13
BAB III
METODOLOGI PEMELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian antara lain populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan.
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research).
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya pengaruh hasil belajar
matematika menggunakan model pembelajaran Circuit Learning pada mata
pelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari
05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Menurut Ratu (2010), desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah
two group pretest post-test design dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1 Two Group Pretest Post-test Design
Keterangan:
T1 : Tes 1 (pretest)
KE : Perlakuan menggunakan model Circuit Learning
KK : Perlakuan menggunakan metode mekanistik
T2 : Tes 2 (post-test)
Dari desain gambar di atas dapat dilihat bahwa T1 merupakan tes awal
(pretest) yang diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan model Circuit
T1 KE T2
T1 KK T2
14
Learning (KE) yang akan diketahui hasilnya pada T2 (post-test). Sedangkan
untuk T1 di bawah sama merupakan tes awal yang diberikan pada kelompok
kontrol menggunakan metode konvensional (KK) sehingga akan diketahui
hasilnya pada T2 (post-test).
3.1.2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 05 yang beralamat di
Jalan Hasanudin No. 83 Kecamatan Sidomukti Salatiga pada semester II tahun
ajaran 2013/2014. Penelitian dilakukan di Kelas IV sebagai kelas eksperimen
sekaligus kelas kontrol. Disini kelas dibagi menjadi dua kelompok besar yang
masing-masing kelompok beranggotakan 22 siswa sebagai kelas eksperimen dan
21 siswa yang lain sebagai kelas kontrol.
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan
Uraian Kegiatan
1 5 Mei 2014 Uji validitas instrumen pretest di SDN Toroh 1
Kabupaten Grobogan.
2 13 April 2014 Uji validitas instrumen post-test di SDN Toroh
1 Kabupaten Grobogan.
3 12 Mei 2014 Pembelajaran konvensional di SDN
Mangunsari 05 kelas IV pertemuan I.
4 15 Mei2014 Pembelajaran Model Circuit Learning di SDN
Mangunsari 05 kelas IV pertemuan I.
5 19 Mei 2014 Pembelajaran konvensional di SDN
Mangunsari 05 kelas IV pertemuan II.
6 22 Mei 2014 Pembelajaran Model Circuit Learning di SDN
Mangunsari 05 kelas IV pertemuan II.
3.2. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai seorang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain.
Kata variabel berasal dari bahasa Inggris “variable” yang berarti faktor yang tak tetap atau
15
berubah-ubah. Variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas, kuantitas,
mutu standar, dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel, menurut Tjalla (2008) dalam Rochman
(2011) yaitu variabel bebas (independent) adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh
variabel yang lain dan variabel terikat (dependent). Sedangkan menurut Sugiyono (2010)
mengatakan “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel dalam penelitian ini ada tiga yaitu dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu
variabel terikat (Y):
1. Variabel bebas (X), menurut Sugiyono (2010) “variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent”. Dalam penelitian ini ada dua
variabel bebas yaitu model Circuit Learning (X1), dan metode konvensional
(X2). Variabel ini yang menyebabkan munculnya pengaruh terhadap variabel
terikat (Y) atau stimulus X untuk Y.
2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Menurut Sigiyono
(2010) “variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen”. Variabel
ini muncul karena adanya perlakuan variabel bebas (X).
Dari pendapat itu dapat disimpulkan vahwa dalam penelitian ini terdapat variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y):
1. Variabel bebas (X) mempengaruhi terhadap munculnya variabel terikat (Y).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini ada dua, yaitu model pembelajaran
Circuit Learning (X1) dan metode konvensional (X2).
2. Variabel terikat (Y) muncul karena adanya perlakuan dari variabel bebas (X)
atau variabel terikat itu merupakan dampak yang ditimbulkan dari penerapan
variabel bebas.
Jadi antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) terjadi hubungan timbal
balik (X Y). Adapun untuk menerapkan variabel bebas (X1 dan X2), langkah-
langkahnya sebagai berikut:
16
Fase 1 (Pendahuluan)
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam
pembelajaran hari ini.
b) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uaraian kegiatan.
Fase 2 (Kegiatan Inti)
Eksplorasi
a) Melakukan tanya jawab tenteang topik yang dibahas.
b) Menempelkan gambar tenteng topik tersebut di papan tulis.
c) Mengajukan pertanyaan tentang gambar yang ditempel.
d) Menempelkan peta konsep yang telah dibuat.
e) Menjelaskan peta konsep yang telah ditempel.
f) Membagi siswa dalam beberapa menjadi kelompok.
Elaborasi
a) Siswa dalam kelompok membuat peta konsep.
b) Siswa melaksanakan presentasi peta konsep yang telah dibuat di depan kelas.
c) Siswa lain menanggapi dan mengomentari hasil presentasi kelompok lain.
