IMPLEMENTASI METODE SOSIODRAMA DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI MI
BAITUL MUTTAQIN KOTA BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Meyti Minhati
NIM: 1812011000030
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
i
ABSTRAK
Meyti Minhati (1812011000030). Implementasi Metode Sosiodrama Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan metode sosiodrama dalam
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas VI MI Baitul Muttaqin
Bekasi, dan dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam kelas.Metode ini dilakukan dengan tiga
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut
merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai
praktik dari keterampilan berbicara melalui Reciparocal Teaching.
Hasil Penelitia menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dilihat
pada hasil tes yang diberikan oleh peneliti.Nilai KKM yang harus dicapai siswa
sebesar 70.Dengan demikian, penggunaan metode Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada mata pelajaran
SKI.Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus/pertemuan yang telah
dilakukan. Pada pra siklus niai rata-rata 60,31 ketuntasan klasikal 25%, pada
siklus I siswa yang mencapai nilai KKM 4 siswa. Siklus I nilai rata-rata siswa
63,6 ketuntasan klasikalnya 50%, pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM
8 siswa. Siklus II nilai rata-rata siswa 70,6 ketuntasan klasikal 75%, pada siklus
II siswa yang mencapai nilai KKM 12 siswa.
ii
ABSRTACT
Meyti minhati (1812011000030). The Method Sosiodrama in Improving the
Study Results Students on Subjects Islamic Cultural History VI the Class MI
Baitul Muttaqin Bekasi.
The purpose of this research is to see how implement method sosiodrama in
learning islamic cultural history ski in class VI MI house Muttaqin Bekasi, as to
whether method sosiodrama can improve learning outcomes students on subjects
Islamic cultural history (SKI)
Methods used in research is the methodology class action ( PTK ).PTK be
implemented as efforts of the problems that emerged in kelas.metode was completed
in three stages, including planning, implementation, and reflection.The third stage
was a cycle place in a recurring and performed with langkah-langkah equal and
focused on learning discussion as practices of skill speaking through reciparocal
teaching.
The research showed the act of class of the study results students seen in tests
given by peneliti.nilai kkm to be accomplished students at 70. whit this, usage
method of sosiodrama can improve learning outcomes students and liveliness
students on subjects ski.peningkatan it can be seen through the cycle / meeting that
has been done.On pre cycle niai rata-rata 60,31 ketuntasan klasikal 25 %, on the cycle
i students at the students kkm 4.I value cycle rata-rata students 63,6 ketuntasan
klasikalnya 50 %, on the cycle i students at value kkm 8 students.Cycles ii value rata-
rata students 70,6 ketuntasan klasikal 75 %, on the cycle ii students at value kkm 12
students.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahi Robbil ‘Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah–Nya, sehingga
penulisan skripsi ini terselesaikan. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kehadirat baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kita dari zaman jahillyah ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan .
Dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada program SI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof.Dr.Dede Rosyada.MA. RektorUniversitas Islam NegeriSyarifHidayatullah
Jakarta.
2. Prof.Dr.AhmadThib Raya.MA.DekanFakultasTarbiyahdanKeguruanUniversitas
Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.
3. Dr. Abdul Majid Khon. M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. MarhamahSaleh,Lc.MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan AgamaIslam(PAI)
Fakultas IlmuTarbiyahdanKeguruanUINSyarifHidayatullahJakarta.
5. Ahmad Irfan Mufid, MA. Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang dengan
penuh kesabaran dan kearifan telah memberikan bimbingan, arahan,
koreksidanmasukan-masukan kepada penulis demi kesempurnaannya penulisan
skripsi ini.
6. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku pengelola DMS PAI dan PGMI.
iv
7. Segenap Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayahtullah Jakarta, yang telah memberikan kontribusi keilmuan kepada
penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Umroh, S.Ag. Selaku Kepala Sekolah MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi.
9. Lilis Nurul Husna, S.Pd.I selaku guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) yang sangat banyak memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
10. Segenap dewan guru dan StafT.UMI Baitul Muttaqin Kota Bekasi yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian guna
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
11. Wondo Setiawan, suami tercinta yang telah memberikan bimbingan dan do’a
serta materilnya dan ananda Carissa Azka Nafisah, yang selalu memberikan
semangat untuk membantu proses penulisan skripsi ini serta memberikan
motivasi yang besar untuk penulis.
12. Orang tua tercinta, Ibu Lala Latifah dan Bapak Syah bandar yang telah mengasuh
penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan baik moril, materil
maupun spiritual karena do’a dan cinta kasih beliaulah, penulis dapat menjalani
hidup dan memperoleh kesempatan belajar sampai saat ini.
13. Adik-adik tercinta Yusuf Bachtiar dan Akila Zika Al-amani yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
14. Siswa siswi MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi, yang telah memberikan
kesempatan, bantuan dan do’a kepada penulis .
15. Sahabat-sahabatku DMS PAI angkatan 2012 di kampus UIN SyarifHidayatullah
Jakarta yang tidakbisasayasebutkansatu-persatuatasbantuandandoanya .
16. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga
segala perhatian, partisipasi dibalas oleh Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi
ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita semua.
v
Penulissadar, bahwa penulisan skripsi ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan sumbangan pemikiran, saran dan kritik untuk
kesempurnaan skripsi ini .
Akhirnya, saya mohon di bukakan pintu maaf apabila penulisan skripsi ini
terdapat hal - hal yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Bekasi, 16 Juni 2016
Meyti Minhati
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR UJI REFERENSI
ABSTRAK……………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..……vii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..…..1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………6
C. Pembatasan Fokus Penelitian…………………………………………..6
D. Perumusan Masalah Penelitian………. ………………………….……6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………….………………………….….6
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………8
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti………………………….…8
1. Pengertian Metode…….…………………………………………...8
2. Metode Sosiodrama……………………………………………….10
3. Pengertian Hasil Belajar…………………………………………..16
4. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam…………………………22
vii
B. Hasil Penelitian Yang Relevan………………………………………..25
C. Hipotesis Tindakan……………………………………………………26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………27
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….…27
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian……………….….27
C. Subjek Penelitian……………………………………………………….30
D. Peran Dan Posisi Dalam Penelitian……………..………………….......31
E. Tahapan Intervensi Tindakan……………………..……………………32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan………..………………….36
G. Data dan Sumber Data………………………………………………….37
H. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………….37
I. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..37
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan…………………………………..38
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis…………………………38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan…………………………….......40
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………….42
A. Deskripsi Data……..……………………………………………………….41
B. Analisis Data……………………………………………………………….45
1. Pra Siklus..……………………………………………………………..45
2. Pelaksanaan Siklus I..……………………………………………….….47
3. Pelaksanaan Siklus II……………….………………………….………52
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………59
1. Ketuntasan Belajar Klasikal……………………………………………59
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran……………………59
viii
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….60
A. Kesimpulan……………………………………………………………….60
B. Saran………………………………………………………………………60
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….62
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1………………………………………………………………………46
Tabel 4.2………………………………………………………………………47
Tabel 4.3………………………………………………………………………50
Tabel 4.4………………………………………………………………………51
Tabel 4.5………………………………………………………………………51
Tabel 4.6………………………………………………………………………56
Tabel 4.7………………………………………………………………………56
Tabel 4.8………………………………………………………………………57
Tabel 4.9………………………………………………………………………59
x
DAFTARLAMPIRAN
1. Lampiran Uji Referensi.
2. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
3. Lampiran Ringkasan Materi
4. Lampiran Soal Latihan
5. Lampiran Naskah Drama
6. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi.
7. Lampiran SuratIzin Penelitian.
8. Lampiran Foto-foto Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai arti memelihara dan member latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnnya, pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1
Dalam Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 Ayat I Pasal I menyataka
bahwa: Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah dan masyarakat. Perlu pula
dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan
yakni membimbing, mengajar dan melatih.2
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. Menurut Tradif, 1987 dalam buku Muhibbin Syah dalam
pengertian yang luas dan respresentatif mewakili/mencerminkan segala segi,
pendidikan ialah … the total process of developing human abilities and
behavior, drawing on almost all life’s experiences. (Seluruh tahapan
pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia, juga
proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan).3
Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik bagi peranannya dalam masyarakat dimasa
datang. Usaha tersebut dilaksanakan melalui aktivitas pembelajaran,
bimbingan dan pelatihan.
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional.
2 Umar Tirtarahardja&S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet
2, hal. 165 3Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal. 10
2
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang
harus dimilki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanan pendidikan di
lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu
kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka
kurikulum itu tidak akan memilki makna.4
Kegiatan pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Metode pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru harus relevan dan sesuai dengan
rencana pembelajaran. Di dalam proses belajar mengajar menuntut guru dan
siswa bersikap toleran, menjunjung tinggi prinsip kebersamaan serta berfikir
terbuka. Dengan demikian guru dan siswa bersama-sama menggali
kompetensinya masing-masing dengan optimal.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses
pendidikan, karena itu harus di desain dengan sedemikian rupa melalui
perencanaan yang sistematis dan inovatif. Ketika berbicara dengan
pembelajaran dapat di wujudkan manakala guru mempunyai sejumlah
kompetensi.
Dalam upaya mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu pula
dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka
kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada
siswa, baik efek intruksional maupun langsung dari bahan ajaran yang
menjadi isi pesan dari belajar mengajar. Pemilihan kegiatan belajar mengajar
yang tepat, baik ditinjau dari efek intruksional maupun efek pengiring, akan
memberikan pengalaman belajar siswa yang efisien dan efektif untuk
mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini dapat
dilaksanakan dilaksanakan secara konsisten apabila guru memilki wawasan
kependidikan yang mantap dan menguaai pendekatan Cara Belajar Siswa
4Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta:Kencana, 2011 hal. 6
3
Aktif penerapan ini akan memberikan peranan dan tanggung jawab yang
seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. 5
Fenomena yang terjadi di MI Baitul Muttaqin khususnya pada kelas VI
mengalami sedikit kendala pada hasil belajar dalam mata pelajaran SKI
dikarenakan sulitnya siswa dalam memahami dan mengingat tentang kisah-
kisah sejarah yang yang terdapat pada pelajaran SKI. Mata pelajaran SKI
sering dikeluhkan oleh siswa sebagai pelajaran yang sulit, jika keadaan ini
dibiarkan terus menerus dalam waktu yang panjang tentu akan berpengaruh
pada hasil belajar siswa baik pelajaran SKI maupun pada pelajaran lainnya.
Diperoleh hasil observasi pra-penelitian di MI.Baitul Muttaqin Bekasi,
bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama
mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permasalahan
tersebut. Di antara permasalahan yang paling utama sekali adalah ketidak
aktifan siswa dalam pembelajaran SKI, kebanyakan siswa berbicara sendiri-
sendiri tanpa menghiraukan guru yang menerangkan materi pelajaran.
Demikianpun ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa
tanpa komentar, hanya menerima apa yang mereka dapat dan enggan
menanyakan materi yang tidak mereka fahami. Apalagi ketika guru meminta
agar siswa bertanya, merekapun diam. Fakta ini dilator belakangi karena
siswa kurang diberikan strategi pembelajaran yang memadai serta metode
yang monoton dan kurang diberikan pengarahan dan pengertian akan
pentingnya pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu dalam
proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang
pengajar dalam membuat strategi dan metode belajar mengajar semenarik
mungkin sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran SKI.
Selama ini guru hanya menggunakan metode bercerita untuk
menyampaikan pembelajaran SKI. Evaluasi yang diberikan kepada siswa
5 Umar Tirtarahardja&S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet
2, hal. 174
4
hanya saat ulangan harian yang dilaksanakan ketika habis materi dalam satu
bab.
Jauh dengan harapan dan tujuan yang diharapkan oleh sekolah yakni
siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar pada pelajaran SKI itulah guru memberikan
wewenang kepada peneliti untuk melakukan tindakan yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran SKI.
Dalam kegiatan belajar mengajar, peran siswa dan guru haruslah
seimbang dan bisa memberikan timbale balik untuk mendapatkan hasil yang
baik sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya guru yang harus aktif
dalam pembelajaran, namun siswa pun harus diikut sertakan keaktifannya.
Dengan begitu kegiatan belajar mengajar akan berjalan optimal. Untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar tersebut guru harus kreatif untuk
bisa mencari dan menggunakan metode apa yang cocok untuk digunakan
dalam penyampaian materi dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus
selalu memperhatikan aktifitas siswa agar tidak ada siswa yang pasif selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Keaktifan peserta didik tercermin dari
partisipasi/respon mereka baik dalam betanya, menjawab pertanyaan guru,
menanggapi permasalahan maupun materi yang diajarkan.
Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan
memberikan tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik
dan keragaman pendapat, pengetahuan, seta keterampilan mereka akan
membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim
belajar dikelas.
Untuk mencapai proses belajar mengajar yang terarah dan efektif
diperlukan metode pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat
membangkitkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah metode
pembelajaran sosiodrama. Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran
bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
sejarah. Metode Sosiodrama bermain peran diharapkan siswa mampu
memahami dan mencapai hasil belajar yang di harapkan. Pemilihan Metode
5
Sosiodrama bermain peran yang akan membantu siswa dan guru dalam
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, metode Sosiodrama bermain peran
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan
keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas.
Peneliti memilih metode ini karena mempunyai keunggulan diantaranya
peserta didik dapat menggunakan daya fikirnya yang makin lama makin
bertambah baik, karena dengan dilakukanya sosiodrama sehingga siswa
mampu mengingat cerita yang terdapat di dalam teks drama yang diperankan
oleh siswa.
Penelitian tindaka kelas ini peneliti terapkan di MI Baitul Muttaqin
Bekasi. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan
hasil belajar khususnya pada mata pelajaran SKI siswa kelas VI, ditemukan
beberapa permasalan, diantaranya: Pertama, selama ini dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran terbiasa dengan pembelajaran yang biasa saja, dimana
siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
cenderung pasif. Kedua, pembelajaran masih satu arah (ceramah) belu
bervariasi sehingga dalam belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel,
kurang demokratis dan cenderung menggunakan satu metode. Selama ini
pelajaran SKI dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Sehingga mata
pelajaran SKI tidak dianggap sebagai mata pelajaran yang dapat membina
siswa agar memiliki kecakapan, kreatif, kritis untuk memahami hal-hal
tentang sejarah. Penilaian pembelajaran yang biasa saja hanya mencerminkan
kemampuan siswa melalui isi materi tes.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba
mengangkat penelitian tindakan kelas ini, bagaimana menerapkan metode
sosiodrama untuk meningkatkan hasil belajar dalam memahami materi
pelajaran SKI dalam metode Soiodrama siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin
Bekasi. Dari permasalahan yang dilihat penulis tertarik untuk megadakan
penelitian tentang “Implementasi Metode Sosiodrama Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul Muttaqin Kota Bekasi“
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan dan pemahaman siswa dalam memahami
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
2. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Penelitian ini lebih difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran SKI dengan mengimplementasikan metode Sosiodrama agar
siswa mudah memahami materi pembelajaran. Siswa yang dimaksud adalah
siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi yang berjumlah 16 orang siswa
yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Metode
sosiodrama yang dimaksudkan adalah suatu metode dalam pembelajaran
dengan memberikan naskah drama yang diperankan kepada siswa yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode sosiodrama, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode sosiodrama pada pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi?
2. Apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada mata pelajaran Sejarah Kebudayyan Islam di kelas VI MI Baitul
Muttaqin?
E. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan penelitian
Dari tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
diketahui:
7
a. Untuk mengetahui implementasi penerapan metode Sosiodrama
dalam pembelajaran materi Sejarah Kebudayaan Islam.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode
Sosiodrama.
2. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
a. Bagi siswa, Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu, melalui penggunaan metode Sosiodrama siswa lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata pelajaran
SKI.
b. Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki
metode pembelajaran mata pelajaran SKI, agar tidak monoton dan
untuk meningkatkan hasil belajar dan perhatian siswa terhadap
mata pelajaran SKI dan dapat meningkatkan keterampilan guru
dalam proses pembelajaran mata pelajaran SKI di kelas VI MI
Baitul Muttaqin.
c. Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini
memberikan nilai positif tentang metode pembelajaran pendidikan
agama Islam, mengatasi kesulitan pada mata pelajaran SKI di kelas
VI MI Baitul Muttaqin dan menciptakan kerjasama yang kondusif
antara guru dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam
pelajaran pendidikan agama Islam.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Metode
Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan
suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis.6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah cara
mengajar,7 yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang
harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno Metode
merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.8
Menurut Abdul Majid, Metode Secara harfiah berasal dari bahasa
yunani yang terdiri dari kata “mefha” yang artinya melalui, “hodos” yang
artinya jalan atau cara, Metode proses belajar mengajar merupakan interaksi
yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran
untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan harus
dijabarkan kedalam metode pembelajaran PAI yang besifat prosedural. “Bagi
segala sesuatu itu ada metodenya, dan metode masuk surga adalah ilmu”
(HR. Dailami)9. Jadi kata umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu
tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat
tercapai tujuan belajar dan mengajar.
6Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT. Remaja
Rsdakarya, 2011. Cet, ke 17. H.198 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama.
8Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui
penanaman konsep umum dan konsep islami, ( Bandung:Refika Aditama,2009 ), hal: 15 9 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011),
cet. 7, hal. 136
9
Metode mengajar adalah bagian dari perangkat alat dan cara dalam
pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar
merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar.10
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur
langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang
akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu
prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk
melakukan pembelajaran.11
Metode pembelajaran yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaan,
seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, pemecahan masalah, dan
sebagainya. kriteria yang digunakan antara lain: kesesuaiannya dengan
kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuainnya dengan kondisi
kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan peserta didik,
kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan waktu yang tersedia.12
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu srtategi pembelajaran
hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran.13
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
metode adalah suatu cara untuk menyampaikan tujuan dalam pembelajaran.
Metode juga sebagai cara yang dilakukan seseorang untuk
10
J.J, Hasibun dan Moedjono, Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya, 2004 cet.10. h.3 11
Suyono & Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
hal.19 12
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 24 13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana 2011, hal. 146
10
mengimplementasikan rencana yang sudah disiapkan dalam bentuk kegiatan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semakin baik metode pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, semakin baik pula hasil belajar
yang akan dicapai.
Berkenaan dengan metode, al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 telah
memberikan petunjuk mengenai metode pendidikan secara umum, yaitu:
“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik, dan debatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”14
Jadi dapat disimpulkan dari ayat diatas bahwa penggunaan
pembelajaran dengan cara-cara yang baik dapat menghasilkan tujuan yang
baik pula.
2. Metode Sosiodrama
a. Pengertian Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah sandiwara, teater15
atau model pembelajaran
bermain peran untuk memecahkan masalah-maalah yang berkaitan
dengan fenomena sosial, mengapa dikatakan model pembelajaran
sosial? Karena pendekatan pembelajaran yang termasuk dalam
kategori model ini menekankan hubungan individu dengan
masyarakat atau orang lain. Model dalam kategori ini difokuskan pada
peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang
14
Darus Sunnah, Al-Kamil, Al-Qur’an Terjemah, hal.282 15
Eko Endarmoko, PT Gramedia Utama Jakarta
11
lain, terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif
dalam masyarakat.16
Model ini, Pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah
mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam situasi permasalahan
kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong
siswa siswa mengeks-presikan perasaannya dan bahkan melepaskan.
Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan
keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui
keterlibatan spontan yang disertai analisis. Model ini dipelopori oleh
George Shaftel.
Jika diartikan secara harfiah, sosiodrama terdiri dari dua kata,
yaitu sosio yang artinya masyarakat dan drama artinya keadaan
seseorang atau suatu kejadian dalam kehidupan manusia yang
mengandung konflik kejiwaan, pergolakan clash atau benturan antara
dua orang atau lebih. Metode sosiodrama adalah bentuk metode
mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku
didalam hubungan sosial dengan tujuan memberi pemahaman dan
penghayatan serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.17
Sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan
atau memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode
Sosiodrama dapat memberikan penghayatan yang lebih luas kepada
siswa terhadap materi pelajaran.
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena
sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia
seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter, dan lain sebagainya. sosiodrama digunakan untuk
16
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara, 2012. H.25 17
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Jakarta. 1985. H.90
12
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah
sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.18
Sosiodrama dan bermain peran cocok digunakan bila mana :
1) Sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-maalah yang berkaitan dengan fenomena
sosial, mengapa dikatakan model pembelajaran sosial? Karena
pendekatan pembelajaran yang termasuk dalam kategori model ini
menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang
lain. Model dalam karegori ini difokuskan pada peningkatan
kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain,
terlibat dalam proses demokratis dan bekerja secara produktif
dalam masyarakat. (hamzah B.uno), model pembelajaran
menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif
Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami
dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis.
2) Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar
menyelesaikan masalah- masalah yang bersifat psikologis.
3) Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberikan
kemungkinan bagi pemahaman terhadap oranglain beserta
permasalahannya.19
b. Kelebihan Sosiodrama
Beberapa kelebihan dari metode sosiodrama, yaitu :20
1) Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana 2011, hal.160 19 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Press,
2010, hlm. 51 20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana 2011, hal.160
13
2) Mengembangkan kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan
untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3) Memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahua, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematik.
5) Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
c. Kelemahan Metode Sosiodrama
Beberapa kelemahan metode sosiodrama yaitu:
1) Pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat dengan kenyataan di
lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering dijadikan alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi
siswa.
d. Langkah-langkah dalam bermain Sosiodrama
Sosiodrama (Bermain peran) sebagai suatu model pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia
sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui
bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya
peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku
orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan
perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk:
1) menggali perasaannya
2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap
sikap, nilai, dan persepsinya
3) mengembangkan keteramilan dan sikap dalam memecahkan
masalah, dan
4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.21
21
H.Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.3, hlm.25
14
a) Prosedur pembelajaran
Keberhasilan model pembelajaran melalui bermain peran tergantung pada
kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Di
samping itu, tergantung pula pada persepsi siswa tentang peran yang
dimainkan terhadap situasi yang nyata.
Prosedur bermain peran terdiri atas Sembilan langkah, yaitu:
(1) Pemanasan
(2) Memilih partisipan
(3) Menyiapkan pengamat (observer)
(4) Menata panggung
(5) Memainkan peran
(6) Diskusi dan evaluasi
(7) Memainkan peran ulang
(8) Diskusi dan evaluasi kedua, dan
(9) Berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Langkah pertama, pemanasan. Guru berupaya memperkenalkan siswa
pada permasalahan yang mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua
orang perlu mempelajari dan menguasainya.
Langkah kedua, memilih permainan (partisipan). Siswa dan guru
membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan
memainkannya.
Langkah ketiga, menata panggung. Dalam hal ini guru mendiskusikan
dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan. Apa saja
kebutuhan yang diperlukan.
Langkah keempat, guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
Namun demikian, penting untuk dicatat bahwa pengamat di sini harus juga
terlibat aktif dalam permainan peran.
Langkah kelima, permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan
secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa yang masih bingung
memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya
15
ia lakukan. Bahkan, mungkin ada yang memainkan peran yang bukan
perannya.
Langkah keenam, guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
Langkah ketujuh, permainan peran ulang. Seharusnya, pada permainan
peran kedua ini akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih
sesuai dengan skenario.
Dalam diskusi dan evaluasi pada langkah kedelapan, pembahasan diskusi
dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas.
Pada langkah kesembilan, siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang
tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan.
b) Aplikasi
Melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka memperoleh
cara berprilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam permainan
perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah.
Maka alasan peneliti memilih metode sosiodrama bermain peran adalah
siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan bermian peran sesuai dengan
pokok bahasan dan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
e. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran aktif adalah seseorang yang kecendrungan alamiahnya selalu
tertuju pada ekseperimentasi aktif dan tidak menyukai obervasi reflektif yang
menjadi idola pembelajaran reflektif. Pembelajaran aktif akan belajar lebih
baik dalam situasi-situasi yang membuat ia mampu untuk melakukan sesuatu
secara fisik.22
Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan
secara pribadi menarik hati. Sering kali, peserta didik tidak hanya terpaku di
22
Dina Indriani, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, cet.1, Yogyakarta: Diva
Press 2011.
16
tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras. Belajar
aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran
yang komprehensif (mampu menangkap). Belajar aktif meliputi berbagai cara
untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang
membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka
berpikir tentang materi pelajaran.23
Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung
melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam
sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dengan kata lain,
mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka
mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru.
Mereka tertrik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan
guna menyeleasaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka
dihadapkan dengan persoalan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji
apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan
dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir,
bekerja, dan merasa. Kita dapat membuat jenis-jenis kegiatan ini dengan
menggunakan banyak strategi.24
3. Pengertian Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. 25
Belajar adalah aktivitas atau proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keteramilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu
atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
23
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani
cet.6 2009 24
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Edisi Revisi,
Penerbit Nuansa, hal.116 25
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional.
17
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman.
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan. Definisi ini
merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional,
dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal
bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan
kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.26
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para
pembelajar dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
Proses belajar adalah proses kontruksi makna yang berlangsung terus
menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru
diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah. Proses belajar bukanlah
kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih sebagai pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil
perkembangan, melainkan perkembanga itu sendiri.
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi
dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung
kepada apa yang telah diketahui pembelajar konsep-konsep, tujuan-tujuandan
motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 27
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan
segera merasa bangga ketika anak-anaknya mampu menyebutkan kembali
secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks
atau yang diajarkan oleh guru.28
Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam),
belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh
26
Suyono & Hariyanto, Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
hal.9 27
Ibid, h. 127 28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal.87
18
ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini
dinyatakan dalam Q.S Mujadilah : 11
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu.,
“Berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadilah
:11)29
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal seperti di atas, kemampuan para
pendidik teristimewa guru dalam membimbing belajar murid-muridnya amat
dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memilki profisiensi
(berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan
terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan
tercapai.30
Penganalisisan terhadap tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, penganalisisian yang dilakukan dengan
jalan berpikir secara rasional atau penganalisisian dengan menggunakan
logika. Kedua, penganalisisian yang dilakukan dengan mendasarkan diri
kepada kenyataan empiris.31
29
Ibid, hal.544. 30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 Hal.94 31
Sudaryono, Dasara-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu 2012,
hal.140
19
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang
dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan.
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang
diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses
yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku,
baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil
belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu.
Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti.32
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar. Horward Kingsley membagi tiga
macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, sikap dan cita-cita.
Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
sikap, dan keterampilan motoris.
Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya ke dalam
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.33
32
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.30. 33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2010), h.22
20
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemah dari kata
knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian,
maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah
tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping
pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus,
batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-
nama tokoh, nama-nama kota.
b) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau di dengarnya.
c) Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret
atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,
teori, atau petunjuk teknis.
d) Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
undur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya
dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang
kompleks, yang memanfaakan kecakapan dari ketiga tipe
sebelumnya.
e) Tipe hasil belajar: Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh disebut sintesis. Berfikir sintesis merupakan
salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
21
Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak
dicapai dalam pendidikan.
f) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gahasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materil,dll.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe
hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan sosial.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yaitu: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam meguasai isi bahan pengajaran.
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor
dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama
kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan
siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor
lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
22
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-
lain.
4. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses atau cara
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.34
Pembelajaran
adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan
yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan
pembelajaran.35
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa
berarti ketentuan masa, sedangkan menurut istilah berarti “keterangan yang
terjadi dikalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang
masih ada”. Dalam bahasa Inggris disebut history, yang berarti “pengalaman
masa lampau dari umat manusia”.36
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
a. Wujud ideal yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.
b. Wujud kelakuan yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
c. Wujud benda yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya.
Landasan Kebudayaan Islam adalah Agama. Jadi dalam Islam, tidak
seperti masyarakat yang menganut agama, agama bukanlah kebudayaan tetapi
dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa,
dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.37
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional. 35
Suyono&Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2012, hal.19 36
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan dan Sarana Perguruan
Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1986,
hal 1 37
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Grafindo Persada, hal. 1
23
Islam adalah akidah yang langsung berbicara dengan ruh dan akal. Ia
mengajak manusia agar mengarahkan ruh dan akalnya serta membersihkan
keduanya dari pengaruh-pengaruh negatif dan ulah orang-orang jahiliyah.38
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang
merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, keteladanan, pengguanaan pengalaman dan pembiasaan.
Pada Prinsipnya pembelajaran sejarah islam, yang tertera pada ayat Al-
Qur’an surat Al-Maidah ayat 27-31 dalam menenerapkan metode sosiodrama
ini yaitu sebagai berikut:
27. “Dan diceritakan (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang
kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka
kurban salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang
lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti
38
Ali Husni Al-Khurbutly, Peradaban Islam Konteporer, Granada Nadia, hal. 12
24
membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima
(amal) dari orang yang bertakqa.”
28. “Sungguh, jika engkau (Qabil) menggeraka tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku tidak akan menggerakan tanganku kepadamu untuk
membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan selurih alam.”
29. “Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa
(membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni
neraka dan itulah balasan bagi orang yang zalim.”
30. “Maka nafsu (Qabil) mendorong untuk mebunuh saudaranya, maka
jadilah dia termasuk orang yang rugi.”
31. “ Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk
diperlihatkan kepadanya(Qabil) bagaimana dia seharunyamenguburkan
mayat saudaranya. Qabil berkata, :Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak
mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan
mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.39
Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa kisah yang terjadi sejak
dahulu kala. Hal ini terbukti putra Nabi Adam As telah melakukan kejahatan
pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Dalam Ayat tersebut juga
diterangkan bahwa kita berkewajiban untuk mennceritakan kisah-kisah itu
dengan yang sebenarnya, karena sesuai dengan keterangan dalam surat Yusuf
Ayat 111, bahwa setiap kisah itu mengandung pelajaran-pelajaran yang
berarti bagi umat manusia, khususnya umat islam yang mau menggunakan
akhlaknya untuk berfikir.
39
Ibid, hal.113
25
QS. Yusuf ayat 111 sebagai berikut:
Artinya: sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan
segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (Q.S Yusuf :111)40
Pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), banyak sekali kisah-
kisah atau permasalahan yang terjadi pada masa lalu/zaman Nabi yang bisa
diterapkan pada metode sosidrama yang diperankan kepada siswa untuk
melatih siswa agar aktif dalam pembelajaran SKI dan mengajak siswa untuk
merasakan dan mengalami peristiwa sejarah pada masa lampau.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebelum mengajukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini, peneliti terlebih dahulu melakukan survey terhadap hasil penelitian
yang membahas tentang metode Sosiodrama, yaitu dengan cara membaca dan
memahami hasil penelitian yang telah ada di perpustakaan, terutama hasil
yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam hasil yang Relevan ini
peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitianyang dilakukan terdahulu
relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut
adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Shidiq Anshori (109011000274) Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya yang
40
Ibid , hal.249
26
berjudul Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon. menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan metode sosiodrama berpengaruh terhadap minat belajar siswa yang
ditandai dengan peningkatan pada nilai R Squer = 0,318 atau 31,8%
sisanya 68,2% adalah pengaruh dari faktor lain.
Persamaan yang ada pada skripsi ini adalah penggunaan metode
sosiodrama. Perbedaan yang terdapat pada skripsi Shidiq Anshori yakni
meneliti tentang minat belajar siswa. Dan hasil dari skripsi Shidiq Anshori
tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa
dengan menggunakan metode sosiodrama.41
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Hubbudin (1070 11000061)
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidatullah Jakarta yang berjudul
Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM :
Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI.
