12
37 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TARIKH Asih Suprapti SD Muhammadiyah Menguri [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Tarikh dengan menerapkan metode sosiodrama kelas IV SD Muhammadiyah Menguri. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart melalui dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri yang berjumlah 13 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan metode sosiodrama, motivasi dan prestasi belajar tarikh mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Rata- rata persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 51,28% meningkat menjadi 62,82% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 76,93%. Sedangkan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa dari kemampuan awal sebesar 48,07 dengan jumlah 0 (0%) yang memenuhi KKM meningkat menjadi 76,54 dengan jumlah siswa 7 (53,84%) yang memenuhi KKM pada siklus I. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81,15 dengan jumlah 10 siswa (76,92%) yang memenuhi KKM. Kata kunci: Sosiodrama, Motivasi dan Prestasi Belajar Tarikh.

METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

37

METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN TARIKH

Asih Suprapti SD Muhammadiyah [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Tarikh dengan menerapkan metode sosiodrama kelas IV SD Muhammadiyah Menguri. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart melalui dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri yang berjumlah 13 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan metode sosiodrama, motivasi dan prestasi belajar tarikh mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Rata-rata persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 51,28% meningkat menjadi 62,82% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 76,93%. Sedangkan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa dari kemampuan awal sebesar 48,07 dengan jumlah 0 (0%) yang memenuhi KKM meningkat menjadi 76,54 dengan jumlah siswa 7 (53,84%) yang memenuhi KKM pada siklus I. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81,15 dengan jumlah 10 siswa (76,92%) yang memenuhi KKM.

Kata kunci: Sosiodrama, Motivasi dan Prestasi Belajar Tarikh.

Page 2: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

38

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

PENDAHULUAN Kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Muhibbin Syah (2005: 63) bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan yang bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta didik menuju perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut adalah perubahan intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.

Dalam hal ini pendidikan agama juga memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan umatmanusia. Agama dijadikan sebagai pedoman dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari akan pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Zuhairini (1983: 45) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan agama yakni membimbing anak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak

mulia serta berguna bagi masyarakat, agama,dan negara.

Dalam hal ini upaya peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut padaakhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensiyang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.Sebagaimana tertuang dalam Standar Kelulusan (SKL) PendidikanAgama Islam Tingkat Sekolah Dasar bahwa siswa mampu menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut. Hal ini menandakan betapa pentingnya Pendidikan Islam untuk generasi umat Islam selanjutnya.

Pembelajaran materi tarikh pada tingkat sekolahdasar masih memiliki banyak hambatan. Keberadaan ba-nyaknya hambatan dalam pembelajar-an tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman siswa terhadap tarikh. Hambatan-hambatan yang ditemui pada umumnya antara lain: rendahnya keterampilan guru dalam mengajar, kurangnya sarana dan prasarana peng-ajaran, dan siswa masih menganggap materi tarikh sebagai materi yang susah dipahami dan membosankan.

Masalah-masalah tersebut juga di temui di SD Muhammadiyah Menguri Hargotirto.Hasil refleksi awal menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri masihmemiliki pemahaman yang rendah terhadap mata pelajaran PAI materi tarikh. Hal tersebut terbukti dari

Page 3: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

39

Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

nilai ulangan harian dannilai UAS tahun pelajaran 2015/2016 lalu yang sebagian besar masih rendah. Dari keseluruhan siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa, tidak ada siswa satu pun (0%) yang dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 nilai tertinggi yang diperoleh yakni 70. Hasil refleksi awal tersebut membuktikan adanya masalah dalam proses pembelajaran PAI mata pelajaran tarikh di kelas IV SD Muhammadiyah Menguri. Selain itu hasil dari observasi di lapangan diketahui bahwa materi tarikh termasuk materi yang sulit dipahami oleh mereka.

Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas untuk materi tersebut, ditemukan banyak siswa yang kurang berminat mengi-kuti pelajaran,respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru kurang baik. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Dari sisi guru, diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan dalam pro-ses belajar mengajar kurang tepat. Hal tersebut membuat kurangnya interaksi positif antara guru dan siswa. Proses pertukaran informasi yang terjadi hanya searah, yaitu dari guru ke siswa. Guru menerangkan sedangkan siswa diam. Guru bertanya sedangkan siswa men-jawab atau diam.Dari latar belakang permasalahan yang ada, dalam peneli-tianini digunakan metode sosiodrama, dalam menyampaikan materi supaya dapat meningkatkanmotivasi dan pres-tasi belajar tarikh.

