KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia Samarinda
Triwulan IV - 2009
i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan IV-2009
dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah,
sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada
para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber
rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-
pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan
Timur (Kaltim) selama triwulan IV-2009, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang
positif sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang tumbuh
sebesar 1,64% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4,3% (y-o-y).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan IV-2009 mencapai 4,31% (y-o-y), menunjukkan
peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,65% (y-o-y). Laju inflasi
tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat
sebesar 2,78% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang
terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan
untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,06% (y-o-
y), 3,60% (y-o-y) dan 7,21% (y-o-y).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-
Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 43,70 triliun, mengalami peningkatan sebesar
5,26% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan
IV-2009 mencapai sebesar Rp 22,98 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 21,99%
dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi
proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat
meningkat sebesar 22,08% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya
sehingga posisinya menjadi Rp 34,42 triliun pada triwulan IV-2009 (s.d November).
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio
pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34%,
lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar
57,15%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 63,27% atau Rp 16
triliun dari total kredit sebesar Rp 22,98 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV-
2009 tercatat meningkat sebesar 17,88% dibandingkan dengan triwulan IV-2008.
4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2010
diperkirakan mencapai 3,5% - 4,5% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan
lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Kebangkitan kembali perekonomian Kalimantan Timur pada periode akhir tahun 2009 ini
tidak terlepas dari pulihnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian
sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah
ii
penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya
bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun perlu disadari bahwa hal ini menunjukkan bahwa
ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam
(SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan diarahkan
pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai sebagai
prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan.
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus
menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan
balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam
penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti
perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih
informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang
setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan
dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Samarinda, Februari 2010
BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis
Pemimpin
iii
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................
DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................
i
iii
vi
vii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………
I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..
II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................
III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................
1. Perbankan .........................................................................................
2. Sistem Pembayaran .............................................................................
V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..
BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….
1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………
1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................
Boks. 1 Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur ..…………….
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….
2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..
2.2. Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...…………….
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….………………………………………………
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….…………..
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………
2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………....
1
1
1
2
2
2
3
3
5
5
5
6
6
7
7
9
10
11
11
11
12
12
13
13
14
15
17
17
18
18
18
19
19
19
iv
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..
20
20
BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………
3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..
b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….
a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..
3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................
3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................
3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................
BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................
4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….
5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur …………………………………. …………
6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota.
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 ..............................................
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................
LAMPIRAN
22
22
23
23
23
24
24
25
27
29
29
29
29
30
30
31
31
32
32
32
33
35
35
35
35
36
36
36
38
38
38
40
40
40
v
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2 2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13 4.1 4.2
5.1
6.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................
Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2009 ………………………………………………………...
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda.......................................................
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan......................................................
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan ………………………………………………………………
Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa..........
Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa..........
Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..............
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......
Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit
Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................
Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Semester I-2009........................ Realisai Belanja Modal Lima SKPD dengan Share Belanja Modal Tertinggi APBD Kaltim Tahun 2009……………………………………………………………………………………………………
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) ......................... Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Kalimantan Timur Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2008 ………………………………….....................................
6
8
9
10 17
18
18
19
20
20
21
25 26
27
28 28
29
29
30
30
32
32
33
34
36
37
44
vi
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
1.29
1.30
1.31
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..
IKK & Indeks Ketepatan Membeli Barang Tahan Lama (rata-rata tiga bulanan)........
Indeks Konsumsi Pemda ..................................................................…........…….
Perkembangan Kredit Investasi ........................................................................
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ...........................
Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan ............................
Indeks Perkembangan Impor
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri ………………..…………
Perkembangan Ekspor & Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan………………
Indeks Ekpor Migas Kaltim dan Impor Migas Kaltim ……………………………..………………
Komoditas Penyumbang Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ….…………………………
Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 per Negara…………….
Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas per Negara Asal Barang Tw III-
2009……………………………………………………………………………………………………………………………
Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim Tw 3-2009 ..........................
Indeks Produksi Padi .....................................................................................
Indeks Sub Sektor Kehutanan dan Perikanan.....................................................
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian ..........................................................
Indeks Produksi Minyak Mentah (Kondensat) & Gas Bumi di Kaltim ............……….
Indeks Produksi Batubara …………………………………………………………………………………..……
Indeks Sektor Industri Pengolahan …………..………………………………………………………………
Indeks Produksi Pengolahan Migas ……………….……………………………………………………….
Perkembangan Kredit Sektor Listrik …………………….………………………………………………..
Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat
Tinggal ………………………………………………………………………………………………………………………….
Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur…………………………………………
Indeks Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………………………………
Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim …………………………………………………………
Indeks Sub Sektor Angkutan ……………………………………………………………………………………..
Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan……………………..
Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….
Indeks Sewa Bangunan Tempat Tinggal & Bukan Tempat Tinggal ………………………..
Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum ………………………………………………………………….
Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………
Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............
Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................
Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................
Perkembangan Aset BPR .................................................................................
Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................
Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................
Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................
5
6
6
7
7
7
8
8
8
8
9
9
10
10
12
12
12
12
12
13
13
13
14
14
14
14
15
15
15
15
16
19
24
24
25
26
26
27
31
31
31
33
vii
3.11
3.12
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................
Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim per Semester I-2009
Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim per Semester I-2009
Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………
Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..
Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….
Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................
Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen............... .........................................
Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................
Perkembangan Survei Kegiatan Usaha ...........................................................
Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................
Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................
33
34
35
35
41
42
42
43
45
45
45
46
46
Ringkasan Eksekutif
1
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL
PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIVV--22000099
I. Gambaran Umum
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 1,64%. Dari sisi permintaan,
kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2009 ini berasal komponen
ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya laju pertumbuhan komponen ekspor yang
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan.
Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari
sektor pertambangan dan penggalian, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
batubara dan migas karena permintaan yang meningkat dan harga yang cukup tinggi.
Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada
periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan III-2009.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi
oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti gula
pasir.
Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009
ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal
penghimpunan simpanan masyarakat (5,26%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas
dasar lokasi kantor (21,99%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (22,08%).
Pada triwulan I-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh
posisitf dalam kisaran antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan
akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan I-2010 dari sisi permintaan adalah
meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur seiring
dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan dari sisi penawaran, laju
pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor
pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian
Kalimantan Timur, karena pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan
permintaan.
Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010
diperkirakan akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya harga komoditas
pangan di pasar dunia.
II. Asesmen Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan IV-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29% (y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang mencapai 1,64% (y-o-y).
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-
2009 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 1,22%, dengan pertumbuhan
mencapai 2,01% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor karena meningkatnya
permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan Timur, seperti migas dan
Ringkasan Eksekutif
2
batubara. Kontribusi lainnya yang cukup besar berasal dari komponen pembentukan modal
tetap domestik bruto (PMDTB) karena meningkatnya realisasi investasi.
Dari sisi penawaran
, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari
pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 1,92% (y-o-y),
dengan kontribusi sebesar 0,78% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan
IV-2009. Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
batubara karena meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi
pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pengangkutan yang
diperkirakan menyumbang sebesar 0,67% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan,
dengan pertumbuhan 12,57% (y-o-y).
III. Asesmen Inflasi
Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009,
yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 4,31% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,65%. Laju inflasi tahunan
Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang
tercatat sebesar 2,78%. Meningkatnya laju inflasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga
komoditas, terutama gula pasir, dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh
pola konsumsi musiman.
Laju inflasi tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi tahunan
triwulan IV-2009 mencapai 4,06% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 3,69%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota
Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu
sebesar 7,57% (y-o-y), terutama dipengaruhi oleh laju inflasi yang tinggi di Sub Kelompok
Komoditas Minuman yang Tidak Beralkohol, yaitu sebesar 20,69% (y-o-y). Hal ini
dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang
memiliki laju inflasi cukup tinggi adalah kelompok komoditas kesehatan (6,64%), kelompok
komoditas bahan makanan (5,97%) dan kelompok komoditas sandang (5,54%).
Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan
pada periode berjalan ini mencapai 3,60% (y-o-y),
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,30%. Kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh
meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau (9,92%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar (5,08%).
Kota Tarakan
triwulan IV-2009 tercatat sebesar 7,21% (y-o-y), lebih
tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan III-2009 yang mencapai 6,33%.
Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau merupakan kelompok
komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,93% (y-o-y), diikuti oleh kelompok
komoditas sandang (10,62%) dan kelompok komoditas bahan makanan (9,89%).
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
1. Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan IV-2009 dari sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 5,26% (y-o-y) sehingga posisinya
menjadi Rp 43.703 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan
berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 21,87% (y-o-y) menjadi Rp 18.921 miliar;
sedangkan giro dan deposito mengalami penurunan masing-masing sebesar -2,49% dan -
6,80% (y-o-y) menjadi Rp 12.596 miliar dan Rp 12.186 miliar.
Ringkasan Eksekutif
3
Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan
laporan mencapai Rp 22.976 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 21,99% (y-o-y).
Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d
November 2009) tercatat berjumlah Rp 36.420 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
22,08% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut,
LDR atas dasar lokasi proyek mencapai 83,34% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR
atas dasar lokasi kantor yang sebesar 57,15%.
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di
Kaltim pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp 16.002 miliar atau dengan pangsa 63,27%
terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM
pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 17,88% (y-o-y).
Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan
dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,73% dan 36,73% (y-o-y). Jumlah
aset meningkat menjadi Rp 222,44 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 143,46 miliar.
Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 8,73% (y-o-y); menjadi
Rp 147,93 miliar; dengan persentase NPL menjadi 18% dari 12,87% pada triwulan III-2009.
2. Sistem Pembayaran
Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan
Bank Indonesia pada triwulan IV-2009 mencapai Rp 3.619 miliar, naik 5,61% (y-o-y)
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar
tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 685 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp
2.934 miliar; sehingga pada triwulan IV-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net
outflow sebesar Rp 2.248,58 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah
Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas
penggunaan uang kartal oleh masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu
dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan momen pergantian tahun.
Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak
Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 227 miliar atau naik 16,95% (y-o-y).
Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan IV-2009 tercatat sebesar Rp
5.177 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 2,42% (y-o-y); dan transaksi RTGS mencapai
Rp 40.570 miliar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya, yaitu sebesar 2,89% (y-o-y).
V. Perkiraan
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan tumbuh
positif, yaitu berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan,
faktor pertumbuhan diperkirakan berasal dari meningkatnya ekspor Kalimantan Timur karena
permintaan yang mulai pulih paska krisis keuangan global.
Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan
menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 dengan meningkatnya
produksi batubara karena meningkatnya permintaan.
Ringkasan Eksekutif
4
2. Inflasi
Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV-2009. Hal ini terutama dipengaruhi oleh
meningkatnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan gula pasir.
5
PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO
RREEGGIIOONNAALL
1.1 Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan Timur pada
triwulan IV-2009 diperkirakan mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,29%
(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar 1,64%.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini
diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan
pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4,3% (Grafik
1.1.).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya
permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur.
Selain itu juga, pertumbuhan di dorong oleh meningkatnya investasi dan pengeluaran pemerintah.
Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya
pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan dan harga jual komoditas yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2009 menurut PDRB sisi permintaan, mengalami
pertumbuhan sebesar 2,29% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar 1,64%. Kontribusi terbesar pertumbuhan pada periode berjalan
diperkirakan berasal dari komponen ekspor neto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor
karena pulihnya permintaan negara-negara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal
dari komponen penanaman modal tetap domestik bruto (PMTDB) dan pengeluaran pemerintah,
yang dipengaruhi oleh meningkatnya investasi dan meningkatnya pembiayaan proyek yang berasal
dari anggaran pemerintah daerah.
Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi dibandingkan dengan
posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat.
