Upload
budhi-santoso
View
249
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN
TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister Sains
Diajukan oleh :
Heru Kuntadi
13893 / IV-2 / 543 / 99
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2004
ii
iii
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu
(Lukas 11 : 9 )
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akn DIA (MASMUR 103:13)
Kupersembahkan Karya ini untuk : Kemuliaan nama Tuhan Papah & Mamahku Istriku Sila dan Anakku Nathanael,
Bersama merekalah kunikmati hidup dan mengalami kebaikan dan keajaiban dari Bapa surgawi.
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, syukur serta segala kemuliaan hanya bagi Allah Bapa di
surga sampai selama-lamanya. Melalui karya ilmiah ini, penulis dapat melihat dan
mengalami betapa baiknya Tuhan serta betapa heran dan indahnya campur tangan
kuasaNya bagi mereka yang mau percaya dan berserah kepadaNya. Segala daya dan
usaha telah banyak dicurahkan dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, akan tetapi
semua hal itu menjadi benar-benar berarti ketika DIA yang memimpin dan yang
menyertai.
Penulisan karya ilmiah ini tidak dapat terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak kepada penulis. Atas semua hal tersebut, penulis tidak akan melupakan
dan mengucapkan banyak terimakasih.
Pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Sumadi
Suryabrata, MA. Eds. yang telah memberikan bimbingan, saran-saran kepada penulis
hingga penulis dapat sampai pada pengertian dan fokus yang jelas dalam penelitian.
Penulis merasa puas dan bangga mendapat kesempatan berada di bawah pengawasan dan
bimbingan dari salah seorang yang mengahayati dan menguasai bidangnya. Ucapan
terimakasih juga penulis berikan kepada Dr. Thomas Dicky Hastjarjo, Drs. Koentjoro,
MBSc., Ph.D. dan Dr. Fatturochman yang telah memberikan saran serta feed back
terhadap tulisan ini. Meskipun kadang-kadang terasa rumit dan cukup keras, akan tetapi
buah pemikiran yang diberikan sangat memperkaya dan mempertajam tulisan ini.
Tidak terlupakan kepada teman-teman seperjuangan, angkatan 1999 dan 2000,
yang dari “jauh” melambaikan tangan mereka dan memberikan applaus kepada penulis
untuk segera menuntaskan tugas yang ada di depan mata : Thanks guys, you look great fr
here, I will miss you”.
Terimakasih secara khusus penulis berikan kepada Ir. Eko Nugroho, Msi. Pria ini
sempat menjadi misteri dan pertanyaan besar bagi penulis. Ide dan prakarsa sehingga
penulis dapat melanjutkan studi di pasca sarjana adalah dari dia. Apa yang telah ia
berikan kepada penulis adalah lebih dari cukup, baik dalam sarana, dorongan, semangat,
doa dan apalagi dalam biaya kuliah, hampir dalam semua kebutuhan dana perkuliahan
dialah yang terlibat secara penuh. Penulis saat ini mulai memahami jawaban pertanyaan
tersebut di atas, yaitu Tuhan sedang memakai hambaNya untuk menyatakan kasih
karunia, berkat, kemurahan kepada penulis. Bapa di surga yang akan membalas segala
ketulusan dan kebaikan Bapak.
Terimakasih buat Papah dan Mamah yang telah menaikan doa serta berjuang di
balik layar demi keberhasilan akan hal ini. Biarlah semua hal ini dapat menjadi sukacita
dan kebanggaan bagi mereka. Khusus untuk Papah, biarlah keberhasilan ini bisa
membuat Papah seolah-olah juga sudah bisa menuntaskan kuliah Papah yang tertunda
pada masa yang lalu. Terimakasih juga buat kakak-kakaku yang tercinta, Tanti, P.
Abraham, Anik, Yose, dan kepada adik-adikku: Eli, Lukas, dik Aan, Yuzak, Dik Os,
Inung, Alfian. Terimakasih buat dukungannya.
Dan, terimakasih dari hatiku yang terdalam buat istriku, Sila, yang telah
mendampingi dengan penuh ketulusan dan menyatakan iman baik dalam perkataan,
perbuatan dan doa dan memberikan dorongan kepada penulis untuk segera
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dan juga untuk anakku Nathanael, yang
kehadirannya memberikan semangat dan sukacita tersendiri. Biarlah ketika ia besar nanti
dan membaca tulisan ini boleh diingatkan bahwa ia pernah tumbuh dalam suasana penuh
iman dan kasih. Kedua pribadi inilah yang paling mengerti ketika penulis tertawa
maupun meneteskan air mata.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terimakasih.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi mereka yang
membutuhkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………… i
Halaman Pernyataan …………………………………………………………... ii
Halaman Pengesahan ………………………………………………………….. iii
Halaman Persembahan ………………………………………………………... iv
Halaman Motto ………………………………………………………………. v
Kata Pengantar ………………………………………………………………. vi
Daftar Isi ……………………………………………………………………... ix
Daftar Lampiran ………………………………………………………………. xii
Daftar Tabel ……….…………………………………………………………... xiii
Daftar Gambar ……………….………………………………………………... xiv
Inti Sari ………………………………………………………………………... xv
Abstract ……………………………………………………………………….. xvi
Bab1. PENGANTAR ………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1
B, Perumusan Masalah …………………………………………………. 7
C. Tujuan Penelitian ………………………….………………………… 8
D. Keaslian Penelitian ……………………………...…………………… 8
E. Manfaat Penelitian ……………………………………...……………. 10
Bab II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………... …….. 11
A. Pengambilan Keputusan ……………………………………………… 11
1. Pengertian Pengambilan Keputusan………………………………. 11
2. Proses Pengambilan Keputusan ………………………………. 12
v
3. Faktor-Faktor yang menpengaruh Pengambilan Keputusan ……… 15
B. Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………………….. 17
1. Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan …… …………………... 17
2. Gaya Pengambilan Keputusan Rasional………………………….... 20
3. Gaya Pengambilan Keputusan Intuitif……………………………. 21
C. Tipe Kepribadian……………………………………………………….. 24
1. Pengertian Kepribadian…………………………………………….. 24
2. Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert………………………….. 27
3. Faktor-faktor Dasar Kepribadian Extrovert dan Introvert………….. 31
D. Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian ………………... 32
E. Hipotesis……………………………………………………………….. 38
Bab III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 39
A. Identifikasi Variabel Penelitian …..……………………………………39
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………………………39
C. Subyek Penelitian……………………………………………………….41
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………… 42
E. Uji Coba dan Hasil UjiCoba……………………………………………47
F. Jalannya Penelitian…………………………………………………… .53
G. Metode Analisa Data………………………………………………… 55
Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………. 57
A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 57
1. Deskripsi Data Penelitian……………………………………… 57
a. Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………… 57
vi
b. Tipe Kepribadian…...………………………………………… 58
2. Hasil Uji Asumsi…………………………………………………60
a. Uji Normalitas Sebaran………………………………… 60
b. Homogenitas Variansi……………………………………61
3. Hasil Uji Hipotesa………………………………………………..62
B. Pembahasan……………………………………………………………66
1. Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan Antara
Orang Extrovert dan Introvert……………………………………66
2. Kecenderungan Gaya Pengambilan Keputusan
Yang Dimiliki Oleh Orang Extrovert dan Introvert……………...67
Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….71
A. KESIMPULAN…..…………………………………………………..71
B. SARAN………………………………………………………………72
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………74
LAMPIRAN –LAMPIRAN…………………………………………………… 78
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Hal
1. Data Mentah Skala Extrovert –Introvert…………………………………………. 78
2. Data Mentah Skala Gaya Pengambilan Keputusan………………………………….. 80
3. Uji coba Validitas dan Reliabilitas Skala Gaya Pengambilan Keputusan……………81
4. Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Skala Extrovert-Introvert………………………..82
5. Validitas dan Reliabilitas Skala Gaya pengambilan Keputusan Terpakai……………84
6. Validitas dan Reliabilitas Skala Extrovert-Introvert Terpakai…………... …………85
7. Uji Asumsi : Normalitas Sebaran………………………………………………… 87
8. Uji asumsi : Homogenitas Varian ……………………………………………… 93
\9. Uji Hipotesis : ANOVA I ……………………………………………………… 95
10. Uji ANOVA II ………………………………………………………………… 96
11. Uji ANOVA III ………………………………………………………………. 97
12. Skala Uji Coba Extrovert – Introvert …………………………………………. 98
13. Skala Uji Coba Gaya Pengambilan Keputusan ……………………………… 103
14. Skala Extrovert-Introvert Terpakai ………….. ……………………………… 106
15. Skala Gaya Pengambilan Keputusan Terpakai ……………………………… 110
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal 1. Kisi-Kisi Skala Gaya Pengambilan Keputusan ………………………………… 44 2. Kisi-Kisi Skala Extrovert –Introvert …………………………………………… 47 3. Kisi-Kisi Butir Gugur dan Valid Skala Gaya Pengambilan Keputusan ……….. 52 4.Kisi-Kisi Butir Gugur dan Valid Skala Extrovert – Intrvert ……………………. 52 5. Distribusi Subyek Berdasar Gaya Pengambilan Keputusan ……………………. 58 6. Distribusi Subyek berdasar Kecenderungan Tipe Kepribadian …………………. 60 7. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran Variabel Penelitian ……………….. 61 8. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variabel Gaya Pengambilan Keputusan ….. 62 9. Rangkuman ANOVA ……………………………………………………………. 64 10. Rangkuman ANOVA ………………………………………………………… 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal 1. Alur Uji Coba dan Analisis Terhadap Skala Penelitian…………………………….. 51 2. Alur Analisis Data ………………………………………………………………... 56
x
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN
Heru Kuntadi Program Studi Pskologi
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert. Subyek penelitian berjumlah 75 orang, diambil atau dipilih dengan kriteria tertentu atau purposive sampling, yaitu berusia antara 25 tahun sampai dengan 50 tahun, sudah menikah, sudah bekerja dan semua subyek tinggal di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan dalam gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh subyek berkecenderungan tipe extrovert dan introvert, (2) kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert cenderung melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif (3) kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert cenderung melakukan gaya pengambilan keputusan rasional. Kata kunci : gaya pengambilan keputusan, tipe kepribadian, kecenderungan.
xi
DECISION MAKING STYLE VIEWED WITH PERSONALITY TYPE
Heru Kuntadi
Graduate Program of Gadjah Mada University
ABSTRACT The purpose of this study was to find-out the difference of decision making style taken by people who have tendency of extroversion and that of introversion personality type. There were 75 participants in this study, choosen with spesific criteria or purposive sampling, is that 25 to 50 years old, married, worked and living in Yogyakarta. Result of this study showed that : (1) there was significant difference of decision making style taken by people who have tendency of extroversion and that of introversion personality type (p=.002) , (2) Group of participants who have tendency of extroversion personality type tended to do the intuitive decision making style (F=6.143, p=.019), (3) group of participants who have tendency of introversion personality type tended to do the rational decision making style ( F = 62.100, p=.000) . Keywords : decision making style, personality type, tendency
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Permasalahan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia menghadapi berbagai pilihan-
pilihan. Manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki variasi dalam
keanekaragaman pilihan-pilihan yang dihadapi. Aktivitas atau kegiatan seseorang
pada dasarnya adalah tindakan untuk menentukan salah satu atau sejumlah pilihan
dari beberapa alternatif yang dihadapinya (Barlett, 1980). Individu dihadapkan
dengan beberapa alternatif untuk dipilah-pilah atau dikaji dan mulai menentukan
alternatif mana yang sesuai atau mendatangkan manfaat bagi dirinya. Hal ini
merupakan sebagian dari pokok pikiran yang disampaikan dalam the real life
choise theory (Gladwin, 1980).
Menurut teori tersebut, apabila seseorang melakukan suatu aktivitas
tertentu berarti ia telah melewati suatu tahapan pemilihan dari beberapa alternatif
yang ada di hadapannya. Jadi, apabila seseorang pergi berbelanja ke suatu
supermarket, maka ia telah melewati tahap pemilihan terhadap beberapa alternatif.
Kemungkinan sebelum pergi berbelanja ke supermarket, ia juga menghadapi
pilihan lain, misalnya pergi ke salon, menjenguk cucu, menonton telenovela,
menelpon seseorang, membaca koran, atau bersantai di atas sofa. Dari beberapa
alternatif tersebut ia memilih untuk pergi berbelanja ke supermarket. Hal ini
dipilih karena dipandang lebih sesuai dan mendatangkan manfaat bagi dirinya saat
itu. Sangat dimungkinkan pilihan yang diambil oleh orang tersebut merupakan
2
pilihan yang tidak sesuai dan tidak bermanfaat bagi orang lain. Kemungkinan
orang lain tersebut akan memilih beristirahat di atas sofa atau menonton
televovela. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa pilihan yang diambil oleh
seseorang terkait dengan kondisi internal seseorang.
Erat terkait dengan pembahasan di atas adalah masalah pengambilan
keputusan atau decision making. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas
sehari-hari yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang baik disadari maupun
tidak disadari. Pada saat orang harus memilih, mempertimbangkan, menaksir dan
memprediksi sesuatu maka berarti ia berada dalam situasi pengambilan keputusan
(Matlin, 1998).
Studi tentang pengambilan keputusan telah banyak dilakukan orang dari
pelbagai disiplin ilmu. Decision making telah menjadi perhatian yang cukup lama
baik dalam pengembangan teori ataupun penelitian dalam Psikologi sosial. Dalam
kancah Psikologi, biasanya studi tentang pengambilan keputusan dikaitkan
dengan pengaruh persepsi, ingatan, pola pikir, emosi dan karakteristik kepribadian
(Wolman, 1997).
Menurut Chang (dalam, Kuntadi, 1996), dalam kehidupan sehari-hari
individu sering berada dalam situasi pengambilan keputusan yang ditandai dengan
adanya permasalahan dan beberapa alternatif atau pilihan yang harus diambilnya.
Pilihan-pilihan tersebut merupakan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam
menentukan pilihan yang diambil maka individu harus melakukan perhitungan,
analisa dan perkiraan terhadap serangkaian alternatif tersebut. Alternatif yang
mendatangkan manfaat dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian akan
3
diambil, sementara alternatif yang merugikan akan dihindari atau diabaikan.
Menurut Chang, proses pemilihan atau penentuan alternatif pemecahan masalah
terhadap beberapa alternatif yang ada merupakan inti dari proses pengambilan
keputusan. Proses pengambilan keputusan ini meliputi semua aspek kegiatan
individu, baik dalam kegiatan rutinitas maupun permasalahan yang penting dalam
diri individu, namun seringkali dalam kajian ilmiah tentang pengambilan
keputusan perhatian terutama ditujukan pada proses pengambilan keputusan yang
penting dalam kehidupan seseorang (Siagian, 1991).
Dalam hal pengambilan keputusan ternyata ditemukan bahwa tidak semua
individu melakukan pendekatan dengan cara yang sama dalam mengambil
keputusan. Jadi ada gaya yang berbeda-beda dalam pengambilan keputusan
(Birgham Young University, 1999). Gaya pengambilan keputusan dapat
didefinisikan sebagai cara unik seseorang dalam membuat keputusan-keputusan
penting dalam hidupnya. Tanpa memperhatikan keputusan apa yang dibuat, tiap
orang mempunyai cara unik untuk mengambil keputusan. Tidak ada satupun cara
terbaik yang dapat berlaku bagi semua orang. Setiap orang belajar mengandalkan
suatu cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya
(Harren, dkk.,1978).
Berdasarkan hal tersebut, maka berarti tiap orang memiliki cara atau gaya
tersendiri dalam mengambil keputusan. Gaya pengambilan keputusan menjadi
bersifat unik dan khas bagi individu-individu. Harren, (dalam Bruce & Scott,
1999) mengajukan skema klasifikasi gaya pengambilan keputusan yang mencakup
dua (2) kategori yang berseberangan dengan tajam berkenaan dengan
4
pengumpulan informasi dan evaluasi informasi, yaitu gaya pengambilan
keputusan rasional dan intuitif. Gaya pengambilan keputusan rasional bercirikan
kepastian, kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, sistematis, kepercayaan
diri tinggi, cenderung menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi. Gaya intuitif
lebih mengandalkan fantasi, perasaan, kesadaran emosional, kadang-kadang
impulsif, cepat mengambil keputusan, banyak dipengaruhi oleh dorongan
emosional.
Gaya pengambilan keputusan juga dapat dipahami sebagai cara respon
yang dipelajari atau dibiasakan dan melalui hal ini, individu melakukan
pendekatan dan mengambil keputusan (Bruce & Scott, 1999). Dari hal ini nampak
bahwa gaya pengambilan keputusan terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan
dalam kurun waktu tertentu atau dibiasakan.
Telah disebutkan di atas bahwa pengambilan keputusan juga dipengaruhi
oleh karakteristik kepribadian seseorang (Wolman,1977). Tiap individu memiliki
cara unik dalam melakukan pendekatan dan mengambil keputusan, sehingga cara-
cara unik tersebut menjadi gaya pengambilan keputusan bagi masing-masing
individu. Berdasarkan hal ini, maka dapat diajukan suatu pertanyaan yang relevan,
yaitu apakah ada hubungan atau keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan
dan karakteristik kepribadian.
Masalah kepribadian telah menjadi bahan perbincangan dan penelitian
atau bahkan polemik ilmiah di antara para ahli Psikologi. Hal ini mengingat
kepribadian merupakan masalah yang kompleks. Para ahli sebagian besar sepakat
bahwa aspek kepribadian menjadi aspek penentu keunikan dan menentukan warna
5
khas individu yang satu dengan yang lain (Suryabrata, 2000). Kepribadian
merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Istilah menentukan ini berarti sangat mempengaruhi perbuatan-perbuatan yang
dilakukan individu atau perilakunya (Allport, dalam Suryabrata, 1998). Batasan
yang lain menyatakan bahwa kepribadian dapat dilihat sebagai integrasi dari
aspek kognitif, afektif, konatif dan karakteristik fisik individu . Kepribadian juga
dipandang sebagai motif perilaku atau sistem berperilaku (Roback, dalam
Bischof, 1970).
Bersamaan dengan berjalannya waktu, minat para ahli Psikologi terhadap
penemuan ilmiah tentang perbedaan kepribadian antar individu juga semakin
besar. Para ahli mulai banyak mempelajari dan meneliti perbedaan atau tipologi
kepribadian manusia. Berdasarkan penemuan-penemuan tentang perbedaan
kepribadian manusia ini, para ahli juga mulai meneliti lebih dalam lagi, yaitu
pengaruh perbedaan kepribadian tersebut bagi perilaku seseorang (Smith &
Anderson, 1986) Penelitian seperti ini ternyata mendatangkan manfaat praktis
yang besar, kemudian para ahli mulai menyusun teori maupun tes atau alat ukur
untuk menentukan perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan yang
lainnya (Suryabrata, 1998).
Salah satu penemuan ilmiah berkaitan dengan hal tersebut di atas adalah
tipologi yang diajukan oleh Jung, yaitu membedakan kepribadian seseorang ke
dalam dua tipe kepribadian : introvert dan extravert. Tipe kepribadian ini
kemudian oleh Eysenck dikembangkan lebih lanjut. Eysenck membedakan
6
kepribadian dalam dua tipe, yaitu introvert dan extravert, untuk menyatakan
adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan dalam tingkah
laku (Suherman,M., R.A. & Yuanita, R., 2000).
Menurut Jung (dalam Hall & Lindsay, 1999), individu yang bertipe
kepribadian introvert orientasi jiwanya terarah ke dalam dirinya, suka menyendiri,
menjaga jarak terhadap orang lain, cenderung pemalu, membutuhkan waktu agak
lama dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak mudah percaya pada
impuls seketika, tidak menyukai perangsangan, suka hidup teratur, perasaannya di
bawah kontrol yang ketat, agak pesimis dan menjunjung nilai-nilai etis. Individu
yang bertipe kepribadian extrovert orientasi jiwanya terarah ke luar dirinya,
bersifat sosiabel, membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara dan tidak
menyukai aktifitas menyendiri, menyukai perangsangan, menyukai tindakan
berisiko secara tiba-tiba, umumnya bersifat impulsive, menyukai perubahan,
cenderung agresif dan perasaannya tidak di bawah kontrol yang ketat.
Eysenck melihat bahwa tiap individu memiliki atau tergolong dalam salah
satu tipe kepribadian tersebut. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa tipe kepribadian
ekstravert – intravert ini untuk menyatakan adanya perbedaan-perbedaan reaksi
terhadap lingkungan, sekaligus menggambarkan keunikan individu dalam
beringkah laku terhadap suatu stimulus sebagai perwujudan karakter,
temperamen, fisik dan kognitif individu (Suherman & Yuanita, 2000).
