LAPORAN PENELITIAN
KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Genap
Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Fathoni, M.Pd
Oleh :
DHORA RESIANA W NIM : A54E111033
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTAS1 FKIP – PGSD – PSKGJ – POKJAR PATI
2012
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 3
B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Batasan Istilah …………………………………………………….. 5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Matematika SD ………………....................................................... 7
B. Karakter Siswa ……………................................................................ 9
C. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .......................................... 9
D. Kemampuan Matematika ……………………………......................... 10
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 11
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 11
C. Prosedur Pengumpulan Data …………................................................ 13
D. Prosedur Pengembangan Instrumen Pendukung …….......................... 13
E. Proses Validasi ………........................................................................ 14
F. Prosedur Analisis Data ........................................................................ 14
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil …………….…………………................................... 16
B. Pembahasan ....................................................................................... 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24
LAMPIRAN ................................................................................................. 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi
pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya
untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945.
Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin
mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter
sebagai dasar pembangunan pendidikan.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata
hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah,
akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur,
disiplin,toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu
bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, akan tetapi juga
mampu merasakan (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya
(aspek psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang
lebih luas di masyarakat.
Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan
menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan
yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah (school
culture).
Standar Isi Kurikulum (Peraturan Menteri no. 22 tahun 2006) menyebutkan bahwa
tujuan pembelajaran matematika pada jenjang S adalah :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
3
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram. atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan pembelajaran tersebut menekankan pada pemahaman konsep, penalaran,
pemecahan masalah, komunikasi, maupun sikap saling menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan, seperti memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika.
Dari tujuan pembelajaran tersebut jelas tersirat dan tersurat akan pendidikan karakter.
Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian agar dengan tujuan pembelajaran matematika
tidak hanya tercapai kompetensinya saja tapi karakternya pun tercapai. Kompetensi membuat
seseorang bisa melakukan tugasnya dengan baik, namun karakterlah yang membuatnya
bertekat mencapai yang terbaik.
Meningkatnya kompetensi manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak dengan sendirinya disertai peningkatan kebajikan yang ada di hati. Kompetensi yang
tidak disertai kebajikan cenderung akan membawa umat manusia ke keadaan yang
mengancam kualitas kehidupannya bahkan keberadaannya. Oleh karena itu, adalah suatu hal
yang sangat mendesak untuk menegakkan kembali pendidikan karakter, termasuk pendidikan
karakter di sekolah.
Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru menunjukkan bahwa selalu terdapat
siswa yang tidak dapat memenuhi skor rata-rata minimal yang ditetapkan dalam
pembelajaran matematika. Hal ini dapat menjadi indikasi masih ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mempelajari materi matematika . Siswa yang telah memiliki sejumlah
pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah, sering tidak cukup
mampu menggunakan kemampuannya untuk menyelesaikan hal-hal baru atau masalah yang
belum akrab dengan dirinya. Selain itu, belum terbinanya sikap belajar yang positif dan
mandiri akan berimplikasi bagi rendahnya kemampuan matematika siswa.
Karena kemampuan matematika siswa sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil
belajar matematika, maka bila berhadapan dengan hasil belajar matematika sejumlah siswa
yang tidak dipilih secara khusus berdasarkan kecerdasannya, maka di antara mereka pasti
terdapat siswa yang pandai, sedang dan lemah. Peneliti ingin menggambarkan karakter siswa
yang berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.
4
Kemampuan-kemampuan siswa tersebut tidak dapat digambarkan secara jelas karena
proses berpikir siswa adalah sesuatu yang kasat mata. Seorang guru tidak dapat melihat
langsung kemampuan matematika siswa melalui proses berpikir yang sedang terjadi pada
seorang siswa saat dihadapkan pada sejumlah pertanyaan, tetapi dapat mengetahui
kemampuan itu dari nilai hasil belajar matematika.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai profil karakter siswa
dilihat dari kemampuan matematika melalui pendidikan karakter.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah maka pertanyaan penelitian ini secara umum adalah
“Bagaimana KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER?”.
