“1000 HARI UNTUK NEGERI:MEMBERIKAN YANG TERBAIK
UNTUK MASA DEPAN SEORANG ANAK”
Latar Belakang
1 dari 3 balita di Indonesia mengalami gagal tumbuh- terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak
Tinggi badan anak balita di Indonesia di bawah standar rujukan WHO, yaitu 6,7cm untuk anak laki dan 7,3 cm untuk anak perempuan
Pada usia 19 tahun, perbedaan menjadi 13,6 cm untuk laki-laki dan 10,3 cm untuk anak perempuan
Rata-rata Tinggi Badan Anak Balita Indonesia dibanding Rujukan WHO 2005*
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 6045.050.055.060.065.070.075.080.085.090.095.0
100.0105.0110.0115.0120.0125.0
Rujukan
Anak Indonesia
Umur (Bulan)
Ting
gi b
adan
Rat
a-ra
ta (C
m)
Anak laki-laki:
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 6045.050.055.060.065.070.075.080.085.090.095.0
100.0105.0110.0115.0120.0125.0
RujukanAnak Indonesia
Umur (Bulan)
Ting
gi b
adan
Rat
a-ra
ta (C
m)
Anak Perempuan:
Beda: 7.3 cmBeda:6.7cm
Riskesdas, Kemenkes 2010
Rata-Rata Tinggi badan Anak Indonesia Usia 5-19 tahun dibanding Rujukan WHO 2007*
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19100.0
110.0
120.0
130.0
140.0
150.0
160.0
170.0
180.0
190.0
200.0
RujukanAnak Indonesia
Umur (Tahun)
Rat
a2 T
ingg
i bad
an (C
m)
Anak Laki-laki:
5 6 7 8 9 10 11 1213 14 15 16 17 18 19100.0
110.0
120.0
130.0
140.0
150.0
160.0
170.0
180.0
190.0
200.0
RujukanAnak Indonesia
Umur (Tahun)
Rat
a2 T
ingg
i Bad
an (C
m)
Anak Perempuan:Beda:13,6 cm
Beda:10,4 cm
Riskesdas, Kemenkes 2010
Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan tepat pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun) dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan otak/fungsi kognitif.
Gangguan fungsi kognitif berarti seorang anak akan memiliki gangguan belajar yang menyebabkan menurunnya kemampuan belajar dan rendahnya kualitas anak didik di Indonesia
Di masa mendatang, menurunnya kualitas pendidikan ini menyebabkan menurunnya produktivitas ekonomi yang dapat menghambat pembangunan ekonomi suatu negara
Kerusakan fisik dan kemampuan kognitif yang disebabkan kekurangan zat gizi, sejak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun adalah permanen. Tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah- dan dengan biaya yang relatif murah.
Kerugian karena rendahnya produktivitas karena kurang gizi mencapai sekitar 3-4% PDB
Gagal Tumbuh yang disebabkan karena buruknya pemberian asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan menyebabkan kerusakan yang permanen
KONSEKUENSI STUNTING
Menurunnya ProduktivitasKemampuan Bersaing, Pendapatan (3-4 GDP loss)
Rusaknya Sel OtakTerganggunya perkembangan kognitif
Kemampuan BelajarRendah (Kehilangan 5-11 IQ Points resiko tidak naik kelas 16%)
25% berat otak dewasa
70% berat otak dewasa
90% berat otak dewasa
1.4 KG
7
PERTUMBUHAN OTAK
Usia 2 tahun
Usia 5 tahun
Lahir
Dewasa
Anak Usia 3 Tahun
Normal
Terhambat8
Perbedaan volume dan struktur otak anak usia 3 tahun normal dan dengan pertumbuhan terhambat
Facet, 2004
Anak dengan usia yang sama dengan tinggi yang berbeda
Fakta Memperbaiki gizi seorang anak merupakan investasi terbaik untuk
mencapai kemakmuran suatu bangsa, menawarkan pengembalian investasi setinggi 39 ke 1 (1,2)
Investasi gizi pada bayi dan anak dapat MENYELAMATKAN 1 juta nyawa setiap tahunnya (3)
MEMBANTU 360 juta ibu dan anak memiliki kesehatan yang lebih baik di masa depan (3)
MENINGKATKAN PDB 2-3% (4)
Balita dengan gizi baik akan: Dapat melanjutkan sekolahnya (5); anak dengan gangguan
pertumbuhan fisik (“pendek”) hingga usia dua tahun akan beresiko mengalami kegagalan di sekolah; beresiko untuk tinggal kelas (6)
Memilik IQ yang lebih tinggi(7); kurang gizi pada masa balita berasosiasi dengan penurun 15 point IQ dan 10% penurunan dalam pendapatan (4)
Memiliki pendapatan hingga 46% lebih banyak sepanjang hidupnya(8)
Rujukan:1. Horton S., Aldermanmm H.A. Rivera, J.A. “Copenhagen Consensus Challenge
Paper: Hunger and Malnutrition.” Copenhagen Consensus, 2008, p 1-40.2. Copenhagen Consensus Center (2008).
www.copenhagenconsensus.com/Home.aspx3. Horton, S., M. Shekar, et al, 2009: Scaling up nutrition: What will it cost? The
World Bank4. Horton, S., 1999. Opportunities for investments in nutrition in low-income Asia.
Asia Development Review, 17 (1,2): 246-2735. Victora, C.G., L. Adair, et al., 2008: Maternal and child undernutrition:
Consequences for adult health and human capital, The Lancet, 371.6. R Martorell et al (2010) ‘Weight gain in the first two years of life is an important
predictor of schooling outcomes in pooled analyses from five birth cohorts from low- and middle-income countries’, Journal of Nutrition 140(2): pp 348-54.
7. Bleichrodt, N. and M. Born, 1994: A meta-analysis of research on iodine and its relationship to cognitive development. In Stanbury JB, ed. The Damaged Brain of Iodine Deficiency, New York: Cognizant Communication
8. Hoddinott, J., Maluccio, et al. 2008: Effect of a nutrition intervention during early childhood on economic productivity in Guatemalan adults, The Lancet, 371.
-2-1.75-1.5
-1.25
-1-0.75-0.5
-0.250
0.250.5
0.751
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Age (months)
Z-sc
ores
(WH
O)
Peluang Terbaik : - 9 bulan (janin) hingga 2 tahun (Baduta)
Umur
Tinggi
Penurunan Pertumbuhan Secara Tajam, 54 DHS surveys
Source: Victora, de Onis, Hallal, Blössner, Shrimpton. Pediatrics (15 Feb 2010)
Perkembangan otot dan massa
tubuh
Metabolismeglukosa, lipids, protein
PerkembanganOtak
Kognitif danPrestasi pendidikan
ImunitasKemampuan
bekerja
Diabetes, obesitasdarah tinggi, Kanker,gangguan jantung
Gizi pada Kehamilan dan
pada bayi
Jangka Pendek Jangka Panjang
Kematian
Mengapa kita mempriotitaskan janin dan baduta?
Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Intervensi Gizi Efektif( Evidence-based interventions, Lancet Nutrition Series 2008)
INVESTASI TERBAIK UNTUK MASA DEPAN
Periode kritis pada 1000 pertama hari kehidupan ini merupakan waktu yang singkat untuk pemenuhan gizi anak yang optimum …
… namun periode ini menjadi peluang terbaik untuk investasi jangka panjang dalam upaya pengentasan kemiskinan, pembentukan SDM yang mumpuni dan pembangunan yang berkelanjutan
SENTRA LAKTASI INDONESIA 16
SENTRA LAKTASI INDONESIA 17
Inisiasi Menyusu Dini(EARLY INITIATION)
(Marshall Klaus: Mother and Infant : Early Emotional Ties Pediatrics 1998)
Bayi diberi kesempatan mulai/ INISIASI
MENYUSU sendiri segera setelah lahir/ DINI
dengan ….
Membiarkan kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal selesai
.. •
SENTRA LAKTASI INDONESIA 18
SENTRA LAKTASI INDONESIA 19
IMD dengan Cara ( Marshall Klaus: Mother and Infant : Early Emotional Ties Ped 1998 UNICEF INDIA : The Breast Crawl 2007):
“MERANGKAK MENCARI
PAYUDARA”“The Breast Crawl”
Penelitian membuktikan:• Ibu - Bayi berinteraksi
dalam menit-menit pertama setelah lahir (Marshall Klaus: Mother and Infant : Early Emotional Ties Ped 1998)
• Bayi pada usia beberapa menit dapat merangkak kearah payudara dan menyusu sendiri (“the Breast Crawl” ) (Marshall Klaus: Mother and Infant : Early Emotional Ties Ped 1998, UNICEF India: BREAST CRAWL Initiation of breastfeeding by breast crawl. UNICEF India 2007 )
SENTRA LAKTASI INDONESIA 20
•Kemampuan kulit ibu menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi (thermoregulator thermal synchron)
( Fransson A Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 90 : 2005,; Niels Bergman: Kangoroo Care 2005 , Bergstorm et al Acta Paediatr 2007)
SENTRA LAKTASI INDONESIA 21
SENTRA LAKTASI INDONESIA 22
Merangkak mencari payudara
( Marshall Klaus: Mother and Infant : Early Emotional Ties Ped 1998 UNICEF INDIA : The Breast Crawl 2007)
5 tahapan perilaku sebelum menyusu 1. Dalam 30’ pertama:
istirahat siaga. Sekali-kali melihat ibunya, menyesuaikan dengan lingkungan
2. 30’-40’: mengeluarkan suara, gerakan menghisap, memasukkan tangan ke mulut
SENTRA LAKTASI INDONESIA 23
3. Mengeluarkan air liur
4. Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara
membuka mulut
lebar dan melekat dengan baik
SENTRA LAKTASI INDONESIA 24
5. Menjilat-jilat kulit ibu.
menyentuh puting susu dengan tangannya,
menghentak kepala ke dada ibu
menoleh ke kanan dan kiri
menemukan puting menjilat, mengulum
puting susu,
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat ( Fransson A 2005 ) . Menurunkan kematian karena hypothermia ( Bergman N 2005, Bergstorm 2007)
2. Ibu dan bayi merasa tenang (Kroeger & Smith 2004)
3. Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulit nya Menjilat kulit ibu menelan bakteri , berkoloni diusus bayi menyaingi bakteri ganas darilingkungannya. ( Hanson L 2004)
SENTRA LAKTASI INDONESIA 25
Mengapa KONTAK KULIT dengan KULIT
MENYUSU SENDIRI Penting ?
4. Jalinan kasih sayang ibu-bayi lebih baik sebab bayi siaga 1 – 2 jam pertama. (UNICEF India: BREAST CRAWL Initiation of breastfeeding by breast crawl. UNICEF India 2007)
5. Mendapat kolostrum, kaya antibodi, penting untuk pertumbuhan usus,ketahanan infeksi,kehidupan bayi (Hanson L : Immunobiology of Human Milk. 2004)
6. IMD –lebih berhasil menyusui eksklusif dan lebih lama disusui (UNICEF India: BREAST CRAWL Initiation of breastfeeding by breast crawl. UNICEF India 2007, Sose CIBA Symposium 1978, Kramer et al JAMA2001,VaidyaK et al NepalMedical College Journal 2005))
0
20
40
60
80
100
120
1 3 6 9 12
Months post-partum
% s
till b
reas
tfeed
ing
Early contactLater contact
SENTRA LAKTASI INDONESIA 26
7. Sentuhan,emutan, jilatan pada puting merangsang pengeluaran hormon OKSITOSIN penting untuk :
1. Kontraksi rahim membantu mengurangi perdaahan (Sobhy SM NAEgypt Public Health Association 2004)
2. Merangsang hormon lain membuat ibu tenang, rileks,mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, kebahagian ( Matthiesen et al 2001 )
3. Merangsang pengaliran ASI (Laurence R A Guide for Medical Profession. 2006)
SENTRA LAKTASI INDONESIA 27
TATALAKSANA INISIASI MENYUSU DINI (WABA2007 Leaflet UNICEF IMD 2007)
1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu saat melahirkan ( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006)
2. Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau mengurangi mempergunakan obat kimiawi (Dimkin & O’Ohara; AmericanJournalof ObstreticandGynocology 2002)
3. DIKERINGKAN, KECUALI TANGANNYA , tanpa menghilangkan lemak putih( vernix ) (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, d 2006 and UNICEF India 2007 )
SENTRA LAKTASI INDONESIA 28
4. BAYI DITENGKURAPKAN di PERUT IBU dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Keduanya diselimuti.Bayi dapat diberi topi
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting
6. BAYI DIBIARKAN MENCARI PUTING SUSU IBU SENDIRI ( WABA : WBW2007
7. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama PALING TIDAK SATU JAM walaupun proses menyusu awal sudah terjadi atau SAMPAI SELESAI MENYUSU AWAL ((UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003)
SENTRA LAKTASI INDONESIA 29
8. Tunda menimbang, mengukur , suntikan vit K dan menetes mata bayi sampai proses menyusu awal selesai( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003)
9. Ibu melahirkan dg TINDAKAN seperti OPERASI; diberikan kesempatan kontak kulit ((UNICEF dan WHO: BFHI Revised, Updated and Expanded 2006)
10. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. RAWAT GABUNG : Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003)
SENTRA LAKTASI INDONESIA 30
11.Bila inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin; bayi tetap diletakkan didada ibu waktu dipindah dikamar perawatan. Usaha menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu .
SENTRA LAKTASI INDONESIA 31
PERAN TENAGA KESEHATAN (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, Updated and Expanded 2006)
1. Menyediakan Waktu dan Suasana tenang2. Membentu menemukan Posisi yang
nyaman 3. Menunjukan PERILAKU PRE-FEEDING saat
bayi merangkak mencari payudara4. Membantu Meningkatkan rasa percaya diri
ibu 5. Hindarkan memburu buru bayi atau
memaksa puting kemulut bayi 6. Perlu KESABARAN
SENTRA LAKTASI INDONESIA 32
PENGALAMAN INISIASI MENYUSU DINI PADA KELAHIRAN CAESAR
SENTRA LAKTASI INDONESIA 33
Bila inisiasi dini belum terjadi di kamar operasi bayi tetap diletakkan didada ibu waktu dipindah ke kamar pemulihan( RR).
Usaha menyusu dini dilanjutkan di kamar pemulihan
SENTRA LAKTASI INDONESIA 34
• 007
PENDAPAT YANG MENGHAMBATAN KONTAK DINI KULIT DG KULIT PADA BAYI LAHIR BARU LAHIR
1. BAYI KEDINGINAN2. IBU LELAH setelah melahirkan 3. KURANG tersedia TENAGA KESEHATAN4. KAMAR BERSALIN atau KAMAR OPERASI sibuk5. IBU harus DIJAHIT6. Bayi perlu diberi VIT K dan Tetes Mata segera7. Bayi harus SEGERA dibersihkan , ditimbang dan diukur 8. Bayi kurang ALERT9. COLOSTRUM tidak keluar, tidak cukup, tidak baik
bahkan bahaya untuk bayi10. SUHU KAMAR BERSALIN, KAMAR OPERASI harus dingin
dan biasanya AC sentral11. TENAGA KESEHATAN BELUM SEPENDAPAT tentang
pentingnya memberi kesempatan inisiasi dini pada bayi lahir dengan operasi caesar
SENTRA LAKTASI INDONESIA 38