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka diketahui bahwa tipe
kepribadian seseorang akan sangat berpengaruh dalam penentuan pola perilaku
7
tertentu dalam menghadapi stimulus-stimulus. Hal ini juga berlaku dalam masalah
gaya pengambilan keputusan (decision- making style).
B. Perumusan Masalah
Telah dikatakan di atas bahwa tiap individu memiliki cara-cara yang unik
dalam melakukan pendekatan dan mengambil keputusan. Tiap individu memilki
gaya masing-masing dalam pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan
ini merupakan keunikan masing-masing individu.
Tipe kepribadian merupakan penggolongan-penggolongan yang dilakukan
oleh para ahli Psikologi dengan pengertian bahwa tiap individu memiliki ciri-ciri
kepribadian tertentu yang unik yang membedakan dirinya dengan orang lain. Tipe
kepribadian extravert-intravert yang dikemukakan oleh Eysenck ini merupakan
salah satu contoh dari tipologi kepribadian yang telah dilakukan oleh para ahli
Psikologi.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas dapat ditarik kesamaan, yaitu baik
gaya pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian masing-masing meupakan
keunikan yang dimiliki oleh individu. Adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada perbedaan antara gaya pengambilan keputusan
yang diambil atau dilakukan oleh orang yang berkecenderungan tipe kepribadian
extrovert dan introvert.
8
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan gaya
pengambilan keputusan yang diambil oleh orang yang berkecenderungan tipe
kepribadian exrovert dan introvert.
D. Keaslian Penelitian
Sebatas pengetahuan penulis, belum pernah dilakukan penelitian yang
secara khusus berusaha melihat perbedaan gaya pengambilan keputusan yang
diambil oleh orang yang bekecenderungan tipe kepribadian extrovert dan
introvert, ataupun yang berusaha melihat hubungan antara gaya pengambilan
keputusan (decision-making style) dan tipe kepribadian (extravert-intravert),
namun ada beberapa penelitian ilmiah tentang gaya pengambilan keputusan
maupun tentang tipe kepribadian extrovert-introvert yang pernah dilakukan.
Sebagai contoh, Bruce dan Scott (1999) pernah melakukan penelitian yang
berusaha mengkaitkan antara gaya pengambilan keputusan dan pengaruhnya
terhadap mutasi atau pepindahan pekejaan seseorang. Dalam penelitian tersebut
ditemukan bahwa orang dengan gaya pengambilan keputusan rasional lebih
terarah dan efektif dalam menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya yang baru
maupun keputusan untuk memasuki posisi kerja yang baru, sedangkan orang
dengan gaya pengambilan keputusan intuitif dan dependen cenderung pasif dan
tergantung kepada orang lain.
Penelitian lain berusaha mengkaitkan pengaruh gaya berpikir (cognitive
style) terhadap gaya pengambilan keputusan (Harren, 1978). Hasil dari penelitian
ini yaitu orang yang memiliki gaya berpikir secara menyeluruh atau umum
9
cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan yang rasional, sementara orang
dengan gaya berpikir spatial atau sebagian cenderung memiliki gaya pengambilan
keputusan intuitif. Sementara itu, penelitian lain yang serupa yaitu berusaha
mengkaitkan gaya pengambilan keputusan dan pemecahan masalah pekerjaan
(Susan, dkk., 1984). Adapun kesimpulan dari penelitian ini, yaitu orang dengan
gaya pengambilan keputusan intuitif cenderung pesimis dan menyukai status quo,
dan orang dengan gaya pengambilan keputusan yang rasional lebih cepat
menemukan solusi dan aktif.
Penelitian ilmiah berkaitan dengan tipe kepribadian Eysenck (extravert-
intravert) yang pernah dilakukan antara lain penelitian mengenai hubungan
antara trait (extravert-intravert) dan social stereotypes (Andersen S.M. &
Klatzky, 1987). Penelitian yang lain adalah mengenai penampilan klien bertipe
extravert dan intravert pada saat mengungkapkan rasa depresinya atau stress-nya.
Klien bertipe extravert nampak lebih ekspresif dan lebih menampakan kondisi
depresi, sementara itu klien bertipe intravert tidak ekspresif dan cenderung stabil
atau tidak begitu kelihatan sympton depresinya (Nocita & Stiles, 1986). Sugijanto
dan Adijanti (1983) pernah melakukan penelitian tentang penalaran verbal dan
abstrak orang bertipe introvert dan extrovert, sementara itu juga pernah dilakukan
penelitian yang mengkaitkan kecenderungan kecanduan cybersex dan tipe
kepribadian extrovert dan introvert(Haryanti, 2001). Adapun hasil penelitian ini
yaitu orang bertipe introvert memiliki kecenderungan kecanduan cybersex yang
lebih tinggi dibandingkan orang bertipe extrovert.
10
Pemaparan penelitian-penelitian ilmiah yang pernah dilakukan tersebut di
atas adalah beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan masalah gaya
pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian Eysenck (extravert-intarvert),
namun dari beberapa penelitian tersebut dan sebatas pengetahuan penulis belum
ada penelitian yang secara khusus membahas hubungan antara gaya pengambilan
keputusan dan tipe kepribadian Eysenck ini.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh individu yang
memiliki kecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert. Obyek kajian
Psikologi amat luas dan beranekaragam, sehingga sangat dimungkinkan adanya
penemuan-penemuan baru baik yang bersifat teoritik maupun terapan. Manfaat
yang dapat diharapkan dengan penelitian ini adalah:
1. Menambah kekayaan kajian ilmu Psikologi, mengingat ruang lingkup ilmu
Psikologi yang sangat luas .
2. Menambah kuantitas serta kualitas sumber referensi Psikologi, sehingga
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin mempelajari
hal yang sama atau yang terkait.
3. Penelitian ini masih terbatas dalam beberapa hal, karena itu penelitian ini dapat
menjadi perangsang bagi munculnya penelitian lain yang lebih komprehensif.
4. Bagi para pemerhati dan para praktisi yang ingin mendalami masalah
pengambilan keputusan dan tipe kepribadian, kiranya penelitian ini dapat
memberikan pencerahan baik bersifat teoritik atau terapan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan telah menjadi perhatian yang cukup luas baik
dalam pengembangan teori atau penelitian dalam Psikologi sosial (Wolman,
1977). Bagi penelitian sosial, pengambilan keputusan baik pada tingkat individu
maupun pada tingkat kelompok menjadi daerah penelitian yang penting
(Hofsteede, 1971). Hal ini memang terbukti dengan adanya studi-studi tentang
pengambilan keputusan yang sudah banyak dilakukan oleh orang dari pelbagai
latar belakang disiplin ilmu. Dalam bidang Psikologi biasanya studi pengambilan
keputusan ini banyak dikaitkan dengan pengaruh persepsi, ingatan, pola berpikir,
proses kognisi, emosi dan variabel-variabel kepribadian seseorang terhadap
keputusan yang diambilnya (Suharman, 1999).
Menurut Mckeachie (1986), pengambilan keputusan adalah
pertimbangan beberapa tujuan dan pengukuran atas kemungkinan keberhasilan
dari beberapa alternatif yang diketahui. William Biddle (dalam Hofsteede, 1971)
menyatakan bahwa pengambilan keputusan sebagai selection of proposed action
to solve the problem, yaitu suatu pilihan dari tindakan yang ditawarkan untuk
memecahkan persoalan. Hal yang senada dengan pernyataan tersebut, yaitu
pengambilan keputusan diartikan sebagai pembuatan pilihan atas dua atau lebih
alternatif yang ada. Pengambilan keputusan ini terjadi sebagai reaksi terhadap
12
suatu masalah . Ada kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang
diinginkan, dan hal ini menuntut pertimbangan arah tindakan yang dipilih
(Robbins, 1996).
Seseorang yang telah mengambil keputusan, dengan demikian dapat
diartikan ia telah melakukan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang
ditawarkan kepadanya. Hal yang tidak dapat dipungkiri adalah kemungkinan atau
pilihan yang tersedia bagi tindakan itu dibatasi oleh kondisi dan kemampuan
orang-perorangan, lingkungan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan
aspek psikologis (Roepke, 1982).
Siahaan (1992) memberikan batasan pengambilan keputusan sebagai
pemilihan terhadap obyek perilaku tertentu dari dua alternatif atau lebih. Batasan
yang lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan diartikan sebagai proses
berpikir dan bertindak yang diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu (Dunette,
1976). Definisi yang diberikan oleh Dunette ini nampak lebih menekankan adanya
keterkaitan antara proses berpikir seseorang dengan perbuatan yang
dilakukannya.
Chang (1972) menyatakan hal yang hampir sama dengan batasan di atas,
yaitu bahwa pengambilan keputusan tidak hanya meliputi proses kognisi dan
afeksi saja, melainkan juga meliputi perilaku seseorang. Pengambilan keputusan
yang diambil oleh seseorang akan mengontrol tindakannya. Berdasarkan hal
tersebut dapat ditafsirkan perilaku seseorang merupakan produk dari keputusan
yang diambil. Simatupang (1986) mengatakan pada saat seseorang sedang
melakukan analisa, mempertimbangkan serta melibatkan emosinya maka orang
13
lain tidak bisa melihatnya, sedangkan pada saat ia melakukan suatu perilaku
tertentu sebagai hasil dari keputusan yang diambilnya maka orang lain baru bisa
melihatnya. Jadi memahami pengambilan keputusan yang telah diambil seseorang
seharusnya melihat dari sisi yang “bisa dilihat” dan dari sisi yang “tidak bisa
dilihat”.
Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa pengambilan
keputusan itu berkaitan dengan alternatif yang dihadapi individu (terutama
pemecahan masalah) dan pilihan yang diambil individu terhadap alternatif yang
ada. Setiap individu memiliki kondisi yang berbeda-beda, hal ini mempengaruhi
atau ikut menentukan pilihan yang ada pada individu.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Memilih dan mengambil keputusan merupakan dua tindakan yang sangat
erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam sepanjang hidupnya manusia
selalu diperhadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif dan pengambilan
keputusan (Simatupang, 1986). Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yang
menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat
pilihan-pilihan di antara sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya
berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian masalah (Gladwin, 1980).
Pengambilan keputusan akan lebih dipahami apabila melihat bahwa pengambilan
keputusan itu melewati suatu proses pengambilan keputusan. Erat terkait dengan
proses pengambilan keputusan ini adalah situasi pengambilan keputusan (Matlin,
1998).
14
Situasi pengambilan keputusan adalah situasi atau kondisi di mana
seseorang harus mempertimbangkan, berpikir, menaksir, memilih dan
memprediksi sesuatu (Matlin, 1998). Pilihan atau alternatif yang dihadapi oleh
setiap orang seringkali berlainan, demikian pula dalam hal akibat, risiko maupun
keuntungan dari pilihan yang diambilnya. Hal seperti ini jelas sekali pada
gilirannya akan membuat situasi pengambilan keputusan antara individu yang satu
dengan individu yang lain akan berbeda. Matlin (1998), pada penjelasan
berikutnya, juga menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan yang dihadapi
seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan keputusan
. Tahap berikutnya setelah seseorang berada dalam situasi pengambilan
keputusan adalah tindakan untuk memprtimbangkan, menganalisa, melakukan
prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif yang ada. Dalam tahap ini
reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi
masing-masing individu. Ada beberapa individu dapat segera menentukan sikap
terhadap pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada individu lain yang
nampak mengalami kesulitan untuk menentukan sikap mereka. Tahap ini dapat
disebut sebagai tahap penentuan keberhasilan dari suatu proses pengambilan
keputusan (Matlin, 1998).
Berdasarkan penjelasan singkat di atas diketahui bahwa proses
pengambilan keputusan itu diawali ketika seseorang berada dalam situasi
pengambilan keputusan. Hal yang lain adalah bahwa situasi pengambilan
keputusan antar individu bisa berlainan, karena pilihan atau alternatif yang
dihadapi individu juga berlainan dan hal ini akan mempengaruhi proses
15
pengambilan keputusan. Penanganan yang tepat terhadap situasi pengambilan
keputusan juga akan menentukan keberhasilan suatu proses pengambilan
keputusan. Situasi pengambilan keputusan terjadi atau muncul dalam diri
seseorang ketika ia diperhadapkan dengan permasalahan dan beberapa alternatif
atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya. Selanjutnya, dari beberapa
alternatif jawaban tersebut , ia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir,
memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan terhadap
alternatif yang ada merupakan tahap penting dalam proses pengambilan
keputusan.
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menarik sekali untuk mengetahui apakah yang dapat mempengaruhi
suatu proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan
proses wajar yang dialami oleh individu. Dalam prakteknya ternyata ada beberapa
hal yang bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Siagian (1991)
menyatakan bahwa ada aspek-aspek tertentu bersifat internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Adapun aspek internal
tersebut antara lain :
a. pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin
luas pengetahuan seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
b. Aspek kepribadian
Aspek kepribadian ini tidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya
bagi pengambilan keputusan.
16
Aspek eksternal dalam pengambilan keputusan, antara lain :
a. Kultur
Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu.
Hal ini berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
b. Orang lain
Orang lain dalam hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat
contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat ) dalam melakukan
pengambilan keputusan. Sedikit banyak perilaku orang lain dalam mengambil
keputusan pada gilirannya juga berpengaruh pada perilkau individu dalam
mengambil keputusan.
Arroba (1998) menyatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang, antara lain :
1. Informasi yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi
2. Tingkat pendidikan
3. Personality
4. Coping , dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait
dengan permasalahan (proses adaptasi).
5. culture
Pada penelitian ini tidak dilakukan pembahasan pada semua aspek yang ber-
pengaruh terhadap pengambilan keputusan (seperti tersebut di atas), namun tanpa
bermaksud menolak atau meniadakan aspek-aspek pengaruh tersebut , penelitian
ini akan secara khusus mengupas keterkaitan aspek kepribadian terhadap proses
pengambilan keputusan.
17
Berdasarkan beberapa batasan atau pengertian tentang pengambilan
keputusan yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat diberikan beberapa pokok
atau point penting berkaitan dengan masalah pengambilan keputusan. Pertama,
bahwa pengambilan keputusan seringkali berkaitan dengan munculnya
permasalahan. Individu yang satu dengan individu yang lain tentu saja memiliki
permasalahan yang berlainan, hal ini akan membuat pengambilan keputusan
menjadi beragam antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kedua, sebelum
suatu keputusan diambil, seseorang akan menghadapi apa yang disebut oleh
Matlin sebagai situasi pengambilan keputusan. Dalam kondisi ini individu
melakukan pertimbangan, berpikir, menaksir, memprediksi dan melakukan
pemilihan terhadap sejumlah alternatif yang ada. Ketiga, pengambilan keputusan
tidak hanya meliputi proses kognisi dan afeksi saja, melainkan juga meliputi
perilaku seseorang. Pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang akan
mengontrol tindakannya. Berdasarkan hal tersebut dapat ditafsirkan perilaku
seseorang merupakan produk dari keputusan yang diambil. Keempat, proses
pengambilan keputusan ternyata juga dipengaruhi oleh aspek kepribadian
seseorang.
B. Gaya pengambilan Keputusan
1. Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan
Salah satu pengertian penting berkaitan dengan masalah pengambilan
keputusan ini, yaitu dalam aktifitas sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari
proses pengambilan keputusan (Matlin, 1998). Pengertian penting lainnya yaitu
18
berkaitan dengan keunikan atau keanekaragaman pengambilan keputusan antara
individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam hal mengambil keputusan,
antar individu yang satu dengan individu yang lain melakukan pendekatan dengan
cara yang tidak sama. Jadi ada gaya yang berbeda-beda antar individu yang satu
dengan yang lain dalam melakukan pengambilan keputusan (Brigham Young
University, 1999).
Gaya pengambilan keputusan dipahami sebagai cara respon yang
dipelajari atau dibiasakan dimana melaluinya individu melakukan pendekatan dan
melakukan pengambilan keputusan ( Bruce & Scott, 1999). Batasan yang lain
menyatakan bahwa gaya pengambilan keputusan adalah cara-cara unik yang
dilakukan seseorang di dalam membuat keputusan-keputusan penting dalam
hidupnya (Harren, 1980). Dalam penjelasan berikutnya, Harren (1980) juga
menyatakan bahwa tanpa memperhatikan keputusan-keputusan yang dibuatnya,
tiap-tiap orang mempunyai cara unik untuk mengambil keputusan. Tidak ada
satupun cara terbaik yang dapat berlaku bagi semua orang. Setiap orang belajar
mengandalkan suatu cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai pengalamannya.
Berdasarkan batasan-batasan tentang gaya pengambilan keputusan ini, maka
diketahui bahwa gaya pengambilan keputusan ini bersifat individual, yaitu terkait
dengan kondisi masing-masing individu. Hal ini jelas ikut menentukan gaya
pengambilan keputusan yang dimiliki seseorang.
Harren, dkk. (1978) membedakan pengambilan keputusan ke dalam dua
(2) gaya pengambilan keputusan yang berseberangan yaitu gaya rasional dan
intuitif Penggolongan dua gaya ini di dasarkan atas:
19
a. Tingkat individu dalam menggunakan strategi pengambilan keputusan
yang bersifat logis berlawanan dengan strategi pengambilan keputusan
yang bersifat emosional.
b. Cara individu dalam mengolah dan menanggapi informasi serta
melakukan evaluasi dalam situasi pengambilan keputusan.
Pada penelitian selanjutnya Harren, dkk. (1978) menemukan bahwa ada
dimensi ketiga yang muncul dalam gaya pengambilan keputusan, yaitu gaya
pengambilan keputusan dependen, yaitu individu yang menghindari tugas
pengambilan keputusan dan menyerahkan pada orang lain untuk mengambil
keputusan. Namun dalam penelitian empiris yang dilakukan setelah penemuan
tersebut, Harren kembali menunjukan bahwa gaya pengambilan keputusan
dependen ini bersifat independen atau terpisah dari gaya pengambilan keputusan
rasional dan intuitif (dalam Bruce & Scott, 1999). Mengingat akan hal ini, maka
dalam penelitian ini akan digunakan dua dimensi gaya pengambilan keputusan
yang telah dikemukakan oleh Harren, dkk. (1978), yaitu gaya pengambilan
keputusan rasional dan intuitif.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam
hal melakukan pengambilan keputusan, individu dapat digolongkan kepada salah
satu gaya pengambilan keputusan. Setiap cara atau gaya pengambilan keputusan
merupakan cara yang terbaik bagi masing-masing individu. Hal ini sekaligus
memperlihatkan eksistensi gaya pengambilan keputusan sebagai keunikan
individual. Berikut ini akan dipaparkan secara ringkas mengenai masing-masing
20
gaya pengambilan keputusan tersebut agar dapat dicapai pemahaman yang
semakin baik.
2. Gaya Pengambilan Keputusan Rasional
Harren, dkk. (1978) menyatakan bahwa gaya pengambilan keputusan
rasional ini bercirikan adanya kepastian atau mengejar hal-hal yang eksak dan
masuk akal, kemampuan yang tinggi dalam perencanaan, kepercayaan diri yang
tinggi, cenderung menyelesaikan tugas dengan kontrol tinggi. Berdasarkan hal ini
diketahui bahwa individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional cenderung
berusaha untuk merumuskan pengambilan keputusan dengan banyak
menitikberatkan pada penalaran rasional. Hal-hal yang tidak masuk akal dan
berkaitan dengan emosi, perasaan maupun fantasi tidak begitu dihiraukan, akan
tetapi hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan yang matang, perhitungan yang
cermat, prediksi yang masuk akal dan pemikiran yang rasional tampak menonjol
dalam individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional ini. Mereka adalah
tergolong orang yang tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan
Individu dengan gaya pengambilan keputusan rasional ini dapat menekan dan
mengesampingkan hal-hal yang bersifat emosional dalam proses pengambilan
keputusan (Phillips, dkk., 1984).
Bruce dan Scott (1999) menyatakan bahwa proses pengambilan
keputusan berkaitan dengan masalah pengumpulan dan evaluasi informasi. Keen
dalam disertasinya (dalam Bruce dan Scott, 1999), menunjukan bahwa pengumpul
informasi yang sistematis, terarah lebih memungkinkan menjadi evaluator
informasi yang rasional, sementara itu pengumpul informasi yang lebih banyak
21
melibatkan perasaan atau hal-hal yang bersifat emosional lebih memungkinkan
menjadi evaluator informasi intuitif. Sekali lagi diketahui bahwa gaya
pengambilan keputusan rasional menitikberatkan pada penalaran yang sistematis,
terarah dan masuk akal. Robbins (1996) menyatakan secara sosial gaya
pengambilan keputusan yang rasional ini lebih banyak diterima dibanding yang
lainnya, apalagi di masyarakat maju yang lebih banyak menaruh perhatian pada
hal-hal yang rasional.
