2.3 Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Apendiksitis
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada klien
dengan Hordeulum dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis).
a. Riwayat Kesehatan:
1) Keluhan utama
Klien biasanya mengeluh nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai nyeri yang
dirasakan, susah buang air besar, mual hingga muntah.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pesien pernah masuk ke Rumah Sakit karena penyakit ini.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami
yaitu apendiksitis.
b. Pola Kebiaaan
1. Makanan
Pasien mengatakan jarang makan makanan berserat seperti sayuran dan buah-
buahan
2. Eliminasi
Pasien mengatakan dalam beberapa hari tidak buang air besar, pasien
mengatakan tidak dapat mengeluarkan feses.
3. Rasa Aman
Pasien mengeluh khawatir mengenai kondisi kesehatannya, pasien tampak
gelisah.
4. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada area kuadran kanan bawah abdomen, pasien
mengatakan tidak nyaman dengan nyeri yang dirasakan.
Nyeri
Kaji PQRST ;
17
Provoking : inflamasi appendiks
Quality : seperti melilit
Regio : daerah kuadran kanan bawah abdomen
Scale : 0-10 skala nyeri yang diberikan
Time : Saat bergerak
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tetap dilakukan dengan tehnik head to toe, tetapi lebih
difokuskan pada :
1) Gejala Kardinal
Terjadi perubahan pada nadi, respirasi dan tekanan darah.
2) Abdomen
a) Inspeksi: akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut
dimana dinding perut tampak mengencang (distensi)
b) Auskultasi: bising usus 4x/menit
c) Palpasi: nyeri tekan pada kuadran kanan bawah, masa abdomen
d) Perkusi: pekak
d. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif
(CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara
10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada
CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.
2. Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada
pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang
terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan
ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit serta perluasan dari
apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.
18
2. Diagnosa Keperawatan (NANDA 2009-2011) dan Intervensi Keperawatan
No DiagnosaKeperawatan
Rencana Tujuan danKriteria Hasil
Rencana Tindakan Rasional
1 2 3 4 51 Nyeri akut yang
berhubungan dengan Agens cedera :
Biologis (inflamasi, infeksi)
yang ditandai dengan:
DS:
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah
0-10 skala nyeri yang diberikan
Pasien mengatakan nyeri seperti melilit
...................................... ...................................... ......................................
DO: Pasien tampak
meringis Pasien tampak gelisah Pasien nampak
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama..... x24 jam diharapkan nyeri pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Skala nyeri 0 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan.
Pasien tidak mengeluh nyeri
Pasien tidak meringis Pasien tidak gelisah. TTV dalam batas normal
N : 60-100 X/MNTRR : 16-24 X/MNTTD : 100-120/60-80 MmHgS : 36,8-37,40 C
.......................................... .......................................... ..........................................
Mandiri1. Kaji nyeri, catat lokasi,
karakteristik, skala nyeri (0-10). Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat dengan tehnik PQRST
2. Kaji TTV (N)
3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
1. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan dan intervensi lanjutan yang akan diberikan.
2. Sebagai acuan dalam pemberian diagnosa, dan untuk mengetahui derajat nyeri jika adanya peningkatan TTV (N)
3. Menunjukan kualitas nyeri yang dirasakan pasien serta untuk menyesuaikan dengan keluhan yang dikatakan oleh pasien.
4. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kondisi pasien terutama psikologisnya. Suhu ruangan yang dingin, pencahayaan yang terlalu terang dan lingkungan
19
memegangi area perut yang sakit
Tehnik PQRST :- Provoking:
inflamasi appendiksitis
- Quality : seperti melilit
- Regio : daerah kuadran kanan bawah
- Scale : 0-10 skala nyeri yang diberikan
- Time : Saat bergerak
TTV: nadi:…………x/menitrespirasi=…….x/menit,TD= …………..mmHg
..................................... .....................................
5. Berikan posisi nyaman (terlentang)
6. Kurangi faktor presipitasi nyeri
7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi
8. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
KOLABORASI
9. Berikan analgetik (ketorolak trometamin, metamizol Na, dan
yang bisingdapatmemicuatau memperparah nyeri pasien.
5. Memberikan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri
6. Mencegah semakin parahnya nyeri pasien.
7. Focus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, serta mengurangi nyeri pasien.
8. Menambah pengetahuan pasien mengenai penyakit dan bagaimana cara penanganannya.
9. Menghilangkan nyeri, mempermudah kerja sama dengan intervensi terapi lain contoh batuk
20
tramadol HCl) sesuai indikasi.
10. Berikan antibiotika [sefalosporin generasi III (sefotaksim dan seftriakson), sefalosporin generasi IV (sefpirom), metronidazol, aminoglikosida (gentamisin), penisilin (ampisilin), dan karbapenem (meropenem)]
dan ambulasi.
10. Membunuh bakteri yang menyebabkan peradangan
2 Konstipasi yang
berhubungan dengan:
Fisiologis (Asupan
serat tidak cukup)
Fungsional (Kebiasaan
defekasi tidak teratur)
DS:
Pasien mengatakan
dalam beberapa hari ini
tidak buang air besar
Pasien mengatakan
tidak dapat
mengeluarkan feses
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama
….x24jam, diharapkan
konstipasi dapat teratasi
dengan criteria hasil:
Pasien mengatakan dapat
buang air besar
Pasien mengatakan
perutnya tidak terasa
penuh lagi
Asupan makanan berserat
adekuat
Inspeksi: normal
MANDIRI
1. Kaji faktor-faktor
penyebab konstipasi
2. Auskultasi bising usus
3. Anjurkan untuk
mengonsumsi makanan serat
tinggi (sayuran dan buah-
buahan)
4. Dorong pasien untuk
meningkatkan aktivitas yang
optimal
KOLABORASI:
1. Membantu dalam pemilihan
pengobatan yang tepat
2. Perubahan bising usus
menandakan pola defekasi
yang teratur
3. Mengonsumsi makanan serat
tinggi dapat melunakan feses
sehingga feses mudah
dikeluarkan
4. Aktivitas yang optimal dalam
meningkatkan bising usus
5. Membantu pemilihan makanan
21
Pasien mengatakan
penuh pada perutnya
Pasien mengatakan
jarang makan makanan
berserat tinggi
……………….
………………
………………
DO:
Inspeksi: akan tampak
adanya pembengkakan
(swelling) rongga perut
dimana dinding perut
tampak mengencang
(distensi)
Auskultasi: bising usus
hipoaktif (4x/menit)
Palpasi: nyeri tekan
pada kuadran kanan
bawah, masa abdomen
yang dapat diraba
Auskultasi: bising usus
normal (5-12x/menit)
Palpasi: tidak teraba masa
feses dan nyeri tekan
Perkusi: tympani
5. Konsultasikan dengan ahli
gizi mengenai diet serat
tinggi
yang tepat sehingga BAB
lancar
22
Perkusi: pekak
………………..
………………..
…………………
3 Ansietas yang berhubungan
dengan:
Perubahan dalam status
kesehatan
Perubahan dalam fungsi
peran
DS:
Pasien mengatakan
merasa cemas dengan
keadaannya.
Pasien mengatakan
bingung harus melakukan
apa
Pasien mengatakan takut
dioperasi
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ....x24 jam,
diharapkan masalah ansietas
dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
Pasien mengatakan sudah
merasa lebih tenang.
Pasien tampak tidak cemas
dan tidak takut lagi.
.............................................
.............................................
.............................................
MANDIRI
1. Beri kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaannya.
2. Pantau tingkat kecemasan.
3. Beri dorongan spiritual.
4. Libatkan keluarga untuk
mendukung pasien agar cemasnya
berkurang
1. Agar pasien mempunyai
semangat dan mau empati
terhadap perawatan dan
pengobatan
2. Untuk mengetahui berat
ringannya kecemasan pasien.
3. Agar pasien kembali
menyerahkan kesehatannya
sepenuhnya kepada tuhan YME.
4. Keluarga sangat berperan penting
dalam perkembangan psikologi
pasien, jadi akan sangat
membantu dalam menurunkan
23
.......................................
.......................................
........................................
DO :
Pasien tampak cemas dan gelisah.
Pasien tampak bingung Tangan pasien tampak
sedikit gemetar Pasien tampak takut ...................................... ...................................... .........................................
5. Ajarkan teknik distraksi
6. Beri penjelasan tentang
penyakitnya.
KOLABORASI
7. Lakukukan kolaborasi dalam
pemberian anti depresan
sesuai dengan delegatif
dokter.
cemas yang dialami pasien.
5. Agar pasien dapat dialihkan
ansietasnya.
6. Agar pasien mengerti sepenuhnya
dengan penyakit yang dialaminya
dan agar mau secara kooperatif
dalam pemberian tindakan
7. Untuk mengurangi cemas pasien.
Keterangan ;
Beri tanda (√) pada check list yang bermasalah
24
Lingkari nomer pada intervensi yang akan diberikan
25
3. Implementasi
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya
bahaya fisik dan perlindungan kepada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam
prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien tingkat perkembangan pasien.
Dalam tahap pelaksanaan terdapat dua tindakan yaitu tindakan mandiri dan tindakan
kolaborasi (Aziz Alimul, 2009, page 111).
4. Evaluasi
a. Nyeri akut teratasi
b. Konstipasi teratasi
c. Ansietas teratasi
26