Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MHKes, Finasim
Keluhuran Profesi“Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang
paling mulia dan hanya orang-orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan profesinya,
yang layak menjadi dokter”
(Hippocrates)
Kedokteran Klinik – William Osler
Keluhan Utama
PemeriksaanFisik
+Laboratorik
TERAPI&
REHA-BILI-TASI
RiwayatPenyakit
Masyarakat
DIAGNO-SIS KERJA+DIAGN/BANDING+PROG-
NOSIS
RiwayatPenyakit
Masa Lalu
Riwayat PenyakitSaat Ini
RiwayatPenyakitKeluarga
Kualitas Hidup
IPTEKDOK NALARKLINIS
6th yearstudents
Fitur Kontekstual
AP-2004
DR BERUPAYA MENGURANGI KETIDAKPASTIAN MEDIK
KEPENTINGANTERBAIK PASIEN
anamnesis
PILIHAN PASIEN
“ilpeng ttg ketidakpastian & seni ttg kemungkinan”
Kumpulkandata
PENDAPAT KLINIS= proses membuat keputusan baik yg konsistenditengah ketidakpastian
3
k o n d i s i - s a k i t
tindakan medis yang benar
daya tahan kualitas obat
respon individual terhadap obat
stadiumpenyakit
virulensi kepatuhan pasien
Medicine is a science of uncertainty, an art of probabilities.
tindakan medis yang salah
DILUAR KEKUASAAN & KONTROL DOKTER SEHINGGA DOKTER TIDAK BERTANGGUNGJAWAB
BERDASARKAN DOCTRINE OF IMPOSSIBILITY TANGGUNGJAWAB
DOKTER/RS
UPAYADOKTER / RS
FAKTOR (pos/neg) YG MEMPENGARUHI UPAYA DOKTER
KEL & SM & Terowongan Kejahatan
Direksi
Pasien
Dr. Bmslh
Dr. Bmslh
Komite Medik
S.M.
K.E.L
Pidana
Hk lain
KejhtanProf.
KeslhanProf.
Penyimp.Etis
The right to health care
The right of self determination
Sosial
Hak atas pelayanan medis
Hak atas privacy
Hak atas rahasia kedokteran
HAK atas ICHAK memilih
dokter/RS•Hak MENOLAK
•Hak MENGHENTIKA
N•Hak SECOND
OPINION•Hak
memeriksa REKAM MEDIS
Hak atas badan sendiri
Individual
Hak Dasar Kesehatan (UU Kesehatan No 36 Th 2009)
THE NOBLEST PROFESSIONPerlu keluhuran sikap & perilaku dokter.Rajin & tekun ikut perkembangan ilmu kedokteran
(keeping up).Memperbarui pemahaman ilmu yg berkembang
pesat (updating). what can be done? what ought to be done?
ANCAMANMalpractice penguasaan ilmu kedokteran.Misconduct sikap & perilaku dokter yg tdk
semestinya.Contoh :
Tidak membuat IC dengan baikTuduhan : keserakahanKetidak-adilan distributifSendau gurau berlebih di ruang operasiTarif terlalu mahalUang muka pra operasiWaktu konsultasi terlalu sempit
DOKTER PASIEN DOKTER PASIEN PERIKATAN PERIKATAN
KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK
Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis:
a. tindakan diagnosis Ab. tindakan diagnosis B
2. Tindakan terapetik:a. tindakan terapetik Xb. tindakan terapetik Y
Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis:
a. tindakan diagnosis Ab. tindakan diagnosis B
2. Tindakan terapetik:a. tindakan terapetik Xb. tindakan terapetik Y
hubungan karena perjanjian terapetik hubungan karena perjanjian terapetik
Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri
Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri
KEWAJIBAN HAK
KEWAJIBAN HAK
RUMAH SAKIT PASIEN RUMAH SAKIT PASIEN
PERIKATAN PERIKATAN
KEWAJIBAN HAK KEWAJIBAN HAK
Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis: a. tindakan diagnosis A
b. tindakan diagnosis B2. Tindakan terapetik:
a. tindakan terapetik X b. tindakan terapetik Y
Melakukan tindakan medis, berupa:1. Tindakan diagnosis: a. tindakan diagnosis A
b. tindakan diagnosis B2. Tindakan terapetik:
a. tindakan terapetik X b. tindakan terapetik Y
perjanjian terapetikperjanjian terapetik perjanjian terapetikperjanjian terapetik
Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri
Tiap-tiap tindakan yang ada risikonya harus dilengkapi INFORMED CONSENT sendiri-sendiri
KEWAJIBAN HAK
KEWAJIBAN HAK
DOKTER DOKTER
Hubungan karena hukum/UU
Hubungan karena hukum/UU
SCHNEIDER, (2005)
Dalam bukunya “Patient From Hell” beliau berkata: “Seringkali Dr mengobati pasien berdasarkan buku (by the book), bukan atas dasar tailored to the patient’s specific needs”.
Juga sering mengobati pasien dgn medicine by the numbers, dimana pasien dianggap sbg kumpulan angka-angka (mengobati angka).
Disamping itu, semua pasien dikategorikan sebagai “stastitically average patient”.
Are you one of these average patients? Is anybody?
MORRIS & MORITZ
Every treatment by every physician on every patient is in itself always a trial and error ex-perimentation. The simple reason seem to be that: a.the patient is not quite the same physiolo- gic entity today as he or she was yesterday
will be tomorrow.b.his or her body is constantly changing,
growing in and out of such illnesses as aller-
gies, diabetes, and other diseases.
KOMPETENSI Maknanya:o The condition of being capable. o The capacity to perform task or role.
Aspek kompetensi yang perlu dikuasai oleh para dokter adalah:1. Medical knowledge;2. Clinical skill (terampil melakukan tindakan klinik);
3. Clinical judgment (menentukan kebijakan klinik);
4. Humanistic quality; dan5. Communication skill.
MORAL
= merupakan standar tentang benar dan salah.
= hanya bicara tentang perbuatan saja (aborsi / eutanasia / membocorkan rahasia pasien adalah tindakan salah / immoral).
= dipelajari lewat hidup bermasyarakat sehingga kita sekarang dapat mengenali perbuatan mana saja yang bermoral dan mana yang immoral.
MORAL (2) Moral berisi nilai dan norma !!! Norma moral mengekspresikan pedoman yang kemudian dipilah dalam bentuk: 1. Moral principles, yaitu a. Beneficence (to do good); b. Nonmalficence (to do no harm); c. Autonomy (right to make decician); d. Justice. 2. Moral standards; dan 3. Moral rules (yg dikodifikasi dlm KODEKI).
ETHICS (1)
Dihasilkan oleh pemikiran mendalam dan luas tentang problem kehidupan.
Ia menghendaki agar setiap profesional menggunakan hati nurani untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk.
Etika profesi (applied ethics), menghen- daki agar profesional mendasarkan pada moral & etika dlm melaksanakan profesi.
ETHICS (2)
Etika itu bersifat majemuk (pluralistik) !!!
Akibatnya, orang bisa tidak setuju dgn apa yang dianggap benar atau salah, bahkan jika mereka bersetuju boleh jadi persetujuannya berangkat dari alasan yang berbeda-beda.
Kendati demikian, hampir semua orang bisa menyetujui fundamental of ethical principles (human rights) ethico-legal.
Jangan heran jika dalam etika akan lebih banyak pertanyaan daripada jawabannya !!!
MORAL & ETHICS
Jika Dr berbicara bahwa aborsi merupakan
perbuatan salah (immoral) maka yang sedang dibicarakannya itu adalah ttg MORAL.
Jika Dr Obs-Gyn menimbang-nimbang akan melakukan aborsi atau tidak thd pasiennya yg
hamil dgn penyakit jantung maka yg sedang ditimbang-timbang itu adalah ttg ETIKA.
Jadi dalam etika, pandangan moral (yg menyatakan abor si immoral) dikritisi, dianalisis secara logis dan rasional utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.
DILEMMA ETIK Jika suatu tindakan (mis: tindakan X): osesuai dengan norma moral maka tindakan X tsb hampir selalu ETIS/PANTAS.
otidak sesuai dengan norma moral ini berarti ada DILEMA ETIK sehingga utk melakukan tindakan X, perlu dikritisi dan di-analisis secara logis dan rasional lebih dulu thd pandangan moralnya justifikasi.
Hasilnya bisa ETIS atau TIDAK ETIS.
HUKUM
Hukum muncul karena adanya conflicts of interest dalam masyarakat yang berpotensi menimbulkan masalah (trouble).
Hukum diperlukan sebab ia merupakan social mechanism utk menyelesaikan masalahnya.
Hukum melindungi kesejahteraan, keamanan dan menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan tidak menyakitkan.
Faktanya, hukum telah mengatur kemanusia-an dan praktek kedokteran sejak beribu tahun.
