23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment (eksperimen
semu), karena mencari sebab akibat dimana pengendalian ubahan sulit atau
tidak mungkin dilakukan. Penelitian ini membagi subjek ke dalam dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel baik dari kelas eksperimen
atau kelas kontrol dipilih secara sengaja dan telah dipertimbangkan dari
segala aspek.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga yang dijadikan sebagai kelas eksperimen serta di Kelas VIID SMP Stella
Matutina Salatiga yang dijadikan sebagai kelas kontrol. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan April 2013.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang
beralamat di Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga dan SMP Stella Matutina
Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro 53 Salatiga. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIID SMP Stella Matutina Salatiga sebagai kelas kontrol.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purpose
sampling dengan tujuan mencari tingkat kemampuan yang sama (tingkat
homogenitas) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas dan satu veriabel terikat, yaitu
sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (x)
Variabel Bebas (Independent Variables) merupakan suatu variabel
yang menyebabkan perubahan bagi variabel lain (Variabel Terikat).
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS).
2. Variabel Terikat (y)
Variabel Terikat (Dependent Variables) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (Variabel
Bebas). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil belajar.
24
D. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini memberikan batasan definisi operasional,
sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa (PBAS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga”, maka variabel-variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dan hasil belajar.
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa
secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor)
secara seimbang.
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar, dan selanjutnya mengadakan evaluasi pembelajaran dari
proses belajar yang telah dilakukan. Alat yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar adalah melalui tes. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila
telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-
masing guru mata pelajaran.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi dalam
penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2012 di
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses mendapatkan keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancarara dan narasumber. Wawancara dalam penelitian ini
dilakukan pada tanggal 28 Januari 2012 dengan narasumber guru
matematika kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
c. Tes
Tes merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan sederetan soal kepada subjek yang diperlukan
datanya.
25
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa,
yang akan diambil dari hasil tes. Penelitian ini menggunakan dua jenis
tes, yaitu tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir
(posttest). Tes kemampuan awal (pretest) bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman materi pelajaran yang akan diajarkan telah
diketahui oleh siswa dan tes kemampuan akhir (posttest) bertujuan
untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang telah diajarkan
dikuasai siswa dengan baik.
Soal tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Data diperoleh
dari tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir
(posttest), selanjutnya dilakukan penskoran terhadap lembar jawab
siswa. Soal tes terdiri atas 30 soal dalam bentuk pilihan ganda, dengan
skor maksimum yang diharapkan 100 dan skor minimumnya 0. Materi
soal pretest dan posttest adalah segiempat.
Tabel 3.1
Kisi-kisi soal tes (Pretest)
SK KD Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
1) Memahami
konsep
segiempat
dan segitiga
serta
menentukan
ukuranya.
6.2 Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi panjang,
persegi,
trapesium,
jajargenjang,
belah ketupat,
dan layang-
layang.
Menjelaskan
pengertian
jajargenjang,
persegi, persegi
panjang, belah
ketupat,
trapesium, dan
layang-layang
menurut sifatnya.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8
8
Menjelaskan sifat-
sifat segiempat
ditinjau dari sisi,
sudut, dan
diagonalnya.
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 22,
23, 24,
22
26
25, 26,
27, 28,
29, 30
Tabel 3.2
Kisi-kisi soal tes (Posttest)
SK KD Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
6. Memahami
konsep
segiempat
dan segitiga
serta
menentukan
ukurannya.
6.2Mengidentifikasi
sifat-sifat persegi
panjang, persegi,
trapesium,
jajargenjang, belah
ketupat, dan
layang-layang.
Menjelaskan
pengertian
jajargenjang,
persegi, persegi
panjang, belah
ketupat,
trapesium, dan
layang-layang
menurut sifatnya.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8
8
Menjelaskan
sifat-sifat
segiempat
ditinjau dari sisi,
sudut, dan
diagonalnya.
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 22,
23, 24,
25, 26,
27, 28,
29, 30
22
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang
27
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur, Gay (dalam Sukardi,
2008).
