33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Geger Bintang Gunung Putri merupakan sebuah objek wisata yang terletak
di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Jayagiri Lembang sekitar 19 KM di
utara Kota Bandung. Objek wisata ini berada di kawasan hutan Perum Perhutani
RPH Lembang, BKPH Lembang KPH Bandung Utara dengan ketinggian sekitar
1587 meter diatas permukaan air laut (mdpl) dengan keadaan udara yang dingin dan
sejuk. Objek wisata ini juga dikenal karena keindahan alam dan terdapat tugu
SESPIM di puncaknya. Pada waktu pagi hari terdapat sunrise yang indah tidak
kalah indah dengan sunset disore harinya. Jika cuaca sedang cerah maka dapat
terlihat citylight Kota Lembang dan Bandung. Selain itu terdapat daya tarik historis
yaitu terdapat benteng peninggalan Belanda.
Untuk menuju kawasan wisata wisata Geger Bintang Gunung Putri
wisatawan dapat memilih beberapa jalur, jika menggunakan kendaraan pribadi
maka dapat ditempuh melalui jalur Bandung-Ledeng-Lembang, atau menggunakan
ruas Jalan Ir. H. Juanda menuju kawasan Dago Giri yang akan keluar di kawasan
Pasar Lembang, selanjutnya menuju arah Subang. Apabila menggunakan
kendaraaan umum kita dapat menggunakan angkutan kota Stasiun Hall-Lembang,
kemudian dilanjutkan dengan angkutan kota jurusan Lembang-Cikole dan berhenti
didepan Hotel Augusta dan dilanjutkan menggunakan ojeg menuju Geger Bintang
34
Gunung Putri. Harga tiket masuk taman wisata Geger Bintang Gunung Putri adalah
sebesar Rp.7.500, retribusi berkemah sebesar Rp. 17.500, parkir untuk kendaraan
roda 2 sebesar Rp.5000 dan roda 4 sebesar Rp.10.000.
3.2. Cakupan Penelitian
Responden dari penelitian ini adalah pengunjung atau wisatawan yang
datang ke objek wisata Geger Bintang Gunung Putri. Langkah langkah dalam
penelitian ini adalah :
1. Menyusun stategi sampling dan pengumpulan data
2. Focus Group Discussion
3. Desain Kuisioner
4. Menentukan model penelitian yang akan di gunakan.
5. Melakukan survey.
6. Penginputan data
7. Mengestimasi model yang telah dibuat
8. Mengestimasi Willingness to Pay serta faktor daya tarik di Objek Wisata
Geger Bintang Gunung Putri.
3.2.1. Kerangka Sampling
Sebelum penentuan jumlah sampel maka kita harus mengetahui jumlah
populasi dari objek penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini merupakan
jumlah wisatawan yang yang mendatangi Geger Bintang Gunung Putri. Teknik
pengambilan jumlah sampel menggunakan sample random sampling, yaitu
35
responden memiliki peluang yang sama untuk dipilih dalam pengambilan sampel.
Dalam penelitian ini responden yang dipilih adalah orang yang sedang melakukan
kegiatan wisata di objek wisata Geger Bintang Gunung Putri Lembang. Sampel
yang diambil harus betul betul representatif, menurut Husein Umar (2004 : 78)
Rumus untuk menghitung jumlah sampel adalah :
n =N
1 + N𝑒2
(3.1)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e2 = Standar Error, umumnya, 1%,5%,10%
Populasi dalam penelitian ini ojek wisata Geger Bintang Gunung Putri
adalah sebesar 42.000. sehingga jumlah sampel minimal untuk penelitian ini
adalah :
n =42.000
1+(42.000x(0,12)= 100 (Pembulatan)
(3.2)
Berdasarkan hasil dari rumus Slovin yang diaplikasikan ke dalam penelitian
ini, dengan minimum sampel berjumlah 100 responden maka diambil responden
sebanyak 150 responden.
