EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA
PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
Oleh : Rizca Stevia Suryono
Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si
ABSTRAK
Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja. Musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan jenis aliran musik campursari dan difokuskan keberadaan group campursari bagi Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung yang menjadi icon. Rumusan masalah yang akan terjawab yakni awal mula berdirinya group elshaday, bentuk penyajian dan fungsi group campursari elshaday. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi/ keberadaan, bentuk penyajian musik campursari, fungsi dari group Campusari Elshaday, menambah referensi/ literatur bagi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengumpulan data secara akurat dan sesuai apa yang direncanakan. Pada penelitian ini juga tidak perlu pengolesan dan pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang diteliti.
Hasil Penelitian ini adalah eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipertunjukkan pada saat ibadah di gereja setempat tiap 3 bulan sekali. Group ini juga menampilkan suatu bentuk penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah. Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gereja lain yaitu untuk menjalin cinta kasih antar sesama. Perkembangan musik campursari group elshaday yaitu dari seorang tokoh yang bernama Ain. Ain adalah seorang tokoh pencipta lagu hari jadi Tulungagung. Beliau juga berjemaat di Gereja Pantekosta Ngunut. Beliau bekerja sama dengan Ninik Mujiati, bergabunglah untuk membentuk suatu group musik campursari elshaday pada tahun 2007 sampai pada saat ini. Fungsi musik campursari group elshaday pada saat ini yaitu untuk melayani Tuhan/ mengagungkan Tuhan dengan cara bernyanyi di dalam gereja dan di luar gereja. Sebagai pengikat tali persaudaraann diantara sesama.
Kata Kunci : Eksistensi, Campursari, Group Elshaday, Gereja Pantekosta Ngunut.
1
I. Pendahuluan
Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah
gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnnya
musik di dalam gereja, sehingga Marthin Luther, tokoh gereja Protestan era
reformasi menyatakan bahwa gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi.
Makna musik dalam ibadah gereja dalam istilah lain dalam liturgi gereja
adalah ungkapan simbolis perayaan imam jemaat gereja. Perayaan iman yang
dimaksud adalah penghayatan terhadap misteri dalam agama Kristen dalam diri
Kristus sebagai sosok penyelamat yang benar-benar menyentuh perasaan umat
dalam nyanyian. Hubungan musik liturgi (seharusnya) bersifat harmonis, yaitu
keseimbangan antara musik dan penghayatan iman menjadi tidak terpisahkan.
Komisi kesenian adalah komisi non-kategorial yang bertugas melakukan
pemeliharaan iman/ rohani dan persekutuan melalui kegiatan-kegiatan kesenian
seperti kegiatan paduan suara dan semacamnya. Mengenai hal ini, Gereja sebaiknya
tidak perlu membatasi tentang jenis-jenis kesenian yang boleh atau tidak boleh
diadakan yang penting, ia tidak bertentangan dengan iman Kristen, disamping
mampu menggugah semangat bergereja bagi Jemaat. Jadi, jenis – jenis kesenian
yang diadakan tergantung dari minat mayoritas anggota jemaat gereja. Namun
demikian, tetap ada jenis – jenis kesenian tertentu yang sifatnya universal sehingga
perlu dikelola secara serius. Jenis – jenis kesenian tersebut misalnya adalah puji –
pujian bagi Tuhan dalam bentuk paduan suara, kelompok vokal, atau nyanyian solo
dengan berbagai variasi musik gereja (Prodjowijono, 2008 : 132).
Unsur musik dalam gereja seharusnya memiliki keterkaitan dengan gereja
dalam hal pengembangan kehidupan spiritual, sumber daya, organisasi gereja,
mentalitas, keahlian, intergritas keteladanan umat beriman yang harus senantiasa
dipikirkan oleh gereja sebagai organisasi. Dengan begitu musik menjadi alat teologi
dalam mendidik umat yang bertujuan mencerdaskan umat untukberperilaku yang
baik sesuai ajaran gereja.
