HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN
INTROVERT – EKSTRAVERT DAN KETRAMPILAN
BERKOMUNIKASI SAAT SIARAN PADA PENYIAR RADIO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Marina Octhalina
NIM : 039114084
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
iv
v
vi
Another chapter has finished,
Another weight finally released…
Now, it’s time to prepare my soul,
To walk through a new world…
Thanks for the smile that strengthen,
I might need one…
When my days are darken.
Jogja,
may 21th, 2008
vii
MOTTO
”Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13)
”Be the best of what i am”
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2008
Penulis,
Marina Octalina
ix
ABSTRAK
Marina Octalina (2008). Hubungan Antara Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert dan Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran Pada Penyiar Radio: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio. Dalam penelitian ini terdapat hipotesis yang berbunyi: Ada hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio. Subjek dalam penelitian ini adalah penyiar radio dengan karakteristik lama bersiaran minimal 6 bulan dan pendidikan formal terakhir adalah SMA. Adapun jumlah subjek dalam penelitian adalah sejumlah 80 orang dengan teknik incidental sampling dari 7 radio baik di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala pengukuran model Likert, yaitu skala tipe kepribadian introvert-ekstravert dan skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran. Kedua skala ini dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan dasar teori Eysenck (untuk skala tipe kepribadian introvert-ekstravert) dan teori Joseph De Vito (untuk skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran). Uji coba skala dilakukan pada 66 penyiar radio di 6 radio yang berbeda dengan penelitian. Hasilnya koefisien reliabilitas pada skala tipe kepribadian introvert-ekstravert sebesar 0,872 dan skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran sebesar 0,938. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s Tau-b dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dan skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio. Hal ini dapat terlihat dari koefisien korelasi yang bernilai 0,124 dengan taraf signifikansi 0,59 (dengan probabilitas 1% (p<0,01)). Kata kunci : tipe kepribadian introvert-ekstravert, ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio
x
ABSTRACT
Marina Octalina (2008). The Correlation between Introvert -Ekstravert Personality Types and On Air Communication Skills for Radio Broadcast : Psychology Study Program, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research objective was to find out the positive correlation between introvert-ekstravert personality types and on air communication skills for radio broadcast. The hyphothesis proposed in this research was a positive correlation between introvert-ekstravert personality types and on air communication skills for radio broadcast. The subjects in this research were radio broadcasters with 2 characteristics. Radio broadcasters had to announce in the radio at minimum 6 months and last formal education was high school.
The method of data collection in this research used two of Likert rating scales, were introvert-ekstravert personality types scale and on air communication skills for radio broadcast scale. Both of the rating scales are made by researcher using Eysenck’s theory (for introvert-ekstravert personality types scale) and Joseph De Vito’s theory (for on air communication skills for radio broadcast scale). Scale try out had been done to 66 radio broadcaster at 6 different radio with radio for the experiment. The result was reliability coefficient to the amount of 0,872 on introvert-ekstravert personality types scale and 0,938 on on-air communication skills for radio broadcast scale. The data of research result analyzed by correlation Kendall’s Tau-b technique and the result showed that there was not significant correlation between introvert-ekstravert personality type and on air communication skills for radio broadcast. This result could be see from correlation coefficient to the amount of 0,124 with significant level 0,59 (with probability 1% (p<0,01)). Key words: introvert-ekstravert personality types, on air communication skills for radio broadcaster
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Marina Octhalina
Nomor Mahasiswa : 039114084
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Uni-
versitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT – EKSTRAVERT DAN KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI SAAT SIARAN PADA PENYIAR RADIO
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 27 Agustus 2008
Yang menyatakan
(Marina Octhalina)
xi
KATA PENGANTAR
Terimakasih pada Bapa Surgawi, akhirnya saya diperkenankan
menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Hubungan antara Tipe Kepribadian
Introvert-Ekstravert dan Ketrampilan Komunikasi Saat Siaran pada
Penyiar Radio” ini.
Dalam proses penyelesaiannya, tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan banyak pihak karena keterbatasan kemampuan yang saya miliki. Oleh
sebab itu, perkenankanlah saya sebagai penulis skripsi mengucapkan terima kasih
dengan segala kerendahan hati kepada:
1. Jesus Christ, atas semua berkat, kasih setia, juga kebaikan-Nya saya boleh
melalui setiap tahapan penulisan skripsi ini. Melalui setiap tahap ini pula,
saya boleh bertumbuh baik dalam kedewasaan hati, cara berpikir, bersikap,
juga dalam memandang dunia ini. Deep ini love to You, God...
2. Ibu ML.Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi.
Terima kasih sekali bu untuk bimbingannya selama hampir 3 semester ini.
Terima kasih untuk kesabaran dan bantuannya. Ibu bukan hanya sebagai
dosen pembimbing namun juga partner sharing yang hebat.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak
masukan, saran, dan dukungan dalam proses penyelesaian karya tulis.
xii
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik
dan Ibu Agnes Indar Etikawati S.Psi., Psi. selaku dosen pembimbing
akademik pengganti.
5. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., Ibu Sylvia Carolina M. Y. M, S.Psi.,
M.Si., V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi., M.Si., Ibu Henrietta P.D.A.D.S.,
S.Psi. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berdiskusi dan
memberikan banyak saran bagi penyelesaian tugas akhir peneliti.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, baik dosen-dosen biasa maupun dosen-
dosen luar biasa yang pernah memberikan ilmu, wawasan, pengetahuan,
dan membuat pola pikir peneliti lebih bijaksana agar dapat berusaha dan
berbuat yang terbaik.
7. Pak Giyanto, mas Gandung, dan mba Nanik atas semua bantuan,
kesabaran dan keramahan sikap dalam melayani kepentingan akademik.
8. Rekan-rekan radio seperti : Radio Petra FM (Bapak Santo & Bapak
Petrus), Radio Ur Channel (Mbak Arin & Kinanthi), I Radio (Michael
Husein), Radio Masdha FM (Rere & Deo), Radio Channel 5 (Mas
Advi), Radio Impact (Mbak Lisa & Githa), Radio OZ Bali (Bee, Helmy,
Lia, & Dicca), Radio Geronimo (Thomas Andesta & Ibu Irma), Radio
Prambors Yogyakarta (DJ. Felix Tirtonugroho), Radio Unisi (Bapak Ari
& Ibu Niken), Radio Megaswara (Tomy, Jonathan, Mas Reza, & Mas
Teguh), Radio Ista Calissa (Ibu Ami), dan Radio Eltira (Alfa Aresta),
Terimakasih atas bantuannya dalam menyebarkan angket penelitian saya
di radionya masing-masing, juga dalam mengurus administrasi. Tidak lupa
xiii
kepada semua penyiar radio yang telah bersedia mengisi angket penelitian
saya. Terimakasih.
9. Mama, Bapak, Bang Simon, Ka Maria, dan Iyo sayang. Keluarga besar
tercinta. Terimakasih untuk kesabaran, doa, bimbingan, dan segala fasilitas
yang diberikan untuk saya. Nothing can say, but deep thank you for them.
10. Sahabat terbaikku MIA. Mi’ akhirnya.....akhirnya.....aku wisuda! Akhirnya
aku bisa menyusulmu. Makasih banyak ya mi’ buat bantuan, gemblengan,
masukan, juga setiap penghiburan yang selalu kamu kasih selama kita
kuliah. Finally, i get my own life!! I’m gonna miss you, my lovely friend.
11. Sahabat-sahabat ku “Gratisons Famz” : Yayac, Flora, Vera, Qnan,
Rangga, Dithe, Andra, Ipunk, Hana, Dedeq. Tanpa kalian aku tidak akan
pernah mengenal apa arti cinta, hidup, sedih, dan kebahagiaan yang
sebenarnya. Kalian memang teman-teman terbaikku. Jangan pernah
terpisah ya.
12. Teman-teman ? yang sudah membantu saya menyelesaikan skripsi ini.
Tanti & Joe (makasih banyak lho....), Risa, Melinda, Melan, Nanang,
Suster Hedwig, Galih, Dhani, Monic, dan Krista. Terima kasih sudah
menjadi teman bertukar pikiran dan bersedia meluangkan waktu juga
memberi masukan untuk skripsi saya ini.
13. Teman-teman ? semuanya, yang tidak bisa saya jabarkan satu persatu.
Terima kasih sudah berbagi pengalaman, pengetahuan dan wawasan
selama di Fakultas Psikologi.
xiv
14. Kepada semua pihak, teman, dan kerabat lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, bantuan, dukungan,
nasehat, saran dan masukannya dalam proses penyelesaian karya tulis.
Hormat Penulis,
Marina Octalina
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan ............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
1. Ketrampilan Penyiar Radio ...................................................... 8
2. Pengertian Siaran ..................................................................... 8
3. Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
a. Pengertian Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran ......... 10
b. Aspek-aspek Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran ...... 12
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketrampilan Berkomu-
nikasi saat Siaran ............................................................... 17
xvi
B. Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
1. Pengertian Kepribadian ........................................................... 21
2. Dasar Tipe Kepribadian .......................................................... 21
3. Karakteristik Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert .............. 25
4. Aspek-aspek Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert .............. 28
C. Hubungan antara Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert dengan
Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran ...................................... 31
D. Skema Dinamika .......................................................................... 34
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 35
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................... 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Tipe kepribadian introvert-ekstravert .................................... 36
2. Ketrampilan berkomunikasi saat siaran ................................ 39
D. Subyek Penelitian ....................................................................... 42
E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 44
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 45
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 49
H. Uji Coba Alat Ukur .................................................................... 55
I. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas ............................................................................... 56
2. Seleksi Item ........................................................................ 58
3. Reliabilitas ........................................................................... 69
J. Metode Analisis Data ................................................................ 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 71
B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 72
C. Deskripsi Subyek Penelitian ..................................................... 74
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian
xvii
1. Uji Normalitas ..................................................................... 77
2. Uji Linearitas ....................................................................... 79
E. Uji Hipotesis .............................................................................. 79
F. Pembahasan ............................................................................... 82
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KELEMAHAN PENELITIAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 84
B. Keterbatasan penelitian .............................................................. 84
C. Saran
1. Bagi Penyiar Radio .............................................................. 85
2. Bagi Stasiun Radio .............................................................. 86
3. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 88
LAMPIRAN ......................................................................................... 92
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Skor Penilaian Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert ......... 46
Tabel 3.2 : Skor Penilaian Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran ..... 47
Tabel 3.3 : Spesifikasi Skala Pengukuran Tipe Kepribadian Introvert-Ekstra-
vert (sebelum diuji kesahihan item-itemnya) ................................. 50
Tabel 3.4 : Spesifikasi Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat
Siaran (sebelum diuji kesahihan item-itemnya) ............................. 51
Tabel 3.5 : Sebaran Item Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat
Siaran (sebelum diuji kesahihan item-itemnya) ............................. 53
Tabel 3.6 : Sebaran Item Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat
Siaran (sebelum diuji kesahihan item-itemnya).............................. 54
Tabel 3.7 : Hasil Korelasi Item Total Skala Tipe Kepribadian Introvert-Eks-
travert .............................................................................................. 60
Tabel 3.8 : Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Tipe Kepribadian Intro-
vert-Ekstravert ................................................................................ 61
Tabel 3.9 : Distribusi Item Skala Tipe Kepribadian Introvert - Ekstravert
(setelah uji coba) ............................................................................ 62
Tabel 3.10 : Hasil Korelasi Item Total Skala Tipe Kepribadian Introvert-Eks-
travert .............................................................................................. 63
Tabel 3.11 : Distribusi Item Skala Tipe Kepribadian Introvert - Ekstravert
(setelah uji coba) ............................................................................ 63
Tabel 3.12 : Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Ketrampilan Berkomu-
kasi Saat Siaran .............................................................................. 65
Tabel 3.13 : Distribusi Item Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(setelah uji coba) ............................................................................ 66
Tabel 3.14 : Hasil Korelasi Item Total Skala Ketrampilan Berkomunikasi
Saat Siaran .................................................................................... 67
Tabel 3.15 : Distribusi Item Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(setelah uji coba) ............................................................................ 68
xix
Tabel 4.1 : Data Hasil Penelitian .................................................................... 73
Tabel 4.2 : Hasil Korelasi Kendall’s Tau-b ..................................................... 81
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Aspek-aspek Kepribadian Menurut Eysenck ............................. 24
Gambar 2.2 : Skema Dinamika ....................................................................... 34
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Surat Keterangan
1. Surat Ijin Penelitian ………………………………… 92
2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ………….. 93
Lampiran B : Analisis Reliabilitas dan Validitas
1. Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
(seleksi item pertama) ……………………………… 105
2. Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
(seleksi item kedua) ……………………………….. 107
3. Skor Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert … 109
4. Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(seleksi item pertama) ……………………………… 115
5. Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(seleksi item kedua) ……………………………….. 117
6. Skor Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran . 120
Lampiran D : Analisis Data
1. Analisis Korelasi Non-Parametik : Kendall’s Tau-b.. 130
2. Uji Homogenitas One Sample Kolmogorov - Smirnov
Test ............................................................................. 131
2. Uji Linearitas ............................................................. 132
xxii
Lampiran E : Analisis Data Demografi Independent Sample T-test
1. T-test berdasarkan Lamanya Siaran ……………….. 134
2. T-test berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir ……… 137
Lampiran F : Angket Penelitian
1. Angket Penelitian Try Out
2. Angket Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyiar radio adalah orang yang menyajikan materi siaran kepada
para pendengar. Kontak langsung dengan para pendengar inilah yang
kemudian menjadikan penyiar sebagai ujung tombak suatu stasiun radio.
Keberhasilan atau kegagalan suatu program sangat tergantung pada
penyiar dalam membawakan program tersebut (Effendy, 1990).
Seorang penyiar sebagai ujung tombak suatu stasiun radio dituntut
mempunyai kualitas suara dan artikulasi yang baik (Pane, 2004 ; Bari,
1995). Suara yang menjadi modal utama seorang penyiar tidak akan berarti
jika tidak diikuti dengan kualitas isi siaran yang juga baik. Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya medium radio adalah medium dialog
(Ishadi, 1999). Program apapun intinya merupakan proses dialog antara
stasiun radio dengan pendengarnya. Program hiburan baik yang
menampilkan penyiar itu sendiri maupun yang mengundang bintang tamu
terkenal, tidak akan lengkap tanpa adanya dialog. Oleh sebab itu seorang
penyiar dituntut untuk menguasai ketrampilan bersiaran atau announcing
skill (Masduki, 2004 : 119). Ketrampilan bersiaran adalah kemampuan
penyiar untuk mengkomunikasikan segala macam informasi kepada
pendengar agar dapat diterima dengan baik dan positif. Informasi yang
biasa disampaikan oleh penyiar saat siaran adalah segala sesuatu
2
menyangkut musik, kata, berita, produk iklan, maupun wawancara.
Respon baik dan positif yang diterima penyiar radio dapat menandakan
bahwa penyiar tersebut telah mampu berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi dalam dunia kepenyiaran disebut efektif apabila
pendengar mau mendengarkan, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan
apa yang ia dengar (Henneke, 1954, dalam Effendy, 1990). Berdasarkan
definisi tersebut, seorang penyiar harus mampu membuat pendengar
bersedia mendengarkan, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan sesuai
dengan yang telah disampaikan penyiar. Komunikasi semacam ini dengan
kata lain disebut sebagai komunikasi yang efektif (Rakhmat, 1986).
Penyiar radio dituntut untuk selalu membangun suatu komunikasi
yang efektif. Komunikasi yang efektif akan menyebabkan adanya
kesesuaian pesan antara yang dikirim oleh penyiar radio sebagai sender
dengan yang diterima pendengar sebagai receiver. Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif apabila pertemuan komunikasi merupakan
hal yang menyenangkan bagi komunikan. Keadaan seperti ini dapat
diperluas pada situasi komunikasi lain sehingga mencakup efektivitas
komunikasi dalam siaran radio (Wolosin, 1975 dalam Rakhmat, 2004 :
118).
Salah satu persyaratan untuk menjadi penyiar radio yang baik
adalah memiliki kepribadian ekstravert, luwes, dan mudah bergaul (Ishadi,
1999). Dengan memiliki kecenderungan kepribadian ekstravert, penyiar
akan mampu memperoleh lebih banyak informasi mengenai diri sendiri
3
maupun orang lain sehingga dapat menerima pesan komunikasi dengan
lebih baik. Penerimaan pesan yang lebih baik ini dapat mengakibatkan
penyiar semakin mampu berkomunikasi efektif, sehingga pada akhirnya
ketrampilan berkomunikasi saat siaran yang dimiliki semakin baik pula.
Eysenck (1969, dalam Pervin & John 1997) membedakan
kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert untuk
menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan
sosial dan dalam tingkah laku sosial. Eysenck (1972) juga mengemukakan
bahwa tipe kepribadian introvert-ekstravert menggambarkan keunikan
individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai
perwujudan karakter, temperamen, fisik, dan intelektual individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Eysenck mempercayai bahwa
setiap individu pasti berada di antara kedua kontinum tersebut (Corsini &
Marsella, 1983).
Eysenck (1969, dalam Pervin & John, 1997 : 232) menyatakan
individu dengan tipe kepribadian introvert memperlihatkan kecenderungan
tenang, menilik ke diri sendiri, memendam atau menyimpan,
merefleksikan ke dalam dirinya, penuh prasangka terhadap dorongan
untuk mengambil keputusan, dan lebih memilih sebuah derajat kehidupan
yang diisi dengan kesempatan dan resiko. Kontras dengan karakteristik
sebelumnya, tipe kepribadian ekstravert adalah orang yang sosial, suka
keramaian, mempunyai banyak teman, mencari rangsangan kegembiraan,
bertingkah semangat pada satu saat tertentu, dan impulsif.
4
Individu yang terlalu ekstravert akan kehilangan subyektifitas
dirinya. Ia menyangkutkan segala tingkah lakunya dengan lingkungannya
sehingga ia dapat berinteraksi dengan baik di lingkungannya tersebut.
Individu yang terlalu introvert akan kehilangan obyektifitas. Segala
tingkah lakunya hanya berhubungan dengan dirinya sendiri, relasi dengan
orang lain sangat kurang sehingga ketrampilan komunikasi yang
dimilikinya menjadi kurang baik (Fritz Kunkel, 1950 dalam Suryabrata,
2003 : 194).
Penyiar radio sebelum terjun langsung untuk siaran umumnya akan
diberi berbagai macam pelatihan guna melatih ketrampilan komunikasinya
saat siaran. Seorang penyiar dalam bekerja juga dibantu oleh naskah yang
akan menjadi panduan pada saat siaran. Hal ini tentu akan memudahkan
kelompok penyiar radio yang tidak memiliki kecenderungan kepribadian
ekstravert untuk tampil menjadi penyiar radio (Stokkink, 1997).
Komunikasi yang terjadi dalam radio tergolong komunikasi massa.
Hal ini ditandai dengan proses komunikasi yang berlangsung sifatnya satu
arah (Effendy, 1990:18), atau sering disebut dengan profesi ”di balik
layar” (Stokkink, 1997). Penyiar sebagai komunikator cenderung lebih
bebas dalam berkomunikasi saat siaran karena penyiar tidak berhadapan
langsung dengan pihak yang diajak komunikasi (pendengar) serta respon
atau umpan balik yang ia terima sifatnya tidak langsung. Umpan balik ini
biasa dipakai sebuah radio untuk mengetahui berapa banyak pendengar
ataupun bentuk respon pendengar terhadap satu program acara.
5
Kenyataannya banyak acara yang telah disiarkan namun respon
yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Suatu program acara
dapat terwujud adalah berkat kesatuan dari berbagai divisi, mulai dari
pimpinan, program director, operator, marketing, sampai dengan penyiar
itu sendiri. Masing-masing mempunyai tanggung jawab dalam
mensukseskan suatu program acara. Salah satu kemungkinan program
tidak digemari pendengar adalah karena faktor dari penyiar itu sendiri.
Penyiar dianggap kurang mampu mengkomunikasikan isi pesan kepada
pendengarnya. Komunikasi menjadi tidak berjalan dengan baik atau
dengan kata lain tidak efektif.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin meneliti secara empiris apakah
kecenderungan tipe kepribadian introvert dan ekstravert penyiar radio
berhubungan dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran, atau faktor-
faktor lain seperti profesi ”di balik layar”, adanya pelatihan sebelum
siaran, dan naskah yang akan membantu penyiar berbicara selama siaran
(Stokkink, 1997), serta tim lingkungan kerja dan faktor latar belakang
pendidikan akan mampu menjadikan penyiar yang tidak memiliki
kecenderungan tipe kepribadian ekstravert mempunyai ketrampilan
berkomunikasi saat siaran yang sama baik dengan penyiar dengan
kecenderungan tipe kepribadian ekstravert.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan positif antara tipe
kepribadian introvert-ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat
siaran pada penyiar radio?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ada
atau tidak ada hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert
dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio.
D. Manfaat Teoritis dan Praktis
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
dunia kepenyiaran (broadcast) pada umumnya serta memperkaya
kekhasan khasanah teoritis pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma dalam ilmu psikologi sosial khususnya dalam konteks
psikologi komunikasi mengenai hubungan antara tipe kepribadian
introvert-ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran
pada penyiar radio.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penyiar radio
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada penyia r radio guna sarana refleksi diri dalam rangka
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
b. Bagi stasiun radio
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana
pada stasiun radio dalam memilih penyiar radio yang dapat
menyampaikan informasi atau berita saat siaran secara terampil,
sehingga dapat menunjang kesuksesan stasiun radio tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
1. Ketrampilan Penyiar Radio
Secara umum ada tiga ketrampilan yang harus dikuasai
penyiar radio (Masduki, 2004:119) yaitu :
a. Announcing skill, yaitu ketrampilan berkomunikasi atau
menuturkan segala sesuatu baik menyangkut informasi,
berita, musik, atau lirik lagu yang disampaikan.
b. Operating skill, yaitu ketrampilan mengoperasikan segala
peralatan siaran
c. Musical touch, yaitu ketrampilan merangkai musik dalam
tatanan yang menyentuh emosi pendengar.