Persamaan yang terdapat pada skripsi ini sama-sama menggunakan metode
Sosiodrama. Perbedaan pada skripsi Ahmad Hubbudin tersebut
menggunakan tujuan pembelajaran PAIKEM. Dan hasil dari skripsi
Ahmad Hubbudin tersebut menunjukan adanya Pencapaian Tujuan
Pembelajaran Dalam Perspektif PAIKEM.42
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut,
dengan menerapkan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI MI Baitul
Muttaqin Bekasi, maka diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
41
Shidiq Anshori Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat Belajar
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu Pasawahan Kabupaten Cirebon, Skripsi
S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 42
Ahmad Hubbudin, Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif
PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi S1UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di MI Baitul Muttaqin medan satria Bekasi. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan 24 September
2015. Kegiatan pelaksanaan siklus I pada tanggal 27 Agustus 2015 sampai
Tanggal 3 September 2015 Pelaksanaan siklus II pada tanggal 10 September
2015 sampai 24 September 2015.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan (action
research). Penelitian menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi tetentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.43
Penelitian Tindakan Kelas memilki peranan yang sangat penting dan
strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan
dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang
terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang
terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan
kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat
keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan
kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah
budaya belajar dikalangan para guru.44
43
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2007,
hlm.2 44
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm.41
28
Secara ringkas tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan praktik atau layanan pembelajaran.)
Penelitian tindakan menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan menguji
cobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro,
yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar. 45
Fokus penelitian ini adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif
yang dibuat oleh peneliti, kemudian diuji cobakan dan di evaluasi apakah
tindakan itu dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Beberapa keunikan dari Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya sebagai
berikut :
a. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya
untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan
ilmiahnya.
b. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan
profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru)
karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan
sistematis, mampu membiasakan–membelajarkan guru untuk
menulis dan membuat catatan.
c. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis
atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya
permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas.
d. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata dan jelas
mengenai hal- hal yang terjadi di dalam kelas.
e. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala
sekolah, siswa, dan lain- lain) dan peneliti dalam pemahaman
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
45
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan , Jakarta : Bumi Aksara,
2006,hlm.70
29
f. PTK dilakukan hanya apabila ada keputusan kelompok dan
komitme untuk pengembangan, untuk meningkatkan
profesionalisme guru dan untuk memperoleh pengetahuan sebagai
pemecahan masalah. 46
2. Intervensi Tindakan Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pelaksanaan penelitian diawali dengan observasi yang
dilaksanakan pada minggu ke-tiga bulan Juli yang berawal dengan
mencari masalah yang ada di sekolah, dilanjutkan pada minggu ke-
dua bulan Agustus dengan melakukan pre tes untuk mengamati
hasil observasi. Setelah melakukan pre tes, peneliti melakukan
perencanaan pembelajaran dan dilaksanakan penelitian pada
minggu ke-empat bulan Agustus, yang terdiri dari sati siklus
dengan dua kali pertemuan. Kemudian penelitian dilanjutkan pada
minggu ke-dua pada bulan September, yang terdiri dari satu siklus
dan termasuk dalam siklus ke-dua dalam penelitian. Perencanaan
ini dilaksanakan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang
ditemukan dalam pembelajaran SKI. Dan melaui metode
Sosiodrama dalam pembelajaran SKI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Kemudian melakukan focus
masalah dan merumuskannya. Selanjutnya disusunlah rencana
desain pembelajaran melalui metode sosiodrama.
b. Tindakan
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajran SKI melalui
metode sosidrama dilakukan setelah melalui pra penelitian,
menemukan solusi dan membuat rencana, maka pelaksanaan
kegiataan perencanaan yang sudah disusun dan yang akan
46
Suharsimi Arikunto dkk, Opcit, hlm. 62
30
dilaksanakan oleh peneliti disesuaikan dengan langkah-langkah
yang telah dibuat, kemudian menetapkan aturan dalam pelaksanaan
kegiatan dan selanjutnya mengamati dan menganalisa.
c. Observasi
Peneliti dilakukan sebanyak du siklus, dan dalam setiap tindakan
peneliti mengamati dan mencatat semua peristiwa penting yang
terjadi dalam proses pelaksanaan penelitian, yang dilakukan
dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi dilakukan
pada waktu bersama dengan kegiatan belajar siswa.
d. Refleksi
Setelah peneliti melakukan kegiatan pengamatan, kemudian
dianalisa dan diskusi dengan kolaborator, dan lain-lain, tentang apa
yang telah berlangsung. Selanjutnya kembali diadakan perenungan,
menganalisa kembali segi-segi tindakan mana yang perlu
diperbaiki, berdasarkan hasil penelitian, meliputi kegiatan analisa
hasil pengukuran, sekaligus menyusun rencana perbaikan pada
siklus berikutnya.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah keaktifan dan kemampuan siswa dalam
bermain peran (sosiodrama) dalam meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran SKI kelas VI MI Baitul Muttaqin, dengan jumlah siswa 16 anak
yang terdiri dari 13 perempuan dan 3 laki-laki. dengan subyek penelitian
yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
31
Siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi Tahun Ajaran 2015/2016.
Tabel 3.1
Daftar nama siswa siswi MI Baitul Muttaqin
No Nama Tempat, tgl lahir Nama Orang tua
1 Alya Syamsal Hawa Bekasi, 09-12-03 Oman S
2 Dea Oktaviani Bekasi, 29-10-04 Sahrul
3 Dela Aulia Bekasi, 05-12-04 Deden
4 Dinda Mutiara A Bekasi, 10-11-04 Hadi Ismail
5 Hafidz Maulana Bekasi, 12-09-03 Anwar
6 Indah Rosalia Bekasi, 20-12-04 Sadar
7 Maulida Rahma Bekasi, 16-05-04 Jamaluddin Yusuf
8 M. Riyadis Solihin Bekasi, 09-09-04 Soleh
9 Nabila Putri Atira Bekasi, 17-02-04 Nurdin
10 Nisa Nurfarisa Bekasi, 31-03-04 Diding
11 Nur Aulia Firli Bekasi, 11-11-04 Ikhsan
12 Pasha Shabrina Aulia Bekasi, 09-10-04 Bagus Aryo
13 Prihatin Nur Aeni Bekasi, 09-11-03 Amat
14 Sabilatus Syifa Bekasi, 25-05-05 Sudarno
15 Sabiq Rejib Aulia Bekasi, 17-09-03 Anas Fuadi
16 Syahla Febriyanti Bekasi, 24-02-04 Sugiharto
D. Peran dan Posisi Dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
SKI MI Baitul Muttaqin Bekasi. Peneliti berperan dalam merancang rencana
pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru mata
pelajaran SKI berperan sebagai pengajar dan berkolaborasi mengevaluasi
hasil kegiatan belajar mengajar.
32
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa tahap.
Secara rinci digambarkan sebagai berikut :
1. Deskripsi Pra Siklus
Peneliti mencari hasil belajar peserta didik dari daftar nilai yang ada di
madrasah. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
keberhasilan pembelajaran pada pra siklus, siklus 1 dan siklus II.
Pelaksanaan pra siklus ini dilakukan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015
yaitu peneliti melihat dan mengambil nilai yang ada pada daftar nilai harian
siswa semester I kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi tahun ajaran 2014-2015.
Dalam pra siklus ini pembelajaran SKI yang dilakukan guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, yaitu belum
menggunakan metode sosiodrama.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015
sampai 3 September 2015 dengan pokok bahasan Abu Bakar.Tahapan dan
langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan pengamatan
berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Khulafaurrasyidin,
yang menunjukkan kelemahan dan kurangnya penguasaan
materi dalam belajar.
2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk
memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data
selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
4) Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan sosiodrama
pada materi Abu Bakar.
33
b. Tahap Tindakan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran
yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti
menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok
bahasan yang diajarkan adalah Khalifah Abu Bakar As-sidiq, langkah-
langkah pelaksanaan ini meliputi :
1) Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan
selajutnya guru menjelaskan dan memberikan pertanyaan
terhadap siswa tentang Khalifah Abu Bakar As-sidiq.
2) Guru menyuruh beberapa siswa untuk memerankan sebuah
drama di depan kelas tentang kisah Khalifah Abu Bakar.
3) Melaksanakan tes tertulis tentang Khalifah Abu Bakar.
Adapun soal tentang Abu Bakaradalah sebagaimana terlampir.
4) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5) Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tertulis,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa
kelas VI MI Baitul Muttaqin tahun pelajaran 2014/2015, dan pokok
bahasannya tentang Khalifah Abu BakarAs-shidiq maka observasi
difokuskan pada kisah cerita Abu Bakar As-shidiq.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran,
peneliti meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya
penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
34
d. Tahap refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, yaitu hasil
pengamatan situasi proses belajar mengajar, dan hasil perbandingan atau
peningkatan nilai tes tertulis.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus pertama, diperoleh informasi sebagai berikut :
1) Ketika peneliti mensosiodramakan tentang Khalifah Abu Bakar
kebanyakan siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada
temannya.
2) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung.
3) Sebagian besar siswa belum paham tentang kisah Khalifah Abu
Bakar.
4) Ketika ditanya tentang materi Khalifah Abu Bakar banyak yang
belum faham.
5) Guru kurang maksimal dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
6) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya. Dan hal-hal yang harus direvisi pada siklus kedua adalah
sebagai berikut :
a) Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok
kemudian meminta setiap kelompok mensosiodramakan di
depan kelas.
b) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan
lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
c) Guru perlu mengelola waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan
memberi catatan.
35
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10
September 2015 sampai 24 September 2015, dengan pokok bahasan
Khalifah Umar bin Kattab.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1) Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan pengamatan berdasarkan
evalusi terhadap pembelajaran tentang kisah Khalifah Abu Bakar
As-shidiq pada siklus pertama yang masih ada kelemahan atau
kekurangan.
2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan atau
kekurangan pembelajaran pada siklus pertama.
3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian
ini dilaksanakan.
4) Menyiapkan perangkat/ sarana pembelajaran untuk
melaksanakan sosiodrama pada kisah Khalifah Umar bin Khattab.
b. Tahap Tindakan
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode
pembelajaran, sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan yaitu kisah
Khalifah Umar bin Khattab, adapun proses pembelajaran mengacu pada
rencana pembelajaran memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus
II.
Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1) Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya
guru menjelaskan memberikan penjelasan dan memberikan
pertanyaan terhadap siswa tentang Khalifah Umar bin Khattab.
36
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memerankan
sebuah drama di depan kelas tentang Khalifah Umar bin Khattab.
3) Melakukan tes tertulis tentang Khalifah Umar bin Khattab. Adapun
soal tes tertulis tentang Khalifah Umar bin Khattab sebagaimana
terlampir.
4) Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam
rencana perbaikan pembelajaran yaitu membagi siswa menjadi
beberapa kelompok.
5) Guru memberi informasi-informasi tentang materi pembelajaran.
6) Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi soal tes tertulis,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama pada siswa
kelas VI MI Baitul Muttaqin tahun ajaran 2014/2015, dan pokok
bahasannya adalah kisah Khalifah Umar bin Khattab maka observasi
difokuskan pada kisah Khalifah Umar bin Khattab.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti
meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian
sehingga didapatkan data yang valid.
d. Tahap refleksi
Pada siklus ini dalam pembelajaran SKI dengan menggunakan metode
sosiodrama menunjukkan adanya kemajuan dibanding dengan siklus I,
siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil
belajarnya meningkat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan (indicator pencapaian) dari
penelitian ini yaitu:
37
1. Adanya peningkatan partisipasi keaktifan siswa pada proses belajar
pembelajaran yang dilihat dari lembar observasi.
2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam yang dilihat dari pencapaian KKM. Indikator
keberhasilan ketuntasan belajar (hasil belajar) yang diharapkan
mencapai prosentase 75% dengan nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa
yang mencakup hasil tes belajar dan aktivitas siswa terhadap pendekatan
pembelajaran kontekstual.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Berguna untuk melihat nilai mata pelajaran SKI sebelum penerapan
penelitian tindakan kelas, sehingga dapat membandingkan penguasaan
materi siswa sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah diberi tindakan.
Dokumentasi itu berupa nilai mata pelajaran SKI sebelum penerapan
penelitian tindakan kelas dari mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Dokumentasi nilai tersebut berguna untuk mengetahui sejauhmana
peningkatan hasil belajar siswa tentang Khulafaur Rasyidin dari mulai pra
siklus, siklus I, dan siklus II.
2. Lembar observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati
setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan
38
partisipasi pada setiap siklus dan mencatat setiap kejadian yan terjadi pada
saat pembelajaran berlangsung. Di akhir siklus peneliti memberikan soal tes
mengenai materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan
menggunakan metode Sosiodrama. Dokumentasi mengenai aktivitas siswa
selama pembelajaran dilakukan pada setiap siklus.
J. Teknik pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid yaitu yang objektif, sahih, dan handal
dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain:
1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan memeriksa
catatan siswa.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh hasil belajar siswa dilakukan
dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara dengan guru,
dn melihat hasil observasi guru mitra.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis suatu
cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar
dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang
ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar
siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada
proses pembelajaran dan catatan lapangan.
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola ktegori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.
Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisi yang digunakan dalam
39
penelitian ini adalah:
1. Analisis Kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta
didik ddalam materi Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode
Sosiodrama.
2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar
peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada pembelajaran SKI
dengan metode Sosiodrama.
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari
nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas belajar
peserta didik., sebagaimana rumus:
a. Menghitung Rata-rata
Data yang telah diperoleh melalui tes kemudian dianalisis dengan
menghitung rata-rata nilai siswa. Untuk menghitung rata-rata digunakan
rumus.
Ket :
X = Rata-rata nilai siswa
ΣX = Jumlah seluruh siswa
N = Jumlah peserta didik
b. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal
Ketuntasan Belajar Klasikal dapat ditentukan dengan menggunakan
analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan sebagai berikut :
Ketuntasan belajar klasikal = Σ Peserta didik yang tuntas x 100 %
Σ Seluruh peserta didik
Data yang berupa aktivitas siswa yang tercantum dalam lembar observasi
didiskusikan terlebih dahulu dengan observer. Data yang terkumpul berupa
kalimat-kalimat dan data-data tentang aktivitas guru dan siswa ditulis menjadi
40
kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data ini berguna untuk membuat
perbaikan pada kegitan siklus selanjutnya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Indikator yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode
Sosiodrama agar memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mencapai nilai 70.
Sedangkan instrument yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan peserta didik adalah :
1. Instrumen evaluasi.
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah
sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal tertulis.
2. Lembar observasi untuk peserta didik.
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan
peneliti diantaranya :
a. Kehadiran peserta didik
b. Peserta didik aktif bertanya pada guru tentang materi
c. Peserta didik aktif berusaha menjawab pertanyaan dari guru
d. Peserta didik berani mengemukakan pendapat/gagasan
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Letak Geografis
Letak dan luas sebuah sekolah juga bisa mempengaruhi proses
belajar mengajar, karena sekolah membutuhkan suasana yang tenang dan
lahan yang luas untuk mendukung kegiatan sekolah di luar ruangan.
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Baitul Muttaqin terletak di dalam wilayah
Sultan Agung Pondok Ungu Medan Satria Bekasi. Mi Baitul Muttaqin
bersebelahan dengan SMK Mandiri. Di depan jalan MI Baitul Muttaqin
terdapat SDN Medan Satria 02 dan SDN Medan Satria 08. Di belakang
MI Baitul Muttaqin terdapat perumahan warga.