36
3.2.2. Focus Group Discussion
Focus group discussion pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 7
Oktober 2018 yang dihadiri oleh pengurus objek Wisata Geger Bintang Gunung
Putri. Kegiatan focus group discussion ini bertujuan untuk mendapatkan variabel
variabel faktor daya tarik di objek wisata Geger Bintang Gunung Putri sebagai
objek penelitian. Objek wisata Geger Bintang Gunung Putri merupakan objek
wisata yang sedang populer untuk para pendaki melakukan hiking dan camping
ataupun hanya untuk menikmati sejuknya Lembang. Objek wisata ini merupakan
objek wisata unggulan Perum Perhutani KPH Bandung Utara yang berdiri sejak
tahun 2016. Tidak hanya menawarkan keindahan alam namun memiliki nilai
sejarah berupa benteng peninggalan Belanda. Berdasarkan fokus Group Discussion
yang dilakukan dengan pihak pengelola didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Keindahan alam dapat dilihat dari sunrise, sunset serta citylight pada malam hari.
2. Terdapat peninggalan sejarah berupa Benteng Belanda dan Tugu Sespim di
puncaknya yang masih dipertahankan keasliannya serta masih erat kaitan dengan
Legenda populer Jawa Barat yaitu, Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu.
3. Fasilitas penunjang berupa Mushola, tempat parkir, camping ground, toilet,
kantor informasi serta pelayanan kebersihan dibersihkan setiap sore hari.
4. Kesejukan udara ditambah dengan area camping ground yang menghadap
langsung ke arah Kota Lembang dan Kota Bandung.
37
5. Harga yang ditawarkan dapat bersaing, termasuk tiket masuk, parkir, serta tiket
camping.
6. Terdapat banyak spot untuk fotografi, seperti spot berupa lambang cinta dan
kupu-kupu
7. Terdapat beberapa warung yang dapat digunakan untuk pengunjung yang tidak
membawa bekal makanan.
8. Terdapat papan interpretasi wahana di Gegeger Bintang Gunung Putri
3.2.3. Desain Kuesioner
Kuesioner merupakan pertanyaan-pertanyaan diisi oleh responden untuk
kepentingan penelitian. Penyebaran dilakukan dengan cara langsung diberikan
kepada responden. Pembuatan kuesioner untuk memudahkan responden dalam
mengisi data dan memudahkan dalam mengolah data tersebut. Desain kuesioner
yang digunakan menggunakan pertanyaan-pertanyaan dengan bahasa yang mudah
di pahami oleh responden. Desain kuesioner digunakan untuk mengatur arah
pertanyaan dan pernyataan yang terdapat dalam isi kuesioner, mulai tahap awal
sampai akhir. Kuesioner akan dibuat secara singkat padat serta jelas.
Kuesioner menjadi 2 bagian yaitu kuesioner karakteristik individu
mengenai sosio-ekonomi wisatawan, biaya perjalanan dan pengeluaran responden
dan mengenai penilain pengunjung terhadap faktor faktor daya tarik. Pertanyaaan
untuk responden seperti pertanyaan pendapatan, biaya perjalanan, serta
pengeluaran di Geger Bintang Gunung Putri, menggunakan pertanyaaan yang
tertutup dan semi tertutup.
38
3.2.4 Analisis Faktor
Analisis faktor menurut Santoso Singgih dalam (Adi, 2008) adalah analisis
sejumlah variabel yang saling berhubungan, sehingga dapat dibuat variabel baru
atau lebih sedikit dari variabel semula. Namun dapat menginterpretasikan variabel
utama. Menurut Hauser dan Koppelman dalam (malhora, 1981) analisis faktor
mempunyai tiga kelebihan jika dibandingan dengan alat analisis statistik lain dalam
hal mereduksi data, yaitu mampu dalam memprediksi faktor yang dihasilkan, lebih
mudah dalam menginterpretasikan hasil pengelompokan data dan mudah dalam
mereduksi data. Terdapat enam kriteria dalam menentukan optimal atau tidaknya
faktor-faktor yang dihasilkan :
1. Eigenvalue merefleksikan besarnya varians pada masing-masing faktor,
dimana faktor dengan eigenvalue satu atau lebih dinyatakan dapat
dipertahankan dan dianalisis lebih lanjut.
2. Factor loading merupakan angka yang menunjukkan kuatnya hubungan antara
variabel yang berkaitan dengan faktor yang merepresentasikannya tidak kurang
dari 0,3.
3. Persentase total varians atas setiap faktor yang dihasilkan tidak kurang dari
60% keseluruhan varians yang ada.
4. Test of fit dari model principle component dalam mereduksi data menghasilkan
uji chi-kuadrat yang signifikan pada taraf 0,05 (5%).
5. Metode rotasi faktor yang akan digunakan merupakan metode rotasi paling
umum, yaitu varimax.
39
6. Faktor-faktor yang baru kemudian dieksplorasi untuk memudahkan intepretasi
atau diberikan nama faktornya.
3.2.5. Travel Cost Method
Metode biaya perjalanan atau travel cost methode dalam penelitian ini
karena dapat menilai barang yang tidak memiliki harga seperti objek rekreasi
(Hufschmidt, Lucking & T, 1991). Informasi yang didapat akan dianalisis,
kemudian data yang dihasilkan akan diregres dengan variabel dependen, yaitu
intensitas kunjungan yang di pengaruhi oleh biaya perjalanan dan berbagai variabel
sosial ekonomi lainnya. Karakter sosioekonomi dan yang berhubungan terhadap
perjalanan pengunjung :
1. Jumlah kunjungan wisata Geger Bintang Gunung Putri
Jumlah kunjungan wisata Geger Bintang Gunung Putri menunjukan yang
dilakukan oleh individu selama satu tahun terakhir ke objek wisata Geger
Bintang Gunung Putri.
2. Biaya Perjalanan
Variabel yang menunjukan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung setiap kali mengunjungi ke objek wisata Geger Bintang Gunung
Putri. Ortacesime (2001) berasumsi bahwa biaya perjalanan hanya dapat
menggunakan beberapa biaya perjalanan yang akan digunakan oleh wisatawan.
Dalam penelitian ini variabel biaya perjalanan yang digunakan adalah biaya
perjalanan pergi-pulang dari daerah asal wisatawan ke objek wisata Geger
Bintang Gunung Putri.
3. Pendapatan Pengunjung
40
Pendapatan pengunjung adalah pendapatan perbulan pengunjung objek
wisata Geger Bintang Gunung Putri atau uang saku pengunjung per bulan.
4. Usia Responden
Umur dari pengunjung yang datang ke objek wisata Geger Bintang Gunung
Putri.
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan pendidikan terakhir atau tingkat pendidikan
yang sedang ditempuh oleh responden.
6. Jarak tempuh menuju lokasi Objek wisata
Jarak tempuh yang dilalui oleh responden dari daerah asal menuju lokasi Objek
wisata Geger Bintang Gunung Putri yang diukur dengan satuan kilometer.
Dengan fungsi umum yang terdapat pada metode individual travel cost
method (persamaan 2.1), maka fungsi permintaan dalam penelitian ini dibentuk
dengan model regresi yaitu :
V =β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + ε
(3.2)
Keterangan :
V = Jumlah kunjungan per tahun ke objek wisata Geger Bintang Gunung Putri
X1 = Biaya perjalan individu ke objek wisata Geger Bintang Gunung Putri
X2 = Total Pendapatan per bulan
X3 = Usia responden
X4 = Tingkat pendidikan
X5 = Jarak tempuh ke objek wisata Geger Bintang Gunung Putri
Β 0 = Konstanta
β1-β5 = Koefisien regresi
ε = Error term
41
3.2.5.1 Surplus Konsumen
Surplus konsumen menurut Samuelson dan Nordhaus dalam (Djijono,
2002) terdapatnya manfaat atau keuntungan yang dirasakan konsumen dimana
mengacu pada hukum utilitas marginal yang semakin menurun, karena konsumen
membayar untuk tiap unit berdasarkan nilai unit terakhir.
