Download docx - BAB I.docx

Transcript

BAB ILATAR BELAKANG

1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS1.1.1. Situasi Keadaan UmumDesa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C (Kartikawatie, 2012).Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)Sumber : Google Maps, 2014Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :1. Daerah sawah1. Daerah pantai1. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut1. Daerah tambakWilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30C - 37C.

1.1.2. Batas WilayahBatas batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa1. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung1. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara1. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Kartikawatie, 2012Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :1. Desa Lemo1. Desa Tanjung Pasir1. Desa Tanjung Burung1. Desa Pangkalan1. Desa Tegal Angus1. Desa MuaraDesa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km1. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km1. Dengan ibukota provinsi berjarak:72 km

1.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI1.2.1. Situasi KependudukanJumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) :Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan KewarganegaraanNo.Warga NegaraLaki lakiPerempuan

1Warga Negara Indonesia (WNI)4.884orang4.629orang

2Warga Negara Asing( WNA)- orang- orang

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurNo.UmurJumlah Penduduk

1.0 4 tahun920 orang

2.5 14 tahun1880 orang

3.15 44 tahun5139 orang

4.45 64 tahun1273 orang

5.>65 tahun301 orang

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurSumber Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :NODESALuas wilayah (km)Jumlah pendudukJumlah rumah tanggaRata-rata jiwa/rumah tanggaKepadatan penduduk per km

1234567

1Pangkalan7.5416,8884,1384.082239.79

2Tanjung Burung5.247,6692,4733.101463.55

3Tegal Angus2.839,5132,8793.303361.48

4Tanjung Pasir5.649,5131,7875.321686.70

5Muara5.143,5664967.19693.77

6Lemo3.616,68264810.311850.97

Jumlah30.0053,83112,4214.331,794

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah KerjaPuskesmas Tegal Angus 2012Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang, 2012Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis KelaminNODesa/kelJumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Pangkalan8.7108.17816.888

2Tanjung Burung3.9373.7327.669

3Tegal Angus4.8904.6229.512

4Tanjung Pasir4.8844.6299.513

5Muara 1.8201.7463.566

6Lemo 3.4303.2526.682

JUMLAH27.67126.16053.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NOKELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345

12345678910111213141516

0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+

2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun,2012

1.2.2. Keadaan Sosial EkonomiPotensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :1. Potensi umumSumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat.

1. Potensi khususSemua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat.Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PokokNo.Mata Pencaharian PokokJumlah Penduduk

1.Buruh/swasta65 orang

2.Praktek Dokter/Bidan6 orang

3.Montir25 orang

4.Nelayan2.331 orang

5.Pedagang1.213 orang

6.Pegawai Negeri Sipil (PNS)15 orang

7.Pengemudi Becak43 orang

8.Pengrajin5 orang

9.Pengusaha8 orang

10.Penjahit24 orang

11.Petani176 orang

12.Peternak6 orang

13.Supir30 orang

14.TNI / POLRI6 orang

15.Tukang Batu42 orang

Sumber : Kartikawatie, 2012Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 1.7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal AngusNoAgamaJumlah Penduduk

123456IslamBudhaKristenKhatolikKhonghucuHindu454813059671105271

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

1.2.3. Keadaan Sosial BudayaKondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Tabel 1.8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung PasirNo.Tempat PeribadatanJumlah Penduduk

1.Masjid6 Unit

2.Musholla30 Unit

3.Majelis Taklim4 Unit

4.Gereja- Unit

5.Pura- Unit

Sumber : Kartikawatie, 20121.2.4 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:a. Ruang Kepala Puskesmasn: 1 Ruangb. Ruang TU: 1 Ruangc. Ruang Dokter: 1 Ruangd. Ruang Aula: 1 Ruange. Ruang Imunisasi: 1 Ruangf. Ruang Loket: 1 Ruangg. Ruang Apotik: 1 Ruangh. Ruang BP umum: 1 Ruangi. Ruang BP Anak: 1 Ruangj. Ruang BP Gigi: 1 Ruangk. Ruang KIA dan KB: 1 Ruangl. Ruang Gizi: 1 Ruangm. Ruang Gudang Obat: 1 Ruangn. Ruang TB: 1 Ruango. Ruang Lansia: 1 Ruangp. Ruang Kesling: 1 Ruangq. Ruang Perpustakaan: 1 Ruangr. Ruang Mushola: 1 Ruangs. Ruang Bidan: 1 Ruangt. Dapur: 1 Ruangu. Ruang Gudang Perkakas: 1 Ruangv. WC: 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :a. Tegal Angus: 7 Posyandub. Pangkalan: 10 Posyanduc. TanjungBurung: 7 Posyandud. TanjungPasir: 9 Posyandue. Lemo: 6 Posyanduf. Muara: 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :a. Jumlah Posyandu: 45 buahb. Jumlah Kader Posyandu dibina: 225 orangc. Jumlah kader dasa wisma dibina: 34 orangd. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang

1.2.5. PendidikanTingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan.Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.Tabel 1.10. Lembaga pendidikanNOLembaga pendidikanTKSDNMISLTP negeriMTSSLTP swasta islamSMU negeriSMK

1Jumlah sekolah5175-3---

2Jumlah murid153 orang1.269 orang876 orang-413 orang---

3Jumlah guru5 orang28 orang16 orang-16 orang---

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

Tabel 1.11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat PendidikanNoTingkat PendidikanJumlah Penduduk

1Belum Sekolah1.976 jiwa

2Usia 7-45 th tidak sekolah145 jiwa

3Tidak tamat SD/Sederajat234 jiwa

4Tamat SD/Sederajat3.789 jiwa

5Tamat SLTP/Sederajat1.653 jiwa

6Tamat SLTA/Sederajat954 jiwa

7Sarjana/D1-D341 jiwa

8Pasca Sarjana/S2-S3-

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.2.6.KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A.3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.

1.2.7.Data Puskesmas1. Pengkajian PHBSDalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.12 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013NoNama KecamatanJumlah desa/kelurahanJumah rumah tanggaJumlah rumah tangga yang dipantauCapaian PHBS rumah tangga%

1.Salembaran Jaya515925105034733,05

2.Kosambi5223214398360481,95

3.Sindang Jaya718944147051835,24

4.Pagedangan1121.7312.3101.05445,63

5Panongan826.7911.68068941,01

6Cikuya716.0951.9171.40173,08

7Mauk1216.6822.52086134,17

8Pasir Jaya1023.63484042550,60

9Cikupa431.5652.10059328,24

10Tegal Angus712.4211.26020316,11

11Teluk Naga620.3221.4701.05071,43

12Pakuhaji817.9361.68052030,95

13Sukawali612.4191.26048338,33

14Balaraja516.2171.05072368,86

15Gembong410.3971.46295165,05

16Kemiri712.2531.47016611,29

17Curug628.4001.26069355

18Binong115.8562107435,24

19Cisoka1019.3702.23590540,49

20Kelapa dua215.31042035384,05

21Bj. Nangka212.92042033880,48

22Jl. Kutai12.92821019492,38

23Jl. Emas112.39121018186,19

24Sukadiri815.6701.6801.07764,11

25Cisauk36.42194481185,91

26Suradita38.83575311815,67

27Kutabumi967.1121.89040321,32

28Kedaung barat826.2131.6801.21871,5

29Jambe109.6212.10032915,67

30Rajeg819.3491.68036421,67

31Sukatani514,7471.05061858,86

32Kresek913.1031.89073438,84

33Gunung kaler936.7001.89063433,54

34Sepatan820.9341.68097958,27

35Sukamulya818.0021.6801.17469,88

36Mekar baru1010.5701.6801056,25

37Kronjo815.9762.10075135,76

38Jayanti716.3401.68098858,81

39Tigaraksa78.7541.47076752,18

40Pasir nangka720.48674428037,63

41Legok534.8841.05035734

42Bojong kamal36.6981.03146044,62

43Caringin34.58579757772,40

Jumlah274778.22862.37129.07046,6

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2013Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena: Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS yang tinggi. Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program. Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes. Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di rumah tangga.Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan: 1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina 29 Desa binaan di Kabupaten Tangerang.2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma, Bank BJB, dll.3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.4) Saka Bakti Husada.5) Forum Kader.

2. Kesehatan Lingkungan Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang ditangani secara lintas sector, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 1.13 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2013NoSasaranTahun 2011Tahun 2012Tahun 2013

TargetRealTargetRealTargetReal

1.Prosentasi Rumah Sehat79%73,6%80%62,71%85%71,63%

2.Prosentasi SAB memenuhi syarat kesehata90%88,5%87%91,5%95%92,3%

3.Prosentasi Jamban keluarga memenuhi syarat kesehatan85%76,9%85%71,13%85%74,97%

4.Prosentasi TTU memenuhi syarat kesehatan70%66,2%75%64,69%80%74%

5.Angka Bebas Jentik (ABJ)87%60,9%90%76,16%95%78,80%

6.Prosentase Instusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan70%71,2%75%69,84%80%67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya presentase rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target pada indikator rumah sehat, presentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi. Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah di tingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program sanitasi.

