7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
1/71
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Generasi penerus bangsa yang kuat dan berkualitas dapat diwujudkan melalui upaya-
upaya yang terarah sehingga dapat dihasilkan anak-anak yang sehat yang merupakan modal
dasar untuk pembentukan generasi yang diharapkan. Namun kenyataannya pada masa
sekarang ini, masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kematian dan angka
kesakitan anak terutama pada masa neonatal.
Pelayanan kesehatan neonatal harus di mulai sebelum bayi dilahirkan, melalui
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Semua neonatal di daerah wilayah
kerja badan KIA harus kontak secepat mungkin setelah lahir, tujuannya adalah menjaga agar
pertumbuhan neonatal dapat berlangsung normal dan menemukan sedini mungkin bila ada
kelainan-kelainan sehingga dapat ditangani dengan cepat.
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan yaitu adanya upaya pelayanan
kesehatan pada bayi baru lahir atau neonatal. Suatu pelayanan kesehatan neonatal berhasil
adalah jika kunjungan (cakupan) pemeriksaan neonatal mencapai 100% untuk kunjungan
neonatal pertama kali (Kn1), diikuti 95% untuk kunjungan neonatal kedua (Kn2), serta 95%
untuk kunjungan neonatal ketiga (Kn3).
Angka Kematian Neonatus (AKN), merupakan beberapa indikator status kesehatan
masyarakat(1). Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan ASEAN lainnya.
Berdasarkan kesepakatan global (Mil lenium Development Goals/MDGs, 2000)pada
tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
2/71
waktu 1990-2015 dan Angka kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar
dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015(2). Berdasarkan hal itu indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka
Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan Angka Kematian Balita 97 menjadi
32/1.000 KH pada tahun 2015.(1,2)
Sedang angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Magelang tahun 2009 berjumlah
131 bayi atau 6,34/1.000 kelahiran hidup untuk data tahun 2010 hingga Juni 2010 kematian
bayi di Kabupaten Magelang mencapai 84 bayi dan untuk kematian balita ada 10 balita atau
0,48/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009).(1)
Informasi mengenai tingginya angka kematian neonatus (AKN) dan bayi (AKB) akan
bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan neonatus, berupa
pelayanan kesehatan pada kunjungan neonatus pertama hingga ketiga, seta program
peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang keduanya bertujuan
untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB).
Dari data laporan KIA Puskesmas Borobudur periode Januari-Desember 2012,
didapatkan data cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) Desa Ngadiharjo sebesar 90.47%,
kurang dari target pencapaian yakni 95%. Meskipun hasil cakupan kunjungan neonatal ketiga
(Kn3) untuk wilayah kerja Puskesmas Borobudur sudah mencapai target yaitu 101% dengan
pencapaian 106,70%. Oleh karena itu penulis mengangkat masalah rendahnya cakupan
kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo sebagai tugas mandiri.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
3/71
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan perumusan masalah yaitu apa
yang menyebabkan rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa
Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang periode Januari-Desember 2012.
I.3. Tujuan
Tujuan penulisan laporan yang berjudul Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3)
di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Bulan Januari
Desember 2012 memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
I.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta menentukan pemecahan masalah
rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang pada Bulan Januari-Desember 2012.
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
2. Menganalisis penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
3. Mencari pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
4. MembuatPlan of Action dari pemecahan masalah yang terpilih.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
4/71
I.4. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang pentingnya kunjungan
neonatus ketiga (KN3) dan penatalaksanaan rendahnya cakupan kunjungan neonatus
ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
2. Bagi Profesi
a. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penatalaksanaan
rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
b. Sebagai masukan instansi Dinas Kesehatan sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan dalam program kesehatan.
c. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk menyusun program dalam rangka
mengurangi dan mencegah rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3)
di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
d. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
posyandu dan puskesmas terhadap kunjungan neonatus ketigaa (Kn3)
3. Bagi Masyarakat
Dari hasil laporan ini diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat
pentingnya kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di masa sekarang dan masa datang.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
5/71
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
6/71
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Menurut Jumiarni Tahun 1995).
Beralih dari ketergantungan mutlak ibu menuju kemandirian fisiologis. Tiga faktor yang
mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan
toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting
dalam morbiditas dan mortalitas bayi.
Masa neonatus berlangsung pada masa ini dan anak tidak lagi berada di rahim ibu
tetapi telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri (3). Menurut kriteria kesehatan
penyesuaian tercapai dengan terlepasnya tali pusat sedangkan menurut kriteria psikologi,
adalah penyesuaian tercapai bila mencapai kembali berat badan yang berkurang setelah lahir
dan mulai menampakkan tanda-tanda kemampuan dalam tingkah laku.
II. 1. A.Periode Neonatus
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999), periode neonatus
meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari yang terbagi menjadi 2
periode antara lain:
a. Periode neonatus dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah lahir
b. Periode lanjutan merupakan periode neonatus yang meliputi jangka waktu 8-28 hari
setelah lahir
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
7/71
II. 1. B. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Neonatal
Menurut Asuhan Keperawatan Perinatal oleh Jumiarni (1995) dikatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi:
a. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dan pertukaran gas melalui plasenta,
setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setalah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut:
1. Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir
2. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbondioksida kemoreseptor
pada sinus karotis (stimulus kimia)
3. Ransangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernapasan
(stimulus sensorik)
4. Refleks deflasi Hering Breur
Pernapasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah
kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan
cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Frekuensi
pernapasan dihitung dengan melihat gerakan napas atau perut. Pernapasan neonatal
normal berkisar 30-60 kali permenit.
b. Jantung dan Sistem Sirkulasi
Berkembangnya paru-paru melibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2
menurun, hal ini mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah paru sehingga
aliran arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup, dengan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
8/71
menciutnya vena dan arteri umbilikal kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari
plasenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi
janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Frekuensi
denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba arteri temporalis dan karotis, dapat
juga secara langsung didengarkan di daerah jantung dengan menggunakan stetoskop
binokuler. Frekuensi denyut jantung neonatus normal berkisar anatara 120-140 kali
permenit.
c. Sistem Pencernaan
Bila dibandingkan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relatif lebih
panjang dan lebih berat dibandingkan oleh orang dewasa, pada masa neonatal saluran
pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupa
mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium
mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna
cokelat kehijauan.
Frekuensi pengeluaran tinja neonatal tampaknya sangat erat hubungannya dengan
frekuensi pemberian makan/minum. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah
terdapat pada neonatal kecuali amilase pancreas. Aktivitas lipase telah ditemukan pada
janin tujuh sampai delapan bulan.
d. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan penting dalam
metabolisme hidrat arang dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
9/71
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam kondisi
immature. Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas
penghancuran darah dari peredaran darah.
Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, misalnya enzim UDPG (Uridin
Disofat Glukoronoid Transferase) dan enzim G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatal memperlihatkan
gejala ikterus fisiologis.
e. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Gomerulus di Ginjal dibentuk pada janin umur 8 minggu, jumlah pada kehamilan
28 minggu diperkirakan 350.000 dan pada akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal
janin mulai berfungsi pada usia kehamilan usia 3 bulan.
