ANALISIS TINGGI TANGGUL EKONOMIS SEBAGAI BANGUNAN
PENGENDALI BANJIR SUNGAI CIRAJA KECAMATAN
KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA
TENGAH
Try Maretha Lasmana1, Pitojo Tri Juwono2, Dian Chandrasasih2
1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan Kenanga Indah No 30 Malang 65145 Indonesia
ABSTRAK
Permasalahan yang ditimbulkan oleh banjir dari waktu ke waktu semakin meningkat dan
memerlukan perhatian serta usaha dalam pengendaliannya. Pembangunan tanggul sebagai
bangunan pengendali banjir menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan banjir. Salah
satu aspek dalam perencanaan tanggul sebagai bangunan pengendali banjir yaitu biaya
pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan beberapa analisis yang komprehensif untuk
mengetahui tanggul yang terekonomis. Dalam kajian ini, perhitungan debit banjir rancangan
menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan debit sebesar 322.088m3/detik
dan Hidrograf Satuan Sintetis Snyder dengan debit sebesar 305.987m3/detik. Penentuan
tinggi tanggul didapat dari penentuan tinggi muka air banjir menggunakan aplikasi HEC-
RAS, direncanakan 2 alternatif perencanaan yaitu alternatif I pada keadaan sungai asli (tinggi
tanggul 2m) dan alternatif II pada kondisi setelah sungai dinormalisasi dengan pengerukan
(tinggi tanggul 1.7m). Kedua alternatif tersebut dihitung keamanannya menggunakan rumus
Fellenius dengan factor aman 1.792 dan 1.507, dan Bishop dengan factor aman 1.606 dan
1.441. Biaya total dari pembangunan tanggul alternatif I sebesar Rp25,127,256,362.840 dan
alternatif II sebesar Rp.19,659,485,398.600. Analisa ekonomi dilakukan hanya pada
alternatif II karena memiliki biaya terendah. Net Present Value (NPV) sebesar
Rp.24,875,062,601.00, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1.70, dan Internal Rate Of Return
(IRR) sebesar 18.91%.
Kata kunci: Tanggul, Debit Banjir Rancangan, , Aplikasi HEC-RAS, Analisa Ekonomi.
ABSTRACT
The problems caused by the flooding from time to time is increasing and requires attention
and effort to control it. Construction of embankments as flood controling structure to be one
way to overcome the problem of flood. One of the aspect to design the structure of
embankments as flood controling is the cost of embankment. Therefore, it takes some
comprehensive analysis to determine the economic embankment. In this study, the
calculation of design flood discharge using hydrograph of Unit Synthetic Nakayasu with a
debit of 322.088m3/sec and hydrograph of Unit Synthetic Snyder with debit of
305.987m3/sec, the determination of high embankment obtained from determining the water
level of the flood using application of HEC-RAS, planned two alternative, there are
alternative I in river situation original (high of embankment 2m) and alternative II after river
conditions normalized with dredging (high of embankment 1.7m). Both of these alternatives
are calculated safety factor by Fellenius method with Fs 1.792 and 1.507 and by Bishop
method with Fs 1.606 and 1.441. The total costs of the embankment construction are
Rp25,127,256,362.840 for alternative I and Rp.19,659,485,398.600 for alternative II.
Economic analysis is only calculated for alternative II because it has the lowest cost. Net
Present Value (NPV) of Rp.24,875,062,601.00, Benefit Cost Ratio (BCR) at 1.70, and an
Internal Rate Of Return (IRR) of 18.91%.
Keywords: Embankment, design flood discharge, HEC-RAS applications, Economic
Analysis
1. PENDAHULUAN
Persoalan yang ditimbulkan oleh
banjir dari waktu ke waktu semakin
meningkat dan memerlukan perhatian serta
usaha untuk pengendaliannya.
Sungai Ciraja yang mempunyai
panjang 15,53km, secara administratif
masuk wilayah Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap, sungai ini bermuara ke
Sungai Cikawung. Pada setiap musim
penghujan selalu terjadi luapan Sungai
Ciraja sehingga menggenangi persawahan
dan permukiman di Desa Pangaweran dan
sekitarnya pada wilayah Kecamatan
Karangpucung dikarenakan Catchment
Area yang merupakan persawahan
mempunyai kemiringan relatif datar, bagian
hulu dari Sungai Ciraja berpindah – pindah
(meandering), dan adanya beberapa titik
longsoran di daerah Sungai Ciraja.
Salah satu kejadian banjir yang
mengakibatkan kerugian yang cukup besar
terjadi pada bulan Februari 2009 dengan
tinggi genangan ±60cm yang
mengakibatkan 1 rumah roboh, 204 rumah
mengalami rusak berat, 116ha sawah dan 67
kolam ikan rusak. Tidak hanya itu, banjir
juga mengakibatkan jalan aspal sepanjang
5,40km rusak berat.
Ditinjau dari hal tersebut, perlu
direncanakan bangunan pengendali banjir
yang dalam hal ini yaitu perencanaan
tanggul dengan beberapa alternatif
perencanaan. Pembangunan bangunan
pengendali banjir ini membutuhkan biaya
yang tidak sedikit, maka dari itu diperlukan
analisis ekonomi sehingga dapat
direkomendasikan bangunan pengendali
banjir yang ekonomis berdasarkan alternatif
perencanaan.
Manfaat dari studi ini adalah
memberikan sumbangan pemikiran pada
pihak terkait untuk penetapan tinggi tanggul
yang ekonomis pada proyek pembangunan
bangunan pengendali banjir sungai Ciraja.