Konfirmasi
a) Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang
bagus serta memberikan semangat kepada mereka yang belum dapat pujian
atau hadiah untuk berusaha lebih giat lagi.
b) Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa
menjadi lebih luas.
Fase 3 (Penutup)
a) Memancing siswa untuk membuat rangkuman.
b) Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
17
3.3. Populasi dan Sample Penelitian
3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri
Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
3.3.2. Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling, yaitu sebagian populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Kelas IV yang
berjumlah 43 siswa dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Sebanyak 22 Siswa
sebagai kelas eksperimen dan sisanya 21 siswa sebagai kelas kontrol.
3.4. Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
tes. (Arikunto,2005)
Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut : a) Menelaah
kurikulum/silabus yang digunakan, b) Membuat kisi-kisi soal pretest dan post-test, c)
Membuat butir soal, d) Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran, e)
Mengembangkan tes yang telah disusun untuk penyempurnaan lebih lanjut dengan
mengkonsultasikan tes yang telah disusun kepada dosen pembimbing dan guru matematika
yang bersangkutan agar mendapat pertimbangan, f) Dilakukan validasi soal, g)
Melaksanakan uji coba untuk melihat reliabilitas tes, h) Menggunakan instrument tes yang
disusun untuk penelitian. Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang
diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dimaksudkan untuk melihat apakah kelas
18
eksperimen dan kelas kontrol homogen, sedangkan tes akhir (post-test) dimaksudkan untuk
melihat pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar siswa khususnya kelas eksperimen
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen tes dalam penelitian ini sebagai post-test. Post-test digunakan untuk
mendapatkan data besarnya pengaruh penggunaan model pembelajaran circuit learning
dalam pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Butir soal akan diujicobakan ke kelas lain sebelum digunakan pada penelitian.
3.4.2.1.Soal Pretest
Tabel 3.2
Kisi-kisi soal Pretest
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Rumusan
Soal
Jumlah
7. Menggunakan
lambang
bilangan
romawi.
7.2. Menyatakan
bilangan cacah
sebagai bilangan
romawi dan
sebaliknya
7.2.1. Mampu
menyatakan bilangan
cacah sebagai
bilangan romawi.
2, 5, 6, 7, 10,
19,21,22
8
7.2.2. Mampu
menyatakan bilangan
romawi sebagai
bilangan cacah.
1, 3, 4, 8, 9,
11, 20, 23
8
7.2.3. Mampu
menerapkan bilangan
romawi dalam
kehidupan sehari-hari
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 24, 25
9
JUMLAH 25
19
3.4.2.2. Soal Post-test
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Rumusan
Soal
8. Memahami sifat
bangun ruang
sederhana dan
hubungan antar
bangun
8.1 Menentukan
sifat-sifat bangun
ruang
Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang (rusuk, sisi, titik
sudut)
1, 2, 4
Menentukan sifat-sifat bangun
kubus
3, 6, 14
Menentukan sifat-sifat bangun
balok
5, 9, 10
Menentukan sifat-sifat bangun
kerucut
8, 11, 12, 23
Menentukan sifat-sifat bangun
limas segitiga
6, 16, 7, 24
Menentukan sifat-sifat bangun
limas segiempat
5, 13, 22, 25
Mengaplikasikan bentuk
bangun ruang sederhana
dengan benda kongkrit
15, 18, 20, 21
Jumlah 25
3.5. Teknik Analisis Data
Proses menganalisis data yang dilakukan adalah analisistahap awal dananalisis tahap akhir.
Analisis tahap awal (uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji homogenitas) dan
analisis tahap akhir (pengujian hipotesisdengan uji t tes) diantaranya adalah sebagai berikut.
3.5.1. Uji Validitas
Validitas Instrument merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Sebelum melaksanakan penelitian, instrumen
yang telah dibuat diuji validitasnya untuk memperoleh data yang valid yang nantinya akan
digunakan dalam penelitian. Salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites. Tingkat validitas suatu
20
instrumen dapat diketahui dengan mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan
total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Tentang
kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrument, ada berbagai pendapat.
Menurut Arikunto (2005) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai
berikut:
- Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap
skor total (dinyatakan vaild).
- Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap
skor total (dinyatakan tidak valid).
Menurut Azwar (2011) batasan yang digunakan untuk menentukan validitas instrumen
dalam penelitian ini adalah 0,20. Batasan validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
r < 0,20 : Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected
item to total correlation ≥ 0,20. Pengujian validitas ini dibantu dengan menggunakan program
statistical product and service solution (SPSS) 20.0
3.5.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan serta konsistensi hasil pengukuran atau pengamatan bila
instrumen diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan terhadap data yang
diperoleh. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto 2003) Hal ini menunjukkan kemantapan alat ukur
atau instrumen dapat diandalkan atau memiliki konsistensi hasil. Untuk mengetahui reliabilitas
hasil penelitian, maka peneliti menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut :
21
( ) { ∑
}
Keterangan :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah item dalam instrumen
pi =
qi =
( – )
S2i = Varians total
Patokan yang digunakan:
0,00≤ rn < 0,20 : sangat rendah
0,21≤ rn < 0,40 : rendah
0,41 ≤ rn < 0,60 : cukup
0,61 ≤ rn < 0,80 : tinggi
0,81 ≤ rn < 1,00 : sangat tinggi (Sugiyono, 2009)
3.5.3. Uji Normalitas
Uji kenormalan sampel yang dikenal dengan nama uji Lilieford, misalkan mempunyai
sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2,…,xn. Berdasarkan sampel ini akan diuji Ho bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dengan melawan hipotesis tandingannya Ha
bahwa sampel berdistribusi tidak normal. Untuk pengujian Ho menempuh prosedur sebagai
berikut:
1) Dengan taraf signifikansi (α ) = 0,05
2) Statistik uji
L = max | F(Z1) – S(Z1) |
z1 =
Keterangan:
22
F(Z1) = P (Z Z1) : Z N (0,1)
S(Z1) = proposi cacah
Z1 = bilangan baku
= data hasil pengamatan
= rata-rata sampel
= simpangan baku sampel
3.5.4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah
sama atau tidak. Salah satu cara untuk menguji homogenitas adalah dengan menggunakan
levene’stest for equality variansces pada SPSS.20 for windows. Data di katakan homogen jika nilai
signifikan > 0,05. Pengujian homogenitas dilakukan setelah uji normalitas, dengan data uji
berdistribusi normal
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas yang diteliti memiliki varians
yang sama atau tidak. Menurut Santoso (2003) pengujian homogenitas mensyaratkan kedua data
harus berdistribusi normal. Jika kedua data dalam penelitian sudah memenuhi syarat yaitu
berdistribusi normal maka dapat dilakukan uji homogenitas.
Dalam penelitian ini jumlah kelas yang diteliti ada dua kelas. Setelah data homogen baru
diambil sampel dengan teknik cluster random sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas
(k>2) populasi dilakukan dengan menggunakan uji Barlett (Sudjana, 2002).
Langkah – langkah perhitungannya sebagai berikut:
1. Menghitung dari masing – masing kelas
2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
Langkah – langkah perhitungannya sebagai berikut:
1. Menghitung dari masing – masing kelas.
2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
= ∑( )
∑( )
3. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B= (log ) ∑( )
4. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (χ2) dengan rumus:
23
=(ln10) { B-∑( ) log }
Kriteria pengujian : Ho diterima jika χ2 hitung ≤ χ2 (1-α) (k-1), dimana χ2 kuadrat dengan
peluang (1-α) dan dk = (k-1) (Sudjana, 2002).
3.5.5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang diajarkan
menggunakan model circuit learning dan metode konvensional yang diterapkan pada SDN
Mangunsari 05 Kota Salatiga. Dalam satu kelas yang berjumlah 42 siswa dibagi menjadi 2
kelompok besar yang sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan Model Circuit Learning
dan kelompok kontrol dengan penerapan pembelajaran konvensinal. Setelah data terkumpul,
maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik uji t dengan taraf
signifikansi 5%. Menurut Nana Sudjana (2005) untuk hipotesis data yang digunakan adalah uji t.
Statistik yang digunakan adalah:
Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum
dibuktikan kebenarannya (Duwi Priyatno, 2010). Hipotesis dinyatakan dengan kalimat
pernyantaan dan bukan kalimat pertanyaan. Dalam penelitian yang menggunakan kata signifikan.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang diajarkan menggunakan model Circuit
Learning dan metode konvensional maka dilakukan post-test. Uji t dipilih karena dalam penelitian
ini digunakan untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan
satu sama lain. Uji ini khusus digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang
signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati. Analisa uji t (t-test) ini digunakan untuk
mengetahui signifikasi antara variable independent (X) terhadap variabel dependent (Y) secara
individual.
Menurut Priyatno (2010) sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples T Test)
sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya
jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama)
dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian
berbeda).
24
Setelah data terkumpul, maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik uji t dengan taraf signifikansi 5%. Menurut Nana Sudjana (2005) untuk hipotesis data
yang digunakan adalah uji t. Statistik yang digunakan adalah:
t=
√
dengan = ( )
( )
Keterangan:
t = perbedaan rata-rata hasil belajar
S = simpangan baku
= nilai rata-rata kelompok eksperimen
= nilai rata-rata kelompok kontrol
= jumlah sampel kelompok eksperimen
= jumlah sampel kelompok kontrol
S2 = varians gabungan
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol