12
BAB II KAJIAN TEORI
Kajian teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu
gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman
berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut
seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir
untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang
dipilih. (Suyanto, 2005:34). Berikut teori-teori yang digunakan oleh penulis dalam
merancang majalah digital ini:
A. Perancangan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perancangan ialah proses, cara,
perbuatan merancang. Beberapa ahli menguraikan perancangan melalui beberapa
definisi. Perancangan menurut (Ladjamudin, 2005:39) “Perancangan adalah
tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain system baru yang
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh
dari pemilihan alternative sistem yang terbaik”.
Sementara itu menurut (Kusrini, 2007:79) perancangan adalah proses
pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis
sistem. Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
perancangan adalah suatu proses untuk membuat dan mendesain sistem yang baru.
Berdasarkan paparan para ahli diatas, penulis akan menggunaan teori
perancangan untuk majalah digital sangat cocok dengan menggunakan teori karena
13
karya yang dibuat merupakan sebuah system media baru yang memerlukan sebuah
komunikasi yang mendalam dan dalam teori perancangan sebuah majalah
diperlukan sebuah sistem komunikasi yang baik.
B. Komunikasi
Dalam penerapannya sebuah perancangan membutuhkan sebuah alur
komunikasi yang baik didalamnya. Sebelum mengulik lebih dalam alur komunikasi
ini pengartian komunikasi secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa
Latin communicatio, dari kata yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
Kemudian dlm Bahasa Latin communicatus, yang artinya berbagi atau milik
bersama. Atau dari kata communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-
mana, sehingga kata communis opinion mempunyai arti pendapat umum atau
pendapat mayoritas (Liliweri, 1991: 3). Adapun dalam literatur ilmiah ditemukan
sangat banyak definisi komunikasi oleh para ahli. Diantaranya adalah definisi
Harold D. Laswell (Liliweri, 1991: 7) yang mendefinisikan komunikasi yaitu "who
says what in which channel to whom with what effect". Kemudian definisi
legendaris oleh Hovland (Hovland, 1948: 10) mengatakan bahwa: "Communication
as the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal symbol) to modify the behavior of the other individuals
(communicant)". Pendapat Hovland dan Lasswell memiliki sebuah pengertian
bahwa siapa yang mengatakan seseuatu dalam sebuah jaringan untuk seseorang
dengan adanya sebuah efek. Arti dari Lasswell ini memiliki arti komunikasi sebagai
14
proses oleh individu menyalurkan symbol verbal yang berakibat pada modifkasi
sifat individu lainnya.
Menurut (Hick dan Gullett, 1996:322): "Communication is the transfer and
under standing from one person to another”. Ilmu komunikasi sebagai ilmu
pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif
dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan
pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing
mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi
pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan
dengan perkembangan ilmu komunikasi.
Sesuai dengan teori komunikasi diatas, penulis beranggapan bahwa
penggabungan antara komunikasi dan digital merupakan sebuah media yang
memiliki mobilitas sangat tinggi untuk menciptakan komunikasi massa yang
terhubung satu sama lain untuk mendukung interaksi di dunia maya.
C. Media
Pengertian Media menurut Belch, Media adalah sarana penyampaian
termasuk didalamnya adalah media penyiaran (TV dan Radio), media cetak (surat
kabar dan majalah), surat langsung, iklan outdoor dan media pendukung lainnya
(Belch, 2007: 31).
Selain itu, menurut Duncan, beliau memiliki persepsi yang berbeda terhadap
media yaitu:
15
Media erat kaitannya dengan iklan sehingga pola pikir masyarakat
mengatakan media adalah tempat untuk beriklan. Dengan media penyampaian
komunikasi seperti penawaran produk dapat disampaikan langsung kepada
konsumen. Media dapat berupa media konvensional seperti radio, TV, billboard,
poster, koran dan majalah tetapi juga dapat berupa media online. (Duncan, 2005:
341). Media juga mempunyai kekuatan dan kelemahan, hal ini sangat berpengaruh
terhadap komunikasi yang mereka bawa. Berikut ini adalah kekuatan dan
kelemahan masing-masing media (Duncan, 2005: 341).