Mengacu pada uraian tersebut, penulis berkesimpulan seorang yang
memiliki gaya pengambilan keputusan rasional cenderung mengarahkan dirinya
pada hal-hal yang masuk akal dan menekan hal yang bersumber pada aspek
emosional.
3. Gaya Pengambilan Keputusan Intuitif
Gaya pengambilan keputusan intuitif ini lebih mengandalkan perasaan,
kesadaran emosional, fantasi, kadang-kadang bersifat impulsif, cepat mengambil
keputusan (Harren, dkk., 1978). Pengambilan keputusan intuitif adalah suatu
proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. Dalam
hal ini tidak berarti analisa rasional sama sekali tidak berjalan, lebih tepatnya
antara faktor emosional, fantasi dan rasional saling melengkapi. Hanya saja aspek
emosional lebih dominan (Robbins, 1996).
Robbins (1996) mengidentifikasikan ada delapan kondisi yang
memungkinkan orang menggunakan pengambilan keputusan intuitif, yaitu:
a. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi
b. Bila hanya ada sedikit precedent untuk diikuti
22
c. Bila hal-hal yang dihadapi kurang dapat diramalkan secara ilmiah
d. Bila fakta-fakta yang terkait terbatas
e. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukan jalan untuk diikuti
f. Bila data analisis kurang berguna
g. Bila ada beberapa penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk
dipilih dari antaranya dengan argumen yang baik untuk masing-masing
h. Bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera mengambil
keputusan yang tepat
Dalam masyarakat maju seperti Amerika, Inggris dan beberapa negara
maju lainnya yang sangat menjunjung tinggi analisa rasional, ternyata
pengambilan keputusan intuitif ini masih banyak dilakukan, namun orang yang
melakukan cenderung tidak mengakui bahwa mereka melakukan demikian. Hal
ini karena gaya pengambilan keputusan rasional lebih diinginkan dan diterima
dalam masyarakat. Berbeda dengan analisa rasional, orang yang melakukan
pengambilan keputusan intuitif ini biasanya akan menemui kesulitan apabila ia
diminta untuk menjelaskan bagaimana ia sampai pada kesimpulannya dalam
pengambilan keputusan yang dibuatnya karena kesimpulannya lebih cenderung
berdasar pada intuisi yang dimilikinya, sementara itu orang yang menggunakan
pengambilan keputusan rasional akan dengan mudah menjelaskan bagaimana
jalan pikiran dan pertimbangan yang dipakai. Agar keputusan yang dibuat dapat
dengan mudah diterima oleh banyak orang maka si pengambil keputusan intuitif
sering mengemas keputusan yang dibuat itu dengan analisa yang bersifat rasional
(Robbins, 1996).
23
Phillips, dkk. (1984) melakukan penelitian tentang gaya pengambilan
keputusan ini dan menemukan bahwa dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seseorang ternyata terkandung kedua gaya pengambilan keputusan
tersebut (rasional dan intuitif ). Jadi dalam suatu pengambilan keputusan tidak
secara mutlak atau sepenuhnya merupakan perwujudan salah satu gaya
pengambilan keputusan saja. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang pernah
dilakukan oleh Harren (1978) yang menemukan kesimpulan yang serupa, yaitu
pendekatan keputusan yang dipakai individu mengandung unsur-unsur dari kedua
gaya pengambilan keputusan. Penentuan gaya pengambilan keputusan yang
dipakai seseorang ditentukan dari gaya mana yang mendominasi individu dalam
melakukan pendekatan pengambilan keputusan. Jadi di antara kedua gaya
pengambilan keputusan tersebut, tidak terdapat batasan yang tegas. Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh seorang individu sangat dimungkinkan
mengandung ciri-ciri dari kedua gaya pengambilan keputusan tersebut. Hanya
saja, penentuan gaya pengambilan keputusan yang dipakai oleh seseorang dilihat
dari gaya pengambilan keputusan manakah yang muncul secara dominan dalam
dirinya.
Berdasar penjelasan ini maka dapat ditarik beberapa hal berkaitan dengan
gaya pengambilan keputusan intuitif. Pengambilan keputusan intuitif ini sering
diterapkan pada saat kondisi sulit diprediksikan, bila waktu yang tersedia terbatas
dan ada tekanan untuk segera mengambil keputusan (kondisi seperti ini sering
mengarahkan orang untuk lebih mengandalkan intuisinya). Pengambilan
keputusan intuitif ini tidak berarti bersifat negatif atau lebih buruk daripada
24
pengambilan keputusan rasional, hal ini terbukti dalam situasi yang genting gaya
pengambilan keputusan intuitif ini ternyata sering dipergunakan orang.
Pemaparan mengenai kedua macam gaya pengambilan keputusan (rasional
dan intuitif) seperti tersebut di atas bukan dimaksudkan sebagai upaya untuk
memperlihatkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gaya. Secara
teoritik pemaparan tersebut dapat dipandang sebagai usaha untuk menunjukan
bahwa dalam pengambilan keputusan dapat ditemukan dua macam gaya
pengambilan keputusan .
C. Tipe Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Secara garis besar, persoalan dalam psikologi kepribadian itu berkisar di
sekitar dua persoalan pokok, yaitu: menentukan apakah kepribadian itu dan usaha
untuk mengukur apa yang telah ditentukan itu. Usaha-usaha untuk memecahkan
persoalan yang pertama menghasilkan berbagai macam konsep dan teori tentang
kepribadian, sedangkan usaha untuk memecahkan persoalan yang kedua
menghasilkan berbagai alat atau tes untuk mengungkapkan atau mengukur
kepribadian ( Suryabrata, 2000). Apabila seseorang ingin mempelajari masalah
kepribadian maka yang akan dijumpainya bukan hanya satu teori saja, melainkan
bermacam-macam teori tentang kepribadian. Untuk mempermudah pemahaman
maka dari sekian banyak teori tentang kepribadian tersebut dilakukan
penggolongan-penggolongan. Banyaknya teori yang berusaha mencapai
25
pemahaman tentang masalah kepribadian ini juga mempengaruhi banyaknya
definisi tentang kepribadian (Suryabrata, 1998).
Menurut Allport (dalam Sahrah,1990), dalam studi psikologi kepribadian
ada empat pertanyaan dasar yang penting, yaitu: Pertama, apakah yang membuat
individu-individu yang berbeda memiliki kesamaan dalam situasi yang sama.
Kedua, apakah yang membuat individu-individu yang berbeda dalam situasi yang
sama berperilaku secara berbeda. Ketiga, apakah yang membuat seseorang
berperilaku sama dalam situasi yang berbeda-beda. Keempat, apakah yang
membuat setiap orang unik satu dengan yang lainnya. Pertanyaan yang pertama
sangat erat kaitannya dengan tujuan ilmu psikologi secara umum, yaitu untuk
memahami, memprediksidan mengontrol perilaku individu di dalam
lingkungannya. Pertanyaan yang kedua memfokuskan pada pengamatan
perbedaan perilaku dari individu yang berbeda dalam situasi yang sama
(individual deferences). Pertanyaan yang ketiga menunjuk pada keajegan
kepribadian, bahwa kualitas personal tidak berubah dari situasi yang satu ke
situasi yang lain, sedangkan pertanyaan yang keempat mengisyaratkan bahwa
studi-studi kepribadian ingin menemukan karakteristik yang membedakan
individu yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing teori akan menjawab
keempat pertanyaan tersebut secara berlainan menurut latar belakang teori yang
dianutnya, karena itu sangat besar kemungkinannya teori yang berbeda akan
mendefinisikan arti kepribadian secara berbeda pula.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian kepribadian yang telah
dinyatakan oleh beberapa ahli psikologi, meskipun tidak semua batasan
26
kepribadian dapat diakomodasikan di sini. Allport menyatakan bahwa kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
(dalam Suryabrata, 1998). Bischof (1970) menyatakan bahwa kepribadian dapat
dilihat sebagai integrasi dari aspek-aspek kognitif, afektif, konatif dan
karakteristik fisik individu seperti yang diperlihatkan dalam hubungannya dengan
orang lain. Kepribadian merupakan motif perilaku atau sistem berprilaku.
Sementara itu, Atkinson (1996) memberikan batasan kepribadian sebagai pola
perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri individu
terhadap lingkungan. Eysenck (dalam Suryabrata, 1998) memberikan definisi
kepribadian sebagai keseluruhan pola perilaku baik yang aktual maupun potensial
dari organisme yang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan. Menurut Cattel
(dalam Hall dan Lindzey, 1999) kepribadian dipandang sebagai suatu hal yang
dapat memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan individu dalam
situasi tertentu berkenaan pada perilaku yang menyeluruh baik perilaku yang
tampak atau tidak tampak.
Berdasarkan beberapa batasan kepribadian yang telah dipaparkan di atas,
berikut ini akan dipaparkan pula beberapa kesimpulan berkaitan dengan
pengertian kepribadian. Pertama, kepribadian bukan hanya berkaitan dengan
masalah kejiwaan saja, melainkan berkaitan juga dengan masalah kognitif, afektif,
konatif yang terintegrasi ke dalam kesatuan kepribadian yang nampak dalam
perilaku seseorang. Kedua, kepribadian mengandung tendensi determinasi yang
ikut memainkan peranan yang aktif dalam tingkah laku individu. Personality is
27
what lies behind specific acts and within the individual (Allport, dalam
Suryabrata, 1998). Ketiga, kepribadian ikut menentukan keunikan atau kekhasan
individu yang satu dengan individu yang lainnya. Tidak ada dua orang yang
benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, jadi
dengan demikian berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang
sama persis. Keempat, kepribadian mengantarai individu dengan lingkungannya.
Setiap individu pasti berinteraksi dan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya,
kepribadian ini berperan sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti
adaptasi dan menentukan (Suryabrata, 1998). Berdasar hal ini, diketahui bahwa
perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (baik lingkungan
fisik atau psikologis) sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya. Hal ini sejalan
dengan apa yang dinyatakan oleh Sahrah (1988), bahwa dalam kehidupan sehari-
hari individu mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di mana
mereka berada, hal ini sangat dipengaruhi dan disesuaikan dengan
kepribadiannya. Hall dan Lindzey (1978) juga menyatakan hal yang sepadan,
yaitu kepribadian dapat dipandang sebagai ketrampilan sosial, yaitu kepribadian
berkaitan dengan kemampuan dalam memilih reaksi-reaksi terhadap bermacam-
macam respon dan dalam berbagai situasi.
Berdasarkan penjelasan ini, penulis menyimpulkan bahwa kepribadian
menempati posisi yang punya peranan penting dalam kehidupan seseorang.
Reaksi individu terhadap lingkungan dan perilakunya ternyata dipengaruhi oleh
kepribadiannya.
28
2. Tipe Kepribadian Extravert dan Introvert
Bersamaan dengan perkembangan teori dan penelitian dalam psikologi
kepribadian, minat para ahli psikologi terhadap perbedaan dan ciri khas
kepribadian antar individu semakin meningkat. Hal ini nampak dari munculnya
usaha-usaha ilmiah dari para ahli untuk mulai melakukan penggolongan-
penggolongan kepribadian individu berdasarkan cirinya yang unik ke dalam
model-model maupun tipe-tipe kepribadian (Suryabrata, 1998). Kepribadian dapat
ditinjau dari berbagai macam pendekatan, salah satu diantaranya berdasarkan
perspektif disposisi. Menurut perspektif disposisi, kepri-badian dapat dibedakan
berdasarkan tipenya (Carver dan Scheier, 1996).
Salah satu contoh penggolongan kepribadian yang didasarkan atas
tipologisnya adalah tipe kepribadian extravert dan introvert. Tipe kepribadian ini
pertama kali dikemukakan oleh Carl Gustav Jung yang menganut aliran
psikoanalisis, dengan teorinya tentang struktur kesadaran manusia (Eysenck,
1950). Menurut Jung (dalam Suryabrata, 1998), struktur kesadaran manusia
digolongkan menjadi dua , yaitu : (a) Fungsi jiwa dan (b) sikap jiwa. Fungsi jiwa
yaitu suatu bentuk aktivitas kejiwaaan yang secara teoritis tidak mengalami
perubahan dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan fungsi jiwa
secara rasional, yaitu pikiran dan perasaan, dan secara irasional yaitu pendriaan
dan intuisi. Sikap jiwa merupakan arah dari energi psikis umum atau libido yang
menjelma ke dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Orientasi jiwa
terhadap dunianya dapat mengarah ke dalam maupun ke luar.
29
Jung juga menyatakan bahwa pada dasarnya dalam diri individu terdapat
dua kecenderungan tipe kepribadian yang berlawanan arah, namun selalu salah
satu kecenderungan tampak dominan dan yang lainnya inferior. Kecenderungan
tipe kepribadian yang dominan terdapat pada kesadaran, sebaliknya
kecenderungan kepribadian yang inferior berada dalam ketidaksadaran. Artinya,
bila dimensi introvert lebih dominan maka dimensi tersebut berada dalam
kesadaran manusia, sedangkan dimensi extravert sifatnya inferior dan terletak
dalam ketidaksadaran, begitu juga sebaliknya (Suryabrata, 1998).
Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli bernama Hans. J. Eysenck
juga memaparkan teori tentang tipe kepribadian extrovert-introvert. Eysenck
dalam memaparkan teorinya tentang ektrovert-introvert dipengaruhi oleh apa yng
dinyatakan oleh Jung (Suryabrata, 1998). Eysenck (1950) membedakan
kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu extrovert dan intravert untuk menyatakan
adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungannya dan dalam tingkah
laku sosial. Eysenck juga menyatakan bahwa tipe kepribadian extravert dan
intravert menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap
suatu stimulus sebagai perwujudan karakter, temperamen, fisik dan intelektual
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tipe kepribadian
extravert dan introvert merupakan suatu dimensi yang bergerak dari satu ujung
ke ujung yang lain pada suatu kontinum. Eysenck (1976) juga menyatakan bahwa
kecenderungan tipe kepribadian extravert dan introvert tersebut bekerja saling
melengkapi satu sama lain yang berorientasi pada keseimbangan jiwa individu.
30
Menurut Jung (Carver & Scheier,1996) seorang bertipe kepribadian
introvert cenderung untuk lebih senang menyendiri, pemalu dan dalam interaksi
sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memungkinkan sendirian. Bila
menghadapi masalah cenderung sendirian. Sementara itu Sugiyanto dan Adiyanti
(1983) menyatakan seorang introvert cenderung untuk menghindari percaturan
sosial, mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada keperluan untuk
meluaskan pergaulan atau hubungan dengan orang lain. Hal ini tidak berarti
negatif karena tidak jarang mereka mampu berprestasi secara menakjubkan.
Seorang introvert bersembunyi bukan sekedar untuk merenung, mungkin mereka
sedang berpikir tentang sesuatu obyek atau mempelajari sesuatu yang belum
dimengerti, bahkan mungkin sedang terjadi suatu proses kreatif di dalam dirinya
(Jung, dalam Mischel dan Mischel, 1973).
Eysenck (Carver dan Scheier, 1996) menyebutkan bahwa orang-orang
berkepribadian introvert cenderung berhati-hati, terkontrol, kalem dan penuh
pertim-bangan dalam perilaku mereka. Jika mengalami ketidakstabilan emosi
cenderung murung, pesimis, cemas., meskipun demikian mereka memiliki taraf
intelektualitas tinggi, perbendaharaan kata baik, teliti tetapi lamban, taraf aspirasi
tinggi, cenderung keras kepala, agak kaku, dalam keadaan stabil seorang introvert
nampak riang dan tenang. Sebaliknya seorang bertipe kepribadian extravert
adalah seorang yang tidak pernah “diam”, hidup adalah untuk pergaulan. Mereka
tidak pernah terlepas dari kesibukan yang melibatkan kehadiran orang lain
(Sugiyanto dan Adiyanti, 1983). Eysenck ( 1950) menyatakan seorang individu
yang bertipe kepribadian introvert orientasi jiwanya terarah ke dalam dirinya,
31
dalam pengambilan keputusan maka nilai-nilai subyektif berperanan penting.
Individu bertipa kepribadian extrovert, orientasi jiwanya terarah ke luar, kepada
obyek dan hubungan antar obyek. Individu yang bertipe kepribadian extrovert
tipikal bersifat sosiabel, nilai-nilai obyektif berperan penting, membutuhkan orang
lain untuk diajak bicara dan tidak menyukai aktifitas sendiri, menyukai
perangsangan, suka melakukan tindakan beresiko secara tiba-tiba, umumnya
impulsif, suka pada perubahan, cenderung agresif dan perasaannya tidak di bawah
kontrol yang ketat. Sebaliknya, seorang introvert tipikal adalah seorang pemalu,
suka menyendiri dan menjaga jarak dengan orang lain, tidak percaya pada impuls
seketika, tidak menyukai perangsangan, suka hidup teratur, perasaannya di bawah
kontrol yang ketat, menjunjung nilai-nilai etis.
3. Faktor-Faktor Dasar kepribadian Extravert dan Introvert
Eysenck dan Wilson (1982) mengklasifikasikan ciri-ciri tingkah laku yang
operasional pada tipe kepribadian extravert dan introvert menurut faktor-faktor
kepribadian yang mendasarinya, yaitu :
(a) Activity : Pada aspek ini diukur bagaimana subyek dalam melakukan
aktivitasnya, apakah energik dan gesit atau sebaliknya lamban dan
tidak bergairah. Bagaimana subyek menikmati setiap pekerjaan yang
dilakukan, jenis pekerjaan atau aktivitas apa yang disukainya.
(b) Sociability : Aspek sociability mengukur bagaimana individu
melakukan kontak sosial. Apakah interaksi sosial individu ditandai
dengan banyak teman, suka bergaul,menyukai kegiatan sosial, mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru, menyukai suasana ramah tamah,
32
atau sebaliknya individu kurang dalam kontak sosial, merasa minder
dalam pergaulan, menyukai aktivitas sendiri.
(c) Risk Taking : Aspek ini mengukur apakah individu berani mengambil
risiko atas tindakannya dan menyukai tantangan dalam aktivitasnya.
(d) Impulsiveness : Untuk membedakan kecenderungan extravert dan
introvert berdasarkan cara individu mengambil tindakan, apakah
cnderung impulsif, tanpa berpikir secara matang keuntungan dan
kerugiannya atau sebaliknya mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan konsekuensinya.
(e) Expressiveness : Aspek ini mengukur bagaimana individu
mengekspresikan emosinya baik emosional sedih, senang, takut.
Apakah cenderung sentimental, penuh perasaan, mudah berubah
pendirian dan demonstratif, atau sebaliknya mampu mengontrol
pikiran dan emosinya, tenang, dingin.
(f) Reflectiveness : Aspek ini mengukur bagaimana ketertarikan individu
pada ide, abstrak, pertanyaan filosofis. Apakah individu cenderung
suka berpikir teoritis daripada bertindak, instropektif.
(g) Responbility : Aspek ini membedakan individu berdasarkan tanggung
jawab terhadap tindakan maupun pekerjaannya.
Melihat uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa kecenderungan
tipe kepribadian extrovert-introvert ini bisa diamati dari tujuh (7) faktor yang
mewarnai perilkau seseorang. Pemahaman akan ketujuh faktor tersebut akan
mempermudah pemahaman akan tipe kepribadian extrovert-introvert ini.
33
D. Gaya Pengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian
Salah satu fakta yang ditemukan dalam studi mengenai pengambilan
keputusan, yaitu adanya keunikan antar individu dalam mengambil keputusan.
Team peneliti dari Brigham Young University (1999) menyatakan bahwa tidak
semua individu melakukan pendekatan yang sama dalam mengambil keputusan.
Antar individu mempunyai langkah maupun sudut pandang yang beragam dalam
menentukan suatu keputusan dalam hidupnya.
Pada penjelasan yang lebih lanjut, dinyatakan bahwa ada gaya yang
berbeda-beda di dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu
(Brigham Young University, 1999). Gaya pengambilan keputusan didefinisikan
sebagai cara unik seseorang membuat keputusan-keputusan dalam hidupnya
(Harren, 1980). Harren, dkk. (1978) mempercayai bahwa tanpa memperhatikan
keputusan-keputusan yang dibuat, tiap orang mempunyai cara unik untuk
mengambil keputusan.
