 108.2° BT, 113° BT, 118° BT, 123° BT, 146° BT, dan 150.5° BT. Layanan satelit Ka-band sendiri saat ini belum digelar karena fi ling satelit Ka-band yang diajukan oleh sejumlah operator domestik saat ini masih dalam status koordinasi dengan fi ling satelit Ka-band milik negara asing di atas wilayah Indonesia yang sudah terlebih dahulu mendapatkan status notifi kasi. Menurut data yang diperoleh baik dari industri maupun pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo proses untuk mendapatkan fi ling satelit Ka-band memerlukan waktu yangpanjang karena saat ini di atas wilayah Indonesia sudah banyak ditempati oleh fi ling Ka-band milik negara luar dimana status fi ling tersebut sudah lebih senior dibandingkan dengan pengajuan fi ling satelit Ka-band yang diajukan oleh operator Indonesia. Selain itu berdasarkan hasil sidang WRC (World Radiocommunication Conferences) ke-15 disepakati batas busur koordinasi untuk pita Ka-band tidak berubah di ± 8° sementara batas busur koordinasi untukfi ling satelit C-band dan Ku-band diturunkan berturut-turut menjadi ± 7° dan ± 6°. Hal ini menunjukkan bahwa pita frekuensi Ka-band saat ini lebih menarik bagi para penyedia layanan bila dibandingkan dengan pita C-band dan Ku-band sehingga kompetisi dalam mendapatkan fi ling satelit Ka-band menjadi cukup ketat.Kompetisi yang ketat dalam mendapatkan fi ling satelit Ka-band juga dapat dilihat dari koordinasi yang masih berlangsung saat ini antara operator dari Inggris O3B dengan PT. Telkom dan PT. PSN dimana O3B tidak menginginkan adanya stasiun bumi Ka-band lain di wilayah cakupan fi ling Ka-band yang dimilikinya yang notabene mencakup lebih dari separuh wilayah Indonesia. Hal ini belum mendapatkan persetujuan oleh pihak Indonesia sehingga ijin hak labuh milik O3B juga belum disetujui oleh pihak Indonesia. Menimbang hal tersebut jika akan menggelar layanan satelit Ka-band dengan meluncurkan satelit sendiri maka mendapatkan fi ling satelit Ka-band merupakan hal yang sangat penting.
5.2 Kelebihan dan kekurangan pita frekuensi Ka-band dibandingkan dengan pita frekuensi C-band dan Ku-band
Pita frekuensi Ka-band yang berada pada rentang (26.5 - 40) GHz memiliki sejumlah kelebihan yang menyebabkan pita frekuensi ini menjadi daya tarik bagi industri untuk menyelenggarakan layanan komunikasi satelit. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, telah diidentifi kasi keunggulan yang dimiliki oleh pita frekuensi Ka-band antara lain bandwith yang lebih besar yang mencapai ± 3.5 GHz yang memungkinkan layanan high throughput satellitegenerasi lanjutan dengan kecepatan hingga 100 Gbps.Hal ini tentu mendukung layanan yang membutuhkan bandwith yang besar seperti broadband internet, video on demand, dan broadcasting. Fitur lain
56
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
56
adalah multispot beam danfrequency reuse dimana fi tur ini membuat penggunaan frekuensi menjadi lebih efi sien.
Gambar 26. Multispot beam Ka-band
Sumber: NewSat, 2012
Kelebihan lain yang dimiliki pita frekuensi Ka-band adalah karena berada pada daerah frekuensi tinggi maka berdampak terhadap ukuran diameter antena pada perangkat VSAT CPE yang lebih kecil dibandingkan dengan diameter antena VSAT yang menggunakan pita C-band dan Ku-band sehingga membuat perangkat CPE lebih mudah untuk dibawa dan harga perangkat lebih murah dibandingkan dengan perangkat CPE C-band dan Ku-band. Namun begitu pita frekuensi Ka-band memiliki kekurangan yang perlu diantisipasi yakni pengaruh cuaca khususnya hujan terhadap kualitas sinyal komunikasi satelit. Posisi pita frekuensi Ka-band yang lebih tinggi daripada C-band dan Ku-band membuatnya lebih sensitif terhadap faktor hujan.
5.3 Pasar Atau Market Dan Tren Layanan Yang Berpotensi Menggunakan Komunikasi Satelit Pada Pita Frekuensi Ka-Band
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh informasi tentang pemanfaatan sistem komunikasi satelit Ka-band di dunia internasional cukup luas mulai dari segmen korporasi, pemerintahan dan konsumen individu. Layanan yang dapat difasilitasi oleh Ka-band untuk setiap segmen dapat dilihat pada gambar 25.
57
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
57
Gambar 27. Layanan yang dapat difasilitasi oleh satelit Ka-band
Sumber: Thales Alenia Space, 2007
Satelit Ka-band dapat mendukung layanan mulai dari internet, broadcasting, jaringan transmisi (backhaul/site interconnection), Inter-satellite link, hingga untuk keperluan komunikasi untuk penanganan kondisi darurat serta layanan pendidikan dan kesehatan jarak jauh. Kapasitas yang besar dan fi tur multispot beam memungkinkan satelit Ka-band dapat menyokong variasi layanan yang lebih luas. Sejumlah layanan yang sudah diselenggarakan tersebut saat ini sebagian sudah difasilitasi oleh beberapa teknologi existing antara lain teknologi seluler, teknologi satelit pada pita frekuensi existing, serat optik Palapa Ring. Teknologi lainnya yang dapat diposisikan sebagai komplemen atau kompetitor terhadap satelit Ka-band termasuk HAPS (High Altitude Platforms) dan Facebook Drone. Salah satu contoh komparasi yang coba ditinjau yakni untuk penerapan satelit Ka-band di wilayah Australia dimana teknologi yang dikomparasikan dengan satelit Ka-band adalah teknologi serat optik.
Dokumen “An Analysis on Ka-band Satellite for NBN” menyebutkan bahwa pemerintah Australia menggunakan satelit Ka-band sebagai salah satu infrastruktur untuk menggelar national broadband network (NBN). Selain satelit K-band, infrastruktur yang dipergunakan adalah FTTP (Fiber To The Premises) dengan porsi 93% total populasi, serta Fixed Wireless Access (FWA) dengan porsi 4% populasi. Sehingga asumsi akses menggunakan satelit Ka-band sebanyak 3% populasi. Biaya investasi penggelaran satelit Ka-band sebagai NBN Australia sebesar AUS$ 1,6
58
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
58
Miliar. Sedangkan biaya per premise yang harus diinvestasikan sebesar AUS$ 11 ribu. Biaya operasional per premise yang dinyatakan sebagai average revenue per user (ARPU) sebesar AUS$ 25.
Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa infrastruktur utama akses NBN di sisi premises (pelanggan) adalah fi ber optik. Sedangkan infrastruktur lainnya yaitu FWA dan satelit Ka-band berfungsi sebagai infrastruktur pengganti untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh fi ber optik seperti remote area. Layanan internet melalui sistem satelit Ka-band dialokasikan untuk wilayah dengan kepadatan populasi maksimal 1 pengguna per 2 – 5 km2, yang apabila menggunakan fi ber optik atau FWA secara biaya terlalu tinggi. Pada tahun 2011 perkiraan jumlah pengguna internet melalui satelit Ka-band di Australia sebanyak 200.000 pengguna (premises). Total bandwith satelit yang tersedia untuk NBN sebesar 80 Gbps yang setara dengan 12 Mbps akses di sisi pengguna. Hal yang tidak kalah penting untuk dibahas adalah dampak dari ketersediaan akses pitalebar bagi pengembangan ekonomi berbasis teknologi informasi. Sebagai contoh di Korea Selatan, di awal milenium dengan penyediaan infrastruktur pitalebar yang sangat handal, pertumbuhan transaksi e-commerce mencapai 3 kali lipat dalam kurun 2000 – 2002. Selain itu dampak yang sangat besar adalah terciptanya 600.000 lapangan pekerjaan baru dalam kurun waktu 1998 – 2002. Sehingga dapat dikatakan bahwa dampak tidak langsung yang bersifat jangka panjang memberi pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Selain di Australia, satelit Ka-band juga telah digelar di United Kingdom. Satelit Ka-band dimanfaatkan untuk menggelar layanan USO (Universal Service Obligations) melalui layanan broadband satellite untuk wilayah rural di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Penggelaran sistem satelit Ka-band tersebut merupakan kerjasama antara Avonline dengan operator satelit Eropa dan teknologi satelit tersebut diposisikan untuk melengkapi cakupan layanan yang disediakan melalui jaringan serat optik dan terestrial. Begitu juga di wilayah Amerika Latin, teknologi satelit juga menjadi salah satu solusi untuk program USO. Satelit milik Brazil yakni SGDC (Geostationary Defense and Strategic Communications Satellite) rencana akan diluncurkan di tahun 2016 dan direncanakan akan beroperasi secara penuh pada tahun 2017 yang memiliki 7 transponder X-band dan 50 transponder Ka-band. Satelit tersebut ditujukan untuk menjangkau 2000 kota di remote region bagian utara Brazil dimana penggelaran jaringan serat optik dinilai kurang layak secara ekonomi. Setelah peluncuran tersebut nantinya juga direncanakan akan diluncurkan satelit berikutnya yakni SGDC1 yang ditujukan selain untuk meningkatkan kapasitas jaringan pita lebar dan menurunkan biaya
59
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
59
layanan per Mb (Mbps cost) juga untuk memperluas jangkauan layanan ke wilayah yang sulit dijangkau oleh serat optik.
Merujuk kepada beberapa kasus di sejumlah wilayah tersebut dapat dilihat bahwa teknologi satelit lebih bersifat sebagai teknologi pelengkap atau komplemen terhadap teknologi lainnya. Selain itu keberadaan teknologi satelit Ka-band juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat bersinergi dengan teknologi lainnya dalam arti tidak saling mengganggu baik dari aspek teknis maupun non teknis.
5.4 Pembagian Spektrum Ka-Band Berdasarkan Jenis Layanan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sesuai regulasi ITU-R (International Telecommunication Union Radiocommunication), Indonesia menempati region 3 untuk alokasi spektrum frekuensi radio termasuk untuk pita frekuensi Ka-band. Layanan satelit sendiri secara garis besar meliputi tiga jenis yakni MSS (Mobile Satellite Service), FSS (Fixed Satellite Service), dan BSS (Broadcast Satellite Service) dengan alokasi untuk region 3 sebagaimana terlihat pada gambar 25• Mobile Satellite Service : (20.1-21.2 GHz), (29.9-31) GHz • Fixed Satellite Service : (17.7-21.2) GHz, (24.75-25.75) GHz, (27-31) GHz• Broadcast Satellite Service : (21.4-22) GHz
Gambar 28. Alokasi pita frekuensi Ka-band berdasarkan regulasi ITU-R
Sumber: Avanti Communication Group plc, 2012
60
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
60
Filing satelit Ka-band yang sedang dalam proses didaftarkan ke ITU oleh Indonesia saat ini ada dalam rentang frekuensi (17.7-20.2) GHz dan (27.5-31) GHz.
5.5 SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Berdasarkan analisis terhadap data terkait keempat permasalahan penelitian dapat dirumuskan hasil analisis untuk faktor keunggulan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan (threat) tentang pita frekuensi Ka-band untuk komunikasi satelit sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 6. Hasil analisa SWOT Ka-band
Strengths Weaknesses Ketersediaan bandwith dan throughput
yang besar Biaya berlangganan per Mbps/bulan
lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya serupa pada sistem satelit C-band dan Ku-band
Diameter antena stasiun bumi lebih kecil (sekitar 74 cm) sehingga harga CPE lebih rendah dan lebih portable
Redaman propagasi yang besar (hujan, awan, gas-gas atmosfer, dan scintilasi). Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan oleh [Isyana Gita P.] diperoleh hasil nilai redaman hujan rata-rata untuk komunikasi uplink sebesar 122 dB dan komunikasi downlink sebesar 64 dB. Penelitian dilakukan pada sistem satelit teledesic yang mengorbit pada ketinggi di bawah 2.000 km (LEO).