Adapun pertanyaan penelitian secara khusus adalah :
1) Bagaimana KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER?.
2) Bagaimana KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER ?.
3) Bagaimana KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER .
D. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, perlu ditegaskan beberapa
batasan istilah sebagai berikut :
1. Profil adalah suatu deskripsi verbal dan visual dengan grafik atau diagram yang
menggambarkan tingkat kemampuan matematika siswa.
2. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. (Kementerian Pendidikan
Nasional, Balitbang puskur,2010; 3).
5
3. Kemampuan matematika adalah kecakapan matematika siswa yang dilihat dari skor rata-
rata ulangan harian selama satu semester.
4. Pendidikan karakter adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup
atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam
tujuan pendidikan nasional. (Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang puskur,
2010:13).
E. Manfaat Penelitian
Sementara manfaat yang diharapkan adalah
1. Bagi guru :
- Sebagai bahan masukan dalam penerapan cara mengajarkan dengan mengunakan
pendidikan karakter
- Dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran matematika berbasis pendidikan
karakter.
2. Bagi Siswa :
- Dapat Meningkatkan kadar pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
- Mendapatkan pengalaman belajar karakter terutama karakter teliti, kreatif, pantang
menyerah dan rasa ingin tahu.
3. Bagi Sekolah
Sebagai informasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika dengan mengunakan pendidikan karakter.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Beberapa hal yang akan dibahas dalam bab ini adalah tinjauan tentang ruang
lingkup matematika SD, karakter siswa, pendidikan karakter , kemampuan matematika siswa.
A. Matematika SD
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi
dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan berkerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif.
Seperti yang telah diungkapkan dalam peraturan Menteri no 22 tahun 2006 tentang
tujuan pembelajaran matematika yang menenjukkan betapa penting peranan pengajaran
matematika dalam upaya mengantarkan dan mewujudkan peserta didik menjadi manusia
yang mampu bertahan hidup dalam masyarakat modern dan bertekhnologi maju, saat ini dan
masa yang akan datang.
Salah satu bekal yang perlu disampaikan kepada siswa agar mereka dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat yang semakin modern adalah kemampuan matematika
yang akan diperoleh siswa dengan baik apabila dalam pembelajaran terjadi komunikasi antara
guru dan siswa maupun antar siswa yang merangsang terciptanya partisipasi. Siswa diberi
kesempatan untuk memahami suatu konsep matematika dari hasil berbagi ide antar siswa.
Guru dapat merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh pendidikan
karakter merupakan hal yang perlu mendapat prioritas bagi kemajuan guru dan siswa oleh
karena itu perlu dikembangkan strategi pembelajaran matematika melalui pendidikan
karakter dikelas.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup nilai teliti , kreatif, pantang menyerah dan rasa ingin tahu.
(Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang puskur,2010; 51).
7
Standar Isi Kurikulum (Peraturan Menteri no. 22 tahun 2006) menyebutkan bahwa
tujuan pembelajaran matematika pada jenjang SD adalah :
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram. atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
Karena kemampuan siswa sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil belajar, maka
bila berhadapan dengan hasil belajar sejumlah siswa yang tidak dipilih secara khusus
berdasarkan kecerdasannya, maka di antara mereka pasti terdapat siswa yang pandai, sedang
dan lemah. Peneliti ingin menggambarkan kemampuan siswa yang berkemampuan
matematika tinggi, sedang dan rendah. Bagaimana profil karakter siswa berdasarkan
kemampuan matematika melalui pendidikan karakter ?.
Kemampuan-kemampuan siswa tersebut tidak dapat digambarkan secara jelas karena
proses berpikir siswa adalah sesuatu yang kasat mata. Seorang guru tidak dapat melihat
langsung kemampuan matematika siswa melalui proses berpikir yang sedang terjadi pada
seorang siswa saat dihadapkan pada sejumlah pertanyaan, tetapi dapat mengetahui itu dari
kualitas respons-respons yang diberikan, termasuk kemampuan siswa dalam merespons soal
matematika.