Adapun tujuan dari studi ini adalah
menentukan besar debit rancangan kala
ulang 25 tahun (Q25), menentukan tinggi
tanggul yang paling ekonomis untuk
dibangun berdasarkan alternatif
perencanaan dan menentukan kelayakan
ekonomi dari tanggul yang akan dibangun
berdasarkan alternatif perencanaan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hujan Rerata Daerah
Curah hujan yang diperlukan untuk
penyusunan suatu rancangan pemanfaatan
air dan rancangan pengendalian banjir
adalah curah hujan rata-rata diseluruh
daerah yang bersangkutan, bukan curah
hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan
ini disebut curah hujan daerah yang
dinyatakan dalam milimeter (Sosrodarsono,
1987:27)
Terdapat tiga cara yang digunakan
untuk menghitung curah hujan daerah (Sri
Harto, 1987:13), yaitu :
1. Cara rata-rata hitung
2. Cara poligon Thiessen
3. Cara garis-garis Isohyet
2.2 Hujan Rancangan dengan
Menggunakan Metode Gumbel dan
Log Pearson Type III
1. Metode Gumbel
Tahapan untuk menghitung hujan
rancangan maksimum dengan metode
Gumbel adalah sebagai berikut :
1. Mengurutkan data tinggi hujan dari
yang terbesar hingga yang terkecil
2. Mencari rerata dari semua data yang ada
3. Menghitung R-R rerata kemudian
dikuadratkan
4. Menghitung rerata dari hasil no. 3
5. Menghitung standar deviasi dengan cara
akar dari hasil no. 4
6. Mencari Yn dan Sn dari tabel gumbel
7. Dari kala ulang yang diketahui, mencari
Yt pada tabel Gumbel
8. Menghitung nilai faktor frekuensi (K),
Sn
YnYtK
9. Menghitung hujan rancangan dengan
rumus 𝑅 𝑟𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑅 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑆𝐷. 𝐾
2. Metode Log Person Type III
Tahapan untuk menghitung hujan
rancangan maksimum dengan metode Log
Pearson Type III adalah sebagai berikut :
1. Hujan harian maksimum diubah dalam
bentuk logaritma.
2. Menghitung harga logaritma rata-rata
dengan rumus : n
LogxiLogx
3. Menghitung harga simpangan baku
dengan rumus :
1
)(2
n
LogxLogxiSi
4. Menghitung harga koefisien
kemiringan dengan rumus :
Sinn
LogxLogxinCs
321
5. Menghitung logaritma hujan rancangan
dengan kala ulang tertentu dengan
rumus :
SiGLogxLogRt .
6. Menghitung antilog Rt untuk
mendapatkan curah hujan rancangan
dengan kala ulang tertentu atau dengan
membaca grafik pengeplotan Rt lawan
peluang di kertas logaritma.
2.3 Uji Kesesuaian Distribusi
1. Uji Chi Square
Dari hasil pembacaan grafik
pengeplotan data curah hujan pada kertas
probabilitas logaritma, didapat perbedaan
antara distribusi teoritis dan empirisnya
pada sumbu vertikal yang merupakan data
curah hujan rancangan. Langkah-
langkahnya adalah :
a. Menghitung selisih data curah hujan
hasil perhitungan (Xt) dengan nilai data
curah hujan hasil pengamatan (Xe).
b. Selisih tersebut dikuadratkan lalu dibagi
nilai tiap tahunnya kemudian
dijumlahkan untuk beberapa tahun.
Nilai ini disebut X2 hit.
c. Harga X2hit dibandingkan dengan harga
X2Cr dari tabel Chi Kuadrat dengan
dan jumlah data (n) tertentu. Apabila
X2hit < X2Cr maka hipotesa distribusi
dapat diterima.
2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Dari hasil pembacaan grafik
pengeplotan data curah hujan pada kertas
probabilitas logaritma, didapat perbedaan
antara distribusi teoritis dan empirisnya
pada sumbu horisontal yang merupakan
data probabilitas. Selisih ini dicari yang
maksimum yang disebut maks. Uji
Smirnov-Kolmogorov ini akan
membandingkan hargamaks dengan suatu
harga kritis yang ditentukan berdasarkan
jumlah data dan batas nilai simpangan data.
Bila maks < kritis, hipotesa tersebut
dapat diterima.
2.4 Intensitas Hujan dan Waktu
Konsentrasi
Intensitas hujan didefinisikan sebagai
tinggi curah hujan persatuan waktu. Untuk
mendapatkan intensitas hujan selama waktu
konsentrasi digunakan rumus Mononobe
(Imam Subarkah, 1980:20), sebagai berikut: 3/2
24
24
24
Tc
RI
dengan :
I= intensitas hujan selama waktu
konsentrasi (mm/jam)
R24= curah hujan maksimum harian alam 24
jam (mm)
Tc= waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi dihitung dengan
teoritis, tetapi karena daerah pertanian yang
diukur secara langsung tidak terlalu besar,
maka besarnya waktu konsentrasi dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
77,0
0195,0
s
LsTc menit
Dengan :
L = panjang saluran (m)
S = kemiringan rerata saluran
2.5 Kala Ulang Banjir Rancangan Tabel 1 Kala Ulang Banjir Rancangan Untuk Bangunan Di
Sungai
Jenis Bangunan
Kala Ulang
Banjir
Rancangan
Bendungan urugan tanah/batu
(eart/rockfill dam) 1000
Bendungan beton/batu kali (concrete
dam/masonry) 500 - 1000
Bendung (weir) 50 - 100
Saluran pengelak banjir (flood diversion
conal) 25 - 50
Tanggul sungai 10 - 25
Drainasi saluran di sawah/pemukiman 5 - 10
Sumber: Ir. Suwanto, M. MS. Diktat Morfologi Sungai
2.6 Hidrograf Satuan Sintetik
Nakayasu dan Hidrograf Satuan
Sintetik Snyder
1. Hidrograf satuan sintetis Nakayasu
Penggunaan metode ini memerlukan
beberapa karakteristik parameter daerah
alirannya, seperti :
a) Tenggang waktu dari permukaan hujan
sampai puncak hidrograf (time of peak)
b) Tenggang waktu dari titik berat hujan
sampai titik berat hidrograf (time lag)
c) Tenggang waktu hidrograf (time base
of hydrograph)
d) Luas daerah aliran sungai
e) Panjang alur sungai utama terpanjang
(length of the longest channel)
Rumus dari hidrograf satuan
Nakayasu adalah: )3,0(6,3
.