Gaya pengambilan keputusan juga dipahami sebagai cara respon yang
dipelajari atau dibiasakan. Melalui hal ini individu melakukan pendekatan dan
mengambil keputusan (Bruce dan Scott, 1999). Tidak ada satupun cara terbaik
yang dapat berlaku bagi semua orang. Tiap-tiap orang belajar mengandalkan suatu
cara terbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya (Harren,
1980).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian, bahwa
gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya
pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu dalam
34
kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi pola respon
saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya pengambilan
keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu (Phillips, dkk. 1984).
Keunikan lain yang melekat pada diri individu adalah kepribadian orang
tersebut. Hall dan Linzey (1978) menyatakan bahwa kepribadian merupakan ciri
khas seseorang atau sebagai impresi menonjol yang terdapat dalam diri
seseorang. Kepribadian memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku
seseorang. Eysenck menyatakan bahwa kepribadaian adalah keseluruhan pola
perilaku baik yang aktual maupun potensial dari seseorang (dalam Suryabrata,
1995). Kepribadian merupakan alat yang digunakan individu dalam
berkomunikasi dengan dunia luar dan dalam melakukan penyesuaian dengan
lingkungan sekitarnya (Allport, dalam Adisubroto, 1987). Bischof (1970)
mengatakan bahwa kepribadian merupakan motif dari perilaku atau sistem
berperilaku.
Hal seperti tersebut di atas juga berlaku bagi tipe kepribadian seseorang.
Tipe kepribadian juga merupakan hal unik yang dimiliki oleh seseorang. Tipe
kepribadian seseorang berperan menentukan perilaku maupun respon seseorang
terhadap lingkungan dan permasalahan yang dihadapi. Eysenck (1950)
membedakan tipe kepribadian menjadi dua tipe, yaitu introvert dan ekstravert
untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi terhadap lingkungan sosial dan
tingkah laku seseorang. Tipe kepribadian introvert dan ekstravert menggambarkan
keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai
perwujudan karakter, temperamen, fisik dan intelektual individu dalam
35
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Jadi nampak jelas baik gaya
pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian adalah dua hal yang sama-sama
mengacu kepada keunikan individu dan sama-sama memiliki andil yang besar
bagi perilaku seseorang..
Menurut Mischel (dalam Sahrah, 1988), dalam kehidupan sehari-hari
individu biasanya mempunyai kebebasan untuk memilih situasi kehidupan di
mana mereka berada, dan hal ini akan dipengaruhi dan disesuaikan oleh
kepribadiannya. Pada saat seseorang memilih dan berada dalam suatu situasi
kehidupan yang diingininya, pasti ia melewati proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan hal ini terlihat adanya keterkaitan antara pengambilan keputusan dan
aspek kepribadian seseorang.
Penelitian lain yang hampir sama adalah tentang kecanduan cybersex
yang berusaha melihat hubungan antara kecanduan cybersex dengan tipe
kepribadian seseorang (Haryanti, 2001). Dalam penelitian ini diperlihatkan bahwa
pada saat seseorang ingin kembali ke warnet untuk mengunjungi situs porno
(cybersex), seringkali mereka menghadapi situasi dilema. Peranan tipe
kepribadian introvert dan ekstrovert diungkap dalam penelitian ini, untuk melihat
seberapa jauh pengaruhnya terhadap perilaku mengunjungi (kecanduan) situs
porno (cybersex). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang dengan tipe
kepribadian introvert cenderung memiliki tingkat kecanduan yang lebih besar dari
orang bertipe kepribadian extrovert dalam mengunjungi situs porno atau
cybersex Meskipun secara implicit, nampak pada saat seseorang menghadapi
situasi dilema sampai dengan ia melakukan sesuatu, pastilah ia sudah melakukan
36
pengambilan keputusan. Dengan demikian penelitian ini secara tidak langsung
telah memperlihatkan perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert .
Ada satu tinjauan teoritis yang dapat digunakan sebagai acuan atau
pencerahan untuk menunjukan keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan
dan kecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, yaitu apa yang
dikemukakan oleh Carl Gustav Jung. Dalam teorinya tersebut, Jung menyatakan
bahwa dalam berinteraksi dengan dunianya, individu salah satunya dipengaruhi
oleh struktur kesadaran. Struktur kesadaran ini terdiri dari dua komponen pokok,
yaitu : fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan
penting dalam orientasi manusia terhadap dunianya.
Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada
berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan ada empat
fungsi pokok, yang dua rasional,. yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua lagi
irrasional, yaitu pendriaan dan intuisi. Pada dasarnya manusia memiliki keempat
fungsi tersebut, akan tetapi biasaya hanya salah satu fungsi saja yang paling
dominan. Fungsi yang paling dominan ini merupakan fungsi superior dan
menentukan tipe orangnya.
Sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang
menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah energi psikis
itu dapat ke luar maupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia
terhadap dunianya , dapat ke luar maupun ke dalam. Berdasarkan sikap jiwanya
manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu :tipe extravers dan tipe
37
introvers. Orang extravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia
di luar dirinya. Pikiran dan perasaannya banyak dipengaruhi oleh apa yang ada
dilingkungannya. Jadi apa yang ada di luar dirinya dengan cepat dapat
mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Sementara itu orang introvers terutama
dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia dalam dirinya. Pikiran dan
perasaannya tidak dengan mudah dipengaruhi oleh lingkunganya, akan tetapi
dipengaruhi oleh faktor subyektif. Pemaparan secara ringkas teori ini merupakan
cuplikan buku karya Bapak Sumadi Suryabrata ( 1998 ).
Apabila teori di atas dikaitkan dengan topik penelitian ini, maka nampak
dalam masalah fungsi jiwa, hal ini dapat dikaitkan dengan masalah gaya
pengambilan keputusan. Masing-masing gaya pengambilan keputusan (rasional
dan intuitif) memiliki kriteria tersendiri (Harren, 1978). Gaya pengambilan
keputusan rasional bercirikan penalaran yang sistematis dan logis, analitis, kontrol
diri yang kuat atau tidak mudah terpengaruh hal yang bersifat emosional. Gaya
pengambilan keputusan seperti ini bila dikaitkan dengan funsi jiwa maka terkait
dengan fungsi jiwa yang rasional. Sedangkan gaya pengambilan keputusan
intuitif banyak diwarnai dengan kesadaran emosional, fantasi, impulsif. Gaya
pengambilan keputusan seperti ini (intuitif) erat terkait dengan fungsi jiwa
irrasional.
Berakaitan dengan masalah sikap jiwa, maka orang bisa digolongkan
menjadi dua tipe, yaitu tipe extravers dan introvers. Jadi jelas bahwa masalah
sikap jiwa manusia itu berkaitan dengan masalah kepribadian, yaitu tipe extravers
dan introvers.
38
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemamparan teori di atas adalah
sebagai berikut. Dalam diri manusia terdapat fungsi jiwa dan sikap jiwa. Fungsi
jiwa dapat dikaitkan dengan masalah gaya pengambilan keputusan, sedangkan
sikap jiwa dapat dikaitkan dengan masalah kepribadian (tipe extravers dan
introvers). Semua hal ini dapat ditemukan dalam diri manusia sebagai aspek yang
mempengaruhi manusia berinteraksi terhadap dunianya. Jadi dari hal ini nampak
adanya keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian
extrovert dan introvert.
Pemaparan penelitian dan teori di atas dimaksudkan untuk menunjukan
bahwa ternyata ada keterkaitan antara pengambilan keputusan dan tipe
kepribadian. Oleh karena penelitian yang secara khusus membahas hubungan atau
keterkaitan antara gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian belum
pernah dilakukan (sebatas sepengetahuan penulis) maka prinsip yang ada dalam
penelitian dan teori tersebut dipakai sebagai acuan penelitian.
E. Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ada perbedaan dalam gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh subyek
yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, yaitu subyek
yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert akan cenderung memiliki gaya
pengambilan keputusan rasional, sedangkan subyek yang berkecenderungan tipe
kepribadian extrovert akan cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan
intuitif.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Tipe kepribadian, yang terdiri dari :
a. Tipe kepribadian ekstrovert
b. Tipe kepribadian introvert
2. Variabel terikat : Gaya pengambilan keputusan, yang terdiri dari :
a. Gaya pengambilan keputusan rasional
b. Gaya pengambilan keputusan intuitif
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional dimaksudkan untuk mengubah konsep-konsep pada
variabel penelitian yang masih bersifat teoritik atau abstrak menjadi konsep yang
dapat diukur secara empiris (Azwar, 1999). Adapun definisi operasional variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gaya pengambilan keputusan
Gaya pengambilan keputusan adalah cara respon yang dipelajari dan
dibiasakan oleh seseorang untuk melakukan pendekatan terhadap pengambilan
keputusan. Gaya pengambilan keputusan rasional adalah cara pengambilan
keputusan dengan menggunakan strategi yang logis dan sistematis. Gaya
pengambilan keputusan intuitif adalah cara pengambilan keputusan yang lebih
mengandalkan perasaan, fantasi, kesadaran emosional, bersifat impulsif . Variabel
gaya pengambilan keputusan ini diukur dengan menggunakan skala gaya
40
pengambilan keputusan (Assesment of Career Decision Making Style Scale atau
disingkat ACDMS-s) yang disusun oleh Vincent A. Harren. Penentuan gaya
pengambilan keputusan yang dimiliki seseorang adalah dengan melihat gaya
manakah yang dominan dalam diri individu. Skor atau nilai yang tertinggi
menunjukan gaya pengambilan keputusan yang dominan dalam diri sesesorang
dan sebaliknya.
2.Tipe kepribadian
Tipe kepribadian dalam penelitian ini mengacu pada batasan teoritis dari
Eysenck dan Wilson (1982) yang membedakan tipe kepribadian menjadi tipe
kepribadian extravert dan introvert. Individu yang memiliki tipe kepribadian
extravert dicirikan sebagai orang yang suka bergaul, responsif terhadap
lingkungan , ramah, santai, bersemangat, riang, impulsif, suka menuruti dorongan
kata hati, mengikuti perubahan, mudah terangsang dan terpengaruh, agresif,
mudah gelisah, berani mengambil resiko, ekspresif, praktis dan kurang dapat
bertanggung jawab. Sebaliknya individu yang bertipe kepribadian introvert
dicirikan sebagai orang yang kurang suka bergaul, pendiam, pesimistik,
ekspresinya tenang, kaku, suka murung, penuh kekawatiran, emosinya datar, suka
aktifitas sendiri, hati-hati dalam mengambil keputusan, cenderung suka menahan
diri, reflektif dan bertanggung jawab. Variabel tipe kepribadian ini diukur dengan
menggunakan skala extravert-introvert yang disusun oleh Eysenck (1982) , yaitu
Eysenck Personality Questionaire atau EPQ yang telah diadaptasikan. Dalam
skala ini diukur tujuh (7) karakteristik komponen atau faktor, yaitu : (a) activity,
(b) sociability,(c) risk taking, (d)impulsiveness, (e)expressiveness, (f)
41
reflectiveness, (g) responsibility. Data dari variabel ini diperoleh melalui skor
total yang diperoleh subyek pada skala extravert- introvert. Skor yang dimiliki
oleh subyek menunjukan derajat atau kecenderungan ekstraversi. Skala extrovert-
introvert ini mengukur dimensi extrovert-introvert sebagai suatu gejala kontinum.
Skor yang tinggi menunjukan dimensi extrovert, skor yang rendah menunjukan
dimensi introvert. Untuk menentukan apakah subyek cenderung berkepribadian
extrovert atau introvert, maka digunakan angka rerata sebagai batas pemisah.
Subyek yang mendapat skor di atas angka rerata skor total skala ini digolongkan
sebagai subyek yang cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert, sebaliknya
subyek dengan skor dibawah angka rerata skor total digolongkan sebagai subyek
yang cenderung memiliki tipe kepribadian introvert.
C. Subyek Penelitian
Pengambilan keputusan adalah salah satu proses wajar yang dialami dan
dilakukan oleh setiap orang dalam berbagai situasi dan kondisi. Jadi pengambilan
keputusan merupakan hal yang sudah familiar bagi berbagai komunitas sosial.
Demikian halnya dengan tipe kepribadian. Setiap orang memiliki keunikan
tersendiri yang menjadi ciri khas dari kepribadian seseorang. Berdasarkan hal
tersebut , maka penelitian seperti ini sebenarnya dapat diterapkan pada banyak
kelompok, baik itu kelompok umur, profesi, lokasi maupun kriteria sosial tertentu.
Akan tetapi untuk mempermudah jalanya penelitian, maka subyek penelitian
diambil secara purposive sampling. Subyek penelitian ini berjumlah 75 orang.
Adapun karakteristik subyek penelitian adalah mereka yang sudah bekerja di
suatu perusahaan atau instansi maupun wiraswasta minimal selama 1 tahun.
42
Karakteristik seperti ini pernah dipilih dan dilakukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Suherman dan Yuanita (2000). Alasan dari penentuan karakteristik
ini dikarenakan subyek dengan kondisi seperti ini dipandang sering
diperhadapkan dengan proses pengambilan keputusan dalam rutinitasnya. Selain
hal tersebut, subyek adalah mereka yang sudah menikah atau berumah-tangga.
Alasan dari hal ini karena seorang yang memasuki kehidupan berumah-tangga
akan menghadapi kondisi yang kompleks dan menuntut pengambilan keputusan
serta penanganan masalah (Christin, 2001). Berkaitan dengan masalah usia, dalam
penelitian ini akan dipilih subyek yang yang sudah memasuki usia dewasa.
Sinamo (2000) menyatakan bahwa untuk ukuran orang Indonesia, seorang
digolongkan usia dewasa ketika ia sudah berusia di atas 21 tahun dan sudah
menikah atau berumah-tangga. Dalam penelitian ini dipilih subyek yang berusia
antara 25 tahun sampai dengan 50 tahun. Kondisi seperti ini membuat mereka
menjadi orang-orang yang mulai menghayati proses pengambilan keputusan.
Karakteristik lainnya adalah sudah berdomisili di Yogyakarta minimal 2 tahun.
Kurun waktu selama 2 tahun dipandang sebagai waktu yang cukup untuk proses
adaptasi (apabila subyek adalah orang dari luar Yogyakarta), sehingga minimal
ada kesetaraan antar subyek. Kriteria seperti ini pernah diterapkan dalam
penelitian Arroba (1998).
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain merupakan suatu proses pengadaan data untuk
keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam metode ilmiah, karena pada umumnya selalu ada hubungan antara metode
43
pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Permasalahan dalam penelitian memberi arah dan mempengaruhi metode
pengumpulan data (Suryabrata, 1998).
Metode yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah
menggunakan skala. Untuk mengukur variabel gaya pengambilan keputusan akan
digunakan skala yang dikembangkan peneliti dari skala gaya pengambilan
keputusan atau Assessment of Career Decision Making Style Scale (ACDM-s)
hasil karya V.A. Harren (1980). Skala ini (ACDM-s) pernah digunakan dalam
penelitian Sindunata (2000). Skala yang digunakan dalam penelitian ini
mengangkat skala penelitian tersebut sebagai bahan acuan. Sedangkan untuk
mengukur variabel tipe kepribadian akan digunakan skala yang telah
dikembangkan dari skala extravert-introvert milik Eysenck (1982) yaitu Eysenck
Personality Questionaire (EPQ). Skala karya Eysenck ini telah beberapa kali
dipakai dalam penelitian psikologi, salah satunya juga telah dibakukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Era M. Pertiwi (2001). Skala yang dipakai dalam
penelitian ini juga mengacu pada skala tersebut.
Skala gaya pengambilan keputusan ini untuk mengetahui gaya pengambilan
keputusan yang dimiliki oleh seseorang. Nilai yang akan dimiliki setiap subyek
berupa nilai total untuk masing-masing dari kedua gaya pengambilan keputusan .
Dalam skala ini, setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban, yaitu: tidak pernah
(TP), jarang (J), ragu-ragu (R), sering (S), selalu (SL). Pada pernyataan yang
favorable, nilai 0 diberikan untuk pilihan jawaban tidak pernah (TP), nilai 1 untuk
jawaban jarang (J), nilai 2 untuk jawaban ragu-ragu, nilai 3 untuk jawaban sering
44
(S), dan nilai 4 untuk jawaban selalu (SL). Sebaliknya pada pernyataan
unfavorable, nilai 4 diberikan untuk pilihan jawaban tidak pernah (TP), nilai 3
diberikan untuk jawaban jarang (J), nilai 2 diberikan untuk jawaban ragu-ragu,
nilai 1 untuk jawaban sering (S), dan nilai 0 diberikan untuk jawaban selalu (SL).
Dari penghitungan nilai skor yang ada, maka dilihat nilai skor gaya pengambilan
keputusan manakah yang tertinggi. Gaya pengambilan keputusan yang memiliki
nilai skor yang tertinggi menunjukan bahwa gaya tersebut adalah gaya
pengambilan keputusan yang paling dominan dalam diri seseorang.
Skala gaya pengambilan keputusan ini terdiri dari 20 butir pernyataan
favorable dan 6 butir pernyataan unfavorable Butir-butir pernyataan dari skala
gaya pengambilan keputusan ini dapat dilihat pada tabel 1 yang merupakan kisi-
kisi skala tersebut.
Tabel 1 Kisi-kisi Skala Gaya Pengambilan Keputusan
NOMOR BUTIR Gaya Pengambilan Keputusan Favorable Unfavorable
JUMLAH
RASIONAL INTUITIF
2,7,8,12,14,16,20,23,25,26 1,4,6,9,11,15,17,19,21,24
5,10,18
3,13,22
13
13
JUMLAH 20 6 26
Skala extravert-introvert karya Eysenck (EPQ) adalah skala psikologi yang
digunakan untuk mengungkap tipe kepribadian seseorang apakah ia termasuk
45
extrovert atau introvert. Skala ini mengandung 7 faktor yang mengungkapkan
kecenderungan extrovert-introvert. Adapun 7 faktor tersebut adalah :
a. Activity. Seorang bertipe kepribadian extravert cenderung aktif secara
fisik, bersemangat, bergerak cepat dan memiliki minat dalam banyak hal.
Tipe kepribadian introvert cenderung kurang aktif secara fisik, kurang
bersemangat, mudah lelah, lebih suka berdiam diri dan lebih memilih
kingkungan yang tenang.
b. Sociability. Tipe kepribadian extravert lebih menyukai berkumpul dengan
banyak orang, menyukai banyak kontak sosial, mudah bergaul dan
bergembira,. Tipe kepribadian introvert cenderung menyukai aktifitas
yang dilakukan sendirian, mempunyai sedikit teman, sulit mengutarakan
pendapat dengan bebas kepada orang lain, cenderung menarik diri
terhadap kontak-kontak sosial.
c. Risk taking. Orang dengan tipe kepribadian extravert menyukai tantangan
dan hal-hal yang mengandung resiko, kurang pertimbangan berkaitan
dengan akibat yang mungkin timbul. Sedangkan orang dengan tipe
kepribadian introvert cenderung menyukai pada hal-hal yang sudah
familiar baginya dan cenderung berhati-hati.
d. Impulsiveness. Orang dengan tipe kepribadian extravert cenderung
terburu-buru, biasanya tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, berbuat
sesuatu tanpaberpikir panjang terlebih dulu, mudah berubah, sulit
diramalkan karena cenderung mengikuti dorongan hati. Seorang bertipe
kepribadian introvert cenderung berhati-hati dan berpikir panjang dalam
mengambil keputusan, sistematis, berpikir dulu sebelum bertindak.
46
e. Expresiveness. Seorang extrovert cenderung mengekspresikan emosinya
secara terbuka entah itu rasa marah, benci, suka, cinta. Sebaliknya seorang
introvert akan menjaga perasaanya agar tidak terlihat dan terkontrol.
f. Reflectiveness. Seorang extrovert lebih tertarik untuk melakukan sesuatu
daripada memikirkannya, suka terhadap hal-hal yang dipandang praktis.
Sementara itu seorang introvert tertarik pada ide-ide yang abstrak,
filosofis,senang berdiskusi dan menyukai ilmu pengetahuan.
g. Responsibility. Seorang extrovert cenderung mengabaikan janji yang telah
dibuatnya, mengabaikan hal-hal yang bersifat resmi, kurang berhati-hati
dan kurang bertanggung jawab secara social. Seorang introvert cenderung
serius, dapat diandalkan, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Dalam skala ini setiap pernyataan memiliki pilihan jawaban,yaitu : sangat
tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), ragu-ragu (R), sesuai (S), sangat sesuai (SS).
Pada pernyataan yang favorable nilai 0 diberikan pada pilihan jawaban sangat
tidak sesuai (STS), nilai 1 diberikan pada pilihan jawaban tidak sesuai (TS), nilai
2 diberikan pada pilihan jawaban ragu-ragu ( R ), nilai 3 diberikan pada pilihan
jawaban sesuai (S), dan nilai 4 diberikan pada pilihan jawaban sangat sesuai (SS).
Sebaliknya pada pernyataan unfavorable, nilai 4 diberikan untuk pilihan jawaban
sangat tidak sesuai (STS), nilai 3 diberikan untuk jawaban tidak sesuai (TS), nilai
2 diberikan untuk jawaban ragu-ragu ( R ) , nilai 1 untuk jawaban sesuai (S), dan
nilai 0 diberikan untuk jawaban sangat sesuai (SL).
Untuk menentukan apakah subyek cenderung berkepribadian extrovert atau
introvert, maka digunakan angka rerata sebagai batas pemisah. Subyek yang
47
mendapat skor di atas angka rerata skor total skala ini digolongkan sebagai subyek
yang cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert, sebaliknya subyek dengan
skor dibawah angka rerata skor total digolongkan sebagai subyek yang cenderung
memiliki tipe kepribadian introvert.
Skala extrovert-introvert ini terdiri dari 29 butir pernyatan favorable dan 26
butir unfavorable. Butir-butir pernyataan dari skala extrovert – introvert ini dapat
dilihat pada tabel 2 yang merupakan kisi-kisi dari skala tersebut.
Tabel 2 Kisi-kisi Skala Extrovert - Introvert
NOMOR BUTIR FAKTOR
Favorable Unfavorable JUMLAH
Activity 1,8,15,51 10,29,32,39,46 9 Sociability 2,31,41,50 9,17,27 7
Risk- taking 3,18,30 19,28,52 6 Impulsiveness 4,11,16,25,40 20,35,38,49 9
Expresiveness 5,26,33,43,45,48 12,21,34 9 Reflectiveness 6,24,42 13,22,53,55 7 Responsibility 7,23,36,47 14,37,44,54 8
JUMLAH 29 26 55
E. Uji Coba dan Hasil Ui Coba
Sebelum uji coba dilaksanakan dalam penelitian ini, maka dilakukan
terlebih dulu uji coba awal (preliminary). Adapun tujuan dari dari uji coba awal
ini menurut Kartono (1996) untuk :
1. Menghindari pernyataan-pernyataan ambigius dan kurang jelas
48
2. Menghilangkan kata asing yang kurang perlu, atau kata-kata yang terlalu
abstrak dan menggantikannya dengan kata-kata yang lebih sederhana serta
dimengerti responden.
3. Menghilangkan kata-kata yang menimbulkan antipati atau curiga.
4. Menghilangkan aitem-aitem yang tidak relevan dengan penelitian dan
menambah dengan aitem yang bisa menggali jawaban responden lebih
banyak.
Uji coba awal dilakukan pada tanggal 5 Januari 2004 sampai dengan 8 Januari
2004. Jumlah subyek yang terlibat dalam uji coba awal ini adalah 10 orang.
Subyek dalam uji coba awal ini dipilih subyek yang dipandang mampu
memberikan masukan maupun kritik terhadap penyempurnaan alat ukur. Peneliti
mengenal para subyek dengan cukup baik, dan sebelum uji coba awal ini
dilakukan, peneliti telah mengkomunikasikan rencana penelitian dan pelaksanaan
uji coba awal. ini terhadap para subyek.
Uji coba awal dilakukan dirumah salah satu subyek dan dihadiri oleh 7 orang.
Peneliti memberikan penjelasan secara singkat sekali lagi untuk menyegarkan
ingatan subyek dan saat subyek mengisi angket, peneliti menunggui mereka.
Kepada para subyek diberi keleluasaan untuk bertanya dan memberikan komentar
terhadap alat ukur yang disajikan. Setiap pertanyaan dan komentar subyek dicatat
guna perbaikan atau penyempurnaan alat ukur. Sementara itu, angket juga
diberikan kepada 3 subyek yang berhalangan hadir dengan cara dikirimkan
kerumahnya dan pada hari berikutnya diambil kembali setelah diisi oleh mereka.
Subyek juga diberi penjelasan berkaitan dengan pengisian angket.
49
Pertanyaan maupun komentar yang paling sering dilontarkan adalah hal yang
berkaitan dengan masalah makna kalimat, bentuk kalimat pernyataan, kata-kata
tertentu yang dirasakan oleh subyek asing atau sulit dimengerti, cara-cara
pengisian angket. Berdasarkan semua hal ini, peneliti melakukan revisi dan
perbaikan terhadap alat ukur
Tahap berikutnya setelah pelaksanaan uji coba awal ini, peneliti mulai
melakukan uji coba terhadap alat ukur. Uji coba dilakukan pada tanggal 12
Januari 2004 sampai dengan 18 Januari 2004. Subyek pada uji coba awal tidak
dikutsertakan pada pelaksanaan uji coba ini.
.Jumlah angket yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 35 buah, dari
jumlah angket tersebut sejumlah 15 buah di berikan dengan cara diberikan di
rumah para subyek (door to door) dan sisanya, yaitu 20 buah, dibagikan dalam
suatu pertemuan yang telah direncankan oleh peneliti di salah satu rumah subyek.
Seperti yang telah dilakukan pada uji coba awal, maka dalam uji coba yang
diadakan di rumah salah satu subyek didahului dengan penjelasan kepada subyek
perihal pengisian angket. Pada saat subyek mengisi angket, peneliti menunggu
ditempat tersebut guna memastikan segala sesuatunya dapat berjalan dengan
lancar.
Semua angket dalam uji coba ini semuanya dapat terkumpul pada hari itu
juga. Sementara itu angket-angket yang diberikan dengan cara diberikan di rumah
subyek, akhirnya pada tanggal 16 Januari 2004 dapat terkumpul kembali. Hanya
saja, dari 15 buah angket yang diberikan ternyata ada 4 buah angket yang belum
diisi oleh subyek dan subyek tidak dapat dihubungi karena pergi ke luar kota. Jadi
50
dari sejumlah 15 angket yang diberikan secara door to door kepada subyek hanya
terkumpul 11 buah angket. Selanjutnya setelah semua angket yang digunakan
dalam uji coba telah terkumpul, maka dilakukan pemeriksaan dan pengecekan
terhadap semua angket tersebut. Setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata dari
sejumlah 35 buah angket yang telah didistribusikan, hanya terdapat 20 buah
angket yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisa. Adapn perincian dari hal
ini, yaitu sejumlah 4 buah belum diisi oleh subyek, sementara itu dalam 11 angket
yang lain terdapat beberapa bagian dari angket yang belum lengkap terisi semua.
Mengingat semua hal ini, akhirnya jumlah subyek yang dilibatkan dalam uji coba
ini berjumlah 20 orang.
Hasil uji coba skala (angket) gaya pengambilan keputusan dan skala extrovert-
introvert tersebut selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dengan uji
validitas dan reliabilitas ini akan dapat diketahui mana butir yang sahih atau andal
dan mana butir yang gugur. Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Validitas alat ukur adalah
sejauh mana alat tes itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur
(Suryabrata, 2000). Reliabilitas dan validitas alat ukur merupakan salah satu ciri
utama instrumen pengukuran yang baik ( Azwar, 1998). Kronologis dari ana-
lisa terhadap skala yang menjadi alat ukur dalam penelitian dapat dilihat pada
gambar 1.
51
Gambar 1
Alur uji coba dan anlisis terhadap skala penelitian
Adapun hasil uji coba terhadap alat ukur melalui analisis uji validitas dan
reliabilitas adalah sebagai berikut :
1. Skala Gaya Pengambilan Keputusan
Dengan menetapkan koeisien validitas (rbt) sebesar 0,300 maka diperoleh
hasil bahwa dari jumlah aitem awal sebanyak 26 butir ternyata sebanyak 6 butir
dinyatakan gugur, sehingga jumlah aitem yang valid adalah 20 butir. Koefisien
butir bergerak dari 0,3582 sampai dengan 0,7837. Adapun sebaran aitem skala
gaya pengambilan keputusan yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada tabel 3.
Skala Gaya Pengambilan Keputusan
Skala Extrovert-introvert
Uji Coba Awal & Uji Coba
Uji Validitas & Reliabilitas
Alat Ukur Valid dan Reliabel
52
Tabel 3 Butir gugur dan valid Skala Gaya Pengambilan Keputusan
Melalui uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh koefisien
sebesar 0,8155 sehingga skala ini reliable untuk digunakan dalam penelitian.
2. Skala Extrovert – Introvert
Dengan menetapkan koefisien validitas (rbt) sebesar 0,300 maka diperoleh
hasil bahwa dari jumlah aitem awal sebanyak 55 butir ternyata sebanyak 22 butir
dinyatakan gugur sehingga jumlah aitem yang valid adalah sebanyak 33 butir.
Adapun sebaran aitem dari skala Extrovert-Introvert yang telah mengalami uji
Validitas dan reliabilitas dpat dilihat pada Tabel 4.
NOMOR BUTIR Favorable Unfavorable
Gaya Pengambilan Keputusan VALID GUGUR VALID GUGUR
JUMLAH
RASIONAL 2,7,12,16,20,23,25,26
8,14 5,10 18 13
INTUITIF 1,4,9,11,15,17,19,24
6,21 3,22 13 13
JUMLAH 16 4 4 2 26
53
Tabel 4
Butir Valid dan Gugur Skala Extrovert – Introvert
NOMOR BUTIR
FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH
FAKTOR
VALID GUGUR VALID GUGUR
Activity 1,8,51 15 29,39,46 10,32 9
Sociability 2,41 50,31 9,17 27 7
Risk-taking 18,30 3 19,28 52 6
Impulsiveness 4,16,25 40,11 20,49 35,38 9
Expresiveness 5,26,45,48 33,43 21,34 12 9
Reflectiveness 24,42 6 53 13,22,55 7
Responsibility 7,47 23,36 14,44,54 37 8
JUMLAH 18 11 15 11 55
Koefisien butir valid dari skala ini bergerak dari 0,3084 sampai dengan
0,7197. Melalui uji Reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh
koefisien Alpha sebesar 0,8489 sehingga skala ini reliabel untuk digunakan dalam
penelitian.
F. Jalanya Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, meliputi (1) tahap persiapan,
(2) tahap pengumpulan data, dan (3) tahap analisa data.
1. Tahap persiapan
Persiapan dimulai dengan membuat proposal penelitian lalu diajukan kepada
pembimbing. Setelah bimbingan proposal, penulis menyusun Bab 1 sampai
dengan Bab III. Setelah menerima masukan dan saran dari pembimbing, penulis
kemudian menyusun alat ukur penelitian dan diajukan kepada pembimbing guna
mendapatkan bim,bingan lebih lanjut. Setelah semua hal ini selesai, penulis diberi
54
kesempatan pada tanggal 5 Januari 2004 untuk mengikuti ujian komprehensif
guna mendapatkan masukan yang lebih rinci lagi dari dewan pengajar.
Sebelum skala penelitian diuji coba, terlebih dahulu dilakukan uji coba
awal agar skala tersebut dapat dipahamidengan baik oleh para responden, baru
setelah uji coba awal ini selesai dan perbaikan-perbaikan dilkukan maka uji coba
segera dilaksanakan. Tujuan dari uji coba ini adalah agar alat ukur yng akan
digunakan dalam penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
diandalkan.
2. Tahap pengumpulan data lapangan
Sebelum pengumpulan data lapngan ini dilakukan penulis mengajukan
permohonan surat keterangan dari pihak pengelola Pasca Sarjana Psikologi guna
keperluan penelitian di lapangan. Pengumpulan data lapangan ini dimulai pada
tanggal 21 Januari 2004 sampai dengan 25 Januari 2004 (tahap I). Pada tahap ini
sebagian besar angket diberikan kepada subyek dengan cara door to door . Untuk
melakukan hal ini peneliti dibantu oleh beberapa teman yang sebelumnya mereka
telah diberi pemahaman tentang skala penelitian terutama cara-cara pengisian,
disamping itu peneliti mencermati kembali sekiranya masih ada petunjuk
pengisian angket yang masih kabur. Jumlah angket yang didistribusikan dalam
tahap ini sebanyak 55 eksemplar, dan jumlah yang dapat dicollect kembali
berjumlah 49 eksemplar. Jadi ada 6 buah skala yang tidak kembali.
Tahap berikutnya, penulis mendistribusikan angket sebanyak 35 buah kepada
subyek yang lainnya. Hanya kali ini dilakukan pemantauan yang agak ketat
supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi kembali. Tahap ini dilakukan pada
55
tanggal 27 Januari sampai dengan 1 Febuari 2004. Pada tahap ini seluruh angket
yang telah didistribusikan dapat terkumpul kembali semuanya. Jadi jumlah
keseluruhan angket yang berhasil terkumpul kembali adlah sebanyak 84
eksemplar.
3. Tahap analisi data
Kegiatan pada tahap ini secara umum meliputi a) penghitungan dan
pengecekan kembali terhadap data yang telah terkumpul dari alat ukur
penelitian, b) pemberian skor jawaban terhadap kedua alat ukur yang telah diisi
oleh responden, dan c) tabulasi data hasil penskoran melalui program MS Excel,
kemudian d) data diolah melalui program SPSS for Windows ver. 9 dan dari hasil
olah data tersebut kemudian diinterpretasikan.
Dari hasil pengecekan angket yang telah terkumpul ada 9 buah angket yang
terpaksa tidak digunakan karena pengisian jawaban tidak lengkap (belum semua
nomor diisi), sehingga jumlah angket yang layak untuk dianalisa berjumlah 75
buah.
G. Metode analisa data
Data-data yang sudah terkumpul akan dianalisa dengan metode statistik.
Untuk menguji perbedaan gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert, sekaligus
untuk menguji apakah seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert
akan cenderung memilki gaya pengambilan keputusan rasional, sedangkan
seorang yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert akan cenderung
56
memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif maka akan digunakan ANOVA.
Sebelum dilakukan analisa statistik maka sebelumnya data harus memenuhi
persyaratan uji asumsi seperti uji normalitas sebaran dan uji homogenitas.
Uji normalitas untuk mengetahui apakah skor variabel yang diteliti
mengikuti distribusi normal atau tidak. Menurut Hadi (2000), ada anggapan
bahwa skor variabel yang dianalis harus mengikuti hokum sebaran normal baku
(kurva) dari Gauss. Kaidah yang dipakai bila p>0,05 sebaran normal, sebaliknya
bila p<0.05 sebaran tidak normal. Teknik uji yang dipakai adalah uji
Kolmogorov-Smirnov.
Uji homogenitas adalah uji untukmengetahui homogen tidaknya skor
variabel terikat. Uji menggunakan teknik Levene test. Kaidah yang dipakai
adalah bila p > 0,050 berarti varians kelompok-kelompok yang dibandingkan
status homogen, sedangkan bila p < 0,050 berarti status tidak homogen.
Gambar 2
Alur Analisis Data Seluruh uji hipotesis maupun uji asumsi dilakukan dengan menggunakan
pragram SPSS for Windows 9.0.
Skala Gaya Pengambilan Keputusan
Skala Extrovert-Introvert
Uji normalitas sebaran
Uji Homogenitas
ANOVA Menguji Perbedaan Gaya pengambilan Keputusan yang diambil oleh orang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert
57
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
a. Gaya Pengambilan Keputusan
Skala gaya pengambilan keputusan berisi 20 butir. Skala ini mengandung
aitem-aitem yang mengungkap baik gaya pengambilan keputusan rasional maupun
intuitif. Adapun perincian dari aitem-aitem tersebut yaitu 10 aitem merupakan aitem
yang mengungkap gaya pengambilan keputusan rasional dan 10 aitem mengungkap
gaya pengambilan keputusan intuitif.
Skor dari masing-masing kelompok aitem (kelompok aitem gaya pengambilan
keputusan rasional dan intuitif) bergerak dari skor terendah = 0 dan skor tertinggi = 4,
dengan demikian dapat diketahui skor total minimum yang dimiliki oleh subyek
untuk masing-masing kelompok aitem sebesar 0 dan skor total maksimum sebesar 40.
Skor yang dimiliki oleh subyek adalah skor total dari masing-masing
kelompok aitem. Penentuan kecenderungan gaya pengambilan keputusan yang
dimiliki oleh subyek adalah dengan melihat skor total yang tertinggi. Skor total yang
tertinggi ini sekaligus menunjukkan gaya pengambilan keputusan yang dominan
dalam diri subyek.
Berdasarkan hasil penghitungan skor total terhadap jawaban responden pada
skala gaya pengambilan keputusan berikut penentuan gaya pengambilan keputusan
yang dimiliki , maka diketahui.dari 75 subyek penelitian yang ada ternyata
58
ditemukan ada sebanyak 43 subyek yang memiliki kecenderungan gaya pengambilan
keputusan rasional, sementara yang lain yaitu sebanyak 32 subyek memiliki
kecenderungan gaya pengambilan keputusan intuitif. Jadi dari hasil pengukuran
melalui skala gaya pengambilan keputusan ini diketahui distribusi gaya pengambilan
keputusan yang dimiliki subyek yaitu 57,33 % (43 subyek) memiliki kecenderungan
gaya pengambilan keputusan rasional, sementara itu 42,66 % (32 subyek) memiliki
kecenderungan gaya pengambilan keputusan intuitif. Nampak jelas bahwa subyek
lebih banyak yang memiliki kecenderungan gaya pengambilan keputusan rasional.
Adapun ringkasan distribusi akan hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5
Distribusi subyek berdasar gaya pengambilan keputusan
Gaya Pengambilan
Keputusan
Subyek Persentase
( %)
RATIONAL 43 57, 33
INTUITIF 32 42, 66
JUMLAH 75 100
b.Tipe kepribadian
Variabel tipe kepribadian ini terdiri dari dua yaitu extraversion dan
introversion. Skala etrovert-introvert ini terdiri dari 33 butir pernyataan untuk
mengungkap kecenderungan ekstraversion yang dimiliki subyek. Jadi aitem-aitem
yang ada mengungkap kecenderungan atau derajat ektraversi subyek.
59
Setiap subyek memiliki total skor yang diperoleh dari penjumlahan skor
setiap jawaban aitem. Skor setiap aitem terendah yang dapat diperoleh subyek adalah
= 0 dan skor tertinggi = 4, dengan demikian dapat diketahui skor total terendah yang
dapat dimiliki oleh subyek adalah 0 dan skor total tertinggi adalah 132.
Dasar penghitungan atau penentuan kecenderungan ekstraversi subyek
diperoleh dengan melihat rerata empirik. Angka rerata empirik ini diperoleh dengan
cara skor kumulatif dibagi dengan jumlah aitem yang ada (33 aitem), diperoleh hasil
76,65. Skor total yang diperoleh subyek dibandingkan dengan rerata ini, apabila skor
total yang dmiliki subyek dibawah angka rerata berarti ia cenderung memiliki tipe
kepribadian introvert, sebaliknya apabila subyek memiliki skor total di atas angka
rerata berarti ia cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert.
Berdasar perhitungan tersebut maka diketahui dari 75 subyek yang ada,
ternyata ada 41 subyek memiliki kecenderungan extrovert sedangkan 34 subyek
memiliki kecenderungan introvert. Hal ini berarti dari 75 subyek penelitian yang ada
maka sebanyak 54,66 % (41 subyek) memiliki kecenderungan tipe kepribadian
extrovert, sedangkan 45,33 % (34 subyek) memiliki kecenderungan tipe kepribadian
introvert. Melihat hasil perhitungan tersebut maka diketahui bahwa prosentase subyek
yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih besar daripada mereka
yang memiliki kecenderungan tipe kepribadian introvert. Adapun distribusi subyek
penelitian dilihat dari kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki dapat dilihat
pada Tabel 6.
60
Tabel 6
Distribusi subyek berdasar kecenderungan tipe kepribadian
2. Hasil Uji Asumsi
Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas sebaran dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Z-K-S).