B. Karakter Siswa
Secara umum karakter dikaitkan dengan sifat khas atau istimewa atau ketaatan
moral, atau pola tingkah laku seseorang. Karakter baik dimanifestasikan dalam kebiasaan
8
baik di kehidupan sehari-hari : pikiran baik, hati baik, dan tingkah laku baik. Berkarakter baik
berarti mengetahui yang baik, mencintai kebaikan, dan melakukan yang baik.
Karakter bersifat memancar dari dalam ke luar (inside-out). Artinya, kebiasaan
baik tersebut dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang lain melainkan atas
kesadaran dan kemauan sendiri.
Telaah mengenai karakter hampir selalu dikaitkan dengan konsep kebajikan.
Kebajikan adalah karakteristik utama pada manusia dan masyarakat yang sangat dihargai
oleh para filsuf dan rohaniawan dari berbagai agama. Konsep tentang kebajikan dan karakter
bisa ditemukan dalam berbagai budaya dan agama di dunia. Ada berbagai klasifikasi
mengenai karakter yang dituntut pada mata pelajaran matematika jenjang SD, yaitu
1. Teliti : Bekerja secara teratur, rinci ,tertib , cermat, rapi serta selalu mengecek ulang segala pekerjaan yang telah dilakukan.
2. Kreatif : memikirkan cara baru dan produktif dalam mengkonsepsikan dan melakukan
sesuatu; termasuk di dalamnya, namun tak terbatas hanya pada, prestasi artistik.
3. Pandang menyerah : Terus mencoba , berusaha dengan gigih dalam mempertahankan
pendapat yang berkaitan dengan sesuatu.
4. Rasa ingin tahu : minat mencari kebaruan, keterbukaan terhadap pengalaman baru;
menaruh perhatian pada hal-hal atau pengalaman baru; melihat berbagai hal atau topik
sebagai hal-hal menarik; menjelajah dan berusaha menemukan sesuatu.
C. Pendidikan Karakter
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri menunjukkan bahwa kemerdekaan
Indonesia tercapai karena pejuang kemerdekaan berhasil melakukan pendidikan yang bisa
membangkitkan kualitas mental yang sangat baik pada bangsa kita yang dinamakan
karakter, seperti kepercayaan diri, kegigihan, keberanian, kerelaan berkorban, dan rasa
persatuan dalam kebinekaan. Kesejahteraan suatu bangsa di tentukan oleh karakter warga
negaranya. (Tim Pakar Pendidikan Jati Diri Bangsa, 2011: 24).
Prof . Suyanto Ph.D dalam “Urgensi Pendidikan Karakter “ menyatakan bahwa
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak
menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi
segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
9
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu dilakukan
melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Dengan terobosan kurikulum
yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat
kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan
umat manusia.
D. Kemampuan Matematika Siswa
Katagori kemampuan siswa sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil belajar. Bila
dihadapkan dengan sejumlah siswa maka diantara mereka terdapat siswa yang pandai,
sedang dan lemah, dimana sebagian besar mereka memiliki intelegensi sedang – sedang
saja (normal). Dengan demikian dari sekelompok siswa tersebut, sejumlah siswa berbakat
yang ada berada di atas kelompok sedang yang jumlahnya sama dengan siswa yang tidak
berbakat yang ada di bawah kelompok sedang.
Dengan mengunakan nilai rata-rata hasil belajar siswa , guru dapat mengetahui tingkat
kemampuan matematika siswa. Informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk
memperbaiki strategi belajar mengajar yang dilakukan seorang guru.
Pengaruh hipotetik dapat diduga. Apabila guru berhasil menciptakan suasana dan
proses pembelajaran melalui pendidikan karakter yang mengembirakan dan memotivasi
siswa, semangat belajar siswa akan naik. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan
kemampuan siswa sehingga siswa berpeluang untuk mencapai prestasi akademik yang
lebih tinggi daripada sebelumnya ketika mereka tidak teliti, tidak kreatif, cepat putus asa
dan kurangnya rasa ingin tahu.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasannya
meliputi jenis penelitian, subjek penelitian, prosedur pengumpulan data, proses
pengembangan instrumen pendukung dan prosedur analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan KARAKTER SISWA KELAS II SDN
PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN
KARAKTER dilihat dari kemampuan matematikanya melalui pendidikan karakter. Siswa
tersebut digolongkan menurut kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah
kemudian diberi kuesioner tentang nilai-nilai karekter yang dituntut untuk pelajaran
matematika jenjang SD dan dianalisis secara mendalam dengan mengunakan peta nilai
pendidikan karakter yang meliputi nilai: teliti, kreatif, pantang menyerah dan rasa ingin
tahu. Hasil kuesioner untuk masing-masing kemampuan matematika siswa dikatagorikan
menjadi: Belum Tampak (BT), Mulai Tampak (MT), Mulai Berkembang (MB) dan
Membudaya (MK).
Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang
bersifat eksploratif karena dalam menentukan KARAKTER SISWA KELAS II SDN
PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN
KARAKTER ini berlatar alamiah dengan instrumen utama peneliti sendiri dengan
menggali data sebanyak-banyaknya dari tiap subyek yang terpilih.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berkemampuan matematika
tinggi, sedang dan rendah yang telah mempelajari kompetensi dasar – kompetensi dasar
pada semester 1. Siswa kelas II dipilih sebagai subyek, karena siswa kelas II telah
memiliki kemampuan matematika awal yang cukup memadai. Dalam penelitian ini,
peneliti mengelompokkan subyek berdasarkan kemampuan matematika, sehingga hasil
penelitian ini dapat menggambarkan karakter siswa.
Teknik pemilihan subyek dilakukan dengan melihat kemampuan matematika
berdasarkan rata-rata nilai hasil belajar siswa. Subyek yang berkemampuan matematika
Tinggi (T) adalah siswa memiliki rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa lebih dari
11
sama dengan 80. Subyek yang berkemampuan matematika Sedang (S) adalah siswa
memiliki rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa lebih dari sama dengan 6,5 dan
kurang dari 80. Subyek yang berkemampuan matematika Rendah (R) adalah siswa yang
memiliki rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa kurang dari 6,5.
Pemilihan subyek dalam penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu berdasarkan rata-rata
nilai hasil belajar matematika pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 dan berdasarkan
pada nilai yang mendekati pada rata-rata nilai kelompok. Dari 55 siswa kelas II, dilakukan
pemilihan calon subyek tanpa melihat siswa secara pribadi (subyktif) tetapi murni
berdasarkan kelompok kemampuan matematika. Pada tahap ini siswa dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu yang berkemampuan matematika Tinggi, Sedang dan
Rendah. Diperoleh 7 siswa kelompok kemampuan tingggi (T) dengan nilai rata-rata
kelompok 83, 18 siswa kelompok kemampuan Sedang (S) dengan nilai rata-rata kelompok
69, dan 30 siswa kelompok kemampuan Rendah (R) dengan nilai rata-rata kelompok 51.
Alur pemilihan subyek penelitian dapat dilihat pada diagram berikut :
12
Mulai
Pilih Siswa Sesuai Dengan Batasan Subyek Penelitian
Penetapan kelompok kemampuan matematika siswa
Berhenti
Penetapan Satu siswa Wakil untuk setiap kelompok kemampuan matematika
C. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah salah satu langkah utama dalam penelitian karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa pengumpulan data peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan setting alamiah. Jenis sumber data primer yaitu data
langsung dari sumber data dan data sekunder yaitu data diperoleh dari dokumentasi.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengunakan beberapa metode,
yakni metode dokumentasi dan metode kuesioner.
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas II dan rata-
rata nilai hasil belajar matematika selama satu semester, digunakan untuk menggolongkan
subyek penelitian. Tujuan peneliti mengambil data melalui dokumen-dokumen tersebut,
peneliti ingin mendapatkan data mengenai kemampuan matematika siswa.
2. Metode Kuesioner
Metode kuesioner digunakan untuk mengetahui karakter siswa berkenaan dengan nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa berdasarkan mata pelajaran matematika untuk jenjang
SD ada empat tata nilai yaitu teliti, kreatif, pantang menyerah dan rasa ingin tahu. Kuesioner
dilakukan secara individu. Dari hasil kuesioner berdasarkan kelompok siswa berkemampuan
matematika Tinggi, Sedang dan Rendah akan dikategorikan karakter siswa dalam katagori
Belum Terlihat (BT):1-2, Mulai terlihat (MT): 3, Mulai Berkembang (MB): 4 dan Membudaya
(MK): 5.
D. Prosedur Pengembangan Instrumen Peneliti
Intrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang didukung paket nilai hasil belajar
matematika siswa, paket kuesioner yang berkenaan dengan karakter siswa. Paket nilai hasil
belajar matematika siswa terdiri dari nilai hasil belajar matematika siswa selama satu
semester. Paket kuesioner yang berkenaan dengan karakter siswa yang terdiri dari karekter
teliti, kreatif, pantang menyerah dan rasa ingin tahu.
13
E. Prosedur Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari penyebaran kuesioner, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
(Sugiyono,2010:89)
Sebelum data dianalisis, data perlu diperiksa keabsahannya, salah satu teknik yang
digunakan adalah triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data itu.
Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. (Sugiyono,2010:85). Alasannya karena
peneliti ingin membandingkan data penemuan dengan beberapa teknik pengumpulan data dan
membandingkan dua sumber dalam satu kelompok dengan metode yang sama.
Data kuantitatif , yang diperoleh dari dokumentasi nilai hasil belajar matematika siswa,
dianalisis berdasarkan kemampuan matematika siswa. Sedangkan data kualitatif, berupa
pemberian kuesioner karakter siswa, dianalisis dengan analisis deskriptif, karena dalam
penelitian ini akan didapat data karakter siswa menurut kelompok kemampuan matematika
siswa.
F. Pengujian Kredibilitas Data
Dalam penelitian ini pengujian kredibitas data penelitian dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara
peneliti membaca seluruh cacatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui
kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka,
peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
14
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang
terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan oeneliti akan
semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan
itu benar/dipercaya atau tidak.
2. Triangulasi
Triangulasi yang digunakan dalam pengumpulan data adalah triangulasi waktu. Hal ini
dikarenakan waktu pengumpulan data tersebut tidaksama disesuaikan dengan jadwal
pertemuan dalam KBM.
3. Diskusi teman sejawat
Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan hasil penelitian yang masih
bersifat sementara kepada teman-teman mahasiswa S1. Melalui diskusi ini banyak
pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkenaan dengan data yang belum bisa terjawab,
maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencarikan jawabannya. Dengan demikian data
menjadi semakin lengkap.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. ANALISIS KARAKTER SISWA KEMAMPUAN TINGGI (KMT)
Siswa KMT ini mempunyai nilai rata-rata matematika 84 dan nomor responden
24. Sedangkan hasil pengisian kuesionernya adalah sbb:
+
16
Berdasarkan jawaban respon yang diberikan siswa KMT di atas level kreatif nya
dalam taraf sedang mendekati nilai tiga karena ia memilih posisi netral serta tingkat
penerapannya ke aspek kehidupan relatif kecil.Untuk respon rasa ingin tahu sangat tinggi
mendekati angka lima artinya sudah menjadi kebiasaan dan budayanya. Sedangkan
semangat pantang menyerahnya mulai berkembang menjadi karakternya.
Kesimpulan karakter siswa KMT ini untuk nilai kreatif adalah dalam level Mulai
tampak (MT), nilai rasa ingin tahu dalam level Sudah Membudaya(MK) (, nilai teliti
dalam level Mulai Berkembang(MB), dan nilai pantang menyerah dalam level Mulai
Berkembang(MB)
2. ANALISIS KARAKTER SISWA KEMAMPUAN SEDANG (KMS)
Siswa KMS ini mempunyai nilai rata-rata matematika 69 dan nomor responden
5. Sedangkan hasil pengisian kuesionernya adalah sbb:
17
Berdasarkan jawaban respon yang diberikan siswa KMS di atas level kreatif nya
dalam taraf mendekati tinggi mendekati nilai empat karena ia memilih posisi setuju serta
tingkat penerapannya ke aspek kehidupan relatif bagus (1).Untuk respon rasa ingin tahu
menekati tinggi mendekati angka empat artinya mulai menjadi kebiasaan dan budayanya
dan nilai telitiya 4 atinya mulai menjadi kebiasaan. Sedangkan semangat pantang
menyerahnya mulai berkembang menjadi karakternya.
Kesimpulan karakter siswa KMS ini untuk nilai kreatif adalah dalam level Mulai
Berkembang (MB), nilai rasa ingin tahu dalam level Mulai Berkembang (MB) , nilai
teliti dalam level Mulai Berkembang(MB), dan nilai pantang menyerah dalam level
Mulai Berkembang(MB)
18
3. ANALISIS KARAKTER SISWA KEMAMPUAN RENDAH (KMR)
Siswa KMR ini mempunyai nilai rata-rata matematika 52 dan nomor responden
11. Sedangkan hasil pengisian kuesionernya adalah sbb:
19
Berdasarkan jawaban respon yang diberikan siswa KMR di atas level kreatif nya
dalam taraf kurang mendekati nilai dua serta tingkat penerapannya ke aspek kehidupan
relatif tidak ada.Untuk respon rasa ingin tahu sangat tinggi mendekati angka tiga artinya
mulai terlihat menjadi kebiasaan dan budayanya dan nilai telitinya tiga berarti mulai
terlihat. Sedangkan semangat pantang menyerahnya mulai berkembang menjadi
karakternya.
Kesimpulan karakter siswa KMR ini untuk nilai kreatif adalah dalam level Mulai
Terlihat (MT), nilai rasa ingin tahu dalam level Mulai Terlihat(MT) , nilai teliti dalam
level Mulai Terlihat(MT), dan nilai pantang menyerah dalam level Mulai
Berkembang(MB)
B. PEMBAHASAN
1. Profil Karakter Siswa
Profil karakter siswa adalah suatu deskripsi verbal dan visual dengan grafik atau
diagram yang menggambarkan karakter siswa yaitu watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Pada pembelajaran matematika tingkat SD karakter yang dituntut adalah
1.teliti,
2.kreatif,
3.pantang menyerah dan
4.rasa ingin tahu.
Penilaian yang dilakukan adalah mengunakan katagori belum tampak (BT), mulai
tampak(MT), mulai berkembang(MB) dan membudaya (MK).
2. Kemampuan Matematika
Katagori kemampuan siswa sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil belajar. Bila
dihadapkan dengan sejumlah siswa maka diantara mereka terdapat siswa yang pandai,
sedang dan lemah, dimana sebagian besar mereka memiliki intelegensi sedang – sedang
saja (normal). Dengan demikian dari sekelompok siswa tersebut, sejumlah siswa berbakat
yang ada berada di atas kelompok sedang yang jumlahnya sama dengan siswa yang tidak
berbakat yang ada di bawah kelompok sedang.
Dengan mengunakan nilai rata-rata hasil belajar siswa , guru dapat mengetahui tingkat
kemampuan matematika siswa. Informasi yang diperoleh dapat dijadikan acuan untuk
memperbaiki strategi belajar mengajar yang dilakukan seorang guru.