2. Pengertian Siaran
Penyiaran menurut Chester, Garrison, dan Willis dalam
Prayudha (2004:2) adalah pancaran melalui ruang angkasa oleh
sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau
didengar oleh publik. Ia menambahkan ada dua tipe penyiaran yaitu
penyiaran bunyi standar atau AM (Amplitudo Modulation) dan
penyiaran dengan ketepatan tinggi dari bunyi pancaran atau FM
(Frequency Modulation).
9
Penyiaran menurut ahli radio siaran Ben H. Henneke (dalam
Effendy, 1990:126) adalah tak lain hanya suatu usaha untuk
mengkomunikasikan informasi, untuk memberitahukan sesuatu.
Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar, namun
ditujukannya kepada pendengar secara perorangan dan komunikasi
tersebut akan sempurna apabila si pendengar mendengar, mengerti,
merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar itu.
Penyiaran adalah bentuk pengiriman pesan melalui media radio
ataupun televisi dengan tidak dikontrol secara teknik oleh penerima
(Sullivan dalam Prayudha, 2004:3).
Siaran haruslah disajikan semenarik mungkin, caranya dengan
memadukan wawasan, kreativitas, dan kemampuan mengoperasikan
peralatan. Kreativitas siaran berarti kemampuan merancang dan
mengelola acara siaran yang inovatif, kaya improvisasi kata saat
siaran, serta kemampuan bekerja sama dalam tim kerja berdasarkan
intelektualitas dan profesionalitas (Masduki, 2004:89).
Jadi, melalui uraian di atas maka peneliti menyimpulkan
pengertian siaran adalah bentuk pengiriman pesan melalui media radio
yang dipancarkan melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi
dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau didengar oleh
publik. Dalam penelitian ini tipe penyiaran yang dipakai adalah FM
(Frequency Modulation) sebab informasi suara yang dibawa oleh
10
getaran frekuensi FM lebih harmonis dibandingkan tipe penyiaran AM
(Amplitudo Modulation).
3. Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
a. Pengertian Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
Radio adalah media komunikasi lisan (oral
communication). Seorang penyiar radio profesional dituntut
mampu menyampaikan pesan atau berita lebih efektif daripada
dikomunikasikan melalui kata-kata yang tertulis. Penyiar juga
diharapkan mampu memindahkan emosi yang sesuai dengan
naskah dan dengan cara ini penyiar akan mampu memberikan
variasi serta interpretasi kepada pendengar (Pane, 2004 : 3).
Naskah dalam radio adalah proyeksi ide penulis yang
kemudian akan dikomunikasikan penyiar kepada pendengarnya.
Keahlian memilih kata-kata yang paling efektif dan segar serta
mengkomunikasikannya kepada pendengar dengan cara yang
efektif juga disebut seni menyiar (the art of announcing).
Siaran dianggap tidak baik apabila penyiar radio gagal
menyampaikan materi dengan jelas serta meyakinkan. Penyiar
harus mampu menyampaikan sebuah ide secara efektif melalui
kata-kata lisan dengan interpretasinya sendiri sehingga pendengar
dapat terpengaruh dan mengerti terhadap ide yang disampaikan
oleh penyiar.
11
Ketrampilan komunikasi adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif, mencakup pengetahuan tentang
peran lingkungan, isi komunikasi, dan bentuk komunikasi
(Spitzberg dan Cupach dalam De Vito, 1996 : 27). Komunikasi
yang efektif adalah komunikasi dimana pesan yang diterima sama
dengan pesan yang dimaksudkan atau dikehendaki oleh pengirim
pesan (Hybels, 2004:24).
Secara khusus, ketrampilan berkomunikasi pada saat siaran
terjadi apabila seorang penyiar mampu mengkomunikasikan secara
efektif buah pikiran dan pendapat kepada orang lain (Pane,
2004:19). Efektivitas penyiar dalam mengkomunikasikan buah
pikiran dan pendapatnya dapat terlihat dari respon pendengar. Hal
ini mengacu pada tugas utama seorang penyiar yaitu mampu
membuat pendengarnya mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu
melakukan apa yang ia dengar.
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Tubbs dan Moss
(1999:9) yang menyatakan efektivitas komunikasi pada saat siaran
siaran akan tercipta jika terjadi adanya pengertian, kesenangan,
hubungan sosial yang makin baik, pengaruh pada sikap dan
tindakan antara komunikator dan komunikan. Pengertian berarti
penerimaan komunikan yang cermat atas isi pesan seperti yang
dimaksud oleh komunikator. Kesenangan merupakan aspek
komunikasi yang menjadikan hubungan sosial antar pelaku
12
komunikasi menjadi hangat, akrab, dan menyenangkan, sedangkan
pengaruh pada sikap timbul dari persuasi sebagai komunikasi
untuk mempengaruhi sikap komunikan.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pengertian
ketrampilan berkomunikasi pada saat siaran adalah kemampuan
penyiar untuk mengkomunikasikan buah pikiran dan pendapat
secara efektif agar pendengarnya mendengar, mengerti, merasa
tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar.
b. Aspek-aspek Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran
Ketrampilan berkomunikasi pada saat siaran adalah
kemampuan penyiar untuk mengkomunikasikan buah pikiran dan
pendapat secara efektif agar pendengarnya mendengar, mengerti,
merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar.
Joseph de Vito (1986 : 68) mengindikasikan efektivitas
komunikasi menjadi dua perspektif yaitu perspektif humanistik dan
perspektif pragmatis. Gabungan kedua perspektif ini sebenarnya
menunjukkan karakteristik komunikasi interpersonal yang efektif.
Keadaan seperti ini dapat diperluas pada situasi komunikasi lain
sehingga mencakup efektivitas komunikasi dalam siaran radio
(Wolosin, 1975 dalam Rakhmat, 2004 : 118).
Pendekatan melalui perspektif humanistik berawal dari
jenis-jenis kualitas komunikasi yang masih umum yang kemudian
13
dideduksikan menjadi perilaku spesifik yang dapat dijadikan
karakteristik komunikasi yang efektif. Sebaliknya perspektif
pragmatis mengawali pendekatannya melalui ketrampilan yang
spesifik menuju perilaku-perilaku yang umum (De Vito, 1986:69).
Berdasarkan alasan inilah peneliti akan melihat ketrampilan
komunikasi saat siaran hanya melalui pendekatan perspektif
humanistik.
Perspektif humanistik adalah perspektif yang menekankan
pentingnya hubungan antar manusia. Terdapat lima hal yang dapat
mengindikasikan efektivitas komunikasi menurut Joseph De Vito
berdasarkan perspektif humanistik.
1. Openness (keterbukaan) adalah kemampuan keterbukaan dari
individu. Kualitas dari openness tergantung pada tiga aspek
dari komunikasi berikut :
a. Keinginan untuk terbuka atau mengungkapkan diri.
Menyatakan informasi mengenai diri yang mungkin secara
normal sering dibiarkan tersembunyi.
b. Keinginan untuk bereaksi jujur terhadap stimulus yang
datang. Openness di sini ditunjukkan dengan merespon
secara spontan dan tanpa dalih atau alasan saat
berkomunikasi atau saat memberikan umpan balik.
c. Rasa memiliki serta bertanggung jawab atas perasaan dan
pemikiran yang disampaikan. Untuk menjadi open dalam
14
pengertian ini, individu diharapkan mengakui dan
menghargai perasaan serta pemikiran yang ia ekspresikan
sebagai miliknya dan mampu menanggung semua tanggung
jawab atasnya. Tidak mencoba mengalihkan semua
tanggung jawab ke orang lain.
2. Empathy. Menuntut individu mampu memahami posisi dan
kondisi orang lain sesuai dengan realitasnya bukan berdasarkan
gambaran mengenai orang tersebut. Dapat dilakukan melalui :
a. Tidak mengevaluasi orang yang diajak berbicara. Mencoba
memahami bukan sebagai kesalahan dalam mengambil
keputusan, namun alasan dalam mengambil keputusan
tersebut.
b. Mencoba mengenal lebih jauh orang yang diajak
berbicara seperti alasan dan motivasi yang melatar
belakangi perasaan dan pemikirannya.
c. Mencoba mengalami perasaan orang lain, melalui sudut
pandangnya.
3. Supportiveness yaitu kemampuan individu dalam memberi
dukungan kepada pihak lainnya ketika keduanya terlibat dalam
komunikasi. Sikap ini diwujudkan melalui suasana :
a. Deskriptif : suasana komunikasi yang berisi informasi atau
deskripsi kejadian, bukan komunikasi evaluatif yang akan
15
menjadikan pihak lain menjadi tertutup dalam
mengekspresikan diri karena takut dikritik.
b. Spontan : respon yang langsung dan terbuka atas ide pihak
lain. Individu terkadang menyembunyikan perasaan mereka
yang sebenarnya, serta memberikan pendapat hanya agar
orang yang diajak berbicara mempunyai mood
menerima/mendengarkan yang baik.
c. Provisional : perilaku yang terbuka (open-minded) dan mau
mendengarkan pandangan orang yang berbeda dengannya,
serta mau mengubah beberapa hal jika ada pembenaran
yang tepat.
4. Positiveness adalah ekspresi positif atas diri sendiri, orang lain,
dan situasi sekitar. Sikap ini terwujud dalam upaya pemenuhan
kebutuhan atas penghargaan baik pada diri sendiri maupun
orang lain. Komunikasi possitiveness dapat berlangsung dalam
dua cara :
a. Perilaku positif, mengacu pada 2 aspek yaitu :
1. Penghormatan yang positif untuk diri sendiri. Individu
yang telah mampu menerima dirinya sendiri secara
positif, pada gilirannya juga akan mampu melakukan
hal yang sama terhadap orang lain.
16
2. Perasaan positif terhadap situasi komunikasi itu sendiri,
dapat ditunjukkan dengan memberikan respon
mendukung pada situasi atau konteks komunikasi.
b. Memberikan ungkapan verbal ataupun non-verbal sebagai
bentuk pengakuan dari keberadaan serta menganggap
penting orang yang diajak berkomunikasi. Ungkapan verbal
berupa kata-kata, sedang ungkapan non-verbal dalam
komunikasi saat siaran bisa terungkap dalam :
1. Kunci nada termasuk daerah tangga nada (pitch range)
2. Volume atau tingkat kerasnya suara
3. Tempo atau irama dan tingkat kecepatan dari
pengucapan
4. Vitalitas dan semangat
5. Cara pengucapan
6. Kualitas suara, meliputi warna suara dan nada suara
7. Bunyi yang diucapkan atau gerakan dari alat-alat
berbicara yang mengeluarkan suara (artikulasi).
5. Suasana equality, merupakan kondisi kesetaraan posisi antara
komunikator dan komunikan yang mencegah terjadi monopoli
atau intimidasi.
Gabungan kelima karakteristik komunikasi efektif tersebut
menjadi indikator ketrampilan berkomunikasi saat siaran. Ind ikator
merupakan sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk
17
atau keterangan (KBBI, 1997:376). Penyiar yang terampil
berkomunikasi saat siaran akan mampu mengkomunikasikan buah
pikiran dan pendapatnya secara efektif sehingga pendengar mau
mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia
dengar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketrampilan
Berkomunikasi saat Siaran
Penyiar mempunyai tugas penting untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat luas dengan tujuan pendengarnya
mau mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa
yang disampaikan oleh penyiar. Agar pesan yang diterima oleh
pendengar dapat sesuai dengan yang dimaksudkan penyiar maka
seorang penyiar harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi
yang baik saat siaran.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketrampilan
berkomunikasi penyiar saat siaran, antara lain :
1. Bakat asli
Radio adalah media suara, oleh sebab itu seorang
penyiar diharapkan mempunyai suara yang enak didengar,
jelas, menawan, menggugah, serta memotivasi. Hal ini
memang dapat dilatih, namun tak disangkal juga dibutuhkan
18
bakat awal untuk dapat mencapai bentuk suara seperti tersebut
di atas.
Bakat lain yang juga dibutuhkan untuk menjadi penyiar
yang terampil adalah kecakapan serta kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Sama seperti suara, kemampuan
berkomunikasi ini juga dapat dilatih, namun akan lebih mudah
seorang penyiar dengan kemampuan komunikasi yang baik
untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya sebagai penyiar
dibandingkan dengan penyiar yang kurang dalam kemampuan
berkomunikasi (Pane, 2004:20).
2. Latihan- latihan intensif
Setiap penyiar pasti menginginkan kualitas siaran yang
baik. Pencapaian semacam itu membutuhkan waktu dan latihan
yang terus menerus. Kemahiran utama seorang penyiar radio
bertumpu pada bagaimana mengolah suara dan seni berbicara,
sehingga latihan yang dibutuhkan berupa latihan vokal atau
suara serta latihan berbicara.
Latihan vokal dan suara dimaksudkan agar penyiar
mampu memberi makna yang tepat dalam setiap kata yang
terucap melalui tekanan, pengucapan, tempo, serta intonasi.
Vokal dan suara yang telah terasah dengan baik akan menjadi
lebih bermakna jika penyiar mampu mengkomunikasikan
setiap kata secara efektif. Hal ini membutuhkan feeling dan
19
emosi yang kuat serta terkontrol agar penyiar dapat menghayati
setiap sasaran, isi, dan tujuan acara (Bari, 1995:70).
Latihan intensif untuk meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran dapat diperoleh penyiar dari
pengalaman siaran yang dilalui (Pane, 2004:41). Semakin
banyak waktu siaran seorang penyiar maka semakin terasah
ketrampilan berkomunikasinya saat siaran.
3. Latar belakang pendidikan atau wawasan yang luas
Seorang penyiar boleh berceloteh menurut yang
dikehendakinya, tetapi bila sampai pada informasi yang
sifatnya prinsip, penyiar harus benar-benar menyampaikan
informasinya dengan tepat, kena, dan benar. Hal ini berkaitan
dengan penyiar sebagai nara sumber dan sumber informasi
tidak boleh salah (Effendy, 1990:141). Untuk mencapai hal
tersebut, seorang penyiar dituntut mempunyai pendidikan yang
tinggi serta wawasan yang luas. Seorang penyiar juga harus
mampu berpikir cepat dan memiliki pengetahuan luas, menaruh
perhatian pada permasalahan manusia, ahli dalam masalah-
masalah aktual, dan cakap atau cerdik.
4. Tim dan lingkungan kerja
Suatu stasiun radio pastilah mempunyai struktur
organisasi dimana setiap jenis pekerjaan yang ada akan saling
memberi pengaruh. Tim kerja ini pada dasarnya mempunyai
20
tujuan yang sama yaitu memberikan output yang terbaik.
Output atau hasil kerja tim radio ini adalah berupa siaran yang
baik. Salah satu syarat program siaran dapat dikatakan berhasil
adalah jika penyiar mampu berkomunikasi secara efektif saat
siaran. Hal ini membutuhkan ketrampilan khusus yakni
ketrampilan berkomunikasi. Seorang penyiar akan mampu
berkomunikasi secara terampil jika didukung oleh tim kerja
serta lingkungan yang mendukung (Prayudha, 2004:77).
5. Kepribadian Penyiar
Seorang penyiar diharapkan mempunyai beberapa tipe
kepribadian yang dapat mendukung suksesnya suatu program
acara. Kepribadian seorang penyiar merupakan kualitas khusus
dan abstrak yang membuat pendengar lebih tertarik kepada satu
orang penyiar daripada yang lain. Kualitas semacam ini sangat
menentukan dalam stasiun radio. Setidaknya seseorang yang
berkepribadian dewasa biasanya memiliki karakteristik suara
yang baik untuk radio (Stokkink, 1997). Keberhasilan dan
kegagalan suatu program sangat tergantung pada kepribadian
penyiar (Stokkink, 1997). Kepribadian yang sesuai dengan
radio dapat menarik dan menyentuh pendengar.
Ishadi SK (1999) menyatakan ada 10 syarat untuk
menjadi seorang penyiar yang baik, salah satunya adalah
21
memiliki kepribadian ekstravert, luwes, dan mudah bergaul,
serta memiliki dasar berbicara di depan umum.
B. Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
1. Pengertian Kepribadian
Berdasarkan arti katanya, kepribadian berasal dari bahasa
Yunani ”persona”, yang berarti topeng (mask), karena pengertian
kepribadian secara umum dianggap berkaitan dengan penampilan
(Purwanto, 2000). Adler (dalam Hall&Lindzey, 1993:248) menyatakan
kepribadian sebagai gaya hidup individu atau cara serta karakteristik
seseorang untuk bereaksi termasuk masalah-masalah hidup serta tujuan
hidup.
2. Dasar Tipe Kepribadian
Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam menelaah
kepribadian. Salah satunya adalah pendekatan faktor yang
dikemukakan oleh Eysenck. Pendekatan faktor memandang bahwa
kepribadian terdiri atas kumpulan trait dan ”tipe” (Eysenck dalam
Marsella&Corsini, 1983:384). Pendekatan tipe kepribadian yang
dikemukakan Eysenck ini, dilandasi oleh penelitian ilmiah sehingga
hasilnya lebih dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan pendekatan
yang hanya menggunakan spekulasi atau intuisi klinis untuk mengasah
asumsinya.
22
Eysenck (Hall & Lindzey, 1985:437) mendefinisikan
kepribadian sebagai jumlah total dari pola perilaku yang aktual atau
potensial yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan; yang berasal
dan berkembang melalui interaksi fungsional dari empat sektor faktor
utama yaitu kognitif (intelektual), afektif (temperamen), konatif
(karakter), dan somatis (konstitusi).
Eysenck meyakini bahwa dasar dari kepribadian melibatkan
faktor genetis, fisiologis, dan lingkungan. Pandangannya ini didukung
dengan penelitian-penelitian tentang faktor genetis dimana faktor
keturunan juga bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Ada tiga
ide utama dalam pemikiran Eysenck (Monte, 1995), yaitu :
a. Sistem saraf pusat merupakan dasar dari fungsi kepribadian
b. Banyak penelitian laboratorium tentang proses pembelajaran
conditioning, persepsi, dan efek obat-obatan menunjukkan
bahwa seseorang dibedakan menjadi dua kelompok introvert
dan ekstravert. Kelompok introvert mempunyai kecenderungan
”malu terhadap stimulus” karena sensitif pada rangsangan dari
luar akibat tingkat arousal di otaknya tinggi. Berbeda dengan
kelompok sebelumnya, kelompok ekstravert adalah kelompok
orang yang ”haus stimulus” karena mereka mencari dan dapat
dengan mudah mengolah rangsangan yang intense karena
tingkat arousal yang rendah atau inhibited.
23
c. Kelompok introvert rentan terhadap gangguan kecemasan
seperti fobia dan gangguan obsesi, sedang kelompok ekstravert
lebih rentan pada gangguan acting-out, seperti gangguan
histeria dan gangguan kepribadian antisosial.
Menurut Eysenck, kepribadian terdiri dari tindakan dan
disposisi yang terorganisasi dalam suatu hirarki tertentu. Respon
spesifik terjadi pada saat tertentu. Misal A membeli makan. Tahap
berikutnya adalah respon habitual yang merupakan suatu tindakan
yang terdiri dari beberapa respon spesifik, yang mungkin terjadi saat-
saat yang serupa. Misal A suka pesta. Tiap akan mengadakan pesta, A
membeli banyak makanan, telpon semua teman, dsb (lihat gambar 2.1).
Selanjutnya adalah trait berupa kumpulan respon habitual yang saling
berkaitan. Misal A yang suka pesta juga kerja sebagai salesperson
sebuah koran serta merencanakan karier di bidang humas. Dalam hal
ini, dapat diasumsikan bahwa orang tersebut memiliki trait sociability,
sehingga ia cenderung memiliki aktivitas yang melibatkan dirinya
dengan orang lain. Di atas trait ada tipe yakni sekumpulan trait yang
saling berkaitan, yang merupakan tahap paling umum. Eysenck
menggunakan istilah ”tipe” yang berarti dimensi luas dari kepribadian,
bukan jenis seseorang. Sebagai contoh bila seseorang memiliki tingkat
sociability tinggi, kecenderungan berani mengambil resiko, perasaan
yang ”hidup”, dll, maka dapat diduga bahwa ia mempunyai
24
kecenderungan tipe kepribadian ekstravert dalam dimensi introvert-
ekstravert.
TIPE Ekstravert
TRAIT Sociability Boldness Liveliness
RESPON Senang mengadakan kerja sebagai merencanakan karir
HABITUAL pesta salesperson di bidang humas
RESPON membeli makanan telpon teman memindahkan
SPESIFIK perabot rumah
Gambar 2.1 Contoh Aspek-aspek Kepribadian Menurut Eysenck
Karakteristik mendasar dari kepribadian terletak pada dimensi
extroversion-introversion (dimensi E) dan dimensi neurotic-stable
(dimensi N). Eysenck meyakini bahwa setiap orang pasti terletak pada
suatu posisi dalam kontinum kedua dimensi tersebut
(Corsini&Marsella, 1983:384). Dimensi ketiga yang dikemukakan
Eysenck adalah dimensi psychoticism (dimensi P) yang berbeda secara
mendasar dari kedua dimensi yang dikemukakan sebelumnya. Menurut
Eysenck, dimensi E merujuk pada kecenderungan kepribadian
25
seseorang dalam menghadapi situasi sosial dan dimensi N merujuk
pada kadar dan kemampuan pengendalian kestabilan emosi seseorang
dalam kepribadiannya, sedang dimensi P merujuk pada kecenderungan
orang berpikir, berperasaan, dan bertindak tanpa orientasi. Dimensi P
ini pada kenyataannya jarang ditemui pada populasi normal, karena
telaah Eysenck mengenai dimensi P lebih didasarkan pada kepribadian
abnormal.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas
kepribadian introvert dan ekstravert. Eysenck (dalam Wallace, 1993)
mengatakan bahwa dimensi ekstravert dan introvert merupakan
dimensi yang paling penting dibandingkan dimensi tipe kepribadian
lainnya. Selain itu, Jung dalam Purwanto (2000) mengatakan
kepribadian manusia pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam dua
bagian yaitu introvert dan ekstravert.
3. Karakteristik Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
Eysenck (dalam Eysenck, 1969:118) mengatakan bahwa orang
dengan tipe kepribadian introvert adalah orang yang cenderung diam,
suka menjauhkan diri dari orang lain, segan dan jarang memberi
kecuali pada teman akrab. Dia cenderung untuk ”melihat sebelum
terjun langsung”. Orang introvert tidak percaya pada kejadian yang
didasari pada impuls atau dorongan sehingga ia mampu menyimpan
perasaannya dalam kontrol yang tersembunyi, jarang bersikap agresif,
26
dan tidak mudah kehilangan temperamentalnya. Dia dapat dipercaya
karena pandai menyimpan rahasia, kadang pesimis, dan orang dengan
standar nilai etika yang tinggi.
