BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang
Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering
dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain
sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati
dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada
umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita
untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan
peptida. termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa,
pepton, polipeptida kecuali asam amino.
Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang
mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna
ungu. Reaksi positif tersebut terjadi karena adanya perubahan warna
menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara
cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang terjadi tergantung
adanya dari panjang ikatan peptida. Bila panjang berwarna ungu,
sebaliknya bila pendek berwarna merah muda.
Untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada bahan makanan
sehari- hari maka kami melakukan uji biuret pada beberapa bahan
makanan yaitu pada putih telur, ekstrak kentang, ekstrak daging sapi,
ekstrak daging ayamekstrak kerupuk udang, ekstrak tauge, ekstrak susu.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat ikatan peptida yang membentuk protein pada
putih telur, ekstrak kentang, ekstrak daging sapi, ekstrak daging
ayamekstrak kerupuk udang, ekstrak tauge, ekstrak susu?
1
C. Tujuan
Tujuan praktikum uji biuret dilakukan untuk :
1. Mahasiswa dapat menunjukkan atau membuktikan adanya ikatan
peptida yang membentuk protein.
D. Manfaat
Manfaat dengan melakukan praktikum ini untuk :
1. Mengetahui adanya ikatan peptide pada beberapa bahan makanan yang
sering dimakan.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Dalam tumbuh-tumbuhan protein teristimewa sekali terdapat dalam biji-
bijian dan khusus biji kacang-kacangan banyak mengandung protein. Pada
umumnya dalam protein selalu mengandumg unsur karbon, hydrogen, nitrogen
dan oksigen tapi ada juga protein yang mengandung belerang phosphor dan besi
protein yang pada umumnya terbentuk dari asam-asam alpha amino melalui reaksi
polimerisasi kondensasi dan sebagai hasilnya terbentuk suatu polipeptida yang
banyak mengandung ikatan peptida.
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa
akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun
protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi positif
tersebut terjadi dengan adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda
akibat terjadinya persenyawaan antara. Untuk itu, maka dilaksanakan uji Biuret
3
ini untuk Untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida termasuk hasil
hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, polipeptida kecuali asam amino.
4
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Rak tabung reaksi
d. Penjepit tabung reaksi
e. Gelas ukur
f. Vorteks
2. Bahan
a. Larutan protein (ekstrak kentang, daging ayam dan sapi, tauge,
kerupuk udang, susu, putih telur)
b. NaOH 10% dan CuSO4 0,01 M
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan larutan protein yang telah disediakan
2. Masukkan setiap larutan protein ke dalam tabung reaksi, masing-
masing sebanyak 3 ml
3. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 10% ke dalam setiap tabung reaksi
berisi setiap larutan protein, homogenkan dengan vorteks.
4. Masukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01 M, kemudian diaduk. Jika timbul
warna, tambahkan lagi 1-2 tetes CuSO4
5. Amati perubahan warna yang terjadi.
5
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 4.1 Uji Biuret 1
No Bahan Protein
yang Diuji Kegiatan
Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin putih telur
3 ml larutan albumin + 1 ml NaOH 10%
Albumin: tidak berwarna
NaOH tidak berwarna
Warna putih keruh
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: jernih
CuSO4 Biru muda
Warna biru +++ terdapat endapan ++++++
2 Ekstrak kentang
3 ml ekstrak kentang + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak kentang: coklat
NaOH tidak berwarna
Warna coklat
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: coklat
CuSO4 Biru muda
Warna hitam, terdapat endapan +
3 Ekstrak Daging Sapi
3 ml ekstrak daging sapi + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak daging sapi: jernih kemerahan
NaOH tidak berwarna
Warna putih kekuningan
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
CuSO4 Biru muda
Warna biru ++. Terdapat endapan ++
6
4 Ekstrak kerupuk udang
3 ml ekstrak kerupuk udang + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak kerupuk udang: putih keruh ++
NaOH tidak berwarna
Warna putih
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
CuSO4 Biru muda
Warna biru ++++, ada endapan +++
5 Ekstrak tauge
3 ml ekstrak tauge + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak tauge: kuning ++
NaOH tidak berwarna
Warna bening kekuningan
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
CuSO4 Biru muda
Warna biru +++++, ada endapan biru kehijauan ++++
6 Ekstrak susu
3 ml ekstrak susu + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak susu : putih ++
NaOH tidak berwarna
Warna putih
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
CuSO4 Biru muda
Warna biru +, ada endapan +++++
7
Tabel 4.1 Uji Biuret 2
No Bahan Protein
yang Diuji Kegiatan
Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin putih telur
3 ml larutan albumin + 1 ml NaOH 10%
Albumin: tidak berwarna
NaOH tidak berwarna
Warna jernih
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: jernih
CuSO4 Biru muda
Warna biru +
2 Ekstrak kentang
3 ml ekstrak kentang + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak kentang: coklat ++
NaOH tidak berwarna
Warna coklat
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: coklat
CuSO4 Biru muda
Warna kehitaman, terdapat endapan +
3 Ekstrak Daging ayam
3 ml ekstrak daging ayam + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak daging ayam : kuning muda ++
NaOH tidak berwarna
Warna kuning muda +
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: kuning muda
CuSO4 Biru muda
Warna biru ++++
4 Ekstrak kerupuk
3 ml ekstrak kerupuk udang + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak kerupuk udang: putih
Warna putih keruh +
8
udang keruh ++
NaOH tidak berwarna
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: putih keruh
CuSO4 Biru muda
Warna biru ++
5 Ekstrak tauge
3 ml ekstrak tauge + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak tauge: kuning ++
NaOH tidak berwarna
Warna kuning +
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: kuning
CuSO4 Biru muda
Warna biru +++
6 Ekstrak susu
3 ml ekstrak susu + 1 ml NaOH 10%
Ekstrak susu : putih ++
NaOH tidak berwarna
Warna putih +
Dihomogenkan dengan vorteks + 3 tetes CuSO4 0,01 M diaduk
Dihomogenkan dengan vorteks: putih
CuSO4 Biru muda
Warna biru
B. Analisis
Berdasarkan data pada tabel 4.1 Uji Biuret 1, dapat diketahui pada saat 3 ml
larutan albumin (tidak berwarna) + 1 ml NaOH 10% (tidak berwarna) setelah
dicampur menjadi putih keruh. Ketika dihomogenkan dengan vortex (jernih) + 3
tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi perubahan warna
menjadi (biru +++). 9
Pada saat 3 ml ekstrak kentang berwarna (coklat) + 1 ml NaOH 10 % (tidak
berwarna) setelahdicampur menjadi (coklat). ketika dihomogenkan dengan
vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi
perubahan warna menjadi hitam dan muncul endapan (+).
Pada saat 3 ml ekstrak daging sapi (jernih kemerahan) + 1 ml NaOH 10 %
(tidak berwarna) setelahdicampur menjadi (putih kekuningan). Ketika
dihomogenkan dengan vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda)
diaduk kemudian terjadi perubahan warna menjadi biru (++) dan muncul endapan
(++).
Pada saat 3 ml ekstrak kerupuk udang berwarna (putiih keruh ++) + 1 ml
NaOH 10 % (tidak berwarna) setelah dicampur menjadi (putih). Ketika
dihomogenkan dengan vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda)
diaduk kemudian terjadi perubahan warna menjadi (biru ++++) dan muncul
endapan (+++).
Pada saat 3 ml ekstrak tauge berwarna (kuning ++) + 1 ml NaOH 10 % (tidak
berwarna) setelahdicampur menjadi (kekuningan). Ketika dihomogenkan dengan
vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi
perubahan warna menjadi (biru +++++) dan muncul endapan (biru kehijauan +++
+).
Pada saat 3 ml ekstrak susu berwarna (putih ++) + 1 ml NaOH 10 % (tidak
berwarna) setelahdicampur menjadi (putih). Ketika dihomogenkan dengan vorteks
(jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi perubahan
warna menjadi (biru +) dan muncul endapan (+++++).
Berdasarkan data pada tabel 4.2 Uji Biuret 2, dapat diketahui pada saat 3 ml
larutan albumin (tidak berwarna) + 1 ml NaOH 10% (tidak berwarna) setelah
dicampur menjadi jernih. Ketika dihomogenkan dengan vortex (jernih) + 3 tetes
CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi perubahan warna menjadi
warna biru +.
10
Pada saat 3 ml ekstrak kentang berwarna (coklat ++) + 1 ml NaOH 10 %
(tidak berwarna) setelahdicampur menjadi (coklat). Ketika dihomogenkan dengan
vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi
perubahan warna menjadi (kehitaman) dan muncul endapan (+).
Pada saat 3 ml ekstrak daging ayam berwarna (kuning muda ++) + 1 ml
NaOH 10 % (tidak berwarna) setelahdicampur menjadi (kunig muda +). Ketika
dihomogenkan dengan vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda)
diaduk kemudian terjadi perubahan warna menjadi (biru ++++).
Pada saat 3 ml ekstrak kerupuk udang berwarna (putih ++) + 1 ml NaOH 10 %
(tidak berwarna) setelahdicampur menjadi (putih keruh +). Ketika dihomogenkan
dengan vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian
terjadi perubahan warna menjadi (biru ++).