Campursari merupakan salah satu bentuk kesenian yang hidup di Jawa.
Bentuk musik ini merupakan perkawinan antara musik modern dengan musik etnik.
Dalam musik ini para seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda
untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Dalam hal ini, instrumen
etnik yang digunakan adalah gamelan (gamelan ageng) yang dipadukan dengan
instrumen musik modern seperti gitar elektrik, bass, drum, dan keyboard.
2
Perpaduan ini membuat sebuah musik yang berbeda. Karena kedua jenis musik
antara gamelan dengan campursari mempunyai gaya, teknik permainan,
karakteristik nada yang berbeda. Dalam permainannya kedua jenis musik ini saling
mengisi antara satu denagan yang lainnya. Perpaduan antara alat musik tradisi
gamelan dengan alat musik modern menghasilkan nada - nada baru dan indah
(http://www.radiodelimafm.com/infosmd/257sejarahcampursari.html. diakses ,
tanggal 27 Desember 2012).
Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) jemaat Ngunut, saat ini
berkedudukan di Kompleks Ex. PG Kunir, Jl. Kaliwungu, desa Kaliwungu,
Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Berjemaatkan sekitar
1.400 jiwa terdiri dari orang dewasa, remaja, juga anak-anak. Saat ini Gereja ini
digembalakan oleh Ibu Hanna Johannes (menggantikan almarhum Bpk. Pdt.
Johannes Ong) dibantu oleh Putera Sulung, anak kedua mereka Pdp. Yonathan
Yohannes (Hasil wawancara dengan Pdp. Yonatan di Pastori Gereja Pantekosta
Ngunut tanggal 05 Januari 2013).
Musik yang ada di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung
inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan
jenis aliran musik campursari dan ini difokuskan ada group campursari dalam
gereja ini yang menjadi icon . Berbeda pula dengan aliran gereja GKJW, gereja ini
dari jaman dahulu hingga era sekarang tetap ada musik campursari atau kejawen.
Sedangkan gereja yang beraliran Pantekosta atau gereja beraliran Kharismatik
biasanya mempunyai aliran pop, rock dan aliran modern. Seperti halnya, gereja
Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung ini yang tetap mempertahankan jenis
aliran campusari.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana awal mula berdirinya group campursari elshaday di Gereja
Pantekosta Ngunut?
2. Bagaimana bentuk penyajian musik dari group campursari elshaday di
Gereja Pantekosta Ngunut?
3. Apa fungsi group campursari elshaday di Gereja Pantekosta Ngunut
maupun antar gereja lain?
3
Agar penelitian dapat mencapai tujuan yaitu suatu fakta atau kebenaran yang
ilmiah harus melalui proses kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang sesuai
dengan masalah yang harus dipecahkan.Pada penelitian kualitatif tentang aspek-
aspek yang terdapat pada eksistensi , bentuk penyajian dan fungsi penggunaan
penampilan group vokal campursari Elsyaday untuk media silahturami antar gereja
lain dan makna syair pada musik campursari, perlu dilakukan pengenalan dan
pendekatan langsung kepada objek atau orang-orang yang bersangkutan.
Untuk memperoleh data yang akurat tentang penelitian ini maka peneliti,
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi
terdiri dari foto, video, study pustaka dan internet
II. Pembahasan
1. Awal Mula Group Elshaday
Menurut tim ISBD Unesa ( 2008: 66 ) kelompok adalah sekumpulan
manusia yang mempuyai hubungan sosial antara satu dengan yang lainnya
diantara anggota-anggotanya. Berdasarkan sifat keanggotaannya, kelompok
dibagi menjadi dua ialah: (a) kelompok sukarela: suatu kelompok dimana
anggotanya tidak dipaksakan, misalnya study club. (b) kelompok terpaksa: suatu
kelompok dimana anggotanya dipaksakan, misalnya kasta. Berdasarkan cara
bekerjanya dibagi menjadi: (a) kelompok legal yaitu kelompok yang bekerjanya
secara terang-terangan; (b) kelompok ilegal yaitu gerakan dibawah tanah yang
sifatnya sembunyi- sembunyi.
