7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
1/36
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi sekunder terjadi pada 5-10% populasi yang mengalami
hipertensi.1,2Sebagian besar pasien usia muda (!0 tahun" memberikan respon
yang baik terhadap penanganan spesi#ik, sedangkan $5% pasien dengan usia
yang lebih tua tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.1
&ada pasien de'asa muda, khususnya 'anita, stenosis arteri renalis yang
disebabkan displasia #ibromuskular merupakan salah satu penyebab hipertensi
sekunder yang paling sering, sedangkan pada usia yang lebih tua umumnya
disebabkan oleh stenosis arteri renalis aterosklerotik. &ada orang-orang usia
pertengahan, aldosteronisme merupakan penyebab hipertensi sekunder yang
paling sering ditemukan. ebih dari )5% anak-anak dengan hipertensi sekunder,
dapat diidenti#ikasi penyebabnya, tersering disebabkan oleh penyakit parenkim
ginjal.2
Hipertensi merupakan keadaan tersering yang ditemukan pada pelayanan
kesehatan primer, dapat mengakibatkan in#ark miokard, stroke, gagal jantung,
gagal ginjal, dan bahkan kematian jika tidak terdeteksi sejak dini dan diobati
se*ara tepat.,!
Hipertensi sekunder merupakan jenis hipertensi yang terbilang
jarang terjadi sehingga banyak yang beranggapan bah'a pemeriksaan untuk
diagnosis pasti penyakit ini seringkali menghabiskan 'aktu dan biaya yang tidak
murah, oleh karena itu hanya pasien dengan gejala klinis yang jelas yang sering
diskrining untuk menentukan penyakit dasar yang menyebabkan hipertensi
sekunder.1&ada masa sekarang telah dianggap hal yang penting untuk mengetahui
apakah hipertensi yang terjadi pada seseorang merupakan suatu proses sekunder.
Hal ini didasarkan bah'a hipertensi sekunder berpotensi untuk disembuhkandengan terapi yang spesi#ik menurut penyakit dasar yang menjadi etiologi
hipertensi, atau pun hipertensi menjadi lebih mudah dikontrol dengan obat-obat
spesi#ik. &ada banyak kasus, hipertensi sekunder yang teridenti#ikasi umumnya
dapat disembuhkan dan dihindarkan dari kebutuhan terapi jangka panjang
sehingga dapat menekan risiko serta kebutuhan dari segi #inansial.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
2/36
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi sekunder adalah tipe hipertensi yang memiliki penyakit dasar
sebagai penyebabnya. Hipertensi tipe ini terjadi pada 5-10% dari populasi yang
diketahui mengalami hipertensi.1,2 &ermasalahan yang sering dihadapi ialah
seringkali sulit memperkirakan diagnosis dari hipertensi sekunder, meskipun
biasanya terdapat gejala klinis yang spesi#ik terhadap penyakit dasar tertentu.5
+eberapa kriteria klinis umum yang dapat dijadikan tanda hipertensi
sekunder antara lain1,5,
1. Hipertensi dengan onset usia muda (0 tahun" pada pasien tanpa #aktor
risiko (ri'ayat keluarga, obesitas, dan lain-lain" peningkatan tekanan darah
pada anak prepubertas.
2. Hipertensi resisten ($1!0/0 mmHg meskipun telah mendapat jenis obat
antihipertensi, termasuk didalamnya diuretik".
. Hipertensi berat (1)0/110 mmHg" atau hipertensi emergensi.
!. &eningkatan tekanan darah mendadak pada seseorang yang sebelumnya
memiliki tekanan darah stabil.
5. erdapat kerusakan organ target (misalnya hipertro#i entrikel kiri,
retinopati hipertensi, dan lain-lain".
2.2 Etiologi
erdapat banyak da#tar penyakit yang mungkin berpotensi menimbulkan
hipertensi sekunder. 3alam mengidenti#ikasi penyebab-penyebab tersebut antara
lain dapat diperhatikan distribusi yang mun*ul berdasarkan usia seperti yangdiuraikan pada tabel berikut.
abel 1. &enyebab paling umum hipertensi sekunder menurut usia2
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
3/36
3
Kelompok UsiaPesentasi !ai Hipetensi
Sek"n!eEtiologi #ang Um"m
4nak (0-12 tahun" 0-)5 % &enyakit parenkim ginjal,
koartasio aorta6emaja (12-1) tahun" 10-15% &enyakit parenkim ginjal,
koartasio aorta
3e'asa muda (1-
tahun"
5 % 3is#ungsi tiroid, displasia
#ibromuskular, penyakit
parenkim ginjal
7sia pertengahan (!0-!
tahun"
)-12 % 4ldosteronisme, dis#ungsi
tiroid, obstrukti# sleep
apnea, cushing syndrome,
peokromositoma7sia tua ($5 tahun" 1 % Stenosis arteri renal
aterosklerotik, gagal ginjal,
hipotiroid
&endekatan umum pada pasien yang di*urigai mengalami hipertensi
sekunder pertama kali sebaiknya dikon#irmasi bah'a pengukuran tekanan darah
telah dilakukan se*ara akurat dengan metode yang benar, kemudian ealuasi diet
serta medikasi yang diterima pasien. Hal ini penting oleh karena kelebihan
konsumsi sodium dan alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, selain
itu banyak jenis obat yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti estrogen,
antiin#lamasi nonsteroid, steroid, simpatomimetik, dan lain-lain. 4pabila hal-hal
diatas dapat disingkirkan maka inestigasi dapat dilakukan untuk menilai
penyebab #isiologis tertentu.2
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
4/36
K o n f r m a s i a k u r a s i p e m e r i k s a a n
t e k a n a n d a r a h , s i n g k i r a k a n p e n y e b a bd i e t d a n m e d i k a s i
A n a m n e s i s ,
p e m e r i k s a a nf s i k ,
p e m e r i k s a a n
l a b o r a t o r i u m
D i
t em
u k
a n
t a
n d
a
k l i
n i
s
L
ih
a
t
t
a
b
e
l
2
A
na
k
/
R
e
m
a
j
a
r i n a l i
s i s ,k u l t u r
u r i n ,
! "
r e n a l
D
e#
a
s
a
m
u
d
a
$ R %
d e n g a nk o n t r a s ,
& ' a r t e r i
r e n a l ,
' ! (
si
a
p
e
r
t
e
n
ga
h
a
n
) e m e r i
k s a a nr e n i n
d a n
a l d o s t e
r o n ,
' ! (
si
a
t
u
a
$ R % d e n g a n
k o n t r a s , & 'a r t e r i r e n a l ,
' ! ( , u r i n a l i s i s
'
an
p
a
t
a
n
d
a
k li n
i s
L
ih
a
t
t
a
b
e
l
2
A
na
k
/
R
e
m
a
j
a
r i n a l i
s i s ,k u l t u r
u r i n ,
! "
r e n a l
D
e#
a
s
a
m
u
d
a
$ R %
d e n g a nk o n t r a s ,
& ' a r t e r i
r e n a l ,
' ! (
si
a
p
e
r
t
e
n
ga
h
a
n
) e m e r i
k s a a nr e n i n
d a n
a l d o s t e
r o n ,
' ! (
si
a
t
u
a
$ R % d e n g a n
k o n t r a s , & 'a r t e r i r e n a l ,
' ! ( , u r i n a l i s i s
*
8ambar 1. 9aluasi &asien yang 3i*urigai :engalami Hipertensi Sekunder2
abel 2. anda dan 8ejala &enyakit 3asar Hipertensi Sekunder1,2
Tan!a$%e&alaPen#e'a' Hipetensi
Sek"n!e #ang m"ngkinPili(an tes !iagnosti)
erdapat perbedaan tekanan
darah sistolik antara lengan
dan kaki atau lengan kanan
dan kiri $ 20 mmHg
;adi #emoral lemah/lambat.
:urmur ejeksi
interskapular
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
5/36
+
Tan!a$%e&alaPen#e'a' Hipetensi
Sek"n!e #ang m"ngkinPili(an tes !iagnosti)
6i'ayat aterosklerosis,
diabetes, merokok, gagalginjal, nokturia
9dema peri#er
&u*at
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
6/36
,
;yeri kepala
ekanan darah labil
Hipotensi ortostatik
&alpitasi
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
7/36
-
glomerular, akibatnya renin meningkat. Selain itu, terjadi retensi air dan
garam yang menyebabkan *airan ekstaseluler bertambah.),
&emeriksaan 7S8 ginjal merupakan pemeriksaan penting pada penyakit
ini. Hipertensi serta terabanya masa di abdomen pada pemeriksaan #isik
diindikasikan untuk dilakukan 7S8 guna menemukan penyakit ginjal
polikistik, ?bstrukti# uropati juga didiagnosis dengan modalitas ini. 7rin
abnormal seperti proteinuria dan hematuria juga dapat menjadi indikasi
dilakukannya pemeriksn 7S8 guna menilai ukuran ginjal.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
8/36
.
antihipertensi. 3itemukannya bruit pada auskultasi abdomen,
hipokalemia, serta penurunan progresi# #ungsi ginjal dapat memperkuat
ke*urigaan pada kondisi ini meskipun umumnya jarang ditemukan. >,
:6=, *aptopril s*intigra#i, dan 3oppler ultrasound merupakan
pemeriksaan nonin#asi# untuk mendeteksi stenosis arteri renal.5
. Baskulitis =ntrarenal
Baskulitis dapat melibatkan pembuluh darah intrarenal dan mungkin
memiliki hubungan dengan beragam lesi di ginjal. 8injal sering
mengalami askulitis pada pembuluh-pembuluh darah ke*il, misalnya
pada poliangitis mikroskopik, wegeners granulomatosis, Henoch-
Schonlein purpura, dan askulitis *ryoglobuinemia. Baskulitis
menyebabkan dis#ungsi ginjal dengan menginduksi in#lamasi glomerular
dengan ne#ritis dan gagal ginjal. Baskulitis pada pembuluh darah besar
sepertigiant cell arthritisdan Takayasus arteritis jarang menimbulkan
*edera ginjal, meskipun demikian dapat menimbulkan iskemia sekunder
pada arteri ginjal dan aorta abdominal sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah.
3emam, malaise, penurunan berat badan, dan hipertensi merupakan
tanda dan gejala yang umum ditemukan pada askulitis intrarenal.
+iopsi ginjal sering dibutuhkan untuk mengidenti#ikasi keadaan
patologi.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
9/36
/
atau menurun. &enyakit ini sering didiagnosis setelah sumber kelaianan
renoaskular tidak ditemukan. okasi tumor intrarenal juga dapat
ditemukan seperti di adrenal, kolon, paru-paru, oarium, dan pankreas.
?leh karena itu maka dibutuhkan pen*itraan abdomen maupun pelis.
erapi kurati# penyakit ini ialah pembedahan eksisi.
5. 6etensi Sodium &rimer ("iddles syndrome"
"iddles syndromeadalah kelainan #amilial dengan karakteristik berupa
hipertensi, alkalosis metabolik, serta kehilangan potassium melalui urin.
Hipertensi biasanya mulai terjadi selama masa remaja, tetapi onset
mungkin mun*ul lebih a'al. Hipokalemia tidak umum ditemukan.
8ejala klinis seperti kelemahan, parestesia, nyeri epigastrium, poliuri,
polidipsi, dan paralisis akut mungkin ditemukan. ;ilai renin dan
aldosteron plasma menurun. 3alam pengobatan, obat yang menghambat
reabsorbsi sodium pada tubulus distal seperti triamteren mungkin
e#ekti#. "iddles syndrome dapat disembuhkan dengan transplantasi
ginjal.
. &eningkatan Bolume =ntraaskular
?erload olume sering dihubungkan dengan peningkatan prealensi
hipertensi tak terkontrol pada pasien gagal ginjal. Hiperolemia yang
terindikasi oleh pelebaran diameter ena *aa in#erior merupakan #aktor
risiko hipertensi tak terkontrol dan peningkatan indeks massa entri*ular
kiri. &embatasan intake garam mungkin dapat men*egah oerload
olume intraaskular pada pasien dengan peritoneal dialisis.
+. Hipertensi 9ndokrin
1. 4kromegali4kromegali umumnya disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari
yang memproduksigrowth hormon(8H", sering termani#estasikan pada
dekade ketiga hingga kelima kehidupan. &enyebab lain seperti kanker
paru sel ke*il dan kanker pankreas. ?ersekresi 8H dan insulin like
growth faktor-#(=8@-1" mempengaruhi mani#estasi kardioaskular yang
ditandai dengan peningkatan cardiac output, penurunan resistensi peri#er
yang diikuti dengan peningkatan massa miokardium serta hipertro#i
bientri*ular.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
10/36
10
diastolik, penyakit aterosklerotik, dan pada kasus yang berat dapat
terjadi kardiomiopati dilatasi.
&engobatan yang dapat dilakukan meliputi pembedahan, radiasi, dn
terapi medikasi.Microsurgical transsphenoidal resectionmenunjukkan
keberhasilan dalam menurunkan 8H se*ara bertahap dalam 'aktu diatas
2 tahun. erapi penunjang berupa radiasi dan medikasi dibutuhkan pada
kasus tertentu. :edikasi yang dapat digunakan seperti analog
somatostatin (o*reotide", agonis dopamine (bromokriptin, pergolid" dan
antagonis reseptor 8H (pegisomant".
2. Hipertiroid
&enyebab paling umum dari hipertiroid meliputi 8raeDs disease, danoertreatment dengan hormon tiroid. 8ambaran klinis hipertiroid berupa
keadaan hiperadrenergik berupa palpitasi, tremor, dispnea, #atigue,
angina, hiperakti#itas, insomnia, intoleransi panas, penurunan berat
badan meski dengan na#su makan yang meningkat, nokturia, diare,
oligomenorea, dan emosional yang labil. &ada pemeriksaan #isik dapat
ditemukan takikardi, hipertensi, hipertermia, kulit yang lembab, lid lag,
re#leks yang *epat, dan prekordium hiperdinamik. +unyi jantung satu
yang mengeras dengan komponen pulmonal yang menonjol pada bunyi
jantung dua, bunyi jantung tiga dan murmur middiastolik mungkin dapat
terdengar. &eningkatan *ardia* output dan kontrktilitas miokardium
dengan penurunan resistensi askular dan pelebran tekanan nadi
merupakan tanda yang juga mungkin ditemukan. &ada beberapa kasus,
gejala klinis dapat tidak ditemukan sehingga diagnosis sulit ditegakkan.
&emeriksaan dengan hasil penurunan thyroid stimulating hormon (SH"
memiliki sensitiitas yang tinggi, terlebih jika dikombinasikan dengan
kenaian ! bebas atau indeks !. +eta-blo*ker adalah pilihan medikasi
untuk mengendalikan gejala hiperadrenergik. 3iuretik berman#aat
apabila ditemukan gagal jantung dan hipertensi. 9uolemia perlu
dikondisikan pada pasien dengan retensi *airan sebelum memulai terapi
beta-blo*ker. 3igoksin juga dapat menjadi terapi alternatie.
:ethimaEole dan propythioura*il diikuti terapi ablatie dengan iodine
radioakti# atau pembedahan diindikasikan pada keadaan hipertiroid.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
11/36
11
. Hipotiroid
Hipertensi diastolik terjadi pada 20% pasien hipotiroid, dapat
menimbulkan iskemia koroner. &enggntian hormon tiroid biasanya dapat
menormalkan tekanan darah. 9lektrokardiogram pada pasien ini dapat
beragam dari sinus bradikardi hinggal lo' oltage F6S dan perubahan
nonspesi#ik segmen S. &eningkatan SH adalah tes sensitie untuk
mendeteksi hipotiroid. &engobatan yang dapat diberikan berupa
leothyroCine. Hipertiroid biasanya dapat dikoreksi dengan terapi
suplementasi hormon tiroid. 4pabila hipertensi menetap maka diuretik,
dihidropiridin *al*ium *anal blo*ker, 4>9 inhibitors atau angiotensin
re*eptor blo*kers bekerja *ukup e#ekti#.
!. Hiperparatiroid
Hiperparatiroid primer sering bermani#estasi sebagai hiperkalsemia
disertai gejala nonspesi#ik seperti kelemahan, letargi, rasa tidak nyaman
pada abdomen, dan konstipasi. &ada pasien juga dapat dijumpai
hipertensi. &ato#isiologi dasar hipertensi pada hiperparatiroid belum
dapat dipahami se*ara jelas, namun hormon paratiroid memiliki peranan
penting sebagai asokonstriksi dan ne#rosklerosis.
&eningkatan kadar kalsium memiliki e#ek signi#ikan terhadap bantalan
askular hingga akhirnya dapat menjadi hipertensi. Hormon paratiroid
menginduksi in#luC kalsium yang mungkin menyebabkan nekrosis
miosit, deposisi kalsium pada bantalan askular koroner, dan
aterosklerosis premature. Hiperkalsemia dengan kadar kalsium diatas 11
mg/dl terkait kadar normal dan peningkatan kadar hormon paratiroid
mengarahkan pada diagnosis hiperparatiroid. &emberian tiaEid dapatmenunjukkan keadaan hiperparatiroid. &embedahan dengan mengangkat
kelenjar paratiroid atau adenoma merupakan terapi de#initie untuk
hiperparatiroid. Hipertensi biasanya teratasi dengan normalisasi hormon
paratiroid. 4pabila hipertensi menetap maka perlu dilakukan
pembedahan yang diikuti dengan medikasi selain pemberian tiaEid.
5. >ushingDs Syndrome
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
12/36
12
&realensi *ushingDs syndrome berkisar antara 1,!-10 tiap 1 juta
populasi, meningkat pada populasi dengan obesitas dan diabetes tak
terkontrol menjadi diatas hingga !%. 8ambaran klasik kelainan ini
ialah moon #a*ies, striae ungu, dan obesitas sentral. ;amun, gambaran
tersebut jarang ditemukan. >ushingDs syndrome sebagai diagnosis
penyakit perlu dipertimbangkan apabila ditemukan osteoporosis,
kelemahan otot, ekimosis, hipokalemia, obesitas sentral, plethora,
tekanan darah diastolik $105 mmHg, striae merah, a*ne, edema,
hirsutisme, oligomenorea, dan toleransi glukosa terganggu. &ada )0-
)5% kasus ditemukan hipertensi dan #aktor risiko lain aterosklerosis
seperti hiperglikemia dan dislipidemia. &ada beberapa kasus dapat
ditemukan in#ark miokardium, stroke, dan gagal jantung.,5,10
Hipertro#i entrikel kiri dan dis#ungsi diastolik mungkin menghasilkan
aktiasi jalur renin angiotensin. :ekanisme lain *ushingDs syndrome
menyebabkan hipertensi meliputi inhibisi prostasilin, asodilator kuat,
dan ikatan kortisol pada reseptor glukokortikoid spesi#ik yang
selanjutnya menginisiasi e#ek hormon terhadap jantung, ginjal, dan
jaringan askular. &ergeseran olume ekstraseluler dan keseimbangan
air dan garam tidak didapatkan pada hipertensi glukokortikoid. &seudo-
*ushing dapat terjadi pada penyakit medis akut dan kronik, penyakit
psikiatri, atau alkoholisme.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
13/36
13
*ushingDs syndrome dilakukan dengan terapi spesi#ik terhadap penyebab
seperti pembedahan untuk mengangkat adrenal, kemoterapi, dan
pembedahan pituitri. erapi medikasi meliputi metyrapone,
bromokriptin, dan ketokonaEol. &engobatan hipertensi sekunder dengan
*ara mengatasi kelebihan kortisol, menghindari pemberian diuretik yang
dapat mendeplesi kadar potassium, dan menggunakan agen untuk
memblok aksis renin angiotensin.
. Hiperaldosteronisme &rimer
4ldosteronisme primer ditemukan pada ,1 % dari seluruh pasien
dengan hipertensi. Sekitar 0% kasus ini disebabkan oleh tumor (>onn
syndrome" dan 0% disebabkan hiperplasia adrenal.&ada pasien dengan hiperaldosteronisme primer sering ditemukan
hipokalemia. ekanan darah se*ara moderat meningkat disertai nyeri
kepala, pada tahap lanjut dapat menjadi hipertensi malignan. 8ejala
hipokalemia seperti kelemahan otot, parestesia, tetani dan paralisis
mungkin juga ditemukan. &ada in*identaloma adrenal, identi#ikasi
hiperaldosteronisme primer pada pasien dengan hipertensi sangat
penting karena dibutuhkan terapi spesi#ik. &embedahan dapat menjadi
terapi de#initi#. &ada pasien dengan idiopatik hiperaldosteronisme,
pemberian antihipertensi spironolakton dapat mengontrol tekanan darah
sehingga men*egah kerusakan organ target.,10
7ntuk penegakan diagnosis dilakukan penilaian rasio aldosteron
berbanding renin, meskipun kegunaannya masih diperdebatkan.
&engangkatan adenoma dapat mengurangi tekanan darah se*ara
signi#ikan. Spironolakton preoperati# dapat mengurangi
hipoaldosteronisme dan hipokalemi posoperati#.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
14/36
1*
berkembang dari jaringan kroma#in ekstraadrenal merujuk pada
paraganglioma atau peokromositoma ekstraadrenal. umor ini
memproduksi katekolamin. &realensi peokromositoma sekitar 0,1
hingga % dari pasien hipertensi. &eokromositoma herediter terjadi
pada on Hippel-andau syndrome, neoplasia endokrin multiple tipe 1,
dan paraganglioma #amilial. 6i'ayat tumor pada keluarga berhubungan
dengan risiko 10-15% tumor diderita oleh anggota keluarga yang lain.
s*an dapat mendeteksi nodul $1*m pada peokromositoma
adrenal. 0% dari tumor ini terletak di kelenjar adrenal dan )% di
abdomen.,5 &engendalian tekanan darah dan olume intraaskular
adalah dua hal utama yang perlu diperhatikan selama menunggu tes
kon#irmati#. 4lpha-blo*ker seperti #enoksibenEamin, teraEosin, dan
doksaEosin dapat digunakan untuk mengatasi konstriksi askular kronik.
>al*ium *anal blo*ker juga dapat membantu mengontrol tekanan darah
dan meminimalkan asospaseme. +eta-blo*ker juga dapat membantu
tetapi hanya setelah pengobatan adekuat dengan alpha-blo*ker untuk
men*egah asokonstriksi dan hipertensi krisis terkait reseptor alpha.
). >ar*inoid Syndrome
>ar*inoid syndrome adalah penyebab hipertensi sekunder yang jarang,
umumnya terjadi pada usus ke*il dan apendiks (0% kasus", dapat pula
terjadi pada bronkus, testis, traktus bilier, pankreas, dan oarium.
8ambaran klini kondisi ini meliputi penurunan berat badan, sensasi
terbakar, diare, hipertensi, bronkokonstriksi, dan plak #ibrosa
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
15/36
1+
endokardium. :ani#estasi tersebut mun*ul sebagai hasil tumor karsinoid
mensekresikan sejumlah besar serotonin, bradikinin, dan neurohormon
lain. es diagnosis untuk kondisi ini meliputi rontgen dada,
ekokardiogra#i, dan kadar 5 hydroCyindole a*eti* a*id (metabolit utama
serotonin". >ar*inoid syndrome yang mempengaruhi jantung memiliki
prognosis yang buruk. &engobatan yang dapat dilakukan dengn analog
somatostatin, antagonis serotonin, dan alpha adrenergi* bloker. . Hipertensi akibat &enyakit 4orta1. 6igiditas 4orta
Hipertro#i otot polos, peningkatan deposit matrik kolagen, reduksi rasio
elastin/kolagen, dan perubahan glikosaminoglikan memiliki peranan
penting terhadap rigiditas dinding aorta. 6eduksi kapasitansi sirkulasi
arterial meningkatkan tekanan darah sistolik selama #ase ejeksi
entrikel, inilah yang mengakibatkan timbulnya hipertensi sitolik
terisolasi pada populasi usia tua. &eningkatan rigiditas aorta umum
ditemukan pada penderita diabetes, gagal jantung kongesti#, dan uremia
kronik pada pasien yang menjalani hemodialisa.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
16/36
1,
tungkai. ;ormalnya, tekanan darah pada tungkai lebih tinggi
dibandingkan pada lengan, hal sebaliknya terjadi pada pasien dengan
koartasio aorta. Selain itu nadi #emoral mungkin hilang.,5 &ada
auskultasi mungkin ditemukan bruit pada bagian depan dan belakang
dinding dada khususnya pada area periskapular sebagai akibat aliran
turbulan pembuluh kolaterl atau akselarasi aliran pada bagian yang
mengalami konstriksi. &ada kasus dengan stenosis berat, pulsasi pada
leher dan dinding dada mungkin terlihat. 4pabila pada seorang pasien
kita men*urigai koartasio aorta, maka perlu dilakukan skrining dengan
ekokardiogra#i transtorakal. 6ekonstruksi gambaran >/:6= tiga
dimensi sangat menolong dalam peren*anaan pembedahan yang
merupakan pilihan pada sebagian besar kasus dengan gejala klinis.
3. Hipertensi dengan ?bstru*tie Sleep 4pnea (?S4"
?S4 ditemukan pada 2-!% populas de'asa dan $50% pasien dengan ?S4
mengalami hipertensi. =ndiidu dengan ?S4 memiliki risiko hipertensi
kali lebih besar, tidak tergantung dengan #aktor risiko lain. ?S4 ditandai
dengan kolaps abnormal dari jalan napas #aringeal selama tidur,
berhubungan dengan rasa kantuk dan lelah sepanjang hari. 8ejala lain yang
mungkin mun*ul misalnya nyeri kepala pada pagi hari, gangguan tidur,
perasaan tidak segar setelah sadar, kehilangan memori, perubahan
personalitas, serta gangguan perhatian. anda #isik meliputi suara
mendengkur yang keras, episode apnea, obesitas, dan peningkatan ukuran
diameter leher. :enurut he is*onsin Sleep >ohort Study, ?S4 memiliki
hubungan terhadap peningkatan risiko hipertensi pada pasien normotensi
yang diikuti selama ! tahun. &ato#isiologi hipertensi sistemik pada pasien?S4 dihubungkan dengan oeraktiitas simpatetik primer.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
17/36
1-
penggunaan alat pernapasan dengan tekanan positi# dapat membantu
mengurangi gejala serta mengontrol tekanan darah. +erdasarkan penelitian
nasal *ontinuous positie air'ay pressure (>&4&" yang digunakan tunggal
dapat menurunkan tekanan darah sistemik lebih baik dibandingkan
penurunan yang diperoleh dengan pemberian antihipertensi.,5
9. Hipertensi terkait Stres 4kut
Stres akut menginduksi pelepasan katekolamin se*ara mendadak sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah se*ara tiba-tiba bahkan pada seseorang
dengan normotensi. Hipertensi sekunder pada stress akut sering dijumpai pd
kondisi pembedhan, trauma, hipoglikemia, putus konsumsi alkohol, dan
resusitasi kardiopulmonal. Hipertensi posoperati# seringkali hanya
berlangsung singkat, jarang bertahan hingga 2! jam. @aktor posoperati#
yang mungkin mempengaruhi mun*ulnya hipertensi adalah nyeri,
ke*emasan, hipoksia, hiperkarbia, distensi kandung ken*ing, dan
penggunaan obat asopresor atau bronkodilator beta-agonis.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
18/36
1.
terakhir minum al*ohol. Hipertensi biasanya disertai takikardi, berkeringat,
tremor, dan insomnia.
@. Hipertensi pada
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
19/36
1/
premature. &ada 'anita hamil dengan hipertensi kornik sensitie sodium
disarankan untuk membatasi garam selama kehamilan.
8. Hipertensi Sistolik erisolasi akibat Sirkulasi Hiperdinamik
&enyebab paling umum dari hipertensi sistolik terisolasi adalah peningkatan
kekakuan askular akibat reduksi komplian arterial. +entuk lain dari
hipertensi sistolik terisolasi sekunder dapat ditemukan pada pasien dengan
peningkatan *ardia* output seperti regurgitasi katup aorta, #istula
arterioenous, patend du*tus arteriosus, thyrodoCi*osis, paget disease,
beriberi, dan sirkulasi hiperkinetik. ;ilai *ardia* output yang tinggi
berhubungan dengan reduksi resistensi askular sistemik, peningkatan
stroke olume, pelebaran tekanan nadi, dan ikatan nadi arteri peri#er. &ada
pasien dengan kondisi ini dapat ditemukan peningkatan intensitas bunyi
jantung 1 dan komponen pulmonan pada bunyi jantung 2, serta terdengarnya
bunyi jantung pada apeks. Sirkulasi hiperkinetik dapat disebabkan oleh
peningkatan tonus simpatetik dan penurunan tonus parasimpatetik sehingga
menyebabkan hipertensi sitolik terisolasi sebagai akibat reduksi resistensi
peri#er serta peningkatan stroke olume dan *ardia* output. &engobatan
yang direkomendasikan untuk hipertensi pada kondisi hiperkinetik adalah
beta-blo*ker.
H. Hipertensi yang 3iinduksi ?bat atau oksin
@armaseutikal, nutriseutikal, preparat herbal, dan toksin lingkungan dapat
mengakibatkan hipertensi kronik dengan berbagai mekanisme. +eberapa
mem#asilitasi konstriksi otot polos arteri dengan meningkatkan kalsium
sistolik (itamin 3, ergot alkaloid". +anyak senya'a kimia yang
menstimulasi sistem sara# simapatetik pada possinaps (penile#rin,penilpropanolamin", presinaps (leodopa", ganglionik (nikotin", sentral
(bromokriptin", atau multiple (kokain, antidepresan trisiklik". Senya'a lain
seperti antiemeti* dan #enotiaEin memiliki komponen antikolinergik yang
mengurangi e#ek asodilatasi askular oleh persara#an parasimpatik.
&emberian simpatomimetik dalam jangka 'aktu lama (#en#luramin,
#ensiklidin" dapat member e#ek pada arteri sistemik dan pulmonal sehingga
dapat menimbulkan hipertensi yang permanen bahkan setelah pemberian
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
20/36
20
obat dihentikan. 7mumnya, hormon eksogen seperti gro'th hormon dan
tiroid dapat meningkatkan tekanan darah melalui e#ek metaboli* yang
meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas otot jantung serta memiliki
e#ek persisten pada remodeling askular. &emberian medikasi
(glukokortikoid, mineralkortikoid, #enilbutaEon" dan substansi diet (li*ori*e"
dapat menstimulasi retensi air dan garam melalui agonis reseptor aldosteron.
=nhibitor *al*ineurin (siklosporin" dapat menyebabkan hipertensi dengan
beberapa mekanisme seperti asokonstriksi dan retensi olume.,11
&emaparan terhadap logam berat seperti talium, *admium, dan arsen seperti
yang mungkin ditemukan pada *at dan pestisida dapat berhubungn dengan
timbulnya hipertensi. 8inseng dan :a Huang (e#edra" dapat berhubungandengan hipertensi, kadang berat dan akut dan biasanya berhubungan dengan
hipertensi emergensi. Bitamin dan analognya serta mineral mikronutrien
dapat mengeksaserbasi atau menyebabkan hipertensi, tergantung dosis yang
diberikan. &aparan organo#os#at serta medikasi parenteral seperti ketamin,
nalokson, dan lainnya dapat menimbulkan hipertensi akut, namun jarang
bersi#at kronik.
2.* +anifestasi Klinis
&ada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun se*ara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan diper*aya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. 8ejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, 'ajah kemerahan dan kelelahan, yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Aika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut
a. Sakit kepala bagian oksipital
b.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
21/36
21
g. Sesak na#as
h. 8elisah
i. &adangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
2., Pemeiksaan Diagnostik
&emeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan untuk menentukan pemeriksaan lain seperti adanya kerusakan organ dan
#a*tor resiko lain atau men*ari penyebab hipertensi. +iasanya di periksa urinaria,
darah #eri#er lengkap, kimia darah(kalum,natrium, kreatinin,gula darah
puasa,kolestrol total, kolestrol H3 dan 99 =nhibitor
$C%-inhi&itor menghambat perubahan angiotensin = menjadi angiotensin
== sehingga terjadi asodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu,
degradasi bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam e#ek asodilatasi
$C%inhi&itor. Basodilatasi se*ara tidak langsung akan menurunkan tekanan darah,
sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan retensi
kalium
. $ngiotensin reseptor &locker(46+"
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
22/36
22
3engan men*egah e#ek angiotensin ==, senya'a antagonis reseptor
angiotensin == ( losartan, kandesartan, ir&esartan, 'alsatran dan erprosartan"
merelaksasi otot polos sehingga mendorong asodilatasi, meningkatkan ekskresi
garam dan air di ginjal, menurunkan olume plasma, dan mengurangi hipertropi
sel.
!. I-blo*kers
?bat ini bekerja mengurangi laju jantung dan kontraktilitas miokard
terutama pada 'aktu sara# simpatis terangsang. :elalui mekanisme ini, I-
blo*kers mengurangi konsumsi oksigen pada miokard sehingga I-blo*kers sangat
berman#aat pada pasien takiaritmia atau pasien penyakit jantung koroner. ?bat ini
juga menghambat sekresi renin dari ginjal dan menurunkan resistensi peri#er.
5. 4ngiotensin 6e*eptor +lo*ker (46+"
4ngiotensin == digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk 4>9"
dan jalur alternati# yang digunakan untuk enEim lain seperti *hymases. =nhibitor
4>9 hanya menutup jalur renin-angiotensin, 46+ menahan langsung reseptor
angiotensin tipe =, reseptor yang memperentarai e#ek angiotensin ==. idak seperti
inhibitor 4>9, 46+ tidak men*egah peme*ahan bradikinin.
. 4ntagonis >+ mengurangi
produksi angiotensin ==, menghambat asokonstriksi, hiperplasi dan hipertro#i
pembuluh darah yang diinduksi oleh 4ngiotensin ==, menghambat sekresi
aldosteron, menurunkan sintesis endotelin dan menghambat asokonstriksi yang
ditimbulkan oleh endotelin, memperbaiki *omplian*e arteri, memiliki e#ek
antiperoksidan terhadap jaringan lemak dan menghambat agregasi trombosit.
Semua hal ini membuat >>+ menjadi obat antihipertensi yang ideal.
. Basodilator
HedralaEine dan :inokCidil menyebabkan relaksasi langsung otot polos
arteriol. 4ktiitasi re#leks baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari
pusat #asomotor, meningkatnya denyut jantung, *urah jantung, dan pelepasan
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
23/36
23
renin. ?leh karena itu e#ek hipotensi dari asodilator langsung berkurang pada
penderita yang juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.
BAB III
LAP/AN KASUS
*.1 I!entitas Pasien
;ama n. :
7mur !2 tahun
Aenis : 0--21-0
4lamat 3esa
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
24/36
2*
ken*ing dengan jumlah yang sedikit sejak tahun yang lalu hingga sekarang.
Selain itu, pasien mengeluhkan gelisah dan sulit tidur sejak 1 tahun yang lalu.
&asien merasa *epat lelah sehingga sulit untuk beraktiitas. :ula (-", muntah (-",
+4+ tidak ada keluhan.
/ia#at Pen#akit Da("l"
6i'ayat 3: sejak 15 tahun yang lalu, ri'ayat Hipertensi sejak 11 tahun yang lalu
dan >
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
25/36
2+
arna Sa'o matang
urgor *epat kembali
=kterus (-"
4nemia (-"
Sianosis (-"
Kepala
+entuk ;ormo*ephali
6ambut ersebar rata, sukar di*abut, ber'arna hitam.
:ata >ekung (-", re#leks *ahaya (J/J", sklera ikterik (-/-",
konjungtia palpebra in#erior pu*at (-/-"
elinga Sekret (-/-", perdarahan (-/-"
Hidung Sekret (-/-", perdarahan (-/-", ;a#as *uping hidung (-/-"
+"l"t
+ibir &u*at (-", sianosis (-"
idah +eslag (-", tremor (-"
:ukosa +asah (J"
enggorokan onsil dalam batas normal
@aring Hiperemis (-"
Le(e
+entuk
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
26/36
2,
T(oa3 !epan !an 'elakang
1 =nspeksi
+entuk dan 8erak ;ormo*hest, pergerakan simetris
ipe &erna#asan 4bdominal hora*al
6etraksi (-"
2 &alpasi
- &ergerakan dada simetris
- ;yeri tekan (-/-"
- Suara #remitus taktil kanan K kiri
&erkusi
- sonor/sonor
! 4uskultasi
Besikuler (J/J", ronkhi (-/-", 'heeEing (-/-"
Jant"ng
1 =nspeksi =*tus kordis tidak terlihat
2 &alpasi =*tus kordis teraba di =>S B linea mid *lai*ula sinistra
&erkusi +atas jantung
4tas =>S === sinistra
S =B linea parasternalis deCtra S B satu jari dalam linea aCillaris anterior
! 4uskultasi +A = $ +A ==, murmur (-", gallop (-"
A'!omen
1 =nspeksi Simetris(J"
2 &alpasi ;yeri tekan (-" 7ndulasi (-"
Hepar/ ien/ 6enal tidak teraba
&erkusi impani (J", shi#ting dullness (-", undulasi (-"
! 4uskultasi &eristaltik usus normal, bising usus (-"
%enetalia idak dilakukan pemeriksaan
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
27/36
2-
Ekstemitas
9kstremitas Superior =n#erior
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
28/36
2.
83S
7r
>r
;atrium
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
29/36
2/
*.,.* oto t(oa3 451 &an"ai 25178
&emeriksaan #oto thoraC (01/01/1" didapatkan >or membesar ke kanan
dan kiri dengan pinggang jantung mendatar. &ulmo tak tampak in#iltrat maupun
nodul di kedua lapangan paru, sinus phreni*o*ostalis kanan tertutup
perselubungan dan kiri tajam.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
30/36
30
- 8ood B #un*tion, (9@ 5,)2%"
- BH *on*entrik mild
*.- Diagnosis
Hipertensi stage =
3: tipe ==
>losed #raktur tibia 1/ distal J *losed #raktur #ibula 1/ proksimal
*.7 Penatalaksanaan
- anapres 1 C 5 mg
erapi bagian 9ndokrin
3iet ginjal 100 kkal S* ;oorapid 12-12-12 =7
S* 0-0-0-10 =7
*.9 Pognosis
Fuo ad itam 3ubia ad bonam
Fuo ad sana*tionam 3ubia ad bonam
Fuo ad #un*tionam 3ubia ad malam
BAB I:
ANALISA KASUS
&ada kasus ini, dari pemeriksaan ital sign pasien didapatkan tekanan
darah 150/0 mmHg. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik $ 1 mmHg dan
tekanan darah diastolik $ ) mmHg, berdasarkan rerata dua atau tiga kali
pengukuran yang *ermat se'aktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan.
&asien memiliki ri'ayat 3iabetes :elllitus sejak 15 tahun yang lalu dan
memiliki ri'ayat tekanan darah tinggi sejak 11 tahun yang lalu. Hipertensi
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
31/36
31
sekunder merupakan hipertensi yang dapat ditentukan penyebabnya. Hubungan
antara hipertensi dengan diabetes mellitus sangat kuat karena beberapa kriteria
yang sering ada pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas,
dislipidemia dan peningkatan glukosa darah. Hipertensi adalah suatu #aktor resiko
yang utama untuk penyakit kardioaskular dan komplikasi mikroaskular seperti
ne#ropati dan retinopati. &realensi populasi hipertensi pada diabetes adalah 1,5-
kali lebih tinggi daripada kelompok pada non diabetes. 3iagnosis dan terapi
hipertensi sangat penting untuk men*egah penyakit kardioaskular pada indiidu
dengan diabetes. &ada diabetes tipe 1, adanya hipertensi sering diindikasikan
adanya diabetes ne#ropati. &ada kelompok ini, penurunan tekanan darah dan
angiotensin *onerting enEym menghambat kemunduran pada #ungsi ginjal. &ada
diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit (yaitu obesitas,
hiperglikemia, dyslipidemia" yang disertai oleh tingginya angka penyakit
kardioaskular.12
&ada orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan dengan
resistensi insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi
metabolik yang meningkatkan morbiditas. 4bnormalitas metabolik berhubungan
dengan peningkatan diabetes mellitus pada kelainan #ungsi tubuh/ dis#ungsi
endotelial. Sel endotelial mensintesis beberapa substansi bioakti# kuat yang
mengatur struktur #ungsi pembuluh darah. Substansi ini termasuk nitrit oksida,
spesies reakti# lain, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin ==. &ada indiidu
tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambat atherogenesis dan
melindungi pembuluh darah. ;amun bioaailabilitas pada endothelium yang
diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada indiidu dengan diabetes mellitus.
Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mesintesis aktiasi danmeningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reakti#
yang merusak #ormasi nitrit oksida. &roduksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut
oleh resistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam lemak berlebih dari
jaringan adipose. 4sam lemak bebas, aktiasi protein kinase >, menghambat
phosphatidylinositol- dan meningkatkan produksi spesies oksigen reakti#. Semua
mekanisme ini se*ara langsung mengurangi bioaailabilitas.12
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
32/36
32
Se*ara #isiologis sistem 6enin angiotensin melibatkan hormon seperti
4ngiotensinogen, yang akan berubah menjadi 4ngiotensin = dengan bantuan
6enin. 4ngiotensin = ini dengan adanya enEim 4>9 berubah menjadi 4ngiotensin
==. 4>9 ini selain berperan dalam perubahan tersebut juga berperan dalam
metabolisme bradikinin. 4ngiotensin == akti# setelah tertangkap oleh reseptor
reseptornya antara lain 41 dan 42. Sampai saat ini reseptor yang paling banyak
ditemukan adalah 41.1
Setelah 4ngiotensin == pada reseptor 41, maka akan terjadi proses yang
sangat komplek pada organ-organ seperti otak, pembuluh darah, jantung, dan
ginjal. &ada otak akan terjadi stroke, sedangkan pada dinding pembuluh darah
akan terjadi aterosklerosis, asokontriksi, hipertro#i askuler, serta dis#ungsi
endotel, selanjutnya mengakibatkan peningkatan tekanan darah. &ada ?rgan
jantung akan terjadi Hipertro#i entrikel kiri, #ibrosis, serta proses remodeling
terganggu sehingga terjadi gagal jantiung ataupun in#ark miokard. 6eseptor 41
yang menangkap 4ngiotensin == pada organ ginjal akan mempengaruhi aju
@iltrasi 8injal menurun, terjadi proteinuria, pelepasan aldosteron, serta sklerosis
glomerular.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
33/36
33
:ekanisme kimia'i aksi angiotensin == sangat kompleks baik melalui e#ek
endokrin ( e#ek sistemik" maupun e##ek pada jaringan yang spesi#ik.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
34/36
3*
BAB :
KESI+PULAN
1. Hipertensi sekunder merujuk pada hipertensi arterial dengan penyebab yang
dapat diidenti#ikasi, terjadi pada 5-10% populasi yang mengalami
hipertensi.
2. &endekatan umum pada pasien yang di*urigai mengalami hipertensi
sekunder pertama kali sebaiknya mengkon#irmasi pengukuran tekanan darah
kemudian ealuasi diet serta medikasi yang diterima pasien. 4pabila hal-hal
diatas tidak ada yang menyebabkan hipertensi maka inestigasi dapat
dilakukan untuk menilai penyebab #isiologis tertentu.. Hipertensi sekunder dapat disebabkan karena kelainan ginjal, endokrin,
neurologi, dan aorta. Selain itu hipertensi juga dapat mun*ul pada
o&structi'e sleep apnea, stress akut, kehamilan, sirkulasi hiperdinamik, serta
pada induksi obat atau toksin tertentu.
DATA/ PUSTAKA
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
35/36
3+
1. 6imoldi S@, S*herer 7, :esserli @H. Se*ondary 4rterial Hypertension 'hen,
'ho, and ho' to s*reenL 9urheart Aournal. 9uropean Heart Aournal.
201.http//eurheartj.oC#ordjournals.org/*ontent/ehj/early/201/12/21/eurheart
j.eht5!.#ull.pd#
2. Biera 4A, ;eutEe 3:. 3iagnosis o# Se*ondary Hypertension 4n 4ge +ased
4pproa*h. 4meri*an @amily &hysi*ian 2010 )2 (12"1!1-1!.
. >hiong A6, 4rono' S, ardiology. 200) 12! -21.
!. Aames &4., et al. 9iden*e +ased 8uideline #or the :anagement o# High
+lood &ressure in 4dults 6eport #rom the &anel :embers 4ppointed to the
9ight Aoint ;ational >ommittee (A;> )". 201!.
5.
7/25/2019 Hipertensi_sekunder LAPKAS
36/36
3,
11. ;ational Heart @oundation o# 4ustralia. 8uide to :anagement o#
Hypertension 200). Heart @oundation https
//heart#oundation.org.au/images/uploads/publi*ations/Hypertension8uideline
s200)F6820107pdate.pd#. 3iakses pada 3esember 2010.
12. 6enatasari, 43. 9aluasi &enggunaan ?bat 4ntihipertensi &ada &enderita
Hipertensi dengan 3iabetes mellitus di =nstalasi 6a'at =nap 6umah Sakit
7mum 3aerah 3r. :. 4shari &emalang ahun 200). Surakarta. @akultas
@armasi 7niersitas :uhammadiyah Surakarta 200.
1. &ermana, H. &engelolaan Hipertensi pada 3iabetes :ellitus ipe 2.
+andung @akultas
Recommended