MUSIK BRUNEI DARUSSALAM
Orkestra Gulintangan
Orkestra (musik) Gulintangan merupakan seni musik tradisional Brunei Darussalam. Lazimnya seni musik, Gulintangan merupakan media ekspresi kegembiraan, kedukaan, dan ucapan syukur dalam tradisi masyarakat Brunei Darussalam. Pada masa kini, Gulintangan menjadi hiburan dalam tradisi pernikahan dalam masyarakat Brunei Darussalam serta musik penyambutan sebagai ucapan selamat datang dalam acara-acara yang digelar oleh para pejabat tinggi Negara Brunei Darussalam.
Orkestra Gulintangan terdiri dari seperangkat alat musik, yaitu: gulintangan, canang, tawak-tawak, gong, dan gandang labik. Keempat alat musik tersebut (gulintangan, canang, tawak-tawak, gong) dibuat dari bahan baku tembaga.
Kelima puak yang berada di Brunei Darussalam memiliki tradisi Orkestra Gulintangan. Namun, dari kelima puak tersebut, masing-masing terdapat perbedaan dalam jumlah alat musik. Salah satu perbedaan misalnya perbedaan dalam menggunakan gandang labik, yaitu terdapat puak yang hanya menggunakan sebuah gandang labik, namun ada pula yang menggunakan dua buah, bahkan di dalam tradisi Puak Murut tidak menggunakan gandang labik dalam tradisi Orkestra Gulintangan mereka. Meskipun demikian, dari kelima puak tersebut tetap memiliki persamaan, yaitu tetap menggunakan gulintangan yang terdiri dari 8 buah gong kecil dan canang.
a.Alat Musik
Gulintangan
Alat musik ini terdiri dari delapan gong kecil yang disusun berjejer. Gulintangan merupakan alat musik utama dalam Orkestra Gulintangan. Alat musik ini berfungsi sebagai pembuka untuk memulai memainkan sebuah musik. Tanpa gulintangan maka Orkestra Gulintangan tidak mungkin bisa dimainkan.
Canang
Canang merupakan alat musik berbentuk gong yang digantungkan dengan tali. Alat musik ini bersifat sebagai pengiring dalam Orkestra Gulintangan. Canang bukan alat musik yang mampu mengendalikan cepat-lambat tempo sebuah musik. Namun tanpa adanya canang, Orkestra Gulintangan terasa kurang lengkap karena terasa ada sesuatu bunyi yang hilang dalam permainan musiknya.
Tawak-tawak
Alat musik tawak-tawak berbentuk gong yang berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan canang, namun lebih kecil jika dibandingkan dengan gong. Dalam Orkestra Gulintangan, masyarakat Brunei Darussalam menyebut bahwa tawak-tawak berfungsi sebagai peningkul dan peningkah. Oleh karena itu, tawak-tawak lazim disebut sebagai tawak-tawak peningkul dan tawak-tawak peningkah. Ketiadaan tawak-tawak menjadikan bunyi musik dari sebuah Orkestra Gulintangan akan sumbang.
Dari kelima puak yang terdapat di Brunei Darussalam, tawak-tawak yang dipakai oleh Puak Dusun dan Tutong lebih banyak daripada yang dipakai oleh ketiga puak lainnya. Selain sebagai peningkah dan peningkul, tawak-tawak di kedua puak ini juga berfungsi sebagai pengayas. Puak Dusun menyebut tawak-tawak pengayas ini dengan nama teritik.
Gong
Gong merupakan alat musik mengiringi permainan dalam Orkestra Gulintangan. Alat musik ini berfungsi sebagai penegas dalam setiap jeda irama musik. Tanpa kehadiran gong, maka musik dalam Orkestra Gulintangan terasa sepi
Gandang Labik
Alat musik ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan gulintangan, yaitu sebagai penanda untuk memulai dan mengakhiri permainan sebuah musik. Gandang labik membuat irama musik menjadi lebih hidup, ramai, dan ?penuh?. Dalam Orkestra Gulintangan, gandang labik yang dipakai sebagai dua buah.
b.Fungsi Lain Alat Musik Orkestra Gulintangan
Selain sebagai alat musik, beberapa puak di Brunei Darussalam memfungsikan alat musik Orkestra Gulintangan dalam berbagai kepentingan. Alat musik gulintangan selain berfungsi sebagai alat musik utama dalam Orkestra Gulintangan juga sering dijadikan koleksi oleh beberapa kolektor alat musik.
Canang menempati fungsi tersendiri selain sebagai alat musik dalam tradisi Puak Dusun. Dalam puak ini canang dijadikan sebagai salah satu alat pembayar denda apabila salah satu warganya melanggar hukum adat.
Tawak-tawak dalam tradisi masyarakat Brunei juga dipercaya sebagai alat untuk menemukan seseorang yang dipercaya telah diculik oleh makhluk halus. Puak Dusun menggunakan tawak-tawak sebagai alat pemberitahuan berita kematian. Puak Tutong memfungsikan tawak-tawak sebagai alat pemberitahuan apabila terjadi musibah, misalnya musibah orang hilang dan orang dimakan buaya. Sedangkan pada zaman dahulu, Puak Murut menjadikan tawak-tawak sebagai tempat duduk (pelaminan) kedua mempelai dalam sebuah pernikahan.
Puak Murut menjadikan gong sebagai hantaran dalam sebuah pernikahan. Selain itu, gong juga berfungsi sebagai penebus kesalahan apabila seseorang telah melanggar hukum adat. Dalam tradisi Puak Murut, gong dikuburkan bersama orang yang telah meninggal dalam tradisi kematian. Biasanya gong ini dipecah-pecah terlebih dahulu sebelum dikuburkan untuk menghindari dari tindakan pencurian.
Musik Arab
1. Perkembangan Musik
Musik tradisi Arab diyakini telah ada sejak abad ke-3. Budaya musiknya merupakan
perpaduan dari tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan
Byzantium (awal abad ke-4 sampai abad ke-6), dan nyanyian religi dari daerah Semenanjung
Arab.
Berbagai tulisan musik (partitur) baru ditemukan setelah berkembangnya agama Islam
di Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah pada abad ke-7. Puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Harun Al-Rasyid (766-809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung
seni musik tradisi Arab. Ahli teori musik yang terkenal adalah Al-Farabi (900-950) dan
Avicena (980-1037).
Musik bagi bangsa Arab erat hubungannya dengan magis dan falakiah. Meskipun
tradisi musik Arab telah mengalami perubahan beribu-ribu tahun lamanya, mereka tetap
memiliki ciri khas tersendiri dalam format musiknya.
2. Ragam Musik
a. Nyanyian Religi
Menurut sejarahnya, corak musik Arab erat hubungannya dengan nyanyian ayat-ayat
suci dalam Al-Quran. Dalam hal ini, nyanyian tersebut merupakan isi dari firman Tuhan yang
dilantunkan dengan hafalan. Sehingga, perhatian utama dalam nyanyian tersebut dalah teks
lagu.
Kefasihan berpidato dan menghafal Al-Quran sangat diperhatikan dalam budaya
Arab. Karenanya, mulai dibentuk nyanyian kasidah dengan berbagai tema seperti keindahan
alam, peristiwa politik, pengalaman religius, dan cerita tradisi klasik pra Islam.
b. Musik Rakyat
Banyak musik tradisi rakyat yang dapat ditemukan di sepanjang daerah Arab. Musik
negara-negara jazirah Arab yang kaya dengan permainan drum, menunjukkan hubungannya
yang luas dengan pedagang dari Afrika. Tradisi Gnawa dari Maroko, mengambil nama dari
para budak Guinean yang dibawa ke Maroko dari Afrika Barat. Musik Nubian di Mesir
menggambarkan musik arab yang unik dengan sistem nada pentatonik dan irama khusus.
c. Nyanyian Populer
Musik Arab popuer merupakan perpaduan dari kedua ragam musik di atas. Keyboard
elektrik yang disesuaikan dengan maqamat mengiringi para penyanyi di dalam
penampilannya. Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok dalam
pertunjukan musik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muda. Dalam hal lirik lagu,
penyanyi berusaha untuk mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan gaya dan bahasanya.
3. Sistem Nada
Musik Arab memiliki ciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara
umum sangat kaya akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk
membuat berbagai variasi. Cara berolah musiknya sering memakai variasi dan improvisasi
dengan dasar melodi sebelumnya. Cara ini disebut maqamat. Melodi lagu terdiri atas
sejumlah variasi melodi (sekitar 52 variasi). Nada-nada yang dipakai secara umum lebih
banyak daripada yang dikenal dalam musik Barat. Di antaranya terdapat nada-nada yang
memiliki jarak interval yang sangat kecil (microtones).
Struktur pola ritme musik Arab cukup kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang
pasti dan konstan seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disent nonmetris. Dalam permainan
musiknya terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum (ketukan beraksen,
tesis), taks (ketukan tak beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat.
4. Instrumen Musik
Instrumen musik yang dipakai dalam musik Arab diantaranya:
a. Ud dan Lute, sebuah prototipe dari kecapi Eropa
b. Nay, sejenis flute
c. Perkusi (kettle drum, frame drum, dan drum berbentuk jam pasir)
d. Rababah/rebab, sebuah prototipe dari biola Eropa
e. Mizmar, instrumen musik Mesir
f. Mijwiz, insrumen musik Lebanon
g. Santur, sejenis sitar