3,0TTp
RoCAQp
dengan :
Qp = debit puncak banjir (m3/dt)
Ro = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan
sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh
penurunan debit, dari puncak sampai 30%
dari debit puncak (jam)
CA = luas daerah pengaliran sampai outlet
(km2)
Untuk menentukan Tp dan T0,3
digunakan pendekatan rumus sebagai
berikut:
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = α tg
Tr = 0,5 tg sampai tg
tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan
sampai debit puncak banjir (jam). Tg
dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
sungai dengan panjang alur L > 15
km : tg =0,4 + 0,058 L
sungai dengan panjang alur L < 15
km : tg = 0,21 L0,7
Perhitungan T0,3 menggunakan ketentuan:
α = 2 pada daerah pengaliran biasa
α = 1,5 pada bagian naik hidrograf lambat,
dan turun cepat
α = 3 pada bagian naik hidrograf cepat,
dan turun lambat
Pada waku naik : 0 < t < Tp
Qa = (t/Tp)2,4
dimana Qa adalah limpasan sebelum
mencapai debit puncak (m3/dt)
Pada kurva turun (decreasing limb)
a. selang nilai : 0 ≤ t ≤ (Tp +
T0,3)
Qd1 =
3,03,0.T
Tpt
Qp
b. selang nilai : (Tp + T0,3) ≤ t
≤ (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
Qd2 =
3,0
3,0
5,1
5,0
3,0.T
TTpt
Qp
c. selang nilai : t > (Tp + T0,3
+ 1,5 T0,3)
Qd3 =
3,0
3,0
2
5,1
3,0.T
TTpt
Qp
2. Hidrograf satuan sintetis Snyder
Ditentukan secara cukup baik dengan
tinggi d = 1 cm, dan dengan ketiga unsur
yang lain, yaitu Qp (m3/detik), Tb serta tr
(jam).
Tb tp
I tr
t Qp
t
Unsur hidrograf tersebut
dihubungkan dengan:
A = luas daerah pengaliran (km2)
L = panjang aliran utama (km)
Lc = jarak antara titik berat daerah
pengaliran dengan pelepasan (outlet)
yang diukur sepanjang aliran utama.
Dengan unsur-unsur tersebut di atas,
Snyder membuat rumus-rumus sebagai
berikut:
tp = Ct (L Lc)0,3
tr = tp/5.5
Qp = 2,78.Cp.A/tp
tb = 72 +3tp/24
Koefisien-koefisien Ct dan Cp harus
ditentukan secara empiris, karena besarnya
berubah-ubah antara daerah yang satu
dengan daerah yang lain. Besarnya Ct=
0,75–3,00, sedangkan besarnya Cp= 0,9-1,4
.
HSS Snyder ini telah digunakan pada
perbaikan sungai Citandui di Jawa Barat.
Rumus Snyder di Indonesia mengalami
perubahan :
1. Pada rumus tp pangkat diganti ”n”
2. tr diganti te, tr =1 jam
te = 5,5
tp
3. Hubungan te, tp, tr dan Tp
te > tr maka tp’= tp (te - tr)
Tp = tp’ + 0,5
te < tr maka Tp = tp + 0,5
4. qp = 0,278 Cp/Tp maka Qp = q.p.A
Rumus Snyder diatas hanya
mendapatkan Tp,Tb dan Qp. Untuk
mendapatkan hidrograf digunakan
lengkung Alexejev
1. Q = f (t)
2. y = Q / Qp dan x = t/Tp
3. y =
x
xa
21
10
a = 1,32 λ2 + 0,15 λ + 0,045
λ = h = 1 mm
2.7 HEC RAS Dalam Analisa Potensi
Banjir
Dalam permasalahan banjir hal utama
yang harus diketahui adalah sampai setinggi
mana profil muka air yang dihasilkan oleh
debit banjir sehingga dapat menggenangi
daerah di sekitar sungai tersebut. Maka dari
itu dengan menggunakan program HEC-
RAS dapat diprediksi sampai setinggi mana
profil muka air banjir yang terjadi. Hasil
daripada prediksi tersebut dapat
ditampilkan menurut periode ulang banjir
tahunan baik itu Q25 sampai Q100 yang
terjadi sepanjang daerah aliran sungai baik
itu di badan sungai, bantaran sungai bagian
kiri dan kanan, sampai daerah dataran tinggi
yaitu daerah pemukiman dan fasilitas-
fasilitas infrastruktur yang ada disekitar
sungai.
2.8 Tanggul
Tanggul di sepanjang sungai adalah
salah satu bangunan yang paling utama dan
paling penting dalam usaha melindungi
kehidupan dan harta benda masyarakat
terhadap genangan – genangan yang
disebabkan oleh banjir. Tanggul dibangun
terutama dengan kontruksi urugan tanah,
karena tanggul merupakan bangunan
menerus yang sangat panjang serta
membutuhkan bahan urugan yang
volumenya sangat besar
(Sosrodarsono,1985:83).
Pada setiap perencanaan tanggul,
kriteria-kriteria sebagai berikut harus
terpenuhi:
1. Tubuh tanggul harus kuat menerima
tekanan air
2. Tubuh tanggul harus cukup stabil
3. Tubuh tanggul harus cukup tingginya
Tabel 2 Hubungan antara Debit Banjir
Rencana dengan Tinggi Jagaan
No Debit Banjir Rencana
(m3/detik)
Jagaan
(m)
1 Kurang dari 200 0.6
2 200 – 500 0.8
3 500 – 2000 1
4 2000 – 5000 1.2
5 5000 – 1000 1.5
No Debit Banjir Rencana
(m3/detik)
Jagaan
(m)
6 1000 atau lebih 2
Sumber : Sosrodarsono (1995:88)
Tabel 3 Lebar Standar Mercu Tanggul
No Debit Banjir Rencana
(m3/detik)
Lebar Atas
(m)
1 Kurang dari 200 2
2 200 – 500 3
3 500 – 2000 4
4 2000 – 5000 5
5 5000 – 1000 6
6 1000 atau lebih 7
Sumber : Sosrodarsono (1995:88)
2.9 Stabilitas Lereng Metode Fellenius
dan Metode Bishop
1. Metode Feleenius
M
M
d
rFs
Nilai faktor aman yaitu :
F < 1,07 ( lereng labil, sering terjadi
longsor)
1,07 < F < 1,25 ( lereng kritis, longsor
pernah terjadi )
F > 1,25( lereng stabil, longsor jarang
terjadi)
2. Metode Bishop
n
pn
n
n
pn
n n
nn
W
mWcb
Fs
sin
1)tan(
1
1 )(
2.10 Biaya dan Manfaat Biaya
1. Biaya
Menurut Kuiper (1971) dalam Robert
J. Kodoatie biaya dikelompokkan menjadi
dua, yaitu biaya modal (capital cost) dan
biaya tahunan (annual cost).
2. Manfaat (Benefit)
Manfaat suatu proyek terdiri dari
keuntungan langsung (direct benefit) dan
keuntungan tidak langsung (indirect
benefit), disamping itu, dikenal pula
keuntungan yang tidak dapat diukur dengan
uang (intangible benefit) dan keuntungan
yang dapat diukur dengan uang (tangible
benefit). Manfaat dari proyek terdiri dari
(Suyanto, 2001:65 ).
2.11 Analisa Ekonomi
1. Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara manfaat
dengan biaya yang telah di present value kan.
Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan
dipilih jika NPV > 0. Dengan demikian, jika
suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0,
maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk
dijalankan. Nilai NPV dapat dicari dengan
menggunakan persamaan.
Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai Sekarang
dari Manfaat – Nilai Sekarang dari Biaya.
2. Benefit Cost Ratio (BCR) Metode BCR memberikan penekanan
terhadap nilai perbandingan antara aspek
manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan
aspek biaya dan kerugian yang akan
ditanggung (cost) dengan adanya investasi
tersebut (Giatman, 2007).
Perbandingan manfaat dan biaya
merupakan parameter untuk analisis
ekonomi, guna mengetahui apakah proyek itu
menguntungkan atau tidak. Secara umum
rumus perbandingan antara manfaat dengan
biaya adalah (Giatman, 2007):
𝑩𝑪𝑹 =𝑷𝑽 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕
𝑷𝑽 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂
Apabila harga B/C lebih dari 1, maka
proyek layak dikerjakan. Sebaliknya proyek
tidak layak apabila B/C kurang dari 1.
3. Internal Rate Of Return (IRR) Tingkat Pengembalian Bunga (internal
rate of return) merupakan tingkat suku bunga
yang membuat manfaat dan biaya mempunyai
nilai yang sama B-C= 0 atau tingkat suku
bunga yang membuat B/C= 1.
Apabila biaya dan manfaat tahunan konstan
perhitungan IRR dapat dilakukan dengan
dasar tahunan, tapi apabila tidak konstan
dapat dilakukan dengan dasar nilai coba-coba
(trial and error). Perhitungan IRR ini
dilakukan dengan mencari nilai discount rate
sehingga nilai present value manfaat sama
dengan nilai present value biaya, atau nilai
NPV = 0. Apabila discount rate yang berlaku
lebih besar dari nilai IRR, maka proyek
tersebut menguntungkan, namun apabila
discount rate sama dengan nilai IRR maka
proyek tersebut dikatakan impas.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan pengerjaan studi ini dapat
dilihat pada diagram alir berikut:
Gambar 1 Diagram Alir Penyelesaian
Skripsi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Curah Hujan Rerata Daerah
Metode Rata – Rata Hitung
(Aritmatic Mean)
Tabel 4 Curah Hujan Rerata Daerah
No
Kejadian
Stasiun Hujan Hujan
Harian
Rata-
rata
Hujan
Maksimum
Harian
Rata-rata Cimanggu Lumbir
Tahun Tanggal Bulan (mm) (mm) (mm) (mm)
1 2004
7 Nopember 122 97 109.500 109.500
6 Nopember 9 150 79.500
2 2005
22 Januari 118 0 59.000 74.000
31 Oktober 0 148 74.000
3 2006 28 Desember 93 50 71.500
132.000 7 Juni 4 260 132.000
4 2007
21 Oktober 89 70 79.500 94.500
25 Desember 57 132 94.500
5 2008
21 Januari 79 0 39.500
88.500 10 Maret 1 176 88.500
6 2009
31 Januari 200 46 123.000
123.000
8 Januari 1 150 75.500
7 2010
30 Oktober 255 0 127.500
127.500
18 Januari 23 175 99.000
No
Kejadian
Stasiun Hujan Hujan
Harian
Rata-
rata
Hujan
Maksimum
Harian
Rata-rata Cimanggu Lumbir
Tahun Tanggal Bulan (mm) (mm) (mm) (mm)
8 2011
26 April 141 11 76.000
78.500
4 Februari 17 140 78.500
9 2012
11 April 198 24 111.000
111.000
20 Oktober 18 146 82.000
10 2013
4 Juli 127 109 118.000
118.000
24 Januari 11 109 60.000
Sumber: Hasil Perhitungan
4.2 Curah Hujan Rancangan Metode
Gumbel dan Log Person Type III
Tabel 5 Perbandingan Hujan Rancangan
Metode Gumbel dan Log Person Type III
Tr
X rancangan
Gumbel Log Person Type
III
2 103.638 105.708
5 128.247 123.678
10 144.541 132.907
25 165.128 142.462
50 180.401 148.433
100 195.561 153.640
200 210.665 158.235
1000 245.654 167.281
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3 Uji Kesesuaian Distribusi
Frekuensi Metode Smirnov
Kolmogorov dan Chi-Square
1. Gumbel
Tabel 6 Hasil Uji Smirnov Kolmogorof
Terhadap Distribusi Gumbel
No a
D
critis
D
maks Keterangan
(%)
1 0.01 0.486 0.277 D maks < D cr' diterima
2 0.05 0.409 0.277 D maks < D cr' diterima
Sumber: Hasil Perhitungan
Untuk = 5% diperoleh nilai x2tabel :
3,841 sedangkan nilai x2hitung : 1.0
Sehingga x2hitung < x2
tabel maka
Hipotesa Gumbel Diterima.
Untuk = 1% diperoleh nilai x2tabel :
6,635 Sedangkan nilai x2hitung : 1.0
Sehingga x2hitung < x2
tabel maka
Hipotesa Gumbel Diterima.
Gambar 2 Long Section Sungai Ciraja
2. Log Person Type III
Tabel 7 Hasil Uji Smirnov Kolmogorof
Terhadap Distribusi Log Pearson III
No a
D
critis D maks Keterangan
(%)
1 0.01 0.486 0.224 D maks < D cr' Diterima
2 0.05 0.409 0.224 D maks < D cr' diterima
Sumber: Hasil Perhitungan
Untuk = 5% diperoleh nilai x2tabel :
- sedangkan nilai x2hitung : 2.500
Sehingga x2hitung > x2
tabel maka
Hipotesa Log Pearson Tidak
Diterima.