Manusia sebagai individu dalam masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu
yang berhubungan dengan keanggotaan sebagai warga masyarakat. Ciri-ciri
tertentu adalah ciri-ciri yang menerangkan hal-hal penting pada diri seseorang
yang menunjukan kegiatannya sehari-hari dalam masyarakat yang disebut
identitas sosial.
Berdasarkan hal tersebut kebudayaan di masyarakat sangat
mempengaruhi manusia yang ingin membuat suatu group/ kelompok.
Sehingga manusia yang awalnya hidup secara individu sudah bergabung
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk membuat suatu bentuk kreativitas
kesenian.
4
Menurut Cooley, kelompok ditandai dengan adanya hubungan yang erat
di mana anggota-anggotanya saling mengenal dan seringkali berkomunikasi
secara langsung berhadapan muka (face to face ) serta terdapat kerjasama yang
bersifat pribadi atau adanya ikatan psychologis yang erat yang erat (Narwoko,
2004: 24).
Melalui ikatan psyhologis dan hubungan yang bersifat pribadi inilah,
maka terjadi peleburan- peleburan pada individu-individu dalam suatu
kelompok, sehingga tujuan-tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga.
Group Elshaday merupakan group campursari yang berada dalam ruang
lingkup gereja. Jadi manusia yang berada dalam suatu group atau kelompok
itu mempunyai suatu peranan yang sangat penting. Misalnya membuat suatu
komunitas kesenian dimanapun itu berada. Termasuk group elshaday yang
membuat suatu group musik campursari di Gereja Pantekosta Ngunut.
Awal mula musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut pada tanggal
12 Agustus 2005 yang dipelopori oleh Ain. Pada waktu itu ada acara hajat
yakni acara pengantin kristen. Kemudian Ain bersama dengan groupnya,
diminta untuk menampilkan dalam bentuk penyajiannya dengan musik
Keroncong. Pemain musik terdiri dari 8 orang laki-laki dan 9 wanita yang
menyanyi. Sebelum menampilkan di acara Pengantin Kristen, Group ini sudah
pernah menampilkan di Gereja sekitar Kabupaten Tulungagung. Setelah
dikenal mengiringi dan menampilkan di Acara Hajatan Pengantin Kristen,
group ini belum mempunyai nama. Akhirnya Group ini memutuskan dan
berembuk dengan para pemain musik akhirnya diberi nama Elshaday pada
tahun 2007. Nama Elshaday artinya Tuhan Maha besar, dimana group ini
menjadi pelayan-pelayan Tuhan serta sesama, yang mempunyai hati yang
tulus dan berjiwa besar untuk melayani Tuhan melalui lagu-lagu yang
dinyanyikan.
Perkembangan musik campursari berawal dari seorang tokoh pencipta
lagu yaitu Ain, dengan menggandeng seorang jemaat gereja pantekosta
Ngunut yaitu Ninik mujiati dan beliau merasa terhormat sekali ketika diajak
untuk bergabung. Ninik Mujiati adalah seorang pengusaha yang terkenal
sehingga beliau mau bergabung dan sekarang beliau yang mengkoordinir
segalanya dari segi kostum, pelayanan diluar kota ataupun kunjungan antar
gereja. Group ini mempunyai 8 orang laki-laki untuk memainkan alat musik
5
campursari. Dan 9 orang wanita sebagai vokal. Setelah bergabung mereka
memulai latihan pertama pada hari Jumat pukul 19.00 WIB.
Akhirnya Group ini memulai penampilan pertama pada saat ibadah
Natal tahun 2007. Para jemaat sangat senang sekali mendengar dan melihat
makna lagu yang dibawakan oleh Group Elshaday dengan musik Campursari
(Hasil wawancara dengan Ain sebagai pelatih group vokal tanggal 09 Januari
2013 pukul 09.00).
Keberadaan Group Campursari Elshaday di Gereja lain atau di luar Gereja
Group campursari Elshaday merupakan Group yang sangat dikagumi
oleh jemaat Gereja Pantekosta Ngunut. Peran serta group campursari elshaday
di gereja setempat yaitu sebagai media pelayanan untuk memuji dan
membesarkan nama Tuhan melalui nyanyian pujian/ lagu campursari. Group
ini biasanya menampilkan karyanya tiap 3 bulan sekali dan hari- hari besar
seperti Natal ataupun Paskah di Gereja Pantekosta Ngunut.
Peran serta group campursari Elshaday di luar gereja yaitu sebagai
kunjungan media silahturahmi. Seperti halnya, perayaan Paskah tahun 2013
group ini di undang oleh Gereja Vila Delvia di Kediri untuk menampilkan
karyanya. Adapun tempat-tempat ibadah yang pernah dikunjungi group
campursari elshaday yakni :
a. Gereja Pantekosta Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
b. Gereja di desa Bantengan Malang.
c. KKR Hamba- Hamba Tuhan di Jakarta.
d. Gereja Mawar Saron di Surabaya
e. Gereja Vila Delvia di Kediri
f. Acara Pasutri Natal di Tulungagung
Dan lain-lain
Pembagian Kerja sama Group Elshaday
6
Group campursari mempunyai beberapa yang bertugas sendiri-sendiri
dan bergabung di dalamnya, yakni :
a. Ain : sebagai pelatih vokal campursari
b. Ninik Mujiati : sebagai ketua/ vokal
c. Antok : sebagai penabuh gendhang
d. Sungep : sebagai pemukul balungan (saron 1)
e. Yusmanto : sebagai pemukul balungan (saron 2)
f.Wanto : sebagai pemukul balungan (demung)
g. Sadi : sebagai pemukul Gong
h. Oky : sebagai pemain keyboard
i.Nono : sebagai pemain keyboard
j.Supri : sebagai pemegang gitar bass
k. Darwati : sebagai vokal
l.Tutik : sebagai vokal
m. Agnes : sebagai vokal
n. Tatik : sebagai vokal
o. Suharti : sebagai vokal
p. Puji : sebagai vokal
q. Cythia : sebagai vokal
7
Foto Group Elshaday Menampilkan di Ibadah
Natal Pasutri (Rizca, 2013)
Foto Pemain Musik CampurariElshaday
(Rizca, 2013)
Lagu Campursari Elshaday
8
1. Sembah nuwun kunjuk ing Gusti
2. Dhandhanggulo ( Gusti Yesus Nandhang Sangsoro)
3. Wis suwi aku nderek Gusti
4. Raja damai
5. Wohing Aren
6. Aku percoyo Gusti
7. Kepala yang berdarah
8. Bersoraklah Natal tlah tiba
9. Bawa : sekar ageng candra kusuma dhawah gending kinanthi
kasatrian Slendro 9
Dan lain-lain
2. Bentuk Penyajian
a. Struktur Lagu
Lagu ini dibawakan pada saat ibadah Natal Pasutri
Judul Lagu: Bersoraklah Natal Tlah Tiba
Kawiwitan: Gangsaran 1
Puisi Solo Wanita :
Duh Gusti, mugi manah mami,
Gusti Yesus, ing kanthi santosa
Ngadepi sangsoro mangke
Sih gusti yekti agung
Dumateng ropyang duso sami
Beben nduyo rilembat setyo piwelingnipun
Paduko nyawisi ambo karaharjan tentrem rahayu sejati
Puji gusti Yesus halleluya
Srepeg Sigro - Sigro Pelog 5
BK.KD:....1
9
2 1 2 1 2 4 5 6
5 6 5 6 5 41 24 5
6 5 6 5 65 464 2
42 4 5 6 56 4 2 1
Lagu:
Bersoraklah semua umat di bumi ini
Menyambut kelahiran Tuhanku
Di kandang bethlehem itu jadihu
Dialah Raja sgala Raja
Rajanya di dunia, Rajanya di surga
Dia datang tuk, tebus dosa kita