Sikap introversi akan membuat individu mempunyai
kecenderungan mengarahkan energi psikis yang ia miliki ke dalam
dirinya atau ke dalam dunia subyektif (O’Connor, 1985:52). Hal ini
menyebabkan sikap introvert menjadi tertutup serta lebih menyukai
sendiri dibandingkan bergaul dengan orang lain. Mereka adalah orang
yang tidak suka keramaian, cenderung malu-malu, serta mawas diri.
Selain itu, orang introvert selalu membuat rencana dan tidak percaya
pada faktor kebetulan sehingga orang introvert menyukai keteraturan
untuk hidupnya (Pervin, Cervone, & John, 2005:235).
Orang introvert merasa kesulitan dalam menjalin hubungan
serta menyesuaikan diri dengan dunia luar. Ia kurang percaya pada
kemampuannya sendiri, sehingga sering menghindari komunikasi
dengan orang lain dengan cara menjaga jarak terutama dengan orang
yang belum dikenal baik. Selain itu, tipe ini juga cenderung sukar
bergaul karena merasa kurang dapat menarik hati orang lain
(Suryabrata, 1982:194). Orang dengan tipe kepribadian introvert akan
mengalami gangguan atau hambatan dalam berkomunikasi.
Sedangkan orang dengan tipe kepribadian ekstravert menurut
Eysenck (dalam Eysenck, 1969:118) mempunyai karakteristik ramah,
suka bergaul, menyukai pesta, memiliki banyak teman, menyukai
27
rangsangan, serta berperilaku dengan mengacu pada gerakan. Orang
ekstravert selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara serta
kurang suka melakukan kegiatan sendirian. Tipe ini menyukai
keramaian, suka menonjolkan diri, serta menyukai lelucon (Pervin,
Cervone, & John, 2005:235). Orang ekstravert cenderung menjadi
agresif dan mudah kehilangan temperamental dengan cepat karena
pada umumnya ia spontan dan kurang mampu menyimpan
perasaannya dalam kontrol yang kuat.
Ekstraversi berpegang pada suatu matra, bergerak dari perilaku
diam, pasif, dan terintroversi ke perilaku sosial, keluar atau
terekstraversi (Berry, Poortinga, Segal, dan Dasen, 1999:151). Sikap
ekstravert mengarahkan seseorang pada dunia luar obyektif, yaitu
dunia di luar dirinya (O’Connor, 1985:52). Pikiran, perasaan, dan
tindakannya ditentukan oleh lingkungan sosial dan non-sosial. Sikap
ekstravert mendorong orang untuk bersikap positif terhadap
lingkungannya.
Orang yang memiliki tipe kepribadian ekstravert biasanya
tertarik dan antusias terhadap segala hal. Individu ekstravert dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya tidak didominasi oleh
norma yang berlaku di masyarakat. Ia adalah individu yang mandiri
dan memiliki perasaan penting dalam lingkungan sosial maupun
hidupnya (O’Connor, 1985:52).
28
Introversi dan ekstraversi berada dalam satu garis kontinum
(Monte, 1995:787). Kedua tipe kepribadian ini mempunyai
karakteristik yang saling berlawanan tetapi biasanya salah satu
diantaranya dominan dan disadari, sedangkan yang lain kurang
dominan dan tidak disadari. Jung menegaskan bahwa tidak ada
individu yang murni ekstravert atau murni introvert. Setiap individu
memiliki dua kecenderungan ini dalam dirinya. Kedua sifat ini
bervariasi secara kompleks. Seperangkat karakteristik dalam tipe
kepribadian ini selalu dominan (sadar) dan yang lain terepresikan
(tidak sadar). Sebagai contoh, apabila ego bersifat ekstravert dalam
berelasi dengan dunia maka ketidaksadaran pribadinya akan memiliki
karakteristik introvert (Hall dan Lindzey, 1993:192).
4. Aspek-aspek Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
Tipe atau dimensi utama kepribadian menurut Eysenck adalah
introversi dan ekstraversi. Indikator- indikator variabel tipe kepribadian
introvert-ekstravert menurut Eysenck dalam Eysenck Personality
Inventory (EPI) adalah sebagai berikut (Eysenck, 1969:162) :
a. Sociability adalah ciri sifat khas individu yang terlihat pada
keramahan dalam bergaul, kecenderungan mencari orang lain, serta
suka memiliki banyak teman (Pervin, Cervone, John, 2005:235).
Individu dengan tipe kepribadian ekstravert cenderung
memiliki Sociability yang baik. Tipe ini ingin selalu dapat
29
berhubungan dengan dunia luar atau sosialnya. Sikap ekstravert
mengarahkan individu pada dunia luar obyektif, yaitu dunia di luar
dirinya. Pikiran, perasaan, dan tindakannya ditentukan oleh
lingkungan sosial dan non-sosial.
Sebaliknya individu dengan tipe kepribadian introvert
cenderung memiliki Sociability yang buruk. Orang introvert
merasa kesulitan dalam menjalin hubungan dan sering menghindari
komunikasi dengan orang lain dengan cara menjaga jarak terutama
dengan orang yang belum dikenal baik. Selain itu, tipe ini juga
cenderung sukar bergaul karena merasa kurang dapat menarik hati
orang lain.
b. Liveliness adalah ciri sifat khas individu yang terlihat dalam sikap
selalu riang, sangat ramai, serta bersukacita.
Individu dengan tipe kepribadian ekstravert adalah orang
yang selalu riang, sangat ramai, serta bersukacita. Dengan begitu
mereka menjadi mampu untuk menghidupkan suasana atau
membuat suasana menjadi hangat dan akrab.
Sedang individu introvert bukan orang yang riang, ramai,
dan selalu bersukacita, sehingga kurang mampu menghidupkan
suasana atau menjadikan suasana menjadi hangat dan akrab.
c. Jocularity adalah ciri sifat khas individu yang terlihat dalam
kecederungan untuk mengungkapkan kata-kata atau komentar lucu.
30
Aktivitas dikarakteristikkan dengan humor yang baik, senda-gurau,
lelucon, ataupun olok-olok.
Individu dengan tipe kepribadian ekstravert cenderung
Jocularity karena pada dasarnya ia adalah orang yang spontan dan
sehari-hari orang ekstravert adalah orang yang ceria, jarang
berpikir negatif bahkan mampu mengubahnya menjadi sesuatu
yang positif.
Sebaliknya individu dengan tipe kepribadian introvert
sangat mengontrol segala tindakannya atau menahan diri, kaku,
serta tidak ada inisiatif untuk terlibat secara mendalam dengan
kehidupan sosialnya. Kecenderungan inilah yang menyebabkan
individu introvert kurang mampu mengeluarkan kata-kata ataupun
komentar lucu.
d. Impulsiveness adalah ciri sifat khas individu yang terlihat dalam
perilaku sesuai dengan dorongan dari dalam diri. Umumnya
individu ini kurang mempunyai penghambat internal dalam
mengungkapkan dorongan.
Dorongan yang muncul dalam diri individu ekstravert
dengan segera ia keluarkan sehingga terkesan agresif, mudah
berubah, tidak teliti, serta bertindak tanpa berpikir.
Sebaliknya dorongan dalam diri individu introvert, akan
diinstropeksi terlebih dahulu sehingga butuh waktu bagi introvert
untuk mengungkapkan dorongan dari dalam dirinya. Hal ini
31
menyebabkan individu introvert pandai menyimpan rahasia serta
lebih memilih hidup teratur dan pasti daripada hidup yang penuh
resiko.
C. Hubungan antara Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert dengan
Ketrampilan Berkomunikasi saat Siaran pada Penyiar Radio
Manusia dalam kodratnya sebagai makhluk sosial akan selalu
berhubungan dengan manusia lain dalam situasi yang berbeda-beda, oleh
sebab itu manusia diberi kemampuan mengintegrasikan kondisinya,
keunikan yang dimiliki, serta kemampuan menyesuaikan diri. Fungsi
integratif manusia tersebut akan melahirkan keunikan yakni hal yang khas,
berbeda antara manusia satu dengan yang la in, yang kemudian disebut
sebagai kepribadian. Kepribadian inilah yang akan mendasari perilaku
manusia sehari-hari.
Karakteristik atau orientasi utama kepribadian menurut Eysenck
adalah ekstraversi dan introversi. Tidak ada individu yang murni ekstravert
atau murni introvert. Setiap individu memiliki dua kecenderungan ini
dalam dirinya. Individu yang introvert mempunyai kecenderungan
mengarahkan energi psikisnya ke dalam diri atau ke dalam dunia
subyektif, sedang individu yang ekstravert akan cenderung mengarahkan
energi psikisnya pada obyek eksternal di luar dirinya atau pada lingkungan
sosial.
32
Dalam kehidupan nyata, orang dengan tipe kepribadian introvert
cenderung menarik diri dan tertutup sehingga mengakibatkan komunikasi
yang dilakukan terhambat. Individu yang dikatakan bersikap defensif atau
tertutup (introvert) adalah individu yang tidak dapat menerima orang lain,
tidak jujur dan terbuka, serta tidak menerima fakta. Orang defensif akan
lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang terjadi dalam komunikasi
daripada memahami pesan yang ingin disampaikan komunikator. Hal ini
yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berkomunikasi (Rakhmat,
1986:109).
Berbeda dengan tipe kepribadian introvert, tipe kepribadian
ekstravert dalam kehidupan sehari-hari adalah sosok yang ramah, mudah
bergaul, mau membuka diri, serta mempunyai hubungan interpersonal
yang positif sehingga menyebabkan individu mampu berkomunikasi
secara efektif.
Sosialisasi yang dilakukan individu ekstravert merupakan modal
penting bagi penyiar radio dalam mengasah ketrampilan berkomunikasi
saat siaran. Seorang penyiar radio dikatakan terampil berkomunikasi jika
ia mampu mengkomunikasikan buah pikiran dan pendapatnya secara
efektif sehingga pendengar mau mendengar, mengerti, merasa tertarik, lalu
melakukan apa yang dikatakan oleh penyiar. Ketrampilan komunikasi
seorang penyiar dikatakan baik jika ia mampu menerima dan mengirimkan
pesan dengan baik. Ketrampilan komunikasi tergantung pada sikap. Sikap
33
jujur, mau membuka diri, dan saling percaya sangat menentukan dalam
proses komunikasi.
Tipe kepribadian seorang penyiar radio sangat berpengaruh
terhadap ketrampilan berkomunikasinya pada saat siaran. Penyiar radio
yang cenderung mempunyai tipe kepribadian ekstravert akan cenderung
melakukan pembukaan diri dan berorientasi ke luar dirinya akan menjadi
pribadi yang cenderung ramah, menarik, mudah bergaul, mempunyai
hubungan interpersonal yang baik, dan mampu memberikan penilaian
positif terhadap orang lain, dengan begitu ketrampilan berkomunikasi pada
saat siaran akan cenderung lebih baik dibandingkan penyiar yang
cenderung bertipe kepribadian introvert. Penyiar radio tipe ini mengalami
kesulitan dalam menerima kehadiran orang lain, sulit untuk jujur, serta
dalam menerima fakta.
34
D. Skema Dinamika
Gambar 2.2 Skema Dinamika
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara tipe kepribadian introvert dan ekstravert dengan
ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio.
Tipe Kepribadian
Introvert
Kurang terampil dalam
berkomunikasi saat siaran
• Ramah • Mudah bergaul • Mau membuka
diri • Mempunyai
hubungan interpersonal yang positif
• Merasa sendiri • Sukar bergaul • Tertutup • Penyesuaian diri
dengan dunia luar kurang
• Kurang dapat menarik hati orang lain
Terampil dalam berkomunikasi
saat siaran
PENYIAR RADIO
Tipe Kepribadian Ekstrovert
Faktor lain yang
mempengaruhi: 1.Bakat asli 2.Latihan intensif 3.Pendidikan 4.Lingkungan kerja
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian korelasi adalah penelitian
yang bertujuan menentukan ada tidaknya hubungan serta melihat seberapa
jauh hubungan ada antara dua variabel atau lebih (Sumanto, 1990:7).
Melalui metode penelitian korelasional ini, dapat terungkap apakah ada
hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dan
ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio serta seberapa
besar hubungan antara kedua variabel tersebut.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Sugiyono (1999:2) menyatakan bahwa variabel merupakan gejala
yang menjadi fokus bagi peneliti untuk diteliti. Variabel penelitian dalam
penelitian ini, terdiri dari :
1. Variabel independen atau disebut juga variabel bebas (X)
Merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah tipe kepribadian introvert-ekstravert.
36
2. Variabel dependen atau disebut juga variabel tergantung (Y)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penegasan arti dari konstruk atau
variabel yang digunakan dengan cara tertentu untuk mengukurnya.
Definisi operasional dibuat untuk menghindari salah pengertian dan
penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini. Definisi-definisi operasional
dalam penelitian ini, adalah :
1. Tipe kepribadian introvert-ekstravert
Kepribadian merupakan sifat khas yang dimiliki oleh manusia
yang membedakannya dengan orang lain. Dalam penelitian ini,
kepribadian dibedakan dalam dua tipe yaitu tipe kepribadian introvert
dan tipe kepribadian ekstravert, yang meliputi beberapa indikator
sebagai berikut:
a. Sociability adalah ciri sifat khas individu yang terlihat pada
keramahan dalam bergaul, kecenderungan mencari orang lain,
serta suka memiliki banyak teman. Individu dengan tipe
kepribadian ekstravert tampak dalam kecenderungan ingin
selalu dapat berhubungan dengan dunia luar atau sosialnya.
Sebaliknya individu dengan tipe kepribadian introvert tampak
37
dalam kecenderungan kesulitan dalam menjalin hubungan dan
sering menghindari komunikasi dengan orang lain dengan cara
menjaga jarak.
b. Liveliness adalah ciri sifat khas individu yang terlihat dalam
sikap yang selalu riang, ramai, serta bersukacita, sehingga
mampu menghidupkan suasana atau membuat suasana menjadi
hangat dan akrab. Individu dengan tipe kepribadian ekstravert
adalah orang yang selalu riang, sangat ramai, serta bersukacita.
Sedang individu introvert bukan orang yang riang, ramai, dan
selalu bersukacita, sehingga kurang mampu menghidupkan
atau menjadikan suasana menjadi hangat dan akrab.
c. Jocularity adalah ciri sifat khas individu yang terlihat dalam
kecenderungan untuk mengungkapkan kata-kata atau komentar
lucu. Ciri sifat khas ini dikarakteristikkan dengan aktivitas
senda-gurau, humor yang baik, lelucon, ataupun olok-olok.
Individu dengan tipe kepribadian ekstravert mempunyai
Jocularity yang baik karena pada dasarnya ia adalah orang
yang spontan dan sehari-hari individu ekstravert adalah orang
yang ceria, jarang berpikir negatif bahkan mampu
mengubahnya menjadi sesuatu yang positif. Sebaliknya
individu dengan tipe kepribadian introvert sangat mengontrol
38
segala tindakannya atau menahan diri, kaku, serta tidak ada
inisiatif untuk terlibat secara mendalam dengan kehidupan
sosialnya. Kecenderungan inilah yang menyebabkan individu
introvert kurang mampu mengeluarkan kata-kata ataupun
komentar lucu.
d. Impulsiveness adalah ciri sifat khas individu untuk berperilaku
sesuai dengan dorongan dari dalam diri. Individu dengan
kecenderungan Impulsiveness adalah orang yang kekurangan
penghambat internal. Umumnya terkait dengan kesadaran
mengenai benar-salahnya suatu perilaku. Dorongan yang
muncul dalam diri individu ekstravert dengan segera
dikeluarkan sehingga terkesan agresif, mudah berubah, tidak
teliti, serta bertindak tanpa berpikir. Sebaliknya dorongan
dalam diri individu introvert, akan diinstropeksi terlebih dahulu
sehingga butuh waktu untuk mengungkapkan dorongan dari
dalam dirinya. Hal ini menyebabkan individu introvert lebih
memilih hidup teratur dan pasti daripada hidup yang penuh
resiko.
Keempat indikator akan diungkap melalui skala tipe
kepribadian introvert-ekstravert (TKIE). Skala ini menggunakan
indikator variabel tipe kepribadian introvert-ekstravert pada skala yang
telah disusun oleh Hans Eysenck (dalam Eysenck, 1969:162) yang
39
kemudian divariasikan oleh peneliti. Semakin tinggi nilai pada skala
tipe kepribadian introvert-ekstravert maka individu memiliki
kecenderungan tipe kepribadian ekstravert, sebaliknya semakin rendah
nilai pada skala ini, kecenderungan individu adalah pada tipe
kepribadian introvert.
2. Ketrampilan berkomunikasi saat siaran
Ketrampilan berkomunikasi pada saat siaran merupakan
kemampuan penyiar dalam mengkomunikasikan buah pikiran dan
pendapatnya secara efektif agar para pendengar mau mendengar,
mengerti, merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar.
Ketrampilan berkomunikasi saat siaran meliputi beberapa indikator
yaitu :
1. Openness : kemampuan keterbukaan dari penyiar. Kualitas dari
openness meliputi tiga aspek utama :
1) Keinginan untuk terbuka atau mengungkapkan diri.
2) Keinginan untuk bereaksi jujur terhadap stimulus yang
datang.
3) Rasa memiliki serta bertanggung jawab atas perasaan dan
pemikiran yang disampaikan.
2. Empathy : kemampuan penyiar untuk dapat memahami posisi
dan kondisi pendengar, sesuai dengan realitasnya bukan
40
berdasarkan gambaran penyiar mengenai pendengarnya.
Merasakan seperti yang pendengarnya rasakan, mengerti
motivasi dan pengalaman masa lalu, perasaannya yang
sekarang dan perilaku, harapan, dan keinginan untuk masa
depan.
3. Supportiveness yaitu kemampuan penyiar untuk memberi
dukungan kepada pendengarnya ketika keduanya terlibat dalam
komunikasi saat siaran. Terwujud dalam suasana :
1) Deskriptif : penyiar mampu menghadirkan sebuah
komunikasi yang berisi informasi atau deskripsi kejadian,
bukan komunikasi evaluatif yang akan menjadikan
pendengar tertutup dalam mengekspresikan diri karena
takut dikritik.
2) Spontan : kemampuan untuk menyampaikan apa yang
dipikirkan secara langsung dan terbuka. Penyiar tidak
menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, serta
memberikan pendapat hanya agar pendengar mempunyai
mood menerima/mendengarkan yang baik
3) Provisional : artinya mau mencoba, perilaku yang terbuka
(open-minded) terhadap pandangan dan keinginan
pendengar meski yang berbeda dengannya serta mau
mengubah beberapa hal jika ada pembenaran yang tepat.
41
4. Positiveness yakni kemampuan penyiar memberikan ekspresi
positif atas dirinya, pendengar, maupun situasi sekitar.
Komunikasi positiveness dapat berlangsung dalam dua cara :
1) Kemampuan dalam menunjukkan perilaku positif, mengacu
pada dua aspek atau elemen yaitu :
a) Penghormatan yang positif untuk diri sendiri.
b) Perasaan positif terhadap situasi komunikasi itu sendiri.
Pendengar akan merasa sangat tidak merespon dengan
positif jika penyiar sendiri tidak menikmati komunikasi
itu sendiri.
2) Kemampuan dalam memberikan ungkapan verbal ataupun
non-verbal sebagai bentuk pengakuan dari keberadaan serta
menganggap penting pendengar. Ungkapan verbal berupa
kata-kata, sedang ungkapan non-verbal dalam komunikasi
saat siaran bisa terungkap dalam :
8. Kunci nada termasuk daerah tangga nada (pitch range)
9. Volume atau tingkat kerasnya suara
10. Tempo atau irama dan tingkat kecepatan dari
pengucapan
11. Vitalitas dan semangat
12. Cara pengucapan
13. Kualitas suara, meliputi warna suara dan nada suara
42
14. Bunyi yang diucapkan atau gerakan dari alat-alat
berbicara yang mengeluarkan suara (artikulasi).
5. Equality, kecenderungan penyiar untuk mau menyamakan
posisinya dengan pendengar ataupun dengan partner siaran
sehingga dapat mencegah terjadinya monopoli atau intimidasi
(sederajat dalam on-air). Dalam karakteristik equality,
ketidaksetujuan dan konflik dilihat sebagai usaha untuk
memahami perbedaan yang memang tak bisa dielakkan, bukan
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
Kelima indikator ketrampilan berkomunikasi saat siaran dapat
diungkap dengan menggunakan Skala Pengukuran Ketrampilan
Berkomunikasi Saat Siaran (Skala KBSS). Semakin tinggi skor skala
maka ketrampilan berkomunikasi saat siaran yang dimiliki penyiar
semakin baik, sebaliknya semakin rendah skor skala maka ketrampilan
berkomunikasi saat siaran yang dimiliki penyiar semakin buruk.
D. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah penyiar radio. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
incidental sampling, yaitu bentuk pengambilan sampel dimana subyek
dipilih karena paling banyak ditemui atau tersedia sumber penyiar radio
(Sugiyono, 2006:60). Metode ini dipilih karena merupakan metode yang
43
paling mudah sehingga mempercepat proses pengumpulan data. Teknik ini
termasuk dalam teknik nonprobability sampling dimana tidak semua
individu berpeluang sama untuk menjadi sampel.
1. Usia 20 – 40 tahun. Alasan pemilihan ini didasari oleh kenyataan
rentang usia tersebut merupakan masa produktif dari individu, dimana
banyak terdapat peran baru yang dijalani oleh individu, misal dalam
pekerjaan, pernikahan, dan menjadi orang tua (Papalia & Olds, 1995).
Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti, umumnya penyiar radio
yang masih aktif bekerja berada pada rentang usia ini.
2. Pendidikan dan wawasan yang luas. Peneliti membatasi subyek
penelitian adalah penyiar dengan latar pendidikan formal yang terakhir
ditempuh adalah SMA dengan asumsi tingkat pendidikan SMA telah
mampu memberikan banyak bekal pendidikan formal kepada
seseorang. Beberapa radio jaringan bahkan telah memberlakukan
standart perguruan tinggi strata satu untuk dapat bekerja sebagai
penyiar radio.
3. Telah mengikuti training atau latihan intensif kepenyiaran. Rata-rata
training atau latihan intensif kepenyiaran dilaksanakan selama enam
bulan. Waktu ini adalah rata-rata waktu latihan intensif yang
diberlakukan oleh sebuah radio.
4. Jenis kelamin tidak dibatasi. Menurut jurnal The style split : Good
communication has no gender (Angela Beasley, 2005), baik pria
maupun wanita dapat memiliki ketrampilan komunikasi yang baik.
44
Kedua jenis kelamin ini mempunyai gaya komunikasi yang khas,
namun tidak menjadikan ketrampilan serta efektivitas komunikasi
yang dimiliki menjadi buruk.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :
1. Membuat skala pengukuran yaitu tentang kecenderungan tipe
kepribadian introvert-ekstravert dan skala pengukuran ketrampilan
berkomunikasi saat siaran. Kesemuanya digunakan dalam uji coba (try
out) pada kelompok uji coba yang memiliki karakteristik serupa
dengan kelompok subyek yang sebenarnya. Melalui data yang
diperoleh kemudian akan dilakukan uji validitas item.
2. Melakukan uji kesahihan butir dan reliabilitas skala untuk
mendapatkan item yang valid dan skala yang reliabel.
3. Menentukan subyek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Melalui pengisian skala yang sudah diuji kesahihannya
oleh subyek maka akan dibuat pengukuran pada skala tersebut.
4. Menganalisa data yang masuk dengan uji statistik korelasi guna
melihat ada tidaknya hubungan antara tipe kepribadian introvert –
ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar
radio.
5. Membuat kesimpulan berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan.
45
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
metode survey yang berupa skala pengukuran. Skala tersebut akan
dibagikan kepada subyek selaku responden untuk diisi sehingga akan
menghasilkan atau memberikan respon jawaban tertulis terhadap sejumlah
pernyataan yang telah disusun sebelumnya. Skala terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama mengenai identitas responden yang berisi usia, jenis
kelamin, radio tempat responden siaran, lama siaran, dan pendidikan
formal terakhir. Bagian kedua adalah skala yang mengukur kecenderungan
tipe kepribadian dan bagian ketiga berupa skala untuk mengungkap
ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa skala
pengukuran yang terdiri dari dua buah yaitu :
1. Skala Pengukuran Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
Data mengenai kecenderungan tipe kepribadian introvert-
ekstravert diperoleh melalui skala Tipe Kepribadian Introvert-
Ekstravert. Dasar penyusunan skala ini adalah skala EPI format A
(Eysenck Personality Inventory format A) yang disusun oleh Hans
Eysenck, yang kemudian didesign ulang oleh peneliti. Skala ini
bertujuan untuk mengungkap kecenderungan tipe kepribadian
introvert atau tipe kepribadian ekstravert pada penyiar radio.
Metode yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah
dikotomi kategori respon, artinya menjadikan kategori respon
46
terdiri hanya dari dua macam saja, yaitu “Ya” (Y) dan “Tidak” (T)
(Azwar, 1995:128).
Item-item dalam skala tipe kepribadian, terdiri dari
pernyataan-pernyataan favorabel dan unfavorabel. Alternatif
jawaban beserta nilai atau skor dalam pernyataan favorabel dan
unfavorabel dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Skor Penilaian Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
Nilai / Skor Alternatif
Jawaban Favorabel Unfavorabel
“Ya” (Y) 1 0
“Tidak” (T) 0 1
Jawaban pada tiap item diskor berdasarkan nilai kategori
jawaban yang telah ditetapkan dalam tabel di atas, kemudian
seluruh skor tersebut dijumlahkan sehingga didapat nilai skor total
subyek pada skala ini.
Subyek yang memberikan jawaban favorabel pada setengah
atau lebih dari jumlah item yang ada maka dapat diindikasikan
mempunyai sikap yang semakin ekstravert. Begitu pula sebaliknya,
subyek yang memberikan jawaban favorabel kurang dari setengah
jumlah item yang ada maka dapat diindikasikan mempunyai sikap
yang semakin introvert.
47
2. Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran (Skala
KBSS).
Skala kedua ini disusun oleh peneliti berdasarkan indikator-
indikator pada ketrampilan berkomunikasi saat siaran. Skala ini
bertujuan untuk mengungkap ketrampilan berkomunikasi saat
siaran pada penyiar radio. Metode yang digunakan dalam
menyusun skala ini adalah metode rating yang dijumlahkan
(summated rating method) dengan empat kategori jawaban, yaitu
”Sangat Sesuai” (SS), ”Sesuai” (S), ”Kurang Sesuai” (KS), ”Tidak
Sesuai” (TS).
Item-item dalam skala ketrampilan berkomunikasi saat
siaran, terdiri dari pernyataan-pernyataan favorabel dan
unfavorabel. Alternatif jawaban beserta nilai atau skor dalam
pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat dilihat dalam tabel 3.2
berikut ini :
Tabel 3.2
Skor Penilaian Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
Nilai / Skor Alternatif
Jawaban Favorabel Unfavorabel
”Sangat Sesuai” (SS) 4 1
”Sesuai” (S) 3 2
”Kurang Sesuai” (KS) 2 3
”Tidak Sesuai” (TS) 1 4
48
Jawaban pada tiap item diskor berdasarkan nilai kategori
jawaban yang telah ditetapkan dalam tabel di atas, kemudian
seluruh skor tersebut dijumlahkan sehingga didapat nilai skor total
subyek pada skala ini.
Semakin tinggi skor total subyek, semakin tinggi pula
ketrampilan berkomunikasi saat siarannya. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah skor total subyek, semakin rendah pula
ketrampilan berkomunikasi saat siarannya.
Dalam skala ini tidak disediakan alterna tif jawaban tengah
atau netral dengan tujuan yaitu (Azwar, 2000) :
a. Untuk menghindari adanya responden yang ragu-ragu dalam
menjawab, sebab ada kemungkinan terjadi bahwa responden
belum dapat memutuskan jawaban, sehingga untuk
mendapatkan posisi yang aman kemudian memilih jawaban
tengah atau netral.
Keadaan ragu-ragu (undecided) itu memiliki arti adanya
jawaban ganda, yaitu bisa diartikan belum memutuskan atau
memberi jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dirasakan
atau dapat juga diartikan memihak pada kondisi netral, yaitu
tidak mampu membedakan munculnya kondisi-kondisi yang
tertulis dalam masing-masing butir pernyataan, sehingga
memberikan jawaban ke arah ragu-ragu. Alternatif jawaban
49
ganda-arti (multi-interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan
dalam suatu instrumen.
b. Agar responden lebih tegas dalam memilih dan menentukan
jawaban. Hal tersebut dimaksudkan karena tersedianya
alternatif jawaban tengah dapat menggiring kebebasan subyek
dalam menjawab kecenderungan ke arah jawaban tengah
(central tendency effect), terutama bagi subyek yang ragu-ragu
untuk menentukan arah kecenderungan jawabannya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Skala Pengukuran Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
Subyek diminta untuk merespon pernyataan-pernyataan yang
dirumuskan secara favorabel maupun unfavorabel tentang suatu obyek.
Obyek dalam skala ini adalah tipe kepribadian introvert-ekstravert.
Jawaban dinyatakan dalam dua kategori (force choice), yaitu ”Ya” dan
”Tidak”.
a. Indikator-indikator Skala
Indikator untuk menyusun skala ini dibuat berdasarkan
inventori yang dibuat oleh Hanz Eysenck pada tahun 1964 yaitu
EPI format A (Eysenck Personality Inventory format A). Alat ukur
ini kemudian didesign ulang serta dilakukan beberapa
pengembangan oleh peneliti.
50
Indikator-indikator beserta nomor item dan jumlahnya
dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Spesifikasi Skala Pengukuran
Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
(sebelum diuji kesahihan item-itemnya)
Nomor Item No Indikator
Favorabel Unfavorabel
Jumlah
1. Sociability
Keramahan individu
dalam bergaul
9
6
15
2. Liveliness
Mencirikan seseorang
yang selalu riang, sangat
ramai, serta bersukacita
7
5
12
3. Jocularity
Karakteristik jenaka
dengan mengeluarkan
kata atau komentar lucu
6
5
11
4. Impulsiveness
Berperilaku sesuai
dengan dorongan dari
dalam hati
5
5
10
Total 27 21 48
b. Sebaran Item
Skala pengukuran tipe kepribadian introvert-ekstravert ini
terdiri dari 48 item, favorabel dan unfavorabel. Item-item favorabel
adalah item-item yang bersifat positif atau mendukung indikator-
indikator dari variabel tipe kepribadian introvert-ekstravert. Item-
51
item unfavorabel adalah item-item yang bersifat negatif atau tidak
mendukung indikator-indikator dari variabel tipe kepribadian
introvert-ekstravert.
Sebaran nomor item dan jumlahnya dapat dilihat dalam
tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4
Sebaran Item Skala Pengukuran
Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
(sebelum diuji kesahihan item-itemnya)
Nomor Item No Indikator
Favorabel Unfavorabel
Jumlah
1. Sociability
Keramahan individu
dalam bergaul
4, 13, 17,
21, 26, 33,
38, 42, 48
7, 19, 24,
36, 40, 44
15
2. Liveliness
Mencirikan seseorang
yang selalu riang, sangat
ramai, serta bersukacita
5, 12, 18,
28, 39, 45,
47
8, 14, 22,
27, 37
12
3. Jocularity
Karakteristik jenaka
dengan mengeluarkan
kata atau komentar lucu
1, 6, 20, 29,
34, 41
3, 9, 15, 31,
43
11
4. Impulsiveness
Berperilaku sesuai
dengan dorongan dari
dalam hati
10, 16, 23,
30, 35
2, 11, 25,
32, 46
10
Total 27 21 48
52
c. Nilai Skala
Dalam menentukan nilai skala masing-masing item digunakan cara
yang sederhana. Pernyataan-pernyataan yang bersifat favorabel
untuk jawaban ”Ya”(Y) diberi nilai 1 dan ”Tidak”(T) diberi nilai 0.
Pernyataan-pernyataan yang bersifat unfavorabel untuk jawaban
”Ya”(Y) diberi nilai 0 dan ”Tidak”(T) diberi nilai 1.
2. Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
Subyek diminta untuk merespon pernyataan-pernyataan yang
dirumuskan secara favorabel maupun unfavorabel tentang suatu
onbyek. Obyek dalam skala ini adalah ketrampilan berkomunikasi saat
siaran. Jawaban dinyatakan dalam empat kategori, yaitu ”Sangat
Sesuai” (SS), ”Sesuai” (S), ”Kurang Sesuai” (KS), ”Tidak Sesuai”
(TS).
a. Indikator-indikator Skala
Indikator untuk menyusun skala ini dibuat berdasarkan
definisi ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
Indikator-indikator beserta nomor item dan jumlahnya dapat dilihat
dalam tabel 3.5 berikut ini.
53
Tabel 3.5
Spesifikasi Skala Pengukuran
Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(sebelum diuji kesahihan item-itemnya)
Nomor Item No Indikator Favorabel Unfavorabel
Jum lah
1. Openness 1. Keinginan untuk terbuka 5 5 10 2. Keinginan untuk bereaksi
jujur 3 3 6
3.1.Rasa memiliki 3 3 6 3.2.Rasa tanggung jawab 3 3 6
2. Empathy 5 4 9 3. Supportivemess 1. Deskriptif 5 3 8 2. Spontan 2 3 5 3. Provisional 3 5 8
4. Positiveness 1. Menunjukkan perilaku
positif
a. Penerimaan positif terhadap diri sendiri
2 2 4
b. Perasaan positif terhadap situasi komunikasi
4 3 7
2. Ungkapan keberadaan serta menganggap penting
a. Ungkapan verbal 3 3 6 b. Ungkapan non-verbal 3 3 6
5. Equality 4 3 7 TOTAL 45 43 88
b. Sebaran Item
Skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran terdiri dari 88
item, favorabel dan unfavorabel. Item-item favorabel adalah item-
item yang bersifat positif atau mendukung indikator- indikator dari
variabel ketrampilan berkomunikasi saat siaran. item-item
unfavorabel adalah item-item yang bersifat negatif atau tidak
54
mendukung indikator- indikator dari variabel ketrampilan
berkomunikasi saat siaran.
Sebaran nomor item dan jumlahnya dapat dilihat dalam
tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6
Sebaran Item
Skala Pengukuran Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(sebelum diuji kesahihan item-itemnya)
Nomor Item No Indikator Favorabel Unfavorabel
Jum lah
1. Openness 1. Keinginan untuk terbuka 4, 15, 20, 36,
59 13, 40, 61, 88,
79 10
2. Keinginan untuk bereaksi jujur
22, 43, 81 16, 69, 85 6
3.1.Rasa memiliki 31, 62, 80 34, 42, 84 6 3.2.Rasa tanggung jawab 14, 57, 83 2, 48, 87 6
2. Empathy 3, 27, 60, 63, 77
21, 29, 38, 65 9
3. Supportivemess 1. Deskriptif 26, 33, 41,
78, 82 12, 30, 58 8
2. Spontan 32, 47 5, 52, 70 5 3. Provisional 11, 28, 64 19, 37, 56, 76,
86 8
4. Positiveness 2. Menunjukkan perilaku
positif
a. Penerimaan positif terhadap diri sendiri
25, 53 7, 45 4
b. Perasaan positif terhadap situasi komunikasi
6, 49, 68, 75 10, 39, 71 7
3. Ungkapan keberadaan serta menganggap penting
a. Ungkapan verbal 9, 50, 74 23, 54, 67 6 b. Ungkapan non-verbal 17, 55, 73 8, 35, 46 6
5. Equality 1, 24, 44, 66 18, 51, 72 7 TOTAL 45 43 88
55
c. Nilai Skala
Dalam menentukan nilai skala masing-masing item
digunakan cara yang sederhana. Pernyataan-pernyataan yang
bersifat favorabel untuk jawaban ”SS” diberi nilai 4, ”S” diberi
nilai 3, ”KS” diberi nilai 2, ”TS” diberi nilai 1. Pernyataan-
pernyataan yang bersifat unfavorabel untuk jawaban ”SS” diberi
nilai 1, ”S” diberi nilai 2, ”KS” diberi nilai 3, ”TS” diberi nilai 4.
H. Uji Coba Alat Ukur
Sebelum melaksanakan pengambilan data, peneliti melaksanakan
proses try out skala penelitian dengan tujuan agar skala yang digunakan
untuk pengambilan data merupakan skala yang sungguh-sungguh
mewakili variabel-variabel yang akan diukur.
Uji coba (try out) dilaksanakan di 6 radio berbeda dari radio tempat
dimana peneliti akan mengambil data penelitian. Jumlah penyiar radio
pada uji coba penelitian ini adalah 66 orang.
Skala uji coba dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2008 sampai
dengan 19 Maret 2008, bertempat di beberapa radio yaitu :
a. Radio Petra
Alamat : Jl. Pusung II no.8, Banteng, Sinduharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 8 penyiar
56
b. Radio Masdha
Alamat : Lantai 4, Kampus III Universitas Sanata
Dharma, Paingan, Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 15 penyiar
c. I Radio
Alamat : Jalan Wates, Ringroad Barat.
Jumlah Penyiar : 10 penyiar
d. Radio Ur Channel
Alamat : Kampus Universitas Teknologi Yogyakarta
(UTY) Jombor Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 14 penyiar
e. Radio Channel 5
Alamat : Jl. Garuda No.120 Condong catur, Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 8 penyiar
f. Radio Impact
Alamat : Ruko Casa Grande Regency, Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 11 penyiar
I. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas suatu alat pengukur adalah sejauh mana alat pengukur
tersebut memenuhi fungsinya sebagai alat pengukur (Suryabrata,
1983:38). Alat pengukur yang baik harus tinggi validitasnya, sehingga
57
alat ukur tersebut akan mampu menjalankan fungsi ukurnya atau
memberikan hasil yang sesuai dengan maksud diadakan pengukuran
tersebut (Azwar, 1997).
Alat ukur dalam penelitian ini berbentuk skala yang berjumlah
dua buah, sedangkan validitas skala dalam penelitian ini diperoleh
melalui validitas isi atau content validity (I).
Validitas isi adalah validitas yang dipandang dari segi isi skala,
yaitu sejauh mana skala tersebut isinya telah dianggap dapat mengukur
hal-hal yang mewakili keseluruhan tentang hal-hal yang hendak
diukur. Validitas isi diukur melalui estimasi dari pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional atau professional judgement yang bersifat
subyektif dan validitas ini disebut validitas non-empirik (Supratiknya,
2000:48). Pengujian validitas isi bertujuan hendak melihat sejauh
mana pernyataan dalam skala telah mewakili komponen variabel yang
hendak diukur (Azwar, 1997). Jenis validitas yang dikenakan dalam
validitas isi, yaitu :
a. Validitas tampang atau kondisi penampilan skala
Validitas tampang diselidiki dengan cara satu orang atau
lebih, baik pakar maupun subyek yang hendak dites diminta
memeriksa alat ukur tersebut dan menyimpulkan apakah tes
tersebut memberi kesan mengukur sifat yang mau diukur
(Supratiknya, 1998:48). Validitas tampang hendak melihat segi
58
penampilan skala itu sendiri sehingga mampu menimbulkan respek
atau apresiasi dari responden atau subyeknya (Azwar, 1997).
Skala pengukuran yang dibuat oleh peneliti dikemas
dengan tampilan sederhana. Walaupun demikian dari segi format
penampilan diupayakan dengan pengemasan secara rapi dan
pengetikan serta tata letak yang jelas. Hal ini bertujuan untuk
meyakinkan sekaligus memberi motivasi pada responden atau
subyek agar dapat memberikan jawaban dengan serius sehingga
diharapkan data yang diperoleh merupakan data yang valid.
b. Validas logis
Peneliti dalam membuat alat ukur sebelumnya telah
menyusun blue print (kisi-kisi atau tabel spesifikasi) sehingga
menjadi acuan dalam membuat pernyataan-pernyataan untuk
dijadikan item pada alat ukur. Blue-print yang dibuat telah sesuai
dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan dan
mengandung aspek-aspek dan komponen-komponen dari variabel
psikologis yang ingin diukur. Selain itu, agar tidak terjadi bias
subyektivitas dalam analisis rasional, maka analisis rasional juga
dilakukan oleh penilai lainnya yaitu Dosen Pembimbing.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang
berkualitas, sehingga sungguh-sungguh mampu mengukur apa yang
59
ingin diukur dalam penelitian. Seleksi item dilakukan dengan
melaksanakan uji coba terhadap item-item yang telah dibua t sesuai
dengan blue-print.
Seleksi item pada skala yang akan digunakan dalam penelitian
ini dilakukan dengan memakai koefisien korelasi item total (rix), yang
nantinya dari korelasi item total akan dihasilkan indeks daya beda
item. Indeks daya beda item ditunjukkan oleh statistik rix yang
diperoleh dengan teknik komputasi Product Moment Pearson dari
program SPSS for Windows versi 12. Perhitungan dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor subyek pada item yang bersangkutan
dengan skor total. Indeks daya beda item bergerak dari 0 sampai 1,00
dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya beda item, maka
indeksnya akan semakin mendekati 1,00. Kriteria item dinyatakan
dapat diterima jika koefisien korelasinya positif dan sama dengan atau
lebih besar dari 0,30 (Azwar, 1996). Jika dengan batasan tersebut
jumlah item belum mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria sehingga
jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 1999).
Hasil pengolahan data pada seleksi item pada skala ketrampilan
berkomunikasi saat siaran mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar
minimal 0,30 dan pada skala tipe kepribadian introvert-ekstravert
mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar 0,275. Item-item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya
60
beda yang memuaskan, sedangkan item yang bernilai kurang dari 0,30
dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya pembeda
rendah dan dapat digugurkan. Namun untuk skala tipe kepribadian
introvert-ekstravert, peneliti menurunkan batas kriteria sampai dengan
0,275 agar jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 1999).
Berikut ini disajikan tabel perhitungan korelasi item total pada
skala tipe kepribadian introvert-ekstravert.
Tabel 3.7
Hasil Korelasi Item Total Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
r ix Item Total
= 0,30 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 28,
29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48
32
0,275 – 0,299 7, 15, 18, 30, 46 5
< 0,274 1, 6, 17, 26, 31, 38 6
- (negatif) 23 1
Total 48
Berdasarkan hasil seleksi item, diperoleh 12 item yang gugur
dan 36 item sahih. Namun supaya jumlah item yang diinginkan dapat
tercapai maka peneliti menurunkan batas kriteria rix = 0,275. Maka
diperoleh 7 item yang gugur dan 41 item yang sahih. Dari keempat
komponen tipe kepribadian, tidak ada aspek yang hilang. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
61
Tabel 3.8
Item yang Sahih dan Gugur
Pada Skala Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
No.Item Gugur No.Item Sahih
No Aspek Fav Unfav Fav Unfav
Jumlah
Item
Sahih
1 Sociability 17, 26,
38
- 4, 13, 21,
33, 42, 48
7, 19, 24,
36, 40, 44
12
2 Liveliness
-
-
5, 12, 18,
28, 39, 45,
47
8, 14, 22,
27, 37
12
3 Jocularity 1, 6 31 20, 29, 34,
41
3, 9, 15,
43
8
4 Impulsiveness 23 - 10, 16, 30,
35
2, 11, 25,
32, 46
9
Total 6 1 21 20 41
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah
penyelarasan jumlah item. Langkah ini dilakukan agar tiap aspek
mempunyai jumlah item yang seimbang. Asumsinya adalah tiap aspek
mempunyai kontribusi yang sama dalam mengindikasikan tipe
kepribadian introvert-ekstravert, sehingga jumlah itemnya harus sama
banyak.
Peneliti memilih jumlah item terkecil di antara keempat aspek,
sehingga aspek-aspek lain dapat mengikuti jumlah tersebut.
62
Pada tabel berikut ini akan dipaparkan penyebaran item-item
pada skala tipe kepribadian introvert-ekstravert.