Berdasarkan teori media dalam pergerakannya di dunia digital, penulis
berpendapat bahwa media akan menjawab kebutuhan akan informasi dari
konsumen itu sendiri. Penyampaian komunikasi secara digital atau melalui new
media merupakan opsi terbaik untuk meningkatkan efisiensi kehidupan manusia.
D. Media Massa
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan atau informasi
yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar
perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang
sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu juga.
Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan secara periodik, isi pesan harus
bersifat umum menyangkut semua permasalahanny, mengutamakan aktualitas, dan
disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini adalah Surat
Kabar, Majalah, Radio, Televisi dan Film (Wahyudi, 1995:35)
16
Perihal teori diatas, penulis beranggapan bahwa lingkup dari media sendiri
perlu dikerucutkan menjadi tingkat media massa yang memerlukan informasi ini
dengan penggunaan medium cetak yang telah ter-digitalisasi.
E. New Media (Digital)
Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh (Levy,
2001:10), yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang
membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua
pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media
menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang
World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka,
fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi
pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang
pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada
masyarakat
New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi
yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber
dan Martin, 2009). Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya
terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di
dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media
merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi,
berkarakter fleksibel berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat
17
maupun secara public (Mondry, 2008:13).
Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana
sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan
sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang
bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan
fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan
manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah
sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai
sekarang yang sudah menggunakan digital (modern media/new media). Faktanya
bahwa pengguna sekarang dapat bekerja dengan materi media siar sebagai sebuah
cara mengembangkan ide pada ruang publik (Littlejohn,2009:686). Salah satu
bagian dari new media adalah “Network Society”. “Network society” adalah
formasi sosial yang berinfrastuktur dari kelompok, organisasi dan komunitas massa
yang menegaskan bentuk awal dari organisasi dari segala segi (individu, grup,
organisasi, dan kelompok sosial). Dengan kata lain, aspek mendasar dari formasi
teori ini adalah semua yang memiliki hubungan yang luas secara kolektivitas (Van
Dijk, 2006:20).
Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet dinilai
sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya. Internet
memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan, memanipulasi dan menerima
pesan (Ruben, 1998:110). Internet merupakan sebuah media dengan segala
karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan,
isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh
18
sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung
secara intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama.
Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam
operasi internet (McQuail, 2009: 28-29).
Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer,
internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh
karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang membuat bentuk-
bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun
perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga
komunikasi, persepsi pihak pihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan
fasilitas mengakses informasi, densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan
arus-arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi
menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada
esensinya sebagai sebuah medium (Setyani, 2013:5). Untuk mengakses Internet,
seseorang membutuhkan koneksi Internet dan piranti keras seperti komputer, PDA,
Blackberry dan lain sebagainya. Internet yang dianggap sebagai gabungan dari
beberapa bentuk media dan fasilitas e-mail, website, newsgroup, e-commerce dan
sebagainya (Lievrouw, 2006:221).
Penerapan teori newmedia, menurut penulis akan memberikan sebuah
jawaban terhadap medium yang dipilih. Penggunaan newmedia akan memberikan
efisiensi dalam penyampain komunikasi yang lebih global. Penerapan Teori ini
mengajarkan akan pentingnya untuk terus bergerak dan berinovasi dalam dunia
media agar tercipta efisiensi dan efektivitas informasi dalam komunikasi yang
19
tercipta dalam sebuah media majalah digital.
F. Majalah Digital
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa majalah adalah
terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan
tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu
penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan
sebagainya, dan menurut penyusunan isinya dibedakan atas majalah berita,
wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya
(KBBI, 2002:698). Majalah merupakan media cetak yang karakteristiknya lebih
spesifik daripada surat kabar. Setiap majalah umumnya mempunyai pembaca jauh
lebih sedikit daripada pembaca surat kabar, namun memiliki pasar yang lebih jelas
segmentasinya. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan surat
kabar yang hanya menyajikan berita (Yuli & Catur, 2006:118).