Adapun secara geografis letak MI Baitul Muttaqin beralamat di:
Alamat : JL. Sultan Agung Pondok Ungu KM. 27 Medan
Satria Bekasi
Desa/Kelurahan : Medan Satria
Kecamatan : Medan Satria
Kota : Bekasi
Provinsi : Jawa Barat
2. Profil Sekolah MI Baitul Muttaqin
a. Nama Sekolah : MI Baitul Muttaqin
b. Alamat Sekolah :Yayasan Baitul Muttaqin Jl. Sultan Agung KM. 27
Pondok Ungu Medan Satria Kota Bekasi
c. NSS/NSM : 111232750104
d. Email madrasah : [email protected]
e. No HP Kepala Madrasah : 081514349329
f. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “A”
g. Tahun didirikan : 1989
42
h. Tahun beroperasi : 1989
i. Status tanah : Milik Yayasan
j. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat Wakaf
k. Status bangunan : Milik Yayasan
l. Surat Izin Bangunan : No. 315/PU.030/I-B/1981
m. Luas Bangunan : 850 m
n. Luas Tanah : 3.000
o. Jumlah ruangan kelas MI Baitul Muttaqin:
1) Kelas I, 2 Ruang
2) Kelas II, 1 Ruang
3) Kelas III, 1 Ruang
4) Kelas IV, 1 Ruang
5) Kelas V, 1 Ruang
6) Kelas VI, 1 Ruang
p. Jumlah rombongan kelas :
1) Kelas I : 2 Rombongan Belajar
2) Kelas II :1 Rombongan Belajar
3) Kelas III :1 Rombongan Belajar
4) Kelas IV : 1 Rombongan Belajar
5) Kelas V :1 Rombongan Belajar
6) Kelas VI :1 Rombongan Belajar
43
3. Struktur Organisasi MI Baitul Muttaqin Bekasi
Kepala Sekolah
Umaroh, SAg
u
Komite
Guru Kelas I
Ulfah, S.Pd.I
Guru Kelas II
Sri Mulyati S.Pd.I
Guru Kelas III
Hasanah, S.Pd.I
Guru Kelas IV
Riza Umamah, S.Pd.I
Guru Kelas V
Lilis Nurul H. S.Pd.I
Guru Kelas VI
Hj. Ida Fitria, SAg
Guru Agama
ABD. Wahid
A.Ma
Guru Bahasa Inggris
Castam, S.Pd.I
Guru Mulok
Yeni N, S.Pd.I
Guru Penjas
Ansori, S.Pd.I
Guru Kaligrafi
Wawan Sukmana
Tata Usaha
Yeni N, S.Pd.I
Siswa Penjaga
Masyarakat
44
4. Data ruang kelas
a. Jumlah ruangan kelas MI Baitul Muttaqin:
1) Kelas I, 2 Ruang
2) Kelas II, 1 Ruang
3) Kelas III, 1 Ruang
4) Kelas IV, 1 Ruang
5) Kelas V, 1 Ruang
6) Kelas VI, 1 Ruang
b. Jumlah rombongan kelas :
1) Kelas I : 2 Rombongan Belajar
2) Kelas II : 1 Rombongan Belajar
3) Kelas III : 1 Rombongan Belajar
4) Kelas IV : 1 Rombongan Belajar
5) Kelas V : 1 Rombongan Belajar
6) Kelas VI : 1 Rombongan Belajar
5. Keadaan Guru dan Siswa MI Baitul Muttaqin :
a. Adanya guru dan siswa merupakan syarat adanya kegiatan belajar
mengajar:47
1) Jumlah Guru Keseluruhan : 12 Orang
2) Guru Tetap Yayasan : 6 Orang
3) Guru Tidak tetap : 0 Orang
4) Guru PNS Diperkerjakan (DPK) : 6 Orang
5) Staf Tata Usaha & Bendahara : 1 Orang
b. Jumlah Siswa dalam lima tahun terakhir :
47
Sumber: Dokumen Arsip MI Baitul Muttaqin Bekasi
45
Tabel 4.1
Jumlah Seluruh Siswa Dalam Lima Tahun Terakhir
Kelas 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016
I 19 40 30 35 41
II 19 17 39 29 34
III 28 19 15 38 31
IV 39 31 21 15 35
V 20 38 31 20 14
VI 28 18 37 29 16
Jumlah 153 163 173 166 171
6. Biografi Guru Bidang Studi SKI
Nama : Lilis Nurul Husnah, S.Pd.I
Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 15 Januari 1972
Alamat : Pondok Ungu Medan Satria Bekasi
Pendidikan Terakhir : S1
Tahun Mengajar : 2000-sekarang
B. Analisis Data
1. Pra Siklus
Prasiklus adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelum
penelitian. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan perencanaan dan
pelaksanaan seperti biasa. Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran
hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum penelitian.
Hasil pembelajaran pada Prasiklus dijadikan sebagai pembanding hasil
pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II.
Pembelajaran di kelas masih dilaksanakan dengan menggunakan
metode yang konvensional yaitu hanya metode ceramah saja belum
memadukan dengan metode sosiodrama sehingga pembelajaran masih
46
terpusat pada guru. Adapun deskripsi pembelajaran prasiklus adalah
sebagai berikut:
Pembelajaran dimulai dengan mengulang materi pelajaran yang
telah lalu dilanjutkan penyampaian judul materi yang akan dipelajari,
setelah itu guru membacakan materi yang ada dengan diberi penjelasan
secukupnya.Kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya jika tidak ada yang bertanya guru langsung melanjutkan
penjelasannya. Kondisi tersebut berjalan hingga akhir pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PraSiklus dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 20 Agustus 2015. Adapun hasil observasi dan hasil tes pada
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Tes Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keteranagan
Tuntas Tidak tintas
1 Dela Aulia 70 60 V
2 Hafidz Maulana 50 V
3 Indah Rosalia 53 V
4 Maulida Rahma 70 V
5 Nabila Putri A 60 V
6 Dinda Mutiara 72 V
7 Pasha Shabrina 65 V
8 Prihatin N 60 V
9 Sabilatus Syifa 62 V
10 Sabiq Rejib A 50 V
11 Syahla F 40 V
12 M. Riyadis S 60 V
13 Nisa Nurfarisa 63 V
14 Alya Syamsal H 60 V
47
15 Nur Aulia Firli 70 V
16 Dea Oktafiani 70 V
Jumlah 965 4 12
Rata-Rata 60,31
Ketuntasan Klasikal 25%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pada
pembelajaran Pra Siklus hanya 60,31. Sedangkan ketuntasan
klasikalnya 25% .Kemudian anak yang memperoleh nilai mencapai
KKM juga sedikit yaitu ada 4 anak. Hal ini menunjukkan bahwa
prestasi yang diraih pada pembelajaran tersebut masih sangat rendah.
2. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Agustus 2015
sampai tanggal 3 September 2015, dengan menggunakan rancangan yang
sudah ada. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan
tindakan diantaranya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal
beserta kunci jawabannya, media pembelajaran dan lembar observasi.
a. Hasil Siklus I
1) Perencanaan
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 27 Aggustus 2015 sampai
tanggal 3 September 2015, dengan pokok bahasan kisah Khalifah
Abu Bakar As-shidiq. Tahapan yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
a) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan
berdasarkan pengamatan dan evaluasi terhadap
pembelajaran khalifah Abu Bakar.
b) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori
untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
48
sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen
pengumpulan data selama penelitian tindakan ini
dilaksanakan.
d) Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan
sosiodrama pada materi kisah Khalifah Abu Bakar As-
shidiq
2) Tahap Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian
peneliti menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode
sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah, langkah-
langkah pelaksanaan ini meliputi :
a) Guru berupaya memperkenalkan siswa pada
permasalahan yang ada pada materi pembelajaran Abu
Bakar Assidiq.
b) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain
dan menentukan siapa yang akan memainkannya.
c) Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa
dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan.
d) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
e) Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
f) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang
dilakukan.
g) Permainan peran ulang.
h) Pembahasan diskusi dan evaliasi.
i) Membuat kesimpulan.
49
3) Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu meningkatkan hasil belajar SKI dengan metode Sosiodrama
pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Baitul Muttaqin Bekasi
tahun pelajaran 2014/2015, dan pokok bahasasan adalah Khalifah
Abu Bakar As-shidiq.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat
pembelajaran, peneliti meminta bantuan kolaboran untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang
valid.
Tabel 4.3
Lembar Observasi Siswa dan Siklus 1
No Aspek yang Diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Pemanasan V
2. Memilih partisipan V
3. Menata panggung V
4. Menyiapkan pengamat V
5. Memainkan peran V
6. Dikusi dan evaluasi V
7. Memainkan peran ulang V
8. Diskusi dan evaluasi kedua V
9. Berbagi pengalaman dan
kesimpulan
V
50
Tabel 4.4
Lembar Observasi Guru Siklus 1
No Aspek yang Diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Pemanasan V
2. Memilih partisipan V
3. Menata panggung V
4. Menyiapkan pengamat V
5. Memainkan peran V
6. Dikusi dan evaluasi V
7. Memainkan peran ulang V
8. Diskusi dan evaluasi kedua V
9. Berbagi pengalaman dan
kesimpulan
V
Tabel 4.5
Hasil nilai siklus 1
No Nama KKM Nilai Keteranagan
Tuntas Tidak tintas
1 Dela Aulia 70 60 V
2 Hafidz Maulana 50 V
3 Indah Rosalia 55 V
4 Maulida Rahma 70 V
5 Nabila Putri A 70 V
6 Dinda Mutiara 72 V
7 Pasha Shabrina 65 V
8 Prihatin N 70 V
9 Sabilatus Syifa 65 V
10 Sabiq Rejib A 55 V
11 Syahla F 40 V
51
12 M. Riyadis S 62 V
13 Nisa Nurfarisa 75 V
14 Alya Syamsal H 65 V
15 Nur Aulia Firli 75 V
16 Dea Oktafiani 70 V
Jumlah 1019 8 8
Rata-Rata 63,6
Ketuntasan Klasikal 50%
Dengan memperhatikan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi belajar siswa pada Siklus I sudah lebih meningkat
dibandingkan dengan hasil pada Pra Siklus. Hal itu dapat dilihat dari
meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi 63,6 sedangkan ketuntasan
klasikalnya meningkat menjadi 50%. Meskipun hasil belajar pada Siklus I
sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi target yang
ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yang
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang ada, untuk itu perlu dilaksanakan
perbaikan pada tindakan selanjutnya.
Dalam pengamatan siklus 1 sikap siswa tergambar dengan observasi
yang dilakukan selama proses belajar mengajar.
a) Ketika guru mensosiodramakan tentang Khalifah Abu
Bakar As-shidiq, siswa memperhatikan dengan baik, namun
sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada
temannya.
b) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya.
c) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana
peran itu akan dimainkan..
d) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
e) Permainan peran dilaksanakan secara spontan, namun
52
sebagian siswa ada yang masih bingung memainkan
perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang
seharusnya ia lakukan.
f) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
g) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini
akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran
lebih sesuai dengan skenario.
h) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada
realitas.
i) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema
khalifah Abu Bakar Assidiq dan dilanjutkan dengan
membuat kesimpulan.
4) Refleksi
Dengan memperhatikan data-data tersebut peneliti beserta
kolaborator melakukan evaluasi bersama-sama sebagai refleksi
untuk menentukan langkah-langkah dan perbaikan pada siklus
berikutnya yang akan diterapkan pada Siklus II. Ada beberapa
hambatan dan kekurangan yang terjadi pada Siklus I seperti :
a) Pelaksanaan tindakan pembelajaran belum sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti kurang
tepatnya tindakan dengan alokasi waktunya.
b) Masih banyak siswa yang belum mengikuti intruksi guru
karena belum jelas.
c) Banyak siswa yang masih malas-malasan untuk mengikuti
pembelajaran.
3. Pelaksanaan Siklus II
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10
September 2015 sampai tanggal 24 September 2015, dengan pokok
bahasan Khalifah Umar bin Khattab.
53
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1) Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan
berdasarkan pengamatan dan evalusi terhadap pembelajaran
khalifah Abu Bakar As-sidiq pada siklus pertama yang
masih ada kelemahan atau kekurangan.
2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan
atau kekurangan pembelajaran pada siklus pertama.
3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai
dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data
selama penelitian ini dilaksanakan.
4) Penyiapan perangkat/sarana pembelajaran untuk
melaksanakan sosiodrama dalam cerita Khalifah Umar bin
Khattab.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode
pembelajaran, sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran
(RPP) yaitu menggunakan metode sosiodrama. Pokok bahasan
yang diajarkan adalah cerita Khalifah Umar bin Khattab, adapun
proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1) Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan
yang terapat pada materi Khalifah Umar bin Khattab.
2) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya.
3) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana
peran itu akan dimainkan. Apa saja kebutuhan yang
54
diperlukan.
4) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
Pengamat disini harus juga terlibat aktif dalam permainan
peran.
5) Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
6) Guru bersama siswa mendiskusikan kisah Khalifah Umar
bin Khattab yang telah didramakan dan melakukan evaluasi
terhadap peranperan yang dilakukan
7) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini
akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran
lebih sesuai dengan skenario.
8) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada
realitas.
9) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema
Khalifah Umar bin Khattab yang telah dilakukan dan
dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI
dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Baitul Muttaqin, dan pokok bahasannya adalah Khalifah Umar bin
Khattab maka observasi difokuskan pada kisah Umar bin Khattab .
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran,
peneliti meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya
penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
55
Tabel 4.6
Lembar observasi siswa siklus II
No Aspek yang Diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Pemanasan V
2. Memilih partisipan V
3. Menata panggung V
4. Menyiapkan pengamat V
5. Memainkan peran V
6. Dikusi dan evaluasi V
7. Memainkan peran ulang V
8. Diskusi dan evaluasi kedua V
9. Berbagi pengalaman dan
kesimpulan
V
Tabel 4.7
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Pemanasan V
2. Memilih partisipan V
3. Menata panggung V
4. Menyiapkan pengamat V
5. Memainkan peran V
6. Dikusi dan evaluasi V
7. Memainkan peran ulang V
8. Diskusi dan evaluasi kedua V
9. Berbagi pengalaman dan
kesimpulan
V
56
Tabel 4.8
Hasil Nilai Tes Siklus II
No Nama KKM Nilai Keteranagan
Tuntas Tidak tintas
1 Dela Aulia 70 65 V
2 Hafidz Maulana 70 V
3 Indah Rosalia 60 V
4 Maulida Rahma 77 V
5 Nabila Putri A 80 V
6 Dinda Mutiara 75 V
7 Pasha Shabrina 70 V
8 Prihatin N 72 V
9 Sabilatus Syifa 70 V
10 Sabiq Rejib A 71 V
11 Syahla F 55 V
12 M. Riyadis S 65 V
13 Nisa Nurfarisa 70 V
14 Alya Syamsal H 75 V
15 Nur Aulia Firli 80 V
16 Dea Oktafiani 75 V
Jumlah 1130 12 4
Rata-Rata 70,6
Ketuntasan Klasikal 75%
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah
meningkatnya hasil belajar siswa pada tindakan pra siklus dan siklus I. hal
itu dapat diamati dari meningkatnya rata-rata siswa pada siklus II menjadi
70,6, sedangkan ketuntasan klasikalnya juga meningkat menjadi 75%.
Dalam pengamatan siklus 1I sikap siswa tergambar dengan observasi
yang dilakukan selama proses belajar mengajar.
57
1) Ketika guru mensosiodramakan tentang Khalifah Umar bin
Khattab, siswa memperhatikan dengan baik, namun sebagian
siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya.
2) Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan
menentukan siapa yang akan memainkannya.
3) Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana
peran itu akan dimainkan..
4) Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat.
5) Permainan peran dilaksanakan secara spontan, namun sebagian
siswa ada yang masih bingung memainkan perannya atau
bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan.
6) Guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.
7) Permainan peran ulang, pada permainan peran kedua ini akan
berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan peran lebih sesuai
dengan skenario.
8) Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas.
9) Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema tentang
Khalifah Umar bin Khattab dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan.
d. Tahap refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus II diketahui bahwa guru
mampu mengatasi kelemahan atau hambatan pembelajaran SKI
dengan menggunakan metode sosiodrama sebagaimana terjadi pada
siklus I sebagai berikut:
1) Guru mampu mengalokasikan waktu dengan baik sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Banyak siswa yang sudah terlibat aktif mengikuti instruksi
yang di berikan oleh guru.
3) Guru memberikan motivasi dan reward kepada siswa dengan
baik untuk aktif mengikuti pembelajaran SKI dengan
58
menggunakan metode sosiodrama.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat dikemukakan bahwa
hipotesis tindakan yang diajukan melalui tindakan kelas ini dapat diterima
atau terbukti. Dengan kata lain metode sosiodrama mampu dijadikan
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran SKI
siswa kelas VI MI Baitul Muttaqin Bekasi.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Tes pada PraSiklus, Siklus I, Siklus II
No Uraian Hasil Prasiklus, Siklus I, Siklus II
1. Nilai Rata-Rata tes
tertulis
60,31 63,6 70,6
2. Jumlah siswa yang
tuntas belajar
4 8 12
3. Prosentase ketuntasan
belajar
25% 50% 75%
Dari tabel hasil tes tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan
menerapkan metode sosiodrama diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa meningkat. Dari nilai rata-rata 60,31 naik menjadi 63,6 kemudian
meningkat menjadi 70,6. Dan ketuntasan belajarpun meningkat dari 25%
menjadi 50% meningkat menjadi 75% atau dari 4 siswa yang tuntas
belajarnya menjadi 8 dan meningkat 12 siswa yang tuntas belajar dari 16
siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar
secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I. Adanya
peningkatan ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir
pelajaran akan selalu diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
59
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan belajar siswa.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran SKI
dengan metode Sosiodrama memiliki dampak positif dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin meningkatnya partisipasi dan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pra
siklus, siklus I, dan siklus II).
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan metode sosiodrama dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang
sulit, memberi umpan balik/evaluasi.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil penelitan menunjukan terdapat keberhasilan dalam penerapan
metode sosiodrama pada mata pelajaran SKI kelas VI MI Baitul Muttaqin
Bekasi yang ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil jumlah siklus I
dibandingkan dengan hasil pra sikls. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi 63,3 sedangkan ketuntasan
klasikalnya meningkat menjadi 50%. Meskipun hasil belajar pada siklus I
sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi target yang
ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yan
dilaksanakan sesuai RPP yang ada, untu itu perlu dilaksanakan perbaikan
pada tindakan siklus II.
2. Dengan menggunakan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil
belajar siswa yang terlihat pada siklus II siswa mengalami peningkatan
yang signifikan dalam pembelajaran SKI, dari skor rata-rata nilai tes siklus
I 63,3 menjadi 70,6 sedangkan ketuntasan klasikalnya pada siklus I 50%
meningkat menjadi 75%. Adanya peningkatan pada setiap siklus
dikarenakan pada hasil refleksi siklus II menunjukan guru mampu
menerapkan metode sosiodrama sesuai dengan langkah-langkah dan
mengalokasikan waktu dengan baik sesuai dengan RPP.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar
pembelajaran SKI lebih efektif dan lebih memberikan hasil belajar yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan metode
61
sosiodrama memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan pembelajaran denggan metode sosiodrama dalam proses
pembelajaran sehingga diperoleh sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. 2007.
Al-Qur’an Terjemah, Darus Sunnah Al-kamil
Al-Khurbuthly, Ali Husni, Peradaban Islam Konteporer, Jakarta: Granada Nadia,
cetakan Tahun 1977.
Anshori, Shidiq. Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Terhadap Minat
Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa di MTS Yatamu
Pasawahan Kabupaten Cirebon, Skripsi S1UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Gafindo,Jakarta persada Islam, Jakarta: GrafindoPersada.
Fathurrohman, Pupuh dan M.Sobry sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui
penanaman konsep umum dan konsep islami, Bandung:Refika Aditama,
2009.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: BumiAksara. 2011
Hubbudin, Ahmad, Analisis Pencapaian Tujuan Pembelajaran Dalam Perspektif
PAIKEM : Implementasi Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Skripsi
S1UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indriyani, Dina. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Yogyakarta: PT
Diva Press. 2011.
Kunandar, DR. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2013
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif ,Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani. 2007.
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara. 1985.
63
Sanjaya, H.Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2011.
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung:
Penerbit Nuansa. 2012.
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Dasar-dasar ilmu ,
dasar-dasar evaluasi. 2012.
Sudjana, Nana DR, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Sumber Dokumentasi Arsip MI Baitul Muttaqin Bekasi.
Surawan, Martinus, kamus kata serapan, Jakarta:PT remaja Rosdakarya.
Surawan, Martinus, Kamus Kata Serapan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2001.
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2012.
Suyono&Hariyanto, Belajar Dan Pembemlajaran, Bandung: PT Remaja
Rsdakarya.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
2013.
Tirtarahardja, Umar, Sulo La S.L, Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2008.
Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Uno, Hamzah B, Model pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2012.
Usman, M. Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Press. 2010.
Yatim Badri, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT Rajagrafindo Persada.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN di Jakarta
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1986.
Zuriah, Nurul Dra, Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2009.
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI. Baitul Muttaqin
Kelas / Semester : VI /I
Mata Pelajaran : SKI
Standar Kompetensi : 1. Mngenal sejarah khalifah Abu Bakar
Kompetensi Dasar : 1.2 Menceritakan silsilah, kepribadian Abu Bakar Assidiq dan
perjuangannya dalam dakwah Islam.
1.3 Menunjukan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalifah
Abu Bakar as Sidiq.
1.4 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Abu Bakar
as Sidiq.
Alokasi Waktu : 1 x 4 Jam Pelajaran
Indikator Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh Instrumen
Menyebutkan nama
ayah dan ibu Abu
Bakar Assidiq
Menyebutkan asal suku
bani Abu Bakar
Assidiq
Menentukan pertemuan
nasab Abu Bakar
Assidiq dengan Nabi
Muhammad Saw
Menyebutkan karakter
sifat Abu Bakar
Assidiq
Sebutkan karakter sifat
Abu Bakar Assidiq
Sebutkan kelebihan-
kelebihan yang dimilki
Abu Bakar Assidiq
Jelaskan kedudukan Abu
Bakar Assidiq dalam
masyarakat kafir Quraisy
Ceritakan kisah masuk
islamnya Abu Bakar
Assidiq
Ceritakan perjuangan Abu
Bkar Assidiq setelah
Menyebutkan
kelebihan-kelebihan
yang dimilki Abu
Bakar Assidiq
Menjelaskan
kedudukan Abu Bakar
Assidiq dalam
masyarkat kafir
Quraisy
Menceritakan kisah
masuk Islamnya Abu
Bakar Assidiq
Menceritakan
perjuangan Abu Bakar
Assidiq setelah masuk
Islam, yaitu menjadi
pembela nabi/ pembela
kaum yang tertindas
Menunjukan sikap/
perilaku membela
aqidah Islam dengan
berani dan tegas.
masuk islam yaitu
pembela nabi/ pembela
kaum tertindas
Tunjukan sikap/ perilaku
membela aqidah islam
dengan berani dan tegas.
A. Pembelajaran
Siswa dapat mengenal sejarah khalifah Abu Bakar Assidiq
B. Materi Pembelajaran
kisah masuknya Abu Bakar Assidiq ketika masuk Islam
C. Metode pembelajaran
Ceramah, sosiodrama, penugasan.
D. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal Memberi salam dan berdoa
2. Bertanya kepada siswa sekitar kisah Khalifah Abu Bakar Assidiq.
3. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru.
4. Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan siswa pada permasalahan yang ada pada skenario.
Guru memilih permainan (partisipan).
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran
dimainkan.
Guru menunjukbeberapa siswa sebagai pengamat.
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
Guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi
terhadap peran-peran yang dilakukan.
Permainan peran ulang.
Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahka pada realitas.
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema Abu Bakar
Assidiq, permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan
membuat kesimpulan.
5. Kegiat akhir
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa bersama-sama membaca hamdalah
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
D. Sumber belajar
Buku pelajaran SKI kelas VI
LKS
E. Penilaian
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Bekasi,17 September 2015
Kepala MI Guru Kelas VI
UMROH, S. Ag. MEYTI MINHATI
NIP:196607181988012001 NIM : 1812011000030
Ringkasan materi
A. Biografi Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar Assiddiq adalah orang yang paling awal memeluk agama islam,
sahabat Rasulullah saw dan juga khalifah pertama yang dibaiat oleh umat Islam.
Abu Bakar yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad saw. Namanya yang
sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), yang kemudian diubah ole
Rasulullah menjadi Abdullah (hamba Allah). Sumber lain menyebutkan namanya
adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Nabi Muhammad saw memberinya gelar
Assiddiq (artinya yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa
Isra Mi’raj yang dicertakan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya. Abu
Bakar Assiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Tamim.
Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim
dengan kedududkan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercayai sebagai
orang yang bisa menafsirkan mimpi.
1. Kepribadian Abu Bakar Assiddiq
Sejak kecil Abu Bakar Assiddiq tidak pernah mengikuti perbuatan
perbuatan buruk yang dikerjakan oleh kaum Quraisy. Dia tidak pernah
mabuk, menyembah berhala, menyakiti orang lain dan perbuatan tercela
lainnya.
Berikut ini adalah beberapa sifat-sifat Abu Bakar.
a. Dermawan dan senang menolong
Abu Bakar menyerahkan seluruh kekayaannya untuk mendukung
dakwah Islam.Hartanya banyak digunakan untuk menebus para budak,
membiayai perang, dan membantu fakir miskin.
b. Sederhana
Abu Bakar adalah sahabat yang dikenal dengan sifatnya yang
sederhana.Dia tidak suka mengumpulkan harta kekayaan melebihi
kebutuhan hidupnya.
c. Rendah hati
Abu Bakar juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati.Kekayaannya
tidak membuatnya sombong. Kedekatannya dengan Rasulullah saw
tidak menjadikannya merasa paling mulia.
2. Perjuangan Abu Bakar Assiddiq dalam Islam
Sejak kecil Abu Bakar sudah bersahabat dengan Nabi Muhamad saw.
Apalagi ketika Rasulullah menikah dengan Khadijah dan tinggal satu
kampung dengan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar masuk Islam banyak sekali
sikap dan perjuangannya untuk Islam, antara lain adalah:
a. Segera membantu Rasulullah saw berdakwah
Dengan tutur kata yang halus dan bahasa yang baik, banyak sahabat
yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, diantaranya Usman bin Affan,
zubair bin Awwam, Abdullah bin Mas’ud, Talhah bin Ubaidillah,
Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, Arqam bin Abi Arqam,
Abu Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lain (sahabat tersebut termasuk dalam
golongan Assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama masuk
Islam).
b. Setia membela dan melindungi Nabi Muhammad saw.
Rasulullah saw mulai berdakwah secara terang-terangan maka
mulailah timbul perlawanan dari pihak kafir Quraisy. Mereka sering
melakukan kekerasan terhadap Nabi, mereka menganiaya, mengancam
dan bahkan ingin membunuh Nabi kalau tidak berhenti menyiarkan Islam.
Abu Bakar tampil sebagai pembela dan pelindung Nabi. Hal ini
terbukti ketika:
1) Pada saat Nabi Muhammad saw sedang shalat di Masjidil Haram,
tiba-tiba Uqbah bin Abi Muith menjerat leher beliau, melihat hal itu
dengan cepat Abu Bakar menyergap Uqbah.
2) Ketika Rasulullah saw. Dan umat Islam hijrah ke Madinah, beliau
menemani Nabi Muhammad dan melindungi dari ancaman kaum
kafir Quraisy yang ingin membunh Nabi dan mereka bersembunyi di
Gua Tsur disebelah selatan Mekkah.
3) Ketika peristiwa Isra’ Mi’raj kaum Quraisy berusaha mempengaruhi
umat Islam dengan mengatakan Nabi Muhammad adalah orang
pembohong dan penipu, akan tetapi Abu Bakar menyatakan bahwa
apa yang dikatakan Nabi Muhammad adalah benar. Oleh karena itu
Abu Bkar mendapat gelar Assiddiq.
c. Pada saat perang Badar Abu Bakar adalah orang yang menyatakan
siap berperang demi membela Nabi Muhammad dan Islam.
d. Membebaskan kaum muslimin yang tertindas. Abu Bakar terkenal
sebagai pembebas para budak yang disiksa oleh tuannya karena
masuk Islam. Budak-budak tersebut antara lain:
a) Bilal bin Rabbah, budak Umayyah bin Khallaf.
b) Amir bin Fuhairah, budak Rafsil bin Abdullah.
c) Abu Fakiah, budak Sufwan bin Umayyah.
d) Labibah, budak baru Muammal bin Habib Ady.
B. Abu Bakar Menjadi Khalifah
Setelah Rasulullah wafat, maka kaum Muslimin bermusyawarah di Balai Bani
Saidah untuk memilih pengganti Nabi.Kaum Muhajirin dan Anshor akhirnya
sepakat untuk memilih Abu Bakar sebagai pengganti Nabi.
Selesai pemakan Rasulullah saw kaum muslimin berkumpul di Masjid
Nabawi dan membaiat secara resmi Abu Bakar sebagai khalifah pada bulan
Rabiul Awal 11 H.
1. Langkah-langkah kebijakan Khalifah Abu Bakar Assiddiq:
a) Memerangi kaum pembangkang, kaum murtad dan Nabi palsu
b) Mengumpulkan Al-Quran (12 H-13 H/ 633-634 M)
c) Memerangi orang yang tidak membayar zakat
2. Upaya perluasan Wilayah
a) Membebaskan Irak dari Persia
b) Membebaskan Wilayah Syam
3. Kebijakan khalifah Abu Bakar dibidang pemerintahan
a) Mendirikan Bitul mal
b) Mendirikan lembaga peradilan
c) Membagi harta rampasan perang (Ghanimah)
4. Abu Bakar Assiddiq wafat
Demikianlah perjuangan Abu Bakar dalam membantu dakwah agama
Islam. Banyak sekali jasa-jasa Abu Bakar yang perlu kita teladani baik itu
kesetiannya dalam membela Nabi Muhammad saw. Sifat dermawannya,
keberanian dan kepemimpinannya maupun jasa beliau dalam
mempersatukan Arab di bawah panji-panji IslamAkhirnya setelah jatuh
sakit, Abu Bakar Assiddiq wafat pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H dalam
usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah saw. Di
Masjid Nabawi.Sebelum wafat, Abu Bakar bermusyawarah dengan beberapa
sahabat dan menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah.
SOAL LATIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c atau d sebagai jawaban yang paling
benar!
1. Abu Bakar berasal dari bani….
a. Tamim
b. Ady
c. Hasyim
d. Umayyah
2. Sahabat yang langsung percaya dan membenarkan peristiwa isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad saw adalah….
a. Abu Jahal
b. Abu Hurairah
c. Abu Lahab
d. Abu Bakar Assiddiq
3. Abu Bakar dibaiat oleh seluruh kaum muslimin menjadi khalifah saw….
a. Rumah Nabi Muhammad saw
b. Masjid Nabawi
c. Balai Darunnajwah
d. Balai Bani Saidah
4. Abu Bakar diangkat menjadi khalifah melalui….
a. Pemungutan suara
b. Ditunjuk nabi
c. Musyawarah
d. Turun menurun
5. Pada tanggal 2 Jumadil Akhir 13 H khalifa Abu Bakar wafat pada usia….
a. 35 tahun
b. 63 tahun
c. 37 tahun
d. 50 tahun
6. Khalifah yang pertama kali memimpin adalah….
a. Ali bin Abi Thalib
b. Usman bin Affan
c. Abu Bakar
d. Umar bin Khattab
7. Yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar ketika banyak para penghafal Al-
Quran gugur dalam pertempuran adalah….
a. Memerintahkan pengumpulan A-Quran
b. Membiarkan begitu saja
c. Menangisi mereka tanpa berbuat sesuatu
d. Hanya mencatatnya
8. Tugas Nabi Muhammad saw yang tidak dapat digantikan adalah tugas
sebagai….
a. Kepala Negara
b. Rasul utusan Allah
c. Pemimpin umat islam
d. Menyiarkan Islam
9. Abu Bakar gelar Assiddiq karena….
a. Karena dia sangat kaya
b. Karena dia selalu mempercayai dan membedakn semua ucapan Nabi
Muhammad
c. Karena dia sangat tampan
d. Karena dia juga sangat berwibawa
10. Yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar terhadap orang murtad dan nabi-
nabi palsu adalah….
a. Membiarkan
b. Mengaguminya
c. Memeranginya
d. menghormatinya
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
benar!
1. Ketika menjadi Khalifah Abu Bakar di beri gelar….
2. Putrid Abu Bakar yang menikah dengan Rasulullah adalah….
3. Abu Bakar berasal dari Bani….
4. Abu Bakar mendapat gelar Assiddiq ketika peristiwa….
5. Abu Bakar pernah membebaskan budak yang memeluk Islam bernama….
Kunci Jawaban
1. A
2. D
3. B
4. C
5. B
6. C
7. A
8. B
9. B
10. C
1. Assddiq
2. Aisyah
3. Tamim
4. Isra’ Mi’raj
5. Bilal bin Rabbah, Amir bin Fuhairah, Abu Fakiah, Labibah
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI. Baitul Muttaqin
Kelas / Semester : VI /I
Mata Pelajaran : SKI
Standar Kompetensi :2. Mngenal sejarah khalifah Umar bin Khattab
Kompetensi Dasar :2.1 Menceritakan silsilah, kepribadian Umar bin
Khattab dan perjuangannya dalam dakwah Islam.
1.2 Menunjukan contoh-contoh nilai-nilai positif dari khalofah
Umar bin Khattab.
1.3 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Umar bin
Khattab.
Alokasi Waktu : 1 x 4 Jam Pelajaran
Indikator Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh Instrumen
Menyebutkan nama
ayah dan ibu Umar bin
Khattab
Menyebutkan asal suku
bani Umar bin Khattab
Menentukan pertemuan
nasab Umar bin
Khattab dengan Nabi
Muhammad Saw
Menyebutkan karskter
sifat Umar bin Khattab
Menyebutkan
Sebutkan karskter sifat
Umar bin Khattab
Sebutkan kelebihan-
kelebihan yang dimilki
Umar bin Khattab
Jelaskan kedudukan
Umar bin Khattab dalam
masyarakat kafir Quraisy
Ceritakan kisah masuk
islamnya Umar bin
Khattab
Ceritakan perjuangan
kelebihan-kelebihan
yang dimilki Umar bin
Khattab
Menjelaskan
kedudukan Umar bin
Khattab dalam
masyarakat kafir
Quraisy
Menceritakan kisah
masuk Islamnya Umar
bin Khattab
Menceritakan
perjuangan Umar bin
Khattab setelah masuk
Islam, yaitu menjadi
pembela nabi/ pembela
kaum yang tertindas
Menunjukan sikap/
perilaku membela
aqidah Islam dengan
berani dan tegas.
Umar bin Khattab
setelah masuk islam
yaitu pembela nabi/
pembela kaum tertindas
Tunjukan sikap/ perilaku
membela aqidah islam
dengan berani dan tegas.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal sejarah khalifah Umar bin Khattab
B. Materi Pembelajaran
kisah masuknya Umar bin Khattab ketika masuk Islam
C. Metode pembelajaran
Ceramah, sosiodrama, penugasan.
D. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal Memberi salam dan berdoa
2. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru.
3. Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan siswa pada permasalahan yang ada pada skario.
Guru memilih permainan (partisipan).
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran
dimainkan.
Guru menunjukbeberapa siswa sebagai pengamat.
Permainan peran dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan.
Guru bersama siswa mendiskusikan permainan dan melakukan evaluasi
terhadap peran-peran yang dilakukan.
Permainan peran ulang.
Pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahka pada realitas.
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema Umar bin Khattab,
permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan.
4. Kegiat akhir
Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa bersama-sama membaca hamdalah
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
E. Sumber belajar
a. Buku pelajaran SKI kelas VI
b. LKS
F. Penilaian
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Bekasi,3 September 2015
Kepala MI Guru Kelas VI
UMROH, S. Ag. MEYTI MINHATI NIP:196607181988012001 NIM :1812011000030
Ringkasan Materi
A. Biografi Umar bin Khattab
1. Silsilah Umar bin Khattab
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu
rumpun suku Quraisy di kota Mekkah. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail
Al Shimh AlQuraisy dan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim, dari Bani
Makhzum.
Umar memilki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw
yaitu Al Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran
dan kebatilan. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia
bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang
langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara
gulat di Mekkah.
2. Kepribadian Umar bin Khattab
Di masa Jahiliyah Umar bin Khattab dikenal sebagai saudagar. Dia
mahir berdagang hingga ke luar jazirah Arab.Umar termasuk orang yang
dihormati dan disegani dikalangan kaum Quraisy. Oleh karena itu, ia sering
mendamaikan pertikaian yang terjadi di antara suku-suku.
Baik sebelum memeluk Islam maupun sesudah memeluk Islam, Umar
adalah seorang yang pemberani, tegas, suka bercara apa adanya, berkemauan
kuat, dan sedikit keras.
Disamping memilki sikap yang berani dan tegas, Umar juga
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a. Rendah hati
Sekalipun sikapnya keras tetapi dia dikenal sebagai orang yang rendah
hati.Dia suka menolong orang-orang lemahyang dianiaya oleh orang-orang kuat.
b. Sederhana
Umar juga dikenal sebagai orang yan sangat sederhana walaupun mempunyai
jabatan tinggi.
c. Peduli terhadap kaum muslimin
Sewaktu menjadi Amirul Mukminin, Umar sangat peduli terhadap keadaan
masyarakat.Dia sering berkeliling untuk melihat keadaan mereka.Umar juga
tidak segan-segan membantu kesusahan yang dialami leh kaum muslimin.
d. Teguh memegang amanah
Umar juga dikenal sebagai orang yang sangat teguh memegang amanah yang
dipercayakan kepadanya.Ketika dirinya menjadi khalifah.
e. Kritis
Umar bin Khattab adalah seseorang sahabat yang kritis. Maksudnya sering
memberikan pendapatnya terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak sesuai dengan
pandangannya.
f. Adil dan tegas
Umar adalah pemimpin yang adil dan tegas.Dia tidak pernah membeda
bedakan rakyatnya. Apabila ada pejabatnya yang salah maka dia akan
menghukumnya.
B. Umar Bin Khattab menjadi Khalifah
1. Proses Pemilihan
Sebelum wafat Abu Bakar mengajak para sahabatnya untuk
bermusyawarah di Majelis Syuro. Mereka adalah Usman Bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Abdurrahman bi Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Usaid bin Kudur,
dan lain-lain.
Abu Bakar mengusulkan agar Umar bin Khattab yang
menggantikannya menjadi Khalifah dan disetujui oleh semua sahabat.
Setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab dibaiat menjjadi khalifah
pada tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 13 H.
2. Kebijakan Umar bin Khattab Setelah Menjadi Khalifah
Periode pemerintahannya disebut Futuhat Islamiyah karena pada masa
ini terjadi pemberontakan besar baik dibidang pemerintahan sampai
perluasan wilayah. Kebijakan Umar bin Khattab meliputi:
a. Bidang Pemerintahan
b. Bidang Peradilan
c. Bidang Hukum
d. Bidang Ekonomi
e. Bidang Sosial
3. Jasa dan Perjuangan Khalifah Umar bin Khattab
Umar bin Kattab menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan. Selama
memerintah, Umar banyak membuat keputusan-keputusan penting
mengenai cara pengatur kehidupan kaum muslimin. Seperti diketahui, pada
waktu itu wilayah Islam telah bertambah luas dan pemeluknya tidak berasal
dari masyarakat Arab.Karena itu diperlukan cara-cara baru dalam mengatur
mereka.
Diantara usaha-usaha penting yang dilakukan oleh Umar selama
menjadi khalifah adalah sebagai berikut:
a. Membuat lembaga-lembaga
b. Mendirikan baitul mal
c. Menetapkan tahub hijriyah
d. Membuat mata uang
e. Membangun angkatan perang
f. Mengatur gaji pegawai dan tentara
C. Perluasan Wilayah Islam
1. Pembebasan Syam/ Syiria
Syam memiliki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi
Timur antara lain, Damaskus, Yordania, Yarussalem,, Hims dan Antiokia.
2. Penaklukan Persia
Umar bin Khattab mengirimkan Abu Ubaidillah bin Jarrah dan Sa’ad bin
Abi Waqas dengan pasukannya untuk memimpin penyerangan.Peperangan
antara kaum muslimin dan PPersia terjadi tahun 15 H yang menyebabkan
Abu Ubaidillah gugur sebagai syuhada.
3. Pembebasan Baitul Maqdis di Yarussalem
Baitul Maqdis merupakan tempat suci bagi umat Islam.Umat Islam
pertama kali salat menghadap ke Baitul Maqdis.Kota tersebut dikuasai oleh
Kaisar Heraclius dari kerajaan Romawi.
D. Wafatnya Umar bin Khattab
Kejayaan dan kemuliaan Umar bin Khattab telah membuat panji-panji Islam
berkibar tinggi. Keadaan itu membuat musuh-musuh Islam makin
membencinya.Mereka adalah orang-orang Persia serta beberapa kalangan
Yahudi. Mereka kemudian menyusun rencana untuk membunuh umar bin khatab.
Mereka kemudian mengutus seseorang bekas budak Persia yang bernama Abu
Lu’luah al Majusi untuk melakukan tipu muslihat kepada Umar bin Khattab.
Suatu hari Abu Lu’luah datang kepada Umar bin Khattab. Ia mengadu kepada
Umar bin Khattab bahwa majikannya telah membebankan kepadanya pajak yang
sangat berat. Umar bin Khattab berjanji akan memutuskan hal itu.
Pada hari berikutnya, Abu Lu’luah menyelinap masuk ke masjid Madinah.
Saat itu, Umar bin Khattab hendak mengerjakan salat bersama kaum muslimin.
Baru saja Umar bin Khattab mengerjakan salat, Abu Lu’luah menusuk Umar bin
Khattab dari belakang. Akibat tusukan itu, Umar bin Khattab menderita luka
yang parah. Ia terbaring sakit selama 3 hari dan akhirnya meninggal pada hari
Sabtu, 1 Muharram 23 H atau 644 M. Kekhalifahannya berlangsung selama 10
tahun 6 bulan 4 hari.
SOAL LATIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling
benar!
1. Umar bin khattab bersal dari….
a. Bani Adiy
b. Bani Mughirah
c. Bani Tamim
d. Bani Hanifah
2. Umar bin Khattab masuk Islam setelah membaca ayat Al-Qur’an surat….
a. Al-Baqarah
b. Thaha
c. Al-Ikhlas
d. Al-Quraisy
3. Umar bin Khattab menemui Rasulullah saw untuk menyatakan diri masuk
Islam di rumah….
a. Fatimah bin Khattab
b. Hamzah bin Abdul Mutholib
c. Abu Bakar Ash-Shiddiq
d. Arqam bin Abi Arqam
4. Sikap Umar bin Khattab terhadap Nabi Muhammad saw sebelum masuk
agama Islam ialah….
a. Menyayangi
b. menjadi sahabatnya
c. memusuhi
d. berteman biasa
5. umar bin Khattab ditunjuk menjadi calon khalifah oleh….
a. Usman bin Affan
b. Mu’awiyah bin Abi Sofyan
c. Ali bin Abi Thalib
d. Abu Bakar Ash Shiddiq
6. Umar bin Khattab diberi gelar Abu Hafsah yang artinya….
a. Orang yang jujur
b. Orang yang berani
c. Orang yang tegas
d. Orang yang keras
7. Salah satu sifat keberanian Umar bin Khattab ditunjukan kepada orang
Quraisy ketika hendak….
a. Isra mikraj
b. Hijrah ke Madinah
c. Fathu Makkah
d. Bai’atur Ridwan
8. Sifat utama Khalifah Umar bin Khattab….
a. Jujur dan adil
b. Jujur dan setia
c. Jujur dan pemaaf
d. Berani dan pemurah
9. Umar bin Khattab dibai’at menjadi Khalifah pada tahun….
a. 11 Hijriyah
b. 13 Hijriyah
c. 22 Hijriyah
d. 35 Hijriyah
10. Salah satu kebijakan Umar bin Khattab setelah menjadi khalifah ialah….
a. Membentuk armada laut
b. Mendirikan Baitul Mal
c. Memberhentikan gubernur
d. Memerangi orang murtad
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Ayah Umar bin Khattab berama….
2. Ibu Umar bin Khattab bernama….
3. Umar bin Khattab dilahirkan pada tahun….
4. Garis keturunan Umar bin Khattab dengan Rasulullah saw bertemu pada….
5. Umar bin Khattab adalah keturunan dari bani….
Kunci Jawaban
5. A
6. B
7. A
8. C
9. D
10. C
11. B
12. A
13. B
14. B
1. Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza Al-Quraisyi
2. Hantamah binti hasyim ibnu abdil mugirah ibnu abdillah
3. Kira-kira setelah 13 tahun nabi Muhammad lahir
4. Khattab
5. Adi
ABU BAKAR AS-SIDDIQ I
Abu Bakar Assiddiq adalah sahabat setia Rasulullah, beliau lahir pada tahun
ke-2 dari tahun gajah, umurnya lebih tua dari Nabi Muhammad saw. Beliau adalah
orang yang pertama kali masuk islam dan diberi gelar As-Siddiq karena
membenarkan dan mempercayai semua wahyu yang dibawa oleh Rasulullah saw.
Setelah Nabi Muhammad wafat beliaulah yang menggantikan kepemimpinan Nabi
Muhammad saw.
Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah tibalah waktu wafatnya Rasulullah saw.
Ummul Mukninin Aisyah memberitahu bahwa Rasulullah telah dipanggil menghadap
Allah SWT.
Bilal bin Rabbah :“Wahai kaum muslimin beliau wafat!!!”
Semua sahabat sangat bersedih atas kejadian yang menimpa Nabi dan mereka
pun bersegera berkumpul di depan rumah Nabi. Namun Umar bin Khattab saat itu
tidak menerima pemberitaan yang tidak enak itu. Umar menentang dengan keras
keputusan bahwa Rasulullah wafat.
Bilal bin Raabbah :“Rasulullah wafat Umar!”
Umar bin Khattab :“Jangan bicara sembarangan, semoga Allah memotong lisan orang
yang berkata Rasulullah wafat. TIDAK!!!
Bilal bin Rabbah :“Kabar ini datang dari Ummul Mukminin Aisyah!”
Umar bin Khattab :“Aku bilang tidak!! Rasulullah tidak wafat!!..dia hanya pergi
menghadap Allah seperti halnya Musa bin Imron menghadap
Allah. Ia pergi dari kaumnya 40 malam kemudian kembali
setelah dikatakan wafat. Demi Allah. Rasulullah pasti akan
kembali seperti halnya Musa. Dan dia akan memotong tangan
dan kaki orang yang menganggap Rasulullah wafat.
Abu Bakar pun keluar dan menasehati umar bin khattab
Abu Bakar: “Umar!! Tahan dan dengarkanlah!!
Umar bin Khattab : “Kau dengar apa yang mereka katakan? Mereka semua telah
menjadi munafik”.
Abu Bakar: “Dengarkan aku Umar. Segala puji bagi Allah yang berkuasa atas semua
makhluk Nya.Barang siapa yang memuja Muhammad, ketahuilah
bahwa Muhammad telah wafat.Tapi barang siapa yang memuja Allah,
Allah maha hidup dan takan pernah mati.Aku berlindung kepada Allah
dari setan yang terkutuk.
“ Muhammad hanyalah seorang rasul, sungguh telah wafat
beberapa rasul sebelumnya. Apakah jika ia wafat atau
dibunuh kau akan kembali murtad?. Barang siapa yang
murtad, tidak dapat mendatangkan mudharat(bahaya) bagi
Allah sedikitpun”. Dan Allah akan membalas kepada orang-
orang yang bersyukur.”
Umarpun akhirnya luluh dan menangis tersedu.
Abu bakar kemudian mengurus jenazah nabi, umar saat itu sedang duduk
bersama sahabat lainnya disana. Dan tiba-tiba datang seorang sahabat menghampiri
umar bin khattab.
Kaum Muhajirin: “Wahai Umar kau harus perhatikan umat, janganlah jadikan
musibah ini penghalang kebaikan kaum muslimin.
Umar bin Khattab: “Katakanlah apa yang ingin kau katakan.”
Kaum muhajirin: “Kaum Anshor telah berkumpul di Tsaqifah Bani Saidah untuk
membahas pengganti Rasulullah. Kurasa mereka sepakat untuk
memilih Sa’ad bin Ubadah.”
Umar bin Khattab :“Minat seseorang untuk memanggil abu bakar dari rumah Aisyah
sekarang.”
Abu Bakar: “Celakalah kau Umar, tidakkah kau lihat aku sedang sibuk persiapkan
jenazah Rasul untuk dikuburkan?”
Umar bin Khattab :“Ini sangat penting Abu Bakar. Jika hari ini umat muslim tidak
menetapkan penerus Nabi, maka persatuan mereka akan hancur.
Sebelum orang berkumpul untuk menggantikan Rasulullahdemi
kepentingan kelompok mereka. Dan undang-undang hanya akan
berpihak pada mereka dan mungkin akan berlebihan. Jadi
musibah kita dalam islam lebih berat disbanding wafatnya
Rasulullah. “demi islam wahai sahabat Rasulullah…!!!”
Umar dan Abu Bakar serta para sahabat segera menghampiri perkumpulan
kaum Anshor.Ditengah perjalanan bertemu dengan seorang sahabat senior dari
kalangan Muhajirin yang bernama Abu Ubaidillah dan diajaknya untuk ikut.
Abu Bakar: “Assalamualaikum…”
Abu ubaidillah: ”waalaikumsalam wr.wb.”
Abu bakar: “Wahai Abu Ubaidillah, ikutlah dengan kami untuk menghampiri kaum
Anshor yang sedang berkumpul membahas pergantian kepemimpinan Rasulullah.
Abu Ubaidillah: “Baik Abu Bakar.
Setelah tiba ditempat perkumpulan kaum Anshor merekapun menyambut Abu
Bakar dan para sahabat lainnya.
Kaum Anshor (1): “Selamat datang, saudara kami ya kaum Muhajirin.”
Umar bin Khattab :“Siapa ini?”
Kaum Anshor (1) : Sa’ad bin Ubadah
Umar bin Khattab: “Ada apa dengan dia?”
Kaum Anshor (1) :“Laki-laki yang hebat.”
Umar bin Khattab :“Pertemuan apa ini, wahai kaum Anshor?”
Kaum Anshor (1): “Kami pendukung Allah dan penyebar Islam, dan kami lebih dulu
beragama dan punya kelebihan dalalam Islam. Dan kalian kaum
Muhajirin, kalian pendatang dan tinggal ditempat kami. Kami
penduduk asli kota ini. Sehingga kami lebih utama yang menjadi
pemimpin dan orang-orang akanmeridhoinya. Dan ini tuan kami
Sa’ad bin Ubadah. Kami menginginkan untuk jadi pemimpin.
Hampir-hampir Umar bin Khattab tidak menguasai diri ketika Umar ingin
berbicara Abu Bakar menahannya. Dengan tenang Abu Bakar berbicara kepada kaum
Anshor.
Abu bakar: “Wahai kaum anshor, demi Allah semua yang kalian katakana sangat
benar. Dulu kalian pernah berkata kepada Nabi, ketika Nabi
menaklukan kota Makkah. Bahwa kaum Qurasy adalah kaum yang
terbaik dan mempunyai nasab yang mulia. Dan tidak ada lain dari
kaum Quraisy kecuali kedua orang ini.” (Abu Bakar mengangkat
tangan umar bin khattab dan abu ubaidillah bin jarah)
Kaum Anshor (1) :“Aku punya usul. Dari kami satu pemimpin dari kaum Quraisy
satu pemimpin.
Umar bin Khattab :“Ini pertama kali terjadi dikalangan kaum muslimin, tidak ada dua
pemimpin kecuali hanya ada pertentangan dan perpecahan. Tapi
hanya boleh ada satu pemimpin dan kita semua menjadi
pendukungnya.
Abu ubaidillah: “Wahai kaum Anshor kalian adalah orang yang pertama kali menjadi
penolong jadi janganlah menjadi orang yang pertama mengganinya.
Kaum Anshor (2): “Wahai kaum Anshor kita tidak usah memperpanjang masalah ini.
Kecuali bahwa Muhammad saw adalah dari keturunan Quraisy
dan kaumnya lebih utama untuk menggantinya. Dan aku ingin
jangan ada yang menentangnya dalam masalah ini.Takutlah
kepada Allah janganlah menentangnya.
Abu Bakar: “Berikan tanganmu Umar, kami akan sumpah setia kepadamu.
Umar bin Khattab :“Tidak ya Abu Bakar!!! Jangan tambah dosa atas beban ini.Aku
lebih suka engkau yang menjadi pengganti Rasulullah.
Abu Bakar: “Kau lebih kuat dariku.
ABU BAKAR ASSIDDIK KETIKA MASUK ISLAM
Abu Bakar Assiddiq adalah manusia paling agung dalam sejarah Islam
sesudah Rasulullah saw. Kemuliaan akhlaknya, kemurahan hatinya dalam
mengorbankan harta benda dan kekakayaannya untuk Islam, kebijaksanaannya dalam
menyelesaikan masalah umat, ketenangannyadalam menghadapi kesukaran dan tutur
katanya yang lembut. Dialah tokoh sahabat yang terbilang paling akrab dengan
dengan Rasulullah saw. Nama sebenarnya Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu
Quhafah.
Sayyidina Abu Bakar ketika masuk Islam.Abu Bakar pernah mengunjungi
seseorang yang sudah tua di negeri Yaman.Dia rajin membaca kitab-kitab dan
mengajar banyak murid.
Orang Tua : “Aku kira tuan datang dari Tanah Haram.”
Abu bakar : “Ya benar.”
Orang tua : “Aku kira tuan berbangsa Quraisy?”
Abu bakar : “Ia benar.”
Orang tua : “Dan apa yang aku lihat, tuan dari keluarga bani tamim?”
Abu bakar : “Ya benar aku dari keluarga bani tamim.”
Orang tua : “Ada satu hal yang hendak aku tanyakan dari tuan, yaitu tentang diri tuan
sendiri. Apakah tak keberatan jika aku lihat perutmu?”
Abu Bakar : “Aku keberatan jika memperlihatkannya, apa maksud dan tujuan tuan
sebenarnya?”
Orang tua : “Aku sebenarnya melihat dalam ilmuku yang benar bahwa seseorang nabi
Allah akan diutus di tanah Haram. Nabi itu akan dibantu oleh dua
sahabatnya, yang seorang masih muda dan seorang lagi sudah separuh
umur. Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dan menjadi
pelindungnya dalam kesusahan.Sementara yang separuh umur itu putih
kulitnya dan berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya dan ada satu
tanda di paha kirinya.Apa salahnya kalau tuan perlihatkan kepadaku?”
Abu bakarpun membuka pakainnya.
Orang tua : “Demi Allah yang menguasai kabah, tuanlah orang itu! Bolehkah tuan
menyampaikan beberapa rangkap syairku?”
Abu bakar : “Boleh saja.”
Setelah itu abu bakar membawa pulang syair-syair itu le mekah.Setibanya di
mekah, para pemuda bergegas datang menemuiku.
Para Pemuda : “Apakah kau tahu apa yang sudah terjadi?”
Abu bakar: “Apakah yang terjadi itu?”
Para pemuda : “Si yatim Abu Talib kini mengaku menjadi Nabi! Kaulah tidak
mengingatkan engkau hai Abu Bakar, engkaulah satu-satunya yang
kami harapkan untuk menyelesaikannya.”
Kemudian Abu bakar meminta para pemuda untuk pulang dahulu sementara
Abu Bakar menemui Muhammad.
Abu bakar : “Wahai Muhammad, kau telah mencemarkan kedudukan keluarga kau
dan aku mengetahui kau terang-terangan telah menyeleweng dari
kepercayaan nenek moyang kita.”
Muhammad : “Aku adalah pesuruh Allah yang diutus untukmu dan untuk seluruh
umat!”
Abu bakar : “Apa buktinya?”
Muhammad : “Orang tua yang kau temui di Yaman tempohari.”
Abu bakar : “Orang tua yang mana?”
Muhammad: “Orang tua yang mengirimkan untaian syair-syair kepada engkau!”
Abu bakarpun terkejut mendengar pernyataan Muhammad.
Abu bakar : “Siapa yang memberi tahumu, wahai sahabatku?”
Muhammad : “Malaikat yang pernah menemui nabi-nabi sebelumku.”
Abu bakar : “Hulurkan tanganmu, bahwa dengan sesungguhnya aku bersaksi bahwa
tiada tuhan yang aku sembah melainkan Allah, dan Muhammad
sebenarnya utusan Allah “
UMAR BIN KHATTAB I
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Kisah ini menceritakan tentang Umar bin Khattab yang awalnya menentang
ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, yaitu agama islam. Umar ra
adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan bagi kaum muslimin
hingga hari ini.Namanya dapat menyebabkan iman menjadi meningkat dan dapat
menggetarkan hati orang-orang kafir. Sebelum memeluk islam ia selalu menentang
Nabi Saw dan menggangu kaum muslimin.
Pada suatu hari, orang-orang kafir Quraisy bermusyawarah untuk menentukan
siapa diantara mereka yang bersedia membunuh Rasulullah saw.
Orang kafir 1 :“Hai tuan-tuan semuanya, kita berkumpul disini untuk membicarakan
masalah yang begitu berat yang harus kita selesaikan”.
Orang kafir 2 : “Masalah apakah itu?”
Orang kafir 1 :”Yaitu siapakah yang bersedia membunuh Muhammad bin Abdillah?”
Umar : “Saya siap melakukannya!”
Kafir (bersama) : “Ya, memang engkaulah yang pantas melakukannya, Umar!”
Sambil menghunuskan pedang, Umar beserta dua orang algjonya segera
melangkah menuju kediaman Rasulullah saw. Dalam perjalanan ia berpapasan
dengan salah seorang dari kabilah Zurrah yang bernama Saad bin abi Waqqas ra.
Sa’ad :”Umar engkau akan pergi kemana?”
Umar :”Saya akan membunuh Muhammad!”
Sa’ad :“Jika demikian, bani hasyim, bani surrah dan bani abdi manaf tidak
berdiam diri atas perbuatanmu itu. Mereka pasti akan menuntut balas”.
Umar :(Terkejut…!)”Oh, nampaknya kamupun telah meningalkan agama nenek
moyang kita”.
Sa’ad :”Ya, saya memang telah masuk islam”.
Umar :”Kalau demkian saya akan membunuhmu terleih dahulu”. (sambil
menghunuskan pedang).
Sa’ad :”Tunggu…tunggu Umar! Lebi baik engkau mengurus keluargamu
dulu, saudara perempuanmudan suaminya juga telah memeluk islam”.
Umar :”Benarkah berita itu? Apabila hal itu tidak benar maka kepalamu akan
kulepas dari tubuhmu dan kujadikan tempat minumanku”.
Sa’ad :”kalau kamu tidak percaya, berangkatlah kerumah saudara
perempuanmu sekarang!”
Mendengar hal itu, Umar segera meninggalkan Sa’ad dan pergi menuju rumah
saudara perempuannya. Ketika itu,dirumah saudara perempuannya yaitu Fatimah ada
sahabatnya kabbab, adik Umar dan iparnya. Dengan menutup pintu dan jendela,
mereka membaca ayat-ayat Al-Qur’an.Sedangkan dalam perjalanan wajah Umar
kelihatannya begitu marah kepada keluarganya.
Umar : Tok…tok…tok…!”Buka…buka…pintunya!”
Kabbab :”sepertinya itu suara Umar yang sedang marah?”
Fatimah :”Ia itu suara Umar”.
Maka kabbab segera bersembunyi karena ketakutan dan adik Umar
membukakan pintu buat Umar.
Umar :”Penghianat…! Kau Fatimah…! Kamu telah meninggalkan agama
nenek moyangmu!”( sambil menampar Fatimah).
Tanpa menghiraukan wajah Fatimah yang berdarah, Umar masuk kedalam
rumah dan bertanya.
Umar :”Apakah yang sedang kamu lakukan, dan siapakah orang yang
suaranya aku dengar dari luar?”
Iparnya :”Kami hanya berbincang-bincang”.
Umar :” Apakah kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyangmu
dan memeluk agama baru itu?”
Iparnya :”Bagaimana jika agama baru itu lebih baik dari agama
dahulu?”(Umar menarik baju iparnya keluar rumah dan menarik
jenggotnya dan menamparnya sehingga wajahnya berlumuran darah)
Fatimah :” Wahai Umar! Kami dipukul hanya karena memeluk islam. Kami
bersumpah akan mati sebagai orang islam. Terserah padamu, kamu
mau melakukan apa saja terhadap kami”.
Umar :”Tidak, cukup…cukup. Aku tidak mau mendengar semua itu.Dasar
orang-orang bodoh yang melampau batas”.
Kabbab :”Astagfirullahalazim, sadar Umar. Kau yang telah melampaui batas,
kau tersesat Umar,tersesat!”
Umar :”Apa…? Berani kau ya…!” (sambil menampar)
Iparnya :”Umar, sadar…sadar…!!! Dia adalah kawan adikmu, tak sepantasnya
kau berbuat seperti itu kepadanya”.
Fatimah :”Umar, kakakku. Ingat…! Meskipun kau bunuh aku sekalipun, aku
ikhlas. Aku akan melepaskan keyakinanku. Aku akan terus mengikuti
ajaran Muhammad. Mudah-mudahan kau segera mendapatkan
hidayah, Umar”.
Ketika kemarahannya mulai mereda, Umar merasa malu dengan perbuatannya
terhadap saudara perempuannya itu. Tiba-tiba ia melihat mushab-mushab Al-Qur’an
yang ditinggalkan oleh kabbab tadi, lalu berkata,
Umar :” Bagus, sekarang katakana, apa lembaran-lembaran ini?”
Kabbab :”Kamu tidak suci dan orang-orang yang tidak suci tidak boleh
menyentuh lembaran-lembaran ini”.
Pada awalnya Umar belum belum siap untuk bersuci, namun akhirnya ia
bersedia untuk mandi dan berwudhu, kemudian membaca mushab-mushab Al-Qur’an
itu, surah yang dibacanya adalah surah thaha.
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. Thaha ayat 14).
Setelah Umar membaca surah ini hatinya tiba-tiba merasakan sesuatu yang
tidak pernah ia rasakan.
Umar :”Ya Tuhan, ampunilah aku yang hina dan sombong ini. Selama ini
hamba menyekutukanmu.Baiklah, sekarng antarkan aku menemui
Muhammad!”
Fatimah :”Ada apa gerangan kamu ingin menemui Muhammad?”
Umar :”Saya ingin memeluk agama yang dibawa oleh Muhammad”.
Maka berangkatlah Umar bersama Fatimah dan Zaid kerumah Muhammad
sedangkan dirumah Nabi sedang berkumpul beberapa sahabat Nabi yang sedang
berbincang-bincang, maka terdengarlah suara di balik pintu.