3. Rumah SehatRumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten Tangerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksi sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait. Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersihHasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, presentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%. Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk keperluan mandi dan cuci. Dari data diatas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasarKeluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Tabel 1.14 Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2011-2013TahunJaga (%)Tempat sampah (%)SPAL (%)SAB (%)

201176,98182,588,5

201271,1374,7774,297,5

201387,477,683,592,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap 166.601 keluarga didapatkan, keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013 sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk menilai tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat yang kedap air dan tertutup.Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat dibidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).

6. Keluarga Berencanaa. Peserta KB Baru Jumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940 dengan peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih rendah, hambatan yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah, larangan suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu edukasi melalui penyuluhan harus terus dilakukan.

b. Peserta KB AktifJumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih sangat rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah karena alat kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat miskin biaya ini ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga jumlah peserta KB aktif diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang.

7. Tempat-Tempat UmumTempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan permasalahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan. Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa BogaPemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftar di dinas kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene sanitasi yang dilakukan secara periodik dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan, usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.

2. Rumah Makan/RestoranHasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga PanganHasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun 2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industri rumah tangga pangan yang telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan yang ingin mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pangan yang memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengusaha dan penanggung jawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan hasil industri rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks, rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air MinumHasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di 100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika, dan bakteriologi.Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang memiliki sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

5. Angka Bebas JentikNyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan, sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan nyamuk secara teratur.

6. Institusi Yang DibinaInstitusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan, ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711 (67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

1.2.8. Data Puskemas Tegal Angus1. TB ParuBerdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan kasus baru pada:Laki-laki: 26 orang dari 27.671 orangPerempuan: 21 orang dari 26.160 orangTotal: 48 orang dari 53.831 orangKasus lama: (-)a) Angka insiden per 100.000 penduduk:Laki-laki: 94.0Perempuan: 80.0Total: 89.1b) Jumlah BTA (+)Laki-laki: 13 orangPerempuan: 14 orangTotal: 27 orangc) CDRLaki-laki: 48.15Perempuan: 50.0Total: 49.09Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

2. DiareBerdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:a) Jumlah perkiraan kasus:Laki-laki: 1.170 orang dari 27.671 orangPerempuan : 1.107 orang dari 26.160 orangTotal : 2.277 orang dari 53.831 orangb) Jumlah kasus yang ditanganiLaki laki : 394 orang (33.7%)Perempuan: 553 orang (50%)Total: 947 orang (41.6%)Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

3. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga KesehatanBerdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu:a) Jumlah ibu yang bersalin: 928 orang dari 1.025 persalinanb) Jumlah ibu yang nifas: 1.025 orangc) Yankes: 1.022 orang Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus, 2012

4. Kepemilikan Jambana) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan puskesmas:1. Jumlah keluarga: 12.4212. Jumlah keluarga yang memiliki jamban: 4.9683. Jumlah keluarga yang diperiksa: 1174. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat: 103Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

5. Tempat Sampaha) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan puskesmas:1. Jumlah keluarga : 12.4212. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 3.1063. Keluarga yng diperiksa : 1174. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103 Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

6. Air Minuma) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan puskesmas:1. Jumlah keluarga : 12.4212. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117b) Jenis sarana air minum1. Kemasan: (-)2. Ledeng: 25 keluarga3. Air isi ulang: 89 keluarga4. Sumur terlindung: 3 keluarga Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

7. Sarana dan Akses Air Bersiha) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan dan puskesmas1. Jumlah keluarga: 12.4212. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117 Jenis sarana air bersih1. PDAM : 4 keluarga2. SGL : 31 keluarga3. Sumur Bor : 82 keluarga Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehata) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatandan puskesmas1. Jumlah keluarga : 12.4212. Keluarga yang diperiksa :1.2603. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS: 183 Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

9. Sepuluh Besar PenyakitBerdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini : Tabel 1.15. Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Januari Juni 2014No.PenyakitJumlah Kejadian

1ISPA1533

2Demam yang tidak diketahui penyebabnya1468

3Sakit kepala1098

4Batuk 923

5Dermatitis884

6Hipertensi Esensial526

7Gastritis499

8Konjungtivitis385

9Diare314

10TBC302

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus bulan Januari 2014

Tabel 1.16.Sarana Pelayanan KesehatanNoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Poskesdes1 Unit

2Pos KB Keluarga-

3Posyandu6 Unit

4Pos Mandiri-

5Klinik Bersalin/ BKIA-

6Praktek Dokter/ Bidan4 Unit

7Praktek Bidan4 Unit

8Paraji4 Orang

9

Keluarga Berencana0. Jumlah Pos/ Klinik KB : -0. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang0. Jumlah Akseptor KB :1) Pil: 127 orang2) IUD: 14 orang3) Kondom: - orang4) Suntik: 190 orang5) Implan : 13 orang-

1.2.9 Gambaran Keluarga Binaan1.2.9.1. Gambaran Umum Keluarga Binaan Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 3 keluarga, yaitu :1. Keluarga Tn. Ayat1. Keluarga Tn. Mursan1. Keluarga Ny. YantiKeluarga binaan bertempat di Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal 11 Februari sampai dengan 21 Februari 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut :

1. Keluarga Tn. Ayata. Data Dasar Keluarga Tn. AyatKeluarga binaan Tn. Ayat terdiri dari 6 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Ayat sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Tamol, dan 3 anak laki-laki bernama Tn.Tata, Tn.Eko, dan An.Akbar kemudian 2 anak perempuan Nn.Ayu dan By. Anggun.Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. AyatNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. AyatKepala KeluargaL50SDNelayan

2.Ny. TamolIstriP45Tidak bersekolahIbu rumah tangga

3.Tn. TataAnak pertamaL30SDBuruh pabrik

4.Tn. EkoAnak keduaL18SDTidak bekerja

5.Nn. AyuAnak ketigaP14SDPelajar

6.An. AkbarAnak keempatL7-Pelajar

7.

By. AnggunAnak kelimaP7 bulan--

Keluarga Tn. Ayat bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Ayat sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Tamol dan tiga orang anak lelaki bernama Tn. Tata yang sudah berkeluarga, Tn. Eko, dan An. Akbar, kemudian dua anak perempuan yaitu Nn. Ayu dan by. Anggun.Tn. Ayat, berusia 50 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan berkisar Rp 50.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Ayat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan, dan lain-lain.Tn. Ayat mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Tamol, yang berusia 45 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Tamol tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah. Pasangan ini menikah saat Tn. Ayat berumur 23 tahun dan Ny.Tamol berusia 18 tahun. Saat hamil, Ny.Tamol rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh dukun beranak.

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn. Ayat tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 60 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 4 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon rotan, dan dindingnya terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela yang jarang dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, ruang dapur dan kamar mandi yang tidak terdapat jamban. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang terdiri dari bak mandi dan kloset, untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di 300 meter. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Ayat, jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah. Keluarga Tn. Ayat sering menggunakan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Tn. Ayat memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.Keluarga Tn. Ayat memiliki pekarangan di samping rumah. Dalam membuang limbah rumah tangga (sampah), Tn. Ayat dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.3. Denah Ruman Tn. Ayat

c. Lingkungan PemukimanRumah Tn. Ayat terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan dan pembakaran sampah dan di bagian kanan dan kiri terdapat rumah tetangga. Limbah cair dialirkan ke jalan.d. Pola MakanKeluarga Tn. Ayat memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Tamol memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe, dan terkadang makan ikan. Menurut penuturannya Ny. Tamol semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Tamol terkadang membeli makanan di luar jika sedang malas memasak.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakAnak pertama pasangan Tn. Ayat dan Ny. Tamol adalah seorang anak lelaki, bernama Tn.Tata yang sekarang berusia 30 tahun, yang sekarang sudah bekeluarga dan bekerja sebagai buruh pabrik. Proses kelahiran ditolong oleh dukun bayi. Sejak lahir Tn. Tata sering dibawa ke posyandu dan mendapatkan imunisasi yang lengkap, akan tetapi Ny. Tamol tidak mengerti imunisasi apa yang diberikan kepada anaknya, ia hanya menuruti anjuran dari Posyandu. Tn. Tata diberikan ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan. Saat ini Ny. Tamol tidak menjalani program Keluarga Berencana (KB).

f. Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn.Ayat untuk mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn. Ayat lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat PenyakitKeluarga Tn. Ayat jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Ayat adalah sakit panas badan, batuk, dan pilek.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-HariDi keluarga Tn. Ayat tidak ada yang merokok selain Tn. Ayat. Keluarga Tn. Ayat mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. AyatNoFaktor InternalPermasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Ayat semasa muda sampai sekarang memiliki kebiasaan merokok. Tn. Ayat dalam sehari dapat merokok kurang lebih 3 bungkus rokok/hari

2Olah ragaSemua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan berolahraga.

3Pola MakanNy. Tamol memasak sendiri dengan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, dan terkadang ikan serta jarang mengkonsumsi sayur sayuran, buah-buahan, dan daging.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi ke puskesmas terdekat dan terkadang datang ke bidan keliling.

5MenabungMereka tidak pernah menabung

6Aktivitas sehari-haria. Bapak bekerja sebagai nelayan, bekerja setiap hari dari jam 5 sore sampai jam 6 pagi.b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.c. Anak pertama bekerja sebagai buruh pabrik, bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore lalu.d. Anak kedua sudah tidak bersekolah dan hanya di rumah membantu ibu.e. Anak ketiga masih bersekolah sekolah dasar.f. Anak keempat masih bersekolah sekolah dasar.g. Anak kelima masih bayi berusia 7 bulan

7Alat kontrasepsiDi keluarga Tn. Ayat, tidak ada yang menggunakan alatKontrasepsi

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. AyatNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas BangunanLuas rumah 8 x 4 m2

2.

Ruangan dalam rumah

Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang berukuran 3 x 2 m2. Dua kamar tidur masing-masing berukuran 3 x 3 m2. Di dalam kamarnya terdapat kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn. Ayat berukuran 3 x 2m2 dan tidak disertai dengan ventilasi udara. Kamar mandi berukuran 5 x 1m2dan tidak disertai dengan jamban.

3.JambanKeluarga Tn. Ayat tidak memiliki jamban di rumahnya

4.

VentilasiTerdapat ventilasi udara hanya pada ruang tamu. hanya terdapat ventilasi 4 buah pada ruang tamu.

5.Pencahayaan0. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di kamar tidur.0. Terdapat 2 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di dapur dan kamar mandi.

5.MCK1. Hanya Memiliki kamar mandi yang juga digunakan sebagai tempat mencuci pakaian dan menjemur pakaian1. Tidak terdapat jamban di kamar mandi

6.Sumber AirDalam kesehariannya Tn. Ayat menggunakan air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

7.Saluran pembuangan limbahTidak terdapat saluran pembuangan limbah, air limbah dialirkan ke jalan.

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang disebelah rumah, bila sampah telah banyak, lalu dibakar.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter. 3 meter dari tempat tersebut banyak tumpukan sampah serta kandang ayam yang tampak tidak bersih. Sedangkan disamping kiri berjarak 10 meter dari banyak rumah tetangga yang padat, Di depan rumah terdapat rumah tetangga yang berjarak 5 meter, masih merupakan anak dari Tn. Ayat

2. Keluarga Tn. Mursana. Data Dasar Keluarga Tn. MursanKeluarga binaan Tn. Mursan terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn.Mursan sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.Ama (Alm) dan 2 anak perempuan bernama Ny. Mardiah dan Tn. Suhaemi, Ny. Ana dan Tn. Dawis (Alm) dan An. Mulyana, An. Damai.

Tabel. 1.20 Data dasar Keluarga Tn.MursanNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn.MursanKepala KeluargaL70Tidak SekolahTidak Bekerja

2.Ny. AnaAnak pertamaP35SDIbu Rumah Tangga

3.Ny. MardiahAnak keduaP30SDIbu Rumah Tangga

4.Tn. SuhaemiMenantuL35SDNelayan

5.An. MulyanaCucu Tn. MursanP13SDBelum bekerja

6.An. DamaiCucu Tn. MursanP9-Belum Bekerja

Keluarga Tn. Mursan bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga binaan Tn. Mursan terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn.Mursan sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.Ama (Alm) dan 2 anak perempuan bernama Ny. Mardiah dan Tn. Suhaemi, Ny. Ana dan Tn. Dawis (Alm) dan An. Mulyana, An. Damai.Tn. Mursan, berusia 70 tahun, sudah tidak bekerja lagi. Kehidupan Tn. Mursan dibiayai oleh menantunya yang bekerja sebagai nelayan yang berpenghasilan 400.000 / bulan. Tn. Mursan tidak mampu membaca dan menulis karena dia tidak sempat mengenyam pendidikan sekolah. Istrinya, Ny. Ama yang telah meninggal saat berusia 40 tahun, dulunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah saat Tn.Mursan berumur 20 tahun dan Ny. Ama (Alm) berusia 17 tahun. Saat hamil, Ny. Ama rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh dukun beranak.