Biaya implementasi yang besarOpportunities Threats Layanan multimedia internet yang
lebih bervariasi dengan kecepatan yang tinggi. Di antaranya adalah video conference, video phone, tele-medicine, tele-education, dan lain-lain
Pengembangan teknologi mitigasi baru dan pengembangan sistem hybrid bands untuk menangani tantangan lingkungan propagasi yang menjadi masalah pada frekuensi yang lebih tinggi (jika dibandingkan dengan C-bands dan Ku-bands)
Pengembangan perangkat User Equipment (EU) yang bersifat portable
Terdapat 8 fi ling satelit Indonesia yang akan beroperasi pada Ka-bands, namun statusnya masih koordinasi. Satelit O3B milik UK memiliki fi ling di atas wilayah Indonesia (5oLU – 5oLS). Sehingga dengan status fi ling yang lebih junior, satelit Indonesia berpotensi tidak dapat memanfaatkan frekuensi Ka-bands.
Sumber: data diolah
6161
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisa diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Layanan satelit di Indonesia belum ada yang beroperasi di pita Ka-band, saat ini sebagian besar beroperasi pada pita C-band karena pita ini paling tangguh dalam menghadapi halangan hujan dan cuaca yang sering terjadi di Indonesia dan daerah tropis lainnyanamun memiliki kapasitas yang terbatas.Layanan satelit yang digunakan saat ini sebagian memanfaatkan satelit domestik dan sebagian lagi satelit asing. Salah satu tantangan besar bagi Indonesia terkait penggelaran satelit Ka-band adalah Indonesia belum memiliki fi ling satelit Ka-band mature sementara kompetisi dalam mendapatkan fi ling Ka-band semakin ketat.
2. Pita Ka-band memiliki keunggulan kapasitas yang lebih besar, efi siensi lebih baik dalam penggunaan frekuensi, biaya bandwith dan harga CPE yang lebih rendah dibandingkan dengan layanan satelit pada pita C-band dan Ku-band. Karakteristik pita Ka-band yang rentan terhadap hujan menjadi hal yang perlu diantisipasi mengingat Indonesia merupakan wilayah dengan curah hujan yang tinggi.
3. Teknologi satelit Ka-band dapat memfasilitasi beragam layanan dari segmen individu, korporasi, maupun pemerintahan. Mengingat wilayah Indonesia memiliki curah hujan tinggi serta bervariasi dan keunggulan pita Ka-band maka untuk wilayah Indonesia pita Ka-band cocok digunakan untuk penyelenggaraan broadband internet.
4. Berdasarkan regulasi ITU dan nasional, alokasi pita frekuensi Ka-band untuk wilayah Indonesia berada pada region tiga dengan rentang (17.7-20.2) GHz dan (27.5-31) GHz.
62
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
62
6.2 Saran
1. Studi lebih jauh mengenai teknologi satelit Ka-band untuk wilayah Indonesia perlu dilakukan antara lain :
• Studi teknis untuk mengetahui pengaruh curah hujan di Indonesia terhadap performansi komunikasi satelit
• Studi non teknis teknologi satelit Ka-band yang meliputi analisa kebutuhan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat terutama di wilayah ruraldan industri beserta komparasinya dengan teknologi lain
2. Penyusunan roadmap satelit termasuk untuk Ka-band sehingga industri dan pemerintah memiliki rencana terukur apabila ingin menyelenggarakan satelit Ka-band terutama terkait fi ling satelit Ka-band dan penataan frekuensi untuk pita Ka-band sehingga keberadaan layanan satelit pada pita Ka-band dapat bersinergi dengan teknologi yang lain khususnya teknologi existing maupun teknologi baru.
6363
DAFTAR PUSTAKA
Airbus Defence and Space. (2014). White Paper: A Review of the Two Primary Types of Ka Satellite Systems.
Ana Freitas. (2016). http://interactive.satellitetoday.com/latin-america-government-and-new-players-demand-more-capacity/, diakses pada tanggal 27 November 2016.
Avanti Communications Group plc. (2012). Overview of Ka-band Satellite System Developments and Key Regulatory Issues.
Baso Maruddani, Adit Kurniawan, Sugihartono, A. M. (2011). Performance Evaluation of Ka-band Satellite Communication Systems in Rain Fading Channel at Tropical Area. IEEE.
BKMG. (2016). Buku Analisis Hujan Mei 2016 dan Prakiraan Hujan Juli-Agustus-September”2016.
Chuan HE, Yecai Guo, W. Z. (2015). Simulink Implementation of Ka-Band Mobile Satellite Channel Comprehensive Model. International Conference on Computer, Mechatronics, Control, and Electronic Engineering.
Corinne Reichert. (2016). http://www.zdnet.com/article/uso-facing-government-review-thanks-to-regional-telco-report, diakses pada tanggal 26 November 2016.
CSI. (2016). http://www.csimagazine.com/csi/Satellite-broadband-for-UK-USO.php, diakses pada tanggal 26 November 2016.
Dissanayake, A. (2002). Ka-Band Propagation Modelling for Fixed Satellite Applications. Online Journal of Space Communication.
Ditjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2016). Penggunaan Pita Frekuensi Ka-band untuk Komunikasi Satelit di Indonesia. disampaikan dalam FGD Ka-band tanggal 29 September 2016.
Elbert, B. R. (2008). Introduction to Satellite Communication (Third). Norwood: Artech House Inc.
Ericsson. (2015). Microwave Towards 2020 : Delivering High Capacity and Cost Effi cient Backhaul for Broadband Networks Today and in the Future.
FCC. (n.d.). FCC - Electronic Comment Filing System – Proceeding Number 14-177. Retrieved from http://apps.fcc.gov/ecfs/comment_search/paginate?proceeding=14-
G. Hendrantoro et al. (2013). Implementation Site Diversity Method on Ka-band Satellite to Reduce the Impact of Rain Attenuation in the Tropics Area.
Guillaume Benoit, Hector Fenech, S. P. (2009). Triple Play Over Satellite, Ka-Band Making The Difference. LNICST, 15, 20–28.
Hasanuddin, Z. B. (2014). Design of Ka-band Satellite Links in Indonesia. Journal of
64
Frekuensi Ka-Band untuk Komunikasi Satelit
64
Electrical Computer Energetic Electronic and Communication Engineering, 8(8).
ITU-R. (2005). Recommendation ITU-R P.838-3, Specifi c Attenuation Model for Rain for Use in Prediction Method.
Kandella, P. (n.d.). Studi Perencanaan Satelit Broadband Nasional Menggunakan Ka-Band”, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2014). Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2014 tentang Penggunan Spektrum Frekuensi Radio untuk Dinas Satelit dan Orbit Satelit.
M. Zhang, M. Shen, M. Booker, R. Khan, S. V. (2011). An Analysis on Ka-band Satellite for NBN. Carnegie Mellon Heinz College.
Mastel Indonesia. (2016). http://www.mastel.id/indonesia-sampai-saat-ini-masih-gunakan-satelit-c-band/, diakses pada tanggal 26 November 2016.
Michael Marcus, B. P. (2005). Milimeter Wave: Spectrum Management Implications. IEEE.
Muhammad Mimsyad, Abdullah Bazergan, Y. R. (2014). Study of Performance Analysis of Ka-Band Satellite Communication Link in Makassar. IEEE.
NASA. (2016). Ka-Band Represents the Future of Space Communications. Retrieved from https://www.nasa.gov/mission_pages/station/research/news/ka_band
NewSat Ltd ABN. (2012). Ka-band. misc, Melbourne.
NewSat Ltd ABN. (2013). Not All Ka-band Satellite Are The Same. Melbourne.
S.L. Jong, H.Y. Lam, J.Din, M. D. A. (2015). Investigation of Satellite Communication Propagation in Equatorial Regions. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 10(20).
Samsung. (n.d.). Samsung Announces World’s First 5G mmWave Mobile Technology. Retrieved from http://global.samsungtomorrow.com/samsung-announces-worlds-fi rst-5g-mmwave-mobi
Seybold, J. (2005). Introduction to RF Propagation. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.
Sheriff Ray. (2001). Mobile Satellite Communication Networks. England: John Wiley and Sons Inc.
Thales Alenia Space. (2007). Broadband Satellite Communications in Ka-band : System Approach and Solutions.
U. Kesavan, Md. Rafi qul Islam, K. A. (2014). Rain Attenuation Prediction For Higher Frequencies in Microwave Communication Using Frequency Scaling Technique. IEEE.
XL Axiata. (2016). Teknologi Ka-band Satelit untuk Layanan Next Generation Broadband di Indonesia. disampaikan dalam FGD Ka-band tanggal 29 September 2016.