Dan membawa kita masuk kerajaan surga
Masuk: Palaran .... : 1 -5 6 4 2 1 (Ndadang gulo)
Kembali Srepeg Sigro- Sigro
Kalanjengaken tutukan lancaran
Ompak: . . 2 1 2 1 3 5 - 5 1 6 5 3 2 3
5 1 2 3 5 1 2 3 1 2 3 5 6 3 2 1
Lagu :
- 1 2 1 6 3 2 1
2 1 6 5 2 3 6 2
6 6 5 6 2 3 5 6
5 6 5 4 6 3 2 1
- 1 1 5 6 1 6 5
1 6 5 3 2 3 2 1
- 1 2 1 6 5 6 1
2 1 6 5 6 3 2 1
Lagu :
A. Bersoraklah semua umat di bumi ini
Menyambut kelahiran Tuhanku
Di kandang bethlehem itu jadihu
Dialah Raja sgala Raja
Rajanya di dunia, Rajanya di surga
Dia datang tuk, tebus dosa kita
10
Dan membawa kita masuk kerajaan surga
B. Halleluya pujilah namanya
Malaikat di surga turut menghormatinya
Telah lahir juruselamat dunia
Di kandang betlehem tempat kelahiranmu
Bersoraklah menyambut sang raja
Hari ini hari yang bahagia
Slamat natal kami ucapkan
Soraksorailah menyambut sang Raja
Urutan Penggarapan :
a. Klenongan bila ada selingan
b. Masuk srepeg 1 sampai 2 kali gerongan
c. Gerongan/ koor terakhir masuk palaran
d. Palaran terakhir kembali srepeg langsung siak masuk koor lagi
e. Habis koor masuk lancaran
f. Koor hanya menggunakan suara 1
b. Alat- Alat Musik Campursari
Dalam setiap pertunjukannya musik campursari menggunakan alat
musik gamelan sebagai alat musik yang utama. Hal ini sesuai dengan sejarah
terjadinya musik campursari, dimana terjadinya penambahan beberapa alat
musik dari tradisi luar. Untuk itu penulis akan mendeskripsikan alat-alat musik
apa saja yang dimainkan ketika musik campursari dipertunjukkan.
1. Karawitan atau Gamelan
Menurut Suryono (1988: 9) menyatakan bahwa Karawitan atau seni
musik Jawa juga disebut seni suara yang berdasarkan laras Pelog dan
selendro. Karawitan dapat dibagi dua yaitu tembang dan gending.Tembang
adalah karawitan vokal (suara manusia) contohnya macapat, sindhenan,
gerongan, dll. Gending adalah karawitan yang menggunakan instrument atau
alat-alat gamelan segala bentuk lagu dalam karawitan disebut gendhing.
Seperangkat gamelan yang digunakan dalam musik campursari group
elshaday adalah kendhang, saron, demung, gong kemudian ditambahkannya
11
alat musik diatonis seperti keyboard dan gitar bass. Gamelan Jawa adalah
musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari
dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf,
yaitu 1 2 3 5 6 (C- D E+ G A) dengan perbedaan interval kecil. Pelog
memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan
perbedaan interval yang besar.
Alat musik pentatonis yang dipakai group elshaday yakni :
1. Kendang
Kendang merupakan instrumen gamelan yang memegang peranan
sangat penting. Terbuat dari kayu lembus kemudian dipasangkan dari
kulit binatang (sapi, kerbau, atau kambing) (Santoso, 1986: 1).
Kendang yang dipakai oleh group elshaday yaitu gendang jaipong,
dalam sebuah musik campursari biasanya kendang lendang jaipong ini
untuk mengiringi lagu-lagu campusari yang agak cepat
temponya(Wawancara dengan Antok pemain musik campursari di tempat
latihan tanggal 29 Januari 2013).
2. Saron
Saron merupakan salah satu instrumen gamelan yang termasuk
keluarga balungan. Dalam musik campursari group Elshaday biasanya
terdapat 2 buah saron dan memiliki sorok yang fungsinya untuk
memainkan gending/ langgam bernada pelog dan selendro. Saron
menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung (Wawancara
dengan Yusmanto pemain musik campursari di tempat latihan tanggal 29
Januari 2013).
3. Demung
Satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi
pelog dan selendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah
dalam keluarga gamelan dengan ukuran fisik lebih besar. Demung
memiki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada
wilahan saron (Wawancara dengan Wanto pemain musik campursari di
tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).
4. Gong
12
Gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan
memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama
gending. Dalam musik campursari biasanya hanya terdapat 1 buah gong
besar saja (Wawancara dengan Sadi pemain musik campursari di tempat
latihan tanggal 29 Januari 2013).
2. Alat Musik Diatonis
a. Keyboard
Keyboard merupakan suatu alat musik yang mempunyai inteval nada 1
2 3 4 5 6 7 1 ( do re mi fa sol la si do tinggi). Fungsi dari keyboard dalam
permainan musik campursari yakni untuk menambahkan suatu ornamen-
ornamen nada. Misal keyboard bisa berbunyi nada gamelan seperti
bonang, saron, demung dan sebagainya (Wawancara dengan Okky pemain
musik campursari di tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).
b. Gitar Bass
Gitar bass merupakan alat musik penampilanya mirip dengan gitar
listrik tapi bass memiliki body yang lebih besar, neck yang lebih panjang
dan biasanya memiliki 4 senar. Gitar bass dalam permainan musik
campursari group elshaday sebagai kempul yaitu sebagai ketukan.
Fungsinya dalam campursari sangat dibutuhkan untuk menggantikan
posisi kempul (Wawancara dengan Supri pemain musik campursari di
tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).
c. Tata Busana
Group elshaday juga menampilkan tata busana yang berbeda. Busana
yang dipakai oleh group elshaday sangat menarik. Untuk acara resmi group ini
memakai kebaya dan jarik. Sedangkan acara yang tidak resmi memakai
seragam yang simpel dan tetap berpadu antara pemain musik dan group vokal.
Mengenai tata rias tidak banyak menimbulkan masalah, penggunaanya
diusahakan sederhana tapi tetap menarik dan sopan.
13
Foto Busana ketika dipakai saat berkunjug/ resmi
(Foto Rizca: 2013)
Foto Busana ketika dipakai dalam acara Natal
(Foto Rizca: 2013)
14
Foto Busana ketika di pakai dalam ibadah Natal Pasutri
(Foto Rizca: 2013)
Foto Busana batik yang dipakai oleh pemain musik campursari
(Foto Rizca: 2013)
d. Tata letak pemain musik dan group vokal
Letak pemin campursari elshaday biasanya di depan pinggir sedangkan
group vokal berada di depan untuk menyanyi.
15
Group vokal Elshaday
Jemaat
Pemain Musik campursari
3. Fungsi Group Campursari Elshaday
1. Sebagai Fungsi Ritual
Yang difokuskan ritual dalam Gereja Pantekosta Ngunut hanya
sebagai pemanjatan atau rasa syukur melalui lagu atau puji-pujian, bukan
berarti mempunyai pakem-pakem tertentu. Seperti halnya Gereja Jawi
Wetan yang mempunyai pola-pola kegiatan yang sudah ada. Gereja
Pantekosta Ngunut mempunyai pola-pola ibadah yang berbeda pula yaitu
dengan pujian/ lagu hanya sebagai pemanjatan rasa syukur melalui pujian/
lagu campursari.
2. Sebagai Fungsi Sosial
Fungsi sosial mengandung kebersamaan atau kesetiakawanan dalam
suatu ibadah. Seperti halnya gereja mempunyai sifat sosial “berkumpul
bersama”.Group elshaday dalam pertunjukkan di gereja, difungsikan
sebagai fungsi sosial dalam arti group ini menyajikan karyanya untuk
dipertontonkan di depan jemaat. Misalnya pada acara peduli kasih agar
jemaat yang melihat bisa menikmati.
3. Sebagai Fungsi Komunikasi
Semua jenis kesenian, baik secara fungsional, maupun secara sosial,
mengandung fungsi komunikasi karena didalm karya cipta seni tersebut
terkandung nila-nilai yang ingin disampaikan oleh penciptanya kepada
masyarakat secara keseluruhan,termasuk didalamnya musik.Group elshaday
mempunyai seorang tokoh yang menciptakan lagu- lagu campursarinya.
Pesan yang tekandung dalam lagu campursari sangatlah bisa diterima bagi
jemaat. Melalui lagu- lagu yang dibawakan group campursari makna lagu
mempunyai pesan-pesan moral atau pun rohani.
4. Sebagai Fungsi Hiburan
16
Musik diciptakan para komponis dan disampaikan kepada masyarakat
dengan tujuan dapat di apresiasi dengan baik serta diharapkan dapat
mendatangkan kepuasan batin bagi penikmatnya. Fungsi group elshaday
yaitu sebagai hiburan ketika dalam menyajikan suatu karyanya di gereja
setempat maupun di luar gereja sebagai kunjungan. Jemaat merasa terhibur
dan bersukacita ketika mendengar pesan lagu yang di sampaikan. Makna
lagu yang menguatkan serta musik yang di alunkan merdu dan menggugah
semangat penikmat jemaat.
5. Sebagai Fungsi Mempererat Tali Persaudaraan
Group Elshaday merupakan group yang sangat terkenal di gereja
Pantekosta Ngunut, tidak salah banyak gereja lain yang mengundang group
ini untuk menyajikan musik campursarinya. Group elshaday berkunjung ke
gereja lain dengan tujuan melayani Tuhan dengan cara menyanyi lagu
campursari.
III. Kesimpulan
Eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja
Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipelopori oleh seorang tokoh
masyarakat. Group campursari elshaday dipertunjukkan 3 bulan sekali pada
saat ibadah di gereja setempat . Group ini juga menampilkan suatu bentuk
penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah.
Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gerja lain yaitu
untuk media silahturahmi.
Bentuk penyajian musik group elshaday yakni musik campursari yang
dibawakan oleh 9 orang wanita dan 8 orang pemain musik campursari. Dalam
bentuk penyajiannya group ini mempunyai beberapa lagu campursari yang
ditampilkan, seperti pada acara hari besar Natal group elshaday
mempersiapkan lagu-lagu campursari yang mempunyai makna tentang Natal.
Begitu juga pada saat berkunjung, group elshaday mempersiapkan dari segi
persiapan latihan musik maupun tata busana yang akan dikenakan pada waktu
pentas.
17
Perkembangan musik campursari group elshaday yaitu dari seorang
tokoh yang bernama Ain. Ain adalah seorang tokoh pencipta lagu hari jadi
Tulungagung. Beliau juga berjemaat di Gereja Pantekosta Ngunut. Beliau
akhirnya bekerja sama dengan Ninik Mujiati, bergabunglah untuk membentuk
suatu group musik campursari pada tahun 2007 sampai pada saat ini yang
bernama group campursari elshaday.
Fungsi musik campursari group elshaday pada saat ini yaitu untuk
melayani Tuhan/ mengagungkan Tuhan dengan cara bernyanyi di dalam gereja
dan diluar gereja. Sebagai pengikat tali persaudaraann diantara sesama.
18
DAFTAR PUSTAKA
Narwoko Dwi, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Penerapan. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Prodjowijono, Suharto. 2008. Managemen Gereja. Jakarta: Gunung Mulia
Suryono, M Gondo. 1988. Pengetahuan Dasar Karawitan dan Kumpulan Tembang Jawa. Surabaya: Karya Utama.
Tim ISBD Unesa, 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Pres
DAFTAR PUSTAKA MAYA
http://www.radiodelimafm.com/info-smd/257-sejarah-campursari.html., diakses tanggal 27 Desember 2012.
19