Pres tas i be la ja r merupakan cerminan dari tingkatan yangmampu dicapai oleh mahasiswa dalam meraih tujuan yang sudahditetapkan disetiap

bidang studi.Menurut Muhibbin Syah secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu “faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.” Faktor Internal merupakan faktor dari dalam diri siswa yang meliputi 2 aspek, yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapatmempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa.Motivasi belajar menurut Nanang Hanafiah (2009: 26) merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hamzah B. Uno (2006: 23) mengemukakan bahwa “motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.” Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Ciri-ciri motivasi belajar menurut Sardiman (1996: 83) antara lain tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan

Page 4: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

40

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

dari luar untuk berprestasi setinggi mungkin, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Adapun fungsi motivasi menurut Sardiman (1996: 85) yakni mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.

Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa diperlukan suatu metode yang dapat menarik siswa dalam pembelajaran tarikh. Salah satu metode yang sesuai dengan mata pelajaran tarikh adalah metode sosiodrama.Sosiodrama menurut Zuhairini (1983: 101) yakni bentuk metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). Tujuan dari metode ini yakni untuk menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis serta melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

Langkah-langkah menggunakan Metode Sosiodrama menurut Usman B a s y i r u d d i n ( 2 0 0 2 : 5 2 ) d a l a m melaksanakan teknik sosiodrama antara lain tahap persiapan yakni menentukan pokok masalah yang akan

didramatisasikan menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita, tahap pelaksanaan yakni setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan, dipersilahkan kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah selama 4-5 menit menurut pendapat dan inisiasi mereka sendiri, dan tahap tindak lanjut yakni sosiodrama tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi, melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan.

Zuhairini (1983: 102) menyebutkan metode sosiodrama mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain ialah: melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup, anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri, dan melatih anak-anaksupaya dapat menyusun buah pikiran dengan teratur.

Adapun kelemahan dari Metode sosiodrama antara lain: metode ini membutuhkan waktu cukup panjang, memerlukan persiapan yang teliti dan matang, serta kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan, karena malu.

Metode sosiodrama merupakan salah satu cara yang dipakai untuk memecahkan masalah, dalam aplika-sinya yakni untuk melihat motivasi dan prestasi belajar siswa. Untuk me-nerapkan metode sosiodrama tersebut diperlukan sebuah tindakan penelitian.Bentuk penelitian yang dilakukan ada-

Page 5: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

41

Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

lah penelitian tindakan kelas (classroom action research).Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini minimal dilakukan dengan dua siklus. Menurut metode classroomaction research Kemmis dan Tanggart, prosedur penelitian tindakan dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pene-litian ini dilaksanakan dalam dalam dua siklus, yaitusiklus pertama dan siklus ke dua. Pada siklus satu dan siklus dua dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (obser-vation), refleksi (reflecting). Prosedur tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Tanggart, yang dapat di-gambarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis seberapa besar tingkat motivasi siswa yang berpedoman pada lembar observasi motivasi siswa.Penilaian dilihat dari hasil skor siswa pada lembar observasi yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: menghitung jumlah siswa sesuai dengan masing-masing indikator yang ada pada lembar observasi,skor

keseluruhan kemudian dikomulatifkan, kemudian skor keseluruhan dicari dengan rumus:

x 100%

Hasil skor kemudian dianalisis dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3. 2Klasifikasi Persentase Skor Motivasi

Belajar Siswa

No Persentase Keterangan1 0% ≤ P ≤ 25% Rendah 2 26% ≤ P ≤ 50% Kurang3 51% ≤ P ≤ 75% Sedang4 76% ≤ P ≤

