9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Definisi keluarga
Menurut Bailon dan Magya (1989 dalam Zaidin, 2009),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam
peranya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Sutanto,
2012).
Keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan
karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perananya dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Achjar, 2010).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih dalam ikatan
perkawinan atau tidak dan berhubungan darah, yang terdiri dari kepala
keluarga dan anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah untuk
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10
sebuah tujuan dalam peranannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
2. Fungsi keluarga
Fungsi dasar keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga itu
sendiri dan kebutuhan masyarakat yang lebih luas.
Beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan menurut Friedman,
(2010) keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Memfasilitasi stabilitasi kepribadian orang dewasa dan memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta
memberikan status pada anggota keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontuinitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan
makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan
perlindungan terhadap bahaya.
Friedman, (2010) membagi 5 tugas kesehatan yang harus
dilakukan oleh keluarga, yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan keperawatan.
c) Melakukan perawatan di rumah bagi anggota keluarga yang
sakit.
d) Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat
kesehatan.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan.
3. Tipe dan bentuk keluarga
Tipe atau bentuk keluarga menurut Sudiharto, 2007 :
a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak karena kelahiran (natural) maupun
adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga
tempat asal seseorang dilahirkan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
c. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu.
d. Keluarga berantai (social family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda, adalah keluarga yang terbentuk karena
perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (composite family), adalah keluarga dari
perkawinan poligami dan hidup bersama.
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), adalah dua orang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di
indonesia bentuk keluarga inti tidak lazim dan bertentangan dengan
budaya timur. Namun, lambat laun keluarga kohabitasi ini mulai
dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai
global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai
bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan
menikah dengan ayah kandungnya, ayah menikah dengan anak
perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai
budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin besar. Hal
tersebut dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai
media cetak dan elektronik.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
i. Keluarga tradisional dan non tradisional, dibedakan berdasarkan
ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan,
sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.
4. Tahap dan perkembangan keluarga menurut Friedman, 2010 :
a. Tahap I : keluarga pasangan baru
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu
keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli
sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap
pernikahan. Pasangan yang baru menikah, saat ini membuat porsi
rumah tangga menjadi lebih kecil daripada beberapa dekade
sebelumnya.
Tugas perkembangan :
- Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain
- Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan
- Merencanakan sebuah keluarga (keputusan tentang menjadi
orang tua).
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Pendidikan dan konseling keluarga berencana
- Pendidikan dan konseling untuk menjadi orang tua
b. Tahap II : Childbearing Family
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi
orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
Tugas perkembangan :
- Membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yanng stabil
(menggabungkan bayi yang baru ke dalam keluarga)
- Memperbaiki hubungan setelah terjadinya konflik mengenai
tugas perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga
- Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
- Memperluas hubungan dengan keluarga besar dengan
menambah peran menjadi orang tua dan menjadi kakek/nenek.
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Persiapam untuk pengalaman melahirkan
- Transisi menjadi orang tua
- Perawatan bayi
- Perawatan bayi yang sehat
- Mengenali secara dini dan menangaini masalah-masalah
kesehatan fisik anak dengan tepat
- Imunisasi
- Pertumbuhan dan perkembangan yang normal
- Tindakan untuk keamanan
- Keluarga berencana
- Interaksi keluarga
- Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi, olahraga).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
c. Tahap III : keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 2 ½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangan :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang,
privasi dan keamanan yang memadai
- Menyosialisasikan anak
- Mengintregasikan anak kecil sebagai anggota keluarga baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain
- Mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga
(hubungan pernikahan dan hubungan orang tua-anak) dan
diluar keluarga (hubungan dengan keluarga besar dan
komunitas.
Perhatian pelayanan kesehatan
- Penyakit menular pada anak-anak
- Pencegahan kecelakaan dan keamanan rumah (mis: jatuh, luka
bakar, keracunan)
- Hubungan pernikahan
- Hubungan sibling
- Keluarga berencana
- Kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan
- Isu-isu tentang hal menjadi orang tua
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
- Penganiayaan dan pengabaian anak
- Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi, olahraga)
d. Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah
dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahundan diakhiri ketika
ia mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun.
Tugas perkembangan :
- Menyosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan membantu hubungan anak-anak yang sehat dengan
teman sebaya
- Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
Perhatian pelayanan kesehatan: Tantangan kesehatan pada anak
(mis: penglihatan, pendengaran, dan kemampuan bicara),
kesehatan gigi, penganiayaan dan pengabaian anak,
penyalahgunaan zat, penyakit menular, penyakti kronik, masalah
perilaku, praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi, olahraga).
