10
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulis.
11
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti Variabel
Judul
Penelitian Hasil Penelitian
Augustini
(2016)
Konservatisme
Akuntansi, nilai
perusahaan,
Good
Coorporote
Governance
Pengaruh
Konservatisme
Akuntansi
Terhadap Nilai
Perusahaan
dan Good
Coorporote
Governance
Sebagai
Variabel
Moderating
1. Hasil pengujian dengan
menggunakan analisis
regresi linear berganda
diperoleh hasil bahwa
variabel konservatisme
akuntansi berpengaruh
negatif terhadap nilai
perusahaan.
2. Konservatisme juga akan
membatasi kerugian yang
mungkin muncul dari
keputusan investasi yang
berkinerja buruk.
Berdasarkan hasil dari uji
statistik t yang dilakukan,
menunjukkan bahwa
konservatisme akuntansi
memiliki nilai koefisien β
sebesar -5.208 dan nilai
sebesar 0.020 <0.05 yang
artinya ha1 diterima. Hal
ini membuktikan bahwa
variabel konservatisme
akuntansi berpengaruh
negative, tax avoidance
terhadap variabel nilai.
Herdiyanto
(2015)
Tax
Avoidance,
Nilai
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional
Pengaruh Tax
avoidance
terhadap nilai
perusahaan
1. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Cash_ETR berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap Tobin’s Q. Hal
ini menunjukkan bahwa
yang dilakukan oleh
perusahaan dapat
meningkatkan nilai
perusahaan.
2. Variabel Kepemilikan
Institusional tidak
dapat menjadi variabel
pemoderasi hubungan
12
tax avoidance dan nilai
perusahaan. Hal ini
disebabkan karena
investor institusi tidak
ikut campur dalam
kebijakan perpajakan
yang diambil oleh
perusahaan dan
kurangnya pengawasan
yang dilakukan oleh
investor institusi
kebijakan perpajakan
yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Cash_ETR
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
biaya agensi.
Aristiani,
n.d (2017)
Prudence,
Asimetri
Informasi,
Kualitas Laba
Pengaruh
Prudence
Terhadap
Asimetri
Informasi
Dengan
Kualitas Laba
Sebagai
Variabel
Moderasi
1. Prudence tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
asimetri informasi
2. Variabel kualitas laba
merupakan variabel
pemoderasi hubungan
antara prudence
terhadap asimetri
informasi. Dimana
variabel kualitas laba
mampu memperkuat
hubungan prudence
terhadap asimetri
informasi. Penelitian ini
menunjukkan bahwa
prudence atau prinsip
kehati-hatian memiliki
hubungan yang negatif
namun tidak secara
signifikan memberikan
hasil yang berbeda
dengan penilitian dari
Lafond dan Watts
(2006) yang
menjelaskan bahwa
konservatisme
mengurangi asimetri
13
informasi dengan cara
memberikan batasan
kepada manajemen
dalam menggunakan
informasi yang mereka
miliki.
Abdullah
dan
Fitriah,
n.d.
(2016)
Konservatisme
Akuntansi,
Relevansi Nilai
Laporan
Keuangan,
Kualitas Laba
Pengaruh
Akuntansi
Konservatisme
Terhadap
Relevansi Nilai
Laporan
Keuangan
Dengan
Kualitas Laba
Sebagai
Variabel
Moderasi
1. Akuntansi
konservatisme
berpengaruh terhadap
variabel dependen
yakni relevansi nilai
laporan keuangan
dengan arah yang
negatif. Sedangkan
berdasarkan hasil uji
selisih mutlak
menunjukkan bahwa
kualitas laba mampu
memperkuat interaksi
akuntansi
konservatisme terhadap
relevansi nilai laporan
keuangan.
2. Penelitian selanjutnya
diharapkan dapat
menggunakan model
perhitungan dan
pengukuran lain yang
lebih terbaru agar hasil
penelitian lebih
menunjukkan
penerapan dan dampak
terbaru mengenai
akuntansi
konservatisme
terhadap relevansi nilai
laporan dengan
kualitas laba sebagai
variabel moderasi.
Sriyani
(2017)
Konservatisme
Akuntansi,
nilai
perusahaan,
komite audit
dan
Pengaruh
Konservatisme
Akuntansi
terhadap nilai
perusahaan
dengan komite
Hasil Penelitian
menunjukkan :
1. Konservatisme
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
14
B. Teori dan Kajian Pustaka
Teori Sinyal
Teori sinyal (signaling theory) dikembangkan oleh (Ross, 1977),
menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik
mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi
tersebut kepada calon investor mengenai harga saham. Menurut Wolk et al.,
(2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk
pasar modal.