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Tn.Mursan tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar70 m2 dan luas bangunan berukuran 9m x5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon rotan, dan dindingnya terbuat dari batu bata. Tidak ada ventilasi rumah sehingga tidak ada sinar matahari yang masuk dan sirkulasi udara tidak baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, ruang dapur, dan kamar mandi yang tidak terdapat jamban. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang berfungsi untuk mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di 500 meter. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Mursan, jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah. Keluarga Tn. Mursan sering menggunakan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari keluarga Tn. Mursan memerlukan 6 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.Keluarga Tn. Mursan memiliki pekarangan di samping rumah. Dalam membuang limbah rumah tangga (sampah), Tn. Mursan dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.4. Denah Ruman Tn. mursan

c. Lingkungan PemukimanRumah Tn.Mursan terletak dipemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan,dan pembakaran sampah dan di bagian kiri dan kanan terdapat rumah tetangga. Limbah cair dialirkan ke jalan.d. Pola MakanKeluarga Tn. Mursan memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Ana memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan sayuran.e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakAnak pertama pasangan Tn.Mursan dan Ny.Ama (Alm) adalah seorang anak perempuan, bernama Ny. Ana yang sekarang berusia 35 tahun dan Ny. Mardiah usia 25 tahun, yang sekarang sudah berkeluarga dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Proses kelahiran ditolong oleh dukun beranak (Paraji). Sejak lahir Ny.Ana dan Ny.Mardiah sering dibawa ke posyandu dan mendapatkan imunisasi tetapi tidak lengkap, Ny. Ana dan Ny. Mardiah diberikan ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan.

f. Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Mursan untuk mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn. Mursan lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat PenyakitKeluarga Tn. Mursan jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Mursan adalah sakit panas badan, batuk, pilek dan mencret.

h. Perilaku dan Aktivitas Sehari-HariDi keluarga Tn. Mursan ada yang merokok. Keluarga Tn. Mursan mengaku mencuci tangan sebelum makan jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.21 Faktor Internal Keluarga Tn. MursanNoFaktor InternalPermasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Mursan dari usia 15 tahun sampai usia 69 tahun merokok. Kurang lebih Tn. Mursan menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus dalam dua hari.

2Olah ragaKeluarga Tn. Mursan jarang sekali olahraga

3Pola MakanTn. Mursan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, sayur, ikan asin dan jarang mengkonsumsi buah-buahan dan daging.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, Tn. Mursan membeli obat warung atau ke puskesmas.

5Aktivitas sehari-hariTn. Mursan dulunya bekerja sebagai Nelayan

6Penggunaan Alat KontrasepsiPada keluarga anak Tn. Mursa menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik

7PenyakitDi keluarga Tn. Mursan tidak ada penyakit kulit, tetapi ada penyakit darah tinggi yang dialami oleh Tn. Mursan sendiri.

Tabel 1.22 Faktor Eksternal Keluarga Tn. MursanNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas BangunanLuas rumah 9 x 5 m2

2.222

Ruangan dalam rumah

Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang berukuran 4 x2 m2. Dua kamar tidur masing-masing berukuran 4 x 3 m2. Di dalam kamarnya terdapat kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn. Mursan berukuran 3x2m2 dan tidak disertai dengan ventilasi udara. Kamar mandi berukuran 2 x 2 m2

333.

VentilasiTidak terdapat ventilasi

4.Pencahayaanb. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di kamar tidur.c. Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di dapur dan kamar mandi.

5.MCKb. Hanya Memiliki kamar mandic. Tidak terdapat jamban

6.Sumber AirDalam kesehariannya Tn. Mursan menggunakan air sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

7.Saluran pembuangan limbahTidak terdapat saluran pembuangan limbah, air limbah mengalir ke kebun sebelah rumah Tn. Mursan dan langsung terserap oleh tanah, tampak terlihat kotor serta becek.

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di sebelah rumah, bila sampah telah banyak, lalu dibakar.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak setengah meter.

10JambanPada keluarga Tn. Mursan tidak ada jamban

3.Keluarga Ny. Yatia. Data Dasar Keluarga Ny. YatiKeluarga binaan Ny. Yati terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Ny. Yati sebagai kepala keluarga semenjak suami Ny. Yati meninggal dunia 4 tahun yang lalu yang bernama Tn. Dedi berusia 78 tahun. Ny. Yati mempunyai 12 anak. Anak ke 1 bernama Tn. Bayu berusia 60 tahun. Anak ke 2 bernama Ny. Ani berusia 58 tahun, anak ke 3 bernama Tn. Doni berusia 57 tahun, anak ke 4 bernama Tn. Adi berusia 56 tahun, anak ke 5 bernama Tn. Dondo berusia 53 tahun, anak ke 6 bernama Ny. Septi berusia 50 tahun, anak ke 7 bernama Ny. Ai berusia 48 tahun, Anak ke 8 bernama Tn. Anto berusia 47 tahun, anak ke 9 bernama Ny. Tini berusia 44 tahun, anak ke 10 bernama Tn. Reno berusia 40 tahun, anak ke 11 bernama Ny. Ina berusia 37 tahun dan anak ke 12 bernama Ny. Isni berusia 35 tahun yang mempunyai 2 anak angkat laki-laki bernama Tn. Rodi berusia 17 tahun dan An. Rohmat berusia 9 tahun, kemudian Tn. Safar yang berusia 31 tahun adalah menantu dari Ny. Yati.

Tabel. 1.23Data dasar Keluarga Ny. YatiNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Ny. YatiKepala KeluargaP75Tidak BersekolahTidak bekerja

2.Ny. IsniAnak ke 12P35SDBuruh pabrik

3.Tn. SafarMenantuL31SDNelayan

4.An. RohmatAnak AngkatL9-Belum bekerja

5.Tn.RodiAnak AngkatL17SDBuruh Pabrik

Keluarga Ny. Yati bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Ny. Yati sebagai kepala keluarga dengan seorang anak ke 12 yang bernama Ny. Isni dan dua orang anak angkat lelaki bernama Tn. Rodi dan An. Rohmat, serta Tn. Safar yang merupakan menantu dari Ny. Yati.Ny. Yati, berusia 75 tahun, tidak bekerja, selama ini dalam memenuhi kebutuhannya bergantung dari pendapatan suaminya yang bekerja sebagai penjual warung. Tetapi suaminya meninggal 4 tahun yang lalu, setelah Anak ke 12 nya yang bernama Ny. Isni menikah dengan Tn. Safar sejak 5 bulan yang lalu, dalam memenuhi kebutuhan sehati-harinya Ny. Yati bergantung dari Tn. Safar.Tn. Safar, berusia 31 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan berkisar Rp 85.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Safar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Tn. Safar mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Isni, yang berusia 35 tahun, bekerja sebagai buruh pabrik. Pendapatannya berkisar Rp 70.0000/ hari. Ny. Isni pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pasangan ini menikah saat Tn. Safar berumur 31 tahun dan Ny. Isni berusia 35 tahun. Ini adalah pernikahan kedua dari Tn. Safar. Saat hamil, Ny. Isni rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh bidan desa.Tn. Rodi, anak angkat pertama dari pernikahan Tn. Safar sebelumnya, saat ini bekerja sebagai buruh pabrik. Pendapatannya berkisar Rp 65.000/ hari. Anak Rohmat, anak angkat kedua dari pernikahan Tn. Safar sebelumnya, saat ini sedang menempuh pendidikan SD.

b. Bangunan Tempat TinggalKeluarga Ny. Yati tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan luas tanah sekitar 90 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan semen, beratap asbes dengan plafon rotan, dan dindingnya terbuat dari rotan. Rumah dari keluarga Ny. Yati tidak memiliki ventilasi yang baik sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua kamar tidur, ruang dapur,dan memiliki kamar mandi serta tidak terdapat jamban. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di 300 meter. Selain digunakan oleh anggota keluarga Ny. Yati, jamban ini juga sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah. Keluarga Ny. Yati sering menggunkan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Ny. Yati memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.Keluarga Ny. Yati dalam membuang limbah rumah tangga (sampah) dengan cara membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5. Denah Ruman Ny. Yati

c. Lingkungan PemukimanRumah Ny. Yati terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan, dan pembakaran sampah dan di bagian kanan dan kiri terdapat rumah tetangga. Limbah cair dialirkan ke jalan.