1. Individual consumer surplus :
CSi=1
−𝛽𝑋1
(3.3)
CSi = Consumer surplus setiap pengunjung per perjalanan
−𝛽𝑋1= Kemiringan dari fungsi permintaan atau koefisien dari variabel 𝛽𝑋1 (Biaya
Perjalanan Individu )
2. Total Consumer Surplus (Anual recreational use value) objek wisat Geger
Bintang Gunung Putri Lembang
TCSgbgp = Csi x TKgbgp
3.4
Keterangan
TCSgbgp = Total Consumer surplus untuk objek wisata Alam Geger Bintang
Csi = Consumer surplus setiap pengunjung per perjalanan
TKgbgp = Jumlah total kunjungan dalam satu tahun periode tertentu
3.2.5.2 Willingness to Pay
Pearch dan Morran dalam (Djijojo, 2002) mengungkapkan bahwa
willingness to pay atau kesediaan membayar menggambarkan berapa besar jumlah
42
yang individu keluarkan untuk mendapatkan seluruh manfaat wisata dari objek
wisata.
WTP = Csi + meanX1
(3.5)
Keterangan :
WTP : Willingness to pay pengunjung dalam berkunjung ke objek wisata
Geger Bintang
CSi : Surplus konsumen pengunjung ke Objek Wisata Geger Bintang
meanX1 : Rata Rata biaya perjalanan yang dikeluarkan menuju Objek Wisata
Geger Bintang Gunung Putri.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di objek wisata Geger Bintang Gunung Putri
Lembang Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat. Pengumpulan dilakukan pada
tanggal 15-23 Desember 2018.
3.4.Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer di peroleh melalui penyebaran kuesioner dan focus group discussion .
Data Primer yang dibutuhkan adalah karakter sosio-ekonomi pengunjung, faktor
daya tarik pengunjung, biaya perjalanan, jarak tempuh, serta penilaian pengunjung
terhadap objek wisata Geger Bintang Lembang. Data sekunder yang digunakan
diperoleh dari studi literatur berbagai jurnal ilmiah, buku, instansi terkait, penelola
objek wisata. Data sekunder yang dibutuhkan adalah jumlah kunjungan wisata
43
tahunan, gambaran umum lokasi, wisata, serta informasi lain yang mendukung
penelitian.
Sebelumnya dilakukan penyebaran kuesioner yang sebenarnya, maka
dilakukan uji coba terhadap 30 orang wisatawan yang berkunjung ke objek wisata
Geger Bintang Gunung Putri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan
kesalahan dalam kuesioner yang dapat menimbulkan ketidak valid-an data.
Kesimpulan setelah dilakukan adanya uji coba, seluruh pertanyaan valid dan
reliabel.
3.5.Metode Pengolahan Data
Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Metode Pengolahan Data
Tujuan Penelitian Metode Analisis Data
Bagaimana karakteristik pengunjung
objek wisata Geger Bintang Gunung
Putri ?
Analisis Deskriptif kualitatif menggunakan
Ms. Excel
Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi daya tarik wisatawan
ke objek wisata pengunjung objek
wisata Geger Bintang Gunung Putri ?
Analisis Faktor dengan menggunakan Ms.
Excel dan SPSS
Berapa willingness to pay pengunjung
ke objek wisata pengunjung objek
wisata Geger Bintang Gunung Putri ?
Metode Travel Cost Method melalui
pendekatan Individual Travel Cost Method
untuk mengetahui willingness to pay
menggunakan Ms. Excel dan STATA 14
Selanjutanya menurut Sekaran dan Bougie (2010) tahap-tahap pengolahan
data meliputi kegiatan sebagai berikut :
44
1. Editing
Editing merupakan pemeriksaan data yang telah terkumpul yang
bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode pada setiap data
dalam katergori yang sama. Berikut coding untuk penelitian ini :
Tabel 3.2 Coding Operasional Indikator
Item Angket Indikator
P1 Keindahan alam dan pemandangan
P2 Keadaan cuaca
P3 Cahaya Matahari di Kawasan Geger Bintang
P4 Kesejukan udara di Kawasan Geger Bintang
P5 Pemandangan di Kawasan Geger Bintang
P6 Melihat sunrise di kawasan Geger Bintang
P7 Melihat sunset di kawasan Geger Bintang
P8 Melihat city light di kawasan Geger Bintang
P9 Fotografi di kawasan Geger Bintang
P10 Benteng Belanda
P11 Mushola
P12 Camping Ground
P13 Kondisi jalan menuju Geger Bintang
P14 Harga
P15 Kemudahan akses dan Informasi
P16 Pelayanan Pengelola
P17 Kondisi lahan parker
P18 Kondisi toilet
P19 Kondisi Mushola
P20 Kantor Informasi
3. Tabulasi
Tabulasi merupakan proses perhitungan data dan penyajian data
dalam bentuk tabel agar memudahkan pembacaan hasil penelitian.