Untuk = 1% diperoleh nilai x2tabel :
- Sedangkan nilai x2hitung :2.500.
Sehingga x2hitung > x2
tabel maka
Hipotesa Log Pearson Tidak
Diterima.
4.4 Curah Hujan Netto jam – jaman
Metode Mononobe
Tabel 8 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-
Jaman Dengan Metode Mononobe
No Jam
Ke Nisbah
Hujan Jam-
Jaman
% 25th
1 1.0 55.032 48.127
2 2.0 14.304 12.509
3 3.0 10.034 8.775
4 4.0 7.988 6.986
5 5.0 6.746 5.899
6 6.0 5.896 5.157
Curah Hujan
Rancangan 165.128
No Jam
Ke Nisbah
Hujan Jam-
Jaman
% 25th
Koefisien pengaliran 0.530
Hujan Efektif 87.452
Sumber: Hasil Perhitungan
4.5 Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu
dan Hidrograf Satuan Sintetis
Snyder Tabel 9 Perbandingan Perhitungan Debit Banjir
Rancangan Metode Nakayasu dan Snyder
Tr Debit Puncak (m3/detik)
(Kala Ulang) Nakayasu Snyder
25 th 322.088 305.987
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas, yang digunakan
sebagai debit banjir rancangan untuk
perhitungan selanjutnya yaitu debit dari
etode Nakayasu karena memiliki nilai debit
banjir rancangan terbesar.
4.6 Analisa Program HEC-RAS
Dari hasil running HEC-RAS dengan
debit 25 tahun pada penampang sungai asli
dan yang di normalisai/pengerukan,
diketahui ketinggian muka air dan tinggi
limpasan muka air sungai Ciraja.
Patok yang mengalami
luapan/overflow yaitu P10, P13, P14, P16,
P41, P42, P49-P52, P62, P75, P76, P78-
P80, P83-P85, P87-P89, sepanjang
7,617.280 m seperti terlihat pada gambar
MUKA AIR BANJIR
ELEVASI DASAR SUNGAI
ELEVASI TEBING KANAN
ELEVASI TEBING KIRI
JARAK PROFIL (m)
NOMOR PROFIL CKW.1
32.7
936
.79
37.4
20.
00
P.1P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19P.20 P.21 P.22P.23P.24 P.25 P.26 P.27 P.28 P.29 P.30 P.31 P.32 P.33 P.34 P.35 P.36 P.37 P.38 P.39 P.40 P.41 P.42 P.43 P.44 P.45 P.46 P.47 P.48 P.49 P.50 P.51 P52 P.53 P.54 P.55 P.56 P.57 P.58 P.59 P.60 P.61 P.62 P.63 P.64 P.65 P.66 P.67 P.68 P.69 P.70 P.71 P.72 P.73 P.74 P.75 P.76 P.77 P.78 P.79 P.80 P.81 P.82 P.83 P.84 P.85 P.86 P.87 P.88 P.89 P.90 P.91 P.92 P.93 P.94 P.95 P.96 P.97 P.98 P.99 P.100 P.101
30
40
50
60
70
80
90
100
35.2
1
33.3
440
.32
38.8
414
9.83
36.2
133
.25
40.6
536
.95
45.8
936
.40
33.0
136
.97
36.9
864
.46
36.8
3
33.6
337
.30
37.3
322
4.39
37.1
2
33.2
137
.74
37.3
910
4.18
37.2
9
34.0
637
.56
37.6
619
6.48
37.3
9
34.1
737
.85
37.9
419
9.56
37.5
7
34.4
238
.21
38.2
558
.28
37.9
334
.64
40.5
038
.19
41.8
637
.50
34.4
638
.23
37.7
615
4.62
39.3
6
34.7
440
.74
39.5
320
3.53
38.7
8
34.7
242
.73
40.0
512
4.46
38.9
1
35.2
238
.69
38.6
663
.75
39.0
635
.15
38.9
638
.72
214.
9139
.24
35.3
339
.90
45.3
392
.29
39.2
5
35.5
139
.04
38.8
911
4.02
39.5
5
35.7
739
.70
38.8
916
0.91
39.5
6
35.5
840
.10
40.0
010
1.28
39.6
4
36.1
140
.33
40.1
740
.55
39.7
935
.85
40.1
341
.08
106.
6739
.93
36.2
640
.50
40.4
514
7.53
40.1
8
36.5
040
.45
40.5
017
1.70
40.2
636
.47
40.6
442
.49
36.4
340
.31
36.5
140
.55
40.5
958
.93
40.3
536
.92
40.6
140
.80
101.
4840
.43
37.1
640
.88
40.8
997
.70
40.6
0
37.4
040
.98
41.6
914
5.50
40.8
6
37.2
941
.10
42.1
714
2.32
40.8
8
37.6
141
.29
42.7
449
.97
40.9
437
.69
42.6
441
.97
145.
5141
.12
38.2
942
.63
42.3
411
4.80
41.6
4
38.4
142
.95
43.4
512
8.74
41.7
6
38.5
942
.91
42.1
314
1.93
41.9
5
38.6
342
.33
43.5
096
.96
42.0
338
.95
42.6
246
.32
100.