100%Tinggi

Untuk menganalisis data tes prestasi belajar siswa diberikan tes obyektif atau pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir. Metode yang digunakan adalah rights only yaitu dengan memberi skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah ataupun tidak dijawab. Setelah mendapatkan skor dari masing-masing siswa, maka selanjutnya mengkonversi skor siswa ke dalam bentuk nilai. Dalam praktek penilaian menurut Ngalim Purwanto (2013: 207)terdapat dua macam acuan patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Normal (PAN).Pada penelitian digunakan PAP untuk mengelola hasil tes belajar yaitu penilaian yang mengubah skor menjadi nilai berdasarkan skor maksimum yang menjadi acuan.Acuan yang digunakan untuk memberikan penilaian adalah skor maksimum.Pada acuan ini skor diinterpretasikan berdasarkan

Page 6: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

42

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

pencapaian tujuan tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai adalah sebagai berikut:

Keterangan:N : Nilai P : Skor yang diperolehQ : Skor maksimum

Menurut Sudjana (1996: 67) dalam menghitung nilai rata-rata hasil belajar mereka dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: X= nilai rata-rata ΣX = Jumlah nilaiindividu siswaN = Banyaknya siswa

Dan menghi tung persentase ketuntasan siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x100%

Keterangan: P = persentases= banyak siswa yang tuntasn = jumlah keseluruhan siswa

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini yakni meningkatnya mot ivas i be la jar s i swa se lama pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran sosiodrama yang dilihat dari peningkatan persentase lembar oservasi setiap siklus yang

diamati, dengan rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus berikutnya minimal 5%.Sedangkan, untuk prestasi belajar siswa ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa yang dilihat dari hasil tes prestasi belajar tarik akhir siklus I dan siklus II, dengan rata-rata peningkatan dari siklus I ke siklus II minimal 5% dan jumlah siswa yang tuntas belajar minimal 75% siswa dari seluruh siswa dengan KKM ≥ 75.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum tindakan kelas dilaksanakan

hasil refleksi awal menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri masihmemiliki pemahaman yang rendah terhadap mata pelajaran PAI materi tarikh. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan harian dannilai UAS tahun pelajaran 2015/2016 lalu yang sebagian besar masih rendah. Dari keseluruhan siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa, tidak ada siswa satu pun (0%) yang dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75nilai tertinggi yang diperoleh yakni 70.

Selain itu hasil dari observasi di lapangan diketahui bahwa materi tarikh termasuk materiyang sulit dipahami. Pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas untuk materi tersebut, ditemukan banyak siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran, respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yangdiajukan oleh guru kurang baik. Siswa kurang aktif dalam mengikutipelajaran. Dari sisi guru, diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan dalam proses

Page 7: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

43

Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

belajar mengajar kurang tepat. Hal tersebut membuat kurangnya interaksi positif antara guru dan siswa.

a. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau kegiatan Pembelajaran dengan metode sosiodrama (bermain peran), menyiapkan materi pelajaran, serta instrument penelitian untuk memantau proses pembelajaran berbasis metode sosiodrama (bermain peran), dan menyusun soal tes evaluasi akhir siklus.2) Pelaksanaan

Pelaksanaan t indakan kelas dilaksanakan pada 04 Oktober 2016, pada jam kelima – keenam yaitu pukul 09.35- 10.45 WIB. Materi yang dibahas adalah Kisah penciptaan Nabi Adam AS, Kehidupan Nabi Adam di surga dengan proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama.

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan metode sosiodrama (bermain peran) . Selama proses pembelajaran peneliti melakukan kolaborasi dengan teman dan guru mata pelajaran dalam melakukan pengamatan proses pembelajaran, pembagian LKS, soal evaluasi, dan lembar jawab. 3) Pengamatan Tindakan Siklus Ia) Hasil lembar observasi motivasi

belajar siswa Observasi dilaksanakan selama

proses pembelajaran tarikh di kelas berlangsung. Peneliti dibantu

seorang pengamat mengamati motivasi belajar siswa sesuai indikator yang telah dibuat.Adapun hasil lembar observasi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1Hasil Observasi Motivasi Belajar

SiswaPada Siklus I

No Indikator Ju-mlah

Persentase Klasifi-kasi

1 Siswa aktif dalam proses pembela-jaran.

12 92,31% Tinggi

2 Siswa selalu memperhati-kan penjela-san guru

7 53,85% Sedang

3 Siswa merespon pertanyaan guru

6 46,15% Kurang

4 Siswa berseman-gat dalam mengerjakan tugas

11 84,62% Tinggi

5 Siswa berani mengajukan pendapat kepada guru/siswa lain

5 38,47% Kurang

6 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

8 46,15% Kurang

Rata-Rata 62,82% Sedang

b) Hasil Tes Evaluasi Prestasi Belajar Siswa

Pada akhir pembelajaran Siklus I setelah pelaksanaan tindakan diadakan evaluasi dengan tes.Tingkat keberhasilan prestasi

Page 8: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

44

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

belajar siswa dalam mata pelajaran Tarikh adalah minimal 75% dari jumlah siswa mencapai nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal sekolah yakni 75.