d. Pola MakanKeluarga Ny. Yati memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Isni memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe, dan sering makan ikan asin. Menurut penuturannya Ny. Isni semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Isni tidak pernah membeli makanan di luar.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan AnakPasangan (Alm) Tn. Tita dan Ny. Yati dikaruniai sebanyak 12 anak. Saat ini Ny. Yati tidak menjalani program Keluarga Berencana (KB).f.Kebiasaan BerobatKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas. Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Ny. Yati untuk mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Ny. Yati lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat PenyakitKeluarga Ny. Yati jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Ny. Yati adalah batuk dan pilek. Ny. Yati memilik penyakit hipertensi yang sedang dideritanya.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-HariDikeluarga Ny. Yati, yang merokok adalah Tn. Safar dan cucu angkat laki-laki pertama nya Tn. Rodi. Keluarga Ny. Yati mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.24Faktor Internal Keluarga Ny. YatiNoFaktor InternalPermasalahan

1Kebiasaan merokokTn. Safardan Tn. Rodi memiliki kebiasaan merokok

2OlahragaSemua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan berolahraga

3Pola makanKeluarga Ny. Yati memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Isni memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan sering makan ikan asin.

4Pola pencarian pengobatanKetika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

5MenabungMereka tidak pernah menabung.

6Aktivitas sehari-haria. Ny. Yati tidak bekerja, hanya mencuci pakaian pekerjannya sehari-hari.b. Tn Safar bekerja sebagai nelayan.c. Ny. Isni bekerja sebagai buruh pabrik plastik dari jam 8 pagi sampai jam 5 sored. Tn. Rodi bekerja sebagai buruh pabrik dan bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 soree. An. Rohmat usia 9 tahun dan saat ini masih duduk di bangku SD

7KontrasepsiPada keluarga Ny. Yati tidak menggunakan alat kontrasepsi

Tabel 1.25 Faktor Eksternal Keluarga Ny. YatiNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas bangunanLuas rumah 8 x 6 m

2.

Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2,5x3m yang juga menjadi ruang keluarga, dan dua kamar tidur berukuran 2,5x2m, dapur berukuran 3x3 cm, kamar mandi berukuran 2x2 m

3.JambanPada keluarga Ny. Yati tidak memiliki jamban di rumah

3.

VentilasiTidak terdapat ventilasi

4.PencahayaanTidak terdapat pencahayaan pada rumah keluarga Ny. Yati

5.MCKTidak tersedia jamban di dalam rumah. Keluarga ke MCK umum.

6.Sumber airTerdapat sumur untuk kebutuhan mencuci dan mandi dan air untuk minum didapat dengan membeli air PAM keliling.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair dialirkan ke jalan

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di belakang rumah, lalu kemudian ditumpuk jika penuh lalu di bakar

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri terdapat rumah keluarga, di depan rumah terdapat jalan setapak, dan belakang rumah terdapat empang.

1.3 Penentuan Area Masalah

I.3.1Rumusan Area Masalah

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 05/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu Perilaku Ibu Tentang Pemakaian KB Di Keluarga Binaan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya.

Gambar 1.6 Proses Metode Delphi

Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di Kampung Garapan, Tanjung Pasir. Kami mengangkat masalah ini dengan berbagai pertimbangan dan alasan : 1. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan perilaku keluarga binaan tentang pemakaian KB termasuk dalam kategori kurang dengan presentase 64,8 %.2. Berdasarkan observasi ke keluarga binaan didapatkan bahwa kondisi jalan menuju lokasi (seperti: puskesmas dan bidan yang menyediakan pelayanan KB) yang masih kurang memadai sehingga menyebabkan keluarga binaan malas datang ke lokasi (seperti: puskesmas dan bidan yang menyediakan pelayanan KB) untuk menggunakan KB.3. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa kesadaran tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi pada setiap keluarga binaan masih kurang.4. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang KB sebelumnya.5. Berdasarkan data sekunder Dari data puskesmas tahun 2012 peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%) dari 13.940 PUS. Jumlah ini juga masih sangat rendah.

1.3.2. Area Masalah Diagnosis KomunitasDari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, memutuskan untuk mengangkat permasalahan Perilaku Ibu Terhadap Pemakaian KB Pada Keluarga Binaan Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten Periode 2 Februari 2015 7 Maret 2015.

48


Recommended