8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori umum
2.1.1 Penelitian
2.1.1.1 Pengertian Penelitian
Menurut Hasan (2004, h4) penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu
manusia terhadap sesuatu atau masalah dengan perlakuan tertentu (seperti
memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh
– sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti mencapai kebenaran,
memperoleh jawaban atas masalah, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
sebagainya).
Menurut Sukardi (2005, h4) dalam bukunya “Metodologi Penelitian
Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya” mengutip pengertian penelitian
menurut Kerlinger yaitu proses yang mempunyai karakteristik sistematis,
terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban
sementara.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian ialah kegiatan memeriksa, mempelajari secara detail serta mendasar
pada teori dan memiliki susunan yang sistematis, dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh jawaban.
9
2.1.1.2 Jenis-jenis Penelitian
Menurut Hasan (2004, h8) ada beberapa jenis penelitian yaitu :
1.Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
fakta – fakta dari gejala – gejala yang ada dan mencari keterangan –
keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
2.Grounded Research
Grounded Research adalah penelitian yang mendasarkan diri pada fakta
dan menggunakan analisis perbandingan, bertujuan untuk mengadakan
generalisasi empiris, menetapkan konsep – konsep, membuktikan teori,
dan mengembangkan teori, di mana pengumpulan data dan analisis
datanya berjalan pada waktu yang bersamaan.
3. Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas.
4.Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta diadakannya
kontrol terhadap variabel tertentu.
5.Analisis Data Sekunder
Analisis data sekunder adalah analisis atas data yang sudah tersedia.
10
Menurut Riduwan (2005, h49) metode penelitian dapat berbentuk:
metode penelitian survei, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy
research (penelitian policy), action research (penelitian tindakan), evaluasi,
dan sejarah. Berikut ini diterangkan secara singkat tentang beberapa metode
penelitian :
1. Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian
relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.” Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil
suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi
generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel
yang representatif.
2. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang
untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut.” Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan
penelitian eksperimen yaitu jika X, maka Y dan dalam penelitian ini
tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel bebas (independent).
3. Penelitian Eksperimen
Penelitian dengan pendekatan ekperimen adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain
11
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian ekperimen ini
pada umumnya dilakukan pada laboratorium.
4. Penelitian Naturalistik
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang diguanakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan
data dilakukan secara induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan – keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum).
Hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
5. Penelitian Kebijakan
Menurut Majchrzak (1984) yang diterjemahkan oleh Riduwan
(2005, h51) “penelitian kebijakan adalah suatu proses penelitian yang
dilakukan pada masalah – masalah sosial yang mendasar, sehingga hasil
temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan kasus – kasus di tempat
kerjanya.
6. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan
atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu
untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan
perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan
prosedur tersebut. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk
12
mengubah situasi, perilaku, organisasi dan termasuk struktur
mekanisme kerja, iklim kerja, sarana dan prasarana, dan lingkungan
sekitarnya.
7. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi dapat dinyatakan juga sebagai evaluasi. Sebagai
evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan
keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan,
produk dengan standart dan program yang telah ditetapkan.
8. Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian
– kejadian yang berlangsung di masa lalu.
Menurut Gulo (2005, h18) ada 3 pertanyaan dasar yang menentukan
tipe penelitian secara empiris, yaitu (1) apa, (2) bagaimana, dan (3) mengapa.
Empat tipe penelitiannya, yaitu :
1. Penelitian Eksploratif
Tipe penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar pertama yaitu
apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan
melakukan penjajakan terhadap gejala tersebut.
2. Penelitian Deskriptif
Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu
bagaimana. Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa masalahnya secara
eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut
terjadi.
13
3. Penelitian Eksplanatif
Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Kita
tidak puas bila hanya mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana
terjadinya, tetapi ingin juga mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi.
Dengan kata lain, kita ingin menjelaskan terjadinya suatu peristiwa.
4. Penelitian Eksperimen
Merupakan tipe penelitian di mana datanya belum pernah ada, sehingga
harus diciptakan terlebih dahulu.
Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa metode penelitian
dapat berbentuk: metode penelitian survei, ex post facto, eksperimen,
naturalistic, policy research (penelitian policy), action research (penelitian
tindakan), evaluasi, sejarah, penelitian eksplanatif, penelitian deskriptif,
penelitian eksploratif.
2.1.1.3 Tujuan Penelitian
Menurut Hasan (2004, h11) ada empat tujuan utama penelitian, yaitu
sebagai berikut :
1. Tujuan eksploratif (tujuan penemuan), menemukan sesuatu
(pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu.
2. Tujuan verifikatif (tujuan pengujian), menguji kebenaran sesuatu
(pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
3. Tujuan development (tujuan pengembangan), mengembangkan
sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
4. Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi.
14
Menurut Sukardi (2005, h4) beberapa tujuan penelitian yang hendak
dicapai antara lain sebagai berikut :
1. Memperoleh Informasi Baru
Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data
yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin
saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu
tempat dalam waktu lama. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan
disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka
dpat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan data baru.
2. Mengembangkan dan Menjelaskan
Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui
teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan
dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering
disebut sebagai hipotesis penelitian
3. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan
Seorang peneliti perlu mengetahui variabel bebas (independent
variable) dan variabel tergantung (dependent variable) sehingga ia
dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap
variabel yang lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan
dan keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang
terjadi diantara variabel atau bahkan mengontrol mereka untuk
memperoleh sesuatu yang bermanfaat.
Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa tujuan penelitian
antara lain :
15
development / mengembangkan, verifikatif / menguji, eksploratif /
menemukan informasi baru, penulisan karya ilmiah.
2.1.2 Sistem Informasi
2.1.2.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2003, p8), “ a system is a group of interrelated
components working together toward a common goal by accepting inputs and
producing outputs in an organized transformation process”, sistem adalah
sebuah kumpulan komponen yang berhubungan dan saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan dengan menerima input (masukan) dan memproduksi
output (keluaran) di dalam sebuah proses perubahan yang terorganisasi..
Menurut Turner (1993, p37), “system maybe defined as a set of
components which are related by some form of interaction, and which act
together to achieve some objective or purpose”, sistem dapat diartikan sebagai
satu set komponen-komponen yang saling berhubungan dalam satu pola
interaksi, yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem, Sistem adalah kumpulan
elemen berhubungan yang merupakan suatu kesatuan. Dari bahasa Latin dan
orang Yunani, istilah “sistem” diartikan sebagai menggabungkan, untuk
mendirikan, untuk menempatkan bersama. Suatu sistem biasanya terdiri
komponen (atau elemen) yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi.
16
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
serangkaian komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan.
2.1.2.2 Pengertian Informasi
Menurut Mcleod (2004, p10), “information is processed data that is
meaningful; it usually tells the user something that she or he did not already
know.”, informasi adalah data yang telah diproses dan mengandung arti dan
makna; biasanya ia memberitahukan hal yang sebelumnya tidak diketahui oleh
user.
Menurut http://www.V14.com, informasi adalah data yang telah
diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa
fakta, suatu nilai yang bermanfaat atau prospek keputusan. Jadi ada suatu
proses transformasi data menjadi suatu informasi = input – proses – output.
Ciri – ciri atau karakteristik suatu informasi yang baik dan lengkap
adalah sebagai berikut :
a. Reliable (dapat dipercaya).
b. Relevan (cocok atau sesuai).
c. Timely (tepat waktu).
d. Complete (lengkap).
e. Understandable (dimengerti).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
ialah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi user.
17
2.1.2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), “an information system can be any
organized combination of people, hardware, software, communications
networks, and data resources that collect, transforms, and disseminates
information in an organization”, sistem informasi merupakan suatu kombinasi
yang teratur dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi, sistem
informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi : operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan
data.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi terdiri dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumber data yang berada pada suatu organisasi.
2.1.3 User
2.1.3.1 Pengertian User
Menurut O’Brien (2003, p11) “end users (also called users or clients)
are people who use an information system or the information it produces.”,
pengguna (juga disebut sebagai user atau klien) adalah orang-orang yang
menggunakan suatu sistem informasi atau informasi yang dihasilkan sistem
informasi tersebut.
18
Menurut Barata (2004, h5) pihak lain yang mengambil kesempatan
untuk menyediakan alat pemuas kebutuhan adalah penyedia (provider)
sedangkan pihak yang meminta dan menggunakannya disebut sebagai
pengguna (user) atau konsumen (consumer).
Dalam kasus ini, yang dimaksud dengan penyedia adalah
PT. Orindo Alam Ayu yang menyediakan aplikasi Laporan Aktivitas. Dan
pengguna (user) dari aplikasi Laporan Aktivitas tersebut adalah konsultan dari
PT.Orindo Alam Ayu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa user ialah
orang-orang yang menggunakan aplikasi yang disediakan perusahaan.
2.1.3.2 Harapan User
Beberapa harapan pelanggan menurut Barata (2004, h42) sebagai
berikut:
a. kemudahan dalam memperoleh barang dan atau jasa
b. persyaratan kualitas barang atau jasa
c. cara pelayanan yang tepat, cepat, dan ramah
Menurut Irawan (2006, h24) harapan adalah kunci pokok bagi setiap
pelaku bisnis yang terlibat dalam kepuasan pelanggan
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harapan dari
pengguna ialah keinginan-keinginan dari pengguna untuk mendapatkan
pelayanan yang memuaskan.
19
2.1.4 Kepuasan
2.1.4.1 Pengertian Kepuasan
Dalam buku ”Proposal Penelitian Dengan Contoh”, Supranto (2004,
h62) mengutip teori kepuasan menurut Oliver bahwa kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan
dengan harapan.
Menurut Irawan (2006, h3), kepuasan merupakan persepsi terhadap
produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan puas apabila harapannya telah terpenuhi.