Kaidah yang digunakan adalah dengan melihat harga p. Jika p > 0,05 maka sebaran
dinyatakan normal, sebaliknya apabila p ≤ 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak
normal. Sebaran data normal diartikan bahwa data tersebut tidak berbeda secara
signifikan dengan sebaran normal dari Gauss ( Hadi, 2000). Variabel penelitian yang
diuji normalitas sebarannya antara lain gaya pengambilan keputusan (rasional dan
TIPE
KEPRIBADIAN
SUBYEK
PERSENTASE ( % )
EXTROVERT 41 54,66
INTROVERT
34
45,33
JUMLAH 75 100
61
intuitif) dan tipe kepribadian. Hasil uji normalitas sebaran variabel-variabel penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7
Rangkuman hasil uji normalitas sebaran variabel penalitian
Variabel S ig Keterangan
Rational 0,084 Normal
Intuitif 0,200 Normal
Tipe Kepribadian 0,200 Normal
Berdasarkan Tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian yang diuji (baik gaya pengambilan keputusan, yang terdiri dari rational dan
intuitif, dan tipe kepribadian) memilki sebaran normal.
b. Homogenitas variansi
Uji homogenitas variansi diperlukan untuk keperluan analisis variansi. Salah
satu syarat yang diperlukan untuk analisis variansi yaitu varians kelompok yang
dibandingkan adalah homogen (Sugiyanto, 2000)
Uji homogenitas menggunakan Levene test. Adapun kaidah yang digunakn
yaitu jika p > 0,050 berarti varians kelompok yang dibandingkan homogen,
sedangkan apabila p ≤ 0.050 berarti berbeda atau tidak homogen. Rangkuman hasil
uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 8.
62
Tabel 8
Rangkuman hasil uji homogenitas variabel gaya pengambilan keputusan
Model S ig Keterangan
Levene Test 0.176 Homogen
Hasil uji Levene test seperti terlihat pada Tabel 8 tersebut menunjukan bahwa
variabel gaya pengambilan keputusan memiliki varians yang homogen.
3. Hasil uji hipotesa
Hipotesa dalam penelitian adalah ada perbedaan dalam gaya pengambilan
keputusan yang dilakukan antara subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian
extrovert dan introvert, yaitu subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian
extrovert cenderung memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif dan subyek yang
berkecenderungan tipe kepribadian introvert cenderung memiliki gaya pengambilan
keputusan rasional.
Setelah dilakukan penghitungan terhadap data yang terkumpul melalui
pengukuran dengan alat ukur penelitian yang ada, maka diketahui bahwa subyek
dapat dikategorikan dalam kecenderungan tipe kepribadian dan gaya pengambilan
keputusan tertentu seperti yang sudah dipaparkan di atas. Selain hal tersebut, ternyata
setiap subyek merupakan kombinasi dari dua kondisi tersebut, jadi terjadi semacam
randomized combination. Hal ini karena setiap subyek diukur baik dalam
kecenderungan tipe kepribadiannya maupun dalam gaya pegambilan keputusan yang
63
dimiliki. Adapun kombinasi yang dapat mungkin terjadi adalah ada kelompok subyek
yang merupakan kelompok subyek yang termasuk subyek berkecenderungan tipe
kepribadian extrovert dan memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I-E ),
subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert dan memiliki gaya pengambilan
keputusan intuitif ( I-I ), subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan
memiliki gaya pengambilan keputusan rational ( R-E ), dan subyek
berkecenderungan tipe kepribadain introvert dan memiliki gaya pengambilan
keputusan rational ( R-I ). Kombinasi tersebut didasarkan pada variabel gaya
pengambilan keputusan subyek, karena dalam Anova variabel inilah (dependent
variable) yang sebenarnya dibandingkan (Sugiyanto, 2000).
Sebagai langkah awal dalam analisa varians ini maka akan dilihat apakah ada
perbedaan di antara kombinasi-kombinasi tersebut. Berikut ini akan dipaparkan
rangkuman anlisa varians dari masing-masing kombinasi.
a. Kombinasi berdasar gaya pengambilan keputusan intuitif, maka akan didapat
subyek ( I-E ) dan ( I-I ). Melalui Anova diketahui bahwa nilai F untuk
perbandingan subyek dalam dua kelompok ini adalah 6,143 dan nila p = 0,019,
berarti ada perbedaan yang sangat signifikan diantara kelompok ( I-E ) dan ( I-I ) .
Mengacu pada rerata atau mean untuk kelompok subyek ( I-E ) adalah 24,4375,
sedangkan mean untuk kelompok subyek ( I-I ) adalah 22,2500, berarti dapat
dikatakan disini bahwa seorang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert
cenderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif.
Rangkuman dari Anova perbandingan kelompok di atas dapat dilihat pada Tabel 9.
64
Tabel 9
Rangkuman Anova
Kelompok
N
Mean
F
S ig
Intuitif-
ekstrovert (I-E)
16
24,4375
Intuitif-introvert
( I-I )
16 22,250
6,14
0,019
b. Kombinasi berdasar gaya pengambilan keputusan rational , maka akan didapat
subyek ( R-E ) dan ( R-I ). Melalui Anova diketahui bahwa nilai F untuk
perbandingan subyek dalam kelompok ini adalah sebesar 62,100 dan p = 0.000,
berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok ( R-E ) dan ( R-I ) .
Sementara itu, nilai rerata atau mean ( R-E ) adalah 15,565 dan ( R-I ) adalah
21,400, berarti dapat dinyatakan seorang berkecenderungan tipe kepribadian introvert
akan cenderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan. rational.
Adapun rangkuman dari Anova perbandingan kelompok ini dapat dilihat pada
Tabel 10..
65
Tabel 10
Rangkuman Anova
Kelompok N Mean F S ig
Rational-
extrovert ( R-
E)
23 15,5652
Rational-
introvert (R-I)
20 21,4000
62,100
0,000
Untuk lebih meyakinkan hasil uji di atas maka ada baiknya kalau dilakukan
uji untuk mengetahui apakah antara kelompok subyek yang berkecenderungan tipe
kepribadian extrovert yang memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I – E )
dengan kelompok subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian introvert yang
memiliki gaya pengambilan keputusan rasional ( R – I ) merupakan kelompok yang
berbeda.
Melalui Anova 1 jalur diketahui uji perbandingan tersebut trenyata memiliki
nilai F sebesar 10,945 dan p = 0,002. Berarti dapat disimpulkan bahwa antara
kelompok (I-E) dan (R-I) merupakan dua kelompok yang berbeda secara sangat
signifikan.
Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dinyatakan bahwa hipotesa dalam
penelitian ini ternyata dapat diterima. Berarti ada perbedaan dalam gaya pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian
extrovert dan introvert, yaitu subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert
66
akan enderung memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan rational,
sedangkan subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert akan cenderung
memiliki atau melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif.
B. PEMBAHASAN
1. 1. Perbedaan Gaya Pengambilan Keputusan Antara Orang Extrovert dan
Introvert
Penelitian ini paling tidak memaparkan dua hal yang menjadi keunikan diri
individu, yaitu gaya pengambilan keputusan dan tipe kepribadian. Hasil penelitian
memperlihatkan (setelah dilakukan pengukuran dengan alat ukur) telah terjadi
randomized combination, artinya seluruh subyek dalam penelitian secara acak
(tepatnya secara alamiah sesuai dengan dirinya) merupakan kombinasi dari aspek-
aspek tertentu (variabel penelitian).
Kombinasi tersebut, oleh karena memakai Anova, maka yang menjadi
sentralnya adalah dependent variabel, yaitu gaya pengambilan keputusan intuitif dan
rational. Adapun kombinasi tersebut adalah subyek berkecenderungan tipe
kepribadian extrovert dan memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif ( I-E ),
subyek berkecenderungan tipe kepribadian introvert dan memiliki gaya pengambilan
keputusan intuitif ( I-I ), subyek berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan
memiliki gaya pengambilan keputusan rational ( R-E ), dan subyek
berkecenderungan tipe kepribadain introvert dan memiliki gaya pengambilan
keputusan rational ( R-I ).
67
Berdasarkan hasil penelitian diketahui, melalui Anova, bahwa antara
kelompok subyek (I-E) dengan (I-I) ternyata berbeda secara sangat signifikan ( F =
6,143 dan p = 0,019). Sementara itu anlisis varians (Anova) antara kelompok subyek
(R-E) dengan (R-I) ternyarta juga berbeda secara sangat signifikan (F = 62,100 dan
p = 0.000).
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Suryabrata
(2000), yaitu aspek kepribadian menjadi aspek penentu keunikan dan menentukan
warna khas individu yang satu dengan yang lain. Satu benang merah dapat ditemukan
disini, bahwa perbedaan dalam hal gaya pengambilan keputusan yang diambil oleh
subyek terkait dengan eksistensi aspek kepribadian yang berkapasitas ikut
menentukan keunikan individu. Hall & Lindsay (1999) menyatakan bahwa perilaku
seseorang bisa menjadi aspek pemicu untuk memahami kepribadian seseorang. Salah
satu pengertian dari hal ini adalah ada hubungan antara aspek kepribadian dengan
perilaku. Melalui perilaku, orang lain bisa melihat track atau jejak dari kepribadian
seseorang.
Apabila dikaitkan dengan masalah perbedaan gaya pengambilan keputusan
yang diambil antara orang extrovert dengan introvert, maka dapat dikatakan aspek
kepribadian inilah yang sebenarnya memberikan andil bagi penentu perbedaan
tersebut.
2. Kecenderungan Gaya pengambilan Keputusan yang dimiliki oleh Orang
Extrovert dan Introvert
68
Melalui hasil analisis varians, selain diketahui bahwa ada perbedaan dalam
gaya pengambilan keputusan yang diambil antara subyek berkecenderungan tipe
kepribadian extrovert (orang extrovert ) dengan subyek berkecenderungan tipe
kepribadian introvert (orang introvert) secara sangat signifikan, juga dapat diketahui
adanya kecenderungan yang terjadi dalam hal pengambilan keputusan yang dilakukan
atau dimiliki oleh orang extrovert dengan orang introvert.
Berdasarkan hasil uji anova diketahui orang extrovert cenderung melakukan
atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif, sedangkan orang introvert akan
cenderung melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan rasional.
Pembahasan berikut kiranya dapat memperjelas hasil uji tersebut di atas.
Penjelasan akan hal ini dimulai dari pemahaman tentang karakteristik atau ciri dari
gaya pengambilan keputusan (intuitif dan rasional) dan tipe kepribadian (extrovert
dan introvert). Jung (dalam Eysenck, 1950) menyatakan bahwa seorang introvert
orientasi jiwanya adalah ke arah dalam dirinya, suka menyendiri, membutuhkan
waktu untuk penyesuaian diri, suka hidup teratur, perasaanya di bawah kontrol yang
ketat, tidak suka perangsangan,suka hal-hal bersifat filosofi, sementara itu seorang
extrovert orientasi jiwanya ke arah luar dirinya, sociable, membutuhkan orang lain
diajak berpikir dan berbicara, agresif, suka perubahan, perasaanya tidak dibawah
kontrol yang ketat, suka perangsangan.
Perincian karakteristik di atas akan lebih mengena lagi bila dikaitkan dengan
pernyataan Eysenck (1950), yaitu tipe kepribadian extrovert dan introvert adalah
untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi terhadap lingkungan sosial dan
69
tingkah laku seeorang. Memperhatikan akan hal ini, berarti perbedaan tingkah laku
seseorang juga dapat dtentukan oleh aspek tipe kepribadian. Lebih spesifik lagi, dapat
pula ditambahkan di sini bahwa pengambilan keputusan itu juga dipengaruhi oleh
aspek kepribadian (Wollman, 1977).
Seorang introvert akan cenderung melakukan atau memiliki gaya
pengambilan keputusan rasional karena dalam gaya pengambilan keputusan rasional
itulah seorang introvert dapat mengaktualisasikan dirinya. Gaya pengambilan
keputusan rasional diwarnai dengan penalaran yang logis, sistematis, perencanaan
matang, tidak mudah mengikuti dorongan atau rangsangan-rangsangan. Jelas sekali
hal seprti ini adalah kondisi yang sesuai bagi orang introvert untuk
mengaktualisasikan dirinya dengan baik, Sementara ia akan menemui kesulitan bila ia
melakukan gaya pengambilan keputusan intuitif. Pada sisi yang lain, gaya
pengambilan keputusan intuitif merupakan hal yang sesuai bagi orang extrovert untuk
mengaktualisasikan dirinya. Harren (1978) menyatakan gaya pengambilan keputusan
intuitif dicirikan dengan hal-hal yang berasal dari dorongan kesadaran emosional,
impulsive, tidak sistematis.
Penjelasan lainnya mengacu pada hasil penelitian Nocita & Style (1986).
Dalam konseling yang mereka lakukan, ditemukan bahwa baik seorang extrovert
maupun introvert nampak memiliki kecenderungan tertentu, dengan kata lain mereka
mereka mempunyai preference orinted. Seorang introvert lebih menyukai hal-hal
bersifat teoritik, suka analisa, suka akan suatu kesimpulan, penemuan baru, diskusi.,
sementar itu orang exrovert suka hal-hal sederhana (simple things), lebih senang
70
dengar orang lain bercerita daripada ia mempelajari sendiri (prefere to listen than
recognize ), menghindari hal-hal rumit (avoid to a mistery). Melihat uraian ini maka
jelaslah subyek akan berusaha mengaktualisasikan dirinya dengan hal-hal yang
mereka anggap itu adalah dirinya. Termasuk dalam hal gaya pengambilan keputusan,
mereka akan menyesuaikan dengan kondisi dirinya (tipe kepribadian).
71
BAB. V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneletian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan yang sangat signifikan dalam gaya pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh subyek yang berkecenderungan tipe kepribadian extrovert dan introvert.
2. Kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih cenderung
untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif. Bila dilihat pada
gaya pengambilan keputusan intuitif, maka nampak subyek dengan kecenderungan tipe
kepribadian extrovert memiliki mean sebesar (I-E) 24,4375 sedangkan mean kelompok
subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert (I-I) sebesar 22,2500. Berarti
kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian extrovert lebih cenderung
untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan intuitif.
3. Kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert lebih cenderung
untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan rasional. Hal ini nampak
bila dilihat pada gaya pengambilan keputusan rasional, maka nampak subyek dengan
kecenderungan tipe kepribadian extrovert (R-E) memiliki mean sebesar 15,565 sedang-
kan mean kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian introvert (R-I)
sebesar 21,400. Berarti kelompok subyek dengan kecenderungan tipe kepribadian
introvert lebih cenderung untuk melakukan atau memiliki gaya pengambilan keputusan
rasional.
72
B. SARAN 1. Kepada para subyek penelitian
.Hasil pengukuran dan telaah teoritis dalam penelitian ini menunjukan bahwa baik
berkaitan dengan masalah gaya pengambilan keputusan maupun tipe kepribadian
keduanya merupakan aspek yang menentukan keunikan individu yang satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu janganlah merasa bahwa apabila tergolong pada salah satu
kelompok tipe kepribadian ataupun gaya pengambilan keputusan membuat sikap
penasaran yang tidak baik. Masing-masing kelompok memiliki kekuatan dan
kelemahannya tersendiri, maka sikap yang tepat adalah menggali hal yang positif dan
menanggulangi aspek negatif yang ada.
2. Kepada para peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan dengan tema gaya pengambilan keputusan (terutama
dikaitkan dengan aspek kepribadian ) masih dalam lingkup yang terbatas. Menimbang
akan hal ini, penelitian yang masih kurang representatif ini kiranya dapat memicu
munculnya penelitian lainnya dengan kapasitas teoritis, analisa maupun data yang lebih
representatif, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang representatif pula.
Secara metodologis kiranya perlu diterapkan cara pengambilan data yang lebih
inovatif dan memiliki keakuratan yang lebih bagus, misalnya diimbangi dengan
terkumpulnya data kualitatif atau penggunaan alat ukur yang lain. Alat yang dipakai
dalam penelitian ini menggunakan skala. Dalam skala ini terdapat beberapa aitem yang
secara makna bahasa berkesan mengukur lebih dari satu pokok bahasan. Hal seperti ini,.
73
bila kurang berhati-hati, dapat menimbulkan interpretasi ganda. Bagi peneliti berikutnya
yang berkeinginan menggunakan alat ini agar mencermatinya dalam pelaksanaan try-out.
Berkaitan dengan jumlah sampel, maka akan lebih bagus bila dapat melibatkan
jumlah sampel yang lebih banyak lagi, sehingga bisa menambah tingkat representatif
data. Demikian pula akan lebih menarik bila penelitian ini diterapkan pada sampel yang
lebih spesifik batasannya, misal subyek dalam rentang usia tertentu (remaja, dewasa,
orang tua, pelajar, mahasiswa, dst.), kelompok profesi tertentu atau kelompok kultur
tertentu. Hal seperti ini akan berpengaruh pada kualitas maupun kekuatan dari
kesimpulan penelitian (power of generalization).
Peneliti menyadari bahwa masih ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi
gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Sehubungan dengan hal ini
akan lebih bagus bila mulai dicari dan diteliti variabel-variabel lainnya yang dapat
mempengaruhi gaya pengambilan keputusan. Demikian pula dalam hal cara analisa data.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, masih sangat dimungkinkan dilakukan
penelitian korelatif.
Daftar Pustaka Adisubroto, D. 1987. Orientasi nilai orang Jawa dan ciri-ciri kepribadiannya. Disertasi.
Tidak diterbitkan. Yogyakarta: UGM. Andersen, S.M., & Klatzky, R.L. 1987. Trait and social stereotypes : level of
categorization. Journal of Personality and Social Psychology. 53, 235-246. Arroba, T. 1998. Decision making by Chinese – US. Journal of Social Psychology. 38,
102 – 116. Atkinson, R.L., Atkinson, R.C. & Hilgard, E.R. 1996. Pengantar Psikologi Jilid 2.
Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Azwar, S..1998. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Azwar, S. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Barlett, P.F. 1980. Cost Benefit Analysis : A Test of Alternative Methodologies, dalam
Peggy F. Barlett (Ed.), Agricultural Decisioan Makling: Anthropogical Contributions to Rural Development. New York : Academic Press Inc. Hal. 148 – 154.
Birgham Young University. 1999. Career and Major : Decision Making. Utah :
BirghamUniversity.http://www.byu.edu/ccc/career_planning/assistance/decision.htm.
Bischof, L.J. 1970. Interpreting Personality Theories. New York : Harper and Row
Publishers. Bruce, R.A. ; Scott, S.G. 1999. The Moderating Effect of Decision Making Style on The
Turnover Process : An Extention of Previous Research. http://www.cbpa.louisville.edu/bruce/research/japum.htm.
Carver, C.S. & Scheier, M. F. 1996. Perspective on Personality. 3rd.ed. Chicago : Allyn
and Bacon. Chang, K. 1972. Decisioan Making System for Family Planning Program. Minnesotta :
Population Centre. Christin. 2001. Kemampuan Wanita dalam Menikmati Keakraban Suami-Istri ditinjau
dari Skema Kepribadian dan Strategi Menghadapi Masalah. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM.
Dunnete, M. 1976. Handbook of Industrial and Organizational Psychology. Chicago : Rand Mc. Nally College Publishing Company.
Eysenck, H.J. 1950. Dimensions of Personality. London: Routledge & Kegan Paul
limited. Eysenck, H.J. & Wilson, G.D. 1976. A Text Book of Human Psychology. London : MTP.
Press. Ltd., St Leonard’s House. Eysenck, H.J. & Wilson, G. D. 1982. Know Your Own Personality. Anglesburg: Pelican
Books, Hazel Watson and Viney, Ltd. Gladwin, C.H. 1980. A Theory of Real-Life Choise : Aplications to Agricultural
Decisions, dalam Peggy F. Barlett (ed.) Agricultural Decision Making : Anthropological Contributions to Rural Development. New York : Academic Press Inc. Hal. 45 – 82.
Hadi. S. 2000. Manuel Paket SPS Midi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Hall, C.S., & Lindzey, G. 1978. Theories of Personality. New York: John Wiley and
Sons, Inc. Harren, V.A.; Kass, R.A.; Trusky,H.E.A. & Moreland, J.R. 1978. Influence of sex role
attitude and cognitive style on career decision making. Journal of Counselling Psychology . 25, 390-398.
Harren, V.A. 1980. Assesment of Carrer Decision Making. Los Angelos : Western
Psychological services. Hall, J.A.; Friedman,H.S. & Harris, M.J. 1999. Type A behavior non verbal expressive
style and health. Journal of Personality and Social Psychology. 48, 1322-1327. Haryanti,L.P.S. 2001. Kecenderungan Kecanduan Cybersex ditinjau dari Tipe
Kepribadian. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : UGM. Hofsteede, W.M.F. 1971. Decision Making Processes in Four West Javanise Villages.