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari
siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap
ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
lebih lama jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19
atau 20 tahun.
Tugas perkembangan :
- Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
- Menfokuskan hubungan perkawinan
- Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-
anak.
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik, tapi promosi
kesehatan tetap perlu diberikan
- Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat : penyakit
jantung koroner pada orang tua (usia 35 tahun)
- Pada remaja : kecelakaan, perkelahian, penggunaan obat-
obatan, alkohol, merokok, pergaulan bebas, kehamilan tidak
dikehendaki.
f. Tahap VI : keluarga melepas anak dewasa muda
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan
perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan
“kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan
rumah.
Tugas perkembangan :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
- Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda,
termasuk memasukkan anggota keluarga baru yang berasal dari
pernikahan anak-anaknya.
- Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan pernikahan
- Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan
sakit.
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Komunikasikan isu antara orang tua dan anak dewasa muda
- Masalah transisi peran bagi suami dan istri
- Kedaruratan masalah kesehatan kronik
- Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda
- Perhatian terhadap menopause
- Efek yang berkaitan dengan meminum alkohol, merokok, dan
praktik diet yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka
panjang
- Gaya hidup sehat
g. Tahap VII : orang tua paruh baya
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, merupakan
tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
orang tua berusia sekitar 45-55 tahun dan berakhir dengan
pensiunnya pasangan, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Tugas perkembangan :
- Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
- Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna
antara orang tua yang telah menua dan anak mereka
- Memperkuat hubungan pernikahan
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi, olahraga)
- Hubungan pernikahan
- Komunikasi dan hubungan pernikahan dengan anak-anak,
keluarga dari pasangannya, cucu, dan orang tua yang telah
menua
- Perhatian pemberi asuhan
- Penyesuaian terhadap perubahan fisiologis pada penuaan.
h. Tahap VIII : keluarga lansia dan pensiunan
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan
pensiun salah satu atau kedua pasanngan, berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain.
Tugas perkembangan :
- Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
- Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
- Mempertahankan hubungan pernikahan
- Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
- Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
- Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan
anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan)
Perhatian pelayanan kesehatan :
- Disabilitas fungsional meningkat
- Gangguan mobilitas
- Penyakit kronik
- Kekuatan dan fungsi fisik menghilang
- Layanan perawatan dalam jangka panjang
- Memberikan asuhan
- Isolasi sosial
- Berduak/depresi
- Gangguan kognitif
5. Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut Jhonson R dalam Friedman, (2010) dibagi
menjadi lima yaitu :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu di susun
melalui jalur ayah.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
sedarah ibu.
6. Struktur peran keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas :
1) Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, dan tidak
mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak
dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka
entah ke mana atau malah berdiam diri di rumah.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain ke arah posotif.
4) Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota kelarga.
7. Proses dan strategi koping keluarga
Strategi koping perilaku, kognitif, dan emosional keluarga serta
individu diartikan sebagai masalah atau situasi khusus. Perbedaan
situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang berbeda; yaitu,
respon koping yang berbeda perlu diterapkan. Strategi koping keluarga
diklasifikasikan menjadi sistem keluarga internal atau eksternal.
a. Strategi koping keluarga internal
Dalam strategi ini , tiga jenis strategi koping intra-keluarga
yang umum dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif, dan
komunikasi.
Strategi hubungan : Mengandalkan kelompok keluarga,
kebersamaan yang lebih besar, fleksibilitas peran.
Strategi kognitif : Normalisasi, penegndalian makna masalah
dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan
masalah bersama, mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
Strategi komunikasi : Terbuka dan jujur, menggunakan humor dan
tawa.
b. Strategi koping keluarga eksternal
Strategi koping keluarga eksternal dalam memelihara
jalinan komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukungan
sosial serta strategi spiritual.
Strategi komunitas : memelihara jaringan aktif dengan komunitas.
Strategi dukungan sosial : keluarga besar, teman, tetangga,
kelompok swa-bantu, dukungan sosial formal.
Strategi spiritual : mencari bantuan rohaniwan, lebih terlibat dalam
aktifitas keagamaan, memiliki keyakinan terhadap Tuhan, berdoa,
mencari pembaruan dan keterkaitan dalam hubungan yang erat
dengan alam.