Mengukur validitas, dapat digunakan rumus product moment atau
pearson:
∑
(∑ )(∑ )
[∑ (∑ )
] [∑ (∑ )
]
Keterangan: r : Koefisiean korelasi product moment
N : Jumlah subjek
X : Jumlah skor item/nilai tiap item
Y : Jumlah skor total/nilai total angket
Kategori validitas (Arikunto):
a. valid jika r hitung ≥ 0,2
b. tidak valid jika r hitung < 0,2
Menggunakan batasan validitas 0,2 karena setelah melihat hasil
belajar siswa yang cukup rendah. Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan SPSS .
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Pretest
Butir Item Nilai rx,y Keterangan Butir Item Nilai rx,y Keterangan
1 -.220 Tidak valid 16 .494 Valid
2 -.124 Tidak valid 17 .083 Tidak valid
3 .202 Valid 18 .507 Valid
4 .125 Tidak valid 19 .497 Valid
5 .085 Tidak valid 20 .166 Tidak valid
6 -.223 Tidak valid 21 .560 Valid
7 -.025 Tidak valid 22 .324 Valid
8 .321 Valid 23 .354 Valid
9 .002 Tidak valid 24 .338 Valid
10 .019 Tidak valid 25 .517 Valid
11 .423 Valid 26 .407 Valid
12 .528 Valid 27 .004 Tidak valid
13 .259 Valid 28 .202 Valid
14 -.052 Tidak valid 29 .417 Valid
15 .192 Tidak valid 30 .471 Valid
28
Tabel 3.4
Sebaran Item Pretest dengan Uji Validitas
SK KD Indikator Item Soal Jml
Valid
6.
Memahami
konsep
segiempat dan
segitiga serta
menentukan
ukuranya.
6.2
Mengidentifikas
i sifat-sifat
persegi panjang,
persegi,
trapesium,
jajargenjang,
belah ketupat,
dan layang-
layang.
Menjelaskan
pengertian
jajargenjang, persegi,
persegi panjang,
belah ketupat,
trapesium, dan
layang-layang
menurut sifatnya.
1*, 2*, 3, 4*, 5*,
6*, 7*, 8
2
Menjelaskan sifat-
sifat segiempat
ditinjau dari sisi,
sudut, dan
diagonalnya.
9*, 10*, 11, 12,
13, 14*, 15*,
16, 17*, 18, 19,
20*, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27*,
28, 29, 30
15
TOTAL ITEM VALID 17
Keterangan : (*) Item tidak valid
Berdasarkan hasil uji validitas pretest yang terlihat dalam Tabel 3.4 di
atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item instrumen 30 soal
pretest terdapat 17 instrumen soal valid dan 13 instrumen soal tidak valid.
Kesimpulan persentasenya adalah 57% soal valid dan 43% soal tidak valid.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Posttest
Butir Item Nilai rx,y Keterangan Butir Item Nilai rx,y Keterangan
1 .009 Tidak valid 16 .468 Valid
2 .116 Tidak valid 17 .425 Valid
3 -.080 Tidak valid 18 -.058 Tidak valid
4 .348 Valid 19 .515 Valid
5 .312 Valid 20 .119 Tidak valid
6 .216 Valid 21 .270 Valid
7 .283 Valid 22 .225 Valid
8 -.058 Tidak valid 23 .593 Valid
9 .226 Valid 24 .446 Valid
10 .316 Valid 25 .037 Tidak valid
29
11 .267 Valid 26 .466 Valid
12 .211 Valid 27 .304 Valid
13 .687 Valid 28 .006 Tidak valid
14 .000 Tidak valid 29 .146 Tidak valid
15 .219 Valid 30 .158 Tidak valid
Tabel 3.6
Sebaran Item Posttest dengan Uji Validitas
SK KD Indikator Item Soal Jml
Valid
6.
Memahami
konsep
segiempat dan
segitiga serta
menentukan
ukuranya.
6.2
Mengidentifikas
i sifat-sifat
persegi panjang,
persegi,
trapesium,
jajargenjang,
belah ketupat,
dan layang-
layang.
Menjelaskan
pengertian
jajargenjang, persegi,
persegi panjang,
belah ketupat,
trapesium, dan
layang-layang
menurut sifatnya.
1*, 2*, 3*, 4, 5,
6, 7, 8*
4
Menjelaskan sifat-
sifat segiempat
ditinjau dari sisi,
sudut, dan
diagonalnya.
9, 10, 11, 12, 13,
14*, 15, 16, 17,
18*, 19, 20*,
21, 22, 23, 24,
25*, 26, 27,
28*, 29*, 30*
15
TOTAL ITEM VALID 19
Keterangan : (*) Item tidak valid
Berdasarkan hasil uji validitas posttest yang terlihat dalam tabel 3.6 di
atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item instrumen 30 soal
posttest terdapat 19 instrumen soal valid dan 11 instrumen soal tidak valid.
Kesimpulan persentasenya adalah 63% soal valid dan 37% soal tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur, yang
mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran. Reliabilitas
sama dengan konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen penelitian
dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila tes yang dibuat
30
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur
(Azwar, 2012).
Pengukuran reliabilitas menggunakan formula Spearman Brown.
b
b
ir
rr
1
2
Keterangan:
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Kategori koefisien reliabilitas menurut Guilford (1956) adalah sebagai
berikut:
a. 0,80 < rxx ≤ 1,00 (reliabilitas sangat tinggi)
b. 0,60 < rxx ≤ 0,80 (reliabilitas tinggi)
c. 0,40 < rxx ≤ 0,60 (reliabilitas sedang)
d. 0,20 < rxx ≤ 0,40 (reliabilitas rendah)
e. -1,00 < rxx ≤ 0,20 (reliabilitas sangat tidak rendah atau tidak reliabel)
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS, dapat
dilihat dalam output tabel berikut :
Tabel 3.7
Uji Reabilitas Pretest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.658 30
Berdasarkan output uji reliabilitas pretest dalam Tabel 3.7 di atas,
didapatkan nilai reliabilitas akhir sebesar 0,658 sehingga termasuk dalam
kategori reliabilitas tinggi.
Tabel 3.8
Uji Reabilitas Posttest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
31
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.712 30
Berdasarkan output uji reliabilitas posttest dalam Tabel 3.8 di atas,
didapatkan nilai reliabilitas akhir sebesar 0,712 sehingga termasuk dalam
kategori reliabilitas tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan oleh suatu indeks yang
dinamakan indeks kesukaran soal dan disimbolkan oleh huruf P. Indeks
kesukaran soal merupakan rasio antara penjawab soal benar dan
banyaknya penjawab soal.
Formalitas indeks kesukaran item adalah:
ni = Banyaknya siswa yang menjawab aitem dengan benar
N = Banyaknya siswa yang menjawab aitem
Menurut Nasution dan Zainul (2005), tingkat kesukaran butir soal
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mudah, sedang, dan sukar.
a. 0,00 ≤ P ≤ 0,25 (tingkat kesukaran sukar)
b. 0,25 < P ≤ 0,75 (tingkat kesukaran sedang)
c. 0,75 < P ≤ 1,00 (tingkat kesukaran mudah)
Tabel 3.9
Tingkat Kesukaran Pretest
Tingkat Kesukaran
Tingkat
Kategori No. Item
Jumlah
Item
Sukar 3, 4 2
Sedang 1, 5, 6, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 22, 27, 28, 30 13
Mudah 2, 7, 8, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 29 15
Jumlah 30
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran pretest yang terlihat dalam
Tabel 3.9 di atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item
32
instrumen 30 soal pretest terdapat 2 instrumen soal dengan tingkat
kategori sukar, 13 instrumen soal dengan tingkat kategori sedang, dan 15
instrumen soal dengan tingkat kategori mudah.
Tabel 3.10
Tingkat Kesukaran Posttest
Tingkat Kesukaran
Tingkat
Kategori No. Item
Jumlah
Item
Sukar 1 1
Sedang 3, 4, 5, 6, 15, 17, 22, 27, 28 9
Mudah 2, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25,
26, 29, 30 20
Jumlah 30
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran posttest yang terlihat dalam
Tabel 3.10 di atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item
instrumen 30 soal posttest terdapat 1 instrumen soal dengan tingkat
kategori sukar, 9 instrumen soal dengan tingkat kategori sedang, dan 20
instrumen soal dengan tingkat kategori mudah.
4. Uji Daya Beda
Menurut Azwar, ntuk menguji daya beda butir soal digunakan rumus:
Keterangan:
d = daya beda
NiT = Banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi
NT = Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi
NiR = Banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah
NR = Banyaknya penjawab dari kelompok rendah.
Menurut Ebel sebagaimana dikutip dalam Azwar (2011), kriteria daya
beda dibagi menjadi empat, yaitu:
a. d ≥ 0,40 (daya beda bagus sekali)
b. 0,30 ≥ d ≥ 0,39 (daya beda lumayan bagus)
c. 0,20 ≥ d ≥ 0,29 (daya beda belum memuaskan)
33
d. d < 0,20 (daya beda jelek)
Hasil belajar matematika dibuat kategori berdasarkan tingkatan dari
Azwar (2012) , yaitu sebagai berikut:
X < ( - 1,0SD) rendah
( - 1,0SD) ≤ X < ( + 1,0SD) sedang
( + 1,0SD) ≤ X tinggi
Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Tabel 3.12.
Tabel 3.11
Kategori Hasil Belajar Matematika Sebelum Perlakuan
Daya Beda
Tingkat
Kategori No. Item
Jumlah
Item
bagus sekali 11, 19, 22, 25, 4
lumayan bagus 10, 23, 2
belum
memuaskan 13, 16, 21, 24, 30 5
Jelek 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 26, 27,
28, 29 19
Jumlah 30
Berdasarkan hasil uji daya beda pretest yang terlihat dalam Tabel 3.11
di atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item instrumen 30 soal
pretest terdapat 4 instrumen soal dengan tingkat kategori bagus sekali, 2
instrumen soal dengan tingkat kategori lumayan bagus, 5 instrumen soal
dengan tingkat kategori belum memuaskan, dan 19 instrumen soal dengan
tingkat kategori jelek.
Tabel 3.12
Kategori Hasil Belajar Matematika Sesudah Perlakuan
Daya Beda
Tingkat Kategori No. Item Jumlah
Item
bagus sekali 4, 5, 13 3
lumayan bagus 7, 9, 15, 22 4
belum
memuaskan 3, 17, 19, 23, 25, 27, 30 7
Jelek 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 20, 21, 24, 26, 28, 16
34
29
Jumlah 30
Berdasarkan hasil uji daya beda posttest yang terlihat dalam Tabel
3.12 di atas, maka dapat dikatakan dari jumlah seluruh item instrumen 30
soal posttest terdapat 3 instrumen soal dengan tingkat kategori bagus
sekali, 4 instrumen soal dengan tingkat kategori lumayan bagus, 7
instrumen soal dengan tingkat kategori belum memuaskan, dan 16
instrumen soal dengan tingkat kategori jelek.
G. Teknik Analisis Data
Menganalisis variabel hasil belajar matematika maka dikategorikan
kedalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori tingkatan
dengan menggunakan mean dan standar deviasi.
√∑
(∑ )
Keterangan: SD = standar deviasi
x = nilai responden
n = jumlah responden
∑
Keterangan: = rata-rata
x = nilai responden
n = jumlah responden
Rumus kategori tingkatan (Azwar, 2012)
X < ( - 1,0SD) rendah
( - 1,0SD) ≤ X < ( + 1,0SD) sedang
( + 1,0SD) ≤ X tinggi
1. Uji Prasyarat
a. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat
mengetahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Apabila pengujian normal, maka
hasil perhitungan statistik dapat digeneralisasi pada populasinya.
35
Uji normalitas dilakukan dengan baik secara manual maupun
menggunakan komputer program SPSS.
b. Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji bahwa setiap
kelompok yang akan dibandingkan memiliki variansi yang sama.
Perbedaan yang terjadi dalam hipotesis benar-benar berasal dari
perbedaan antara kelompok, bukan akibat dari perbedaan yang
terjadi di dalam kelompok.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) terhadap Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran Matematika. Analisis hipotesis penelitian bertujuan untuk
mengetahui hasil akhir penelitian, apakah hipotesis dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
H0 : µ1=µ2 : Tidak ada pengaruh antara Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa (PBAS) terhadap Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas VIIB SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga.
H1 : µ1 ≠ µ2 : Ada pengaruh antara Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa (PBAS) terhadap Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas VIIB SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji banding independent t
test dengan taraf signifikan 5%. Cara menguji hipotesis yaitu dengan
melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan < 5% maka H0 ditolak
yang artinya Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
berpengaruh terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga dan jika nilai signifikan >
5% maka H0 diterima yang artinya Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa (PBAS) tidak berpengaruh terhadap Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas VIIB SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
36