Media digital merupakan bentuk media elektronik yang menyimpan data
dalam wujud digital, bukan analog. Pengertian dari media digital dapat mengacu
kepada aspek teknis (misalnya harddisk sebagai media penyimpan digital) dan
aspek transmisi (misalnya jaringan komputer untuk penyebaran informasi digital),
namun dapat juga mengacu kepada produk akhirnya seperti video digital, audio
digital, tanda tangan digital serta seni digital.
Majalah elektronik (bahasa Inggris: electronic magazine; disingkat e-
Magazine atau ezine juga disebut online magazine) adalah versi elektronik dari
20
majalah karena berbasis listrik. Majalah elektronik tidak lagi menggunakan bahan
bahu kertas untuk menuliskan artikel-artikelnya seperti majalah pada umumnya,
melainkan dalam bentuk file digital yang dapat diakses melalui media elektronik
seperti Komputer, Laptop, handphone, BlackBerry, android, iPhone, iPad dan
teknologi lainnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Majalah_elektronik)
Berdasarkan paparan teori diatas penulis beranggapan bahwa penggunaan
media majalah sebagai penyampai informasi dirasa sangat tepat karena lingkungan
yang dihadapi memiliki hasrat untuk mengetahui informasi lebih dalam dan media
majalah sangat tepat untuk kalangan muda. Ada sedikit modifikasi pada majalah
yang digunakan dengan pembuatan majalah yang ditransformasi kedalam bentuk
media digital guna memudahkan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
G. Konvergensi Media Digital
Teknologi komunikasi dan informasi telah membawa perubahan dalam
kehidupan manusia. Sekarang masyarakat dapat memperoleh informasi dengan
cepat dan lengkap dengan adanya jaringan computer yang terhubung dengan
internet. Teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif dengan
teknologi komputer yang bersifat interaktif telah memunculkan teknologi informasi
yang mutakhir.
Menurut Preston (Preston, 2001:27), Konvergensi adalah penggabungan
media komunikasi konvensional dengan internet. Konvergensi menyebabkan
perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan
21
seluruh bentuk informasi baik visual maupun audio. Konvergensi adalah
digitalisasi karena merubah data dari format analog ke format digital sehingga
dikirim dalam satuan biner. Media konvergen mengabungkan komunikasi massa
dan komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Konteks yang lebih luas,
konvergensi media sesungguhnya tidak hanya memperlihatkan kemajuan teknologi
tetapi mengubah hubungan antara teknologi, industry, pasar, gaya hidup dan
khalayak. Konvergensi teknologi informasi meyebabkan berubahnya perilaku
manusia dalam bekerja, belajar, mengolah bisnis, dan lain-lain. Dalam dunia bisnis
sudah dikenal dengan istilah e-commerce atau e-banking dimana ini merupakan
evolusi dari bisnis tradisional ke era digitalisasi.
Menurut penulis teori konvergensi media dan tingkat penggunaan dan
gratifikasi dalam media digital memberikan penjelasan informasi yang kuat dalam
pembuatan majalah ini. Peralihan dari dunia cetak ke digital harus dilakukan guna
mendukung modernisasi dunia informasi.
H. Tinjauan Desain Grafis dalam Majalah
Setiap majalah memiliki target pasarnya dan juga berbagai segmen yang
berbeda. Dalam mempersiapkan tata letak majalah, kita akan membutuhkan
beberapa penyesuaian dari pemilihan warna, gaya ilustrasi, jenis font dan ukuran,
serta bahasa. Namun, tujuan utama dari majalah ini adalah untuk menyampaikan
informasi kepada pembaca, dan itu adalah sesuatu yang harus diutamakan.
