ANALISIS PENGARUH SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON
PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO
(FDR) DAN MARGIN KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus : Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 - 2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Putri Saula Hasnadina
NIM : 1113081000126
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
ANALISIS PENGARUH SIPANAN DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON
PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO
(FDR) DAN MARGIN KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus : Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 - 2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Putri Saula Hasnadina
NIM : 1113081000126
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ade Sofyan Mulazid
NIP: 19750101 20050 1 008
Deni Pandu, SE.,M.Sc
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 07 September 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
Mahasiswa :
1. Nama : Putri Saula Hasnadina
2. NIM : 1113081000126
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK),
Non Performing Financing (NPF), Financing To Deposit
Ratio (FDR) dan Margin Keuntungan terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah
(Studi Kasus : Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode
2011 - 2015).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 September 2016.
1. Dwi Nur’aini Ihsan, SE.,MM. ( )
NIP: 19771021 201411 2 001 Penguji I
2. Lili Supriyadi, MM. ( )
NIP: 19600505 198903 1 005 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Putri Saula Hasnadina
NIM : 1113081000126
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikan Pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya.
Jakarta, 3 Desember 2016
Putri Saula Hasnadina
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Putri Saula Hasnadina
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 2 Januari 1995
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pepaya 1 No. 6B, Kampung Utan-Ciputat
No. Telp : 082244643487
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2000 – 2006 : SD Muhammadiyah 5, Jakarta Selatan
2006 – 2009 : SMP N 11, Jakarta Selatan
2009 – 2012 : SMA N 24, Jakarta Selatan
2012 – 2014 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan
Syariah CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2014 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Non Formal
2004 – 2006 : Kursus Menyanyi Bina Vokalia
2006 – 2009 : Kursus Bahasa Inggris LIA
2008 – 2009 : Kursus Bimbingan Bintang Pelajar
vii
2010 – 2013 : Kursus Keyboard dan Piano Kawai
2013 – 2016 : Sanggar Tari Gema Citra Nusantara
2016 : Pelatihan Asuransi Syariah Bumiputera
2016 : Pelatihan Asuransi Prudential
2016 : Pelatihan Ekspor Impor
Pengalaman Organisasi
2007 - 2009 : Bendahara OSIS SMP
2007 - 2009 : Sekretaris Saman SMP 11 Jakarta
2010 - 2012 : Bendahara Ekstrakulikuler Saman SMA 24 Jakarta
2011 - 2013 : Bendahara Kegiatan Jambore Perkenalan Mahasiswa Baru
Kampus UI CCIT-FTUI
Data Orang Tua
Nama
Ayah : Drs. Subagio Achmad
Ibu : Iffah Yuniati
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta / Wiraswasta
Alamat : Jl. Pepaya 1 No. 6 Rt003 Rw005 Kampung Utan Ciputat,
Tangerang Selatan – 15412.
viii
ANALYSIS OF DEPOSIT FUND THIRD PARTIES (DPK), NON
PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO
(FDR) AND PROFIT MARGIN OF FUNDING MURABAHAH IN ISLAMIC
BANKS
(Case Study: Islamic Banks in Indonesia Period 2011-2015)
Abstract
This research is motivated by the presence of murabaha financing which
dominates Islamic finance in Indonesia. This shows that financing on the basis of
sale (murabaha) has a greater contribution than the financing of the basis for the
results (profit and loss sharing). Though the concept, to get the ideal Islamic
banking financing agreement should profit loss sharing (PLS) is more dominant.
But the reality of what happened today financing non PLS is more prevalent. As for
the question of this research is "How Deposits Third Party Fund (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) and Profit Margin
partially or simultaneously affect Murabahah period 2011-2015?". The purpose of
this study to analyze the effect of each variable, Deposits Third Party Fund (DPK)
(X1), Non Performing Financing (NPF) (X2), Financing to Deposit Ratio (FDR)
(X3) and Profit Margin (X4) against Financing murabaha (Y1). The population of
this study was to eleven Islamic Banks in Indonesia, namely, Bank Muamalat, Bank
Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri,
Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank
BCA Syariah and Bank Maybank Syariah Indonesia. Samples taken are the annual
financial statements for 5 periods, ie the period 2011-2015.
The analysis technique used panel data regression analysis were tested by
F test and T-test, with significant value of 5%. Based on the test results of T and F
test known that, DPK, FDR and Profit Margin simultaneously positive and
significant and partially NPF has no effect on the financing murabaha Islamic
Banks. Adjusted R Square value of 0.275352 indicates that independent variables
can influence the dependent variable of 0.000429%.
Keywords : Murabahah Financing, deposits Third Party Fund (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) and
Profit Margin.
ix
ANALISIS PENGARUH SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON
PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO
(FDR) DAN MARGIN KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus : Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 - 2015)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pembiayaan murabahah yang
mendominasi pembiayaan syariah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
pembiayaan dengan basis jual-beli (murabahah) memiliki kontribusi yang lebih
besar dibandingkan dengan pembiayaan dengan basis bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah). Padahal secara konsep, untuk menuju perbankan syariah yang ideal
seharusnya pembiayaan dengan akad profit loss sharing (PLS) lebih dominan.
Namun kenyataannya yang terjadi saat ini pembiayaan non PLS yang lebih
dominan. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah ”Bagaimana
Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing
to Deposit Ratio (FDR) dan Margin Keuntungan secara parsial maupun simultan
mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Periode 2011 – 2015?”. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel, Simpanan Dana Pihak
Ketiga (DPK) (X1), Non Performing Financing (NPF) (X2), Financing to Deposit
Ratio (FDR) (X3) dan Margin Keuntungan (X4) terhadap Pembiayaan Murabahah
(Y1). Populasi dari penelitian ini adalah pada sebelas Bank Umum Syariah yang
ada di Indonesia yaitu, Bank Muamalat, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah,
Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank
Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah dan Bank Maybank
Syariah Indonesia. Sampel yang diambil adalah laporan keuangan tahunan selama
5 periode, yaitu periode 2011 – 2015.
Teknik analisis yang digunakan analisis regresi data panel yang diuji dengan
uji F dan Uji T, dengan nilai signifikan 5%. Berdasarkan hasil uji T dan uji F
diketahui bahwa, DPK, FDR dan Margin Keuntungan secara simultan berpengaruh
positif signifikan dan NPF secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah pada Bank Umum Syariah. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.275352
mengindikasikan bahwa variabel independen mampu mempengaruhi variabel
dependen sebesar 0.000429%.
Kata Kunci : Pembiayaan Murabahah, simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR)
dan Margin Keuntungan.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam
keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah berjihad
untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia,
dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya
dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga
mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan
dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan hingga terselesaikannya skripsi
ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun
materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini secara khusus penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Drs. Subagio dan Ibu Iffah terkasih yang selalu
memberikan dukungan yang tidak ada habis nya baik moril maupun materil,
memberikan kasih sayang, cinta dan selalu mendoakan dengan penuh rasa
ikhlas. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak dan Adik saya, Adilla Nur Malia dan Melati Nur Affiyanti yang selalu
memberikan motivasi, mendengarkan keluhan, rengekan di rumah bahkan
dimanapun dan selalu mendoakan dengan tulus. Semoga kita menjadi anak
yang selalu bisa menjadi kebanggaan Ibu dan Bapak.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid selaku
Wadek II FEB dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wadek III
xi
FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid selaku dosen pembimbing I dan Bapak Deni
Pandu, SE., M.Sc selaku dosen pembimbing II, yang senantiasa meluangkan
waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.
5. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Rahmatullah, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis selama menuntu ilmu di kampus
ini.
9. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas
kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan sangat baik, membantu dalam
mengurus kebutuhan adminitrasi, keuangan dan lainnya khususnya Pak Alfred,
Pak Bonyx dan Pak Ajib.
10. Teman-teman seperjuangan MIPS angkatan 2013 sebagai angkatan kedua di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta. Terimakasih atas rasa kekeluargaan
yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada dalam suka maupun duka
serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Maaf jika tidak dapat
disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa cinta dan bangga penulis
kepada kalian semua teman seperjuangan.
11. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2012, terimakasih atas
dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan
langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
12. Keluarga besar KKN Realita 2015 yang telah memberikan pengalaman dan
pelajaran yang begitu berharga selama masa KKN, yangg menjadikan pribadi
xii
penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap
terjaga.
13. Pria penyiar radio yang selalu memberi semangat yang rela direpotkan kesana
kemari menunggu menjemput saat sedang mengerjakan skripsi ini di sela-sela
kesibukannya dan yang selalu mau mendengarkan keluh kesah saya selama
beberapa bulan ini.
14. Teman-teman SMA “My Btchss” yang terdiri dari 11 orang tetapi sampai saat
ini tersisa 3 orang yang belum sarjana, terimakasih support dan doa yang selalu
kalian berikan. Finally! sebentar lagi insyaAllah akan menyusul kalian yang
sekarang sudah menjadi orang-orang sukses.
15. Teman-teman SMP “Jeo-Td” yang mungkin karena semua nya sudah sarjana
dan tinggal saya yang belum makasih banyak masih berkenan memberikan
bimbingan-bimbingan kecil dalam menyikapi gundah gulana dalam
menjalankan skripsi ini.
16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua saya amat sangat
bersyukur punya kalian. Terimakasih banyak atas motivasi yang telah
diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan
maupun kritikan yang konstruktif demi menyempurnakan hasil penelitian ini.
skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer
investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri
sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 11 Desember 2016
Penulis,
(Putri Saula Hasnadina)
xiii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................ viii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Kata Pengantar ..................................................................................................... x
Daftar Isi ............................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15
A. Landasan Teori ........................................................................................... 15
xiv
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 51
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 56
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 58
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 60
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 60
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 61
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 64
D. Metode Analisa Data .................................................................................. 65
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 76
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 81
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 81
B. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 94
C. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 96
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 114
A. Kesimpulan .................................................................................................... 114
B. Implikasi ......................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 117
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 123
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
2009 s.d Juni 2015 .......................................................... 3
1.2 Jenis Pembiayaan Bank Syariah Tahun 2009 s.d
Juni 2015 ......................................................................... 6
1.3 Penggunaan Pembiayaan Bank Syariah Tahun 2009
s.d Juni 2015 ................................................................... 8
2.1 Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPF ......... 34
2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................... 51
3.1 Daftar Populasi Bank Umum Syariah di Indonesia ...... 61
3.2 Proses Pemilihan Sampel .............................................. 63
3.3 Daftar Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia ........ 63
4.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif ......................................... 97
4.2 Hasil Uji Chow ............................................................ 100
4.3 Hasil Uji Hausman ....................................................... 101
4.4 Hasil Uji Normalitas .................................................... 102
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................... 103
4.6 Hasil Uji Heteroskedatisitas ......................................... 104
4.7 Hasil Uji Autokorelasi .................................................. 104
4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel ........................................ 105
4.9 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ............................................. 107
4.10 Hasil Uji F ..................................................................... 111
4.11 Hasil Uji Adjusted R Square .......................................... 112
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan NPF ........................................................ 5
2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................... 57
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Data Variabel Dependen dan Independen ................ 128
2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................... 131
3 T – Tabel .................................................................. 135
4 Tabel Chi-Square ..................................................... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Umer Chapra (2000) ekonomi Islam bertujuan mewujudkan tingkat
pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia
(falah). Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu masyarakat dengan tidak
mengabaikan keseimbangan makroekonomi (kepentingan sosial), keseimbangan
ekologi dan tetap memperhatikan nilai-nilai keluarga dan norma-norma, sistem
ekonomi konvensional dirasa belum mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
keadilan sosial, karena menggunakan sistem riba dalam transaksi keuangan. Sistem
ekonomi syariah hadir dan diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan ekonomi
dan keadilan sosial dengan menggunakan sistem bagi hasil.
Bank sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, memiliki fungsi penting
dalam perekonomian. Hal ini dikarenakan bank merupakan lembaga keuangan yang
usaha pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sistem
perbankan di Indonesia yang digunakan adalah dual banking sistem dimana
beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan ban konvensional (Antonio,
2001:21). Bank syariah merupakan institusi keuangan yang menjamin seluruh
aktivitas investasi yang menyertainya telah sesuai dengan syariah, sedangkan bank
konvensional merupakan bank yang sistem operasionalnya merupakan metode
bunga (Ascarya, 2011:1).
2
Perkembangan bank syariah ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam Undang-Undang tersebut
diatur dengan rinci landasan hukum jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Sesuai Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
Pasal 1 Ayat 10 memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka
cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah
(Antonio, 2001:23). Perbankan Syariah pada dasarnya merupakan pengembangan
dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan
sebagai suatu respon dari kelompok dan praktisi perbankan muslim yang berupaya
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa
transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-
prinsip syariah Islam.
Bank syariah merupakan sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
penghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Di mana sistem, tata
cara, dan mekanisme kegiatan usaha nya berdasarkan pada syariat Islam, yaitu Al-
Qur’an dan Hadits (Firdaus, 2005:19). Penghimpunan dana dilakukan melalui
simpanan dan investasi seperti al-wadi’ah dan mudharabah. Sedangkan penyaluran
dana dilakukan dengan beberapa macam akad seperti prinsip jual beli yaitu
murabahah, salam dan istishna’, prinsip sewa yaitu ijarah, serta prinsip bagi hasil
yaitu mudharabah dan musyarakah (Wiroso, 2005:9).
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait (Antonio, 2009:3).
3
Hingga tahun 2015, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak
12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 161 Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Oleh karena itu, industri perbankan syariah
dijuluki sebagai ‘the fastest growing industry’. Sebagaimana ditunjukkan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 1. 1
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia 2009 s.d Juni 2015
No Kelompok Bank 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Bank Umum Syariah 6 11 11 11 11 12 12
2 Unit Usaha Syariah 25 23 24 24 23 22 22
3 BPRS 138 150 155 158 160 163 161
Sumber : http://www.bi.go.id.
Berdasarkan data tabel di atas, pesatnya perkembangan bank syariah beserta
unit syariah dari tahun ke tahun mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat
yang semakin baik terhadap bank syariah. Adanya kepercayaan dari masyarakat
yang diikuti dengan peningkatan kinerja perbankan telah membuat perbankan
syariah di kenal dan menjadi solusi perbankan konvensional yang memiliki tingkat
kerugian yang cukup besar. Konsep perbankan syariah berdasarkan prinsip bagi
hasil dinilai lebih menguntungkan daripada bank konvensional yang masih
menerapkan sistem bunga yang mana pada bank syariah sistem bunga diharamkan.
Hal ini disebabkan karena sistem bagi hasil pada bank syariah tidak terpengaruh
oleh tingkat suku bunga SBI yang fluktuatif dan bersifat spekulatif sehingga
kerugian akibat perubahan tingkat suku bunga akan dapat dihindarkan (Saeed,
2003:139).
4
Produk pembiayaan dengan sistem bagi hasil seolah-olah tidak berdaya untuk
menjadi pendamping operasional perbankan syariah. Sehingga pembiayaan dengan
sistem jual beli menjadi pengganti sebagai produk inti dari beroperasi nya bang
syariah, seperti murabahah, salam dan istishna. Fenomena dari dominasi
pembiayaan murabahah sebenarnya tidak hanya terjadi pada perbankan syariah di
Indonesia saja, umum terjadi pada bank syariah di dunia. Sejak awal tahun 1984
pembiayaan dengan model murabahah di Pakistan mencapai sekitar 87% dari total
pembiayaan dalam investasi deposito profit and loss sharing. Di Dubai Islamic
Bank bank terawal di sektor swasta, pembiayaan murabahah mencapai 82% dari
total pembiayaan selama tahun 1989. Bahkan di Islamic Development Bank (IDB),
selama kurang lebih 10 tahun periode pembiayaan 73% dari seluruh pembiayaan
adalah akad murabahah, yaitu dalam bentuk pembiayaan dagang luar negeri.
Indikasi pembiayaan murabahah sebagai pembiayaan utama dalam
perbankan syariah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, simpanan Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Margin Keuntungan.