Menurut Ratnasari et al. (2017) Signaling theory mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
kepemilikan
institusional
audit dan
kepemilikan
institusional
sebagai
Variabel
moderating
2. Komite audit
berpengaruh positif
terhadap hubungan
konservatisme dan nilai
perusahaan. Atau
dengan kata lain komite
audit memoderasi
hubungan
konservatisme dan nilai
perusahaan.
3. Kepemilikan
Institusional
berpengaruh negatif
terhadap hubungan
konservatisme dan nilai
perusahaan.
Perbedaan dari hasil penelitian terdahulu, peneliti menambahkan variabel
independen yaitu Tax Avoidance dan mengganti variable moderating yaitu
Dewan komisaris independen, selain itu peneliti lebih mengarah ke
penelitian yang diteliti oleh Sriyani (2017) yaitu Pengaruh Konservatisme
Akuntansi terhadap nilai perusahaan dengan komite audit dan kepemilikan
institusional sebagai variable moderating, dengan menggunakan data
sekunder dan teknik analisis data menggunakan data statistik deskriptif, uji
asumsi klasik, uji hipotesis menggunakan analisis linier berganda sedangkan
objek yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI.
15
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-
sinyal pada pengguna laporan keuangan dalam hal ini investor dan kreditur serta
pengguna lainnya. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan
oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk
mengurangi asimetri informasi dengan memberikan sinyal kepada pihak luar.
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima,
pelaku pasar akan menganalisis informasi tersebut apabila informasi baik maka
akan terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham dimana permintaan
saham akan meningkat dan nilai saham akan naik kemudian nilai perusahaan
juga akan meningkat.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka
menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan
membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan
menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik
(prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk
memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi
keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu mendapat opini
dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan
(Jama’an, 2008).
16
Prudence
Badan usaha yang melaksanakan berbagai operasi untuk meraih laba, lebih
banyak mempertimbangkan faktor resiko di dalam menjalankan usahanya.
Sebagaimana dikatakan oleh (Suaryana and Agung, 2008) bahwa konservatisme
adalah suatu prinsip yang menjelaskan untuk mengakui dan mengukur aset dan
laba dengan penuh kehati-hatian karena adanya ketidakpastiannya aktivitas
ekonomi dan bisnis. Pengertian tersebut disimpulkan karena berkaitan dengan
prinsip penilaian aset perusahaan yang cukup rendah. Dan (Watts, 2003)
mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian dalam pelaporan
keuangan dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan mengukur
aktiva dan laba serta segera mengakui kerugian dan hutang yang mempunyai
kemungkinan akan terjadi. Pertimbangan yang dilakukan oleh manajemen
dalam rangka memperhitungkan kekayaan perusahaan, merupakan
tanggungjawab berbagai pihak yang terlibat di dalam sebuah organisasi.
Menurut (Hellman, 2008) dalam Accounting conservatism under IFRS. IFRS
tidak lagi mengakui prinsip konservatif namun diganti dengan prinsip kehati-
hatian (prudence).
Prudence merupakan suatu tindakan kehati-hatian dalam mengakui aktiva
atau pendapatan (good news) dan mengakui bad news seperti beban, cadangan
kerugian piutang tak tertagih secara lebih cepat untuk menghindari atau
mengurangi resiko yang mungkin terjadi karena adanya ketidakpastian dalam
berbisnis. Prudence merupakan konfergensi dari konservatisme akuntansi atau
yang berarti prinsip kehatihatian dalam mengakui pendapatan atau aktiva dan
17
beban yang dapat berakibat mengecilkan laba yang dihasilkan suatu perusahaan
guna mengurangi resiko dari ketidakpastian dimasa depan.
Nilai Perusahaan
Mardiyanto (2009) menjelaskan nilai perusahaan adalah nilai sekarang
dari serangkaian arus kas masuk yang akan dihasilkan perusahaan pada masa
mendatang. Margaretha (2005) menjelaskan juga bahwa : “Nilai perusahaan
yang sudah go public tercermin dalam harga pasar saham perusahaan.
Sedangkan nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila
perusahaan akan dijual (total aktiva dan prospek perusahaan, risiko usaha,
lingkungan usaha, dan lain-lain)”. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah suatu kondisi tertentu yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan yang tercermin dalam harga pasar saham
perusahaan tersebut.
Menurut Sujoko dan Soebiontoro (2007) nilai perusahaan adalah
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
terkait erat dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya
terhadap kinerja perusahaan saaat ini, namun juga pada prospek perusahaan
dimasa mendatang.