22
(http://blog.sribu.com/2014/11/20/inilah-15-contoh-desain-majalah-yang-
harus-kamu-lihat/)
1. Desain
Desain memiliki arti yang luas, dari kata desain itu sendiri dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti kerangka bentuk atau rancangan, dan dapat pula
diartikan sebagai motif, pola, atau corak. Menurut P.J. Booker mengemukakan
pendapatnya tentang arti desain bahwa: “Simulating what we want to make (or
do), before we make (or do) it as many times as may be necessary to feel confident
in the final result” (Sarwono dan Lubis, 2007:2). Sebuah simulasi apa yang mau
kita buat agar mendapatkan hasil yang baik.
Dibutuhkan dorongan yang baik untuk menciptakan sebuah komposisi visual
terlebih lagi untuk penyusunan majalah dibutuhkan kunci visual yang baik untuk
menyelaraskan kesatuan desain.
a. Desain Komunikasi Visual
DKV merupakan metode, cara, atau strategi mengkomunikasikan ide-ide
melalui sebuah karya yang didalamnya memiliki target tertentu, seperti
menyampaikan pesan atau menaikkan citra/pesona dari sebuah produk,
tokoh, atau materi lain (Anggraini & Nathalia 2014: 7).
b. Prinsip-prinsip desain
Sebuah desain memiliki berbagai elemen. Elemen-elemen tersebut
adalah garis, bentuk, ruang, tekstur, warna, layout, dan tipografi. Prinsip-
prinsip desain sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah perencanaan
23
komposisi yang serasi dan seimbang di dalam setiap bagiannya. Berikut ini
adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam sebuah desain
(Sanyoto, 2005):
Didalam desain juga terdapat elemen-elemen pendukung terutama
dalam pembentukan sebuah majalah akan melibatkan banyak elemen visual
guna menciptakan bacaan yang memiliki nilai visual tinggi. Berdasarkan
pemaparan desain diatas, penulis akan membuat desain yang lebih berkesan
digital dengan memandang sisi modernism agar menjawab pentingnya
modernism dunia digital.
2. Logo
Dalam salah satu artikelnya, Design Institute of Australia mengatakan:
“Logo adalah sebuah symbol atau gambar pengidentifikasian perusahaan tanpa
kehadiran nama perusahaan. Logotype adalah cara khusus menuliskan nama
perusahan.” (Rustan, 2009:13)
Opini yang dikemukakan oleh John Murphy dan Michael Rowe (seperti
dikutip (Suwardikun, 2000:7) berpendapat bahwa: Setiap produk atau
organisasi yang sukses, memiliki sendiri kepribadiannya dan kepribadian
manusia yang kompleks, demikian juga kepribadian produk dan organisasi.
Trademark dan logo dari produk dan organisasi adalah penampilan dari
penyingkatan kenyataan yang kompleks kedalam suatu pernyataan yang
sederhana, sesuatu yang bisa di kontrol, di modifikasi, dikembangkan dan
dimatangkan setiap saat.
24
Penluis akan menciptakan sebuah identitas kpribadian dalam bentuk logo
untuk majalah ini agar memiliki sebuah identitas visual sebagai sebuah
organisasi media majalah kampus.
3. Tipografi
Menurut buku Tipografi dalam desain grafis, legibility memiliki
pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya
untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk fisik
huruf itu sendiri, ukuran, serta penataanya dalam sebuah naskah. Huruf serif
memiliki karakter pada setengah bagian keatas dibandingkan dengan sans serif,
oleh karena itu huruf serif lebih mudah untuk dibaca. Melihat dari segi
fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat
menjembatani ruang antara huruf yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu,
huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat
membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak. (Sihombing 2001, 58)
4. Layout & Grid
Mengutip buku Layout karangan Surrianto Rustan, (2009:74) “Layout
adalah penyusunan dari elemen-elemen yang berhubungan ke dalam sebuah
bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bias juga disebut
manajemen bentuk dan bidang” (Gavin Ambrose & Paul Harris, London 2005).