BBBAAABBB
III
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09*Konsumsi Rumah Tangga 3.43 2.48 2.94 -0.86 0.53 0.39 0.46 -0.14
Makanan 4.38 4.54 3.78 0.34 0.34 0.29Non Makanan 2.51 0.52 2.12 0.20 0.04 0.17
Pengeluaran KLSN 10.76 13.00 13.24 5.69 0.04 0.05 0.05 0.02Pengeluaran Pemerintah 3.20 4.81 4.64 5.10 0.16 0.25 0.24 0.27
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 3.22 4.09 4.48 4.90 0.53 0.68 0.75 0.83Perubahan Stok 10.96 11.10 12.14 9.58 0.11 0.11 0.12 0.10
Ekspor Neto (a-b) -4.13 -3.08 0.04 2.01 -2.81 -2.52 0.02 1.22a. Ekspor -11.42 -9.32 -5.63 5.34 -11.64 -11.64 -6.95 6.00
Ekspor LN -12.66 -10.51 -7.18 -12.97 -12.55 -6.21Ekspor Antar Daerah -8.49 -6.56 -1.99 -8.49 -9.50 -0.73
b. Impor -18.85 -15.56 -11.21 9.23 -18.85 -19.16 -6.97 4.78Impor LN -29.76 -25.29 -19.36 -29.76 -32.02 -6.83
Impor Antar Daerah -5.05 -3.07 -0.53 -5.05 -2.65 -0.14PDRB Kaltim -1.17 -0.43 1.64 2.29 -1.44 -1.06 1.64 2.29Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q IV-09 perkiraan Bank Indonesia)
Jenis PenggunaanPertumbuhan (y-o-y) Kontribusi
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 diperkirakan
mengalami kontraksi sebesar -0,86% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan sebelumnya sebesar 2,94%. Menurunnya konsumsi rumah tangga pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia
Samarinda pada triwulan IV-2009, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata
triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 118,45; namun lebih rendah
dibandingkan dengan posisi
pada triwulan III-2009 yang
sebesar 123,19. Indeks
Ketepatan Waktu Membeli
Barang Tahan Lama juga
mengalami penurunan
dibandingkan dengan posisi di
triwulan III-2009, yaitu dari
98,50 menjadi 95,83 (Grafik
1.2).
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluran Pemerintah pada
triwulan IV-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar
5,10% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan III-2009 yang tercatat
sebesar 4,64%. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya belanja
pemerintah daerah untuk pembiayaan
berbagai proyek pembangunan, yang
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
terlihat dari meningkatnya Indeks Konsumsi Pemda (APBD), yang berada di atas level 100
(Grafik 1.3).
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMDTB) Kalimantan
Timur pada triwulan IV-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan
sebesar 4,90% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan
PMTDB pada triwulan III-2009 yang
mencapai 4,48%.
Dari sisi pembiayaan
perbankan, penyaluran kredit investasi
perbankan pada triwulan IV-2009
mencapai Rp 6,68 triliun, atau
mengalami pertumbuhan sebesar 32,71% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang sebesar 23,30% (y-o-y) (Grafik 1.4).
Sementara itu, faktor positif
yang juga menjadi pendorong
meningkatnya kinerja PMDTB pada
periode berjalan ini dapat terlihat dari
Indeks Realisasi Investasi dan Indeks
Konsumsi Listrik Industri yang berada
di atas level 100 (Grafik 1.5).
Tingginya kedua indeks tersebut
menunjukkan meningkatnya iklim
investasi di Kalimantan Timur.
1.2.4 Ekspor dan Impor
Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan
Timur pada triwulan IV-2009, diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 5,34% (y-o-y),
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-
2009, yaitu sebesar -5,63%. Pertumbuhan
tersebut terlihat juga dari pertumbuhan ekspor
barang melalui Pelabuhan Samarinda dan
Balikpapan, yang pada triwulan IV-2009 tumbuh
sebesar 3,16% (y-o-y) dengan volume ekspor
sebesar 11,16 juta ton (Grafik 1.6).
Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea
dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan IV-
2009 mencapai USD 1.737,6 juta, mengalami kontraksi sebesar -3,70% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.804,5 juta. Berdasarkan
komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non
migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 85,39% dengan nilai
USD 1.483,9 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami kontraksi sebesar -
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
8,45% dibandingkan dengan triwulan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga
kontraksi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar -7,59% terhadap
pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan.
Tabel 1.2. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)
Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa
27 - Bahan Bakar Mineral 1,483,852,768 85.39% Cina 367,471,157 21.15%28 - Bahan Kimia Anorganik 56,983,792 3.28% Korea Selatan 259,945,346 14.96%44 - Kayu, Barang dari Kayu 54,823,430 3.16% Taiwan 245,640,513 14.14%15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 37,927,663 2.18% Jepang 204,225,316 11.75%03 - Ikan dan Udang 29,606,263 1.70% India 146,471,843 8.43%29 - Bahan Kimia Organik 23,078,631 1.33% Malaysia 127,593,647 7.34%31 - Pupuk 22,331,112 1.29% Filipina 87,604,143 5.04%84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 16,647,282 0.96% Italia 69,695,065 4.01%90 - Perangkat Optik 4,122,175 0.24% Hongkong 65,018,721 3.74%12 - Biji-bijian berminyak 4,004,118 0.23% Belanda 44,843,666 2.58%Lainnya 4,265,637 0.25% Lainnya 119,133,453 6.86%
Total 1,737,642,870 100% Total 1,737,642,870 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
Berdasarkan negara tujuan
ekspor, pangsa terbesar triwulan IV-
2009 ini dimiliki oleh Cina (21,15%),
diikuti oleh Korea Selatan (14,96%), dan
negara dengan pangsa pasar terbesar
ketiga adalah Taiwan (14,14%).
Sementara itu berdasarkan kontribusi
terhadap kontraksi yang terjadi pada
ekspor non migas periode berjalan,
dipengaruhi oleh kontraksi ekspor ke
beberapa negara yang termasuk dalam
10 besar tujuan ekspor non migas Kalimantan Timur, yaitu Jepang, India, Taiwan, dan
Belanda yang memiliki pangsa sebesar 36,90% terhadap ekspor non migas triwulan IV-
2009. Kontribusi terbesar adalah kontraksi yang terjadi pada ekspor ke Jepang, yaitu
sebesar -8,37%, diikuti oleh India (-5,43%) dan Taiwan (-4,83%) (Grafik 1.7).
Sementara itu, pertumbuhan impor
Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar
9,23% (y-o-y); lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar -11,21% (y-o-y).
Pertumbuhan ini terlihat dari perkembangan impor
yang melalui pelabuhan di Samarinda dan
Balikpapan yang pada triwulan IV-2009
mengalami pertumbuhan sebesar 12,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
pada triwulan III-2009 yang sebesar 102,9%. (Grafik 1.8).
Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama
triwulan IV- 2009 berjumlah USD 224,03 juta atau mengalami kontraksi sebesar -47,60%
(y-o-y). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur adalah komoditas mesin-
mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar USD 79,1 juta, diikuti oleh komoditas kendaraan dan
bagiannya (USD 27,47 juta) dan pupuk (USD 26,39 juta). Sementara berdasarkan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
negaranya, impor Kalimantan Timur berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 48,86
juta, Singapura (USD 43,38 juta) dan Jepang (USD 24,52 juta) (Tabel 1.3).
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa(USD) Pasar (USD) Pasar
84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 79,099,409 35.3% Amerika Serikat 48,860,953 21.8%87 - Kendaraan dan Bagiannya 27,465,208 12.3% Singapura 43,278,267 19.3%31 - Pupuk 26,385,331 11.8% Jepang 24,524,063 10.9%89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 26,154,131 11.7% Australia 20,702,946 9.2%40 - Karet dan Barang dari Karet 22,620,109 10.1% Perancis 16,164,214 7.2%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 10,909,465 4.9% Cina 9,105,022 4.1%90 - Perangkat Optik 8,641,979 3.9% Kanada 8,036,988 3.6%85 - Mesin / Peralatan Listik 7,049,952 3.1% Malaysia 7,681,882 3.4%38 - Berbagai Produk Kimia 5,802,815 2.6% Italia 5,890,167 2.6%36 - Bahan Peledak 3,616,491 1.6% Inggris 5,413,075 2.4%Lainnya 6,280,602 2.8% Lainnya 34,367,917 15.3%Total 224,025,494 100% Total 224,025,494 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah
NegaraKomoditas
Kontribusi terjadinya kontraksi
pada pertumbuhan impor non migas
Kalimantan Timur berdasarkan negara asal
barang, dipengaruhi oleh kontraksi impor
untuk komoditas yang berasal dari Inggris,
dengan kontraksi sebesar -31,29%,
merupakan kontributor terbesar. Kemudian
diikuti oleh Amerika Serikat (-9,75%) dan
Jepang (-3,12%) (Grafik 1.9).
Secara keseluruhan, perdagangan
komoditas non migas Kalimantan Timur
pada triwulan IV-2009 mengalami masih mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar
dibandingkan dengan impor) sebesar USD 1.165,2 juta.
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2009, berdasarkan
perkiraan Bank Indonesia Samarinda, mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,47% (y-o-y),
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009 yang mengalami kontraksi
sebesar -1,06%. Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan pada periode berjalan ini berasal dari
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 0,57%, diikuti oleh kontribusi
dari sektor pengangkutan sebesar 0,37%. Kedua sektor ini dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya perayaan Hari
Raya Idul Fitri, yang menyebabkan adanya lonjakan permintaan barang dan jasa. Sektor industri
pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode berjalan ini,
yaitu sebesar 0,35%, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pengilangan minyak Pertamina
karena meningkatnya permintaan.
Namun demikian, di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian, yang juga merupakan
salah satu sektor terbesar pembentuk PDRB Kalimantan Timur, mengalami kontraksi sebesar -
2,23% (y-o-y), sehingga berkontribusi negatif sebesar -0,88%. Hal ini dipengaruhi oleh produksi
minyak dan gas yang mengalami penurunan. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian yang
mengalami kontraksi sebesar -3,24% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar -0,22%.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09* Q I-09 Q II-09 Q III-09 Q IV-09*Pertanian -13.04 -11.24 -5.92 3.74 -1.00 -0.81 -0.39 0.22Pertambangan & penggalian -0.42 0.09 3.90 1.92 -0.16 0.04 1.53 0.78Industri Pengolahan -4.70 -4.45 -4.70 -1.61 -1.50 -1.42 -1.49 -0.50Listrik, gas, & air bersih 4.00 5.61 6.75 7.99 0.01 0.02 0.02 0.02Bangunan 6.09 7.85 8.74 8.02 0.21 0.27 0.31 0.28Perdagangan, hotel dan restoran 6.44 8.11 9.53 4.93 0.53 0.66 0.79 0.42Pengangkutan 7.96 8.99 10.21 12.57 0.41 0.47 0.54 0.67Keuangan 7.22 7.19 7.70 10.15 0.21 0.21 0.23 0.30Jasa-jasa 6.13 6.97 5.18 4.72 0.12 0.13 0.10 0.10PDRB -1.17 -0.43 1.64 2.29 -1.17 -0.43 1.64 2.29PDRB tanpa Migas -1.38 0.96 4.80Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda (Q 4-09 perkiraan Bank Indonesia)
Sektor EkonomiPertumbuhan (y-o-y) Kontribusi
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Sektor pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan pada triwulan
IV-2009 diperkirakan mengalami
pertumbuhan yang moderat, yaitu
berkisar 3,74% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan III-2009
yang mengalami kontraksi sebesar -
5,92%. Pertumbuhan tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
pada sub sektor perkebunan, seperti
meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Karet, Lada dan Coklat. Hal ini
terlihat pada indeks produksi tanaman perkebunan yang berada diatas level optimis (100) (Grafik
1.10). Sub sektor perikanan juga menunjukkan adanya peningkatan, yang terlihat dari Indeks
Produksi Perairan Umum dan Tambak yang berada diatas level optimis; demikian juga halnya untuk
tanaman bahan makanan (tabama) khususnya produksi padi sawah (Grafik 1.11 dan 1.12).
Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit
untuk sektor pertanian pada triwulan IV-2009
mencapai Rp 1.020,6 miliar atau mengalami
peningkatan sebesar 15,01% (y-o-y), sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di
triwulan III-2009 yang sebesar 24,22% (Grafik
1.13).
99.03
97.81
106.50
104.52
92.00
94.00
96.00
98.00
100.00
102.00
104.00
106.00
108.00
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2009
Grafik 1.11. Indeks Produksi Sub Sektor Kehutanan dan Sub Sektor Perikanan
Produksi Kayu Log Produksi Kayu Olahan
Perairan Umum Tambak
96.60
77.21
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2009
Grafik 1.12. Indeks Produksi Padi
Padi Sawah
Padi Ladang
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini pada triwulan IV-2009
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang
positif, yaitu mencapai 1,92% (y-o-y), sedikit
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-
2009 yang tumbuh sebesar 3,90% (y-o-y). Hal ini
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
batubara, minyak bumi dan gas alam, yang
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan.
Pertumbuhan tersebut terlihat dari Indeks
Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi,
yang berada diatas level 100; sementara Indeks
Produksi Minyak Bumi walaupun masih berada di bawah level optimis, namun menunjukkan
perkembangan yang meningkat (Grafik 1.14).
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini diperkirakan masih
mengalami kontraksi pada triwulan IV-
2009, yaitu sebesar -1,61% (y-o-y), lebih
rendah dibandingkan kontraksi yang terjadi
pada triwulan III-2009 yang sebesar -
4,70%. Kontraksi terutama dipengaruhi
oleh rendahnya produksi LNG, yang
memiliki pangsa terbesar industri
pengolahan, karena pasokan gas yang
terbatas. Namun demikian di sisi lain,
produksi pengilangan minyak relatif
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada Indeks Produksi LNG dan Indeks Produksi Kilang
Minyak (Grafik 1.15). Peningkatan produksi pengilangan minyak dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan karena dorongan pola konsumsi musiman.
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih pada
periode laporan diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 7,99% (y-o-y), lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mampu tumbuh sebesar 6,75%. Penyaluran
kredit perbankan untuk sektor ini pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 132,897 miliar
atau mengalami pertumbuhan sebesar
387,87% (y-o-y) (Grafik 1.16).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,02% (y-o-y), lebih lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar 8,74%.
Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan Tempat Tinggal dan Indek Nilai
Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang berada di atas level optimis (100)(Grafik 1.17). Dari sisi
penyaluran kredit perbankan, kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di
Kalimantan Timur triwulan IV-2009 mencapai Rp 2.926,11 miliar, mengalami peningkatan sebesar
18,16% (y-o-y) (Grafik 1.18).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan
restoran pada triwulan IV-2009 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% (y-
o-y), lebih lambat dibandingkan dengan
triwulan III-2009 yang tumbuh sebesar
9,53%. Pertumbuhan pada periode berjalan
ini dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan masyarakat yang dipengaruhi
oleh adanya perayaan Hari Raya Idul Adha,
Natal dan momen pergantian tahun. Hal ini
terlihat dari Indeks Harga Perdagangan Besar,
Indeks Malam Kamar Terjual (Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang berada di atas level optimis
(100) (Grafik 1.19).
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan,
penyaluran kredit untuk sektor perdagangan pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 5.624,76 miliar,
mengalami peningkatan sebesar 18,03% (y-o-
y)(Grafik 1.20).
97.00 98.00 99.00
100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 107.00
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2009
Ind
ek
s
Grafik 1.17 Indeks Sektor Bangunan
Nilai Bangunan Tempat Tinggal
Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal
18.16
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV
2007 2008 2009
(%)
Rp
mil
iar
Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim
Konstruksi Pertumb.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan & komunikasi
pada triwulan IV-2009 diprediksi mengalami
pertumbuhan sebesar 4,93% (y-o-y), lebih
lambat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan III-2009 yang sebesar 9,53%.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh
meningkatnya aktivitas perjalanan
masyarakat yang memanfaatkan momen
perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan
pergantian tahun untuk pulang ke kampung
halamannya. Pertumbuhan di sektor
pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat,
Laut dan Udara yang berada di atas level optimis (Grafik 1.21).
Sementara itu, berdasarkan jumlah
penumpang pesawat tujuan domestik yang
melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan,
jumlah penumpang yang datang selama
triwulan IV-2009 mencapai 598.309 orang
dengan pertumbuhan sebesar 32,08% (y-o-
y); sementara jumlah penumpang yang
berangkat mencapai 587.496 orang, atau
tumbuh sebesar 28,38% (y-o-y). Sehingga
jumlah keseluruhan penumpang yang
menggunakan Bandara Sepinggan adalah sebesar 1.185.805 orang, mengalami pertumbuhan
sebesar 30,22% (y-o-y) (Grafik 1.22).
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan pada triwulan IV-2009 ini
diperkirakan akan mengalami petumbuhan
sebesar 10,15% (y-o-y), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan III-2009 sebesar 7,70%. Pertumbuhan
ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit perbankan
yang masih mengalami pertumbuhan.
Penyaluran kredit perbankan pada triwulan IV-
2009 mencapai Rp 24,98 triliun atau tumbuh
sebesar 21,99% (y-o-y) (Grafik 1.23). Faktor
pendukung lainnya adalah meningkatnya nilai
sewa bangunan, yang terlihat dari Indeks Sewa
Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat
Tinggal, yang berada di atas level optimis (Grafik
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
1.24). Meningkatnya biaya sewa dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan
tempat tinggal, sebagai alternatif dari membeli rumah, dan tempat usaha.
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode
laporan diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 4,72% (y-o-
y), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan III-2009
sebesar 5,18%. Salah satu indikator
meningkatnya sektor jasa-jasa
terlihat dari Indeks Upah Gaji
Pemerintahan Umum yang berada di
atas level optimis (Grafik 1.31).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
Boks 1. Pengembangan Infrastruktur di Provinsi Kalimantan Timur
Kalimantan Timur merupakan sebuah provinsi yang kaya sumber daya alam, dan oleh karena
itu menjadi magnet yang sangat kuat bagi masuknya investasi ke daerah ini. Namun demikian,
Kalimantan Timur masih harus menghadapi persoalan klasik, yaitu kondisi infrastruktur yang masih
belum memadai. Oleh karena itu dalam upaya mewujudkan visi Kaltim Bangkit 2013 yaitu menjadikan
Kalimantan Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan
Sejahtera, Pemerintah Provinsi telah menetapkan prioritas pembangunan pada infrastruktur, pertanian
dan SDM.
Sebagai perwujudan pembangunan infrastruktur, Pemerintah Prov. Kalimantan Timur telah dan
akan melakukan pembangunan berbagai proyek, antara lain pengembangan lapangan udara, pelabuhan
laut, rel kereta api dan pengembangan di sektor manufaktur.
1. Lapangan Udara
Prioritas pengembangan infrastruktur lapangan udara di Kalimantan Timur difokuskan pada 4
lapangan udara utama, yaitu:
Bandara Sepinggan, Balikpapan
Perpanjangan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.250 meter dan memperluas
terminal penumpang dari 20.000 m2 menjadi 60.000 m2. Target penyelesaian tahun
2012, dengan anggaran sebesar Rp 500 miliar.
Bandara Samarinda Baru, Samarinda
Merupakan pengganti Bandara Temindung. Panjang landasan direncanakan 2.100 meter
dengan terminal penumpang seluas 15.000 m2. Rencana anggaran sebesar Rp 2,4 triliun.
Saat ini pengerjaan telah mencapai 30%.
Bandara Juwata, Tarakan
Membuat landasan pacu baru sepanjang 2.500 meter, untuk menggantikan landasan pacu
yang lama, dan membangun terminal penumpang seluas 14.000 m2, menggantikan
terminal penumpang yang lama dengan luas 9.000 m2. Anggaran Rp 950 miliar.
Bandara Kalimarau, Berau
Perpanjangan landasan pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter, dan membangun
terminal penumpang baru seluas 12.000 m2 untuk menggantikan terminal penumpang
lama yang hanya seluas 300 m2. Anggaran Rp 200 miliar.
2. Pelabuhan laut
Di Kalimantan Timur terdapat 2 pelabuhan utama, yang termasuk dalam 25 pelabuhan strategis di
Indonesia, yaitu:
Pelabuhan Samarinda
Merupakan pelabuhan kelas 1, yang 8 buah dermaga, dengan panjang bervariasi dari 50
meter hingga 250 meter, memiliki kapasitas antara 375 ton/m2 hingga 3.750 ton/m2.
Pelabuhan ini melayani impor sebanyak 79.836 ton (2006), 107.781 ton (2007) dan
86.398 ton (2008); ekspor sebanyak 10.316.593 ton (2006), 4.332.221 ton (2007),
22.627.004 ton (2008); bongkar sebanyak 1.877.786 ton (2006), 2.117.373 ton (2007)
dan 2.115.607 ton (2008); muat sebanyak 1.062.206 ton (2006), 785.203 ton (2007),
dan 918.786 ton (2008). Arus penumpang berangkat yang dilayani oleh pelabuhan ini
adalah sebanyak 60.372 orang (2006), 85.032 orang (2007), dan 68.673 orang (2008);
penumpang datang sebanyak 30.786 orang (2006), 23.591 orang (2007) dan 27.470
orang (2008).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
Pelabuhan Semayang, Balikpapan
Merupakan pelabuhan kelas 1 yang memiliki fasilitas 8 buah dermaga dengan panjang
bervariasi dari 50 meter hingga 75 meter, memiliki kapasitas antara 1.050 ton/m2 hingga
1.764 ton/m2. Pelabuhan ini melayani impor sebanyak 7.137.488 ton (2007) dan
5.304.953 ton (2008); ekspor sebanyak 12.959.352 ton (2007) dan 10.965.837 ton
(2008); bongkar sebanyak 552.500 ton (2007) dan 8.249.474 ton (2008); muat sebanyak
13.647.851 ton (2007) dan 11.225.930 ton (2008). Arus penumpang berangkat yang
dilayani pelabuhan ini sebanyak 539.934 orang (2007) dan 319.526 orang (2008); arus
penumpang turun sebanyak 524.251 orang (2007) dan 326.953 orang (2008).
3. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menandatangani Memorandum of Agreement
(MoA) dengan Ruler Ras Al Khaimah (RAK) dari Uni Emirat Arab untuk pembangunan rel kereta
api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung sepanjang 135 kilometer dan terminal batubara di
Bengalon, Kab. Kutai Timur. Investasi ini direncanakan sebesar USD 5 miliar. Rencana ini
direncakan untuk dimulai pada bulan Februari 2010. Selain membangun rel kereta api dan
terminal batubara, juga akan dibangun pabrik pengolahan tambang (smelter) dan pembangkit
listrik.
4. Perkembangan Sektor Manufaktur
Sektor manufaktur utama di Kalimantan Timur adalah:
Industri Pengilangan Minyak
Industri pengilangan Minyak di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero)
yang berada di Kota Balikpapan. Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, Pertamina
telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan ETA Star Dubai dan Ithocn
Corporation untuk membangun kilang minyak di Balikpapan dengan nilai investasi sebesar
US 1,7 miliar. Produksi kilang Balikpapan tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007
untuk premium meningkat 13,94% (y-o-y), minyak tanah (12,89%), solar (18,13%),
pertamax (2,66%) dan Elpiji (27,77%). Sementara untuk perbandingan data tahun 2009
s.d. bulan Oktober masing-masing mengalami pertumbuhan untuk premium (5,75%),
minyak tanah (-31,71%), solar (17,41%), pertamax (125,53%) dan Elpiji (-21,92%).
Industri Liquid Natural Gas (LNG)
Industri LNG di Kalimantan Timur dilakukan oleh PT. Badak NGL di Kota Bontang.
Kapasitas produksinya mencapai 22,38 juta ton, dengan perkiraan produksi tahun 2009
sebanyak 17,4 juta ton, maka kapasitas utilisasi hanya berkisar 77%.
Industri Pupuk
PT. Pupuk Kalimantan Timur atau PKT yang terdapat di Kota Bontang merupakan produsen
pupuk urea dan amoniak di Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi sebesar
2.980.000 ton per tahun untuk urea dan 1.848.000 ton per tahun untuk amoniak.
Kapasitas produksi PKT saat ini hanya sebesar 75% yang dipengaruhi oleh menurunnya
pasokan gas alam karena berkurangnya sumber yang ada. Investasi yang direncanakan
adalah pembangunan Pabrik Kaltim 5 dengan nilai investasi direncanakan sebesar USD
700 juta, melalui kredit sindikasi yang diatur oleh Bank Mandiri. Pabrik Kaltim 5
direncanakan mampu memproduksi amoniak sebesar 2.500 metrik ton per hari dan 3.500
metrik ton urea per hari.
17
EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII
2.1 Gambaran Umum
Laju perkembangan perubahan harga
barang dan jasa tahunan di Kalimantan
Timur pada triwulan IV-2009, yang dihitung
dari perubahan Indeks Harga Konsumen
(IHK), tercatat sebesar 4,30% (y-o-y); lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan III-
2009 sebesar 3,89% (y-o-y). Namun masih
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi
tahunan nasional yang sebesar 2,78% (y-o-
y). Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi
tertinggi terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 9,59% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,57%), dan kelompok komoditas sandang
(5,31%). Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan
satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,46%.
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan
terjadi di Tarakan yakni sebesar 7,21% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-
masing sebesar 4,06% (y-o-y) dan 3,60% (y-o-y).
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan IV
2009, meliputi:
• Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi
musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
• Dari sisi penawaran, meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, seperti komoditas gula pasir,
dan meningkatnya biaya pendidikan.
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV-2009
Q-t-Q Y-o-YBahan Makanan -0.75 2.97Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.79 9.57Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.39 4.55Sandang 1.82 5.31Kesehatan 1.16 5.29Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.35 9.59Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.88 -2.46
UMUM 0.64 4.30Sumber: BPS, diolah
KelompokInflasi (Q 4-09)
BBBAAABBB
IIIIII
Evaluasi Perkembangan Inflasi
18
2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada
triwulan IV-2009 mencapai 0,29% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan III-2009 yang sebesar 1,81%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas
sandang yaitu sebesar 2,26% (q-t-q), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan emas
perhiasan dan harga emas di pasar dunia; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau (1,18%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan
karena pengaruh pola konsumsi musiman. Sementara itu, kelompok komoditas bahan
makanan menjadi satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -
0,60% (q-t-q).
Tabel 2.2
Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Samarinda
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan 2.44 0.43 3.62 -0.60Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.94 1.03 2.23 1.18
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.36 0.73 0.46 0.06Sandang 2.59 -2.03 2.69 2.26Kesehatan 1.86 0.08 3.74 0.84Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.36 1.07 0.52 0.12Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -3.82 0.32 0.39 0.14
UMUM 1.49 0.42 1.81 0.29Sumber: BPS, diolah
KelompokInflasi Q-t-Q (%)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 0,69%
(q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2009 yang sebesar 2,55%. Kelompok
komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 2,64% (q-t-q) yang dipengaruhi oleh
meningkatnya biaya pendidikan; diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau (2,37%) dan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa
keuangan (2,09%). Sedangkan kelompok komoditas bahan makanan menjadi satu-satunya
yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -2,12% (q-t-q).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Balikpapan
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan -0.84 -1.40 1.29 -2.12Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.82 1.81 2.56 2.37Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.13 1.19 1.96 0.71Sandang 1.82 -0.71 1.52 0.56Kesehatan 0.84 0.56 0.41 1.22Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.07 0.31 16.44 2.64Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.30 0.02 0.75 2.09
UMUM 0.03 0.31 2.55 0.69Sumber: BPS, diolah
Inflasi Q-t-Q (%)Kelompok
Evaluasi Perkembangan Inflasi
19
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)
Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan IV-2009 mencapai 1,66% (q-t-q), merupakan
yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih rendah dibandingkan
triwulan III-2009 yang mencapai 3,52%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas sandang
yang mencapai 3,70% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau (2,31%) dan kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,27%).
Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi
musiman dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal dan pergantian tahun. Sementara deflasi
terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar -0,03% (q-t-
q).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (q-t-q) di Kota Tarakan
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan 1.92 -1.00 6.44 2.31Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.33 6.52 6.06 2.27Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.30 0.97 0.67 0.69Sandang 4.89 -0.99 2.72 3.70Kesehatan 0.07 2.74 1.52 2.24Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 2.22 0.64 0.63Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.11 0.97 -0.08 -0.03
UMUM 0.53 1.34 3.52 1.66Sumber: BPS, diolah
KelompokQ-t-Q (%)
2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan IV-2009 tercatat sebesar 4,06%
(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,69%.
Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara
nasional yang tercatat sebesar 2,78%.
Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 7,57%, diikuti oleh kelompok komoditas
kesehatan (6,64%) dan kelompok komoditas bahan makanan (5,97%). Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya harga gula pasir, harga obat-obatan dan meningkatnya permintaan bahan
pangan yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi
terjadi pada kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-2,99%).
Evaluasi Perkembangan Inflasi
20
Tabel 2.4
Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan 11.28 6.55 8.30 5.97Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 14.88 10.87 10.71 7.57Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 18.07 7.25 2.05 4.67Sandang 5.44 2.82 4.05 5.54Kesehatan 8.43 6.80 6.55 6.64Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7.77 8.40 2.35 1.35Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.52 -6.19 -6.18 -2.99
UMUM 10.52 4.87 3.69 4.06Sumber: BPS, diolah
KelompokInflasi Y-o-Y (%)
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,60% (y-o-y),
lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan III-2009 yang mencapai 3,30%. Laju
inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan
nasional yang tercatat sebesar 2,83%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada
kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 19,80% (y-o-y), yang
dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga
memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan IV-2009 adalah kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,92%), yang dipengaruhi oleh meningkatnya
harga gula pasir; dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
(4,55%). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan dan
kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu masing-masing sebesar -
3,06% dan -1,55%.
Tabel 2.5 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan 9.21 3.22 0.35 -3.06Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.12 9.33 9.23 9.92Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10.57 4.84 4.55 5.08Sandang 3.59 3.75 3.77 3.22Kesehatan 4.68 4.02 2.77 3.07Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 13.69 13.63 17.45 19.80Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -2.27 -6.37 -6.03 -1.55
UMUM 7.29 3.77 3.30 3.60Sumber: BPS, diolah
KelompokInflasi Y-o-Y (%)
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan IV-2009 mencapai 7,21% (y-o-y),
merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi ini
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2009 yang sebesar 6,33%.
Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok &
tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,93% (y-o-
Evaluasi Perkembangan Inflasi
21
y); diikuti oleh kelompok komoditas sandang (10,62%), dan kelompok komoditas bahan makanan
(9,89%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh mengingkatnya
harg komoditas gula pasir, harga emas perhiasan dan meningkatnya permintaan komoditas bahan
makanan karena faktor pola konsumsi musiman. Sementara deflasi terjadi pada kelompok
komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -3,28% (y-o-y).
Tabel 2.6 Inflasi tahunan (y-o-y) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Q 1-09 Q 2-09 Q 3-09 Q 4-09Bahan Makanan 21.31 15.42 10.70 9.89Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 13.46 14.86 15.28 15.93Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 7.53 5.92 2.39 2.64Sandang 8.89 7.16 8.99 10.62Kesehatan 7.46 7.31 5.80 6.72Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.68 3.49 3.09 3.51Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.56 -8.63 -8.83 -3.28
UMUM 11.69 8.40 6.33 7.21Sumber: BPS, diolah
Y-o-Y (%)Kelompok
22
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum
menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin
dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset,
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Nopember 2009) menurut pertumbuhan
triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan
perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank umum secara nasional
mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 2,31%, 2,70%, dan 2,30%. Sementara
pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit
masing-masing sebesar 0,04%, 1,76%, dan 6.23%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy),
jumlah aset dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-
masing sebesar 19,89% dan 21,99%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan
nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,59% dan 6,86%. Namun dari
sisi penghimpunan DPK, prosentase DPK bank umum di Kaltim naik 5,26% atau lebih rendah
jika dibandingkan dengan pertumbuhan DPK secara nasional sebesar 8,19%.
Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini
terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 21,73% (y-o-y). Demikian juga
halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 36,73% (y-o-y), sementara kredit hanya
mampu tumbuh sebesar 8,73% (y-o-y) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 17,14%.
Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan
terjadinya penurunan risiko kredit dan risiko likuiditas dan dalam kondisi yang membaik
dibandingkan triwulan sebelumnya.
BBBAAABBB
IIIIIIIII
2.31%
2.70%
2.30%
0.04%
1.76%
6.23%
0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00%
Aset
DPK
Kredit
Nasional
Kaltim
Grafik 3.1
Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)
5.59%
8.19%
6.86%
5.26%
21.99%
19.89%
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%
Aset
DPK
Kredit
Nasional
Kaltim
Grafik 3.2
Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)
Perkembangan Perbankan Daerah
23
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan IV-2009 tercatat Rp
46.465 miliar, mengalami peningkatan 4,31% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya
(Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan
dialami oleh bank swasta, yakni sebesar 17,03% sedangkan bank pemerintah mencatat aset
bersih yang tetap. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2008, total aset perbankan
mencatat pertumbuhan sebesar 19,89% (yoy).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim
Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09 qtq yoy
Jumlah Aset Bersih 46,465 53,404 55,707 100.00% 100.00% 4.31% 19.89%
Bank Pemerintah 32,634 39,883 39,883 74.68% 71.59% 0.00% 22.21%
Bank Swasta 13,832 13,521 15,824 25.32% 28.41% 17.03% 14.40%
Aktiva Produktif 30,487 31,702 30,337 100.00% 100.00% -4.31% -0.49%
Penempatan pada Bank Indonesia 7,891 6,616 2,369 20.87% 7.81% -64.19% -69.98%
Penempatan pada Bank Lain 790 311 1,470 0.98% 4.85% 372.67% 86.01%
Surat berharga yang dimiliki 1,308 1,447 1,511 4.56% 4.98% 4.42% 15.51%
Kredit yang diberikan 20,474 23,318 24,977 73.55% 82.33% 7.11% 22.00%
Lainnya 24 10 10 0.03% 0.03% 0.00% -58.35%
Pertumb. Tw4-09Keterangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi
oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 82,33%, sementara penempatan
pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar 372,67% atau
dengan pangsa sebesar 7,81%. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang
bertahan pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan
pada BI sebesar 13,06%, dari Rp 6.616 miliar pada triwulan III-2009 menjadi Rp 2.369
miliar pada triwulan laporan.
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat
Dana masyarakat yang berhasil
dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 43.702
miliar, atau meningkat 1,75% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan
posisi triwulan IV-2008, penghimpunan
dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami
pertumbuhan sebesar 5,26% (yoy).
Peningkatan dana pada triwulan
laporan berasal dari giro dan tabungan, sementara deposito mengalami kontraksi.
Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan tertinggi
sebesar 17,74%, giro mengalami pertumbuhan sebesar 0,16%; sedangkan deposito
mengalami kontraksi sebesar -14,81%.
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik swasta, yakni
sebesar 10,38% sedangkan bank milik pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,59%. Hal
ini dipengaruhi oleh simpanan deposito yang mnegalami penurunan secara signifikan sebesar
-25,14% (qtq).
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2006 2007 2008 2009
DPK
(triliu
n Rp
)
-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%
DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat
Perkembangan Perbankan Daerah
24
Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim
KomposisiTw3-08 Tw4-08 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y
Total DPK 39,350 41,518 42,948 43,702 100.0% 1.76% 5.26%Giro 13,532 12,917 12,575 12,596 28.8% 0.16% -2.49%Tabungan 14,474 15,525 16,069 18,920 43.3% 17.74% 21.87%Deposito 11,344 13,075 14,303 12,185 27.9% -14.81% -6.81%
Bank Pemerintah 29,183 29,940 30,934 30,441 100.0% -1.59% 1.67%Giro 11,643 10,859 10,287 10,175 33.4% -1.09% -6.30%Tabungan 10,405 10,962 11,154 13,158 43.2% 17.96% 20.03%Deposito 7,135 8,119 9,493 7,107 23.3% -25.14% -12.46%
Bank Swasta 10,166 11,578 12,014 13,261 100.0% 10.38% 14.54%Giro 1,889 2,059 2,289 2,420 18.2% 5.74% 17.54%Tabungan 4,069 4,563 4,915 5,761 43.4% 17.21% 26.26%Deposito 4,208 4,957 4,810 5,078 38.3% 5.57% 2.45%
Posisi (dalam Rp Miliar)Jenis Simpanan
Pert. Tw4-09
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum
Penyaluran kredit bank umum di Kaltim
triwulan IV-2009 menunjukkan perlambatan
namun masih tercatat positif. Perlambatan
pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah
mulai turunnya tingkat bunga pinjaman. Akan
tetapi, penurunan suku bunga simpanan
tersebut masih relatif kecil seiring dengan BI-
rate selama triwulan laporan yang tetap
sebesar 6.5% (Grafik 3.4).
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan bank
umum yang berkantor di Kaltim pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 24.976,13
miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan,
pertumbuhan kredit pada triwulan laporan
tercatat 6,16% (qtq) atau lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada
triwulan III-2009 sebesar 5,75%. Jika
dibandingkan dengan posisi triwulan IV-
2008, penyaluran kredit pada triwulan IV-
2009 telah tumbuh sebesar 21,99% (yoy)
atau melambat dibanding pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar
18,55% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp
16.225,7 miliar (pangsa 65%) atau mengalami peningkatan 5,41% dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada
triwulan laporan meningkat sebesar 3,61%, menjadi Rp 8.750,2 miliar (pangsa 35%).
Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan
yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit investasi (pangsa 26,7%) mencatat
pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 12,65% menjadi Rp 6.676,3 miliar. Selanjutnya
kredit konsumsi (pangsa 32%) meningkat sebesar 8,69% menjadi Rp 7.989,3 miliar,
68
101214161820
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2007 2008 2009
Suku
Bun
ga (%
)
K. Inv K. Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4.
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2006 2007 2008 2009
Kre
dit
(tr
iliu
n R
p)
0%5%10%15%20%25%30%35%40%
Kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5.
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Perkembangan Perbankan Daerah
25
diikuti kredit modal kerja (pangsa 41,3%) yang meningkat 0,59% menjadi Rp 10.310,6
miliar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan kredit
tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (65,15%), diikuti sektor pertambangan
(45,04%), sektor angkutan (28,70%) dan sektor perdagangan (7,41%).
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Komposisi
Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y
Kredit 19,846.9 20,473.8 23,527.9 24,976.1 100.0% 6.16% 21.99%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 11,938.4 12,028.3 15,392.6 16,225.7 65.0% 5.41% 34.90%
Bank Swasta 7,908.5 8,445.5 8,135.3 8,750.2 35.0% 7.56% 3.61% Jenis Penggunaan
Modal Kerja 8,713.7 8,958.4 10,250.5 10,310.6 41.3% 0.59% 15.09%Investasi 4,804.4 5,030.6 5,926.7 6,676.3 26.7% 12.65% 32.71%Konsumsi 6,328.8 6,484.7 7,350.7 7,989.3 32.0% 8.69% 23.20%
Sektor EkonomiPertanian 846.0 887.4 1,051.0 1020.577 4.1% -2.89% 15.01%Pertambangan 478.7 555.5 920.5 1335.133 5.3% 45.04% 140.35%Perindustrian 767.5 864.7 812.6 826.94 3.3% 1.76% -4.37%Listrik, Gas dan Air 27.4 27.2 80.5 132.897 0.5% 65.15% 387.87%Konstruksi 2,719.9 2,476.4 3,252.8 2926.113 11.7% -10.04% 18.16%Perdagangan 4,524.9 4,765.4 5,236.9 5624.763 22.5% 7.41% 18.03%Angkutan 813.8 889.9 1,032.3 1328.59 5.3% 28.70% 49.30%Jasa Dunia Usaha 3,090.1 3,254.6 3,504.7 3479.666 13.9% -0.72% 6.91%Jasa Sosial 238.8 254.7 272.8 305.027 1.2% 11.83% 19.77%Lain-Lain 6,339.8 6,498.0 7,363.8 7996.426 32.0% 8.59% 23.06%
LDR 50.44% 49.31% 54.78% 57.15%
Pert. Tw4-09Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar)
Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan
pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank
umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan dari 54,78% pada triwulan III-2009
menjadi 57,15% pada triwulan laporan.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang
berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d November 2009) tercatat sebesar Rp
36.420 miliar, mengalami peningkatan sebesar 6.61% (qtq) dibandingkan dengan posisi
kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan
triwulan IV tahun 2008, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar
20,73% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya
sebesar 17,35% (Grafik 3.6).
Berdasarkan kelompok bank,
pertumbuhan triwulanan menunjukkan
peningkatan yang cukup positif pada
bank swasta yang mengalami
peningkatan kredit sukup signifikan
sebesar 37,33%. Sedangkan bank
pemerintah justru mengalami penurunan Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di
Kalimantan Timur
-5.00.05.0
10.015.0
20.025.030.035.040.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2006 2007 2008 2009
Kre
dit
(tr
iliu
n R
p)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Kredit (sb kanan) g (y oy ) g (qtq)
Perkembangan Perbankan Daerah
26
sebesar 21,82%. Menurut sektor ekonomi, hampir keseluruhan sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor jasa dunia usaha yang mengalami penurunan
sebesar 5,86%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertanian (18,52%), sektor listrik,
gas dan air (11,31%), disusul sektor pertambangan, perdagangan dan jasa sosial dengan
prosentase masing-masing pada kisaran 10 % .
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja
memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 31,7%.
Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor perdagangan dan
pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 17,2% dan 16,5%.
Tabel 3.4.
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
Komposisi
Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw4-09 q-t-q y-o-y
Kredit Lokasi Proyek 29,728.4 30,166.0 34,161.1 36,420.3 100.0% 6.61% 20.73% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 14,086.1 15,116.8 17,739.1 13,868.31 38.1% -21.82% -8.26%Bank Swasta 15,642.3 15,049.2 16,422.0 22,551.97 61.9% 37.33% 49.86%
Jenis PenggunaanModal Kerja 14,257.1 13,693.4 15,648.1 17,004.18 46.7% 8.67% 24.18%Investasi 9,160.0 9,961.0 11,145.3 11,529.53 31.7% 3.45% 15.75%Konsumsi 6,311.3 6,511.6 7,367.4 7,886.58 21.7% 7.05% 21.12%
Sektor EkonomiPertanian 2,213.0 2,438.5 3,087.9 3,659.83 10.0% 18.52% 50.08%Pertambangan 5,220.0 4,617.3 5,443.6 6,019.82 16.5% 10.59% 30.38%Perindustrian 1,492.1 1,688.4 1,881.0 2,008.41 5.5% 6.77% 18.95%Listrik, Gas dan Air 348.2 335.7 445.8 496.24 1.4% 11.31% 47.81%Konstruksi 3,315.2 3,109.7 3,614.6 3,737.22 10.3% 3.39% 20.18%Perdagangan 5,173.5 5,417.6 5,897.4 6,262.09 17.2% 6.18% 15.59%Angkutan 1,164.2 1,277.0 1,611.1 1,784.71 4.9% 10.78% 39.76%Jasa Dunia Usaha 4,292.3 4,547.6 4,540.2 4,274.14 11.7% -5.86% -6.01%Jasa Sosial 198.5 222.6 242.7 267.64 0.7% 10.28% 20.24%Lain-Lain 6,311.4 6,511.6 7,396.8 7,910.17 21.7% 6.94% 21.48%
LDR - lokasi proyek 75.5% 72.7% 82.9% 87.94%
Pert. Tw4-09Keterangan
Posisi (dalam Rp Miliar)
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek
di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.
Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 11.322 miliar
(pangsa 31,09%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)
sebesar Rp 9.678 miliar (pangsa 26,57%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh
Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp 102 miliar (pangsa 0,28%).
Tabel 3.5.
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim
Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 4,166 2,488.50 11.44% 6.01% 167.41%Kab. Berau 1,424 1,834.94 3.91% 4.43% 77.59%Kab. Pasir 1,074 1,957.15 2.95% 4.73% 54.86%Kab. Bulungan 521 1,521.68 1.43% 3.67% 34.23%Kab. Kutai Barat 507 288.51 1.39% 0.70% 175.89%Kab. Kutai Timur 965 2,283.07 2.65% 5.51% 42.26%Kab. Malinau 102 647.27 0.28% 1.56% 15.74%Kab. Nunukan 258 558.87 0.71% 1.35% 46.20%Kodya Samarinda 11,322 13,834.65 31.09% 33.40% 81.83%Kodya Balikpapan 9,678 10,618.97 26.57% 25.64% 91.14%Kodya Tarakan 1,293 3,231.73 3.55% 7.80% 40.02%Kodya Bontang 5,111 2,151.76 14.03% 5.20% 237.51%
*) konsep netto yaitu tidak termasuk milik pemerintah pusat dan bukan penduduk
Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa
LDR
Perkembangan Perbankan Daerah
27
Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi
terjadi di kota Bontang sebesar 237,51%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar
175,89%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (167,41%) dan kota Balikpapan
(91,14%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah
15,74% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim
pada Triwulan IV-2009 mencapai Rp 15.932 miliar atau dengan pangsa 63,8% terhadap total
kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan
mencapai 3,93% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit
yang sebesar 6,16%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit
berskala kecil kredit berskala besar (> 5 miliar) yang tumbuh sebesar 10,31% dan kredit
berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar 7,92%.
Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit
Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw 3-09 Tw 4-09 q-t-q y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,499 3,523 3,932 3,981 16.7% 15.9% 1.25% 12.99%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 4,212 4,248 5,089 5,492 21.6% 22.0% 7.92% 29.29%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 5,705 5,804 6,300 6,450 26.8% 25.8% 2.38% 11.14%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 13,416 13,575 15,321 15,923 65.1% 63.8% 3.93% 17.30%
Besar (> Rp 5 miliar) 6,431 6,899 8,207 9,053 34.9% 36.2% 10.31% 31.22%
Total 19,847 20,474 23,528 24,976 100.0% 100.0% 6.16% 21.99%
Pert. Tw4-09Skala Kredit
Posisi (miliar Rp) Komposisi
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan
laporan tercatat Rp 9.781 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 4,46% jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan
bank swasta tercatat Rp 6.220 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,70% dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).
Tabel 3.7.
Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw3-08 Tw4-08 Tw 3-09 Tw 4-09 Tw 3-09 Tw 4-09 q-t-q y-o-y
Kredit UMKM 13,415.7 13,574.6 15,139.7 16,002.1 100.0% 100.00% 5.70% 17.88%
Kelompok Bank
Bank Pemerintah 7,504.4 7,228.8 9,363.7 9,781.2 61.8% 61.12% 4.46% 35.31%
Bank Swasta 5,911.3 6,345.8 5,775.9 6,220.9 38.2% 38.88% 7.70% -1.97% Jenis Penggunaan
Modal Kerja 5,426.3 5,459.4 6,222.2 6,155.6 41.1% 38.47% -1.07% 12.75%Investasi 1,749.6 1,793.9 1,875.0 2,088.1 12.4% 13.05% 11.36% 16.40%Konsumsi 6,239.8 6,321.2 7,042.5 7,758.4 46.5% 48.48% 10.17% 22.74%
Sektor Ekonomi .Pertanian 321.7 351.5 522.2 399.81 3.4% 2.50% -23.44% 13.73%Pertambangan 138.7 139.5 183.9 217.26 1.2% 1.36% 18.11% 55.78%Perindustrian 189.6 184.4 185.8 215.11 1.2% 1.34% 15.76% 16.68%Listrik, Gas dan Air 21.1 20.8 29.1 14.90 0.2% 0.09% -48.79% -28.34%Konstruksi 1,063.8 969.2 1,276.2 1,039.73 8.4% 6.50% -18.53% 7.28%Perdagangan 3,356.7 3,462.9 3,836.4 4,040.02 25.3% 25.25% 5.31% 16.66%Angkutan 333.7 372.3 350.5 401.00 2.3% 2.51% 14.42% 7.72%Jasa Dunia Usaha 1,640.7 1,641.8 1,571.1 1,771.78 10.4% 11.07% 12.78% 7.92%Jasa Sosial 98.9 97.7 119.8 136.91 0.8% 0.86% 14.27% 40.12%Lain-Lain 6,250.8 6,334.5 7,064.7 7,765.57 46.7% 48.53% 9.92% 22.59%
Pert. Tw4-09Keterangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Perkembangan Perbankan Daerah
28
Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran
kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 370
miliar dengan jumlah debitur sebanyak 41.413 debitur.
Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha
produktif yang pangsanya mencapai 53,5%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi
masing-masing berjumlah Rp 6.155,6 miliar (pangsa 38,47%) dan Rp 2.088,1 miliar (pangsa
13,05%). Sementara sisanya sebesar Rp 7.758,4 miliar (pangsa 48,48%) merupakan kredit
konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit investasi tumbuh paling
tinggi yaitu sebesar 11,36%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 10,17%. Sedangkan kredit
modal kerja mengalami penurunan sebesar 1,07%.
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor
utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,25%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 11,07%)
dan sektor konstruksi (pangsa 6,5%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq),
pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pertambangan dan perindustrian, masing-masing
sebesar 18,11% dan 15,76%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan
adalah sektor listrik, gas dan air (-48,79%) dan sektor pertanian (-23,44%).
Tabel 3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank,
Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw04
Tw3-08 Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 q-t-q Tw3-09 Tw4-09
NPLs Kredit UMKM 358.2 326.1 442.1 408.3 -7.65% 2.92% 2.55% Jenis Penggunaan
Modal Kerja 162.1 164.6 219.7 233.9 6.49% 3.53% 3.80%Investasi 72.6 45.5 61.0 49.8 -18.36% 3.26% 2.39%Konsumsi 123.5 116.0 161.4 124.6 -22.83% 2.29% 1.61%
Sektor EkonomiPertanian 13.7 10.6 11.4 13.21 15.37% 2.19% 3.30%Pertambangan 5.0 3.3 6.4 10.85 70.32% 3.46% 5.00%Perindustrian 12.0 5.0 9.9 5.44 -45.16% 5.34% 2.53%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.2 - - - 0.00% 0.00%Konstruksi 38.7 32.5 56.3 86.44 53.52% 4.41% 8.31%Perdagangan 108.1 92.9 125.0 102.91 -17.65% 3.26% 2.55%Angkutan 5.9 5.3 8.3 10.70 29.21% 2.36% 2.67%Jasa Dunia Usaha 41.9 51.0 48.3 50.63 4.85% 3.07% 2.86%Jasa Sosial 7.4 7.0 10.8 0.85 -92.18% 9.03% 0.62%Lain-Lain 125.4 118.4 165.7 127.32 -23.18% 2.35% 1.64%
KeteranganPosisi (Rp miliar) Nisbah NPL
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan
menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto
(gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,55% atau mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,92%.
Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit
modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,53%, lebih tinggi dibanding persentase
NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,80%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk
kredit investasi dan konsumsi juga mengalami penurunan masing-masing menjadi 2,39% dan
1,61%, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase NPLs triwulan sebelumnya
sebesar 3,26% dan 2,29%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada
sektor konstruksi (8,31%) dan sektor pertambangan (5%). Sedangkan sektor-sektor lainnya
mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan.
Perkembangan Perbankan Daerah
29
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur
pada triwulan IV-2009 mengalami
pertumbuhan sebesar 21,73% (y-o-y), dengan
total nilai mencapai Rp 222,43 miliar.
Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan III-2009
yang sebesar 16,98%. Sementara secara
triwulanan aset BPR tumbuh sebesar 10,09%
(q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada
triwulan III-2009.
a. Perkembangan Aset BPR
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga
BPR
Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di
Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009 ini
mengalami peningkatan sebesar 36,73% (y-
o-y) dibandingkan triwulan IV-2008, dengan
nilai Rp 143,45 miliar. Pertumbuhan ini lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan II-2009 yang sebesar 27,74%.
Pertumbuhan DPK periode berjalan ini
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah
deposito sebesar 28,99% (y-o-y) menjadi
Rp 78,78 miliar, dan pertumbuhan tabungan
yang mencapai 47,50% (y-o-y) menjadi Rp
64,66 miliar.
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR
Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan
laporan mencapai Rp 147,92 miliar, atau
mengalami peningkatan sebesar 8,73% (y-o-
y) dibandingkan triwulan IV-2008.
Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang
sebesar 17,14%. Peningkatan kredit periode
berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
pada komponen kredit investasi yang tumbuh
12,14% (y-o-y) menjadi Rp 14,27 miliar,
kredit konsumsi tumbuh 35,46% (y-o-y)
menjadi Rp 50,40 miliar, sedangkan kredit
modal kerja mengalami penurunan sebesar
3,32% (y-o-y) menjadi Rp 83,25 miliar.
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
G ra fik 3.7 P erkemba ng a n Aset B P R
0
50
100
150
200
250
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV
2008 2009
Rp
mili
ar
%
0.005.0010.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.0050.00
A s et Y -o-Y
Grafik 3.8 P erkembangan DP K Berdas arkan J enis
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV
2008 2009
Rp
milia
r
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
Depos ito Tabungan Grow th (y-o-y)
Grafik 3.9 P erkembangan K redit Berdas arkan J enis P enggunaan
-
20
40
60
80
100
120
140
160
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV
2008 2009
Rp
mili
ar
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Inves tas i K ons ums i Modal K erja Grow th (y-o-y)
Perkembangan Perbankan Daerah
30
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur
(dalam juta rupiah)
Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q-t-Q Y -o-YJ umlah B P R 11 11 11 11 11 11As et 172,714 182,727 184,786 191,841 202,043 222,436 10.09 21.73K redit 125,516 136,050 137,695 142,763 147,030 147,928 0.61 8.73
Modal K erja 80,966 86,113 82,183 82,675 84,519 83,252 -1.50 -3.32Inves tas i 9,301 12,727 13,116 14,198 14,217 14,272 0.39 12.14K ons ums i 35,248 37,209 42,396 45,890 48,294 50,404 4.37 35.46
DP K 101,344 104,923 114,939 116,265 129,460 143,457 10.81 36.73Depos ito 60,423 61,081 67,147 69,410 79,194 78,788 -0.51 28.99T abungan 40,920 43,842 47,791 46,855 50,265 64,669 28.66 47.50L DR (% ) 123.85 129.67 119.80 122.79 113.57 103.12 NP L s (% ) 6.59 8.83 11.14 12.74 12.87 18.00
K eteranganQ IV-200920092008
3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam kondisi
yang membaik, yaitu terdapat sedikit penurunan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-
NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, serta
sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan
mengalami sedikit peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan IV-2009 sebesar
2,13% atau lebih rendah jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan III-2009 sebesar 2,69%
(Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat menurun
sejumlah Rp 101,9 miliar (16,08%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009.
Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum
Tw4-08 Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09 +/- (Rp M) q-t-q
1-Lancar 18,868.7 20,429.2 22,619.80 86.83% 90.57% 2,190.5 10.72%
2-Dalam Perhatian Khusus 1,155.4 2,075.2 1,824.45 8.82% 7.30% -250.7 -12.08%
3-Kurang lancar 64.9 98.7 100.22 0.42% 0.40% 1.5 1.51%
4-Diragukan 103.4 112.9 92.12 0.48% 0.37% -20.7 -18.37%
5-Macet 281.4 422.2 339.54 1.79% 1.36% -82.6 -19.58%
NPLs (3+4+5) 449.7 633.8 531.9 2.69% 2.13% -101.9 -16.08%
Total Kredit 20,473.8 23,528 24,976 100.00% 100.00% 1,448.2 6.16%
Pert. Tw4-09Sektor
Kolektibilitas (Rp M) Komposisi
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga
dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada
kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 1,28%.
Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing
sebesar 0.36% dan 0.50%. Dilihat dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit
mengalami penurunan persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang
relatif rendah (dibawah 5%) dan sangat baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Nisbah NPLs tertinggi terdapat pada sektor perdagangan dan sektor konstruksi dengan
prosentase masing-masing sebesar 0,61% dan 0,41%.
Perkembangan Perbankan Daerah
31
Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum
Tw3-08 Tw4-08 TW3-09 Tw4-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw4-09 Jenis Penggunaan
Modal Kerja 218.78 255.09 345.64 318.63 -27.01 -7.8% 1.28%Investasi 179.88 78.59 126.73 88.70 -38.03 -30.0% 0.36%Konsumsi 123.48 116.00 161.41 124.56 -36.85 -22.8% 0.50%
Sektor EkonomiPertanian 24.22 21.04 11.47 13.21 1.74 15.1% 0.05%Pertambangan 5.02 15.92 36.69 37.21 0.52 1.4% 0.15%Perindustrian 20.63 4.96 9.92 5.44 -4.48 -45.2% 0.02%Listrik, Gas & Air 0.02 0.20 - -Konstruksi 144.49 82.30 162.49 152.02 -10.47 -6.4% 0.61%Perdagangan 133.87 114.44 140.19 102.91 -37.27 -26.6% 0.41%Angkutan 5.91 5.32 13.29 28.06 14.77 111.1% 0.11%Jasa Dunia Usaha 49.64 74.79 78.01 64.86 -13.14 -16.8% 0.26%Jasa Sosial 12.92 12.30 16.00 0.85 -15.15 -94.7% 0.00%Lain-Lain 125.42 118.41 165.74 127.32 -38.42 12.2% 0.51%
522.14 449.68 633.78 531.89 -101.90 -16.1% 2.13%Total
Nominal NPL (Rp M)Keterangan
Pert. Tw4-09 Nisbah NPL (%)
3.5.2 Risiko Likuiditas
Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang
dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan
simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK
Tw3-09 Tw4-09 Tw3-09 Tw4-09
Jangka pendek
Giro 12,575 12,596 29.3% 28.82%Tabungan 16,069 18,920 37.4% 43.29%Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,823 9,381 27.5% 21.47%
Total DPK s.d 3 bulan 40,468 40,897 94.2% 93.58% Jangka menengah panjang
Total DPK > 3 bulan 2,480 2,804 5.8% 6.42%42,948 43,702 100.0% 100.0%Total DPK
KeteranganPosisi nominal (miliar
Rp)Komposisi
Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada
simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,58% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang
didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara
tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar.
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga kredit dengan
rasio NPLs dalam periode triwulan I-2006 s.d
triwulan IV-2009 (Grafik 3.10), terlihat pergerakan
yang searah antara nisbah NPLs dengan suku
bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil
penghitungan koefisien korelasi2
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
kedua variabel
tersebut yang hanya 0,67. Oleh karenanya dapat
dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2006 2007 2008 2009
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Bunga Kredit (sumbu kiri)
Gross NPLs (sumbu kanan)
Grafik 3.10.
Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
32
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Komponen pendapatan pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 secara total
mencapai 5,75 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 6,05% jika dibandingkan dengan komponen
pendapatan pada realisasi APBD tahun 2008 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat realisasi per komponen
pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen lain-lain pendapatan yang sah dan
pendapatan asli daerah dengan prosentase masing-masing sebesar 123,87% dan 100,89%. Sedangkan
tingkat realisasi komponen pendapatan transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,30%.
Hasil analisis terhadap komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun
2009 menunjukkan bahwa sebagian besar SKPD di provinsi Kalimantan Timur dapat mencapai tingkat
realisasi diatas 70%. Beberapa SKPD dengan tingkat realisasi yang cukup memuaskan antara lain RSUD
A.Wahab Syahranie, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan
Kimpraswil.
1,994.76
6.50
3,122.06
8.05
3,748.03
2,012.56
100.89%
83.30%
123.87%
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
4,000.00
PENDAPATAN ASLI DAERAH PENDAPATAN TRANSFER LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
Anggaran Realisasi Prosentase Realisasi
Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009
4.2 Pendapatan
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 2009 tercatat sebesar
2,012 Trilliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar
1,538 trilliun dengan tingkat realisasi sebesar 103.21% dari jumlah anggaran perubahan. Komponen
pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 76,46% dari total keseluruhan pendapatan asli
daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah
adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan
dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta sebagian berasal dari pendapatan
rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan. Sedangkan pada komponen yang berasal
dari retribusi daerah, retribusi jasa umum memiliki tingkat realisasi yang cukup tinggi yaitu 279,66%
melebihi tingkat realisasi pada retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
BBBAAABBB
IIIVVV
Keuangan Daerah
33
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009
(R p Milyar) (% )P E NDAP AT AN AS L I DAE R AH 1,994.76 2,012.56 100.89%
P endapatan P ajak Daerah 1,491.00 1,538.93 103.21%
P endapatan R etribus i Daerah 4.90 5.62 114.79%
P endapatan Has il P erus ahaan Milik Daerah Has il P engelolaan K ekayaan Daerah yg Dipis ahkan 115.04 121.10 105.27%
L ain-lain P AD yang S ah 383.82 346.91 90.38%
P E NDAP AT AN T R ANS F E R 3,748.03 3,122.06 83.30%
Dana P erimbangan 3,748.03 3,122.06 83.30%
- Dana B agi Has il P ajak 642.77 576.62 89.71%
- Dana B agi Has il B ukan P ajak (S DA) 3,083.59 2,523.47 81.84%
- Dana Alokas i Umum 17.87 18.16 101.63%
- Dana Alokas i K hus us 3.81 3.81 100.00%
L AIN-L AIN P E NDAP AT AN Y G S AH 6.50 8.05 123.87%
P endapatan Hibah dari P emerintah 2.00 1.75 87.27%
P endapatan Hibah dari K elompok Mas yarakat 4.50 6.31 140.13%
T OT AL P E NDAP AT AN 5,749.29 5,142.68 89.45%
UraianJ umlah Ang g aran
(R p Milyar)R ealis as i 2009*
* Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (masih memungkinkan terjadi perubahan karena adanya kemungkinan pengembalian anggaran)
1.52
400.00
2,000.20
0.61
680.22 654.50
1.8525.52
1,328.20
492.72
4.0217.71
40.00%
69.41%
217.17%
170.05%
66.40%75.28%
-
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
Iuran UsahaPemanfaatan Hutan
(IIUPH)
Provisi SumberDaya Hutan
Iuran Tetap(Landrent)
Iuran Eksplorasidan Iuran Ekploitasi
(Royalti)
PertambanganMinyak Bumi
Pertambangan GasBumi/Alam
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
250.00%
Anggaran Realisasi Prosentase Realisasi
Grafik 4.2 Realisasi Komponen Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)
Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi sebesar
83,30%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil bukan pajak (dana
bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total keseluruhan dana
perimbangan. Grafik 4.2 menunjukkan bahwa bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil
pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang
sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA), dengan tingkat realisasi masing-
masing secara berturut-turut sebesar 66,40%, 75,28% dan 170,05%.
Keuangan Daerah
34
4.3 Belanja
Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 menunjukan
bahwa hampir keseluruhan SKPD provinsi Kalimantan Timur memiliki tingkat realisasi diatas 70%. SKPD
dengan tingkat realisasi tertinggi ditunjukkan oleh RSUD AW Syahranie Samarinda dengan tingkat
realisasi sebesar 125,73%, diikuti oleh beberapa SKPD seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Pertambangan dan Energi, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil dengan
tingkat realisasi diatas 97% (Grafik 4.3). Sementara itu SKPD dengan tingkat realisasi yang kurang
tinggi yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Dinas Kesehatan.
85.28%
71.81%
125.73%
84.24%
97.64%
81.86%
93.16%
99.80%
85.79%
99.85%
94.06%
98.26%
77.89%
86.85%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda
RSUD Kanujoso Dajiwibowo Balikpapan
Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil
Dinas Perhubungan
Dinas Perkebunan
Dinas Peternakan
Dinas Kehutanan
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kaltim (Perdagangan)
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindustrian)
Grafik 4.3 Realisasi Komponen Belanja Beberapa SKDP Provinsi Kalimantan Timur
* Data sangat sementara posisi 31 Desember 2009 (proksi dari SP2D SKPD Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur)
35
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum
Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009
menunjukkan perkembangan yang positif, baik sistem pembayaran secara tunai maupun non
tunai. Sistem pembayaran tunai dilihat dari perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah
uang kartal yang masuk dan keluar dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, yang
menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini berpengaruh pula pada perkembangan uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB.
Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari
perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, juga menunjukkan
perkembangan yang sama dengan sistem pembayaran tunai, yaitu mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya transaksi keuangan
di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2009, dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang mulai
membaik dan adanya dorongan dari pola konsumsi musiman.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai
5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai antara perbankan di
Kalimantan Timur dengan Kantor Bank
Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 3.619 miliar
atau mengalami pertumbuhan sebesar
5,61% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini
lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan di triwulan III-2009 yang
mengalami kontraksi sebesar -41,85%
(grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan
sebesar 99,29% (q-t-q).
Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar
dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 2.934 miliar. Jumlah ini
mengalami pertumbuhan sebesar 14,15% (y-o-y). Sedangkan jumlah uang kartal yang
masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 685 miliar atau turun sebesar -
20,00% (y-o-y). Secara keseluruhan, pada triwulan IV-2009 ini, Kalimantan Timur
mengalami net outflow (jumlah uang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang
keluar) sebesar Rp 2.248,58 miliar.
Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan
Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu
BBBAAABBB
VVV
Perkembangan Sistem Pembayaran
36
uang yang menurut klasifikasi Bank
Indonesia sudah tidak layak untuk
menjadi alat pembayaran, misalnya
mengalami kelusuhan dalam tingkat
yang parah atau rusak. Jenis uang yang
termasuk dalam UTLE tersebut
kemudian masuk dalam klasifikasi untuk
dimusnahkan atau Bank Indonesia
melakukan Pemberian Tanda Tidak
Berharga (PTTB). Jumlah uang yang
termasuk dalam kategori PTTB ini pada
triwulan IV-2009 mencapai Rp 227 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,95% (y-
o-y) dibandingkan triwulan IV-2008 (grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB
ini mengalami peningkatan sebesar 92,62% (y-o-y).
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring
Transaksi kliring di wilayah Kalimantan
Timur pada triwulan IV-2009 mengalami
pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun sebelumnya (grafik 5.3).
Jumlah transaksi kliring triwulan IV-2009
mencapai Rp 5.177 miliar atau tumbuh sebesar
2,42% (y-o-y); dengan jumlah volume
transaksi sebesar 230.000 transaksi.
Sementara dibandingkan dengan periode
triwulan III-2009, transaksi kliring juga
mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar -
9,68% (q-t-q). Pertumbuhan tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi masyarakat yang didorong oleh faktor musiman.
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS
Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan IV-2009
mencapai Rp 40.570 miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,89% (y-o-y)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi
yang terjadi pada transaksi RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang
terjadi pada transaksi RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 13,39% (y-o-
y), sementara transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami kontraksi
sebesar -5,71% (y-o-y).
Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan IV-2009 mengalami peningkatan
sebesar 15,28% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan III-2009 yang sebesar
Rp 35.194 miliar. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi RTGS baik yang
keluar dari Kalimantan Timur, dengan pertumbuhan sebesar 16,41% (q-t-q), dan transaksi
RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar 14,18% (q-t-q).
Perkembangan Sistem Pembayaran
37
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)
Transaksi RTGS 2008 2009 Q IV-2009
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q-t-Q Y-o-Y
Keluar Kaltim
Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 16,024 17,285 20,122 16.41 13.39
Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 18,579 20,127 22,288 10.74 10.54
Masuk Ke Kaltim
Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 18,141 17,908 20,448 14.18 -5.71
Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 29,762 31,035 34,037 9.67 12.78
Total
Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 34,165 35,194 40,570 15.28 2.89
Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 48,341 51,162 56,325 10.09 11.88
Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan lokasi Kantor Bank
Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur,
transaksi RTGS di wilayah kerja KBI
Samarinda pada periode berjalan ini
mencapai Rp 29.579 miliar dengan volume
transaksi sebesar 34.517 transaksi. Jumlah
transaksi RTGS di KBI Samarinda
mengalami pertumbuhan sebesar 4,59%
(y-o-y) dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Sementara
transaksi RTGS di Balikpapan tercatat
sebesar Rp 10.990 miliar atau menurun sebesar -1,42% (y-o-y) dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya.
38
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas,
berdasarkan Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2009, berjumlah 2.268.230
orang, mengalami peningkatan sebesar 2,94% (y-o-y) dibandingkan dengan data bulan Agustus 2008
atau bertambah sebanyak 64.819 orang. Pertambahan tersebut dipengaruhi oleh pertambahan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 34.836 orang dan perempuan sebanyak 29.983 orang. Dari keseluruhan
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah
1.460.996 orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,11% (y-o-y) atau bertambah sebanyak
44.033 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya; sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) mencapai 64,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Agustus 2008 yang sebesar 64,31%.
Jumlah penganggur di Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 0,54% (y-o-y)
menjadi 158.224 orang. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 11,11% menjadi 10,83%.
Berdasarkan jenis kelaminnya, komposisi
angkatan kerja di Kalimantan Timur didominasi
oleh laki-laki sebesar 69,1%, sementara pangsa
angkatan kerja perempuan sebesar 30,9%.
Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas
tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki, yaitu
tumbuh sebesar 3% (y-o-y), sementara
penduduk perempuan tumbuh 2,88%.
Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk
laki-laki mencapai 3,69% (y-o-y), sedangkan pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan
sebesar 1,80% (y-o-y).