Tubuh neonatal mengandung relatif lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar dari pada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna hal ini dikarekan
beberapa sebab, antara lain:
1. Jumlah nefron matur belum sebenyak orag dewasa
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal
3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relatif kurang
Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air
minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya melai memproses air yang didapatkan
setelah lahir.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
10/71
f. Metabolisme
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan tejadi penurunan kadar gula darah. Untuk
menambah energi pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme
asam lemak sehingga kadar gula darah menjadi 120 mg/ 100 ml.
Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dan ibu yang menderita DM atau BBLR
perubahan glukosa menjadi glikogen akan menigkat atau terjadi gangguan pada
metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatal maka
kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
g. Kulit
Kulit neonatal yang yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah
lipatan dan bahu yang dinamakan vernik kaseosa.
h. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus janin mendapatkan hormon dari ibunya. Pada kehamilan
sepuluh minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisi janin, hormon ini
diperlukan untuk mempertahankan glandula supra renalis janin.
Pada neonatal kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi,
pengaruhnya dapat dilihat misalnya pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki
ataupun perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang
menyerupai haid pada bayi perempuan.
Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan
orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
11/71
i. Imunologi
Pada istem imunologi terdapat bebrapa jenis immunoglobin, suatu protein yang
mengandung zat antibodi, diantaranya IgG. Pada neonatal hanya terdapat IgG yang
dibentuk dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan.
j. Suhu tubuh
Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5-37,2 derajat celsius. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal. Hasil pengukuran per aksila biasanya
lebih rendah daripada hasil pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksila lebih
terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah rektal. Suhu tubuh
perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan karena pada neonatal, pusat
pengaturan panas belum sempurna.
k. Reflek atau Rangsangan spontan
Beberapa reflek primitif yang terdapat pada neonatal antara lain:
Refleks moro dengan perlakuan bila diberi ransangan yang mengejutkan
atau spontan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka serta kemudian
di akhiri dengan adduksi lengan.
Refleks menggenggam dengan perlakuan bila telapak tangan diransang
akan memberi reaksi seperti menggenggam
Refleks berjalan (stepping) dengan perlakuan apabila bayi diangkat tegak
dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar, maka bayi akan melakukan
gerakan melangkah seolah-olah berjalan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
12/71
Refleks menghisap apabila diberi ransangan, bibir di bawah dan lidah akan
bergerak ke arah ransangan serta bila dimasukkan sesuatu ke dalam
mulutnya akan membuat menghisap.
l. Pola-pola Perilaku Selama Neonatal
Tiarap dengan perlakuan tiarap dalam sikap refleksi, memutar kepala dari sisi,
kepala melenkung daslam posisi ventral
Terlentang dengan perlakuan biasanya fleksi dan sedikit kaku
Visual dengan perlakuan dapat memfiksasi muka atau cahaya pada garis
penglihatan, gerakan mata boneka (dolls eye) pada pemutaran tubuh
Refleks dengan perlakuan respon moro aktif, refleks melangkah dan
pemutaran tubuh
Sosial dengan perlakuan penglihatan memilih pada muka manusia
II. 2. Program Pelayanan KIA(4)
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) adalah peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan yang paling rentan dan
peka terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kejadian kesakitan (morbiditas), dan
gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disabiliti) atau
kematian (mortalitas).
Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok
yaitu:
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
13/71
a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik
serta jangkauan yang setingi-tingginya.
b) Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur
c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga kesehatan maupun di
masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara
berkesinambungan
d) Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya
DETEKSI DINI(3,5,6,7)
Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates dengan melihat tanda-tanda
atau gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika di rangsang (letargis)
4. Frekuensi nafas 60 kali permenit
5. Suhu tubuh 37oC
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Nanah banyak di mata dan mata cekung
9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
10.Turgor kulit kembali
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
14/71
13.Bayi berat lahir rendah 4000gram
14.Kelaianan congenital seperti ada celah di bibir atau langit-langit.
KOMPLIKASI PADA BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS(3)
Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain :
Prematuritas dan BBLR
Asfiksia
Infeksi bakteri
Kejang
Ikterus
Diare
Hipotermi
Tetanus neonatorum
Masalah pemberian ASI
Trauma lahir
Sindroma gangguan pernafasan
Kelainan congenital
II. 3. Kematian Neonatus dan Bayi
(6,7)
Kematian neonatus yaitu kematian yang terjadi saat bayi berusia 0 jam setelah
dilahirkan sampai 28 hari sedangkan kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
seletah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian neonatus dan bayi.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
15/71
Secara garis besar penyebabnya dua macam yaitu:
1. Kematian bayi endogen (umum)
Merupakan kematian neonatus yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang di bawa
anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat
selama kehamilan.
2. Kematian bayi eksogen (post neonatus)
Merupakan kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai
menjelang uusia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan luar.
Penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah:
- Gangguan pernapasan (37%)
- Prematuritas (34%)
- Sepsis (12%)
- Hipotermi (7%)
- Kelainan darah dan ikterus (6%)
- Postmatur (3%)
- Kelainan kongenital (1%)
Penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah:
- Sepsis (20,5%)
- Kelainan kongenital (19%)
- Pneumonia (17%)
- Respiratory Distress Syndrome (14%)
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
16/71
- Prematuritas (14%)
- ikterus (3%)
- cedera lahir (3%
- tetanus (3%)
- defisiensi nutrisi (3%)
- suddenly infant death syndrome (3%)
II. 4. Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua
kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam
maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke
rumah(6). Bentuk pelayanan tersebut meliputi palayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan
resusitasi, pencegahan hipetermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan
penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2004).
` Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke tenaga
kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai waktu yang telah
ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan menggunakan algoritma bayi
muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita Muda.(3)
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah
kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
17/71
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama. (3)
II. 4. A. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan dilakukan secara komperehensif dengan melakukan perawatan
dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTMB) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, meliputi(5,6):
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisis, dengan langkah sebagai berikut:
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).
Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah (retraksi dinding dada), denyut jantung
serta perut.
Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi.
b. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhdap infeksi yang disebabkna oleh paparan
atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, peastikan petuga
kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan infeksi.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai berikut:
1) Keringkan bayi dengan seksama
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
18/71
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3) Selimuti bagian kepala bayi
4) Anjurkan bayi untuk memeluk dan menyusui bayi
5) Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir selama kurang
lebih 6 jam setelah lahir
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
e. Perawatan Tali Pusat
Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pangikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
Nasehat Merawat Tali Pusat
- Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
- Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
- Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri
g. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan(8)
h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis tunggal
i. Pemberian asi eksklusif
II. 3. B. Pengertian Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neontal yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar dari dokter, bidan, perawat yang mempunyai kompetensi klinis
kesehatan neonatal paling sedikit 2 kali di suatu wilayah kerja tertentu (departemen
Kesehatan RI, 1999 ).
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
19/71
Kunjungan neonatal adalah kontak pertama pemeriksaan bayi (termasuk neonatal)
oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun di luar institusi kesehatan.
Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut:
Keterangan:
- Pembilang / jumlah bayi baru
Jumlah nenonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
paling sedikit 2 kali dalam suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
- Penyebut / penduduk sasaran bayi
Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada suatu kurun waktu
yang sama, jika tidak ada data dapat menggunakan estimasi jumlah bayi
lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungann CB dikalikan jumlah
penduduk.