Tabel 3.9
Distribusi Item Skala Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
(Setelah Uji Coba)
No.Item Sahih Jumlah No Aspek
Fav Unfav Item %
1 Sociability 1 (48), 13, 21,
26 (42)
4 (44), 17 (40),
24, 31 (36)
8 25 %
2 Liveliness 5, 12, 23 (47), 28 8 (37), 14, 22, 27 8 25 %
3 Jocularity 6 (41), 18 (34),
20, 29
3, 9, 15, 32 (43) 8 25 %
4 Impulsiveness 7 (35), 10, 16, 30 2, 11, 19 (32), 25 8 25 %
Total 16 16 32 100 %
Keterangan : ( ) adalah no item di skala try out
Dari hasil penyelarasan item tersebut, didapat 32 item yang
akan dipakai untuk penelitian. Peneliti kemudian mengolah lagi 32
item yang sahih untuk melihat koefisien korelasi apakah telah di atas
0,275. Hasil dari seleksi item yang kedua ini terdapat 6 item yang
mempunyai koefisien korelasi di bawah 0,275. Berikut ini disajikan
tabel perhitungan yang kedua korelasi item total pada skala tipe
kepribadian introvert-ekstravert.
63
Tabel 3.10
Hasil Korelasi Item Total Skala Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
r ix Item Total
= 0,275 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17,
18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29,
30, 31, 32
26
< 0,275 1, 7, 15, 16, 19, 26 6
Total 32
Berdasarkan hasil seleksi item ini, diperoleh 6 item yang gugur
dan 26 item sahih. Peneliti menghitung ulang korelasi total item dari
26 item sahih. Hasilnya adalah 26 item ini mempunyai korelasi dengan
total item di atas 0,275. Artinya 26 item ini yang akan dipakai untuk
skala penelitian.
Berikut disajikan penyebaran item-item pada skala tipe
kepribadian introvert-ekstravert.
Tabel 3.11
Distribusi Item Skala Tipe Kepribadian Introvert -Ekstravert
Untuk Skala Penelitian
No.Item Sahih No Aspek
Fav Unfav
Jumlah
Item
1 Sociability 3, 21 4, 17, 24, 31 6
2 Liveliness 5, 12, 23, 28 8, 14, 22, 27 8
3 Jocularity 6, 18, 20, 29 3, 9, 32 7
4 Impulsiveness 10, 30 2, 11, 25 5
Total 12 14 26
64
Keterangan : ( ) adalah no item di skala try out
Skala yang kedua adalah skala ketrampilan berkomunikasi saat
siaran. Berdasarkan hasil seleksi item, maka diperoleh 22 item yang
gugur dan 66 item sahih pada skala ketrampilan berkomunikasi saat
siaran. Namun karena jumlah item per aspek cukup jauh berbeda satu
sama lain, maka peneliti menyelaraskan jumlah item dengan jalan
mencari score per aspek subyek. Caranya adalah membagi score total
per aspek subyek dengan jumlah item per aspeknya. Hal ini bertujuan
agar aspek yang satu dengan yang lain mempunyai bobot yang sama,
walaupun jumlah item per aspeknya berbeda cukup jauh.
Peneliti tidak menyelaraskan jumlah item per aspek dengan
cara membuang item seperti pada skala tipe kepribadian introvert-
ekstravert. Hal ini disebabkan pada skala ini ada beberapa aspek yang
mempunyai sub aspek sehingga membutuhkan jumlah item yang lebih
banyak dibandingkan aspek yang tidak mempunyai sub aspek. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
65
Tabel 3.12
Item yang Sahih dan Gugur
Pada Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
No.Item Gugur No.Item Sahih No Aspek
Fav Unfav Fav Unfav
Jumlah Item Sahih
1 Openness a. Keinginan untuk
terbuka 36 13 4, 15,
20, 59 40, 61, 88, 79
b. Keinginan untuk bereaksi jujur
81 85 22, 43 16, 69
c. Rasa memiliki 31, 80 34 62 42, 84 Bertanggung-jawab 57 2 14, 83 48, 87
19
2 Emphaty 60 - 3, 27, 63, 77
21, 29, 38, 65
8
3 Supportiveness a. Deskriptif 78 - 26, 33,
41, 82 12, 30,
58 b. Spontan 47 - 32 5, 52, 70 c. Provisional 11, 64 - 28 19, 37,
56, 76, 86
17
4 Possitiveness a. Perilaku positif a.1. penerimaan
positif terhadap diri
- - 25, 53 7, 45
a.2. penerimaan positif terhadap situasikomunikasi
49, 68 - 6, 75 10, 39, 71
b. Keberadaan penting b.1. verbal - 67 9, 50,
74 23, 54
b.2. non-verbal 17, 73 - 55 8, 35, 46
18
5 Equality 44, 66 72 1, 24 18, 51 4 Total 16 6 29 37 66
66
Pada tabel selanjutnya akan dipaparkan tabel yang
menunjukkan penyebaran item-item pada skala ketrampilan
berkomunikasi saat siaran setelah uji coba.
Tabel 3.13
Distribusi Item Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(Setelah Uji Coba)
No.Item Sahih No Aspek
Fav Unfav
Jumlah
Item 1 Openness
a. Keinginan untuk terbuka 4, 15, 20, 59 31 (88), 44 (79), 40, 61
b. Keinginan untuk bereaksi jujur 22, 43
16, 60 (69)
c. Rasa memiliki 62 13 (84), 42
Bertanggung-jawab 34 (83), 14 2 (87), 48
19
2 Emphaty 3, 27, 63, 17 (65)
21, 29, 38, 65 (77)
8
3 Supportiveness a. Deskriptif 26, 33, 41, 64,
(82) 12, 30, 58
b. Spontan 32 5, 52, 49 (70) c. Provisional 28 11 (86), 19, 36
(76), 37, 56
17
4 Possitiveness
a. Perilaku positif
a.1. penerimaan positif terhadap diri
25, 53 7, 45
a.2. penerimaan positif thd situasi komunikasi
6, 47 (75) 10, 39, 57 (71)
b. Keberadaan penting
b.1. verbal 9, 50, 66 (74) 23, 54 b.2. non-verbal 55 8, 35, 46
18
5 Equality 1, 24 18, 51 4
Total 29 37 66 Keterangan : ( ) adalah no item di skala try out
67
Langkah selanjutnya peneliti menghitung ulang korelasi skor
total 66 item yang untuk melihat koefisien korelasi apakah telah di atas
0,30. Berdasarkan perhitungan ini, maka diperoleh 18 item yang gugur
dan 48 item sahih.
Berikut ini disajikan tabel perhitungan yang kedua korelasi
item total pada skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
Tabel 3.14
Hasil Korelasi Item Total Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
r ix Item Total
= 0,30 1, 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 17, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45,
46, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58,
60, 61, 63, 64, 65, 66
48
< 0,30 3, 4, 6, 12, 14, 15, 16, 18, 25, 26, 42,
43, 44, 47, 48, 56, 59, 62
18
Total 66
Berikut disajikan tabel sebaran item yang sahih pada skala
penelitian ketrampilan berkomunikasi saat siaran.
68
Tabel 3.15
Distribusi Item Skala Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
(Setelah Uji Coba)
No.Item Sahih No Aspek
Fav Unfav
Jumlah
Item 1 Openness
a. Keinginan untuk terbuka 20 31, 40, 61 b. Keinginan untuk bereaksi jujur
22 60
c. Rasa memiliki - 13
Bertanggung-jawab 34 2
9
2 Emphaty 27, 63, 17 21, 29, 38, 65 7
3 Supportiveness a. Deskriptif 33, 41, 64 30, 58
b. Spontan 32 5, 52, 49 c. Provisional 28 11, 19, 36, 37
14
4 Possitiveness
a. Perilaku positif
a.1. penerimaan positif terhadap diri
53 7, 45
a.2. penerimaan positif thd situasi komunikasi
- 10, 39, 57
b. Keberadaan penting
b.1. verbal 9, 50, 66 23, 54 b.2. non-verbal 55 8, 35, 46
15
5 Equality 1, 24 51 3
Total 18 30 48
Peneliti kemudian mengukur ulang koefisien korelasi dari 48
item sahih. Hasil dari seleksi item ini, semua item telah mempunyai
koefisien korelasi di atas 0,30. Item-item yang sahih ini yang
kemudian akan menjadi skala penelitian.
69
3. Reliabilitas
Reliabilitas biasa disebut dengan keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, konsistensi, atau kestabilan. Pada prinsipnya reliabilitas
hendak menunjukkan seberapa hasil pengukuran dari alat ukur tersebut
relatif konsisten. Suatu hasil penelitian hanya dapat dipercaya bila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap suatu kelompok
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek
yang diukur dalam diri subyek belum berubah (Azwar, 1995:177).
Tinggi rendahnya reliabilitas dalam penelitian ini akan diukur
menggunakan pendekatan konsistensi internal, yaitu dengan
melakukan satu kali pengujian alat ukur pada sejumlah subyek.
Pengukuran reliabilitas dilakukan terhadap item yang telah lolos
seleksi berdasarkan perhitungan koefisiensi korelasi item total (rix).
Teknik estimasi yang digunakan adalah Alfa Cronbach. (Sugiyono,
2006:278). Alat tes dinyatakan reliabel apabila nilai r yang diperoleh
paling tidak mendekati 0.90.
Berdasarkan perhitungan Alfa Cronbach, diperoleh reliabilitas
item valid dari skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran sebesar
0,938. Sedang realiabilitas item valid dari skala tipe kepribadian
introvert-ekstravert sebesar 0,872. Perolehan hasil Alpha pada skala
motif berafiliasi dapat dilihat pada lampiran halaman .
70
J. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data statistik kuantitatif. Metode analisis data yang dipakai adalah metode
statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif korelasi
untuk data ordinal, dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.0 yang
bertujuan untuk mengungkap hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung. Koefisien korelasi antara variabel bebas (Tipe
Kepribadian Introvert-Ekstravert) dengan variabel tergantung
(Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran) (rxy) akan berkisar pada kisaran
angka -1,00 sampai dengan +1,00 (Hadi, 1996). Koefisien korelasi yang
bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif, sedangkan
koefisien korelasi yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi
negatif. Kemudian, korelasi yang bernilai 0,00 menunjukkan tidak adanya
korelasi.
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Setelah melaksanakan uji coba alat penelitian dan melihat hasil dari
analisis validitas dan reliabilitas alat ukur, maka penelitian yang
sesungguhnya pada tanggal 17 Maret 2008 sampai 31 Maret 2008 di tujuh
radio di Yogyakarta dan luar Yogyakarta. Penelitian yang berlangsung
mengambil subyek penelitian dengan total 80 orang penyiar radio yang
telah disesuaikan dengan karakteristik subyek penelitian. Skala yang
kembali dan memenuhi syarat untuk dianalisis sebanyak 80 eksemplar dari
100 angket penelitian yang dibagikan. Berikut daftar radio tempat peneliti
menyebarkan angket penelitian:
1. Radio OZ Bali
Alamat : Discovery Shopping Mall Unit D 35, Jln Kartika
Plaza, Kuta, Bali
Jumlah Penyiar : 10 penyiar
2. Radio Geronimo Yogyakarta
Alamat : Jl. Bung Tardjo (Gayam) no.24 Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 11 penyiar
3. Radio Prambors Yogyakarta
Alamat : Jl. Letjen Suprapto no.42 Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 8 penyiar
72
4. Radio Unisi Yogyakarta
Alamat : Jl. Demangan Baru no.24 Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 13 penyiar
5. Radio Megaswara
Alamat : Kompleks Kampus STIENUS Jl. AM Sangaji No.49
– 51 Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 10 penyiar
6. Radio Ista Calisa
Alamat : Jl. Kalisahak no.28 Komplek Balapan Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 15 penyiar
7. Radio Eltira
Alamat : Jl. Sabirin 6 Yogyakarta
Jumlah Penyiar : 13 penyiar
Peneliti tidak menyebarkan angket secara langsung ke masing-
masing subyek penelitian, melainkan meminta bantuan kepada koordinator
penyiar masing-masing radio. Hal ini disebabkan waktu penyiar yang
datang ke radio, berbeda satu sama lain sehingga peneliti tidak dapat
bertemu setiap penyiar secara langsung.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di tujuh radio seperti
tersebut di atas, peneliti memperoleh data hasil penelitian yang
membandingkan antara data empirik dengan data teoritis. Adapun
73
perolehan data empirik yaitu berasal dari oleh data yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 12, sedangkan perolehan data teoritis berasal
dari perhitungan dengan menggunakan rumus statistik. Perbandingan
antara mean empiris dengan mean teoritis dilakukan untuk mengetahui tipe
kepribadian introvert-ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat
siaran pada penyiar radio. Berikut ini disajikan tabel yang berisi data
empiris dan data teoritis :
Tabel 4.1
Data Hasil Penelitian
Variabel Ketrampilan
Berkomunikasi Saat Siaran
Variabel Tipe Kepribadian
Introvert-Ekstravert
Statistik Empiris Teoritis Empiris Teoritis
Mean 146,23 120 25,27 16
X Maks 249 192 32 32
X Min 130 48 7 0
SD 18,285 28,8 5,774 8
Pada skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran, terdapat item
sejumlah 48 dengan rentang skor 1 sampai dengan 4. Oleh karena itu, skor
terkecil yang diperoleh untuk skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran
adalah 48 x 1 = 48, dan skor terbesar adalah 48 x 4 = 192. Dengan
demikian, rentang skor skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran adalah
48 sampai dengan 192, atau besar jaraknya adalah 192 – 48 = 144. Satuan
74
deviasi standar populasi adalah 144 : 5 = 28,8. Mean teoritis (?) yaitu (48
+ 192) : 2 = 120.
Pada skala tipe kepribadian introvert-ekstravert, terdapat item
sejumlah 32 dengan rentang skor 0 dan 1. Oleh karena itu, skor terkecil
yang diperoleh untuk skala tipe kepribadian introvert-ekstravert adalah 32
x 0 = 0, dan skor terbesar adalah 32 x 1 = 32. Dengan demikian, rentang
skor skala ketrampilan berkomunikasi saat siaran adalah 0 sampai dengan
32, atau besar jaraknya adalah 32 – 0 = 32. Satuan deviasi standar populasi
adalah 32 : 4 = 8. Mean teoritis (?) yaitu (0 + 32) : 2 = 16.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data hasil perbandingan antara
mean empiris dan mean teoritis pada masing-masing variabel. Pada
variabel ketrampilan berkomunikasi saat siaran, diperoleh mean empiris
yang lebih tinggi daripada mean teoritisnya. Demikian pula pada variabel
tipe kepribadian introvert-ekstravert memiliki mean empiris lebih tinggi
dibandingkan mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan
berkomunikasi saat siaran dan tipe kepribadian introvert-ekstravert
cenderung tinggi.
C. Deskripsi Subyek Penelitian
Peneliti melakukan analisis tambahan terhadap hasil penelitian.
Analisis tambahan ini berupa data demografi penyiar radio. Data
demografi yang dapat dianalisis lebih lanjut adalah data mengenai lama
siaran dan pendidikan formal terakhir. Kedua data tersebut kemudian
75
dihubungkan dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran sesuai dengan
kategorisasinya sehingga dapat dibandingkan antara satu kategori dengan
kategori yang lainnya. Berikut adalah hasil analisis data demografi subyek
penelitian.
Data demografi yang dianalisis adalah mengenai lamanya penyiar
bersiaran. Peneliti memberikan batas minimum 6 bulan berdasarkan rata-
rata lamanya masa pelatihan atau training pada sebuah stasiun radio,
sedang batas maksimum tidak ada. Guna membandingkan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran antara penyiar yang sudah lama bersiaran dan
belum lama, peneliti menetapkan batasan 2 tahun. Masa siaran 2 tahun ini
peneliti asumsikan sebagai waktu yang sesuai untuk seseorang untuk
beradaptasi pada suatu jenis pekerjaan serta lingkungan kerjanya. Selain
itu, sebagian besar stasiun radio menetapkan masa kontrak kerja seorang
penyiar selama 2 tahun sudah termasuk masa pelatihan dan seleksi.
Hasil dari analisis data demografi berdasarkan lamanya bersiaran
adalah kedua rata-rata populasi tidak sama. Hal tersebut terlihat dari hasil
uji signifikansi perbedaan rata-rata pada Independent Sample T-Test.
Terlihat p (sig. (1-tailed)) adalah 0,049. Nilai 0,049 adalah di bawah 0,05
atau p < 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara ketrampilan
berkomunikasi saat siaran pada kelompok penyiar dengan lama siaran di
bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun.
Analisis tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio dapat dipengaruhi oleh
76
faktor latihan dan pengalaman. Seorang penyiar membutuhkan latihan
vokal atau suara serta latihan berbicara atau ketrampilan berkomunikasi.
Kedua latihan ini dapat diperoleh penyiar pada saat siaran, sehingga
semakin banyak waktu siaran seorang penyiar maka akan semakin baik
vokal atau suara serta ketrampilan berkomunikasi saat siaran yang dimiliki
(Bari, 1995:70).
Data demografi lainnya yang dapat digali dari penelitian ini adalah
ketrampilan berkomunikasi saat siaran dilihat dari pendidikan formal
terakhir penyiar. Peneliti memberikan batasan pendidikan SMA sebagai
subyek penelitian dengan asumsi tingkat pendidikan SMA telah mampu
membekali seseorang dalam dunia kerja khususnya dunia siaran yang
menuntut seorang penyiar mampu mengikuti perkembangan berita serta
menuntut penyiar mempunyai ketrampilan yang baik saat siaran. Peneliti
membuat kategorisasi pendidikan formal ini menjadi 2 yaitu SMA dan
Perguruan Tinggi sebab pada kenyataannya sudah banyak stasiun radio
yang menuntut penyiarnya mempunyai pendidikan formal terakhir di
perguruan tinggi.
Hasil analisis pada data pendidikan formal terakhir ini adalah tidak
ada perbedaan yang signifikan antara ketrampilan berkomunikasi saat
siaran pada penyiar dengan pendidikan formal terakhir SMA dan
Perguruan Tinggi. Pernyataan ini dilihat dari hasil uji signifikansi
perbedaan rata-rata pada Independent Sample T-Test. Terlihat p (sig. (1-
77
tailed)) adalah 0,59. Nilai 0,59 adalah di atas 0,05 atau p > 0,05. Artinya
Ho diterima atau kedua rata-rata populasi sama.
Analisis tersebut tidak sesuai dengan dasar teori pada penelitian ini
yang mengatakan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar
radio dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan wawasan yang
luas. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena pengetahuan ataupun
wawasan yang luas dapat diperoleh seorang penyiar tidak hanya dari
bangku sekolah. Effendy (1990:142) mengatakan seorang penyiar sebagai
nara sumber dan sumber informasi dituntut mempunyai pengetahuan dan
wawasan yang luas. Selain dari bangku pendidikan yang tinggi,
pengetahuan dan wawasan dapat juga diperoleh dari koran, internet, atau
tukar pendapat dari orang yang ahli.
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Dalam sebuah penelitian yang menggunakan uji statistik
parametis diasumsikan setiap variabel yang akan dianalisis membentuk
distribusi normal, bila data tidak normal maka dapat digunakan
statistik nonparametis, dengan beberapa pertimbangan dan alasan
mengapa sebaran variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi
tidak normal (Sugiyono, 2006:73).
78
a. Sebaran Data Variabel Ketrampilan Berkomunikasi Saat Siaran
Uji normalitas data variabel Ketrampilan Berkomunikasi Saat
Siaran melalui One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program
SPSS for Windows versi 12 menunjukkan bahwa sebaran data normal.
Normalnya distribusi tersebut dapat ditunjukkan dengan angka Asymp.
Sig. (p) sebesar 0,293. Perolehan angka tersebut adalah lebih besar dari
0,05 atau p > 0.05. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2001)
yang mengatakan bahwa Asymp. Sig. (p) yang lebih besar dari 0,05
berarti distribusi datanya normal.
b. Sebaran Data Variabel Tipe Kepribadian Introvert-Ekstravert
Uji normalitas data variabel Tipe Kepribadian Introvert-
Ekstravert melalui One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada
program SPSS for Windows versi 12 menunjukkan bahwa sebaran data
tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan angka Asymp. Sig. (p)
sebesar 0,017. Perolehan angka 0,017 adalah di bawah 0,05 atau p <
0,5. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (2001) yang
mengatakan bahwa angka Asymp. Sig. (p) yang lebih kecil dari 0,05
berarti bahwa distribusi datanya tidak normal.
Distribusi data tidak normal ini disebabkan oleh kecenderungan
sebagian besar subyek penelitian untuk memilih jawaban tertentu,
sedang sebaran jawaban yang lain tidak banyak yang memilih.
79
2. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah kedua variabel
bersifat linear atau tidak. Dengan kata lain, ingin mengetahui apakah
hubungan antara skor ketrampilan berkomunikasi saat siaran dengan
tipe kepribadian introvert-ekstravert merupakan garis lurus atau tidak.
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel tipe kepribadian introvert-ekstravert dengan variabel
ketrampilan berkomunikasi saat siaran adalah linear. Hal ini berarti,
setiap kenaikan pada variabel tipe kepribadian introvert-ekstravert juga
diikuti oleh kenaikan pada variabel ketrampilan berkomunikasi saat
siaran, sehingga di antara kedua variabel tersebut membentuk garis
lurus. Perolehan uji linear dapat dilihat pada taraf signifikansi dari
Deviation from Linearity sebesar 1,592. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa 1,592 > 0,05 atau p > 0,05 yang berarti bahwa 0,95
atau 95% tidak terjadi penyimpangan terhadap garis lurus.
E. Uji Hipotesis
Setelah melakukan dua uji asumsi sebagai persyaratan yang harus
dilakukan sebelum melakukan analisis data, maka peneliti dapat
melanjutkan proses analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Kendall’s
Tau-b melalui program SPSS for Windows versi 12. Analisis data ini
dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan
80
sebelumnya, yaitu ada hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-
ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran. Penggunaan
korelasi Kendall’s Tau-b disebabkan oleh beberapa alasan berikut :
1. Pada uji normalitas salah satu sebaran data tidak normal yaitu data
tipe kepribadian introvert-ekstravert. Menurut Sugiyono (2003:73)
bila data tidak normal, maka statistik parametis tidak dapat
digunakan.
2. Statistik Non-parametis yang dapat digunakan untuk menguji
hipotesis antara dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk
ordinal adalah korelasi Kendall Tau-b. Korelasi ini baik juga
digunakan untuk menganalisis sampel subyek lebih dari 10 orang
(Sugiyono, 2003:237). Dalam penelitian ini sampel subyek adalah
80 orang penyiar radio.
3. Hasil korelasi Kendall Tau-b lebih akurat bila data yang akan
dianalisis mendekati distribusi normal (Triton, 2006:108). Dalam
uji normalitas data tipe kepribadian introvert-ekstravert hasil yang
diperoleh adalah 0,039 dengan asumsi peneliti adalah telah
mendekati 0,05 atau mendekati distribusi normal.
4. Dalam Triton (2006:108) juga dijelaskan korelasi Kendall Tau-b
dapat juga digunakan apabila faktor pendugaan parameter populasi
menjadi perhatian penting.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji One-tailed (satu
ekor) untuk menguji taraf signifikansi penelitian. Hal ini dilakukan sebab
81
hipotesis dalam penelitian ini berupa hipotesis searah atau hipotesis yang
sudah mengarah, yaitu berarah positif. Santoso (2001) mengatakan bahwa
hipotesis yang sudah menunjukkan arah tertentu dilakukan dengan uji satu
arah atau satu ekor.
Berikut tabel hasil korelasi Kendall’s Tau-b :
Tabel 4.2
Hasil Korelasi Kendall’s Tau-b
Tipe Kepribadian
Introvert-Ekstravert
Ketrampilan
Berkomunikasi Saat
Siaran
Correlation
Coefficient 1.000 0,124
Significant (1-tailed) 0,59
N 80 80
Keterangan : korelasi signifikan pada level 0,01 (1-tailed)
Pada tabel di atas terlihat hasil uji hipotesis yakni koefisien
korelasi antara variabel tipe kepribadian introvert-ekstravert dengan
variabel ketrampilan berkomunikasi saat siaran sebesar 0,124 dengan
tingkat signifikansi 0,59. Taraf signifikansi 0,59 ini di atas 0,05 artinya
hasil penelitian tidak signifikan pada taraf kepercayaan 99%.
Berdasarkan hasil uji hipotesis Kendall’s Tau-b di atas, dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang mengatakan ada hubungan
positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran, tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan karena
82
hasil penelitian tidak signifikan pada taraf kepercayaan 99%, atau dengan
kata lain peneliti telah membuat keputusan atau kesimpulan yang tidak
benar pada tara kepercayaan 99% (Boediono, 2001:437).
F. Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi
Kendall’s Tau-b, maka hipotesis penelitian yang berbunyi ada hubungan
positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert dengan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran, tidak dapat diterima, disebabkan karena hasil
penelitian tidak signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Hal ini
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian
introvert-ekstravert dan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada
penyiar radio. Pembuktian hipotesis dapat dilihat dari koefisien korelasi
yang bernilai 0,124 dengan taraf signifikansi 0,59.
Dengan melihat hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa tipe kepribadian introvert-ekstravert memang ada
hubungan dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar
radio namun hubungannya sangat lemah sehingga tidak siginifikan pada
taraf kepercayaan 99%. Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh faktor-
faktor lain yang juga mempengaruhi ketrampilan berkomunikasi saat
siaran seorang penyiar. Stokkink (1997) berpendapat bahwa suatu program
radio memang sangat tergantung pada kepribadian penyiar, namun ada
faktor- faktor lain yang ikut mempengaruhi terjadinya suatu program acara
83
radio antara lain bakat asli (Pane, 2004:20), latihan efektif (Bari, 1995:70),
latar belakang pendidikan dan wawasan yang luas (Effendy, 1990:141),
serta tim dan lingkungan kerja (Prayudha, 2004:77). Jadi kepribadian
seorang penyiar terutama tipe kepribadian yang introvert dan ekstravert
mempunyai hubungan yang sangat lemah dengan ketrampilan
berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio, sehingga menjadi tidak
signifikan pada taraf kepercayaan 99%.
Dengan demikian, setelah melalui prosedur penelitian dan analisis
data yang sesuai, penelitian ini telah mencapai tujuannya yaitu mengetahui
ada tidaknya hubungan positif antara tipe kepribadian introvert-ekstravert
dan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio.
84
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN KELEMAHAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap data-data yang
diperoleh, ditemukan tidak ada hubungan antara tipe kepribadian introvert-
ekstravert dengan ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar
radio dengan koefisien korelasi sebesar 0,124 dengan taraf signifikansi
0,59. Hal ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian introvert-ekstravert
tidak turut berperan dalam menentukan ketrampilan berkomunikasi saat
siaran pada penyiar radio.
B. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang sekiranya
dapat memberikan masukan bagi peneliti lainnya ketika akan melakukan
penelitian selanjutnya. Kelemahan tersebut di antaranya adalah dalam
menyebarkan angket penelitian, peneliti tidak secara langsung menunggui
subyek dalam proses pengisiannya. Hal ini dapat saja menyebabkan
terjadinya ketidakseriusan dalam mengisi setiap pernyataan pada angket.
Peneliti mencoba mengurangi resiko tersebut dengan cara bekerja sama
dengan koordinator penyiar setiap radio agar bersedia mengawasi
pengisian angket penelitian. Peneliti juga menjelaskan setiap detail yang
ada pada angket penelitian kepada koordinator penyiar setiap radio
85
sehingga koordinator penyiar dapat menjelaskan dengan tepat kepada
penyiar yang mengisi angket.
Kelemahan lain adalah pada faktor-faktor lain yang ikut
mempengaruhi ketrampilan komunikasi saat siaran yaitu bakat asli, latihan
intensif dan pengalaman, pendidikan dan wawasan yang luas, serta tim
atau lingkungan kerja. Untuk penelitian kali ini, peneliti hanya mampu
mengontrol faktor pendidikan dan wawasan yang luas serta latihan intensif
atau pengalaman. Faktor lain berupa bakat asli dan tim atau lingkungan
kerja masih belum mampu dikontrol oleh peneliti.
C. Saran
1. Bagi Penyiar Radio
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, peneliti dapat
menyarankan pada penyiar radio untuk dapat mengupayakan diri
seturut dengan ciri khas dalam tipe kepribadian ekstravert. Ekstraversi
akan membuat seorang penyiar lebih membuka diri ke luar dirinya.
Melalui pembukaan diri, penyiar akan lebih mudah bergaul serta
menjalin hubungan interpersonal yang lebih positif. Selain itu perilaku
yang ditampilkan akan selalu riang, bersukacita, serta mampu
mengeluarkan humor-humor segar. Semua hal tersebut sangat
membantu seorang penyiar untuk dapat menghidupkan suasana dalam
program acara yang dibawakan, sehingga acara menjadi lebih hidup
dan menarik.
86
Saran lain untuk penyiar yang hendak meningkatkan
ketrampilan berkomunikasi saat siaran adalah dengan membiasakan
diri jujur dengan setiap dorongan dari dalam dirinya baik yang
dipikirkan maupun yang dirasakan. Dorongan semacam ini menjadikan
penyiar mampu spontan dan cepat dalam memberi respon baik verbal
maupun non-verbal. Namun perlu diingat untuk tetap mampu
mengontrolnya pada batas-batas tertentu agar tidak menyebabkan suatu
kesalahan dalam berkomunikasi.
2. Bagi Stasiun Radio
Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi ketrampilan
berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio, dapat dijadikan acuan
bagi stasiun radio untuk dapat memaksimalkannya agar menghasilkan
outcome berupa hasil siaran yang maksimal. Faktor yang
mempengaruhi tersebut adalah bakat asli, latihan efektif, latar belakang
pendidikan dan wawasan yang luas, tim dan lingkungan kerja, serta
kepribadian penyiar itu sendiri.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka penelitian
selanjutnya dapat memperhatikan kelemahan-kelemahan yang terdapat
pada penelitian ini, seperti melakukan kontrol pada setiap subyek
penelitian dalam melakukan pengisian angket. Selain untuk mencegah
87
ketidakseriusan dalam mengerjakan, peneliti juga dapat langsung
memberi keterangan terhadap ketidakjelasan subyek dalam proses
mengisi angket.
Penelitian yang serupa dapat dilakukan dengan pengembangan-
pengembangan seperti mengontrol karakteristik subyek penelitian.
Karakteristik subyek penelitian ini dapat mempengaruhi ketrampilan
berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio. Untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dapat mengontrol semua faktor pengaruh
tersebut, sehingga dapat lebih tajam dalam menganalisis hubungan
ataupun pengaruh tipe kepribadian introvert-ekstravert pada
ketrampilan berkomunikasi saat siaran pada penyiar radio.
88
Daftar Pustaka Angela Beasley. (2005). Style Split : Good Communication Has No Gender.
Journal of Communications. Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar. Azwar, Saifuddin. (1996). Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Belajar. Bakhtiar, Saiful. (2006). Cara Gampang Jadi Penyiar Radio. Yogyakarta: Galang
Press. Bari, Habib. (1995). Teknik dan komunikasi Penyiar Televisi-Radio-MC : Sebuah
pengetahuan praktis. Jakarta: Gramedia pustaka Utama. Berry, John. W., Poortinga Ype. H., Segall, Marshall. H., dan Dasen, Piere. R.
(1999). Psikologi Lintas Budaya Riset dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Boediono., Koster, Wayan. (2001). Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Desy. (1999). Korelasi Karakteristik Introvert-Ekstravert dengan Ketrampilan
Komunikasi Interpersonal. Skripsi. Fakultas Psikologi. USD. Yogyakarta. De Vito, Joseph A. (1996). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional
Books.
89
De Vito, Joseph A. (1986). The Interpersonal Communication Book, 4th ed. New York: Harper and Row Publishers.
Effendy, Onong. (1990). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar
Maju. Eysenck, Hans., Sybil. E. (1969). Personality Structure and Measurement.
London: Western Printing Services Ltd. Fransiska. (2005). Penerapan Animasi – Partisipatif untuk Mencapai Efektivitas
Komunikasi dalam Public Speaking. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. UGM. Yogyakarta.
Ghautami, Devina Alfarani. (2003). Gambaran Tipe Kepribadian Penyiar Radio
Berdasarkan Eysenck’s Personality Inventory (EPI) Format -A. Thesis. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia. Depok.
Hadi, Sutrisno. (1996). Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hall, Calvin S., Lindzey, Gardner. (1985). Introduction to Theories of
Personality. New York: John Wiley and Sons. Hybels, Sandra. Weaver II, Richard L. Communicating Effectively 7th ed. New
York: McGraw-Hill. Ishadi, S.K,. (1999). Dunia Penyiaran : Prospek dan tantangannya. Jakarta : Gramedia Putaka Utama. Masduki. (2004). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer
LKis. Marsella, Anthony. Corsini, J. (1983). Cross-cultural Counseling and
Psychotherapy. New York: Pegamon Press.
90
Monte, Christoper F. (1995). Beneath the Mask: An Introduction to Theories of Personality (5th ed). Florida: Harcourt Brace College Publishers.
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. O’Connor, Peter. (1985). Understanding Jung: Understanding Yourself. New
York: Paulist Press. Pane, Teddy. (2004). Speak Out. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Papalia, Diane E., Olds, Sally Wendkos. (1995). Human Development 10th ed.
New York : McGraw-Hill. Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Sanata Dharma. (2004). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Pervin, Lawrence., Cervone, Daniel., John, Oliver. (2005) Personality Theory and
Research 9th ed. New York: McGraw-Hill. Prayudha, Harley. (2004). Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik
Penyiaran. Malang: Bayumedia. Rakhmat, Jalaluddin. (1986). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Severin, Werner. J., James. W.T. (2001). Teori Komunikasi : Sejarah, Metode,
dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. S.K. Ishadi., Drs. (1999). Dunia Penyiaran : Prospek dan Tantangannya. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
91
Sumanto. (1990). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta. Andi Offset.
Supratiknya. A. (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Supratiknya. A. (2000). Statistik Psikologi. Jakarta: PT.Grasindo. Suryabrata, Sumadi. (1983). Metodologi Peneletian. Jakarta: Rajawali. Suryabrata, Sumadi. (2003). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Stokkink, Theo. (1997). Penyiar Radio Profesional. Yogyakarta: Kanisius. Triton, PB. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametik. Yogyakarta:
Andi Offset. Tubbs, Steward. Moss, Sylvia. (1992). Human Communication, Konteks-konteks
komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Wallace, Walter. (1993). Metoda Logika Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
80 100.00 .0
80 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.858 32
Cronbach'sAlpha N of Items
Page 1
Item-Total Statistics
22.70 28.896 .239 .857
23.36 28.183 .289 .85622.69 28.724 .322 .85522.74 28.095 .426 .85322.83 27.691 .427 .852
22.69 28.445 .422 .85322.90 29.357 .029 .86422.79 27.385 .544 .84922.85 27.319 .493 .850
23.18 27.817 .312 .85623.41 27.891 .389 .85322.84 27.150 .544 .84922.70 28.441 .391 .854
22.94 26.819 .546 .84822.70 28.997 .206 .85722.96 29.252 .044 .86422.99 26.671 .557 .848
22.84 27.859 .377 .85323.41 28.802 .172 .85922.75 27.532 .566 .84922.76 27.399 .580 .849
22.84 27.606 .436 .85222.75 28.392 .324 .85522.91 27.549 .402 .85322.86 27.386 .468 .85122.79 28.448 .273 .856
22.81 27.749 .424 .85222.76 27.728 .489 .85122.71 28.638 .303 .85522.88 28.187 .282 .856
22.84 28.214 .295 .85622.83 27.665 .433 .852
item1item2item3item4item5
item6item7item8item9
item10item11item12item13
item14item15item16item17
item18item19item20item21
item22item23item24item25
item26item27item28item29item30
item31item32
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
23.61 29.709 5.451 32Mean Variance Std. Deviation N of Items
Page 2
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
80 100.00 .0
80 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.872 26
Cronbach'sAlpha N of Items
Page 1
Item-Total Statistics
19.15 24.028 .284 .871
18.48 24.556 .307 .87018.53 23.999 .406 .86818.61 23.582 .421 .86718.48 24.253 .425 .868
18.58 23.184 .571 .86318.64 23.044 .536 .86418.96 23.733 .298 .87219.20 23.934 .339 .870
18.63 22.997 .561 .86318.49 24.228 .402 .86818.73 22.683 .563 .86318.78 22.531 .576 .862
18.63 23.554 .417 .86718.54 23.442 .558 .86418.55 23.137 .627 .86218.63 23.326 .476 .866
18.54 24.226 .318 .87018.70 23.377 .413 .86818.65 23.420 .432 .86718.60 23.585 .431 .867
18.55 23.643 .475 .86618.50 24.481 .288 .87018.66 23.999 .285 .87118.63 24.060 .290 .87118.61 23.506 .440 .867
item2item3item4item5item6
item8item9item10item11
item12item13item14item17
item18item20item21item22
item23item24item25item27
item28item29item30item31
item32
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
19.40 25.433 5.043 26Mean Variance Std. Deviation N of Items
Page 2
0 1 0 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 0 1 0 00 1 1 0 1 1 1 0 0 00 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 0 0 0 01 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 0 0 01 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 1 1 0 0 0 0 00 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 1 1 0 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 1 10 1 1 0 1 1 1 0 0 00 1 0 1 1 0 1 0 0 10 1 1 0 1 1 1 1 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 0 1 0 1 0 0 00 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 0 1 1 0 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 0 1 1 10 1 1 0 1 0 0 1 0 00 1 1 0 0 0 1 0 0 00 1 1 1 0 0 0 1 1 00 0 0 0 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 0 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 0 0 1 0 1 0 0 00 1 1 0 1 1 0 0 0 10 1 1 0 1 1 0 0 0 10 1 1 0 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 0 0 0 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 1 1 1 1 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 0 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 0 1 1 0 10 1 1 1 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 0 10 0 0 1 0 1 0 1 0 01 0 1 1 0 0 0 1 0 00 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0 0 1 0 0 0 0 0 00 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 0 1 1 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 0 0 0 0 00 1 1 1 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 10 1 1 0 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 0 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 01 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 0 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 0 1 0 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 01 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1 0 1 1 1 0 1 1 10 0 0 1 1 0 0 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 0 1 1 1 1 01 1 0 0 1 1 1 1 1 11 0 1 0 0 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 0 0 1 0 01 0 0 0 0 0 0 0 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 0 1 0 0 0 1 11 1 1 1 1 1 0 1 0 00 0 1 1 1 1 1 0 1 10 0 0 0 0 0 0 1 1 11 0 0 0 0 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 0 1 11 0 1 1 1 1 1 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 0 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 0 0 1 1 1 0 11 0 0 1 1 1 1 1 0 01 0 0 1 1 1 0 1 0 01 0 0 0 1 1 0 0 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 0 1 0 0 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 1 1 0 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 0 1 1 1 0 1 01 1 0 1 1 1 0 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 1 0 0 1 1 0 01 0 0 1 0 0 1 1 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 0 1 0 0 01 0 0 1 1 1 0 1 0 01 1 1 0 1 1 1 0 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 11 0 0 0 1 0 0 1 0 11 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 1 1 1 1 11 0 0 1 1 1 0 1 0 01 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 211 1 1 1 1 1 221 0 1 1 1 1 181 1 1 1 1 1 241 1 1 1 1 1 180 1 1 1 0 1 211 1 1 1 1 1 211 1 1 1 1 1 250 1 1 0 1 1 91 1 1 1 1 1 231 1 1 1 1 1 221 1 1 1 1 0 240 1 1 1 0 1 211 1 1 1 1 1 211 0 0 1 0 1 111 1 1 1 1 1 241 0 0 0 1 1 151 0 1 0 1 0 161 1 1 0 0 0 151 1 1 1 1 1 261 1 1 1 1 1 261 1 1 0 1 1 201 1 1 1 1 1 231 1 1 1 0 1 220 1 1 1 1 1 170 0 0 1 0 0 51 1 1 0 1 1 220 1 1 1 1 1 191 1 1 1 1 1 260 1 1 1 1 1 221 1 1 0 1 1 241 0 1 1 0 0 160 1 1 1 1 1 161 1 0 0 1 1 140 1 0 1 1 1 120 1 1 0 1 1 141 1 1 1 0 1 201 1 1 1 0 1 191 1 1 1 1 1 241 1 1 1 1 0 211 1 1 1 1 1 191 1 1 1 1 1 241 1 1 1 1 1 251 1 1 1 1 1 241 0 1 0 0 1 120 1 1 0 0 0 130 1 1 1 0 0 131 0 1 0 1 0 121 1 1 1 1 1 251 1 1 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 261 1 1 0 1 1 221 1 1 0 1 1 231 1 1 0 0 0 111 1 1 0 1 1 251 1 0 0 1 1 171 1 1 1 1 1 261 1 1 1 0 0 231 0 1 0 1 1 151 1 1 1 1 1 230 1 1 1 1 1 181 1 1 1 1 1 191 1 1 1 1 1 240 0 1 1 1 0 111 1 1 0 1 0 121 1 1 0 0 1 211 1 0 1 1 1 201 1 0 1 1 1 200 0 1 1 1 0 71 1 1 1 1 1 181 0 1 1 1 1 191 1 1 1 1 1 261 1 1 1 1 1 221 1 1 0 0 0 111 1 1 1 1 1 221 1 1 1 1 1 221 1 1 1 1 1 220 1 1 1 0 0 131 1 1 1 1 1 231 1 1 1 1 0 24
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
80 100.00 .0
80 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.921 66
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
196.15 407.673 .419 .920
197.00 404.152 .411 .920196.30 411.554 .190 .921196.22 407.696 .273 .921196.74 403.082 .488 .920
196.16 411.682 .201 .921196.86 394.373 .533 .919196.50 394.937 .585 .918196.22 406.911 .311 .921
196.75 402.241 .454 .920196.56 405.110 .303 .921197.31 415.888 .019 .923196.87 397.630 .595 .919
196.31 411.104 .201 .921196.60 410.268 .174 .922197.07 409.513 .189 .922196.57 403.285 .442 .920
197.14 405.943 .251 .922196.50 397.620 .590 .919196.31 402.926 .542 .919196.39 403.025 .539 .919
197.36 406.487 .300 .921197.15 404.154 .367 .920
item1item2item3item4item5
item6item7item8item9
item10item11item12item13
item14item15item16item17
item18item19item20item21
item22item23
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Page 1
Item-Total Statistics
196.49 403.291 .447 .920
196.37 408.491 .277 .921196.71 412.714 .143 .922196.37 407.073 .390 .920196.35 409.446 .341 .921
196.46 395.214 .668 .918196.76 397.804 .618 .918196.70 401.200 .547 .919196.19 405.977 .440 .920
196.71 407.575 .335 .921196.41 402.195 .489 .919196.32 396.146 .708 .918196.21 405.435 .433 .920
196.94 399.730 .524 .919196.86 394.981 .657 .918196.69 401.990 .540 .919196.86 405.234 .356 .920
196.34 404.682 .448 .920196.62 411.453 .175 .922196.47 411.417 .189 .921197.19 421.521 -.138 .924
196.90 404.597 .347 .920196.54 393.214 .731 .918196.29 410.942 .205 .921196.85 424.003 -.218 .925197.24 406.133 .373 .920
196.27 409.291 .369 .920196.85 398.965 .506 .919196.97 403.240 .482 .920196.39 404.519 .386 .920
196.82 396.501 .609 .918196.47 402.278 .584 .919197.07 412.956 .110 .922196.84 403.885 .414 .920
196.81 401.673 .506 .919196.84 413.226 .092 .923197.09 397.575 .504 .919196.79 400.195 .477 .919
197.15 416.787 -.005 .923196.46 404.024 .462 .920196.44 408.528 .393 .920196.39 406.721 .369 .920
196.27 404.835 .534 .919
item24itm25item26item27item28
item29item30item31item32
item33item34item35item36
item37item38item39item40
item41item42item43item44
item45item46item47item48
item49item50item51item52item53
item54item55item56item57
item58item59item60item61
item62item63item64item65
item66
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Page 2
Scale Statistics
199.67 417.285 20.428 66Mean Variance Std. Deviation N of Items
Page 3
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
80 100.00 .0
80 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.938 48
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
142.70 325.605 .425 .938
143.55 322.327 .420 .938143.29 321.853 .478 .937143.41 313.992 .527 .937143.05 313.643 .606 .936
142.78 324.784 .320 .938143.30 320.415 .469 .937143.11 324.734 .262 .939143.43 315.766 .630 .936
143.13 320.642 .485 .937143.05 316.327 .605 .936142.86 321.892 .524 .937142.94 321.907 .524 .937
143.91 324.385 .308 .939143.70 322.314 .375 .938143.04 322.188 .432 .938142.93 324.956 .400 .938
142.90 327.003 .357 .938143.01 314.569 .669 .936143.31 316.699 .626 .936143.25 319.633 .559 .937
142.74 324.981 .405 .938143.26 325.183 .353 .938
item1item2item5item7item8
item9item10item11item13
item17item19item20item21
item22item23item24item27
item28item29item30item31
item32item33
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Page 1
Item-Total Statistics
142.96 320.821 .488 .937
142.88 315.655 .699 .936142.76 323.373 .448 .937143.49 318.304 .535 .937143.41 315.207 .628 .936
143.24 320.437 .549 .937143.41 324.650 .316 .938142.89 323.114 .445 .937143.45 323.516 .328 .938
143.09 312.714 .735 .935143.79 323.537 .405 .938142.83 327.058 .375 .938143.40 317.180 .531 .937
143.53 321.772 .481 .937142.94 322.490 .400 .938143.38 315.351 .623 .936143.03 321.164 .572 .937
143.39 322.418 .410 .938143.36 319.854 .526 .937143.64 316.563 .507 .937143.34 319.923 .447 .938
143.01 322.367 .466 .937142.99 325.911 .423 .938142.94 324.743 .374 .938142.83 323.463 .520 .937
item34item35item36item37item38
item39item40item41item45
item46item49item50item51
item52item53item54item55
item57item58item60item61
item63item64item65item66
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
146.23 334.354 18.285 48Mean Variance Std. Deviation N of Items
Page 2
3 2 2 1 3 4 2 4 2 34 2 3 2 3 4 3 3 3 33 3 3 2 4 3 3 4 2 24 2 2 4 1 4 4 3 3 34 3 3 2 4 4 4 4 3 44 2 3 3 4 4 4 3 3 34 4 4 2 3 4 2 4 4 33 2 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 2 3 4 1 4 1 34 3 3 4 3 4 3 3 3 34 2 3 3 3 3 3 3 3 33 3 1 2 1 4 3 2 2 34 3 3 1 4 4 4 4 2 33 2 3 3 3 4 3 4 3 33 3 2 2 3 3 2 3 3 34 2 4 3 4 1 3 3 3 34 3 3 1 3 4 3 3 3 44 3 2 4 2 4 3 4 3 33 2 2 4 4 1 3 2 2 14 3 4 3 3 4 2 4 2 43 3 3 4 4 3 3 3 3 24 2 3 3 4 3 2 4 3 34 3 3 3 3 4 3 2 3 34 3 3 3 3 2 3 4 3 13 2 2 3 3 3 3 3 2 33 2 3 3 3 4 2 4 3 43 3 3 3 4 3 3 4 3 34 3 2 1 2 3 2 1 2 43 3 3 4 3 4 3 3 3 33 2 2 2 4 3 3 3 2 44 3 2 2 3 4 4 2 1 33 3 4 2 4 1 2 4 3 33 4 3 2 4 4 3 4 3 44 2 4 4 4 3 4 4 3 44 2 3 4 4 2 3 3 3 43 3 2 4 4 3 2 3 4 44 4 3 3 4 3 2 3 3 43 3 4 3 3 4 3 3 3 34 2 3 1 3 4 3 3 3 34 3 4 4 4 4 3 4 2 44 3 4 4 3 4 2 4 2 33 2 3 4 4 4 4 3 4 44 2 3 2 3 3 3 3 3 43 3 3 3 3 4 2 3 3 33 2 3 4 3 4 3 3 1 33 2 3 2 1 3 2 4 2 23 2 3 2 1 3 2 4 2 23 2 3 2 4 3 2 4 2 24 3 3 3 3 4 3 3 3 33 2 2 2 3 3 3 3 3 3
4 2 3 2 4 4 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 43 2 3 4 3 4 3 3 2 33 3 2 3 3 3 3 3 2 34 2 2 3 3 4 3 3 3 34 2 4 4 4 3 4 4 3 44 2 2 4 4 4 4 1 4 34 1 4 4 2 4 4 2 4 44 2 3 3 3 4 3 3 3 34 4 3 4 4 4 4 1 4 43 3 3 4 4 4 3 3 3 34 3 4 4 3 4 2 4 2 34 2 3 1 3 4 3 3 3 32 2 2 1 1 2 2 1 1 24 3 2 1 1 2 2 1 3 24 4 4 4 4 4 2 4 4 44 3 3 2 4 4 4 4 4 34 3 3 2 4 4 4 4 4 32 2 2 1 1 2 2 1 1 23 2 2 3 4 4 1 4 2 23 4 4 3 3 3 4 3 3 14 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 4 3 4 4 4 4 43 3 2 3 3 3 3 3 2 33 3 3 2 4 3 3 3 3 34 4 3 4 4 4 4 1 4 44 4 3 4 4 4 4 1 4 43 2 3 2 1 3 2 4 2 23 4 3 3 4 4 4 3 3 43 1 4 1 2 3 2 2 3 3
2 3 3 2 2 4 3 3 2 33 4 4 2 2 2 3 3 3 33 3 3 3 3 4 2 2 4 33 4 4 2 2 4 4 4 4 24 4 4 1 4 3 4 3 4 43 4 3 3 1 3 3 3 4 44 4 4 4 4 4 3 3 4 23 3 3 2 3 3 2 3 3 33 4 3 2 3 4 4 4 3 23 3 3 3 2 4 4 4 4 34 3 3 3 1 3 3 3 3 32 3 3 1 2 4 3 3 3 34 4 2 2 3 4 3 3 3 32 4 3 2 2 4 3 3 3 33 3 2 2 2 2 3 3 3 33 3 3 2 3 2 3 3 3 33 4 3 2 3 4 4 4 3 33 3 2 3 3 4 3 3 3 34 3 4 1 4 3 3 3 1 24 4 4 3 3 3 3 3 4 34 3 3 2 3 4 3 3 3 44 3 4 2 3 3 3 3 4 32 3 3 3 2 3 4 3 3 34 3 3 3 3 4 3 3 3 23 3 2 2 2 3 3 4 3 32 4 3 2 3 2 3 3 3 34 4 4 3 3 3 3 3 4 42 2 2 4 2 4 3 4 2 14 4 4 2 2 3 3 2 4 32 4 3 2 1 4 3 4 3 33 4 2 2 2 2 3 4 3 24 4 3 1 2 3 3 3 4 33 3 4 3 4 3 3 4 1 34 3 4 2 4 4 4 4 4 44 4 4 3 2 4 4 4 3 34 2 3 2 4 3 3 3 3 34 4 3 4 1 4 4 3 4 43 3 3 3 2 3 3 3 3 32 4 3 2 3 2 4 4 2 34 3 4 3 2 3 4 4 4 22 3 4 2 2 2 4 3 3 23 4 4 2 1 2 4 4 4 43 3 3 2 2 3 4 3 3 33 4 4 2 2 3 3 3 3 34 3 3 2 1 4 3 3 3 32 4 3 1 2 3 2 3 3 32 3 3 1 2 3 2 3 3 33 3 3 1 2 3 2 3 3 13 4 4 3 3 3 4 3 4 33 2 3 1 4 3 3 3 3 3
3 4 3 2 2 4 4 4 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 44 3 3 2 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 21 4 4 2 2 2 3 3 4 34 3 4 2 4 4 4 4 4 44 3 2 2 3 2 2 3 3 34 4 3 4 1 4 4 4 4 43 3 3 2 2 3 3 3 3 34 4 4 4 3 4 4 4 4 34 3 3 3 3 4 4 3 3 32 3 4 2 2 2 4 3 3 22 4 3 2 3 2 4 4 2 32 2 3 2 2 2 3 4 1 12 2 3 2 2 2 4 3 1 13 4 4 1 3 4 4 4 4 44 3 4 2 3 3 3 3 4 34 3 4 2 3 3 3 3 4 32 2 3 2 2 2 3 2 1 13 4 4 3 2 4 3 4 4 23 4 2 2 2 3 4 4 4 34 4 4 1 4 4 4 4 4 44 4 4 3 3 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 3 2 2 2 4 3 3 44 4 4 4 3 4 4 4 4 34 4 4 4 3 4 4 4 4 32 3 3 1 2 3 2 3 3 34 3 4 3 4 3 3 3 4 43 3 3 2 2 3 3 4 3 3
4 3 2 3 3 3 2 3 2 33 4 4 4 4 3 1 4 3 43 4 2 3 4 4 3 3 3 33 4 3 4 4 4 3 3 3 33 3 4 4 4 4 2 3 4 34 4 3 4 4 3 2 4 2 44 4 2 3 4 4 4 4 3 43 3 3 3 3 3 3 2 3 33 3 2 4 3 4 3 3 1 32 2 3 4 3 4 4 3 3 33 3 4 3 3 3 3 3 2 42 4 3 2 3 1 2 3 2 23 3 3 3 3 3 4 2 2 33 3 3 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 2 2 23 3 3 3 4 3 2 3 3 23 4 4 4 3 3 3 3 3 32 4 3 3 3 3 2 2 3 22 4 3 3 4 4 4 2 4 44 3 4 3 4 4 2 3 3 33 4 3 4 3 3 3 3 3 32 3 3 3 4 4 3 2 2 23 3 3 3 3 3 2 3 3 33 4 2 3 4 4 2 2 2 33 4 2 3 3 4 3 3 3 33 4 3 3 4 4 3 3 3 34 4 3 4 4 4 3 4 4 43 3 3 4 1 2 2 1 2 12 3 4 3 3 3 3 3 2 33 3 3 4 3 3 2 2 3 21 2 4 3 4 1 1 3 4 33 3 3 4 4 4 3 3 3 34 4 3 3 3 3 3 4 4 44 4 3 4 4 4 4 4 4 43 4 3 3 4 4 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 3 2 44 4 3 4 4 3 3 3 4 23 3 3 3 3 3 2 3 3 23 4 4 2 3 3 1 3 3 13 4 2 4 4 3 3 4 3 31 4 2 1 2 3 3 3 3 34 4 3 3 4 4 2 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 4 3 3 3 3 33 3 3 3 4 4 3 3 2 13 4 4 4 2 4 2 2 3 33 4 2 4 2 4 2 2 3 33 4 2 4 2 4 2 2 3 33 3 3 4 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 4 2 2 3 2
3 4 3 2 4 4 3 2 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 2 4 3 4 3 2 3 32 3 2 3 3 3 2 3 3 33 4 3 3 4 4 2 4 3 34 4 3 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 4 2 1 4 14 4 4 4 4 4 2 1 4 43 3 3 3 3 4 3 3 3 33 4 3 4 4 4 4 3 4 33 4 3 3 4 3 3 4 3 31 4 2 1 2 3 3 3 3 33 4 4 2 3 3 1 3 3 12 3 3 2 2 3 2 1 2 22 4 2 3 2 3 2 1 2 24 4 4 3 4 4 2 4 3 13 3 3 3 4 3 3 2 3 33 3 3 3 4 3 3 2 3 32 1 1 1 2 3 2 1 2 23 4 2 3 4 4 3 3 2 33 3 3 4 4 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 2 3 3 3 2 3 3 32 3 4 3 3 3 3 2 3 33 4 3 4 4 4 4 3 4 33 4 3 4 4 4 4 3 4 33 4 2 4 2 4 2 2 3 33 4 3 4 4 4 4 3 3 34 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4 2 3 2 4 2 2 3 4 34 4 4 2 4 2 3 3 3 42 3 4 2 3 3 3 3 3 43 3 3 3 4 3 3 4 2 44 4 4 3 4 3 3 4 3 44 3 4 3 4 2 3 3 2 44 4 4 3 4 1 3 4 4 43 3 3 3 3 2 3 3 3 34 1 3 3 4 3 2 4 2 44 2 4 2 4 4 3 3 3 43 4 4 3 4 3 3 4 3 33 1 2 2 4 2 2 2 1 33 3 4 2 3 3 2 4 2 23 2 3 2 3 3 3 4 3 33 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 2 3 3 3 34 3 3 1 3 2 3 4 3 43 2 3 2 3 3 2 3 4 33 4 4 4 3 4 4 3 4 34 3 3 3 4 3 2 4 4 33 3 3 2 2 2 3 3 3 33 2 2 2 4 4 2 4 3 33 3 3 3 3 2 2 3 3 33 3 3 2 3 4 3 4 3 34 2 3 2 3 3 3 3 2 34 2 3 2 3 3 3 4 2 34 3 4 3 3 4 2 4 3 33 1 2 2 3 1 1 4 2 44 3 3 2 4 2 3 4 3 34 2 3 2 4 3 3 4 3 34 2 4 2 3 1 1 4 2 23 2 2 3 3 4 2 3 3 33 4 3 4 4 4 4 3 3 24 3 4 3 3 4 3 4 3 33 2 3 2 4 3 4 3 2 33 2 2 4 3 4 2 3 3 34 2 3 2 4 3 3 3 3 33 3 3 2 3 2 3 3 3 34 3 3 2 4 2 3 4 1 33 3 4 3 4 3 3 4 3 42 2 2 1 4 1 1 1 3 34 4 4 3 4 3 4 3 3 43 3 3 2 3 3 2 3 3 43 4 4 2 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 4 3 24 3 2 2 3 2 2 3 2 34 3 2 2 3 2 3 2 2 34 3 2 2 3 2 3 2 2 33 3 3 2 3 2 3 3 3 33 4 3 2 3 2 2 3 3 3
4 2 2 3 3 4 2 4 3 34 4 4 1 4 4 4 4 4 43 2 4 3 4 3 3 3 3 33 2 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 2 3 3 3 3 3 34 3 4 3 3 4 3 4 3 33 4 4 3 3 4 2 4 3 21 1 4 2 4 3 2 4 1 43 3 3 2 3 3 3 3 3 34 4 4 3 4 4 3 4 4 43 2 3 2 3 3 3 3 3 42 2 2 1 4 1 1 1 3 34 3 3 2 4 2 3 4 1 32 2 1 2 3 2 2 2 1 22 2 1 2 3 2 2 2 1 24 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3 3 2 3 3 2 3 4 33 3 3 2 3 3 2 3 4 32 2 1 2 3 2 2 2 1 23 4 3 2 4 3 3 4 3 44 4 4 3 3 3 3 3 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 44 1 4 4 4 2 4 1 4 43 2 3 3 3 3 3 3 3 33 3 4 3 3 3 3 4 3 34 2 4 3 4 4 3 4 4 44 2 4 3 4 4 3 4 4 44 3 2 2 3 2 3 2 2 33 4 4 2 3 4 2 4 3 43 3 3 3 3 3 3 4 3 3
2 2 4 4 3 3 4 3 1352 2 2 4 4 3 4 4 1512 3 2 4 4 3 4 4 1472 2 2 2 4 4 3 4 1523 2 3 3 4 4 4 4 1673 2 3 4 4 4 4 3 1574 4 4 4 3 3 4 4 1713 3 2 3 3 3 3 3 1383 3 3 2 4 3 3 4 1443 3 2 3 3 4 4 4 1563 3 3 3 3 3 3 3 1481 2 3 3 4 3 3 3 1193 3 1 3 3 3 3 4 1433 2 3 3 2 3 3 3 1423 3 3 2 2 3 3 3 1302 2 2 3 3 3 3 3 1373 1 1 3 4 4 3 4 1503 3 3 3 3 3 3 4 1422 4 4 4 3 3 4 3 1494 3 3 4 3 3 4 3 1603 2 3 3 3 3 3 3 1454 3 2 2 3 3 4 3 1443 3 3 3 3 3 2 3 1403 2 3 3 3 3 4 3 1443 3 2 3 3 3 3 3 1372 3 3 3 3 3 3 3 1443 3 3 4 3 3 4 4 1651 2 2 1 3 4 2 3 1133 2 1 3 3 3 3 3 1443 3 2 3 3 3 3 3 1391 1 1 2 3 4 1 4 1232 3 2 4 3 3 4 3 1444 2 3 3 3 2 4 3 1584 4 3 3 4 4 3 4 1753 3 4 4 3 3 3 4 1564 4 3 2 3 3 3 3 1484 3 4 2 4 3 3 3 1582 2 3 3 3 3 3 3 1393 2 1 1 4 4 4 4 1373 4 2 3 3 3 3 4 1614 3 4 4 1 2 4 3 1302 3 2 4 4 4 3 4 1643 3 2 2 3 3 3 3 1393 3 2 3 3 3 3 3 1452 3 2 2 3 3 3 3 1372 3 2 2 3 3 3 4 1292 3 2 2 3 3 4 4 1272 3 2 3 3 3 4 4 1302 2 2 3 3 3 4 4 1493 3 3 2 3 3 3 3 134
3 3 2 3 3 3 3 3 1474 4 4 4 4 4 4 4 1893 4 3 2 4 3 3 4 1462 3 3 3 3 3 3 3 1362 2 2 3 4 3 3 3 1434 4 3 3 4 4 3 4 1753 3 3 2 3 4 3 3 1423 2 1 3 3 4 2 3 1513 3 2 3 3 3 3 3 1423 4 4 4 4 4 4 4 179
? 3 2 2 2 3 3 3 1464 3 4 4 1 2 4 3 1303 2 1 1 4 4 4 4 1373 2 1 1 4 3 3 3 993 2 1 3 3 4 4 3 1084 4 4 3 4 4 4 4 1763 3 3 3 3 3 3 3 1503 3 3 3 3 3 3 3 1503 2 1 1 1 2 1 1 841 3 3 3 4 3 3 4 1483 4 2 4 4 4 4 4 1584 4 4 1 4 4 4 4 1834 4 4 4 4 4 4 4 1792 3 3 3 3 3 3 3 1363 3 2 3 3 3 3 3 1433 4 4 4 4 4 4 4 1773 4 4 4 4 4 4 4 1772 3 2 2 3 3 4 4 1273 3 4 3 3 3 2 3 1623 3 2 3 3 3 3 3 139
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 .124. .059
80 80.124 1.000
.059 .80 80
Correlation CoefficientSig. (1-tailed)N
Correlation CoefficientSig. (1-tailed)N
kbss
tkie
Kendall's tau_bkbss tkie
Page 1
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
80 8023.61 199.685.451 20.428
.157 .104
.075 .104-.157 -.0741.403 .927
.039 .356
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
TKIE KBSS
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Page 1
Means
Case Processing Summary
80 100.0% 0 .0% 80 100.0%kbbs * tkieN Percent N Percent N Percent
Included Excluded TotalCases
Report
kbbs
195.00 1 .130.00 1 .188.50 2 17.678
147.00 1 .182.67 3 22.189182.00 6 2.757216.33 3 16.623
197.67 3 4.619212.00 1 .210.75 4 21.125194.50 6 10.597
189.50 4 20.421213.33 3 2.517236.33 3 11.015204.27 11 16.560
210.14 7 14.100203.67 6 22.411189.00 5 9.950201.00 4 9.764
204.20 5 18.780204.00 1 .199.68 80 20.428
tkie78
1415161718
19202122
23242526
27282930
3132Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
19089.294 20 954.4654303.051 1 4303.051
14786.243 19 778.22313876.256 59 235.19132965.550 79
(Combined)Linearity
Deviation from Linearity
BetweenGroups
Within GroupsTotal
kbbs * tkie
Sum ofSquares df Mean Square
Page 1
ANOVA Table
4.058 .00018.296 .000
3.309 .000
(Combined)Linearity
Deviation from Linearity
BetweenGroups
Within GroupsTotal
kbbs * tkieF Sig.
Measures of Association
.361 .131 .761 .579kbbs * tkieR R Squared Eta Eta Squared
Page 2
1
Yogyakarta, Januari 2008
Kepada : Teman-teman Penyiar Radio
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kepada teman-teman
penyiar radio untuk berkenan mengisi setiap pernyataan pada angket
penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk penulisan skripsi saya mengenai
dunia penyiar radio. Keberhasilan penelitian ini sangat tergantung pada
kesungguhan dan kerjasama Anda dalam mengisi setiap jawaban yang ada.
Oleh karena itu, sudilah teman-teman penyiar radio mengisinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Setiap jawaban Anda akan dijamin
kerahasiaannya.
Akhirnya atas segala bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat saya,
Marina Octalina (mahasiswa Fakultas Psikologi angkt. 2003
Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta)
Bagian i
Identitas diri Responden
Nama :
Jenis kelamin : perempuan / laki- laki (coret yang tidak perlu)
Usia : ________ tahun
Radio tempat Anda Siaran :
Lama menjadi penyiar radio :
Pendidikan formal terakhir :
2
Bagian ii
Jawablah setiap pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya. Caranya dengan memberi tanda silang (X) pada kolom :
Ya = jika pernyataan mencerminkan keadaan Anda yang sesungguhnya
Tidak = jika pernyataan tidak / kurang sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya.
No Pernyataan Ya Tidak 1 Saya menyukai gurauan spontan 2 Saya akan berhenti dan berpikir terlebih dahulu sebelum
melakukan segala sesuatu
3 Saya tidak terlalu nyaman berkumpul bersama orang-orang sedang guyon / becanda
4 Saya suka sekali berpergian 5 Orang lain berpikir saya adalah orang yang periang 6 Saya suka memperagakan gerak orang lain sebagai bahan
lelucon
7 Saya lebih suka beraktivitas sendirian, misal membaca 8 Saya bukan orang yang periang 9 Saya lebih banyak diam ketika orang-orang di sekitar saya
bersenda-gurau
10 Secara umum, saya berperilaku dan berbicara secara spontan, tanpa pikir panjang
11 Sebelum melakukan sesuatu, saya akan merencanakannya dengan hati-hati
12 Saya dapat membuat suasana pertemuan yang sepi menjadi agak ramai
13 Saya sering berkumpul bersama teman-teman 14 Saya tidak menyukai keramaian 15 Saya tidak suka berseda-gurau 16 Terkadang saya menjadi kesusahan karena melakukan
sesuatu tanpa dipikir dahulu sebelumnya
17 Saya menikmati saat berkumpul dengan teman-teman 18 Saya dapat dengan mudah menikmati sebuah pesta yang
sebenarnya membosankan
19 Biasanya saat pesta atau pertemuan, saya memilih sendiri saja atau hanya berinteraksi dengan orang yang saya kenal
20 Saya suka mengeluarkan gurauan atau menceritakan cerita lucu ke teman-teman saya
21 Saya suka berbaur dengan orang lain 22 Saya lebih sering berdiam diri jika sedang bersama orang
banyak
23 Saya melakukan segala sesuatu secara tiba-tiba dan saat itu juga
24 Saya jarang memulai pembicaraan dengan orang yang tidak saya kenal.
25 Saya butuh waktu lama untuk dapat bersemangat terhadap satu hal
26 Saya jarang merasa kesepian 27 Saya cenderung menjadi pendengar saja saat saya dan teman-
teman sedang berkumpul
28 Sehari-hari saya adalah orang yang bersemangat dan riang 29 Saya senang becanda 30 Saya spontan mengatakan hal pertama yang keluar dari
pikiran saya
31 Saya lebih menikmati situasi yang serius / formal 32 Saya akan menimbang benar-benar setiap tantangan yang
3
ditujukan pada saya 33 Saya suka jika dikelilingi banyak kesibukan dan semangat 34 Banyak orang menganggap saya humoris 35 Saya segera menerima tantangan yang ditujukan pada saya 36 Saya sering menghindari pembicaraan dengan orang yang
belum akrab dengan saya
37 Sehari-hari saya tidak banyak bicara 38 Saya mempunyai kepercayaan diri yang baik 39 Saya termasuk orang yang banyak bicara 40 Saat pesta atau pertemuan, saya lebih memilih untuk duduk
dan melihat-lihat
41 Saya suka situasi yang penuh gurauan atau humor 42 Saya lebih memilih aktivitas yang menuntut interaksi dengan
orang lain
43 Saya susah menimpali gurauan teman-teman saya 44 Saya cenderung tidak suka mencoba hal baru dan asing 45 Saya menyukai keramaian 46 Saya berpikir dahulu sebelum mengeluarkan suatu
pernyataan
47 Saya lebih sering terlihat bergembira 48 Saya suka mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah
saya kunjungi sebelumnya.
Bagian iii
Jawablah setiap pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya. Caranya dengan memberi tanda silang (X) pada kolom :
SS = Sangat sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
S = Sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
KS = Kurang sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
TS = Tidak sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
No Pernyataan SS S KS TS 1 Saya tetap menghormati pendengar meski ia adalah
anak-anak.
2 Saya akan mencari-cari alasan saat salah menyatakan isi perasaan saya terhadap suatu hal.
3 Saat ada pendengar yang cerita bahagia, smiling voices saya menjadi ikut ceria dengan nada suara yang meninggi.
4 Saya mau mengakui mempunyai kenangan tertentu atas sebuah lagu.
5 Saya sulit untuk mengatakan bahwa pendapat yang diutarakan pendengar, sebenarnya kurang tepat.
6 Saya sangat menikmati siaran saya. 7 Saya menutupi kekurangan diri saya dengan
mengarang cerita tertentu mengenai kehidupan atau pengalaman hidup saya.
8 Saat pendengar curhat mengenai masalahnya, saya susah untuk menurunkan volume suara dan tempo siaran.
4
9 Saya tidak pernah lupa menyapa pendengar setiap kali open-mic.
10 Terkadang saya merasa tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan pendengar.
11 Saya menerima kritikan bila saya salah. 12 Saya memberi komentar bagus tidaknya pendapat
yang disampaikan pendengar.
13 Saya tidak mau mengakui status berpacaran saya saat siaran on-air.
14 Saat pendengar tidak sependapat dengan saya, saya akan mencoba menjelaskannya dengan tidak merendahkan pendapat lain yang masuk.
15 Saya mau mengakui status saya, sedang jomblo atau bila sedang mempunyai pacar.
16 Saya kadang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan saat ditanya mengenai masalah pribadi saya.
17 Saya menganggap siaran pagi hari yang penuh semangat, akan dapat menularkan semangat yang sama kepada para pendengar.
18 Sebagai penyiar, saya merasa pengetahuan saya menjadi lebih luas dibandingkan pendengar saya.
19 Terkadang saya malas membaca sms yang berisi kritikan hasil siaran saya.
20 Saya tidak keberatan menceritakan pengalaman-pengalaman saya saat diperlukan dalam bersiaran.
21 Perasaan saya datar-datar saja ketika pendengar bercerita sedih ataupun senang.
22 Saya mau jujur saat pendengar bertanya mengenai hal pribadi.
23 Saya hanya mau memberi tanggapan atas pendapat pendengar yang menurut saya menarik untuk dibahas.
24 Saya tidak pernah merasa jauh lebih pintar dibandingkan pendengar-pendengar saya.
25 Saya percaya bahwa saya punya keunikan yang membedakan saya dengan penyiar lain.
26 Saat bercerita mengenai suatu kejadian, saya akan menceritakannya persis dengan kenyataan yang ada.
27 Saat membacakan berita mengenai gempa, saya akan membacakannya dengan nada yang empatik.
28 Saya menerima pendapat lain dari pendengar ketika membahas topik siaran.
29 Saya tidak terlalu memperhatikan perasaan pendengar yang curhat pada saat on-air.
30 Saya kurang mampu menceritakan suatu kejadian secara detail.
31 Saya selalu bangga akan ide-ide saya, walau orang menganggapnya kurang bagus.
32 Saya akan langsung memuji pendapat pendengar jika memang pendapat tersebut baik adanya.
33 Saya mampu menceritakan suatu kejadian secara mendetail.
34 Saya lebih suka berkata ”Pagi ini sangat menyenangkan.” ketimbang ”Saya senang menyambut pagi ini.”
35 Volume suara dan irama siaran saya tetap sama ketika membacakan berita bencana dan berita gembira.
36 Saya mau mengungkapkan pandangan pribadi saya mengenai berita yang sedang saya bawakan.
37 Meski ada pendapat pendengar, namun jika saya sudah punya suatu opini tertentu, saya akan tetap pada opini awal saya.
38 Saya membatasi diri untuk tidak ikut merasakan apa
5
yang sedang pendengar rasakan. 39 Saya kadang merasa kurang mampu mengimbangi
pendengar saya yang berasal dari latar belakang pendidikan yang lebih tinggi dari saya.
40 Saya tidak mau berbagai hal-hal yang sifatnya pribadi meski relevan dengan topik siaran.
41 Saya suka memancing pendapat pendengar dengan cara mengutarakan terlebih dahulu gambaran menyeluruh mengenai topik yang diangkat.
42 Saya tidak bangga akan hasil pemikiran saya sendiri. 43 Saya tidak segan untuk memuji pendengar yang asyik
diajak ngobrol.
44 Saya akan tetap menghormati pendengar saya walau tampaknya pendidikannya di bawah saya.
45 Kadang saya merasa diri saya sama saja dengan orang kebanyakan, tidak ada yang unik pada diri saya.
46 Terkadang saat sedang membacakan berita gembira, tempo dan volume suara saya tetap datar.
47 Saya secara spontan akan mengatakan tidak setuju dengan pendapat pendengar yang memang kurang tepat dengan kenyataan.
48 Saat salah berpendapat, saya berdalih bahwa itu bukan pendapat saya.
49 Saya menghormati pendengar dengan tidak lupa mengucapkan terimakasih sebelum menutup siaran.
50 Jika sedang sepi sms/telpon, saya tidak segan meminta pendengar agar mau berpartisipasi dalam siaran saya.
51 Terhadap pendengar yang sok tahu, saya tertantang untuk mendebatnya, agar terbukti mana yang lebih benar.
52 Saya tidak mengatakan salah pada pendapat pendengar yang memang salah, karena takut pendengar berpandangan tidak baik pada saya.
53 Saya bangga dengan kelebihan dan kekurangan saya. 54 Saya lebih memilih langsung memberikan info atau
membaca sms daripada memberi kata-kata sapaan saat open-mic.
55 Bentuk penghormatan saya terhadap pendengar yang sedang curhat, terdengar dari volume dan tempo suara saya yang langsung menurun, menyesuaikan suasana hati pendengar.
56 Sebenarnya saya kurang menikmati debat pendapat dengan pendengar saat siaran.
57 Saya tidak mencoba mencari-cari alasan saat salah memberikan pendapat atas suatu topik siaran.
58 Saya akan menyanggah pendapat pendengar yang tidak sesuai dengan pandangan saya.
59 Saya mau membagi pengalaman cinta pertama saya, saat topik siaran terkait dengan hal tersebut.
60 Saya akan berkata, ”Saya turut prihatin” saat membacakan info bencana.
61 Saya tidak mau berbagi perasaan saya kepada pendengar.
62 Saya mengakui setiap perasaan yang muncul saat siaran sebagai perasaan pribadi saya.
63 Saya refleks menurunkan volume suara saat pendengar menelpon on-air dan bercerita mengenai musibah yang baru saja ia alami.
64 Jika ada pendengar yang membenarkan pendapat saya yang salah, saya mau menarik lagi kata-kata saya dan memperbaikinya.
65 Intonasi siaran saya datar-datar saja, ketika
6
pendengar sharing pengalaman sedihnya. 66 Saya tidak minder jika pembicara dalam siaran saya
adalah seorang pakar/profesor.
67 Jika sedang sepi sms/telpon, saya akan lebih banyak memutarkan lagu.
68 Saya menerima dengan baik setiap pendengar yang ingin ikut berinteraksi dalam siaran saya.
69 Saat tidak sengaja menghapus sms yang belum dibacakan, saya akan mencari alasan tertentu untuk menutupi kesalahan itu.
70 Saya berpikir ulang untuk membenarkan setiap pendapat pendengar yang salah.
71 Saya menjadi tidak bersemangat menanggapi proses interaktif dengan pendengar yang tidak sesuai dengan target pendengar radio saya.
72 Saya kadang merasa canggung jika partner siaran saya adalah senior saya atau lebih bagus siarannya daripada saya.
73 Saya menerima telpon dari pendengar dengan bersemangat, sebagai tanda sapaan hangat saya.
74 Saya tidak segan memohon partisipasi pendengar dalam suatu diskusi on-air yang saya adakan.
75 Saya minta maaf jika melakukan kesalahan dengan maksud agar tetap terjalin hubungan yang harmonis dengan setiap pendengar.
76 Tidak ada yang perlu diperbaiki dari hasil siaran saya. 77 Saya mengatakan dapat merasakan hawa dingin di
jalanan, saat hujan deras sedang mengguyur kota.
78 Saat pendengar memberikan pendapatnya, saya tidak menilai baik/buruk, benar/salah.
79 Saya tidak akan mengungkapkan pandangan pribadi saya mengenai berita yang sedang saya bawakan.
80 Menurut saya, ide saya unik. 81 Saya akan mengatakan salah jika memang pendapat
yang dikemukakan pendengar saya adalah salah.
82 Saya memberikan waktu untuk pendengar mengutarakan pendapatnya.
83 Saya akan mengklarifikasi kesalahan saya dalam menyampaikan informasi atau berita.
84 Saya menjadi malu akan ide-ide saya, jika ada orang menganggapnya kurang bagus.
85 Saya kadang tidak langsung mengatakan kesalahan pendengar dalam menyampaikan pendapatnya.
86 Saya merasa sudah cukup dengan kemampuan siaran saya selama ini.
87 Kesalahan dalam berucap sering saya alihkan menjadi kesalahan teknis atau sekedar ’slip of the tongue’.
88 Saya kurang suka menyatakan pendapat saya atas suatu topik pembicaraan.
NB : mohon untuk diperiksa ulang, apakah semua pernyataan sudah terisi
dengan benar.
Atas bantuan & kerjasamanya
Tuhan Memberkati
1
Yogyakarta, Maret 2008
Kepada : Teman-teman Penyiar Radio
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kepada teman-teman
penyiar radio untuk berkenan mengisi setiap pernyataan pada angket
penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk penulisan skripsi saya mengenai
dunia penyiar radio. Keberhasilan penelitian ini sangat tergantung pada
kesungguhan dan kerjasama Anda dalam mengisi setiap jawaban yang ada.
Oleh karena itu, sudilah teman-teman penyiar radio mengisinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Setiap jawaban Anda akan dijamin
kerahasiaannya.
Akhirnya atas segala bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat saya,
Marina Octalina (mahasiswa Fakultas Psikologi angkt. 2003
Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta)
Bagian i
Identitas diri Responden
Nama :
Jenis kelamin : perempuan / laki- laki (coret yang tidak perlu)
Usia : ________ tahun
Radio tempat Anda Siaran :
Lama menjadi penyiar radio :
Pendidikan formal terakhir :
2
Bagian ii
Jawablah setiap pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya.Caranya dengan memberi tanda silang(X) pada kolom :
Ya = jika pernyataan mencerminkan keadaan Anda yang sesungguhnya
Tidak = jika pernyataan tidak / kurang sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya suka mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.
2 Saya akan berhenti dan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan segala sesuatu
3 Saya tidak terlalu nyaman berkumpul bersama orang-orang sedang guyon / becanda
4 Saya cenderung tidak suka mencoba hal baru dan asing 5 Orang lain berpikir saya adalah orang yang periang 6 Saya suka situasi yang penuh gurauan atau humor 7 Saya segera menerima tantangan yang ditujukan pada saya 8 Sehari-hari saya tidak banyak bicara 9 Saya lebih banyak diam ketika orang-orang di sekitar saya
bersenda-gurau
10 Secara umum, saya berperilaku dan berbicara secara spontan, tanpa pikir panjang
11 Sebelum melakukan sesuatu, saya akan merencanakannya dengan hati-hati
12 Saya dapat membuat suasana pertemuan yang sepi menjadi agak ramai
No Pernyataan Ya Tidak
13 Saya sering berkumpul bersama teman-teman 14 Saya tidak menyukai keramaian 15 Saya tidak suka berseda-gurau 16 Terkadang saya menjadi kesusahan karena melakukan
sesuatu tanpa dipikir dahulu sebelumnya
17 Saat pesta atau pertemuan, saya lebih memilih untuk duduk dan melihat-lihat
18 Banyak orang menganggap saya humoris 19 Saya akan menimbang benar-benar setiap tantangan yang
ditujukan pada saya
20 Saya suka mengeluarkan gurauan atau menceritakan cerita lucu ke teman-teman saya
21 Saya suka berbaur dengan orang lain 22 Saya lebih sering berdiam diri jika sedang bersama orang
banyak
23 Saya lebih sering terlihat bergembira 24 Saya jarang memulai pembicaraan dengan orang yang tidak
saya kenal.
25 Saya butuh waktu lama untuk dapat bersemangat terhadap satu hal
26 Saya lebih memilih aktivitas yang menuntut interaksi dengan orang lain
27 Saya cenderung menjadi pendengar saja saat saya dan teman-teman sedang berkumpul
28 Sehari-hari saya adalah orang yang bersemangat dan riang 29 Saya senang becanda 30 Saya spontan mengatakan hal pertama yang keluar dari
pikiran saya
31 Saya sering menghindari pembicaraan dengan orang yang belum akrab dengan saya
32 Saya susah menimpali gurauan teman-teman saya
3
Bagian iii
Jawablah setiap pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya. Caranya dengan memberi tanda silang (X) pada kolom :
SS = Sangat sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
S = Sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
KS = Kurang sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
TS = Tidak sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya
No Pernyataan SS
Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
1 Saya tetap menghormati pendengar meski ia adalah anak-anak.
2 Saya akan mencari-cari alasan saat salah menyatakan isi perasaan saya terhadap suatu hal.
3 Saat ada pendengar yang cerita bahagia, smiling voices saya menjadi ikut ceria dengan nada suara yang meninggi.
4 Saya mau mengakui mempunyai kenangan tertentu atas sebuah lagu.
5 Saya sulit untuk mengatakan bahwa pendapat yang diutarakan pendengar, sebenarnya kurang tepat.
6 Saya sangat menikmati siaran saya. 7 Saya menutupi kekurangan diri saya dengan
mengarang cerita tertentu mengenai kehidupan atau pengalaman hidup saya.
8 Saat pendengar curhat mengenai masalahnya, saya susah untuk menurunkan volume suara dan tempo siaran.
No Pernyataan SS Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
9 Saya tidak pernah lupa menyapa pendengar setiap kali open-mic.
10 Terkadang saya merasa tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan pendengar.
11 Saya merasa sudah cukup dengan kemampuan siaran saya selama ini.
12 Saya memberi komentar bagus tidaknya pendapat yang disampaikan pendengar.
13 Saya menjadi malu akan ide-ide saya, jika ada orang menganggapnya kurang bagus.
14 Saat pendengar tidak sependapat dengan saya, saya akan mencoba menjelaskannya dengan tidak merendahkan pendapat lain yang masuk.
15 Saya mau mengakui status saya, sedang jomblo atau bila sedang mempunyai pacar.
16 Saya kadang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan saat ditanya mengenai masalah pribadi saya.
17 Intonasi siaran saya datar-datar saja, ketika pendengar sharing pengalaman sedihnya.
18 Sebagai penyiar, saya merasa pengetahuan saya menjadi lebih luas dibandingkan pendengar saya.
19 Terkadang saya malas membaca sms yang berisi kritikan hasil siaran saya.
20 Saya tidak keberatan menceritakan pengalaman-pengalaman saya saat diperlukan dalam bersiaran.
21 Perasaan saya datar-datar saja ketika pendengar bercerita sedih ataupun senang.
4
No Pernyataan SS Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
22 Saya mau jujur saat pendengar bertanya mengenai hal pribadi.
23 Saya hanya mau memberi tanggapan atas pendapat pendengar yang menurut saya menarik untuk dibahas.
24 Saya tidak pernah merasa jauh lebih pintar dibandingkan pendengar-pendengar saya.
25 Saya percaya bahwa saya punya keunikan yang membedakan saya dengan penyiar lain.
26 Saat bercerita mengenai suatu kejadian, saya akan menceritakannya persis dengan kenyataan yang ada.
27 Saat membacakan berita mengenai gempa, saya akan membacakannya dengan nada yang empatik.
28 Saya menerima pendapat lain dari pendengar ketika membahas topik siaran.
29 Saya tidak terlalu memperhatikan perasaan pendengar yang curhat pada saat on-air.
30 Saya kurang mampu menceritakan suatu kejadian secara detail.
31 Saya kurang suka menyatakan pendapat saya atas suatu topik pembicaraan.
32 Saya akan langsung memuji pendapat pendengar jika memang pendapat tersebut baik adanya.
33 Saya mampu menceritakan suatu kejadian secara mendetail.
34 Saya akan mengklarifikasi kesalahan saya dalam menyampaikan informasi atau berita.
35 Volume suara dan irama siaran saya tetap sama ketika membacakan berita bencana dan berita gembira.
No Pernyataan SS Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
36 Tidak ada yang perlu diperbaiki dari hasil siaran saya.
37 Meski ada pendapat pendengar, namun jika saya sudah punya suatu opini tertentu, saya akan tetap pada opini awal saya.
38 Saya membatasi diri untuk tidak ikut merasakan apa yang sedang pendengar rasakan.
39 Saya kadang merasa kurang mampu mengimbangi pendengar saya yang berasal dari latar belakang pendidikan yang lebih tinggi dari saya.
40 Saya tidak mau berbagai hal-hal yang sifatnya pribadi meski relevan dengan topik siaran.
41 Saya suka memancing pendapat pendengar dengan cara mengutarakan terlebih dahulu gambaran menyeluruh mengenai topik yang diangkat.
42 Saya tidak bangga akan hasil pemikiran saya sendiri.
43 Saya tidak segan untuk memuji pendengar yang asyik diajak ngobrol.
44 Saya tidak akan mengungkapkan pandangan pribadi saya mengenai berita yang sedang saya bawakan.
45 Kadang saya merasa diri saya sama saja dengan orang kebanyakan, tidak ada yang unik pada diri saya.
46 Terkadang saat sedang membacakan berita gembira, tempo dan volume suara saya tetap datar.
47 Saya minta maaf jika melakukan kesalahan dengan maksud agar tetap terjalin hubungan yang harmonis dengan setiap pendengar.
5
No Pernyataan SS Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
49 Saya berpikir ulang untuk membenarkan setiap pendapat pendengar yang salah.
50 Jika sedang sepi sms/telpon, saya tidak segan meminta pendengar agar mau berpartisipasi dalam siaran saya.
51 Terhadap pendengar yang sok tahu, saya tertantang untuk mendebatnya, agar terbukti mana yang lebih benar.
52 Saya tidak mengatakan salah pada pendapat pendengar yang memang salah, karena takut pendengar berpandangan tidak baik pada saya.
53 Saya bangga dengan kelebihan dan kekurangan saya.
54 Saya lebih memilih langsung memberikan info atau membaca sms daripada memberi kata-kata sapaan saat open-mic.
55 Bentuk penghormatan saya terhadap pendengar yang sedang curhat, terdengar dari volume dan tempo suara saya yang langsung menurun, menyesuaikan suasana hati pendengar.
56 Sebenarnya saya kurang menikmati debat pendapat dengan pendengar saat siaran.
57 Saya menjadi tidak bersemangat menanggapi proses interaktif dengan pendengar yang tidak sesuai dengan target pendengar radio saya.
58 Saya akan menyanggah pendapat pendengar yang tidak sesuai dengan pandangan saya.
59 Saya mau membagi pengalaman cinta pertama saya, saat topik siaran terkait dengan hal tersebut.
60 Saat tidak sengaja menghapus sms yang belum dibacakan, saya akan mencari alasan tertentu untuk menutupi kesalahan itu.
No Pernyataan SS Sangat Setuju
S Setuju
KS Kurang Setuju
TS Tidak Setuju
64 Saya memberikan waktu untuk pendengar mengutarakan pendapatnya.
65 Saya mengatakan dapat merasakan hawa dingin di jalanan, saat hujan deras sedang mengguyur kota.
66 Saya tidak segan memohon partisipasi pendengar dalam suatu diskusi on-air yang saya adakan.
NB : mohon untuk diperiksa ulang, apakah semua pernyataan sudah terisi
dengan benar.
Atas bantuan & kerjasamanya
Tuhan Memberkati