HUBUNGAN ANTARA ETHNOSENTRISME KONSUMEN DAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF TERHADAP PRODUK
FASHION IMPOR PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
NIM : 109114007
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Akan selalu ada jalan,
Ketika kamu percaya bahwa kamu bisa
Melewati segala kesusahanmu
“the struggle you’re in today is developing the strength
you need for tommorow”
WAKTU TIDAK AKAN PERNAH MENUNGGUMU !
Selama Kamu Masih bisa berusaha,
Jangan pernah malas untuk mengejar impianmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
“Yesusku”
tanpaNya semua tidak akan bisa terlewati dengan baik
Mama, Papa, Bram
“KELUARGA KECILKU”
Untuk dukungan dan semangatnya
Yang selalu memberikan doa agar cepat berkumpul kembali di rumah
dosen pembimbing tercinta “P. Henrietta PDADS, ”
Terima kasih atas segala perhatian selayaknya orang tua yang menyayangi
anaknya,
Terimakasih selalu mengingatkan saat aku jauh dan sedikit melupakan skripsiku,
Terimakasih sudah mau membimbingku untuk mendapatkan hasil yang baik
Dan proses yang menyulitkan namun penuh pembelajaran
keluarga besar di Bali dan di Bandung,
I love you, guys :D
Terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian semua
Martinus Agung Priyanto
Yang selalu menemani dan mengingatkan ku untuk cepat selesai
Terimakasih untuk semuanya
Saranghae ^^
Terimakasih untuk teman-teman yang telah membantu secara maksimal dalam
pengerjaan skripsi
Felicia Anindita, Veriska Claudine, Bayu Setiawan, dek Pipin,
Vivin “jawa” psi’10, Claudia Metha, Ranie Tupen
Terimakasih untuk seluruh sahabat-sahabat dan teman-teman angkatan 2010
Tutut, Maya, Yovidia, Desianty, Gregroriana Anindita, Ajeng Christi
Terimakasih untuk dukungan dan semangat yang penuh arti
Bersama kalian aku memahami senangnya “masa perkuliahan”
YANG SELALU NANYA SKRIPSI KAPAN SELESAI ?
INI JAWABANNYA !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA ETHNOSENTRISME KONSUMEN DAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF TERHADAP PRODUK
FASHION IMPOR PADA REMAJA
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ethnosentrisme dan perilaku
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara ethnosentrisme dengan pembelian
impulsif terhadap barang impor. Subyek penelitian ini adalah remaja usia 12 tahun hingga 22
tahun yang berjumlah 212 subyek. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala ethnosentrisme dalam
model Likert. Valitidas penelitian ini menggunakan validitas isi. Skala ethnosentrisme (M=68,10;
SD=14,124; 26aitem; rix=0,252-0,788) memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,922 dan
skala kecenderungan pembelian impulsif (M=47,00; SD=12,256; 22aitem; rix=0,295-0,745)
memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,930. Metode analisis data menggunakan tektik
korelasi Spearman’s Rho. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara
ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif sebesar -0,576 dengan p = 0,000
(p<0,05) yang berarti terdapat hubungan negatif dan signifikan antara ethnosentrisme dengan
kecenderungan pembelian impulsif.
Kata Kunci : ethnosentrisme, kecenderungan pembelian impulsif, impulsive
buying, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN CONSUMER ETHNOCENTRISM AND
IMPULSIVE BUYING TENDENCY OF IMPORT FASHION PRODUCT
IN ADOLESCENTS
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
ABSTRACT
The purpose of this research was to find out the correlation between ethnocentrism and
impulsive buying tendency of import fashion product in adolescents. The hypothesis suggested that
there is a negative correlation between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import
fashion product in adolescents. The subjects of this research were 212 adolescents male and
female with age range between 12 until 22 years old. The method used to collect data in this study
was Impulsive buying tendency scale and Ethnocentrism Attitude scale in Likert’s model. The
Validity of this Research was used the content validity. The coefficient reliability of ethnocentrism
scale (M=68,10; SD=14,124; 26 item; rix=0,252-0,788) was 0,922 and the coefficient correlation
of impulsive buying tendency scale (M=47,00; SD=12,256; 22 item; rix=0,295-0,745) was 0,930.
The data of this research were analysis using Spearman Rho analysis. The coefficient correlation
between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product was -0,576 with
significant level (p) was 0,000. This means there was a negative correlation between
ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product in adolescents.
Key words : ethnocentrism, impulsive buying tendency, impulsive buying, adolescents
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan rasa puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan
Bunda Maria, karena berkat dan penyertaanNya saya mampu untuk
menyelesaikan skripsi saya ini. Terimakasih Yesus, Engkau memberikanku
berbagai macam cobaan untukku, agar aku menjadi lebih sabar, bijaksana dalam
mengambil keputusan dan juga kuat dalam hal yang terburuk sekalipun, sehingga
saya mampu untuk menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Hubungan Antara
Ethnosentrisme Konsumen dan Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap
Produk Fashion Impor pada Remaja”.
Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, saya masih mengharapkan saran, masukan dan koreksi yang bersifat
membangun untuk menjadi lebih baik.
Dalam penyususnan skripsi ini banyak pihak yang telah terlibat dalam
memberikan bantuan dan dukungan kepada saya. Maka dari itu, dengan segala
kerendahan hati saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen Pembimbing Akademik
dan Pembimbing Skripsi atas kepedulian untuk membentuk saya.
Terimakasih atas pengetahuan dan ajarannya. Terimakasih atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
keyakinan yang diberikan kepada saya sehingga saya lebih mantap
untuk menjadi lebih baik dan lebih matang untuk melangkah ke depan.
4. Minta Istono, M.Si. selaku dosen penguji yang banyak memberikan
kritik dan saran yang membangun.
5. TM. Raditya Hernawa, M.Si. selaku dosen penguji yang banyak
memberikan kritik dan saran yang membangun.
6. Bapak dan Ibu doesen Program Studi Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu untuk
menambah wawasan yang sangat berguna untuk masa depan saya.
7. Seluruh Karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
khususnya Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas Mudji, Mas Doni yang telah
memberikan pelayanan selama saya menempuh studi, serta Karyawan
Perpustakaan USD yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan
kepada saya dalam memperoleh informasi yang saya butuhkan.
8. Papa dan Mama sudah membesarkan dan mencintai dengan cara kalian
sendiri. Terimakasih sudah membiarkan saya memilih jurusan yang
saya inginkan sehingga saya lebih mengenal lebih dalam siapa saya
dan juga keterbatasan yang saya miliki. Sebisa mungkin saya akan
menjadi lebih baik untuk kalian dan membuat kalian bangga.
Terimakasih sudah mau mendidik, mendukung secara moril dan
materiil, selalu mengingatkan untuk bahwa untuk hasil yang besar
memang dibutuhkan pengorbanan yang besar pula. Terima kasih sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
mau menunggu tanpa lelah dan bosan hingga saya pulang nanti ke
rumah.
9. Adekku tercinta, Germanos Bramantia D.Y yang sudah menunjukkan
keinginan yang tulus untuk aku segera berkumpul denganmu lagi di
rumah, setelah 6 tahun merantau.
10. Keluarga besar di Bali dan Bandung atas bantuan kalian semua
sehingga pengambilan data dalam skripsi ini dapat berjalan dengan
cepat dan lancar. Terimakasih juga atas doa dan dukungan kalian yang
tak pernah putus untuk saya.
11. Pacarku saat ini, Martinus Agung Priyanto yang ada disaat saya sedang
merasa putus asa dengan skripsi ini. Terimakasih atas segala
dukungannya. Terimakasih atas pinjaman ragamu dalam menemaniku
begadang ketika mengerjakan skripsi. Terimakasih masih mau cerewet
untuk mengatakan “Jangan banyak mengeluh! Dikerjain sebisamu
dulu” Terima kasih untuk hari-hari yang begitu luar biasa untuk bisa
kita syukuri, Terima kasih sudah memberikan saya cinta dan perhatian
yang begitu besar sehingga menjadi energi disaat saya sudah lelah.
12. Teman dan sahabat tercinta: Dita, Riska, dek Pipin, Vivin, Metha,
Yovidia, Ranie, Tutut, Maya, TBZ (Laras, Vivin, Debi, Putri),
Desianty, Mba Ndudh (Gregroriana Anindita), Ajeng Christi.
Terimakasih atas bantuan dan dukungan yang telah kalian berikan
tanpa henti selama pengerjaan skripsi ini. I will miss you all moment
guys.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
13. Teman-teman satu bimbingan yang membantu dan saling berbagi
informasi serta mendukung satu sama lain.
14. Seluruh informan yang bersedia untuk berpartisipasi dalam
pengambilan data skripsi ini.
Saya menyadari bahwa karya penelitian ini tidak lepas dari
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendah-hatian
memohon kritik dan saran yang membangun. Semoga karya ini dapat berguna
bagi masyarakat dan para pembaca.
Yogyakarta, ……………….
Penulis,
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 11
1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 11
2. Manfaat Praktis ............................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Pembelian Impulsif .............................................................................. 13
1. Pengertian Pembelian Impulsif .................................................... 13
2. Aspek Pembelian Impulsif .......................................................... 15
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif ......................... 16
a. Faktor Internal ................................................................... 16
b. Faktor Eksternal ................................................................ 18
B. Ethnosentrisme Konsumen .................................................................. 20
1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen ....................................... 20
2. Aspek Sikap ................................................................................ 20
3. Dampak Ethnosentrisme Konsumen .......................................... 24
C. Remaja ................................................................................................. 26
1. Pengertian Remaja ...................................................................... 26
2. Karakteristik Remaja .................................................................. 27
a. Segi Kognitif ..................................................................... 27
b. Segi Sosial ......................................................................... 29
D. Produk Fashion Impor ......................................................................... 30
E. Dinamika Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
pada Remaja ........................................................................................ 31
F. Skema Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
pada Remaja ........................................................................................ 36
G. Hipotesis ............................................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 38
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 38
B. Identitas Variabel Penelitian ................................................................ 38
C. Definisi Operasional .............................................................................. 39
1. Kecenderungan Pembelian Impulsif ........................................... 39
2. Ethnosentrisme Konsumen ......................................................... 40
D. Subjek Penelitian ................................................................................. 41
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................. 41
1. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ................................ 42
2. Skala Ethnosentrisme Konsumen .............................................. 44
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................... 46
1. Validitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan
Ethnosentrisme ............................................................................ 46
2. Seleksi Aitem .............................................................................. 46
a. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ....................... 47
b. Skala Ethnosentrisme Konsumen ...................................... 48
3. Reliabilitas .................................................................................. 50
G. Metode Analisis Data .......................................................................... 52
1. Uji Asumsi ................................................................................... 52
a. Uji Normalitas .................................................................... 52
b. Uji Linearitas ..................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 55
B. Deskripsi Subyek Penelitian ............................................................... 55
1. Usia ............................................................................................. 55
2. Jenis Kelamin ............................................................................. 56
C. Data Deskripsi Penelitian .................................................................... 56
D. Hasil Penelitian ................................................................................... 60
1. Uji Asumsi ................................................................................. 60
a. Uji Normalitas ................................................................... 60
b. Uji Linearitas .................................................................... 61
2. Uji Hipotesis .............................................................................. 62
3. Analisis Tambahan ..................................................................... 64
E. Pembahasan ......................................................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 71
A. Kesimpulan .......................................................................................... 71
B. Keterbatasan ........................................................................................ 71
C. Saran ..................................................................................................... 72
1. Bagi Penelitian Selanjutnya ......................................................... 72
2. Bagi Subjek Penelitian ................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73
LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif (Sebelum Uji Coba) ............................................................... 42
Tabel 2. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen (Sebelum Uji Coba) ..... 44
Tabel 3. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif (Setelah Uji Coba) ................................................................. 48
Tabel 4. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen (Setelah Uji Coba) ......... 49
Tabel 5. Deskripsi Usia Subyek Penelitian ....................................................... 56
Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian ........................................ 56
Tabel 7. Data Teoritis dan Empiris .................................................................. 57
Tabel 8. Hasil Uji One Sample t-test Kecenderungan
Pembelian Impulsif .......................................................... 58
Tabel 9. Hasil Uji One Sample t-test Ethnosentrisme Konsumen …………. 59
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 60
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 61
Tabel 12. Kriteria Korelasi ................................................................................ 62
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 63
Tabel 14. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel
Ethnosentrisme Konsumen ............................................................... 65
Tabel 15. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel
Kecenderungan Pembelian Impulsif .................................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Try Out .............................................................................. 83
Lampiran 2 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecenderungan
Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor ……….. . 95
Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Ethnosentrisme Konsumen 97
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada
Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
terhadap Produk Fashion Impor ............................................... 100
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem
pada Skala Ethnosentrisme Konsumen ..................................... 102
Lampiran 6. Skala Penelitian (Skala Online) .................................................. 104
Lampiran 7. Uji Normalitas ............................................................................ 117
Lampiran 8. Uji Linearitas .............................................................................. 119
Lampiran 9. Uji Hipotesis ............................................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Produk yang beredar di Indonesia, saat ini didominasi dengan
produk impor (Aghnia, 2014). Banyaknya produk impor yang masuk ke
suatu negara dapat mengkhawatirkan produsen lokal (Hasnin, 2011). Hal
ini dikarenakan produk impor mendapat banyak respon positif dari
konsumen di Indonesia. Mereka lebih bangga menggunakan produk impor
dibandingkan dengan produk dalam negeri, termasuk juga dengan
konsumen remaja (Aghnia, 2014).
Banyak orang atau lembaga yang membeli produk dari luar negeri
yang sering disebut dengan impor. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Sugono, 2008), impor berarti pemasukan barang dan
sebagainya dari luar negeri.
Banyaknya merek terkenal yang masuk sebagai produk impor ke
dalam pasar Indonesia menjadi pilihan untuk dikonsumsi oleh remaja. Hal
ini dikarenakan remaja memiliki kesadaran yang tajam akan merek dan
nilai harga suatu produk (Riski, 2012). Merek yang terkenal dan popular di
masyarakat menjadi daya tarik bagi remaja untuk menunjukkan identitas
dirinya. Membeli produk yang sedang popular tersebut akan membuat
remaja menjadi lebih percaya diri dan terlihat kekinian. Dengan begitu,
remaja mampu untuk diterima dan bertahan dalam eksistensi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lingkungan sosialnya (Chen-Yu & Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan
Faber, 2001 dalam Alagoz & Ekici, 2011; Erkmen & Yuksel dalam
Alagoz & Ekici, 2011; Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz &
Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011).
Berkaitan dengan produk impor yang disukai remaja, peneliti
menyebarkan 100 kuisioner sederhana, khususnya di kalangan remaja
yang berusia 13 – 21 tahun. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui
produk impor yang paling banyak dikonsumsi oleh kebanyakan remaja
pada umumnya. Kuisioner tersebut disebar di beberapa sekolah dan
Universitas di Bali pada hari Selasa, tanggal 5 Agustus 2014. Kuisioner
tersebut berisi pertanyaan produk impor apa yang sering remaja beli
dengan pilihan a) fashion (baju, celana, topi, tas dan sepatu), b) elektronik
(handphone dan laptop) dan c) makanan. Hasil survey tersebut
mengatakan bahwa 62 diantara mereka memilih pilihan pertama, yaitu
fashion sebagai produk impor yang sering mereka beli. Produk fashion
yang dimaksud meliputi baju, tas, sepatu, topi dan celana. Sedangkan 38
remaja lainnya memilih pilihan kedua atau ketiga, yaitu elektronik yang
meliputi handphone dan laptop atau makanan.
Hasil survey tersebut didukung dengan hasil wawancara yang
dilakukan pada tanggal 10 & 12 Agustus 2014. Wawancara dengan 4
subyek yang dipilih oleh peneliti secara acak dengan isi wawancara
mengenai kegemaran belanja terhadap produk impor. Subyek I (usia 18
tahun) dan subyek II (usia 20 tahun) memilih produk fashion berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sepatu, sedangkan subyek III (usia 21 tahun) dan subyek IV (usia 21
tahun) memilih produk fashion berupa baju dan celana yang paling sering
mereka konsumsi. Hal ini dikarenakan produk fashion yang subyek pakai
dapat menunjang penampilannya. Alasan lain mengapa subyek memilih
produk impor adalah dikarenakan kualitas produk impor yang lebih baik
daripada produk lokal, dianggap lebih modis dan banyak model yang lebih
menarik.
Fashion sering dianggap sebagai produk hedonistik (Fiske and
Taylor; Zimbardo et al. dalam Pentecost & Andrews, 2010). Penelitian
Parks, Kim & Forney (dalam Pentecost & Andrews, 2010) menemukan
bahwa produk hedonistik berkaitan dengan respon emosional yang akan
menentukan sikap konsunen selanjutnya. Sumarwan (dalam Anggasari,
Yuiati & Retnaningsing, 2013) mengungkapkan bahwa sikap konsumen
terhadap produk merupakan suatu gambaran yang mengungkapkan
perasaan dan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk.
Pada konsumen generasi muda, mereka cenderung
mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan membeli produk
luar negeri untuk mengikuti perkembangan zaman, khususnya fashion
yang dianggap sebagai suatu cerminan dari dirinya (Riswan, 2014;
Holmberg & Öhnfeldt, 2010). Demi mempertahankan eksistensi di
lingkungan sosialnya, remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu
untuk menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya,
seperti membeli pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Artikel yang ditulis oleh Riski (2012) juga mengatakan bahwa
remaja jaman sekarang cenderung memiliki perilaku mengkonsumsi suatu
produk secara berlebih. Hal ini dikarenakan pada masa ini merupakan
masa penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosi yang mudah untuk
dipengaruhi lingkungan luar. Artikel ini juga menyebutkan bahwa remaja
menggunakan produk yang dikonsumsinya secara berlebih tersebut untuk
menunjang eksistensi di lingkungannya, sehingga mereka akan membeli
produk yang sedang populer dikalangannya (Riski, 2012).
Remaja dalam rentang tahap perkembangan merupakan masa
disaat kematangan emosinya belum stabil (Utami & Sumaryono, 2008).
Masa remaja juga disebutkan sebagai masa peralihan yang dimulai dari
usia 12 atau 13 hingga dua puluh tahunan yang melibatkan perubahan
fisik, kognitif serta psikososialnya (Papalia, 2009). Hal ini menyebabkan
remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan efisien serta
melakukan segala tindakan dengan respon emosional yang dimilikinya
(David Elkind dalam Papalia, 2008; Wulfert, Block, Santa Ana,
Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010; Gunarsa, 2003).
Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu
produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya
kecenderungan pembelian impulsif. Rawlings dan Bellenger (dalam
Ghani, Imran, & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang yang lebih muda
menunjukkan perilaku impulsif yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan orang yang lebih tua. Hal ini dikarenakan orang yang lebih muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
masih mementingkan penampilan mereka dengan cara membeli produk
baru yang sedang trend di kalangan masyarakat (Mai dalam Ghani, Imran,
& Jan, 2011). Secara khusus, hasil penelitian Lin & Lin (2005)
menegaskan bahwa remaja memiliki tingkat pembelian impulsif yang
tinggi. Dalam penelitiannya, ia mengatakan bahwa individu pada usia 19
tahun memiliki skor tertinggi pada pembelian impulsif, selanjutnya
individu pada usia 15 tahun, dan individu pada usia 17 tahun.
Selain secara emosional yang belum stabil pada remaja,
keterlibatan Fashion juga memiliki efek yang positif terhadap pembelian
impulsif (Park, Kim & Forney, 2006). Konsumen akan lebih sering
membeli produk-produk pakaian (Fairhurst et al. & Seo et al. dalam Park,
Kim & Forney, 2006). Hal ini dikarenakan selain dipandang sebagai
penunjang penampilan, pakaian juga merupakan simbol status yang
memiliki efek terhadap konsep diri remaja (Hurlock dalam Astasari &
Sahrah, 2009).
Pembelian impulsif beberapa tahun ini sering menjadi topik
penelitian. Hal ini dikarenakan data statistik kecenderungan pembelian
impulsif cukup tinggi. Seperti misalnya pada studi di Amerika Utara yang
menunjukkan bahwa terdapat pembelian secara impulsif sebesar 75%
(Bosnjak, Bandl & Bratko, 2007). Data statistik Amerika Serikat juga
menunjukkan bahwa pembelian secara impulsif menyumbang hampir 60%
melalui transaksi supermarket dan 80% pada pembelian kategori produk
tertentu (Abrahams dalam Lee & Yi, 2008). Penelitian lainnya di Amerika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Serikat menemukan bahwa 90% konsumen mendapatkan dorongan untuk
melakukan pembelian impulsif (Ghani & Ali Jan, 2010).
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Nielsen pada bulan
juni 2011 terhadap konsumen Indonesia, menyatakan bahwa konsumen
menjadi lebih impulsif dengan indikasi, sebagai berikut: (1) pada tahun
2003 sampai dengan 2011 terdapat penurunan sebesar 10% (dari 15%
menjadi 5%) diantara pembeli Indonesia yang menyatakan bahwa mereka
melakukan perencanaan dalam berbelanja dan tidak pernah membeli
produk tambahan dan tidak terencana, (2) dari tahun 2003 sampai 2011,
terdapat juga peningkatan sebesar 11% (dari 10% menjadi 21%) diantara
pembeli yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merencanakan hal-
hal yang ingin mereka beli sebelum belanja, (3) dari tahun 2003 sampai
2011, mengalami peningkatan sebesar 26% (dari 13% menjadi 39%)
diantara pembeli yang mengatakan bahwa mereka membeli produk
tambahan meskipun mereka memiliki daftar belanjaan, (4) dari tahun 2003
sampai 2011, mengalami perubahan pola berbelanja, terdapat pergeseran
sebesar 69% dari para konsumen di tahun 2003 yang mungkin membeli
produk tambahan menjadi 39% dari konsumen di tahun 2011 yang
mengatakan bahwa mereka selalu membeli produk tambahan, juga (5) dari
tahun 2008 sampai 2011, terdapat kenaikan sebesar 16% (dari 5% menjadi
21%) diantara konsumen yang mengaku mengunjungi toko-toko yang
memberikan penawaran menarik dan memberikan kupon promosi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
surat kabar dan brosur (Industri Post, dalam Dameyasani & Abraham,
2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Dameyasani &
Abraham, 2013) tersebut ingin menegaskan adanya peningkatan
pembelian impulsif dari tahun 2003 sampai dengan 2011. Hal tersebut
ditunjukkan dengan penurunan perencanaan dalam melakukan pembelian
dan juga peningkatan dalam melakukan pembelian tidak terencana.
Pembelian tidak terencana tersebut ditunjukkan dengan cara konsumen
menambahkan produk yang tidak ada dalam daftar belanjaan mereka,
maupun mengunjungi toko-toko yang memberikan penawaran menarik
dengan kupon promosi yang didapat dari surat kabar dan brosur.
Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelian yang
tidak terencana dan tidak ada dalam daftar belanja sebelumnya, dapat
menimbulkan pembelian impulsif. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
oleh Rook (1987) yang menyebutkan bahwa pembelian impulsif
merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Alagoz &
Ekici (2011) menambahkan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu
tindakan pembelian suatu produk yang tidak ada dalam daftar belanjaan.
Pembelian impulsif dikatakan suatu kecenderungan merespon dengan
cepat stimulus yang datang, tanpa pertimbangan dan evaluasi terhadap
konsekuensi, juga tidak bisa membedakan mana yang disukai,
menguntungkan, harga, dan lain-lain (Mehta & Chugan, 2013; Gerbing,
Ahadi & Patton dalam Park & Choi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Rook (1987) mengatakan bahwa pembelian impulsif cenderung
lebih menggunakan emosional daripada rasional, dan cenderung untuk
dikatakan “buruk” daripada “baik”, sehingga pembelian yang dilakukan
terjadi secara spontan dan tidak hati-hati. Hal yang serupa dikatakan oleh
Weinberg & Gottwald (dalam Park & Choi, 2013) yang berkata bahwa
pembelian impulsif ditandai dengan tingginya aktivitas emosional, dan
rendahnya kontrol kognitif. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang
dilakukan untuk mengidentifikasikan hubungan pembelian secara impulsif
dengan indikator dari Big Five personality membuktikan bahwa impulsif
berkorelasi positif dengan neurotisisme atau dengan kata lain
ketidakstabilan emosional. Hal ini mengakibatkan perilaku pembelian
impulsif berkaitan dengan tidak stabilnya emosional individu (Shahjehan,
Qureshi, Zeb & Saifullah, 2012).
Pembelian impulsif juga timbul dikarenakan adanya faktor
internal yang mempengaruhi, seperti halnya suasana hati dalam diri
individu. Ketika individu merasa stress atau depresi, maka ia akan
cenderung untuk melakukan pembelian impulsif (Youn & Faber dalam
Alagoz & Ekici, 2011). Keinginan untuk menunjukkan identitas diri,
meningkatkan rasa kepercayaan diri serta sebagai bentuk penghargaan
terhadap diri juga menjadi faktor internal penyebab timbulnya pembelian
impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011; Beatty & Ferrel
dalam Alagoz & Ekici, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Selain faktor internal yang memiliki peran sebagai penyebab
timbulnya pembelian impulsif, terdapat faktor eksternal yang
mempengaruhi. Atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk
sebagai faktor lingkungan penyebab terjadinya pembelian impulsif
(Alagoz & Ekici, 2011). Faktor budaya juga menjadi salah satu faktor
yang memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif (Wood; Dittmar,
Beattie, & Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin,
2005; Kacen & Lee, 2002). Hofstede dan Minkov (dalam Dameyasani &
Abraham, 2013) mendefinisikan budaya sebagai suatu program yang
terdapat dalam pikiran manusia yang digunakan untuk mengevaluasi dan
membedakan kelompok satu dengan yang lainnya.
Berkaitan dengan budaya sebagai evaluasi, sikap kebangsaan
dalam studi lintas budaya diukur dan digunakan sebagai salah satu variabel
yang berfungsi dalam mengevaluasi suatu produk, juga menjadi penentu
dalam orientasi budaya (Chen, 2008). Salah satunya adalah ethnosentrisme
konsumen (Alsughayir, 2013; Chen, 2008).
Ethnosentrisme konsumen dianggap memiliki dampak terhadap
evaluasi produk (Hooley, Graham, Shipley & Nathalie dalam Chen 2008).
Ethnosetrisme konsumen juga merupakan faktor penting dalam
pengambilan keputusan membeli pada konsumen terhadap produk tertentu
(Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam
Chen, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Chen (2008) juga
menunjukkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
membeli, bahkan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian
impulsif (Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987).
Konsumen Ethnosentrisme melakukan pemilihan secara khusus
terhadap suatu produk, khususnya produk impor yang akan dikonsumsi.
Ketika melakukan pembelian terhadap produk impor maka dapat
dikatakan sebagai suatu hal yang salah (Lundstrom, Lee & White dalam
Candan, Aydin & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari,
Yuiati & Retnaningsing, 2013; Lantz dan Loeb dalam Watson & Wright,
2000).
Dengan ethnosentrisme yang dimiliki individu, maka individu
akan mampu untuk mengevaluasi produk yang akan dibelinya terlebih
dahulu, sehingga kecenderungan pembelian impulsif semakin berkurang.
Hal ini dikarenakan orang yang dengan ethnosentrisme tinggi akan
membeli produk yang dijual di negaranya, terlebih apabila produk lokal
memiliki kelebihan tersendiri. Hal ini dapat menyebabkan tingkat
ethnosentrisme semakin tinggi (Chen, 2008; Anggasari, Yuiati &
Retnaningsing, 2013). Berbeda dengan individu yang memiliki
ethnosentrisme yang rendah. Mereka akan cenderung untum membeli
produk yang dijual oleh negara lain atau dengan kata lainnya produk impor
(Chen, 2008).
Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara kecenderungan
pembelian impulsif dan ethnosentrisme pernah dilakukan oleh Grety
(2014). Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
antara kecenderungan pembelian impulsif dengan ethnosentrisme. Hasil
tersebut dicurigai karena adanya keterbatasan pada variabel
kecenderungan pembelian impulsif, yaitu kurangnya pengkhususan
terhadap produk impor. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
yang sama dengan menambahkan produk impor pada variabel
kecenderungan pembelian impulsif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah apakah ada hubungan antara ethnosentrisme konsumen
dengan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada
remaja ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
ethnosentrisme konsumen dengan perilaku pembelian impulsif terhadap
produk fashion impor pada remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan menambah
pengetahuan di dalam bidang psikologi konsumen dan juga psikologi
perkembangan terkait dengan ethnosentrisme konsumen dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada
remaja.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi para remaja
berkaitan dengan ethnosentrisme konsumen dan perilaku pembelian
impulsif, khususnya terhadap produk fashion impor, sehingga remaja
dapat merefleksikannya pada pribadi masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif
1. Pengertian Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif dikembangkan dan dikatakan sebagai suatu
kecenderungan oleh Beatty dan Ferrell (dalam Park & Lennon, 2006).
Pembelian impulsif didefinisikan sebagai suatu tindakan membeli
secara spontan dan tidak terencana (Rook, 1987; Dameyasani &
Abraham, 2013; Stern dalam Alagoz & Ekici, 2011). Hal ini dilihat
dari tindakan konsumen yang melakukan pembelian produk yang
tidak ada dalam daftar belanjaan yang dikarenakan adanya dorongan
kuat untuk membeli secara tiba-tiba sebuah produk dengan segera
(Rook dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Beatty dan Ferrell dalam
Strack & Deutsch, 2006; Baumeister, 2002: Alagoz & Ekici, 2011).
Studi yang dilakukan oleh Rook dan Fisher (dalam George &
Yaoyuneyong, 2010) menunjukkan bahwa pembelian impulsif
dikarenakan oleh dorongan psikologis. Dorongan tersebut
menyebabkan individu akan cepat menanggapi secara langsung suatu
stimulus tanpa adanya pertimbangan secara menyeluruh dan juga
perencanaan sebelumnya (Kroeber-Riel dalam Niu & Wang, 2009;
Baumeister, 2002; Beatty & Ferrell dalam Alagoz & Ekici, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pembelian impulsif dinyatakan sebagai suatu tindakan
pembelian berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol
(Dameyasani & Abraham, 2013). Hal yang serupa juga dikatakan oleh
Weinberg & Gottwald (dalam Park & Choi, 2013) yang mengatakan
bahwa pembelian impulsif adalah suatu tindakan yang ditandai dengan
tingginya aktivitas emosional dan rendahnya kontrol kognitif. Hal ini
menyebabkan individu akan segera membuat keputusan dengan cepat
secara emosional untuk membeli produk tersebut tanpa memikirkan
konsekuensi atas pembelian yang telah dilakukan (Kroeber-Riel dalam
Niu & Wang, 2009; Baumeister, 2002; Beatty & Ferrell dalam Alagoz
& Ekici, 2011; Rook, 1987). Akan tetapi, emosional yang paling
menonjol pada saat melalukan pembelian secara impulsif adalah rasa
senang dan gembira (Verplanken & Herabadi, 2001).
Pembelian impulsif juga dapat dikatakan sebagai suatu
tindakan yang reaktif. Hal ini dikarenakan pembelian impulsif
memiliki konsep untuk mencapai kepuasan dengan segera, terutama
sebagai sarana pemuas hedonistik. Dengan begitu, konsumen akan
mendapatkan kesenangan dan gairah tersendiri yang tidak dapat
diberikan oleh pembelian yang direncanakan (Kroeber-Riel dalam Niu
& Wang, 2009; Rook, 1987; Holbrook & Hirschman dalam George &
Yaoyuneyong, 2010; Lee & Yi, dalam George & Yaoyuneyong, 2010;
Strack & Deutsch, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan
pembelian yang dilakukan secara tidak terencana, karena adanya
dorongan yang kuat secara spontan dan tiba-tiba, sehingga konsumen
melakukan pembelian tanpa pertimbangan untuk mendapatkan
kepuasan dengan segera.
2. Aspek Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat
dua aspek psikologis dalam pembelian impulsif, yaitu aspek kognitif
dan aspek afektif.
1) Aspek kognitif
Aspek ini berfokus pada konflik yang terjadi pada
kognitif individu pada saat melakukan pembelian impulsif,
meliputi: tidak adanya pertimbangan mengenai harga dan
kegunaan produk, tidak melakukan evaluasi terhadap suatu
produk dan tidak melakukan perbandingan produk terlebih
dahulu.
2) Aspek afektif
Aspek ini berfokus pada kondisi emosional individu
saat melakukan pembelian impulsif, meliputi: dorongan
perasaan untuk melakukan pembelian dengan segera, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian, dan
perasaaan menyesal setelah melakukan pembelian.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa aspek yang terdapat pada pembelian impulsif adalah aspek
kognitif, yaitu tidak melakukan pertimbangan sebelumnya ketika
membeli suatu produk, dan juga aspek afektif, yaitu perasaan senang
dan puas ketika melakukan pembelian.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya
pembelian impulsif pada invididu, antara lain:
a. Faktor Internal
Rook (dalam Park & Lennon, 2006) menyebutkan bahwa
terdapat berbagai dorongan psikologis yang menimbulkan
terjadinya pembelian impulsif. Chen (dalam Yang, Huang & Feng,
2011) menyebutkan bahwa kepribadian merupakan salah satu
faktor dari persepsi intern dalam individu yang mempengaruhi
pembelian impulsif. Akan tetapi, kecenderungan pembelian
impulsif juga dianggap sebagai suatu ciri kepribadian (Dholakia;
Murray dalam Park & Lennon, 2006; Sharma et. al dalam Brici,
Hodkinson & Sullivan-Mort, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penelitian yang dilakukan oleh Lin & Chuang (2005)
mengatakan bahwa Emotional Intelligence memiliki pengaruh
terhadap pembelian impulsif. Orang yang memiliki Emotional
Intelligence yang tinggi memiliki tingkat pembelian impulsif yang
rendah. Akan tetapi, orang yang memiliki Emotional Intelligence
rendah memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi.
Selain itu, suasana hati dalam diri individu juga menjadi
salah satu faktor penyebab pembelian impulsif (Youn & Faber
dalam Alagoz & Ekici, 2011). Misalnya saja, ketika individu
merasa stres atau depresi, maka ia akan cenderung untuk
melakukan pembelian impulsif yang berguna mengatasi
ketegangan dalam dirinya (Alagoz & Ekici, 2011; Youn & Faber
dalam Alagoz & Ekici, 2011). Keinginan untuk menunjukkan
identitas diri, meningkatkan rasa kepercayaan diri serta sebagai
bentuk penghargaan terhadap diri juga menjadi faktor penyebab
timbulnya pembelian impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz &
Ekici, 2011; Beatty & Ferrel dalam Alagoz & Ekici, 2011).
Berdasarkan pernyataan tersebut, faktor-faktor internal
yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif, antara lain:
kepribadian, Emotional Intelligence, suasana hati, serta keinginan
untuk menunjukkan identitas, meningkatkan kepercayaan diri serta
penghargaan terhadap diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Faktor Eksternal
Chen (dalam Yang, Huang & Feng, 2011) dalam
artikelnya menjelaskan bahwa pembelian impulsif terjadi karena
adanya stimulasi eksternal. Salah satu contohnya adalah strategi
promosi yang menyebabkan konsumen berkeinginan untuk
melakukan pembelian dengan segera (Yang, Huang & Feng, 2011;
Chen dalam Yang, Huang & Feng, 2011). Gambar, desain
kemasan produk dan peletakan produk di dekat kasir juga dapat
dikatakan menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif (Hoyer &
Maclnnis; Jones et al dalam Niu & Wang, 2009; Torlak & Tiltay
dalam Alagoz & Ekici, 2011). Hal serupa juga dikatakan oleh
Alagoz & Ekici (2011) yang mengatakan bahwa kemasan serta
gambar produk dapat menyebabkan individu melakukan
pembelian impulsif.
Selain itu, pemasaran kontemporer seperti toko 24 jam,
saluran televisi dan belanja menggunakan internet, juga dikatakan
menjadi faktor penyebab meningkatnya jumlah pembelian
impulsif (Hoyer & Maclnnis; Jones et al dalam Niu & Wang,
2009). Alagoz & Ekici (2011) menambahkan atmosfer toko,
lokasi rak, bau dan warna dari produk sebagai faktor lingkungan
penyebab terjadinya pembelian impulsif. Musik yang terdengar
didalam toko juga menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif
(Beatty & Ferrel dalam Alagoz & Ekici, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Faktor lain yang ditemukan adalah demografi, seperti:
usia, jenis kelamin. Ditemukan bahwa pembelian impulsif pada
wanita lebih tinggi daripada pria. Sedangkan, untuk usia ditemukan
bahwa usia 15 – 19 tahun sangat signifikan terhadap pembelian
impulsif. Selain itu, faktor ekonomi, seperti pendapatan, uang saku
dan uang dari hasil kerja paruh waktu. Semakin tinggi uang saku
yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat pembelian impulsifnya
(Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin, 2005).
Budaya juga menjadi salah satu faktor yang memiliki
pengaruh terhadap pembelian impulsif (Wood; Dittmar, Beattie, &
Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin,
2005; Kacen & Lee, 2002). Salah satunya adalah ethnosentrisme
(Alsughayir, 2013; Chen, 2008).
Ethnosentrisme dikatakan memiliki pengaruh terhadap niat
membeli dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
pembelian impulsif (Chen, 2008; Worchel & Cooper, dalam
Shimp & Sharma, 1987). Ethnosentrisme juga disebut sebagai
salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan dalam
pembelian suatu produk (Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila,
Baughn & Christopher dalam Chen, 2008).
Berdasarkan penjelasan tersebut, faktor-faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif antara
lain: strategi promosi, gambar dan desain produk, pemasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kontemporer, faktor lingkungan seperti: atmosfer toko, lokasi rak,
bau dan warna dari produk, faktor demografi, seperti: usia dan
jenis kelamin, faktor ekonomi, seperti: pendapatan, uang saku dan
uang dari hasil kerja paruh waktu, dan faktor budaya, salah
satunya adalah ethnosentrisme.
B. Ethnosentrisme Konsumen
1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen
G. A. Sumner pertama kali memperkenalkan konsep
ethnosentrisme pada tahun 1906 (Alsughayir, 2013; Chen, 2008;
Shimp & Sharma, 1987). Ehtnosentrisme merupakan fenomena
mengenai hubungan antarkelompok (Lewis dalam Sharma, Shimp &
Shin, 1995). Beberapa penulis juga berpendapat bahwa
ethnosentrisme merupakan bagian dari sifat manusia (Lynn; Mihalyi;
Rushton dalam Sharma, Shimp & Shin, 1995).
Definisi ehtnosentrisme dapat dilihat dari beberapa pandangan
ilmu. Menurut sosiologi, ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu
pandangan yang membedakan antara ingrup (individu-individu yang
mengidentifikasi grup yang lain) dan outgrup (individu-individu yang
dianggap memusuhi ingrup) dan menganggap bahwa kelompok
mereka sendiri (ingrup) adalah superior dan pusat dari segala sesuatu
(Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Lantz & Loeb, dalam Chen 2008).
Sedangkan menurut psikologi, ethnosentrisme diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kecenderungan dalam menilai diri sendiri adalah benar dan menilai
orang lain menurut kehendak mereka sendiri (Ueltschy, dalam Chen
2008). Pada psikososial, ethnosentrisme juga menjadi konstruk yang
memiliki relevansi dengan kepribadian individu dan analisis kultural
serta sosial secara umum (Levine & Campbell dalam Shimp &
Sharma, 1987).
Konsep umum dari ethnosentrisme adalah sikap individu yang
melihat bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan
menilai kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri
dan menolak budaya lainnya (Booth; Worchel & Cooper dalam Shimp
& Sharma, 1987). Secara lebih spesifik, LeVine & Campbell (dalam
Sharma, Shimp & Shin, 1995) menyebutkan kecenderungan
ethnosentrisme merupakan kecenderungan sikap untuk: (1)
membedakan berbagai kelompok, (2) yang hanya tertarik dengan
urusan kelompoknya sendiri, (3) melihat kelompok sendiri sebagai
pusat dari dunia dan menganggap cara hidupnya lebih unggul
dibandingkan dengan yang lain, (4) menjadi curiga dan meremehkan
kelompok lain, (5) melihat kelompok sendiri sebagai superior, kuat
dan jujur, (6) melihat kelompok lain sebagai inferior, lemah dan
pembuat masalah yang tidak jujur.
Pradesta (2014) yang mengatakan bahwa ethnosentrisme
merupakan suatu kecenderungan dalam memandang norma dan nilai
budaya yang ada dalam kelompok sendiri sebagai yang terbaik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
standar untuk mengukur serta mengambil sikap terhadap kebudayaan
lain. Selain itu, ethnosentrisme merujuk pada sikap, kepercayaan,
standar, dan perilaku individu yang berlebih pada sesuatu (Summer
dalam Zhaki, 2014). Dalam dunia konsumen, ethnosentrisme
dikatakan sebagai konstruk yang mampu menjelaskan mengapa
konsumen menilai produk dalam negeri lebih unggul daripada produk
impor. Ethnosentrisme konsumen didefinisikan sebagai suatu
kepercayaan konsumen mengenai kesesuaian dan moralitas dalam
membeli produk impor dan dengan pembelian produk impor itu sendiri
merupakan suatu kesalahan karena menimbulkan kerusakan ekonomi
lokal (Shimp & Sharma, 1987).
Berdasarkan paparan definisi ethnosentrisme dalam
konsumen, sikap dipilih karena merupakan suatu bentuk tindakan akan
kepercayaan konsumen dalam menilai dan membeli suatu produk.
Oleh karena itu, definisi ethnosentrisme konsumen dapat disimpulkan
sebagai suatu sikap yang memandang kelompok sendiri lebih unggul
dari kelompok lain yang berbeda budaya dan akan membeli produk
yang sesuai dengan budayanya.
2. Aspek Sikap
Sikap merupakan suatu keadaan mental yang dipengaruhi oleh
pengalaman yang akan memberikan respon terhadap objek dan situasi
yang terkait dengannya. Akan tetapi sikap juga dapat diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perceptual dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia inidividu
(Allport & Krech dan Crutchfield dalam Sears, Freedman & Peplau,
2009).
Pendapat lain, Thurstone (dalam Kurnianto, 2015)
mengemukakan istilah sikap dalam lingkup pemasaran sebagai suatu
konsep mengenai jumlah pengaruh yang dimiliki individu dan
menempatkannya pada suatu kerangka pemikiran mengenai suka atau
tidaknya individu pada sesuatu, mendekati atau menjauhi mereka.
Selain itu, sikap juga dikatakan mampu untuk menggambarkan
kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari
obyek tersebut.
Aspek sikap menurut Sears, Freedman & Peplau (2009),
antara lain:
1) Aspek Kognitif
Aspek ini berkaitan dengan pemikiran, yang terdiri dari
seluruh kognisi yang dimiliki individu mengenai obyek sikap
tertentu (fakta), pengetahuan dan keyakinan mengenai obyek
tersebut.
Indikator ethnosentrisme dalam aspek kognitif berupa
pemikiran yang dimiliki individu mengenai keunggulan yang
dimiliki oleh produk lokal dan membeli produk impor
merupakan suatu hal yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Aspek Afektif
Aspek ini berkaitan dengan perasaan atau emosi
individu terhadap obyek, terutama penilaian.
Indikator ethnosentrisme dalam aspek afektif berupa
kesenangan individu akan produk lokal.
3) Aspek Konatif
Aspek ini berkaitan dengan kesiapan individu untuk
bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek.
Indikator ethnosentrisme dalam aspek konatif berupa
tindakan membeli produl lokal.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat berarti aspek sikap
adalah aspek kognitif yang berupa pemikiran, aspek afektif yang
berupa perasaan terkesan atau emosi, dan aspek konatif yang berupa
reaksi atau tindakan.
3. Dampak Ethnosentrisme Konsumen
Penelitian yang dilakukan oleh Chen (2008) juga
menunjukkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat
membeli. Akan tetapi, konsumen Ethnosentrisme melakukan
pemilihan secara khusus terhadap produk impor untuk dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Mereka akan lebih berkenan pada produk yang memiliki budaya yang
sama. Ketika melakukan pembelian terhadap produk impor maka dapat
dikatakan sebagai suatu hal yang salah (Lundstrom, Lee & White
dalam Candan, Aydin & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam
Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Lantz dan Loeb dalam
Watson & Wright, 2000).
Orang yang dengan ethnosentrisme tinggi akan membeli
produk yang dijual di negaranya. Tingkat ethnosentris akan semakin
tinggi apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri (Chen, 2008;
Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013). Sebagai contoh, survey
yang dilakukan oleh Soegiono (dalam Setiawan, 2014). Hasil survey
menemukan bahwa di Indonesia terdapat dua konsumen fanatik. Salah
satunya adalah konsumen yang fanatik terhadap produk lokal
dikarenakan bagi mereka produk lokal cenderung lebih murah, mudah
didapat, dan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia.
Sedangkan, orang yang dengan ethnosentrisme rendah akan membeli
produk yang dijual oleh negara lain (Chen, 2008).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat beli dan konsumen
ethnosentrisme lebih tertarik dengan produk yang memiliki budaya
yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Bagian dari suatu tahapan perkembangan manusia adalah
remaja. Adolecentia yang diartikan dengan “remaja” merupakan suatu
tahapan dalam perkembangan manusia yang menjembatani masa
kanak-kanak ke masa dewasa dan dapat disebut dengan masa
peralihan atau masa transisi (Gunarsa, 2003; Lai, 2010; Sarwono,
2011; Papalia, Olds & Feldman, 2009). Hal ini ditandai dengan
adanya perkembangan biologis, psikologis, moral, agama, kognitif
dan sosial (Sarwono, 2011; Papalia, Olds & Feldman, 2009).
Perkembangan yang terjadi tersebut menyebabkan remaja mengalami
tahapan kritis dalam membangun kesadaran diri (Steinberg dalam Niu
& Wang, 2009).
Rentang usia pada remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun
(Gunarsa, 2003). Sedangkan rentang usia remaja menurut Steinberg
(dalam Niu & Wang, 2009) adalah 12 hingga 20 tahun. Berbeda
dengan Gunarsa dan Steinberg, menurut Hurlock (dalam Santrock,
2007) masa remaja berlangsung pada usia 10 tahun hingga 22 tahun.
Sedangkan, menurut WHO (dalam Sarwono, 2011) kurun waktu usia
remaja adalah 10 tahun hingga 20 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan definisi mengenai remaja tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju dewasa dengan rentang usia 12 hingga 22 tahun. Selain
itu, remaja mengalami perkembangan secara biologis, kematangan
secara psikologis dan psikososial.
2. Karakteristik Remaja
a. Segi Kognitif
Piaget (Papalia, Olds & Feldman, 2009) mengatakan
bahwa dalam masa remaja, individu memasuki tingkat
perkembangan kognitif tertinggi yang disebut dengan operasional
formal. Perubahan secara kognitif tersebut melibatkan perubahan
pada pemikiran, kemampuan berpikir abstrak, serta kemampuan
berpikir secara lebih luas (Hurlock dalan Santrock, 2007; Papalia,
Olds & Feldman, 2009). Dengan kemampuan berpikir secara
abstrak yang dimilikinya, remaja akan memiliki konsekuensi
emosional berupa hal-hal ideal yang menarik bagi pemikiran dan
perasaan mereka (H. Ginsburg & Opper dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2009).
Selain itu, selama masa pubertas, remaja mengalami
emosi yang kuat secara kognitif (Wulfert, Block, Santa Ana,
Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010). Dalam hal ini, emosi
yang dimiliki oleh remaja belum stabil, dikarenakan mereka masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memiliki gejolak perasaan yang tinggi dan mengalami perubahan
suasana hati (Utami & Sumaryono, 2008; Gunarsa, 2003; Santrock,
2012). Akibatnya, remaja akan cenderung untuk melakukan hal
secara sembarangan dan melakukan segala tindakan berdasarkan
dengan respon emosional yang dimilikinya (Wulfert, Block, Santa
Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010; Gunarsa, 2003).
Disisi lain, dalam tahap perkembangan cara berpikirnya,
remaja berusaha untuk memahami apa yang terjadi dalam diri
mereka dan memahani bagaimana mereka harus bersikap
(Pappalia, 2008; H. Ginsburg & Opper dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2009). Dalam proses transisi ini, remaja mengalami
ketidakmatangan cara berpikir yang ditunjukkan dengan salah satu
sikapnya adalah kurang mampunya mereka dalam memutuskan
suatu hal secara efektif dan efisien (David Elkind dalam Pappalia,
2008).
Berdasarkan pernyataan tersebut, remaja mengalami
perkembangan pada aspek kognitifnya, seperti perubahan pada
pemikiran, ketidakstabilan emosional dan ketidakmatangan cara
berpikir. Hal ini mampu menyebabkan remaja melakukan hal
secara sembarangan dan beresiko, dikarenakan mereka kurang
mampu untuk memutuskan suatu hal secara efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Segi Sosial
Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan
diterima teman sebaya atau kelompok (Santrock, 2007). Oleh
karena kebutuhannya dan dikarenakan adanya gejolak emosi dan
ketidakseimbangan, remaja mudah untuk terkena pengaruh dari
lingkungan sosialnya, seperti halnya dipengaruhi oleh kelompok
(Stanley Hall dalam Gunarsa, 2003; Niu & Wang, 2009).
Remaja dapat memenuhi kebutuhan pribadi mereka
dengan menghargai, menyediakan informasi, menaikan harga diri,
dan memberi mereka suatu identitas di dalam suatu kelompok.
Remaja yang bergabung dalam keanggotaan suatu kelompok
menganggap kelompok sebagai hal yang menyenangkan dan
menarik serta bisa memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan
dekat dan kebersamaan serta menerima penghargaan baik berupa
meteri maupun psikologi. Pengaruh kelompok tersebut
menyebabkan remaja menjadi ikut-ikutan. Perilaku tersebut dapat
terlihat misalnya saja dalam hal memilih pakaian (Santrock, 2007).
Salah satu contoh adalah komformitas (Sihotang, 2009).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dari segi sosial, remaja memiliki kebutuhan untuk disukai dan
diterima oleh kelompok dan teman sebaya, sehingga remaja
bergabung ke dalam suatu kelompok untuk memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kebutuhannya yang berdampak pada perilaku remaja yang menjadi
ikut-ikutan, contohnya memilih pakaian.
D. Produk Fashion Impor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008), impor
berarti pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri. Barang yang
dimasukkan ke dalam daerah pabean disebut sebagai barang impor.
Produk yang diimpor dinilai lebih menarik konsumen jika
dibandingkan dengan produk yang diproduksi oleh dalam negeri
dikarenakan banyak pilihannya serta nilai jual yang juga lebih tinggi dari
produk dalam negeri. Contohnya: bahan tekstil, sepatu. Produk impor juga
memiliki kualitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk
lokal. Hal ini menyebabkan konsumen cenderung untuk memilih produk
impor daripada produk lokal dengan melihat dari segi kualitas. Tidak
hanya dari segi kualitas, konsumen cenderung membeli produk impor
dikarenakan desain yang menarik dan merek yang bergengsi dan sesuai
dengan harga yang dikeluarkan (Setiawan, 2014).
Adanya merek pada setiap produk digunakan untuk membedakan
produk dari satu produsen dengan produsen lainnya (Zeb, Rashid &
Javeed, 2011). Merek disebut sebagai sebuah janji dari atributnya akan
kepuasan si pembeli (Ambler dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Hal ini
menyebabkan konsumen sering kali memiliki pilihan merek tersendiri dan
mempercayainya seperti halnya mereka mempercayai teman-teman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
keluarga mereka dengan tujuan untuk menghindari ketidakpastian dan
kualitas yang buruk. Salah satu contohnya dalam industri fashion (Elliot &
Yannopoulou dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011).
Fashion dapat mencerminkan suatu masyarakat dan budaya .
Selain itu, fashion juga dapat mencerminkan bagaimana orang
mendefinisikan dirinya dan memiliki efek yang positif terhadap pembelian
impulsif (Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Park, Kim & Forney, 2006).
Clamp, Liz & Bohdanowicz (dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011)
menyebutkan yang termasuk dalam fashion antara lain pakaian, sepatu dan
aksesoris lainnya seperti konsmetik dan bahkan perabotan.
Berdasarkan penjelasan mengenai barang impor tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa barang impor lebih diminati oleh konsumen,
khususnya konsumen Indonesia dikarenakan kualitasnya, terlebih pada
industri fashion yang termasuk didalamnya: pakaian, sepatu dan aksesoris
seperti konsmetik serta perabotan.
E. Dinamika Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
pada Remaja
Ethnosentrisme merupakan suatu sikap individu yang melihat
bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan menilai
kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri dan menolak
budaya lainnya (Booth; Worchel & Cooper dalam Shimp & Sharma,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1987). Ethnosentrisme juga diyakini sebagai sikap konsumen yang
melakukan pemilihan serta pengambilan keputusan secara khusus terhadap
suatu produk. Ketika konsumen akan membeli produk tersebut, mereka
akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk
impor (Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydin & Yamamoto,
2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013;
Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam
Chen, 2008).
Konsumen ethnosentris akan lebih berkenan pada produk yang
memiliki budaya yang sama. (Lantz dan Loeb dalam Watson & Wright,
2000). Konsumen dengan ethnosentrisme tinggi akan memilih produk
lokal. Kecenderungan ethnosentrisme akan semakin tinggi, apabila produk
lokal memiliki kelebihan tersendiri (Anggasari, Yuiati & Retnaningsing,
2013; Chen, 2008). Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal
dikarenakan sesuai dengan budaya mereka (Setiawan, 2014).
Konsumen dengan ethnosentrisme rendah akan lebih memilih
produk impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka merasa
lebih bangga menggunakan produk impor jika dibandingkan dengan
produk lokal (Aghnia, 2014). Produk impor juga dikatakan memiliki
kualitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk lokal. Oleh
sebab itu, konsumen Indonesia lebih senang memakai produk impor, tidak
terkecuali dengan konsumen remaja (Setiawan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Produk impor yang diinginkan konsumen remaja dengan mudah
didapatkannya. Hal ini dikarenakan pasar Indonesia didominasi oleh
produk impor. Banyaknya merek terkenal yang masuk dalam pasar
Indonesia menjadi pilihan konsumen, tidak terkecuali remaja. Merek yang
terdapat dalam sebuah produk dapat dikatakan sebagai sebuah janji dari
atributnya akan kepuasan si pembeli. Dengan begitu, merek-merek
terkenal akan menarik setiap remaja untuk selalu membeli merek tersebut
sebagai tanda kepercayaan yang diberikan (Ambler dalam Zeb, Rashid &
Javeed, 2011). Hal ini dikarekan remaja memiliki kesadaran yang tajam
akan merek dan nilai harga pada suatu produk (Riski, 2012).
Sebagaian besar remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu
menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, seperti
pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012). Merek terkenal dan
populer di masyarakat yang dibeli oleh remaja membuat remaja mampu
untuk menunjukkan identitas dirinya. Membeli produk yang sedang
populer juga dikatakan dapat membuat remaja menjadi lebih percaya diri.
Dengan begitu, remaja akan terlihat kekinian. Selain itu, remaja akan
mampu untuk diterima dan dapat mempertahankan eksistensi di
lingkungan sosialnya (Chen-Yu & Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan
Faber, 2001 dalam Alagoz & Ekici, 2011; Erkmen & Yuksel dalam
Alagoz & Ekici, 2011; Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz &
Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Remaja dalam masanya masih mengalami tahapan krisis yang
penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosional. Hal ini dapat
menyebabkan remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan
efisien. Ikut-ikutan dalam suatu kelompok juga menyebabkan remaja ingin
membeli produk yang sesuai dengan lingkungan sosialnya tanpa adanya
pertimbangan. Hal ini berdampak pada konsumsi produk yang secara
berlebih untuk memperkuat identitas remaja dalam lingkungannya (David
Elkind dalam Pappalia, 2008; Riski, 2012; Stanley Hall dalam Gunarsa,
2003; Niu & Wang, 2009).
Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu
produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya
kecenderungan pembelian impulsif. Rook (1987) menyebutkan bahwa
pembelian impulsif merupakan suatu tindakan pembelian tidak terencana
dan tanpa berpikir bijak ataupun adanya pertimbangan secara keseluruhan.
Selain itu, dapat dikatakan juga bahwa pembelian impulsif adalah tindakan
membeli yang berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol
(Dameyasani & Abraham, 2013; Weinberg & Gottwald dalam Park &
Choi, 2013).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh pada sikap konsumen saat akan
membeli suatu produk. Konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme
tinggi akan memilih untuk membeli produk lokal. Hal ini dikarenakan
mereka merasa nyaman dan bangga menggunakan produk lokal yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sesuai dengan budaya mereka, dibandingkan dengan produk impor.
Dengan demikian, tingkat pembelian impulsif terhadap produk impor
menjadi rendah. Akan tetapi, konsumen remaja yang memiliki
ethnosentrisme rendah akan memilih untuk membeli produk impor. Hal ini
dikarenakan produk impor membuat mereka merasa lebih bergengsi dan
kekinian di dalam lingkungannya dengan cara mengikuti sesuatu yang
sedang populer. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengkonsumsi
produk impor secara berlebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Skema Hubungan antara Ethnosentrisme Konsumen dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
ETHNOSENTRISME
RENDAH TINGGI
1. Menyukai Produk Fashion
Impor
2. Membeli Produk Fashion
Impor
3. Merasa bangga memakai
Produk Fashion Impor
1. Nyaman terhadap produk
lokal
2. Membeli produk lokal
3. Bangga memakai produk
lokal
Pembelian Impulsif
terhadap Produk
Fashion Impor
tinggi
Pembelian Impulsif
terhadap Produk
Fashion Impor
rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. HIPOTESIS
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah terdapat hubungan yang negatif
antara ethnosentrisme dengan pembelian impulsif terhadap barang impor.
Semakin tinggi ethnosentrisme, maka akan semakin rendah rendah
pembelian impulsif terhadap barang impor. Sebaliknya, semakin
rendahnya ethnosentrisme, maka pembelian impulsif terhadap barang
impor akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan
analisis yang digunakan untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti
hubungan antar variabel dengan data numerik yang akan diolah
menggunakan perhitungan statistik (Creswell, 2010; Zechmeister,
Zechmeister, & Shaughnessy, 2001). Penelitian korelasional adalah
penelitian untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel (Supardi, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
ethnosentrisme konsumen dengan kecenderungan pembelian impulsif
terhadap produk fashion impor pada remaja.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian korelasional membutuhkan beberapa variabel yang
akan dicari hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Variabel
merupakan suatu simbol atau konsep yang memiliki nilai yang berbeda
atau bervariasi (Sarwono, 2009). Penelitian ini menggunakan dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
variabel yang menjadi penyebab timbulnya variabel lain atau dapat
dikatakan juga variabel yang mempengaruhi variabel lain (Supardi, 2013;
Sarwono, 2009). Sedangkan variabel terikat atau tergantung merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau dapat dikatakan juga
variabel yang memberikan respon/reaksi terhadap variabel bebas jika
kedua variabel dihubungkan (Supardi, 2013; Sarwono, 2009).
Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu “Hubungan Antara
Ethnosentrisme Konsumen dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif
terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja”, maka variabel dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas : Ethnosentrisme
2. Variabel tergantung : Kecenderungan Pembelian Impulsif
C. Definisi Operasional
Menurut Noor (2011), definisi operasional merupakan bagian
yang berisi definisi dari variabel/konsep yang akan diukur dengan
indikator yang telah ditentukan, seperti sifat, perilaku, dan aspek.