45
3.6.Metode Pengujian
Uji Validitas
Validitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk memberikan nilai
suatu variabel, seperti pernyataan Juanda dalam (Susilowati, 2009). Dalam
penelitian ini uji validitas menggunakan SPSS 25 dengan uji pearson. Menurut
(Sugiyono, 2008) langkah-langkah uji validitas adalah:
1. Menentukan hipotesis
Ho: skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor
Hi: skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor
2. Menentukan nilai rtabel dari tabel r
Untuk degree of freedom, jumlah responden N-2.
3. Mencari rhitung/rhasil
Dalam penelitian ini rhasil dapat dilihat pada kolom corrected item-total
correlation pada hasil SPSS
4. Mengambil keputusan
Jika rhasil positif, serta rhitung > rtabel, maka variabel tersebut valid
Jika rhasil tidak positif, serta rhasil < rtabel, maka variabel tersebut tidak
valid.
Berdasarkan hasil uji validitas setiap pertanyaan dalam kuesioner dengan
jumlah sampel sebanyak 30 responden mengenai faktor faktor daya tarik objek
wisata Geger Bintang Gunung Putri didapatkan rata rata nilai koefisien korelasi
sebesar 0,3826 lebih besar dari r tabel (N(30)-2=28) 3.610 yang berarti positif dan
46
disimpulkan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan valid dan dapat diteliti lebih
lanjut. Berikut tabel hasil uji validasi :
Tabel 3.3 Uji Validasi
No Indikator Pertanyaan Koefisien
Korelasi
Keterangan
1. Keindahan alam dan pemandangan 0,565 VALID
2. Keadaan cuaca 0,688 VALID
3. Cahaya Matahari di Kawasan Geger
Bintang
0,617 VALID
4. Kesejukan udara di Kawasan Geger
Bintang
0,669 VALID
5. Pemandangan di Kawasan Geger Bintang 0,647 VALID
6. Melihat sunrise di kawasan Geger Bintang 0,566 VALID
7 Melihat sunset di kawasan Geger Bintang 0,641 VALID
8. Melihat city light di kawasan Geger
Bintang
0,548 VALID
9. Fotografi di kawasan Geger Bintang 0,486 VALID
10. Benteng Belanda 0,463 VALID
11. Mushola 0,637 VALID
12. Camping Ground 0,501 VALID
13. Kondisi jalan menuju Geger Bintang 0,430 VALID
14. Harga 0,401 VALID
15. Kemudahan akses dan Informasi 0,436 VALID
16. Pelayanan Pengelola 0,689 VALID
17. Kondisi lahan parker 0,730 VALID
18. Kondisi toilet 0,707 VALID
19. Kebersihan 0,461 VALID
20 Keamanan 0,596 VALID
Sumber : Hasil olahan data Primer 2018
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juanda dalam (Susilowati, 2009) reliabilitas merupakan ukuran
untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai
pengukuran yang konsisten. (Sugiyono, 2008) mengatakan reliabilitas diuji
menggunakan teknik alpha cronbach. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien
reliabilitas berkisar antara 0 –1 yang mana semakin mendekati 1 semakin reliabel,
47
namun hal ini tidak dapat terjadi karena manusia sebagai subjek penelitian memiliki
potensi kekeliruan. Langkah-langkah dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
Ho: data reliabel
Hi: data tidak reliabel
2. Menentukan rtabel
Untuk degree of freedom dengan nilai alpha > 0,60
3. Mencari ralpha
ralpha dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted pada
aplikasi SPSS
4. Jika ralpha positif, serta ralpha > rtabel, maka variabel tersebut reliabel
Jika ralpha tidak positif, serta ralpha < rtabel, maka variabel tersebut tidak
Reliabel.