20
Penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat berfungsi meningkatkan kegiatan belajar
sehingga dapat diharapkan memperbaiki hasil belajar. Disamping itu, penilaian juga
mengacu ke proses belajarnya. Yang dinilai dalam proses belajar itu adalah bagaimana
berpikir langkah-langkah berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
Apabila langkah berpikirnya dalam menyelesaikan masalah benar, menunjukkan proses
belajarnya benar. Dengan demikian, apabila hasil penilaian menunjukkan proses belajar
baik, maka hasil belajarnya pun, walaupun, misalnya pada langkah terakhir dalam
menyelesaikan masalah hasil akhirnya salah.
3. Hubungan antara karakter siswa dengan kemampuan matematika
Apabila guru berhasil menciptakan suasana dan proses pembelajaran melalui
pendidikan karakter yang mengembirakan dan memotivasi siswa, semangat belajar siswa
akan naik. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan kemampuan siswa sehingga siswa
berpeluang untuk mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi daripada sebelumnya
ketika mereka tidak teliti, tidak kreatif, cepat putus asa dan kurangnya rasa ingin tahu.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kualitatif berdasarkan kemampuan matematika melalui
pendidikan karakter maka KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER dapat
disimpulkan bahwa profil karakter berada dalam rentang level mulai tampak, mulai
berkembang dan sudah membudaya.
Adapun profil karakter berdasarkan tingkat kemampuan matematikanya adalah sbb:
1) KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER berdasarkan Kemampuan
Matematika Tinggi melalui pendidikan karakter (KMT).
Karakter siswa KMT ini untuk nilai Kreatif adalah dalam level Mulai tampak (MT),
nilai Rasa Ingin Tahu dalam level Sudah Membudaya(MK) , nilai Teliti dalam level
Mulai Berkembang(MB), dan nilai Pantang Menyerah dalam level Mulai
Berkembang(MB).
2) KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER berdasarkan Kemampuan
Matematika Sedang melalui pendidikan karakter (KMS).
Karakter siswa KMS untuk nilai Kreatif adalah dalam level Mulai Berkembang
(MB), nilai Rasa Ingin Tahu dalam level Mulai Berkembang (MB) , nilai Teliti dalam
level Mulai Berkembang(MB), dan nilai Pantang Menyerah dalam level Mulai
Berkembang(MB)
22
3) KARAKTER SISWA KELAS II SDN PATI LOR 02 DENGAN KEMAMPUAN
MATEMATIKA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER berdasarkan Kemampuan
Matematika Rendah melalui pendidikan karakter (KMR).
Karakter siswa KMR untuk nilai Kreatif adalah dalam level Mulai Tampak (MT),
nilai Rasa Ingin Tahu dalam level Mulai Tampak(MT) , nilai Teliti dalam level Mulai
Tampak(MT), dan nilai Pantang Menyerah dalam level Mulai Berkembang(MB)
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
1) Menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah pengetahuan guru mengenai profil
karakter siswa yang diajarnya.
2) Menggunakan hasil penelitian ini untuk mengembangkan rencara pelaksaaan
pembelajaran matematika yang berbasis pada pendidikan budaya dan karakter bangsa .
3) Menggunakan hasil penelitian ini untuk mengembangkan perangkat dan media
pembelajaran mata pelajaran matematika melalui pendidikan karakter .
4) Peneliti lain dapat menyempurnakan dengan penelitian serupa dengan memperhatikan
kelemahan-kelemahan penelitian ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hidayatullah, M.Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Moleong, Lexy. 2005. PMetodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Percetakan Rosdakarya.
Mulyana, Yoyo dkk. 2011. Pendidikan Karakter Di Sekolah dari Gagasan ke Tindakan, Seri Pendidikan Karakter Yayasan Jati Diri Bangsa. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian kualitatif kuantitatif dan R&B. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Widiyanto,Ibnu. 2008. Pointers Metodologi Penelitian. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
24