2.1.4.2 Pengukuran Kepuasan
Dimensi menurut beberapa sumber :
1. Menurut Murine dan Hayes dalam buku Supranto yang berjudul
“Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan”
Dimensi mutu atau kualitas perangkat lunak
No. Dimensi
1. Correctness/ kebenaran
2. Reliability/ keandalan
3. Useability/ kegunaan
4. Maintainability
5. Testability
6. Portability
20
7. Interoperability
8. Intraoperability
9. Flexibility
10. Overall Satisfaction
Tabel 2-1 Tabel dimensi kualitas perangkat lunak menurut Murine dan Hayes
2. Menuruthttp://www.findarticles.com/p/articles/mi_qa3713/is_200007
Dimensi SERVQUAL Untuk Pengukuran Pelayanan Divisi Sistem Informasi
No. Dimensi
1. Reliability / Keandalan
2. Assurance/ Kepastian
3. Emphaty/ Empati
4. Responsiveness/ Responsif
Tabel 2-2 Tabel dimensi SERVQUAL untuk pelayanan divisi sistem informasi
3. Menurut http://www.ebizzasia.com/0218-2004/q&a,0218 dan
menurut http://romisatriawahono.net/2006/06/05/teknik-pengukuran-
kualitas-perangkat-lunak. Menurut Lerbin (2005, h3), dimensi aialah
karakteristik, sifat, atribut. Faktor-faktor McCall yang berkaitan
dengan sifat-sifat operasional software atau dimensi mutu perangkat
lunak. Faktor menunjukkan atribut kualitas produk dilihat dari sudut
pandang pengguna. Sedangkan kriteria adalah parameter kualitas
produk dilihat dari sudut pandang perangkat lunaknya sendiri. Faktor
dan kriteria ini memiliki hubungan sebab akibat (cause-effect)
No. Quality Factor Quality Criteria
21
1. Correctness/
kebenaran
Completeness, Consistency,
Traceability
2. Reliability/
keandalan
Accuracy, Error Tolerance,
Consistency, Simplicity
3. Efficiency/ efisiensi Execution Efficiently, Storage
Efficiency
4. Integrity/ integritas Access Control, Access Audit
5. Usability/ kegunaan Communicativeness, Operability,
Training
6. Maintanability Consistency, Conciseness,
Simplicity, Modularity, Self-
documentation
7. Testability Simplicity, Modularity,
Instrumentation, Self-
documentation
8. Flexibility Expandability, Generality,
Modularity, Self-documentation
9. Portability Software System Independence,
Hardware Independence, Self-
documentation, Modularity
10. Reusability Generality, Software System
Independence, Hardware
Independence, Self-documentation,
22
Modularity
11. Interoperability Communication Commonality,
Data Commonality, Modularity
Tabel 2-3 Tabel dimensi kualitas perangkat lunak (McCall)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pengguna sistem informasi dapat diukur berdasarkan kualitas software dan kualitas
pelayanan divisi sistem informasi.
2.1.5 Data
2.1.5.1 Pengertian Data
Menurut Hasan (2004, h19) data adalah keterangan – keterangan
tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau
anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan
lain – lain.
Menurut Kountur (2006, h6) data adalah sesuatu yang dimiliki oleh
anggota dari populasi yang dapat diukur.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data
merupakan merupakan bahan-bahan dari informasi.
2.1.5.2 Jenis-jenis Data
Menurut Kountur (2006, h7) ada dua jenis data berdasarkan bilangan
pengukurannya, yaitu :
1. Data diskrit
Adalah data yang pengukurannya tidak memiliki bilangan desimal.
23
2. Data kontinus
Adalah data yang pengukurannya memiliki bilangan desimal.
Menurut Hasan (2004, h20) berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas
dua, yaitu :
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data
berdasarkan bilangan pengukurannya terbagi jadi: data diskrit dan data
kontinus, berdasarkan sifatnya dibagi jadi data kualitatif dan data kuantitatif.
2.1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Menurut Gulö (2005, h115), terdapat beberapa metode pengumpulan
data, yaitu :
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian.
2. Survei
Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan
instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.
24
3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.
4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada
kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan
pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan dengan
pilihan jawaban yang tersedia.
5. Metode Dokumenter
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau
peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan
dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber
informasi.
Metode pengumpulan data menurut Widodo (2004, h49) dibagi
menjadi :
1. Studi Lapangan, meliputi :
a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan
indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh
responden.
25
b. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara :
- open-ended : peneliti bertanya kepada responden kunci tentang
fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa
yang ada.
- terfokus : responden diwawancarai dalam waktu yang pendek.
- terstruktur : menggunakan pertanyaan yang terstruktur.
c. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empirik yang
tampak dan guna memperoleh dimensi-dimensi baru untuk
pemahaman konteks maupun fenomeda yang diteliti yang terlihat di
kancah penelitian.
d. Dokumentasi
Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen
tertulis, gambar, foto atau benda lainnya yang berkaitan dengan
aspek-aspek yang diteliti.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan
mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik
buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang relevan
dengan topik, fokus atau variabel penelitian.
26
Menurut Hasan (2004, h23) ada beberapa cara dalam pengumpulan data,
yaitu :
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan
terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap
objek yang diteliti (populasi atau sampel).
2. Penelusuran Literatur
Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan
data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga
pengamatan tidak langsung.
3. Penggunaan Kuesioner
Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap
objek yang diteliti (populasi atau sampel).
4. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya
jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang
mengetahui persoalan dari objek yang diteliti.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa metode
pengumpulan data dibagi menjadi studi lapangan dan studi pustaka.
27
2.1.6 Kuesioner
2.1.6.1 Pengertian Kuesioner
Menurut Widodo (2004, h49) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus
direspon oleh responden.
Menurut Nasution (2004, h128) angket atau kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau
dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.
Menurut Riduwan (2005, h71) kuesioner (angket) adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon
(responden) sesuai dengan permintaan pengguna.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang diisi oleh pengguna.
2.1.6.2 Jenis-jenis Kuesioner
Nasution (2004, h129) berpendapat bahwa angket dapat dibagi menurut
sifat jawaban yang diinginkan yaitu :
1. Angket Tertutup
Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan
sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek
jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
28
2. Angket Terbuka
Angket ini memberi kesempatan penuh memberi jawaban menurut
apa yang dirasa perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan
sejumlah pertanyaan berkenaan dengan masalah penelitian dan
meminta responden menguraikan pendapat atau pendiriannya dengan
panjang lebar bila diinginkan.
3. Kombinasi Angket Terbuka dan Angket Tertutup
Di samping angket yang tertutup yang mempunyai sejumlah jawaban
ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada
responden memberi jawaban di samping atau di luar jawaban yang
tersedia.
Menurut Riduwan (2005, h71) angket dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian
sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
2. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya
dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa angket
dibedakan menjadi angket terbuka dan angket tertutup.
29
2.1.7 Definisi Operasional
Menurut Widodo (2004,h52) definisi operasional merupakan spesifikasi
kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut merujuk
pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperoleh melalui studi pustaka.
Menurut Nazir (2003, h152), definisi operasional adalah suatu definisi
yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.
Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional
yang diukur (measured) ataupun definisi operasional eksperimental. Definisi
operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel atau
konstrak tersebut diukur. Definisi operasional ekperimental adalah
mendefinisikan variabel dengan keterangan-keterangan perolehan yang
dilakukan terhadap variabel atau konstrak tersebut.
Menurut Cooper dan Emory (1996, p37), suatu definisi operasional
adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat
diuji secara khusus. Istilah-istilah ini harus mempunyai rujukan-rujukan
empiris
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa definisi
operasional merupakan spesifikasi kegiatan untuk mengukur konstruk.
30
2.1.8 Model Penelitian
Menurut Cooper dan Emory (1996, p47), suatu model dirumuskan
sebagai cerminan suatu sistem yang dibuat untuk mempelajari salah satu aspek
dari sistem atau dari sistem sebagai keseluruhan
2.2 Teori-teori khusus
2.2.1 Statistik
2.2.1.1 Pengertian Statistik
Menurut Hasan (2004, h1) statistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penafsiran,
dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka – angka.
Menurut Kountur (2006, h3) statistik adalah ilmu yang mengajarkan
cara membuat kesimpulan.
Menurut Sudjana dalam buku Riduwan (2006, h3), statistik adalah ilmu
terdiri dari teori dan metode yang merupakan cabang dari matematika terapan
dan membicarakan tentang: bagaimana mengumpulkan data, bagaimana
meringkas data, mengolah dan menyajikan data, bagaimana menarik
kesimpulan dari hasil analisis, bagaimana menentukan keputusan dalam batas –
batas resiko tertentu berdasarkan strategi yang ada.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa statistik
ialah ilmu yang mengajarkan bagaimana mengumpulkan data, meringkas data,
mengolah dan menyajikan data dan menarik kesimpulan.
31
2.2.1.2 Fungsi Statistik
Menurut Hasan (2004, h3) fungsi statistik antara lain sebagai berikut :
1. Bank Data
Statistik sebagai bank data adalah menyediakan data untuk diolah dan
diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk menerangkan keadaan
yang perlu diketahui atau diungkap.
2. Alat Quality Control
Statistik sebagai alat quality control adalah sebagai alat pembantu
standarisasi dan sekaligus sebagai alat pengawasan.
3. Alat Analisis Data
Statistik sebagai alat analisis data merupakan satu bentuk metode
penganalisian data.
4. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
Statistik sebagai pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
masalah sebagai dasar penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut
untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h5); manfaat dan kegunaan
statistik :
1. Sebagai alat komunikasi; sebagai penghubung beberapa pihak yang
menghasilkan data statistik, sehingga beberapa pihak tersebut akan
mengambil keputusan melalui informasi tersebut.
32
2. Sebagai alat deskripsi, yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data.
3. Sebagai alat regresi, yaitu meramalkan pengaruh data yang satu
dengan data yang lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala
yang akan datang.
4. Sebagai alat korelasi, yaitu mencari kuatnya hubungan data dalam
penelitian.
5. Sebagai alat komparasi, yaitu membandingkan data dua kelompok
atau lebih.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa fungsi
statistik ialah sebagai alat analisis data, pembuatan keputusan, alat pengawasan
dan sebagai alat mengilustrasikan data.
