21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penyakit Dengue Haemorhagic Fever (DHF) yang sering disebut dengan demam berdarah oleh masyarakat awam dapat ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Gejala utama yang ditimbulkan yakni demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. Anak yang terjangkit demam berdarah dengue di Indonesia semakin melonjak dari tahun ke tahun, bahkan hingga menyebabkan kematian. Untuk menurunkan angka kejadian maka diperlukan upaya dari seluruh warga masyarakat dan peran tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan dalam mencegah dan menanggulangi terjangkitnya demam berdarah dengue. Maka untuk mengatasi masalah klien dengan Dengue Haemorhagic fever (DHF), perawat melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan. Dalam melakukan asukhan keperawatan yang komprehensip perawat harus memiliki 1

Askep Teoritis

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDewasa ini penyakit Dengue Haemorhagic Fever (DHF) yang sering disebut dengan demam berdarah oleh masyarakat awam dapat ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Gejala utama yang ditimbulkan yakni demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. Anak yang terjangkit demam berdarah dengue di Indonesia semakin melonjak dari tahun ke tahun, bahkan hingga menyebabkan kematian.Untuk menurunkan angka kejadian maka diperlukan upaya dari seluruh warga masyarakat dan peran tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan dalam mencegah dan menanggulangi terjangkitnya demam berdarah dengue. Maka untuk mengatasi masalah klien dengan Dengue Haemorhagic fever (DHF), perawat melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan. Dalam melakukan asukhan keperawatan yang komprehensip perawat harus memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit Dengue Haemorhagic Fever (DHF), sehingga pada pelaksanaannya perawat dapat menghindari kesalahan kesalahan yang terjadi dalam melakukan proses keperawatan dan memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang tepat pada klien. Oleh karena itu, kami membuat makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Dengue Haemorhagic Fever (DHF) sebagai acuan dari kelompok kami.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Dengue Haemorhagic Fever (DHF)?

1.3. Tujuan Penulisan1.3.1. Tujuan umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengue haemorhagic fever (DHF)1.3.2. Tujuan Khusus Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengue haemorhagic fever (DHF) Mampu memprioritaskan masalah dan menegakkan diagnose keperawatan pada pasien dengue haemorhagic fever (DHF) Mampu menyusun rencana rencana tindakan keperawatan dalam tindakan nyata yang sesuai dengan masalah yang diprioritaskan 1.4. Manfaat Penulisan1.4.1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan bahan referensi1.4.2. Bagi intitusi dapat dijadikan sebagai bukti fisik1.4.3. Meningkatkan kualitas pemberian askep pada pasien1.4.4. Bagi masyarakat umum dapat menambah pengetahuan baru.

BAB IIPEMBAHASANDENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

2.1 Definisi Dengue haemorhagic fever (DHF)adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).2.2 Etiologi1. Virus dengue sejenis arbovirus.2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70oC.Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.2.3 PatofisiologiVirus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamukaedes aegyptydan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factormeningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

2.4 Tanda dan gejala1. Demam tinggi selama 5 7 hari.2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.6. Sakit kepala.7. Pembengkakan sekitar mata.8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

2.5 Pemeriksaan penunjang Darah1. Trombosit menurun.2. HB meningkat lebih 20 %3. HT meningkat lebih 20 %4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 35. Protein darah rendah6. Ureum PH bisa meningkat7. NA dan CL rendah Serology : HI (hemaglutination inhibition test).1. Rontgen thorax : Efusi pleura.2. Uji test tourniket (+)

2.6 Penatalaksanaan Tirah baring Pemberian makanan lunak Pemberian cairan melalui infus Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik Anti konvulsi jika terjadi kejang Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR). Monitor adanya tanda-tanda renjatan Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

Arbovirus (melalui nyamuk aedes aegeypti)Beredar dalam aliran darahMerangsang PGE2 di HipotalamusHipertermiaAgregasi trombositParu-paruEfusipleuraTromboSitopeniKetidakefektifan pola nafasResiko syok (Hipovolemik)Asidosis metabolikMembentuk & melepaskan zat C3a, C5a, bradikinin,serotonin, thrombin, histaminDICInfeksi virus dengue (Viremia)Peningkatan reabsorbsi Na+ dan H2OKerusakan endotel pembuluh darahPerdarahanResiko perfusi jaringan tidak efektifMerangsang mengaktivasi faktor pembekuanPenekanan intraabdomenHeparKekurangan volume cairanHipoksial jaringanNyeriMengaktifkan system komplemenRejatan hipovelemik dan hipotensiResiko Syok HipovelemikPermeabilitas membran meningkatKebocoran plasmaKe extravaskulerMual muntahResiko perdarahanKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh2.7 Web Of Caution DHFAbdomenAcites2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

1.PENGKAJIANa. Identitas KlienTanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK, Nama, Umur, Jenis kelamin, Suku/Bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status perkawinan, Alamat, Penanggung jawab.b. Keluhan UtamaAlasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemasc. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang2) Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.3) Riwayat Kesehatan masa laluPasien biasa mengalami serangan DHF dengan type Virus lain4) Riwayat Kesehatan KeluargaMemiliki riwayat saudara atau keluarga dengan penyakit yang sama dengan pasiend. Pola Kebiasaan 1) Nutrisi dan metabolisme : frekuwensi , jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, nafsu makan menurun2) Eliminasi alvi ( buang air besar ) kadang-kadang anak mengalami diare/kontifasi.sementara DHF pada grade III IV sering terjadi melena.3) Eliminasi urine ( buang air kecil ) perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit/tidak pada DHF grade IV hematuri4) Tidur dan istirahat, anak sering menegalami kurang tidur karena sering mengalami sakit / nyeri otot dan persendian sehinga kualitas dan kuantitas tidur maupun istirahat kurang5) Kebersihan diri, Upaya keluarga untuk menjaga keberihan diri dan linkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.6) Pengaturan suhu tubuh, mengkaji suhu tubuh pasien apakah terdapat tanda gejala hypertermi seperti badan terasa hangat, menggigil, berkeringat dan kemerahan serta data penunjang lainnya.7) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatane. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultrasi, dan perkusi, dari ujung rambut sampai ujung kaki.berdasarkan tingkatan ( grade ) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :1) Grade I : kesadaran kompasmenthis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.2) Grade II : kesadaran kompasmenthis, keadaan umum lemah, ada perdarahan sepontan,petikie, perdarahan gusi, dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak teratur3) Grade III : kesadaran apatis, samnollen, keadaan umum lemah,nadi lemah, kecil dan tidak teratur4) Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstermitas dingin, berkeringat dan kulit tanpak biru. Sistem Integumen1) Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun dan muncul keringat dingin dan lembab.2) kuku sianosis / tidak3) kepala dan leher. Kepela terasa nyeri, muka tanpak kemerahan karena demam, mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan ( epistaksis ) padsa grade II,III dan IV. Pada mulut didapatkan mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan telinga4) Dada, bentuk simentris dan kadang-kadang terasa sesak, pada foto torax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi plaura ). Rares (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV5) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesran hati ( hepatomegali ) dan esites.6) Ekstremitas, akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang

2. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien DHF :a Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).b Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.c Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.d Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.e Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.f Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.g Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus).h Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut beorhubungan dengan trombositopenia.i Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATANa. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).Tujuan : Suhu tubuhnormal (36 37C). Pasien bebas dari demam.Intervensi :1) Kaji saat timbulnya demam.Rasional: untuk mengidentifikasi pola demam pasien.2) Observasi tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) setiap 3 jam.Rasional: tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.3) Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.7)Rasional: Peningkatansuhu tubuhmengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.4) Berikan kompres hangat.Rasional: Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.5) Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.Rasional: pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.6) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.Rasional: pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.

b. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.Tujuan :- Rasa nyaman pasien terpenuhi.- Nyeri berkurang atau hilang.Intervensi :1) Kaji tingkat nyeri yang dialami pasienRasional: untuk mengetahui seberapa berat nyeri yang dialami pasien.2) Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang.Rasional: Untuk mengurangi rasa nyeri dan memberi rasa nyaman.3) Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.Rasional: Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.4) Berikan obat-obat analgetikRasional: Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.Tujuan - Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.Intervensi :1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.Rasional: Untuk menetapkan cara mengatasinya.2) Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.Rasional: Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.3) Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .4) Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.Rasional: Untuk menghindari mual.5) Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.Rasional: Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.6) Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter.Rasional: Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.7) Ukur berat badan pasien setiap minggu.Rasional: Untuk mengetahui status gizi pasien

d. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitasdinding plasma.Tujuan - Volume cairan terpenuhi.Intervensi :1) Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) sertatanda-tanda vitalRasional: Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.2) Observasi tanda-tanda syock.Rasional: Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.3) Berikan cairan intravena sesuai program dokterRasional: Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.4) Anjurkan pasien untuk banyak minum.Rasional: Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.5) Catat intake dan output.Rasional: Untuk mengetahui keseimbangan cairan.

e. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.Tujuan : Pasien mampu mandiri setelah bebasdemam Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhiIntervensi :1) Kaji keluhan pasien.Rasional: Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.2) Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.Rasional: Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.3) Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien.Rasional: Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.4) Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien.Rasional: Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

f. Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuhTujuan- Tidak terjadi syok hipovolemik.- Tanda-tanda vitaldalam batas normal.- Keadaan umum baik.Intervensi :1) Monitor keadaan umum pasienRasional : memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.2) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam.Rasional : tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.3) Monitor tanda perdarahan.Rasional : Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.4) Chek haemoglobin, hematokrit, trombositRasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.5) Berikan transfusi sesuai program dokter.Rasional : Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.6) Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik.Rasional : Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin.

g. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (infus).Tujuan :- Tidak terjadi infeksi pada pasien.Intervensi :1) Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus.Rasional: Tindakan aseptik merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.2) Observasitanda-tanda vitalRasional: Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.3) Observasi daerah pemasangan infus.Rasional: Mengetahui tanda infeksi pada pemasangan infus.4) Segera cabut infus bila tampak adanya pembengkakan atau plebitis.Rasional: Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk atau penyulit lebih lanjut.

h. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.Tujuan :- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.- Jumlah trombosit meningkat.Intervensi :1) Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis.Rasional: Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.2) Anjurkan pasien untuk banyak istirahatRasional: Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan.3) Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut.Rasional: Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.4) Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya.Rasional: Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan.

i. Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahanyang dialami pasien.Tujuan :- Kecemasan berkurang.Intervensi :1) Kaji rasa cemas yang dialami pasien.Rasional: Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.2) Jalin hubungan saling percaya dengan pasien.Rasional: Pasien bersifat terbuka dengan perawat.3) Tunjukkan sifat empatiRasional: Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.4) Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannyaRasional: Meringankan beban pikiran pasien.5) Gunakan komunikasi terapeutikRasional: Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil yang efektif.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus. Dimana tanda dan gejalanya:1. Demam tinggi selama 5 7 hari.2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.6. Sakit kepala.7. Pembengkakan sekitar mata.8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

1