Tabel 3.4 Case Processing Summary
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Tabel 3.5 Reability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,890 20
48
Berdasarkan tabel 3.3 case processing summary diketahui bahwa
pertanyaan yang diajukan kepada responden memiliki validasi sebesar 100%.
Sementara untuk tabel 3.4 reability statistics memiliki nilai sebesar 0,890 yang
menunjukan nilai lebih dari 5% yaitu sebesar 0,553 atau lebih besar dari 0,60.
3.6.3 Pemenuhan Asumsi Uji Klasik
Menurut Firdaus dalam (Mutty, 2015) pemenuhan asumsi uji klasik yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model. Adapun
beberapa pengujian statistik yang dilakukan, yakni:
1. Uji Statistik t
Menurut Gujarati, 1998, uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien
regresi dengan ordinary least square (OLS) yang diperoleh berpengaruh nyata
atau tidak terhadap variabel independen lainnya. Prosedur pengujiannya adalah:
1) Perumusan hipotesis,
2) H0 : bi = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel tidak bebasnya (Yi)
3) H1 : bi ≠ 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel
tidak bebasnya (Yi)
4) Perhitungan t-stat menggunakan formulasi, tstat=𝛽1−𝛽0𝑆𝐸(𝛽1)
5) Membandingkan t-statistik dengan t-tabel pada tingkat α = 5%
6) Jika t-statistik > t-tabel, maka H0 ditolak, artinya variabel independen
mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya. Uji t juga dapat dilakukan
menggunakan software STATA dengan melihat nilai p-value dari masing-
masing variabel independen, apabila memiliki nilai yang lebih kecil dari
49
tingkat signifikansi dapat diartikan masing-masing variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
2. Uji Statistik F
Menurut Gujarati, 1998 uji statistik F merupakan pengujian koefisien
regresi secara keseluruhan dengan menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model memiliki pengaruh secara bersamaan
terhadap variabel dependen. Berikut langkah-langkah pengujian statistik F:
1) Perumusan hipotesis
H0 :β1=β2= β3= β4= β5= β6= 0
H1 :β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠β6 ≠0
2) Perhitungan nilai F-statistik
3) Membandingkan t-statistik dengan t-tabel pada tingkat α = 5%
4). Jika F-statistik > F-tabel, maka H0 ditolak, artinya paling tidak ada satu
variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya.
Uji F juga dapat dilakukan menggunakan software STATA dengan melihat
nilai Prob > F dari tingkat signifikansi 1% paling tidak, ada beberapa variabel
independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen.
3. Uji Multikolinearitas
Keadaan dari hubungan linear yang berkolerasi tinggi diantara sebagian atau
seluruh variabel independen dalam sebuah model regresi disebut multikolinearitas.
Menurut Parsons dalam (Susilowati, 2009) Multikolinearitas muncul jika dua atau
lebih variabel (atau kombinasi variabel) bebas berkorelasi tinggi antara variabel
50
satu dengan yang lainnya, seperti ketika R2 sangat tinggi mendekati nilai 1 dengan
tidak adanya koefisien regresi secara signifikan berdasarkan uji t konvensional.
Menurut (Gujarati, 1998) untuk mendeteksi masalah multikolinearitas adalah
melihat output hasil software STATA 14 dengan command corr, yang apabila nilai
lebih dari 0,8 maka terdapat multikolinearitas dalam model tersebut.
4. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi dari model regresi linear adalah ragam sisaan (εi) sama atau
homogen seperti yang dikatakan Firdaus dalam (Susilowati, 2009). Jika ragam
sisaan tidak sama atau Var (εi) = E(εi2) = σi2 untuk tiap pengamatan ke-1 dari
variabel-variabel bebas dalam model regresi, maka terdapat masalah
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat
menggunakan metode grafik, uji Park, uji Gleiser, uji Breusch-Pagan, uji Goldfield-
Quadant ataupun white test. Untuk penelitian ini penulis menggunakan command
hettest pada software STATA 14.