Nijmegen : Offsettdrukkerij Faculteit der Wiskunde en Natur Wetenschappen. Kartono, K. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : CV. Mandar maju. Kuntadi, H. 1996. Makelar tanah : suatu alternatif pekerjaan. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Sastra, UGM. Matlin, M.W. 1998. Cognition. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Mischel, H.N. & Mischel, W. 1973.Reading in Personality. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc..
Nocita, A. & Stiles, W.B. 1986. Extraversion and intraversion client in counseling.
Journal of Personality and Social Psychology. 33, 235-241. Pertiwi. E.M. 2001. Kesepian ditinjau dari aktivitas dan tempat tinggal orang lanjut usia
pensiun yang bertipe kepribadian extrovert dan introvert. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi, UGM.
Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi, Aplikasi. Jakarta :
Prenhallindo. Roepke, J. 1982. Kewiraswastaan dan Perkembangan Ekonomi Indonesia, Dalam
Koentjaraningrat (ed.), Masalah-Masalah Pembangunan : Bunga Rampai Antropologi Terapan. Jakarta : LP3ES.
Rubinton, N. 1980. Instruction in career decision making and decision making style.
Journal of Counseling Psychology. 27, 581-588. Sahrah, A. 1990. Model Interaksionisme dalam Pengukuran Psikologi kepribadian. Tesis.
Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM. Siagian.1991. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta : CV. Haji Mas
Agung. Simatupang, L. 1986. Pengambilan Keputusan dalam Beternak Ayam Ras : Studi Kasus
di Kelurahan Soropadan, Kec. Pring Surat, Temanggung. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Sastra, UGM.
Sinamo. 2000. Strategi Adaptif ke Abad 21: Berselancar di atas Gelombang Krisis,
Jakarta : PT Gramedia. Sindunata. 2000. Gaya Pengambilan Keputusan dan Penundaan Akademik. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Yogyakarta. Fakultas Psikologi, UGM. Smith, T.W.; Andersen, N.B. 1986. Model of personality and disease: an international
approach type A behavior and cardiovascular risk. Journal of Personality and Social Psychology. 39 (1), 1166-1173.
Sugiyanto & Adijanti, M.G. 1983. Penalaran Orang Tipe Introver dan Tipe Ekstrover.
Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Sugiyanto. 2000. Modul Penelitian Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi UGM.
Suharman. 1999. Teori Prospek dalam Pembuatan Keputusan dan Implikasinya. Anima : Media Psikologi Indonesia. 14, 296-304.
Suherman, R.A.& Yuanita, R.A. 2000. Eksistensi tipe kepribadian dalam pekerjaan.
Jurnal Psikologi. 5, 1-12. Suryabrata, S. 1998 (a). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Suryabrata. S 1998 (b). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S.. 2000 (a). Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta : Penerbit
ANDI. Suryabrata, S. 2000 (b). Peran Psikologi di Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Yayasan
Pembina Fakultas Psikologi UGM. Susan, D.P.; Paziensa, N.J.; Ferrin, H.H. 1984. Decision making styles and problem
solving appraisal. Journal of Counselling Psychology. 31 (4), 497-502. Wolman, BB. 1977. International Encyclopedi of Psychitry, Psychology, Psychoanalysis and Neurology. New York : Van Nostrad Reinhold Company.
TRY OUT
RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 1 3 3 1 3 0 3 0 4 1 4 3 0 0 2 2 1 1 0 1 3 2 1 2 1 0 4 4 3 2 3 3 32 2 4 1 3 4 3 3 3 3 4 1 1 3 2 1 4 0 4 3 4 0 1 0 4 3 3 1 4 2 1 4 4 33 1 3 3 2 3 4 0 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 1 2 2 3 3 4 1 1 3 34 0 1 4 3 1 3 3 2 1 1 3 4 1 4 3 2 2 4 1 3 2 4 4 0 1 1 3 2 3 1 1 2 35 0 0 4 1 0 2 1 1 0 0 2 4 0 0 2 1 1 1 0 0 0 3 1 0 0 0 3 4 1 0 1 2 46 4 3 1 1 4 0 3 3 3 4 4 1 2 3 1 2 3 3 3 1 3 0 0 1 1 2 1 3 3 3 4 0 37 3 1 0 0 3 0 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 2 3 1 4 1 1 0 3 0 2 2 2 3 2 48 4 2 1 4 0 4 4 3 4 1 3 3 3 3 1 4 1 4 4 0 1 2 0 3 4 4 3 4 0 1 3 4 39 1 0 3 2 1 1 0 4 3 0 4 3 2 0 3 3 4 2 1 2 3 4 3 1 0 4 3 3 3 1 1 4 3
10 0 0 4 1 0 3 3 0 3 3 3 4 2 0 3 0 0 1 0 1 0 4 4 0 1 0 4 1 1 0 1 4 311 2 3 1 1 3 2 4 3 3 0 3 3 0 0 1 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 3 4 3 3 3 0 4 312 3 4 1 3 4 3 3 3 4 2 3 0 2 2 0 1 4 4 1 3 4 1 0 3 3 1 3 4 4 4 3 3 413 1 3 3 0 2 0 1 1 2 1 3 3 3 1 3 0 1 2 0 2 1 4 4 2 1 2 3 2 2 1 3 3 314 0 2 4 1 0 1 0 0 0 0 3 1 1 1 3 0 0 0 3 2 0 4 4 1 0 0 1 1 1 0 2 3 415 1 3 4 1 2 1 0 1 2 2 1 0 3 2 2 3 2 4 3 1 2 3 2 2 3 4 0 3 3 3 1 4 116 3 4 0 3 4 0 4 1 4 3 3 1 2 2 1 4 3 3 4 2 3 2 1 3 4 1 1 4 4 4 2 1 417 1 3 3 1 3 0 1 2 1 1 3 3 4 0 3 1 1 2 3 0 1 4 3 1 2 1 4 1 3 1 0 1 418 0 3 1 4 4 0 3 2 1 4 1 1 4 1 1 0 4 0 1 2 4 1 0 1 1 0 4 3 4 0 3 3 419 2 3 3 1 3 3 0 4 0 3 3 3 3 1 3 4 3 4 3 1 3 4 1 3 2 2 0 1 2 2 1 0 320 1 0 3 1 2 4 1 1 3 1 4 4 1 3 2 1 1 0 4 2 1 4 2 2 0 4 3 3 1 4 0 2 3
DATA MENTAH SKALA EXTROVERT - INTROVERT
AITEM
DATA MENTAH SKALA EXTROVERT - INTROVERT
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 550 1 3 1 4 1 3 2 4 3 1 1 3 0 2 4 1 2 3 0 2 33 0 1 2 2 0 3 2 4 4 3 3 1 4 3 1 2 4 3 1 4 14 4 4 0 1 3 4 4 0 2 0 2 3 2 1 4 1 3 3 3 1 34 3 4 1 0 2 4 4 1 3 1 1 3 1 0 4 1 3 3 1 3 00 0 3 1 4 1 1 3 1 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 2 24 1 1 2 0 3 1 3 4 1 3 2 4 3 3 2 1 2 4 0 2 33 1 3 0 0 2 0 1 3 3 1 2 3 1 3 0 1 3 4 4 3 31 4 0 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 0 4 4 0 4 2 4 4 13 1 3 4 3 4 2 1 1 4 1 1 3 2 2 4 2 1 3 3 0 40 1 4 2 4 0 1 0 0 3 3 0 1 3 1 0 3 0 2 1 1 23 0 3 2 1 3 4 1 3 2 1 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 34 1 4 3 0 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 2 4 3 41 2 3 4 3 1 3 1 1 0 0 2 3 1 1 1 1 1 4 3 1 31 4 0 1 3 0 4 1 0 3 1 1 3 0 0 0 0 0 3 3 1 02 1 3 3 0 2 1 3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 1 3 03 1 1 2 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 1 1 3 3 1 1 3 42 1 3 1 3 1 3 2 1 3 0 1 0 2 0 3 3 4 1 2 2 30 1 1 2 2 4 4 1 0 2 1 0 3 1 4 1 2 4 3 1 1 44 1 0 1 4 3 1 1 1 3 4 3 3 2 3 0 1 4 3 4 3 01 1 2 1 1 1 3 1 3 4 1 4 1 3 1 4 0 1 3 0 1 4
AITEMLANJUTAN
DATA MENTAH TRY-OUT SKALA GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 3 1 0 0 2 0 4 3 3 0 1 4 0 1 2 3 3 1 1 1 0 2 4 1 2 02 2 1 3 3 4 3 3 4 2 3 1 3 3 3 1 0 1 3 0 0 2 1 2 0 4 13 1 0 1 1 4 4 1 3 1 2 0 2 4 3 0 0 1 4 1 2 3 1 1 0 1 34 2 4 2 3 4 3 4 1 2 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 4 1 3 3 3 3 45 1 1 4 2 2 4 3 2 0 1 2 1 3 3 2 1 2 3 1 3 1 1 2 2 2 36 2 2 1 2 4 0 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 0 3 4 1 2 3 3 2 27 2 4 3 3 4 1 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 48 3 3 3 4 3 0 4 2 3 3 0 3 0 2 3 4 4 3 4 4 0 3 4 4 4 49 0 2 0 0 1 2 2 3 2 1 0 1 2 3 2 2 1 4 1 2 2 0 2 0 3 0
10 1 2 1 1 3 3 1 4 2 2 1 1 2 3 1 2 1 0 1 1 2 1 2 1 0 111 1 1 0 1 0 0 4 4 2 2 0 0 2 2 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 0 112 2 1 3 3 1 1 4 3 3 3 3 1 0 0 2 2 2 1 2 4 0 2 3 3 2 313 0 0 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 0 1 1 2 1 4 2 214 2 0 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 1 0 3 1 3 1 1 3 2 3 015 1 1 0 4 0 2 2 3 2 2 0 2 3 2 2 0 1 1 3 2 0 2 2 0 2 216 3 4 1 2 4 1 3 3 2 3 3 3 1 1 1 2 0 0 2 3 1 2 3 1 1 317 2 4 1 4 4 3 3 4 1 2 2 3 2 1 0 1 4 1 1 3 2 1 2 0 1 318 4 3 2 0 0 3 3 1 2 3 3 1 0 0 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 219 3 4 0 2 4 2 1 3 2 2 1 3 3 3 2 2 0 2 2 3 2 2 3 1 0 020 2 4 1 1 4 3 3 3 1 0 4 1 4 4 2 1 3 3 0 0 4 1 0 0 2 4
A I T E M
82
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 115.5500 530.1553 23.0251 55 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 114.0500 490.6816 .6463 .8183 VAR00002 113.3000 496.8526 .4984 .8213 VAR00003 113.2000 572.3789 -.6493 .8475 VAR00004 113.8500 503.2921 .4643 .8229 VAR00005 113.2500 493.2500 .5239 .8204 VAR00006 113.8500 514.0289 .1937 .8288 VAR00007 113.6000 506.6737 .3135 .8257 VAR00008 113.6000 496.0421 .5714 .8203 VAR00009 113.2500 493.2500 .5709 .8197 VAR00010 113.7000 510.0105 .2816 .8265 VAR00011 112.7000 528.0105 .0297 .8309 VAR00012 113.1000 553.6737 -.3880 .8415 VAR00013 113.6000 517.4105 .1998 .8283 VAR00014 113.9500 503.9447 .3885 .8240 VAR00015 113.5000 553.9474 -.5273 .8399 VAR00016 113.5000 487.8421 .6192 .8181 VAR00017 113.6000 497.3053 .5126 .8212 VAR00018 113.2000 482.1684 .6961 .8159 VAR00019 113.5000 506.4737 .3357 .8252 VAR00020 113.7000 506.5368 .4008 .8242 VAR00021 113.6500 494.1342 .5594 .8200 VAR00022 112.7000 557.0632 -.4513 .8424 VAR00023 113.8000 563.1158 -.4896 .8452 VAR00024 113.9500 499.6289 .5721 .8211 VAR00025 113.9500 488.2605 .6698 .8175 VAR00026 113.7000 498.7474 .4364 .8226 VAR00027 113.1500 540.8711 -.1887 .8377 VAR00028 112.8000 508.9053 .3965 .8246 VAR00029 113.1000 504.8316 .4467 .8233 VAR00030 113.8500 494.8711 .5435 .8204 VAR00031 113.7000 518.4316 .1680 .8290
83
VAR00032 112.9500 528.7868 -.0059 .8328 VAR00033 112.3000 536.9579 -.2204 .8333 VAR00034 113.4000 484.2526 .6463 .8170 VAR00035 114.1000 528.8316 -.0052 .8326 VAR00036 113.2500 533.1447 -.0764 .8348 VAR00037 113.7500 518.0921 .2048 .8281 VAR00038 113.7000 575.3789 -.6475 .8489 VAR00039 113.6000 497.3053 .5126 .8212 VAR00040 113.0500 524.9974 .0533 .8317 VAR00041 113.5000 507.9474 .3718 .8247 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00042 113.5000 491.0000 .5142 .8202 VAR00043 112.7500 529.2500 -.0023 .8316 VAR00044 113.8500 502.8711 .4100 .8235 VAR00045 113.7500 496.3026 .6339 .8198 VAR00046 112.9000 506.2000 .4241 .8238 VAR00047 113.7000 503.0632 .4322 .8232 VAR00048 113.6000 493.4105 .5454 .8201 VAR00049 113.5000 493.5263 .4563 .8217 VAR00050 114.1000 517.1474 .2493 .8274 VAR00051 113.1000 488.6211 .6421 .8179 VAR00052 112.8500 527.0816 .0524 .8305 VAR00053 113.5500 505.9447 .3113 .8258 VAR00054 113.4000 506.0421 .4462 .8235 VAR00055 113.2000 517.7474 .1493 .8298 Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 55 Alpha = .8297
84
UJI SKALA GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERPAKAI
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 40.1000 196.3053 14.0109 20 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 38.2500 181.4605 .4912 .8879 VAR00002 38.0000 176.6316 .4304 .8907 VAR00003 38.6500 178.6605 .4885 .8879 VAR00004 38.1000 178.7263 .4581 .8889 VAR00005 37.3500 183.3974 .4249 .8974 VAR00007 37.1500 179.5026 .5580 .8862 VAR00009 38.0000 184.0000 .4638 .8888 VAR00010 38.0000 183.7895 .4145 .8898 VAR00011 38.4500 178.0500 .4567 .8891 VAR00012 37.9000 175.7789 .5777 .8853 VAR00015 38.3000 184.2211 .4648 .8888 VAR00016 38.4500 177.5237 .6061 .8849 VAR00017 38.2500 175.9868 .5171 .8872 VAR00019 38.4000 171.9368 .6890 .8818 VAR00020 37.6500 172.1342 .6493 .8829 VAR00022 38.5500 178.6816 .7676 .8830 VAR00023 37.7500 178.1974 .6132 .8849 VAR00024 38.5500 168.9974 .6590 .8823 VAR00025 38.1500 180.8711 .4375 .8894 VAR00026 38.0000 174.8421 .5060 .8877 Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 20 Alpha = .8923
85
UJI SKALA EXTROVERT-INTROVERT TERPAKAI
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 66.4500 655.2079 25.5970 33 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 64.9500 604.2605 .7595 .9295 VAR00002 64.2000 613.2211 .5730 .9314 VAR00004 64.7500 627.3553 .4321 .9328 VAR00005 64.1500 608.5553 .6043 .9310 VAR00007 64.5000 625.8421 .3603 .9339 VAR00008 64.5000 616.2632 .5889 .9313 VAR00009 64.1500 617.2921 .5250 .9319 VAR00014 64.8500 623.7132 .4252 .9330 VAR00016 64.4000 604.6737 .6701 .9303 VAR00017 64.5000 617.8421 .5269 .9319 VAR00018 64.1000 602.2000 .6912 .9300 VAR00019 64.4000 621.4105 .4447 .9328 VAR00020 64.6000 633.7263 .3237 .9339 VAR00021 64.5500 615.2079 .5598 .9316 VAR00024 64.8500 618.6605 .6201 .9311 VAR00025 64.8500 607.0816 .6942 .9301 VAR00026 64.6000 621.4105 .4230 .9331 VAR00028 63.7000 627.5895 .4707 .9325 VAR00029 64.0000 628.1053 .4302 .9329 VAR00030 64.7500 609.6711 .6401 .9307 VAR00034 64.3000 603.4842 .6563 .9304 VAR00039 64.5000 617.8421 .5269 .9319 VAR00041 64.4000 628.1474 .4127 .9330 VAR00042 64.4000 601.7263 .6464 .9305 VAR00044 64.7500 618.1974 .5114 .9321 VAR00045 64.6500 615.5026 .6716 .9307 VAR00046 63.8000 624.9053 .4891 .9323 VAR00047 64.6000 624.8842 .4372 .9328 VAR00048 64.5000 608.5789 .6311 .9307 VAR00049 64.4000 625.7263 .3196 .9347 VAR00051 64.0000 606.3158 .6836 .9302 VAR00053 64.4500 633.3132 .2487 .9353 VAR00054 64.3000 620.6421 .5875 .9315 _
86
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 20.0 N of Items = 33 Alpha = .9338
87
UJI NORMALITAS UNTUK DATA INTUITIF DAN DATA RATIONAL Explore
Case Processing Summary
32 100.0% 0 .0% 32 100.0%INTUITIFN Percent N Percent N Percent
Valid Missing TotalCases
Descriptives
23.3438 .476522.3720
24.3155
23.347224.0000
7.2652.6954
18.0029.0011.00
3.0000-.265 .414-.314 .809
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
INTUITIFStatistic Std. Error
Tests of Normality
.127 32 .200* .951 32 .242INTUITIFStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance.*.
Lilliefors Significance Correctiona.
88
INTUITIF
Normal Q-Q Plot of INTUITIF
Observed Value
3028262422201816
Exp
ecte
d N
orm
al
2
1
0
-1
-2
Detrended Normal Q-Q Plot of INTUITIF
Observed Value
3028262422201816
Dev
from
Nor
mal
.3
.2
.1
0.0
-.1
-.2
-.3
-.4
89
Explore Case Processing Summary
43 100.0% 0 .0% 43 100.0%KEPUTUSAN RATIONALN Percent N Percent N Percent
Valid Missing TotalCases
Descriptives
18.3256 .574217.1668
19.4844
18.302319.000014.1773.765311.0027.0016.00
6.0000.225 .361
-.427 .709
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
KEPUTUSAN RATIONALStatistic Std. Error
Tests of Normality
.126 43 .084 .965 43 .354KEPUTUSAN RATIONALStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
90
KEPUTUSAN RATIONAL
Normal Q-Q Plot of KEPUTUSAN RATIONAL
Observed Value
302010
Exp
ecte
d N
orm
al
3
2
1
0
-1
-2
Detrended Normal Q-Q Plot of KEPUTUSAN RATIONAL
Observed Value
302010
Dev
from
Nor
mal
.4
.3
.2
.1
0.0
-.1
-.2
91
UJI NORMALITAS DATA TYPE KEPRIBADIAN Explore
Case Processing Summary
75 100.0% 0 .0% 75 100.0%TYPE KEPRIBADIANN Percent N Percent N Percent
Valid Missing TotalCases
Descriptives
76.5733 .496975.5832
77.5634
76.637077.000018.5184.3033
66.0086.0020.00
7.0000-.161 .277-.381 .548
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
TYPE KEPRIBADIANStatistic Std. Error
Tests of Normality
.074 75 .200*TYPE KEPRIBADIANStatistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
This is a lower bound of the true significance.*.
Lilliefors Significance Correctiona.
TYPE KEPRIBADIAN
92
Normal Q-Q Plot of TYPE KEPRIBADIAN
Observed Value
90807060
Exp
ecte
d N
orm
al
3
2
1
0
-1
-2
-3
Detrended Normal Q-Q Plot of TYPE KEPRIBADIAN
Observed Value
90807060
Dev
from
Nor
mal
.1
0.0
-.1
-.2
-.3
93
ANALISIS ANOVA ONEWAY UNTUK INTUITIF DENGAN LAVENE Oneway
Descriptives
INTUITIF
16 22.2500 2.4083 .6021 20.9667 23.5333 18.00 26.0016 24.4375 2.5812 .6453 23.0621 25.8129 19.00 29.0032 23.3438 2.6954 .4765 22.3720 24.3155 18.00 29.00
INTROVERTEXTROVERTTotal
N MeanStd.
Deviation Std. ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
INTUITIF
.008 1 30 .930
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
INTUITIF
38.281 1 38.281 6.143 .019186.938 30 6.231225.219 31
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
94
ANALISIS ANOVA UNTUK RASIONAL DENGAN LAVENE Oneway
Descriptives
KEPUTUSAN RATIONAL
20 21.4000 2.6438 .5912 20.1627 22.6373 17.00 27.0023 15.6522 2.2281 .4646 14.6887 16.6157 11.00 19.0043 18.3256 3.7653 .5742 17.1668 19.4844 11.00 27.00
INTROVERTEXTROVERTTotal
N MeanStd.
Deviation Std. ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
KEPUTUSAN RATIONAL
.816 1 41 .372
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
KEPUTUSAN RATIONAL
353.424 1 353.424 59.873 .000242.017 41 5.903595.442 42
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
95
ANALISIS ONEWAY UNTUK INTUITIF INTROVERT DENGAN INTUITIF EXTROVERT Oneway
Descriptives
INTUITIF
16 22.2500 2.4083 .6021 20.9667 23.5333 18.00 26.0016 24.4375 2.5812 .6453 23.0621 25.8129 19.00 29.0032 23.3438 2.6954 .4765 22.3720 24.3155 18.00 29.00
INTROVERTEXTROVERTTotal
N MeanStd.
Deviation Std. ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
INTUITIF
.008 1 30 .930
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
INTUITIF
38.281 1 38.281 6.143 .019186.938 30 6.231225.219 31
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Means Plots
TYPE KEPRIBADIAN
EXTROVERTINTROVERT
Mea
n of
INT
UIT
IF
25.0
24.5
24.0
23.5
23.0
22.5
22.0
96
ANALISIS ANOVA UNTUK RASIONAL DENGAN LAVENE Oneway
Descriptives
KEPUTUSAN RATIONAL
20 21.4000 2.6438 .5912 20.1627 22.6373 17.00 27.0023 15.6522 2.2281 .4646 14.6887 16.6157 11.00 19.0043 18.3256 3.7653 .5742 17.1668 19.4844 11.00 27.00
INTROVERTEXTROVERTTotal
N MeanStd.
Deviation Std. ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
KEPUTUSAN RATIONAL
.816 1 41 .372
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
KEPUTUSAN RATIONAL
353.424 1 353.424 59.873 .000242.017 41 5.903595.442 42
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
97
ANALISIS ONE WAY UNTUK INTUITIF EXTROVERT DAN RATIONAL INTUITIF Oneway
Descriptives
GAYA P K
20 21.0000 1.9467 .4353 20.0889 21.9111 17.00 25.0016 23.6875 2.9148 .7287 22.1343 25.2407 18.00 29.0036 22.1944 2.7445 .4574 21.2658 23.1231 17.00 29.00
INTUITIF EXTROVERTRATIONAL INTROVERTTotal
N MeanStd.
Deviation Std. ErrorLowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval for Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
GAYA P K
1.907 1 34 .176
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
GAYA P K
64.201 1 64.201 10.945 .002199.438 34 5.866263.639 35
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Means Plots
98
Petunjuk Pengisian
Berikut ini ada beberapa pernyataan dimana Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk
mengisinya. Dalam setiap pernyataan disediakan lima (5) alternatif jawaban.
Bapak/Ibu/Sdr diharapkan memilih salah satu dari kelima pilihan jawaban tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah . Semua jawaban yang dipilih bisa
menjadi benar. Jawaban yang benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri dan
kondisi Bapak/Ibu/Sdr yang sebenarnya. Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu berpikir panjang,
cukup secara spontan memilih jawaban yang sesuai dengan diri dan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang
paling sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Saudara. Kelima pilihan jawaban tersebut
adalah:
STS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut sangat tidak
sesuai dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.
TS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.
R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut
S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr. yang
sebenarnya.
SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr.
Periksalah kembali apakah semua pernyataan telah terjawab dengan semestinya.
Usahakanlah jangan ada satupun yang terlewatkan. Terimakasih atas perhatian dan
kesedian Bpk./Ibu/Sdr. untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
99
IDENTITAS PRIBADI
NAMA :
PEKERJAAN : Peg. Negeri / Peg. Swasta / Wiraswasta
TANGGAL LAHIR :
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
1 Saya sangat senang bila terlibat dalam pekerjaaan yang memerlukan tindakan cepat
2 Salah satu hal yang saya sukai adalah terlibat dalam berbagai kegiatan social
3 Bagi saya, pekerjaan yang menyenangkan adalah pekerjaan yang penuh variasi
4 Minat dan keinginan saya seringkali berubah-ubah
5 Saya akan ikut bersorak-sorai bila sedang menyaksikan suatu pertandingan olah-raga
6 Saya merasa cepat bosan apabila diajak berdiskusi tentang masalah kehidupan
7 Seringkali saya menunda pekerjaan sampai batas waktu yang telah ditentukan
8 Ada perasaan canggung dalam diri saya ketika berada dalam suatu acara yang melibatkan banyak orang
9 Biasanya saya cepat bosan apabila melakukan suatu pekerjaan yang rumit
10 Saya lebih senang melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi
11 Dalam menghadapi masalah, saya biasanya dapat membuat keputusan dengan cepat
100
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
12
Saya tidak menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang
13 Meskipun saya jengkel terhadap seseorang, saya cenderung akan menyimpan sendiri kejengkelan saya tersebut
14 Ada saat-saat tertentu yang saya luangkan untuk menyendiri sambil berpikir tentang kehidupan yang saya jalani
15 Saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah saya rencanakan
16 Saat mengalami kegagalan, saya akan berusaha mencoba kembali sampai saya berhasil melakukannya
17 Saya adalah orang yang sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu
18 Seringkali saya merasa gelisah jika harus menunggu seseorang terlalu lama
19 Biasanya saya akan berhati-hati dalam menghadapi situasi yang baru
20 Bila ingin melakukan suatu kegiatan, saya terlebih dulu merencanakan segala sesuatunya dengan teliti
21 Meskipun menghadapi situasi yang gawat, saya berusaha untuk tetap tenang
22 Saya selalu berusaha untuk memahami apa yang menjadi penyebab dari perilaku seseorang
23 Saya tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya dengan bertanggung jawab
24 Hampir sebagian besar waktu luang yang saya miliki, saya gunakan untuk merenung
25 Seringkali saya tidak bisa menahan diri untuk membeli sesuatu yang sangat saya sukai
26 Agar hati menjadi lega, maka saya akan melampiaskan amarah saya meskipun hanya sebentar saja
27 Saya adalah seorang yang pemalu dalam bergaul
28 Bagi saya, akan lebih baik bila melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan resiko
101
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
29 Saya akan menjadi lupa akan segalanya bila tengah melakukan suatu pekerjaan
30 Saya sangat menyukai segala kegiatan yang penuh dengan tantangan
31 Saya cenderung aktif berbicara saat berada diantara banyak orang
32 Di saat hari libur, saya lebih senang menghabiskan waktu dengan beristirahat
33 Saya tidak bisa menahan tertawa bila melihat hal-hal yang lucu
34 Saya berusaha untuk tidak bersikap emosional dalam menghadapi suatu masalah
35 Sebelum membuat suatu keputusan, saya selalu mempertimbangkan semua keuntungan dan kerugiannya
36 Saat sedang bekerja, saya seringkali berhenti untuk melamunkan sesuatu
37 Saya dapat dipercaya sepenuhnya 38 Saya akan memikirkan terlebih dulu bila akan
mengungkapkan sesuatu kepada orang lain
39 Dalam mengerjakan sesuatu saya cenderung berhati-hati
40 Saya sangat menikmati keramaian yang penuh dengan sendau gurau
41 Dalam melakukan sesuatu seringkali saya tidak mempertimbangkan terlebih dulu dengan matang segala konsekuensinya
42 Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan sedikit bersenang-senang bersama teman daripada melamun sendiri
43 Seringkali saya tidak bisa menutupi ekspresi kemarahan saya
44 Bila mengerjakan sesuatu saya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya
45 Kemarahan saya seringkali terjadi secara tiba-tiba
46 Waktu luang yang saya miliki selalu saya nikmati sendiri
47 Saya ingin bersantai terlebih dulu sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan
48 Hal-hal yang mengharukan seringkali membuat saya menitikan air mata
102
NO PERNYATAAN STS TS R S SS 49 Dalam bekerja saya selalu ingin melakukannya
cermat
50 Saya lebih senang melakukan kegiatan yang menuntut aktifitas fisik yang besar
51 Ada kepuasan tersendiri yang saya peroleh saat berada bersama teman-teman saya
52 Saya takut mengalami kegagalan 53 Saya senang menganalisa ide-ide yang saya
peroleh melalui sudut pandang saya sendiri
54 Sebagai penanggung jawab suatu pekerjaan saya akan menunjukan rasa tanggung jawab saya bila terjadi kesalahan meskipun itu bukan kesalahan saya sendiri
55 Saya senang menghabiskan waktu yang saya miliki dengan menuangkan ide-ide saya ke dalam bentuk tulisan
103
Petunjuk Pengisian
Tanpa kita sadari sebenarnya kita seringkali bahkan hampir selalu membuat
keputusan, entah itu keputusan besar atau kecil. Pada bagian berikut, ada beberapa
pernyataan tentang situasi pengambilan keputusan yang sering Bapak/Ibu?Saudara hadapi
.Silahkan Bapak/Ibu/Saudara memahami setiap pernyataan berikut dengan sebaik-
baiknya. Bapak/Ibu/Saudara dapat mengacu pada pengalaman yang pernah dialami
selama ini dalam hal mengambil keputusan, baik keputusan besar atau kecil. Setiap orang
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan tidak dapat diperbandingkan dalam
rangka untuk menilai baik dan buruknya seseorang.. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara
tidak mungkin mendapatkan nilai “baik” atau “buruk”. Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu
menganalisa dan berpikir panjang untuk menjawab setiap pernyataan. Dalam hal ini,
jawaban yang tepat adalah jawaban atau pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Adapun pilihan-pilihan jawaban tersebut
adalah :
TP : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut tidak pernah Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau alami
J : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut jarang Bpk/Ibu/Sdr
lakukan atau alami R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut S : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyatan tersebut sering Bpk/Ibu/ Sdr
lakukan atau alami SL : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut selalu Bpk/Ibu/Sdr
lakukan atau alami
104
NO PERNYATAAN TP J R S SL
1 Saya mengandalkan perasaan untuk membuat pilihan yang tepat untuk saya
2 Saya merasa lebih mantap apabila dapat memperkirakan akibat dari keputusan yang saya buat di kemudian hari
3 Saya cenderung berpikir panjang terlebih dulu sebelum bertindak
4 Pilihan saya meluap begitu saja dari hati saya 5 Saat hendak memutuskan sesuatu, salah satu
hal yang saya tidak sukai adalah apabila harus melakukan analisa yang cukup rumit atas informasi yang ada
6 Saya mengikuti kata hati dalam membuat suatu keputusan
7 Saat membuat suatu keputusan, saya akan mengambil waktu untuk memikirkannya
8 Saya akan menunda suatu keputusan apabila menurut saya belum ada alasan yang masuk akal
9 Menurut saya menggunakan naluri atau dorongan insting kita dalam memutuskan sesuatu itu berguna
10 Saya lebih mementingkan kecepatan membuat keputusan daripada mengumpulkan data yang memadai dalam mengambil keputusan
11 Saya tidak menuntut keputusan yang saya buat harus mempunyai penjelasan maupun alasan yang logis
12 Saya sangat sistematis dalam membuat keputusan
13 Saya tidak mendasarkan keputusan saya pada apa yang saya rasakan saat ini
14 Saya sangat rasional dalam membuat suatu keputusan
15 Saya spontan dalam memilih, tanpa banyak pertimbangan
16 Dalam membuat suatu keputusan, saya akan mengumpulkan semua informasi yang tersedia
105
NO PERNYATAAN TP J R S SL
17 Saya merasa mantap dengan pilihan saya sekalipun tidak mengetahui alasannya
18 Saya membuat keputusan tanpa melewati pertimbangan panjang
19 Saya menyukai segera melakukan sesuatu daripada duduk untuk merenungkan sesuatu hal
20 Sebelum melakukan sesuatu saya akan merencanakannya dengan hati-hati
21 Saya sebenarnya tidak memikirkan keputusan yang akan saya buat. Sepertinya hal itu sudah ada di belakang kepala saya
22 Saya baru berani memutuskan sesuatu setelah ada alasan yang masuk akal
23 Saya tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan, untuk memastikan bahwa saya telah membuat keputusan yang tepat
24 Saya memutuskan sesuatu menurut dorongan hati saat itu
25 Fakta, data dan informasi yang memadai merupakan kebutuhan bagi saya dalam membuat suatu keputusan
26 Saya berusaha mempertimbangkan alasan dan tujuan ketika saya sedang menentukan pilihan
= Terima kasih =
106
Petunjuk Pengisian
Berikut ini ada beberapa pernyataan dimana Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk
mengisinya. Dalam setiap pernyataan disediakan lima (5) alternatif jawaban.
Bapak/Ibu/Sdr diharapkan memilih salah satu dari kelima pilihan jawaban tersebut.
Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah . Semua jawaban yang dipilih bisa
menjadi benar. Jawaban yang benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri dan
kondisi Bapak/Ibu/Sdr yang sebenarnya. Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu berpikir panjang,
cukup secara spontan memilih jawaban yang sesuai dengan diri dan kondisi
Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang
paling sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Saudara. Kelima pilihan jawaban tersebut
adalah:
STS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut sangat tidak
sesuai dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.
TS : Apabila Bpk./Ibu/Sdr. merasa bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai
dengan kondisi Bpk./Ibu/Sdr. yang sebenarnya.
R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut
S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr. yang
sebenarnya.
SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr.
Periksalah kembali apakah semua pernyataan telah terjawab dengan semestinya.
Usahakanlah jangan ada satupun yang terlewatkan. Terimakasih atas perhatian dan
kesedian Bpk./Ibu/Sdr. untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
107
IDENTITAS PRIBADI
NAMA :
PEKERJAAN : Peg. Negeri / Peg. Swasta / Wiraswasta
TANGGAL LAHIR :
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
1 Saya sangat senang bila terlibat dalam pekerjaaan yang memerlukan tindakan cepat
2 Salah satu hal yang saya sukai adalah terlibat dalam berbagai kegiatan social
3 Minat dan keinginan saya seringkali berubah-ubah
4 Saya akan ikut bersorak-sorai bila sedang menyaksikan suatu pertandingan olah-raga
5 Seringkali saya menunda pekerjaan sampai batas waktu yang telah ditentukan
6 Ada perasaan canggung dalam diri saya ketika berada dalam suatu acara yang melibatkan banyak orang
7 Biasanya saya cepat bosan apabila melakukan suatu pekerjaan yang rumit
8 Ada saat-saat tertentu yang saya luangkan untuk menyendiri sambil berpikir tentang kehidupan yang saya jalani
9 Saat mengalami kegagalan, saya akan berusaha mencoba kembali sampai saya berhasil melakukannya
10 Saya adalah orang yang sangat bersemangat dalam melakukan sesuatu
108
NO PERNYATAAN STS TS R S SS
11 Seringkali saya merasa gelisah jika harus menunggu seseorang terlalu lama
12 Biasanya saya akan berhati-hati dalam menghadapi situasi yang baru
13 Bila ingin melakukan suatu kegiatan, saya terlebih dulu merencanakan segala sesuatunya dengan teliti
14 Meskipun menghadapi situasi yang gawat, saya berusaha untuk tetap tenang
15 Hampir sebagian besar waktu luang yang saya miliki, saya gunakan untuk merenung
16 Seringkali saya tidak bisa menahan diri untuk membeli sesuatu yang sangat saya sukai
17 Agar hati menjadi lega, maka saya akan melampiaskan amarah saya meskipun hanya sebentar saja
18 Bagi saya, akan lebih baik bila melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan resiko
19 Saya akan menjadi lupa akan segalanya bila tengah melakukan suatu pekerjaan
20 Saya sangat menyukai segala kegiatan yang penuh dengan tantangan
21 Saya berusaha untuk tidak bersikap emosional dalam menghadapi suatu masalah
22 Dalam mengerjakan sesuatu saya cenderung berhati-hati
23 Dalam melakukan sesuatu seringkali saya tidak mempertimbangkan terlebih dulu dengan matang segala konsekuensinya
24 Saya lebih senang menghabiskan waktu dengan sedikit bersenang-senang bersama teman daripada melamun sendiri
25 Bila mengerjakan sesuatu saya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya
26 Kemarahan saya seringkali terjadi secara tiba-tiba
27 Waktu luang yang saya miliki selalu saya nikmati sendiri
28 Saya ingin bersantai terlebih dulu sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan
29 Hal-hal yang mengharukan seringkali membuat saya menitikan air mata
109
NO PERNYATAAN STS TS R S SS 30 Dalam bekerja saya selalu ingin melakukannya
cermat
31 Ada kepuasan tersendiri yang saya peroleh saat berada bersama teman-teman saya
32 Saya senang menganalisa ide-ide yang saya peroleh melalui sudut pandang saya sendiri
33 Sebagai penanggung jawab suatu pekerjaan saya akan menunjukan rasa tanggung jawab saya bila terjadi kesalahan meskipun itu bukan kesalahan saya sendiri
110
Petunjuk Pengisian
Tanpa kita sadari sebenarnya kita seringkali bahkan hampir selalu membuat keputusan, entah
itu keputusan besar atau kecil. Pada bagian berikut, ada beberapa pernyataan tentang situasi
pengambilan keputusan yang sering Bapak/Ibu?Saudara hadapi .Silahkan Bapak/Ibu/Saudara
memahami setiap pernyataan berikut dengan sebaik-baiknya. Bapak/Ibu/Saudara dapat mengacu pada
pengalaman yang pernah dialami selama ini dalam hal mengambil keputusan, baik keputusan besar
atau kecil. Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan tidak dapat diperbandingkan
dalam rangka untuk menilai baik dan buruknya seseorang.. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara tidak
mungkin mendapatkan nilai “baik” atau “buruk”. Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu menganalisa dan
berpikir panjang untuk menjawab setiap pernyataan. Dalam hal ini, jawaban yang tepat adalah
jawaban atau pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Berilah tanda silang
( X ) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Adapun pilihan-
pilihan jawaban tersebut adalah :
TP : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut tidak pernah Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau alami
J : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut jarang Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau
alami R : Apabila Bpk/Ibu/Sdr. merasa ragu-ragu dengan pernyataan tersebut S : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyatan tersebut sering Bpk/Ibu/ Sdr lakukan atau
alami SL : Apabila Bpk/Ibu/Sdr merasa pernyataan tersebut selalu Bpk/Ibu/Sdr lakukan atau
alami
111
NO PERNYATAAN TP J R S SL
1 Saya mengandalkan perasaan untuk membuat pilihan yang tepat untuk saya
2 Saya merasa lebih mantap apabila dapat memperkirakan akibat dari keputusan yang saya buat di kemudian hari
3 Saya cenderung berpikir panjang terlebih dulu sebelum bertindak
4 Pilihan saya meluap begitu saja dari hati saya 5 Saya tidak suka melakukan analisa yang cukup rumit atas
informasi yang ada
6 Saat membuat suatu keputusan, saya akan mengambil waktu untuk memikirkannya
7 Menurut saya menggunakan naluri atau dorongan insting kita dalam memutuskan sesuatu itu berguna
8 Saya lebih mementingkan kecepatan membuat keputusan daripada mengumpulkan data yang memadai dalam mengambil keputusan
9 Saya tidak menuntut keputusan yang saya buat harus mempunyai penjelasan maupun alasan yang logis
10 Saya sangat sistematis dalam membuat keputusan 11 Saya spontan dalam memilih, tanpa banyak
pertimbangan
12 Dalam membuat suatu keputusan, saya akan mengumpulkan semua informasi yang tersedia
13 Saya merasa mantap dengan pilihan saya sekalipun tidak mengetahui alasannya
14 Saya menyukai segera melakukan sesuatu daripada duduk untuk merenungkan sesuatu hal
15 Sebelum melakukan sesuatu saya akan merencanakannya dengan hati-hati
16 Saya baru berani memutuskan sesuatu setelah ada alasan yang masuk akal
17 Saya tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan, untuk memastikan bahwa saya telah membuat keputusan yang tepat
18 Saya memutuskan sesuatu menurut dorongan hati saat itu
19 Data dan informasi yang memadai merupakan kebutuhan bagi saya dalam membuat suatu keputusan
20 Saya berusaha mempertimbangkan alasan dan tujuan ketika saya sedang menentukan pilihan
= Terima kasih =