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Kegiatan Utama 2008 2009 Growth Agt 09 (Y-o-Y)
Agt Feb Agt Jumlah %
Penduduk 15+ 2,203,411 2,242,398 2,268,230 64,819 2.94
Angkatan Kerja 1,416,963 1,488,456 1,460,996 44,033 3.11
Bekerja 1,259,587 1,323,369 1,302,772 43,185 3.43
Penganggur 157,376 165,087 158,224 848 0.54
Bukan Angkatan Kerja 786,448 753,942 807,234 20,786 2.64
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64.31% 66.38% 64.41%
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 11.11% 11.09% 10.83%
Sumber: BPS Kalimantan Timur
6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota
Berdasarkan kabupaten/kota, jumlah angkatan kerja terbesar di wilayah Kalimantan Timur
terdapat di Kota Samarinda, yaitu mencapai 275.789 orang atau 18,88% dari keseluruhan angkatan
kerja di Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (18,05%) dan Kota
Balikpapan (16,59%) (Grafik 6.2). Hal ini dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk usia 15 tahun
BBBAAABBB
VVVIII
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah
39
keatas di wilayah tersebut yang masing-
masing memiliki pangsa sebesar 19,46%,
17,62% dan 16,71% terhadap keseluruhan
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas di
Kalimantan Timur. Namun demikian, TPAK di
ketiga wilayah tersebut bukanlah yang
tertinggi karena masing-masing memiliki TPAK
sebesar 62,44% di Kota Samarinda, 65,96%
di Kab. Kutai Kartanegara dan 63,93% di Kota
Balikpapan. TPAK terbesar terdapat di wilayah
Malinau, dengan TPAK sebesar 76,14%,
sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kutai Timur sebesar 61,07%. Kab. Malinau memiliki
TPAK terbesar karena dipengaruhi oleh struktur ekonominya yang didominasi oleh sektor pertanian,
yang mampu menyerap banyak tenaga kerja karena tidak memerlukan kualifikasi pendidikan atau
ketrampilan untuk bekerja. Sementara itu, TPT tertinggi terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar
14,66%, sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Malinau. Tingginya TPT di Kota Bontang
dipengaruhi oleh struktur perekonomiannya yang dipengaruhi oleh industri pengolahan berbasis migas.
Kesempatan kerja di sektor ini relatif sedikit dan memerlukan kualifikasi pendidikan dan ketrampilan
yang tinggi.
Tabel 6.2 Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur
Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09Pasir 135,457 138,072 90,751 88,447 83,713 81,687 7,038 6,760 44,706 49,625 Kutai Barat 124,889 127,531 87,452 90,554 81,477 83,884 5,975 6,670 37,437 36,977 Kutai Kartanegara 390,233 399,723 253,751 263,668 228,821 233,667 124,930 30,001 136,482 136,055 Kutai Timur 123,361 136,549 82,972 83,387 78 752 71,218 4,220 12,169 49,389 53,162 Berau 113,716 118,470 73,438 77,045 66,041 69,823 7,397 7,222 40,278 41,425 Malinau 36,900 39,621 28,721 30,166 26,854 28,569 1,867 1,597 8,179 9,455 Bulungan 83,777 77,263 54,652 51,086 51,167 46,784 3,485 4,302 29,125 26,177 Nunukan 89,122 95,315 55,752 61,743 48,412 55,923 7,340 5,820 33,370 33,572 Penajam Paser Utara 93,915 95,285 60,131 61,059 53,671 54,421 6,460 6,638 33,784 34,226 Tana Tidung 9,945 6,286 5,413 873 3,659 Balikpapan 368,061 379,110 240,836 242,382 202,154 209,165 38,682 33,217 127,225 136,728 Samarinda 434,603 441,719 267,593 275,789 234,655 247,680 32,938 28,109 167,010 165,930 Tarakan 113,210 119,577 68,845 74,273 60,297 67,505 8,548 6,768 44,365 45,304 Bontang 87,167 90,050 52,069 55,111 43,573 47,033 8,496 8,078 35,098 34,939 TOTAL 2,194,411 2,268,230 1,416,963 1,460,996 1,180,835 1,302,772 257,376 158,224 786,448 807,234 Sumber: BPS Kalimantan Timur
Kabupaten/KotaTotal Penduduk 15+ Angkatan Kerja Bekerja Pengganguran Bukan Angkt. Kerja
40
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010
Perekonomian Kalimantan Timur pada
triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju
pertumbuhan berkisar antara 3,5% s.d. 4,5% (y-o-
y). Salah satu indikator yang menjadi arah
pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari
hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank
Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2010 yaitu
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih
berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar
135. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen
IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis
(Grafik 7.1). Hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi meningkatnya penghasilan karena adanya kenaikan
omzet usaha dan membaiknya kondisi perekonomian.
Selain itu, berdasarkan hasil Survei Kegiatan
Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia
Samarinda menunjukkan bahwa para pelaku usaha di
Kalimantan Timur memiliki optimisme yang tinggi
terhadap kelangsungan usaha mereka di triwulan I-
2010. Hal ini ditunjukkan dengan angka Indeks Saldo
Bersih Tertimbang (SBT) Ekspektasi usaha yang
berada di level positif 10,14. Sementara Indeks
Ekspektasi Situasi Bisnis berada pada level 11,06
(Grafik 7.2). Indikator-indikator tersebut
menunjukkan bahwa para pelaku usaha berekspektasi
bahwa perekonomian ke depan akan berjalan dengan
baik, dengan didukung oleh situasi yang relatif
normal. Oleh karena itu, mereka berpotensi untuk meningkatkan produktivitasnya karena pasar
memiliki potensi yang besar untuk menyerapnya.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi
Tekanan terhadap laju perkembangan
harga barang dan jasa pada triwulan I-2010
diperkirakan akan masih cukup tinggi, yang
dipengaruhi oleh adanya peningkatan harga
komoditas pangan di pasar dunia, terutama beras
dan gula pasir. Pada pemantauan harga di bulan
Januari, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov.
Kalimantan Timur, kedua komoditas tersebut
mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu
BBBAAABBB
VVVIIIIII
Prospek perekonomian Daerah
41
masing-masing sebesar 6,67% dan 19,11% (m-t-m) (Grafik 7.3).
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) di bulan
Januari 2010, Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang
akan datang berada di level 160,5 (Grafik 7.4). Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen berekspektasi bahwa harga-
harga umum akan mengalami kenaikan pada periode
mendatang.
LAMPIRAN
Q IV Q I Q II Q III Q IVMAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 116.63 117.54 118.13 120.88 121.65
Kota Samarinda 116.86 118.60 119.10 121.25 121.60 Kota Balikpapan 114.43 114.46 114.81 117.74 118.55 Kota Tarakan 122.55 123.20 124.85 129.25 131.39
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 13.06 9.39 4.91 3.9 4.3Kota Samarinda 12.69 10.52 4.87 3.69 4.06 Kota Balikpapan 11.30 7.29 3.77 3.30 3.60 Kota Tarakan 19.85 11.69 8.40 6.33 7.21
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 25,811.47 25,292.95 25,704.19 26,374.77 26,403.40 Pertanian 1,511.26 1,702.39 1,651.06 1,626.59 1,567.82 Pertambangan & Penggalian 10,429.62 9,817.48 10,050.59 10,581.41 10,629.95 Industri Pengolahan 8,010.76 7,780.68 7,866.72 7,844.73 7,881.46 Listrik, gas dan air bersih 80.35 81.79 83.75 85.65 86.77 Bangunan 913.97 927.59 962.56 986.82 987.30 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,190.87 2,243.81 2,289.25 2,368.21 2,298.94 Pengangkutan dan Komunikasi 1,382.01 1,433.89 1,468.38 1,516.12 1,555.78 Keuangan, Persewaan dan Jasa 767.97 779.90 798.76 823.63 845.94 Jasa 524.68 525.42 533.12 541.62 549.45
Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 1.44 (1.17) (0.43) 1.64 2.29 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 2,588.11 1,823.66 2,534.65 2,513.72 1,737.64 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 33,651 25,289 35,229 39,382 26,409 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 693.46 1,268.89 500.30 538.00 224.03 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 154.17 157.03 135.06 179.26 111.70
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009
Q IV Q I Q II Q III Q IVPERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 54.53 53.70 54.90 55.68 53.15 DPK (Rp triliun) 41.52 41.37 42.35 42.95 43.70
Tabungan (Rp triliun) 15.52 14.92 15.32 16.07 18.92 Giro (Rp triliun) 12.92 12.60 13.13 12.58 12.60 Deposito (Rp triliun) 13.08 13.85 13.90 14.30 12.19
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 29.83 30.15 30.77 34.15 36.42 Modal Kerja 12.85 12.29 13.96 15.79 17.00 Konsumsi 6.49 6.59 6.71 7.46 7.89 Investasi 10.49 10.23 10.11 10.90 11.53 LDR 71.85% 72.88% 72.66% 79.52% 83.34%
Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 20.47 21.01 22.25 23.51 24.98 Modal Kerja 8.96 9.02 9.77 10.25 10.31 Konsumsi 6.48 6.66 6.98 7.34 7.99 Investasi 5.03 5.32 5.50 5.92 6.68 LDR 49.31% 50.79% 52.54% 54.74% 57.15%
Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.52 3.69 3.82 3.93 3.98
Kredit Modal Kerja 0.42 0.44 0.49 0.58 0.56
Kredit Investasi 0.10 0.11 0.12 0.12 0.14 Kredit Konsumsi 3.00 3.14 3.21 3.22 3.29
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 4.25 4.34 4.71 5.09 5.49 Kredit Modal Kerja 1.39 1.36 1.46 1.55 1.48 Kredit Investasi 0.46 0.52 0.55 0.57 0.61 Kredit Konsumsi 2.40 2.45 2.69 2.96 3.40
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 5.80 5.73 6.07 6.30 6.45 Kredit Modal Kerja 3.65 3.58 3.90 4.04 4.09 Kredit Investasi 1.24 1.26 1.26 1.33 1.33 Kredit Konsumsi 0.92 0.90 0.92 0.94 1.03
Total Kredit MKM (Rp triliun) 13.57 13.76 14.60 15.32 15.92 NPL MKM gross (%) 2.40 3.06 2.74 3.04 2.56
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009
Q IV Q I Q II Q III Q IVBPR:Total Aset (Rp miliar) 182.73 184.79 191.84 202.04 222.44 DPK (Rp miliar) 104.92 114.94 116.27 129.46 143.46
Tabungan 43.84 47.79 46.85 50.27 64.67 Giro - - - - - Deposito 61.08 67.15 69.41 79.19 78.79
Kredit (Rp miliar) 136.05 137.69 142.76 147.03 147.93 Modal Kerja 86.11 82.18 82.68 84.52 83.25 Konsumsi 37.21 42.40 45.89 48.29 50.40 Investasi 12.73 13.12 14.20 14.22 14.27
Kredit UMKM (Rp miliar) 136.05 137.69 142.76 147.03 147.93 Rasio NPL Gross (%) 8.83 11.14 12.74 12.87 18.00 LDR 129.67% 119.80% 122.79% 113.57% 103.12%SISTEM PEMBAYARANPosisi Kas Gabungan (Rp triliun) 3.43 2.14 1.81 2.88 3.62 Inflow (Rp triliun) 0.86 1.12 0.23 0.27 0.69 Outflow (Rp triliun) 2.57 1.02 1.58 2.61 2.93 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 194.35 51.67 94.31 118.00 227.29 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 39.43 28.75 34.16 35.19 40.57 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 50,344 43,764 48,341 51,162 56,325 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.66 0.48 0.57 0.59 0.68 Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 839 729 806 853 939 Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.60 0.47 0.51 0.35 0.65 Volume Kliring Kredit (transaksi) 47,198 43,756 44,734 31,524 50,187 Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) 0.010 0.008 0.008 0.006 0.011 Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) 787 729 746 525 836 Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 4.67 4.26 4.56 4.56 4.81 Volume Kliring Debet (transaksi) 181,856 185,374 191,834 131,839 188,627 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.078 0.071 0.076 0.076 0.080 Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 3,031 3,090 3,197 2,197 3,144 Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.13 0.13 0.19 0.11 0.18 Volume Kliring Pengembalian 3,341 3,805 4,446 3,218 4,840 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.002 0.002 0.003 0.002 0.003 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 56 63 74 54 81 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.08 0.10 0.14 0.08 0.11 Volume Tolakan Cek/BG Kosong 2,380 2,744 3,314 2,372 3,767 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.001 0.002 0.002 0.001 0.002 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 40 46 55 40 63 Keterangan (*):Kredit Lokasi Proyek (Data bulan November 2009)
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2008 2009