- Ukuran konstanta : persentasi (%)
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
20/71
BAB III
ANALISIS MASALAH
Data cakupan kunjungan neonatal ketiga (KN3) di Desa Ngadiharjo diperoleh dari
data primer yaitu data diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dan pengisian
kuesioner; dan data sekunder yaitu data diperoleh dari laporan Puskesmas Borobudur dan
kohort bayi dari bidan desa. Permasalahan diambil dikarenakan dari laporan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Borobudur tahun 2012 cakupan kunjungan neonatal
ketiga (KN3) desa Ngadiharjo yang rendah 90,47% dari target 95%. Meskipun dilihat dari
data seluruh wilayah kerja puskesmas Borobudur pencapaian KN3 sudah lebih dari 100%.
Table 1. Pencapaian kunjunga neonatal ketiga (Kn3) Puskesmas Borobudur
Indicator
kerja
Target Sasaran Hasil
kegiatan
Cakupan Pencapaian
Kunjungan
neonatal
ketiga (KN3)
95% 1029 1043 101% 106,7%
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
21/71
Jumlah bayi yang melakukan kunjungan
KN3 Januari-Desember
Jumlah sasaran bayi Januari-Desember
Ngadiharjo
Jumlah Cakupan dan Pencapaian bayi KN3 Desa Ngadiharjo
Jumlah Cakupan kunjungan bayi KN3 di Desa Ngadiharjo adalah:
Besar cakupan = x 100%
= x 100%
= 90.47 %
Jumlah Pencapaian kunjungan neonatal ketiga K3 di Desa Ngadiharjo adalah:
Pencapaian = x 100%
= x x 100%
= 95,23%
Dari hasil didapatkan skor pencapaian kunjungan neonatal ketiga (KN3) di Desa
Ngadiharjo bulan Januari-Desember 2012 lebih rendah dari target Dinkes 2012 (100%),
yaitu hanya sebesar 90,47%.
76
84
Besar Cakupan
Target Dinkes 2012
90.47%
95%
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
22/71
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
A. KERANGKA TEORI
Gambar 1. Kerangka Teori
KN3
DEFINISI
NEONATUS
PROGRAM
PELAYANAN
KIA
PERIODE
NEONATUS PERTUMBUHAN&
PERKEMBANGAN
Pelayanan antenatal
Pertolonga
persalinan
Pelayanan
kesehatan
neonatal
Deteksi
dini resti
PELAYANAN
KESEHATAN
NEONATUS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK DASAR
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
23/71
B. KERANGKA KONSEP
Gambar2. Kerangka Konsep
RENDAHNYA
CAKUPAN
KN3
Factor man : pengetahuan bidan, kader.Factor proses : perencanaan prog
pelaksanaan dan pengawasan yang kura
OUTCOMEOUTPUT
INPUT
Man
Money
Matherial
Methode
Machine
PROCESS
P1
P2
P3
Lingkungan: fisik,
kependudukan, sosial,
budaya, ekonomi, kebijakan
Factor lingkungan :
Pengetahuan ibu yang
kurang akan pentingnya
KN3
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
24/71
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat
dari melakukan wawancara kepada ibu yang memiliki bayi bermur 1 tahun, kader desa
Ngadiharjo terutama dusun Saji, kepada bidan desa Ngadiharjo, serta bidan coordinator KIA.
Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas
Borobudur dan laporan bulanan bagian KIA Puskesmas Borobudur. Data yang didapat diolah
secara deskriptif dengan siklus pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Urutan dalam siklus pemecahan
Gambar 3. Problem Solving Cycle
1.Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Penentuan Penyebab
Masalah
4. Memilih Penyebab yang
Paling Mungkin
5. Menentukan alternatif
pemecahan masalah
6. Penetapan pemecahan
masalah terpilih
7. Penyusunan Rencana
Penerapan
8. Monitoring danevaluasi
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
25/71
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
26/71
a. Identifikasi/Inventerisasi Masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingi dicapai, menetapkan
indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan
yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir
membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang
diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.
b. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya melakukan
penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode Hanlon.
c. Penentuan penyebab masalah
Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan faktor-
faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisa penyebab masalah antara lain
fishbone analysis system, analisis sistem, pendekatan H.L.Blum, analisis epidemiologi,
dan pohon masalah. Dalam hal ini, digunakan metodefishbone analysis.
d. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan cara :
Penetapan tujuan dan sasaran
Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung
oleh data atau konfirmasi.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
27/71
e. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah
diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.
f. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan
terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk
menentukan/memilih pemecahan terbaik.
g. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau
Rencana Kegiatan).
h. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri,
apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
2. Batasan Judul
RENCANA PENINGKATAN PROGRAM KIA CAKUPAN
KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA (KN3) DI DESA NGADIHARJO
KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG EVALUASI
MANAJEMEN PROGRAM PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
28/71
a. Evaluasi
Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi
dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang
ditemukan.
b. Cakupan
Suatu total hasil kegiatan yang dilakukan perbulan yang kemudian dibandingkan
dengan sasaran yang telah ditetapkan
c. Kunjungan
Adalah kegiatan mengunjungi suatu tempat dalam hal ini fasilitas kesehatan.
d. Neonatus
Adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, beralih dari ketergantungan mutlak
ibu menuju kemandirian fisiologis
e. Kn3
Adalah kunjungan neonatus yang dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah bayi
lahir.
f. Desa Ngadiharjo
Merupakan salah satu desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
g. Periode Januari-Desember 2012 adalah periode waktu yang digunakan untuk
melakukan evaluasi mengenai cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3).
3. Batasan Operasional
Batasan operasional yang dilakukan meliputi :
1. Sasaran adalah jumlah sasaran bayi dalam dua belas bulan berjalan di Desa
Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
29/71
2. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan (Kn3) di
Desa Ngadiharjo di bagi jumlah sasarn Periode Januari-Desember 2012.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:
a. Lingkup lokasi: Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
b. Lingkup waktu: Januari-Desember 2012
c. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan
d. Lingkup materi: evaluasi cakupan kunjungan neonatal (Kn3) di desa Ngadiharjo
periode Januari-Desember 2012
4. Faktor- Faktor Inklusi Ekslusi
a. Inklusi: -
a. Ibu yang memiliki bayi yang tidak mendapatkan pelayanan KN3
b. Ekslusi:
Ibu yang memiliki bayi yang mendapatkan Kn3
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
30/71
BAB VI
ANALISIS SITUASI
A. DATA UMUM DESA NGADIHARJO
1. Keadaan Geografi dan Lingkungan
a. Batas-batas wilayah Desa Ngadiharjo adalah:
Utara : Desa Kembang Limus
Selatan : Desa Giripurno
Timur : Desa Karangrejo
Barat : Desa Paripurno
b. Luas Wilayah
Luas seluruh wilayah Desa Ngadiharjo adalah seluas 590,1 hektar
c. Pembagian Wilayah
Wilayah desa Ngadiharjo terdiri dari 12 dusun yaitu :
- Dusun Genjalan
- Dusun Gleder
- Dusun Tawangsari
- Karangtengah Utara
- Karangtengah Selatan
- Ngabeyan
- Tanjung
- Sidengan Trukan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
31/71
- Sidengan Nggarjo
- Saji
- Kedok
- Karang Kalangan
d. Transportasi
A. Jumlah dusun yang bisa dicapai dengan roda empat :
1. Pada musim hujan : 11 dusun
2. Pada musim kemarau : 12 dusun
B. Jumlah dusun yang bias dicapai dengan roda dua :
1. Pada musim hujan : 11 dusun
2. Pada musim kemarau : 12 dusun
e. Komunikasi
Sarana komunikasi berupa telepon, radio, surat kabar
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk : 4.844 jiwa
Jumlah lakilaki : 2.454 jiwa
Jumlah perempuan : 2.390 jiwa
Jumlah KK : 1.747 KK
Kepadatan penduduk : jumlah penduduk / luas wilayah dalam km2 4.844/590,1 = 8,2
jiwa/km2
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
32/71
3. Keadaan Sosial Budaya
a. Agama
Table 2. Komposisi pemeluk agama di Desa Ngadiharjo(9)
Agama Jumlah Persentase
Islam 4.843 99%
Kristen 0 0
Katolik 1 1%
Hindu 0 0
Buddha 0 0
Total 4.844 100%
Sarana peribadatan :
1. Masjid : 13 buah
2. Musholla : 21 buah
b. Pendidikan
Table 3. Komposisi tingkat pendidikan di Desa Ngadiharjo(9)
Tingkat pendidikan Jumlah
Belum pernah sekolah 558
Tamat SD/MI 1.584
Tamat SMP 1.024
Tamat SMA 1.642
Tamat PT 36
Total 4.844
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
33/71
c. Sarana pendidikan
Table 4. Sarana pendidikan di Desa Ngadiharjo(9)
Jenis fasilitas pendidikan Jumlah
TK 3
SD/MI 3
SMP 1
d. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk Desa Ngadiharjo(9)
Table 5 Komposisi mata pencaharian penduduk
Mata Pencaharian Jumlah Persentase
Belum bekerja / lain lain 2.367 48%
Petani 2.405 49%
PNS/ABRI 14 0,28%
Pedagang 36 0,74%
Pengusaha 22 0,45%
Total 4.844 100%
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
34/71
B. HASIL SURVEY
Data Hasil Pelayanan KN3 Periode JanuariDesember 2012
Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3) Desa Ngadiharjo Periode Januari
Desember 2012
Cakupan kunjungan neonatus ketigaa (Kn3) merupakan perbandingan antara jumlah
kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup per periode Januari
Desember 2012 di Desa Ngadiharjo dikalikan 100%.
Rumus:
Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo tahun 2012 (berdasarkan angka
riil jumlah bayi tahun 2012 Desa Ngadiharjo yaitu = 84 bayi
Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo pada bulan berjalan (Januari
Desember 2012) yaitu: 12/12 x 84 bayi = 84 bayi (target jumlah bayi lahir hidup
selama 12 bulan berjalan)
Jumlah bayi yang telah mendapat Kn3 di Desa Ngadiharjo Periode Januari
Desember 2012 = 76 bayi
Peresentasi cakupan Kn3 bulan berjalan sebesar = 76/84 x 100% = 90.4%
Target cakupan Kn3 selama 1 tahun (Target DINKES kab. Magelang) = 95%
Besar pencapaian bulan berjalan = 90,4% / 95% x 100% = 95,2%
Kn3 = Jumlah neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjungan neonatus pada
masa 8-28 hari setelah lahir sesuai standar di desa Ngadiharjo pada periode
Januari Desember 2012
x 100 %
Seluruh sasaran bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo pada periode Januari
Februari 2012
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
35/71
Jadi, Persentasi cakupan Kn3 di Desa Ngadiharjo periode Januari Desember 2012 adalah
90.4% masih rendah dari target pencapaian DINKES Kab.Magelang.
4. Deskripsi Data Kohort Bayi Desa Ngadiharjo Dari Bulan Januari Desember
2012
Tabel 6. Hasil Kegiatan Kn3 bulan JanuariDesember 2012
No. Nama dusun Jumlah bayi lahir
hidup
Hasil kegiatan
KN3
Persentase
1 Genjalan 3 2 66,6%
2 Bleder 10 9 90%
3 Tawangsari 3 3 100%
4 Karangtengah (Utara
dan Selatan)
15 14 93,3%
5 Ngabeyan 1 1 100%
6 Tanjung 3 1 33,3%
7 Sidengan Trukan 3 3 100%
8 Sidengan Nggarjo 12 11 91,6%
9 Saji 16 15 93,75%
10 Kedok 11 11 100%
11 Karang Kalangan 7 6 85%
Total 84 76 90,47%
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
36/71
Table 7. Jumlah lepas KN3 per dusun di Desa Ngadiharjo
No. Nama dusun Lepas KN3 Penjelasan
1 Genjalan 1 KN3 masuk
tahun 2013
2 Bleder 1 Pindah domisili
3 Tawangsari 0 Nihil
4 Karangtengah (Utara
dan Selatan)
1 Pindah domisili
5 Ngabeyan 0 Nihil
6 Tanjung 2 KN3 masuk
tahun 2013
7 Sidengan Trukan 0 Nihil
8 Sidengan Nggarjo 1 KN3 masuk
tahun 2013
9 Saji 1 Tidak mau
melakukan KN3
10 Kedok 0 Nihil
11 Karang Kalangan 1 Pindah domisili
Total 8
5. Deskripsi Hasil Kuesioner
A. Hasil Kuesioner dan Wawancara Ibu Bayi
Kuesioner diberikan kepada responden yang telah mengalami persalinan anak
hidup dan tidak mendapatkan kunjungan neonatus ketiga pada periode Januari
Desember 2012 serta masih menetap di Desa Ngadiharjo. Sumber data responden
didapatkan dari kohort bayi 2012 dan buku register persalinan bidan desa.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
37/71
a. Ibu yang memiliki bayi yang tidak mendapatkan KN3 periode Januari Desember
2012
Ya Tidak Jumlah Responden
1 0 1
100% 0% 100%
Tabel 8. Ibu yang memiliki bayi tidak mendapatkan KN3
Berdasarkan tabel, responden memiliki bayi yang tidak mendapatkan pelayanan KN3
b. Ibu yang bersalin pada tenaga kesehatan
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
1 0 1 2
100% 0% 100%
Tabel 9. Ibu bersalin pada tenaga kesehatan
Berdasarkan tabel, responden bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan,
c. Ibu menginap (mondok) di rumah praktek bidan / fasilitas kesehatan
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
1 0 1 1
100% 100%
Tabel 10. Ibu menginap (mondok)di rumah praktek bidan / fasilitas kesehatan
Berdasarkan tabel, didapatkan responden yang meningap di tempat praktek kesehatan
setelah melahirkan.
d. Apakah ada pengaruh keluarga untuk memilih bidan desa tempat untuk melahirkan
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
1 0 1 1
100% 0% 100%
Tabel 11. Ada pengaruh keluarga untuk tidak melahirkan di bidan setempat
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
38/71
Berdasarkan tabel, responden menjawab adanya pengaruh keluarga untuk
memilih tempat melahirkan bisa tidak di bidan desa ditempat ibu tinggal maupun di
bidan desa lain.
e. Apakah bayi Ibu mengalami sakit setelah pulang dari rumah praktek bidan/ fasilitas
kesehatan
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
0 1 1 2
0% 100% 100%
Tabel 12. Bayi yang mengalami sakit setelah pulang bersalin
f. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang
diajarkan oleh tenaga kesehatan
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
0 1 1 0
0% 100% 100%Tabel 13. Ibu selalu merawat bayi sesuai yang diajarkan oleh tenaga kesehatan
Berdasarkan tabel responden tidak melakukan perawatan bayi sesuai yang
dicontohkan oleh tenaga kesehatan.
g. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi umur 8-28 hari sebanyak 1 kali
Ya Tidak Jumlah Responden Total point
0 1 1 0
0% 100% 100%
Tabel 14. Ibu menganggap penting memeriksakan bayi 8-28 hari sebanyak 1 kali
Berdasarkan tabel, responden menganggap penting pemeriksaan bayi 8-28 hari
sebanyak 1 kali.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
39/71
Berdasarkan wawancara terhadap 1 responden didapatkan tingkat kepatuhan
responden dalam melakukan kunjungan neonatus pertama cukup baik dengan jumlah
point 6 dari 10 point sempurna (Notoatmodjo).
B. Hasil Kuesioner dan Wawancara Kader
Dilakukan survei terhadap kader di Dusun Saji, Desa Ngadiharjo. Total kader
posyandu sebanyak 2 orang.
No. Karakteristik Kader Jumlah
1. Usia
a. 35 tahun
a. 0b. 1c. 1
2. Pendidikan
a. SMPb. SMA/SMK
a. 1b. 1
3. Bekerja/tidak bekerja
a. Bekerjab. Tidak bekerja
a. 2b. 0
Tabel 15 . Karakteristik Kader Responden
Survei terhadap kader bertujuan untuk melihat peran serta kader dalam
mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk memeriksakan anaknya minimal 1 kali di usia
satu bulan pertama dan segera periksa bila bayinya mengalami keluhan kesehatan. Berikut
dibawah rincian hasil kuesioner dan hasil wawancara dengan kader.
No. Pertanyaan Ya Tidak Point
1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud
dengan pelayanan kesehatan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3)?
1
50%
1
50%
2
2. Apakah anda tahu tujuan dilakukannya
kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?
0
0%
2
100%
0
3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus
mendapatkan kunjungan neonatus ketiga
(Kn3)?
0
0%
2
100%
0
4. Apakah anda tahu apa yang dilakukan
saat kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?
1
50%
1
50%
2
5. Apakah anda selalu mengingatkan
kepada warga untuk melakukan
kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?
2
100%
0
0%
2
Tabel 16. Kuesioner dan jawaban kader posyandu
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
40/71
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara terhadap 2 kader Posyandu, didapatkan
gambaran tentang peran serta kader dalam menyukseskan pelayanan kunjungan neonatus
ketiga (Kn3). Dari 5 pertanyaan kuesioner yang diajukan, tampak pengetahuan kader
terhadap pentingnya pelayanan kesehatan KN3, tujuan pelayanan kn3, sasaran dan
pentingnya pemeriksaan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) masih kurang baik dengan total
point 6 dari 10 (Notoatmodjo)
C. Hasil Kuesioner dan Wawancara Bidan Desa
Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan desa Ngadiharjo (Bidan Ika Alvi)
tentang pelayanan kesehatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) yang telah dilakukan selama
bulan Januari-Desember 2012. Survei ini dilakukan untuk melihat kinerja lapangan dan
hambatan yang di alami Bidan desa selama bulan JanuariDesember 2012.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
41/71
Tabel 17. Hasil kuesioner dan wawancara Bidan desa
No
.
Input Pertanyaan Jawaban
1. Man a. Siapa saja yang memberikan
pelayanan kesehatan padaneonatus (8-28 hari)
b. Apakah Ibu tahu pentingnyapelayanan kesehatan Kn3
kepada neonatus (8-28 hari),
tolong sebutkan tujuannya?
c. Bentuk pelayanan kesehatanapa saja yang dapat
diberikan kepada neonatus
8-28 hari, tolong sebutkan?
d. Apakah Ibu selalumemberikan pelayanan
kesehatan tersebut?
e. Apakah Ibu selalumenjelaskan pelayanan
pentingnya pelayanan
kesehatan neonatus 8-28 hari
kepada ibu bayi tersebut?
f. Apakah Ibu mengalami
kesulitan dalam meberikanpelayanan kesehatan
Bidan desa, Perawat, Dokter
Iya.
- Untuk deteksi dinibahaya neonatus
- Untuk mengetahuikelainan neonatus 8-
28 hari
- Untuk mengetahuiperkembangan
kesehatan pada bayi 8-
28 hari
- Untuk memberikanimunisasi BCG, Polio1
- Pemeriksaan KU bayi,nafas, warna kulit,
tonus otot, refleks
hisap
- Pemberian imunisasiBCG, polio 1, Vit K- Pencegahan infeksi
mata
- Pemantauan BAK danBAB
Ya
Ya
Iya, jika Ibu tidak kooperatif
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
42/71
neonatus 8-28 hari, jika iya
sebutkan ?
g. Apakah Ibu ikut melibatkan
kader dalam mengingatkanwarga yang memilki bayi
untuk melakukan Kn3?
Bentuknya seperti apa?
Iya. Diberikan penyuluhan
setiap diadakan posyandu setiapsatu bulan sekali
No
.
Input Pertanyaan Jawaban
2. Money a. Apakah dalam memberikanpelayanan kesehatan
neonatus 8-28 hari
membutuhkan biaya?
Tolong sebutkan jenis
pelayanannya besertabiayanya masing-masing
b. Sumber dana untuk biayapelayanan kesehatan
neonatus 8-28 hari berasal
dari mana?
c. Apakah dana yang ada telahcukup memadai untuk
kebutuhan pelayanan
kesehatan kunjungan
neonatus 6-28 hari?
d. Apakah untuk mendapatidana tersebut mengalami
hambatan?
Jika iya sebutkan apa saja?
Iya, biaya transportasi, jasa dan
obat-obatan
Kalau pada pasien umum dana
di tanggung sendiri namun saya
tidak tega meminta, sedangkan
pada pasien jamkesmas masuk
ke pembiayaan jaminan
kesehatan
Cukup
Iya, lebih dikarenakan masalah
birokrasi. Dana lama turunnya.
3. Machine a. Apakah untuk memberikan
pelayanan kesehatanneonatus 8-28 hari
memerlukan peralatan?
Sebutkan apa saja?
b. Apakah perlatan untukpelayan kesehatan neonatus
yang ada sudah cukup
memadai?
c. Apakah peralatan yang adatersebut masih layak pakai?
Ya. Meteran bayi, timbangan,
thermometer, senter,stetoschop, lampu, spuit, vit K,
vaksin polio 1, obat BCG
Iya
Masih layak
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
43/71
d. Apakah ada rencanapenggantian peralatan
pelayanan kesehatan
neonatus 8-28 hari ? jika ya,
alasannya apa?
Belum ada
No
.
Input Pertanyaan Jawaban
4. Material a. Apa sajakah perlengkapanyang dibutuhkan untuk
berlangsungnya pelayanan
kesehatan neonatus ketiga
(Kn3)?
b. Sejauh ini apakahperlengkapan yang ada
sudah memadai?
Meteran bayi, timbangan,
thermometer, senter,
stetoschop, lampu, salep
gentamycin, spuit, vit K, vaksin
polio 1, obat BCG
Sudah
5. Method a. Metode apa yang digunakandalam pelayanan kesehatan
Kn3?
- Kunjungan rumah danpemeriksaan fisik bayi
dasar
- Posyandu
6. Perencanaan(P1)
a. Apakah ibu melakukanpenjadwalan waktu
kunjungan KN3 yang akan
dilakukan?
b. Berdasarkan apa ibumelakukan pedjadwalanwaktu Kn3?
Ya
Tanggal lahir bayi dan tanggalkn1 dan kn2
7. Pelaksanaan
(P2)
a. Untuk kegiatan yang sudahdirencanakan apakah sudah
semuanya terlaksana?
b. Dalam melakukan Kn3apakah Ibu yang mendatangi
pasien atau pasien yang
mendatangi fasilitas
kesehatan?
Sudah
Kadang mendatangi rumah
bidan tetapi lebih sering saya
yang mendatangi rumah pasien
8. Pengawasan
pengendalian,
dan penilaian
a. Apakah serelah melakukanKn3 Ibu selalu melakukan
pencatatan sesuai tanggal?
b. Kapan pelaporan hasil Kn3tiap bulan dilaporkan?
Saya sering lupa
Pada akhir bulan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
44/71
No
.
Input Pertanyaan Jawaban
9. Lingkungan a. Menurut Ibu tingkatpengetahuan dan kesadaran
warga yang memiliki bayi
akan pentingnya Kn3 di desaNgadiharjo ini bagaimana?
b. Adakah rumah Ibu bayi yangcukup jauh dijangkau oleh
akses kesehatan Kn3?
Kurang
Tidak ada
Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara, Bidan Desa Ngadiharjo hampir
dapat melakukan pelayanan kesehatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan baik. Dalam
melakukannya bidan desa lebih sering melakukan kunjungan ke rumah, terkecuali bila ada
bayi yang lebih komplit maka akan di bawa ke Puskesmas atau di rujuk bila perlu.
Ada juga ibu bayi warga Desa Ngadiharjo yang bersalin pada bidan desa lain dan
melakukan Kn1 hingga Kn3 pada bidan desa tersebut tetapi pencatatan tetap di lihat oleh
Bidan desa Ngadiharjo kecuali Ibu bayi yang bersalin di Rumah Sakit maka kunjungan Kn1-
Kn3 dilakukan oleh pihak Rumah Sakit.
Bidan desa selalu mengingatkan Ibu bayi agar selalu melakukan kunjungan neonatus
berikutnya untuk memeriksakan kesehatan bayinya walaupun tidak dalam keadaan sakit
sekalipun.
Pada kunjungan neonatus ketiga di Desa Ngadiharjo bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan adalah observasi dan pengamatan, pemeriksaan fisik bayi meliputi penimbangan,
pengukuran panjang badan, pengukuran suhu tubuh, perhitungan frekuensi napas dan denyut
jantung, ada atau tidaknya diare, ikterus, masalah pemberian ASI, status imunisasi,
pemeriksaan kelainan lain yang mungkin terjadi pada bayi, pemeriksaan kesehatan ibu dan
tindakan perawatan bayi.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
45/71
Pencatatan hasil kegiatan Kn3 di Desa Ngadiharjo menurut bidan desa sudah sesuai
dengan jumlah ibu hamil.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
46/71
BAB VII
PEMBAHASAN
A. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
1. Indikator Program Puskesmas yang Bermasalah
Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan
evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan atau menggambarkan keadaan dan
dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.
Dalam pelaksanaan kegiatan program Puskesmas Borobudur, beberapa cakupan
kegiatan yang sudah mencapai target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Salah
satunya adalah kunjungan neonatus ketiga (Kn3). Namun, ditingkat desa cakupan ini
kurang dari target yang ditentukan, hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari
penyebab dan upaya penyelesaiannya. Pada Desa Ngadiharjo, ditemukan masalah yaitu
didapatkan pada laporan cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) yang lebih rendah
dari target. Hal tersebut menjadi suatu masalah karena cakupan Kn3 di Desa Ngadiharjo,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang masih rendah yaitu 4.53% dari target
Dinkes Kabupaten Magelang sebesar 95 %.
2.Analisis Masalah
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk
mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah. Dari
pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan
munculnya permasalahan di Desa Ngadiharjo.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
47/71
3.Kemungkinan Penyebab Masalah
Tabel 18. Pengelompokkan Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input,
Proses, dan Lingkungan
No
.
Input Kelebihan Kekurangan
1. Man Di Desa Ngadiharjo sudah memilikisatu orang bidan desa.
Jumlah kader 30
Terdapat dokter umum dan dokterspesialis kebidanan di puskesmas
Terdapat staf promkes
Pengetahuan kader posyanduakan Kn3 masih kurang
2. Money Terdapat dana jampersal
3. Methode Sudah dilakukan kegiatan Kn3 danpenyuluhan kepada kader
-
4. Machine Telah tersedia:- Buku KIA- Buku kohort bayi- Timbangan, meteran
ukur
- Alat pemeriksaankesehatan
Tidak adanya brosur,pamflet dan poster
sebagai sarana edukasi
mengenai pentingnya
Kn3
5. Material Terdapatnya 1 PKD, posyandu -
6. P1
Perencanaan
Dilakukan perencanaan dan
penjadwalan waktu kunjungan neonatus
ketiga (Kn3) sesuai tanggal lahir bayi
dan tanggal Kn1 dan Kn2
-
7. P2
Pelaksanaan Telah dilakukan kunjungan neonatus
ketiga (Kn3)
Bidan desa mengunjungi rumah ibubayi sesuai jadwal kunjungan Kn3
Tidak semua ibu hamil didesa Ngadiharjo yang
melahirkan di Bidan Desa
setempat dan tidak
melakukan pelaporan Ibu hamil melahirkan di
bidan namun menolak
mendapatkan Kn3
8. P3
Pengawasan,
Pengendalian
, dan
Penilaian
Adanya sistem pelaporan danpencatatan dari Bidan desa ke
pihak Puskesmas mengenai Kn3
Adanya SPM tahunan
Bidan sering lupamenuliskan pencatatan
sesuai tanggal
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
48/71
No Input Kelebihan Kekurangan
9. Lingkungan Terjangkau fasilitas kesehatandari rumah ibu bayi
Adanya pengaruhanggota keluarga lain
untuk melahirkan di
tempat lain selain ditempat praktek bidan
desa
Orang tua bekerjaberpindah tempat
Pengetahuan Ibu tentangpentingnya pemeriksaan
bayi berumur 8-28 hari
post partus kurang
Berdasarkan analisis melalui pendekatan sistem tersebut di atas dapat di tarik
beberapa masalah dalam evaluasi dan peningkatan rencana program pelayanan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3) di Puskesmas Borobudur:
1. Pengetahuan kader posyandu akan Kn3 masih kurang.
2. Tidak ada dana khusus dari puskesmas.
3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai
pentingnya Kn3.
4. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa
setempat dan tidak melakukan pelaporan.
5. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang
orang tua
6. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.
7. Adanya pengaruh anggota keluarga lain untuk melahirkan di tempat lain selain di
tempat praktek bidan desa.
8. Orang tua bekerja berpindah tempat
9. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post
partus kurang.
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
49/71
49
Gambar 4. Diagram FishbonePROSES
Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai
tanggal
Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo
yang melahirkan di Bidan Desa setempat
dan tidak melakukan pelaporan
Ibu hamil melahirkan di bidan namun
menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang
orang tua
- Pengetahuan kader posyandu akan
Kn3 masih kurang
Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana
edukasi mengenai pentingnya Kn3
-
INPUT
MACHINE
MONEY
MAN
METHODE
MATERIAL
P3
P1
P2
LINGKUNGAN - Tidak ada dana khusus dari puskesmas
Adanya pengaruh anggota keluarga lain untuk
melahirkan di tempat lain selain di tempat praktek
bidan desa
Orang tua bekerja berpindah tempat
MASALAH
Cakupan kunjungan
neonatus ketiga
Desa Ngadiharjo
sebesar 90.4%,
kurang dari target
pencapaian yakni
100%.
-
-
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
50/71
50
Penyebab Masalah Yang Mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin didapatkan setelah mengkonfirrmasi hasil
analisa kemungkinan masalah yang telah penulis buat, kepada bidan desa Ngadiharjo dan
koordinator KIA Puskesmas Borobudur, kemungkinan penyebab masalah di atas adalah:
1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya
Kn3
2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa setempat dan
tidak melakukan pelaporan.
3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang orang
tua
4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.
5. Orang tua bekerja berpindah tempat
6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus
kurang
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
51/71
51
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Analisis alternatif pemecahan masalah
Tabel 19 . Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah
1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai
sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3
Pembuatan media informasi tentang
pentingnya Kn3 sebagai sarana
edukasi.
2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang
melahirkan di Bidan Desa setempat dan tidak
melakukan pelaporan.
Komunikasi yang baik antara ibu
dan bidan desa untuk
memberitahukan bahwa telah
dilakukan Kn1 - Kn3
3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak
mendapatkan Kn3 karena dilarang orang tua
1. Pembuatan media informasi
tentang pentingnya Kn3
sebagai sarana edukasi
2. Penyuluhan yang baik ke Ibu
tentang pentingnya Kn3ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai
tanggal
Komunikasi yang baik antara ibu
dan bidan desa untuk
memberitahukan bahwa telah
dilakukan Kn1 - Kn3
5. Orang tua bekerja berpindah tempat Penyuluhan yang baik ke Ibu
tentang pentingnya Kn3 ketika
sedang melakukan pemeriksaan
ANC ke bidan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
52/71
52
No. Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah
6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya
pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus
kurang
1. Pembuatan media informasi
tentang pentingnya Kn3
sebagai sarana edukasi
2. Penyuluhan yang baik ke Ibu
tentang pentingnya Kn3
ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
53/71
53
Penggabungan Pemecahan Masalah
Gambar 5. Penggabungan pemecahan masalah
Rekapitulasi alternatif pemecahan masalah
Dari hasil penggabungan alternatif pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan
masalah sebagai berikut:
Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi.
Penyebab masalah alternatif
Tidak adanya brosur, pamflet dan
poster sebagai sarana edukasi
mengenai pentingnya Kn3
Tidak semua ibu hamil di desa
Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan
Desa setempat dan tidak melakukan
pelaporan
Ibu hamil melahirkan di bidan namun
menolak mendapatkan Kn3 karena
dilarang orang tua
Bidan sering lupa menuliskan
pencatatan sesuai tanggal
Orang tua bekerja berpindah tempat
Pengetahuan Ibu tentang pentingnya
pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari
post partus kurang
Pembuatan media informasi tentang
pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi
Komunikasi yang baik antara ibu dan
bidan desa untuk memberitahukan
bahwa telah dilakukan Kn1 - Kn3
Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang
pentingnya Kn3 ketika sedang
melakukan pemeriksaan ANC ke bidan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
54/71
54
M x I x V
C
Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah
dilakukan Kn1 - Kn3
Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
dapat dilakukan dengan menggunakan metode Matriks dengan rumus:
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut:
1. Efektifitas program
Pedoman untuk mengukur efektifitas program:
Magnitude (m)
Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau banyak
penyebab masalah dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.
Importancy (i)
Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian dalam
mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.
Vunerability (v)
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
55/71
55
Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akan semakin
efektif.
Skor untuk(magnitude, importancy dan vunerability):
1. Sangat kurang efektif
2. Kurang efektif
3. Cukup efektif
4. Efektif
5. Sangat efektif
2. Efisiensi program
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (C) diberi
nilai 1-5, bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.
Skor untuk(cost):
1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.
2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar
3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar
4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar
5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar
Berikut proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks:
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
56/71
56
Tabel 20. Kriteria Matriks
PenyelesaianMasalah
Nilai Kriteria Hasil Akhir UrutanM I V C (MxIxV)/C
Pembuatan media
informasi tentangpentingnya Kn3
sebagai sarana
edukasi
3 3 4 4 9 III
Komunikasi yang
baik antara ibu danbidan desa untuk
memberitahukan
bahwa telahdilakukan Kn1 - Kn3
2 3 3 1 18 II
Penyuluhan yangbaik ke Ibu tentang
pentingnya Kn3
ketika sedang
melakukanpemeriksaan ANC ke
bidan
3 4 4 2 24 I
Dari hasil perhitungan di atas didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut:
1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
2. Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah
dilakukan Kn1 - Kn3
3. Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
57/71
57
Rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih
Pemecahan masalah yang sudah diprioritaskan, selanjutnya akan digunakan sebagai
rangkaian kegiatan. Sesuai prioritasnya penulis memberikan saran untuk tertibnya pencatatan
data dengan berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat.
Selain itu penulis juga akan membuat rangkaian acara untuk pemecahan berupa
penyuluhan terhadap kader dan ibu bayi tentang pentingnya kunjungan neonatus ketiga (Kn3).
Tabel 21. Rencana Kegiatan Dari Pemecahan Masalah Yang Terpilih
No. Pemecahan Masalah Terpilih Rencana kegiatan
1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang
pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
Melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya kunjungan neonatus ketika
kelas ibu hamil maupun saat pemeriksaanK1-K4
2. Komunikasi yang baik antara ibu danbidan desa untuk memberitahukan bahwa
telah dilakukan Kn1 - Kn3
Membangun kerjasama yang baik antaraIbu dengan bidan setempat
3. Pembuatan media informasi tentangpentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi
Pembuatan media informasi mengenaiKN3
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
58/71
58
Tabel 22. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Desa
Ngadiharjo Periode JanuariDesember 2012
2. Membangun
kerjasama yang
baik antara Ibu
dengan bidan
setempat
Agar semua
kunjungan
neonatus
ketiga dapat
terdata dengan
baik
Ibu hamil
dan Bidan
desa
Saat ANC - PKD dan
rumah bidan
desa
Bidan Desa Diskusi
dan tanya
jawab
Ibu menegerti
dan memaham
tentang
kunjungan
neonates dan
tercatat denga
lengkap
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok uku
1. Melakukan
penyuluhan
mengenai
pentingnya
kunjungan
neonatus ketika
kelas ibu hamil
maupun saat
pemeriksaan K1-
K4
Agar ibu
mengerti
tentang
pentingnya
kunjungan
neonates ketiga
Ibu hamil Saat kelas
ibu hamil
dan
pemeriksan
K1K4
Operasional
Puskesmas
Disesuaikan Bidan desa Diskusi
dan tanya
jawab
Semua d
lengkap
kegiatan b
Kn3
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
59/71
59
3. Pembuatan media
informasi
mengenai KN3
Untuk
menyokong
penyuluhan
mengenai
KN3 dan
sarana edukasi
Ibu hamil Awal bulan
april
Operasional
Puskesmas
Percetakan Promkes Gambar
dengan
penjelasan
Didapatkan
media saa
penyuluhan.
Tabel 23. GANN CHART EVALUASI DAN RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA
(Kn3)
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
60/71
60
No
.Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Ag
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1.
Melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya kunjungan neonatus ketika
kelas ibu hamil maupun saat pemeriksaan
K1-K4
2. Membangun kerjasama yang baik antara
Ibu dengan bidan setempat
3.Pembuatan media informasi mengenai
KN3
No Kegiatan September Oktober November Desember
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
61/71
61
. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya kunjungan neonatus ketikakelas ibu hamil maupun saat pemeriksaan
K1-K4
2. Membangun kerjasama yang baik antaraIbu dengan bidan setempat
3. Memberikan edukasi kepada Ibu melaluiselebaran, pamflet, poster, dll
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
62/71
BAB VIII
PENUTUP
VIII. 1. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase pencapaian cakupan kunjungan
neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang
periode JanuariDesember 2012 lebih rendah dari target DinKes Kabupaten Magelang 2011
yaitu hanya sebesar 90,47 %.
Penyebab rendahnya pencapaian cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa
Ngadiharjo periode Januari Desember 2012 dari hasil wawancara dan konfirmasi kepada
Bidan Desa Ngadiharjo adalah:
1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya
Kn3
2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa setempat
dan tidak melakukan pelaporan.
3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang
orang tua
4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.
5. Orang tua bekerja berpindah tempat
6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus
kurang
Alternatif Pemecahan Masalah yang diusulkan adalah:
1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
63/71
2. Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah
dilakukan Kn1 - Kn3
3. Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi
VIII. 2. SARAN
Dalam rangka peningkatan cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) maka dapat
dilakukan hal-hal berikut:
1. Kepada Kepala Puskesmas agar senantiasa melakukan evaluasi kegiatan setiap
program puskesmas.
2. Kepada Bidan Koordinator Program KIA agar memaksimalkan kinerja Bidan Desa
dan membangun koordinasi yang baik dengan lintas sektor, khususnya kader aktif
dalam rangka peningkatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3).
3. Kepada Bidan desa agar membuat jadwal efektif pembinaan kader serta penyuluhan
kepada ibu-ibu bayi serta memaksimalkan perannya sebagai Bidan desa.
4. Memperluas relasi antara bidan desa dengan praktek swasta/fasilitas kesehatan di luar
puskesmas agar deteksi kesehatan bayi yang berada di wilayah kerjanya tetap
terpantau dengan baik
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
64/71
64
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. Angka Kematian Bayi. Acsessed on March 20rd
, 2013. Available at
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/
2. Millenium Development Goals. WHO.2011. [cited on March 2013]. Available from:
www.whi.int/topics/millenium_development_goals/en acsessed on March 21st, 2013
3. Anonymous. Kunjungan Neonatus.. Available at
http://www.puskel.com/indikator_programkia/. Acsessed at March 24th
, 2013
4. Trihono. Manajemen Puskesmas. Jakarta : Sagung Seto. 2005
5. Departemen KesehatanRI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen
Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency). 2009.
6. Anonymous. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus Dasar. Available
athttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yank
es_BBL_Perlindungan_Anak.pdf. acsessed on March 25th
, 2013
7. Pritasari Kirana, MQIH, dr. Program Bina Kesehatan Anak. Jakarta. 2011.
8. Gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal ketiga
(Kn3) di wilayah kerja Puskesmas. Available at http://www.askep-
askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.html. Acsessed on March
22nd
, 2013
9. Data Statistik Kependudukan Desa Ngadiharjo, 2012.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/http://www.whi.int/topics/millenium_development_goals/enhttp://www.puskel.com/indikator_programkia/http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.puskel.com/indikator_programkia/http://www.whi.int/topics/millenium_development_goals/enhttp://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
65/71
65
LAMPIRAN
KUESIONER KN3
LEMBAR KUESIONER
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
IBU BAYI
Nama responden :
Usia :
Alamat :
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Sarjana
Pekerjaan :
Pertanyaan:
1. Apakah ibu memiliki bayi usia 828 hari yang tidak melakukan KN3?
a. Ya
b. b. Tidak
2. Oleh siapa ibu di tolong saat melahirkan?
a. Tenaga kesehatan (bidan, dokter)
b. b. Dukun
3. Apakah ibu telah memeriksakan bayi ibu minimal sebanyak 1 kali ke tenaga kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu selalu mengikuti saran dari tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang
diajarkan oleh tenaga kesehatan?
a. Ya
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
66/71
66
b. Tidak
5. Menurut ibu pentingkah memeriksakan bayi baru lahir ke tenaga kesehatan?
a. Penting
b. Tidak penting
6. Pentingkah bayi diperiksa lagi pada umur 828 hari?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah ada pengaruh keluarga untuk memilih bidan desa tempat untuk melahirkan
a. Ya
b. Tidak
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
67/71
67
LEMBAR KUESIONER
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
KADER
Nama responden :
Usia :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pertanyaan:
1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kunjungan
neonatus?
2. Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 3 (KN3)?
3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan kunjungan neonatus 3 (KN3)?
4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan neonatus 3 (KN3)?
5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan kunjungan
neonatus 3 (KN3)?
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
68/71
68
KUESIONER BIDAN
KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)
1. Man
Pertanyaan:
a. Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus 828 hari ?
b. Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN3 pada neonatus, apa tujuannya?
c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada neonatus 8 28
hari?
d. Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?
e. Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan kesehatan neonatus 8
28 hari kepada ibu bayi tersebut?
f. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus
tersebut? Jika iya, sebutkan?
g. Apakah ibu melibatkan Kader dalam mengingatkan warga yang memiliki bayi untuk
melakukan KN3? Bentuknya seperti apa?
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
69/71
69
2. Money
Pertanyaan:
a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 828 hari membutuhkanbiaya? Tolong sebutkan rinciannya seperti apa?
b. Sumber daya untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus berasal dari mana?
c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan pelayanan kesehatan
neonatus?
d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya apa saja/
3. Machine
Pertanyaan:
a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus memerlukan peralatan?
Apa saja?
b. Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus yang ada sudah cukup
memadai?
c. Apakah peralatan yang ada masi layak pakai?
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
70/71
70
d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan neonatus dasar/ jika
iya, apa alasannya?
4. Material
Pertanyaan:
a. Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan
neonatus dasar KN3?
b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?
5. Method
Pertanyaan:
a. Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan neonatus KN3?
6. Perencanaan (P1)
Pertanyaan:
a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan dilakukan?
b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu tersebut?
7. Pelaksanaan (P2)
Pertanyaan:
a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana semua?
7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3
71/71
b. Dalam melakukan KN3 apakah ibu yang mendatangi pasien atau pasien yang datang
ke tempat praktek ibu?Lebih banyak mana?
8. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
Pertanyaan:
a. Apakah setelah melakukan KN3 ibu selalu melakukan pencatatan sesuai tanggal?
b. Kapan pelaporan hasil KN3 tiap bulan dilakukan?
9. Lingkungan
Pertanyaan:
Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki bayi akan
pentingnya KN3 di desa ibu bagaimana?
Recommended