8. Keluarga sebagai klien
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut
Friedman (1998, dalam Friedman, 2010) yang membagi keluarga
kedalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggotanya yang
mengalami masalah
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
c. Memberikan keperawatan terhadap anggota keluarganya yang
mengalami gangguan kesehatan dan dapat memebantu dirinya
sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu masih muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
9. Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan
keluarga
Ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat anatari lain :
a. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit
b. Pengenal atau pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan
keluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan
keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
dan perawat dengan mudah menampung permasalahan yang
dihadapi keluarga dan menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan memantau mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik
untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam
memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan keluarga.
B. Masalah kesehatan
1. Pengertian
Asma adalah satu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya
penyempitan bronkus yang berulang namun reversibel, dan di antara
episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang
lebih normal (Price, Silvia Anderson, 2005).
Asma (bronkhial) merupakan gangguan inflamasi pada jalan
napas yang ditandai oleh obstruksi aliran udara napas dan respons jalan
napas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk rangsangan (Kowalak,
Jennifer P, 2011).
Asma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
wheezing (mengi) intermiten yang timbul sebagai respon akibat
paparan terhadap suatu zat iritan atau alergen (Clark, Margaret Varnell,
2013).
Asma bronkhial adalah satu hiper-reaksi dari bronkus dan
trakea yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang bersifat
reversibel (Herdin Sibuea, 2009).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
2. Anatomi Fisiologi
Anatomi
Gambar II. 1 anatomi asma
Fisiologi
Menurut Setiadi, (2007) Saluran pernafasan dari atas ke bawah dapat
dirinci sebagai berikut : Rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan
bronkus, paru-paru (bronkiolus, alveolus).
1. Rongga hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran didalam lubang hidung. Saluran-
saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
hidung. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir.
Semua sinus yang mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung.
Rongga hidung sendiri berfungsi sebagai berikut :
a) Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
b) Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
c) Dapat menghangatkan udara-udara pernafasan oleh mukosa.
d) Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara
pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau
hidung.
Pada bagian belakang ronggahidung terdapat ruangan yang disebut
nasoparing. Rongga hidung dan nasoparing berhubungan dengan :
a) Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada tulang kranial.
Berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium (lubang).
b) Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.
c) Tuba eustachius, rang berhubungan dengan ruang telinga bagian
tengah.
2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan aesofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Faring terbagi menjadi dari 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan
laringofaring.
a) Nasofaring
Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga
nasal melalui dua naris internal (koana), yaitu :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
1) Dua tube eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring
dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan
tekanan udara pada kedua sisi kendang telinga.
2) Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik
yang terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid
dapat menghambat aliran darah.
b) Orofaring
Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu
perpanjangan palatum keras tulang.
1) Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conical) kecil yang
menjulur kebawah dari bagian tengan tepi bawah palatum lunak.
2) Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.
c) Laringofaring
Mengelilingi mulut asophagus dan jaring, yang merupakan gerbang
untuk sistem respiratorik selanjutnya.
3. Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan
nafas terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat
antara lain oleh benda asing (gumpalan makanan), infeksi (misalnya
difleri) dan tumor.
Dibagian laring terdapat beberapa organ yaitu :
a) Epiglottis
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
Merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu orang
menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglottis terbuka),
makanan bisa masuk ke laring (keselek) dan bisa terbatuk-batuk. Pada
saat bernafas epiglottis terbuka tapi pada saat menelan epiglottis
menutup laring.
b) Jalan nafas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat
disaring, dilembabkan atau di hangatkan yang menimbulkan gangguan
tubuh dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
c) Pita suara
Terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan,
sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu
bernafas dan berbicara.
4. Trakea
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20
cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk
seperti C. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium
bersilia dan sel cangkir.
5. Percabangan bronkus
Bronkus merupakan percabangan trakea. Setiap bronkus primer bercabang
9 sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah
percabangan bronkial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30
bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar,
dan alveoli.