LAW & ETHICS
Hukum & etika berangkat dari basis yang sama, yaitu MORAL.
Umumnya apa yang baik atau buruk menurut etika, juga dipandang sama oleh hukum.Tetapi hukum tdk mengurusi hal-hal kecil dan sepele.
Pelanggaran etika ringan belum mengancam publik (shg tidak perlu diregulasi dan diberi sanksi hukum), sebab masyarakat masih bisa mengatasi tanpa menimbulkan keos.
Pelanggaran Etika Ringan:- tidak Mengandung
pelanggaran Hukum- dikenai Sanksi Etika saja
Pelanggaran Etika Berat (Morally Wrong):- mengandung pelangga-
ran Hukum selain Etika- dikenai Sanksi Etika dan
Sanksi Hukum
PELANGGARAN ETIKA
Pelanggaran Hukum Disiplin (Legally Wrong)
SANKSI Sanksi Etika:Berupa kata, bahasa, isyarat (mis: cemohan) atau perlakuan tertentu (mis: pengucilan); yg kesemuanya merefkesikan ketidaksenangan komunitasnya.
Sanksi Hukum:Hukum Pidana : hukuman badan atau
denda.Hukum Perdata: pemulihan hak (ganti
rugi).Hukum Disiplin : - didenda, - SIP dibekukan / dicabut.
ETIKA PROFESI
(PROFESSIONAL ETHICS)
ETIKA PROFESI
(PROFESSIONAL ETHICS)
MENGATUR BAGAIMANA SEHARUSNYA PARA DOKTER
BERSIKAP DAN BERTINDAK DALAM MELAKSANAKAN PROFESI
PROFESSIONAL ETHICS Merupakan applied ethics yg mengatur prilaku Dr dalam kaitannya dengan:
1.Pesakit yang datang membutuhkan pertolongan;
2.Patients (clients);
3.Health care team (co-workers);
4.Society (social context); dan
5.Profession.
KEWAJIBAN TERHADAP PESAKIT Ketika pesakit datang meminta
pertolongan, kewajiban Dr mulai muncul, a.l:1. Memperlakukan pesakit dgn
hormat sbg manusia bermartabat.
2.Tidak boleh membeda-bedakan
pesakityang datang berdasarkan:
- suku bangsa;- ras dan warna kulit;- agama atau kepercayaan;- pandangan politik; dll.
KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN 1. Memberikan layanan medis yang
benar dan sesuai standar;2. Konsul (consultation only) ke Dr lain;3. Referral (consultation with
management) ke Dr lain;
4. Menghormati hak pasien (termasuk HAM);
5. Menghormati kerahasiaan medis pasien;
6. Memberikan informasi yg jelas dan benar.
7. Menghormati hak pasien utk mendapatkan second opinion, dll.
KEWAJIBAN TERHADAP TIM Dr tidak mungkin dapat bekerja
sendirian.Dr perlu bantuan Dr lain, perawat, bidan, dll.Kewajiban Dr terhadap mereka antara lain: 1. Tidak menjatuhkan anggota tim lain
agar pasien lebih mempercayainya.2. Mengingatkan dan membetulkan
manakala ada anggota tim melakukan
kesalahan.3.Tidak menafikan jasa anggota tim lain.4.Tidak boleh menyalahkan anggota tim
lain di depan pasien, dll.
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
1. Jujur & bersikap terbuka kpd
masyarakat.2. Mengingatkan masyarakat bila
ditemukan hal-hal yg dapat mengancam masyarakat.
4. Melakukan upaya yang pantas untuk ikut
menyesaikan problem kesehatan yang
dialami masyarakat.3.Mampu meletakkan garis
keseimbangan yang adil antara social right dgn
individual right, atau antara social interest dgn individual interest.
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
Antara lain:1.Konsisten terhadap profesi medis.2.Tidak menggunakan metode
pengobatan lain selain ilmu kedokteran
moderen.3.Selalu meningkatkan ilmu dan
ketrampilan klinis agar bisa memberikan layanan medis
sebaik-baiknya kepada pasien.4. Ikut mengembangkan ilmu dgn
melakukan penelitian.
5.Dan lain-lain.
ETIKA KLINIK(CLINICAL ETHICS)
ETIKA KLINIK(CLINICAL ETHICS)
SALAH SATU KEWAJIBAN TERPENTING DOKTERDALAM KEDOKTERAN KLINIK
ADALAH
MELAKUKAN PENGELOLAAN KLINIK
(CLINICAL CASE MANAGEMENT)
DENGAN
MEMPERHATIKAN CLINICAL ETHICS !!!
SALAH SATU KEWAJIBAN TERPENTING DOKTERDALAM KEDOKTERAN KLINIK
ADALAH
MELAKUKAN PENGELOLAAN KLINIK
(CLINICAL CASE MANAGEMENT)
DENGAN
MEMPERHATIKAN CLINICAL ETHICS !!!
CLINICAL ETHICS
Merupakan disiplin praktis yang menyediakan pendekatan terstruktur guna mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan isu-isu etik dalam kedokteran klinik.Acuan dasarnya:1. Medical Indication.2. Patient Preferences (mis: DNR). 3. Quality of Life.4. Contextual Features.
(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)
CLINICAL CASE MANAGEMENTTrilogy of clinical case management meliputi:
1.Diagnosis:mengenali penyebab gejala dan menentukan
apa jenis penyakitnya.2.Treatment:
menghilangkan gejala, membuat nyaman kembali
dan merestorasi sense of well-being. 3.Prognosis:
estimasi sejauh mana pasien akan menderita sakit disebabkan oleh kondisinya yang sekarang, baik dgn atau tanpa pengobatan. (Curran, W, J)
DIAGNOSIS (1)
To diagnose patient means to identify the cause of symptom and to decide on the natural of the illness. (Gibbons, T, B)
Diagnosis merupakan pekerjaan dokter
yang paling sulit, meski dibantu dengan
peralatan canggih shg wajar jika sekali
waktu keliru.
DIAGNOSIS (2) DIAGNOSIS (2)
Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat
masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.
Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.
Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat
masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.
Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.
PENYEBAB MISDIAGNOSIS PENYEBAB MISDIAGNOSIS
1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)
Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan
MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,
kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!
1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)
Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan
MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,
kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!
HIGH TECHNOLOGY
Banyak alat diagnosis hi-tech sekarang ini guna membantu Dr dalam diagnosis.Tujuan utama alat baru adalah untuk:
a.meningkatkan akurasi.b.menurunkan ketidaknyamanan & risiko.b.memperluas cakrawala Dr dalam membuat
diagnosis. (Gibbons, T, B, 1980)
High-technology hanya dapat mengurangi, bukan menghilangkan angka kesalahan diagnosis !!!
PERLU DIBEDAKAN
1.Everyday crimes;2.Malpractice:
= professional misconduct;= unintentional (negligence);= tidak bersifat jahat.
3.Medico crime:- medico-patient crime;- medico-professional crime;- bersifat jahat.
MEDICO-CRIME
Medico-crime dibagi menjadi dua sub-katagori, yaitu:
a. medico-patient crime; b. medico-professional crime. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)
Medico-patient crime:o tindak pidana yang dilakukan oleh Dr thd pasiennya (mis: memperkosa, curi HP pasien).
Medico-professional crime:o tindak pidana yang dilakukan oleh Dr dgnmemanfaatkan status profesionalnya, a.l: altering medical records; misuse of prescription drugs; organ trafficking;abortion or euthanasia; etc. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)
SHIPMAN CASE
Harold Shipman, a General Practitioner: murdered more than 250 patients by lethal doses of diamorphine;falsified their medical records;falsified patient visiting books;unlawfully obtained and used controlled drugs;stole items of his victim’s jewellery; and falsified his last victim’s will (wasiat). (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)
PREVENTION
IS
STILL THE BEST DEFENS
AGAINST THE ACCUSATION
OF
MALPRACTICE
(Morris, Moritz)
MALPRACTICE PROPHYLAXIS Refuse to take the case (when you suspect medico-
legal trouble may develop). Never guarantee a cure.Watch the time factor, and watch the reverse time factor. Keep up with the advance of medicine. Do not be too advance. Do not experiment. Get the patient’s informed consent for all procedures. Good housekeeping. Employ at least ordinary skill and care at all times. When in doubt, seek consultations. Cooperate with your profession. Watch your patient relations. Watch your public relations. (Morris, Moritz)
MELINDUNGI DIRI
1. Mengabdi sesuai perannya;2. Memiliki Kompetensi & meningkatkan
diri;3. Disiplin dalam menjalankan profesi; 4. Patuh Etika, Hukum dan Sumpah;5. Bekerja sesuai clinical privilege dan standar pelayanan. 6. Menghormati hak-hak pasien (HAM).7. Komunikasi bagus.
TERIMA KASIH..