2.2.2 Skala
2.2.2.1 Skala Pengukuran
Menurut Riduwan (2005, h11) jenis – jenis skala pengukuran ada empat
yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
1. Skala Nominal
Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut
jenis atau kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol
untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal ialah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
33
3. Skala Interval
Skala interval ialah skala yang menunjukkan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.
4. Skala Ratio
Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol
mutlak dan mempunyai jarak yang sama.
Menurut Kountur (2006, h8), salah satu cara untuk melihat data adalah
dengan membedakan data ke dalam empat jenis berdasarkan skala
pengukurannya yaitu:
1. Skala Nominal
Skala nominal hanya menunjukkan perbedaan antar kelompok saja,
tetapi tidak dapat menunjukkan urutannya.
2. Skala Ordinal
Jenis data yang masuk pada skala ordinal adalah data yang ukurannya
dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya
seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukkan tingkatan atau
urutan antar kelompok. Walaupun skala ordinal dapat menunjukkan
urutan, tetapi perbedaan jarak atau bobot dari satu kelompok dengan
kelompok lainnya belum tentu sama.
3. Skala Interval
Jika pada skala ordinal tidak dapat membedakan jarak atau bobot
antar kelompok, pada skala interval urutan antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya sama. Dengan demikian, semua operasi
matematika dapat digunakan untuk data dengan skala interval.
34
4. Skala Rasio
Jenis data dengan skala rasio sama dengan jenis data dengan skala
interval. Bedanya, pada skala interval, nol itu bukan berarti tidak ada.
Sedangkan pada skala rasio, nol berarti tidak ada sama sekali.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas disimpulkan bahwa jenis skala
berdasarkan pengukurannya, terdiri dari: skala nominal, skala ordinal, skala
interval, dan skala ratio.
2.2.2.2 Skala Sikap
Menurut Riduwan (2005, h87) skala sikap yang sering digunakan ada 5
macam, yaitu :
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam
penelitian gejala soaial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
penelitian.
Dengan menggunakan skala likert , maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan sebagia sub variabel
kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator – indikator
yang dapat diukur. Akhirnya indikator – indikator yang terukur ini
dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang
berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh
responden.
2. Skala Guttman
35
Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang
bersifat jelas (tegas) dan konsisten.
3. Skala Diferensial Semantik
Skala Diferensial Sematik atau skala perbedaan semantik berisikan
serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar
mempunyai 3 dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu :
a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek.
b. Evaluasi, yaitu hal – hal yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan suatu objek.
c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek .
4. Rating Scale
Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
5. Skala Thurstone
Skala Thurstone memninta responden untuk memilih pertanyaan yang
ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang
berbeda – beda. Perbedaan antara skala Thurstone dan skala Likert
ialah pada skala Thurstone interval yang panjangnya sama memiliki
intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala likert tidak
perlu sama.
Menurut Sugiyono (2006, h86) skala sikap yang dapat digunakan untuk
penelitian bisnis ada 5 macam, yaitu :
1. Skala Likert
36
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial
2. Skala Guttman
Dengan skala ini akan didapat jawaban yang tegas.
3. Semantic differential
Bentuknya tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya
sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban sangat
negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya.
4. Rating Scale
Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
5. Skala Thurstone
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa skala sikap
terdiri dari: skala likert, skala gutman, rating scale, semantic differential, skala
thurstone.
2.2.3 Populasi dan Sampel
2.2.3.1 Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono, dalam buku Riduwan (2005, h54), pengertian
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
37
Menurut Hasan (2005, h84) populasi (universe) adalah totalitas dari
semua objek atau individu yang memiliki karateristik tertentu, jelas dan
lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian).
Menurut Santoso (2005, h46), populasi adalah keseluruhan atau
himpunan obyek dengan ciri yang sama.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
2.2.3.2 Pengertian Sampel
Menurut Arikunto, dalam buku Riduwan (2005, h56) mengatakan
sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
Menurut Sugiyono, dalam buku Riduwan (2005, h56) memberikan
pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel
adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri atau keadaan tertentu
yang akan diteliti.
2.2.3.3 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2006, h119), teknik sampling dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Probability Sampling
38
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara porporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel meliputi :
a. Sampling Sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi
yang telah diberi nomor urut.
39
b. Sampling Kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi realtif kecil,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar.
Menurut Riduwan dan Akdon (2005, h241), teknik pengambilan
sampling yang umum dilakukan yaitu:
1. Probability Sampling
40
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel, yang tergolong teknik probability sampling yaitu:
a. Simple Random Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut. Hali ini
dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis).
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel pada anggota populasi secara acak dan berstrata
secara porporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel pada anggota populasi secara acak dan berstrata
tetap sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan
sampling ini apabila anggota populasi heterogen.
d. Area Sampling (Cluster Sampling)
Teknik sampling ini dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap
wilayah geografis yang ada.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampling yang tidak
memberi kesempatan pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel. Teknik non-probability sampling antara lain:
a. Sampling Sistematis
Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah
diberi nomor urut.
41
b. Sampling Kuota
Teknik untuk penentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki.
c. Sampling Aksidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai
dengan karakteristik, maka orang tersebut digunakan sebagai sampel.
d. Sampling Purposive
Digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu
dalam pengambilan sampelnya.
e. Sampling Jenuh
Digunakan apabila semua populasi digunakan sebagai sampel.
f. Snowball Sampling
Teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian lama-lama
membesar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
2.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
2.2.4.1 Validitas
Dalam buku ”Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya”, Sukardi (2005, h121) menggunakan teori Gay bahwa suatu
42
instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa
yang hendak diukur.
Menurut Nasution (2004, h57), suatu skala dikatakan mempunyai
kesahihan atau validitas, bila skala itu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
validitas ialah apabila instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Nasution (2004, h75), macam-macam validitas yaitu :
1. Validitas Isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau
dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran,
pengalaman atau latar belakang orang yang diuji.
2. Validitas Prediktif
Dengan validitas prediktif dimaksud adanya kesesuaian antara
ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya
yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif
yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang
kelakuan seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu.
3. Validitas Konstruk
Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala
yang dites hanya mengandung satu dimensi. Bila ternyata gejala itu
mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu dapat
diragukan.
43
Menurut Sukardi (2005, h122), dalam penelitian, vadilitas suatu tes
dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. Validitas Isi
Yang dimaksud dengan validitas isi adalah derajat dimana sebuah
tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes
mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct.
Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang tidak dapat
diobeservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui satu
atau dua indra kita.
3. Validitas Konkuren
Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes
dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat.
4. Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat
memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu
prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas
suatu tes dibedakan menjadi: validitas isi, validitas prediktif, validitas konstruk,
dan validitas konkuren.
44
2.2.4.2 Reliabilitas
Syarat lainnya yang juga penting bagi seorang peneliti adalah
reliabilitas. menurut Sukardi (2005, h127), suatu instrumen penelitian
dikatakan mempunyai nilai realibilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Menurut Nasution (2004, h56), suatu skala dianggap reliable yaitu
dapat dipercaya, bila secara konsisten memberi hasil yang sama jika diterapkan
pada sampel yang sama pada waktu yang berbeda.
Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Cronbach's_alpha suatu instrumen
perlu meraih nilai reliabilitas sebesar 0,70 atau lebih untuk dapat digunakan
dalam penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas ialah apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur dan memiliki nilai ≥ 0,70.
Menurut Nasution (2004,p56), untuk menyelidiki, hingga manakah
skala itu reliable dapat diikuti cara-cara berikut :
1. Tes-Retes atau Uji dan Uji Kembali
Sampel yang sama diukur dua kali dengan skala yang sama dan
hasilnya dibandingkan. Koefisien korelasi antara hasil kedua
pengukuran itu menunjukkan hingga manakah skala itu dipercaya.
2. Dua Bentuk Skala Yang Ekuivalen
45
Dibuat dua skala yang ekuivalen, yang sama, yang dicobakan
berturut-turut sampai kepada yang sama. Jika hasil keduanya
menunjukkan kesamaan yang tinggi yang nyata dari koefisien
korelasinya, maka skala itu dapat dianggap reliable, dapat dipercaya.
3. Bagi-Dua
Cara ketiga untuk menyelidiki, hinga manakah skala itu dapat
dipercaya ialah dengan membagiduakan secara acak, misalnya
dengan mengambil item bernomor ganjil untuk bagian pertama dan
yang bernomor genap bagi bagian kedua. Tiap bagian diperlukan
sebagai skala tersendiri, walaupun seluruhnya dicobakan kepada
sampel tertentu. Kedua bagian itu kemudian dikorelasikan untuk
mengetahui hingga manakah keduanya reliable.
Menurut Hermawan (2005, h126), terdapat tiga jenis reliabilitas :
1. Test-Retest Reliability
Mencakup pengulangan pengukuran dari orang atau kelompok yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama dalam kondisi yang dipandang
sama. Hasil dari kedua pengukuran ini kemudian dikorelasikan.
Semakin tinggi korelasinya dari kedua skor hasil pengukuran tersebut,
maka semakin tinggi reliabilitasnya.
2. Alternative-Forms/Parallel Forms Reliability
Mencakup pemberian 2 bentuk pengukuran kepada subyek yang
dipandang serupa tapi tak sama. Kemudian kedua skor hasil
46
pengukuran tersebut dibandingkan seperti yang dilakukan pada Test-
Retest Reliability.
3. Internal Consistency Reliability
Mencakup sejauhmana item-item instrument bersifat homogen dan
mencerminkan ”Construct” yang sama yang melandasinya.
Yang saat ini banyak digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach’s
alpha. Suatu ”Construct” dianggap ”reliable” jika koefisien alphanya ≥ 0,70.
Menurut Sukardi (2005, h128), ada beberapa tipe reliabilitas tes sering
digunakan dalam kegiatan penelitian dan masing-masing reliabilitas mempunyai
konsistensi yang berbeda, termasuk :
1. Reliabilitas dan Tes-Retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan
konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes
menunjukkan variasi skor yang diperoleh dari penyelenggaraan satu
tes yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai akibat kesalahan
pengukuran.
2. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen, maka tes yang hendak
diukur reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali
substansi item yang ada dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya
mempunyai karateristik yang sama.
3. Realibilitas Belah Dua
47
Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur
konsistensi internal. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah
salah satu tipe reliabilitas yang didasarkan pada keajekan dalam tes.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis reliabilitas terdiri dari: Test-Retest Reliability, Alternative-Forms/Parallel
Forms Reliability, Internal Consistency Reliability.
2.2.5 Statistik Deskriptif
2.2.5.1 Rentang Skor
Menurut Sudjana (2002, h47), rentang skor bisa didapatkan dengan cara:
Rentang = Xmax-Xmin
Xmax = data terbesar
Xmin= data terkecil
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h39) rentang ialah data tertinggi
dikurangi data terendah.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
rentang skor didapatkan dengan cara mengurangi data tertinggi dengan data
terendah.
2.2.5.2 Mean
Menurut Kountur (2006, h57) mean adalah ukuran rata – rata yang
merupakan penjumlahan dari seluruh nilai dibagi dengan jumlah datanya.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h28) rata-rata hitung disebut juga
dengan mean.
48
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mean
merupakan rata-rata perhitungan dari data-data.
Apabila mean dihitung dari suatu sampel, maka simbol yang digunakan
adalah sebagai berikut :
N
xN
ii∑
== 1μ
Di mana : μ = mean dari suatu sampel
xi = nilai dari data ke-i
N = jumlah data dari sampel
2.2.5.3 Median
Menurut Kountour (2006, h63) Median adalah suatu nilai di mana
setengah dari data berada di bawah nilai tersebut dan setengahnya lagi berada
di atas nilai tersebut setelah nilai disusun berurut.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h34) median adalah nilai tengah
dari gugusan data yang telah diurutkan mulai dari data terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah disusun secara
berurut.
49
2.2.5.4 Modus
Menurut Kountour (2006, h68), modus adalah salah satu ukuran rata-
rata yang menunjukkan skor atau nilai data yang memiliki frekuensi terbanyak
pada suatu distribusi.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h32) mode ialah nilai dari data
yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi,
atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa modus
ialah data yang memiliki frekuensi terbanyak dari kumpulan data.
2.2.5.5 Varians
Menurut Kountur (2006, h71) varian adalah ukuran variasi yang
menujukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata – rata) –nya
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h43), variance adalah kuadrat dari
simpangan baku.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
variance adalah ukuran variasi dari data.
Rumus menghitung varian dari sampel :
sumber : Sudjana, Metode Statistika (Tarsito, Bandung 2002), hal 94
n∑xi2 - ( ∑xi )2
σ2 = n ( n – 1 )
50
Di mana :
σ2 = varian dari sampel
xi = skor data ke i dari sampel
n = jumlah data dari sampel
2.2.5.6 Standar Deviasi
Menurut Kountur (2006, h75) standar deviasi adalah akar dari varian.
Menurut Riduwan dan Akdon (2006, h40) standar deviasi ialah suatu
nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar
penyimpangan dari rata-ratanya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
standar deviasi ialah nilai derajat dari varians.
Rumus standar deviasi dari populasi adalah :
( )
N
xN
ii∑
=
−= 1
2μσ
Di mana :
σ = deviasi standar dari sampel
xi = skor data ke-i dari sampel
μ = rata – rata sampel
N = jumlah data dari sampel
2.2.5.7 Interval Kelas
Menurut Sudjana (2002, h47), banyak kelas sering diambil paling
sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut keperluan.
51
Interval kelas ditetapkan berdasarkan rentang skor dan jumlah kelas
kelasJumlah skor Rentang
=p
2.2.6 Cronbach Alpha
Rumus Alpha adalah sebagai berikut :
sumber : Suharsini Arikunto , Prosedur Penelitan ( Reneka Cipta, Jakarta 1998 ) , hal 191
keterangan : R11 = realibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
2.2.7 Metode Pengolahan Data
2.2.7.1 Manual
Menurut Supranto (2000, h25), pengolahan data secara manual
umumnya dilakukan untuk jumlah observasi yang tidak terlalu banyak.
Pengolahan secara manual biasanya memerlukan waktu yang sangat lama,
karena harus meneliti satu per satu dari setiap observasi. Misalkan metode
pengolahan ini dapat kita jumpai pada pemilihan umum yang telah
dilaksanakan.
k ∑σb2
R11 = --------- 1 - ----------- k-1 σt
2
52
2.2.7.2 Microsoft Excell 2003
Menurut Firmansyah (2005, h9), Microsoft Office Excell 2003 atau
disingkat Excel 2003 adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk
mengadakan perhitungan data angka, membuat dan menganalisa data,
membuat grafik dan lain-lain. Excell 2003 adalah pengembangan dari program
sebelumnya yaitu Microsoft Excell XP atau 2002.
Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Excel_2003 ,Microsoft
Excel (full name Microsoft Office Excel) is a spreadsheet program written and
distributed by Microsoft for computers using the Microsoft Windows operating
system and for Apple Macintosh computers. Microsoft Excel (nama lengkapnya
Microsoft Office Excel) adalah suatu program lembar kerja yang dibuat dan
didistribusikan oleh Microsoft untuk komputer-komputer yang menggunakan
sistem operasi Microsoft Windows dan untuk komputer Apple Macintosh.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Microsoft Office Excel adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk
menghitung dan menganalisis data yang dikembangkan oleh Microsoft.
2.2.7.3 SPSS
Menurut http://js.unikom.ac.id/spss/di.php SPSS atau Statistics Product
Service and Solution merupakan program komputasi statistik yang sangat
populer untuk membuat analisa statistik deskriptif ataupun inferensial.
Kegunaan SPSS terutama dalam bidang bisnis dan ilmu ekonomi, misalnya
riset pemasaran. Sekalipun demikian SPSS juga dapat digunanakan dalam ilmu
53
sosial lainnya selama penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan memerlukan bantuan statistik. Dalam Riset Pemasaran SPSS
berguna sekali untuk melakukan prediksi, misalnya prediksi penjualan,
segmentasi pasar, mengukur kepuasan pelanggan, dan lain sebagainya. Letak
keunggulan SPSS dari sisi software ialah SPSS compatible dengan program-
program lainnya, seperti Word dan Excell sehingga perpindahan output sangat
mudah dilakukan.
Menurut http://www.ipa.gov.bn/pgm2003/m_itpgm/m_spss.htm, SPSS
adalah sebuah program teknologi komprehensif pengolahan data dan
penyelesaian analitik untuk memudahkan membuat keputusan. SPSS
mengintegrasi dan menganalisa pemasaran, pelanggan dan data-data operasi
termasuk telekomunikasi, perbankan, keuangan, asuransi, kesehatan,
perindustrian dan sektor umum.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa SPSS
ialah teknologi yang digunakan untuk mengolah data utnuk menghasilkan
analisa statistik .
2.2.8 Metode Analisis Data
2.2.8.1 Korelasi Pearson
Hasan (2005, h234) menyatakan bahwa korelasi ini digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk data
interval atau rasio. Disimbolkan dengan r dan dirumuskan :
∑∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
))(())((
)()(2222 yynxxn
yxxynRxy
54
Nilai dari koefisien korelasi (r) terletak antara −1 dan +1 (−1 ≤ r ≤ +1)
1. jika r = +1, terjadi korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y.
2. jika r = −1, terjadi korelasi negatif sempurna antara variabel X dan Y.
3. jika r = 0, tidak terjadi korelasi antara variabel X dan Y.
4. jika 0 < r < +1, terjadi korelasi positif antara variabel X dan Y.
5. jika −1 < r < 0, terjadi korelasi negatif antara variabel X dan Y.
2.2.8.2 Analisis GAP
Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Gap_analysis “Gap analysis is a
business assessment tool enabling a company to compare its actual
performance with its potential performance. This provides the company with
insight into areas that have room for improvement.”, Analisis gap adalah alat
pengukur bisnis yang memfasilitasi perusahaan untuk membandingkan kinerja
sebenarnya dengan kinerja potensialnya. Ia memberikan suatu pendekatan
kepada perusahaan menuju area yang mempunyai ruang untuk berkembang.
Jika harapan atas kinerja telah dipahami maka akan memungkinkan
untuk membandingkan harapan tersebut dengan level kinerja sebenarnya pada
saat ini. Perbandingan tersebutlah yang menjadi analisis gap.
Menuruthttp://searchsmb.techtarget.com/sDefinition/0,,sid44gci831294
,00.html “A gap is sometimes spoken of as "the space between where we are
and where we want to be." Gap analysis is undertaken as a means of bridging
that space.”, suatu gap / celah terkadang diistilahkan sebagai “ruang yang
55
berada diantara dimana kita berada dan ke mana kita hendak menuju.” Analisis
gap digunakan sebagai jalan untuk menghubungkan ruang tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
analisis gap ialah analisis untuk mengukur gap antara harapan dengan
kenyataan.
2.2.8.3 Analisis Diagram Kartesius
2.2.8.3.1 Tingkat Kesesuaian
Menurut Supranto (2004, h69), tingkat kesesuaian adalah hasil
perbandingan skor kinerja/pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat
kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
2.2.8.3.2 Diagram Kartesius
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat
bagian yang dibatasi oleh garis yang berpotongan tegak lurus pada titik – titik
( )YX , , di mana X merupakan rata – rata dari rata – rata skor kenyataan dari
kinerja atau kepuasan penumpang seluruh faktor atau atribut dan Y adalah
rata – rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan.
Selanjutnya tingkat unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi
empat bagian ke dalam Diagram Kartesius.
56
Gambar 2-1 Gambar Diagram Kartesius
Keterangan :
A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan
pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting,
namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan.
Sehingga mengecewakan atau tidak puas.
B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan
perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting
dan sangat memuaskan.
A Prioritas Utama
B Pertahankan Prestasi
C Prioritas Rendah
D Berlebihan
nKepentingaY
Y
X XPelaksanaan
(kinerja / kepuasan)
57
C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi
pelanggan. Pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap
kurang penting dan kurang memuaskan.
D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting,
akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi
sangat memuaskan.