Pada saat 3 ml ekstrak tauge berwarna (kuning ++) + 1 ml NaOH 10 % (tidak
berwarna) setelahdicampur menjadi (kuning +). Ketika dihomogenkan dengan
vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi
perubahan warna menjadi (biru +++).
Pada saat 3 ml ekstrak susu berwarna (putih ++) + 1 ml NaOH 10 % (tidak
berwarna) setelahdicampur menjadi (putih +). Ketika dihomogenkan dengan
vorteks (jernih) + 3 tetes CuSO4 0,01 M (biru muda) diaduk kemudian terjadi
perubahan warna menjadi (biru ).
11
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Percobaan 1
Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan
peptide. Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang
mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna
ungu. Pada pereaksi ini kemungkinan terbentuk senyawa kompleks antara
Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari gugus –NH ataupun gugus –CO
dan rantai peptide.
3 ml Albumin telur yang ditetesi 1 ml NaOH 10 % (dihomogenkan
dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M setelah itu
diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna biru +
++ dan terdapat endapan ++++++. Hasil yang diperoleh adalah larutan
berwarna biru +++ yang menandakan bahwa albumin telur tersebut tidak
mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa,CuSO4 bereaksi negatif
dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa albumin telur mengandung asam amino bebas atau ikatan
dipeptida. Asam amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif dengan uji
biuret.
3 ml ekstrak kentang yang ditetesi I ml NaOH 10 % (dihomogenkan
dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M setelah itu
diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna hitam
dan ada endapan + yang menunjukkan bahwa ekstrak kentang tersebut tidak
mengandung ikatan peptide. Dalam suasana basa,CuSO4 bereaksi negatif
dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemungkinan ekstrak kentang mengandung asam amino
bebas atau ikatan dipeptida atau bahkan tidak mengandung asam amino sama
sekali karena asam amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif dengan uji
biuret.
12
3 ml ekstrak daging sapi yang ditetesi 1 ml NaOH 10 %
(dihomogenkan dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01
M setelah itu diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan
berwarna biru ++ dan terdapat endapan ++. Hasil yang diperoleh adalah
larutan berwarna biru ++ yang menandakan bahwa ekstrak daging sapi
tersebut tidak mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa,CuSO4
bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa albumin telur mengandung asam amino
bebas atau ikatan dipeptida karena Asam amino bebas atau dipeptida bereaksi
negatif dengan uji biuret.
3 ml ekstrak kerupuk udang yang ditetesi 1 ml NaOH 10 %
(dihomogenkan dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01
M setelah itu diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan
berwarna biru ++++ dan terdapat endapan +++. Hasil yang diperoleh adalah
larutan berwarna biru ++++ yang menandakan bahwa ekstrak kerupuk udang
tersebut tidak mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa,CuSO4
bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak kerupuk udang mengandung asam
amino bebas atau ikatan dipeptida karena Asam amino bebas atau dipeptida
bereaksi negatif dengan uji biuret.
3 ml ekstrak tauge yang ditetesi 1 ml NaOH 10 % (dihomogenkan
dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M setelah itu
diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna biru +
++++ dan terdapat endapan biru kehijauan ++++. Hasil yang diperoleh adalah
larutan berwarna biru +++++ yang menandakan bahwa ekstrak tauge tersebut
tidak mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa,CuSO4 bereaksi
negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa ekstrak tauge mengandung asam amino bebas atau
ikatan dipeptida karena Asam amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif
dengan uji biuret.
13
3 ml ekstrak susu yang ditetesi 1 ml NaOH 10 % (dihomogenkan
dengan vorteks) kemudian ditambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M setelah itu
diaduk dan digoyangkan. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna biru +
dan terdapat endapan biru +++++. Hasil yang diperoleh adalah larutan
berwarna biru + yang menandakan bahwa ekstrak susu tersebut tidak
mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa,CuSO4 bereaksi negatif
dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa ekstrak susu mengandung asam amino bebas atau ikatan
dipeptida karena Asam amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif dengan
uji biuret.
Jadi pada percobaan 1 tidak ada yang mengandung ikatan peptide
karena uji biuret menunjukkan hasil yang negatif semua. Uji biuret yang
negatif menunjukkan bahwa kemungkinan asam amino yang terdapat pada
bahan uji adalah asam amino bebas.
B. Pembahasan percobaan 2
Albumin yang ditambah NaOH 10% dan divorteks, kemudian
ditambah 3 tetes CuSO4 0,1 M menjadi pink keunguan. Hal ini terjadi karena
CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua
atau lebih ikatan peptida, yaitu antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari
gugus –NH atau gugus –CU dari peptida, sehingga menghasilkan senyawa
kompleks warna pink keunguan.
Pada 3 tetes ekstrak kentang + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4,
menghasilkan reaksi yang negatif yaitu berwarna coklat kehitaman yang
menandakan bahwa ekstrak kentang tidak mengandung ikatan peptida. Dalam
suasana basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai
ikatan peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kemungkinan ekstrak kentang mengandung asam amino bebas atau dipeptida,
atau bahkan tidak mengandung asam amino karena asam amino bebas atau
dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
14
Pada 3 tetes ekstrak daging ayam + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4,
menghasilkan reaksi yang negatif yaitu berwarna biru (++++) yang
menandakan bahwa ekstrak daging ayam tidak mengandung ikatan peptida.
Dalam suasana basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak
mempunyai ikatan peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kemungkinan ekstrak daging ayam mengandung asam amino bebas
atau dipeptida, atau bahkan tidak mengandung asam amino karena asam
amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
Pada 3 tetes ekstrak tauge + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4,
menghasilkan reaksi yang negatif yaitu berwarna biru (+++) yang
menandakan bahwa ekstrak tauge tidak mengandung ikatan peptida. Dalam
suasana basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai
ikatan peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kemungkinan ekstrak tauge mengandung asam amino bebas atau dipeptida,
atau bahkan tidak mengandung asam amino karena asam amino bebas atau
dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
Pada 3 tetes ekstrak kerupuk udang + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes
CuSO4, menghasilkan reaksi yang negatif yaitu berwarna biru (++) yang
menandakan bahwa ekstrak kerupuk udang tidak mengandung ikatan peptida.
Dalam suasana basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak
mempunyai ikatan peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kemungkinan ekstrak kerupuk udang mengandung asam amino bebas
atau dipeptida, atau bahkan tidak mengandung asam amino karena asam
amino bebas atau dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
Pada 3 tetes susu + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4, menghasilkan
reaksi yang negatif yaitu berwarna biru (+) yang menandakan bahwa susu
tidak mengandung ikatan peptida. Dalam suasana basa CuSO4 bereaksi
negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan peptida. Dari hasil
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan Pada 3 tetes susu + 1
ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4, menghasilkan reaksi yang negatif yaitu
berwarna biru yang menandakan bahwa susu tidak mengandung ikatan
15
peptida. Dalam suasana basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang
tidak mempunyai ikatan peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kemungkinan susu mengandung asam amino bebas atau dipeptida,
atau bahkan tidak mengandung asam amino karena asam amino bebas atau
dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
Pada 3 tetes ekstrak putih telur + 1 ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4,
menghasilkan reaksi yang negatif yaitu berwarna biru (++) yang menandakan
bahwa ekstrak putih telur tidak mengandung ikatan peptida. Dalam suasana
basa CuSO4 bereaksi negatif dengan senyawa yang tidak mempunyai ikatan
peptida. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan
ekstrak putih telur mengandung asam amino bebas atau dipeptida, atau
bahkan tidak mengandung asam amino karena asam amino bebas atau
dipeptida bereaksi negatif dengan uji biuret.
Jadi pada percobaan 2 juga tidak ada yang mengandung ikatan peptide
karena uji biuret menunjukkan hasil yang negatif semua. Uji biuret yang
negatif menunjukkan bahwa kemungkinan asam amino yang terdapat pada
bahan uji adalah asam amino bebas.
16
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan uji praktium
biuret antara lain putih telur, ekstrak kentang, ekstrak daging sapi, ekstrak daging
ayam, ekstrak kerupuk udang, ekstrak tauge, ekstrak susu tidak ada yang
mengandung ikatan peptida.
B. Saran
Untuk praktikum selanjutnya praktikan diharapkan agar lebih hati- hati dalam
melakukan vorteks pada bahan uji.
17
DAFTAR PUSTAKA
Isnawati . 2009. Biokimia. Surabaya:Unesa University Press.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Yazid, Estien, Lisda nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: Andi
Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara.
Jakarta
Jalip, IS. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi kesatu. Laboratorium Kimia
Universitas Nasional. Jakarta
18
DISKUSI
Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein
telah selesai?
Jawab :
Uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui hidrolisis protein telah
selesai karena uji biuret dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida. Ikatan
peptide dapat diketahui jika protein telah terhidrolisis sempurna menjadi
monomer- monomer yang ikatan peptidenya lepas.
19
LAMPIRAN
Cambah Daging
Kentang Krupuk
Susu Telur
Tauge
20
Ekstrak daging sapi ekstrak daging + NaOH+CuSO4
Ekstrak touge ekstrak touge + NaOH+CuSO4
Ektrak kentang ekstrak kentang + NaOH+CuSO4
Ekstrak krupuk udang ekstrak krupuk udang + NaOH+CuSO4
21
Ekstrak telur ekstrak telur + NaOH+CuSO4
Ekstrak susu ekstrak susu + NaOH+CuSO4
22
Pembanding
23
Recommended