Umar : tok…tok…tok…buka!!!”Buka pintunya…!”
Mendengar suara dari balik pintu maka seluruh sahabat Nabi ketakutan.
Sahabat 1 : sepertinya itu suara Umar?
Sahabat 2 :”Siapa diluar?”
Umar :”Saya Umar”.
Nabi :“kalian tidak usah takut dengan kedatangan Umar. Mudah-mudahan
kedatangannya membawa berita gembira kepada kita semua.Silahkan
diantara membuka pintu untuknya”.
Sahabat : (membuka pintu)”Umar,silahkan masuk!”
Nabi :”wahai Umar ada apa gerangan kedatanganmu kemari?”
Umar :”Wahai Muhammad kedatanganku kemari ingin memeluk agama
yang engkau bawa”.
Semua sahabat :”Alhamdulillah”
Nabi :”Umar apakah kamu sungguh-sungguh ingin memeluk agama islam?”
Umar :”Ya, saya sungguh-sungguh ingin memeluk agama islam”.
Nabi :”Jika demikian ikutilah perkataanku, “Asyhadu alla ilaha illallah”.
Umar :”Asyhadu alla ilaha illallah”.
Nabi :” Wa’asyhadu anna Muhammad darasulullah”.
Umar : “Wa’syhadu anna Muhammad darasulullah”.
Setelah selesai maka seluruh sahabat mengucap hamdalah atas masuknya
Umar kedalam agama islam. Setelah mengucap dua kalimat syahadat, maka Umar
diantar sahabat Nabi untuk mandi janabat atas masuknya kedalam agama islam.
Umar :”kalau begitu saya ingin pulang dulu wahai Nabi Muhammad”.
Nabi :”silahkan wahai sahabatku…! Hati-hati dijalan”.
Maka kembalilah Umar ke kediamannya, akan tetapi tiba-tiba Umar bertemu
dengan orang-orang kafir.
Kafir :”wahai Umar kamu dari mana?”
Umar :”saya dari rumah Muhammad”.
Kafir 2 :”Bagus kalau begitu, berarti kamu sudah membunuhnya”.
Umar :”Tidak, saya tidak membunuhnya, justru saya mendapatkan hidayah
dari Allah, saya telah masuk kedalam agama islam”.
(Terkejut mendengar kata-kata Umar)
Kafir 1 :“wah…kamu telah meninggalkan agama nenek moyang kita, kalau
begitu kami akan mambunuhmu terlebih dahulu”.
Umar :”siapapun yang berani menentang Nabi dan merendahkan agama
islam, maka hadapilah aku, aku akan membunuhmu”.
Kaum kafir kuraisy merasa terpukul dengan keislaman Umar.Namun, jumlah
kaum muslimin masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kaum musyrikin di
makkah. Kafir-kafir musyrikin itu semakin keras usahanya untuk membinasakan
kaum muslimin beserta agamanya, disisi lain semangat kaum muslimin semakin
bertambah. Dengan islamnya Umar, kaum muslimin bertambah berani dan mereka
berani mendirikan shalat di Baitul haram.
Wassalamualaikum Wr.Wb
UMAR BI KHATTAB II
Assalamualaikum wr wb
Umar bin Khattab terkenal sebagai orang berwatak keras dan bertubuh tegap.
Sering kali pada awalnya sebelum masuk islam kaum muslimin mendapatkan
perlakuan kasar darinya. Sebenarnya dihati Umar sering berkecamuk perasaan-
perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang,
kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap
ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa
oleh islam itu lebih mulia dan lebih b aik.
Sampai kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk
segera menghabisi Rasulullah saw. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh
Abdullah an-Nahham al- Adawi.
Abdullah : “hendak kemana engkau wahai Umar?”
Umar : “aku hendak membunuh Muhammad. “
Abdullah : “apakah engkau akan aman dari bani hasyimdan bani zuhroh jika
engkau membunuh Muhammad?”
Umar :”jangan-jangan kau sudah murtad dan meninggalkan agama asalmu?”
Abdullah : “maukah kau ku tunjukan yang lebih mengagetkan dari itu wahai
Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad
dan meninggalkan agamamu.”
Setelah mendengar hal tersebut Umar langsung menuju kerumah adiknya
yaitu Fatimah. Saat itu di dalam rumah adiknya terdapat Khabbab bin Art yang
sedang mengajarkan Al-Qur’an kepada keduanya (Fatimah dan suaminya). Namun
ketika Khabbab mersakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi dibalik rumah,
sementara Fatimah menutupi lembaran-lembaran Al-Qur’an .Sebelum masuk
kedalam rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya.
Umar : “suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”
Fatimah : “tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kami berdua saja.”
Umar : “pasti kalian telah murtad.”
Ipar : “ wahai Umar bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan pada
agamamu?”
Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras
hingga jatuh dan berdarah.Fatimah segera membangunkan suaminya yang
berlumuran darah, namun Fatimahpun ditampar dengan keras oleh Umar hingga
wajahnya berdarah, maka berkatalah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah.
Fatimah : “wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka
aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”
Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan berdarah-darah,
timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar, lalu dia meminta lembaran-lembaran
Al-Qur’an tersebut.Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar
najis, dan Al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah
bersuci.Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi janabat jika ingin meyentuh
musyhaf tersebut dan Umarpun menurutinya.
Setelah mandi Umarpun membaca lembaran tersebut.
Umar : “Bismillahirrahmanirrahim, ini adalah nama-nama yang indah nan
suci.”
Kemudian Umar membaca surat Taha ayat 14 yang artinya : “sesungguhnya
aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
Umar :“betapa mulianya ucapan ini. Tunjukan padaku dimana Muhammad.”
Mendengar ucapan tersebut Khabbab bin Art keluar dari balik rumah dan
berkata:
Khabbab :“bergembiralah wahai Umar, saya berharap doa Rasulullah saw pada
malam kamis lalu adalah untukmu beliau saw berdoa:
“Ya Allah, muliakanlah islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih
Engkau cintai, Umar bin Khattab dan Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah sekarang
berada di sebuah rumah di kaki bukit shafa.”
Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya.Tiba
disana dia mengetuk pintu. Salah seorang yang berada di dalam rumah tersebut
mengintip lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab dating dengan garang
bersama pedangnya. Segera dia beri tahu Rasulullah. Hamzah bertanya:
Hamzah : “ ada apa?” Umar?, jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh
dia dengan pedangnya sendiri.”
Rasulullah member isyarat kepada Hamzah untuk menemui Umar, lalu
Hamzah segera menemui Umardan membawanya menemui Rasulullah. Kemudian
Rasulullah memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras dan
berkata :
Rasulullah : “wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan azab
Allah diturunkan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin
Mughirah? Ya Allah inilah Umar bin Khattab, ya Allah kokohkanlah
islam dengan Umar bin Khattab. “
Umar : “aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang di sembah selain Allah, dan
engkau dalah Rasulullah.
Kesaksian Umar tersebut dismbut gema takbir oleh orang-orang yang berada
didalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram.
Masuk islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang
musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.
Wassalamualaikum wr wb
UJI REFERENSI
Nama : Mey'ti Minhati
NIM :1812011000030
.lurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul PTK : Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Kelas VI MI
Baitul Muttaqin Bekasi.
No Halaman Nama Buku Paraf Dosen
Pembimbing
BAB 1
1. I Umar Tirta Raharda&S.L Lasulo, Pengantar
Pendidilrun, Jakarla: PT Rineka Cipta, Cet.2 +2. 2 Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosdakarya,2013 Cet 18 /)_ 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelaiaron I t
Berorientctsi Stonclctr Proses Pencticlikan.I, IJakarta: Kencana, 201 1. I I
BAB rr I4. 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
Dengan Pendekatan Baru. Bandung, PT.
Remaja Rsdakarya, 2011. Cet, ke 17.
5. 7 Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry sutikno,
Strategi Belojar Mengajar melolui
penanaman konsep LrmLtnl don konsep
is lorui, (Bandung:Refika Aditama,2009 )
6. 7 Abdul Majid, Perencctnacrn Perubelojarcut,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya,21ll),cet.7
8 J.J, Hasibun dan Moedjono, Proses Belcrjar
Mengaiar. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya,2004 cet.l0
8. 8 Suyono & Hariyanto, Belajar DanPerultelujuron. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya +
9. 8 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
10 8 Wina Sanjaya, Sn"arcgi Pembelajoran
Berorientasi Stetndar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kenc-ana 2011 Iil 9 Darus Sunnah, Al-Komil, Al-Qur'an
Terjemah I12. 10 Hamzah B.Uno, Model Pembelajoron
Menciptakctn Proses Belajar Mengojor ltongKreatif dan Efektif. Jakarta, Bumi Aksara,
2012.
13. t0 Roestiyah N.K. S/ralegi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara Jakar-ta. 1985.
14. 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelcjaran
Berorientasi Standor Proses Pendidikttn,
Jakarta: Kencana 2011
15. lt M. Basyirudin Usman, Metodologi
Pembelajaran Agama Islam, Jakarta :
Ciputat Press,2010
16. l1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pembelajaran
Jakarta: Kencana 2011 #17. t2 H.Hamzah B. Uno, Model Perubelajaran
Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet.3
18. l4 Dina Indriani, Mengenol Ragom Gaya
Pembelajaran Efektif, cet.1, Yogyakarla:
Diva Press 201 I
19. l5 Mel Silberman, Active Learning 101
Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan
Madani cet.6 2009
20. l5 Melvin L. Silberman, Active Leorning l0lCara Belajar Siswa Aktif, Edisi Revisi,
Penerbit Nuansa
21 l6 Suyono & Hariyanto, Belcjar Dan
Pembelajctron. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
22. l6 Muhibbin Syah, Psifrologi Pendidikan. PT
Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18)L
23. t7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. PT
Remaja Rosdakarya. cet. Ke-18 I
I
24. t7 Sudaryono, Dasara-dasar Evaluasi
Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu
2012 /25. l8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
(Jakarta: Burui Aksara, 20ll)26. l9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2010)
27. 21 Suyono&Hariyanto, Belajar dan
Pentbelajoran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2012
28 2t Zuhairini dl<k, Sejarah Pendiclikan Islaru,Proyek Pembinaan dan Sarana PerguruanTinggi Agama/IAIN di Jakarta DirektoratJendral Pembinaan Kelembagaan AgamaIslam 1986
29 22 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,
.Iakafta: PT Grafindo Persada
30 22 Ali Husni Al-Khurbutly, Peradaban Islam
Kon tep or er, Granada Nadia
3l 25 Shidiq Anshori Pengaruh Penerapan
Metode Sosiodrama Terhadap MinotBelaiar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Siswa di MTS Yata:mu Pasowahan
Kabupaten Cirebon, Skripsi SIUIN SyarifHidayatullah Jakarta.
J1- 26 Ahmad Hubbudin, Analisis Pencapaian
Tu.iuon Pembelajoron Dalom Perspektif
PAIKEM ; lmplementasi Sosiodrama dalam
Pembelajaran PAI. Skripsi SIUIN SyarifHidayatullah Jakarta.
BAB III
JJ 27 Suharsimi Arikunto,dkk, P e n e I iti on
Tindakan Kelas, Jakafia: Bumi Aksara,
2007
34 21 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas,
.Iakarla: PT RajaGrafindo Persada, 2008
35 27 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial
clan Pendidikan , Jakarta : Bunri Aksara,
2006 1
36 28 Suharsimi Arikunto dkk, Opcit
BAB IV
37 43
ffiffir"kumentasi Arsip Mr Baitut
l4l
Jakarta, 11Maret2016Dosen Pembimbing Skripsi
Ahmad lrfan Mufid. MANrP. 19740318 200312 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
-* Hrr+rr(JAKARTA{al]-U ),',, i-t**" *ossciputat 15412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01lF. 1/KM.01 .31.081 6 1201 5Lamp. : OuflrnezSkripsiHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, 3 Agustus 2015
Kepada Yth.
Kepala Sekolah Ml Baitul MuttaqinKota Bekasi.DiTempat.
Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Meyti Minhati
NIM : 1812011000030
Jurusan : Pendidikan Agama lslam
Semester : Vlll(Delapan)
Judul Skripsi : lmplementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan lslam
Kelas Vl Ml Baitul Muttaqin Kota Bekasi.
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' al aiku m wr.wb.
a.n. Dekan
Majid Khon,M.Ag.95807071 987031 005
KEMENTERIAN AGAMA
-,.dh UTN.JAKARTA
LiiDf 1,.',)f;r,,,0" r" ss cipdat 1b412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.O 1/F. 1/KM.01.3/. ......./2015Lamp. : Abstraksi / OutlineHal :Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Ahmad Irfan Mufidn MAPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
Jakarta, 0l Oktober 2015
As s al amu' al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbingIAI (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
MEYTI MINHATI
181201 1000030
Pendidikan Agama Islam (PAI)
VIII (Delapan)
Implementasi Metode Sosiodrama dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VI MI Baitul
Muttaqin Kota Bekasi.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggaL 24
April 2015, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan
redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,
mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.Was s al amu' alaikum wr. w b.
a.n: Dekan
Dr. H. Majid Khon, M.AgNIP. 580707 198703 I 005
YAYd\t$du Fd ft$dr$'['fl-l t. tuT U TT/uQtr h,l
MAffiffiAftiAH IBTIDANYAHJl. Sultan Agung Porrdok t.Jngu - Medan Satria- tsekasi 17182
I'elp (02i ) 8Bg5 1454,9325 1365Enraril: [email protected]
Surat KctcranganNonror : 11 I IL31MIKNIII120|6
Nama
T.T.L
Yang bertanda tangan dibawah ini :
: Umroh, S Ag
: Bekasi, 18.luli 1966
Pedidikan . S l
NIP . 1966071819880 i2001
Jabatan : Kcpala MI Baitul Muttaqin Kota Rekasi
Alamat : Jl. SultanAgung pondok Llngu KM., zi Medan Satria Bekasi.
Dengan ini menerangkan bahwa,
:Meyi Minhati
: 181201 I 1000030
Jurusan : Pendidikan Aganta Islam (irAI)Semester : IX ( Sembilan )
Judul Skripsi : Implementasi Metode Sosiodrama Dalarn Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelaiaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas vI MI Baitul MuttaqinKota Bekasi.
Telah melaksanakan penelitian dan observasi di MI Baitut Muttaqin Kota Bekasi, Demikiansurat ini saya buat dengan sebenarnya,
Bekasi, 20 Septemb er 20 t5{epak MI Baitul Muttaqin Bekasi
Nama
NIM
.(,/'",\/'/ <br,-'
M$w\\*rt '
\ /rrr,
.a)ilt-.--U*-l-s'i/
ip 196607181988012001
TENTAi\G PENULIS
Nama lengfuap Meyti Minhati. Lahir di Bekasi 05 Juli 1991. Adalah seorang
mahasiswi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan ayah bernama bapak
Syalr Bandar dan ibu Bernama Lala Latifah, dan berasal dari Kota Bekasi,
Propinsi Jawa Barat.
Menamatkan sekolah dasar pada tahun 2003 di MI Baitul Muttaqin
Bekasi kemudian melanjutkan MTS. Negeri 20 Jakarta Timur sampai tahun
2006,lalu lanjut di MA. Annida Al-Islamy Bekasi dan lulus tahun 2009, lalu
lanjut di PPGTKI Gema Pertiwi sampai tahun 2011, dan Sl di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2012.
Menikah pada tahun 2013 dengan Wondo Setiawan, tahun 2015 dikaruniai
anak pertamayarlg bernama Carissa Azka Nafisah. Saat ini berdomisili di Pondok
Urgu, Jl. Sultan Agung Bekasi Barat No.04, RT.06iRW.07, Kelurahan Medan
Sati4 Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Pengalaman kerja sejak tahun 20ll hingga saat ini sebagai guru TK
Muslimat II Bekasi, guru Madrasah DiniyahAwaliyah Baitul Muttaqin Bekasi.