0542
.27
39.3
143
.57
42.8
314
1.53
42.3
6
39.4
643
.21
43.1
115
3.74
42.8
8
39.5
543
.56
43.6
019
8.28
43.2
9
40.1
643
.69
43.6
914
1.84
43.3
8
40.2
746
.11
43.8
916
0.50
43.4
5
40.5
443
.41
42.6
515
2.02
43.7
1
40.9
943
.51
43.2
115
4.42
43.8
1
41.1
144
.30
44.2
714
2.56
43.8
3
41.7
144
,21
44.5
944
.84
44.0
0
41.7
044
.61
44.8
620
4.93
44.5
8
41.7
845
.61
47.6
920
5.83
44.9
1
42.6
545
.70
49.7
020
4.97
45.2
7
42.9
446
.81
45.9
915
7.82
45.7
2
43.4
344
.62
44.6
520
8.18
46.0
6
43.9
945
.34
45.2
719
2.38
46.1
2
44.4
245
.93
46.2
021
4.82
46.6
9
44.7
146
.25
45.4
019
3.07
47.2
3
45.1
548
.30
48.5
120
6.21
47.4
345
.46
48.3
348
.60
52.7
247
.97
45.4
648
.26
48.1
012
2.70
47.9
6
46.1
449
.24
48.9
314
8.60
48.7
0
46.6
849
.75
49.7
919
5.78
48.9
0
46.6
250
.47
52.4
021
1.74
48.9
3
47.3
155
.46
50.1
619
7.39
49.8
2
47.9
351
.32
50.6
414
0.90
50.2
8
47.5
958
.30
51.3
514
7.77
50.8
9
48.9
150
.57
49.9
219
4.19
52.0
3
49.9
852
.89
52.9
514
7.58
52.1
8
50.4
453
.35
53.3
083
.71
52.4
9
50.8
953
.55
53.5
732
6.02
53.3
7
51.9
554
.82
54.9
321
2.63
53.8
0
51.9
354
.80
60.9
984
.88
54.3
7
53.0
855
.20
55.2
011
9.82
55.0
1
53.6
055
.90
55.8
523
5.42
55.6
8
54.4
658
.81
57.0
320
1.79
55.7
0
54.7
057
.03
57.3
014
8.67
56.6
4
55.0
057
.70
57.7
214
6.14
57.6
1
55.8
458
.45
58.0
119
8.42
57.9
0
55.8
959
.41
59.4
020
7.09
58.3
9
58.5
459
.04
59.0
142
.88
59.7
6
58.6
559
.30
59.5
120
6.79
60.4
058
.92
61.3
861
.40
95.4
560
.48
59.4
160
.33
60.0
911
6.97
61.0
3
60.9
061
.79
61.5
519
5.66
61.9
4
62.1
362
.78
62.8
221
7.08
63.1
4
63.0
065
.12
65.1
621
4.56
64.6
9
64.5
766
.10
66.1
016
6.59
65.5
5
65.5
066
.25
66.7
821
3.90
67.0
4
66.8
367
.46
67.3
816
3.12
68.2
6
69.2
069
.60
69.2
023
8.40
70.2
6
69.7
672
.34
72.1
922
0.88
71.4
1
71.1
571
.85
71.8
317
2.93
72.4
0
72.3
573
.33
73.2
315
2.23
73.8
3
73.9
674
.60
74.6
325
1.87
75.3
6
75.8
477
.73
78.2
319
2.77
77.4
5
77.2
279
.46
80.9
522
0.80
78.6
2
78.6
881
.41
80.8
521
8.08
80.6
3
80.2
684
.59
82.6
017
6.57
82.2
3
81.5
384
.62
86.0
316
4.31
83.7
4
81.9
285
.73
91.3
574
.93
85.2
084
.05
88.9
488
.02
126.
0686
.93
86.2
689
.34
90.3
819
8.75
88.3
8
89.0
993
.38
91.5
926
4.25
91.1
0
91.1
693
.97
93.5
516
8.26
92.9
9
92.7
096
.31
96.2
819
9.82
95.8
6
93.1
198
.30
97.5
011
0.52
97.0
6
Elev
asi (
m)
Tebing Kiri
LOKASI:
SUNGAI CIRAJA
KECAMATAN KARANGPUCUNGKABUPATEN CILACAP
JUDUL GAMBAR SKALA
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
DIRENCANAKAN
Tri Maretha Lasmana
115060401111018
DIPERIKSADOSEN PEMBIMBING I
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001
Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001
LEGENDA
H 1 : 400
V 1 : 2
Long Section
Sungai Ciraja
Pada Keadaan Asli
(Alternatif I)
DIPERIKSADOSEN PEMBIMBING II
GAMBAR KE
4.3
Tebing Kanan
Dasar Sungai
Muka Air Banjir Q25thn
P.10 P.13 P.14 P.16 P.41 P.42
P.49 P.50 P.51 P52
P.62
P.75 P.76 P.78 P.79 P.80
P.83 P.84 P.85
P.87 P.88 P.89
ELEVASI TANGGUL
40.1
6
39.8
640
.04
40.3
5
44.5
1
44.6
1
46.8
6
46.9
2
47.4
9
48.0
3
52.8
3
60.5
6
61.2
0
61.8
3
62.7
4
63.9
4
67.8
4
69.0
6
71.0
6
73.2
0
74.6
3
76.1
6
71
Gambar 3 Perencanaan Alternatif I (Tanggul pada kondisi sungai asli)
Gambar 4 Perencanaan Alternatif II (Tanggul pada kondisi sudah dilakukan pengerukan/normalisasi)
4.7 Perencanaaan Alternatif I
(Perencanaan Tanggul dengan
Kondisi Sungai Asli)dan Alternatif
II (PerencanaanTanggul +
Normalisasi/Pengerukan Sungai)
Perencanaan tanggul alternatif I pada
P10.
Dasar perencanaan tanggul adalah
sebagai berikut :
1. Debit rencana : 322.088 m3/dt
ELEVASI TANAH ASLI
JARAK (m)
(m)
11.99
37.9
1
14.00
38.1
7
13.00
38.2
2
6.99
38.3
1
3.99
38.2
3
2.53
35.0
0
4.93
34.4
6
7.96
34.9
5
12.27
35.1
6
7.31
37.7
6
17.00
38.1
6
14.00
38.1
2
39.2
4
P.10
CL
10.0010.00
2.00
3.00
2.00
3.00
21
21
ELEVASI TANAH ASLI
JARAK (m)
(m)
11.99
37.9
1
14.00
38.1
7
13.00
38.2
2
6.99
38.3
1
3.99
38.2
3
2.53
35.0
0
4.93
34.4
6
7.96
34.9
5
12.27
35.1
6
7.31
37.7
6
17.00
38.1
6
14.00
38.1
2
10.00
38.1
0
39.2
4
P.10
CL
10.00
38.1
0
TIMBUNAN
GALIAN
LOKASI:
SUNGAI CIRAJA KECAMATANKARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP
JUDUL GAMBAR SKALA
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
DIRENCANAKAN
Tri Maretha Lasmana 115060401111018
DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING I
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001
Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001
LEGENDA
1 : 400
KONDISI SUNGAI ASLI P10,
dan
PERENCANAAN ALTERNATIF I
(TANGGULPADA KONDISI SUNGAI
ASLI) P10
DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING II
GAMBAR KE
4.5
39.36
39.36
74
ELEVASI TANAH ASLI
JARAK (m)
(m)
11.99
37.9
1
14.00
38.1
7
13.00
38.2
2
6.99
38.3
1
3.99
38.2
3
2.53
35.0
0
4.93
34.4
6
7.96
34.9
5
12.27
35.1
6
7.31
37.7
6
17.00
38.1
6
14.00
38.1
2
10.00
38.1
0
39.2
4
P.10
CL
ELEVASI TANAH ASLI
JARAK (m)
(m)
11.99
37.9
1
14.00
38.1
7
13.00
38.2
2
6.99
38.3
1
3.99
38.2
3
2.53
35.0
0
4.93
34.4
6
7.96
34.9
5
12.27
35.1
6
7.31
37.7
6
17.00
38.1
6
14.00
38.1
2
39.2
4
P.10
3.00 3.00
10.00 10.00
+34.46
30.00
CL
1.70 1.70
10.00
38.1
0
TIMBUNAN
GALIAN
LOKASI:
SUNGAI CIRAJA KECAMATAN
KARANGPUCUNG KABUPATEN CILACAP
JUDUL GAMBAR SKALA
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
DIRENCANAKAN
Tri Maretha Lasmana
115060401111018
DIPERIKSA
DOSEN PEMBIMBING I
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. NIP. 19700721 200012 1 001
Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 2011 067 807 022 001
LEGENDA
1 : 400
KONDISI SUNGAI ASLI P10,
dan
PERENCANAAN ALTERNATIF II
(TANGGUL + NORMALISASI) P10
DIPERIKSA
DOSEN PEMBIMBING II
GAMBAR KE
4.6
39.06
39.36
76
2. Bahan : Urugan tanah
3. Tinggi tanggul: 2 m
4. Tinggi jagaan: 0,8 m (tinggi jagaan
standar tanggul dengan debit banjir
rencana 200 – 500 m3/dt adalah 0,8 m)
(Sosrodarsono Suyono, 1985:90)
5. Lebar atas: 3 m (Lebar standar atas
tanggul dengan debit banjir rencana <
500 m3/dt adalah 3 m) (Sosrodarsono
Suyono, 1985:90)
6. Kemiringan lereng : 1 : 2 (Kemiringan
lereng tanggul direncanakan 1:2 agar
tanggul aman karena bahan dari tanggul
adalah urugan tanah)
Perencanaan tanggul alternatif II pada
P10.
Dasar perencanaan tanggul setelah
pengerukan adalah sebagai berikut :
1. Debit rencana: 322.088 m3/dt (Q 25
tahun)
2. Bahan : Urugan tanah
3. Tinggi tanggul: 1,7 m
4. Tinggi jagaan: 0,8 m (tinggi jagaan
standar tanggul dengan debit banjir
rencana 200 – 500 m3/dt adalah 0,8 m)
(Sosrodarsono Suyono, 1985:90)
5. Lebar atas: 3 m (Lebar standar atas
tanggul dengan debit banjir rencana <
500 m3/dt adalah 3 m) (Sosrodarsono
Suyono, 1985:90)
6. Kemiringan lereng : 1 : 2 (Kemiringan
lereng tanggul direncanakan 1:2 agar
tanggul aman karena bahan dari tanggul
adalah urugan tanah)
4.8 Stabilitas Tanggul Alternatif I dan
Alternatif II Metode Fellenius dan
Metode Bishop
Tabel 10 Faktor Aman Metode Fellenius
dan Metode Bishop
Alternatif Felenius Bishop
I 1.792 1.606
II 1.507 1.441
Sumber: Hasil Perhitungan
4.9 Dimensil Tanggul
Tabel 11 Dimensi Tanggul
Alternatif I II
Tinggi Tanggul 2 m 1,7 m
Luas 14 m2 10.88 m2
Panjang 7,617.280 m 7,617.280 m
Volume Galian - 9,825.250 m3
Volume Tanggul 106,641.92 m3 82,876.01 m3
Sumber: Hasil Perhitungan
4.10 Kerugian Akibat Banjir
Tabel 12 Kerugian Akibat Banjir
Daerah Banjir
Luas
Kerusakan
(Km2)
Harga Total
Pemukiman 246.84 Rp 3,538,969.380 Rp 873,559,201.760
Sawah dengan
padi 454.32 Rp 5,799,173.620 Rp 2,634,680,559.040
Sawah dengan
palawija 151.44 Rp 670,957.020 Rp 101,609,731.110
Perkebunan 559,12 Rp 5,409,180.710 Rp 3,024,381,118.580
Total Rp 6,634,230,610.480
Sumber: Data BBWS Citanduy Tahun 2013
4.11 Harga Tanggul
Alternatif I
Biaya Tanggul
= Volume Tanggul x Harga Satuan
Pekerjaan
= 106,641.92 m3 x Rp 209,482.140
= Rp 22,339,578,018.420
Biaya Tahunan
= Bunga bank (10 %,25) × Biaya
Tanggul
= 0,1102 x Rp 28,722,314,595.110
= Rp 2,461,821,497.630
Total Biaya
= Biaya Tanggul + Biaya Tahunan
=Rp22,339,578,018.420 +
Rp2,461,821,497.630
= Rp 24,801,399,516.040
Alternatif II
Biaya Tanggul
= (Volume Tanggul x Harga satuan
Pekerjaan) + ((Volume Galian x
Harga Satuan Pekerjaan) +
(Volume Tanah Yang Dipindah x
Harga Satuan Pekerjaan)
=(82,876.01 m3 x Rp209,482.140)
+ (9,825.250 m3 x Rp106,504.07) +
(9.825,250 m3 x Rp106,504.07)
= Rp 19,453,901,723.210
Biaya Tahunan
= Bunga bank (10 %,25) × Biaya
Tanggul
= 0,1102 x Rp 19,453,901,723.210
= Rp 2,143,819,969.900
Total Biaya
= Biaya Tanggul + Biaya Tahunan
=Rp 19,453,901,723.210 + Rp
2,143,819,969.900
= Rp 21,597,721,693.100 Tabel 13 Rekapitulasi Biaya Total Pembangunan
Tanggul Alternatif I dan II
Alternatif I II
Tinggi Tanggul 2 m 1.7 m
Biaya Tanggul Rp22,339,578,018.42 Rp 19,453,901,723.21
Biaya Tahunan Rp2,461,821,497.63 Rp 2,143,819,969.90
Total Rp25,127,256,362.84 Rp 21,597,721,693.10
Sumber: Hasil Perhitungan
Jadi, dari perhitungan diatas dapat
disimpulkan bahwa tanggul yang
direncanakan dengan alternati II adalah
tanggul yang paling ekonomis.
4.12 Analisa Ekonomi
1. Benefit Cost Ratio (BCR)
Berikut ini hasil perhitungan metode
rasio manfaat dan biaya (Benefit Cost Ratio)
alternatif II dengan tingkat bunga 10%
sebagai berikut :
- Biaya Konstruksi
= Rp. 19,453,901,723.210
- Manfaat
= Rp. 6,634,230,610.480
- Biaya O&P
= Biaya Konstruksi x 10%
= Rp. 19,453,901,723.210 x 0.1
= Rp. 1,945,390,172.321
- Nilai sekarang total manfaat (benefit)
= Rp. 6,634,230,610.480
x(P/A,10%,25)
= Rp. 6,634,230,610.480 x 9.0770
= Rp. 60,218,911,251.340
- Nilai sekarang total biaya (cost)
= {Rp. Biaya Konstruksi
x(P/F,10%,1)} + (BiayaO&P x
(P/A,10%,25))
={Rp. 19,453,901,723.210 x0.909}
+{Rp. 1,945,390,172.321 x 9.0770}
= Rp 35,343,848,650.720
Sehingga : 𝐵
𝐶=
Rp. 60,218,911,251.340
Rp 35,343,848,650.720= 1.70
(𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 1)
NO. SAT. VOLUME HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA
I
a. M3 9.825,25 106.504,07 1.046.429.117,305
b. M3 9.825,25 106.504,07 1.046.429.117,305
2.092.858.234,61Rp
II
a. Timbunan Tanah Dengan Tanah Dari Luar Termasuk Pemadatan M3 82.876,01 209.482,14 17.361.043.488,597
17.361.043.488,60Rp
JUMLAH HARGA 19.453.901.723,21Rp
PAJAK 15 % 2.918.085.258,48Rp
TOTAL 22.371.986.981,69Rp
DIBULATKAN 22.371.900.000,00Rp
Tabel 4.37 Rencana Anggaran Biaya Alternatif II
Galian Tanah
Sumber: Hasil Perhitungan
JUMLAH II
JUMLAH III
Dua Puluh Milyar Dua Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah
TERBILANG :
PEKERJAAN TANGGUL
PEKERJAAN NORMALISASI
Pemindahan Tanah Hasil Galian
URAIAN PEKERJAAN
2. Net Present Value (NPV)
Perhitungan untuk suku bunga 10%
NPV
= Nilai Benefit – Nilai Cost
= Rp. 60,218,911,251.340 -
Rp.35,343,848,650.720
= Rp. 24,875,062,601 Tabel 15 Net Present Value proyek pada berbagai
tingkat suku bunga alternatif II
Suku
bunga AV Benefit AV Cost B-C
% Rp Rp Rp
10 60,218,911,251.34 35,343,848,650.72 24,875,062,601
11 56,125,922,676.20 33,986,063,579.95 22,139,859,096
12 52,032,934,101.07 32,628,278,509.18 19,404,655,592
17 31,567,991,225.39 25,839,353,155.32 5,728,638,070
18 27,475,002,650.25 24,481,568,084.55 2,993,434,566
19 23,382,014,075.11 23,123,783,013.78 258,231,061
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Internal Rate of Return (IRR)
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1 + 𝑁𝑃𝑉2
(𝑖2 + 𝑖1)
𝐼𝑅𝑅 = 13% + −258.231.061
−258.231.061−(−24.875.062.601
(10% + 19%)
𝐼𝑅𝑅 = 18,91%
Berdasarkan hasil perhitungan
Internal of Rate (IRR) diatas, dapat
disimpulkan bahwa proyek pengendalian
banjir ini layak secara ekonomi.
Dikarenakan hasil perhitungan IRR lebih
besar dari suku bunga yang dipakai dalam
studi ini yaitu sebesar 10% (BI Rate bulan
maret 2016) sehingga proyek ini dianggap
menguntungkan
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada
studi ini adalah sebagai berikut:
1. Debit banjir rancangan kala ulang
25 tahun dengan metode HSS
Nakayasu sebesar 322.088 m3/detik
dan metode HSS Snyder sebesar
305.987 m3/detik. Metode HSS
Nakayasu digunakan dalam kajian
ini karena memiliki nilai debit
terbesar.
2. Dari analisa ekonomi (biaya tanggul
dan biaya tahunan), alternatif yang
dipilih dan disarankan untuk
dibangun adalah alternatif II
(Perencanaan Tanggul +
Normalisasi/Pengerukan) dengan
tinggi tanggul = 1.7m.
3. Berdasarkan analisa ekonomi
dengan tingkat bunga 10%,
alternatif II dikatakan layak bangun
karena memiliki nilai BCR >1 yaitu
sebesar 1.70, NPV positif (+)
sebesar Rp.24,875,062,601.00, dan
IRR >10% yaitu sebesar 18.91%.
DAFTAR PUSTAKA
Giatman, M. 1973. Ekonomi Teknik.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi.
Jakarta: Erlangga
Kuiper, Edward. 1973. Water Resources
Project Economic. Canada.
Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi
Praktis. Bandung: Lubuk Agung.
Marsudi, Suwanto. Diktat Morfologi
Sungai
Rispiningati, 2008. Ekonomi Teknik.
Malang: Tirta Media
Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda,
Kensaku. 1993. Hidrologi
Perencanaan Bangunan Air. Jakarta:
Pradya Paramitha.
Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air.
Bandung: Idea Dharma
Trihatmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan.
Yogyakarta: Beta Offset.