Beberapa indikator yang digunakan untuk nilai perusahaan diantaranya adalah :
1. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela
dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang
18
dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110). Kegunaan price earning ratio
adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh earning per sharenya. Price earning ratio menunjukkan
hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share.
2. Tobin’s Q
Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika
Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar dari aset perusahaan
dengan biaya penggantinya. Menurut konsepnya, rasio Q lebih unggul daripada
rasio nilai pasar terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai
perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk
menggantinya saat ini. Dalam praktiknya, rasio Q sulit untuk dihitung dengan
akurat karena memperkirakan biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).
3. Price to Book Value (PBV)
Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi
perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang merupakan salah satu
variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana
yang akan dibeli. Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik,
umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi
perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang
telah ditanamkan di perusahaan.
19
Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya yang dilakukan manajemen dalam
menghindari pajak dengan menggunakan metode tertentu. Pengukuran Tax
Avoidance dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan book tax
difference dan effective tax rate (ETR) yang mana book tax difference
merupakan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang muncul akibat
berbedanya penghitungan laba menurut akuntansi yang berpedoman pada
Standar akuntansi keuangan dan perpajakan yang berpedoman pada perundang-
undangan perpajakan. Sedangkan ETR merupakan suatu score yang dihitung
dengan membagi total pajak dengan penghasilan kena pajak tahun yang
bersangkutan, ETR yang tinggi menunjukkan bahwa semakin rendah
perusahaan melakukan penghindaran pajak yaitu jika nilai ETR > 25% maka
perusahaan tidak melakukan penghindaran pajak dan jika ETR < 25% maka
perusahaan melakukan penghindaran pajak.
Dewan Komisaris Independen
Dewan Komisaris Independen merupakan bagian dewan komisaris yang
independen, tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan
pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta
dengan perusahaan itu sendiri (Sari, 2015). Menurut Egon Zehnder dalam
Wulandini (2012) menyebutkan dewan komisaris independen merupakan inti
dari Corporate Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan
strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta
mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.
20
Dewan komisaris independen yang merupakan salah satu mekanisme good
corporate governance memiliki tugas untuk menjalankan fungsi monitoring
yang bersifat independen terhadap kinerja manajemen perusahaan. Keberadaan
komisaris dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen (terutama CEO)
dalam pengelolaan perusahaan melalui fungsi pengawasnya (Wardhani, 2015).
Pengaruh Prudence Terhadap Nilai Perusahaan
Prudence merupakan akuntansi konservatif yang pada umumnya
menyatakan bahwa akuntan harus melaporkan informasi akuntansi yang
terendah di beberapa kemungkinan nilai untuk aset dan pendapatan, serta yang
tertinggi dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan beban (Sulistyanto dan
Wibisono (2003) konservatisme akuntansi membutuhkan tingkat verifikasi yang
lebih tinggi untuk mengakui good news sebagai keuntungan daripada untuk
mengakui bad news sebagai kerugian.
Konservatisme akuntansi mengurangi insentif manajer dan kemampuan
untuk memanipulasi angka akuntansi dan meningkatkan nilai perusahaan.
Konservatisme memiliki peran penting dalam menyediakan informasi
berkualitas tinggi bagi investor. Jika perusahaan konsisten melaporkan angka
akuntansi yang konservatif, maka akan mensinyalkan pada investor bahwa
kualitas informasinya lebih tinggi (Francis dkk, 2013). Konservatisme akuntansi
memiliki perannya sebagai fungsi monitoring terhadap kebijakan investasi
perusahaan. Dengan mensyaratkan pengakuan yang lebih cepat atas ekspektasi
kerugian, konservatisme membantu manajer untuk mengidentifikasikan proyek
yang memiliki investasi dengan kinerja buruk.
21
Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan
Penghindaran pajak atau Tax Avoidance adalah suatu skema transaksi
yang di tujukan untuk meminimalisir beban pajak pada perusahaan. Tax
avoidance (penghindaran pajak) merupakan aktifitas penghindaran pajak yang
dilakukan dengan cara tidak melanggar undang - undang yang berlaku di suatu
negara dengan kata lain merupakan suatu aktifitas yang legal dan aman bagi
wajib pajak karena aktifitas ini dilakukan dengan cara memanfaatkan
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam undang-undang serta peraturan
pajak, aktivitas ini dilakukan untuk memperkecil jumlah pajak perusahaan
sehingga nantinya akan menaikkan laba perusahaan dan akan berdampak
terhadap nilai perusahaan tersebut yang dilihat dari harga pasar saham.
Setiap investor perusahaan menginginkan supaya perusahaan memiliki
nilai perusahaan yang optimal. Investor akan memilih menanamkan modalnya
dengan melihat terlebih dahulu laba perusahaan, karena laba perusahaan akan
mengambarkan nilai perusahaan itu sendiri. Secara tidak langsung manajer
perusahaan dituntut untuk sebisa mungkin mengoptimalkan nilai perusahaan,
yang salah satu caranya dengan melakukan aktifitas penghindaran pajak (Desai
& Dharmapala 2009). Perusahaan yang transparansinya bagus akan berpengaruh
terhadap tindakan dari tax avoidance yang dilakukan perusahaan
Berdasarkan teori sinyal reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang
dilakukan perusahaan bahwa tindakan tax avoidance dapat meningkatkan atau
menurunkan nilai saham suatu perusahaan. Jika tax avoidance dipandang
sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan efesiensi pajak maka akan
22
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun jika dipandang sebagai
tindakan yang meningkatkan resiko sehingga akan mengurangi nilai perusahaan.
Pengaruh Dewan Komisaris Independen dengan Prudence Terhadap Nilai
Perusahaan
Dewan Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam
perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen
yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja
perusahaan secara luas dan keseluruhan.
Dewan komisaris independen memegang peranan penting dalam
perusahaan terutama dalam pelaksanaan good corporate gonvernace. Dewan
komisaris bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan untuk mengawasi
kebijakan dan kegiatan yang dilakukan direksi dan manajemen atas
pengelolaan sumber daya perusahaan agar dapat berjalan secara efektif, efisien
dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dewan komisaris
independen merupakan salah satu mekanisme corporate gonvernance yang
mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Pengaruh Dewan Komisaris Independen dengan Tax avoidance Terhadap
Nilai Perusahaan
Perusahaan sebagai wajib pajak juga melaksanakan corporate governance,
sehingga mempengaruhi perusahaan dalam melaksanakan kewajiban pajaknya,
selain itu perencanaan yang dilakukan perusahaan juga akan terpengaruh oleh
sistem corporate governance khususnya dewan komisaris independen yang
dijalankan perusahaan. Dengan demikian perencanaan pajak untuk
23
menghindari pajak yang tercermin dari effective tax rate perusahaan akan
terpengaruh oleh corporate governance (Friese, A., S. Link and S. Mayer.,
2006). Manajemen pajak, tax avoidance juga akan dipengaruhi oleh pelaksana
corporate governance perusahaan. Perusahaan yang memiliki corporate
governance yang baik tentunya tidak akan melaksanakan tax avoidance yang
dapat merugikan pemegang kepentingan dalam perusahaan.
C. Perumusan Hipotesis
Pengaruh Prudence Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan teori sinyal konservatisme akuntansi memiliki perannya
sebagai fungsi monitoring terhadap kebijakan investasi perusahaan. Dengan
mensyaratkan pengakuan yang lebih cepat atas ekspektasi kerugian,
konservatisme membantu manajer untuk mengidentifikasikan proyek yang
memiliki investasi dengan kinerja buruk. Konservatisme juga akan membatasi
kerugian yang mungkin muncul dari keputusan investasi yang berkinerja buruk.
Jika perusahaan secara konsisten melaporkan angka akuntansi konservatif,
ini mensinyalkan investor luar bahwa perusahaan memiliki informasi yang dapat
dipercaya dan berkualitas tinggi. Konservatisme dapat juga mempengaruhi nilai
perusahaan melalui pengaruhnya pada pembiayaan, investasi, dan aktivitas riil
lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2014), Sriyani (2017) menyatakan
penerapan konservatisme berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
menunjukkan setelah memasukkan unsur konservatisme dalam pelaporan
keuangan perusahaan terbukti menghasilkan laba yang lebih berkualitas dengan
24
meminimalisir tindakan membesarkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Hubungan antar keduanya signifikan dan positif. Hal ini berarti
bahwa peningkatan penerapan prinsip konservatisme dalam perusahaan diiringi
dengan peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
menyusun hipotesis sebagai berikut:
H1: Prudence Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Tax avoidance terhadap Nilai Perusahaan
Tax avoidance (penghindaran pajak) merupakan aktifitas penghindaran
pajak yang dilakukan dengan cara tidak melanggar undang – undang yang
berlaku di suatu negara dengan kata lain merupakan suatu aktifitas yang legal
dan aman bagi wajib pajak karena aktifitas ini dilakukan dengan cara
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam undang-undang serta
peraturan pajak, aktivitas ini dilakukan untuk memperkecil jumlah pajak
perusahaan sehingga nantinya akan menaikkan laba perusahaan dan akan
berdampak terhadap nilai perusahaan tersebut yang dilihat dari harga pasar
saham. (Desai, M.A and Dharmapala, 2006) menyatakan bahwa book tax
difference yang besar mengindikasikan perusahaan melakukan agresivitas pajak
Selain itu, ETR yang tinggi menunjukkan bahwa semakin rendah perusahaan
melakukan penghindaran pajak yaitu jika nilai ETR > 25% maka perusahaan
tidak melakukan penghindaran pajak dan jika ETR < 25% maka perusahaan
melakukan penghindaran.
Berdasarkan teori sinyal, kewajiban pajak adalah penyebab manajemen
melakukan tindakan dalam memilih metode akuntansi, kewajiban pajak
25
merupakan beban bagi perusahaan, semakin besar kewajiban pajak perusahaan
maka beban pajak akan semakin besar yang dapat berakibat pada rendahnya
laba, hal tersebut dapat membuat manajemen melakukan penghindaran pajak
dengan menggunakan metode tertentu, memanfaatkan berbagai celah untuk
menurunkan beban pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang dapat
menurunkan atau menaikkan nilai perusahaan.
Reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang dilakukan perusahaan
bahwa tindakan tax avoidance dapat meningkatkan atau menurunkan nilai
saham suatu perusahaan. Jika tax avoidance dipandang sebagai upaya untuk
melakukan tax planning dan efesiensi pajak maka akan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Namun jika dipandang sebagai tindakan yang
meningkatkan resiko sehingga akan mengurangi nilai perusahaan.
(Dedy Ghozim Herdiyanto, 2015) melaksanakan penelitian untuk
menguji bagaimana pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan, dari hasil
penelitian menunjukan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa Cash_ETR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tobin’s Q. Berdasarkan penjelasan
di atas peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut:
H2: Tax Avoidance Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Dewan Komisaris Independen memoderasi hubungan pengaruh Prudence
terhadap nilai perusahaan.
Teori sinyal menjelaskan prudence akan menghasilkan kualitas laba yang
baik karena prudence tidak memasukan laba atau pendapatan yang belum
terealisasi dalam sebuah periode. Jadi penggunaan prudence akan menambah
26
nilai perusahaan. Laba merupakan sumber utama informasi spesifik perusahaan
bagi investor untuk mengambil keputusan.Kualitas laba yang buruk dapat
disebabkan karena kepentingan manajemen yang memberikan informasi tidak
sesuai dengan kepentingan investor yang membutuhkan informasi. Jika kualitas
informasi memburuk akan berpengaruh terhadap keputusan harga investor dan
terjadi risiko informasi. Meningkatnya risiko informasilah yang menyebabkan
investor melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya, jika
kualitas laba memiliki nilai yang baik, maka investor cenderung lebih baik
dalam menilai perusahaan, misalnya dikarenakan tingkat prediktabilitas laba
yang tinggi, akan menurunkan risiko yang ditanggung investor.
Dewan komisaris independen ini akan memastikan bahwa perusahaan
akan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan informasi
keuangan yang perusahaan yang berkualitas dan akurat melalui penggunaan
prinsip prudence, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ramadhan dan Raharja
(2014). Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyusun hipotesis sebagai
berikut:
H3: Mekanisme Ukuran Dewan Komisaris Memoderasi Hubungan
Prudence terhadap Nilai Perusahaan.
Dewan Komisaris Independen memoderasi hubungan pengaruh Tax
avoidance terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan sebagai wajib pajak juga melaksanakan corporate governance
salah satunya ukuran dewan komisaris independen, sehingga mempengaruhi
perusahaan dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, selain itu perencanaan
27
yang dilakukan perusahaan juga akan terpengaruh oleh sistem corporate
governance yang dijalankan perusahaan. Dengan demikian perencanaan pajak
untuk menghindari pajak yang tercermin dari effective tax rate perusahaan akan
terpengaruh oleh corporate governance (Friese, A., S. Link and S. Mayer.,
2006). Manajemen pajak, tax avoidance juga akan dipengaruhi oleh pelaksana
corporate governance perusahaan. Perusahaan yang memiliki corporate
governance yang baik tentunya tidak akan melaksanakan prudence yang dapat
merugikan pemegang kepentingan dalam perusahaan. Berdasarkan penjelasan
tersebut peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut:
H4: Mekanisme Ukuran Dewan Komisaris Memoderasi Hubungan Tax
Avoidance terhadap nilai perusahaan
D. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Prudence
(X1)
Tax Avoidence
(X2)
Ukuran Dewan Komisaris
(Variable Moderating)
Nilai Perusahaan
(Y)