Setelah dievaluasi nilai rata-rata tes pada Siklus I adalah 76,54. Berdasarkan siklus I diperoleh nilai tertinggi 100 sedang nilai terendah adalah 60.Berikut persentase jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.Persentase jumlah siswa yang tuntas:

=

Sedangkan persentase untuk siswa yang belum tuntas adalah:

=

Berikut inidisajikan hasil prestasi belajar siklus I dalam bentuk diagram.

0

50

100

0

50

100

Gambar 2. Diagram Hasil Evaluasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I

4) RefleksiDari hasil observasi motivasi

belajar siswa dengan menggunakan metode sosiodrama secara keseluruhan mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh 46% (6 siswa) memiliki kategori motivasi baik dan 54% (7

siswa) berkategori cukup.Namun masih ada indikator yang belum mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan hasil nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pra siklus Hal ini berdasarkan nilai awal rata-rata siswa dari 48,07 menjadi 76,54 pada siklus I dengan persentase ketuntasan 53,84%. Namun siswa yang memenuhi KKM masih kurang dari 75%.Dari keterangan tersebut, peneliti melanjutkan pada siklus II karena belum mencapai indikator keberhasilan.

b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II1) Perencanaan

Dari hasil refleksi siklus I, maka pada siklus II peneliti sebagai guru pengajar lebih meningkatkan dan memperbaiki strategi serta kegiatan pembelajaran seperti, guru memanfaatkan waktu dengan efisien atau menyesuaikan penggunaan alokasi waktu pada saat menjelaskan materi, serta penerapan metode sosiodrama.2) Pelaksanaan

P e r t e m u a n p a d a s i k l u s I I dilaksanakan pada 13 Oktober 2016, pada jam kelima – keenam yaitu pukul 09.35- 10.45 WIB. Materi yang dibahas adalah perjuangan dakwah Nabi Ibrahim As dengan menggunakan metode sosiodrama.Sebelum pelaksanaan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan, menyusun dan mempers iapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, lembar kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi siklus II.3) Pengamatan Data Hasil obervasi

Page 9: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

45

Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

dan Tes Evaluasi Belajar Tarikh Siswa Siklus II

a. Hasil lembar observasi motivasi belajar siswa

Adapun hasil lembar observasi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2Hasil Observasi Motivasi Belajar

Siswa Siklus IINo. Indikator Persentase Klasifikasi

1 Siswa aktif dalam proses pembelajaran.

92,31% Tinggi

2 S i s w a s e l a l u m e m p e r h a t i k a n penjelasan guru

53,85% Sedang

3 Siswa merespon pertanyaan guru

84,62% Tinggi

4 Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas

100% Tinggi

5 S i s w a b e r a n i m e n g a j u k a n pendapat kepada guru/siswa lain

53,85% Sedang

6 Senang mencar i dan memecahkan masalah soal-soal

76,92% Tinggi

Rata-Rata76,93%

Tinggi

b. Hasil Tes Evaluasi Prestasi Belajar Siswa

Setelah dievaluasi nilai rata-rata tes pada Siklus II adalah 81,15. Berdasarkan siklus II diperoleh nilai tertinggi 95 sedang nilai terendah adalah 70.Berikut persentase jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.Persentase jumlah siswa yang tuntas:

=

Sedangkan persentase untuk siswa yang belum tuntas adalah:

=

Hasil evaluasi prestasi belajar siswa Siklus II disajikan dalam bentuk diagram berikut.

020406080

100

Banyak siswa yang

tuntas

Banyak siswa yang

belum tuntas

Persentase ketuntasan

Rata-rata nilai siswa

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai terendah

Gambar 3. Diagram Hasil Evaluasi Prestasi Belajar Siswa Siklus II

4) RefleksiDari hasil observasi motivasi

belajar siswa dengan menggunakan metode sosiodrama secara keseluruhan mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh 46% (6 siswa) memiliki motivasi kategori baik dan 54% (7 siswa) berkategori cukup.Sedangkan pada siklus II diperoleh 38% (5 siswa) memiliki motivasi kategori sangat baik dan 62% (8 siswa) berkategori baik.

Dari rata-rata hasil tes prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus I siswa yang tuntas adalah 7 siswa (54%) dengan nilai rata-rata 76,54. Sedangkan pada siklus II siswayang tuntas sebanyak 10 siswa (76,92%) dengan nilai rata-rata 81,15. Secara keseluruhan semua sudah mencapai indikator yang sudah ditentukan maka penelitian ini tidak dilanjutkan.

Page 10: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

46

Ta j d i d u k a s i , Volume VII, No. 2 Juli 2017

a. Motivasi Belajar SiswaBerdasarkan hasil observasi,

motivasi belajar siswa mengalami peningkatan siklus I, dan siklus II.Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3Rata-Rata Hasil Observasi Motivasi

Belajar Siklus I, dan Siklus IINo. Indikator Siklus I Siklus II

1 Siswa aktif dalam proses pembelajaran.

92,31% 92,31%

2 Siswa selalu memperhatikan penjelasan guru

51,85% 53,85%

3 Siswa merespon pertanyaan guru

46,15% 84,62%

4 Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas

84,62% 100%

5 Siswa berani mengajukan pendapat kepada guru/siswa lain

30,77% 53,85%

6 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

46,15% 76,92%

Rata-Rata 62,82% 76,93%

Hasil perbandingan observasi motivasi belajar siswa pada siklus I, dan siklus II disajikan dalam bentuk diagram berikut.

Diagram Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Aspek 1

Gambar 4. 4

Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Perbandingan Observasi Motivasi Belajar Siswa

Siklus I

Siklus II

Gambar 4. Diagram Perbandingan Observasi Belajar Siswa Siklus I,

Siklus II

b. Prestasi Belajar SiswaNilai prestasi belajar tarikh siswa

kelas IV dari tes siklus I dan tes siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-ratayang diperoleh siswa pada siklus I yakni 76,54 sedangkan siklus II menjadi 81,15 dapat dilihat pada diagram berikut:

747576777879808182

Siklus I Siklus II

Gambar 5.Diagram Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I, dan

Siklus II

Ketuntasan klasikal belajar tarikh siswa kelas IV dari tes siklus I dan tes siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 53,84% sedangkan pada siklus II menjadi 76,92 dapat dilihat pada diagram berikut

0

20

40

60

80

Siklus I Siklus II

Gambar 6.Diagram Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I,

dan Siklus II

Page 11: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …

47

Asih Suprapti - Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ....

PENUTUPDari hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar tarikh siswa kelas IV SD Muhammadiyah Menguri melalui metode sosiodrama mengalami peningkatan secara keseluruhan.Proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sosiodrama (bermain peran) terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan dalam model pembelajaran sosiodrama (bermain peran) yakni persiapan, permainan sosiodrama, serta tindak lanjut dengan berdiskusi. Masing-masing tahapan sudah terlaksana dengan baik dan secara keseluruhan siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran.

Peningkatan motivasi belajar siswa dapat di lihat dari persentase observasi di dalam kelas.Siklus I persentasi motivasi belajar siswa sebesar 62,82% termasuk dalam klasifikasi sedang. Pada siklus II meningkat menjadi 76,93% dan termasuk klasifikasi tinggi.

Hasil prestasi belajar s iswa mengalami peningkatan.Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi dari siklus I dan siklus II.Pada siklus I, jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 53,84% dengan nilai rata-rata 76,54. Sedangkan pada siklus II,jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 76,92% dengan nilai rata-rata 81,15.

DAFTAR PUSTAKABasyi rud in . 2002 . Metodolog i

Pembelajaran Agama Islam , Jakarta: Ciputat Pres.

Hanafiah, Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama.

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Raja Grafindo.

Sudjana. 1996. Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumardi. 2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2005. PSIKOLOGI BELAJAR, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo.

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Pofesional, Jakarta: Bumi Aksara.

Zuhairini ,1983. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.

Page 12: METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN …