PEMILIHAN
KONTROVERSI MEKANISME
REKTOR
Beberapa hari yang lalu, tepat diawal bulan Juni, sivitas akademika sempat dihebohkan
dengan sebuah baliho berukuran tidak biasa. Baliho yang bertuliskan Besar? Ada masalah di UI yang jauh lebih besar dari sekadar baliho ini
sontak memunculkan berbagai reaksi dan tanda tanya yang tak kalah besar dari baliho tersebut. Bagaimanapun, ekspresi dari lembaga eksekutif
mahasiswa di kampus yang katanya dimaksudkan untuk menyadarkan mahasiswa UI akan kondisi kampusnya ini, patut diberikan apresiasi. Salah
satu hal yang mungkin juga diagendakan teman-teman dari lembaga eksekutif adalah gelaran Pemilihan Rektor Universitas Indonesia 2012. Persiapan yang harusnya sudah dilakukan dari
beberapa bulan lalu, tampaknya juga baru berjalan.
Disamping itu mahasiswa pun tampaknya tidak menaruh perhatian begitu besar dalam gelaran
ini. Hal tersebut dimungkinkan karena mahasiswa merasa tidak dilibatkan secara langsung dalam prosesi ini, terlebih lagi pelaksanaanya berjalan
saat mahasiswa sedang diliburkan. Padahal sebenarnya prosesi ini tentu mempengaruhi
jalannya kebijakan kampus selama paling tidak lima tahun yang akan datang.Mulai bulan Juni juga, beberapa mahasiswa angkatan 2012 dari
jalur SNMPTN Undangan sudah resmi diterima di Universitas Indonesia. Menarik untuk diperhatikan
bahwa jalur baru tapi lama ini pelaksanaannya sudah berjalan satu tahun. Lantas menarik pula
untuk diperhatikan, bagaimanakah evaluasi yang telah dilakukan oleh pihak Universitas Indonesia
terkait jalur yang diinstruksikan langsung oleh Mendikbud ini.
E D I T O R I A L
g e r b ata m a 5 7
Pemimpin Redaksi Tubagus Ramadhan Wakil Pemimpin Redaksi Ananda Putri Permatasari Redaktur Pelaksana Amalia Astari Redaktur Artistik Rizky Fuadhi Cholief Redaktur Bahasa Civita Patriana Redaktur Foto
Dias Asilatiningsih Reporter Agustina Pringganti, Anugrah Indah Lestari, Amalia Astari, Fandita Tonyka, Ghaida Rahmah, Hurun Aini , Ika Kartika, Izzan Fathurrahman, Izzatun Nida, Lucky Indah, Mutya Widyalestari, Sri B. Praptadina, Yasinta Sonia, Yelna Yuristiary Fotografer Hanum Dwita, Febriana Diah, Rifki Fadillah, Olivia Febrina Ilustrasi Sampul Akbar Budi
Santoso Desain Tata Letak Pracetak Muhammad Kautsar Ramadhan Sukin, Akbar Budi Santoso Tim Riset Muhammad Syifaudin Mubarok, Gina Surya Ningsih Iklan Abjure Samuel, Nurlita Dewi, Indang Ayu, Anindya Fitriyani,
Sarah Sofiana Sirkulasi dan Promosi Anggara Irhas, Ashilla Ramdhani, Anton Budiharjo
/ / / j u n i 2 0 1 2 \ \ \
FOTO: DWITA/SUMA
DITERBITKAN OLEH BADAN OTONOM PERS SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIAPemimpin Umum Bangun Admaja Sekretaris Umum Andi N.F Bendahara Umum Eki Kusumadewi Ketua Dewan Redaksi Maharddhika Manajer
Perusahaan Ibnu Fahran Kabag Iklan Abjure Samuel Kabag E.O. Dian N. Kabag Sirkulasi Anggara Irhas Kabag SDP Dino E.P. Manajer Kesekretariatan Puspa Ayu U. Manajer Litbang Maulana Reza Kabag Penelitian dan Kajian Cendy Adam Kabag Pusat Informasi Dokumentasi M. A. Sarashanti Manajer
Humas Relasi Hapsari K. Manajer Komunikasi Media Stenisia Manajer Komunikasi Online Quliah A. Manajer SDM Chandra Kartika Kadiv Reporter Yanuardi B. Kadiv Fotografer Pravitasari Kadiv Desain, Tata Letak, datn Pracetak Joanna H. Kadiv Marketing Dian N. Kadiv Riset Happy FerdiansyahAlamat Redaksi, Sirkulasi, Iklan, dan Promosi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Lantai 2 Kampus Universitas Indonesia, Depok, 16424
email: [email protected] website: http://suma.ui.ac.id/
Hingar-bingar politik di level nasional maupun di Ibukota sedang menghangat. Beberapa tokoh secara terang-terangan mengungkapkan keinginannya untuk maju dalam Pilpres. Padahal pesta de-mokrasi baru akan dilakukan pada 2014 atau sekira dua tahun lagi.Hal ini berbeda dengan yang terjadi di kampus kita. Keadaan masih adem ayem menjelang pemilihan Rektor yang denger – denger beberapa bulan lagi. Walaupun Mahasiswa tidak punya hak pilih lang-sung, namun mahasiswa berhak tahu dan mengkritisi calon pemimpin kam-pusnya. Minimnya sosialisasi, manuver dari calon, ditambah mahasiswa yang acuh tak acuh membuat pilrek tahun ini terancam asal lewat aja. Jangan sampai tiba – tiba ada rektor terpilih adalah stok lama. Semoga!.
M. Farizka AlwahidaMahasiswa Biologi UI 2009
SURAT PEMBACA
1 Juni
Hari Lahir Pancasila
1 Juni
Hari Anak-anak Sedunia
3 Juni
Hari Pasar Modal Indonesia
5 Juni
Hari Lingkungan Hidup Sedunia
15 Juni
Hari Demam berdarah Dengue ASEAN[1]
17 Juni
Hari Dermaga
29 Juni
Hari Skateboad Sedunia
22 Juni
Hari Ulang Tahun Kota Jakarta (sejak tahun 1507)
24 Juni
Hari Bidan Nasional
26 Juni
Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Juni
Hari Keluarga Berencana Nasional
29 Juni
Hari Keluarga
“AKU TIDAK TAKUT SENDIRI. TUHAN JUGA SENDIRI. DAN DIA BISA JADI YANG MAHA KUAT KARENA ITU”
pengingat
SUARA NYATA
SOE HOK GIE (1942 - 1969)
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
L A P O R A N U TA M A04
Masa Jabatan rektor UI akan habis pada Agustus 2012 dan secepatnya pemilihan rektor akan segera dilaksanakan. Akan tetapi, masih ada sejumlah besar mahasiswa yang belum mengetahui kapan dan bagaimana mekanisme pemilihan rektor. Selain itu, tanda-tanda pencalonan beberapa dekan untuk menyaingi Gumilar Rusliwa Soemantri yang oleh sebagian besar diprediksikan akan maju lagi sebagai calon incumbent, belum pasti.
GERAK-GERIK PEMILIHANREKTOR UNIVERSITAS INDONESIA 2012-2017
L A P O R A N U TA M A04
“Gue tertarik sama pemilihan rektor, tapi gue
nggak tahu kapan sama gimana mekanisme
pemilihan rektornya,” tutur Riza Imaduddin
Abdali, mahasiswa Ilmu Politik UI. Hal serupa juga
dinyatakan oleh Salindri Titi Suri, mahasiswi FKM, yang
menyatakan ketidaktahuannya mengenai bagaimana
mekanisme pemilihan rektor UI.
Sedangkan menurut Iqbal Pirzada, Kepala Departemen
Pusgerak BEM UI 2012, sampai sekarang, pemilihan
rektor UI belum ada tanggal yang pasti dan belum
terbentuk panitia karena masih menunggu keputusan
dari Majelis Wali Amanat (MWA). Jika sudah dibentuk
panitia pemilihan rektor, pihak Pusgerak BEM UI
akan mengkomunikasikan dengan panitia agar
mahasiswa bisa masuk dalam panitia pemilihan rektor.
“Kemungkinan besar dalam panitia pemilihan rektor
mahasiwa bisa masuk, kita mudah-mudahan nanti bisa
masuk dan bisa ikut,” ungkap Iqbal.
Mekanisme Pemilihan Rektor Menurut penuturan Prof.
Hamdi Muluk, dosen Psikologi Politik Fakultas Psikologi
UI, statuta UI masih menjadi perdebatan panjang
antara MWA dan rektor. Pihak rektor menginginkan
UI berpedoman pada PP Nomor 66 Tahun 2010 yang
otomatis akan menghilangkan kedudukan MWA di
universitas, sementara MWA tetap menginginkan
menggunakan PP Nomor 152 Tahun 2000 yang
menyatakan MWA masih memiliki kedudukan di dalam
universitas.
Akhirnya, pemerintah turun tangan dan dibentuklah
panitia Tim Transisi untuk mendamaikan pihak-pihak
yang berkonflik hingga jalan tengan pun ditempuh,
yakni dibubarkannya Senat Akademik Universitas dan
MWA. Sebagai gantinya, dibentuk Senat Akademik
Universitas (SAU) yang baru yang kemudian membentuk
MWA baru. Implikasi dari dibentuknya tim transisi
tersebut, menurut E.J.M. Damona K. Poespawadjaja
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
L A P O R A N U TA M A 05
OLEH:
HURUN AINI
IZZAN FATHURRAHMAN
IZZATUN NIDAA
L A P O R A N U TA M A 05
DWIT
A/SU
MA
selaku sekretaris MWA UI, adalah MWA lama dilarang
untuk mengurusi pemilihan rektor dan pemilihan
ini harus menjadi urusan MWA yang baru sehingga
menyebabkan diundurnya pengumuman pemilihan
rektor yang seharusnya enam bulan sebelum pemilihan,
yaitu bulan Februari. “Dalam PP 152 tahun 2000
disebutkan bahwa yang akan memilih rektor adalah
MWA minus rektor, karena rektor tidak boleh memilih.
Dua puluh orang yang akan memilih, ada unsur menteri,
masyarakat, mahasiswa, karyawan, dan SAU,” tutur
Jahidin, MWA UI unsur mahasiswa.
Sedangkan menurut Ketua SAU, Sudjianto Kamso
dan sekretaris SAU, Yulianto S. Nugroho, mekanisme
pemilihan rektor akan diawali dengan pembentukan
MWA yang baru yang kemudian akan membentuk
panitia tim pemilihan rektor. Kemudian, MWA berdiskusi
dengan SAU tentang kriteria khusus yang akan
digunakan untuk menetapkan calon rektor. Calon Rektor
yang telah mendaftar kemudian diseleksi oleh SAU
dengan berpegang kepada kriteria yang telah dibuat.
“Misalnya, ada enam puluh orang yang mendaftar, lalu
kita seleksi menjadi tujuh orang dengan kriteria dari
MWA tadi,” jelas Sudijanto. Tujuh orang yang terpilih
tersebut selanjutnya akan diseleksi oleh MWA menjadi
tiga calon rektor. Terakhir, tiga calon rektor akan dipilih
oleh MWA dengan hak suara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan sebesar 35% dan 65% sisanya akan berasal
dari anggota MWA lainnya.
Komposisi kedudukan tiap-tiap elemen masyarakat
Universitas Indonesia di masing-masing lembaga
SAU dan MWA yang memiliki kekuatan kuat untuk
menetapkan calon rektor dipertanyakan. Menurut PP
152, komposisi keanggotaan MWA adalah menteri,
rektor, sebelas anggota SAU, satu perwakilan
mahasiswa, satu perwakilan karyawan UI, dan enam
anggota masyarakat. Lalu, komposisi anggota SAU
Jejeran rektor-rektor di UI. Siapakah pemimpin UI selanjutnya?
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
L A P O R A N U TA M A06
adalah rektor, tiga wakil rektor, dua belas dekan dan
ketua program pasca sarjana, wakil guru besar, ketua
perpusatakaan, dan wakil dosen bukan guru besar.
Pertanyaannya kemudian adalah, apakah porsi
mahasiswa dan karyawan di MWA yang hanya
berjumlah satu perwakilan sudah mewakili suara
masyarakat kampus, yang mana di dominasi oleh
kedua elemen tersebut? Menanggapi hal tersebut,
Jahidin menyatakan bahwa dia akan mengadakan
rembug bersama mahasiswa melalui Forum Mahasiswa
(FORMA). Hal tersebut juga dibenarkan oleh Iqbal
Pirzada. Selain itu, juga akan diadakan eksplorasi calon
rektor yang diharapkan dapat menampung aspirasi
mahasiswa dan dapat disampaikan secara langsung
kepada para calon rektor. Di samping itu, posisi rektor
yang merupakan anggota SAU dan MWA juga menjadi
pertanyaan. MWA yang dibentuk oleh SAU adalah pihak
yang memiliki wewenang besar untuk memilih rektor. Di
sisi lain, rektor juga secara otomatis adalah anggota SAU
sehingga memiliki suara dalam pemilihan anggota SAU
lainnya dan anggota MWA. Menanggapi hal tersebut,
Hamdi Muluk menjelaskan bahwa hal tersebut memang
sudah diatur dalam PP 152 tahun 2000, sehingga suka
tidak suka universitas harus mematuhi peraturan yang
berlaku.
Spekulasi Calon Rektor
Mengenai peluang rektor saat ini yaitu Gumilar Rusliwa
Soemantri, menurut Irwansyah, peneliti Pusat Kajian
Politik UI, peluang tersebut tetap ada. “Jika melihat dari
MWA dan SAU, kemungkinan Gumilar bakal terpilih
lagi tetap ada. Kenapa? Karena kepentingan dari MWA
dan SAU yang mengalami konflik dengan Gumilar
kemarin itu nggak jelas. Real-nya, itu kan gak berhasil
membuktikan Gumilar harus dihukum atau harus tidak
berkuasa lagi. Selama kekuatan oposisi itu tidak dapat
meyakinkan publik terutama pemilih tentang jangan
memilih atau ayo memilih suatu kandidat, peluangnya
tetap ada,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Jemi ini juga menambahkan
bahwa posisi Gumilar sebagai incumbent juga dinilai
memberi dampak positif baginya dalam pemilihan
mendatang. “Sebagai incumbent, dia punya banyak
kesempatan untuk memastikan yang peduli pada isu ini
untuk memilih dia dan yang nggak peduli ya terserah.
Dia punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan
diri dan syarat-syarat, sementara calon-calon yang
baru masih harus menggalang kekuatan dan itu
butuh waktu, sementara pemilihan hanya menyisakan
waktu kurang lebih tiga bulan,” jelasnya. Hal inilah
yang dinilai oleh Jemi sebagai nilai tambah Gumilar
dalam pemilihan oleh MWA yang baru. Masih menurut
Jemi, konflik yang terjadi antara MWA lama dan rektor
beberapa waktu lalu itu hanyalah sekedar konflik elit
dan tidak terlalu berpengaruh dengan peluang Gumilar.
“Jadi ini sebenarnya konflik elit, ribut-ribut diantara
mereka doang, kita nggak mengerti, kita diseret-seret,
dibawa-bawa, tapi masalah utama, yang mendasar dari
UI itu akhirnya nggak terungkap,” ujarnya. Sementara
dari kandidat lain, Bambang Sugiarto, Dekan Fakultas
Teknik secara terbuka mengakui bahwa dirinya akan
maju mencalonkan diri menjadi rektor. “Saya harus
clear di sini, saya katakan iya, saya akan maju. Excellent
in Harmony, itu yang akan saya bawa. Unggul dalam
harmoni,” tuturnya mantap. Menanggapi dekannya
yang bakal mencalonkan diri menjadi rektor, Haafizh
Izzatullah, sekretaris umum BEM FT UI menyatakan
bahwa pihak BEM telah mengetahui bahwa dekan
mereka bakal naik dan mereka menyatakan mendukung
dekannya tersebut.
Dekan FE sendiri, Firmanzah, ketika diverifikasi
mengenai rumor bahwa dirinya bakal maju mengatakan
bahwa semua itu tidak benar. “Saya tidak naik,
pertimbangannya karena dari awal memang tidak
interest.” jelasnya. Menurut Firmanzah, yang terpenting
adalah bukan siapa yang bakal mencalonkan, tetapi
bagaimana kriteria dan strategi membawa UI ke
depannya dari calon tersebut. “Saya melihat bahwa
siapa pun rektor yang terpilih harus bisa membangun
trust dan rekonsialisasi di tingkat universitas,
bahwa rektor itu harus merangkul semua pihak,”
ujarnya. Mengenai kriteria rektor yang diharapkan, ia
menginginkan agar rektor memiliki gaya kepemimpinan
akademisi dan negarawan, bukan gaya politisi
meskipun memang rektor itu adalah mekanisme
politik. “Silahkan saja berafiliasi politik, tetapi yang
saya inginkan adalah rektor yang dapat merangkul
semuanya atau memiliki figur kebapakan,” jelasnya.
Ia juga berharap siapa pun rektor yang terpilih harus
bisa lebih banyak mendengarkan suara dari bawah
dan menampung aspirasi dari masyarakat UI, untuk
kemudian diterjemahkan dalam perbaikan sistem yang
lebih substantif.
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
Menanggapi pernyataan dari dekannya, Ketua BPM
Fakultas Ekonomi, Wahyu, menyatakan bahwa mereka
sependapat dengan dekannya tersebut. “Saya sih nggak
terlalu mempermasalahkan siapa yang bakal naik, yang
jelas dia harus memiliki kualitas yang bagus sebagai
rektor. Jangan sampai kinerja rektor sekarang yang
kurang baik terulang lagi. Terlepas dari dia berasal dari
fakultas mana, siapa pun yang memiliki kemampuan,
memiliki kredibilitas dan memang dia siap untuk
membawa UI ke arah yang lebih baik, ya kenapa nggak,”
jelasnya. Dosen Ilmu Politik Cecep Hidayat mengatakan
bahwa spekulasi calon rektor sulit diprediksi dan harus
melihat track record dari masing-masing calon. Selain
itu, keberhasilan masing-masing calon ditentukan
dari bagaimana mereka bisa mempengaruhi unsur
MWA. “Kita harus bisa melihat dari latar belakangnya
sebelumnya dan track record nya bagaimana. Kita bisa
melihat dari analisis yang paling sederhana yaitu SWOT,
kelebihannya seperti apa, kelemahannya seperti apa,
tantangan ke depannya seperti apa, dan seterusnya.
Dari situlah nanti baru dapat dipetakan. Prediksi siapa
yang bakal menang ya nanti, siapa yang dapat meraih
dukungan dari mayoritas MWA. Ujung-ujungnya MWA
lagi sebenarnya,” jelasnya.
Masing-masing calon juga harus bisa menunjukkan
sesuatu yang spesial dari track record masing. “Untuk
membawa UI ini ke arah yang lebih baik, kita tidak
membutuhkan pemimpin yang biasa-biasa aja dan tidak
memiliki terobosan, kita butuh pemimpin yang bisa
membuat terobosan sebenarnya. Dari kandidat-kandidat
ini, kita bisa melihat dari track record nya siapa yang
paling memiliki terobosan selama di fakultas masing-
masing,” ungkapnya.
SAU membentuk MWA yang baru
MWA yang baru tersebut selanjutnya
membentuk panitia tim pemilihan rektor
MWA berdiskusi dengan SAU tentang
kriteria khusus yang akan digunakan
untuk menetapkan calon rektor
Calon Rektor yang telah mendaftar
kemudian diseleksi oleh SAU dengan
berpegang kepada kriteria yang telah
dibuat
Terpilih tujuh orang calon
Tujuh orang yang terpilih tersebut
selanjutnya akan diseleksi oleh MWA
menjadi tiga calon rektor
Tiga calon rektor akan dipilih oleh
MWA dengan hak suara Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan 35%
dan 65% anggota MWA lainnya.
ALUR MEKANISME PEMILIHAN REKTOR
1.
2.
3.
5.
4.
6.7.
L A P O R A N U TA M A 07
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
l i p u ta n K H U S U S08
KETI KA YANG DI U NDANG MENUAI PERTANYA AN,MENGU NGKAP TABI R SNMPTN U NDANGAN
Semenjak diperkenalkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Perguruan Tinggi, jalur SNMPTN Undangan masih menuai pro dan kontra. Meski demikian, jalur ini masih akan diberlakukan untuk mekanisme penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2012-2013.
Berdasarkan informasi dari Emil Budianto, Ketua
Penerimaan Mahasiswa Baru UI tahun 2012,
SNMPTN jalur undangan akan tetap di buka. Hal
ini berdasarkan pertimbangan atas evaluasi yang telah
dilakukan terhadap para mahasiswa yang pada tahun
sebelumnya masuk lewat jalur undangan yang indeks
prestasinya yang menunjukkan hasil yang baik.
“Saya setuju dengan pernyataan bahwa SMA itu
kualitasnya berbeda-beda, tapi rapot yang masuk dari
masing-masing sekolah juga tidak kami sama ratakan
tentunya. Kami akan melihat kualitas dan indeks faktor
sekolah tersebut dan track record dari alumni sekolah
tersebut yang sudah berada di UI atau bahkan sudah
lulus dari UI. Jadi, tentu saja kapasitas masing-masing
sekolah akan berbeda,” jelas Emil.
SNMPTN Undangan juga dipertahankan dengan
alasan yang lain, yaitu pemerataan kesempatan
belajar. “SNMPTN undangan ini juga lebih membuka
kesempatan bagi siswa SMA dari Sabang sampai
Merauke, karena dengan SNMPTN tertulis, akan
tercipta kompetisi yang tidak imbang. Maka dari itu,
kami membuka 40% untuk undangan, 40% untuk
tertulis, dan sisanya 20% untuk SIMAK,” lanjut Emil
yang ditemui di Kantor penerimaan mahasiswa baru
di gedung PPMT.
Tiga Jalur Masuk UI 2012
Tahun ini, UI membuka jalur masuk dari SIMAK UI,
SNMPTN Tertulis, dan undangan. Berkaitan dengan
kuota dari masing-masing jalur tersebut, tidak akan
ada kenaikan kuota kursi mahasiswa yang berbeda
jauh dari tahun sebelumnya. Sebagai gambaran,
program studi Ilmu Politik FISIP UI memiliki mahasiswa
OLEH:
FANDITA TONYKA
GHAIDA RAHMAH
YASINTA SONIA
FEB
RIA
NA
/SU
MA
sarjana regular sejumlah 63 orang pada 2010 dan pada
2011 jumlahnya menjadi 78 mahasiswa, tidak termasuk
mahasiswa program sarjana paralel.
Namun, untuk program vokasi dan pararel tentunya akan
dibedakan. Misalnya adalah jalur paralel yang merupakan
jalur pelimpahan jatah kursi mahasiswa dari program
ekstensi atau diploma dan membuka kesempatan yang
lebih besar bagi masyarakat umum untuk masuk UI.
Program paralel lebih fleksibel menerima mahasiswa yang
ijazahnya sudah lebih dari tiga tahun.
Adapun penambahan jumlah kursi mahasiswa untuk
program sarjana reguler biasanya dikarenakan adanya
salah paham dari mahasiswa tersebut. Sebagai contoh,
ada mahasiswa yang diterima saat SIMAK tapi tidak segera
mendaftar ulang sehingga jatah kursinya ditambahkan
pada jalur SNMPTN Tertulis, tetapi pada saat perkuliahan
telah dimulai mahasiswa tersebut datang dan meminta
jatah kursinya agar dapat kembali masuk ke UI. Padahal
jatah kursinya sudah diambil mahasiswa lain.
Contoh lain adalah, beberapa mahasiswa dari daerah
atau luar Jakarta yang tidak mengetahui bahwa beasiswa
Bidik Misi-nya diterima dan baru mengetahui pada saat
perkuliahan dimulai. “Ini lebih ke alasan kemanusiaan
saja, orang yang kurang mampu dan tidak tahu bahwa
Bidik Misi-nya diterima dan datang ditengah perkuliahan
untuk meminta kursinya kembali, masa kami tidak berikan.
Mungkin hal-hal seperti ini yang membuat mahasiswa
di UI sedikit bertambah,” pendapat Anis, Wakil Rektor I
Universitas Indonesia urusan akademis.
Efektifitas Jalur Undangan
Mahasiswa yang telah masuk dari jalur undangan sendiri
kebanyakan tidak merasa mengalami banyak perbedaan
dengan dengan jalur tes lainnya. “Perasaan ketika keterima
lewat jalur undangan itu kayak keberuntungan. Dengan
skill yang diibaratkan biasa -biasa aja, tapi bisa masuk UI,”
ujar Anom Cahyo Al-araf, mahasiswa FMIPA UI 2011, yang
diterima melalui jalur undangan.
Sejauh ini, ia mengaku tidak mengalami kendala yang
berarti dalam mengikuti mata kuliah di jurusannya. “Kalau
dibilang efektif, ya sudah efektif. Karena pertama kalau
dari SNMPTN tulis juga sebenernya tetep ada kekurangan-
kekurangan juga, ibaratnya kayak sistem joki waktu
SNMPTN, jual beli soal, dan lain-lain. Jadi menurut saya
sudah efektif, hanya saja mungkin harus lebih diperketat
lagi dalam proses seleksi mahasiswa yang diterima
lewat jalur undangan,” tambahnya. Lebih dari itu, ia juga
mengharapkan bahwa akan lebih baik jika setelah seleksi
undangan, UI mengadakan seleksi lagi untuk memastikan
kualitas dan standar dari mahasiswa tersebut.
Mengenai evaluasi prestasi akademik mahasiswa dari
jalur undangan di Fakultas MIPA, hasilnya diakui cukup
baik seperti yang disampaikan oleh Wisnu Wardhana,
Manajer Pendidikan Fakultas MIPA, “Kalau dilihat dari
segi nilai indeks prestasi (IP) semester lalu, bisa dikatakan
baik, rata-rata di atas 2,5 bahkan hampir 3.” Pencapaian
ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
juga menunjukkan kecenderungan yang baik. “Terjadi
peningkatan, walaupun tidak terlalu signifikan. Sejauh ini
prestasi akademik mahasiswa FMIPA dari jalur undangan
cukup baik,” ujarnya Wisnu lagi.
Menanggapi perbedaan jalur masuk UI, Niti Indah
Maita Sari, alumnus FEUI, merasa tidak perlu untuk
terlalu mempermasalahkannya. “Kan kalo kuliah sama
aja, tugasnya sama, kelasnya sama. Kalo IP tergantung
orangnya, ada yang lewat tanpa tes, IP nya lumayan, dan
L i p u tA N K H U S U S 09g e r b ata m a 5 7 / / 0 3 - 2 0 1 2
SNMPTN akankah sama?
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2 10sebaliknya, “ ujarnya. Akan tetapi, menurut Niti yang masuk
UI lewat jalur UMB, lebih baik jika jalur masuk UI melalui tes
karena biayanya akan lebih murah.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai kualitas mahasiswa
yang masuk melalui jalur tanpa tes, Niti mengaku percaya
pada penilaian UI. “Kalo UI kan punya standar tersendiri.
Pasti UI juga gak bakal sembarangan ngasih undangan
kan?“ ucapnya mengakhiri perbincangan. Niti juga berharap
bahwa pelaksanaan jalur undangan tanpa tes ini dilakukan
melalui prosedur yang benar sehingga tidak menyimpang
dari tujuan awal dilaksanakannya jalur undangan tanpa tes
Penambahan Kuota Undangan Belum Pasti
Ketika ditanya mengenai rencana penambahan kuota untuk
mahasiswa jalur undangan, Wisnu menjawab, “Saya belum
tahu pasti bagaimana keputusannya nanti, namun kalau
mengacu pada evaluasi mahasiswa jalur undangan di 2011
yang cukup baik hasilnya, ada kemungkinan kuota untuk
tahun ini akan ditambah.
“Saya setuju saja dengan adanya SNMPTN Undangan, namun
mungkin saya lebih setuju kalau namanya PMDK. SNMPTN
OLEH: AGUSTINA P.
MUTYA W.ANUGRAH I.L.
itu lebih baik hanya ada tulis saja karena ada parameter
tersendiri untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Apalagi kalau dari undangan menggunakan nilai
rapot dan biasanya menguntungkan sekolah-sekolah
dengan grade yang tinggi saja, jadi tidak merata,” ujar Arif
Hidayat, Kadep Keilmiahan BEM FMIPA UI ketika diminta
pandangannya mengenai SNMPTN Undangan.
Sementara mengenai akan ditambahnya kuota
SNMPTN Undangan untuk tahun ini, Arif menyatakan
ketidaksetujuannya, “Saya kurang setuju mengenai kuota
yang ditambah tersebut. Karena ketika berbicara mengenai
standar, ada standar-standar yang berbeda dari tiap-tiap
sekolah, sehingga ada kesan subjektif. Sementara kalau
SNMPTN tertulis kan jelas terukur, ada parameternya,
DIKTI yang ngeluarin soalnya, dan sama seluruh Indonesia.
Jadi yang perlu digarisbawahi disini ada keadilan dan
standardisasi yang berbeda-beda dari tiap sekolah. Sehingga
diperlukan standar yang jelas dan transparan tentunya.
Terlebih jika ada kecurangan seperti mark up nilai dan lain-
lain.”
L i p u tA N K H U S U S
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
R A g a m / / / / / / / 11
Stresss berkaitan dengan tekanan, sesuatu daya atau tantangan, yang munculnya dari dalam atau dari luar dan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu
hal. Psychological distresss merupakan suatu stress yang menyerang psikis atau mental yang berdampak buruk, berkebalikan dengan eustresss yang memberi dampak positif. Hal tersebut dikemukakan oleh dosen Psikologi Klinis, Fakultas Psikologi UI, Fitri Fausiah. Tahun 2010 Fitri meneliti mahasiswa angkatan 2006-2009 dimana hasilnya adalah tahun 2010 sekitar 37-39% mengalami psychological distresss, sementara pada 2011 43-46%.
Psikiater Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Irmia Kusumadewi menuturkan, “Kalau distresss-nya tidak diselesaikan, tidak dipecahkan masalahnya, mungkin lama-lama jadi depresi.” Irmia menambahkan bahwa ketika seseorang memiliki psychological distresss yang tinggi, maka dia lebih rentan mengalami gangguan jiwa yang lebih berat dan gangguan kesehatan.
Eksistensi BKM
Terbentuk pada tahun 1976, BKM pada awalnya adalah bagian dari Poliklinik Kesehatan (sekarang PKM). Sejak 2008 BKM berdiri sendiri dan terdapat perubahan atas BKM. Seperti disampaikan oleh konselor BKM UI, Ika Malika, perubahan itu adalah bahwa saat ini mahasiswa tidak perlu lagi melakukan perjanjian terlebih dahulu karena BKM UI menyediakan psikolog yang selalu stand by di ruang BKM.
Meskipun begitu, Ika mengaku, mahasiswa yang pernah berkunjung ke BKM persentasenya kurang lebih hanya 1% dari jumlah mahasiswa UI. “Ini kan menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi untuk mendapatkan bantuan.
Sayangnya, karena mahasiswa sedikit dan waktu yang terbatas tidak semua bisa dibantu. Jadi, kami menyarankan untuk mencari bantuan ke BKM atau ke klinik di psikologi,” ujar Fitri.
Lebih lanjut, Ika menanggapai hal ini dengan menyampaikan bahwa banyak hal yang membuat mahasiswa tidak mengunjungi BKM. “Pertama, sosialisasi. Banyak orang yang belum mengetahui kalau BKM sekarang itu full time, jadi tidak perlu melakukan perjanjian terlebih dahulu. Kedua, kesadaran tiap fakultas yang berbeda-beda,” ujarnya.
Risiko Abaikan Distress
Sejalan dengan hal tersebut, Irmia memaparkan psychological distresss yang diabaikan tidak selalu berbahaya, tergantung karakter orang yang merasakan dan pengalaman gangguan mental sebelumnya. “Kalau termasuk orang yang fleksibel dan bisa beradaptasi, mudah mengalihkan hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif,” terangnya. “Jadi kita ukurannya, kalau lebih dari 3 bulan dia masih nggak bisa beradaptasi, itu kita berpikir ke arah gangguan (mental),” tambahnya.
Ika justru beranggapan, masalah yang tidak segera diselesaikan malah akan berdampak negatif. “Seperti balon apabila ditiup terus, maka akan meletus. Jika masalah ditumpuk terus, maka akan mengakibatkan klimaks yang berbahaya
Fitri berpendapat bahwa harus ada campur tangan pihak fakultas dan universitas. “Menurut saya sih universitas mestinya punya tim yang mengkaji itu (psychological distresss) dan mestinya memikirkan hal-hal apa yang bisa dilakukan,” ungkap Fitri.
Hadir sebagai fasilitas bentukan UI, Badan Konseling Mahasiswa (BKM) membantu mahasiswa dengan menyediakan layanan konsultasi psikologi.
B E R B AG I B E R S A M A B K M , A LT E R N AT I F B AG I
OLEH: AGUSTINA P.
MUTYA W.ANUGRAH I.L.
RIF
KI/
SUM
A
1
M A H A S I S WA DISTR ESSS
Salah satu penyebab depresi di kalangan mahasiswa adalah tugas yang menumpuk.
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
R I S E T / / / / / / /10
R ISETAPR ESIASI MAHASISWA TER HADAP ISU PERGANTIAN R EKTOR U I
Rektor Universitas Indonesia (UI) saat ini, Prof. Gumilar Rusliwa Soemantri, masih akan menjabat hingga Agustus nanti, namun isu pergantian rektor
UI kian memanas, terlebih dengan munculnya kelompok oposisi yang terus meneriakkan reformasi di tubuh UI. Kami membuat riset berkenaan dengan apresiasi mahasiswa terhadap isu ini yang dilakukan di lingkup UI minus Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi, dengan jumlah responden 100 orang. Mayoritas responden, sebanyak 94 persen, mengetahui isu pergantian rektor UI di tahun 2012 ini, namun sejumlah 99 persen dari total responden tidak mengetahui siapa-siapa saja naman bakal calon rektor UI selanjutnya. Satu nama bakal calon rektor UI disebutkan oleh seorang responden yakni Muhammad Hafizurachman Syarief, staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.
Ketika kami menanyakan tentang kriteria utama seperti apa yang diinginkan oleh mahasiswa terhadap bakal calon rektor UI selanjutnya, separuh lebih responden berharap pada sosok rektor UI yang visioner dan dinamis dimana manpu membawa UI menjadi institusi pendidikan yang terdepan. Kami juga bertanya apakah perlu peran mahasiswa dalam pemilihan rektor UI selanjutnya dan dalam bentuk seperti apa partsipasinya, dan mayoritas responden memilih partisipasi suara dalam pemira rektor UI.
OLEH: MUHAMMAD SYIFAUDIN M
GINA SURYA NINGSIH
Tahukah Anda dengan rencana pergantian posisi rektor di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2012 ini?
Apakah Anda tahu siapa saja yang menjadi bakal calon rektor UI?
Kriteria utama seperti apa yang Anda harapkan dari bakal calon rektor UI selanjutnya?
1 .
2.
3.Visioner dan dinamis, selalu
mengupayakan UI menjadi yang
terdepan.
Transparansi struktural, menjadikan
UI sebagai role model kemapanan
birokrasi perguruan tinggi.
Berorientasi akademis, lebih berfokus
pada pengembangan sisi akademik.
Lainnya. (Utamakan aksebilitas
pendidikan, beriman & bertakwa)
94%
Tahu
Tidak Tahu
6%
99%
1%
Tahu
Tidak Tahu
67%
27%
4%
2%
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
R I S E T / / / / / / / 11
Setujukah Anda jika peran mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan rektor UI selanjutnya?
Menurut Anda, bentuk seperti apa baiknya peran mahasiswa dilibatkan dalam pemilihan rektor UI selanjutnya?
Sumbangsih suara dalam Pemira rektor UI.
Mengajukan perwakilan mahasiswa dalam musyawarah besar tingkat UI.
Lainnya
4. 5.Setuju
Tidak Setuju
Tidak Tahu
66%
34%
0%70%
24%
6%
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
LUCKY INDAH
K E S E H ATA N / / / /14
Seperti disampaikan dalam Medika, salah satu jurnal kedokteran Indonesia, setiap hari manusia membutuhkan kurang lebih 7,5 jam untuk tidur.
Bagi mahasiswa, seringkali waktu tidur yang ideal tidak dapat terpenuhi. Seperti yang dialami oleh ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Reno Ranggi. “Wah parah banget, berkurang banget dengan adanya kegiatan HMI ditambah tugas dan segala macemnya. Dulu sih jam 11 malem juga udah bisa tidur, tapi sekarang cuma bisa tidur 4 jam sehari.”
Kurangnya waktu tidur ternyata tidak hanya dialami oleh mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kampus, tetapi juga oleh mahasiswa yang tidak aktif berkegiatan di kampus. Hal ini seperti disampaikan oleh salah satu mahasiswa tingkat 2 jurusan Sastra Jerman, Nurachman Dwi, “Iya nih gue tidur sehari paling juga 3-4 jam dengan banyaknya tugas dan kuis.”
Untuk mengatasi kurangnya jam tidur, mahasiswa memiliki cara-cara tersendiri. Reno mengatasinya dengan mengatur waktu sebaik mungkin. Di saat tidak memiliki banyak kerjaan, Ranggi berusaha untuk tidur lebih awal. Lain halnya yang dilakukan oleh Nurachman yang memilih untuk tidur di sela-sela pergantian kelas yang terkadang memang memiliki waktu yang cukup panjang. Tetapi terkadang kalau memang sudah sangat mengantuk, dia bisa saja tidur saat perkuliahan berlangsung. Akhir-akhir ini, terdapat sebuah thread di suatu forum yang menyatakan bahwa kita bisa
memanipulasi otak kita untuk mengganti kebiasaan tidur yang tadinya 8 jam menjadi tidur setengah jam saja setiap 5 jam kita beraktivitas. Namun, ahli neurologi Pokovisa Prawiroharjo, tidak setuju dengan istilah ‘mamanipulasi otak’ tersebut. “Menurut saya berlebihan ya kalo dibilang mamanipulasi otak, mungkin yang lebih tepat adalah menstimulasi otak,” ujarnya.
dr. Visa juga menyatakan meragukan thread tersebut. Seperti disampaikannya, “Untuk hal itu bisa saja terjadi ya. Asal saat orang itu tidur selama setengah jam bisa sampai pada fase tidur yang namanya REM, dan biasanya orang membutuhkan waktu yang lebih untuk bisa sampai pada tahap itu. Hanya orang-orang yang memang bisa menstimulasi otaknya dengan baik yang dapat sampai pada fase tersebut dalam waktu singkat.” Dokter Visa juga menjelaskan bahwa proses tidur manusia memiliki 4 fase. Fase disaat pemulihan energi terjadi adalah pada fase terakhir yaitu REM. Maka dari itu, sangatlah penting untuk dapat mencapai fase tidur yang terakhir ini.
“Dan untuk membuktikan apakah isu tersebut benar bisa dilakukan atau tidak kita harus melakukan penilitian lebih lanjut dengan menggunakan alat pengukur, EEG. Untuk mengembalikan tenaga agar bisa fresh kembali sebenarnya tidak melulu membutuhkan waktu yang lama. Dua atau tiga jam juga cukup, asalkan tadi, tidurnya mencapai tahap REM,” tambah dr. Visa
OLI
VIA
/SU
MA
STIMULASI OTAK, CARA AMPUH MENYIASATI KURANG TIDURTidur tidak lain adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari kelelahan jasmani
dan mental. Dengan tidur, semangat serta tenaga dapat dipulihkan kembali.
OLEH:
IKA KARTIKA
SRI B. PRAPTADINA
Berbagai permasalahan tidur kerap dialami oleh mahasiswa.
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2 15s a i n s t e k / / / / /
Kebiasaan membakar sampah plastik merupakan salah satu rutinitas yang senantiasa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Baik
di wilayah pedesaan maupun perkotaan masih terdapat masyarakat yang memusnahkan sampah jenis ini dengan cara mengubur atau membakarnya. Plastik merupakan salah satu jenis limbah yang non-biodegradable sehingga sifat ini menjadikan sampah plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan. Menurut hasil survey, Indonesia menghasilkan 2.052.000.000 kantong plastik dalam sehari. Dari sebagian besar produksi limbah plastik ini, banyak diantaranya yang masih belum dimanfaatkan dan diolah sebagaimana mestinya.
Pemusnahan limbah plastik dengan cara pembakaran yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan maupun kehidupan ekonomi. Menurut Andari Kristanto, salah seorang ilmuwan sekaligus dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, “pemusnahan sampah dengan metode pembakaran sangat tidak disarankan walaupun mungkin ada beberapa limbah yang harus dibakar untuk memusnahkannya.”
Pembakaran limbah jenis plastik menghasilkan berbagai senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, pembakaran limbah jenis ini juga hanya akan menambah jenis pencemaran yang ada. Jumlah satu ton sampah plastik sekali pakai yang dibakar akan menghasilkan jumlah karbondioksida yang sama dengan 1 ton. Pembakaran limbah jenis plastik akan menghasilkan gas buang dan residu yang justru menambah jenis pencemaran yang terjadi
di lingkungan. Bahaya tersebut biasanya diitimbulkan oleh adanya emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan Furan.
Salah satu jenis zat yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker. Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut `chloracne.’
Gas karbondioksida yang tercipta ketika adanya proses pembakaran dapat memperbesar kemungkinan penipisan lapisan ozon dan meningkatkan pengaruh rumah kaca di permukaan bumi. Asap hasil pembakaran juga meningkatan resiko masyarakat terkena kanker paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran tersebut terdapat berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.“Bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku pembakaran sampah jenis plastik adalah terurainya zat-zat seperti sulfur ke udara sehingga zat tersebut menjadi sulfur dioksida dimana hal ini akan meningkatkan kandungan zat berbahaya bagi lingkungan”, ungkap Andari (Dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia).
Produktivitas manusia dan segala kegiatan
saat ini yang telah dilakukan masyarakat
dunia menjadikan efisiensi energi lingkungan
semakin berkurang. Tidak adanya penerapan
teknologi dan pengetahuan yang memadai
dalam pengelolaan energi, khususnya sampah
menjadikan sistem pemusnahannya semakin
memperparah keadaan lingkungan.
JANGAN MEMBAKAR
OLEH:
YELNA YURISTIARY
LIMBAH PLASTIK
DO
KU
MEN
/IST
IMEW
A
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
S O S O K / / / / / / /16
GARUDA Youth Community (GYC) merupakan
organisasi pemberdayaan pemuda yang
bergerak di bidang konservasi dan penyelamatan
lingkungan melalui aksi kampanye dan propaganda,
riset dan pengembangan, serta proyek pemberdayaan
masyarakat (community empowerment) berbasis
kewirusahaan berwawasan lingkungan (social enterprise).
Poin terakhir itulah yang menjadi pembeda utaman GYC
dengan komunitas lingkungan hidup atau pemuda lainnya.
GYC berdiri pada tahun 2009 dengan tujuan mengasah
kepekaan dan meningkatkan partisipasi anak muda
Indonesia dalam melakukan perubahan melalui
pengembangan potensi, bakat, dan kemampuan yang
disalurkan dalam bentuk proyek pengabdian masyarakat
dan lingkungan yang difokuskan di tiga lini pergerakan:
edukasi (pendidikan), advokasi (kampanye) dan teknologi
(engineering).
Dengan melakukan kegiatan berlandaskan pada tiga
pilar pergerakan tersebut, organisasi yang didirikan oleh
mahasiswa Fakultas Teknik UI itu diharapkan dapat
mewujudkan impian menjadi pionir sekaligus platform
pemberdayaan anak muda Indonesia untuk mewujudkan
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui
program-program sosial yang dilakukannya saat ini.
Adapun program sosial utama yang dilakukan GYC saat
ini adalah kewirausahaan berwawasan lingkungan Desa
Binaan Kreasi Laut Cilincing. Project tersebut sudah
diuji coba sejak November lalu, dimana ibu-ibu rumah
tangga dan siapapun yang ingin menjadi peserta di sana
dibekali kemampuan membuat kerajinan dari limbah
cangkang kerang alih-alih menjadi pengupas kerang
yang notabenenya hanya butuh otot dan uang yang
dihasilkan tak banyak.
Desa Binaan Cilincing lengkap dengan strategi
ekonomis dan ekologisnya yaitu merangkai kesatuan
project yang terdiri dari 3 program. Program-program
itu adalah Bank Sampah, Rumah Kreasi Laut dan
Microinsurance. Harapannya, ibu-ibu di Cilincing
bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka bersama
keluarganya. Selama 1 tahun program berjalan,
masyarakat Cilincing yang terlibat ditargetkan untuk
bisa mandiri dan mampu mengelola kelanjutan
program tersebut dengan pengawasan dari GYC.
April lalu, GYC berhasil memenangkan kompetisi
project plan tingkat nasional yang diselenggarakan
oleh Accenture, sebuah perusahaan konsultan
multinasional. GYC membawa Desa Binaan Kreasi Laut
Cilincing sebagai materi yang dilombakan. Hibahnya,
75 juta rupiah untuk mengimplementasikan Desa
Binaan Kreasi Laut Cilincing secara terintegrasi dan
maksimal.
Presiden GYC, David Immanuel Sihombing menutukan
siapa saja boleh turut menjadi sukarelawan
untuk Desa Binaan Kreasi Laut Cilincing. Kini, GYC
merealisasikan project tersebut dengan keterlibatan
puluhan pemuda Indonesia dan tidak hanya di
Jabodetabek. Makin banyak pemuda yang ingin
terlibat, GYC berharap makin signifikan pula upaya
GARUDA YOUTH COMMUNITY: KOLABORASI PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN PENCAPAIAN MDGs DI INDONESIA“Older men declare war. But, it is the youth that must fight and die.” - Herbert Hoover (1874 – 1964)
OLEH:
ANANDA PUTRI P.
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
K I L A S A N / / / / / 17OLEH:
AMALIA ASTARI
PERBINCANGAN INTELEK DAN KREATIF DALAM CANGKIR 2012Diselenggarakan di auditorium lantai 6 Perpustakaan
Pusat Universitas Indonesia pada 3 Mei 2012, acara
yang bertajuk Bincang Kastrat Intelek dan Kreatif
(CANGKIR) 2012 berhasil menarik animo 200-an
pengunjung seminar. Mereka berbondong-bondong
menghadiri acara yang diadakan oleh Kastrat BEM
Psikologi demi mendapatkan informasi mengenai
surat edaran Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti)
tentang penerbitan jurnal ilmiah bagi mahasiswa.
“Cangkir tahun ini masih sama seperti
tahun sebelumnya. Kita mengkaji isu yang
komprehensif dan yang sedang aktual di
kalangan mahasiswa,” jelas Andina, project officer
acara Cangkir 2012. Berdasarkan survei yang dilakukan
oleh Departemen Penelitian dan Pengembangan
BEM Psikologi, terpilihlah isu mengenai jurnal ilmiah
tersebut. “Kita memilih isu ini karena ternyata tidak
semua sivitas akademika tahu mengenai kelanjutan
surat edaran Dikti dan apa dampaknya bagi kelulusan
mereka jika penerbitan jurnal benar-benar harus
dilaksanakan,” ujar mahasiswi Psikologi angkatan 2011
ini ketika ditanya mengenai latar belakang pemilihan
isu untuk acara ini.
Acara dibuka dengan penampilan stand up comedy
oleh pelawak Temon. Acara kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan materi yang diberikan oleh tiga
narasumber yakni Hanif (Staff khusus Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan), Dr.Ir. Muhammad
Anis M.Met (Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan), dan yang terakhir Dra. Wahyu
Indianti, M.Si (Psikolog Pendidikan Fakultas Psikologi
UI).
Berdasarkan penjelasan Hanif, peserta seminar
dapat mengetahui bahwa surat edaran Dikti yang
terbit Januari lalu hanya sekedar himbauan yang
tidak serta-merta menjadi tolak ukur kelulusan
mahasiswa. Dijelaskan pula bahwa sanksi akademis
tidak akan dikenakan pada pihak manapun yang tidak
melaksanakan himbauan ini, mengingat belum adanya
keputusan untuk menjadikan himbauan ini sebagai
suatu hal yang wajib. Meski demikian, Anis justru
melontarkan tanggapan yang positif atas himbauan ini
dengan menyatakan optimismenya bahwa UI sudah
siap apabila pemberlakuan jurnal ilmiah sebagai syarat
kelulusan benar-benar ditetapkan. Menurutnya, fasilitas
jurnal, baik jurnal luar dan dalam negeri, yang dimiliki UI
dapat memudahkan mahasiswa untuk membuat dan
menerbitkan jurnal.
Sebagai penutup, panitia menghadirkan Bilik Musik
dan Kencana Pradipa dengan harapan bahwa Cangkir
2012 dapat menjadi sarana intelektual yang tidak hanya
bersifat informatif dan klarifikatif, namun juga menjadi
sarana diskusi yang kreatif.
“Older men declare war. But, it is the youth that must fight and die.” - Herbert Hoover (1874 – 1964)
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
R E S E N S I / / / / / /18 OLEH:
GINA SURYA NINGSIH
99 Cahaya di Langit Eropa
No. ISBN : 9789792272741
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra
Kategori : Novel Islami
Tebal : 412 Halaman
Harga : Rp. 69.000,-
99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel perjalanan karya Hanum Salsabiela Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Novel perjalanan
ini menguak kisah mengenai Islam di Eropa. Dimulai dari beasiswa program doktoral di Universitas Austria yang didapat Rangga, lalu ia mengajak Hanum untuk tinggal selama 3 tahun di Eropa. Selama 3 tahun tersebut, mereka berkesempatan menjelajahi Eropa dan menikmati berbagai keindahan yang dipancarkan oleh benua biru tersebut. Mereka tidak hanya sekedar melihat indahnya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka juga menemukan keindahan lain dari Eropa yakni sejarah bahwa Islam pernah begitu berjaya di benua eksotis tersebut.
Cerita di novel ini berawal dari pertemuan Hanum dengan seorang muslimah Turki di kelas les bahasa Jerman di Austria. Seorang muslimah itu bernama Fatma Pasha, dan keduanya pun menjadi teman akrab karena sesama muslim yang tinggal di negara dimana Islam merupakan agama minoritas.
Hanum dan Fatma pun memiliki rencana untuk mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Hingga akhirnya perjalanan pertama ini justru mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibu kota peradaban di Eropa.
Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya.. Seperti kufic-kufic pada keramik yang berada di Musse du louvre. Yang lebih mencengangkan, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid, Penjelasan Marion ini telah membukakan mata hati penulis dan membuatnya jatuh
cinta lagi dengan agamanya, Islam. Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Di kota ini berkembang ilmu pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba bukanlah negara islam secara utuh, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota-kota lain. Di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi katedral setelah jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela.
Setelah menjelajahi Cordoba,Hanum dan suaminya pun menjelajahi kota Granada. Granada adalah kota terahir dimana Islam akhirnya ditaklukkan di daratan Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan. Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul, dimana merupakan saksi sejarah ketika Islam pernah memiliki masa keemasannya. Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Setelah menejelajahi Istanbul, penulis pun melakukan perjalanan Haji yang penuh khidmat. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa ditulis dengan bahasa yang ringan, jelas dan penceritaan yang runut, membuat pembaca merasa ikut ‘hadir’ dalam perjalanan penulis di Eropa. Dengan membaca novel ini, banyak fakta yang terungkap mengenai kebesaran budaya Islam di dunia barat. Gina Suryaningsih.
99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
K O M I K / / / / / / / 19
h
ILU
STRA
SI/J
OAN
NA
“MASI H SAYANG DENGAN NYAWA AN DA?”
O P I N I F O T O / / / /20 g e r b ata m a 5 7 / / 0 6 - 2 0 1 2
OLI
VIA/
SUM
A
“PARKI RAN MOTOR DI AREA DI LARANG PARKI R STASI U N U I”
FEBR
IAN
A/SU
MA