25
Menurut king, grid systems berfungsi untuk membuat proses desain
lebih cepat dengan itu akan lebih baik apabila adanya satu grid yang
melandasi sebuah grid dalam pembuatan desain sehingga memudahkan dalam
penempatan elemen-elemen visual. (King, 2001: 64).
Menurut buku Graphic Communication Today 4th Edition, grid adalah
dasar atau blue print diatas semua layout halaman majalah. Header, deck, teks,
credits atau elemen pelengkap lainnya seperti keterangan, initial caps, pull
quotes adalah komponen utama dari fitur majalah. Emphasis adalah pusat dari
keberhasilan segala layout dimana hanya ada satu elemen yang mendominasi.
Poin-poin berikut adalah langkah-langkah praktis untuk membantu sebuah
layout yang fungsional, pragmatis, harmonis, dan menarik (Ryan & Conover,
2004:73)
Penulis beranggapan bahwa penggunaan layout yang baik tentunya akan
membantu dalam mencitrakan majalah itu sendiri. Seseuatu yang berwarna
tentunya akan jauh lebih memikat mata ini. Untuk mencitrakan sebuah majalah
lebih baik alangkah baiknya ditunjang dengan sebuah komposisi warna yang
baik pula.
5. Warna
Warna adalah elemen desain utama karena kemampuannya untuk
memperoleh reaksi emosional dalam penampil. Sebagai konsekuensiwarna
sering digambarkan dengan kata-kata emosional seperti 'keren','panas',
'menenangkan' atau 'menarik', dan warna yang paling berhubungan dengan kata
26
sifat tertentu. (Harris 2005, 106)
Warna tersebut dapat mempengaruhi emosi, tindakan, dan respon
terhadap sebuah benda, ide, dan desain. Warna juga memiliki makna yang
berbeda-beda oleh karena itu ketika bekerja dalam sebuah layout atau ilustrasi,
variasi dalam permainan warna, baik dalam hue, saturation, dan value dapat
menciptakan variasi warna yang menarik dan efektif dari sebelum nya (Krause,
2004:216): “Creating harmonious and effective combinations of colors is a
matter of instinct (honed through practice and oberservation), awareness of
trends, and understanding of color theory basics.” (Krause, 2004:214)
Pendapat ini memiliki arti bahwa dalam membuat sebuah harmonisasi warna
yang baik diperlukan pengetahuan teori dasar serta observasi dan latihan.
Berdasarkan pemaparan tentang warna, penulis menyimpulkan bahwa
pemilihan warna utama sangatlah penting dalam memberikan identitas visual
terhadapa majalah digital yang dibuat serta akan warna memerlukan elemen-
elemen visual pendukung untuk menciptakan harmoni yang baik dalam sebuah
majalah.
6. Elemen Visual
Elemen visual pada sebuah majalah merupakan sebuah symbol dan identitas
layaknya seperti logo. Elemen visual memiliki sebagai kunci identitas dari
suatu majalah karena elemen visual yang menghiasi seluruh halaman. Elemen
teks dalam sebuah layout meliputi: foto, artworks, infographics, garis, kotak,
inzet, poin. (Rustan, 2009:53).
27
a. Foto
Dalam buku Design Basic Index dikatakan bahwa gambar memiliki nilai lebih
dari ribuan kata-kata. Penggunaan fotografi dan ilustrasi dapat menarik
perhatian dan menghasilkan koneksi yang kuat dengan pembaca. Image yang
digunakan dalam desain perlu diperhatikan kualitasnya sebelum masuk ke
dalam sebuah layout. Image tersebut harus informatif, relevan, memiliki
konten yang menarik perhatian, dan memiliki estetika serta menarik secara
emosional. Sebuah image juga dapat diberi kesan informal, hidup, dan dinamis
dengan memberikan potongan yang tidak biasa dalam sebuah gambar (Krause,
2004:189).
b. Artworks
Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu
ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan memakai
teknik fotografi. Artworks adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik
itu berupa ilustrasi, kartun, maupun sketsa.
c. Informational Graphic
Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang
disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta, dan lain-
lain.
d. Garis
Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis dalam
sebuah desain. Di dalam layout, garis memiliki sifat yang fungsional antara
28
lain membagi suatu area, penyeimbang berat dansebagai sistem pengikat
desain supaya terjaga kesatuannya.
e. Kotak
Berisi artikel yang bersifat tambahan / suplemen dari berita utama.
Bila letaknya di pinggir halaman, disebut juga sidebar. Elemen-elemen
visual juga sering diberi kotak supaya terlihat rapi.
Penulis memiliki opini bahwa menyatukan sebuah elemen dalam
sebuah layout juga memerlukan pertimbangan dan frekeuensi penempatan
tiap halamanya guna memecah ruang dalam satu bidang agar terlihat lebih
beragam serta menciptakan titik fokus yang baik pada setiap halamannya.
7. Golden Ratio
Golden Ratio atau biasa disebut dengan golden section digunakan untuk
memecah ruang dalam satu bidang agar mendapatkan proporsi yang
proporsional. Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai
penentuan besarnya margin, namun, pemanfaatan ukuran margin yang tepat
akan memberikan dampak visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin
yang sama besar akan lebih cepat membosankan, sedangkan ukuran margin
yang tidak sama besar dapat menciptakan ruang asimetris yang dinamis
(Sihombing, 2001: 88).
Berdasarkan teori diatas, penulis menyadari betapa pentingnya proporsi
yang digunakan dalam penciptaan ruang media informasi. Proporsi yang baik
29
akan membantu pembaca lebih memahami informasi yang disampaikan.
8. White space
Menurut Jute pada buku Grids The Structure of Graphic Design, (Jute,
1996: 36) desain layout yang baik akan nyaman untuk dibaca, akan tetapi desain
layout yang buruk akan ditinggalkan pembacanya karena membingungkan dan
membosankan. White space atau yang dapat disebut ruang kosong pada suatu
halaman sangat dibutuhkan dalam desain editorial. Dengan adanya white space
akan memberikan perhatian lebih pada karya anda, dimana ketika membuka
halaman, pembaca akan lebih nyaman untuk membaca .
Setelah mengurai akan pentingnya proporsi ruang, maka penulis juga
mnyeimpulkan bahwa diantara ruang ruang layout informasi majalah pasti
membutukan white space atau umumnya adalah area kosong. Area putih atau
area kosong ini mampu memberikan tekanan dan memfokuskan terhadap objek
utama di satu halamannya.
I. Teori Pendukung
Teori pendukung disini digunakan sebagai teori yang membantu dari teori
utama dan lebih membahasa dari sisi luarnya. Adapaun teori yang digunakan
ialah:
1. Pemasaran
Definisi Marketing menurut (Kotler & Keller, 2006: 6) adalah sebuah
30
fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan sebuah nilai (value) kepada
konsumen dan menjaga hubungan kepada konsumen dalam berbagai cara yang
dapat menghasilkan keuntungan (benefit) untuk organisasi maupun para
pemegang saham. Kemudian definisi dari marketing management itu sendiri
berdasarkan (Kotler & Keller, 2006: 6), adalah seni dan ilmu dalam memilih
konsumen yang pada akhirnya berhasil mendapatkan, mempertahankan, dan
mengembangkan konsumen melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomu-
nikasian nilai-nilai utama untuk konsumen (superior customer value).
Marketing management terjadi apabila terdapat minimal satu pihak yang
mencari cara supaya terjadi pertukaran potensial terhadap pihak lain yang
mengharapkan sebuah respon atas permintaannya.
a. Brand
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau
gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari
seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan
membedakan barang atau jasa dari produk pesaing (Laksana, 2008: 77)
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai nama,
istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa pesaing
(Kotler, 2008: 332).
Merek menjadi sangat krusial mengingat majalah digital yang akan di
bangun FSRD UNS merupakan produk baru dan tetap memerlukan sebuah
31
merek guna mendapatkan keuntungan
b. Market Segmentation
Dewasa ini perusahaan sangat sulit untuk memuaskan semua
konsumen mereka. Para konsumen sangat bervariasi baik kebutuhan
maupun keinginan mereka untuk suatu produk. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh banyak faktor seperti usia, pekerjaan, tempat, dan lain
sebagainya. Hal ini membuat perusahaan harus melakukan segmentasi
pemasaran berdasarkan macam-macam konsumen tersebut supaya dapat
melayani permintaan konsumen secara maksimal. Menurut (Kotler &
Armstrong, 2008: 172), Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
didefinisikan sebagai pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang
lebih kecil berdasarkan kebutuhan, karateristik, atau sifat yang
membutuhkan produk dan strategi pemasaran masing-masing secara
berbeda satu sama lain.
1) Targeting
Definisi targeting menurut (Keegan & Green, 2008: 220), adalah
proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran
pada sebuah negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki
potensi untuk memberikan respon.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses
yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli
produk dari perusahaan. Segmentasi dari target market dapat dibagi
32
menjadi 4 macam menurut (Kotler & Armstrong, 2008: 183), yaitu:
“Undifferentiated (Mass) Marketing, Differentiated(Segmented)
Marketing, Concentrated (Niche) Marketing, Micromarketing (Local
atau Individual Marketing”. Pendapat ahli diatas memiliki perbedaan
pemasaran , perbedaan segmentasi, konsentrasi, mikro.
2) Audience
Croteau & Hoynes (2003:266-269) menjelaskan bahwa konsep
khalayak yang aktif dan selektif ini merupakan langkah maju dalam
mempercayai bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki inteligensi
dan otonom, sehingga selayaknya memang mereka memiliki kekuasaan
(power) danagency dalam menggunakan media. Selanjutnya, masih
menurut Croteau & Hoynes, keaktifan khalayak ini tidak hanya sebatas
pada proses menginterpretasikan pesan media, namun juga dalam
memanfaatkan pesan itu secara sosial; termasuk dalam penggunaannya.
c. Website
Menurut gregorius, Penggunaan Website sangatlah penting dalam
peranan menyebarluaskan sebuah berita. Website sendiri bersifat global
dan memerulkan desain yang baik karena akan dilihat secara global.
Sementara itu, menurut para ahli website memiliki beberapa pengertian.
Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan
file-filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan
kumpulan halaman yang dinamakan home page. Home page berada pada
33
posisi teratas, dengan halaman-halaman terkait berada di bawahnya.
Biasanya setiap halaman di bawah home page disebut child page, yang
berisi hyperlink ke halaman lain dalam web (Gregorius, 2000: 30).
Menurut hanson, World Wide Web merupakan jaringan
dokumentasi yang sangat besar yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Satu set protocol yang mendefinisikan bagaimana sistem bekerja dan
mentransfer data, dan sebuah software yang membuatnya bekerja dengan
mulus. Web menggunakan teknik hypertext dan multimedia yang
membuat internet mudah digunakan dijelajahi dan dikontribusikan. Web
merupakan system hypermedia yang berarea luas yang ditujukanuntuk
akses secara universal. Salah satu kuncinya adalah kemudahan tempat
seseorang atau perusahaan dapat menjadi bagian dari web berkontribusi
pada web. (Hanson, 2000: 24)
Berdasarkan Teori diatas, penulis akan menggunakan sumber
rujukan dalam panduan pengerjaan majalah ini karena pemilihan teori
telah berdasarkan alur dan sesuai judul dimana dalam sebuah pembuatan
majalah digital harus melakukan sebuah perancangan terlebih dahulu lalu
menilai dari segi aspek komunikasi dan di turunkan dalam beberapa
turunan yang saling berkaitan untuk mendukung sebuah media berupa
majalah digital yang didukung oleh aspek desain dan tentunya sistem
pemasarannya.