6. Paru-paru
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu
struktur blok padat yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru
berbentuk seperti spon dan berisi udara dengan pembagian ruang sebagai
berikut :
a) Paru kanan, memiliki tiga lobus
b) Dan paru kiri dua lobus
3. Etiologi asma
a. Alergen ekstrinsik meliputi :
- Polen (tepung sari bunga)
- Bulu binatang
- Debu rumah atau kapang
- Bantal kapuk atau bulu
- Zat aditif pangan yang mengandung sulfit
- Zat lain yang menimbulkan sensitisasi
b. Alergen intrinsik meliputi :
- Iritan, seperti asap, bau-bauan dan polutan
- Stress emosi
- Kelelahan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31
- Perubahan endokrin
- Perubahan suhu
- Perubahan kelembapan
- Pajanan asap yang berbahaya
- Kecemasan
- Batuk atau tertawa
- Faktor genetik
4. Patofisiologi asma
Pada asma ekstrinsik :
pada asma ekstrinsik alergen menimbulkan reaksi yang hebat
pada mukosa bronkus yang mengakibatkan kontriksi otot polos,
hiperemia serta sekeresi lendir putih yang tebal. Mekanisme terjadinya
reaksi ini telah diketahui dengan baik, tetapi sangat rumit. Penderita
yang telah disensitisasi terhadap satu bentuk alergen yang spesifik,
akan membuat antibodi terhadap alergen yang dihirup itu. Antibodi ini
merupakan imunoglobin jenis IgE. Antibodi ini melekat pada
permukaan sel mast pada mukosa bronkus.
Sel mast tersebut tidak lain daripada basofil yang kita kenal
pada hitung jenis leukosit. Bila satu molekul IgE yang terdapat pada
permukaan sel mast menangkap satu molekul alergen, sel mast tersebut
akan memisahkan diri dan melepaskan sejumlah bahan yang
menyebabkan kontriksi bronkus. Salah satu contoh yaitu histamin,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32
prostaglandin. Pada permukaan sel mast juga terdapat reseptor beta-2
adrenergik (jantung mempunyai reseptor beta 1). Bila reseptor beta-2
dirangsang dengan obat anti asma Salbutamol (beta-2 mimetik), maka
pelepasan histamin akan terhalang.
Pada asma intrinsik :
Terjadinya asma intrinsik sangat berbeda dengan asma
ekstrinsik. Mungkin mula-mula akibat kepekaan yang berlebihan
(hipersensitivitas) dari serabut-serabut nervus yang akan merangsang
bahan-bahan iritan di dalam bronkus dan menimbulkan batuk dan
sekresi lendir melalui satu refleks. Serabut-serabut vagus demikian
hipersensitivitasnya sehingga langsung menimbulkan reflek kontriksi
bronkus.
Atropin yang menghambat vagus, sering dapat menolong
kasus-kasus seperti ini. Selain itu lendir yang sangat lengket akan
disekresi sehingga pada kasus-kasus berat dapat menimbulkan
sumbatan saluran nafas yang hampir total, sehingga berakibat,
timbulanya status asmatikus, kegagalan pernafasan dan akhirnya
kematian.
Rangsanng yang paling penting untuk reflek ini ialah infeksi
saluran pernafasan oleh flu (common cold), adenovirus dan juga oleh
bakteri seperti hemophilus influenzae. Polusi udara oleh gas iritatif
asal industri, asap, setta udara dingin juga berperanan, dengan
demikian merokok juga sangat merugikan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33
Sindrom yang sangat khas pada penderita asma yang timbul
pada usia lanjut ialah wheezing dengan polip hidung dan sangat peka
terhadap aspirin. Hal ini sangat penting diketahui karena bila penderita
menelan satu tablet aspirin dapat berakibat serangan asma yang fatal.
Faktor emosi juga memegang peranan yang sangat penting pada semua
jenis asma. Penyelidikan psikologik menunjukan bahwa anak-anak
yang menderita asma dan terlalu dimanjakan oleh keluarga mungkin
mendapat serangan yang hebat.
5. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala asma meliputi :
a. Dispnea mendadak, mengi, dan rasa berat pada dada
b. Batuk-batuk dengan sputum yang kental, jernih, ataupun
kuning
c. Takipnea, bersamaan dengan pengguanaan otot-otot respirasi
aksesorius
d. Denyut nadi yang cepat
e. Pengeluaran keringat (perspirasi) yang banyak
f. Lapangan paru yang hipersonor pada perkusi
g. Bunyi napas yang berkurang
6. Penatalaksanaan umum
1) Pengobatan
Pengobatan Asma menurut GINA (Global Initiative for Asthma), ada
enam komponen dalam pengobatan asma (Syaifuddin, 2006) :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
34
a. Penyuluhan kepada pasien
b. Penilaian derajat beratnya asma
c. Pencegahan dan pengendalian faktor pencetus serangga
d. Merencanakan pengobatan asma akut
e. Berobat secara teratur
2) Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Cara yang cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosa asma
adalah melihat respons pengobatan dengan bronkodilator.
Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
bronkodilator hirup (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik
beta.
b. Uji provokasi bronkus
Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukan adanya
hipereaktivitas bronkus dilakukan uji provokasi bronkus. Ada
beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji
provokasi dengan histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara
dingin, larutan garam hipertonik, dan bahkan dengan aqua
destilata.
c. Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan
neutrofil sangat dominan pada bronkitis kronik. Selain untuk
melihat adanya eosinofil, kristal Charcaf Leyden dan Spiral
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
35
Curschmann, pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya
miselium Aspergillus Fumigarus.
d. Pemeriksaan eosinofil total
Jumlah eosinofil total darah sering meningkat pada pasien asma
dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari
bronkitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai sebagai
patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis kortikosteroid
yang dibutuhkan.
e. Uji kulit
Tujuan uji kulit adalah untuk menunjukan adanya antibodi IgE
spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis, karena
uji alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma,
demikian pula sebaliknya.
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Kegunaan pemeriksaan IgE total hanya untuk menyokong adanya
atopi. Pemeriksaan IgE spesifik lebih bermakna dilakukan bila uji
kulit tidak dapat dilakukan atau hasilnya kurang dapat dipercaya.
g. Foto dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain
obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses
patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks,
pneumomediastinum, atelektasis, dan lain-lain.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
36
h. Analisis gas darah
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat. Pada fase
awal serangan, terjadinya hipoksemia dan hipokapnia (PaCO2<35
mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat PaCO2 justru
mendekati normal sampai normo-kapnia. Selanjutnya pada asma
yang sangat berat terjadinya hiperkapnia (PaCO2≥45 mmHg),
hipoksemia, dan asidosis respiratorik.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
37
7. Pathway
Terinveksi virus pada saluran pernafasan, sensivitas terhadap AINS,
Allergi, olah raga yang terlalu lelah, faktor keturunan, faktor psikis
mencetuskan serangkaian reaksi dan pelepasan mediator : histamin,
leukotrin
Kontraksi otot polos bronkiolus
brancho Konstriksi
Edema mukosa paru Produksi sekresi
meningkat
Obstruksi jalan nafas Spasme otot polos sekresi
kelenjar bronkus meningkat
Atelektasis Penyempitan/obstruksi proksimal
dari bronkus pada tahap ekspirasi
dan inspirasi
Perfusi menurun
Hipoksemia - Mocus berlebih
- Batuk
- Wheezing
- Sesak napas
Ekspirasi menurun
Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit
Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota yang sakit
Gambar II.2 Pathway
Sumber : Ikawati, (2009) dan Hendrickson, (2007)
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas Ketidakefektifan pola nafas
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
38
8. Fokus intervensi keperawatan menurut (Friedman, 2010; NANDA,
2013) :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3x kunjungan
diharapkan jalan nafas kembali efektif
Tujuan khusus :
Setelah kunjungan 3x24 jam diharapkan keluarga mampu :
a. Mengenal masalah kesehatan
Intervensi : - diskusikan dengan keluarga tentang penyakit yang
diderita
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
Intervensi : - diskusikan dengan keluarga dalam mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
- diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota yang sakit
- demonstrasikan cara pemberian inhalasi uap manual
d. Memodifikasi lingkungan yang aman bagi keluarga yang sakit
Intervensi : - diskusikan cara memodifikasi lingkungan yang aman
untuk keluarga yang sakit yaitu dengan lingkungan yang bersih
seperti bebas dari debu, bulu binatang, asap, dll.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
39
Intervensi :
- diskusikan dengan keluarga manfaat pelayanan kesehatan
- motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3x
kunjungan diharapkan pola nafas kembali efektif
Tujuan khusus :
Setelah kunjungan 3x24 jam diharapkan keluarga mampu :
a. Mengenal masalah kesehatan
Intervensi : - diskusikan dengan keluarga tentang penyakit yang
diderita
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan
Intervensi : - diskusikan dengan keluarga dalam mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Intervensi :
- diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota yang sakit
- beri posisi semifowler
- demonstrasikan cara pemberian inhalasi uap manual
d. Memodifikasi lingkungan yang aman bagi keluarga yang sakit
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
40
Intervensi : - diskusikan cara memodifikasi lingkungan yang aman
untuk keluarga yang sakit yaitu dengan lingkungan yang bersih
seperti bebas dari debu, bulu binatang, asap, dll.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Intervensi :
- diskusikan dengan keluarga manfaat pelayanan kesehatan
- motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., PUSPITA DAMAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014