Simpanan dana pihak ketiga adalah dana yang disalurkan kepada bank dan
menjadi aset terbesar yang dimiliki oleh bank syariah. Semakin tinggi simpanan
dana pihak ketiga yang dimiliki bank syariah maka akan semakin banyak jumlah
dana yang akan disalurkan bank kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari tingkat Non Performing Financing
(NPF). Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan
pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar
5
kemampuan atau kendali nasabah peminjam (Siamat, 2005:174). Jadi, besar kecil
nya NPF ini menunjukkan kinerja suatu bank dalam pengelolaan dana yang
disalurkan. Apabila porsi pembiayaan bermasalah membesar, maka hal tersebut
pada akhirnya menurunkan besaran pendapatan yang diperoleh bank (Rochmanika
: 2011).
Mulya E. Siregar (2015) mengatakan bahwa hingga akhir 2015
perkembangan bisnis perbankan syariah mengalami penurunan yang drastis,
pertumbuhan aset yang sempat mencapat 49% pada tahun 2013 tidak dapat terulang
lagi. Pada tahun 2015 pertumbuhan bank syariah hanya mencapai 7,98% pada juli
2015. Turunnya pertumbuhan perbankan syariah tidak hanya terjadi dari sisi aset,
namun juga pada pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Pertumbuhan yang
melambat ini diperparah pula oleh meningkatnya rasio pembiayaan bermasalah
NPF (Non Performing Financing). Pertumbuhan NPF dapat dilihat dari gambar di
bawah ini :
Gambar 1.1 Perkembangan NPF
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Data Diolah)
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa kredit bermasalah pada
bank syariah cenderung meningkat tiap tahun nya, pada 2012 kredit bermasalah
6
sebesar 2,22% kemudian meningkat sebesar 2,62%. Lalu peningkatan NPF
meningkat pada tahun 2014 hingga sebesar 4,33%, hingga pada bulan Juli 2015
NPF sebesar 4,50%.
Menurut Dendawijaya (2009) Financing to Deposit Ratio (FDR) Fungsi
utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial
intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh Financing to deposit
ratio (FDR). Menurut Dendawijaya (2009) Financing to deposit ratio (FDR) adalah
rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Sedangkan menurut Kasmir (2007) Financing to deposit ratio
merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan
dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Margin keuntungan merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi
pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan antara penjual
dan pembeli, dalam hal ini bank sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai
pembeli. Margin keuntungan dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding
dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank
Islam (Muhammad, 2004:94). Dengan kata lain margin keuntungan merupakan
pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Margin keuntungan mempunyai
pengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Semakin tinggi margin
keuntungan yang diperoleh suatu bank maka semakin besar kemampuan bank untuk
menyalurkan pembiayaan.
7
Pendapatan dari pembiayaan murabahah berupa margin dari pembiayaan-
pembiayaan tersebut berpengaruh penting terhadap return atau pendapatan yang
akan diperoleh pihak bank. Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang
mendominasi dibanding dengan produk pembiayaan lainnya di perbankan syariah.
Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. 2
Jenis Pembiayaan Bank Syariah Tahun 2009 s.d Juni 2015 (dalam miliar
rupiah)
No Akad 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Mudharabah 6,597 8,631 10,229 12,023 13,625 14,354 14.906
2 Musyarakah 10,412 14,624 18,960 27,667 39,874 49,387 54,033
3 Murabahah 26,321 37,508 56,365 88,004 110,565 117,371 117.777
4 Salam 0 0 0 0 0 0 0
5 Istishna 423 347 326 376 582 633 678
6 Ijarah 1,305 2,341 3,839 7,345 10,481 11,620 11.561
7 Qardh 1,829 4,731 12,937 12,090 8,995 5,965 4.938
8 Lainnya 0 0 0 0 0 0 0
Total 46,886 68,181 102,655 147,505 184.122 199.330 203.894
Sumber : Bank Indonesia, 2015.
Berdasarkan data tabel diatas, jumlah pembiayaan murabahah merupakan
pembiayaan yang telah dominan di perbankan syariah Indonesia dibandingkan
dengan produk lain, hal ini juga mendominasi pada perbankan syariah di negara-
negara lain (Saeed, 2013:139). Metode ini menjadi sangat populer karena memang
sifat dari pembiayaan murabahah mempunyai required rate of profit yang sudah
pasti sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Beberapa alasan pembiayaan murabahah mendominasi dalam penyaluran
dana di perbankan syariah yaitu : (1) Pembiayaan murabahah relatif lebih mudah
operasionalnya dibandingkan dengan jenis pembiayaan bagi hasil. (2) Mark-up
dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga memastikan bahwa
8
bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank
berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam. (3) Pembiayaan murabahah
menghindari ketidakpastian yang dilekatkan dengan memperoleh usaha
berdasarkan sistem profit and loss sharing. (4) Pembiayaan murabahah tidak
mengijinkan bank Islam turut campur tangan dalam manajemen bisnis karena bank
bukanlah partner dengan klien tetapi hubungan mereka berdasarkan murabahah
adalah hubungan seorang kreditur dengan seorang debitur (Saeed, 2003:140).
Tabel 1. 3
Penggunaan Pembiayaan Bank Syariah Tahun 2009 s.d Juni 2015 (dalam
juta rupiah)
No Jenis Penggunaan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Modal Kerja 22,873 31,855 41,698 56,097 71,566 77.935 80,099
2 Investasi 9,955 13,416 17,903 26,585 33,839 41,718 44,628
3 Konsumsi 14,058 22,910 43,053 64,823 78,715 79,677 79,167
Total 46,886 68,181 102,655 147,505 184,120 199,330 203,894
Sumber : Bank Indonesia, 2015.
Berdasarkan data tabel di atas, lebih ironis para nasabah paling banyak
menggunakan konsumsi dibanding investasi sebanyak Rp.79,167 juta pada tahun
2015 mengalami kenaikan pada tahun sebelumnya. Sedangkan investasi pada tahun
2015 sebanyak Rp.44,628 juta mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya tetapi
jumlahnya lebih banyak konsumsi.
Murabahah dapat diartikan sebagai akad jual beli barang dengan harga jual
sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus
mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli (Yaya, 2009:54).
Dalam akad murabahah, pembayaran bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
pembayaran tunai dan pembayaran ditangguhkan, bisa ditangguhkan dengan cara
mencicil setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan pembayaran
9
sekaligus di kemudian hari. Pembiayaan murabahah merupakan perjanjian
pembiayaan dari pemilik dana kepada penerima dana, dimana awal perjanjian akad
telah disepakati sebelumnya mengenai besaran porsi pembiayaan dan margin
kentungan antara kedua belah pihak tersebut. Pada jenis akad ini, penerima dana
telah menyepakati bersama margin yang bersifat fixed sampai akhir periode, maka
besaran tingkat margin yang akan dibayarkan oleh nasabah akan sama mulai dari
tahun pertama ia membayar, hingga berakhirnya jangka waktu pembiayaan.
Secara nasional, Perbankan Syariah di Indonesia saat ini menggunakan akad
murabahah sebagai salah satu produk utama pembiayaannya. Hal ini dikarenakan
oleh sistem dan teknik perhitungannya yang lebih mudah dicerna baik oleh nasabah
maupun pihak bank, sehingga asek kejelesan lebih mengedepan. Melalui Fatwa
DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah, Dewan Syariah Nasional
telah memberikan ijin operasional secara syariah terhadap produk pembiayaan
murabahah. Dengan spirit Surat Al-Baqarah ayat 275 yang menyatakan bahwa
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, serta beberapa ayat lainnya
yang terdapat dalam Al-Qur’an, murabahah ini di daulat menjadi kunci dari seluruh
kebutuhan nasabah akan produk pembiayaan syariah (www.republika.co.id).
Hasil penelitian Bank Indonesia menemukan bahwa masih banyak diantara
bank-bank syariah dalam menentukan tingkat margin murabahah menggunakan
perhitungan bunga secara flat. Sehingga, margin murabahah tersebut dalam
penjumlahannya akan lebih mahal daripada bunga bank konvensional, atau minimal
sama dengan bunga bank konvensional. Selanjutnya untuk menentukan margin
murabahah tersebut bank syariah masih memasukkan bonus giro, bagi hasil
10
tabungan dan deposito yang merupakan Cost of Fund, akibatnya margin murabahah
yang diambil oleh bank syariah akan lebih mahal atau sama dengan bunga
pinjaman.
Bank syariah dalam operasional sehari-hari juga dihadapkan pada berbagai
risiko yang berkaitan dengan fungsinya sebagai perantara keuangan (intermediary),
sehingga bank syariah sebagai suatu entitas bisnis juga mempunyai risiko atas
kegiatan usahanya. Salah satu risiko yang dihadapi oleh perbankan adalah adanya
default nasabah atau ketidakmampuan nasabah untuk memenuhi perjanjian dengan
bank syariah. Default nasabah ini akan mengakibatkan adanya pembiayaan
bermasalah (Siamat, 2005:174).
Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang layak untuk meneliti faktor
yang dapat mempengaruhi pembiayaan murabahah pada bank umum syariah di
Indonesia dengan mengambil tema “Analisis Pengaruh Simpanan Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank
Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2011 – 2015)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diangkat
dalam penelitian ini adalah :
11
1. Apakah simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah?
2. Apakah Non Performing Financing (NPF) secara parsial
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah?
3. Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah?
4. Apakah margin keuntungan secara parsial berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah?
5. Apakah simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
margin keuntungan secara simultan berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah, selanjutnya peneliti dapat mengetahui
tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Menganalisis pengaruh secara parsial simpanan Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah.
12
2. Menganalisis pengaruh secara parsial Non Performing
Financing (NPF) terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah.
3. Menganalisis pengaruh secara parsial Financing to Deposit
Ratio (FDR) terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah.
4. Menganalisis pengaruh secara parsial margin keuntungan
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah.
5. Menganalisis pengaruh simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan margin keuntungan secara simultan terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini menjadi salah satu sarana untuk memperluas
dan menambah wawasan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan simpanan dana pihak ketiga, non performing
financing, financing to deposit ratio dan margin keuntungan
terhadap pembiayaan murabahah pada bank umum syariah.
13
b. Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai apa
saja yang dapat mempengaruhi pembiayaan murabahah serta
dapat dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah
ini.
c. Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh
simpanan dana pihak ketiga, non performing financing,
financing to deposit ratio dan margin keuntungan terhadap
pembiayaan murabahah.
2. Manfaat Praktis
a. Menganalisis pengaruh simpanan dana pihak ketiga, non
performing financing, financing to deposit ratio dan margin
keuntungan terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
masukan bagi perkembangan sektor bank syariah.
b. Sebagai bahan pemikiran untuk para pengambil keputusan
atau kebijakan perekonomian agar lebih tepat untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas perbankan syariah.
c. Dapat meningkatkan kesadaran pentingnya menabung
terutama di bank syariah karena lebih banyak memberikan
manfaat dan keuntungan dibanding mudharatnya dari
produk-produk yang di tawarkan baik bagi yang ingin
14
menginvestasikan maupun menyimpan uang bagi
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Dalam Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha agar ia
mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Islam juga mengajarkan kepada manusia bahwa Allah Maha
Pemurah sehingga Rezeki-Nya sangat luas. Bahkan, Allah tidak
akan memberikan rezeki itu kepada kaum muslimin saja, tetapi
kepada siapa saja yang bekerja keras.
Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktifitas bisnis. Bisnis
merupakan aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai
tambah baik dalam melakukan aktivitas produksi seperti
pertanian, perkebunan, peternakan, pengelolaan makanan dan
minuman, maupun aktivitas distribusi seperti perdagangan, atau
dalam bidang jasa seperti transportasi, kesehatan dan sebagainya.
Untuk memulai suatu usaha seperti itu diperlukan modal,
seberapa pun kecilnya. Adakalanya orang mendapatkan modal
dari simpanannya atau dari keluarganya. Adapula yang
meminjam kepada rekan - rekannya. Jika tidak tersedia, peran
institusi keuangan menjadi sangat penting karena dapat
16
menyediakan modal bagi orang yang ingin berusaha berupa
kredit atau pembiayaan (Antonio : 169).
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak – pihak yang merupakan defisit unit (Antonio : 160).
Menurut Muhammad (2005 : 17) pengertian pembiayaan
(Financing), yaitu : Pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncakan , baik dilakukan oleh sendiri mapupun oleh lembaga.
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
(Muhammad : 17).
Pengertian pembiayaan menurut Undang - Undang No. 21
Tahun 2008 Pasal 1 angka 25 : Pembiayaan adalah penyediaan
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: (a)
transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah,
(b) transaksi sewa – menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli
dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik, (c) Transaksi jual beli
dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Isthisna, (d)
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh, (e)
transaksi sewa – menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk
transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
anatar bank syariah dan atau UUS dan pihak lain yang
17
mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Sebagian besar dana bank disalurkan dalam bentuk pembiayaan,
yang jika dikelola dengan hati – hati akan memberikan hasil yang
tidak kecil baik bagi bank maupun bagi perekonomian nasional
(Imanayati, 2010:137).
Dari beberapa pengertian pembiayaan di atas dapat
disimpulkan bahwa sesuai dengna fungsinya, dalam transaksi
pembiayaan bank syariah bertindak sebagai penyedia dana dan
setiap nasabah penerima fasilitas (debitur) yang telah
mendapatkan pembiayaan dari bank syariah apa pun jenisnya,
setelah jangka waktu tertentu wajib mengembalikan pembiayaan
tersebutkepada bank syraiah berikut imbalan atau bagi hasil
(Wangsawidjaja, 2012:79).
Prinsip penyaluran kredit atau pembiayaan adalah prinsip
kepercayaan dan kehati- hatian. Indikator ini adalah kepercayaan
moral, komersial, financial, dan agunan. Kepercayaan dibedakan
atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve (Hasibuan,
2006:87). Kepercayaan murni adalah jika kreditur memberikan
kredit kepada debiturnya hanya atas kepercayaanya saja, tanpa
ada jaminan lainnya. Sedangkan kepercayaan reserve adalah jika
kreditur menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada debitur
18
atas kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu
meminta agunan berupa materi. Bahkan suatu bank dalam
penyaluran kredit atau pembiayaan lebih mengutamakan agunan
atas pinjaman tersebut.
2. Jenis – Jenis Pembiayaan Bank Syariah
Berdasarkan tujuan atau sifat penggunaanya, pembiayaan dapat
dibagi menjadi tiga hal berikut: “Pembiayaan konsumtif, Pembiayaan
modal kerja, dan Pembiayaan investasi” (Hasibuan, 2006:89). Berikut
ini penjelasan dari kutipan di atas :
a. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipergunakan untik
kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti pembiayaan
kepemilikan rumah (KPR) atau mobil yang akan digunakan sendiri
bersama keluarganya. Pembiayaan ini tidak produktif.
b. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang akan
dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini
produktif.
c. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dipergunakan untk
investasi produktif, tetapi baru menghasilkan dalam jangka waktu
yang relative lama.
Adapun menurut prinsipnya pembiayaan pada bank syariah
terbagi kepada tiga yaitu: “Prinsip bagi hasil, Prinsip jual beli dan
19
Prinsip sewa” (Antonio : 90-118). Berikut ini penjelasan dari kutipan
diatas :
a. Prinsip Bagi Hasil, prinsip bagi hasil dalam perbankan syraiah
dapat dilakukan dengan empat akad utama yaitu :
Musyarakah, adalah akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing – masing
pihka memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan.
Mudharabah, berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya
adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Secara teknis, Mudharabah adalah akad
kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola.
Muzara’ah adalah akad kerja sama pengelola pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan
memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk
20
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(presentase) dari hasil panen.
Musaqah, adalah bentuk yang lebih sederhana dari Muzara’ah
di mana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman
dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, penggarap berhak atas
nisbah tertentu dari hasil panen.
b. Prinsip Jual Beli terdapat tiga jenis jual beli yang telah banyak
dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal
kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu:
Murabahah, adalah akad jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Pada
perjanjian Murabahah, bank membiayaai pembelian barang
atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli
barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya
kepada nasabah tersebut dengan menambahkan suatu mark-up
atau keuntungan (Sjahdeini, 2005:64).
Salam, yaitu akad jual beli yang dimana barang diserahkan di
kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka.
Isthisna, yaitu akad jual beli yang di mana pembuat barang
menerima pesanan dari pembeli, dan pembuat barang lalu
berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli
barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan
menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak
21
bersepakat atas harga serta sistem pembayaran, apakah
pembayaran dilakukan di muka, melalui cicilan, atau
ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan
dating.
c. Prinsip Sewa Prinsip sewa-menyewa dalam perbankan syariah
dilakukan dengan 2 (dua) akad yaitu:
Ijarah. Menurut Hanafiyah Ijarah adalah akad untuk
memperbolehkan pemilik manfaat yang diketahui dan
disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan
(Suhendi, 2008:114).
Ijarah Muntahiya Bittamlik, adalah sejenis perpaduan
antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad
sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan
penyewa.
3. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan
barang seharga biaya atau harga pokok (Cost) barang tersebut
ditambah mark-up atau margin keuntungan yang disepakati.
Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi
tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan
22
jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut
(Wiroso: 2005).
Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan
Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
murabahah (DSN, 2003 dalam Wiroso 2005) adalah menjual
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai
laba.
Menurut Muhammad (2000) Murabahah adalah akad jual
beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan
jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian
barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya laba
atau keuntungan dalam jumlah tertentu.
Murabahah merupakan salah satu jenis penyaluran dana dari
bank syariah yang menggunakan prinsip jual beli. Saat ini, jenis
transaksi murabahah sangat dominan dijalankan oleh lembaga
keuangan syariah. Beberapa alasan transaksi jual beli
murabahah mendominasi penyaluran dana bank syariah antara
lain: (Wiroso: 2005)
1. Mudah diimplementasikan
Jual beli murabahah dengan cepat, mudah
diimplementasikan dan dipahami karena para pelaku
23
bank syariah menyamakan murabahah ini dengan kredit
investasi konsumtif.
2. Pendapatan bank dapat diprediksi
Dalam transaksi murabahah, bank syariah sudah dapat
melakukan estimasi pendapatan yang akan diterima
karena dalam transaksi murabahah hutang nasabah
adalah harga jual sedangkan dalam harga jual terkadang
porsi pokok dan porsi keuntungan. Sehingga dalam
keadaan yang normal, bank dapat memprediksi
pendapatan yang akan diterima.
3. Tidak perlu mengenal nasabah secara mendalam
Dengan adanya murabahah yang pembayarannya
dilakukan dengan tangguh, maka akan timbul hutang
oleh nasabah. Dalam hal ini hubungan bank dan
nasabah adalah hubungan hutang piutang. Sehingga
dalam keadaan bagaimanapun nasabah harus membayar
hutang harga barang yang diperjualbelikan. Bank tidak
peru menganalisa dan mencari sumber pengembaliannya
secara khusus, tetapi cukup secara singkat dan global.
4. Menganalogikan murabahah dengan pembiayaan
konsumtif jika diperhatikan, sepintas memang terdapat
persamaan antara jual beli murabahah dengan
pembiayaan konsumtif.
24
Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan
prinsip akad ini mendominasi pendapatan bank dari produk-produk
yang ada di semua bank islam. Dalam islam, jual beli sebagai sarana
tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhoi oleh Allah
SWT.
Dalam fatwa nomor 04/ DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000
tentang Murabahah, sebagai landasan syariah transaksi murabahah
adalah sebagai berikut: (DSN, 2000 dalam Wiroso 2005)
Al-Qur’an
1. “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling
memakan (mengambil) harta sesamu dengan jalan yang bathil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
diantaramu ...” (QS. An-Nisa:29).
2. “... Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan
mengharamkan riba ...” (QS. Al-Baqarah: 275).
3. “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai ia berkelapangan ...” (QS. Al-Baqarah:
280)
Al – Hadits
1. Hadits Nabi dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka
25
sama suka.” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih
oleh Ibnu Hibban).
2. Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda,
“Áda tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradha (mudarabah) dan mencampur jewawut dan
gandum untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual”
(HR Ibnu Majah dar Shuhaib).
3. Hadits Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf: “Perdamaian
dapat dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
4. Hadits Nabi riwayat Jamaah: “Menunda-nunda (pembayaran)
yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kedzaliman ...”
5. Hadits Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
Ahmad: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh
orang mampumenghalalkan harga diri dan pemberian sanksi
kepadanya”.
6. Hadits Nabi riwayat Abd Al-Raziq dari Zaid bin Aslam,
Rasulullah ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli,
maka beliau menghalalkannya.
26
b. Syarat Jual Beli Murabahah
Adapun syarat-syarat dalam jual beli murabahah antara
lain: (Syafii, Antonio: 2001)
1. Bank Islam memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah.
3. Kontrak harus bebas dari riba.
4. Bank Islam harus menjelaskan setiap cacat yang terjadi
sesudah pembelian dan harus membuka semua hal yang
berhubungan dengan cacat.
5. Bank Islam harus membuka semua ukuran yang
berlaku bagi harga pembelian, misalnya jika pembelian
dilakukan secara hutang.
6. Jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, pembeli
memiliki pilihan :
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan
ketidaksetujuan.
c. Membatalkan kontrak.
c. Manfaat dan Risiko Murabahah
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi ba’i al murabahah
memiliki banyak manfaat yang dapat diambil oleh bank syariah, salah
satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah
27
juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya di bank syariah. Adapun resiko-resiko yang harus
diantisipasi oleh bank syariah, antara lain: (Syafii, Antonio: 2001)
1. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar
angsuran.
2. Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang
dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank
tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
3. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena
itu, sebaiknya dilindungi oleh asuransi.
4. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka
ketika kontrak ditanda tangani, barang itu menjadi milik
nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset
miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi
demikian, resiko default akan besar.
Pada dasarnya, jaminan bukanlah satu rukun atau syarat yang
mutlaq dipenuhi dalam Murabahah. Jaminan dimaksudkan untuk
menjaga agar si pemesan tidak main – main dengan pesanan, jadi
pembiayaan Murabahah memungkinkan adanya jaminan (dhomman)
karena sifat dari pembiayaan Murabahah merupakan jual beli yang
pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, maka tanggungan
28
pembayaran tersebut merupakan hutang yang harus dibayar oleh
nasabah. Dalam hal ini, bank syariah memberlakukan dhomman
(jaminan) sebagai prinsip kehati – hatian (Muhammad : 2003). Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 point ketiga
menerangkan bahwa jaminan dalam Murabahah diperbolehkan agar
nasabah serius dalam pemesananya.
d. Penilaian Atas Kualitas Pembiayaan
Kelangsungan usaha suatu bank tergantung dari kemampuan bank
dalam melakukan penanaman dana dengan mempertimbangkan prinsip
kehati - hatian dan prinsip syariah.
Aktiva produktif adalah penanaman dana oleh bank, baik dalam
rupiah maupun valuta asing, untuk memperoleh penghasilan dalam
bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, sertifikat Bank Indonesia
Syariah, penyertaan modal sementara, penempatan pada bank lain,
komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening admnistratif dan
bentuk penyaluran dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu
(http://www.bi.go.id). Aktiva non produktif adalah asset bank selain
aktiva produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam
bentuk agunan yang diambil alih, property yang terbengkalai, rekening
antar kantor dan suspense account.
Penilaian atas kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan
dilakukan berdasarkan faktor – faktor berikut : a. Prospek usaha; b.
29
Kinerja (performance) nasabah, dan c. Kemampuan membayar atau
kemampuan menyerahkan barang pesanan.
Atas dasar penilaian aspek - aspek tersebut, kualitas aktiva produktif
bank syariah dalam bentuk pembiayaan digolongkan menjadi lancer
(golongan I), dalam perhatian khusus (golongan II), kurang lancar
(golongan III), diragukan (golongan IV), dan macet (golongan V).
Dalam setiap kegiatan usaha bank syariah harus menetapkan
manajemen risiko secara efektif dan telah ditegaskan pada Pasal 2 PBI.
Risiko kegiatan usaha bank syraiah dianataranya mencakup risiko kredit
(pembiayaan). Risiko kredit (pembiayaan) adalah risiko akibat
kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada
pihak bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati (Wangsawidjaya :
86).
4. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan diberikan untuk meyakinkan bank bahwa
nasabah benar-benar dapat dipercaya. Sebelum pembiayaan diberikan
bank terlebih dahulu mengadakan analisis pembiayaan. Analisis
pembiayaan mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan,
prospek usahanya, jaminan yang diberikan, serta faktorfaktor lainnya.
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah
bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama
berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah
30
pembiayaan. Dalam dunia perbankan prinaip penilaian analisis kredit
dilakukan dengan 5C, 7P, dan 3R.
Asas 5C :
1. Character, yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian
calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity, yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan
penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran.
Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan
di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas
sarana usahanya seperti took, karyawan, alat – alat, pabrik serta
metode kegiatan.
3. Capital, yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi
perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukan oleh rasio
financial dan penekanan pada komposisi modalnya.
4. Collateral, yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima
pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan
bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayran terjadi, maka
jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.
5. Condition, yaitu bank syariahharus melihat kondisi ekonomi yang
terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan
31
dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima
pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar
dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.
Asas 7P :
1. Personality, yaitu sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur
yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan, dipergunakan
sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.
2. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi -
klasifikasi tertentu berdasarkan modal, karakter, dan loyalitasnya,
dimana setiap klasifikasi nasabah akan mendapatkan fasilitas yang
berbeda dari bank.
3. Purpose, yaitu tujuan dana penggunaan kredit atau pembiayaan
oleh calon debitur.
4. Prospek, prospek perusahaan di masa yang akan datang.
5. Payment, yaitu mengetahui bagaimana pembayaran kembali
kredit/ pembiayaan yang diberikan.
6. Profotability, yaitu menganilisis bagaimana kemampuan nasabah
mendapatkan laba.
7. Protection, yaitu menganalisis dengan tujuan agar usaha dan
jaminan menadapatkan perlindungan.
32
Asas 3R :
1. Return, yaitu penilaian atas hasil yang akan divapai perusahaan
calon debitur setelah menerima kredit/ pembiayaan.
2. Repayment, yaitu memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan
jangka waktu pembayaran kredit/ pembiayaan.
3. Risk Bearing Ability, yaitu memperhitungkan besarnya
kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi resiko.
5. Risiko Pembiayaan Bank Syariah
Bank syariah menanggung risiko kredit atau resiko pembiayaan
karena sehubungan dengan fungsi bank syariah sebagai lembaga
intermediary dalam kaitannya dengan penyaluran dana masyarakat
atau fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Hal tersebut
dijelaskan dalam pasal 37 ayat (1) UU Perbankan Syariah yang
menyatakan bahwa penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah oleh
bank syariah atau UUS mengandung risiko kegagalan atau kemacetan
dalam pelunasannya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan
bank syaraiah dan UUS (Wangsawidjaya : 88).
Risiko bagi bank syraiah dalam pemberian fasilitas pembiayaan
adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak mendapat
imbalan, upah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati dalam
akad pembiayaan anatar bank syariah dengan nasabah penerima
fasilitas. Disamping itu juga terdapat resiko bertambah besarnya biaya
33
yang dikeluarkan oleh bank dan bertambahnya waktu penyelesaian
Non Performing Financing (NPF), serta turunnya kesehatan
pembiayaan bank (kolektibilitas pembiayaan menurun). Resiko
pembiayaan bagi bank syariah timbul apabila kualitas pembiayaan
berubah dari kolektibitas lancar (golongan I) menjadi kurang lancar
(golongan III), diragukan (golongan IV), dan macet (golongan V) atau
dalam istilah perbankan syariah disebut dengan Non Performing
Financing atau pembiayaan bermasalah (Wangsawidjaya : 90). Akan
tetapi gejala resiko perlu diwaspadai pada saat kualitas pembiayaan
sudah berada pada tingkat dalam perhatian khusus (golongan II).
6. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam Undang-
Undang Perbankan RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah
dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat
deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersmakan dengan itu.
Menurut Kasmir dalam buku nya Manajemen Perbankan
(2002:64), dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari
masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi
kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan
bank jika mampu membiayai operasional nya dari sumber dana ini.
34
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 sumber dana
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Giro adalah simpanan yang penarikan nya dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lain nya atau dengan cara pemindah bukuan.
b. Deposito adalah simpanan yang penarikan nya hanya
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.
c. Tabungan adalah simpanan yang penarikan nya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro dan alat lain
nya yang di persamakan dengan itu.
7. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing adalah suatu keadaan di mana
nasabah sudah tidak sanggup lagi membayar sebagian atau seluruh
kewajiban nya kepada bank seperti yang telah di perjanjikannya
(Kuncoro dan Suharjono, 2002:462). Jika tidak di tangani dengan
baik, maka pembiayaan bermasalah merupakan sumber kerugian yang
sangat potensi bagi bank. Karena itu di perlukan penanganan yang
sistematis dan berkelanjutan (Mahmoeddin, 2004:51).
Menurut Dendawijaya (2009), kemacetan fasilitas kredit
disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
35
1. Dari pihak perbankan
Dalam hal ini pihak analis kredit kurang teliti baik dalam
mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam
menghitung rasio-rasio yang ada. Akibatnya, apa yang
seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya.
2. Dari pihak Nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan nasabah diakibatkan 2
hal, yaitu adanya unsur kesengajaan dan adanya unsur
ketidaksengajaan.
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPF dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPF
Rasio Predikat
NPF ≤ 5% Sehat
NPF ≥ 5% Tidak Sehat
Sumber : SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPF
maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang
diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
NPF merupakan masalah berbahaya bagi perbankan nasional.
Salah satu faktor yang saat ini lebih berperan dalam masalah NPF
adalah dampak krisis multidimensional yang dimulai pada 1997-1998
hingga sekarang masih menyebabkan banyak debitur bank, baik di
segmen corporate, commercial, maupun consumer belum mampu
36
menyelesaikan pembiayaan macetnya. Selain itu faktor lain yang jauh
lebih penting adalah kurangnya kemauan dan itikad baik dari debitur.
NPF merupakan rasio yang menggambarkan jumlah pembiayaan
bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh bank
(Giannini, 2012:3).
Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan non
performing loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang
dihadapi bank, semakin tinggi non performing loan (NPL)
menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam
pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat
risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah
dengan tingginya NPL yang dihadapi bank (Riyadi, 2006:45).
Kenaikan suku bunga juga merupakan beban tambahan yang
akan memperburuk posisi NPF akibat penyesuaian antara
kolektibilitas PBI 7/2/2005 yang diterapkan BI mulai tahun 2005.
Dengan melihat NPF (Non Performing Financing) sebelumnya (t-1)
bank dapat mempertimbangkan berapa besar pembiayaan yang akan
disalurkan sekarang. Meningkatnya NPF selanjutnya akan
mengurangi jumlah modal bank, karena pendapatan yang diterima
bank digunakan untuk menutupi NPF yang tinggi. Selain itu,
meningkatnya NPF akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan
pembiayaan pada periode berikutnya.
37
8. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan
atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan
oleh Financing to deposit ratio (FDR). Menurut Dendawijaya (2009),
Financing to deposit ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah
kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Sedangkan menurut Kasmir (2007), Financing to deposit ratio
merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
sendiri yang digunakan.
FDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali
penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi
rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank. Hal ini
dikarenakan penyaluran kredit merupakan salah satu tujuan dari
penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan kontribusi
pendapatan terbesar bagi bank. Semakin banyak kredit yang
disalurkan, maka semakin illiquid suatu bank, karena seluruh dana
yang berhasil dihimpun telah disalurkan dalam bentuk kredit,
sehingga tidak terdapat kelebihan dana untuk dipinjamkan lagi atau
untuk diinvestasikan.
Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan
bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi
38
tidak likuid dan memberikan konsekuensi meningkatnya risiko yang
harus ditanggung oleh bank, berupa meningkatnya jumlah non
performing finance atau credit risk, yang mengakibatkan bank
mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang telah dititipkan
oleh nasabah, karena kredit yang disalurkan mengalami kegagalan
atau bermasalah.
Namun, disisi lain, rendahnya rasio FDR, walaupun
menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi, tetapi
menyebabkan bank memiliki banyak dana menganggur (idle fund)
yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menghilangkan kesempatan
bank untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya, dan
menunjukkan bahwa fungsi utama bank sebagai financial
intermediary tidak berjalan.
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas FDR
berada pada tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret
2011, BI akan memperlakukan peraturan Bank Indonesia No.
012/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar FDR pada tingkat
78%-100%.
9. Margin Keuntungan
Margin keuntungan merupakan keuntungan yang diperoleh dari
hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan
39
kesepakatan antara penjual dan pembeli, dalam hal ini bank sebagai
penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli. Margin keuntungan
dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang
sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang
menjadi saingan bank-bank Islam (Muhammad, 2004:94). Dengan
kata lain margin keuntungan merupakan pendapatan utama dari
pembiayaan murabahah. Bank dapat mempertinggi pembiayaan
murabahah bulan sekarang dengan melihat berapa jumlah margin
keuntungan bulan sebelumnya (t-1).
Apabila tahun sebelumnya bank bisa memperoleh margin
keuntungan yang tinggi maka bank akan semakin mempertinggi
jumlah pembiayaan murabahah pada tahun sekarang. Sehingga
margin keuntungan mempunyai pengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah. Semakin tinggi margin keuntungan yang
diperoleh suatu bank maka semakin banyak kemampuan bank untuk
menyalurkan pembiayaan.
10. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Dunia ekonomi Islam adalah dunia bisnis atau investasi, hal
ini bisa dicermati mulai dari tanda-tanda eksplisit untuk
melakukan investasi (ajakan bisnis dalam Al-Qur’an dan sunnah)
40
hingga tanda-tanda implisit untuk menciptakan sistem yang
mendukung iklim investai (adanya sistem zakat sebagai alat
disentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong
optimalisasi investasi, serta larangan maysir atau judi dan
spekulasi untuk mendorong produktvitas atas setiap investasi).
(Ascarya, 2011:1).
Perkembangan ekonomi Islam ditandai dengan
perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah yang
menggunakan sistem bagi hasil atau non riba dan pemerintah
mewajibkan bagi setiap bank memiliki dewan pengawas syariah
yang berhak menentukan setiap produk sesuai prinsip syariah
atau tidak (Suwiknyo, 2010:1).
Dalam istilah Internasional, perbankan syariah dikenal
dengan sebutan Islamic Banking atau disebut juga interest-free
banking. Istilah kata Islamic tidak terlepas dari asal-usul sistem
perbankan syariah itu sendiri, sehingga Bank Islam selanjutnya
disebut dengan Bank Syariah. Bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak berlandaskan pada sistem bunga. Bank
syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan operasional dan
produknya dikembangkan berdasarkan pada Al Qur’an dan
Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokonya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
41
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005).
Muhammad Syafi’i Antonio dan Karnaen Purwaatmadja
dalam buku ”Apa dan Bagaimana Bank Islam” memberikan dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah Islam.Bank Islam adalah bank yang beroperasi
dengan prinsip syariah Islam dan dengan tata cara operasi yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sedangkan, bank yang
beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam
pengoperasiannya mengikuti ketentuan syariah Islam, khususnya
menyangkut cara bermuamalat dalam Islam.
Dalam bermuamalat harus dijauhi praktek-praktek yang
mengandung unsur riba yang selanjutnya digantikan dengan
aktivitas investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan. Dalam rangka menghindari pengoperasian bank
dengan sistem bunga. Islam telah memperkenalkan prinsip-
prinsip muamalah Islam. Dengan hal tersebut, bank syariah
lahir sebagai pilihan solusi terhadap pertentangan antara bunga
dengan riba. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk
mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip
Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan
serta bisnis yang terkait.
42
Falsafah yang harus diterapkan oleh Bank Syariah
(Muhammad, 2000) :
a. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya:
1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka
secara pasti keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman: 34);
2) Menghindari penggunaan sistem persentasi untuk
pembebanan biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan
terhadap simpanan yang mengandung unsur melipatgandakan
secara otomatis hutang/simpanan tersebut hanya karena
berjalannya waktu (QS. Ali’Imron, 130);
3) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan
barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan
memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun kualitas (HR.
Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567);
4) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka
tambahan atas hutang yang bukan atas prakarsa yang
mempunyai hutang secara sukarela (HR. Muslim, Bab Riba
No. 1569 s/d 1572).
b. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan
mengacu pada Qur’an surat Al Baqarah ayat 275 dan An
Nisa ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah
harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan
43
atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara
uang dan barang.
Secara makro bank syariah adalah institusi keuangan yang
memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung
dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya.
Dalam kacamata mikro bank syariah adalah institusi keuangan
yang menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya
telah sesuai dengan syariah (Ascarya, 2011:1).
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan
utamanya (Sudarsono, 2004:27).
Kebijakan pemerintah terhadap perbankan syariah di
Indonesia terdapat dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah pada ketentuan umum. Berdasarkan
kebijakan tersebut menyatakan bahwa Prinsip Perbankan Syariah
merupakan bagian dari ajaran Islam yang berkaitan dengan
ekonomi. Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam adalah
larangan riba dalam berbagai bentuknya dan menggunakan
sistem antara lain prinsip bagi hasil.
44
Bentuk utama produk bank syariah terutama menggunakan
pola bagi hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi
hasil bank syariah juga memiliki produk-produk pendanaan dan
pembiayaan dengan pola non bagi hasil (Ascarya, 2011:2).
b. Produk Bank Syariah
Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah
dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu produk
penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk jasa.
Penjelasan selengkapnya sebagai berikut (Suwiknyo, 2010:20-
40) :
1) Produk Penghimpunan Dana
a) Prinsip Wadi’ah
Prinsip Wadi’ah implikasi hukumnya sama dengan qardh,
di mana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang
dan bank bertindak sebagai yang meminjam.
b) Prinsip Mudharabah
Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau
penyimpanan bertindak sebagai shahibul maal dan bank
sebagai mudharib, dana ini digunakan bank untuk
melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah.
Berdasarkan kewenangan penggunaan dana, prinsip
mudharabah dibagi menjadi :
45
(1) Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa
tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis
penghimpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
(2) Mudharabah Muqayadah On Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus
(restricted investment) di mana pemilik dana dapat
menetapkan syarat ketentuan yang harus dipatuhi oleh
bank.
(3) Mudharabah Muqayadah Off Balance sheet
Jenis mdharabah ini merupakan penyaluran dana
mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, di
mana bank bertindak sebagai perantara yang
mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha.
2) Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat
dikembangkan menjadi tiga model, yaitu transaksi pembiayaan
yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip
jual beli. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk
mendapatkan jasa yang dilakukan dengan prinsip sewa dan
46
transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerja sama
yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa.
3) Produk Jasa
Produk jasa dikembangkan dengan akad al-hiwalah, ar-
rahn, al-qardh, al-wakalah dan al-khafalah.
11. Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
Berdasarkan teori dan pemahaman mengenai faktor pengaruh
pembiayaan murabahah, maka keterkaitan variabel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Pembiayaan Murabahah
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik
yang berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang
memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan
masalah utama bagi setiap bank, tidak dapat berbuat apa-apa atau
dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana
pihak ketiga dapat mempengaruhi budget bank. Jika dana dari pihak
ketiga bertambah, maka budget bank tersebut akan bertambah pula.
Budget suatu bank berhubungan dengan jumlah dana yang dimiliki
oleh bank tersebut. Dana yang ada akan dialokasikan oleh bank
47
dalam berbagai bentuk termasuk untuk pembiayaan (Anggraini,
2005).
Besar kecilnya dana yang berhasi dihimpun oleh suatu bank
merupakan satu barometer dalam menilai tingkat masyarakat
terhadap bank yang berangkutan. DPK merupakan sumber dana
bank yang utama, yang dapat diumpamakan sebagai darah dalam
tubuh manusia. Sehingga jika pada suatu bank, pertumbuhan DPK
menunjukkan kecenderungan yang menurun, maka akan dapat
mempelemah kegiatan operasional bank (Rinaldy, 2008).
Menurut Andraeny (2011) secara operasional perbankan, DPK
merupakan sumber likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang
terdapat pada sisi aktiva neraca bank. Sehingga semakin banyak
DPK yang berhasil dihimpun oleh bank, maka aka semakin banyak
pula pembiayaan yang dapat disalurkan oleh bank tersebut.
b. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Pembiayaan Murabahah
Perkembangan pemberian pembiayaan paling tidak
menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang
diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama
disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya
untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi
hasil yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian
pembiayaan (Dendawijaya, 2005:81).
48
NPF (Non Performing Financing) merupakan tingkat
pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank
dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada
bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung pembiayaan
lancar terhadap total pembiayaan (Dendawijaya, 2005:82). Jika
tidak ditangani dengan baik, maka pembiayaan bermasalah
merupakan sumber kerugian yang sangat potensi bagi bank. Karena
itu diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan.
(Mahmoeddin, 2004:51).
Terdapat beberapa implikasi bagi pihak bank sebagai akibat
timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut yaitu, 1) hilangnya
kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit
yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan
berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank, 2) rasio kualitas aktiva
produktif menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya
situasi memburuk, 3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk
cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan
ketentuan yang ada (Dendawijaya, 2005:82-83).
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda-beda telah membuktikan bahwa non performing
financing mempunyai pengaruh negatif terhadap pembiayaan
murabahah seperti yang diungkapkan oleh Izzuddin Kurnia (2013)
dan Herni Ali (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
49
parsial maupun simultan antara variabel non performing financing
terhadap pembiayaan murabahah.
c. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Pembiayaan Murabahah
Menurut Wibowo (2007) rasio likuiditas bank adalah rasio
untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dan permohonan kredit atau pembiayaan dengan
cepat. Financing to Deposit Ratio (FDR) diartikan sebagai
perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana yang
diterima bank. FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang
berjangka waku agak panjang.
Semakin tinggi FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga
semakin meningkat. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan
FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan.
Sehingga FDR juga berpengaruh positif terhadap pembiayaan
murabahah (Nurbaya, 2013).
d. Pengaruh Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan
Murabahah
Margin keuntungan, merupakan keuntungan yang diperoleh
dari hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah
dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli, dalam hal ini bank
sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli.
50
Margin keuntungan dalam murabahah dapat ditetapkan
sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat
memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-
bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam.
(Muhammad, 2004:94). Dengan kata lain margin keuntungan
merupakan pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Bank
dapat mempertinggi pembiayaan murabahah tahun sekarang dengan
melihat berapa jumlah margin keuntungan tahun sebelumnya (t-1).
Apabila bulan sebelumnya bank bisa memperoleh margin
keuntungan yang tinggi maka bank akan semakin mempertinggi
jumlah pembiayaan murabahah pada bulan sekarang. Sehingga
margin keuntungan mempunyai pengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah. Semakin tinggi margin keuntungan yang
diperoleh suatu bank maka semakin banyak kemampuan bank untuk
menyalurkan pembiayaan (Muhammad, 2004).
51
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan sumber yang dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan
dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan
dan waktu yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan
dijabarkan pada tabel di bawah ini:
51
Tabel 2. 2
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
dan Tahun
Terbit
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Andraeny
(2011)
Analisis
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Tingkat Bagi
Hasil dan
NPF terhadap
Volume
Pembiayaan
Berbasis
Bagi Hasil
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia.
Variabel
Independen:
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) dan
Non
Performing
Financing
(NPF).
Variabel
Independen:
Tingkat
Bagi hasil.
Variabel
Dependen:
pembiayaan
berbasis
bagi hasil.
Bahwa dana pihak
ketiga (DPK),
tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
terhadap volume
pembiayaan;
Sedangkan untuk
non performing
financing (NPF)
tidak berpengaruh
terhadap volume
pembiayaan.
2 Khodijah
Hadiyyatul
Maula
(2011)
Pengaruh
Simpanan
Dana Pihak
Ketiga,
Variabel
Independen:
Dana Pihak
Ketiga, NPF,
Variabel
Independen:
Modal
Sendiri
Bahwa DPK tidak
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
52
Modal
Sendiri, NPF
dan Margin
Keuntungan
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
pada Bank
Syariah
Mandiri.
Margin
Keuntungan.
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Dependen:
Bank
Syariah
Mandiri
pembiayaan
murabahah, modal
sendiri berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah, NPF
berpengaruh secara
negatif dan
signifikan terhadap
pembiayaan
murabahah, Margin
keuntungan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah.
3
Izzuddin
Kurnia
(2013)
Faktor-
Faktor yang
Mempengaru
hi
Pendapatan
Margin
Pembiayaan
Murabahah
pada BRI
Syariah dan
Variabel
Dependen:
pendapatan
margin
murabahah.
Studi
Kasus: BRI
Syariah dan
Bank Mega
Syariah.
Dana pihak ketiga
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pendapatan
murabahah; Hasil
estimasi biaya
overhead
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pendapatan
53
Bank Mega
Syariah.
.
overhead; NPF
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pendapatan
murabahah; BI Rate
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pendapatan
murabahah; Inflasi
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap pendapatan
murabahah.
4 Ferial
Nurbaya
(2013)
Analisis
Pengaruh
CAR, ROA,
FDR dan
DPK
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
pada PT.
Bank
Muamalat
Indoensia.
Variabel
Independen:
FDR dan
DPK
Variabel
Dependen:
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
CAR dan
ROA
CAR berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah; ROA
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pembiayaan
murabahah; FDR
berpengaruh positif
signifikan terhadap
pembiayaan
murabahah; DPK
berpengaruh positif
signifikan terhadap
54
pembiayaan
murabahah.
5 Miftakhatul
Fauyiati
(2014)
Pengaruh
Biaya
Operasional,
Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Cash Ratio
terhadap
Pendapatan
Margin
Murabahah
pada PT
Bank
Muamalat
Indonesia.
Variabel
Independen:
Non
Performing
Financing
Variabel
Dependen:
Pendapatan
Margin
Murabahah
Variabel
Independen:
Cash Ratio
Studi
Kasus: PT
Bank
Muamalat
Indonesia.
Biaya operasional
berpengaruh positif
terhadap pendapatan
margin murabahah;
NPF berpengaruh
negatif terhadap
pendapatan margin
murabahah; Cash
ratio tidak
berpengaruh
terhadap pendapatan
margin murabahah.
6 Herni Ali
(2015)
Analisis
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK), Non
Performing
Financing
(NPF) dan
Tingkat Suku
Variabel
Independen:
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) dan
Non
Performing
Financing
(NPF).
Variabel
Independen:
tingkat suku
bunga
kredit
Variabel
Dependen:
pembiayaan
Dana pihak ketiga
(DPK) berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan berbasis
bagi hasil; NPF tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan berbasis
bagi hasil; Suku
55
Bunga Kredit
terhadap
Pembiayaan
Berbasis
Bagi Hasil
(Mudharabah
) pada
Perbankan
Syariah
Indonesia.
berbasis
bagi hasil.
bunga kredit
berpengaruh negatif
terhadap
pembiayaan berbasis
bagi hasil.
7 Samhan
Yanis
(2015)
Faktor-
Faktor yang
Mempengaru
hi
Pembiayaan
Murabahah
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia.
Variabel
Independen:
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) dan
Non
Performing
Financing
(NPF).
Variabel
Dependen:
Pembiayaan
Murabahah.
Variabel
Independen:
Financing
to Deposit
Ratio
(FDR),
Current
Ratio (CR),
Return on
Assets
(ROA).
Debt to Equity Ratio
(DER), Dana Pihak
Ketiga (DPK),
Financing to Deposit
Ratio (FDR),
Current Ratio (CR),
dan Return on Assets
(ROA) secara
bersama-sama
berpengaruh positif
terhadap
pembiayaan
murabahah pada
perbankan syariah
Indonesia.
Sumber: Data Diolah (2016)
56
Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Karena dapat dilihat
adanya perbedaan dari setiap variabelnya, metode analisis penelitiannya dan
akad penyaluran dana atau pembiayaan yang digunakan. Sehingga
penelitian ini dapat melengkapi kekosongan dari penelitian sebelumnya.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review
atau tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta
mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan
tinjauan pustaka yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat
kerangka konseptual sebagai berikut:
57
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan Bank Umum Syariah di
Indonesia
Variabel Independen
1. Dana Pihak Ketiga
2. Non Performing Financing
3. Financing to Deposit Ratio
4. Margin Keuntungan
Variabel Dependen
Pembiayaan Murabahah
Model Regresi
Regresi Data Panel
Common Effect
Model yang terpilih adalah Random Effect
Uji Chow
Fixed Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi
2. Uji Normalitas
3. Uji Multikolinearitas
4. Uji Heteroskedastisitas
Koefisien Determinasi (Adjust R2)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
Uji T Uji F
58
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa simpanan dana pihak
ketiga, non performing financing, financing to deposit ratio dan margin keuntungan
merupakan variabel bebas (Independent Variable) yang dapat mempengaruhi
pembiayaan murabahah di bank umum syariah sebagai variabel terikat (Dependent
Variable). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:59).
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Nawawi (2001) mengatakan hipotesis adalah dugaan
pemecahan masalah yang bersifat sementara yakni pemecahan masalah
yang mungkin benar dan mungkin salah. Dari permasalahan yang ada, dapat
diambil suatu hipotesis sebagai berikut:
1. Ho : β1 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
simpanan dana pihak ketiga (X1) terhadap pembiayaan murabahah
(Y).
Ha : β1 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel simpanan
dana pihak ketiga (X1) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
2. Ho : β2 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel non
performing financing (X2) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
Ha : β2 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel non
59
performing financing (X2) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
3. Ho : β3 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
financing to deposit ratio (X3) terhadap pembiayaan murabahah
(Y).
Ha : β3 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel financing
to deposit ratio (X3) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
4. Ho : β4 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
margin keuntungan (X4) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
Ha : β4 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel margin
keuntungan (X4) terhadap pembiayaan murabahah (Y).
5. Ho : β1 β2 β3 β4 = 0; tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
simpanan dana pihak ketiga (X1), non performing financing (X2),
financing to deposit ratio (X3) dan margin keuntungan (X4)
terhadap pembiayaan murabahah (Y).
Ha : β1 β2 β3 β4 ≠ 0; ada pengaruh signifikan antara variabel
simpanan dana pihak ketiga (X1), non performing financing (X2),
financing to deposit ratio (X3) dan margin keuntungan (X4)
terhadap pembiayaan murabahah (Y).
60
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah Bank Umum
Syariah di Indonesia dan penelitian dilakukan pada tahun 2016. Sifat penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif karena serangkaian observasi (pengukuran) dinyatakan
dalam angka-angka (Soeratno dan Arsyad, 1995:69).
Objek dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah dan
dilaksanakan di Bank Umum Syariah dengan melihat tingkat pembiayaan
murabahah dan pada laporan keuangan bulanan. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian ini mampu merepresentasikan keadaan sebenarnya mengenai faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembiayaan murabahah di Bank Umum Syariah.
Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan yaitu dana pihak
ketiga (X1), non performing financing (X2), financing to deposit ratio (X3), margin
keuntungan (X4) dan variabel dependen yang digunakan adalah jumlah pembiayaan
murabahah yang disalurkan Bank Umum Syariah (Y). Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data sekunder.
Penelitian ini bersifat asosiatif atau hubungan yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dari penelitian ini dapat
dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejolak ekonomi (Sugiyono, 2004:29). Di samping bersifat
asosiatif penelitian ini juga bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan mengenai
61
seberapa besar hubungan DPK, NPF, FDR dan margin keuntungan terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:115) dalam penelitian kuantitatif, populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/sbuyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi itu.
Sementara itu, Gujarati (2006:21) menyebutkan bahwa himpunan semua hasil
yang diperoleh dari suatu eksperimen disebut populasi atau ruang sampel.
Penelitian ini menggunakan semua bank umum syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia (BI) yang berjumlah sebelas bank, dengan periode penelitian yang di
mulai dari tahun 2011-2015. Daftar populasi penelitian dapat dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Bank Umum Syariah di Indonesia
No Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat
2 PT. Bank Victoria Syariah
3 Bank BRI Syariah
4 Bank Jabar Banten Syariah
5 Bank BNI Syariah
6 Bank Syariah Mandiri
7 Bank Syariah Mega Indonesia
8 Bank Panin Syariah
9 PT. Bank Syariah Bukopin
10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Sumber: Bank Indonesia (2015)
62
Berdasarkan tabel di atas, dalam pemilihan objek penelitian ini penulis
menggunakan metode sensus. Artinya setiap populasi penelitian merupakan objek
penelitian.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi, yaitu suatu wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti agar
dapat dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian adalah laporan keuangan Bank Umum Syariah
sebagai sumber data.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan dengan metode
non probability sampling. Metode non probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan dalam non
probability sampling adalah purposive sampling yaitu sampel yang
diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk mendapatkan
sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian (Yama dan Adityawati,
2009:287). Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria
atau pertimbangan sebagai berikut :
63
Tabel 3.2
Proses Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah Sampel
1 Populasi Bank Umum Syariah periode 2011 – 2015. 12
2 Bank Umum Syariah yang terdaftar di situs Bank
Indonesia dan masih beroperasi pada periode
pengamatan.
12
3 Bank Umum Syariah yang memiliki laporan
keuangan periode 2011 – 2015.
10
4 Bank Umum Syariah yang mempublikasikan
laporan keuangan di situs masing-masing Bank
Syariah yang telah di audit dengan menggunakan
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember.
10
Jumlah data sampel yang di observasi 10 x 5 = 50
Sumber : Bank Indonesia
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari 12 Bank Umum
Syariah yang terdaftar di situs Bank Indonesia, hanya terdapat 10
Bank Umum Syariah yang memiliki laporan keuangan tahunan
lengkap pada situs masing-masing Bank Syariah yang telah di audit
dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember.
Tabel 3.3
Daftar Sampel Bank Umum Syariah di Indonesia
No Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat
2 PT. Bank Victoria Syariah
3 Bank BRI Syariah
4 Bank BNI Syariah
5 Bank Syariah Mandiri
6 Bank Syariah Mega Indonesia
7 Bank Panin Syariah
8 PT. Bank Syariah Bukopin
9 PT. BCA Syariah
10 PT. Maybank Syariah Indonesia
64
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan terdapat 12 Bank Umum
Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
3. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder (secondary data) yaitu data
yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya
atau yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain. Jenis
data yang diambil berdasarkan cross section (beberapa variabel) time series
(berdasar waktu), menggunakan deretan waktu.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan Bank
Umum Syariah periode 2011-2015 yang berasal dari situs website masing-
masing Bank Syariah.
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting yang
menjadi pertimbangan dalam metode penentuan pengumpulan data. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan
dibuat oleh pihak lain yang dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu dari suatu
sampel. Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Dalam memperoleh data-data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
65
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian. Penulis
juga mengambil data dari buku-buku perpustakaan, seperti teori- teori yang
berhubungan dan mendukung dalam analisis penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
didokumentasikan dari Laporan Keuangan Bank Umum Syariah periode 2011-
2015. Sumber data diperoleh dari website masing masing Bank Umum Syariah,
Bank Indonesia, Laporan Keuangan dan Statistik Perbankan Syariah tahun
2011-2015.
3. Penelitian Internet (Internet Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui internet dan website yang berkaitan dengan judul penelitian.
Penulis juga mengambil data-data seperti teori - teori yang berhubungan dan
mendukung dalam analisis penelitian ini.
D. Metode Analisa Data
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel bebas atau
penjelas (independent/explanatory variabel) terhadap satu variabel terikat
(dependent variabel), metode analisis data dalam penelitian ini (simpanan dana
pihak ketiga, non performing financing, financing to deposit ratio dan margin
66
keuntungan) menggunakan model regresi berganda atau Multiple Regression
(Ghozali, 2009:5).
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari data
time series dan cross section. Estimasi yang dilakukan dengan menyatukan kedua
data tersebut yang disebut dengan data pooling atau panel data dengan pengolahan
data menggunakan Software Eviews 9.0 untuk menjelaskan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dan Software Microsoft Excel 2013
untuk mempermudah pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel dan lain-
lain.
1. Estimasi data Panel
Menurut Rosadi (2012:271), data panel/pooling merupakan kombinasi dari
data bertipe cross section dan time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas
sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu) dan model
yang digunakan untuk menganalisis data jenis ini disebut sebagai model data panel.
Secara umum,terdapat 3 model panel yang sering digunakan yaitu Common Effect
Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model.
a. Common Effect Model
Dalam menganalisis data runtut waktu, dapat memakai asumsi
berdasarkan empat kriteria berikut :
67
Tabel 3. 4
Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi pada Data Pool
Konstanta Koefisien Regresor Objek Waktu
Sama Sama Semua Semua waktu
Berbeda Sama Semua Semua waktu
Sama Berbeda Semua Semua waktu
Berbeda Berbeda Antarindividu Semua waktu
Berbeda Berbeda Antarindividu Antar waktu
Sumber : Winarno (2015:9.14)
Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang
ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap
berlaku pada semua objek pada semua waktu. Metode ini sering disebut dengan
common effect.
b. Fixed Effect Model
Model yang dapat menunjukan perbedaan konstanta antar objek, meskipun
dengan koefisien regresor yang sama, model ini dikenal dengan model regresi
fixed effect (efek tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek,
memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu.
Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke
waktu (time invariant). Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya,
digunakan variabel semu (dummy). Oleh karena itu, model ini sering disebut
dengan Least Squares Dummy Variabels (LSDV) (Winarno, 2015 : 9.15).
c. Random Effect Model
Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap
yang menggunakan variabel semu, model mengalami ketidakpastian. Tanpa
menggunakan variabel semu, metode efek random menggunakan residual,
68
yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antar objek (Winarno,
2015:9.17).
2. Tahap Analisis Data
a. Uji Chow
Dilakukan untuk membandingkan atau memilih model mana yang
terbaik antara Common Effect dan Fixed Effect. Untuk menentukan model
yang lebih baik antara Common Effect dan Fixed Effect dapat dilihat dari nilai
probabilitas (Prob.) untuk Cross-section F. Jika nilainya > 0.05 maka model
yang terpilih adalah Common Effect, tetapi jika nilainya < 0.05 maka model
yang terpilih adalah Fixed Effect (Iqbal, 2015). Dalam uji Chow hipotesisnya
adalah sebagai berikut :
H0 : Common Effect
H1 : Fixed Effect
Penguji uji Chow menggunakan software Eviews adalah dengan
menggunakan uji likelihood ratio, lalu yang menjadi dasar penolakan dalam
hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan F-hitung dengan
F-tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan α = 5%.
Perbandingan yang dimaksud adalah apabila F-hitung pada uji Chow lebih
besar dari F-tabel, atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak
artinya model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect, sebaliknya jika
F hitung lebih kecil dari F tabel atau nilai probability lebih besar dari 0.05 maka
Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect.
b. Uji Hausman
69
Menurut Rosadi (2012:274), uji Hausman bertujuan untuk melihat apakah
terdapat efek random dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji
hausman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross section lebih
besar dibandingkan jumlah variabel independen (termasuk konstanta) dalam
model. Lebih lanjut dalam estimasi statistik uji hausman diperlukan estimasi
variansi cross-section yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh
model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat digunakan
model Fixed Effect.
Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan atau memilih model mana
yang terbaik antara FE dan RE. Untuk menentukan model yang lebih baik
antara FE dan RE dapat dilihat dari nilai probabilitas untuk Cross-section
random. Jika nilainya > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model RE
lebih tepat, tetapi jika nilainya < 0.05 maka model yang terpilih adalah FE
(Iqbal, 2005). Hipotesis dalam uji Hausman adalah sebagai berikut :
H0 : Random Effect
H1 : Fixed Effect
Uji dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa Least
Squares Dummy Variable (LSDV) di dalam model fixed effect dan Generalized
Least Squares (GLS) adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien,
dilain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan Generalized Least
Squares(GLS) tidak efisien.Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi
statistik chi-squares dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah
jumlah variabel independen. Hipotesis null pada uji Hausman adalah model
70
random effect lebih baik, jika nilai Hausman lebih besar daripada nilai kritis
chi-squares, maka hipotesis null akan ditolak, yang berarti model estimasi yang
yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect. Sebaliknya apabila nilai
statistik hausman lebih kecil dari nilai kritis chi-squares maka hipotesis null
diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah random
effect.
3. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi
normal. Untuk melakukan uji normalitas dengan lebih akurat, diperlukan alat
analisis dengan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan
Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Namun, dalam gambar histogram seringkali polanya
tidak mengikuti bentuk kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih
mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka
ini bersifat saling mendukung (Winarno, 2015:5.41).
1.) Bila nilai Jarque-Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data
berdistribusi normal.
2.) Bila probabilitasnya lebih besar dari 5%, maka data tersebut
berdistribusi normal.
Ansofino dkk (2016) menjelaskan dalam software Eviews normalitas
sebuah data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB)
dengan nilai Chi-Square tabel. Nilai Chi-Square didapat dengan melihat
71
jumlah variabel independen yang dipakai. Uji JB didapat dari histogram
normality yang akan dibahas dibawah ini :
1) H0 : data berdistribusikan normal
2) H1 : data tidak berdistribusi normal
Jika hasil dari JB hitung > Chi-Square tabel, maka H0 ditolak.
Jika hasil dari JB hitung < Chi-Square tabel, maka H0 diterima.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel
independen (Winarno, 2015:5.1). Salah satu metode untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi bisa dideteksi
dengan melihat korelasi linear antara variabel independen didalam regresi.
Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup
tinggi yaitu diatas 0,85 maka diduga ada multikolonieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0,85 maka diduga model tidak
mengandung unsur multikolonieritas (Widarjono, 2010:75).
c. Uji Heteroskedastisitas
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya masalah heteroskedastisitas. Beberapa metode tersebut adalah metode
grafik, uji park, uji glejser, uji korelasi spearman, uji goldfeld-quandt, uji
bruesch-pagan-godfrey dan uji white (Winarno, 2015:5.8). Namun, dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk indentifikasi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah uji white.
72
Menurut Widarjono (2010:84), heteroskedastisitas berarti varian variabel
gangguan yang tidak konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian
lebih sering muncul pada data cross section daripada data time series. Salah
satu asumsi metode OLS adalah bahwa varian variabel gangguan sama
(homoskedastisitas). Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas
dengan uji White dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Apabila nilai
probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 (5%) sehingga signifikan,
artinya menolak hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatif. Jika menolak
hipotesis nol tidak ada heteroskedastisiras, berarti model mengandung masalah
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Widarjono (2010:98), autokorelasi merupakan korelasi antara
variabel gangguan satu observasi dengan variabel gangguan observasi lain.
Autokorelasi ini seringkali mncul pada data time series. Salah satu asumsi
metode OLS adalah tidak adanya korelasi antara variabel gangguan.
Sementara itu, Winarno (2015:5.29) menyebutkan bahwa autokorelasi
lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan
sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa
sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai
pada data yang bersifat antarobjek (cross section). Ada tidaknya autokorelasi
dapat dideteksi dengan dua cara, yaitu dengan Uji Durbin-Watson dan Uji
Breusch-Godfrey. Namun, dalam penelitian ini untuk mengetahui ada atau
tidaknya autokorelasi dideteksi dengan Uji Breusch-Godfrey. Untuk
73
melakukan Uji Breusch-Godfrey, dapat dilihat dengan nilai Obs*R-squared
dan nilai probability. Bila nilai probability > α = 5%, maka tidak ada
autokorelasi. Bila nilai probability < α = 5%, maka terdapat autokorelasi.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui :
a. Uji Goodness of Fit (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji F bisa dilihat dengan menggunakan nilai
probabilitasnya. Nilai probabilitas (significance) lebih kecil dari α = 5%,
artinya secara serentak variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Widarjono, 2010:24).
Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer
disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model)
merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak
atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat. Apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari tingkat
kesalahan/error (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
model regresi yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung
lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model
regresi yang diestimasi tidak layak (Iqbal, 2005).
74
Selain itu, untuk menolak hipotesis H0uji F ini bisa dilihat dengan
menggunakan tabel distribusi F. Menurut Widarjono (2010:24), keputusan
menolak atau menerima H0 sebagai berikut :
Jika F hitung > F kritis, maka kita menolak H0berarti secara bersama-sama
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya, jika F
hitung < F kritis maka menerima H0, yang berarti secara bersama-sama semua
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Rumus mencari F tabel adalah sebagai berikut (Lind, dkk : 2008) :
dimana : k = jumlah variabel (bebas dan terikat)
n = jumlah observasi/sampel
b. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji hipotesis (uji t) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel simpanan dana pihak ketiga, non performing financing,
financing to deposit ratio dan margin keuntungan berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
Menurut Widarjono (2010:25), uji t digunakan untuk membuktikan apakah
variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen. Ada
dua hipotesis yang diajukan oleh setiap peneliti, yaitu hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol merupakan angka numerik dari nilai
parameter populasi. Hipotesis nol ini dianggap benar sampai kemudian bias
Degrees of freedom in the numerator = k - 1
Degrees of freedom in the denominator = n - k
75
dibuktikan salah berdasarkan data sampel yang ada. Sementara itu hipotesis
alternatif merupakan lawan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif ini harus
benar ketika hipotesis nol terbukti salah.Didalam melakukan uji t ini, peneliti
harus menentukan apakah menggunakan uji satu sisi atau uji dua sisi. Uji
hipotesis satu sisi dipilih jika kita mempunyai dasar teori atau dugaan yang
kuat dan sebaliknya uji dua sisi dipilih peneliti jika peneliti tidak mempunyai
landasan teori atau dugaan awal yang kuat. Untuk melakukan pengujian ini bisa
dengan membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak
atau menerima H0 sebagai berikut :
Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H0ditolak atau menerima Ha
Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H0diterima atau menolak Ha
Jika kita menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel
independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika menerima H0
atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen. Keputusan menolak H0 atau menerima Ha
dapat juga dijelaskan melalui distribusi probabilitas t. Nilai t diperoleh dari
nilai t kritis dari distribusi tabel t dengan α dan degree of freedom (df) tertentu.
Degreeof freedom (df) jumlah observasi dikurangi dengan jumlah parameter
estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu n-k, dimana n adalah jumlah observasi dan
k jumlah parameter estimasi (Widarjono:2010).
Menurut Iqbal (2005), hasil uji t dapat dilihat dari nilai probabilitasnya.
Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari tingkat
kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
76
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan
apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya.
Setelah mengetahui bahwa variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen, maka besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen bisa dilihat dari nilai koefisien regresinya (Widarjono, 2010:29).
5. Koefisien Determinasi (Adj R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa baik regresi sesuai
dengan data aktualnya (goodness of fit). Koefisien determinasi adjust R2 digunakan
untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data akhirnya (goodness
of fit). Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel
dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen didalam garis regresi
(Widarjono, 2010:19). Nilai koefisien determinasi (Adj R2) selalu berada diantar 0
dan 1. Semakin besar nilai tersebut, maka semakin baik kualitas model, karena
semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan independen
(Winarno, 2015:4.9).
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari
serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan
maksud menghindari kemungkinan adaya makna ganda, sekaligus
77
mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran
dan cara pengukuran (Hamid, 2007:33).
Jadi, operasional variabel penelitian merupakan penjabaran atau
penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan
penjelasan-penjelasan yang mengenai variabel-variabel yang menjadikan
kajian dalam penelitian tersebut. Berdasarkan rumusan masalah yang akan
dikaji dan model yang disusun, maka operasional variabel dalam penelitian
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pembiayaan Murabahah (Y)
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah
jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan Bank Umum
Syariah. Pembiayaan murabahah merupakan jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak
bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga
pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas
laba dalam jumlah tertentu. Rumus perhitungan dari pembiayaan
murabahah adalah sebagai berikut :
Total pembiayaan murabahah yang disalurkan
78
2. Simpanan Dana Pihak Ketiga (X1)
Merupakan keseluruhan investasi dana pihak ketiga yang terdiri
dari giro wadi’ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah
dengan satuan tetapan berbentuk rupiah. Rumus perhitungan dari
simpanan dana pihak ketiga adalah sebagai berikut :
Simpanan DPK = Giro + Tabungan + Deposito
3. Non Performing Financing (X2)
Tingkat risiko kredit diproksikan dengan NPF dikarenakan NPF
dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah
yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh
suatu bank. (Riyadi, 2004). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004) :
NPF = Total Pembiayaan Bermasalah
Total Financing x 100
4. Financing To Deposit Ratio (X3)
Menurut Wibowo (2007) rasio likuiditas bank adalah rasio
untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dan permohonan kredit atau pembiayaan dengan
cepat.
79
Financing to Deposit Ratio (FDR) diartikan sebagai
perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana yang
diterima bank. Untuk menghitung nilai dari FDR, dapat menggunakan
suatu persamaan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal
31 Mei 2004, yaitu :
FDR = Total Pembiayaan
Total Dana Pihak Ketiga x 100
5. Margin Keuntungan (X4)
Merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi
pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan
antara penjual dan pembeli, dalam hal ini bank sebagai penjual
sedangkan nasabah sebagai pembeli. Rumus perhitungan dari margin
keuntungan adalah sebagai berikut :
Margin Keuntungan = Pendapatan Jual Beli 𝑀𝑢𝑟𝑎𝑏𝑎ℎ𝑎ℎ
Total Pendapatan Operasi Utama
Dalam skripsi ini margin keuntungan diukur dengan margin
keuntungan (t-1).
80
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2+ β3X3+β4X4+ e
5. Model Regresi
Adapun model persamaan regresi data panel yang digunakan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Pembiayaan Murabahah
β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien masing-masing variabel
X1 = Simpanan Dana Pihak Ketiga
X2 = Non Performing Financing
X3 = Financing to Deposit Ratio
X4 = Margin Keuntungan
e = Error
81
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Bank Umum Syariah
(BUS) yang sudah listed di Bank Indonesia dalam periode pengamatan yaitu tahun
2011 hingga tahun 2015. Maka Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Muamalat,
Bank Bukopin Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Mega Syariah,
Bank Nasional Indonesia (BNI) Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank
Victoria Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Maybank Syariah Indonesia.
1. Sekilas Sejarah PT. Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412
H atau 1 November 1991, diprakasai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan Pemerintahan Indonesia dan memulai kegiatan operasinya pada 27
Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen
Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha
Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada
saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal
senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah
didirikan, Bank Muamalat berhasil menandang predikat sebagai Bank
82
Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun
produk yang terus dikembangkan. (http://www.bankmuamalat.co.id, diakses
pada tanggal 23 November 2016).
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan
macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp
105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar
(http://www.bankmuamalat.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
2. Sekilas Sejarah PT. Bank Victoria Syariah
PT. Bank Victoria Syariah merupakan bank umum swasta non devisa.
PT Bank Victoria Syariah berawal dari PT Bank Swaguna yang berdiri di
Cirebon sejak tahun 1967. Pada tahun 2007 PT Bank Swaguna diakuisisi oleh
PT Bank Victoria International,Tbk dan dikonversi menjadi Bank Umum
Syariah sesuai dengan izin operasional dari Bank Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Gubenur Bank Indonesia No. 12/8/KEP/DpG/2010 tanggal 10
Februari 2010 dan efektif beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 1
April 2010 (http://www.bankvictoriasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23
November 2016).
Pada tahun 2011 Bank Victoria Syariah mulai melakukan ekspansi
usaha secara lebih agresif. Selain melakukan inovasi dan pengembangan
83
terhadap produkproduk dasar yang dimiliki seperti giro, tabungan dan
deposito berjangka disisi penghimpunan dana serta penyediaan berbagai
fasilitas pembiayaan, Bank Victoria Syariah juga mengembangkan jaringan
kantornya. Dan guna meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya Bank
Victoria Syariah sejak tahun 2013 mulai bergabung dengan jaringan ATM
Prima (http://www.bankvictoriasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23
November 2016).
Pada akhir tahun 2014, PT Bank Victoria Syariah mengelola asset
sebesar Rp. 1.44 Triliun dan mengoperasikan 7 (tujuh) Kantor Cabang dan 12
(dua belas) Kantor Cabang Pembantu yang berada di Jadetabek, Bandung,
Serang, Cirebon, Tegal, Solo dan Denpasar. Sampai akhir tahun 2014 PT
Bank Victoria Syariah didukung oleh 310 karyawan
(http://www.bankvictoriasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23 November
2016).
3. Sekilas Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah
Berawal dari akusisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.1067/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah
merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional,
kemudia diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah
Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan
84
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)
dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah (http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah, diakses pada tanggal
23 November 2016).
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo
perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat
terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu
melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang
digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang
merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
(http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah, diakses pada tanggal 23 November
2016).
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank
BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2009, penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur
Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje
Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah
85
(http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah, diakses pada tanggal 23 November
2016).
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi
aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus
pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi
bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan
perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang
berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
berdasarkan prinsip Syariah (http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah, diakses
pada tanggal 23 November 2016).
4. Sekilas Sejarah PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
oerbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,
transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap
sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang
No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28
86
Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu
(http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah).
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500
outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan
terhadap aspek syariah. Dengan Dean Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini
diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui
pengujian dari DPS sehingga telah mematuhi aturan syariah
(http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah).
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2000 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah
(BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya
UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan
UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen
Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat (http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah).
87
5. Sekilas Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mangalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank
di Indonesia (http://www.syariahmandiri.co.id, diakses pada tanggal 23
November 2016).
Salah satu bank konvensional PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkna dampak krisis. BSB berusaha
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asig. Pada saat bersamaan, pemerintah
melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk., sebagai pemilik mayoritas baru BSB (http://www.syariahmandiri.co.id,
diakses pada tanggal 23 November 2016).
88
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No.10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system)
(http://www.syariahmandiri.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
6. Sekilas Sejarah PT. Bank Mega Syariah
Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang
didirikan pada tanggal 14 Juli 1990 tersebut diakuisisi CT Corpora dahulu
bernama Para Group melalui PT Para Rekan Investama pada 2001. Sejak
awal, para pemegang saham memang ingin mengonversi bank umum
konvensional itu menjadi bank umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana
ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi PT Bank
Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada tanggal 27 Juli 2004. Pengonversian
tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya pertama
pengonversian bank umum konvensional menjadi bank umum syariah
(http://www.megasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
Pada 24 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun
kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan perubahan
logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister
company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., sejak 2 November 2010 sampai
89
dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah
(http://www.megasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
7. Sekilas Sejarah PT. Bank Panin Syariah
Didirikan 17 Agustus tahun 1971 dan memperoleh izin sebagai bank
devisa tahun 1972, PaninBank merupakan hasil merger Bank Kemakmuran,
Bank Industri Djaja Indonesia dan Bank Industri & Dagang Indonesia.
Keputusan PaninBank untuk menjadi Bank pertama di Indonesia yang go-
public pada tahun 1982, mencerminkan tingginya kepercayaan diri Bank yang
masih terus terjaga hingga hari ini. Dengan fundamental yang kuat,
PaninBank berhasil melewati krisis keuangan Asia 1998 sebagai Bank
Kategori A, dan selanjutnya melangkah maju mengembangkan produk dan
layanannya di bidang Perbankan Ritel dan Komersial
(http://www.panin.co.id/sekilas-panin-bank).
Dengan tetap mempertahankan pendekatan sebagai bank lokal dengan
pelayanan personal, PaninBank memanfaatkan reputasi yang telah terbina
sekian lama di segmen perbankan korporasi, untuk berkembang menjadi salah
satu bank SME terdepan di Indonesia, serta membangun basis nasabah ritel
yang kuat. Melalui beragam produk dan layanan di segmen perbankan
Konsumer, SME dan Mikro, Komersial, Korporat, dan Tresuri, PaninBank
terus menjaga komitmen untuk tumbuh dengan kompetensi yang telah teruji
dalam menciptakan nilai sejalan dengan prinsip kehati-hatian
(http://www.panin.co.id/sekilas-panin-bank).
90
Dalam perkembangan yang terakhir, PaninBank terus meningkatkan
penerapan proses tata kelola internal yang baik, dan secara efektif
memanfaatkan sistem Teknologi Informasi untuk menjawab tuntutan
pertumbuhan Bank yang dalam satu dekade ini terus menunjukkan kinerja
yang solid. Hingga akhir tahun 2015 Panin Bank memiliki total aset sebesar
Rp183,2 triliun atau merupakan salah satu dari 10 besar bank nasional. Kredit
yang diberikan sebesar Rp126,8 triliun dan Dana Pihak Ketiga sebesar
Rp128,3 triliun dan modal sendiri sebesar Rp 30,9 triliun
(http://www.panin.co.id/sekilas-panin-bank).
PaninBank terus meningkatkan produk dan pelayanan yang inovatif dan
bernilai tambah melalui cross selling dengan Perusahaan Anak dan
perusahaan afiliasi, terutama produk-produk perbankan syariah dan produk
bancassurance yang dipasarkan melalui Divisi Wealth Management. Saat ini
Panin Bank mampu menyediakan kenyamanan pelayanan sebagaimana yang
diinginkan dan layak didapatkan oleh nasabah berkat jaringan kantor
cabangnya yang terus bertambah dan kini mencapai 566 kantor cabang dan
1.023 jaringan ATM yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Kedua pemegang saham utama, yakni PT Panin Financial Tbk
(46,04%) dan ANZ Bank melalui Votraint No 1103 Pty Ltd (38.82%),
memberikan dukungan strategis bagi Bank untuk mencapai tujuan
perusahaan. Kepemilikan saham publik di Panin Bank pada akhir tahun 2015
adalah 15,14%, yang terdiri dari pemegang saham domestik dan
91
internasional, institusi dan individu (http://www.panin.co.id/sekilas-panin-
bank).
8. Sekilas Sejarah PT. Bank Bukopin Syariah
Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum,
PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT. Bank Bukopin,
Tbk., untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin
mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada
tanggal 27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah
diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
(http://www.syariahbukopin.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
Komitmen penuh dari PT. Bank Bukopin, Tbk sebagai pemegang
saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka
untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengn
pelayanan terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan
Bank Indonesia, PT. Bank Bukopin, Tbk telah mengalihkan Hak dan
Kewajiban Usaha Syariah-nya ke dalam PT. Bank Syariah Bukopin
(http://www.syariahbukopin.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
9. Sekilas Sejarah PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam
beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi
syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan
layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009
92
yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi,. PT. Bank
Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Umum Internasional Bank
(Bank UIB) yang nanti nya menjadi PT Bank BCA Syariah
(http://www.bcasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat
Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuta dihadapan Notaris Pudji
Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan
usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA
Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-09129. AH.01.02
tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan
1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar
99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,00003% dimiliki
oleh PT BCA Finance. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank
konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010
tanggal 2 Maret 2010. Dengan emperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April
201, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah
(http://www.bcasyariah.co.id, diakses pada tanggal 23 November 2016).
10. Sekilas Sejarah PT. Maybank Syariah Indonesia
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia” atau “Bank”)
adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia yang merupakan bagian
dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank), salah satu grup penyedia
93
layanan keuangan terbesar di ASEAN. Sebelumnya, PT Bank Maybank
Indonesia Tbk bernama PT Bank Internasional Indonesia (BII) yang didirikan
pada 15 Mei 1959, mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan
mencatatkan sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek Jakarta dan
Surabaya (sekarang telah mergermenjadi Bursa Efek Indonesia) pada 1989
(http://www.maybank.co.id ).
Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
yang terkoneksi dengan jaringan regional maupun internasional
Grup Maybank. Per 31 Desember 2015 Maybank Indonesia memiliki 456
cabang termasuk cabang Syariah dan kantor fungsional mikro yang tersebar
di Indonesia serta dua cabang luar negeri (Mauritius dan Mumbai, India), 17
Mobil Kas Keliling dan 1.605 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine)
yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan
ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan terhubung dengan
3.500 ATM Maybank di Singapura dan Malaysia melalui jaringan MEPS
(http://www.maybank.co.id ).
Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa
komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan
Perbankan Ritel, Perbankan Bisnis, dan Perbankan Global, serta pembiayaan
otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua
dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga
terus mengembangkan layanan dan kapasitas e-banking melalui Mobile
Banking, Internet Banking dan berbagai saluran lainnya. Per 31 Desember
94
2015, Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp115,5
triliun dan memiliki aset senilai Rp157,6 triliun (http://www.maybank.co.id).
B. Analisis Deskriptif
Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft
Excel 2013 dan software Eviews 9.0. Analisis deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi niai mean, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel yang
diamati oleh peneliti.
Tabel 4. 1
Hasil Uji Analisis Deskriptif
Date: 03/14/17
Time: 10:52
Sample: 2011 2015 MURABAHAH DPK NPF FDR MARGIN Mean 25.37281 25.55656 2.603540 98.65473 24.30080
Maximum 29.55848 32.43757 9.800000 289.2000 27.59300
Minimum 21.03948 22.19459 0.000000 46.08000 21.49937
Observations 50 50 50 50 50
Sumber : Hasil Olah Data
1. Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata pembiayaan
murabahah Bank Umum Syariah pada 10 bank yang diteliti yaitu sebesar
25.37281. Jumlah pembiayaan murabahah tertinggi sebesar 29.55848
terdapat pada Bank Mega Syariah tahun 2013, sedangkan jumlah pembiayaan
terendah sebesar 21.03948 terdapat pada Bank Maybank Syariah tahun 2012.
95
2. Simpanan Dana Pihak Ketiga
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata simpanan dana pihak
ketiga Bank Umum Syariah pada 10 bank yang diteliti yaitu sebesar 25.55656
atau Rp 2.555.656.000.000. Jumlah simpanan dana pihak ketiga tertinggi
sebesar 32.43757 atau Rp 3.243.757.000.000 terdapat pada Bank Syariah
Mandiri tahun 2015, sedangkan jumlah simpanan dana pihak ketiga terendah
sebesar 22.19459 atau Rp 2.219.459.000 terdapat pada Bank Mega Syariah
tahun 2015.
3. Non Performing Financing
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata non performing
financing Bank Umum Syariah pada 10 bank yang diteliti yaitu sebesar
2.603540 atau 2.603.540.000.000. Jumlah non performing financing tertinggi
sebesar 9800000 atau Rp 9.800.000.000.000 terdapat pada Bank Victoria
Syariah tahun 2015, sedangkan jumlah non performing financing terendah
sebesar 0000000 terdapat pada Bank Maybank Syariah Indonesia tahun 2011
dan 2013.
4. Financing to Deposit Ratio
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata financing to deposit
ratio Bank Umum Syariah pada 10 bank yang diteliti yaitu sebesar 98.65473
atau 9.865.473.000.000. Jumlah financing to deposit ratio tertinggi sebesar
2892000 atau Rp 2.892.000.000.000 terdapat pada Bank Maybank Syariah
Indonesia tahun 2011, sedangkan jumlah financing to deposit ratio terendah
96
sebesar 4608000 atau Rp 4.608.000.000 terdapat pada Bank Victoria Syariah
tahun 2011.
5. Margin Keuntungan
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata margin keuntungan
Bank Umum Syariah pada 10 bank yang diteliti yaitu sebesar 24.30080 atau
Rp 2.430.080.000.000. Jumlah margin keuntungan tertinggi sebesar 27.59300
atau Rp 2.759.300.000.000 terdapat pada Bank Syariah Mandiri tahun 2011,
sedangkan jumlah margin keuntungan terendah sebesar 21.49937 atau Rp
2.149.937.000.000 terdapat pada Bank Bukopin Syariah tahun 2011.
C. Analisis dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder
dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, yaitu menggabungkan antara
cross section dan time series yang berbentuk tahunan mulai dari periode 2011
sampai 2015. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan mengenai pengaruh
Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Financing
to Deposit Ratio (FDR) yang mana sebagai variabel independen (variabel bebas)
terhadap tingkat Pembiayaan Murabahah sebagai variabel dependen (variabel
terikat) Bank Umum Syariah (BUS). Alat pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perangkat lunak (software) komputer Eviews 9.0 dan juga
Microsoft Excel 2013 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan
variabel-variabel yang diteliti dengan metode analisis secara ekonometrik. Adapun
hasil dan analisi dari uji yang sudah dilakukan, yakni :
97
1. Estimasi Model Data Panel
Terdapat beberapa pendekatan atau metode yang bisa digunakan dalam
mengestimasi model regresi data panel yakni pendekatan Common Effect
(CE) Model, Fixed Effect (FE) Model dan Random Effect (RE) Model.
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel pada
penelitian ini dengan menggunakan model common effect atau pooled least
square dengan menggunakan pendekatan Chow Test.
a. Uji Chow
Uji chow digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, yaitu antara Fixed Effect Model dengan Common Effect
Model.
Tabel 4.2
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 8.729098 (10,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 63.667790 10 0.0000
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai
probabilitas cross section F adalah 0,00000 atau < 0,05 maka model
yang terpilih adalah Fixed Effect, yang berarti penelitian ini harus
dilakukan uji selanjutnya untuk menentukan Fixed Effect Model atau
Random Effect Model yang terpilih menggunakan uji Hausman.
98
b. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan Fixed Effect Model atau
Random Effect Model yang terpilih setelah dilakukan uji chow
sebelumnya.
Tabel 4.3
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 8.526522 4 0.0741
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
probabilitas cross section random adalah 0,0741 atau > 0,05, maka model
yang terpilih Random Effect, yang berarti penelitian ini menggunakan
model Random Effect Model.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005), Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau Residual
terdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
terdistribusi normal atau tidak. Yaitu analisis grafik dan uji statistik,
namun dalam penelitian ini menggunakan uji statistik untuk
99
mengetahui normalitas data dengan melakukan perbandingan nilai
Jarque-Bera dengan Chi-Square tabel. Berikut uji normalitas :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 55
Mean 3.29e-15
Median 0.128656
Maximum 4.237164
Minimum -4.160402
Std. Dev. 2.241813
Skewness 0.011708
Kurtosis 1.885581
Jarque-Bera 2.847345
Probability 0.240828
Sumber : Eviews 9 (data diolah)
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dapat dilihat grafik hasil dari
pengujian normalitas bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi
normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat
dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Jarque-Bera pada penelitian ini
sebesar 2.847345 lebih kecil dibandingkan dengan nilai Chi-Square
sebesar 9,488 dengan probability 0.240828 dimana probabilitas lebih
besar dari α= 0,05. Oleh karena itu menunjukan bahwa penelitian
tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan bahwa
persyaratan normalitas dapat terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel
100
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsialantar variabel
independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara variabel
independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas
atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel
independen. Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji
korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
DPK NPF FDR MARGIN DPK 1.000000 -0.078982 0.048040 0.066293
NPF -0.078982 1.000000 -0.310564 -0.018317
FDR 0.048040 -0.310564 1.000000 0.065975
MARGIN 0.066293 -0.018317 0.065975 1.000000
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa tidak ada
variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat korelasi
diantara variabel bebasnya.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatanyang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas. Metode yang digunakan untuk
101
mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji
White. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas Obs*R-
square, apabila probabilitas Obs*R-squareuji white lebih kecil dari 0,05
maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.803276 Prob. F(14,40) 0.6605
Obs*R-squared 12.06971 Prob. Chi-Square(14) 0.6007
Scaled explained SS 8.699383 Prob. Chi-Square(14) 0.8498
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari
Chi-Square sebesar 0.6007 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05,
karena nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari α= 5% maka Ho
diterima dan menolak Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
model ini tidak ada masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.670220 Prob. F(2,47) 0.5164
Obs*R-squared 1.497376 Prob. Chi-Square(2) 0.4730
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, menunjukan bahwa nilai Obs*R-
squared sebesar 1.497376, dimana hal tersebut lebih besar dari nilai α
102
sebesar 0.05 berarti probabilitas tersebut memberikan putusan bahwa
model ini terbebas dari autokorelasi.
3. Analisis Regresi Data Panel Bank Umum Syariah
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Data Panel
Dependent Variable: MURABAHAH
Method: Panel Least Squares
Date: 03/14/17 Time: 12:03
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -0.279730 0.086548 -3.232062 0.0022
NPF -0.025247 0.152630 -0.165416 0.8693
FDR 0.019415 0.008446 2.298636 0.0257
MARGIN -0.566692 0.197117 -2.874908 0.0059
C 44.44319 5.210366 8.529764 0.0000 R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, persamaan regresi data panel keseluruhan
Bank Umum Syariah diatas, menunjukan bahwa variabel simpanan dana
pihak ketiga, financing to deposit ratio dan margin keuntungan berpengaruh
terhadap pembiayaan murabahah. Hal ini berdasarkan pada nilai probabilitas
variabel simpanan dana pihak ketiga sebesar 0.0022, nilai probabilitas
variabel financing to deposit ratio sebesar 0.0257 dan nilai probabilitas
variabel margin keuntungan sebesar 0.0059 dimana nilai tersebut < 0.05.
103
Dapat dilihat pada Tabel 4.7 nilai konstanta sebesar 44.44319
menunjukkan bahwa apabila Simpanan Dana Pihak Ketiga (X1), Non
Performing Financing (X2), Financing to Deposit Ratio (X3) dan Margin
Keuntungan (X4) bernilai nol atau konstan maka nilai Profitabilitas yang
diproksikan dengan Pembiayaan Murabahah (Y) sebesar 45.37982.
Nilai koefisien regresi Dana Pihak Ketiga (X1) adalah -0.279730,
artinya jika nilai DPK mengalami kenaikan sebesar 1 poin maka akan
menurunkan Pembiayaan Murabahah sebesar 0.279730 dengan asumsi
bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi Non Performing Financing (X2) adalah -
0.025247, artinya jika nilai NPF mengalami kenaikan sebesar 1 poin maka
akan menurunkan Pembiayaan Murabahah sebesar 0.025247 dengan asumsi
bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi Financing to Deposit Ratio (X3) adalah
0.019415, artinya jika nilai FDR (X3) mengalami kenaikan sebesar 1 poin
maka akan menaikkan Pembiayaan Murabahah sebesar 0.019415 dengan
asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap.
Nilai koefisien regresi Margin Keuntungan (X4) adalah -0.566692,
artinya jika nilai Margin Keuntungan (X4) mengalami kenaikkan sebesar 1
poin maka akan menurunkan Pembiayaan Murabahah sebesar 0.566692
dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap.
104
4. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih
kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen.
Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t
tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t tabel,
maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Dependent Variable: MURABAHAH
Method: Panel Least Squares
Date: 03/14/17 Time: 12:10
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -0.279730 0.086548 -3.232062 0.0022
NPF -0.025247 0.152630 -0.165416 0.8693
FDR 0.019415 0.008446 2.298636 0.0257
MARGIN -0.566692 0.197117 -2.874908 0.0059
C 44.44319 5.210366 8.529764 0.0000
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, pengujian ini dilakukan untuk melihat
signifikansi pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Financing Deposit Ratio (FDR) dan Margin Keuntungan
105
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah (BUS) yang
terdaftar di Bank Indonesia periode 2011-2015.
1) Simpanan Dana Pihak Ketiga
H0 : Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah
Ha : Dana Pihak Ketiga berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai probabilitas simpanan Dana
Pihak Ketiga sebesar 0.0022 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa variabel
simpanan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah.
2) Non Performing Financing
H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah
Ha : Non Performing Financing berpengaruh terhadap pembiayaan
Murabahah
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai probabilitas Non Performing
Financing sebesar 0.8693 yang berarti lebih besar dari nilai α= 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak yang berarti bahwa variabel
non performing financing tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah.
106
3) Financing to Deposit Ratio
H0 : Financing to Deposit Ratio tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah
Ha : Financing to Deposit Ratio berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai probabilitas Financing to Deposit
Ratio sebesar 0.0257 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa variabel
financing to deposit ratio berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah.
4) Margin Keuntungan
H0 : Margin Keuntungan tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah
Ha : Margin Keuntungan berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai probabilitas margin keuntungan
sebesar 0.0059 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa variabel margin
keuntungan berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
5. Uji Goodness of Fit ( Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk
107
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji pengaruh
secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model
persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak
terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk dalam kategori
tidak cocok atau not fit.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan
F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel. Apabila nilai
probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel
independen secara simultan mempengaruhi variable dependennya. Apabila
nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa tidak
ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Berikut
hasil uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F :
Tabel 4.9
Hasil Uji F
R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
Sumber : E-views 9 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9, hasil F-statistic sebesar 6.129731 dengan
tingkat signifikansi 0,000429. Karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Simpanan Dana Pihak Ketiga, Non
Performing Financing, Financing to Deposit Ratio dan Margin Keuntungan
108
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah (BUS).
6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien
determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas
yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu
variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai
R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variable terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan,
Adjusted R Square (R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square
Tabel 4.10
Hasil Uji Adjusted R Square
R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
Sumber : Eviews 9 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, Random Effect Model dapat dilihat
bahwa nilai Adjusted R-Square yang terbentuk dalam penelitian ini adalah
sebesar 27,54% yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen
109
(Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Margin Keuntungan) dalam
menjelaskan variabel dependen (pembiayaan murabahah pada Bank Umum
Syariah) sebesar 27,54% sementara sisanya sebesar 72,46% dipengaruhi oleh
variabel independen lain yang tidak digunakan pada penelitian ini seperti,
Capital Adequacy Ratio (CAR), ROA, ROE, BOPO, dll.
7. Interpretasi Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Financing Deposit Ratio (FDR) dan Margin Keuntungan
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah (BUS) yang
terdaftar di Bank Indonesia periode 2011-2015. Berdasarkan uji chow yaitu
uji untuk menentukan model yang lebih cocok antara Common Effect, Fixed
Effect atau Random Effect maka model yang terpilih adalah model estimasi
Random Effect. Berdasarkan model estimasi yang terpilih, maka persamaan
regresi yang terbentuk adalah :
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Y = β0 + β1 DPK + β3 FDR + β4 Margin + e
Pembiayaan Murabahah = 44.44319 – 0.279730 X1 + 0.019415 X3 – 0.566692
X4 + e
110
Keterangan :
DPK = Dana Pihak Ketiga periode 2011-2015
FDR = Financing to Deposit periode 2011-2015
Margin = Margin Keuntungan periode 2011-2015
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel diatas menjelaskan bahwa
pengaruh hubungan antara variabel independen terhadap Pembiayaan
Murabahah :
a. Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan aplikasi Eviews 9 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel DPK memiliki pengaruh
terhadap Pembiayaan Murabahah. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan
melihat tabel 4.8 dimana nilai probabilitas variabel DPK adalah sebesar
0,0022 nilai probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat
dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.
Hal tersebut menjelaskan bahwa jika DPK semakin tinggi maka
simpanan yang ada pada bank akan semakin meningkat. Dengan
meningkatnya dana simpanan bank maka kinerja bank akan meningkat maka
dari itu besar kecil nya DPK akan berpengaruh terhadap Pembiayaan
Murabahah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Andreany (2011), Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanan dana pihak
ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume pembiayaan,
111
tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
pembiayaan, non performing financing berpengaruh negatif terhadap volume
pembiayaan.
Ferial Nurbaya (2013), Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah, ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah, FDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah dan
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
Herni Ali (2014), Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanan dana
pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil, non performing financing berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil, dan suku bunga kredit berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
Samhan Yanis (2015), Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER,
DPK, FDR, CR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah.
b. Pengaruh Financing Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan aplikasi Eviews 9 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel FDR memiliki pengaruh
terhadap Pembiayaan Murabahah. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan
melihat tabel 4.8 dimana nilai probabilitas variabel DPK adalah sebesar
112
0,0257 nilai probabilitas kurang dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat
dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.
Hal tersebut menjelaskan bahwa jika FDR semakin tinggi maka laba
yang ada pada bank akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya FDR
bank maka kinerja bank akan meningkat maka dari itu besar kecil nya FDR
akan berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ferial
Nurbaya (2013) dengan penelitian nya yang berjudul “Analisis Pengaruh
CAR, ROA, FDR dan DPK terhadap Pembiayaan Murabahah”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan financing to
deposit ratio berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
c. Pengaruh Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan aplikasi Eviews 9 yang telah
dijabarkan diatas, dapat diketahui bahwa variabel margin keuntungan
memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dengan melihat tabel 4.8 dimana nilai probabilitas variabel margin
keuntungan adalah sebesar 0,0059 nilai probabilitas kurang dari tingkat
signifikansi 0,05, sehingga dapat dipastikan bahwa variabel ini berpengaruh
terhadap Pembiayaan Murabahah.
Hal tersebut menjelaskan bahwa jika margin keuntungan semakin
tinggi maka keuntungan yang bank peroleh juga akan semakin meningkat.
Dengan meningkatnya margin keuntungan maka kinerja bank akan
113
meningkat maka dari itu besar kecil nya margin keuntungan akan
berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Khodijah Hidayyatul Maula (2011) dengan penelitian nya yang berjudul
“Pengaruh DPK, Modal Sendiri, Marjin Keuntungan, dan NPF terhadap
Pembiayaan Murabahah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahwa DPK
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah,
modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah, NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah, Margin keuntungan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pembiayaan murabahah dengan objek penelitian dilakukan
terhadap sebelas Bank Umum Syariah (BUS) periode 2011–2015. Berdasarkan
analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi data panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji individu Simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum
Syariah. Dengan demikian, H1 yang menyatakan bahwa Simpanan Dana
Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan
Murabahah.
2. Berdasarkan hasil uji individu Non Performing Financing (NPF) tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah.
Dengan demikian, H2 yang menyatakan bahwa Non Performing Financing
(NPF) tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah.
3. Berdasarkan hasil uji individu Financing Deposit Ratio (FDR) berpengaruh
positif terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Dengan
demikian, H3 yang menyatakan bahwa Financing Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.
4. Berdasarkan hasil uji individu Margin Keuntungan berpengaruh positif
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Dengan
115
demikian, H4 yang menyatakan bahwa Margin Keuntungan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.
5. Variabel simpanan Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing,
Financing to Deposit Ratio dan Margin Keuntungan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah.
B. Implikasi
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang sangat berarti
bagi investor dan menjadi sumbangan pemikiran dunia ekonomi dalam
menetapkan kebijakan operasionalnya. Informasi yang diperoleh dalam
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan sebagai bahan
pertimbangan analisa sebelum mengambil keputusan.
2. Bagi Emiten (Perusahaan)
Untuk emiten (perusahaan), penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menanamkan dana atau investasi khususnya
pada Bank Umum Syariah.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat menambah kepustakaan di bidang manajemen Bank
Syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel yang lebih signifikan secara statistik dan
116
menambah periode waktu yang lebih ter-update, sehingga data akan
lebih representative dan lebih lengkap dari penelitian saat ini.
117
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Moh. Syafii, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, Gema Insani Press,
Jakarta, 2001.
______, _________, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, Gema Insani Press,
Jakarta, 2009.
Ansofino, dkk. “Buku Ajar Ekonometrika”, Deepublish bekerja sama dengan
STKIP PGRI Sumber Press, Yogyakarta, 2016.
Ascarya, “Akad dan Produk Bank Syariah”, Rajawali Pres, Jakarta, 2011.
Chapra, M.Umer, “The Future of Economics: An Islamic Perspective, Shariah
Economics and Banking Istitute”, Jakarta, 2001.
Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, Jakarta : Ghalia Indonesia,
2005.
___________, _______, “Manajemen Perbankan”, Jakarta : Ghalia Indonesia,
2009.
Firdaus, Muhammad, dkk., “Konsep dan Implementasi Bank Syariah”, Jakarta :
Renaisan Anggota IKAPI, 2005.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,
Semarang : Badan Penerbit Undip, 2009.
118
Gujarati, Damodar N, “Dasar-dasar Ekonometrika”, Edisi Ketiga, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta, 2006.
Hamid, Abdul, “Buku Panduan Skripsi”, Edisi I. Jakarta : FEIS UIN Press
Grafika Karya Utama, 2007.
Indriantoro, dan Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen” (Edisi Pertama), Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta, 2002.
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
______, “Manajemen Perbankan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Kuncoro, Mudrajad dan Suharjono, “Manajemen Perbankan, Teori dan
Aplikasi”, cet. Ke-1, Yogyakarta : BPFE, 2002.
_______, ____________________, “Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi
untuk Bisnis dan Ekonomi)”, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2011.
Mahmoeddin, As Haji, “Melacak Kredit Bermasalah”, Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2004.
Muhammad, “Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank
Syariah”, Yogyakarta : UII Press, 2004.
119
_________, “Manajemen Bank Syariah”, Yogyakarta : Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN, 2005.
Nawawi, “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif”,
Cet. Keempat. Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University, 2001.
Nur Gilang Giannini, “Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, Accounting Analysis
Journal:97-103, 2012.
Riyadi, Selamet, ”Banking Assets and Liability Management”, (Edisi Ketiga)
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006.
Rochmanika Fuad, Aulia, “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi
Hasil dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia”, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, t.t.
Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, (Edisi Keempat) Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005.
Saeed, Abdullah, “Bank Islam dan Bunga”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Santoso, Singgih dan Fandy, “Riset Pemasaran dan Aplikasi dengan SPSS”,
Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007.
120
Sudarsono, Heri, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, Yogyakarta :
Ekonisia, 2004.
Suwiknyo, “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2010.
Soeratno dan Lincolin Arsyad, “Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan
Bisnis”, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 1995.
Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung : Alfabeta, 2004.
Supardi, “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Cet. Ke-1, Yogyakarta :
UII Press, 2005.
Wibowo, “Manajemen Kinerja”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Widarjono, Agus, “Analisis Statistik Multivariat Terapan”,Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2010.
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik Dengan Eviews”,
UPP STIM YKPN, 2015.
Wiroso, “Jual Beli Murabahah”, cet. Ke-1, Yogyakarta : UII Press, 2005.
Yama, dan Adityawati, “Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”,
2009.
121
Yaya, Rizal, dkk., “Akun Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer”,
Jakarta : Salemba Empat, 2009.
Internet
http://www.bi.go.id/statistik/perbankan/syariah
http://www.bi.go.id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2004/se-6-23-dpnp.pdf
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf
Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8”,
Perbanas, 2015 dari http://docplayer.info/81351-Operasionalisasi-regresi-data-
panel-dengan-eviews-8.html diakses 5 Desember 2016.
http://www.republika.co.id/fenomena-pembiayaan-murabahah diakses 20 Januari
2017.
Laporan Tahunan
Data Bank Syariah Muamalat, diakses pada 23 November 2016
http://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan
Data Bank BRI Syariah, diakses pada 23 November 2016 http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan
Data Bank BNI Syariah, diakses pada 23 November 2016
http://www.bnisyariah.co.id/category/investor-relations/laporan-tahunan
Data Bank Syariah Mandiri, diakses pada 23 November 2016
http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/
Data Bank Panin Syariah, diakses pada 23 November 2016
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami/laporankeuangan
Data Bank Bukopin Syariah, diakses pada 23 November 2016
http://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan
122
Data Bank BCA Syariah, diakses pada 23 November 2016
http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/
Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank
Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah,
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4434 (diunduh pada 30 Oktober 2016)
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tentang Kualitas
Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 78 DPbS,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4647 (diunduh pada 2
September 2016)
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No. 38 DPNP, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4382 DPNP
Peraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun
1992. Lembaran Republik Negara Indonesia Tahun 1992 No. 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3473
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang No.21
Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 94, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.4867
Indonesia, Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 No. 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 3790
Indonesia, Undang-Undang Tentang Surat Berharga Syariah Negara, Undang-
Undang No. 19 Tahun 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
No. 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4852
123
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Variabel Dependen dan Independen
Nama Bank Tahun DPK NPF FDR MARGIN MURABAHAH
BNI
2011 29,54085987 3,62 78,6 24,23044354 28,77588066
2012 29,82245116 2,02 84,99 25,34717927 22,27803635
2013 30,06656244 2,81 97,86 25,48938071 22,79882485
2014 30,41886784 1,74 92,6 25,81855473 23,16361087
2015 30,59231721 1,43 91,94 26,15491145 23,32491795
MEGA
2011 22,31941586 3,03 83,8 24,70978388 21,95144333
2012 22,68462742 2,67 88,88 25,94292953 29,30998509
2013 22,7691506 2,98 93,37 25,73082975 29,5584763
2014 22,49499265 3,89 93,61 23,487003 26,85375292
2015 22,19459045 4,26 98,49 23,22666707 26,82277729
MUAMALAT
2011 24,01043562 2,99 76,76 25,99138169 23,03004213
2012 24,27586727 3,63 94,15 24,54426944 23,5045665
2013 24,45592291 3,46 99,99 25,83005944 23,69711031
2014 24,65912255 4,85 84,14 24,79944643 23,72756134
2015 24,53166016 4,21 90,3 25,03393073 23,57478126
BSM
2011 31,48985429 0,95 86,03 21,49937454 27,59300
2012 32,25856904 1,14 94,4 21,84754587 24,03923207
2013 32,25856904 2,29 89,37 22,05140128 24,22602653
2014 32,38343821 4,29 81,92 22,06847775 25,99992536
2015 32,43757175 4,05 81,99 22,0666527 26,0023749
BCA
2011 23,04319957 0,2 78,8 22,64018845 24,75511424
2012 22,68897861 0,1 79,9 22,85149754 25,2006481
2013 22,73013669 0,1 83,5 23,26494657 25,42886942
124
2014 22,77405067 0,1 91,2 23,28436163 25,4886057
2015 22,81438888 0,7 91,4 23,87600186 25,5281963
BRI
2011 23,50264396 2,77 90,55 23,17857202 22,38643407
2012 23,51418552 3 100,96 25,34715964 22,66430701
2013 23,52298323 4,06 102,7 25,58740993 22,9035703
2014 23,53453426 4,6 93,9 22,60730058 23,01165058
2015 23,54422797 4,86 84,16 25,53249461 23,00360532
BUKOPIN
2011 23,43131604 1,74 83,54 23,22535731 28,26494894
2012 23,42214074 4,59 91,98 23,57379891 28,57803502
2013 23,43131604 4,27 100,29 23,69613882 28,79978116
2014 23,44456126 4,07 92,89 22,87013235 28,42446602
2015 23,45594361 2,99 90,56 24,10595975 28,42129501
PANIN
2011 23,28436163 0,82 167,7 22,94604986 26,65858587
2012 23,36353672 0,2 105,66 24,28021262 27,36278474
2013 23,4226116 1,02 90,4 23,78347413 27,83884796
2014 23,46022738 0,53 94,04 24,98508619 27,14867928
2015 23,47053675 2,63 96,43 24,70440437 26,99027282
VICTORIA
2011 23,29205397 2,43 46,08 23,74656464 25,99897966
2012 23,31695215 3,19 46,08 23,0421179 26,70675113
2013 23,35017829 3,71 84,65 22,12813658 27,07463835
2014 23,3579565 7,1 95,19 23,68678479 26,84653028
2015 23,35781301 9,8 95,29 23,90136133 26,44015866
MAYBANK
2011 26,71252796 0 289,2 24,41884778 27,62962214
2012 21,03948 0,0125 197,7 24,4209068 27,94729065
2013 26,37768999 0 152,87 24,4457493 27,99288259
2014 26,50682945 0,0429 157,77 24,74777789 28,1115937
2015 23,70601418 0,0493 110,54 26,40817805 28,07056554
125
2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
A. Hasil Uji Random Effect Model
Dependent Variable: MURABAHAH
Method: Panel Least Squares
Date: 03/14/17 Time: 12:03
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -0.279730 0.086548 -3.232062 0.0022
NPF -0.025247 0.152630 -0.165416 0.8693
FDR 0.019415 0.008446 2.298636 0.0257
MARGIN -0.566692 0.197117 -2.874908 0.0059
C 44.44319 5.210366 8.529764 0.0000 R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
B. Hasil Uji Analisis Deskriptif
Date: 03/14/17 Time: 11:52
Sample: 2011 2015 MURABAHAH DPK NPF FDR MARGIN Mean 25.37281 25.55656 2.603540 98.65473 24.30080
Maximum 29.55848 32.43757 9.800000 289.2000 27.59300
Minimum 21.03948 22.19459 0.000000 46.08000 21.49937
Observations 55 55 55 55 55
C. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 8.729098 (10,40) 0.0000
Cross-section Chi-square 63.667790 10 0.0000
126
D. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 8.526522 4 0.0741
E. Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 55
Mean 3.29e-15
Median 0.128656
Maximum 4.237164
Minimum -4.160402
Std. Dev. 2.241813
Skewness 0.011708
Kurtosis 1.885581
Jarque-Bera 2.847345
Probability 0.240828
F. Hasil Uji Multikolinearitas
DPK NPF FDR MARGIN DPK 1.000000 -0.078982 0.048040 0.066293
NPF -0.078982 1.000000 -0.310564 -0.018317
FDR 0.048040 -0.310564 1.000000 0.065975
MARGIN 0.066293 -0.018317 0.065975 1.000000
G. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.803276 Prob. F(14,40) 0.6605
Obs*R-squared 12.06971 Prob. Chi-Square(14) 0.6007
Scaled explained SS 8.699383 Prob. Chi-Square(14) 0.8498
H. Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.670220 Prob. F(2,47) 0.5164
Obs*R-squared 1.497376 Prob. Chi-Square(2) 0.4730
127
I. Hasil Uji Regresi Data Panel Bank Umum Syariah
Dependent Variable: MURABAHAH
Method: Panel Least Squares
Date: 03/14/17 Time: 12:03
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -0.279730 0.086548 -3.232062 0.0022
NPF -0.025247 0.152630 -0.165416 0.8693
FDR 0.019415 0.008446 2.298636 0.0257
MARGIN -0.566692 0.197117 -2.874908 0.0059
C 44.44319 5.210366 8.529764 0.0000 R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
J. Hasil Uji Hipotesis (Uji T)
Dependent Variable: MURABAHAH
Method: Panel Least Squares
Date: 03/14/17 Time: 12:10
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -0.279730 0.086548 -3.232062 0.0022
NPF -0.025247 0.152630 -0.165416 0.8693
FDR 0.019415 0.008446 2.298636 0.0257
MARGIN -0.566692 0.197117 -2.874908 0.0059
C 44.44319 5.210366 8.529764 0.0000
128
K. Hasil Uji Goodness of Fit (Uji F)
R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
L. Hasil Uji Adjusted R Square
R-squared 0.329030 Mean dependent var 25.37281
Adjusted R-squared 0.275352 S.D. dependent var 2.464931
S.E. of regression 2.098304 Akaike info criterion 4.406644
Sum squared resid 220.1439 Schwarz criterion 4.589128
Log likelihood -116.1827 Hannan-Quinn criter. 4.477212
F-statistic 6.129731 Durbin-Watson stat 0.837888
Prob(F-statistic) 0.000429
129
3. Gambar Tabel
A. T – Tabel
130
B. Chi – Square