Definisi operasional dalam skala penelitian ini, yaitu:
1. Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan
dalam hal pembelian yang dilakukan oleh remaja secara tidak
terencana, karena adanya dorongan yang kuat secara spontan dan tiba-
tiba, sehingga remaja melakukan pembelian tanpa pertimbangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mendapatkan kepuasan dengan segera. Kecenderungan pembelian
impulsif ini diukur dengan menggunakan skala kecenderungan
pembelian impulsif. Skala ini terdiri dari 2 aspek pembelian impulsif,
yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Semakin tinggi skor yang
diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa subyek memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Sebaliknya, semakin
rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut manunjukkan bahwa
subyek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah
pula.
2. Ethnosentrisme
Ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu sikap yang
memandang kelompok sendiri lebih unggul dari kelompok lain yang
berbeda budaya dan akan membeli produk yang sesuai dengan
budayanya. Hal ini menyebabkan remaja yang memiliki sikap
ethnosentris akan memilih produk lokal dibandingkan dengan produk
impor. Sikap ethnosentrisme ini diukur dengan menggunakan skala
ethnosentrisme. Skala ini terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek konatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh
dalam skala tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi juga sikap
ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya, semakin
rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa
semakin rendah juga sikap ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan orang-orang yang menjadi sumber
data dari penelitian, memiliki karakteristik yang sesuai variabel penelitian
dan pada dasarnya yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar,
2011). Subyek diambil dengan menggunakan metode nonprobability atau
convenience sampling, yaitu para subyek yang digunakan akan dipilih oleh
peneliti berdasarkan sampel yang tersedia atau mudah untuk diperoleh
(Kountour, 2003).
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja
dengan rentang usia 12 tahun hingga 22 tahun. Pada rentang usia ini,
remaja diasumsikan sedang mengalami emosi yang belum stabil atau
reaktif. Hal ini dapat membuat remaja mengambil keputusan secara tidak
efektif dan efisien
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penyebaran skala. Skala adalah alat ukur psikologis dalam bentuk
pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan
dengan karakteristik variabel. Skala ini diharapkan dapat membuat respon
individu terhadap pertanyaan atau pernyataan tersebut menghasilkan
penilaian atau skor yang dapat diinterpretasikan (Azwar, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Skala yang digunakan adalah:
a. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Skala yang digunakan untuk mengukur kecenderungan
pembelian impulsif adalah skala kecenderungan pembelian
impulsif. Skala kecenderungan pembelian impulsif diukur
berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif yang sesuai
dengan teori Verplanken dan Herabadi (2001). Pada skala
kecenderungan pembelian impulsif, peneliti menyusun 28
butir pernyataan yang terdiri dari 14 butir pernyataan
favorable dan 14 butir pernyataan unfavorable.
Tabel 1.
Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Sebelum Seleksi Aitem
No. Aspek Nomor Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
1. Aspek
Kognitif
1, 3, 5, 7, 9,
11, 13
2, 4, 6, 8, 10,
12, 14 14
50%
2. Aspek
Afektif
16, 18, 20,
22, 24, 26,
28
15, 17, 19, 21,
23, 25, 27 14 50%
Total 28 100%
Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terdiri dari
pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable
adalah pernyataan yang mendukung objek sikapnya sedangkan
pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak
mendukung objek sikapnya (Supratiknya, 1998b). Pernyataan-
pernyataan yang disajikan kepada subyek memiliki 4 kategori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS). Penggunaan 4 kategori respon
tanpa adanya kategori respon “netral” digunakan dengan
pertimbangan bahwa penyajian titik tengah hanya memberikan
kemudahan bagi subjek yang tidak bersedia mengerjakan tugas
dengan serius atau yang defensif dalam menunjukkan
karakteristik pribadinya (Friedenberg, 1995).
Pada pernyataan favorable skor tinggi
mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan
pembelian impulsif pada skala pembelian impulsif. Sedangkan
jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek cenderung
tidak memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada skala
pembelian impulsif. Pada pernyataan favorable, jawaban
Sangat Sesuai (SS) mendapatkan skor 4, jawaban Sesuai (S)
mendapatkan skor 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapatkan
skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapatkan
skor 1.
Sebaliknya pada pernyataan unfavorable skor tinggi
mengindikasikan bahwa subjek tidak memiliki kecenderungan
pembelian impulsif pada Skala Pembelian Impulsif.
Sedangkan jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek
memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada Skala
Pembelian Impulsif. Pada jawaban Sangat Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mendapatkan skor 1, jawaban Sesuai mendapatkan skor 2,
jawaban Tidak sesuai mendapatkan skor 3, dan jawaban
Sangat Tidak Sesuai mendapatkan skor 4.
b. Skala Ethnosentrisme Konsumen
Penelitian ini menggunakan skala ethnosentrisme
untuk mengukur kecenderungan sikap ethnosentrisme pada
remaja. Skala ethnosentrisme diukur berdasarkan aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif sesuai dengan teori
Sears, Freedman & Peplau (2009). Pada skala ethnosentrisme,
peneliti menyusun 30 butir pernyataan mengenai sikap
ethnosentrisme yang terdiri dari 15 butir pernyataan favorable
dan 15 butir pernyataan unfavorable.
Table 2.
Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen Sebelum Seleksi
Aitem
No. Aspek Nomor Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
1. Aspek
Kognitif
3, 5, 13,
17, 21
8, 10, 24, 26,
29
10 33.3%
2. Aspek
Afektif
1, 7, 9, 15,
23
4, 12, 18, 20,
28
10 33.3%
3. Aspek
Konatif
11, 19, 25,
27, 30
2, 6, 14, 16,
22
10 33.3%
Total 30 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada pernyataan favorable, subyek yang mendapatkan
skor tinggi akan terindikasi kecenderungan ethnosentris,
sedangkan subyek yang mendapatkan skor rendah dapat
diindikasikan bahwa kecenderungan ethnosentrisnya juga
rendah. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh oleh
subyek. Subyek yang menjawab pilihan Sangat Sesuai (SS)
akan mendapatkan skor 4, pada jawaban Sesuai (S) akan
mendapatkan skor 3, pada jawaban Tidak Sesuai (TS) akan
mendapatkan skor 2, dan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS) akan mendapatkan skor 1.
Pada pernyataan unfavorable, subyek yang
mendapatkan skor tinggi akan diindikasikan memiliki
kecenderungan ethnosentris rendah, sedangkan subyek yang
mendapatkan skor rendah akan diindikasikan memiliki
kecenderungan ehtnosentris yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari hasil jawaban subyek. Skor untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS) adalah 1, untuk jawaban Sesuai (S) adalah 2, untuk
jawaban Tidak Sesuai adalah 3, dan untuk jawaban Sangat
Tidak Sesuai adalah 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan
Ethnosentrisme
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar, 2011). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi. Validitas isi adalah penilaian terhadap keselarasan
atau relevansi aitem dengan tujuan ukur skala dari penilai yang
kompeten (expert judgement) (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini,
pengujian validitas dilakukan oleh ahli (expert judgement) yaitu dosen
pembimbing skripsi.
2. Seleksi Aitem
Penyeleksian aitem digunakan untuk menguji karakteristik
aitem-aitem yang akan digunakan sebagai suatu alat ukur dalam
penelitian. Seleksi aitem dapat dilakukan dengan cara menguji
karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian alat ukur yang
bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas yang
baik tidak dapat digunakan sebagai alat ukur dan aitem yang buruk
atau memiliki kualitias yang tidak baik harus dibuang atau direvisi
terlebih dahulu (Azwar, 2011). Penyeleksian aitem dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows versi 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dalam seleksi aitem terdapat dua tahap, yaitu: pertama, analisis
dan seleksi aitem berdasarkan evaluasi untuk melihat apakah aitem
yang ditulis sudah sesuai dengan blue-print dan indikator perilaku
yang ingin diteliti dan juga penulisan aitem sesuai dengan kaidah
penulisan yang benar; kedua, seleksi aitem berdasarkan data empiris
yang merupakan data hasil uji coba aitem pada kelompok subyek yang
karakteristiknya setara dengan subyek yang hendak diteliti nantinya
dan juga berdasarkan daya diskriminasinya (Azwar, 1999).
Peneliti melakukan uji coba Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif dan Skala Ethnosentrisme Konsumen pada 68 subyek
(mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan melalui online yang
disebar di Bali, Bandung dan Jakarta) yang berusia 12 – 22 tahun.
Skala yang terkumpul kemudian diproses dan diseleksi menggunakan
batas kriteria indeks daya beda aitem yaitu 0,300. Apabila aitem
memiliki nilai ≥ 0,300, maka dapat dikatakan bahwa aitem tersebut
memuaskan atau dapat diterima dan dapat digunakan dalam alat ukur
(Periantalo, 2015).
1. Pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Pada skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dari 28
aitem setelah melalui proses seleksi berkurang menjadi 22
aitem. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 28 aitem pernyataan
tersebut terdapat 22 aitem yang baik dan 6 aitem yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
baik. Jumlah aitem yang kurang baik tersebut digugurkan
untuk meningkatkan reliabilitas aitem.
Tabel 3.
Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif setelah
uji coba
No Aspek Nomor Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
1. Aspek
Kognitif
1, 3, 5, 7,
9, 11, 13
2, 4, 6, 8, 10,
12, 14 11 50%
2. Aspek
Afektif
16, 18, 20,
22, 24, 26,
28
15, 17, 19,
21, 23, 25,
27
11 50%
Total 22 100%
*) nomer aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang
kurang baik, sehingga aitem tersebut digugurkan
Berdasarkan tabel 5, aitem yang gugur dari aspek
kognitif sebanyak 3 aitem, yaitu aitem nomer 2, 5, 10. Aitem
tersebut terdiri dari 1 aitem favorabel dan 2 aitem unfavorabel.
Sedangkan dari aspek afektif aitem gugur sebanyak 3 aitem,
yaitu aitem nomer 19, 21, 24. Aitem tersebut terdiri dari 1
aitem favorabel dan 2 aitem unfavorabel. Rentang rix pada
variabel ini adalah 0,295-0,745.
2. Pada Skala Ethnosentrisme Konsumen
Pada Skala Ethnosentrisme Konsumen dari 30 aitem
pernyataan, aitem yang gugur sebanyak 6 aitem. Hal ini
menandakan bahwa dari 30 aitem pernyataan terdapat 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
aitem yang baik dan 6 aitem yang kurang baik. Aitem yang
kurang baik ada pada nomer 2, 11, 16, 19, 20, 24. Akan tetapi,
dikarenakan jumlah aitem yang tidak rata pada setiap
aspeknya maka dilakukan revisi dengan menggunakan
korelasi aitem total sebesar > 0,25. Aitem yang memiliki nilai
0,25 – 0,299 dapat dipertimbangkan dan tetap lolos seleksi,
apabila item yang memiliki nilai ≥ 0,300 terbatas (Periantalo,
2015). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka aitem nomer
11 dan 16 lolos dalam seleksi dan dapat masuk dalam alat
ukur pada penelitian.
Tabel 4.
Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen Setelah Uji
Coba
No Aspek Nomor Aitem
Jumlah Bobot Favorable Unfavorable
1. Aspek
Kognitif
3, 5, 13, 17,
21
8, 10, 24, 26,
29
9 34.3%
2. Aspek
Afektif
1, 7, 9, 15,
23
4, 12, 18, 20,
28
9 34.3%
3. Aspek
Konatif
11, 19, 25,
27, 30
2, 6, 14, 16, 22
8 31.3%
Total 26 100%
*) nomer aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang
kurang baik, sehingga aitem tersebut digugurkan
Berdasarkan tabel 4, aitem yang gugur pada aspek
kognitif sebanyak 1 aitem pada aitem unfavorabel dengan
nomer aitem 24. Pada aspek afektif, aitem gugur sebanyak 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
aitem pada aitem unfavorabel. Sedangkan pada aspek konatif,
aitem gugur sebanyak 2 aitem yang terdiri dari 1 aitem
favorabel dan 1 aitem unfavorabel dengan nomer aitem 2 dan
19. Setelah dilakukan revisi untuk menyeimbangkan jumlah
aitem setiap aspeknya, pada aspek konatif nomer aitem 2
maupun 19 tetap tidak dapat diselamatkan atau lolos dalam
seleksi. Hal ini dikarenakan korelasi aitem total (rix) pada
aitem nomer 2 maupun 19 tidak memenuhi syarat atau tidak
mencapai nilai korelasi aitem total sebesar 0,25. Oleh sebab
itu, aitem nomer 2 dan 19 pada aspek konatif tetap
digugurkan. Rentang rix pada variabel ini adalah 0,252-0,788.
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
subyek dalam menjawab pernyataan yang merupakan dimensi suatu
variabel (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Reliabilitas mengandung
konsep sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil
pengukuran yang dapat dipercaya apabila setelah dilakukan beberapa
kali pengukuran hasil yang didapat tetap sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subyek tidak berubah. Dengan demikian, hasil
tersebut dapat dikatakan sebagai reliabel (Azwar, 2011).
Rumus yang digunakan untuk mencari estimasi reliabilitas
konsistensi internal dalam penelitian ini adalah Alpha (α) Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat
penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada
sekelompok responden atau dengan kata lain Single Trial
Administration. Dengan menyajikan skala hanya satu kali, maka
masalah yang mungkin akan timbul pada pendekatan reliabilitas tes
ulang dapat dihindari (Azwar, 1999; Azwar, 2012). Teknik ini dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 21.0 for windows.
Uji reliabilas dapat dilihat pada nilai Alpha (α) Cronbach, jika
nilai alfa > 0,06, maka pernyataan dari dimensi variabel tersebut dapat
dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai alfa < 0,60, maka dapat
dikatakan pernyataan dari dimensi variabel tersebut tidak reliabel
(Sujarweni & Endrayanto, 2012).
Berdasarkan hasil perhitungan, Skala Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada penelitian ini memiliki koefisien Alpha (α)
Cronbach sebesar 0,930. Hal ini menunjukkan bahwa Skala
Kecenderungan Pembelian Impulsif tersebut sangat reliabel.
Sedangkan pada Skala Ethnosentrisme, Alpha (α) Cronbach yang
dimiliki sebesar 0,922. Hasil yang didapat tersebut menunjukkan
bahwa Skala Ethnosentrisme sangat reliabel (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Metode Analisi Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Pengujian
tersebut penting untuk dilakukan dikarenakan berkaitan dengan
ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan (Supardi,
2013). Hal ini sebagai prasyarat digunakannya analisis parametrik.
Jika nilai signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05)
maka data dapat dikatakan berdistribusi normal, sebaliknya jika
nilai signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka
data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2012).
Uji normalitas dilakukan dengan analisis Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan program SPSS for windows versi 21.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menyatakan apakah
hubungan antar variabel yang dianalisis mengikuti garis lurus atau
tidak. Hubungan yang linear berarti kuantitas data pada variabel
tergantung akan meningkat atau menurun bersama dengan variabel
bebas secara linear (Santoso, 2010). Kedua variabel dapat
dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai p atau
signifikansi < 0,005 (p<0,05). Akan tetapi, jika nilai p atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
signifikansi > 0,05 (p>0,05) hubungan kedua variabel dapat
dikatakan tidak linear. Uji linearitas dilakukan dengan bantuan
program SPSS for windows 21.
2. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan teknik
korelasi. Teknik korelasi merupakan teknik analisis untuk melihat
apakah kecenderungan variabel yang satu akan naik dan variabel
lainnya juga naik atau turun. Hal ini dapat diartikan jika
kecenderungan dalam satu variabel diikuti oleh kecenderungan
variabel lainnya maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel memiliki
suatu hubungan atau korelasi (Santoso, 2010).
Korelasi juga dapat diartikan sebagai teknik analisis yang
mengukur suatu asosiasi/hubungan. Pengukuran asosiasi yang
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel. Teknik
pengukuran asosiasi yang paling sering digunakan dalam sebuah
penelitan ada 2, yaitu Korelasi Pearson Product Momen dan Korelasi
Spearman (Sarwono, 2009). Korelasi Pearson Product Momen dapat
digunakan jika pengujian hipotesis statistik mengasumsikan bahwa
distribusi variabel-variabel yang diteliti berdistribusi normal.
Sedangkan, jika pengujian hipotesis statistik mengasumsikan bahwa
distribusi variabel-variabel yang diteliti tidak berdistribusi normal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
maka teknik pengukuran yang dipakai adalah Korelasi Spearman Rho
(Sarwono, 2009).
Dalam menginterpretasikan hasil uji korelasi, terdapat dua arah
korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Hal ini dilihat dari angka
koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi positif, maka dapat dikatakan
hubungan antar variabel searah. Hal ini dapat mengartikan bahwa
ketika variabel bebas memiliki nilai yang tinggi, maka variabel
tergantung juga akan tinggi. Sedangkan, jika koefisien korelasi negatif,
maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tidak searah.
Hal ini mengartikan bahwa ketika variabel bebas memiliki nilai yang
tinggi, maka variabel tergantung akan memiliki nilai yang rendah,
begitu pula sebaliknya (Sarwono, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini skala yang disebar ke subyek penelitian
menggunakan skala online yang dibuat dalam google doc. Pembuatan
skala online dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015.
Penyebaran skala online dilakukan pada hari yang sama setelah pembuatan
skala online selesai.
Penyebaran dilakukan dengan cara menyebar link skala online
melalui media sosial seperti: BBM, Line, Facebook, dan Email kepada
subyek yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam penelitian ini
ke daerah-daerah seperti: Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Pengumpulan data
berlangsung selama 5 hari, dimulai dari tanggal 22 Desember 2015 hingga
27 Desember 2015.
B. Deskripsi Subyek Penelitian
1. Usia
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja
perempuan dan remaja laki-laki yang berusia antara 12 – 22 tahun.
Jumlah keseluruhan subyek adalah 212 remaja. Berikut tabel deskripsi
usia subyek:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 5.
Deskripsi Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah
Remaja Awal
12 – 15 tahun
18 orang
Remaja Madya
16 – 18 tahun
43 orang
Remaja Akhir
19 – 22 tahun
151 orang
Total 212 orang
2. Jenis Kelamin
Berikut adalah tabel deskripsi jenis kelamin subyek:
Tabel 6.
Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian
Jenis Kelamin Jumlah
Perempuan 106 orang
Laki-laki 106 orang
Total 212 orang
C. Data Deskripsi Penelitian
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data (Santoso, 2013). Statistik deskriptif digunakan untuk
memberikan uaraian atau keterangan suatu data atau keadaan atau
fenomena (Supardi, 2013). Berikut adalah tabel hasil statistik deskriptif
penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 7.
Data Teoritis dan Empiris
Variabel N P SD
Mean Teoritis Mean
Empiris Min. Mak. Mean
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif 212
.000 12.256 22 88 55 47.00
Ethnosentrisme .002 14.124 26 104 65
68.10
Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan didapat jumlah
seluruh data sebanyak 212. Peneliti melakukan perbandingan antara mean
teoritis dan mean empiris pada data yang diperoleh. Mean empiris
merupakan skor rata-rata data penelitian yang diperoleh dari deskripsi data
di statistik. Dalam penelitian ini, mean empiris didapat berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan SPSS 21.0, sedangkan mean teoritis adalah
skor rata-rata alat ukur penelitian yang diperoleh dengan perhitungan
manual. Jika mean empiris menunjukkan angka yang lebih besar daripada
mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subyek penelitian memiliki
kecenderungan pembelian impulsif dan ethnosentrisme yang tinggi.
Sebaliknya, apabila mean empiris menunjukkan angka yang lebih kecil
daripada mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subyek penelitian
memiliki kecenderungan pembelian impulsif dan ehtnosentrisme yang
rendah.
Hasil perhitungan ini didukung dengan hasil analisis one sampel t-
test yang dilakukan terhadap data kecenderungan pembelian impulsif dan
ethnosentrisme konsumen. Hasil analisis one sampel t-test menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
nilai p atau signifikansi sebesar 0,000 (p<0.05). Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang sangat signifikan antara mean empiris dan mean teoritis
pada data kecenderungan pembelian impulsif.
Berikut adalah tabel hasil uji one sample t-test Kecenderungan Pembelian
Impulsif:
Tabel 8.
Hasil Uji One Sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KPI 212 47.00 12.256 .842
One-Sample Test
Test Value = 55
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
KPI -9.504 211 .000 -8.000 -9.66 -6.34
Berdasarkan tabel 8, rata-rata skor Kecenderungan Pembelian
Impulsif atau mean empiris yang didapat subyek adalah 47,00. Sedangkan
hasil perhitungan antara skor minimal dan skor maksimal memperoleh
mean teoritis sebesar 55. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
mean teoritis kecenderungan pembelian impulsif lebih besar jika
dibandingkan dengan mean empiris yang diperoleh. Hal ini menunjukkan
bahwa kecenderungan pembelian impulsif subyek secara keseluruhan
cenderung rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Berikut adalah tabel hasil uji one sample t-test Ethnosentrisme Konsumen:
Tabel 9.
Hasil Uji One Sample t-test Ethnosentrisme Konsumen
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ethno 212 68.10 14.124 .970
One-Sample Test
Test Value = 65
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ethno 3.200 211 .002 3.104 1.19 5.02
Berdasarkan tabel 9, diketahui bahwa rata-rata skor
ethnosentrisme atau mean empiris yang didapat oleh subyek adalah 68,10.
Sedangkan perthitungan antara skor minimal dan skor maksimal
memperoleh mean teoritis sebesar 65. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa mean teoritis ethnosentrisme lebih kecil jika
dibandingkan dengan mean empiris. Hal ini menunjukkan bahwa
ethnosentrisme subyek secara keseluruhan cenderung tinggi.
Hasil uji analisis one sampel t-test pada data ethnosentrisme
menunjukkan angka sebesar 0,002 (p<0,05). Hal ini mengartikan bahwa
adanya perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis
pada data ethnosentrisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Jika nilai
signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data
dapat dikatakan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai
signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka data
dapat dikatakan tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2012;
Supardi, 2013). Berikut tabel hasil uji normalitas kedua variabel
penelitian:
Tabel 10.
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df Sig.
k.p.impulsif .132 212 .000
ethnosentrisme .049 212 .200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov-Smirnov
menggunakan SPSS 21.0, diketahui bahwa variabel ethnosentrisme
memiliki nilai p sebesar 0,200. Nilai p tersebut lebih besar dari
0,05 (p>0,05), maka dapat dikatakan bahwa sebaran data pada
variabel ethnosentrisme berdistribusi normal. Sedangkan, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
fashion impor memiliki nilai p sebesar 0,000. Nilai p tersebut lebih
kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini dapat menyimpulkan bahwa
variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
fashion impor memiliki sebaran data yang tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas berupa hubungan antara variabel bebas dan
tergantung membentuk model yang linear atau membentuk garis
lurus merupakan salah satu uji asumsi yang harus dipenuhi
(Ghozali, 2009). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
Compare Mean pada SPSS 21.0. Berikut adalah tabel hasil uji
linearitas terhadap kedua variabel:
Tabel 11.
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
k.p.impulsif * (Combined) 4.871 .000
ethnosentrisme Linearity 168.483 .000
Deviation from Linearity 1.663 .009
Berdasarkan hasil uji linearitas, diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Linearity menunjukkan nilai sebesar 0,000. Nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel ethnosentrisme dan
variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
fashion impor memiliki hubungan yang linear atau membentuk
garis lurus.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi
untuk mencari hubungan antara ethnosentrisme dengan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja.
Analisis korelasi yang digunakan adalah analisis Spearman Rho. Hal
ini dikarenakan salah satu variabel pada penelitian ini memiliki
sebaran data yang tidak normal, yaitu pada variabel kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor. Jika nilai
signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka kedua
variabel memiliki hubungan yang signifikan. Akan tetapi, jika nilai
signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat
dikatakan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang
signifikan (Sarwono, 2009).
Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi sebagai
berikut:
Tabel 12.
Kriteria Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0 Tidak ada korelasi antar dua variabel
0 – 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 – 0,50 Korelasi cukup kuat
0,51 – 0,75 Korelasi kuat
0,79 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis menggunakan analisis
korelasi Spearman Rho:
Tabel 13.
Hasil Uji Hipotesis
Correlations
k.p.impulsif Ethnosentrisme
Spearman's
rho
k.p.impulsif
Correlation
Coefficient 1.000 -.576
**
Sig. (1-tailed) . .000
N 212 212
ethnosentrisme
Correlation
Coefficient -.576** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 212 212
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil yang didapat melalui perhitungan SPSS 21.0
tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang negatif yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,576 yang dapat
dikatakan korelasi antara kedua variabel adalah kuat. Hal ini dapat
diartikan bahwa hubungan korelasi kedua variabel memiliki hubungan
yang tidak searah. Dengan begitu dapat diartikan bahwa ketika
variabel ethnosentrisme memiliki nilai yang tinggi, maka variabel
kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor
memiliki nilai yang rendah. Begitu pula dengan sebaliknya, ketika
variabel ethnosentrisme memiliki nilai yang rendah, maka variabel
kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor
memiliki nilai yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nilai signifikan atau nilai p yang ditunjukkan hasil uji hipotesis
sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau nilai p tersebut lebih kecil dari
0,05 (p<0,05). Hal ini dapat mengartikan bahwa variabel
ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
produk fashion impor memiliki hubungan yang signifikan.
3. Analisis Tambahan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis tambahan pada
data demografis subyek. Analisis tambahan dilakukan untuk melihat
perbedaan tingkat kecenderungan pembelian impulsif dan
ethnosentrisme pada dua kelompok subyek perempuan dan laki-laki.
Peneliti melakukan perbandingan mean pada kelompok jenis
kelamin subyek terhadap variabel kecenderungan pembelian impulsif
dan variabel ethnosentrisme. Pada variabel ethnosentrisme analisis
dilakukan dengan menggunakan independent samples t-test. Hal ini
dikarenakan uji asumsi normalitas pada variabel ethnosentrisme
menunjukkan sebaran data yang normal. Berikut adalah tabel hasil
perhitungan uji beda antara kelamin perempuan dan laki-laki:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1. Pada variabel Ethnosentrisme Konsumen
Tabel 14.
Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel
Ethnosentrisme Konsumen
Group Statistics
1=perempuan
, 2=laki-laki
N Mean Std. Deviation Std.
Error
Mean
eth 1 106 69.67 11.939 1.160
2 106 66.54 15.917 1.546
Berdasarkan tabel 14, nilai signifikansi (nilai p)
menunjukkan angka sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini berarti
bahwa kelompok data ethnosentrisme antara perempuan dan
laki-laki tidak memiliki varian yang berbeda. Sedangkan hasil
uji independent samples t-test menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,107 (p>0,05). Hal ini dapat mengartikan bahwa tidak
ada perbedaan sikap ethnosentrisme antara perempuan dan
laki-laki.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
eth
Equal variances assumed
12.426
.001 1.621 210 .107 3.132 1.933 -.678 6.942
Equal variances not assumed
1.621 194.744 .107 3.132 1.933 -.679 6.944
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Pada variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap
Produk Fashion Impor
Pada variabel kecenderungan pembelian impulsif,
analisis dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney U.
Hal ini dikarenakan uji asumsi normalitas pada variabel
kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan sebaran data
yang tidak normal. Berikut adalah tabel hasil uji normaltas dan
hasil uji beda mean jenis kelamin subyek pada variabel
kecenderungan pembelian impulsif:
Tabel 15.
Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk
Fashion Impor
Ranks
JenisKelamin N Mean Rank Sum of
Ranks
KPI
perempuan 106 106.00 11236.50
laki-laki 106 107.00 11341.50
Total 212
Test Statisticsa
KPI
Mann-Whitney U 5565.500
Wilcoxon W 11236.500
Z -.118
Asymp. Sig. (2-tailed) .906
a. Grouping Variable: JenisKelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil uji analisis diketahui bahwa antara
perempuan dan laki-laki pada variabel kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki
peredaan mean sebesar 1. Pada perempuan memiliki mean
sebesar 106.00, sedangkan pada laki-laki sebesar 107.00. Nilai
mean pada perempuan lebih kecil jika dibandikan dengan nilai
mean pada laki-laki. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
antara perempuan dan laki-laki pada tingkat kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor. Akan
tetapi, perbedaan tersebut tidak signifikan. Hal ini dikarenakan
nilai signifikansi atau nilai p menunjukkan nilai sebesar 0,906.
Nilai signifikansi ataui nilai p tersebut lebih besar dari 0,05
(p>0,05).
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
produk fashion impor pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian,
ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
fashion impor memiliki koefisien korelasi sebesar -0,576 dengan p = 0,000
(p < 0,05) atau dapat dikatakan bahwa hasil korelasi bersifat kuat dan
signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
produk fashion impor pada remaja. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Semakin tinggi
ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian
impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah
ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan
pembelian impulsif yang dimiliki remaja.
Hasil koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif
dan ethnosentrisme yang cukup kuat. Hasil ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Chen (2008) yang menunjukkan bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat membeli, dan menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif (Worchel &
Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987).
Ethnosentrisme diyakini sebagai sikap konsumen yang pemilih
dan selektif dalam pengambilan keputusan terhadap suatu produk. Ketika
konsumen ethnosentrisme akan membeli suatu produk, mereka akan
melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor
(Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydm & Yamamoto, 2008;
Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013;
Rahman & Khan, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam
Chen, 2008). Oleh karena itu, remaja yang memiliki ethnosentrisme yang
tinggi, akan lebih selektif terhadap produk impor dan akan memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
produk lokal. Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal
dikarenakan sesuai dengan budaya mereka (Chen, 2008; Setiawan, 2014).
Hal ini berbeda dengan remaja yang memiliki ethnosentrisme
yang rendah. Mereka akan lebih memilih untuk mengkonsumsi produk
impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka juga akan merasa
lebih bangga menggunakan produk impor. Hal ini dikarekan bagi remaja
yang memiliki ethnosetris rendah, kualitas produk impor lebih baik jika
dibandingkan dengan produk lokal (Aghnia, 2014; Setiawan, 2014).
Selain kualitas yang lebih baik dari produk lokal, produk impor
dipilih karena model yang selalu mengikuti zaman dan juga memiliki
merek yang membuat mereka terlihat lebih bergengsi dan sebagai bentuk
dalam menunjukkan identitas dirinya di lingkungan sekitarnya. Hal ini
menyebabkan sebagian besar remaja tidak mampu untuk menahan dirinya
dan menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya,
khususnya melalui fashion yang mereka pakai, seperti: pakaian, sepatu,
kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012).
Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu
produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya
kecenderungan pembelian impulsif. Kecenderungan pembelian impulsif
dikatakan sebagai suatu tindakan membeli yang berdasarkan respon
emosional yang sulit untuk dikontrol (Dameyasani & Abraham, 2013;
Weinberg & Gottwald dalam Park & Choi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Analasis tambahan yang dilakukan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja
perempuan dan laki-laki, sangatlah rendah. Perbedaan tersebut juga tidak
memiliki nilai yang signifikan dikarenakan signifikansi atau nilai p yang
lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada kelompok remaja
perempuan dan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif
terhadap produk fashion impor pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi
ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian
impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah
ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan
pembelian impulsif yang dimiliki remaja. Hasil tersebut didukung dengan
koefisien korelasi sebesar -0,576 dan signifikansi p sebesar 0,000.
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang yang kiranya dapat
menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Skala yang digunakan menggunakan skala online, sehingga
hasil yang didapat tidak mampu untuk dikontrol.
2. Beberapa aitem soal pada kecenderungan pembelian impulsif
kurang terfokus pada produk fashion impor.
3. Pembagian usia terhadap subyek penelitian tidak rata, sehingga
tidak dapat mewakili secara seimbang dari tiap tahapan remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik pada bidang ini,
diharapkan agar lebih memperhatikan penyebaran skala ke segala
daerah untuk mencegah sebaran data yang tidak normal, lebih
memperhatikan aitem soal penelitian, sehingga tidak ada yang
terlewat, dan juga memperhatikan pembagian usia terhadap subyek
penelitian, sehingga data dapat mewakili secara seimbang dari tiap
tahapan remaja.
2. Bagi Subyek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, alangkah baiknya untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum membeli suatu produk,
apakah produk tersebut penting dan diperlukan, sehingga pembelian
secara berlebih dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Aghnia, Fuzna Giska. (2014). Gaya Hidup Konsumtif Bangsa Indonesia Terhadap
Produk Impor Menyebabkan Turunnya Nasionalisme.
www.siperubahan.com (diunduh pada: 18 juni2015, pk. 23.00 WIB).
Alagöz, S. B., & Ekici, N. (2011). Impulse purchasing as a purchasing behaviour
and research on Karaman. International Research Journal of Finance and
Economics, 66(1), 172-180.
Alsughayir, A. (2013). Consumer ethnocentrism: A literature review. International
Journal of Business and Management Invention, 2(5), 50-54.
Anggasari, P., Yuliati, L. N., & Retnaningsih, R. (2013). Pengaruh
Ethnosentrisme Terhadap Sikap, Preferensi dan Perilaku Pembelian Buah
Lokal dan Impor. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 10(2), 128-136.
Astasari, A. R., & Sahrah, A. (2009). Hubungan antara Konformitas dengan
Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri.
Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive
purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer Research,
28(4), 670-676.
Bošnjak, M., Bandl, A., & Bratko, D. (2007). Measuring impulsive buying
tendencies in Croatia: towards a parsimonious measurement scale. In
Marketing u društvu znanja i suvremenoj poslovnoj stvarnosti. 426-435.
Brici, N., Hodkinson, C., & Sullivan-Mort, G. (2013). Conceptual differences
between adolescent and adult impulse buyers. Young Consumers, 14(3),
258-279.
Candan, B., Aydin, K., & Yamamoto, G. T. (2008). A research on measuring
consumer ethnocentrism of young Turkish customers purchasing
behaviors. Serbian Journal of Management, 3(1), 39-60.
Chen, H. (2008). A Cross National Study of The Effects of Country of Origin,
Brand Familiarity and Ethnocentrism in Brand Evaluation. 1-30.
Ciobanu, V., & BOGLUŢ, A. (2014). Reasons for Buying A Product. Research
Journal of Agricultural Science, 46(1), 132-138.
Creswell, W. J. (2010). Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dameyasani, A. W., & Abraham, J. (2013). Impulsive buying, cultural values
dimensions, and symbolic meaning of money: A study on college
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
students in Indonesia's capital city and its surrounding. International
Journal of Research Studies in Psychology, 2(4).
Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological testing: Design, analysis, and use. USA:
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
George, B. P., & Yaoyuneyong, G. (2010). Impulse buying and cognitive
dissonance: a study conducted among the spring break student shoppers.
Young Consumers, 11(4), 291-306.
Ghani, U., & Ali Jan, F. (2010). An exploratory study of the impulse buying
behavior of urban consumers in Peshawar. In International conference on
business and economics research, IACSIT Press, Kuala Lumpur,
Malaysia, 1, 157-159.
Ghani, U., Imran, M., & Ali Jan, F. (2011). The Impact of Demographic
Characteristics on Impulse Buying Behaviour of Urban Consumers in
Peshawar. International Journal of Academic Research, 3(5), 286-289.
Ghozali, Iman. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, D. Singgih & Gunarsa, D. Singgih. Y. (2003). Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hasnin, R. H. (2011). Inovasi Produk Melalui Strategi Imitasi Dalam Menghadapi
Persaingan Produk Impor (Implementasi Strategi Imitasi Pada Studi
Kasus Edam Burger di Depok). Tesis.
Holmberg, J., & Öhnfeldt, R. (2010). The female fashion consumer behaviour-
From the perspective of the shop Fever in Gothenburg..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Huwae, H. Gretty. (2014). Hubungan Ethnocentrism dan Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada Remaja. Universitas Sanata Dharma. Tesis.
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on consumer impulsive
buying behavior. Journal of consumer psychology, 12(2), 163-176.
Khan, M. B, & Rahman, S. (2012). Ethnocentrism tendenices of consumers:
evidence from Pakistan. Актуальні проблеми економіки, (3), 436-445.
Kountour, Ronny. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PPM.
Kurnianto, M. (2015). Pengaruh Ethnosentrisme Konsumen, Persepsi Harga dan
Kemenarikan Atribut terhadap Sikap Produk dan Implikasinya terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Kasus: Produk Elektronik Polytron di Kota
Semarang) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices influence the impulsive
buying behavior of college and university students. Social Behavior and
Personality: an international journal, 38(3), 373-380.
Lee, G. Yuna., & Yi, Youjae. (2008). The effect of shopping emotions and
perceived risk on impulsive buying: the moderating role of buying
impulsiveness trait. Seoul Journal of Business, 14(2), 67-92.
Lin, Chien-Huang., & Chuang, S. C. (2005). The Effect Of Individual Differences
on Adolescents Impulsive Buying Behavior. Adolescence, 40(159), 551-
558.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lin, Chien-Huang., & Lin, Hung-Ming. (2005). An Exploration of Taiwanese
Adolescents Impulsive Buying Tendency. Adolescence, 40(157), 215-
223.
Mehta, N., & Chugan, P. K. (2013). The Impact of Visual Merchandising on
Impulse Buying Behavior of Consumer: A Case from Central Mall of
Ahmedabad India. Universal Journal of Management, 1(2), 76-82.
Niu, H. J., & Wang, Y. D. (2009). Work experience effect on idolatry and the
impulsive buying tendencies of adolescents. Adolescence, 44(173), 233-
243.
Pappalia. (2008). Human Development Eds 10. Jakarta : Salemba Humanika.
Papalia, Olds & Feldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba
Humanika.
Park, J. E., & Choi, E. J. (2013). Consequences of impulse buying cross-
culturally: a qualitative study. International Journal of Software
Engineering and Its Applications, 7(1), 240-260.
Park, E. Joo, Kim, E. Young, & Forney, J. Cardona. (2006). A structural model of
fashion-oriented impulse buying behavior. Journal of Fashion Marketing
and Management: An International Journal, 10(4), 433-446
Park, J., & Lennon, S. J. (2006). Psychological and environmental antecedents of
impulse buying tendency in the multichannel shopping context. Journal
of consumer Marketing, 23(2), 56-66.
Pentecost, R., & Andrews, L. (2010). Fashion retailing and the bottom line: The
effects of generational cohorts, gender, fashion fanship, attitudes and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
impulse buying on fashion expenditure. Journal of Retailing and
Consumer Services, 17(1), 43-52.
Periantolo, Jelpa. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah &
Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pradesta, R. B. (2014). Pengaruh Etnosentrisme, Brand Image Dan Product
Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pakaian Jadi Impor
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Priyatno, Duwi. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Gava Media.
Riski, Fajar. (2012). Konsumerisme di Kalangan Remaja. web.unair.ac.id
(diunduh pada 1 juni 2015, pukul 20.00 WIB).
Riswan, Oris. (2014). Pemuda Indonesia Sudah “Ketagihan” Produk Impor.
Okezone.com (diunduh pada 22 Juni 2015, pukul 01.30 WIB).
Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of consumer research, 14, 189-
199.
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santoso, Singgih. (2013). Menguasai SPSS 21 di Era Informasi. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Edisi, 11. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Santrock, J. W. (2012). Adolescence, New York: McGrow-Hill Companies.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sarwono, Jonathan. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar
Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: ANDI.
Sarwono, W. Sarlito. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sears, Freedman & Peplau. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Setiawan, Evelyn. (2014). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Fashion
Lokal dan Impor. Journal Economia, 10(1), 38-47.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The effect of
personality on impulsive and compulsive buying behaviors. African
Journal of Business Management, 6(6), 2187-2194.
Sharma, S., Shimp, T. A., & Shin, J. (1995). Consumer ethnocentrism: A test of
antecedents and moderators. Journal of the academy of marketing
science, 23(1), 26-37.
Shimp, T. A., & Sharma, S. (1987). Consumer ethnocentrism: Construction and
validation of the CETSCALE. Journal of marketing research, 24(3), 280-
289.
Sihotang, A. (2009). Hubungan antara konformitas terhadap kelompok teman
sebaya dengan pembelian impulsif pada remaja (Doctoral dissertation,
Universitas Diponegoro).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Strack, F., & Deutsch, R. (2006). Reflective and impulsive determinants of
consumer behavior. Journal of Consumer Psychology, 16(3), 205-216.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supardi, U. S. (2013). Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta:
Change Publication.
Supratiknya, A. (1998b). Konstruksi Tes. Yogyakarta: Proyek Rancangan
Aplikasi Universitas Sanata Dharma
Suryadi, N., & Hendrawan, D. (2010). Kecenderungan Etnosentrisme, Sikap, dan
Intensi Konsumen dalam Membeli Produk Sepatu Buatan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM). Jurnal Aplikasi Manajemen, 8(2), 325-336.
Tinne, W. S. (2011). Factors affecting impulse buying behavior of consumers at
superstores in Bangladesh. ASA University Review, 5(1), 209-220.
Utami, F. A., & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol
Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 46-
57.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying
tendency: Feeling and no thinking. European Journal of personality,
15(S1), S71-S83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Watson, J. J., & Wright, K. (2000). Consumer ethnocentrism and attitudes toward
domestic and foreign products. European Journal of Marketing, 34(9/10),
1149-1166.
Yang, Dong-Jenn., Huang, K. C., & Feng, X. (2011). A study of the factors that
affect the impulsive cosmetics buying of female consumers in Kaohsiung.
International Journal of Business and Social Science, 2(24), 275-282.
Zeb, H., Rashid, K., & Javeed, M. B. (2011). Influence of Brands on Female
Consumer's Buying Behavior in Pakistan. International Journal of Trade,
Economics and Finance, 2(3), 225-231.
Zechmeister, J. S., Shaughnessy, J. J., & Zechmeister, E. B. (2001). Essentials of
research methods in psychology. McGraw-Hill Higher Education.
Zhaki, R. (2014). Pengaruh Persepsi Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa
terhadap Minat Beli Produk Madoe honey IPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1
Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
SKALA PENELITIAN
Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
(109114007)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Yogyakarta, Desember 2015
Kepada:
Yth. Saudara/i yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya:
Nama : Katharina Ariezsa Eka Yudharini
NIM : 109114007
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas
sebagai mahasiswa, maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk
memberikan waktunya dalam menjawab pernyataan yang telah saya susun dalam
skala ini. Seluruh jawaban yang Saudara/i berikan akan terjaga kerahasiaannya.
Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pernyataan-pernyataan ini. Oleh karena
itu, Saudara/i dapat menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keaadan yang
sebenarnya, jujur dan apa adanya.
Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Saudara/i dalam partisapasi
penelitian saya ini.
Hormat Saya,
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PERNYATAAN KESEDIAAN
Usia :
Jenis Kelamin : ( L ) / ( P ) (*lingkari salah satu)
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini
tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya mengisi skala
ini dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam
kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.
Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini.
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian
skala ini, dan saya bersedia mengisi skala ini.
………………… (kota), …… Desember 2015
Tanda Tangan
…………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
SKALA I
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 28 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang
tersedia, dengan keterangan:
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda
Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah
pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda yang
sebenarnya.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya senang bermain di pantai X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan member tanda silang
(X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X)
pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya senang bermain di pantai X X
KETERANGAN :
Produk Fashion Impor yang dimaksud adalah produk fashion seperti:
baju, celana, tas, sepatu dan aksesoris yang berasal dari luar negeri.
Contohnya: DC, Zara, ROXY, Mango, Hush Puppies, Guess, ELLE,
Nike, Quick Silver dan lain-lain.
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sering tidak berpikir panjang mengenai
harga ketika membeli suatu produk fashion
impor
2. Saya membeli produk fashion impor untuk
digunakan, bukan untuk dikoleksi
3. Ketika ada diskon pada produk fashion
impor yang saya sukai, saya langsung
membeli tanpa ada pertimbangan
4. Saya akan berkeliling dan menimbangnya
sebelum membeli suatu produk fashion
impor, meskipun saya sangat menyukai
produk yang sudah saya lihat
5. Saya kurang cermat menentukan produk
fashion impor yang saya beli
6. Saya selalu berpikir mengenai keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
saya ketika ingin membeli produk fashion
impor
7. Saya sering membeli suatu produk fashion
impor keluaran terbaru tanpa berpikir
panjang karena saya menyukainya
8. Saya selalu berpikir panjang mengenai harga
ketika akan membeli suatu produk fashion
impor
9. Saya sering membeli produk fashion impor
diluar perencanaan
10. Saya akan melihat kualitas produk ketika
akan membeli produk fashion impor
11. Ketika menyukai suatu produk, maka saya
akan langsung membelinya tanpa harus
berkeliling lagi
12. Saya selalu membeli produk fashion impor
yang saya butuhkan saja
13. Saya sering membeli produk fashion impor
tanpa berpikir tentang uang saya
14. Saya selalu berhati-hati ketika membeli
produk fashion impor terbaru, meski saya
sangat menyukainya
15. Saya mampu untuk menekan perasaan ingin
membeli walaupun produk yang saya lihat
sangat bagus dimata saya
16. Saya tidak mampu untuk mengontrol
perasaan ketika melihat produk fashion
impor yang menarik di pusat perbelanjaan
17. Saya mampu menunda untuk membeli
produk fashion impor yang saya sukai
18. Saya sering mengalami kesulitan untuk
melewatkan produk fashion impor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sedang diskon
19. Saya merasa bahwa produk fashion impor
yang baru dan menarik tidak harus dibeli
saat itu juga
20. Saya merasa mudah tertarik untuk membeli
suatu produk fashion impor ketika berada di
mall
21. Saya tidak sedih ketika tidak membeli
produk fashion impor yang saya inginkan
22. Ketika saya melihat produk fashion impor
yang baru, saya merasa harus memilikinya
sehingga saya langsung membelinya
23. Saya mampu menahan ketertarikan untuk
membeli produk fashion impor ketika berada
di mall
24. Saya merasa bahagia ketika membeli produk
fashion impor yang saya sukai
25. Saya bisa menahan keinginan untuk
membeli produk fashion yang saya suka
meskipun ada diskon
26. Saya langsung membeli suatu produk yang
terlihat menarik di mata saya
27. Saya mampu untuk mengontrol perasaan
ketika melihat produk fashion impor yang
menarik di pusat perbelanjaan
28. Saya sering tergesa-gesa membeli suatu
produk fashion impor yang tidak sesuai
dengan kebutuhan saya hanya untuk
mengikuti jaman
(silahkan lanjut ke halaman berikutnya dan isilah pernyataan pada Skala II)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SKALA II
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 30 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang
tersedia, dengan keterangan:
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda
Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah
pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda yang
sebenarnya.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya senang bermain di pantai X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan member tanda silang
(X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X)
pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya senang bermain di pantai X X
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa produk Indonesia lebih
berkualitas
2. Saya akan berpikir ulang ketika akan membeli
produk Indonesia
3. Menurut saya produk Indonesia, pertama,
terakhir, dan terutama
4. Produk Indonesia bagi saya tidak layak untuk
dijual
5. Menurut saya produk Indonesia memiliki
kualitas nomer satu
6. Saya akan berpikir ulang kali untuk membeli
produk Indonesia
7. Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia
8. Saya pikir produk Indonesia tidak ada yang
menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
9. Saya merasa lebih puas dengan produk
Indonesia
10. Menurut saya produk Indonesia tidak bagus
jika dibandingkan dengan produk dari luar
negeri
11. Saya tidak akan menunda untuk membeli
produk Indonesia
12. Bagi saya produk Indonesia sangat
mengecewakan
13. Menurut saya produk Indonesia lebih
terpercaya daripada produk dari luar negeri
14. Produk Indonesia yang saya beli hanya sedikit
15. Saya merasa bangga pada produk Indonesia
16. Saya tidak memiliki keinginan untuk membeli
produk Indonesia
17. Menurut saya produk Indonesia lebih baik
daripada produk impor
18. Bagi saya produk Indonesia meragukan
19. Saya memiliki keinginan untuk langsung
membeli produk Indonesia tanpa pertimbangan
20. Saya merasa bangga pada produk impor
21. Menurut saya produk Indonesia lebih menarik
daripada produk impor
22. Saya tidak akan menggunakan produk dan jasa
dari Indonesia
23. Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya
24. Menurut saya produk impor memiliki kualitas
nomer satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
25. Saya lebih banyak menggunakan produk
Indonesia
26. Menurut saya produk impor memiliki kualitas
yang lebih baik dibandingkan dengan produk
Indonesia
27. Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk
Indonesia
28. Saya merasa produk Indonesia memiliki
kualitas yang rendah sehingga mudah rusak
29. Menurut saya produk Indonesia tidak memiliki
kualitas untuk menjadi yang utama
30. Saya gemar membeli produk Indonesia
(periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan)
Terimakasih atas bantuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 2
Reliabilitas dan Seleksi
Aitem Skala
Kecenderungan Pembelian
Impulsif terhadap Peroduk
Fashion Impor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.911 28
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
P1 52.31 108.575 .476 .908
P2 52.35 116.053 .061 .914
P3 52.01 109.149 .444 .909
P4 52.24 112.093 .321 .910
P5 51.84 113.093 .227 .912
P6 52.63 108.087 .666 .905
P7 52.44 104.041 .730 .903
P8 52.63 107.758 .692 .905
P9 52.10 106.004 .646 .905
P10 52.49 112.701 .298 .911
P11 52.19 108.694 .474 .908
P12 52.21 108.763 .441 .909
P13 52.50 109.358 .590 .906
P14 52.49 109.328 .626 .906
P15 52.29 107.584 .609 .906
P16 52.35 104.620 .723 .903
P17 52.49 108.671 .651 .905
P18 51.99 106.821 .595 .906
P19 52.41 114.097 .154 .914
P20 51.82 107.909 .549 .907
P21 52.16 112.764 .226 .913
P22 52.44 107.773 .714 .904
P23 52.40 107.586 .723 .904
P24 51.00 119.075 -.178 .916
P25 52.22 105.995 .681 .904
P26 52.12 108.493 .622 .906
P27 52.34 110.615 .446 .908
P28 52.31 107.142 .700 .904
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 3
Reliabilitas dan Seleksi
Aitem Skala
Ethnosentrisme Konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.910 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
E1 83.07 93.860 .698 .904
E2 83.76 100.242 .099 .913
E3 83.44 96.459 .390 .909
E4 82.63 96.952 .457 .908
E5 83.38 92.807 .699 .904
E6 83.26 95.481 .468 .908
E7 83.10 93.736 .579 .906
E8 82.75 96.340 .474 .908
E9 83.26 94.795 .545 .906
E10 83.00 95.672 .570 .906
E11 83.51 98.074 .260 .911
E12 82.79 97.688 .312 .910
E13 83.51 93.149 .655 .904
E14 83.12 95.837 .507 .907
E15 82.71 94.658 .559 .906
E16 82.74 97.869 .297 .910
E17 83.29 94.330 .573 .906
E18 82.94 94.862 .519 .907
E19 83.74 98.526 .243 .911
E20 83.15 97.918 .257 .911
E21 83.29 93.435 .623 .905
E22 82.59 98.097 .301 .910
E23 83.38 91.583 .746 .903
E24 83.13 98.893 .172 .913
E25 83.00 93.015 .564 .906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
E26 83.37 92.355 .665 .904
E27 83.26 93.660 .616 .905
E28 83.07 94.726 .518 .907
E29 83.09 96.768 .467 .908
E30 83.06 93.519 .626 .905
Merah : seleksi pertama menggunakan kriteria indeks daya 0,30
Kuning : revisi dengan menggunakan kriteria indeks daya 0,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 4
Hasil Uji Reliabilitas
Setelah Seleksi Aitem pada
Skala Kecenderungan
Pembelian Impulsif
terhadap Produk Fashion
Impor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.930 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
P1 39.50 93.030 .470 .929
P3 39.21 93.002 .475 .929
P4 39.43 96.547 .295 .931
P6 39.82 92.446 .671 .925
P7 39.63 88.534 .745 .923
P8 39.82 92.536 .663 .925
P9 39.29 90.241 .669 .925
P11 39.38 92.777 .492 .928
P12 39.40 93.109 .440 .930
P13 39.69 93.590 .598 .926
P14 39.68 93.864 .606 .926
P15 39.49 92.164 .599 .926
P16 39.54 89.117 .736 .924
P17 39.68 93.118 .645 .926
P18 39.18 91.133 .608 .926
P20 39.01 92.582 .530 .928
P22 39.63 92.057 .728 .924
P23 39.59 92.067 .721 .925
P25 39.41 90.694 .671 .925
P26 39.31 92.754 .633 .926
P27 39.53 94.760 .452 .929
P28 39.50 91.507 .710 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 5
Hasil Uji Reliabilitas
Setelah Seleksi Aitem pada
Skala Ethnosentrisme
Konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.922 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
E1 67.01 75.507 .714 .916
E3 67.38 77.732 .412 .922
E4 66.57 78.606 .438 .921
E5 67.32 74.521 .717 .916
E6 67.21 77.270 .452 .921
E7 67.04 75.625 .572 .919
E8 66.69 77.888 .473 .920
E9 67.21 76.405 .553 .919
E10 66.94 77.429 .555 .919
E12 66.74 78.884 .331 .923
E13 67.46 74.819 .673 .917
E14 67.06 77.489 .501 .920
E15 66.65 76.112 .583 .918
E17 67.24 76.004 .579 .919
E18 66.88 76.762 .499 .920
E21 67.24 74.989 .648 .917
E22 66.53 79.954 .252 .924
E23 67.32 73.147 .788 .914
E25 66.94 74.683 .580 .919
E26 67.31 74.455 .651 .917
E27 67.21 75.181 .642 .917
E28 67.01 76.612 .502 .920
E29 67.03 78.208 .474 .920
E30 67.00 75.343 .626 .918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 6
Skala Penelitian (Skala
Online)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Skala Penelitian
Hallo! Saya, Katharina Ariezsa Eka Yudharini mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka
penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka
saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk memberikan waktunya
dalam menjawab pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini.
Skala ini terdiri dari dua buah skala penelitian, yaitu Skala I dan Skala II
yang terdiri dari beberapa pernyataan. Seluruh jawaban yang Saudara/i berikan
akan terjaga kerahasiaannya. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam
pernyataan-pernyataan ini. Oleh karena itu, Saudara/i dapat menjawab pernyataan
yang ada sesuai dengan keaadan yang sebenarnya, jujur dan apa adanya.
Pada saat Saudara/i mengisi skala, mohon memperhatikan petunjuk
pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari pengisian skala ini akan
digunakan untuk kepentingan akademik. Dengan mengisi skala ini, saya akan
menganggap Anda bersedia untuk membantu penelitian saya tanpa adanya
paksaan.
Saya ucapkan terimakasih banyak atas kesediaan Saudara/i dalam
keterlibatan penelitian ini.
usia*Required
kota tempat tinggal anda*Required
jenis kelamin*Required
Perempuan
Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
SKALA I
Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan jawab dengan jujur sesuai dengan
keadaan dalam diri Anda sendiri.
KETERANGAN : Produk Fashion Impor yang dimaksud adalah produk fashion
seperti: baju, celana, tas, sepatu dan aksesoris yang berasal dari luar negeri.
Contohnya: DC, Zara, ROXY, Mango, Hush Puppies, Guess, ELLE, Nike, Quick
Silver dan lain-lain.
1. Saya sering tidak berpikir panjang mengenai harga ketika membeli suatu
produk fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
2. Ketika ada diskon pada produk fashion impor yang saya sukai, saya langsung
membeli tanpa ada pertimbangan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
3. Saya akan berkeliling dan menimbangnya sebelum membeli suatu produk
fashion impor, meskipun saya sangat menyukai produk yang sudah saya
lihat*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4. Saya selalu berpikir mengenai keuangan saya ketika ingin membeli produk
fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
5. Saya sering membeli suatu produk fashion impor keluaran terbaru tanpa
berpikir panjang karena saya menyukainya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
6. Saya selalu berpikir panjang mengenai harga ketika akan membeli suatu produk
fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
7. Saya sering membeli produk fashion impor diluar perencanaan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
8. Ketika menyukai suatu produk, maka saya akan langsung membelinya tanpa
harus berkeliling lagi*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Sangat Tidak Sesuai
9. Saya selalu membeli produk fashion impor yang saya butuhkan saja*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
10. Saya sering membeli produk fashion impor tanpa berpikir tentang uang
saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
11. Saya selalu berhati-hati ketika membeli produk fashion impor terbaru, meski
saya sangat menyukainya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
12. Saya mampu untuk menekan perasaan ingin membeli walaupun produk yang
saya lihat sangat bagus dimata saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
13. Saya tidak mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion
impor yang menarik di pusat perbelanjaan*Required
Sangat Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
14. Saya mampu menunda untuk membeli produk fashion impor yang saya
sukai*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
15. Saya sering mengalami kesulitan untuk melewatkan produk fashion impor
yang sedang diskon*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
16. Saya merasa mudah tertarik untuk membeli suatu produk fashion impor ketika
berada di mall*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
17. Ketika saya melihat produk fashion impor yang baru, saya merasa harus
memilikinya sehingga saya langsung membelinya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
18. Saya mampu menahan ketertarikan untuk membeli produk fashion impor
ketika berada di mall*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
19. Saya bisa menahan keinginan untuk membeli produk fashion yang saya suka
meskipun ada diskon*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
20. Saya langsung membeli suatu produk yang terlihat menarik di mata
saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
21. Saya mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion impor
yang menarik di pusat perbelanjaan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
22. Saya sering tergesa-gesa membeli suatu produk fashion impor yang tidak
sesuai dengan kebutuhan saya hanya untuk mengikuti jaman*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
SKALA II
Pilihlah salah satu jawaban yang PALING SESUAI dengan keadaan atau
pengalaman Anda sendiri. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan :)
KETERANGAN: Yang dimaksud dengan produk Indonesia adalah produk yang
berasal atau dibuat dari Indonesia. Produk Indonesia dapat disebut juga dengan
produk lokal
1. Saya merasa produk Indonesia lebih berkualitas*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
2. Menurut saya produk Indonesia, pertama, terakhir, dan terutama*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
3. Produk Indonesia bagi saya tidak layak untuk dijual*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
4. Menurut saya produk Indonesia memiliki kualitas nomer satu*Required
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
5. Saya akan berpikir ulang kali untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
6. Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
7. Saya pikir produk Indonesia tidak ada yang menarik*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
8. Saya merasa lebih puas dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
9. Menurut saya produk Indonesia tidak bagus jika dibandingkan dengan produk
dari luar negeri*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
10. Saya tidak akan menunda untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
11. Bagi saya produk Indonesia sangat mengecewakan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
12. Menurut saya produk Indonesia lebih terpercaya daripada produk dari luar
negeri*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
13. Produk Indonesia yang saya beli hanya sedikit*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
14. Saya merasa bangga pada produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
15. Saya tidak memiliki keinginan untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
16. Menurut saya produk Indonesia lebih baik daripada produk impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
17. Bagi saya produk Indonesia meragukan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
18. Menurut saya produk Indonesia lebih menarik daripada produk
impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Sangat Tidak Sesuai
19. Saya tidak akan menggunakan produk dari Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
20. Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
21. Saya lebih banyak menggunakan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
22. Menurut saya produk impor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
23. Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Sangat Tidak Sesuai
24. Saya merasa produk Indonesia memiliki kualitas yang rendah sehingga mudah
rusak*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
25. Menurut saya produk Indonesia tidak memiliki kualitas untuk menjadi yang
utama*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
26. Saya gemar membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Terimakasih Telah Berpartisipasi :)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 7
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
k.p.impulsif .132 212 .000 .940 212 .000
ethnosentrisme .049 212 .200* .991 212 .182
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 8
Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
k.p.impulsif *
ethnosentris
me
Between
Groups
(Combined) 19470.453 52 374.432 4.871 .000
Linearity 12950.489 1 12950.489 168.483 .000
Deviation
from
Linearity
6519.965 51 127.842 1.663 .009
Within Groups 12221.547 159 76.865
Total 31692.000 211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 9
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Correlations
k.p.impulsif ethnosentrisme
Spearman's rho
k.p.impulsif
Correlation
Coefficient
1.000 -.576**
Sig. (1-tailed) . .000
N 212 212
ethnosentrisme
Correlation
Coefficient
-.576**
1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 212 212
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI